Anda di halaman 1dari 20

RESTORASI RIGID RESIN KOMPOSIT

PADA GIGI POSTERIOR

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat

guna memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi

Oleh :

Putri Sari H
NIM : 010600052

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2006

Universitas Sumatera Utara


LEMBAR PENGESAHAN

SKRIPSI INI TELAH DISETUJUI UNTUK DISEMINARKAN

PADA TANGGAL 8 JUNI 2006

OLEH

Pembimbing

NEVI YANTI, drg, M.Kes


NIP. 131 996 178

Mengetahui
Ketua Departemen Ilmu Konservasi Gigi
Universitas Sumatera Utara

TRIMURNI ABIDIN, drg, M.Kes, Sp.KG


NIP. 130 702 230

Universitas Sumatera Utara


PERNYATAAN PERSETUJUAN

Skripsi Berjudul

RESTORASI RIGID RESIN KOMPOSIT PADA GIGI POSTERIOR

Yang dipersiapkan dan disusun oleh

PUTRI SARI HUTAGALUNG


010600052

telah dipertahankan di depan tim penguji


pada tanggal 8 Juni 2006
dan telah memenuhi syarat untuk diterima

Susunan Tim Penguji Skripsi

Ketua Penguji

Nevi Yanti, drg, M.Kes


NIP. 131 996 178

Anggota Tim Penguji Lain

Anggota I Anggota II

Cut Nurliza,drg,M.Si Epita Sarah Pane,drg, MDSC


NIP. 131 123 786 NIP. 131 089 422

Medan, 8 Juni 2006


Fakultas Kedokteran Gigi
Departemen Ilmu Konservasi Gigi
Ketua,

Trimuni Abidin, drg, M.Kes, Sp.KG


NIP. 130 702 230

Universitas Sumatera Utara


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan kasih

karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu

syarat memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi di Fakultas Kedokteran Gigi

Sumatera Utara.

Dalam penulisan skripsi ini penulis telah banyak mendapat petunjuk,

pengarahan serta bimbingan sehingga skripsi ini dapat disusun dengan baik, untuk itu

penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Prof. Ismet Danial Nasution, drg, Sp.Pros, Ph.D sebagai Dekan Fakultas

Kedokteran Gigi.

2. Trimurni Abidin, drg, M.Kes, Sp.KG sebagai Ketua Departemen

Konservasi Gigi FKG USU.

3. Prof. Rasinta Tarigan, drg, Sp.KG yang sebelumnya menjabat sebagai

Ketua Departemen Ilmu Konservasi Gigi FKG USU dan seluruh staf pengajar atas

masukan yang sangat berharga dalam penulisan skripsi ini.

4. Nevi Yanti, drg, M.Kes sebagai dosen pembimbing yang telah bersedia

meluangkan waktu untuk membimbing dan memberikan petunjuk serta dukungan

kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Tjut Rostina, drg., MSi sebagai dosen Pembimbing Akademik penulis.

6. Mama dan Bapak tercinta, E. Nainggolan dan S. Hutagalung yang telah

membesarkan dan membimbing dengan kasih sayang serta doa yang tiada putus-

putusnya, adik-adik penulis Flora dan Emma Hutagalung yang banyak memberikan

Universitas Sumatera Utara


kritik dan doa selama penulis menjalani pendidikan di Fakultas Kedokteran Gigi

Universitas Sumatera Utara. Jeany Perangin-angin, K’Melda dan B’Marshal atas

dukungan dan bantuan selama penulisan skripsi ini.

7. Kelompok Ginosko (K’Frida, Irma, Happy, Dwi) serta teman-teman

stambuk’01 (Any, Intan, Nani, Pinul, Linda Sitompul, Nining, Nita, Dedi, Rivi dan

teman-teman yang tidak dapat penulis tuliskan namanya satu-persatu) atas waktu

luang untuk memberikan semangat dan kritikan yang membangun, teman-teman di

UKM KMK FKG USU, pegawai di Departemen Konservasi Gigi, pegawai

perpustakaan dan seluruh pihak yang telah turut membantu penulis selama

menyelesaikan skripsi ini.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa membalas semua kebaikan tersebut dengan

melimpahkan rahmat dan kasih karuniaNya kepada kita semua.

Medan, Juni 2006


Penulis,

Putri Sari Hutagalung


NIM 010600052

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................ ii

PERNYATAAN PERSETUJUAN ..................................................................... iii

KATA PENGANTAR ....................................................................................... iv

DAFTAR ISI ..................................................................................................... vi

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... vii

DAFTAR TABEL ............................................................................................. xi

BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................ 1

BAB 2 RESIN KOMPOSIT YANG DIGUNAKAN DALAM


RESTORASI RIGID
2.1 Makrofil/Konvensional ......................................................... 6
2.2 Mikrofil ................................................................................ 7
2.3 Hibrida .................................................................................. 7
2.4 Mikrohibrida ......................................................................... 9

BAB 3 PEMBUATAN RESTORASI RIGID RESIN KOMPOSIT


3.1 Indikasi dan Kontraindikasi Restorasi Rigid Resin Komposit
3.1.1 Indikasi ............................................................................. 13
3.1.2 Kontraindikasi.................................................................... 15
3.2 Teknik Preparasi ......................................................................... 16
3.3 Teknik Pembuatan Restorasi Rigid Resin Komposit
3.3.1 Teknik Direk ...................................................................... 18
3.3.2 Teknik Semidirek ............................................................... 24
3.3.3 Teknik Indirek.................................................................... 27
3.4 Kelebihan dan Kekurangan Restorasi Rigid Komposit
3.4.1 Kelebihan ........................................................................... 36
3.4.2 Kekurangan ........................................................................ 37

BAB 4 KESIMPULAN ................................................................................ 38

DAFTAR RUJUKAN ........................................................................................ 40

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Salah satu merek komposit mikrohibrida dalam kemasan


tube siap pakai........................................................................................ 10

2. Diagram dan penuntun klinis restorasi estetik posterior ........................... 14

3. Prinsip preparasi inlay resin komposit ..................................................... 17

4. Prinsip preparasi onlay resin komposit .................................................... 18

5. Preparasi inlay yang telah dilapisi separator larut air dan


ditempatkan cincin penahan..................................................................... 19

6. Permukaan oklusal dan proksimal restorasi telah selesai dibentuk .......... 19

7. Inlay dilepas untuk dipost-curing ............................................................ 20

8. Kavitas yang telah dietsa dan dipasangi matriks band .............................. 21

9. Penyinaran permukaan oklusal dan proksimal inlay ................................. 23

10. Inlay metode direk telah selesai dipolis.................................................... 23

11. Preparasi inlay kelas II pada molar pertama mandibula ........................... 24

12. Pencetakan preparasi inlay dengan vinil polisiloksan .............................. 25

13. Model working die dibuat dengan silikon die .......................................... 25

14. Penumpatan resin komposit secara berlapis dengan membentuk


interproksimal dan oklusal ...................................................................... 26

15. Pemeriksaan oklusi dan kontak marginal pada restorasi rigid metode
semidirek yang telah selesai ................................................................... 26

16. Preparasi onlay molar pertama mandibula .............................................. 27

17. Pembuatan model die stone pada inlay komposit kelas II ........................ 28

Universitas Sumatera Utara


18. Pembuatan inlay kelas II pada molar pertama mandibula
pada model stone ................................................................................... 29

19. Proses curing inlay ................................................................................. 30

20. Restorasi rigid telah selesai dibuat pada model die stone ........................ 30

21. Restorasi rigid dicoba pada gigi .............................................................. 31

22. Pemeriksaan kontak marginal inlay komposit ......................................... 32

23. Lapisan tipis resin bonding dioleskan pada permukaan dalam inlay ........ 33

24. Gigi dietsa dengan asam pospor selama 15-20 detik ............................... 34

25. Aplikasi luting agent pada permukaan gigi ............................................. 34

26. Penyinaran pada inlay............................................................................. 35

27. Pemeriksaan oklusi restorasi rigid dengan kertas artikulasi


dan pengurangan interproksimal dengan bur ........................................... 35

28. Tahap finishing inlay dengan rubber disk dan


setelah pemolisan………………………………………………………… 36

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Klasifikasi dental komposit………………………………………………... 6

Universitas Sumatera Utara


Fakultas Kedokteran Gigi

Departemen Konservasi Gigi

Tahun 2006

Putri Sari Hutagalung

Restorasi rigid resin komposit

xi+ 42 halaman

Resin komposit sebagai salah satu restorasi plastis estetik yang paling populer

sudah mulai digunakan pada gigi posterior, tetapi memiliki beberapa kekurangan

seperti tingkat keausan yang tinggi, penyusutan polimerisasi, dan timbulnya celah

mikro yang menyebabkan karies sekunder. Karena itu teknik restorasi rigid komposit

diperkenalkan untuk memperkecil kekurangan-kekurangan restorasi plastis tersebut.

Disamping itu teknik ini relatif lebih mudah dari pembuatan restorasi logam tuang

dan porselen.

Komposit hibrida dapat digunakan untuk teknik restorasi rigid semidirek

intraoral dan ekstraoral karena memiliki kombinai sifat fisis komposit mikrofil dan

makrofil. Dokter gigi juga dapat menggunakan komposit mikrohibrida laboratorium

indirek yang khusus dibuat untuk teknik indirek.

Teknik restorasi rigid dibagi atas tiga metode yaitu direk, semidirek dan

indirek. Teknik semidirek intraoral merupakan pembuatan inlay/onlay resin komposit

satu kali kunjungan, resin komposit langsung ditumpatkan pada gigi, disinar dari

setiap arah dan kemudian dipost-cured sebelum dibonding pada gigi. Teknik

semidirek ekstraoral merupakan pembuatan restorasi rigid satu kali kunjungan yang

Universitas Sumatera Utara


dibuat menggunakan die fleksibel dan berfungsi untuk mengoreksi kontak marginal.

Teknik indirek merupakan pembuatan restorasi rigid yang dilakukan dalam

laboratorium dental dengan menggunakan model dari kavitas gigi yang dipreparasi,

membutuhkan tumpatan sementara dan kunjungan berulang. Ketiga teknik ini

memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing tergantung indikasi dan

kontraindikasi masing-masing dalam seleksi kasus di klinik.

Tujuan pembuatan tulisan ini adalah untuk mengetahui pengertian, indikasi

dan kontraindikasi, kelebihan dan kekurangan serta teknik pembuatan restorasi rigid

resin komposit pada gigi posterior. Manfaat tulisan ini adalah operator diharapkan

memiliki pengetahuan dan kemampuan dalam memilih teknik pembuatan restorasi

rigid resin komposit pada gigi posterior dalam aplikasi klinik.

Daftar Rujukan (37) 1985-2005

Universitas Sumatera Utara


Fakultas Kedokteran Gigi

Departemen Konservasi Gigi

Tahun 2006

Putri Sari Hutagalung

Restorasi rigid resin komposit

xi+ 42 halaman

Resin komposit sebagai salah satu restorasi plastis estetik yang paling populer

sudah mulai digunakan pada gigi posterior, tetapi memiliki beberapa kekurangan

seperti tingkat keausan yang tinggi, penyusutan polimerisasi, dan timbulnya celah

mikro yang menyebabkan karies sekunder. Karena itu teknik restorasi rigid komposit

diperkenalkan untuk memperkecil kekurangan-kekurangan restorasi plastis tersebut.

Disamping itu teknik ini relatif lebih mudah dari pembuatan restorasi logam tuang

dan porselen.

Komposit hibrida dapat digunakan untuk teknik restorasi rigid semidirek

intraoral dan ekstraoral karena memiliki kombinai sifat fisis komposit mikrofil dan

makrofil. Dokter gigi juga dapat menggunakan komposit mikrohibrida laboratorium

indirek yang khusus dibuat untuk teknik indirek.

Teknik restorasi rigid dibagi atas tiga metode yaitu direk, semidirek dan

indirek. Teknik semidirek intraoral merupakan pembuatan inlay/onlay resin komposit

satu kali kunjungan, resin komposit langsung ditumpatkan pada gigi, disinar dari

setiap arah dan kemudian dipost-cured sebelum dibonding pada gigi. Teknik

semidirek ekstraoral merupakan pembuatan restorasi rigid satu kali kunjungan yang

Universitas Sumatera Utara


dibuat menggunakan die fleksibel dan berfungsi untuk mengoreksi kontak marginal.

Teknik indirek merupakan pembuatan restorasi rigid yang dilakukan dalam

laboratorium dental dengan menggunakan model dari kavitas gigi yang dipreparasi,

membutuhkan tumpatan sementara dan kunjungan berulang. Ketiga teknik ini

memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing tergantung indikasi dan

kontraindikasi masing-masing dalam seleksi kasus di klinik.

Tujuan pembuatan tulisan ini adalah untuk mengetahui pengertian, indikasi

dan kontraindikasi, kelebihan dan kekurangan serta teknik pembuatan restorasi rigid

resin komposit pada gigi posterior. Manfaat tulisan ini adalah operator diharapkan

memiliki pengetahuan dan kemampuan dalam memilih teknik pembuatan restorasi

rigid resin komposit pada gigi posterior dalam aplikasi klinik.

Daftar Rujukan (37) 1985-2005

Universitas Sumatera Utara


BAB 1

PENDAHULUAN

Restorasi merupakan perawatan untuk mengembalikan struktur anatomi dan

fungsi pada gigi, yang disebabkan karies, fraktur, atrisi, abrasi dan erosi.1,2 Restorasi

dapat dibagi atas dua bagian yaitu plastis dan rigid. Restorasi plastis adalah teknik

restorasi dimana preparasi dan pengisian tumpatan dikerjakan pada satu kali

kunjungan, tidak memerlukan fasilitas laboratorium dan murah. Tumpatan plastis

cenderung digunakan ketika struktur gigi cukup banyak untuk mempertahankan

integritas dengan bahan tumpatan.3,4 Restorasi rigid merupakan restorasi yang dibuat

di laboratorium dental dengan menggunakan model cetakan gigi yang dipreparasi

kemudian disemenkan pada gigi. Umumnya restorasi ini membutuhkan kunjungan

berulang dan penempatan tumpatan sementara sehingga lebih mahal untuk pasien.3,4

Berdasarkan kepustakaan Inggris, restorasi rigid terdiri diri inlay,

onlay/overlay, dan crown.5 Inlay adalah tumpatan rigid yang ditempatkan di kavitas

diantara tonjol gigi, sedangkan onlay/overlay merupakan rekonstruksi gigi yang lebih

luas meliputi satu atau lebih tonjol gigi. Crown adalah penggantian sebagian atau

seluruh mahkota klinis yang disemenkan.5,6 Dalam tulisan ini restorasi rigid yang

dibahas hanya inlay dan onlay/overlay. Pilihan bahan restorasi rigid antara lain logam

tuang, porselen, resin komposit dan kombinasi keduanya.4,6,7 Logam merupakan

bahan restorasi rigid dengan kekuatan tensil yang besar, yang membutuhkan preparasi

kavitas yang luas dan bevel sebagai retensi tetapi memiliki masalah estetik.

Universitas Sumatera Utara


Sedangkan porselen merupakan bahan restorasi rigid estetik yang paling unggul

dengan kekuatan kompresif yang tinggi.7 Porselen membutuhkan biaya besar

biasanya, dua sampai tiga kali lebih mahal dari restorasi rigid logam atau komposit

plastis selain waktu pembuatan di laboratorium. Walaupun inlay/onlay keramik

memiliki tingkat resistensi pemakaian yang tinggi, bahan ini lebih sering fraktur dari

komposit.8

Peningkatan kesadaran terhadap estetik, bahkan pada gigi posterior meningkat

sehingga kedokteran gigi mengembangkan penggunaan bahan estetik non-metal

sewarna gigi karena pasien menolak restorasi amalgam dan inlay emas walaupun

sifat-sifat fisis bahan tersebut sangat baik.9-11 Praktisi berusaha mengembangkan

material dan teknik yang akan memenuhi standar kekuatan, biokompabilitas dalam

mempertahankan kesehatan gigi dan resistensi pemakaian. Hal ini sejalan dengan

peningkatan permintaan pasien akan penampilan, ketahanan jangka panjang dan

pembiayaan.12

Sejak resin komposit pertama kali diperkenalkan tahun 1964, material dan

teknologi adhesif menjadi bahan penelitian dan pengembangan intensif.13 Diluar

perkembangan signifikan dalam komposisi dan penampilan resin komposit, bahan ini

masih menunjukkan derajat penyusutan polimerisasi yang nyata, yang menyebabkan

celah mikro, ikatan dentin adhesif yang tidak adekuat, sensitivitas pasca operatif dan

kesulitan menghasilkan anatomi proksimal dan oklusal yang membatasi


8,14,15
penggunaannya dalam restorasi plastis. Perkembangan dalam teknologi adhesif

dan komposit mikrohibrida chairside telah memungkinkan dokter gigi untuk

menghasilkan restorasi inlay/onlay.16 Walaupun tidak sekuat atau setahan logam,

Universitas Sumatera Utara


resin komposit menunjukkan perkembangan yang menjanjikan dalam daya tahan dan

penampilan.4

Penggunaan teknik restorasi rigid komposit telah terbukti mampu

memperbaiki beberapa kekurangan restorasi komposit plastis.8,13 Hal ini dibuktikan

dengan penelitian Scheibenbogen-Fuchsbrunner tahun 1999 dan 2000 yang

menemukan bahwa setelah tahun ke-2 dan 3 integritas marginal dan bentuk anatomi

pada restorasi rigid komposit lebih memuaskan dari restorasi plastis.10,11 Menurut

Dietschi tahun 1995, kualitas adaptasi marginal restorasi rigid resin komposit terbukti

lebih baik dari restorasi plastis komposit.13 Menurut Burke tahun 1994, porselen

menghasilkan restorasi dengan integritas marginal yang sangat memuaskan tetapi

membutuhkan waktu pembuatan dalam laboratorium. Restorasi rigid komposit

dinyatakan lebih mudah dan lebih murah dari inlay porselen.9

Dengan teknik restorasi rigid, penyusutan polimerisasi terjadi ekstra oral dan

kontur yang tepat lebih mudah dicapai karena restorasi dibuat diluar mulut. Dengan

menggunakan restorasi rigid teknik indirek, celah dalam restorasi dapat diminimalkan

dengan memberikan tekanan pada restorasi sebelum penyinaran, dan sifat-sifat fisis

resin dapat ditingkatkan dengan penyinaran ekstra oral dengan menaikkan panas dan

tekanan. Secara klinis, adaptasi marginal in vivo restorasi rigid komposit dilaporkan

lebih baik dari komposit plastis dan amalgam.15

Universitas Sumatera Utara


Dari uraian diatas dapat diketahui bahwa teknik restorasi rigid resin komposit

mempunyai keunggulan untuk memaksimalkan resin komposit sebagai salah satu

bahan restorasi yang dapat digunakan pada gigi posterior. Tujuan pembuatan tulisan

ini adalah untuk mengetahui pengertian, indikasi dan kontraindikasi, kelebihan dan

kekurangan serta teknik pembuatan restorasi rigid resin komposit pada gigi posterior.

Manfaat tulisan ini adalah operator diharapkan memiliki pengetahuan dan

kemampuan dalam memilih teknik pembuatan restorasi rigid resin komposit pada gigi

posterior dalam aplikasi klinik.

Universitas Sumatera Utara


BAB 2

RESIN KOMPOSIT YANG DIGUNAKAN

DALAM RESTORASI RIGID

Resin komposit adalah suatu bahan pengembangan dari polimer-polimer

resin akrilik yang ditambahkan bahan pengisi anorganik yang keras seperti gelas atau

keramik ke dalam suatu matriks resin. Resin komposit terdiri dari bahan dasar, bahan

filler anorganik, bahan antara, dan bahan tambahan lainnya.17

Resin komposit dibagi atas tiga jenis berdasarkan ukuran partikel filler, yaitu :

konvensional/makrofil, mikrofil, dan hibrida.17,18 Komposit konvensional berasal dari

resin akrilik yang ditambah filler anorganik seperti gelas, quartz, gelas boron dengan

ukuran 1 – 20 μm (Tabel 1). Jenis komposit mikrofil mempunyai ukuran partikel

filler yang lebih kecil dari makrofil, sekitar 0,02-0,04 μm. Bahan filler komposit ini

adalah senyawa anorganik silika koloidal dengan komposisi 34 -50% dari total

komposit (Tabel 1). Pencampuran antara komponen komposit makrofil dengan

mikrofil disebut komposit hibrida. Sifat komposit baru ini merupakan perpaduan dari
17-21
kedua jenis komposit tersebut. Selain itu masih ada jenis resin reinforced glass

ionomers (compomer), yang merupakan kombinasi antara resin dan gelas ionomer.

Bahan restorasi ini tidak dapat digunakan sebagai restorasi rigid karena tidak bisa

menahan tekanan oklusal.20 Jenis komposit yang digunakan untuk restorasi rigid

tergantung teknik pembuatan yang dipilih tetapi yang umumnya digunakan adalah

hibrida atau mikrohibrida.16,22-24

Universitas Sumatera Utara


TABEL 1. KLASIFIKASI DENTAL KOMPOSIT17

Tipe Komposit Tipe Filler Ukuran Filler Volume Contoh


(μm) Filler (%)

Konvensional/ Quartz or glassa Average = 20 50-60 Adaptic


Makrofil Range = 1-100 Concise
Profile
Mikrofil Fumed silica Average= 0,04 30-55 Silar/silux
(SiO 2 ) Range = 10-50 Durafill
PPRF Helioprogress
Hibrida partikel Quartz or glass Average = 0.5-1,0 50-60 Herculite XR
kecil Fumed silica Range = 0,1-3 Charisma
Average = 0,04 Z100, Z250
Tetric ceram

Hibrida partikel Quartz or glass Average = 1,0-3,0 65-70 Bisfil-P


sedang Fumed silica Range = 0,1-10,0 Occlusion
Average = 0,04 Clearfil P

2.1 Makrofil/Konvensional

Bahan ini merupakan tipe pertama resin komposit yang dipasarkan untuk

tumpatan gigi anterior, contohnya Adaptic, Concise, Profile (Tabel 1) .17,19 Komposit

konvensional memiliki derajat keausan yang sangat tinggi karena matriks resin lunak

cenderung terlepas dari partikel keras yang lebih resisten sehingga tidak cukup kuat

untuk digunakan di permukaan oklusal gigi posterior. Campuran komposit

konvensional kuat dan keras tetapi sulit dipolis karena partikel fillernya berukuran

besar, yang selalu menghasilkan permukaan mikroskopis yang kasar pada restorasi

sehingga akan terlihat dan terasa berbeda dari gigi asli dan cenderung berubah warna

karena makanan atau minuman sehingga jarang digunakan lagi dalam klinik.19,20

Universitas Sumatera Utara


2.2 Mikrofil

Jenis resin komposit ini mempunyai ukuran partikel yang lebih kecil dengan

permukaan lebih mudah dipolis sampai sangat halus dan berkilau sehingga memiliki

kualitas estetik sangat baik dan warnanya lebih stabil karena itu lebih sering

digunakan pada gigi anterior.17,18,20 Walaupun kekuatan kompresifnya baik tetapi

secara keseluruhan sifat fisis dan mekanis bahan ini lebih rendah dari komposit

konvensional. Hal ini dapat diperkirakan karena hampir 50% volume bahan tambahan

terdiri atas resin. Kandungan resin yang lebih besar dibanding filler mengakibatkan

absorbsi air, koefisien panas yang tinggi, serta menurunnya modulus elastisitas.19,20

Peutzfeldt dan Asmusen tahun 1990 menemukan bahwa inlay komposit mikrofil

kurang akurat pada die stone dibanding hibrida sehingga kurang memuaskan jika

digunakan untuk restorasi rigid.15

2.3 Hibrida

Material hibrida merupakan kombinasi ideal dari estetik dan daya tahan dalam

dental komposit. Sifat fisis dan mekanis untuk komposit hibrida umumnya berkisar

diantara komposit konvensional dan mikrofil.17,24 Resistensi terhadap fraktur

dihubungkan dengan level jumlah filler dalam komposit, yang memiliki filler paling

banyak berarti memiliki resistensi terhadap fraktur yang tinggi, karena itu hibrida

lebih resisten terhadap fraktur dari mikrofil.17 Ada dua jenis bahan filler dalam

komposit hibrida, yaitu silika koloidal yang berjumlah 10-20% w dari total

kandungan filler dan partikel gelas yang mengandung logam berat yang berukuran

0,6-1,0 μm.21

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai