2018
Khairunnisa, Suri
Universitas Sumatera Utara
https://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/8622
Downloaded from Repositori Institusi USU, Univsersitas Sumatera Utara
KARAKTERISASI DAN PEMBUATAN KERAMIK BERPORI
BERBAHAN DASAR TANAH LEMPUNG DAN ABU KAYU
DAMAR (AGATHIS DAMMARA)
SKRIPSI
SURI KHAIRUNNISA
140801029
SKRIPSI
SURI KHAIRUNNISA
140801029
SKRIPSI
Saya menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil karya sendiri, kecuali beberapa
kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.
Suri Khairunnisa
140801029
ABSTRAK
Telah dibuat keramik berpori berbahan dasar tanah lempung dan abu kayu
damar dengan teknik die pressing. Tanah lempung dan abu kayu damar diayak
dengan ayakan 100 mesh. Keramik dicetak dengan perbandingan variasi campuran
tanah lempung dan abu kayu damar 10:0 ; 9:1 ; 8:2 ; 7:3 ;6:4 ; 5:5 gram dan
disintering dengan suhu sintering 10000C dengan holding time 5 jam. Keramik
dikarakterisasi dengan menentukan sifat fisis (densitas, porositas, serapan air, susut
massa, susut bakar), sifat mekanis (kuat tekan dan kekerasan), morfologi permukaan
dan ukuran pori (SEM), kandungan unsur (EDX). Hasil karakterisasi menunjukkan
bahwa variasi terbaik terjadi pada campuran tanah lempung dan abu kayu damar
pada variasi campuran 5:5 gram dengan nilai densitas = 1,4 gram/cm3 ; porositas =
44% ; serapan air = 31,8% ; susut massa 30,32% ; susut bakar 6,93% ; kuat tekan =
1,95 MPa ; kekerasan = 86,07 MPa dan hasil morfologi permukaan (SEM) memiliki
pori yang lebih banyak dan tersebar merata dengan ukuran diameter pori rata-rata =
2,3805 µm yang tergolong kedalam jenis keramik berpori macroporous ceramic
dengan ukuran pori > 50 nm
Kata kunci : Abu kayu damar, die pressing, EDX, keramik berpori, lempung,
macroporous ceramic, SEM.
ABSTRACT
Fabrication of porous ceramics base on loam and wood damar ash, had been
done using die pressing methode. Loam and damar wood ash with 100 mesh size
sieve. Ceramic molded with varied composition ratio of loam and wood damar ash
10:0; 90:1; 8:2; 7:3; 6:4; 5:5 gram and sintered with 10000 C sintering temperatur
with holding time 5 hour. Ceramics characterized to determine physical properties
(density, porosity, water absorption, mass shrinkage, volume shrinkage), mechanical
properties (compressive strength and hardness), surface morphology and pore size
(SEM), elemental mapping (EDX). Results of characterization show that the best
variation occurs on loam and wood damar ash composition 5:5 gram with density
value = 1.4 gram/cm3; porosity = 44%; water absorption = 31.8%; mass shrinkage
30,32%; volume shrinkage = 6.93%; compressive strength = 1.95 MPa; hardness =
86.07 MPa. And surface morphology (SEM) has more pores and is spread evenly
with average pore diameter = 2,3805 µm which is classified into the type
macroporous ceramic with pore size > 50 nm
Keywords : die pressing, EDX, loam, macroporous ceramic, porous ceramic, SEM,
wood damar ash.
PENGHARGAAN
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Pemurah dan
Maha Penyayang, dengan limpah karunia-Nya. Penulis dapat menyelesaikan
penyusunan skripsi ini dengan judul Karakterisasi dan Pembuatan Keramik Berpori
Berbahan Dasar Tanah Lempung dan Abu Kayu Damar (Agathis Dammara).
Karya ini tentunya dimungkinkan oleh dukungan dan kesempatan serta
berbagai fasilitas dari berbagai pihak, untuk itu pada kesempatan ini penulis
menghaturkan ucapan terimakasih yang tulus pada:
Bapak Prof. Dr. Runtung Sitepu, SH.MH selaku Rektor Universitas
Sumatera Utara. Bapak Prof. Dr. Kerista Sebayang MS selaku Dekan Fakultas
Matematika & Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sumatera Utara. Bapak Dr.
Perdinan Sinuhaji, MS dan Awan Maghfirah, MSi selaku Ketua dan Sekretaris
jurusan Fisika serta dosen penguji saya, staf jurusan dan seluruh dosen yang
mengajar di Fisika S-1. Atas semua ilmu, fasilitas dan dukungan, yang telah
diberikan kepada penulis. Dosen pembimbing Ibu Prof. Dr. Zuriah Sitorus, MS yang
telah membimbing dan meluangkan waktunya selama penyusunan skripsi ini,
Keluarga ku Ayahanda, Syafaruddin (Alm) dan Ibunda Halimatussakdiah,
atas perhatian, nasihat, dukungan, doa dan kasih sayang yang telah kalian berikan.
Juga kepada saudara-saudari ku, Hidayat Syahputra, Amd dan Syahrida Hamdini
yang telah memberikan semangat hingga akhir penyelesaian perkuliahan ini.
Musyrifah ( kak indah, kk sopi, kk silvi, kk desi unimed, dan kk elvi uinsu ) yang
telah bersabar dalam menjaga dan memperbaiki diri saya, tim halaqah (kk mia, kk
mesra, dan kk fera), rubin BTM dan sahabat dakwah semua ( dwi, kk zia, windi, kk
halim, rubiah, dk tata, dk afni, dll) yang telah memberikan saya nasihat, dukungan
dan motivasi selama kuliah dan dakwah.
KEMENRISTEK DIKTI yang telah memberikan Beasiswa Bidik Misi
sehingga saya bisa menyelesaikan studi ini dengan baik. PKPU yang telah
memberikan Beastudinya kepada saya dan juga rekan-rekan Beastudy PKPU (rivi,
herman, kk aini, kk lia, bg mul, fiqhi, dll)
Diah Pratiwi selaku sahabat dan partner penelitian saya yang selalu
menemani, memotivasi dan memberikan semangat selama proses penelitian, Sahabat
saya (ulfa, heni, mita, putri, wana, ria, juli, ardi, fiqhi, aslam, bg adi, dll) yang telah
memberikan dukungan kepada saya. Teman-teman FISIKA 2014 yang telah
membersamai saya dalam perkuliahan, Keluarga besar Laboratorium Fisika Zat
Padat Dan Solar modul USU (bg niko, bg William, bg henri) atas kesempatan untuk
mengembangkan diri menjadi seorang asisten dan menimba ilmu secara praktek. Dan
terimkasih pada keluarga besar laboratorium Fisika Gelombang, Fisika Komputasi, ,
dan Kristalografi yang telah memberikan labnya dalam proses pengerjaan skripsi,
Laboratorium Material PTKI (pak warman, buk Fitri, pak berry, bg ridwan, bg amin)
yang telah s membantu saya dalam proses penelitian.
Semoga Allah senantiasa membalas kebaikan rekan, dan saudara-saudara
semua. Akhir kata semoga penelitian saya ini bisa memberikan manfaatan dalam
masyarakat dan dunia pendidikan.
Suri Khairunnisa
DAFTAR ISI
PENGESAHAN SKRIPSI i
ABSTRAK ii
ABSTRACT iii
PENGHARGAAN iv
DAFTAR ISI vi
DAFTAR TABEL viii
DAFTAR GAMBAR ix
DAFTAR LAMPIRAN x
DAFTAR SINGKATAN xi
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 1
1.3 Batasan Masalah 2
1.4 Tujuan Penelitian 2
1.5 Manfaat Penelitian 3
DAFTAR PUSTAKA 44
LAMPIRAN 46
DAFTAR TABEL
Nomor
Judul Halaman
Tabel
2.1 Komposisi Unsur Kimia Pada Tanah Lempung 6
2.2 Karakterisasi Sifat Fisis Dan Kimia Damar Batu 11
2.3 Komponen penyusun Senyawa Kimia abu Kayu Damar Batu 11
3.1 Komposisi Bahan Dasar dan Bahan Campuran 24
4.1 Data Hasil Pengukuran Densitas 26
4.2 Data Hasil Pengukuran Porositas 28
4.3 Data Hasil Pengukuran Serapan Air 29
4.4 Data Hasil Pengukuran Susut Massa 31
4.5 Data Hasil Pengukuran Susut Bakar 32
4.6 Data Hasil Pengukuran Kuat Tekan 33
4.7 Data Hasil Pengukuran Kekerasan 34
DAFTAR GAMBAR
Nomor
Judul Halaman
Gambar
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor
Judul Halaman
Lampiran
1 Data dan Contoh Perhitungan 47
2 Dokumentasi Penelitian 55
Karakterisasi Tanah Lempung dan Abu Kayu
3 60
Damar
DAFTAR SINGKATAN
BAB 1
PENDAHULUAN
1. Banyaknya keramik yang telah dibuat dari tanah lempung dengan berbagai
campurannya, belum mendapatkan hasil yang maksimal (Standart yang
tersedia) . Sehingga Apakah keramik berpori berbahan dasar tanah lempung
dan abu kayu damar ini bisa memenuhi standart yang tersedia ?
2. Bagaimanakah karakterisasi dari keramik berpori berbahan dasar tanah
lempung dan abu kayu damar ?
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
adalah pasir, debu dan liat. Gabungan dari ketiga tersebut dinyatakan dalam persen
dan disebut sebagai kelas tekstur. Tekstur tanah menunukkan kasar halusnya tanah,
kelas tekstur tanah di kelompokkan berdasarkan perbandingan banyaknya butir-butir
pasir, debu dan liat. Tanah-tanah yang bertekstur pasir mempunyai luas permukaan
yang kecil sehingga sulit menyerap (menahan) air dan unsur hara. Tanah-tanah
bertekstur liat mempunyai luas permukaan yang besar sehingga kemampuan
menahan air dan menyediakan unsur hara tinggi (Hardjowiegono,2003). Kelas
tekstur dapat ditetapkan dengan menggunakan diagram segi tiga tekstur menurut
USDA (United State Departement of Agricultural) dalam gambar 2.1. Sistem ini
didasarkan pada ukuran batas dari butiran tanah yang meliputi :
a. Pasir : butiran dengan diameter 2,0 s.d 0,05 mm
b. Debu : butiran dengan diameter 0,05 s.d 0,002 mm
c. Clay : butiran dengan diameter lebih kecil
c. Daya suspensi
Adalah sifat yang memungkinkan suatu bahan tetap dalam cairan. Flokulan
merupakan suatu zat yang akan menyebabkan butiran – butiran tanah lempung
berkumpul menjadi butiran yang lebih besar dan cepat mengendap, contohnya:
magnesium sulfat. Deflokulan merupakan suatu zat yang akan mempertinggi
daya suspensi sehingga butiran – butiran tanah lempung tetap melayang,
contohnya: waterglass/sodium silikat, dan sodium karbonat.
d. Penyusutan
Tanah lempung untuk mengalami dua kali penyusutan, yakni susut kering (setelah
mengalami proses pengeringan) dan susut bakar (setelah mengalami proses
pembakaran). Penyusutan terjadi karena menguapnya air selaput pada permukaan
dan air pembentuk atau air mekanis sehingga butiran – butiran tanah lempung
menjadi rapat. Pada dasarnya susut bakar dapat dianggap sebagai susut
keseluruhan dari tanah lempung sejak dibentuk, dikeringkan sampai sibakar.
Persentase penyusutan yang dipersyaratkan untuk jenis tanah lempung
earthenware sebaiknya antara 10% - 15%. Tanah lempung yang terlalu plastis
pada umumnya memiliki persentase penyusutan lebih dari 15% sehingga
mengalami resiko retak/pecah yang tinggi. Untuk mengatasinya dapat
ditambahkan pasir halus.
e. Suhu Bakar
Suhu bakar berkaitan langsung dengan suhu kematangan, yaitu kondisi benda
yang telah mencapai kematangan pada suhu tertentu secara tepat tanpa mengalami
perubahan bentuk, sehingga dapat dikatakan tanah lempung tersebut memiliki
kualitas kemampuan bakar. Dalam proses pembakaran tanah lempung akan
mengalami proses perubahan (ceramic change) pada suhu sekitar 600oC, dengan
hilangnya air pembentuk dari bahan benda.
f. Warna Bakar
Warna bakar tanah lempung dipengaruhi oleh zat/bahan yang terikat secara
kimiawi pada 1kandungan tanah. Warna pada tanah lempung disebabkan oleh zat
yang mengotorinya, warna abu – abu sampai hitam mengandung zat arang dan
sisa – sisa tumbuhan, warna merah disebabkan oleh oksida besi (Fe). Perubahan
warna batu bata merah dari keadaan mentah sampai setelah dibakar biasanya sulit
dipastikan. Tanah lempung yang dibakar akan mengalami perubahan seperti
berikut :
- Pada temperatur ± 150ºC, terjadi penguapan air pembentuk yang ditambahkan
dalam tanah lempung pada pembentukan setelah menjadi batu bata mentah.
- Pada temperatur antara 400ºC - 600ºC, air yang terikat secara kimia dan` zatzat
lain yang terdapat dalam tanah lempung akan menguap.
- Pada temperatur diatas 800ºC, terjadi perubahan-perubahan Kristal dari tanah
lempung dan mulai terbentuk bahan gelas yang akan mengisi pori- pori sehingga
batu bata menjadi padat dan keras.
- Senyawa-senyawa besi akan berubah menjadi senyawa yang lebih stabil dan
umumnya mempengaruhi warna batu bata.
- Tanah lempung yang mengalami susut kembali disebut susut bakar
1. Lempung tipe 1 : 1
Lempung tipe ini terdiri dari 1 lembar silika yang berbentuk tetrahedral dan
1 lembar alumina atau magnesium oksida yang berbentuk octahedral. Yang
termasuk tipe ini adalah kaolin.
2. Lempung tipe 2 : 1
Lempung tipe ini terdiri dari 1 lembar silika yang terbentuk tetrahedral dan
2 lembar alumina atau magnesium oksida yang terbentuk oktahedral. Yang
termasuk tipe ini adalah smektit.
c. Klasifikasi lempung berdasarkan kandungan mineral dan komposisi
1. Mineral Kaolinite
Kaolinite merupakan hasil pelapukan sulfat atau air yang mengandung sulfat
atau air yang mengandung karbonat pada temperature sedang. Memiliki
warna pada umumnya pitih, putih kelabu, kekuning-kuningan atau kecoklat-
coklatan. Struktur dasar dari kaolin memiliki lembaran tunggal silika yang di
gabung dengan satu lembar alumina oktahedran (gibbsite) membentuk satu
unit dasar dengan tebal 7,2 Å (Braja,1988)
2. Montmorillonite
Montmorillonite merupakan mineral 2 : 1 karena memiliki susunan
kristalnya terbentuk dari susunan dua lempeng silika dan satu lempeng
alumina, struktur ini dapat membuat montmorillonite mengembang dan
mengekerut. Montmorillonite mempunyai daya adsorbs yang cukup air dan
kation lebih tinggi. Memiliki tebal satuan unit 9,6 Å
3. Illite
Illite adalah mineral lempung yang mempunyai hubungan dengan mika
biasa, memiliki formasi struktur satuan kristal, tebal dan komposisi yang
sama dengan montmorillonite perbedaannya ada pada pengikat antar unit
kristal terdapat pada kalium (K) yang berfungsi sebagai penyeimbang
muatan dan juga pengikat, struktur mineralnya tidak mengembang
sebagaimana montmorillonite.
Damar adalah salah satu hasil hutan non kayu yang sudah lama dikenal dan
cukup banyak digunakan orang antara lain untuk bahan vernis, bahan penolong
dalam pembuatan perahu, dan sering juga digunakan sebagai pembungkus kabel
laut/tanah. Damar tumbuh secara alami dihutan hujan dataran rendah sampai
ketinggian 1.200 m dpl. Namun dijawa tumbuhan ini terutamam ditanam di
pegunungan (Zai,2017).
Nama damar sering digunakan untuk menyebut resin yang dihasilkan oleh jeni-
jenis Shorea, hopea,dan beberapa spesies lainnya. Sementara, resin pohon damar
disebut kopal . dalam dunia perdagangan kayu damar disebut sebgai kayu agatis.
Adapun klasifikasi dari pohon damar yaitu: (Mulyono,2012)
Kerajaan : Plantae
Divisi : Pinophyta
Kelas : Pinopsida
Ordo : Pinales
Famili : Araucariaceae
Genus : Agathis
Spesies : A. dammar
Pohon damar ( Agathis dammara (lamb) rich) adalah sejenis pohon anggota
tumbuhan runjung (Gymnosperame) yang merupakan tumbuhan asli Indonesia
memiliki tinggi hingga 65 m, berbatang bulat silindris dengan diameter mencapai
lebih dari 1,5 m. ada dua macam jenis dammar yang dikenal, pertama adalah damar
batu yaitu damar yang memiliki warna coklat kehitaman, yang keluar dengan
sendirinya dari pohon yang terluka. Gumpalan-gumpalan besar yang jatuh dari kulit
pohon dapat dikumpulkan dengan menggali tanah disekeliling pohon. Disekitar
pohon-pohon penghasil yang tua biasanya terdapat banyak sekali damar batu. Kedua
adalah damar mata kucing yaitu damar yang memiliki warna bening atau kekuning-
kuningan sebanding dengn kopal yang dipanen dengan cara melukai pohon.
Tabel 2.3 Komponen Penyusun Senyawa Kimia Abu Kayu Damar Batu
Komponen Persentase (%)
O 38,07
Ca 19,03
C 5,96
K 2,04
Mg 0,98
2.4 Keramik
Keramik berasal dari bahasa yunani yaitu Keramikos yang artinya suatu bentuk
dari tanah liat yang telah mengalami proses pembakaran. Dalam kamus ensiklopedia
tahun 1950-an keramik merupakan suatu hasil seni dan teknologi iuntuk
mengahsilkan barang dari tanah liat yang dibakar seperti gerabah, genteng tembikar
dan sebagainya. Keramik adalah bahan yang keras memiliki senyawa polikristalin,
biasanya inorganic, termasuk silika, metalik oksida, karbida dan bahan-bahan
hibrida, sulfide dan seleneida. Oksida seperti Al 2O3, MgO, SiO2, dan ZrO2
mengandung bahan metalik dan unsur nonmetalik serta garam ionic seperti NaCl,
CsCl dan ZnS.
Keramik umumnya diproses pada suhu tinggi sehingga bersifat keras, kuat dan
stabil pada temperatur tinggi, tetapi keramik juga bersifat getas dan mudah patah.
Dalam penelitian ini, keramik yang dibuat dari campuaran tanah lempung dengan
abu kayu damar yang bertujuan untuk menghasilkan pori, sehingga keramik berpori
ini dapat digunakan sebagai filter.
Biasanya padatan keramik sebelum dibakar terdiri dari grain-grain yang
dipisahkan oleh porositas (25-60) % tergantung dari bahan baku dan metode
pembentukannya untuk memaksimalkan sifat-sifat seperti: kekerasan, konduktivitas
termal dan lain-lain. Perlu untuk mengeliminasi porositas melalui proses pembakaran
(sintering). Pembakaran keramik dari 700 – 1800oC memiliki partikel-partikel
menjadi massa yang koheren. Proses sintering melibatkan :
a. Perubahan ukuran dan bentuk grain
b. Perubahan pori
c. Perubahan ukuran pori.
Secara umum keramik merupakan paduan antara logam dan non logam,
senyawa paduan tersebut memiliki ikatan ionic dan ikatan kovalen yang memiliki
sifat-sifat sebagai berikut :
a. Sifat Mekanik
Keramik merupakan material yang kuat, keras dan juga tahan korosi, selain itu
keramik memiliki kerapatan yang rendah dan juga titik leleh yang tinggi.
Keterbatasan keramik memiliki kerapuhan dan cenderung untuk patah tiba-tiba
dengan deformasi plastic yang sedikit. Faktor rapuh terjadi bila pembentukan dan
propagasi keretakan yang cepat. Dalam padatan kristalin, retakan tumbuh melalui
butiran (trans granular) dan sepanjang bidang cleavage (keretakan) dalam kristalnya,
permukaan tempat putus yang dihasilkan mungkin memiliki tekstur yang penuh
butiran atau kasar.
Material yang amorf tidak memiliki butiran dan bidang kristal yang teratur,
sehingga permukaan putus kemungkinan besar terjadi. Kekuatan tekan penting untuk
keramik yang digunakan untuk struktur seperti bangunan. Kekuatan tekan keramik
biasanya lebih besar dari kekuatan tariknya. Untuk memperbaiki sifat ini biasanya
keramik dipretekan dalam keadaan tertekan
b. Sifat Termal
Sifat termal bahan keramik adalah kapasitas panas, koefisien ekspansi termal,
dan konduktivitas termal. Kapasitas panas bahan dalah kemampuan bahan untuk
mengabsorbsi panas dari lingkungan. Panas yang diserap disimpan oleh padatan
antara lain dalam bentuk vibrasi (getaran) atom/ion penyusun padatan tersebut.
Keramik biasanya memiliki ikatan yang kuat dan atom-atom yang ringan. Jadi
getaran-getaran atom-atomnya akan berfrekuensi tinggi dan karena ikatannya kuat
maka getaran yang besar tidak akan menimbulkan gangguan yang terlalu banyak
pada kisi kristalnya.
Sebagian besar keramik memiliki titik leleh yang tinggi, artinya walaupun pada
temperatur yang tinggi material ini dapat bertahan dari deformasi, dan dapat bertahan
dibawah tekanan tinggi. Akan tetapi perubahan temperature yang besar dan tiba-tiba
dapat melemahkan keramik. Kontraksi dan ekspansi pada perubahan temperature
tersebutlah yang dapat membuat keramik pecah.
c. Sifat Elektrik
Sifat listrik bahan keramik sangat bervariasi. Keramik dikenal sangat baik sebagai
insulator. Beberapa sifat isolator keramik (seperti BaTiO 3) dapat dipolarisasi dan
digunakan sebagai kapasitor. Keramik lain menghantarkan elektron bila energi
ambangnya dicapai ini disebut semikonduktor. Untuk superkonduktor di temukan
suhu kritisyang memiliki hambatan. Elektron valnsi dalam keramik tidak berada di
pita konduksi, sehingga sebagian besar keramik adalah isolator, namun
konduktiviotas ini dapat ditingkatkan dengan memeberikan ketidakmurnian.
d. Sifat Optik
Bila cahaya mengenai suatu obyek cahaya dapat ditransmisikan, diabsorbsi atau
dipantulkan. Material yang transparan seperti gelas mampu mentransmisikan cahaya
dengan difus, seoerti gelasterfrosted. Dua mekanisme penting interaksi cahaya
dengan partikel dalam padatan adalah polarisasi elektronik dan transisi elektron antar
tingkat energi, polarisasi adalah distorsi awan elektron atom oleh medan listrik dari
cahaya, akibat dari polarisasi ini energy akan dikonversikan menjadi deformasi
elastic (fonon), dan selanjutnya panas.
e. Sifat Kimia
Salah satu sifat khas dari keramik adalah kestabilan kimia. Sifat kimia dari
permukaan keramik dapat dimanfaatkan secara positif. Karbon aktif ,silika gel,
zeolite dsb, mempunyai luas permukaan besar dan dipakai sebagai bahan pengabsorb
f. Sifat fisik
Keramik adalah ikatan karbon, oksigen atau nitrogen dengan material seperti
logam ringan dan semilogam. Hal ini yang menyebabkan keramik memiliki densitas
yang kecil. Sebagian keramik yang ringan mungkin dapat sekeras logam yang berat.
Senyawa yang paling keras adalah berlian, dan boron nitride.
2.5 Pembentukan Keramik
Proses pembuatan keramik terdiri dari pembentukan, pengeringan dan
pembakaran. Oada proses pembentukan bahan baku yang berbentuk bubuk
dipadatkan. Terdapat beberapa proses pembentukan yaitu:
a. Die Pressing
pada proses ini bahan keramik dihaluskan hingga menjadi bubuk lalu di campur
dengan pengikat kemudian dimasukkan kedalam cetakanlalu di tekan hingga
menajdi bentuk padat yang kuat. Metode ini biasanya digunakan dalam
pembuatan ubin, keramik elektronik dengan cukup sederhana
b. Rubber Mold Pressing
Pada proses ini pembuatan keramik menggunakan pembungkus karet kemudian
bubuk dimasukkan kedalam sarung karet kemudian dibentuk dalam cetakan
hidrostatis
c. Extrusion Molding
Pada metode ini melalui lubang cetakan dengan ekstrusi mulut yang keras. Metide
ini biasa digunakan untuk membuat pipa saluran, pipa reactor atau material
lainyang memiliki suhu normal untuk penampang lintang tetap.
d. Slip Casting
Pada metode ini dilakukan untuk memperkeras suspense dengan air dan cair
lainnya. Lalu diatuang kedalam plaster berpori, air akan diserap dari daerah
kontak kedalam cetakan dan lapisan lempung yang kuat terbentuk
e. Inject molding
Bahan yang bersifat plastic di injeksikan dan dicampur dengan bubuk pada
cetakan . metode ini banyak digunakan untuk memproduksi benda-benda yang
mempunyai bentuk yang kompleks
akan di filter. Ukuran pori-pori yang efektif ditentukan oleh lubang minimum dalam
saluran atau pori-pori, sifat ini ditentukan oleh ukuran pori-pori yang intrinsik pada
keramik, dimana ukuran pori yang memenuhi standart sebagai filter berkisar antara
0.25 – 90 µm, densitas 1.104 -1.7 g/cm³, porositas 23-80 %. (Ebele, 2014).
Densitas ( = …………………...........................................................(2.1)
2.8.2 Porositas
Porositas adalah fraksi ruang kosong di dalam padatan berpori. Pengukuran
densitas menggunakan ASTM C 20-92, untuk mencari nilai porositas dapat dihitung
dengan persamaan :
3
Porositas = …………………...................................…...(2.2)
4
BAB 3
METODE PENELITIAN
- Jangka Sorong
Fungsi : Untuk mengukur volume sampel
- Plastik Klip
Fungsi : Untuk menyimpan sampel yang sudah di cetak dan di bakar
- Kertas label
Fungsi : untuk memberikan label pada sampel yang telah dibuat
- Cetakan (3 cm x 3 cm x 3 cm)
Fungsi : sebagai wadah untuk mencetak sampel
- Tanur / Tungku Pembakaran 10000C
Fungsi : Sebagai tempat pembakaran sampel
- Masker
Fungsi : sebagai pelindung saat melakukan pencetakan keramik
- Alat lain-lain
Fungsi : sebagai alat pendukung eksperimen
3.2.2 Bahan
1. Lempung dari desa buntul kubu, kecamatan Permata kabupaten bener
meriah Aceh tengah
2. Abu Kayu Damar dari Aceh Singkil
3. Aquadest
MULAI
Diuji kandungan unsur lempung dan abu kayu damar dengan menggunakan SEM-EDX
Dibakar sampel dengan suhu sintering 10000C, dan holding time 5 jam
Pengujian
SELESAI
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
2.5 2.14
1.99
2 1.81 1.77 1.7
Densitas (gr/cm³)
1.5 1.4
0.5
0
0 1 2 3 4 5 6
Komposisi Abu Kayu Damar (gram)
Gambar 4.1 menunjukkan bahwa nilai densitas pada setiap variasi campuran
keramik berpori dengan bahan dasar lempung dan abu kayu damar yang di bakar
pada suhu sintering 10000C dengan holding time 5 jam mengalami penurunan,
penurunan nilai densitas ini dimulai pada komposisi 2 gram dengan nilai 1,99 gr/cm3,
3 gram = 1,77 gr/cm3, 4 gram = 1,70 gr/cm3 dan 5 gram = 1,4 gr/cm3, penurunan
nilai densitas ini membuktikan bahwa semakin besar campuran abu kayu damar
terhadap lempung pada keramik berpori menyebabkan nilai densitas semakin
menurun atau berbanding terbalik. Dari grafik densitas vs komposisi abu kayu damar
diatas menunjukkan bahwa nilai densitas maksimum terjadi pada keramik berpori
dengan komposisi abu kayu damar 1 gram sedangkan nilai densitas minimum terjadi
pada keramik berpori dengan komposisi abu kayu damar 5 gram.
4.1.2 Porositas
Pengujian porositas keramik berpori dilakukan dengan mengukur massa kering
dan volume sampel setelah pembakaran, massa basah sampel setelah direndam
selama 24 jam dan didiamkan selama 1 jam setelah diangkat dari perendaman
pengukuran dilakukan dengan menggunakan persamaan (2.2). Setelah dilakukan
pengukuran di peroleh hasil pengujian porositas keramik berpori seperti pada tabel
4.2 dan gambar 4.2
50
44
45 41.1
40
33.17 32.83
35
Porositas (%)
30
23.88
25
18.6
20
15
10
5
0
0 1 2 3 4 5 6
Komposisi Abu Kayu Damar (gram)
35 31.8
30 26.71
25
Gambar 4.3 menunjukkan bahwa nilai serapan air pada setiap variasi campuran
keramik berpori dengan bahan dasar lempung dan abu kayu damar yang di bakar
pada suhu sintering 10000C dengan holding time 5 jam mengalami kenaikan,
kenaikan nilai serapan air ini dimulai pada variasi campuran 8:2 gram dengan nilai
11,81%, 7:3 gram = 18,25%, 6:4 gram = 26,71% dan 5:5 gram = 31,8%, kenaikan
nilai serapan air ini membuktikan bahwa semakin besar campuran abu kayu damar
terhadap lempung pada keramik berpori menyebabkan nilai serapan air semakin
bertambah hal ini sama halnya dengan pengujian porositas..
Dari grafik serapan air vs komposisi abu kayu damar diatas menunjukkan
bahwa nilai serapan air maksimum terjadi pada keramik berpori dengan komposisi
5:5 gram.
35 30.32
28.22 29.48
30 27.2
25.2 25.96
Susut Massa (%)
25
20
15
10
5
0
0 1 2 3 4 5 6
Komposisi Abu Kayu Damar (gram)
Gambar 4.4 menunjukkan bahwa nilai susut massa pada setiap variasi
campuran keramik berpori dengan bahan dasar lempung dan abu kayu damar yang di
bakar pada suhu sintering 10000C dengan holding time 5 jam mengalami
peningkatan. Peningkatan susut massa ini dimulai dari komposisi campuran 10:0
gram dengan nilai 25,2%, 9:1 gram = 25,96%, 8:2 gram = 27,20%, 7:3 gram =
28,22%, 6:4 gram = 29,48%, sampai pada variasi campuran 5:5 gram dengan nilai
30,32% peningkatan susut massa ini menandakan bahwa semakin besar penambahan
abu kayu damar terhadap lempung maka susut massa pada keramik berpori akan
semakin besar dan keramik berpori akan semakin ringan.
40 34.21 33.71
35
30
Susut Bakar (%)
23.42 23.75
25
20 16.78
15
10 6.93
5
0
0 1 2 3 4 5 6
Komposisi Abu Kayu Damar (gram)
Gambar 4.5 menunjukkan bahwa nilai susut bakar pada setiap variasi
campuran keramik berpori dengan bahan dasar lempung dan abu kayu damar yang di
bakar pada suhu sintering 10000C dengan holding time 5 jam mengalami penurunan.
Penurunan susut bakar ini dimulai dari komposisi campuran 8:2 gram dengan nilai
33,71%, 7:3 = 23,75%, 6:4 = 16,78%, 5:5 = 6,93%, penurunan nilai susut bakar
keramik berpori ini menandakan bahwa semakin banyak campuran abu kayu damar
terhadap lempung maka volume sampel akan semakin besar dan susut bakar akan
semakin kecil.
80 73,60 71,08
70
60 53.39
KuatTekan (MPa)
50
40
30 21.79
20
5.35
10 1.99
0
0 1 2 3 4 5 6
Komposisi Abu Kayu Damar (gram)
Gambar 4.6 menunjukkan bahwa nilai uji tekan pada setiap variasi campuran
keramik berpori dengan bahan dasar lempung dan abu kayu damar yang di bakar
pada suhu sintering 10000C dengan holding time 5 jam mengalami penurunan.
Penurunan ini disebabkan karena pada saat sintering terjadi proses karbonisasi
sehingga pori-pori yang terbentuk semakin banyak dan akan menurunkan nilai kuat
tekan. Nilai kuat tekan maksimum terdapat pada komposisi campuran 10:0 gram
dengan nilai 73,36 Mpa sedangkan nilai kuat tekan minimum terdapat pada
campuran 5:5 gram dengan nilai 1,95 Mpa.
4.2.2 Kekerasan
Pengujian kekerasan keramik berpori dilakukan dengan mengukur kekerasan
pada tiga titik keramik serta diukur panjang diagonal horizontal (a) dan panjang
diagonal vertical (b) lalu dicari panjang diagonal sampel (d) dengan menggunakan
beban tertentu pada setiap sampel, kemudian hasil pengukuran kekerasan di ketiga
titik diambil nilai rata-ratanya. Hasil pengujian kekerasan keramik berpori
ditunjukkan pada tabel 4.7 dan gambar 4.7
Tabel 4.7 Data Hasil Pengukuran Kekerasan
Komposisi
(gram)
F a b d Hv ̅̅̅̅
No Abu
Tanah (kg) (mm) (mm) (mm) (MPa) (MPa)
kayu
lempung
Damar
1,400.00
1,294.60
1,200.00
1046.9 1,024.88
970.004
1,000.00
Kekerasan (MPa)
,869.65
,800.00
,600.00
,400.00
,200.00 86.165
,0.00
0 1 2 3 4 5 6
nilai kuat tekan minimum terdapat pada campuran 5:5 gram dengan nilai 86,165
Mpa.
Gambar 4.8 Hasil pengamatan SEM untuk sampel dengan campuran 0 gram abu
kayu damar pada perbesaran 5000 kali
Gambar 4.9 Hasil pengamatan SEM untuk sampel dengan campuran 5 gram abu
kayu damar pada perbesaran 5000 kali
Gambar 4.8, dan 4.9 merupakan hasil pengamatan SEM pada perbesaran
5000 kali dapat dilakukan perbandingan antara sampel 0 gram dan 5 gram abu kayu
damar. Pada sampel 5 gram dapat dilihat bahwa persebaran pori-pori yang
ditimbulkan akibat proses karbonisasi terlihat banyak dan merata di bandingkan
campuran 0 gram yang memiliki pori-pori yang lebih sedikit dan tidak tersebar
merata. Hal ini sesuai dengan pengujian porositas yang menyatakan bahwa porositas
dari sampel 5 gram. Lebih baik dari pada porositas 0 gram abu kayu damar.
Gambar 4.10 Hasil pengamatan SEM untuk sampel dengan campuran 0 gram abu
kayu damar pada perbesaran 1.000 kali Beserta Ukuran Pori
Gambar 4.11 Hasil pengamatan SEM untuk sampel dengan campuran 5 gram abu
kayu damar pada perbesaran 1000 kali Beserta Ukuran Pori
Dari pengukuran diameter pori diatas pada perbesaran 1000 kali diukur nilai
rata-rata diameter pori pada sampel campuran 0 gram abu kayu damar memliki nilai
rata-rata diameter pori sebesar 1,582 µm sedangkan nilai rata-rata diameter pori
pada sampel campuran 5 gram memiliki nilai rata-rata sebesar 2,3805 µm.
Pengukuran diameter ini membuktikan bahwa campuran 5 gram abu kayu damar
memiliki ukuran diameter pori lebih besar yang sesuai dengan pengujian
porositasnya.
4.3.3 Kandungan Unsur
Karakterisasi unsur yang terdapat pada keramik berpori dilakukan dengan
menggunakan Energy Dispersive X-Ray ( EDX). Unsur yang di tembak dengan sinar-
X akan memantulkan sinar dengan spectrum dan panjang gelombang tertentu yang
kemudian akan dibaca pada hasil keluaran berupa puncak-puncak gelombang dan
akhirnya unsur unsur yang terdapat pada sampel akan di tentukan. Unsur unsur yang
didapat kemudian akan menampilkan hasil pembacaan konsentrasi pada keadaan
tidak normal berdasarkan massa total (unn. C [wt.%]), konsentrasi pada keadaan
normal berdasarkan massa total (nor.C[wt.%] serta konsentrasi unsur berdasarkan
massa atomic (Atomik. C [at.%]) dimana massa total pada setiap sampel adalah
kurang lebih 5 gram.
Gambar 4.12 Hasil Pembacaan kandungan unsur EDX sampel dengan Campuran 5
gram abu kayu damar pada perbesaran 500 kali
Dari hasil pembacaan unsur EDX dapat dilihat bahwa 7 unsur yang terdeteksi
pada sampel campuran 0 gram abu kayu damar yang terbaca pada keadaan tidak
normal (unn. C[wt.%]) yaitu C= 3.38 %; O= 42,18%; Al=16,26%, Si=16,72%;
Ti=1,16%; Fe=7,70% ;Ba=1,41%. Unsur C, O, Al, Si, Ti, Fe, Ba, yang terdapat pada
keramik yang telah disinterring ini ternyata dapat ditemukan juga sebagai unsur yang
sama terdapat pada tanah lempung. Namun pada keramik yang telah disinterring
terjadi penambahan unsur Ti, Fe, Ba hal ini karena telah terjadi proses pembakaran
sehingga terjadi penambahan unsur. Keberadaan unsur O yang paling banyak berasal
dari ikatannya dengan Si yang membentuk SiO2, serta dari oksigen yang
terperangkap pada pori-pori keramik.
Gambar 4.13 Hasil Pembacaan kandungan unsur EDX sampel dengan Campuran 5
gram abu kayu damr pada perbesaran 1000 kali
Dari hasil pembacaan unsur EDX dapat dilihat bahwa 10 unsur yang
terdeteksi pada sampel campuran 50%:50% yang terbaca pada keadaan tidak normal
(unn. C[wt.%]) yaitu C= 1.93 %; O= 40,99%; Al=7,14%, Si=7,98%; Ti=1,16%;
Fe=4,99% ; Na = 0,42; Mg= 5,42% ; P = 3,29%; K = 3,86% Unsur C, O, Al, Si, Fe,
Ca, Na, Mg, P, K yang terdapat pada keramik yang telah disinterring ini ternyata
dapat ditemukan juga sebagian unsur yang sama terdapat pada tanah lempung.
Namun pada keramik yang telah disinterring terjadi penambahan unsur Na, Mg, Fe,
P, K hal ini karena telah terjadi proses pembakaran sehingga terjadi penambahan
unsur. Konsentrasi C yang yang bernilai 1,93% sebagai unsur pertama menunjukkan
bahwa proses pengikat abu kayu damar dengan tanah lempung telah terjadi pada saat
pembakaran.
Kesimpulan yang dapat diambil dari pengujian EDX adalah unsur penyusun
utama dari keramik setelah disintering adalah oksigen (O), Silika (Si) dan
alumunium (Al), besi (Fe), natrium (Na), kalium (K) dan magnesium (Mg).
T0 ℃
Gambar 4.14 Grafik pengujian Differential Thermal Analysis Abu Kayu Damar
Batu
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai
berikut :
1. Keramik berpori berbahan dasar tanah lempung dan abu kayu damar
memiliki campuran terbaik pada campuran 5 gram abu kayu damar dengan
nilai densitas 1,4 gram/cm3, porositas 44%, serapan air 31,8%, susut massa
30,32%, susut bakar 6,93%, kuat tekan 1,95 MPa, dan kekerasan 86,07 MPa.
2. Hasil pembacaan SEM-EDX menunjukkan bahwa pada campuran 5 gram
abu kayu damar memiliki permukaan yang bagus, dengan unsur C= 1.93 %;
O= 40,99%; Al=7,14%, Si=7,98%; Ti=1,16%; Fe=4,99% ; Na = 0,42; Mg=
5,42% ; P = 3,29%; K = 3,86% yang merupakan sebagai unsur penyusun
keramik.
3. Nilai porositas keramik berpori berbahan dasar tanah lempung dan abu kayu
damar ini memenuhi standart HP Technical Ceramics dengan standart
porositas 35-50%.
4. Sifat fisis dan sifat mekanik pada keramik berpori ini di pengaruhi dengan
penambahan abu kayu damar yang digunakan. Semakin banyak penambahan
abu kayu damar menyebabkan terjadinya perubahan nilai dalam sifat fisis
dan mekanik
5.2 Saran
1. Untuk penelitian selanjutnya sebaiknya di lakukan pengujian homogenitas
pencampuran agar menjamin pencampuran tanah lempung dan abu kayu
damar yang lebih merata
DAFTAR PUSTAKA
Studart, A.R, Gonzebach, U.T., Tervoort, E., Gauckler, L.J.2006. Proessing Rotes to
Macroporous ceramic : A review Journal of America Ceramic Society. 89(6) :
1771-1789
Terzaghi, K. 1987. Mekanika Tanah Dalam Praktek Rekayasa. Jilid 1. Erlangga :
Jakarta
Tugaswati , T.A 2000 Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor dan Dampaknya bagi
Kesehatan. Universitas Indonesia : Jakarta
Vander Voort, G.F. 1995. Metallography , Principles and Practice. Mc Graw-Book
Company
Waruwu, F. 2017. Pengaruh Variasi Campuran Dan Holding Time Pada Keramik
Berpori Berbahan Dasar Tanah lempung Dan Arang Aktif Sebagai filter Uap
Air. [Skripsi]. Medan : Universitas Sumatera Utara. Program Sarjana
Yeggi & Dkk. 2013. Ekstraksi Alumunium dari Tanah Lempung. Jurnal Teknik
Lingkungan Unand hal : 11-19
Zebua, F. 2015. Pemanfaat Zeolit Alam Pahae Modifikasi Sebagai Filter Uap Air
Pada Proses Elektrolisa. [Tesis]. Medan : Universitas Sumatera Utara.
Program Pasca Sarjana
Zai, A Djumar & Ary, S. 2017. Studi Karakteristik Aspal Modifikasi Dengan Getah
Damar, Fly Ash, Minyak Gorenf dan Latekls Dibandingkan Dengan Aspal
Penetresi. Jurnal Matriks Teknik Sipil, hh : 927-934
LAMPIRAN
LAMPIRAN 1
DATA DAN CONTOH PERHITUNGAN
Komposisi
(gram) Mk Vt Densitas
No
Tanah Abu kayu (gram) (cm3) (gr/cm3)
Lempung Damar
1 10 0 7,41 4,13 1,81
2 9 1 7,29 3,40 2,14
3 8 2 7,28 3,65 1,99
4 7 3 7,07 3,99 1,77
5 6 4 7,04 4,60 1,7
6 5 5 6,88 4,98 1,4
Contoh perhitungan
Pada campuran (10:0) gram dengan holding time 5 jam
Dik : Mk = 7,41 gram
Vt = 4,13 cm3
Dit : Densitas =….. ?
Jawab :
Densitas =
7 41
=
4 13
= 1,81 gram/cm3
Komposisi
(gram) Mk Mb Vt Porositas
No
Tanah Abu kayu (gram) (gram) (cm3) (%)
Lempung Damar
1 10 0 7,41 8,78 4,13 33,17
2 9 1 7,29 7,93 3,40 18,6
3 8 2 7,28 8,14 3,65 23,88
4 7 3 7,07 8,36 3,99 32,83
5 6 4 7,04 8,92 4,60 41,1
6 5 5 6,88 9,07 4,98 44
Contoh perhitungan
Pada campuran (9:1) gram dengan holding time 5 jam
Dik : Mb = 7,93 gram
Mk = 7,29 gram
V = 3,40 cm3
Dit : Porositas =….. ?
Jawab :
;
Porositas =
7 93 ; 7 29
=
1 3 40
= 18,6 %
Komposisi
(gram) Mk Mb Serapan Air
No
Tanah Abu kayu (gram) (gram) (%)
Lempung Damar
1 10 0 7,41 8,78 18,48
2 9 1 7,29 7,93 8,81
3 8 2 7,28 8,14 11,81
4 7 3 7,07 8,36 18,25
5 6 4 7,04 8,92 26,71
6 5 5 6,88 9,07 31,8
Contoh perhitungan
Pada campuran (80%:20%) dengan holding time 5 jam
Dik : Mb = 8,14 gram
Mk = 7,28 gram
Dit : Serapan Air =….. ?
Jawab :
;
Porositas =
8 14 ; 7 28
=
7 28
= 11,81 %
Komposisi
(gram) Msebelum Msesudah Susut Massa
No
Tanah Abu kayu (gram) (gram) (%)
Lempung Damar
1 10 0 9,76 7,30 25,20
2 9 1 9,86 7,30 25,96
3 8 2 9,85 7,17 27,20
4 7 3 9,92 7,12 28,22
5 6 4 10,04 7,08 29,48
6 5 5 9,96 6,94 30,32
Contoh perhitungan
Pada campuran (7:3) gram dengan holding time 5 jam
Dik : Msebelum = 9,92 gram
Msesudah = 7,12 gram
Dit : Serapan Air =….. ?
Jawab :
;
Porositas =
9 92 ; 7 12
=
9 92
= 28,22 %
Komposisi
(gram) Vsebelum Vsesudah Susut Bakar
No
Tanah Abu kayu (cm3) (cm3) (%)
Lempung Damar
1 10 0 5,25 4,02 23,42
2 9 1 5,32 3,50 34,21
3 8 2 5,31 3,52 33,70
4 7 3 5,43 4,14 23,75
5 6 4 5,48 4,56 16,78
6 5 5 5,48 5,10 6,93
Contoh perhitungan
Pada campuran (6:4) gram dengan holding time 5 jam
Dik : Vsebelum = 5,48 cm3
Vsesudah = 4,56 cm3
Dit : Susut Bakar =….. ?
Jawab :
;
Susut Bakar =
5 48 ; 4 56
=
5 48
= 16,78 %
Komposisi
(gram) F A p
No
Tanah Abu kayu (kgf) (cm2) (MPa)
Lempung Damar
1 10 0 1126,64 1,50 73,60
2 9 1 971,99 1,34 71,08
3 8 2 735,50 1,35 53,39
4 7 3 335,86 1,51 21,79
5 6 4 88,60 1,62 5,35
6 5 5 35,63 1,75 1,99
Contoh perhitungan
Pada campuran (10:0) gram dengan holding time 5 jam
Dik : F = 1126,64 kgf
A = 1,50 cm2
Dit : Kuat Tekan (P) =….. ?
Jawab :
P=
1126 64
=
1 50
751 09 98
=
10
= 73,60 Mpa
Komposisi
(gram)
F a b d Hv ̅̅̅̅
No Abu
Tanah (kg) (mm) (mm) (mm) (MPa) (MPa)
kayu
lempung
Damar
Contoh perhitungan
Pada campuran (7:3) gram dengan holding time 5 jam
Titik 1
Hv = 1,8544
5
= 1,8544
0 294
= 107,27 kgf/mm2
Titik 2
Hv = 1,8544
5
= 1,8544
0 308
= 97,74 kgf/mm2
Titik 3
Hv = 1,8544
5
= 1,8544
0 318
= 91,67 kgf/mm2
: :
̅̅̅̅ =
3
107 27 : 97 74 :91 67
=
3
= 98,89
98 89 98
=
10
= 970 MPa
LAMPIRAN 2
DOKUMENTASI PENELITIAN
Mortar dan
1. Pyrex
Spatula
Lucky Electronic
2. Neraca Digital
Scale
Maekawa Testing
Machine Tokyo
7. Testing Machine
Japan Type MR-20-
CT
Hardness Vicker
Hardness Tester Metsuzawa
8.
Vicker Tester Seiki Co, LTD No
71C4
9. SEM-EDX JSM-6390 A
10. Cetakan -
Termolyne Type
11. Tanur
47900 Furnace
13 Cawan Pyrex
14. Serbet
Sampel Sebelum
16. -
Dibakar
Sampel Setelah
17. -
Dibakar
LAMPIRAN 3
KARAKTERISASI TANAH LEMPUNG
DAN ABU KAYU DAMAR
Gambar 3.1 Hasil Pengujian Morfologi dan Kandungan Unsur Tanah Lempung desa
buntul kubu, kecamatan Permata kabupaten bener meriah Aceh tengah
dengan SEM-EDX
a. Morfologi Permukaan
b. Kandungan Unsur
Gambar 3.2 Hasil Pengujian Morfologi dan Kandungan Unsur Abu Kayu Damar
dengan SEM-EDX
a. Morfologi Permukaan
b. Kandungan Unsur