2017
Nasri, Khairani
http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/1678
Downloaded from Repositori Institusi USU, Univsersitas Sumatera Utara
KEKASARAN PERMUKAAN BAHAN TERMOPLASTIK
NILON DENGAN BAHAN POLES YANG BERBEDA
SKRIPSI
Oleh :
KHAIRANI NASRI
NIM: 130600139
Khairani Nasri
xii+49 halaman
Termoplastik nilon sebagai bahan basis gigi tiruan harus memiliki permukaan
yang halus untuk meningkatkan kenyamanan pasien dan meminimalisir perlekatan
plak dan bakteri. Oleh karena itu, diperlukan proses pemolesan dengan bahan poles
untuk mendapatkan kehalusan permukaan termoplastik nilon. Tujuan penelitian untuk
mengetahui perbedaan kekasaran permukaan termoplastik nilon setelah dipoles
dengan bahan poles yang berbeda yaitu dentishine dan pumice. Sampel pada
penelitian ini menggunakan bahan termoplastik nilon yang dibuat berbentuk tablet
penampang 20 mm dan tebal 3 mm. Besar sampel penelitian 20 buah dibuat untuk
tiap kelompok, yaitu kelompok A dipoles dengan dentishine dan kelompok B dipoles
dengan pumice. Termoplastik nilon dimasukkan ke dalam cartridge dan dilelehkan
pada suhu 220-265ºC dengan furnace electric. Selanjutnya termoplastik nilon yang
telah meleleh dalam cartridge diinjeksikan ke dalam kuvet, kemudian dilepaskan dari
kuvet dan dipisahkan dari cartridge. Permukaan sampel diratakan dengan kertas pasir
grit 800, 1200, dan 2000 menggunakan rotary grinder. Kemudian sampel dipoles
dengan dentishine sebanyak 1 gram dan pumice sebanyak 1 gram dengan 1 ml air
selama 1 menit menggunakan polishing motor. Pengukuran kekasaran permukaan
dilakukan dengan profilometer. Hasil penelitian menunjukkan penurunan rata-rata
kekasaran permukaan tiap kelompok perlakuan pada kelompok A sebelum dipoles
0,5001±0,028345 μm dan setelah dipoles 0,23165±0,025551 µm, kelompok B
sebelum dipoles 0,4940±0,027736 μm dan setelah dipoles 0,28305±0,022409 μm dan
TIM PENGUJI
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu
syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Kedokteran Gigi Universitas Sumatera
Utara.
Rasa hormat dan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis
sampaikan kepada kedua orang tua tercinta, yaitu Ayahanda (Nasri) dan Ibunda
(Yuliar) yang telah memberikan kasih sayang yang tidak terbalas, mendoakan,
memberikan nasehat, semangat, dan dukungan baik moril maupun materil kepada
penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulis juga menyampaikan
terimakasih kepada adik penulis Khairunnisa Nasri yang senantiasa memberikan
semangat dan dukungan kepada penulis selama penulisan skripsi ini.
Dalam penulisan skripsi ini, penulis telah banyak mendapat bimbingan,
bantuan, motivasi, saran-saran serta doa dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan
kerendahan hati serta penghargaan yang tulus penulis mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Dr. Trelia Boel, drg., Sp.RKG (K) sebagai Dekan Fakultas Kedokteran
Gigi Universitas Sumatera Utara.
2. Lasminda Syafiar, drg., M.Kes sebagai ketua Departemen Ilmu Material
dan Teknologi Kedokteran Gigi dan Kholidina Imanda Harahap, drg., MDSc sebagai
sekretaris Departemen Ilmu Material dan Teknologi Kedokteran Gigi yang juga
sebagai dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu, tenaga serta
pikiran dalam memberikan bimbingan dan pengarahan, serta membantu penulis
dalam menyelesaikan skripsi ini.
3. Seluruh staf pengajar serta pegawai Departemen Ilmu Material Kedokteran
Gigi Universitas Sumatera Utara atas motivasi dan bantuan dalam menyelesaikan
skripsi ini hingga selesai.
(Khairani Nasri)
NIM : 130600139
Halaman
HALAMAN JUDUL.....................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................... 3
1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................ 4
1.4 Hipotesis Penelitian.................................................................... 4
1.5 Manfaat Penelitian ..................................................................... 4
LAMPIRAN
Tabel Halaman
1. Hasil pengukuran kekasaran permukaan termoplastik nilon
sebelum dan setelah dipoles ........................................................... 35
Gambar Halaman
8. Vibrator .......................................................................................... 21
9. Cartridge ........................................................................................ 22
21. Pumice............................................................................................ 25
Lampiran
1. Alur penelitian
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Termoplastik
Termoplastik adalah bahan yang dapat dilunakkan dengan pemanasan dan
diubah menjadi bentuk solid tanpa mengalami perubahan struktur kimia. Resin
termoplastik terbentuk dari ikatan rantai molekul yang dikenal dengan polimer
dengan panjang dan berat molekul yang berbeda. 1 Bahan ini dapat dibagi dalam
bentuk amorphous ataupun crystalline. Pada keadaan amorphous, resin memiliki
ikatan rantai molekul yang tidak teratur, sedangkan pada keadaan crystalline, ikatan
molekulnya lebih teratur. Bahan termoplastik sendiri tidak ada yang memiliki
keadaan 100% crystalline, melainkan semi-crystalline yaitu struktur kimia yang
memiliki bentuk amorphous dan crystalline (Gambar 1). Dalam keadaan amorphous,
resin termoplastik memiliki sifat glass transition temperature (Tg), sedangkan pada
keadaan semi-crystalline resin termoplastik memiliki glass transition temperature
(Tg) dan melting temperature (Tm). Ketika proses pemanasan, ikatan rantai kimia
amorphous dapat mengalir karena material telah mencapai nilai Tg, sedangkan pada
keadaan crystalline, material harus mencapai nilai Tm agar ikatan rantai kimianya
dapat mengalir.39
2.2.1 Pengertian
Nilon adalah nama generik pada tipe termoplastik polimer yang termasuk
dalam kelas poliamida yang diproduksi dari monomer alifatik. Nilon merupakan
polimer pertama yang sukses secara komersial, dan merupakan serat sintetik pertama.
US Federal Trade Commission telah mendefinisikan nilon sebagai serat yang
dibentuk oleh rantai panjang poliamida sintetik yang kurang dari 85% hubungan
amida melekat langsung ke dua cincin aromatik. Nilon dibentuk pada skala industri
dengan kondensasi hexamethylene diamine dan asam dikarboksilat.43 Pada tahun
1950 termoplastik nilon diperkenalkan sebagai bahan basis gigi tiruan. 1,14-16
Penggunaan termoplastik nilon pertama kali di kedokteran gigi tidak begitu
memuaskan oleh karena sifat penyerapan air yang tinggi, perubahan warna,
pembentukan permukaan yang kasar dan sulit dipoles. 22
Beberapa tahun ini, termoplastik nilon telah menarik perhatian sebagai bahan
basis gigi tiruan.7,8 Penggunaan bahan termoplastik nilon telah mencapai suatu
kemajuan dalam bahan kedokteran gigi. 2,4,9 Termoplastik nilon memiliki sifat estetis
yang sangat baik dengan translusensi warna dan baik bagi pasien yang alergi terhadap
monomer sisa (Gambar 2). Bahan ini juga memiliki fleksibilitas dan ketahanan aus
yang baik serta stabilitas dimensi yang tinggi. Sifat dan karakteristik tersebut
merupakan faktor penting untuk menciptakan basis gigi tiruan tahan lama. 19,20
Pada tahun 1962, Munns menggunakan teknik injection-moulding yang
dimodifikasi dalam pembuatan termoplastik nilon dan menganjurkan pasien yang
memakai gigitiruan berbahan basis nilon untuk memberikan perhatian yang khusus
agar dapat mencegah kerusakan gigitiruan yang digunakan. 41
2.2.2 Komposisi
Termoplastik nilon mengandung amorphous dan crystalline, crystalline yang
ada pada termoplastik nilon hanya sebagian crystalline.43 Efek kristal ini
mengakibatkan termoplastik nilon memiliki sifat yang tidak dapat larut dalam pelarut,
ketahanan panas yang tinggi dan kekuatan yang tinggi serta daktilitas. 9 Struktur
kristal poliamida didominasi oleh ikatan hidrogen. 42,43 Secara kimia, termoplastik
nilon diproduksi oleh reaksi kondensasi kopolimer antara diamine NH2-(CH2)6-NH2
dan asam dicarboxylic CO2H-(CH2)4-COOH (Gambar 3).9,12 Unsur kimia yang
termasuk adalah karbon, hidrogen, nitrogen, dan oksigen. Reaksi polimerisasi kimia
adalah sebagai berikut:12
2.2.4 Keuntungan16-19
Keuntungan pada bahan basis gigi tiruan nilon adalah
1. Estetis lebih baik karena bersifat translusen sehingga dapat
menggambarkan warna jaringan yang berada di bawahnya dan tidak menggunakan
cangkolan logam.
2. Tipis dan ringan tetapi sangat kuat sehingga tidak mudah patah dan tidak
mudah mengalami kerusakan.
3. Biokompatibel karena tidak mengandung monomer sisa, sehingga aman
digunakan untuk pasien yang alergi terhadap monomer sisa atau metal metakrilat.
4. Lebih lentur sehingga tekanan hampir seluruhnya disalurkan ke gigi
penyangga dan struktur tulang di bawahnya.
5. Pasien bebas melakukan pergerakan selama pengunyahan karena
fleksibilitas yang tinggi sehingga meningkatkan kenyamanan.
6. Hampir tidak memiliki porositas.
7. Tidak dapat mengalami crazing.
8. Dapat direline dan diperbaiki.
9. Tahan abrasi
10. Resisten terhadap panas dan bahan kimia
2.3 Sifat-Sifat
Sifat dari suatu bahan basis gigitiruan terbagi atas sifat mekanis, sifat biologis,
sifat kimia, dan sifat fisis.
2.4.1 Finishing
Proses untuk menghilangkan defek permukaan atau goresan yang terjadi saat
proses membuat kontur (proses untuk membuat bentuk anatomis dengan memotong
atau menggerinda bahan yang berlebihan) menggunakan partikel keras seperti alat
cutting atau grinding.30,31
2.4.2 Pemolesan
Pemolesan adalah proses menghilangkan cacat permukaan atau goresan yang
diciptakan selama proses contouring melalui pemotongan atau instrumen grinding
atau keduanya. Tujuan pemolesan adalah memberikan permukaan yang halus, kilat
dan lebih bersinar. Pada akhir proses ini, seharusnya tidak ada goresan terlihat.
Namun, akan selalu ada goresan yang terdeteksi pada pembesaran tinggi. 30,31 Untuk
melihat kualitas permukaan dapat menggunakan alat profilometer. 21,22
Permukaan akhir pada gigi tiruan merupakan faktor penting yang menentukan
kenyamanan pasien, gigi tiruan tahan lama dan estetis. 24,26 Pemolesan permukaan gigi
tiruan yang secara langsung dapat mempengaruhi perlekatan mikroorganisme. 28
Salah satu kekurangan nilon sulit untuk dipoles sehingga memiliki permukaan
yang kasar.4,9 Permukaan yang kasar pada basis gigitiruan nilon termoplastik
Non - Logam
Logam
Termoplastik Termoset
Abrasi
Penyerapan Air Perubahan Warna Kekasaran Permukaan Perubahan Dimensi
Pumice Dentishine
Sifat
20 mm
3 mm
Keterangan:
t : jumlah perlakuan
r : jumlah ulangan.
Gambar 9. Cartridge
11. Injektor
0.6
Rerata Kekasaran Permukaan (µm)
0.5
0.4
0.3 Sebelum
Setelah
0.2
0.1
0
Dentishine Pumice
Lower Upper
Equal
varia
.06754
nces 2.129 .153 11.588 38 .000 .057500 .004962 .047455
5
assu
med
Selisih Equal
varia
nces .06758
11.588 34.210 .000 .057500 .004962 .047418
not 2
assu
med
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Pemasangan spru
Kuvet atas dipasangkan di atas kuvet bawah dan dikunci hingga rapat
Cartridge berisi bahan nilon dimasukkan ke furnace selama 15 menit pada suhu 220-265ºC
Kelompok A Kelompok B
Pengukuran Pengukuran
kekasaran awal kekasaran awal
dengan profilometer dengan profilometer
Kelompok A Kelompok B
Dentishine Pumice
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
*
Pre Kelompok A .096 20 .200 .963 20 .612
Post Kelompok A .136 20 .200* .957 20 .478
SelIsih Kelompok A .167 20 .145 .945 20 .299
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
*
Pre Kelompok B .110 20 .200 .973 20 .808
*
Post Kelompok B .127 20 .200 .950 20 .364
*
Selisih Kelompok B .113 20 .200 .959 20 .526
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
Group Statistics