SKRIPSI
Oleh :
Tahun 2010
POLIMER
viii + 34 halaman
Banyak material di kedokteran gigi yang mempunyai bahan basis polimer. Bahan-
bahan ini dapat dibagi kepada empat bagian yaitu (1) elastomer (2) polimer komposit (3)
Polimer terbentuk dari hasil gabungan beberapa unit molekul mer (tunggal). Terdapat
tiga faktor utama yang mempengaruhi susunan suatu rantai polimer yaitu berat molekul,
cross-linking dan jumlah copolymer. Polimer terhasil dari suatu proses yang dinamakan
proses polimerisasi. Proses polimerisasi ini dapat dibagi kepada dua bagian utama yaitu
polimerisasi adhisi dan polimerisasi kondensasi. Proses polimerisasi adhisi dapat dibagi lagi
menjadi dua bagian yaitu polimerisasi adhisi radikal bebas dan polimerisasi ring-opening.
Setiap bahan berbasis polimer di kedokteran gigi mempunyai proses polimerisasi yang
berbeda antara satu sama yang lain. Empat tipe bahan cetak elastomer yang sering digunakan
di kedokteran gigi adalah polisulfida, addition silicone, condensation silicone, dan poliether
yang tersedia dalam dua pasta yang dikemas sebagai base dan accelarator. Polimer komposit
terdiri dari matriks resin organik, bahan pengisi inorganik dan agen coupling. Akrilik terdiri
cured resin atau cold-cured resin. Hidrokoloid agar merupakan bahan cetak reversible yang
pertama berjaya digunakan dalam kedokteran gigi dan disebut hidrokolid reversible karena
transformasi gel ke sol yang reversible dengan pemanasan. Alginat adalah salah satu bahan
cetak aqueous yang sangat luas digunakan dalam kedokteran gigi dan merupakan sejenis
bahan cetak hidrokoloid yang irreversible. Setiap material yang berbasis polimer mempunyai
Bahan-bahan yang berbasis polimer ini mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-
masing. Polisulfida merupakan bahan cetak yang menghasilkan detail permukaan yang baik
namun mempunyai bau dan rasa yang kurang nyaman. Silikon konvensional atau condensation
silicone merupakan bahan cetak silikon yang dikembangkan untuk mengatasi beberapa
kelemahan dari polisulfida. Addition silicone diperkenalkan setelah condensation silicone dengan
ciri-ciri yang lebih baik dan juga dikenal dengan nama poly vinyl siloxane. Polieter mempunyai
ciri-ciri mekanikal dan stabilitas dimensi yang baik tetapi mempunyai working time yang singkat
dan materialnya sangat kaku. Polimer komposit mempunyai warna dan tekstur bahan yang bisa
disamakan dengan gigi pasien dan mempunyai nilai estetis yang baik. Akrilik sebagai bagian dari
gigi tiruan mempunyai biokompatibilitas yang baik terhadap jaringan rongga mulut. Agar
menghasilkan cetakan yang akurat namun saat ini alginate lebih banyak digunakan sebagai bahan
cetak. Alginat merupakan bahan cetak hidrokoloid yang irreversible dan lebih banyak digunakan
TIM PENGUJI
Puji dan syukur ke hadirat Allah Subahannahuwataala Tuhan sekalian alam, shalawat dan
umatnya untuk selalu berpegang pada jalan yang lurus dan benar, sehingga penulis dapat
menyelesaikan penyusunan skripsi yang merupakan salah satu syarat untuk mendapatkan gelar
sarjana kedokteran gigi pada Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.
Terima kasih yang tidak terhingga kepada kedua orang tua tercinta yaitu Ismail bin
Ahmad dan Wirdanim binti Hj. Abdul Latiff dan juga saudara-saudara penulis yang selalu
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu Hj Lasminda Syafiar, drg., M.Kes
selaku pembimbing dan penguji dan Ketua Departemen Ilmu Material dan Teknologi
Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara yang telah banyak mendapat bimbingan dan
pengarahan yang sangat berguna dalam meningkatkan semangat, motivasi untuk penyelesaian
skripsi ini.
Pada kesempatan ini, dengan rasa rendah hati penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Shaukat Osmani Hasbi, drg., Sp.BM selaku dosen wali yang telah banyak memberi
2. Seluruh staf pengajar Departemen Ilmu Material dan Teknologi Fakultas Kedokteran
Gigi Universitas Sumatera Utara atas bimbingan, saran dan motivasi penulis sewaktu
kegembiraan khususnya Dalia, Safiah, Yanie, Putra, John dan seluruh teman-teman
Akhirnya semoga skripsi ini dapat memberikan menfaat yang berguna bagi ilmu pengetahuan,
Halaman
BAB 1 PENDAHULUAN…………………………………………………………. 1
4.3 Akrilik…………………………………………………………………… 22
4.3.1 Heat-cured Resins……………………………………………….... 23
4.3.2 Cold-cured Resins………………………………………………… 24
5.1 Elastomer……………………………………………………………….. 27
5.1.1 Polisulfida………………………………………………………… 27
5.1.2 Polieter……………………………………………………………. 27
5.1.3 Condensation- cured silicone…………………………………….. 28
5.1.4 Addition-cured silicone…………………………………………… 29
5.3 Akrilik…………………………………………………………………… 30
BAB 6 KESIMPULAN…………………………………………………………….. 33
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………... 35
Halaman
Halaman
POLIMER………………………………………...…………………....3
Tahun 2010
POLIMER
viii + 34 halaman
Banyak material di kedokteran gigi yang mempunyai bahan basis polimer. Bahan-
bahan ini dapat dibagi kepada empat bagian yaitu (1) elastomer (2) polimer komposit (3)
Polimer terbentuk dari hasil gabungan beberapa unit molekul mer (tunggal). Terdapat
tiga faktor utama yang mempengaruhi susunan suatu rantai polimer yaitu berat molekul,
cross-linking dan jumlah copolymer. Polimer terhasil dari suatu proses yang dinamakan
proses polimerisasi. Proses polimerisasi ini dapat dibagi kepada dua bagian utama yaitu
polimerisasi adhisi dan polimerisasi kondensasi. Proses polimerisasi adhisi dapat dibagi lagi
menjadi dua bagian yaitu polimerisasi adhisi radikal bebas dan polimerisasi ring-opening.
Setiap bahan berbasis polimer di kedokteran gigi mempunyai proses polimerisasi yang
berbeda antara satu sama yang lain. Empat tipe bahan cetak elastomer yang sering digunakan
di kedokteran gigi adalah polisulfida, addition silicone, condensation silicone, dan poliether
yang tersedia dalam dua pasta yang dikemas sebagai base dan accelarator. Polimer komposit
terdiri dari matriks resin organik, bahan pengisi inorganik dan agen coupling. Akrilik terdiri
cured resin atau cold-cured resin. Hidrokoloid agar merupakan bahan cetak reversible yang
pertama berjaya digunakan dalam kedokteran gigi dan disebut hidrokolid reversible karena
transformasi gel ke sol yang reversible dengan pemanasan. Alginat adalah salah satu bahan
cetak aqueous yang sangat luas digunakan dalam kedokteran gigi dan merupakan sejenis
bahan cetak hidrokoloid yang irreversible. Setiap material yang berbasis polimer mempunyai
Bahan-bahan yang berbasis polimer ini mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-
masing. Polisulfida merupakan bahan cetak yang menghasilkan detail permukaan yang baik
namun mempunyai bau dan rasa yang kurang nyaman. Silikon konvensional atau condensation
silicone merupakan bahan cetak silikon yang dikembangkan untuk mengatasi beberapa
kelemahan dari polisulfida. Addition silicone diperkenalkan setelah condensation silicone dengan
ciri-ciri yang lebih baik dan juga dikenal dengan nama poly vinyl siloxane. Polieter mempunyai
ciri-ciri mekanikal dan stabilitas dimensi yang baik tetapi mempunyai working time yang singkat
dan materialnya sangat kaku. Polimer komposit mempunyai warna dan tekstur bahan yang bisa
disamakan dengan gigi pasien dan mempunyai nilai estetis yang baik. Akrilik sebagai bagian dari
gigi tiruan mempunyai biokompatibilitas yang baik terhadap jaringan rongga mulut. Agar
menghasilkan cetakan yang akurat namun saat ini alginate lebih banyak digunakan sebagai bahan
cetak. Alginat merupakan bahan cetak hidrokoloid yang irreversible dan lebih banyak digunakan
PENDAHULUAN
Dalam bidang kedokteran gigi, terdapat berbagai jenis bahan yang sering digunakan oleh
dokter gigi. Bahan-bahan tersebut mengandung bahan dasar seperti garam anorganik, keramik,
Garam anorganik, juga dikenal sebagai gypsum sering digunakan dalam bidang
kedokteran gigi untuk menghasilkan model studi dan model kerja. Dental semen, seperti semen
ionomer kaca dan semen zink fosfat juga tergolong dalam jenis garam anorganik.2,3 Contoh
bahan dasar keramik yang sering digunakan adalah mahkota porselen.3 Bahan metal dan aloi
yang sering digunakan yaitu kawat pada pesawat orthodonti dan juga pada komponen gigi tiruan
dan sebagai bahan elastomer contohnya bahan cetak polisulfida.2 Polimer komposit yang
digunakan untuk tambalan contohnya bahan tambalan resin komposit, serta bahan polimer yang
Polimer terbagi kepada 2 jenis yaitu polimer yang alami dan polimer sintetik. Contoh
polimer alami adalah agar, selulosa, DNA, protein, kolagen dan sutera.4 Polimer sintetik, juga
dikenal sebagai plastik.5 Polimer dalam kedokteran gigi lebih banyak digunakan di bidang
restoratif dan prostodonti. Bahan cetak yang sering digunakan dalam kedokteran gigi adalah
Polimer sintetik terbagi kepada 3 jenis yaitu elastomer, polimer komposit dan akrilik.6
Elastomer adalah sejenis polimer yang mempunyai ciri-ciri elastisitas. Istilah elastomer ini
diperoleh dari polimer elastik. 9 Elastomer juga dikenal sebagai synthetic rubber yang bersifat
lembut dan menyerupai karet. Menurut ADA Spec.No.19, elastomer adalah non-aqueous
pasien edentulus untuk gigi tiruan penuh dan pasien dentulus untuk gigi tiruan sebagian lepasan.3
Polimer komposit adalah sejenis resin sintetik yang digunakan dalam bidang kedokteran
gigi sebagai materi restorasi atau bahan adesi. Resin ini telah berevolusi menjadi bahan restorasi
karena sifatnya yang estetik, tidak larut dan tidak sensitif terhadap dehidrasi, biaya yang rendah
dan mudah untuk dimanipulasi. Resin komposit umumnya terdiri dari bahan pengisi seperti silika
dan pada aplikasi saat ini mempunyai photoinitiator.7 Restorasi pada permukaan gigi yang
mudah terlihat umumnya dilakukan restorasi dengan bahan restorasi sewarna gigi untuk tujuan
estetis dan bahan yang paling sering digunakan adalah resin komposit.2
Akrilik adalah sejenis resin yang juga dapat dikenal dengan istilah acrylic glass, perspex
atau plexiglas.3 Akrilik tebentuk melalui proses polimerisasi adhesi radikal bebas dari
monomernya yaitu metil metakrilat ( MMA ) menjadi polimetil metakrilat ( PMMA). Akrilik
sering digunakan karena mudah diproses melalui tehnik yang murah, serta mempunyai nilai
estetis yang tinggi. Selain kegunaanya sebagai basis gigi tiruan, bahan ini juga banyak digunakan
untuk aplikasi lain seperti reparasi gigi tiruan dan pembuatan sendok cetak fisiologis.4
Dalam skripsi ini dibahas mengenai komposisi, struktur, proses polimerisasi, keuntungan,
kerugian dan kegunaan bahan kedokteran gigi yang berbahan dasar polimer.
Istilah polymer menggambarkan satu molekul yang terdiri dari banyak (poli) bagian
(mer). Akhiran mer mewakili unit struktural kimiawi berulang yang paling sederhana dari
polimer yang dibentuknya.6,7 Dengan menganggap bahwa reaksi polimerisasi bermula dengan
satu molekul diwakili oleh A. Molekul tunggal ini dikenal sebagai mer dan materi di dalam
bentuk ini disebut monomer yang berarti satu molekul. Sekiranya dua molekul monomer beraksi
untuk membentuk satu molekul yang mengandung dua mer, hasil yang didapat disebut pula
A A
Kedua molekul tersebut terhubung oleh suatu ikatan kimiwi yang kuat dan energi (panas
eksotermik) dibebaskan dalam reaksi ini. Sekiranya tiga molekul monomer bergabung untuk
membentuk satu molekul, sebuah trimer pula akan terbentuk (Gambar 2).
A A A
5
Gambar 2. Tiga molekul monomer atau trimer
Suatu polimer (banyak mer) terbentuk apabila beberapa molekul monomer digabung untuk
A A A A A A
5
Gambar 3. Gabungan monomer-monomer atau polimer
digabung bersama molekul monomer lain untuk membentuk rantai dengan mer nya yang
Berat molekul suatu polimer tergantung pada jumlah unit mer yang berulang dikali dengan
berat molekul unit mer yang berulang tadi. Berat molekul bisa berkisar dari ribuan hingga jutaan
unit tergantung kepada kondisi proses preparasinya.4,5,7 Fakta ini mempunyai kepentingan yang
bisa dipertimbangkan apabila dikaitan dengan kekuatan (strength) dan kekerasan (hardness)
suatu polimer. Sebagai satu contoh,dianggap monomer asal, A, adalah cairan. Molekul-
molekulnya dianggap cukup kecil sehingga bisa bergerak diantara satu sama lain dengan bebas
sehingga membentuk suatu cairan. Pada saat proses polimerisasi terjadi proses berikut ini :
ii. Oleh karena molekul-molekul tersebut telah memanjang dan tidak lagi bisa bergerak
di antara satu sama lain dengan bebas maka viskositas cairan tersebut meningkat.
iii. Daya sekunder yang lemah cenderung untuk memegang molekul-molekul yang
v. Semakin panjang rantai polimer tersebut terbentuk maka semakin banyak terjadinya
vi. Hasilnya, bahan solid tersebut menjadi semakin kuat (stronger) dan keras (harder). 5
2.2 Cross-Linking
Apabila rantai-rantai polimer digabung oleh ikatan kimia maka polimer tersebut
dikatakan telah mengalami proses cross-link. Ini menunjukkan bahwa proses cross-linking
mempunyai efek mendalam terhadap ciri-ciri polimer tersebut yang membedakan polimer
termoplastis dan polimer termoset. Lebih penting lagi, cross-linking bisa mengubah polimer
dalam bentuk cairan ke bentuk solid dimana hal ini merupakan suatu proses yang sering
Sekiranya polimer tersebut mempunyai rantai molekul yang panjang dan fleksibel,
kemungkinan ada beberapa bagian di dalam rantai yang terjadi proses cross-linking disepanjang
rantai itu. Molekul-molekul tersebut bisa membentuk konfigurasi yang sangat bergelung jika
tidak diberi beban dan bisa juga meregang jika diberi beban. Jika beban tersebut dihilangkan,
rantai molekul tersebut akan kembali ke bentuk semula. Jumlah regangan dan beban yang bisa
diterima oleh polimer tersebut tergantung pada panjang rantai tersebut, derajat cross-linking dan
Istilah copolymer mengindikasikan bahwa dua atau lebih molekul monomer telah
Namun, tidak semua jenis monomer bisa dikopolimerisasikan. Monomer yang akan
dipolimerisasi harus bisa larut dengan satu sama lain dan harus dipolimerisasikan dengan kadar
yang hampir sama. Rantai molekul kopolimer yang terbentuk mempunyai kedua unit monomer
pada rantai tersebut dan terkait antara satu sama lain.5 Beberapa contoh kopolimer adalah seperti
a) Alternating copolymer
-A-B-A-B-A-B-A-B-A-B-A-B-A-
b) Random copolymer
-A-B-A-A-B-B-A-B-A-A-A-B-B-
c) Block copolymer
-A-A-A-A-A-A-B-B-B-B-B-B-B-
d) Graft copolymer
-A-A-A-A-A-A-A-A-A-A-A-A-
B B
B B
dengan sejumlah kecil monomer resin akrilik yang lain seperti etil akrilat untuk membentuk
sebuah kopolimer yang kurang rapuh dari poli(metil metakrilat) atau (PMMA).
Pada kasus lain, proses kopolimerisasi bisa digunakan untuk membentuk resin yang
lembut dan fleksibel. Materi-materi ini sangat berguna sebagai reliner gigi tiruan dan mouth
guard.5
Polimer biasanya dihasilkan melalui suatu proses yang disebut proses polimerisasi dan
biasanya terdiri dari unit-unit monomer yang terkait secara kimiawi untuk membentuk molekul
dengan berat molekular yang tinggi.4 Proses polimerisasi terjadi melalui beberapa mekanisme,
tetapi hampir semua proses polimerisasi terbagi kepada dua kelompok dasar yaitu polimerisasi
Polimerisasi adhisi didefinisikan sebagai reaksi antara dua molekul (molekul yang sama
yang membentuk homopolimer atau molekul yang berbeda yang membentuk heteropolimer)
menghasilkan molekul yang lebih besar tanpa mengeliminasi molekul kecil seperti air.4 Proses
polimerisasi adhisi melibatkan penambahan gugus reaktif dengan monomer untuk membentuk
gugus reatif yang lebih besar sehingga mampu untuk bertambah dengan monomer lainnya.
Gugus reaktif yang terlibat ini bisa bersifat ionik atau sejenis radikal bebas.1
Proses polimerisasi adhisi radikal bebas sering digunakan untuk mensintesis polimer dan
merupakan metode yang banyak digunakan pada polimer kedokteran gigi. Radikal bebas ini
dihasilkan oleh agen reaktif yang disebut inisiator. Inisiator adalah molekul yang mempunyai
satu ikatan yang secara relatif lemah yang bisa melalui proses degradasi untuk membentuk dua
gugus reaktif yang masing-masing mempunyai elektron yang tidak berpasangan. Sejenis reaktor
tertentu, ikatan peroksida bisa terpisah dan membentuk dua radikal yang identik. Proses
dekomposisi benzoil peroksida bisa diperoleh dengan pemanasan atau reaksi menggunakan
aktivator kimia. Proses polimerisasi dengan aktivator kimia dapat terjadi pada suhu yang
rendah.1
dekomposisi suatu initiator yang peka terhadap radiasi.1 Proses polimerisasi adhisi yang
membentuk polimer terdiri dari empat tahapan yaitu aktivasi, inisiasi, propagasi dan terminasi.4
3.1.1.1 Aktivasi
Proses polimerisasi memerlukan kehadiran radikal bebas yaitu suatu spesis kimia yang
reaktif dan mempunyai elektron tidak berpasangan (unpaired). Proses memproduksi radikal
bebas ini dapat digambarkan sebagai proses aktivasi. Proses ini berlaku contohnya pada proses
dekomposisi peroksida. Peroksida yang sering digunakan dalam bahan kedokteran gigi adalah
benzoil peroksida.
Reaksi aktivasi untuk benzoil peroksida diwakili oleh persamaan di bawah dengan R
R – O – O – R 2RO ·
Radikal bebas dapat juga dikenal sebagai inisiator yang mampu menginisiasi proses polimerisasi
di atas. Tetapi, sebelum proses inisiasi terjadi, benzoil peroksida tersebut perlu di aktivasi
ii. Senyawa kimia. Benzoil peroksida dapat juga diaktivasikan apabila disatukan dengan
amina tersier. Metode ini digunakan pada cold cured acrylic resin, yang sering
digunakan untuk mereparasi gigi tiruan, restorasi sementara, pesawat ortodonti dan
sendok cetak khusus. Metode ini juga digunakan pada material restoratif yang
chemically cured yang terdiri dari pasta basis yang mengandung aktivator amina
iii. Sinar. Satu lagi metode untuk mewujudkan radikal bebas adalah melalui penggunaan
komposit yang diaktivasikan oleh sinar. Komposit ini bergantung pada sinar ultraviolet
3.1.1.2 Inisiasi
Reaksi polimerisasi terinisiasi apabila radikal yang terbentuk pada aktivasi bereaksi
dengan molekul monomer. Ini digambarkan untuk kasus spesifik antara radikal benzoil peroksida
RO · + M RO – M ·
Setelah proses inisiasi, radikal bebas yang baru itu mampu untuk bereaksi dengan
molekul monomer yang lain. Setiap tahapan reaksi tersebut menghasilkan satu gugus reaktif
RO – M · + M RO – M – M ·
RO – M – M · + M RO – M – M – M ·
RO – M – M – M · + M RO – M – M – M – M ·
RO – M · + nM RO – (M)n – M ·
dengan nilai n adalah jumlah molekul monomer yang ditambah, maka hasil panjang rantai dan
3.1.1.4 Terminasi
Terdapat kemungkinan reaksi penyebaran akan terus berlansung sampai sumber molekul
monomer habis. Reaksi ini menghasilkan rantai polimer yang telah sempurna berpolimerisasi
dan tidak mampu lagi untuk beradhisi. Contoh reaksi terminasi adalah gabungan dua rantai yang
Dua tipe polimerisasi ring-opening yang penting dalam kedokteran gigi adalah reaksi
epoxy dan ethylene imine. Reaksi epoxy digunakan untuk menghasilkan die dari bahan cetak
elastomer, sedangkan reaksi ethylene imine digunakan pada reaksi setting bahan cetak polyether
O amina tersier R
CH2 CHR O – CH2 – CH
n
Polimer yang mengalami proses kondensasi adalah polimer yang mempunyai formula
molekular dengan unit berulang dalam rantai polimer tersebut dan mengandung atom tidak
berpasangan di dalam monomer asalnya. Reaksi kondensasi melibatkan dua molekul bereaksi
bersama dan menghasilkan molekul ketiga yang lebih besar dengan hasil sampingan yang
biasanya adalah molekul kecil seperti air.1,4 Contoh ringkas reaksi kondensasi adalah esterifikasi,
dimana asam organik dan alkohol bereaksi untuk menghasilkan ester dan air. Reaksi tersebut
dapat digambarkan dengan reaksi antara asam asetat dan etil alkohol untuk menghasilkan etil
Untuk memastikan reaksi tersebut dapat menghasilkan polimer, setiap molekul yang bereaksi
sekurang-kurangnya perlu mempunyai dua kelompok reaktif sehingga dapat terjadi reaksi
X – M1 – X + Y – M2 – Y X – M1 – M2 – Y + XY
X – M1 – M2 – Y + X – M1 – X X – M1 – M2 – M1 – X + XY
X – M1 – M2 – M1 – X + Y – M2 – Y X – M1 – M2 – M1 – M2 – Y + XY etc.
Urutan reaksi kondensasi ini dapat dihubungkan dengan reaksi esterifikasi ringkas seperti
gambar diatas jika X adalah kelompok asam karbolik dan Y adalah kelompok alkohol. Hasil
reaksi ,XY, terbentuk sebagai setiap reaksi kondensasi dan kemudiannya menjadi air.1
Dapat dilihat pada setiap tahap reaksi bahwa rantaian akan bertambah satu unit dan
terdapat satu molekul hasil samping XY yang turut berevolusi. Polimer yang dihasilkan adalah
kopolimer reguler dari monomer M1 dan M2 yang disusun dalam urutan sepanjang rantai
tersebut. Percabangan rantai dan cross-linking bisa didapatkan dengan menambahkan monomer
X
X – M1– X
.
X – M1 – Y + X – M1 – Y X – M1 – M1 – Y + XY
X – M1 – M1 – Y + X – M1 – Y X – M1 – M1 – M1 – Y + XY
Contoh kegunaan polimerisasi kondensasi termasuk produksi nilon 6,6 dan síntesis
polimersasi kondensasi yang paling ringkas, dengan setiap molekul mengandung dua kelompok
4.1 Elastomer
Terdapat empat tipe bahan cetak elastomer yang sering digunakan di kedokteran gigi
untuk mencetak mahkota, gigi tiruan cekat, cetakan pada pasien dentulus untuk gigi tiruan separa
lepas maupun cetakan pada pasien edentulus untuk gigi tiruan penuh. Tipe-tipe tersebut adalah
4.1.1 Polisulfida
Polisulfida merupakan bahan cetak pertama yang diperkenalkan. Juga dikenal dengan
nama lain seperti Mercaptan atau Thiokol. Polisulfida tersedia dalam dua pasta, dengan satunya
a. Komposisi
BASE
• Polimer polisulfida 80-85
• Titanium dioksida, seng sulfat, kuprum karbonat atau 16-18
silika
Material dasar dari larutan polimer adalah polimer polisulfida dengan struktur umumnya
seperti berikut11 :
HS (R – S – S)23 – R – SH
Apabila pasta base dan accelerator diaduk, material tersebut melalui reaksi kimia lalu,
larutan polimer itu berubah menjadi material pejal dengan elastisitas yang tinggi dan menyerupai
rubber yang fleksibel. Plumbum dioksida yang bereaksi dengan polimer polisulfida
menyebabkan3 :
Reaksi yang berlaku adalah eksotermik dengan kenaikan suhu sebanyak 3 – 4° C dan dipercepat
PbO2 + S
HS – R – SH HS – R – S – S – R – SH + H2O
atau
Silikon ini merupakan bahan cetak silikon yang pertama diperkenalkan. Nama lainya
adalah silikon konvensional. Bahan cetak silikon dikembangkan untuk mengatasi beberapa
kelemahan dari polisulfida seperti bau yang kurang menyenangkan, banyaknya tenaga yang
diperlukan untuk mengaduk base dan accelarator, setting time yang lama, deformasi permanen
a. Komposisi
i. Base
• Polidimetil siloksan.
• Colloidal silica atau bahan pengisi besi oksida ukuran mikro.
• Pigmen warna.
ii. Accelerator
• Silikat ortoetil – agen cross linking.
• Stannous octoate – catalyst.
Merupakan suatu reaksi kondensasi. Polimerisasi terjadi hasil dari cross linking antara
silikat ortoetil dan kelompok hidroksi terminal dari dimetil siloksan, untuk menghasilkan
rangkaian tiga dimensi. Reaksi ini adalah eksotermik dengan kenaikan suhu sebanyak 1°C :
CH3 OC2H5
CH3 OC2H5
atau
Alkohol etil yang terbentuk sebagai hasil samping akan terevaporasi secara perlahan dari rubber
lebih baik. Addition silicone ini juga dikenal dengan nama poly vinyl siloxane.
a. Komposisi
i. Base
• Polisolisoksan dimetil
• Prepolimer siloksan lain
• Garam platinum – catalyst
• Palladium atau penyerap hidrogen
• Retarder
• Bahan pengisi
Bahan pengisi yang ditambah ke elastomer silikon mempunyai pengaruh besar terhadap
Polimer dasar diterminasi dengan kelompok vinil dan mengalami cross link dengan silane
atau
Garam Pt
Siloksan vinil + Silane siloxane Silicone Rubber
Tidak ada hasil samping yang terbentuk selama keseimbangan terjadi antara siloksan
vinil dan silane siloxane. Jika terjadi ketidakseimbangan, gas hidrogen akan terhasil
dilakukan untuk dapat menyerap gas hidrogen sehingga gelembung-gelembung udara tidak
terbentuk.
4.1.4 Polieter
Bahan ini digunakan sebagai bahan cetak akurat untuk beberapa gigi yang telah diprepasi
tanpa adanya undercut. Polieter mengandung sifat-sifat mekanik dan stabilitas dimensi yang baik.
Kekurangannya adalah working time yang singkat dan materialnya yang sangat kaku.3,6
i. Base
• Polimer polieter
• Colloidal silica – bahan pengisi
• Glikoeter atau phthalate – plasticizer
ii. Accelerator
Proses polimerisasi kationik terjadi dengan reaksi antara cincin aziridin yang terletak di
hujung cabang molekul polieter. Rantai utamanya adalah kopolimer dari etilene oksida dan
tetrahidrofuran. Cross linking dilakukan oleh ester sulfonat beraroma melalui hujung kelompok
imine. Reaksi ini adalah eksotermik dengan kenaikan suhu sebanyak 4-5°C :3
H O O H
N N
atau
Komposit terbentuk dari gabungan dua material yang tidak larut antara satu dengan yang
lain. Tujuan penggabungan ini adalah untuk menghasilkan sifat-sifat polimer komposit yang
lebih kuat atau intermediat dibanding bahan asalnya. Tiga material utama yang terdapat dalam
- Agen coupling, yang mengikat matriks tersebut dengan materi pengisi secara kimiawi.
a. Komposisi
i. Matriks resin.
Material matriks yang sering digunakan pada resin komposit adalah seperti BIS-
GMA. Material ini mempunyai molekul yang relatif besar dan monomer yang
Material pengisi yang sering digunakan dalam polimer komposit adalah seperti
kwarsa, kaca dan partikel silika koloidal. Material pengisi kwarsa dan kaca
berukuran sekitar 0,1 – 100 µm. Material pengisi berbagai ukuran digunakan di
dalam matriks resin untuk mencapai kuantiti pengisian yang terbesar. Partikel
silika koloidal berukuran dari 0,02 - 0,04 µm dan juga disebut sebagai
organosilane. Bagian silane dari molekul ini terikat pada partikel pengisi seperti
kwarsa, kaca dan silika sedangkan bagian organik tersebut terikat pada matriks
b. Sistem polimerisasi
i. Aktivasi secara kimia dimana resin ini umumnya tersedia dalam bentuk dua
tabung berisi pasta, tabung pertama mengandung pasta inisator yaitu benzoil
peroksida dan tabung kedua mengandung pasta aktivator yaitu amin tersier. Jika
kedua pasta tersebut diaduk, amin akan beraksi dengan benzoil peroksida untuk
Resin ini umumnya tersedia dalam satu pasta saja yang mengandung fotoinisiator
dan aktivator amin. Pasta ini disediakan dalam spuit yang kedap cahaya. Resin ini
Resin akrilik terbentuk melalui proses polimerisasi adhisi radikal bebas yang membentuk
polimetil metakrilat (PMMA). Monomernya, metil metakrilat (MMA) dapat digambarkan seperti
berikut:
H Me
C = C
H C=O
Me
dengan Me sebagai CH3. PMMA, sejenis ester dari asam metakrilat (CH2=C[CH3]CO2H),
tergolong dalam kelompok akrilik yang penting dari resin. Konversi monomer menjadi polimer
melibatkan urutan normal dari aktivasi, inisiasi, propagasi dan terminasi.4 Polimerisasi metil
metakrilat menjadi akrilik terjadi apabila radikal bebas terbentuk dari initiator dan menyerang
ikatan ganda karbon-karbon pada monomer metil metakrilat yang pertama.2 Resin tersebut hadir
Material ini terdiri dari bubuk dan cairan, bila mana dicampur dengan panas yang
berterusan, akan membentuk sebuah solid yang rigid. Formulasi bahan-bahan dalam resin heat-
Bubuk Cairan
Dough technique membantu untuk memudahkan proses pembuatan gigi tiruan. Shrinkage
akibat polimerisasi dapat dikurangi jika dibanding dengan penggunaan monomer lain (bukan
beads atau granules PMMA), karena kebanyakan material yang digunakan telah pun
terpolimerisasi. Reaksi polimerisasi sangat eksotermik karena sejumlah energi panas (80 Kj/Mol)
bagian dari campuran adalah dalam bentuk yang telah terpolimersasi maka potensi untuk
menjadi terlalu panas semasa proses tersebut dapat dikurangi. Selain itu, karena suhu maksimum
yang akan dicapai juga berkurang, jumlah kontraksi termal juga akan berkurang.
Monomer MMA tersebut sangat mudah menguap dan mudah terbakar maka, wadah yang
digunakan haruslah tertutup sepanjang masa dan dijauhkan dari direct heat. Wadahnya yang
berupa botol kaca gelap akan memanjangkan shelf life monomer dengan menghindari reaksi
terhadap mana-mana radikal bebas yang mungkin terbentuk secara spontan di dalam cairan
tersebut dan mengasilkan bentuk radikal bebas yang stabil sehingga tidak dapat menginisiasi
proses polimerisasi.
Sifat kimiawi resin ini sama seperti resin heat-cured, kecuali diinisiasi oleh amina tersier
(contohnya dimetil-P-toluidin) berbanding oleh heat. Metode ini tidak seefisien metode heat-
cure dan pada kebiasaannya akan menghasilkan material yang mempunyai berat molekular
rendah. Ini dapat berakibat kepada efek yang kurang baik terhadap kekuatan material tersebut.
Proses ini juga menyebabkan adanya peningkatan monomer residual yang tidak teraktivasi dalam
resin tersebut. Stabilitas warna juga tidak sebaik pada resin heat-cured sehingga cenderung untuk
menjadi warna kuning. Material ini sangat mudah untuk terjadinya penyebaran (creep) sehingga
Hidrokoloid agar merupakan bahan cetak aqueous fleksibel yang pertama berhasil
digunakan dalam kedokteran gigi. Kelenturan bahan ini sewaktu dikeluarkan dari mulut setelah
pencetakan gigi dapat lakukan cetakan daerah undercut sehingga cetakan yang menyeluruh pada
pasien dentulus dapat diambil. Walaupun hidrokoloid agar merupakan bahan cetak yang baik dan
menghasilkan cetakan yang akurat namun, bahan cetak hidrokoloid alginat dan elastomer lebih
banyak digunakan.2
yang diletakkan di dalam tabung kaca. Agar yang berbentuk gel digunakan bersama sendok cetak
Gel dari material sendok cetak terdiri dari 12%-15% agar, 0,2% borax untuk menambah
kekuatan, 1% - 2% natrium sulfat untuk memastikan setting yang baik pada model gipsum dan
material die terhadap agar, 0,1% benzoat sebagai bahan pengawet, bahan tambahan lain untuk
mengawal flow material tersebut sewaktu dipanaskan, bahan perasa, dan sekitar 80%-85% air
untuk keseimbangan.2,12 Material semprotan mempunyai komponen yang sama tetapi kandungan
Gel agar diubah menjadi sol dengan pemanasan di dalam air, biasanya dipanaskan
sehingga 100°C , kemudian menjadi gel kembali dengan pendinginan pada 43.3°C. Gel yang
telah berubah menjadi sol akan berada dalam bentuk cairan untuk tempoh yang lama (sepanjang
hari) dengan penyimpanan pada suhu 65,7°C. Gel tersebut mempunyai suhu cair yang berbeda
dari suhu solid sol; yang disebut dengan histerisis yang mempunyai signifikan klinikal. Bahan
cetak hidrokolid agar disebut hidrokolid reversible karena transformasi gel ke sol yang reversible
dengan pemanasan.
Bahan cetak agar sangat akurat sewaktu dikeluarkan dari mulut setelah pencetakan tetapi
akan menciut apabila dibiarkan di udara atau pada relatif kelembaban 100% dan akan
mengembang apabila disimpan di dalam air seperti alginat. Perubahan dimensi paling sedikit
terjadi apabila bahan cetak diletakkan pada 100% kelembaban tetapi, disarankan agar cepat
kedokteran gigi. Alginat adalah sejenis bahan cetak hidrokoloid yang irreversible.6 Pemilihan
alginat sebagai bahan cetak lebih digemari dibanding agar karena lebih mudah untuk digunakan.
Bahan ini tersedia dalam bentuk bubuk dalam kemasan dengan jumlah yang besar atau paket
kecil. Sendok plastik disediakan untuk mengeluarkan bubuk dari kemasan dan sebuah silinder
Komposisi alginat terdiri dari Sodium atau triethanolamine alginate (15%), Kalsium
sulfat (16%) sebagai reaktor, Seng oksida (4%), Sodium titanium florida (3%), Diatomaceous
earth (60%), Sodium fosfat (2%) sebagai penghambat, material pewarna serta material perasa.
Dua reaksi utama berlaku sewaktu setting yaitu Sodium fosfat bereaksi dengan Kalsium
sulfat untuk memberikan setting time yang adekuat kemudian, setelah Sodium fosfat habis
digunakan, Kalsium sulfat yang tersisa bereaksi dengan Sodium alginat untuk membentuk
Kalsium alginat yang tidak larut, yang akan membentuk gel bila bereaksi dengan air3 :
5.1 Elastomer 4
5.1.1 Polisulfida
a. Kelebihan Polisulfida
b. Kekurangan Polisulfida
5.1.2 Polieter
a. Kelebihan Polieter
b. Kekurangan Polieter
- Hidrofobik.
- Warna dan tekstur material bisa disamakan dengan gigi pasien dengan menambah
material pengisi.
- Bisa digunakan untuk merubah warna, ukuran dan bentuk gigi untuk memperbaiki
senyuman.
- Sangat bermanfaat untuk gigi anterior dan kavitas kecil pada gigi posterior dengan
berbanding amalgam.
- Kurang daya tahan berbanding amalgam serta tidak begitu kuat dalam menahan
- Kontras bahan tambalan komposit dan karies yang kurang menyebabkan sukar
a. Kelebihan Akrilik
a. Kelebihan Agar
- Bersifat hidrofilik.
- Tidak toksik.
b. Kekurangan Agar
c. Kelebihan Alginate
- Biaya rendah.
d. Kekurangan Alginate
- Bisa terjadi distorsi jika tidak dipegang dengan betul sewaktu pencetakan.
tinggi.
KESIMPULAN
Bahan-bahan ini dapat dibagi kepada empat tipe yaitu (1) elastomer (2) polimer
(tunggal). Terdapat tiga faktor utama yang mempengaruhi susunan suatu rantai
• Proses polimerisasi dapat dibagi kepada dua bagian utama yaitu polimerisasi
adhisi dan polimerisasi kondensasi. Proses polimerisasi adhisi dapat dibagi lagi
kepada dua bagian yaitu polimerisasi adhisi radikal bebas dan polimerisasi ring-
poliether yang tersedia dalam dua pasta dan dilabel dengan base serta accelarator.
Polimer komposit terdiri dari matriks resin organik, material pengisi inorganik dan
agen coupling. Akrilik pula terdiri dari monomer yang disebut metil metakrilat atau
MMA dan tersedia dalam bentuk heat-cured resin atau cold-cured resin.
digunakan dalam kedokteran gigi. Walaupun agar menghasilkan cetakan yang akurat
namun saat ini alginat lebih banyak digunakan sebagai bahan cetak. Alginat pula
merupakan bahan cetak hidrokoloid yang irreversible dan lebih banyak digunakan
gigi.
1. McCabe JF. Walls A. Applied Dental Materials. 9th ed. Singapore: Blackwell Publishing.
2008; 1,101-123.
2. Powers JM. Wataha JC. Dental Materials: Properties and Manipulation. 9th ed. USA:
3. Manappallil JJ. Basic Dental Material. 2nd ed. New Delhi: Jaypee Brothers Medical
4. Noort RV. Introduction to Dental Material. 3rd ed. Philadelphia:Mosby Elsevier. 2008;33-
41,51-61,216-226.
5. Phillips RW. Moore BK. Elements of Dental Materials for Dental Hygienist and Dental
6. O’Brien WJ. Dental Materials: Properties and Selection. USA: Quintessence Publishing.
1989; 127-135.
7. Powers JM. Sakaguchi RL. Craig’s Restorative Dental Material. 12th ed. Missouri : Mosby
8. Combe EC. Notes on Dental Material 5th ed Edinburgh : Churchill Livingstone. 1986; 47-57
9. Billmeyer FW. Textbook of Polymers Science. 3rd ed. New York: Wiley-Interscience
Publication.1984;25-35.
10. Keyf F. Some Properties of Elastomeric Impression Materials used in fixed Prosthodontics.
11. Phillips RW. Science of Dental Materials. 8th ed. Philadelphia, WB. Saunders Company.
1982; 137-154.