Anda di halaman 1dari 103

503 – TL – 20/21

ANALISIS TIMBULAN DAN KOMPOSISI SAMPAH


PERUMAHAN DAN NON PERUMAHAN DI
KECAMATAN MARANGKAYU KABUPATEN
KUTAI KARTANEGARA

SKRIPSI

Oleh:

KHALID RASYID
1809045032

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MULAWARMAN

SAMARINDA
2022
ANALISIS TIMBULAN DAN KOMPOSISI SAMPAH
PERUMAHAN DAN NON PERUMAHAN DI
KECAMATAN MARANGKAYU KABUPATEN
KUTAI KARTANEGARA

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan


Pada Program Studi Strata 1 Teknik Lingkungan,
Fakultas Teknik, Universitas Mulawarman

Oleh:

KHALID RASYID
1809045032

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MULAWARMAN

SAMARINDA
2022
i
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi dengan judul:

ANALISIS TIMBULAN DAN KOMPOSISI SAMPAH PERUMAHAN DAN NON


PERUMAHAN DI KECAMATAN MARANGKAYU KABUPATEN KUTAI
KARTANEGARA

Yang dibuat sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan pada Program
Studi S1 Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik, Universitas Mulawarman, sejauh ini
yang saya ketahui bukan merupakan tiruan atau duplikasi dari skripsi yang sudah
dipublikasi dan atau pernah dipakai untuk mendapatkan gelar kesarjanaan di lingkungan
Universitas Mulawarman maupun Perguruan Tinggi ataupun instansi manapun, kecuali
bagian sumber informasinya dicantumkan sebagaimana mestinya.

Samarinda, 18 Juli 2022

(Khalid Rasyid)
NIM. 1809045032

ii
ANALISIS TIMBULAN DAN KOMPOSISI SAMPAH
PERUMAHAN DAN NON PERUMAHAN DI
KECAMATAN MARANGKAYU KABUPATEN
KUTAI KARTANEGARA

Oleh:
Khalid Rasyid
1809045032

Telah diujikan pada tanggal 18 Juli 2022 dan dinyatakan telah


memenuhi syarat

Samarinda, 25 Juli 2022

Disahkan oleh:

Pembimbing I, Pembimbing II,

Ir. Muhammad Busyairi, S. T., M.Sc., IPM. Ir. Fahrizal Adnan, S. T., M.Sc.
NIP. 19841210 200912 1 004 NIP. 19880726 201903 1 010

Mengetahui,
Dekan Fakultas Teknik
Universitas Mulawarman

Ir. Muhammad Dahlan Balfas, S. T., M.T., IPU.


NIP. 19710102 199512 1 001
iii
Skripsi ini untuk diri saya sendiri, Ibu dan Bapak serta seluruh keluarga dan juga
teman- teman Teknik Lingkungan angkatan 2018 yang membuat semua ini menjadi
mungkin.
Terimakasih, sudah berjuang untuk saya, Bu, Pak.
iv
Khalid Rasyid Dosen Pembimbing
Nim 18090450232 I. Ir. Muhammad Busyairi, S. T., M.Sc., IPM.
Program Studi S1 Teknik Lingkungan II. Ir. Fahrizal Adnan, S. T., M.Sc.

ANALISIS TIMBULAN DAN KOMPOSISI SAMPAH PERUMAHAN DAN NON


PERUMAHAN DI KECAMATAN MARANGKAYU
KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

ABSTRAK

Marangkayu merupakan sebuah Kecamatan yang terletak di wilayah pesisir Kabupaten


Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Secara geografis Kecamatan Marang Kayu
memiliki luas wilayah mencapai 866,20 km2 dengan jumlah penduduk sebanyak 29.609
Jiwa. Berdasarkan jumlah penduduk maka pemerintah Kecamatan Marangkayu perlu
melakukan pengelolaan sampah secara serius karena timbulan sampah yang dihasilkan
dipastikan akan semakin bertambah. Tempat Penampungan Sementara (TPS) di
Kecamatan Marangkayu yang tidak tersedia sehingga masyarakat membuang sampah
dilahan tanah kosong akhirnya tidak dapat menampung laju timbulan sampah karena
sampah yang dihasilkan telah melebihi kapasitas lahan tersebut. Oleh karena itu, untuk
meminimalisir dampak timbulan sampah yang meningkat perlu dilakukan implementasi
pengelolaan sampah, salah satunya dengan cara melakukan Penentuaan Tempat
Pengolahan Sampah reuse, reduce, recycle (TPS-3R).

Pada penelitian ini, pengambilan sampel sampah mengacu SNI 19-3964-1994 dengan
objek penelitian berupa sampah domestik dari perumahan dengan klasifikasi rumah
permanen, semi permanen dan non permanen serta sampel sampah non perumahan.
Sampah yang telah dikumpulkan kemudian akan dipilah menjadi sampah organik, non
organik, sampah B3, dan juga sampah residu, kemudian dilakukan penimbangan dan
juga pengukuran volume menggunakan kotak volume.

Pada penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa timbulan sampah pada tahun 2021 di
Kecamatan Marangkayu di dapatkan berat rata-rata sebesar 0,0769 Kg/jiwa/hari dengan
volume 0,0015 m3/jiwa/hari. Sehingga pada tahun 2021 dengan jumlah populasi sebesar
26.934 didapatkan berat timbulan sampah sebesar 2.341,5 Kg/hari dengan volume 39,55
m3/hari. Pada tahun 2032 mengalami peningkataan yang cukup signifikan di karenakan
jumlah populasi pada tahun 2032 semakin meningkat dengan jumlah penduduk menjadi
31.008 jiwa, sehingga untuk berat sampah yang dihasilkan sebesar 2.695,4 Kg/hari
dengan volume 45,53 m3/hari. Oleh karna itu salah satu implementasi dalam
pengelolaan sampah yaitu dengan melakukan Penentuaan Tempat Pengolahan Sampah
reuse, reduce, recycle (TPS-3R). Upaya untuk mengurangi sampah sejak dari
sumbernya pada skala komunal.

Kata Kunci: Sampah, Pengelolaan Sampah, TPS-3R

v
Khalid Rasyid Preceptors
NIM 1809045032 I. Ir. Muhammad Busyairi, S. T., M.Sc., IPM.
Bachelor of Environmental Engineering II. Ir. Fahrizal Adnan, S. T., M.Sc.

ANALYSIS OF GENERATION AND COMPOSITION RUBBISH HOUSING


AREA AND NON-RESIDENTIAL IN MARANGKAYU SUBDISTRICT
KUTAI KARTANEGARA DISTRICT

ABSTRACT

Marangkayu is a sub-district located in the coastal area of Kutai Kartanegara Regency,


East Kalimantan. Geographically, Marang Kayu District has an area of 866.20 km2
with a population of 29,609 people. Based on the population, the Marangkayu District
government needs to take waste management seriously because the amount of waste
generated will certainly increase. Temporary Shelters in Marangkayu Sub-district are
not available so that people throw their garbage on vacant land in the end, they cannot
accommodate the rate of waste generation because the waste generated has exceeded
the capacity of the land. Therefore, to minimize the impact of increasing waste
generation, it is necessary to implement waste management, one of which is by
determination of Waste Management Site.

In this study, waste sampling refers to SNI 19-3964-1994 with the object of research in
the form of domestic waste from housing with the classification of permanent, semi-
permanent and non-permanent houses and samples of non-residential waste. The
collected waste will then be separated into organic, non-organic, B3 waste, and
residual waste, then weigh and also measure the volume using a volume box.

In this study, it can be concluded that the waste generation in 2021 in Marangkayu
Subdistrict has an average weight of 0.0869 Kg/person/day with a volume of 0.0015
m3/person/day. So that in 2021 with a population of 26,934, the weight of waste
generation is 2,341.5 Kg/day with a volume of 39.55 m3/day. In 2032 there was a
significant increase because the population in 2032 was increasing with a population of
31,008 people, so the weight of waste produced was 2,695.4 Kg/day with a volume of
45.53 m3/day. Therefore, one of the implementations in waste management is by
determination of Waste Management Site, using the concept of reducing, reusing, and
recycling, an effort to reduce waste from the source on a communal scale.

Keywords: Waste, Waste Management, TPS-3R

vi
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan rahmat dan hidayah-
Nya, tidak lupa juga untuk mengucapkan shawalat serta salam kepada Rasulullah SAW
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi dengan judul
“Analisis Timbulan Dan Komposisi Sampah Perumahan Dan Non Perumahan Di
Kecamatan Marangkayu Kabupaten Kutai Kartanegara”. Penulis berharap
proposal skripsi ini dapat membantu penelitian-penelitian selanjutnya. Selama membuat
skripsi ini penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan ini untuk itu
penulis mengharapkan saran dan kritik yang objektif serta bertujuan untuk
menyempurnakan skripsi ini.

Dalam pelaksanaan penelitian hingga penyusunan laporan, penulis telah banyak dibantu
oleh berbagai pihak, sehingga penulis ingin menyampaikan terima kasih, yaitu kepada:
1. Bapak Ir. Muhammad Dahlan Balfas, S. T., M.T., IPU. selaku Dekan Fakultas
Teknik Universitas Mulawarman.
2. Bapak Ir. Fahrizal Adnan, S. T., M.Sc. selaku Plt. Ketua Program Studi S1 Teknik
Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Mulawarman.
3. Bapak dosen pembimbing I Bapak Ir. Muhammad Busyairi, S. T., M.Sc., IPM dan
Bapak dosen pembimbing II Bapak Ir. Fahrizal Adnan, S. T., M.Sc.
4. Bapak dosen penguji I Bapak Dr. Yunianto Setiawan, S.Si., M.Si. dan Bapak dosen
penguji II Bapak Dr. Ir. Abdul Kahar, S. T., M.Si.
5. Orang tua penulis yang senantiasa memberikan doa dan dukungan.
6. Staff Fakultas Teknik yang selama ini membantu dalam hal pengurusan
administrasi untuk penilitian ini.
7. Dian Aprilia, S. T, M. Andrie Fahreza Rakhman, S. T, Muhammad Rizky Ali, Rafli
Ar ajri, Muhammad Ripky Adelani, Muhammad Aditya Pratama, Zahrul Yafi yang
selalu mendukung penulis.
8. Teman-teman S1 Teknik Lingkungan angkatan 2018 yang senantiasa membantu
dan memberi semangat.
9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

vii
Semoga dengan adanya skripsi ini bisa bermanfaat dan berguna dalam menambah
wawasan kita semua untuk menjaga dan berperan aktif dalam melestarikan lingkungan
dan semakin intensif menjaga kesehatan.

Samarinda, 18 Juli 2022

Penulis

viii
DAFTAR ISI

halaman
HALAMAN JUDUL ........................................................................................................ i
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI........................................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................................ iii
HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................................... iv
ABSTRAK ....................................................................................................................... v
ABSTRACK ..................................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR ................................................................................................... vii
DAFTAR ISI .................................................................................................................. ix
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ......................................................................................................... xii
DAFTAR RUMUS ....................................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................ xiv

BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ...................................................................................................... 1


1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................. 4
1.3 Tujuan Penelitian .................................................................................................. 4
1.4 Batasan Masalah ................................................................................................... 4
1.5 Manfaat Penelitian ................................................................................................ 5
1.6 Sistematika Penulisan ........................................................................................... 5

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................................... 7

2.1 Sampah .................................................................................................................. 7


2.1.1 Sumber Sampah .................................................................................................... 9
2.1.2 Karakteristik dan jenis Sampah........................................................................... 14
2.1.3 Komposisi Sampah ............................................................................................. 17
2.1.4 Manfaat Komposisi Sampah ............................................................................... 18
2.1.5 Timbulan Sampah ............................................................................................... 19
2.2 Pengelolaan Sampah ........................................................................................... 21
2.2.1 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Masalah Sampah ........................................ 25
2.2.2 Tempat Pengolahan Sampah reuse, reduce, recycle (TPS-3R) .......................... 27
2.3 Penelitian Terdahulu ........................................................................................... 29

BAB 3 METODE PENELITIAN ................................................................................. 31

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ............................................................................. 31


3.1.1 Waktu Penelitian ................................................................................................. 31
3.1.2 Tempat Penelitian ............................................................................................... 31
3.1.3 Variabel Penelitian .............................................................................................. 31
3.1.4 Variabel Bebas .................................................................................................... 31
3.1.5 Variabel Terikat .................................................................................................. 32
3.2 Tahap Persiapan .................................................................................................. 32
ix
3.2.1 Ide Studi .............................................................................................................. 32
3.2.2 Studi Literatur ..................................................................................................... 32
3.3 Alat dan Bahan Penelitian ................................................................................... 33
3.3.1 Alat Penelitian ..................................................................................................... 33
3.3.2 Bahan Penelitian ................................................................................................. 34
3.4 Pengumpulan Data .............................................................................................. 34
3.4.1 Lokasi Pengambilan Data ................................................................................... 34
3.4.2 Jumlah Data dan Perhitungan jumlah sampel ..................................................... 35
3.4.3 Kriteria Perumahan dan non Perumahan ............................................................ 38
3.4.4 Frekwensi Pengambilan Contoh ......................................................................... 39
3.4.5 Pengukuran dan Perhitungan .............................................................................. 39
3.4.6 Cara Kerja Pengambilan dan Pengukuran Sampah............................................. 40
3.4.7 Tahap Pengumpulan Data Sekunder ................................................................... 43
3.4.8 Analisis dan Pengolahan Data............................................................................. 43
3.4.9 Proyeksi Penduduk .............................................................................................. 43
3.5 Diagram Alir Penelitian ...................................................................................... 45

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................................... 46

4.1 Analisis Hasil Timbulan Sampah Kecamatan Marangkayu ............................... 46


4.2 Komposisi Sampah Perumahan dan Non Perumahan ......................................... 48
4.2.1 Komposisi Berat dan Volume Timbulan Sampah Perumahan............................ 48
4.2.2 Komposisi Berat dan Volume Timbulan Sampah Non Perumahan .................... 51
4.2.3 Komposisi Berat Timbulan Sampah dan Volume Timbulan sampah
Perhari Perumahan dan Non Perumahan ............................................................ 54
4.3 Penentuan Tempat Pengolahan Sampah reuse, reduce, recycle (TPS-3R) ........ 57

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................................... 64

5.1 Kesimpulan ......................................................................................................... 64


5.2 Saran.................................................................................................................... 65

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 68


LAMPIRAN-LAMPIRAN ........................................................................................... 72

x
DAFTAR GAMBAR

halaman
Gambar 3.5 Diagram Alir Penelitian ............................................................................. 45
Gambar 4.2 Grafik Komposisi Sampah Perumahan dan Non Perumahan .................... 58
Gambar 4.2 Grafik Perbandingan Berat Sampah Tahun 2021 dengan Tahun 2032 ..... 62
Gambar 4.3 Grafik Perbandingan Volume Sampah Tahun 2021 dengan Tahun 2032 . 62
Gambar 4.4 Grafik Perbandingan Berat Sampah Menurut Komposisi Sampah
Pada Tahun 2021 dengan Tahun 2032 ...................................................... 63
Gambar 4.5 Grafik Perbandingan Volume Menurut Komposisi Sampah Pada
Tahun 2021 dengan Tahun 2032 ............................................................... 63

xi
DAFTAR TABEL

halaman
Tabel 2.3 Penelitian Terdahulu .................................................................................. 29
Tabel 3.1 Klasifikasi Kota Berdasarkan Jumlah penduduk, Jumlah Contoh Jiwa
dan KK ....................................................................................................... 36
Tabel 3.2 Jumlah Contoh Timbulan Sampah Dari Non Perumahan ......................... 39
Tabel 4.1 Analisis Berat Timbulan Sampah Perumahan ........................................... 47
Tabel 4.2 Analisis Berat Timbulan Sampah Non Perumahan ................................... 48
Tabel 4.3 Rata-Rata Berat dan Volume Timbulan Sampah Perumahan dan
Non Perumahan Perhari ............................................................................. 49
Tabel 4.4 Total Berat Timbulan Sampah Organik Perhari (Kg) Perumahan ............ 50
Tabel 4.5 Total Berat Timbulan Sampah Anorganik Perhari (Kg) Perumahan ........ 50
Tabel 4.6 Total Berat Timbulan Sampah B3 Perhari (Kg) Perumahan ..................... 51
Tabel 4.7 Total Berat Timbulan Sampah Residu Perhari (Kg) Perumahan .............. 51
Tabel 4.8 Total Volume Komposisi Timbulan Sampah Perumahan ......................... 52
Tabel 4.9 Total Berat Timbulan Sampah Organik Perhari (Kg) Non Perumahan..... 53
Tabel 4.10 Total Berat Timbulan Sampah Anorganik Perhari (Kg) NonPerumahan.. 53
Tabel 4.11 Total Berat Timbulan Sampah B3 Perhari (Kg) Non Perumahan ............. 54
Tabel 4.12 Total Berat Timbulan Sampah Residu Perhari (Kg) Non Perumahan....... 55
Tabel 4.13 Total Volume Komposisi Timbulan Sampah Non Perumahan ................. 55
Tabel 4.14 Rata-Rata Berat Komposisi Timbulan Sampah Perumahan dan
Non Perumahan ......................................................................................... 57
Tabel 4.15 Rata-Rata Volume Komposisi Timbulan Sampah Perumahan dan
Non Perumahan ......................................................................................... 59
Tabel 4.16 Hasil Akhir Total Timbulan Sampah Berdasarkan Komposisi
Sampah Pada Tahun 2021 ......................................................................... 59
Tabel 4.17 Proyeksi Penduduk Kecamatan Marangkayu Tahun 2021-2032 .............. 60
Tabel 4.18 Proyeksi Jumlah Sampah di Tahun 2021 dan 2032 ................................... 61
Tabel 4.19 Proyeksi Timbulan Sampah Kecamatan Marangkayu Menurut
komposisi di Tahun 2032 .......................................................................... 62

xii
DAFTAR RUMUS

halaman
Rumus 2.1 Pengukuran Data Komposisi Sampah ....................................................... 18
Rumus 3.1 Persamaan Untuk Perhitungan sampel jiwa dan kepala keluarga ............. 35
Rumus 3.2 Persamaan Untuk Perhitungan jumlah keluarga yang disampling ............ 35
Rumus 3.3 Persamaan Untuk Perhitungan jumlah Sampel Non Perumahan............... 36
Rumus 3.4 Persamaan Untuk Pengukuran Massa Timbulan Sampah ......................... 40
Rumus 3.5 Persamaan Untuk Pengukuran Volume Timbulan Sampah ...................... 40
Rumus 3.6 Persamaan Untuk Pengukuran Massa Jenis Timbulan Sampah ................ 41

xiii
DAFTAR LAMPIRAN

halaman
Lampiran 1 Perhitungan Timbulan Sampah ............................................................... 70
Lampiran 2 Perhitungan Proyeksi Penduduk dan Proyeksi Timbulan Sampah ......... 78
Lampiran 3 Dokumentasi Lapangan ........................................................................... 82

xiv
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menurut laporan Kajian Lingkungan Hidup Strategis Rencana Pembangunan Jangka


Menengah Daerah Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2021-2026, salah satu isu
permasalahan yang terjadi di Kabupaten Kutai Kartanegara yaitu permasalahan sampah.
Pengelolaan sampah yang dilakukan oleh Sebagian besar masyarakat di Kabupaten
Kutai Kartanegara secara umum yaitu dengan cara dikumpulkan di pekarangan,
kemudian dibakar, atau masyarakat membuat lubang untuk tempat pembuangan
sampahnya. Selain dengan cara dibakar atau dibuang di lubang sampah, ada juga
diantaranya yang membuang sampah langsung ke selokan atau sungai atau bahkan ke
laut. Hal ini terjadi dikarenakan frekuensi dan cakupan layanan persampahan yang
masih terbatas yang disebabkan oleh terbatasnya sarana-prasarana pengangkutan yang
dimiliki Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara. Kabupaten Kutai Kartanegara
memilih cakupan pelayanan pengelolaan persampahan oleh Bidang Kebersihan Dinas
Lingkungan Hidup dan Perumahan hanya sekitar 13,6% untuk seluruh wilayah
Kabupaten. Yang dimana Persentase sampah yang berserakan atau tidak terangkut
disekitar lingkungan permukiman sejumlah 45,3%.

Marangkayu merupakan sebuah Kecamatan yang terletak di wilayah pesisir Kabupaten


Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Secara geografis Kecamatan Marang Kayu
terletak antara 117º 06' BT – 117º 30' BT dan 0 º 13' LS – 0 º 07' LS dengan luas
wilayah mencapai 866,20 km2 dengan jumlah penduduk sebanyak 29.609 Jiwa. Secara
administratif Kecamatan Marang kayu terdiri dari 11 Desa yaitu, Desa Bunga Putih,
Desa Kersik, Desa Makarti, Desa Perangat Baru, Desa Perangat Selatan, Desa Sambera
Baru, Desa Santan Ilir, Desa Santan Tengah, Desa Santan Ulu, Desa Sebuntal, dan Desa
Semangkok. Berdasarkan jumlah penduduk maka pemerintah Kecamatan Marangkayu
perlu melakukan pengelolaan sampah secara serius karena timbulan sampah yang
dihasilkan dipastikan akan semakin bertambah. Tempat Penampungan Sementara (TPS)

1
di Kecamatan Marangkayu yang tidak tersedia sehingga masyarakat membuang sampah
pdilahan tanah kosong akhirnya tidak dapat menampung laju timbulan sampah karena
sampah yang dihasilkan telah melebihi kapasitas lahan tersebut, oleh karna itu perlu
dilakukan pengelolaan sampah lebih lanjut di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA), tetapi
permasalahan yang ada di Kecamatan Marang kayu adalah tidak tersedianya Tempat
Pemrosesan Akhir TPA.

Menurut Undang-Undang No. 18 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, pada pasal 1
dalam Undang-Undang ini sampah didefinisikan sebagai sisa kegiatan sehari-hari
manusia atau proses alam yang berbentuk padat. Sampah merupakan salah satu hal yang
tidak terlepas dari kegiatan sehari-hari manusia seperti kegiatan domestik, institusi,
perkantoran, perdagangan, dan industri. Komposisi sampah merupakan penggambaran
dari masing-masing komponen yang terdapat dalam buangan padat dan distribusinya,
biasanya dinyatakan dalam persen berat. Tipikal komposisi sampah antara lain yaitu
sisa makanan, kertas, kardus, plastik, kain, karet, kulit, sampah halaman, kayu, kaca,
kaleng, aluminium, logam, debu dan lain-lain (%) (Tchobanoglous et al, 2013).
Komposisi sampah padat dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain adalah sumber
dari mana sampah tersebut berasal seperti aktivitas penduduk, sistem pengumpulan dan
pembuangan yang digunakan, sampah yang dibuang sendiri atau dibakar, dipengaruhi
oleh geografi, waktu, sosial ekonomi, musim/iklim, kebiasaan masyarakat dan
teknologi.

Timbulan sampah didefinisikan sebagai volume sampah atau berat sampah yang di
hasilkan dari jenis sumber sampah diwilayah tertentu per-satuan waktu (Departemen
PU, 2004). Timbulan sampah adalah sampah yang dihasilkan dari sumber sampah (SNI,
1995). Timbulan sampah sangat diperlukan untuk menentukan dan mendesain peralatan
yang digunakan dalam transportasi sampah, fasilitas recovery material, dan fasilitas
Lokasi Pembuangan Akhir (LPA) sampah. Karakteristik sampah dibagi menjadi 3
bagian yaitu sampah organik, sampah anorganik, dan sampah B3. Sampah organik
(berasal dari makhluk hidup, baik manusia, hewan maupun tumbuhan). Sampah
anorganik merupakan yang bukan berasal dari makhluk hidup, tetapi dapat berasal dari
bahan yang bisa didaur ulang (recycle) dan B3 (bahan berbahaya dan beracun) Sampah
B3 merupakan jenis sampah yang dikategorikan beracun dan berbahaya bagi manusia.
2
Umumnya sampah jenis ini mengandung merkuri contohnya seperti kaleng bekas cat
atau minyak wangi.

Menurut SNI 19-3964-1994 sumber sampah berasal dari berbagai aktifitas manusia dan
fasilitas yang tersedia. Sumber sampah perumahan merupakan sampah yang berasal dari
pemukiman. Sampah ini terdiri dari bahan padat hasil kegiatan rumah tangga yang
sudah dipakai dan dibuang, sumber sampah perumahan ada 3 yaitu rumah permanen,
rumah semi permanen dan rumah non permanen. Penjelasan mengenai klasifikasi
sumber sampah perumahan golongan adalah rumah permanen memiliki ciri dinding
bangunannya dari tembok, berlantai semen atau keramik dan atapnya berbahan genteng.
Sedangkan rumah semi permanen memiliki ciri dinding bangunannya sebagian tembok
dan setengah bambu/kayu, atapnya terbuat dari seng, genteng maupun asbes. Rumah
nonpermanen memiliki ciri dinding bangunannya kayu, bambu, dan tidak berlantai/tidak
berkeramik, atap rumahnya dari seng dan asbes (Busyairi, 2015). Adapun Sumber
sampah non-perumahan yaitu perkantoran, toko/ruko, pasar, sekolah, jalan, hotel,
restoran, dan fasilitas umum lainnya.

Pengkomposan merupakan suatu teknik pengolahan limbah padat yang mengandung


bahan organik biodegradable (dapat diuraikan mikroorganisme). Selain menjadi pupuk
organik maka kompos juga dapat memperbaiki struktur tanah, memperbesar
kemampuan tanah dalam menyerap air dan menahan air serta zat-zat hara lain.
Pengkomposan alami akan memakan waktu yang relatif lama, yaitu sekitar 2-3 bulan
bahkan 6-12 bulan. Pengkomposan dapat berlangsung dengan fermentasi yang lebih
cepat dengan bantuan mikro organisme (Subandriyo dkk, 2012).

Penyelenggaraan TPS-3R merupakan pola pendekatan pengelolaan persampahan pada


skala komunal atau kawasan, dengan melibatkan peran aktif dari pemerintah dan
masyarakat, melalui pendekatan pemberdayaan masyarakat yang berdampak positif
terhadap masyarakat yang berpenghasilan rendah dan/atau yang tinggal di permukiman
yang padat dan kumuh. Pada prinsipnya, penyelenggaraan TPS-3R diarahkan dengan
menggunakan konsep reduce (mengurangi), reuse (menggunakan kembali), dan recycle
(daur ulang), dimana dilakukan upaya untuk mengurangi sampah sejak dari sumbernya

3
pada skala komunal atau kawasan, untuk mengurangi beban sampah yang harus diolah
secara langsung di TPA sampah (Dirjen Cipta Karya, 2017).

Oleh karena itu, tujuan pada penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hasil
perhitungan berat dan volume timbulan sampah pada tahun 2021 dan 2032, untuk
mengetahui potensi dari timbulan sampah pada tahun 2032 berdasarkan perhitungan
proyeksi penduduk sebagai dasar Penentuaan Tempat Pengolahan Sampah reuse,
reduce, recycle (TPS-3R) di Kecamatan Marangkayu Kabupaten Kutai Kartanegara.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut:


1. Berapa hasil perhitungan berat dan volume timbulan sampah pada tahun 2021 dan
2032 di Kecamatan Marangkayu Kabupaten Kutai Kartanegara.
2. Bagaimana potensi dari timbulan sampah pada tahun 2032 berdasarkan perhitungan
proyeksi penduduk sebagai dasar Penentuaan Tempat Pengolahan Sampah reuse,
reduce, recycle (TPS-3R) di Kecamatan Marangkayu Kabupaten Kutai
Kartanegara.

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:


1. Mengetahui hasil perhitungan berat dan volume timbulan sampah pada tahun 2021
dan 2032 di Kecamatan Marangkayu Kabupaten Kutai Kartanegara.
2. Mengetahui potensi dari timbulan sampah pada tahun 2032 berdasarkan
perhitungan proyeksi penduduk sebagai dasar Penentuaan Tempat Pengolahan
Sampah reuse, reduce, recycle (TPS-3R) di Kecamatan Marangkayu Kabupaten
Kutai Kartanegara.

1.4 Batasan Masalah

Adapun batasan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

4
1. Lokasi atau obyek yang menjadi tempat penelitian yaitu di Kecamatan Marangkayu
Kabupaten Kutai Kartanegara.
2. Penelitian yang dilakukan di Kecamatan Marangkayu Kabupaten Kutai Kartanegara
ini mengacu pada SNI 19-3964-1994 tentang Metode pengambilan dan pengukuran
contoh timbulan dan komposisi sampah perkotaan.
3. Pengambilan contoh sampel dilakukan dalam 8 hari berturut-turut pada lokasi yang
sama dengan menggunakan metode secara acak strata.
4. Penelitian ini adalah menganalisis timbulan dan komposisi serta jenis sampah di
Kecamatan Marangkayu Kabupaten Kutai Kartanegara.
5. Objek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah data timbulan dan
komposisi sampah perumahan dan non perumahan di Kecamatan Marangkayu
Kabupaten Kutai Kartanegara.
6. Proyeksi penduduk menggunakan metode matematik.
7. Penentuaan Tempat Pengolahan Sampah reuse, reduce, recycle (TPS-3R) dilakukan
dengan acuan data timbulan dan komposisi sampah di Kecamatan Marangkayu
Kabupaten Kutai Kartanegara.

1.5 Manfaat Penelitian

1. Memberikan wawasan, referensi ilmiah dan informasi pada penelitian selanjutnya


yang berkaitan dengan Analisis Timbulan dan Komposisi Sampah Perumahan dan
Non Perumahan.
2. Mengembangkan dan mengaplikasikan ilmu pengetahuan dalam bidang teknik
lingkungan yang telah didapatkan selama perkuliahan.
3. Memberikan data konkrit terkait data timbulan dan komposisi sampah yang
didapatkan untuk Penentuaan Tempat Pengolahan Sampah reuse, reduce, recycle
(TPS-3R) di Kecamatan Marangkayu Kabupaten Kutai Kartanegara.

1.6 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan proposal skripsi adalah sebagai berikut:


Sistematika penulisan skrisi terdiri dari bagian-bagian sebagai berikut:

5
1. Bab 1 Pendahuluan
Bab ini merupakan pengantar evaluasi yang meliputi latar belakang, rumusan
masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, manfaat penelitian dan sistematika
penulisan.
2. Bab 2 Tinjauan Pustaka
Bab ini menjelaskan tentang konsep dan prinsip dasar yang diperlukan untuk
memecahkan suatu permasalahan yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan.
3. Bab 3 Metode Penelitian
Metode penelitian ini berisi tentang uraian mengenai objek penelitian, alat dan
bahan, prosedur penelitian, rancangan penelitian, diagram alir penelitian, variabel
dan data yang dikaji, serta pengamatan yang dilakukan.
4. Bab 4 Hasil dan Pembahasan
Bab ini memuat hasil penelitian dan pembahasan riset dan analisis dari riset yang
bersifat terpadu.
5. Bab 5 Kesimpulan dan Saran
Bab ini berisi tentang kesimpulan yang memuat pernyataan singkat dari hasil
analisis penelitian dan saran yang mungkin dapat diterapkan sesuai kondisi
wilayah, serta memberikan rekomendasi untuk penelitian selanjutnya.
6. Daftar Pustaka
Meliputi daftar sumber dan literatur yang digunakan sebagai acuan selama
pelaksanaan, penulisan dan pengumpulan bahan hipotesis dalam penyusunan
laporan.

6
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Sampah

Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu
proses. Sampah didefinisikan oleh manusia menurut derajat keterpakaiannya, dalam
proses-proses alam sebenarnya tidak ada konsep sampah, yang ada hanya produk-
produk yang dihasilkan setelah dan selama proses alam tersebut berlangsung. Akan
tetapi karena dalam kehidupan manusia didefinisikan konsep lingkungan maka sampah
dapat dibagi menurut jenis-jenisnya. Terdapat bergaam definisi terkait sampah adalah
bahan yang tidak mempunyai nilai atau tidak berharga untuk maksud biasa atau utama
dalam pembikinan atau pemakaian barang rusak atau bercacat dalam pembikinan
manufaktur atau materi berkelebihan atau ditolak atau buangan. Sampah adalah suatu
bahan yang terbuang atau dibuang dari sumber hasil aktivitas manusia maupun proses
alam yang belum memiliki nilai ekonomis (Yudiyanto dkk, 2019).

Undang-undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, pada pasal 1


disebutkan sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia atau proses alam yang
berbentuk padat atau semi padat berupa zat organik atau anorganik bersifat dapat terurai
yang dianggap sudah tidak berguna lagi dan dibuang ke lingkungan. Kodoatie
(2005:216) mendefinisikan sampah adalah limbah atau buangan yang bersifat padat,
setengah padat yang merupakan hasil sampingan dari kegiatan perkotaan atau siklus
kehidupan manusia, hewan, maupun tumbuh-tumbuhan. Sementara menurut SK SNI T-
13-1990 F, yang dimaksud dengan sampah adalah limbah yang bersifat padat terdiri dari
zat organik dan anorganik yang dianggap tidak berguna lagi dan harus dikelola agar
tidak membahayakan lingkungan dan melindungi investasi bangunan (Lolo dan
Cahyanti, 2013).

Sampah merupakan bahan buangan yang dianggap tidak berguna lagi namun perlu
dikelola agar tidak membahayakan lingkungan dan kesehatan masyarakat. Sampah

7
(limbah padat) adalah segala bentuk limbah yang ditimbulkan dari kegiatan manusia
maupun binatang yang biasanya berbentuk padat dan secara umum sudah dibuang, tidak
bermanfaat atau tidak dibutuhkan lagi (Tchobanoglous, 1993). Berdasarkan target
Millenium Development Goals (MDGs) pada tahun 2015 tingkat pelayanan
persampahan ditargetkan mencapai 80%. Namun di Indonesia berdasarkan data BPS
hanya 41,28% sampah yang dibuang ke tempat pembuangan sampah (TPA), dibakar
sebesar 35,59%, dibuang ke sungai 14,01%, dikubur sebesar 7,79% dan hanya 1,15%
yang diolah sebagai kompos (Rahayu dan Sukmono, 2013).

Menurut SNI 19-2454-2002 tentang Tata Cara Teknik Operasional Pengelolaan Sampah
Perkotaan, sampah adalah limbah yang bersifat padat terdiri dari bahan organik dan
bahan anorganik yang dianggap tidak berguna lagi dan harus dikelola agar tidak
membahayakan lingkungan dan melindungi investasi pembangunan. Oleh karna itu
perlu adanya perencanaan mengenai daerah pelayanan, tingkat pelayanan, teknik
operasional berupa pewadahan sampah, pengumpulan sampah, pemindahan sampah,
pengangkutan sampah, pengolahan dan pemilahan sampah, pembuangan akhir sampah.
Sumber sampah yang terbanyak dari pemukiman dan pasar tradsional. Sampah pasar
relatif seragam yaitu 95% berupa sampah organik, sedangkan sampah yang berasal dari
pemukiman umumnya sangat beragam, minimal 75% terdiri dari sampah organik dan
sisanya anorganik.

Berdasarkan Undang-Undang No.18 Tahun 2008 pada pasal 1, sampah didefinisikan


sebagai sisa kegiatan sehari-hari manusia atau proses alam yang berbentuk padat.
Sampah sebagai sisa-sisa bahan yang ditinjau dari segi sosial ekonomi sudah tidak lagi
memiliki nilai manfaat, dari segi lingkungan dapat menyebabkan pencemaran atau
gangguan terhadap lingkungan hidup apabila tidak dikelola dengan baik. Permasalahan
kekurangan kapasitas dari TPS untuk membuang sampah yang menyebabkan sampah
menumpuk, juga terdapat permasalahan banyaknya volume sampah yang dibuang ke
Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) (Busyairi dkk, 2015).

Sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia atau dari proses alam yang berbentuk
padat (Kementerian Lingkungan Hidup, 2008). Sampah adalah sesuatu yang tidak

8
digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi, atau sesuatu yang dibuang yang berasal dari
kegiatan manusia dan tidak terjadi dengan sendirinya. Sampah adalah barang yang
dianggap sudah tidak terpakai dan dibuang oleh pemilik atau pemakai sebelumnya,
tetapi bagi sebagian orang masih bisa dipakai jika dikelola dengan prosedur yang benar.
Pada saat pandemi Covid-19, sampah bisa menjadi sangat berbahaya karena sifat dari
virus yang mampu dapat bertahan hingga beberapa hari pada benda mati (Hardi dan
Akbar, 2021).

2.1.1 Sumber Sampah

Sampah merupakan sisa kegiatan sehari-hari manusia atau proses alam yang berbentuk
padat. Sumber sampah itu sendiri berdasarkan asalnya digolongkan sebagai sampah
organik merupakan sampah yang terdiri atas bahan-bahan penyusun tumbuhan dan
hewan yang diambil dari alam atau dihasilkan dari kegiatan pertanian, perikanan atau
yang lain. Sampah ini dengan mudah diuraikan dalam proses alami. Sampah rumah
tangga sebagian besar merupakan bahan organik. Termasuk sampah organik, misalnya
sampah dari dapur, sisa tepung, sayuran, kulit buah, dan daun. Sampah Anorganik
merupakan sampah berasal dari sumber daya alam tak terbaharui seperti mineral dan
minyak bumi, atau dari proses industri. Beberapa dari bahan ini tidak terdapat di alam
seperti plastik dan aluminium. Sebagian zat anorganik secara keseluruhan tidak dapat
diuraikan oleh alam, sedang sebagian lainnya hanya dapat diuraikan dalam waktu yang
sangat lama. Sampah jenis ini pada tingkat rumah tangga, misalnya berupa botol, botol
plastik, tas plastik, dan kaleng (Anggreana dkk, 2021).

Menurut (Putri dan Jimmyanto, 2016), Sumber sampah berasal dari berbagai fasilitas
dan aktifitas dan manusia yang dapat dihubungkan dengan tata guna lahan dan
peruntukannya. Sumber sampah menurut SNI nomor 19-3964 tahun 1994 berasal dari:
1. Sumber sampah perumahan yaitu: rumah permanen, rumah semi permanen dan
rumah non permanen.
2. Sumber sampah non-perumahan yaitu: Kantor, toko/ruko, pasar, sekolah, jalan, hotel,
restoran, dan fasilitas umum lainnya.

9
Menurut Nasution dkk (2019), sifat fisiknya sampah kering yaitu sampah yang dapat
dimusnahkan dengan dibakar, sampah basah yaitu sampah yang karena sifat fisiknya
sukar dikeringkan untuk dibakar. Adapun sumber-sumber dari timbulan sampah adalah
sebagai berikut:
a. Sampah buangan rumah tangga.
b. Sampah buangan pasar dan tempat-tempat umum (warung, toko, dan sebagainya).
c. Sampah buangan jalanan.
d. Sampah industri termaksud diantaranya air limbah industri, debu industri. Sisa
bahan baku dan bahan jadi dan sebagainya.
e. Sampah yang berasal dari perkantoran. Umumnya sampah ini bersifat kering dan
mudah terbakar (rabbish).
f. Sampah yang berasal dari pertanian atau perkebunan.
g. Sampah yang berasal dari pertambangan.
h. Sampah yang berasal dari peternakan dan perikanan.

Menurut Lolo dan Cahyanti (2013), sumber-sumber timbulan sampah adalah sebagai
berikut:
a. Sampah dari pemukiman penduduk
Pada suatu pemukiman penduduk biasanya sampah dihasilkan oleh suatu keluarga
yang tinggal di suatu bangunan atau asrama. Jenis sampah yang dihasilkan biasanya
cenderung merupakan sampah organik, seperti sisa makanan atau sampah yang
bersifat basah, kering, abu, plastik, dan lainnya. Adapun sampah anorganik namun
relatif sedikit.
b. Sampah dari tempat-tempat umum dan perdagangan
Tempat-tempat umum adalah tempat yang dimungkinkan banyaknya orang
berkumpul dan melakukan kegiatan. Tempat-tempat tersebut mempunyai potensi
yang cukup besar dalam memproduksi sampah termasuk tempat perdagangan
seperti pertokoan dan pasar. Jenis sampah yang dihasilkan umumnya berupa sisa-
sisa makanan, sampah kering, abu, plastik, kertas, dan kaleng-kaleng serta sampah
lainnya.
c. Sampah dari sarana pelayanan masyarakat milik pemerintah

10
Sampah dari sarana pelayanan masyarakat milik pemerintah yang dimaksud disini
yaitu misalnya tempat-tempat hiburan umum, pantai, masjid, rumah sakit, bioskop,
dan sarana pemerintah lainnya yang menghasilkan sampah kering dan sampah
basah.
d. Sampah dari industri
Berasal dari kegiatan industri, baik produksi maupun distribusi. Sampah yang
dihasilkan biasanya berupa sampah basah, sampah kering, sisa-sisa makanan, sisa
bahan bangunan.

Menurut Rizadi (2008), sampah berdasarkan sumbernya dapat dibagi menjadi beberapa
antara lain:
a. Sampah pasar
Tempat-tempat komersial terdiri dari berbagai macam dan jenis sampah seperti sisa
sayuran, daun bekas bungkus, sisa makanan dan sebagainya. Ciri-ciri sampahnya
biasanya mempunyai berbagai macam dan jenis sampah, yang masing-masing
volumenya hampir sama,
b. Sampah pabrik atau industri
Benda-benda sisa atau bekas dari proses industri, atau merupakan ampas-ampas
dari pengolahan bahan baku, misalnya pabrik gula tebu akan membuang ampas
tebu. Ciri-cirinya tidak banyak macam dan jenisnya, menonjol jumlahnya pada
beberapa jenis saja, sampah ini berasal dari keseluruhan kegiatan produksi (bahan-
bahan kimia berupa serpihan/potongan bahan), perlakuan dan pengemasan produk
(kertas, kayu, plastik, kain yang jenuh dengan pelarut untuk pembersihan). Sampah
industri berupa bahan kimia yang seringkali beracun memerlukan perlakuan khusus
sebelum dibuang.
c. Sampah kandang hewan dan pemotongan hewan
Sampah kandang hewan dan pemotongan hewan biasanya cenderung terdiri dari
sisa-sisa makanan dan kotoran pada hewan tersebut dan sisa-sisa daging dan tulang-
tulangnya.
d. Sampah rumah tinggal, kantor, institusi, gedung umum dan lainnya serta
pekarangan

11
Umumnya sampah rumah tangga berupa sisa pengolahan makanan ataupun bekas
dari kegiatan yang dilakukan sehari-hari, perlengkapan rumah tangga bekas, kertas,
kardus, gelas, kain, sampah kebun/ halaman dan lain-lain. Karakteristik dari
sampah ini cenderung hampir sama dengan sampah yang berasal dari pasar, kecuali
ada sampah dari kegiatan pengurasan septic tank.
e. Sampah selokan, roil dan septic tank
Terdiri dari endapan-endapan dan benda-benda yang hanyut sebagai penyebab
tersumbatnya selokan-selokan. Isi septic tank merupakan lumpur tinja yang
biasanya diambil dan diangkut dengan mobil tangki tinja yang dilengkapi dengan
pompa hisap.
f. Sampah jalan, lapangan dan pertamanan
Sampah ini terdiri dari pengotoran oleh pelewat jalan atau pemakai jalan, pemakai
lapangan dan pemakai pertamanan, pemotongan rumput, reruntuhan bunga dan
daun.
g. Pertanian dan peternakan
Sampah dihasilkan dari tanaman dan binatang. Lokasi pertanian dan peternakan
menghasilkan sampah berupa sampah berupa bahan-bahan makanan yang telah
membusuk, sampah pertanian, pupuk maupun bahan pembasmi serangga tanaman.

Menurut SNI-19-3964-1994 kriteria perumahan yang ditentukan berdasarkan keadaan


fisik rumah dan menurut Undang-Undang No 1 tahun 2011 tentang perumahan dan
kawasan permukiman, tipe rumah berdasarkan konstruksi ada 3 yaitu rumah permanen,
rumah semi permanen dan rumah non permanen, dimana
1. Rumah permanen memiliki bahan atap berupa genteng, bahan dinding berupa
tembok dan bahan lantai keramik.
2. Rumah semi permanen memiliki bahan atap berupa seng atau asbes, bahan dinding
berupa kayu atau bambu, dan bahan lantai berupa semen.
3. Rumah non permanen memiliki bahan atap berupa kayu asbes, bahan dinding
berupa bambu dan bahan lantai berupa tanah.

Menurut Rizal (2011), sampah dapat digolongkan kedalam beberapa golongan yang
didasarkan pada asalnya, yaitu:

12
a. Pasar, tempat-tempat komersil.
b. Pabrik-pabrik atau industri.
c. Rumah tinggal kantor, sekolah, institusi, gedung-gedung umum, dan lain-lain serta
pekarangannya.
d. Kadang hewan atau pemotongan hewan
e. Jalan, lapangan dan pertamanan.
f. Sekolah, riol dan septik tank dan lain sebagainya.

Menurut SNI 3242-2008 penjelasan mengenai klasifikasi sumber sampah perumahan


golongan rumah permanen, semi permanen dan non permanen adalah rumah permanen
memiliki ciri dinding bangunannya dari tembok, berlantai semen atau keramik dan
atapnya berbahan genteng. Sedangkan rumah semi permanen memiliki ciri dinding
bangunannya sebagian tembok dan setengah bambu/kayu, atapnya terbuat dari seng,
genteng maupun asbes. Rumah nonpermanen memiliki ciri dinding bangunannya kayu,
bambu, dan tidak berlantai/tidak berkeramik, atap rumahnya dari seng dan asbes
(Busyairi dkk, 2015).

Menurut Hardi dan Akbar (2021), adanya sampah karena banyak faktor dan situasi yang
meliputinya. Sampah mempunyai sumber dan jenisnya masing-masing. Sumber-sumber
sampah yaitu:
a. Sampah yang berasal dari pemukiman (domestic waste). Sampah ini biasanya terdiri
dari bahan-bahan yang padat sebagai hasil kegiatan rumah tangga yang sudah dipakai
atau tidak layak pakai dan dibuang, seperti sisa-sisa makanan baik yang sudah
dimasak atau belum, bekas pembungkus baik kertas, plastik, daun, dan sebagainya,
pakaian-pakaian bekas, bahan-bahan bacaan, perabot rumah tangga, daun-daunan
dari kebun atau taman.
b. Sampah yang berasal dari tempat-tempat umum. Sampah ini berasal dari
tempattempat umum, seperti pasar, tempat-tempat hiburan, terminal bus, stasiun
kereta api, dan sebagainya. Sampah ini berupa kertas, plastik, botol, daun, dan
sebagainya.
c. Sampah yang berasal dari perkantoran. Sampah ini dari perkantoran baik perkantoran
pendidikan, perdagangan, departemen, perusahaan, dan sebagainya. Sampah ini

13
berupa kertas-kertas, plastik, karbon, klip dan sebagainya. Umumnya sampah ini
bersifat anorganik, dan mudah terbakar (rubbish). Sampah yang berasal dari jalan
raya adalah sampah dari pembersihan jalan, yang umumnya terdiri dari: kertas-
kertas, kardus-kardus, debu, batu-batuan, pasir, sobekan ban, onderdil-onderdil
kendaraan yang jatuh, daun-daunan, plastik, dan sebagainya.
d. Sampah yang berasal dari industri (industrial waste). Sampah ini berasal dari
kawasan industri, termasuk sampah yang berasal dari pembangunan industri, dan
segala sampah yang berasal dari proses produksi, misalnya : sampah-sampah
pengepakan barang, logam, plastik, kayu, potongan tekstil, kaleng, dan sebagainya.
e. Sampah yang berasal dari pertanian/perkebunan. Sampah ini sebagai hasil dari
perkebunan atau pertanian misalnya: jerami, sisa sayur-mayur, batang padi, batang
jagung, ranting kayu yang patah, dan sebagainya.
f. Sampah yang berasal dari pertambangan. Sampah ini berasal dari daerah
pertambangan, dan jenisnya tergantung dari jenis usaha pertambangan itu sendiri,
misalnya: batu-batuan, tanah/cadas, pasir, sisa-sisa pembakaran (arang), dan
sebagainya.
g. Sampah yang berasal dari petenakan dan perikanan. Sampah yang berasal dari
peternakan dan perikanan ini, berupa : kotoran-kotoran ternak, sisa-sisa makanan
bangkai binatang, dan sebagainya

2.1.2 Karakteristik dan jenis Sampah

Menurut Nasution dkk (2019), sampah dibedakan atas sifat biologisnya sehingga
memperoleh pengelolaan yakni, sampah yang dapat membusuk, seperti (sisa makan,
daun, sampah kebun, pertanian, dan lainnya), sampah yang berupa debu, sampah yang
berbahaya terhadap kesehatan, seperti sampa-sampah yang berasal dari industri yang
mengandung zat-zat kimia maupun zat fisik berbahaya. Sedangkan menurut Amos
Noelaka sampah dibagi menjadi 3 bagian yakni:
a. Sampah Organik
Sampah Organik merupakan barang yang dianggap sudah tidak terpakai dan
dibuang oleh pemilik/pemakai sebelumnya, tetapi masih bisa dipakai, dikelola dan
dimanfaatkan dengan prosedur yang benar.

14
b. Sampah Non-organik
Sampah non-organik adalah sampah yang dihasilkan dari bahan-bahan non hayati,
baik berupa produk sintetik maupun hasil proses teknologi pengolahan bahan
tambang. Sampah jenis ini pada tingkat rumah tangga misalnya botol plastik, botol
gelas, tas plastik, dan kaleng.
c. Sampah B3 (Bahan berbahaya beracun)
Pada sampah berbahaya atau bahan beracun (B3), sampah ini terjadi dari zat kimia
organik dan nonorganik serta logam-logam berat, yang umunnya berasal dari
buangan industri. Pengelolaan sampah B3 tidak dapat dicampurkan dengan sampah
organik dan nonorganik. Biasanya ada badan khusus yang dibentuk untuk
mengelola sampah B3 sesuai peraturan berlaku.

Menurut Lolo dan Cahyanti (2013), karakteristik dan jenis-jenis sampah adalah sebagai
berikut:
a. Sampah Basah (Garbage)
Sampah basah yaitu sampah yang susunannya terdiri dari bahan organis dan yang
mempunyai sifat cepat membusuk jika dibiarkan dalam keadaan basah serta
temperatur optimum yang diperlukan untuk suatu pembusukan adalah 20 -30C.
Biasanya sampah basah ini berasal dari sampah rumah tangga dan rumah makan
berupa sisa-sisa makanan.
b. Sampah Kering (Rubbish)
Yaitu sampah yang susunannya terdiri dari bahan-bahan organik dan anorganik
yang mempunyai sifat sebagian besar atau seluruh bahannya tidak cepat membusuk
seperti sampah logam misalnya kaleng, seng dll serta sampah non logam, dibagi
dalam yang mudah terbakar seperti kertas, plastik, kayu dan yang tidak terbakar
seperti pecahan kaca dll.
c. Debu dan Abu (Dust and Ash)
Yaitu sampah yang terdiri dari bahan organik dan anorganik, yang merupakan
partikel-partikel kecil yang bersifat mudah beterbangan dan dapat membahayakan
pernafasan dan mata seperti abu hasil pembakaran (proses kimia) dan debu hasil
proses mekanis.
d. Bongkaran dan Bahan Bangunan

15
Yaitu sampah yang berasal dari sisa-sisa bahan bangunan seperti puing-puing sisa
bangunan, pecahan-pecahan tembok beton, serta pecahan genteng dan lain-lain.
e. Sampah Barang Bekas
Yaitu sampah yang berasal dari barang-barang bekas baik yang masih dapat
digunakan maupun yang tidak dapat digunakan lagi seperti lemari es bekas, kursi,
TV dan lain-lain.
f. Sampah B3 (Bahan buangan berbahaya)
Dapat berupa sampah yang berasal dari rumah sakit, kertas pembungkus pestisida,
sampah radio aktif (nuklir), bahan yang mudah meledak (mesiu), dan lain-lain.
g. Water and Waste Water Treatment Plant
Yaitu sampah yang berupa hasil sampingan pengolahan air bersih maupun air kotor,
biasanya berupa gas atau lumpur.

Karakteristik sampah dibagi menjadi 3 bagian yaitu sampah organik, sampah anorganik,
dan sampah B3. Sampah organik (berasal dari makhluk hidup, baik manusia, hewan
maupun tumbuhan). Sampah anorganik merupakan yang bukan berasal dari makhluk
hidup, tetapi dapat berasal dari bahan yang bisa didaur ulang (recycle) dan B3 (bahan
berbahaya dan beracun). Sampah B3 merupakan jenis sampah yang dikategorikan
beracun dan berbahaya bagi manusia. Umumnya sampah jenis ini mengandung merkuri
contohnya seperti kaleng bekas cat atau minyak wangi (Nurdiana dkk, 2017).

Menurut Nasution dkk (2019), sampah mempunyai karakteristik yaitu sampah yang
terbagi atas beberapa aspek adalah sebagai berikut:
a. Sampah Basah (Garbage) adalah jenis sampah yang terdiri dari sisa sisa potongan
hewan atau sayur-sayuran hasil dari pengolahan, pembuatan dan penyediaan
makanan yang sebagian besar terdiri dari zat-zat yang mudah menbusuk.
b. Sampah Kering (Rubbish) adalah sampah yang dapat terbakar dan tidak dapat
terbakar yang berasal dari rumah-rumah, pusat-pusat perdangangan, kantor-kantor.
c. Abu (Ashes) adalah sampah yang berasal dari sisa pembakaran dari zat yang mudah
terbakar seperti rumah, kantor maupun dipabrik-pabrik industri.

16
d. Sampah Jalanan (Street Sweping) adalah sampah yang berasal dari pembersihan
jalan dan trotoar baik dengan tenaga manusia maupun dengan tenaga mesin yang
terdiri dari kertas kertas, dedaun daunan dan lain-lain.
e. Bangkai binatang (Dead animal) adalah jenis sampah berupa sampah-sampah
biologis yang berasal dari bangkai binatang yang mati karena alam, penyakit atau
kecelakaan.
f. Sampah rumah tangga (Household refuse) merupakan sampah campuran yang
terdiri dari rubbish, garbage, ashes yang berasal dari daerah perumahan.
g. Bangkai kendaraan (Abandonded vehicles) adalah sampah yang berasal dari
bangkaibangkai mobil, truk, kereta api.
h. Sampah industri merupakan sampah padat yang berasal dari industri- industri
pengolahan hasil bumi/tumbuh-tubuhan dan industri lain
i. Sampah pembangunan (Demolotion waste) yaitu sampah dari proses pembangunan
gedung, rumah dan sebagainya, yang berupa puing-puing, potongan-potongan kayu,
besi beton, bambu dan sebagainya.
j. Sampah khusus adalah jenis sampah yang memerlukan penanganan khusus
misalnya kaleng cat, flim bekas, zat radioaktif dan lain-lain.

2.1.3 Komposisi Sampah

Komposisi sampah merupakan penggambaran dari masing-masing komponen yang


terdapat dalam buangan padat dan distribusinya, biasanya dinyatakan dalam persen
berat. Tipikal komposisi sampah antara lain yaitu sisa makanan, kertas, kardus, plastik,
kain, karet, kulit, sampah halaman, kayu, kaca, kaleng, aluminium, logam, debu dan
lain-lain (%) (Tchobanoglous et al., 1993). Komposisi sampah padat dipengaruhi oleh
beberapa faktor, antara lain adalah sumber dari mana sampah tersebut berasal, aktivitas
penduduk, sistem pengumpulan dan pembuangan yang dipakai, adanya sampah yang
dibuang sendiri atau dibakar, geografi, waktu, sosial ekonomi, musim/iklim, kebiasaan
masyarakat dan teknologi (Nurdiana dkk, 2017).

Komposisi sampah adalah komponen fisik sampah seperti sisa-sisa makanan, kertas,
karbon, kain, tekstil, plastik, kayu, logam besi-non besi, kaca dan lain-lain (misalnya

17
pasir, tanah, batu dan keramik). Menurut Tchobanoglous (2004) komponen sampah-
sampah terdiri dari; sampah organik seperti kertas, sisa makanan, karbon dan kulit dan
kayu, sedangkan sampah anorganik terdiri dari; plastik, kaleng, kaca, abu dan debu,
logam, alumunium. Tahapan untuk mengetahui komposisi sampah berdasarkan kriteria
rumah yaitu di awali dengan penimbangan berat sampah yang telah dikumpulkan,
dimasukkan ke box sampling dan dihitung tinggi sampah untuk diketahui volumenya,
lalu dikategorikan sesuai jenisnya untuk mengetahui komposisi sampah tersebut
(Busyairi dkk, 2015).

Berdasarkan SNI 19-3964-1994 tentang Metode Pengambilan dan Pengukuran Contoh


Timbulan dan komposisi Sampah Perkotaan, mengacu pada SNI 19-3964-1994
perhitungan dari pengukuran data komposisi sampah yaitu dengan menggunakan rumus
sebagai berikut:

......................................................(2.1)

2.1.4 Manfaat Komposisi Sampah

Komposisi sampah padat penting dalam mengevaluasi kebutuhan perlengkapan, sistem,


rencana dan program manajemen (Tchobanoglous et al., 1993). Komposisi sampah
suatu daerah harus diketahui lebih dahulu untuk perencanaan pengelolaan sampah
selanjutnya, mulai dari pengangkutan, pengumpulan dan pembuangan/pemusnahan
sampah suatu daerah. Selain itu, dengan diketahuinya komposisi sampah tersebut, dapat
diupayakan daur ulang dari bahan-bahan sampah yang masih dapat terpakai, misalnya
besi, kaca, kertas, plastik dan lainnya (Nurdiana dkk, 2017).

Pemanfaatan kembali merupakan kegiatan pemanfaatan sampah kembali, terdiri atas


pemanfaatan sampah organik, seperti composting (pengomposan). Sampah yang mudah
membusuk dapat diubah menjadi pupuk kompos yang ramah lingkungan untuk
melestarikan fungsi kawasan wisata. Pemanfaatan sampah anorganik, baik secara
langsung maupun tidak langsung. Pemanfaatan kembali secara langsung, misalnya
pembuatan kerajinan yang berbahan baku dari barang bekas, atau kertas daur ulang.

18
Sedangkan pemanfaatan kembali secara tidak langsung, misalnya menjual barang bekas
seperti kertas, plastik, kaleng, koran bekas, botol, gelas, dan botol air minum dalam
kemasan (Anggreana dkk, 2021).

2.1.5 Timbulan Sampah

Timbulan sampah adalah banyaknya sampah yang timbul dari masyarakat dalam satuan
volume maupun berat per kapita perhari, atau perluas bangunan, atau perpanjang jalan.
Tahap ini sulit dikontrol, karena setiap individu dapat bertindak sebagai penimbul
sampah akibat dari aktivitas yang berbeda atau merupakan tahap yang menentukan
berhasil atau tidaknya pengelolaan sampah selanjutnya. Laju timbulan sampah juga
ditentukan oleh klasifikasi pemukiman. Berdasarkan SNI M-36-1991-03 Tentang
Metode Pengambilan dan Pengukuran Sampel Timbulan dan Komposisi Sampah
Perkotaan. Pemukiman di klasifikasikan atas permukiman permanen, semi permanen
dan non permanen (Busyairi dkk, 2015).

Menurut Nasution dkk (2019), timbulan sampah adalah volume sampah atau berat
sampah yang di hasilkan dari jenis sumber sampah diwilayah tertentu persatuan waktu
(Departemen PU, 2004). Timbulan sampah adalah sampah yang dihasilkan dari sumber
sampah (SNI, 1995). Timbulan sampah sangat diperlukan untuk menentukan dan
mendesain peralatan yang digunakan dalam transportasi sampah, fasilitas recovery
material, dan fasilitas Lokasi Pembuangan Akhir (LPA) sampah. Menurut SNI 19-3964-
1995, bila pengamatan lapangan belum tersedia, maka untuk menghitung besaran
sistem, dapat digunakan angka timbulan sampah sebagai berikut:
a. Satuan timbulan sampah kota sedang 2,75-3,25 L/orang/hari atau 0,070-0,080 Kg/
orang/hari.
b. Satuan Timbulan sampah kota kecil = 2,5-2,75 L/orang/hari atau 0,625-0,70
Kg/orang/ hari.

Keterangan:
Untuk kota sedang jumlah penduduk 100.000 < p < 500.000.
Untuk kota kecil jumlah penduduk < 100.000.

19
Menurut Nasution dkk (2019), prakiraan timbulan sampah baik untuk saat sekarang
maupun dimasa mendatang merupakan dasar dari perencanaan, perancangan dan
pengkajian sistem pengelolaan persampahan. Prakiraan timbulan sampah merupakan
langkah awal yang biasa dilakukan dalam pengelolaan persampahan. Satuan timbulan
sampah biasanya dinyatakan sebagai satuan skala kuantitas perorang atau perunit
bangunan dan sebagainya. Rata-rata timbulan sampah tidak akan sama antara satu
daerah dengan daerah lainnya, atau suatu negara dengan negara lainnya. Hal ini
disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:
a. Jumlah penduduk dan tingkat pertumbuhannya.
b. Tingkat hidup.
c. Perbedaan musim.
d. Cara hidup dan mobilitas penduduk.
e. Iklim.
f. Cara penanganan makanannya.

Menurut SNI 19-2454 Tahun 2002, timbulan sampah diartikan banyaknya sampah yang
timbul dari masyarakat dalam satuan volume maupun berat per kapita per hari, atau
perluas bangunan atau perpanjang jalan. Timbulan sampah ini merupakan sampah yang
dihasilkan dari sumber sampah. Timbulan sampah adalah sejumlah sampah yang
dihasilkan oleh suatu aktivitas dalam kurun waktu tertentu, atau dengan kata lain
banyaknya sampah yang dihasilkan dalam satuan berat (kilogram) gravimetri atau
volume (liter). Prakiraan timbulan sampah baik untuk saat sekarang maupun di masa
mendatang merupakan dasar dari perencanaan, perancangan, dan pengkajian sistem
pengelolaan persampahan. Timbulan sampah sangat diperlukan untuk menentukan dan
mendesain peralatan yang digunakan dalam transportasi sampah, fasilitas recovery
material, dan fasilitas Lokasi Pembuangan Akhir sampah (Putri dan Jimmyanto, 2016).

Dalam SNI 19-3964-1994, persyaratan pengambilan dan pengukuran contoh timbulan


dan komposisi sampah meliputi:
1. Peraturan-peraturan dan petunjuk di bidang persampahan yang berlaku di daerah
2. Lokasi dan waktu pengambilan yang dipilih harus dapat mewakili suatu kota
3. Alat pengambil dan pengukur contoh yaitu:

20
a. Terbuat dari bahan yang tidak mempengaruhi sifat contoh (tidak terbuat dari
logam)
b. Mudah dicuci dari bekas contoh sebelumnya.

Densitas sampah adalah berat sampah dalam satuan kilogram dibandingkan dengan
volume sampah tersebut. Sedangkan timbulan sampah adalah banyaknya sampah yang
timbul dari masyarakat dalam satuan volume maupun per kapita perhari, atau perluas
bangunan, atau perpanjang jalan. Data densitas dan timbulan sampah sangat penting
diketahui untuk menentukan fasilitas setiap unit pengelolaan sampah dan kapasitasnya
misalnya fasilitas peralatan, kendaraan pengangkut, rute angkutan, fasilitas daur ulang,
luas dan jenis TPA dan komponen pengelolaan lainnya (Mulhidin dan Sumadiyanto,
2020).

2.2 Pengelolaan Sampah

Menurut tentang Undang-Undang Nomor 18 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah,


pada pasal 1 dijelaskan pengelolaan sampah adalah kegiatan yang sistematis,
menyeluruh dan berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan
sampah, sedangkan tujuannya adalah untuk meningkatkan kesehatan masyarakat dan
kualitas lingkungan serta menjadikan sampah sebagai sumber daya. Masalah
pengelolaan sampah perkotaan antara lain adalah keterbatasan peralatan, lahan, dan
sumber daya manusia (Damanhuri et al., 2010). Menurut Sidik et al., (1985), sistem
pengelolaan yang sedang berjalan sampai saat ini ternyata masih belum mampu
menangani persampahan kota. Pengumpulan sampah kurang efisien, karena pemilahan
sampah tidak dilakukan mulai dari sumbernya, sehingga hal ini akan memerlukan dana
dan menyita waktu. Biaya operasional sangat tinggi bagi pengumpulan, pengangkutan
dan pengolahan lebih lanjut apabila letak TPA jauh. Upaya sistem daur ulang menjadi
barang yang bernilai ekonomi tinggi belum maksimal (Nurdiana dkk, 2017).

Pengelolaan sampah menurut Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 pada pasal 1


adalah suatu kegiatan yang sistematis, menyeluruh, dan berkesinambungan yang
meliputi pengurangan dan penanganan. Pengurangan sampah meliputi kegiatan

21
pembatasan timbunan, pendaur ulangan sampah, dan pemanfaatan kembali sampah.
Adapun penanganan sampah meliputi kegiatan pemilahan, pengumpulan,
pengangkutan, pengolahan, dan pemrosesan akhir sampah. Adapun tujuan dari
pengelolaan sampah adalah meningkatkan kesehatan masyarakat dan kualitas
lingkungan serta menjadikan sampah sebagai sumber daya (Anggreana dkk, 2021).

Menurut UU No 18 Tahun 2008 tentang pengelolaan sampah, pada pasal 20 di jelaskan


dalam pengurangan sampah yang terdiri atas pembatasan terjadinya sampah (R1), guna
ulang (R2), dan daur ulang (R3) yaitu:
a. Pembatasan terjadinya sampah (Reduce) timbulan sampah merupakan upaya
mengurangi terbentuknya limbah, termasuk penghematan dan pemilihan bahan yang
dapat mengurangi kuantitas limbah serta sifat bahaya dari limbah.
b. Guna ulang (Reuse) merupakan upaya yang dilakukan bila limbah tersebut
dimanfaatkan kembali tanpa mengalami proses atau tanpa transformasi baru,
misalnya botol minuman kembali menjadi botol minuman.
c. Daur ulang sampah (Recycle) merupakan residu atau limbah yang tersisa atau tidak
dapat dimanfaatkan secara langsung, kemudian diproses atau diolah untuk dapat
dimanfaatkan, baik sebagai bahan baku maupun sebagai sumber energi. Misalnya
botol minuman dilebur namun tetap dijadikan produk yang berbasis pada gelas. Bisa
saja terjadi bahwa kualitas produk yang baru sudah mengalami penurunan dibanding
produk asalnya.

Menurut Ikhsandri (2014), teknis operasional pengelolan sampah perkotaan meliputi:


a. Pewadahan Sampah
Pewadahan sampah adalah aktivitas menampung sampah sementara dalam suatu
wadah di tempat sumber sampah.
b. Pengumpulan Sampah
Pengumpulan sampah adalah proses penanganan yang tidak hanya mengumpulkan
sampah dari wadah individual dan atau dari wadah komunal (bersama) melainkan
juga mengangkutnya ke tempat terminal tertentu, baik dengan pengangkutan
langsung maupun tidak langsung.
c. Pemindahan dan Pemilahan Sampah

22
Pemindahan sampah dapat dilakukan dengan cara manual, mekanis, atau gabungan
manual dan mekanis, yaitu pengisian kontainer dilakukan secara manual oleh petugas
pengumpul, sedangkan pengangkutan kontainer ke atas truk dilakukan secara
mekanis (load haul). Sedangkan untuk pemilahan di lokasi pemindahan dapat
dilakukan dengan cara manual oleh petugas kebersihan dan atau masyarakat yang
berminat, sebelum dipindahkan ke alat pengangkut sampah.
d. Pengangkutan Sampah
Pengangkutan sampah adalah kegiatan membawa sampah dari lokasi pemindahan
atau langsung dari sumber sampah menuju ke tempat pembuangan akhir.

Menurut Damanhuri (2010), Sistem pengelolaan sampah meliputi beberapa tahapan,


yaitu:
a. Pewadahan sampah adalah cara penampungan sampah sementara di sumbernya.
b. Pengumpulan sampah adalah proses penanganan sampah dengan cara pengumpulan
dari masing-masing sumber sampah untuk diangkut ke tempat pembuangan
sementara atau langsung ke tempat pembuangan akhir tanpa melalui proses
pemindahan.
c. Pemindahan sampah adalah tahap memindahkan sampah hasil pengumpulan ke
dalam alat pengangkut untuk dibawa ke tempat pembuangan akhir.
d. Pengangkutan sampah adalah membawa sampah dari lokasi pemindahan atau
langsung dari sumber sampah menuju tempat pembuangan akhir.
e. Pengolahan sampah adalah upaya mengurangi volume atau merubah bentuk
sampah menjadi lebih bermanfaat, antara lain dengan cara pembakaran dalam
incinerator, pengomposan, pemadatan, penghancuran, pengeringan, dan pendaur
ulangan, pemanfaatan gas metan dan pengolahan lindi.

Menurut Ikhsandri (2014), teknik pengolahan sampah adalah sebagai berikut :


a. Pengomposan (Composting) Adalah suatu cara pengolahan sampah organik dengan
memanfaatkan aktifitas bakteri untuk mengubah sampah menjadi kompos (proses
pematangan).
b. Pembakaran sampah Pembakaran sampah dapat dilakukan pada suatu tempat,
misalnya lapangan yang jauh dari segala kegiatan agar tidak mengganggu. Namun

23
demikian pembakaran ini sulit dikendalikan bila terdapat angin kencang, sampah,
arang sampah, abu, debu, dan asap akan terbawa ketempat-tempat sekitarnya yang
akhirnya akan menimbulkan gangguan. Pembakaran yang paling baik dilakukan
disuatu instalasi pembakaran, yaitu dengan menggunakan insinerator, namun
pembakaran menggunakan insinerator memerlukan biaya yang mahal.
c. Recycling Merupakan salah satu teknik pengolahan sampah, dimana dilakukan
pemisahan atas benda-benda bernilai ekonomi seperti : kertas, plastik, karet, dan
lain-lain dari sampah yang kemudian diolah sedemikian rupa sehingga dapat
digunakan kembali baik dalam bentuk yang sama atau berbeda dari bentuk semula
d. Reuse Merupakan teknik pengolahan sampah yang hampir sama dengan recycling,
bedanya reuse langsung digunakan tanpa ada pengolahan terlebih dahulu.
e. Reduce Adalah usaha untuk mengurangi potensi timbulan sampah, misalnya tidak
menggunakan bungkus kantong plastik yang berlebihan.

Menurut Direktorat Jenderal Cipta Karya (2017), proses pengomposan adalah proses
dekomposisi yang dilakukan oleh mikroorganisme terhadap bahan organik
biodegradable. Tujuan pengomposan adalah untuk mengubah bahan organik yang
biodegradable menjadi bahan yang secara biologi bersifat stabil, dengan demikian
mengurangi volume atau massanya. Proses alamiah ini menguraikan materi organik
menjadi humus dan bahan mineral. Karena proses pembuatannya secara aerob, akan
timbul panas, sehingga proses ini akan membunuh bakteri patogen, telur serangga dan
larva lalat, serta mikroorganisme lain yang tidak tahan pada temperatur di atas
termperatur normal. Proses pembuatan kompos teridiri dari 2 tahap, yaitu:
1. Pembuatan kompos setengah matang membutuhkan waktu sekitar 3 minggu;
2. Pematangan (maturasi) kompos yang berlangsung sekitar 4 – 6 minggu.

Kompos yang dihasilkan dari proses degradasi yang diuraikan di atas, baik pada
pengomposan tradisional maupun pada pengomposan modern (pengomposan
dipercepat) disebut sebagai kompos setengah matang yang belum stabil, dan tidak baik
bila digunakan langsung pada tanaman. Dibutuhkan proses pematangan agar tanaman
yang menggunakan tidak terganggu, misalnya akibat panas reaksi yang ditimbulkan.
Proses pematangan kompos sampai saat ini biasanya dilakukan dalam bentuk diangin-

24
angin di udara terbuka. Pengomposan setengah matang dapat dipercepat dengan
mengatur faktor-faktor yang mempengaruhinya sehingga berada dalam kondisi yang
optimum. Rekayasa pengomposan lebih banyak berkonsentrasi pada proses ini.

Pengkomposan merupakan suatu teknik pengolahan limbah padat yang mengandung


bahan organik biodegradable (dapat diuraikan mikroorganisme). Selain menjadi pupuk
organik maka kompos juga dapat memperbaiki struktur tanah, memperbesar
kemampuan tanah dalam menyerap air dan menahan air serta zat-zat hara lain.
Pengkomposan alami akan memakan waktu yang relatif lama, yaitu sekitar 2-3 bulan
bahkan 6-12 bulan. Pengkomposan dapat berlangsung dengan fermentasi yang lebih
cepat dengan bantuan mikro organisme (Subandriyo Dkk, 2012).

2.2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Masalah Sampah

Menurut Sumantri (2013), menyatakan bahwa komposisi sampah padat dipengaruhi


oleh beberapa faktor, antara lain adalah:
a. Sumber dari mana sampah tersebut berasal
Komposisi sampah yang berasal dari industri akan berbeda dengan komposisi
sampah yang berasal dari daerah pemukiman/ rumah tangga ataupun dari pasar.
b. Aktivitas penduduk
Daerah dimana sebagian besar aktivitas penduduknya adalah bertani akan
menghasilkan sampah dengan komposisi sampah pertanian garbage lebih besar dari
jenis lainnya. Demikian juga dengan daerah yang sebagian besar aktivitas
penduduknya adalah berdagang atau nelayan dan lain-lain.
c. Sistem pengumpulan dan pembuangan sampah yang dipakai
Sistem pengelolaan sampah yang dipakai akan mempengaruhi komposisi sampah
suatu daerah, misalnya, bila suatu daerah menggunakan sistem pembuangan
sampah dengan insinerator.
d. Sampah yang dibuang sendiri atau dibakar
Contohnya garbage, dahulu dimanfaatkan sebagai makanan ternak sehingga
komposisi sampah ini menjadi sedikit pada saat pengumpulan. Pada musim dingin
banyak rubbish yang dimanfaatkan untuk perapian, sehingga komposisinya

25
berkurang. Pengambilan kembali sampah-sampah yang masih bernilai jual, seperti
besi, plastik, kaca dan juga menyebabkan komposisi sampah ini menjadi lebih
sedikit.
e. Geografi
Pada daerah pegunungan, sampah jenis kayu-kayuan mendominasi kompisisi
sampah di daerah tersebut, adapun di daerah dataran rendah yang merupakan
daerah pertanian, maka sampah pertanian jenis garbage yang mendominasi
komposisi sampah.
f. Waktu
Faktor waktu dapat mempengaruhi komposisi sampah, misalnya di daerah
pemukiman rumah tangga, pada waktu pengelolaan dan penghidangan makanan
jenis sampah yang dominan adalah jenis garbage, sedangkan jenis rubbish relatif
sedikit.
g. Sosial ekonomi
Keadaan sosial ekonomi masyarakat akan mempengaruhi komposisi sampah yang
dihasilkan, misalnya pada daerah dengan kondisi ekonomi yang baik, komposisi
sampah dari jenis plastik, kaleng dan kardus lebih dominan dibandingkan dengan
daerah yang kondisi sosial ekonominya lebih rendah, selain itu sampah jenis
kulkas, AC dan sejenisnya relatif sulit ditemukan pada masyarakat dengan sosial
ekonomi rendah.
h. Musim/ iklim
Komposisi sampah suatu daerah mengalami perubahan sesuai dengan musim yang
sedang berlangsung di daerah tersebut. Komposisi sampah yang dihasilkan pada
musim dingin, musim buah-buahan, musim kemarau dan musim liburan jelas akan
berbeda.
i. Kebiasaan masyarakat
Contohnya pada masyarakat Bali, komposisi sampah yang dominan adalah dari
jenis janur dan sesajen.
j. Teknologi
Kemajuan teknologi berpengaruh terhadap komposisi sampah, misalnya, tingginya
sampah plastik, kardus, alat-alat elektronik seperti kulkas dan televise bekas, selain
itu dengan kemajuan teknologi pula diciptakan barang-barang yang bersifat sekali

26
pakai, sehingga pada saat ini komposisi sampah dari barang-barang tersebut
meningkat.

Menurut Nasution dkk (2019), sampah, baik kuantitas maupun kualitasnya sangat
dipengaruhi oleh berbagai kegiatan dan taraf hidup masyarakat. Beberapa faktor penting
yang mempengaruhi sampah antara lain:
a. Jumlah penduduk. Dapat dipahami dengan mudah bahwa semakin banyak
penduduk, semakin banyak pula sampahnya.
b. Keadaan sosial ekonomi. Semakin tinggi keadaan sosial ekonomi masyarakat,
semakin banyak pula jumlah per kapita sampah yang dibuang tiap harinya.
c. Kemajuan teknologi. Kemajuan teknologi akan menambah jumlah maupun kualitas
sampah, karena pemakaian bahan baku yang semakin beragam, cara pengepakan.
d. Produk manufaktur yang semakin beragam dapat mempengaruhi jumlah dan jenis
sampahnya.

2.2.2 Penentuaan Tempat Pengolahan Sampah reuse, reduce, recycle (TPS-3R)

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2008 tentang


Pengelolaan Sampah, pengelolaan sampah rumah tangga dan sampah sejenis sampah
rumah tangga adalah perencanaan secara sistematis, menyeluruh, dn berkesinambungan
yang meliputi pengurangan dan penanganan sampah. Perencanaan persampahan
merupakan langkah awal dalam melaksanakan pembangunan bidang persampahan
sebagai dasar pengelolaan baik untuk jangka pendek, menengah maupun jangka
panjang. Sedangkan untuk pengurangan sampah dapat dilakukan dengan metode 3R
(Reuse, Reduce dan Recycle) di sumber atau di Tempat Pengolahan Sampah 3R (TPS-
3R) dan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST). TPS 3R adalah tempat untuk
dilaksanakannya kegiatan pengumpulan, pemilahan, penggunaan ulang, dan pendauran
ulang skala kawasan (Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Direktorat
Jenderal Cipta Karya, 2017). Penanganan sampah sendiri dapat dilakukan dengan
pemilahan sampah berdasarkan komponennya, pewadahan, pengumpulan, pengolahan,
pemindahan dan pengangkutan sampah, dan pemrosesan akhir sampah. TPST adalah

27
tempat dilaksanakannya kegiatan pengumpulan, pemilahan, penggunaan ulang,
pendauran ulang, pengolahan, dan pemrosesan akhir sampah (Aziz, 2019).

Menurut Direktorat Jenderal Cipta Karya (2017), Pengelolaan sampah dengan 3R untuk
skala kawasan permukiman merupakan pengelolaan yang dilakukan untuk melayani
suatu kelompok masyarakat di satu kawasan permukiman tertentu dengan tujuan
mengurangi jumlah sampah yang harus diangkut ke Tempat Pemrosesan Akhir (TPA)
sampah. TPS 3R mempunyai karakteristik:
1. Mampu melayani minimum 400 KK atau 1600 – 2000 jiwa yang setara dengan 4-6
m3 per hari.
2. Sampah masuk dalam keadaan tecampur, namun akan semakin baik jika sudah
terpilah.
3. Menggunakan lahan seluas minimal 200 m2.
4. Pengumpulan dilakukan dengan menggunakan gerobak manual atau gerobak motor
dengan kapasitas 1 m3, dengan 3 kali ritasi per hari.
5. Terdapat unit pencurahan sampah tercampur, unit pemilahan sampah tercampur, unit
pengolahan sampah organik, dan unit pengolahan/penampungan sampah anorganik
(daur ulang), dan unit pengolahan/penampungan sampah anorganik (residu).

Menurut Direktorat Jenderal Cipta Karya (2017), ketentuan fasilitas TPS-3R terdiri atas
beberapa area, diantaranya adalah :
a. Area pengomposan/unit penghasil biogas: 50%
b. Area pemilahan: 10%
c. Area penyaringan/pengemasan: 15%
d. Gudang: 10%
e. Tempat barang lapak: 5%
f. Area penumpukan residu: 5%
g. Kantor: 5%

28
2.3 PenelitianTerdahulu
No Peneliti Tahun Judul Tujuan Hasil

1 Nyimas 2016 Studi Timbulan dan Menganalisis timbulan dan Pada timbulan sampah perumahan jenis sampah organik
Septi Rika Komposisi Sampah komposisi sampah perkotaan banyak dihasilkan oleh perumahan non permanen, sedangkan
Putri, Perumahan dan dengan menggunakan metode jenis sampah non organik banyak dihasilkan oleh jenis
Non Perumahan Di
Hendrik sampling purposive sampling, perumahan permanen mewah. Untuk timbulan sampah non
Kota Palembang
Jimmyanto pengujian timbulan dengan uji perumahan jenis sampah organik lebih banyak di hasilkan oleh
Anova One Way berat timbulan sektor pasar sedangkan untuk sampah jenis non organik
sampah, di kota Palembang. dihasilkan oleh sektor pertokoan. Dari hasil uji korelasi berat
timbulan sampah diperoleh bahwa timbulan sampah non
permanen dan permanen mewah memiliki hubungan yang kuat
terhadap timbulan sampah perumahan permanen. Dari hasil uji
Anova One Way berat timbulan sampah diperoleh bahwa nilai
berat timbulan sampah untuk perumahan semi permanen tidak
mengalami perbedaan yang signifikan terhadap jenis
perumahan yang lain.

2 Siti Rohana 2019 Analisis Laju Mengetahui karakteristik dan a. Pewadahan, Pemrosesaan
Nasution, Timbulan Sampah potensi laju timbulan sampah b. Pengumpulan/Pemindahan
AR. Indra Di Pulau Pramuka yang ada di masyarakat di Pulau c. Pemusnahan
Tjahjani DKI Jakarta Pramuka. Mengevaluasi metode d. terkait dengan masalah sampah adalah sebanyak kurang lebih
yang ada pengumpulan, daur 70-80% sampah tidak berakhir di lokasi pembuangan sampah
ulang dan pembuangan sampah tetapi di sekitar pemukiman warga dan di laut.
di Pulau Pramuka. Mengkaji e. Analisis Laju Timbulan Sampah di Pulau Pramuka
peran serta masyarakat dalam berdasarkan data jumlah penduduk dan dari hasil pengolahan
memberikan kontribusi data mengenahi laju estimasi jumlah penduduk di Pulau
pengelolaan sampah di Pulau Pramuka dari 2011-2025 akan terus meningkat.

29
Pramuka.

3. Dina Pasa 2013 Pengambilan dan Membuat alat untuk mengukur Hasil pelaksanaan kegiatan pengabdian dapat disimpulkan,
Lolo, Pengukuran Contoh volume timbulan sampah Pelatihan Pengelolaam Bank Sampah bagi Masyarakat di Desa
Theresia Timbulan dan berdasarkan SNI 19-3964-1994. Madyopuro Malang bertujuan untuk mengedukasi dan
Komposisi Sampah
Widi Asih Mengetahui komposisi sampah memotivasi masyarakat tentang pentingnya pengelolaan
Berdasarkan SNI
Cahyanti 19-3964-1994 di kampus Unmus. sampah dengan baik. Masyarakat telah mengetahui konsep
(Studi Kasus: pengelolaan sampah melalui 5R dan pemberdayaan bank
Kampus UNMUS) sampah dan manfaat pengelolaan sampah melalui bank sampah
setelah mengikuti kegiatan ini. Masyarakat merasa termotivasi
untuk selalu menjaga kebersihan lingkungan dan berperan
dalam pengelolaan sampah melalui bank sampah.

30
BAB 3
METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

3.1.1 Waktu Penelitian

Waktu penelitian yang dibutuhkan yaitu selama kurang lebih 6 bulan yaitu meliputi ide
studi dan studi literatur, penyusunan proposal, persiapan alat dan bahan, seminar
proposal, survei dan observasi, tahap pengumpulan data, tahap pengolahan dan analisis
data, penyusunan laporan penelitian, seminar hasil, pendadaran.

3.1.2 Tempat Penelitian

Lokasi penelitian pengambilan sampel, pengukuran timbulan dan komposisi sampah,


serta pengumpulan data dan pengolahan data dilakukan di daerah Kabupaten Kutai
Kartanegara Kecamatan Marang Kayu. Secara geografis Kecamatan Marang Kayu
terletak antara 117º 06' BT – 117º 30' BT dan 0 º 13' LS – 0 º 07' LS dengan luas
wilayah mencapai 866,20 km2 dengan jumlah penduduk sebanyak 29.609 Jiwa.

3.1.3 Variabel Penelitian

Pada tahap penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat.
Variabel bebas adalah variabel yang pada dasarnya berdiri sendiri tanpa terikat dengan
variabel lainnya. Sedangkan variabel terikat adalah variabel yang tidak mampu berdiri
sendiri dan varibel yang mendapatkan perngaruh dari variabel lainnya.

3.1.4 Variabel Bebas

Pada penelitian ini, variabel bebas pada penelitian kali ini adalah berapa jumlah volume
timbulan sampah yang dihasilkan dan komposisi sampah, karena variabel tersebut dapat
mempengaruhi berapa total timbulan sampah serta komposisi sampah yang dihasilkan.

31
3.1.5 Variabel Terikat

Adapun variabel terikat pada penelitian kali ini adalah dilakukan penelitian selama 8
hari berturut-turut serta untuk lokasi penelitian di bagi menjadi Perumahan dan Non
Perumahan berdasarkan SNI 19-3964-1994.

3.2 Tahap Persiapan

3.2.1 Ide Studi

Sistem perencanaan pengelolaan sampah yang dapat dikatakan berjalan dengan baik
terdiri atas pengumpulan timbulan sampah, pengangkutan menggunakan transportasi,
Tempat Pembuangan Sementara (TPS) hingga ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
Mengingat tingginya produksi sampah, belum ada studi timbulan dan komposisi sampah
di wilayah Marangkayu, Informasi terkait bahan-bahan pustaka minim ditemukan untuk
permasalahan sampah di wilayah Marangkayu, rendahnya pengelolaan sampah, dan
seiring bertumbuhnya jumlah penduduk setiap tahunnya di Kecamatan Marang Kayu
diperlukan informasi berupa data timbulan dan komposisi dihasilkan oleh daerah yang
akan direncanakan, dengan mengacu SNI yang telah di tetapkan. Informasi timbulan
dan komposisi sampah pada suatu wilayah pasti memiliki perbedaan yang dapat
dipengaruhi oleh ekonomi, sosial, budaya, dan lingkungannya. Serta data terkait
pertumbuhan penduduk di wilayah tersebut akan berpengaruh kepada besaran timbulan
sampah yang dihasilkan. Oleh karna itu cara yang dapat dilakukan salah satunya yaitu
sistem pengelolaan sampah seperti pengangkutan, pewadahan, Penentuaan Tempat
Pengolahan Sampah reuse, reduce, recycle (TPS-3R) sebagai sarana dan prasarana di
wilayah Marangkayu.

3.2.2 Studi Literatur

Studi literatur dimaksudkan untuk memperoleh bahan-bahan pustaka dan


mengumpulkan informasi dari berbagai sumber seperti jurnal, buku, SNI 19-3964-1994
dan SNI lainnya, peraturan UU, skripsi timbulan dan komposisi sampah suatu wilayah

32
sebagai referensi yang berhubungan dengan rencana dan tema penelitian, studi pustaka
digunakan sebagai penunjang dalam pelaksanaan penelitian baik sebelum proses
penelitian dilakukan maupun pada saat penelitian berlangsung. Obeservasi lapangan dan
persiapan alat dan bahan yang digunakan selama penelitian.

3.3 Alat dan Bahan Penelitian

Pada penelitian ini membutuhkan peralatan dan bahan yang dipergunakan di lapangan
maupun yang dipergunakan dalam pengolahan data. Adapun peralatan dan bahan yang
digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

3.3.1 Alat Penelitian

Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah:


1. Trashbag ukuran 80 x 100
2. Kantong plastik
3. Timbangan digital
4. Penggaris 1 meter
5. Alat tulis
6. Kamera handphone untuk dokumentasi lapangan
7. Sarung Tangan
8. Hand Sanitizer
9. Masker
10. Sekop sampah
11. Sapu
12. Meteran
13. Baterai
14. Kalkulator untuk menghitung dan mengolah data
15. Alat pengukur volume, bak berukuran 20 cm x 100 cm x 20 cm
16. Alat pengukur volume, bak berukuran 100 cm x 50 cm x 100 cm
17. Alat pengukur volume, bak berukuran 20 cm x 20 cm x 20 cm
18. Gerobak motor untuk pengambilan dan pengangkutan sampah

33
19. Kantong plastik volume 40 liter
20. Software Microsoft Word office 2010 untuk mengolah laporan

3.3.2 Bahan Penelitian

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:


A. Data Primer :
1. Data Timbulan Sampah
2. Data Komposisi Sampah
B. Data Sekunder
1. Data Jumlah Penduduk

3.4 Pengumpulan Data

Pengumpulan data primer diperoleh dari survei lapangan untuk mengetahui dan
mengamati kondisi terkini secara visual, pengambilan dan pengukuran timbulan
dilakukan untuk memperoleh data yang diperlukan dan komposisi sampel dengan
metode SNI 19-3964-1994. Kemudian dilakukan pengumpulan data sekunder yang
dimana data jumlah penduduk Kecamatan Marang Kayu Kabupaten Kutai Kartanegara
yang didapatkan melalui Dinas Badan Pusat Statistik Kabupaten Kutai Kartanegara
sebagai acuan untuk Penentuaan Tempat Pengolahan Sampah reuse, reduce, recycle
(TPS-3R).

3.4.1 Lokasi Pengambilan Data

Lokasi pengambilan contoh timbulan sampah dibagi menjadi 2 kelompok utama, yaitu:
a. perumahan yang terdiri dari:
1. permanen pendapatan tinggi
2. semi permanen pendapatan sedang
3. non permanen pendapatan rendah
b. non perumahan yang terdiri dari:
1. toko

34
2. kantor
3. sekolah
4. pasar
5. jalan
6. hotel
7. restoran, rumah makan
8. fasilitas umum lainnya.

3.4.2 Jumlah Data dan Perhitungan jumlah sampel

Pengambilan contoh sampah dilakukan di sumber masing-masing perumahan dan non-


perumahan. Pelaksanaan pengambilan contoh timbulan sampah dilakukan secara acak
strata dengan jumlah sebagai berikut:
a. Jumlah contoh jiwa dan kepala keluarga (KK) dapat dilihat pada tabel 1 yang
dihitung berdasarkan rumus dan 2 di bawah ini.
S Cd Ps .............................................................................................................(3.1)
dimana:
S = Jumlah contoh (jiwa)
Cd = Koefisien perumahan
Cd = Kota besar/metropolitan
Cd = Kota sedang/kecil/IKK
Ps = Populasi (jiwa)

K  ...................................................................................................................(3.2)

dimana:
K = Jumlah contoh (KK)
N = Jumlah jiwa per keluarga = 5
b. Jumlah contoh timbulan sampah dari perumahan adalah sebagai berikut:
1. contoh dari perumahan permanen = S1 K keluarga
2. contoh dari perumahan semi permanen = S2 K keluarga
3. contoh dari perumahan non permanen = S3 K keluarga

35
dimana:
S1 = Proporsi jumlah KK perumahan permanen dalam (%)
S2 = Proporsi jumlah KK perumahan semi permanen dalam (%)
S3 = Proporsi jumlah KK perumahan non permanen dalam (%)
S = Jumlah contoh jiwa
N = Jumlah jiwa per keluarga

K  = jumlah KK

Tabel 3.1 Klasifikasi Kota Berdasarkan Jumlah Penduduk, Jumlah Contoh Jiwa dan KK
JUMLAH
KLASIFIKASI JUMLAH JUMLAH
No CONTOH JIWA
KOTA PENDUDUK KK (K)
(S)
1 Metropolitan 1.000.000 – 2.500.000 1.000 – 1.500 200 – 300
2 Besar 500.000 – 1.000.000 700 – 1.000 140 – 200
3 Sedang, Kecil, IKK 3.000 – 500.000 150 – 350 30 – 70
(Sumber : SNI 19-3964-1994)

c. Jumlah contoh timbulan sampah dari non perumahan dapat dilihat pada Tabel 2
yang dihitung berdasarkan rumus di bawah ini.

S Cd Ts .............................................................................................................(3.3)

dimana:
S = Jumlah contoh masing-masing jenis bangunan non perumahan
Cd = Koefisien bangunan non perumahan = 1
Ts = Jumlah bangunan non perumahan

Teknik yang digunakan berdasarkan SNI-19-3964-1994 tentang metode pengambilan


dan pengukuran contoh timbulan dan komposisi sampah perkotaan yang meliputi lokasi,
cara pengambilan, jumlah contoh, frekuensi pengambilan, serta pengambilan data dan
perhitungan.
a. Perhitungan sampel jiwa dan kepala keluarga

36
Jumlah penduduk di Kabupaten Kutai Kartanegara 2020 sebanyak 734.485 jiwa.
S = Cd √Ps
S = 1 √734.485 jiwa
Maka, jumlah contoh jiwa (S) = 857,02 jiwa

Sedangkan perhitungan jumlah keluarga yang disamping menggunakan persamaan


berikut:

k
857
k = 171 KK
5

Jumlah contoh KK pada Ke dihitung dengan merasiokan jumlah penduduk


Kecamatan Marang Kayu yang ada pada tahun 2020 berjumlah 26.902 jiwa dengan
jumlah penduduk Kabupaten Kutai Kartanegara:
mla p nd d k ama an a an a
j mla on o a pa n ai a an a a
mla p nd d k ka pa n ai a an a a
26.902
171 = di la kan 7
734.485

b. Perhitungan jumlah sampel perumahan


Sampel dari perumahan = (S x K ) keluarga
Sampel dari perumahan permanen = (S x K ) keluarga = (25% x 7) = 2 rumah
Sampel dari perumahan semi permanen = (S x K ) keluarga = (30% x 7) = 2 rumah
Sampel dari perumahan non permanen = (S x K ) keluarga = (45% x 7) = 3 rumah

Maka jumlah KK yang akan disampling sebanyak 7 rumah di Kecamatan Marang


Kayu dengan klasifikasi rumah yang mengacu kepada SNI-19-3964-1994 yaitu
rumah permanen 2 rumah, rumah semi permanen sebanyak 2 rumah, dan rumah
non permanen sebanyak 3 rumah.

c. Contoh cara perhitungan jumlah contoh timbulan sampah dari non perumahan.
Jumlah contoh toko dihitung menggunakan persamaan sebagai berikut:
dimana:

37
T = Cd √T
T = Jumlah contoh toko
Cd = 0,5
TS = jumlah toko per 6.000 penduduk

Misal untuk kota kecil/ sedang dengan jumlah penduduk = 35.009 maka jumlah
contoh toko yang diam il = 0,5√26.902 /6.000 = 1,058 diam il 2 on o

3.4.3 Kriteria Perumahan dan non Perumahan

3.4.3.1. Kriteria Perumahan

Kategori perumahan yang ditentukan berdasarkan:


a. keadaan fisik rumah dan atau;
b. pendapatan rata-rata kepala keluarga dan atau;
c. fasilitas rumah tangga yang ada

3.4.3.2. Kriteria Non Perumahan

Kriteria non perumahan berdasarkan:


a. fungsi jalan yaitu:
1. jalan arteri sekunder;
2. jalan kolektor sekunder;
3. jalan lokal;
4. untuk kota yang tidak melakukan penyapuan jalan minimal 500 meter panjang
jalan arteri sekunder di pusat kota;
b. kriteria untuk pasar: berdasarkan fungsi pasar;
c. kriteria untuk hotel: berdasarkan jumlah fasilitas yang tersedia;
d. kriteria untuk rumah makan dan restoran: berdasarkan jenis kegiatan;
e. kriteria untuk fasilitas umum: berdasarkan fungsinya

38
Tabel 3.2 Jumlah Contoh Timbulan Sampah Dari Non Perumahan
KLASIFIKASI KOTA
LOKASI KOTA KOTA
KOTA
No PENGAMBILAN BESAR SEDANG & 1 KK
METROPOLITAN
CONTOH (CONTOH) KECIL
(CONTOH)
(CONTOH)
1 Toko 3 – 30 10 – 13 5 – 10 3–5
2 Sekolah 13 – 30 10 – 13 5 – 10 3–5
3 Kantor 13 – 30 10 – 13 5 – 10 3–5
4 Pasar 6 – 15 3–6 1–3 1
5 Jalan 6 – 15 3–6 1–3 1
(Sumber : SNI 19-3964-1994).

3.4.4 Frekwensi Pengambilan Contoh

Frekwensi pengambilan contoh dapat dilakukan dengan frekwensi sebagai berikut:


a. pengambilan contoh dilakukan dalam 8 hari berturut-turut pada lokasi yang sama,
dan dilaksanakan dalam 2 pertengahan musim tahun pengambilan contoh;
b. butir 1 dilakukan paling lama 5 tahun sekali.

3.4.5 Pengukuran dan Perhitungan

Pengukuran dan perhitungan contoh timbulan sampah harus mengikuti ketentuan


sebagai berikut:
a. satuan yang digunakan dalam pengukuran timbulan sampah adalah:
1. volume basah (asal) : liter/unit/hari
2. berat basah (asal) : kilogram/unit/hari
b. satuan yang digunakan dalam pengukuran komposisi sampah adalah dalam % berat
basah/asal;
c. jumlah unit masing-masing dari lokasi pengambilan contoh timbulan sampah (u),
adalah:
1. perumahan : jumlah jiwa dalam keluarga;
2. toko : jumlah petugas atau luas areal;
3. sekolah : jumlah murid dan guru;
4. pasar : luas pasar atau jumlah pedagang;
5. kantor : jumlah pegawai;

39
6. jalan : panjang jalan dalam meter;
7. hotel : jumlah tempat tidur;
8. restoran : jumlah kursi atau luas areal;
9. fasilitas umum lainnya : luas areal.
d. metode pengukuran contoh timbulan sampah, yaitu:
1. sampah terkumpul diukur volume dengan wadah pengukur 40 liter dan
ditimbang beratnya; dan atau
2. sampah yang terkumpul diukur dalam bak pengukur besar yaitu 500 liter dan
ditimbang beratnya; kemudian dipisahkan sampah berdasarkan komponen
komposisi sampah dan ditimbang beratnya.
e. perhitungan besaran timbulan sampah perkotaan berdasarkan:
1. rata-rata timbulan sampah perumahan;
2. perbandingan total sampah perumahan dan non perumahan.

3.4.6 Cara Kerja Pengambilan dan Pengukuran Sampah

Pengambilan contoh timbulan dan komposisi sampah antara lain yaitu dari
mengelompokkan jenis rumah berdasarkan klasifikasi perumahan, setelah itu membagi
kantong plastik ukuran besar pada setiap rumah sesuai kode yang diberikan. Setelah 24
jam dari waktu pembagian kantong plastik, timbulan sampah yang telah diambil
kemudian diukur massa, volume dan massa jenis. Berikut rumus yang digunakan
adalah:

a. Pengukuran Massa Timbulan Sampah


To al assa ampa / ai
Massa timbulan sampah = ......................................... (3.4)
mla iwa iwa

b. Pengukuran Volume Timbulan Sampah


To al ol m ampa m3/ a i
Massa timbulan sampah = ...................................... (3.5)
mla iwa iwa

c. Pengukuran Massa Jenis Timbulan Sampah


To al assa nis ampa /m3/ a i
Massa timbulan sampah = ............................ (3.6)
mla iwa iwa

40
Sampah dikumpulkan dan diukur ke dalam kotak berukuran 40 liter dengan dimensi 20
x 100 x 20 cm hingga padat dan diukur ketinggian sampah untuk mengetahui volume
sampah (m3) secara keseluruhan, kemudian dikategorikan berdasarkan komponennya
dan dimasukkan dan diratakan kembali di dalam kotak volume dan diukur ketinggian
sampah untuk mengetahui volume sampah (m3) perkomponennya, langkah tersebut
diulang untuk setiap komponennya Hasil timbulan sampah yang didapatkan selanjutnya
diolah menggunakan tabel.

3.4.6.1. Pengambilan dan Pengukuran Contoh dari Lokasi Perumahan

Cara Pengambilan dan Pengukuran Contoh dari Lokasi Perumahan adalah sebagai
berikut:
a. Ditentukan lokasi pengambilan contoh;
b. Ditentukan jumlah tenaga pelaksana;
c. Disiapkan peralatan;
d. Dilakukan pengambilan dan pengukuran contoh timbulan dan komposisi sampah
sebagai berikut:
1. Dibagikan kantong plastik yang sudah diberi tanda kepada sumber sampah 1
hari sebelum dikumpulkan;
2. Dicatat jumlah unit masing-masing penghasil sampah;
3. Dikumpulkan kantong plastik yang sudah terisi sampah;
4. Diangkut seluruh kantong plastik ke tempat pengukuran;
5. Ditimbang kotak pengukur;
6. Dituang secara bergiliran contoh tersebut ke kotak pengukur 40 l;
7. Dihentak 3 kali kotak contoh dengan mengangkat kotak setinggi 20 cm. Lalu
jatuhkan ke tanah;
8. Diukur dan catat volume sampah (Vs );
9. Ditimbang dan catat berat sampah (Bs);
10. Ditimbang bak pengukur 500 l;
11. Dicampur seluruh contoh dari setiap lokasi pengambilan dalam bak pengukur
500 l;
12. Diukur dan catat berat sampah;

41
13. Ditimbang dan catat berat sampah;
14. Dipilah contoh berdasarkan komponen komposisi sampah;
15. Ditimbang dan catat berat sampah;
16. Dihitunglah komponen komposisi sampah
Bila akan dibawa ke laboratorium uji (pengujian karakteristik sampah) lakukan
sub butir berikut ini:
17. Diambil dari tiap komponen contoh seberat
18. Diaduk merata contoh-contoh tersebut dan dimasukkan dalam kantong plastik
ditutup rapat dan diangkut ke laboratorium.

3.4.6.2. Pengambilan dan Pengukuran Contoh dari Lokasi Non Perumahan

3.4.6.2.1. Lokasi Toko, Sekolah dan Kantor

Cara pengerjaan pengambilan dan pengukuran contoh adalah sebagai berikut:


a. Ditentukan lokasi pengambilan contoh;
b. Ditentukan jumlah tenaga pelaksana;
c. Disiapkan peralatan;
d. Dilaksanakan pengambilan dan pengukuran contoh timbulan sampah sebagai
berikut:
1. Dibagikan kantong plastik yang sudah diberi tanda kepada sumber sampah 1
hari sebelum dikumpulkan;
2. Dicatat jumlah unit masing-masing penghasil sampah;
3. Dikumpulkan kantong plastik yang sudah terisi sampah;
4. Diangkut seluruh kantong plastik ke tempat pengukuran;
5. Ditimbang kotak pengukur;
6. Dituang secara bergiliran contoh tersebut ke kotak pengukur 40 l;
7. Dihentak 3 kali kotak contoh dengan mengangkat kotak setinggi 20 cm. Lalu
jatuhkan ke tanah;
8. Diukur dan catat volume sampah (Vs );
9. Ditimbang dan catat berat sampah (Bs );
10. Ditimbang bak pengukur 500 l;

42
11. Dicampur seluruh contoh dari setiap lokasi pengambilan dalam bak pengukur
12. Diukur dan catat berat sampah;
13. Ditimbang dan catat berat sampah;
14. Dipilah contoh berdasarkan komponen komposisi sampah;
15. Ditimbang dan catat berat sampah;
16. Dihitunglah komponen komposisi sampah;
Bila akan dibawa ke laboratorium uji (pengujian karakteristik sampah) lakukan
sub butir berikut ini:
17. Diambil dari tiap komponen contoh seberat
18. Diaduk merata contoh-contoh tersebut dan dimasukkan dalam kantong plastik
ditutup rapat dan diangkut ke laboratorium.

3.4.7 Tahap Pengumpulan Data Sekunder

Pengumpulan data sekunder jumlah penduduk diperoleh dari Badan Pusat Statistik
Kabupaten Kutai Kartanegara.

3.4.8 Analisis dan Pengolahan Data

Analisis dan pengolahan data dalam penelitian ini dilakukan untuk mencapai tujuan
penelitian. Dalam penelitian ini dilakukan dengan melakukan tabulasi dari data yang
diperoleh selama 8 hari berturut-turut pada lokasi yang sama. Hasil yang diperoleh
berupa rata-rata timbulan sampah perumahan dan perbandingan total sampah
perumahan dan non perumahan.

3.4.9 Proyeksi Penduduk

Rata-rata timbulan sampah biasanya akan bervariasi dari hari ke hari, antara satu daerah
dengan daerah lainnya, dan antara satu negara dengan negara lainnya. Variasi ini
terutama disebabkan oleh perbedaan yaitu iklim, letak geografi, kemajuan teknologi,
tingkat sosial ekonomi, dan perkembangan jumlah penduduk, namun di kota yang
penduduknya tinggi maka akan menghasilkan sampah yang banyak pula, adapun rumus-
rumus untuk menghitung perkembangan jumlah penduduk yaitu sebagai berikut:

43
a. Metode Aritmatik
Pt = Po (1 + rt)
Dimana:
Pt = Jumlah Penduduk pada akhir tahun periode
Po = Jumlah Penduduk pada awal proyeksi
r = Laju pertumbuhan penduduk tiap tahun
t = Periode waktu antara tahun dasar dan tahun t (dalam tahun)
b. Metode Geometrik
Pn = Po (1+r)t
Pn = Jumlah Penduduk pada akhir tahun periode
Po = Jumlah Penduduk pada awal proyeksi
r = Laju pertumbuhan penduduk
t = Periode waktu antara tahun dasar dan tahun t (dalam tahun)
c. Metode Eksponensial
Pt = Po. et.r
Dimana:
Pt = Jumlah penduduk pada tahun t
Po = Jumlah penduduk pada tahun dasar
e = Bilangan pokok dari sistem logaritma natural (ln) yang besarnya adalah
2,7182818
r = Laju pertumbuhan penduduk
t = Periode waktu antara tahun dasar dan tahun t (dalam tahun)

44
3.5 Diagram Alir Penelitian

Ide Studi dan Studi Literatur


Tahap
Persiapan
Persiapan Alat dan bahan

Tahap Survey dan Survei lokasi pengambilan sampel


Observasi

Pengumpulan Data Sekunder


Tahap Pengumpulan Data Primer 1. Data jumlah penduduk
Pengumpulan 1. Data Timbulan Sampah Kecamatan Marang Kayu
Data 2. Data Komposisi Sampah tahun 2021 Badan Pusat
Statistik Samarinda

Pengolahan Data Primer,


Analisis Hasil Timbulan dan
Komposisi Sampah
1. Tabulasi Data Timbulan
Sampah
2. Tabulasi Data Komposisi
Tahap Pengolahan Sampah
dan Analisis Data

Pengolahan Data Sekunder


1. Proyeksi data jumlah penduduk
dan proyeksi jumlah sampah di
Kecamatan Marang Kayu
hingga tahun 2032

Analisis Hasil Timbulan dan Komposisi Sampah yang


dikaitkan dengan proyeksi jumlah penduduk

Tahapan Akhir
Dasar Penentuan Tempat Pengolahan Sampah reuse, reduse, Penulisan Laporan
recycle (TPS-3R) berdasarkan hasil dari data timbulan dan Penelitian
komposisi sampah

Kesimpulan

Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian

45
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Analisis Hasil Timbulan Sampah Kecamatan Marangkayu

Pengukuran dan pengambilan contoh timbulan dan komposisi sampah perumahan dan
non perumahan dilakukan selama 8 hari berturut-turut dimulai pada hari kamis, 4
November 2021 sampai hari kamis, 11 November 2021 dengan mengumpulkan sampah
rumah tangga dan sampah sejenis rumah tangga yang berasal dari 17 perumahan dan 3
non perumahan yang tersebar di wilayah administrasi kecamatan Marangkayu dengan
jumlah sampel anggota jiwa keseluruhan sebanyak 437 jiwa.

Sumber sampah menurut SNI nomor 19-3964 tahun 1994 berasal dari:
1. Sumber sampah perumahan yaitu: rumah permanen, rumah semi permanen dan
rumah non permanen.
2. Sumber sampah non-perumahan yaitu: Kantor, toko/ruko, pasar, sekolah, jalan, hotel,
restoran, dan fasilitas umum lainnya.

Menurut SNI-19-3964-1994 kriteria perumahan yang ditentukan berdasarkan keadaan


fisik rumah dan menurut Undang-Undang No 1 tahun 2011 tentang perumahan dan
kawasan permukiman, tipe rumah berdasarkan konstruksi ada 3 yaitu rumah permanen,
rumah semi permanen dan rumah non permanen, dimana
1. Rumah permanen memiliki bahan atap berupa genteng, bahan dinding berupa
tembok dan bahan lantai keramik.
2. Rumah semi permanen memiliki bahan atap berupa seng atau asbes, bahan dinding
berupa kayu atau bambu, dan bahan lantai berupa semen.
3. Rumah non permanen memiliki bahan atap berupa kayu asbes, bahan dinding berupa
bambu dan bahan lantai berupa tanah.

Adapun komposisi yang di dapatkan pada penelitian ini seperti sampah organik, sampah
anorganik, sampah B3, dan sampah residu. Sampah organik yaitu sampah yang berasal

46
dari makhluk hidup, baik manusia, hewan maupun tumbuhan yang mudah terurai tanpa
proses campur tangan manusia baik sampah basah maupun sampah kering, contohnya
seperti sisa makanan, daun-daun kering, ranting pohon. Sampah anorganik yaitu sampah
yang sulit terurai dan dihasilkan dari bahan-bahan non hayati, baik berupa produk
sintetik maupun hasil proses teknologi pengolahan bahan tambang, contohnya plastic,
botol/kaleng minuman, kresek, ban bekas. Sampah B3 merupakan jenis sampah yang
dikategorikan beracun dan berbahaya bagi manusia, sampah ini terjadi dari zat kimia
organik dan non organik serta logam-logam berat, umumnya sampah jenis ini berasal
dari buangan industri serta mengandung merkuri contohnya seperti kaleng bekas cat
atau minyak wangi. Sedangkan sampah residu adalah jenis sampah yang bukan sampah
organik dan sampah anorganik, sampah jenis ini sulit di daur ulang bahkan tidak bisa di
daur ulang, contohnya seperti sampah pospak.

4.1.2 Analisis Berat Timbulan Sampah Perumahan

Berdasarkan hasil pengukuran selama 8 hari berturut-turut, didapatkan berat timbulan


sampah serta rata-rata, yang disajikan dalam bentuk Tabel 4.1 hasil analisis timbulan
sampah perumahan di Kecamatan Marangkayu adalah sebagai berikut:

Tabel 4.1 Analisis Berat Timbulan Sampah Perumahan


Berat Sampah Per Hari (Kg) Rata-rata
Lokasi Sumber
Kamis Jumat Sabtu Minggu Senin Selasa Rabu Kamis (Kg/hari)
Permanen 8 5,9 6,2 2,5 8,8 6,7 13,1 9,15 7,543
Semi
6,1 5,6 5,9 13,6 3,9 5 5,4 3,45 6,118
Perumahan Permanen
Non
5,7 6,2 4,1 8,2 16,6 9,7 5,2 5,5 7,65
Permanen
(Sumber Data Primer, 2021).

Berdasarkan Tabel 4.1 didapatkan hasil analisis timbulan sampah perumahan serta rata-
rata perhari, dengan sampah Perumahan Permanen rata-rata 7,543 kg/hari dan rata-rata
berat timbulan sebesar 0,377 kg/jiwa/hari, sampah Perumahan Semi Permanen rata-rata
6,118 kg/hari dan rata-rata berat timbulan sebesar 0,305 kg/jiwa/hari, dan sampah
Perumahan Non Permanen rata-rata 7,65 kg/hari dan rata-rata berat timbulan sebesar
0,283 kg/jiwa/hari. Dari ketiga sumber diatas, rata-rata timbulan yang didapat masih
berada dibawah batas standar sesuai SNI 19-3983-1995. Jumlah sampah dari sumber

47
Perumahan dipengaruhi juga oleh kondisi Pandemi Covid-19, dimana ada nya
pembatasan berkerumunan bagi setiap orang dan kebanyakan masyarakat memilih
untuk tidak berbelanja di luar, hal ini berdampak pada sampah yang dihasilkan sampah
Perumahan di Marangkayu lebih sedikit dibandingkan seperti sebelum adanya Pandemi
Covid-19.

4.1.3 Analisis Berat Timbulan Sampah Non Perumahan

Tabel 4.2 Analisis Berat Timbulan Sampah Non Perumahan


Berat Sampah Per Hari (Kg) Rata-rata
Lokasi Sumber
Kamis Jumat Sabtu Minggu Senin Selasa Rabu Kamis (Kg/hari)
Toko 8 3 7.4 3,3 4,4 8,6 5,3 9,6 6,2
Non
Kantor 20,4 4,5 0,3 0 3,4 7,3 5,9 8,2 6,25
Perumahan
Sekolah 10,1 4,4 3,6 0 3,1 8,5 1,4 2,7 4,225

Berdasarkan Tabel 4.2 didapatkan hasil analisis timbulan non perumahan toko rata-rata
6,2 kg/hari dan rata-rata berat timbulan sebesar 1,24 kg/jiwa/hari, sampah kantor rata-
rata 6,25 kg/hari dan rata-rata berat timbulan sebesar 0,173 kg/jiwa/hari, dan sampah
sekolah rata-rata 4,225 kg/hari dan rata-rata berat timbulan sebesar 0,0128 kg/jiwa/hari.
Dari ketiga sumber diatas masih dalam standar sesuai SNI 19-3983-1995. Sampah non
perumahan untuk kantor pada hari minggu tidak dilakukan pengambilan sampel
dikarenakan pada hari tersebut tidak ada kegiatan aktivitas. Sedangkan untuk sekolah
pada hari minggu tidak dilakukan pengambilan sampel dikarenakan pada hari tersebut
tidak ada proses belajar mengajar. Jumlah sampah dari sumber Sekolah dan Kantor
dipengaruhi juga oleh kondisi Pandemi Covid-19, dimana ada nya pembatasan
berkerumunan bagi setiap orang dan menyebabkan sampah yang dihasilkan sampah
Non Perumahan di Marangkayu lebih sedikit dibandingkan seperti sebelum adanya
Pandemi Covid-19.

Berdasarkan dari hasil pengukuran selama 8 hari berturut-turut, didapatkan berat


timbulan sampah, volume timbulan sampah rata-rata berdasarkan klasifikasi perumahan
dan non perumahan, yang disajikan dalam bentuk Tabel 4.3 hasil rata-rata timbulan
sampah perumahan dan non perumahan di kecamatan Marangkayu adalah sebagai
berikut:

48
Tabel 4.3 Rata-Rata Berat dan Volume Timbulan Sampah Perumahan dan
Non Perumahan Perhari
No Hari Berat (Kg/hari) Volume (m3/hari) Densitas (Kg/m3)
1 Kamis 49,12 0,67 87,01
2 Jumat 24,56 0,84 35,45
3 Sabtu 26,38 0,41 67,87
4 Minggu 26,05 0,32 86,85
5 Senin 33,10 0,56 71,79
6 Selasa 40,53 0,76 60,66
7 Rabu 33,80 0,72 50,77
8 Kamis 35,44 0,88 44,11
Jumlah 268,972 5,13 504,51
Rata-rata 59,772 0,64 63,06
(Sumber data Primer, 2021).

Pada Tabel 4.3 di dapatkan dari hasil pengukuran timbulan sampah total perumahan dan
non perumahan, diketahui berat timbulan sampah perumahan dan non perumahan
perhari adalah sebesar 59,722 Kg/hari dan volume timbulan sampah perhari adalah
sebesar 0,64 m3 /hari. Berdasarkan dari hasil dari perhitungan tabel diatas dengan
menggunakan rumus (3.4) dan (3.5) didapatkan rata-rata timbulan sampah perumahan
per-jiwa sebesar 0,0769 Kg/jiwa/hari dan untuk volume rata-rata sebesar 0,0015 m3
/jiwa/hari.

4.2 Komposisi Sampah Perumahan Dan Non Perumahan

4.2.1 Komposisi Berat dan Volume Timbulan Sampah Perumahan

Adapun perhitungan komposisi sampah pada perumahan di lakukan selama 8 hari


secara berturut-turut, kemudian di dapatkan hasil total berat timbulan sampah perhari
(Kg). Jenis sampah yang di klasifikasikan sebagai sampah organik, sampah anorganik,
sampah B3, dan sampah residu dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

49
Tabel 4.4 Total Berat Timbulan Sampah Organik Perhari (Kg) Perumahan
Total Berat Timbulan Sampah perhari (Kg) Perumahan
No
Hari Organik
1 Kamis 10,8
2 Jum'at 7,7
3 Sabtu 8,6
4 Minggu 14,2
5 Senin 13,5
6 Selasa 9,4
7 Rabu 8,1
8 Kamis 8,1
Jumlah 80,4
Rata-rata 10,05
(Sumber data primer, 2021).

Berdasarkan Tabel 4.4 didapatkan hasil berat timbulan sampah organik perumahan pada
hari kamis dengan sampah organik 10,8 Kg, pada a i j m’a d n an sampa o anik
7,7 Kg, pada hari sabtu dengan sampah organik 8,6 Kg, pada hari minggu dengan
sampah organik 14,2 Kg, pada hari senin dengan sampah organik 13,5 Kg, pada hari
selasa dengan sampah organik sebesar 9,4 Kg, dan pada hari rabu dan kamis dengan
sampah organik sebesar 8,1 Kg. Total rata-rata keseluruhan didapatkan sebesar10,05
Kg/hari.

Tabel 4.5 Total Berat Timbulan Sampah Anorganik Perhari (Kg) Perumahan
Total Berat Timbulan Sampah perhari (Kg) Perumahan
No Anorganik
Hari
Kertas Kain/Tekstil Karet/Kulit Plastik Gelas/Kaca Logam Tetrapack Sisa Bangunan
1 Kamis 0,7 0,405 0,100 4,500 0,300 0,400 0,302 0,300
2 Jum'at 2,5 0,23 0,02 2,427 0,3 0,421 0,13 0,04
3 Sabtu 2 0,169 0,052 2,6 1 0,4 0,2 0,38
4 Minggu 2,2 0,456 0,2 4,9 0,021 0,553 0,092 0,2
5 Senin 1,4 0,217 0 4,29 0,21 0,35 0,05 0,54
6 Selasa 6,6 0,063 0 2,5 0 0,6 0,219 0,338
7 Rabu 2 0,057 0 5 1,9 4,2 0,028 1,228
8 Kamis 1,1 0,01 1,7 5,100 0,085 0,504 0,071 0,51
Jumlah 18,5 1,607 2,072 31,317 3,816 7,428 1,092 3,536
Rata-rata 2,313 0,201 0,259 3,915 0,477 0,9285 0,137 0,442
(Sumber data primer, 2021).

Berdasarkan Tabel 4.5 didapatkan hasil berat timbulan sampah anorganik perumahan
pada 8 hari berturut-turut dengan sampah kertas didapatkan rata-rata 2,313 Kg/hari,
sampah kain/tekstil didapatkan rata-rata 0,201 Kg/hari, sampah karet/kulit didapatkan

50
rata-rata 0,259 Kg/hari, sampah plastik didapatkan rata-rata 3,915 Kg/hari, sampah
gelas/kaca didapatkan rata-rata 0,477 Kg/hari, sampah logam didapatkan rata-rata
0,9285 Kg/hari, sampah tetrapack didapatkan rata-rata 0,137 Kg/hari, sampah sisa
bangunan didapatkan rata-rata 0,442 Kg/hari. Nilai 0 pada hari senin, selasa dan rabu
pada jenis sampah karet/kulit dan selasa pada jenis gelas/kaca dikarenakan tidak
ditemukannya atau tidak adanya yang membuang sampah.

Tabel 4.6 Total Berat Timbulan Sampah B3 Perhari (Kg) Perumahan


Total Berat Timbulan Sampah perhari (Kg) Perumahan
No
Hari B3
1 Kamis 0,1
2 Jum'at 0
3 Sabtu 0
4 Minggu 0
5 Senin 0
6 Selasa 0
7 Rabu 0
8 Kamis 0
Jumlah 0,1
Rata-rata 0,0125
(Sumber data primer, 2021).

Berdasarkan Tabel 4.6 didapatkan hasil berat timbulan sampah B3 perumahan pada hari
kamis dengan sampah B3 0,1 Kg, pada a i j m’a hingga hari kamis tidak di dapatkan
timbulan sampah B3, nilai 0 Kg pada hari jumat-kamis dikarenakan tidak ditemukan
atau tidak adanya sampah jenis B3 yang dibuang oleh masyarakat. Total rata-rata
sampah B3 keseluruhan di dapatkan 0,0125 Kg/hari.

Tabel 4.7 Total Berat Timbulan Sampah Residu Perhari (Kg) Perumahan
Total Berat Timbulan Sampah perhari (Kg) Perumahan
No
Hari Residu
1 Kamis 0,5
2 Jum'at 1,042
3 Sabtu 0,423
4 Minggu 0,224
5 Senin 3,523
6 Selasa 0,512
7 Rabu 0,303
8 Kamis 0,507
Jumlah 7,0
Rata-rata 0,88025
(Sumber data primer, 2021).
51
Berdasarkan Tabel 4.7 didapatkan hasil berat timbulan sampah residu perumahan pada
hari kamis dengan sampah residu 0,5 Kg, pada a i j m’a d n an sampa residu 1,042
Kg, pada hari sabtu dengan sampah residu 0,423 Kg, pada hari minggu dengan sampah
residu 0,224 Kg, pada hari senin dengan sampah residu 3,523 Kg, pada hari selasa
dengan sampah residu sebesar 0,512 Kg, dan pada hari rabu dengan sampah residu
sebesar 0,303 Kg, dan pada hari kamis dengan sampah residu sebesar 0,507 Kg. Total
rata-rata keseluruhan didapatkan sebesar 0,88025 Kg/hari.

Tabel 4.8 Total Volume Komposisi Timbulan Sampah Perumahan


No Komposisi Massa (Kg/hari) Volume (m3/hari)
1 Organik 80,401 1,227
2 Kertas 18,500 0,282
3 Kain/Tekstil 1,607 0,025
4 Karet/Kulit 2,072 0,032
5 Plastik 31,317 0,478
6 Gelas/Kaca 3,816 0,058
7 Logam 7,428 0,113
8 Tetrapack 1,092 0,017
9 Sisa Bangunan 3,536 0,054
10 B3 0,100 0,002
11 Residu 7,042 0,107
Jumlah 156,911 2,395
(Sumber data primer, 2021).

Berdasarkan Tabel 4.8 didapatkan hasil volume timbulan sampah perumahan rata-rata
perhari, dengan sampah organik 1,227 m3/hari, sampah anorganik berupa sampah
sampah kertas 0,282 m3/hari, sampah kain/tekstil 0,025 m3/hari, sampah karet/kulit
0,032 m3/hari, sampah plastik 0,478 m3/hari, sampah gelas/kaca 0,058 m3/hari, sampah
logam 0,113 m3/hari, sampah tetrapack 0,017 m3/hari dan sampah sisa bangunan
sebesar 0,054 m3/hari. Sedangkan pada sampah B3 didapatkan hasil sebesar 0,002
m3/hari dan sampah residu sebesar 0,107 m3/hari. Total volume keseluruhan didapatkan
sebesar 2,935 m3/hari.

4.2.3 Komposisi Berat dan Volume Timbulan Sampah Non Perumahan

Adapun komposisi sampah pada non perumahan di lakukan selama 8 hari secara
berturut-turut, kemudian di dapatkan hasil total berat timbulan sampah perhari (Kg).

52
Jenis sampah yang di klasifikasikan sebagai sampah organik, sampah anorganik,
sampah B3, dan sampah residu dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 4.9 Total Berat Timbulan Sampah Organik Perhari (Kg) Non Perumahan
Total Berat Timbulan Sampah perhari (Kg) NonPerumahan
No
Hari Organik
1 Kamis 15,100
2 Jum'at 1,968
3 Sabtu 5,788
4 Minggu 2
5 Senin 2,335
6 Selasa 10,828
7 Rabu 4,8
8 Kamis 8,5
Jumlah 51,319
Rata-rata 6,415
(Sumber data primer, 2021).

Berdasarkan Tabel 4.9 didapatkan hasil berat timbulan sampah organik non perumahan
pada hari kamis dengan sampah organik 15,100 Kg, pada a i j m’a d n an sampa
organik 1,968 Kg, pada hari sabtu dengan sampah organik 5,788 Kg, pada hari minggu
dengan sampah organik 2 Kg, pada hari senin dengan sampah organik 2,335 Kg, pada
hari selasa dengan sampah organik sebesar 10,828 Kg, dan pada hari rabu dengan
sampah organik sebesar 4,8 Kg, dan kamis dengan sampah organik sebesar 8,5 Kg.
Total rata-rata keseluruhan didapatkan sebesar 6,415 Kg/hari.

Tabel 4.10 Total Berat Timbulan Sampah Anorganik Perhari (Kg) Non Perumahan
Total Berat Timbulan Sampah perhari (Kg) NonPerumahan
No Anorganik
Hari
Kertas Kain/Tekstil Karet/Kulit Plastik Gelas/Kaca Logam Tetrapack Sisa Bangunan
1 Kamis 6,600 0 0 5,000 1,100 0,200 0,300 2,200
2 Jum'at 2,8 0,078 0,048 3,3 0,1 0,22 0,126 0,33
3 Sabtu 1,7 0,2 0 2,223 0,1 0 0,1 0,3
4 Minggu 0,4 0 0 0,5 0 0 0,1 0
5 Senin 3,34 0 0 2,1 0,26 0,114 0,336 0,1
6 Selasa 4,8 0,1 0 3,11 0,4 0.1 0,297 0,473
7 Rabu 2,7 0,03 0 2,126 0,7 0,041 0,265 0
8 Kamis 3,7 0 0 3,513 0,9 0,003 0,217 0,006
Jumlah 26,040 0,408 0,048 21,872 3,560 0,678 1,741 3,409
Rata-rata 3,255 0,051 0,006 2,734 0,445 0,085 0,218 0,426
(Sumber data primer, 2021).

53
Berdasarkan Tabel 4.10 didapatkan hasil berat timbulan sampah anorganik non
perumahan pada 8 hari berturut-turut dengan sampah kertas didapatkan rata-rata 3,255
Kg/hari, sampah kain tekstil didapatkan rata-rata 0,051 Kg/hari, sampah karet/kulit
didapatkan rata-rata 0,006 Kg/hari, sampah plastik didapatkan rata-rata 2,734 Kg/hari,
sampah gelas/kaca didapatkan rata-rata 0,445 Kg/hari, sampah logam didapatkan rata-
rata 0,085 Kg/hari, sampah tetrapack didapatkan rata-rata 0,218 Kg/hari, sampah sisa
bangunan didapatkan rata-rata 0,426 Kg/hari. Nilai 0 pada kain/tekstil, karet/kulit,
gelas/kaca, logam, dan sisa bangunan dikarenakan tidak ditemukannya atau tidak
adanya yang membuang sampah pada jenis sampah tersebut.

Tabel 4.11 Total Berat Timbulan Sampah B3 Perhari (Kg) Non Perumahan
Total Berat Timbulan Sampah perhari (Kg) NonPerumahan
No
Hari B3
1 Kamis 0
2 Jum'at 0,7
3 Sabtu 0,045
4 Minggu 0
5 Senin 0,073
6 Selasa 0,021
7 Rabu 0
8 Kamis 0
Jumlah 0,839
Rata-rata 0,105
(Sumber data primer, 2021).

Berdasarkan Tabel 4.11 didapatkan hasil berat timbulan sampah B3 non perumahan
pada hari kamis dengan sampah B3 0 Kg, pada a i j m’a dengan sampah B3 0,7 Kg,
pada hari sabtu dengan sampah B3 0,045 Kg, pada hari minggu dengan sampah B3 0
Kg, pada hari senin dengan sampah B3 0,073 Kg, pada hari selasa dengan sampah B3
0,021 Kg, pada sampah rabu dan kamis sampah B3 0 Kg. Total rata-rata sampah B3
keseluruhan di dapatkan 0,105 Kg/hari. Nilai 0 pada tabel dikarenakan tidak ditemukan
atau tidak adanya sampah jenis B3 yang dibuang oleh masyarakat.

54
Tabel 4.12 Total Berat Timbulan Sampah Residu Perhari (Kg) Non Perumahan
Total Berat Timbulan Sampah perhari (Kg) NonPerumahan
No
Hari Residu
1 Kamis 0,2
2 Jum'at 0,083
3 Sabtu 0,1
4 Minggu 0
5 Senin 0,34
6 Selasa 0,17
7 Rabu 0,33
8 Kamis 0,91
Jumlah 2,127
Rata-rata 0,266
(Sumber data primer, 2021).

Berdasarkan Tabel 4.12 didapatkan hasil berat timbulan sampah residu non perumahan
pada hari kamis dengan sampah residu 0,2 Kg, pada a i j m’a d n an sampa sid
0,083 Kg, pada hari sabtu dengan sampah residu 0,1 Kg, pada hari minggu dengan
sampah residu 0 Kg, pada hari senin dengan sampah residu 0,34 Kg, pada hari selasa
dengan sampah residu sebesar 0,17 Kg, dan pada hari rabu dengan sampah residu
sebesar 0,33 Kg, dan pada hari kamis dengan sampah residu sebesar 0,91 Kg. Total rata-
rata keseluruhan didapatkan sebesar 0,226 Kg/hari. Nilai 0 pada tabel dikarenakan tidak
ditemukan atau tidak adanya sampah jenis residu yang dibuang oleh masyarakat.

Tabel 4.13 Total Volume Komposisi Timbulan Sampah Non Perumahan


No Komposisi Massa (Kg/hari) Volume (m3/hari)
1 Organik 51,319 1,254
2 Kertas 26,040 0,636
3 Kain/Tekstil 0,408 0,010
4 Karet/Kulit 0,048 0,001
5 Plastik 21,872 0,534
6 Gelas/Kaca 3,560 0,087
7 Logam 0,678 0,016
8 Tetrapack 1,741 0,042
9 Sisa Bangunan 3,409 0,083
10 B3 0,839 0,020
11 Residu 2,127 0,052
jumlah 112,04 2,738
(Sumber data primer, 2021).

55
Berdasarkan Tabel 4.13 didapatkan hasil volume timbulan sampah non perumahan rata-
rata perhari, dengan sampah organik 1,254 m3/hari, sampah anorganik berupa sampah
sampah kertas 0,636 m3/hari, sampah kain/tekstil 0,010 m3/hari, sampah karet/kulit
0,001 m3/hari, sampah plastik 0,534 m3/hari, sampah gelas/kaca 0,087 m3/hari, sampah
logam 0,016 m3/hari, sampah tetrapack 0,042 m3/hari dan sampah sisa bangunan
sebesar 0,083 m3/hari. Sedangkan pada sampah B3 sebesar 0,020 m3/hari dan sampah
residu sebesar 0,052 m3/hari. Total volume keseluruhan didapatkan sebesar 2,738
m3/hari.

4.2.3 Komposisi Berat Timbulan Sampah dan Volume Timbulan Sampah Perhari
Perumahan Dan Non Perumahan

Adapun komposisi sampah pada perumahan dan non perumahan di lakukan selama 8
hari secara berturut-turut, kemudian di dapatkan hasil total berat timbulan sampah
perhari (Kg). Jenis sampah yang di klasifikasikan sebagai sampah organik, sampah
anorganik, sampah B3, dan sampah residu dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

56
Tabel 4.14 Rata-Rata Berat Komposisi Timbulan Sampah Perumahan dan
Non Perumahan
Total Berat Timbulan Sampah Perhari (Kg)

No Anorganik
Hari Organik B3 Residu
Kertas Kain/Tekstil Karet/Kulit Plastik Gelas/Kaca Logam Tetrapack Sisa Bangunan

1 Kamis 25,9 7,300 0,405 0,100 9,500 1,400 0,600 0,602 2,500 0,1 0,7

2 Jum'at 9,668 5,300 0,308 0,068 5,727 0,400 0,641 0,256 0,370 0,7 1,1

3 Sabtu 14,387 3,700 0,369 0,052 4,823 1,100 0,400 0,300 0,680 0,0 0,5

4 Minggu 16,2 2,600 0,456 0,200 5,400 0,021 0,553 0,192 0,200 0,0 0,2

5 Senin 15,855 4,740 0,217 0,000 6,390 0,470 0,464 0,386 0,640 0,1 3,9

6 Selasa 20,23 11,400 0,163 0,000 5,610 0,400 0,700 0,516 0,811 0,0 0,7

7 Rabu 12,9 4,700 0,087 0,000 7,126 2,600 4,241 0,293 1,228 0,0 0,6

8 Kamis 16,6 4,800 0,010 1,700 8,613 0,985 0,507 0,288 0,516 0,0 1,4

Jumlah 131,740 44,540 2,015 2,120 53,189 7,376 8,106 2,833 6,945 0,939 9,169

Rata-rata 16,468 5,568 0,252 0,265 6,649 0,922 1,013 0,354 0,868 0,117 1,146
(Sumber data primer, 2021).

57
Komposisi Sampah Perumahan dan Non
Perumahan (%)

0%
1% 3% Organik
3%
3% 3% Kertas
Kain/Tekstil

20% 49% Karet/Kulit


Plastik
Gelas/Kaca
Logam
1% 16%
Tetrapack
1% Sisa Bangunan
B3 Rumah Tangga
Residu

Gambar 4.1 Grafik Komposisi Sampah Perumahan dan Non Perumahan

Berdasarkan Tabel 4.14 didapatkan hasil berat komposisi timbulan sampah perumahan
dan non perumahan rata-rata perhari, dengan sampah organik 16,468 Kg/hari dengan
presentase 49%, sampah anorganik berupa sampah sampah kertas 5,568 Kg/hari dengan
presentase 16%, sampah kain/tekstil 0,252 Kg/hari dengan presentase 1%, sampah
karet/kulit 0,265 Kg/hari dengan presentase 1%, sampah plastik 6,649 Kg/hari dengan
presentase 20%, sampah gelas/kaca 0,922 Kg/hari dengan presentase 3%, sampah
logam 1,013 Kg/hari dengan presentase 3%, sampah tetrapack 0,354 Kg/hari dengan
presentase 1% dan sampah sisa bangunan sebesar 0,868 Kg/hari dengan presentase 3%,
sampah B3 sebesar 0,117 Kg/hari dengan presentase 0% dan sampah residu sebesar
1,146 Kg/hari dengan presentase 3%. Nilai 0 pada tabel dikarenakan tidak ditemukan
atau tidak adanya sampah jenis tersebut yang dibuang oleh masyarakat.

58
Tabel 4.15 Rata-Rata Volume Komposisi Timbulan Sampah Perumahan dan
Non Perumahan
No Komposisi Massa (Kg/hari) Volume (m3/hari)
1 Organik 131,740 2,514
2 Kertas 44,540 0,850
3 Kain/Tekstil 2,015 0,038
4 Karet/Kulit 2,120 0,040
5 Plastik 53,189 1,015
6 Gelas/Kaca 7,376 0,141
7 Logam 8,106 0,155
8 Tetrapack 2,833 0,054
9 Sisa Bangunan 6,945 0,133
10 B3 0,939 0,018
11 Residu 9,169 0,175
jumlah 268,972 5,13
(Sumber data primer, 2021).

Berdasarkan Tabel 4.15 didapatkan hasil volume timbulan sampah perumahan dan non
perumahan rata-rata perhari, volume dengan sampah organik 2,514 m3/hari, sampah
kertas 0,850 m3/hari, sampah kain/tekstil 0,038 m3/hari, sampah karet/kulit 0,040
m3/hari, sampah plastik 1,015 m3/hari, sampah gelas/kaca 0,141 m3/hari, sampah logam
0,155 m3/hari, sampah tetrapack 0,054 m3/hari dan sampah sisa bangunan sebesar 0,133
m3/hari. Sedangkan pada sampah B3 sebesar 0,018 m3/hari dan sampah residu sebesar
0,175 m3/hari. Total jumlah volume sampah perumahan dan non perumahan sebesar
5,13 m3/hari.

Tabel 4.16 Hasil Akhir Total Timbulan Sampah Berdasarkan Komposisi Sampah Pada
Tahun 2021
Perhari Perjiwa
Komposisi
No Berat Volume Berat Volume
Sampah
(Kg/hari) (m3/hari) (Kg/hari/jiwa (m3/hari/jiwa)
1 Organik 16,468 0,3143 0,03768 0,0007191
2 Anorganik 15,891 0,3033 0,03636 0,0006939
3 B3 0,117 0,0022 0,00027 0,0000051
4 Residu 1,146 0,0219 0,00262 0,0000501
(Sumber data primer, 2021).

Pada Tabel 4.16 didapatkan hasil akhir timbulan sampah berdasarkan komposisinya
yang didapatkan dari hasil perhitungan sampah perumahan dan non perumahan

59
(lampiran 1), dari tabel 4.14 di atas hasil akhir total timbulan sampah berdasarkan
komposisi sampah perhari pada sampah organik yaitu berat 16,468 Kg/hari dan volume
0,3143 m3/hari, anorganik berat 15,891 Kg/hari dan volume 0,3033 m3/hari, B3 berat
0,117 Kg/hari dan volume 0,0022 m3/hari, residu berat 1,146 Kg/hari dan volume
0,0219 m3/hari, dengan hasil akhir total timbulan sampah berdasarkan komposisi
sampah perjiwa organik berat 0,03768 Kg/hari/jiwa dan volume 0,0007191
m3/hari/jiwa, anorganik berat 0,03636 Kg/hari/jiwa dan volume 0,0006939 m3/hari/jiwa,
B3 berat 0,00027 Kg/hari/jiwa dan volume 0,0000051 m3/hari/jiwa, residu berat
0,00262 Kg/hari/jiwa dan volume 0,0000501 m3/hari/jiwa.

4.3 Penentuan Tempat Pengolahan Sampah reuse, reduce, recycle (TPS-3R).

Proyeksi penduduk pada penelitian ini menggunakan metode eksponensial. Jumlah


penduduk Kecamatan Marangkayu diproyeksikan selama 10 tahun sebagai data
pendukung untuk menentukan perencanaan TPS-3R di Kecamatan Marangkayu yang
peraturannya tertuang pada Permen PU No 3/PRT/M/2013 Tentang Penyelenggaraan
Prasarana dan Sarana Persampahan Dalam Penanganan Sampah Rumah Tangga Dan
Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga pada pasal 6 ayat 4 dimana untuk perencanaan
induk dilakukan dalam jangka waktu paling sedikit 10 tahun. Penduduk Kecamatan
Marangkayu pada tahun 2032 berjumlah 31.008 jiwa. Hasil Proyeksi penduduk
Kecamatan Marangkayu pada kurun waktu 11 tahun dapat dilihat dalam Tabel 4.17:

Tabel 4.17 Proyeksi Penduduk Kecamatan Marangkayu Tahun 2021-2032


No Tahun Penduduk
1 2022 27.281
2 2023 27.633
3 2024 27.989
4 2025 28.349
5 2026 28.715
6 2027 29.085
7 2028 29.460
8 2029 29.839
9 2030 30.224
10 2031 30.613
11 2032 31.008
(Sumber data primer, 2021).

60
Proyeksi Penduduk Kecamatan Marangkayu di tahun 2022, jumlah Penduduk
Marangkayu mencapai 27.281 jiwa dan pada tahun 2032, jumlah penduduk
Marangkayu mencapai 31.008. Menurut Undang-undang Republik Indonesia No. 26
Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang Pada Pasal 41 Ayat (2) Ruang Kawasan
perkotaan kecil adalah kawasan perkotaan dengan jumlah penduduk yang dilayani
paling sedikit 50.000 (lima puluh ribu) jiwa dan paling banyak 100.000 (seratus ribu)
jiwa. Maka dari itu pada tahun 2021 wilayah Marangkayu sudah masuk kedalam
Kategori Kota Kecil.

Pada Tabel 4.17 Metode proyeksi yang digunakan ialah metode eksponensial, metode
tersebut digunakan berdasarkan hasil standar deviasi terendah, karena semakin rendah
nilai standar deviasi yang didapatkan maka penyimpangan dalam menentukan jumlah
proyeksi penduduk akan semakin kecil, sehingga akan didapatkan jumlah penduduk
lebih aktual.

Tabel 4.18 Proyeksi Jumlah Sampah di Tahun 2021 dan 2032


Populasi Berat Volume Berat Volume
No Tahun
(Jiwa) (Kg/jiwa/hari) (m3/jiwa/hari) (Kg/hari) (m3/hari)

1 2021 26.934 0,0769 0,0015 2072,2 39,55

2 2032 31.008 0,0769 0,0015 2385,6 45,53

(Sumber data primer, 2021).

Pada tabel 4.18 dari hasil perhitungan sampah perumahan dan non perumahan
didapatkan hasil berat dan volume timbulan sampah perhari dengan perhitungan pada
(Lampiran 1), kecamatan Marangkayu dengan jumlah penduduk pada tahun 2021
sebanyak 26.934 jiwa menghasilkan total berat timbulan sampah sebesar 2072,2 Kg/hari
dan volume sebesar 39,55 m3 /hari. Berat timbulan total sampah yang dihasilkan
perjiwa yaitu sebesar 0,0769 Kg/hari/jiwa dan volume timbulan sampah sebesar 0,0015
m3 /hari/jiwa. pada tahun 2032 sebanyak 31.008 jiwa menghasilkan total berat timbulan
sampah sebesar 2385,6 Kg/hari dan volume sebesar 45,53 m3 /hari. Berat timbulan total
sampah yang dihasilkan perjiwa yaitu sebesar 0,0769 Kg/hari/jiwa dan volume timbulan
sampah sebesar 0,0015 m3 /hari/jiwa.

61
2800

Berat Sampah (Kg/hari)


2700
2600
2500
2400 2021
2032
2300
2200
2100
2021 2032
Tahun
Gambar 4.2 Grafik Perbandingan Berat Sampah Tahun 2021 Dengan Tahun 2032

46
Volume Sampah (m3/hari)

44

42

40 2021
2032
38

36
2021 2032
Tahun

Gambar 4.3 Grafik Perbandingan Volume Sampah Tahun 2021 Dengan Tahun 2032

Berdasarkan grafik perbandingan proyeksi, pada perbandingan berat sampah terjadi


kenaikan yang cukup tinggi selama kurun waktu 10 tahun mendatang. Sedangkan pada
perbandingan volume, terjadi peningkatan jumlah volume namun tidak signifikan.

Tabel 4.19 Proyeksi Timbulan Sampah Kecamatan Marangkayu Menurut


Komposisi di Tahun 2032
No Tahun Komposisi Sampah Berat Sanpah (Kg/hari) Volume (m3/hari)
1 organik 1014,96 19,37
2 anorganik 979,39 18,69
2021
3 B3 7,23 0,14
4 residu 70,64 1,35

5 organik 1168,464 22,299


6 anorganik 1127,522 21,517
2032
7 B3 8,328 0,159
8 residu 81,324 1,552
(Sumber data primer, 2021).
62
Dari Tabel 4.19 didapatkan hasil proyeksi berat total sampah perhari pada tahun 2032
yang dihasilkan yaitu sampah organik sebesar 1168,464 Kg/hari dan 22,299 m3 /hari,
sampah anorganik sebesar 1127,522 Kg/hari dan 21,517 m3 /hari, sampah B3 sebesar
8,328 Kg/hari dan 0,159 m3 /hari, dan sampah residu sebesar 81,324 Kg/hari dan 1,552
m3 /hari.
1400.00
Berat Sampah (Kg/hari)

1200.00
1000.00
800.00
600.00 2021
400.00 2032
200.00
0.00
organik anorganik B3 residu
Komposisi Sampah

Gambar 4.4 Grafik Perbandingan Berat Menurut Komposisi Sampah Tahun 2021 Dengan
Tahun 2032

25.00
Volume Sampah (m3/hari)

20.00

15.00

10.00 2021
2032
5.00

0.00
organik anorganik B3 residu
Komposisi Sampah

Gambar 4.5 Grafik Perbandingan Volume Menurut Komposisi Sampah Tahun 2021
Dengan Tahun 2032

Berdasarkan grafik perbandingan pada gambar 4.4 dan 4.5, selama 10 tahun berat
sampah akan terus terjadi peningkatan, begitupun pada volume sampah akan terus
mengalami peningkatan. Hal ini dikarenakan jumlah penduduk di Kecamatan
Marangkayu yang selalu mengalami peningkatan tiap waktunya.

63
Dari hasil proyeksi timbulan sampah tahun 2032 didapatkan sampah organik sebesar
1168,464 Kg/hari dan 22,299 m3 /hari, sampah anorganik sebesar 1127,522 Kg/hari dan
21,517 m3 /hari, sampah B3 sebesar 8,328 Kg/hari dan 0,159 m3 /hari, dan sampah
residu sebesar 81,324 Kg/hari dan 0,1552 m3 /hari. Dari hasil proyeksi tersebut dapat
disimpulkan bahwa jumlah timbulan sampah di tahun 2032 mengalami kenaikkan.
Kecamatan Marangkayu sendiri memiliki luas wilayah mencapai 866,20 km2 dengan
jumlah penduduk sebanyak 29.609 Jiwa, sampah yang dihasilkan di area tersebut
berpotensi cukup besar yang komposisinya seperti sampah dari kegiatan rumah tangga
dan aktivitas sehari – hari. Lokasi pada Kecamatan Marangkayu sendiri belum memiliki
fasilitas pewadahan seperti TPS atau tempat pengolahan sampah seperti rumah kompos,
bank sampah, TPST. Berdasarkan dari hasil proyeksi sampah yang mengalami
kenaikkan dan belum tersedianya fasilitas pengolahan sampah hingga tahap akhir (TPA)
maka perlu dilakukan penanganan untuk pengolahan sampah salah satunya yaitu dengan
melakukan Penentuaan Tempat Pengolahan Sampah reuse, reduce, recycle (TPS-3R).

Penyelenggaraan TPS-3R merupakan pola pendekatan pengelolaan persampahan pada


skala komunal atau kawasan, dengan melibatkan peran aktif dari pemerintah dan
masyarakat, melalui pendekatan pemberdayaan masyarakat yang berdampak positif
terhadap masyarakat yang berpenghasilan rendah dan/atau yang tinggal di permukiman
yang padat dan kumuh. Pada prinsipnya, penyelenggaraan TPS-3R diarahkan dengan
menggunakan konsep reduce (mengurangi), reuse (menggunakan kembali), dan recycle
(daur ulang), dimana dilakukan upaya untuk mengurangi sampah sejak dari sumbernya
pada skala komunal atau kawasan, untuk mengurangi beban sampah yang harus diolah
secara langsung di TPA sampah (Dirjen Cipta Karya, 2017).

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2008 tentang


Pengelolaan Sampah, setiap orang berhak mendapatkan pelayanan dalam pengelolaan
sampah secara baik dan berwawasan lingkungan dari pemerintah, pemerintah daerah,
dan/atau pihak lain yang dalam hal ini pengembang diberi tanggung jawab untuk itu.
Selain itu, pengelola kawasan pemukiman juga wajib menyediakan fasilitas pemilahan
sampah. Kecamatan Marangkayu kondisi eksisting pada pengelolaan sampahnya belum
berjalan optimal. Hal ini terlihat dari sampah rumah tangga yang dikumpulkan didepan

64
rumah atau dibelakang rumah hingga akhirnya dibakar, adapun tanah kosong yang
dijadikan tempat pembuangan sampah dan dibakar dilokasi tersebut. Oleh karna itu
perlu dilakukan pengurangan atau penanganan sampah sejak dari sumbernya salah satu
implementasinya yaitu Penentuaan Tempat Pengolahan Sampah reuse, reduce, recycle
(TPS-3R).

Berdasarkan dengan kenaikan jumlah penduduk yang meningkat setiap tahunnya maka
potensi timbulan sampah yang dihasilkan akan mengalami kenaikkan, sehingga
meningkatnya jumlah penduduk sangat mempengaruhi timbulan sampah yang di
hasilkan. Selain itu faktor ekonomi bagi masyarakat sekitar dapat ditingkatkan melalui
Penentuaan Tempat Pengolahan Sampah reuse, reduce, recycle (TPS-3R) salah satunya
menjadi peluang lapangan pekerjaan bagi masyarakat, sehingga meningkatkan taraf
kehidupan masyarakat sekitar.

65
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

B dasa kan asil p n li ian “Analisis Timbulan dan Komposisi Sampah Perumahan
dan Non Perumahan di Kecamatan Marangkayu Kabupaten Kutai Kartanegara”
didapatkan beberapa kesimpulan antara lain:
1. Berdasarkan dari hasil perhitungan timbulan sampah pada tahun 2021 di
Kecamatan Marangkayu di dapatkan berat rata-rata sebesar 0,0769 Kg/jiwa/hari
dengan volume 0,0015 m3/jiwa/hari. Sehingga pada tahun 2021 dengan jumlah
populasi sebesar 26.934 didapatkan berat timbulan sampah sebesar 2.072,2 Kg/hari
dengan volume 39,55 m3/hari. Pada tahun 2032 mengalami peningkataan yang
cukup signifikan di karenakan jumlah populasi pada tahun 2032 semakin meningkat
dengan jumlah penduduk menjadi 31.008 jiwa, sehingga untuk berat sampah yang
dihasilkan sebesar 2.385,6 Kg/hari dengan volume 45,53 m3/hari.
2. Berdasarkan hasil dari perhitungan proyeksi penduduk tahun 2021 sampai tahun
2032 di dapatkan jumlah penduduk pada tahun 2032 sebesar 31.008 jiwa. Proyeksi
penduduk di Kecamatan Marangkayu dilakukan selama 10 tahun sebagai data
pendukung untuk dasar Penentuaan Tempat Pengolahan Sampah reuse, reduce,
recycle (TPS-3R) yang peraturannya tertuang pada Permen PU No 3/PRT/M/2013
Tentang Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan Dalam Penanganan
Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga pada pasal 6
ayat 4 dimana untuk perencanaan induk dilakukan dalam jangka waktu paling
sedikit 10 tahun terakhir. Proyeksi penduduk yang telah didapatkan dikaitkan
dengan proyeksi jumlah sampah di tahun 2021 dan 2032, kemudian didapatkan
hasil berat (Kg/Jiwa/hari) dan volume (m3/Jiwa/hari) sampah masing-masing tahun
2021 dan 2032. Hasil dari proyeksi sampah tahun 2021 dan 2032 mengalami
peningkatkan dikarenakan meningkatnya jumlah penduduk mempengaruhi sampah
yang dihasilkan. Oleh karna itu salah satu implementasi dalam pengelolaan sampah

66
yaitu dengan melakukan Penentuaan Tempat Pengolahan Sampah reuse, reduce,
recycle (TPS-3R).

5.2 Saran

Saran yang diberikan untuk perbaikan pada perencanaan ini antara lain:
1. Perlu dilakukan kajian lebih lanjut tentang penentuan lokasi hingga desain
perencanaan TPS-3R di wilayah Kecamatan Marangkayu Kabupaten Kutai
Karatanegara.
2. Perlu dilakukan kajian lebih lanjut mengenai contoh pengelolaan pada Penentuaan
Tempat Pengolahan Sampah reuse, reduce, recycle (TPS-3R).
3. Perlu dilakukan kajian lebih lanjut tentang pengolahan sampah B3 karena sampah
B3 memiliki rata-rata 0,939 kg/hari maupun sampah residu yang memiliki rata-rata
9,169 kg/hari sehingga sampah yang dibuang ke TPA lebih sedikit dan TPA
berjangka panjang dalam pemprosesan akhir sampah.

67
DAFTAR PUSTAKA

1. Adnan, H. Ainun, S. dan Halomoan, N., 2018, Studi Kajian Densitas Sampah
Berdasarkan Alat Angkut Dan Sumber Sampah Di TPA Jalupang Kabupaten
Karawang, Jurnal Teknik Lingkungan, Volume 24 Nomor 1, (Hal. 21 - 31), Institut
Teknologi Nasional, Kota Bandung.
2. Anggreana, V. dan Alwiah, S. S., dan Purnamawati, N., dan Mildawati, R., dan
Harmiyati., 2021, Penyuluhan Tentang Pengelolaan Sampah Menjadi Produk Yang
Bernilai Guna, Jurnal Abdimas Galuh, Volume 3, Nomor 1, (Hal. 173-182),
Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Islam Riau.
3. Aziz, R. dan Ihsan, T, dan Permadani, A. S., 2019, Skenario Pengembangan Sistem
Pengelolaan Sampah Kabupaten Pasaman Barat dengan Pendekatan Skala
Pengolahan Sampah di Tingkat Kawasan dan Kota, Jurnal Serambi Engineering,
Volume IV, (Hal. 444-450), Jurusan Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik,
Universitas Andalas, ISSN : 2528-3561.
4. Badan Pusat Statistik Kabupaten Kutai Kartanegara., 2021, Kecamatan Marang
Kayu Dalam Angka 2021, Kecamatan Marang Kayu Kabupaten Kutai Kartanegara.
5. Busyairi, M., dan Ramadhan. dan Justia, D., dan Wijayanti, D.W., 2015,
Perencanaan Pengelolaan Sampah Terpadu Di Kelurahan Sempaja Selatan Kota
Samarinda, Jurnal Bumi Lestari, Volume 15 No. 2 (Hal. 136-146), Program Studi
Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Universitas Mulawarman.
6. Damanhuri, E., 2010, Pengelolaan Sampah, Diktat Kuliah TL-3014 Edisi Semester
1, Institur Teknologi Bandung, Bandung.
7. Direktorat Jenderal Cipta Karya., 2017, Petunjuk Teknis TPS 3R Tempat
Pengolahan Sampah 3R, Jakarta.
8. Hardi, R.T., dan Akbar R., 2021, Pengaruh Pandemi Covid 19 Terhadap
Karakteristik Sampah Padat Pada Kawasan Summarecon Serpong, Jurnal Ilmiah
Teknologi dan Desain Universitas Pradita, Vol 2 No. 2, 94-103 ISSN: 2685–0222.
9. Ikhsandri., 2014, Kajian Infrastruktur Pengolahan Sampah Di Kawasan
Berkembang Jakabaring Kelurahan 15 Ulu Kota Palembang, Jurnal Teknik Sipil
dan Lingkungan, Vol. 2 No. 1, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Sriwijaya. ISSN:

68
2355-374X.
10. Kajian Lingkungan Hidup Strategis Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2021-2026.
11. Lolo, D.P., dan Cahyanti, T.W.A., 2013, Pengambilan Dan Pengukuran Contoh
Timbulan Dan Komposisi Sampah Berdasarkan SNI 19-3964-1994 (Studi Kasus:
Kampus UNMUS), Jurnal Ilmiah Mustek Anim Ha Vol. 2 No. 3, Jurusan Teknik
Sipil, Fakultas Teknik Universitas Musamus Merauke. ISSN 2089-6697.
12. Manurung, D.W., dan Santoso, E.B., 2019, Penentuan Lokasi Tempat Pemrosesan
Akhir (TPA) Sampah Yang Ramah Lingkungan Di Kabupaten Bekasi, Jurnal Teknik
ITS Volume 8 No. 2, Fakultas Arsitektur, Desain, dan Perencanaan Institut
Teknologi Sepuluh November (ITS). ISSN: 2337-3539.
13. Mulhidin dan Sumadiyanto P.B.H., 2020, Pengelolaan Sampah Berkelanjutan
Melalui Sistem “Peririq Bale Langgaq” Di Desa Lembar-Lombok Barat, Jurnal
Sanitasi dan Lingkungan Vol 1 No 2, Sekolah Tinggi Teknik Lingkungan Mataram.
e-ISSN : 2723-0236.
14. Nasution, S.R., dan Tjahjani., dan AR. Indra., 2019, Analisis Laju Timbulan
Sampah Di Pulau Pramuka DKI Jakarta, Jurnal Ilmiah Teknik Industri Vol. 7 No.
1 (HAL. 16-26), Universitas Pancasila Fakultas Teknik.
15. Nurdiana, J., dan Indriana, Hana, F., dan Meicahyanti, I., 2017, Analisis
Pengelolaan Sampah Berdasarkan Komposisi Sampah Perumahan di Wilayah
Samarinda, Jurnal Teknologi Lingkungan Volume 1 No 1, Program Studi Teknik
Lingkungan, Fakultas Teknik, Universitas Mulawarman.
16. Peraturan Menteri Nomor 3 Tahun 2013 Tentang Penyelenggaraan Prasarana dan
Sarana Persampahan dalam Penanganan Sampah Rumah Tangga dan Sampah
Sejenis Sampah Rumah Tangga.
17. Putra, A. H., 2018, Pemenuhan Kebutuhan Sarana Untuk Sistem Persampahan Di
Kota Malang, Jurnal Envirotek, Vol. 9 No. 2, Program Studi Teknik Lingkungan,
Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur.
18. Putri, N.S.R dan Jimmyanto H., 2016, Studi Timbulan Sampah Perumahan Dan
Non Perumahan Di Kota Palembang, Jurnal Penelitian Dan Kajian Bidang Teknik
Sipil, Volume 5 No. 2, Prodi Pengelolaan Lingkungan, Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik, Universitas Sriwijaya. ISSN: 1907-4247.

69
19. Rahayu, D.E dan Sukmono, Y., 2013, Kajian Potensi Pemanfaatan Sampah
Organik Pasar berdasarkan Karakteristiknya (Studi Kasus Pasar Segiri Kota
Samarinda), Jurnal Sains dan Teknologi Lingkungan Volume 5, Nomor 2 (Hal. 77-
90), Fakultas Teknik Universitas Mulawarman. ISSN: 2085-1227.
20. Rizal, M., 2011, Analisis Pengelolaan Persampahan Perkotaam (Studi kasus pada
Kelurahan Boya Kecamatan Banawa Kabupaten Donggala), Jurnal SMARTek
Volume 9, Nomor 2 (Hal. 155-172).
21. Rizaldi, R., 2008, Pengelolaan Sampah Secara Terpadu Di Perumahan Dayu
Permai Yogyakarta, universitas islam Indonesia, Yogyakarta.
22. SNI 19-3964-1994 Tentang Metode Pengambilan dan Pengukuran Contoh
Timbulan dan komposisi Sampah Perkotaan.
23. SNI 19-2454-2002 Tentang Tata Cara Teknik Operasional Pengelolaan Sampah
Perkotaan.
24. SNI T-13-1990- F, Tata Cara Pengelolaan Teknik Sampah Perkotaan, Yayasan
LPMB, Depertemen Pekerjaan Umum, Bandung.
25. SNI M-36-1991-03. Tata Cara Pemilihan Lokasi Tempat Pembuangan Akhir
Sampah. Badan Standar Nasional (BSN).
26. SNI 19-3964-1995 Tentang Metode Pengambilan Dan Pengukuran Contoh
Timbulan dan Komposisi Sampah Perkotaan.
27. SNI 3242-2008 Tentang Pengelolaan Sampah Pemukiman, Badan Standarisasi
Nasional, Bandung.
28. Subandriyo., dan Anggoro D.D., dan Hadiyanto., 2012., Optimasi Pengomposan
Sampah Organik Rumah Tangga Menggunakan Kombinasi Aktivator EM4 dan
MOL Terhadap Rasio C/N, Jurnal Ilmu Lingkungan, Vol. 10 No. 2 (Hal 70-75),
Program studi Magister Ilmu Lingkungan, Program Pasca Sarjana, Universitas
Diponegoro Semarang.
29. Sumantri, A., 2013, Kesehatan lingkungan, kencana prenada Group, Jakarta.
30. Tchobanoglous, G., et al., 1993, Integrated Solid Waste Management. McGrawHill,
New York
31. Undang-Undang Nomor 18 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah.
32. Undang Undang Republik Indonesia No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan
Kawasan Permukiman

70
33. Yudiyanto, Dr., dan Yudistira, E., dan Tania, A.L., 2019, Pengelolaan Sampah
Pengabdian Pendampingan Di Kota Metro, Sai Wawai Publishing, Metro.

71
LAMPIRAN 1
PERHITUNGAN TIMBULAN SAMPAH

72
LAMPIRAN 1
PERHITUNGAN TIMBULAN SAMPAH

1. Perhitungan Rata-Rata Timbulan Sampah Perumahan Perhari

Berdasarkan perhitungan sampah selama 8 hari, didapatkan total rata-rata timbulan


sampah perhari sebagai berikut:

Tabel 1 Rata-Rata Berat dan Volume Timbulan Sampah Perumahan dan Non
Perumahan Perhari
No Hari Berat (Kg/hari) Volume (m3/hari) Densitas (Kg/m3)
1 Kamis 58.30 0.67 87.01
2 Jumat 29.60 0.84 35.45
3 Sabtu 27.50 0.41 67.87
4 Minggu 27.60 0.32 86.85
5 Senin 40.20 0.56 71.79
6 Selasa 45.80 0.76 60.66
7 Rabu 36.30 0.72 50.77
8 Kamis 38.60 0.88 44.11
Jumlah 303.90 5.13 504.51
Rata-rata 37.99 0.64 63.06
(Sumber data Primer, 2021).

Berdasarkan Tabel 2 diperoleh hasil perhitungan sebagai berikut:

 Berat Timbulan Sampah =

= 0.087 kg/hari/Jiwa

 Volume Timbulan Sampah =

= 0.0015 m3/hari/Jiwa

73
Tabel 2 Total Berat Timbulan Sampah Organik Perhari (Kg) Perumahan
Total Berat Timbulan Sampah perhari (Kg) Perumahan
No
Hari Organik
1 Kamis 10.8
2 Jum'at 7.7
3 Sabtu 8.6
4 Minggu 14.2
5 Senin 13.5
6 Selasa 9.4
7 Rabu 8.1
8 Kamis 8.1
Jumlah 80.4
Rata-rata 10.05
(Sumber data primer, 2021).

Tabel 3 Total Berat Timbulan Sampah Anorganik Perhari (Kg) Perumahan


Total Berat Timbulan Sampah perhari (Kg) Perumahan
No Anorganik
Hari
Kertas Kain/Tekstil Karet/Kulit Plastik Gelas/Kaca Logam Tetrapack Sisa Bangunan
1 Kamis 0.7 0.405 0.100 4.500 0.300 0.400 0.302 0.300
2 Jum'at 2.5 0.23 0.02 2.427 0.3 0.421 0.13 0.04
3 Sabtu 2 0.169 0.052 2.6 1 0.4 0.2 0.38
4 Minggu 2.2 0.456 0.2 4.9 0.021 0.553 0.092 0.2
5 Senin 1.4 0.217 0 4.29 0.21 0.35 0.05 0.54
6 Selasa 6.6 0.063 0 2.5 0 0.6 0.219 0.338
7 Rabu 2 0.057 0 5 1.9 4.2 0.028 1.228
8 Kamis 1.1 0.01 1.7 5.100 0.085 0.504 0.071 0.51
Jumlah 18.5 1.607 2.072 31.317 3.816 7.428 1.092 3.536
Rata-rata 2.313 0.201 0.259 3.915 0.477 0.9285 0.137 0.442
(Sumber data primer, 2021).

Tabel 4 Total Berat Timbulan Sampah B3 Perhari (Kg) Perumahan


Total Berat Timbulan Sampah perhari (Kg) Perumahan
No
Hari B3
1 Kamis 0.1
2 Jum'at 0
3 Sabtu 0
4 Minggu 0
5 Senin 0
6 Selasa 0
7 Rabu 0
8 Kamis 0
Jumlah 0.1
Rata-rata 0.0125
(Sumber data primer, 2021).

74
Tabel 5 Total Berat Timbulan Sampah Residu Perhari (Kg) Perumahan
Total Berat Timbulan Sampah perhari (Kg) Perumahan
No
Hari Residu
1 Kamis 0.5
2 Jum'at 1.042
3 Sabtu 0.423
4 Minggu 0.224
5 Senin 3.523
6 Selasa 0.512
7 Rabu 0.303
8 Kamis 0.507
Jumlah 7.0
Rata-rata 0.88025
(Sumber data primer, 2021).

Tabel 6 Total Berat Timbulan Sampah Organik Perhari (Kg) Non Perumahan
Total Berat Timbulan Sampah perhari (Kg) NonPerumahan
No
Hari Organik
1 Kamis 15.1000
2 Jum'at 1.968
3 Sabtu 5.788
4 Minggu 2
5 Senin 2.335
6 Selasa 10.828
7 Rabu 4.8
8 Kamis 8.5
Jumlah 51.319
Rata-rata 6.415
(Sumber data primer, 2021).

Tabel 7 Total Berat Timbulan Sampah Anorganik Perhari (Kg) Non Perumahan
Total Berat Timbulan Sampah perhari (Kg) NonPerumahan
No Anorganik
Hari
Kertas Kain/Tekstil Karet/Kulit Plastik Gelas/Kaca Logam Tetrapack Sisa Bangunan
1 Kamis 6.600 0 0 5.000 1.100 0.200 0.300 2.200
2 Jum'at 2.8 0.078 0.048 3.3 0.1 0.22 0.126 0.33
3 Sabtu 1.7 0.2 0 2.223 0.1 0 0.1 0.3
4 Minggu 0.4 0 0 0.5 0 0 0.1 0
5 Senin 3.34 0 0 2.1 0.26 0.114 0.336 0.1
6 Selasa 4.8 0.1 0 3.11 0.4 0.1 0.297 0.473
7 Rabu 2.7 0.03 0 2.126 0.7 0.041 0.265 0
8 Kamis 3.7 0 0 3.513 0.9 0.003 0.217 0.006
Jumlah 26.040 0.408 0.048 21.872 3.560 0.678 1.741 3.409
Rata-rata 3.255 0.051 0.006 2.734 0.445 0.085 0.218 0.426
(Sumber data primer, 2021).

75
Tabel 8 Total Berat Timbulan Sampah B3 Perhari (Kg) Non Perumahan
Total Berat Timbulan Sampah perhari (Kg) NonPerumahan
No
Hari B3
1 Kamis 0
2 Jum'at 0.7
3 Sabtu 0.045
4 Minggu 0
5 Senin 0.073
6 Selasa 0.021
7 Rabu 0
8 Kamis 0
Jumlah 0.839
Rata-rata 0.105
(Sumber data primer, 2021).

Tabel 9 Total Berat Timbulan Sampah Residu Perhari(Kg) Non Perumahan


Total Berat Timbulan Sampah perhari (Kg) NonPerumahan
No
Hari Residu
1 Kamis 0.2
2 Jum'at 0.083
3 Sabtu 0.1
4 Minggu 0
5 Senin 0.34
6 Selasa 0.17
7 Rabu 0.33
8 Kamis 0.91
Jumlah 2.127
Rata-rata 0.266
(Sumber data primer, 2021).

Tabel 10 Total Volume Komposisi Timbulan Sampah Perumahan


No Komposisi Massa (Kg/hari) Volume (m3/hari)
1 Organik 80.401 1.227
2 Kertas 18.500 0.282
3 Kain/Tekstil 1.607 0.025
4 Karet/Kulit 2.072 0.032
5 Plastik 31.317 0.478
6 Gelas/Kaca 3.816 0.058
7 Logam 7.428 0.113
8 Tetrapack 1.092 0.017
9 Sisa Bangunan 3.536 0.054
10 B3 Rumah Tangga 0.100 0.002
11 Residu 7.042 0.107
Jumlah 156.911 2.395
(Sumber data primer, 2021).

76
Tabel 11 Total Volume Komposisi Timbulan Sampah Non Perumahan
No Komposisi Massa (Kg/hari) Volume (m3/hari)
1 Organik 51.3190 1.2541
2 Kertas 26.0400 0.6364
3 Kain/Tekstil 0.4080 0.0100
4 Karet/Kulit 0.0480 0.0012
5 Plastik 21.8720 0.5345
6 Gelas/Kaca 3.5600 0.0870
7 Logam 0.6780 0.0166
8 Tetrapack 1.7410 0.0425
9 Sisa Bangunan 3.4090 0.0833
10 B3 Rumah Tangga 0.8390 0.0205
11 Residu 2.1270 0.0520
jumlah 112.041 2.738
(Sumber data primer, 2021).

Tabel 12 Rata-Rata Berat Timbulan Per Sumber di Kecamatan Marangkayu

Berat Rat-rata Rata-Rata Timbulan


No sumber jiwa
(kg/hari) (kg/jiwa/hari)

1 Permanen 20 7,543 0,377


2 Semi Permanen 20 6,118 0,305
3 Non Permanen 27 7,65 0,283
4 toko 5 6,2 1,24
5 kantor 36 6,25 0,173
6 sekolah 390 4,225 0,0128

Tabel 4.13 Analisis Berat Timbulan Sampah Non Perumahan


Berat Sampah Per Hari (Kg) Rata-
Lokasi Sumber rata
Kamis Jumat Sabtu Minggu Senin Selasa Rabu Kamis (Kg/hari)
Permanen 8 5,9 6,2 2,5 8,8 6,7 13,1 9,15 7,543
Semi
6,1 5,6 5,9 13,6 3,9 5 5,4 3,45 6,118
Perumahan Permanen
Non
5,7 6,2 4,1 8,2 16,6 9,7 5,2 5,5 7,65
Permanen

Tabel 4.13 Analisis Berat Timbulan Sampah Non Perumahan


Berat Sampah Per Hari (Kg) Rata-rata
Lokasi Sumber
Kamis Jumat Sabtu Minggu Senin Selasa Rabu Kamis (Kg/hari)
Toko 8 3 7.4 3,3 4,4 8,6 5,3 9,6 6,2
Non
Kantor 20,4 4,5 0,3 0 3,4 7,3 5,9 8,2 6,25
Perumahan
Sekolah 10,1 4,4 3,6 0 3,1 8,5 1,4 2,7 4,225

77
2. Perhitungan Rata-Rata Perhari Timbulan Sampah Perumahan dan Non
Perumahan Berdasarkan Komposisi Sampah

Berdasarkan hasil pengukuran selama 8 hari berturut-turut, didapatkan berat dan volume
timbulan sampah rata-rata berdasarkan komposisi sampah, yang telah disajikan dalam
bentuk Tabel diatas.

 Berat Sampah Organik =

= 0.038 kg/hari/Jiwa

 Volume Sampah Organik =

= 0.000719 m3/hari/Jiwa

 Berat Sampah Anorganik =

= 0.036 kg/hari/Jiwa

 Volume Sampah Anorganik =

= 0.000694 m3/hari/Jiwa

 Berat Sampah B3 =

= 0,0003 kg/hari/Jiwa

78
 Volume Sampah B3 =

= 0.000041 m3/hari/Jiwa

 Berat Sampah Residu =

= 0,0026 kg/hari/Jiwa

 Volume Sampah Residu =

= 0.0004 m3/hari/Jiwa

3. Perhitungan Timbulan Akhir

Hasil akhir yang didapatkan dari perhitungan timbulan sampah perumahan dengan
jumlah penduduk Kecamatan MarangKayu sebanyak 26.934 jiwa adalah sebagai
berikut:

 Berat Sampah = Berat Sampah (kg/hari/jiwa) x Jumlah Penduduk 2021


= 0,0769 kg/hari/jiwa x 26.934 jiwa
= 2.072,2 kg/hari
 Volume Perumahan = Volume Sampah (m3 /hari/jiwa) x Jumlah Penduduk 2021
= 0,0015 m3 /hari/jiwa x 26.934 jiwa
= 39,55 m3 /hari

79
LAMPIRAN 2
PERHITUNGAN PROYEKSI PENDUDUK DAN
PROYEKSI TIMBULAN SAMPAH

80
LAMPIRAN 2
PERHITUNGAN PROYEKSI PENDUDUK DAN TIMBULAN
SAMPAH

1. Perhitungan Proyeksi Penduduk Dengan Metode Matematik

Tabel 11 Perhitungan Proyeksi Dengan Metode Matematik


jumlah
Aritmatik Geometrik Eksponensial
tahun pendudu r r r
(Pt) (Pt) (Pt)
k (A)
2011 23697 23697 23697 23697
2012 23807 24021 24002 24002
2013 23913 24344 24312 24312
2014 23984 24668 24625 24625
2015 24047 24992 24942 24942
2016 24094 0.01366 25316 0.012886 25264 0.012804 25264
2017 24111 25639 25589 25589
2018 24117 25963 25919 25919
2019 24370 26287 26253 26253
2020 26823 26610 26591 26591
2021 26934 26934 26934 26934
STDV 1073.591445 1073.55185 1073.551839
(Sumber data primer, 2021).

Dari tabel perhitungan diatas yang terpilih adalah metode eksponensial dikarenakan
memiliki standar deviasi terendah sehingga dapat dihitung proyeksi penduduk
Kecamatan MarangKayu dengan menggunakan rumus:
Pt = Po. et.r

Pt21+1 = 26.938 x 2,7182818(1 x 0,012804)


= 27.281 jiwa

Pt21+2 = 26.938 x 2,7182818(1 x 0,012804)


= 27.633 jiwa
Pt21+3 = 26.938 x 2,7182818(1 x 0,012804)
= 27.989 jiwa

81
Pt21+4 = 26.938 x 2,7182818(1 x 0,012804)
= 28.349 jiwa

Pt21+5 = 26.938 x 2,7182818(1 x 0,012804)


= 28.715 jiwa

Pt21+6 = 26.938 x 2,7182818(1 x 0,012804)


= 29.085 jiwa

Pt21+7 = 26.938 x 2,7182818(1 x 0,012804)


= 29.460 jiwa

Pt21+8 = 26.938 x 2,7182818(1 x 0,012804)


= 29.839 jiwa

Pt21+9 = 26.938 x 2,7182818(1 x 0,012804)


= 30.224 jiwa

Pt21+10 = 26.938 x 2,7182818(1 x 0,012804)


= 30.613 jiwa

Pt21+11 = 26.938 x 2,7182818(1 x 0,012804)


= 31.008 jiwa

82
2. Perhitungan Timbulan Akhir

Hasil akhir yang didapatkan dari perhitungan timbulan sampah perumahan dengan
jumlah penduduk Kecamatan MarangKayu sebanyak 31.008 jiwa adalah sebagai
berikut:

 Berat Sampah = Berat Sampah (kg/hari/jiwa) x Jumlah Penduduk 2032


= 0,0769 kg/hari/jiwa x 31.008 jiwa
= 2.2385,6 kg/hari
 Volume Perumahan = Volume Sampah (m3 /hari/jiwa) x Jumlah Penduduk 2032
= 0,0015 m3 /hari/jiwa x 31.008 jiwa
= 45,53 m3 /hari

83
LAMPIRAN 3
DOKUMENTASI LAPANGAN

84
LAMPIRAN 3
DOKUMENTASI LAPANGAN

Gambar 1. Survey Perumahan Permanen Gambar 2. Survey Perumahan Semi Permanen


Kecamatan Marangkayu Kecamatan Marangkayu

Gambar 3. Survey Perumahan Non Permanen Gambar 4. Survey Non Perumahan Kantor
Kecamatan Marangkayu Kecamatan Marangkayu

Gambar 5. Survey Non Perumahan Sekolah Gambar 6. Survey Non Perumahan Toko
Kecamatan Marangkayu Kecamatan Marangkayu

85
Gambar 7. Pengambilan Sampel Perumahan Gambar 8. Pengambilan Sampel Perumahan Semi
Permanen Kecamatan Marangkayu Permanen Kecamatan Marangkayu

Gambar 9. Pengambilan Sampel Perumahan Non Gambar 10. Pengambilan Sampel Non Perumahan
Permanen Kecamatan Marangkayu Kantor Kecamatan Marangkayu

Gambar 11. Pengambilan Sampel Non Gambar 12. Pengambilan Sampel Non
Perumahan Sekolah Kecamatan Perumahan Toko Kecamatan
Marangkayu Marangkayu

86
Gambar 13. Pengangkutan Sampel Perumahan Gambar 14. Penimbangan Sampel Perumahan
dan Non Perumahan Kecamatan Permanen, Semi Permanen, Non
Marangkayu. Permanen Kecamatan Marangkayu

Gambar 15. Penimbangan Sampel Non Gambar 16. Pengukuran Volume Sampel
Perumahan Kantor, Sekolah, Perumahan Permanen, Semi
Toko Kecamatan Marangkayu. Permanen, Non Permanen
Kecamatan Marangkayu.

Gambar 17. Pengukuran Volume Sampel Non Gambar 18. Pemilahan Perumahan Dan Non
Perumahan, Kantor, Sekolah, Perumahan Kecamatan Marangkayu.
Toko Kecamatan Marangkayu.

87
Gambar 19. Penimbangan Per Komposisi Gambar 20. Penimbangan Per Komposisi
Perumahan Kecamatan Non Perumahan Kecamatan
Marangkayu. Marangkayu.

Gambar 21. Kondisi Eksisting Tempat


Pembuangan Kecamatan
Marangkayu

88

Anda mungkin juga menyukai