SKRIPSI
Oleh :
Putri Sari H
NIM : 010600052
OLEH
Pembimbing
Mengetahui
Ketua Departemen Ilmu Konservasi Gigi
Universitas Sumatera Utara
Skripsi Berjudul
Ketua Penguji
Anggota I Anggota II
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan kasih
karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu
Sumatera Utara.
pengarahan serta bimbingan sehingga skripsi ini dapat disusun dengan baik, untuk itu
1. Prof. Ismet Danial Nasution, drg, Sp.Pros, Ph.D sebagai Dekan Fakultas
Kedokteran Gigi.
Ketua Departemen Ilmu Konservasi Gigi FKG USU dan seluruh staf pengajar atas
4. Nevi Yanti, drg, M.Kes sebagai dosen pembimbing yang telah bersedia
membesarkan dan membimbing dengan kasih sayang serta doa yang tiada putus-
putusnya, adik-adik penulis Flora dan Emma Hutagalung yang banyak memberikan
stambuk’01 (Any, Intan, Nani, Pinul, Linda Sitompul, Nining, Nita, Dedi, Rivi dan
teman-teman yang tidak dapat penulis tuliskan namanya satu-persatu) atas waktu
perpustakaan dan seluruh pihak yang telah turut membantu penulis selama
Semoga Tuhan Yang Maha Esa membalas semua kebaikan tersebut dengan
Halaman
Gambar Halaman
15. Pemeriksaan oklusi dan kontak marginal pada restorasi rigid metode
semidirek yang telah selesai ................................................................... 26
17. Pembuatan model die stone pada inlay komposit kelas II ........................ 28
20. Restorasi rigid telah selesai dibuat pada model die stone ........................ 30
23. Lapisan tipis resin bonding dioleskan pada permukaan dalam inlay ........ 33
24. Gigi dietsa dengan asam pospor selama 15-20 detik ............................... 34
Tabel Halaman
Tahun 2006
xi+ 42 halaman
Resin komposit sebagai salah satu restorasi plastis estetik yang paling populer
sudah mulai digunakan pada gigi posterior, tetapi memiliki beberapa kekurangan
seperti tingkat keausan yang tinggi, penyusutan polimerisasi, dan timbulnya celah
mikro yang menyebabkan karies sekunder. Karena itu teknik restorasi rigid komposit
Disamping itu teknik ini relatif lebih mudah dari pembuatan restorasi logam tuang
dan porselen.
intraoral dan ekstraoral karena memiliki kombinai sifat fisis komposit mikrofil dan
Teknik restorasi rigid dibagi atas tiga metode yaitu direk, semidirek dan
satu kali kunjungan, resin komposit langsung ditumpatkan pada gigi, disinar dari
setiap arah dan kemudian dipost-cured sebelum dibonding pada gigi. Teknik
semidirek ekstraoral merupakan pembuatan restorasi rigid satu kali kunjungan yang
laboratorium dental dengan menggunakan model dari kavitas gigi yang dipreparasi,
dan kontraindikasi, kelebihan dan kekurangan serta teknik pembuatan restorasi rigid
resin komposit pada gigi posterior. Manfaat tulisan ini adalah operator diharapkan
Tahun 2006
xi+ 42 halaman
Resin komposit sebagai salah satu restorasi plastis estetik yang paling populer
sudah mulai digunakan pada gigi posterior, tetapi memiliki beberapa kekurangan
seperti tingkat keausan yang tinggi, penyusutan polimerisasi, dan timbulnya celah
mikro yang menyebabkan karies sekunder. Karena itu teknik restorasi rigid komposit
Disamping itu teknik ini relatif lebih mudah dari pembuatan restorasi logam tuang
dan porselen.
intraoral dan ekstraoral karena memiliki kombinai sifat fisis komposit mikrofil dan
Teknik restorasi rigid dibagi atas tiga metode yaitu direk, semidirek dan
satu kali kunjungan, resin komposit langsung ditumpatkan pada gigi, disinar dari
setiap arah dan kemudian dipost-cured sebelum dibonding pada gigi. Teknik
semidirek ekstraoral merupakan pembuatan restorasi rigid satu kali kunjungan yang
laboratorium dental dengan menggunakan model dari kavitas gigi yang dipreparasi,
dan kontraindikasi, kelebihan dan kekurangan serta teknik pembuatan restorasi rigid
resin komposit pada gigi posterior. Manfaat tulisan ini adalah operator diharapkan
PENDAHULUAN
fungsi pada gigi, yang disebabkan karies, fraktur, atrisi, abrasi dan erosi.1,2 Restorasi
dapat dibagi atas dua bagian yaitu plastis dan rigid. Restorasi plastis adalah teknik
restorasi dimana preparasi dan pengisian tumpatan dikerjakan pada satu kali
integritas dengan bahan tumpatan.3,4 Restorasi rigid merupakan restorasi yang dibuat
berulang dan penempatan tumpatan sementara sehingga lebih mahal untuk pasien.3,4
onlay/overlay, dan crown.5 Inlay adalah tumpatan rigid yang ditempatkan di kavitas
diantara tonjol gigi, sedangkan onlay/overlay merupakan rekonstruksi gigi yang lebih
luas meliputi satu atau lebih tonjol gigi. Crown adalah penggantian sebagian atau
seluruh mahkota klinis yang disemenkan.5,6 Dalam tulisan ini restorasi rigid yang
dibahas hanya inlay dan onlay/overlay. Pilihan bahan restorasi rigid antara lain logam
bahan restorasi rigid dengan kekuatan tensil yang besar, yang membutuhkan preparasi
kavitas yang luas dan bevel sebagai retensi tetapi memiliki masalah estetik.
biasanya, dua sampai tiga kali lebih mahal dari restorasi rigid logam atau komposit
memiliki tingkat resistensi pemakaian yang tinggi, bahan ini lebih sering fraktur dari
komposit.8
sewarna gigi karena pasien menolak restorasi amalgam dan inlay emas walaupun
material dan teknik yang akan memenuhi standar kekuatan, biokompabilitas dalam
mempertahankan kesehatan gigi dan resistensi pemakaian. Hal ini sejalan dengan
pembiayaan.12
Sejak resin komposit pertama kali diperkenalkan tahun 1964, material dan
perkembangan signifikan dalam komposisi dan penampilan resin komposit, bahan ini
celah mikro, ikatan dentin adhesif yang tidak adekuat, sensitivitas pasca operatif dan
penampilan.4
menemukan bahwa setelah tahun ke-2 dan 3 integritas marginal dan bentuk anatomi
pada restorasi rigid komposit lebih memuaskan dari restorasi plastis.10,11 Menurut
Dietschi tahun 1995, kualitas adaptasi marginal restorasi rigid resin komposit terbukti
lebih baik dari restorasi plastis komposit.13 Menurut Burke tahun 1994, porselen
Dengan teknik restorasi rigid, penyusutan polimerisasi terjadi ekstra oral dan
kontur yang tepat lebih mudah dicapai karena restorasi dibuat diluar mulut. Dengan
menggunakan restorasi rigid teknik indirek, celah dalam restorasi dapat diminimalkan
dengan memberikan tekanan pada restorasi sebelum penyinaran, dan sifat-sifat fisis
resin dapat ditingkatkan dengan penyinaran ekstra oral dengan menaikkan panas dan
tekanan. Secara klinis, adaptasi marginal in vivo restorasi rigid komposit dilaporkan
bahan restorasi yang dapat digunakan pada gigi posterior. Tujuan pembuatan tulisan
ini adalah untuk mengetahui pengertian, indikasi dan kontraindikasi, kelebihan dan
kekurangan serta teknik pembuatan restorasi rigid resin komposit pada gigi posterior.
kemampuan dalam memilih teknik pembuatan restorasi rigid resin komposit pada gigi
resin akrilik yang ditambahkan bahan pengisi anorganik yang keras seperti gelas atau
keramik ke dalam suatu matriks resin. Resin komposit terdiri dari bahan dasar, bahan
Resin komposit dibagi atas tiga jenis berdasarkan ukuran partikel filler, yaitu :
resin akrilik yang ditambah filler anorganik seperti gelas, quartz, gelas boron dengan
filler yang lebih kecil dari makrofil, sekitar 0,02-0,04 μm. Bahan filler komposit ini
adalah senyawa anorganik silika koloidal dengan komposisi 34 -50% dari total
mikrofil disebut komposit hibrida. Sifat komposit baru ini merupakan perpaduan dari
17-21
kedua jenis komposit tersebut. Selain itu masih ada jenis resin reinforced glass
ionomers (compomer), yang merupakan kombinasi antara resin dan gelas ionomer.
Bahan restorasi ini tidak dapat digunakan sebagai restorasi rigid karena tidak bisa
menahan tekanan oklusal.20 Jenis komposit yang digunakan untuk restorasi rigid
tergantung teknik pembuatan yang dipilih tetapi yang umumnya digunakan adalah
2.1 Makrofil/Konvensional
Bahan ini merupakan tipe pertama resin komposit yang dipasarkan untuk
tumpatan gigi anterior, contohnya Adaptic, Concise, Profile (Tabel 1) .17,19 Komposit
konvensional memiliki derajat keausan yang sangat tinggi karena matriks resin lunak
cenderung terlepas dari partikel keras yang lebih resisten sehingga tidak cukup kuat
konvensional kuat dan keras tetapi sulit dipolis karena partikel fillernya berukuran
besar, yang selalu menghasilkan permukaan mikroskopis yang kasar pada restorasi
sehingga akan terlihat dan terasa berbeda dari gigi asli dan cenderung berubah warna
karena makanan atau minuman sehingga jarang digunakan lagi dalam klinik.19,20
Jenis resin komposit ini mempunyai ukuran partikel yang lebih kecil dengan
permukaan lebih mudah dipolis sampai sangat halus dan berkilau sehingga memiliki
kualitas estetik sangat baik dan warnanya lebih stabil karena itu lebih sering
secara keseluruhan sifat fisis dan mekanis bahan ini lebih rendah dari komposit
konvensional. Hal ini dapat diperkirakan karena hampir 50% volume bahan tambahan
terdiri atas resin. Kandungan resin yang lebih besar dibanding filler mengakibatkan
absorbsi air, koefisien panas yang tinggi, serta menurunnya modulus elastisitas.19,20
Peutzfeldt dan Asmusen tahun 1990 menemukan bahwa inlay komposit mikrofil
kurang akurat pada die stone dibanding hibrida sehingga kurang memuaskan jika
2.3 Hibrida
Material hibrida merupakan kombinasi ideal dari estetik dan daya tahan dalam
dental komposit. Sifat fisis dan mekanis untuk komposit hibrida umumnya berkisar
dihubungkan dengan level jumlah filler dalam komposit, yang memiliki filler paling
banyak berarti memiliki resistensi terhadap fraktur yang tinggi, karena itu hibrida
lebih resisten terhadap fraktur dari mikrofil.17 Ada dua jenis bahan filler dalam
komposit hibrida, yaitu silika koloidal yang berjumlah 10-20% w dari total
kandungan filler dan partikel gelas yang mengandung logam berat yang berukuran
0,6-1,0 μm.21