SKRIPSI
Oleh :
SKRIPSI
Oleh :
ii
iii
Halaman
Halaman Pengesahan Skripsi .............................................................................. i
Kata Pengantar .................................................................................................... ii
Daftar Isi............................................................................................................. iv
Daftar Gambar.................................................................................................... vi
Daftar Tabel ...................................................................................................... vii
Daftar Singkatan...............................................................................................viii
Daftar Lampiran ................................................................................................. ix
Abstrak ................................................................................................................ x
Abstract .............................................................................................................. xi
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang .............................................................................. 1
1.2. Rumusan Masalah ......................................................................... 4
1.3. Tujuan Penelitian .......................................................................... 4
1.3.1 Tujuan Umum ...................................................................... 4
1.3.2 Tujuan Khusus ..................................................................... 4
1.4. Manfaat Penelitian ........................................................................ 4
iv
BAB V KESIMPULAN
5.1. Kesimpulan .................................................................................. 37
5.2. Saran ............................................................................................ 37
vi
viii
viii
ix
Latar Belakang. Monosodium glutamat (MSG) telah dikonsumsi luas di dunia sebagai penyedap
masakan. Efek MSG dilaporkan dapat menyebabkan Chinese Restaurant Syndrome,
hiperlipidemia, hiperglikemia dan stres oksidatif. Efek toksik terhadap hepar dilaporkan
meningkatkan peroksidasi lipid, degenerasi dan nekrosis sel-sel hepatosit. Wortel memiliki
manfaat yang potensial dalam mengurangi peroksidasi lipid pada jaringan hepar sebagai
antioksidan eksogen. Wortel mengandung zat beta karoten yang memiliki efek hepatoprotektif dan
diharapkan dapat memperbaiki derajat kerusakan hepar. Tujuan. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh wortel dalam mengurangi hepatotoksisitas pada mencit yang diinduksi
MSG. Metode. Mencit (mus-musculus) 25 ekor dibagi menjadi 5 kelompok masing-masing 5 ekor,
yaitu kelompok I kontrol negatif (aquades) ± 10 ml/100grBB; II kontrol positif (MSG) 10g/kgBB;
III MSG dan jus wortel 5g/kgBB; IV MSG dan jus wortel (dua minggu terakhir) dan V jus wortel.
Empat minggu pasca penelitian, mencit dikorbankan dan hepar mencit diambil untuk dibuat
sediaan hepatosit dengan pewarnaan Hematoxylin Eosin kemudian diperiksa dengan
menggunakan mikroskop cahaya. Jenis penelitian ini adalah eksperimental murni dengan desain
penelitian post test kontrol. Hasil pengamatan dan pemberian skor degenerasi hidropik dan
nekrosis dianalisis secara statistik menggunakan Saphiro-Wilk. Apabila data terdistribusi normal,
analisis dilanjutkan dengan ANOVA satu arah untuk mengetahui perbedaan tersebut bermakna
atau tidak. Untuk melihat perbedaan rata-rata kelompok dilakukan Uji Scheffe. Hasil. Hasil
penelitian berdasarkan uji analisis statistik menunjukkan bahwa terdapat perbedaan hasil
degenerasi hidropik dan nekrosis yang berbeda nyata pada kelompok kontrol positif dan kelompok
MSG dan wortel (p<0.05). Kesimpulan. Berdasarkan hasil terbukti bahwa khasiat yang terdapat
dalam wortel tidak dapat mengurangi hepatotoksisitas pada mencit yang diinduksi MSG.
Kata Kunci: Monosodium glutamat, jus wortel, mencit, antioksidan, gambaran mikroskopis hepar,
degenerasi hidropik, nekrosis.
Background. Monosodium glutamate (MSG) has been widely consumed in the world as a
flavoring dish. The effect of MSG is reported to cause Chinese Restaurant Syndrome,
hyperlipidemia, hyperglycemia and oxidative stress. Toxic effects on the liver are reported to
increase lipid peroxidation, degeneration and necrosis of hepatocyte cells. Carrots have potential
benefits in reducing lipid peroxidation in liver tissue as exogenous antioxidants. Carrots contain
beta carotene which has a hepatoprotective effect and is expected to improve the degree of liver
damage. Aim. This study aims to determine the effect of carrots on reducing hepatotoxicity in
MSG-induced mice. Method. 25 mice (mus musculus) were divided into 5 groups, 5 each, namely
group I negative control (aquades) ± 10 ml / 100grBB; Positive control II (MSG) 10g / kgBB;
MSG III and carrot juice 5g / kgBB; IV MSG and carrot juice (last two weeks) and V carrot juice.
Four weeks after the study, mice were sacrificed and the liver of mice was taken to make
hepatocyte preparations with Hematoxylin Eosin staining and then examined using a light
microscope. This type of research is purely experimental with post test control design. The results
of the observation and scoring of hydropic degeneration and necrosis were analyzed statistically
using Saphiro-Wilk. If the data is normally distributed, the analysis is continued with one-way
ANOVA to find out whether the difference is meaningful or not. To see the difference in group
averages, Scheffe Test was performed. Results. The results of the study based on the statistical
analysis test showed that there were differences in the results of hydropic degeneration and
necrosis that were significantly different in the positive control group and MSG and carrot groups
(p <0.05). Conclusion. Based on the proven results that the efficacy contained in carrots cannot
reduce hepatotoxicity in MSG-induced mice.
.
Keyword: Monosodium glutamat, carrot, mice, antioxydant, microscopic picture of the liver,
hydropic degeneration, necrosis.
xi
1
1
radikal bebas dari berikatan dengan sel lain di dalam tubuh (Rao dan Agarwal,
1999).
Selain itu, ekstrak kulit manggis juga mengandung antioksidan yang dapat
mengobati kelainan jantung, anti bakteri dan anti kanker dengan antioksidan yang
terdapat di ekstrak kulit manggis yaitu xanthone, flavonoid dan epitaketin
(Fukuyama et al., 2008). Gambir yang mengandung senyawa antioksidan seperti
catechin terbukti dapat menurunkan kadar malondialdehyde (MDA) dan kadar
gula darah serta meningkatkan kadar SOD pada penderita DM tipe 2 (Pane et al.,
2018).
Wortel merupakan sayuran penting dan paling banyak ditanam diberbagai
tempat. Kegunaan awalnya hanyalah sebagai obat , tetapi sekarang wortel telah
menjadi sayuran utama dan umumnya dikenal karena kandungan α- dan β-
katotennya. Kedua jenis karoten ini penting dalam gizi manusia sebagai
provitamin A. Selain kandungan provitamin A yang tinggi, wortel juga
mengandung vitamin C dan vitamin B serta mengandung mineral terutama
kalsium dan fosfor. Selain itu di dalam wortel juga terkandung pektin yang baik
untuk menurunkan kolestrol darah.Pada wortel juga terdapat serat yang tinggi
bermanfaat untuk mencegah terjadinya konstipasi (Munawwarah, 2012).
Wortel diketahui banyak mengandung protein, karbohidrat, lemak, serat,
beta-karoten(provitamin A, vitamin B , vitamin C, glutathione, mengandung Ca,
Mg, Fe, P, S dan CI. Dengan kandungannya tersebut, wortel berkhasiat untuk
membantu menurukan tekanan darah tinggi, mengencangkan kulit muka, kolestrol
tinggi, kanker pankreas, kanker paru-paru, hepatitis dan mencegah stroke
(Munawwarah, 2012).
Wortel merupakan tanaman yang dikenal memiliki kandungan vitamin A
yang sangat tinggi, mudah didapatkan dan manfaatnya sangat banyak bagi
kesehatan tubuh. Tanaman ini salah satunya dapat dimanfaatkan untuk mengatasi
masalah penurunan serta pencegahan permasalahan gizi mikro yaitu KVA
(Kurang Vitamin A) karena memiliki kandungan provitamin A yaitu β-karoten
yang tinggi (Munawwarah, 2012).
Disamping kaya akan vitamin A wortel juga kaya akan sumber vitamin C,
vitamin K, serat dan potassium, dengan zat-zat yang dikandungnya tersebut,
wortel diyakini para ahli kesehatan dapat melindungi tubuh dari resiko serangan
penyakit jantung dan kanker, serta meningkatkan kesehatan mata.
Selain dinikmati dalam bentuk sayur atau lalab, wortel kerap pula dinikmati
dalam bentuk jus atau olah-olahan lainnya (Munawwarah, 2012).Pemerintah saat
ini sedang giat mengembangkan penelitian di bidang obat herbal. Oleh sebab itu
peneliti tertarik untuk meneliti apakah wortel berkhasiat dalam mengurangi efek
hepatotoksisitas yang akan diuji pada mencit yang diberi MSG.
2. Masyarakat
a. Memberikan informasi bagi masyarakat mengenai pengaruh buruk
monosodium glutamat terhadap organ tubuh manusia khususnya hepar.
b. Sebagai agen informasi kepada masyarakat terkait potensi wortel dan
mekanismenya dalam mengurangi pengaruh buruk dari MSG.
3. Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi penelitian-
penelitian lebih lanjut mengenai khasiat wortel sebagai antioksidan.
2.1 HEPAR
2.1.1 Pengertian
Hepar merupakan kelenjar terbesar dalam tubuh manusia dengan
berat kurang lebih 1,5 kg (Junqueira et al., 2007). Hepar adalah organ viseral
terbesar dan terletak di bawah kerangka iga (Sloane, 2004), pada bagian
paling kranial dari abdomen tepat di belakang diafragma (Dyce et al.,
2002).Hepar merupakan kalenjar eksokrin karena mensekresi cairan
empedu yang dialirkan ke dalam duodenum.Selain itu juga hepar merupakan
kalenjar endokrin dan penyaring darah. Hepar mempunyai fungsi antara lain
pembentukan dan sekresi empedu, metabolisme kolestrol dan lemak
detoksifikasi berbagai macam obat dan dan membersihkan bakteri dalam
darah (Lumonnga, 2008).
berfungsi menghancurkan leukosit dan sel darah merah yang rusak, bakteri
dan benda asing lain pada aliran pembuluh darah vena dari traktus
gastrointestinalis (Tortora, 2005). Lobulus hepar dibagi menjadi tiga zona,
yaitu sentrolobular, midzonal dan periportal (Harada et al., 1999). Saluran
portal dibentuk oleh kira-kira tiga sampai enam lobulus (Frappier, 1998).
Gambar 2.1.Histologi Hepar, Vena sentralis (a), sinusoid (b), hepatosit (c) dan
sel endotel (d). Sumber: Dellman dan Eurell (2006)
2.2 HEPATOTOKSISITAS
2.2.1 Definisi
Hepatotoksisitas adalah kondisi di mana terjadi kerusakan hati yang
diakibatkan oleh xenobatic yaitu zat atau senyawa asing yang masuk atau
dimasukkan ke dalam tubuh (Chitturi dan Farrel, 2007).Semua zat atau senyawa
ini bisa menjadi obat atau menjadi racun tergantung dari dosis.Diantara zat yang
dapat menyebabkan hepatotoksisitas adalah monosodium glutamat
(MSG).Apabila zat MSG tersebut dikonsumsi dengan dosis yang berlebihan dapat
menyebabkan terjadinya hepatotoksisitas yaitu kondisi toksik pada hepar yang
memicu terjadinya penyakit hepatitis (Septadina, 2014).
2.2.2 Epidemiologi
Sejak tahun 1963, Jepang bersama Korea mempelopori produksi masal MSG
yang kemudian berkembang ke seluruh dunia, tak terkecuali Indonesia.
Setidaknya sampai tahun 1997 sebelum krisis, setiap tahun produksi MSG di
Indonesia mencapai 254.900 ton/tahun dengan konsumsi mengalami kenaikan
rata-rata sekitar 24,1% pertahun (Holdiko, 2016). Berbagai merk dagang MSG
telah dikenal di masyarakat secara luas seperti ajinomoto, vetsin, micin, sasa,
miwon dan sebagainya (Brilliantina, 2012).
2.2.3 Etiologi
Hati adalah organ yang mempunyai fungsi sangat penting dan kompleks
terutama dalam memetabolisme lemak, penyimpanan glikogen, pertahanan tubuh,
perombakan sel darah merah tua, detoksifikasi zat sisa tubuh, hormon, obat dan
senyawa asing lain (Sherwood, 2011). Hati memiliki reseptor terhadap glutamate
sehingga rentan mengalami kerusakan akibat stress oksidatif dari konsumsi
monosodium glutamate yang berlebihan (Andreas et al., 2015).
dengan gangguan arsitektur hati, vakuolisasi, degenerasi dan atrofi sel hati
(Eweka, 2011).
2.2.4 Patofisiologi
Monosodium glutamat (MSG) yang dikonsumsi akan larut dalam air dan
ludah, kemudian berdisosiasi membentuk asam glutamat dan diabsorbsi melalui
usus sebelum memasuki sirkulasi porta ke hepar. Asam glutamat sendiri
merupakan asam amino dengan kisaran 17% dibutuhkan oleh tubuh sebagai
penyususn protein, sehingga dapat diperkirakan seorang dewasa yang berat
badannya 70 kg rata-rata mengandung 2 kg glutamat dalam protein tubuhta.
Tubuh manusia juga menghasilkan glutamat bebas dengan rata-rata 50 gram tiap
harinya. Jumlah glutamat bebas yang beredar yang diperlukan untuk keperluan
tubuh berkisar 10 gram, dengan distribusi sebesar 6 gram pada otot, 0,04 gram
dalam darah dan 2,3 gram di otak, hepar dan ginjal masing-masing 0,7 gram
(Ault, 2004). Di dalam hepar, asam glutamat ditransminasikan dengan piruvat
menjadi alanin.Alanin diubah oleh asam amino dikarboksilat menjadi ketoglutarat
atau oksaloasetat. Proses ini mengakibatkan berkurangnya jumlah asam amino
dikarboksilat yang dilepas ke dalam darah porta. Asam glutamat dan asam
aspartat yang lolos dari metabolisme dalam mukosa di bawa ke hati melalui vena
porta.Sebagian asam glutamat dan aspartat dokonversi menjadi glukosa dan laktat
sebelum memasuki pembuluh darah perifer (Maulida et al., 2010).
Monosodium gutamat yang dimetabolisme dalam bentuk glutamat akan
didistribusikan sebagai asam amino non esensial yang menyebar luas di dalam
jaringan tubuh dengan 57% dari asam amino yang diabsorbsi akan diubah menjadi
urea melalui hepar. 6% menjadi plasma protein, 23% absorbsi asam amino
melalui sirkulasi umum sebagai asam amino dan sisanya 14% disimpan sementara
di dalam hepar sebagai protein hepar (Maulida et al., 2010).
Pada penelitian yang dilakukuan Egbuonu, et al. (2009) yang meneliti tentang
pengaruh pemberian MSG dengan dosis rendah 5mg/kgBB terhadap tikus selama
28 hari menunjukkan bahwa terdapat peningkatan signifikan alanin
2.2.5 Klasifikasi
Hepar merupakan organ tubuh yang rentan mengalami kerusakan akut
diawali oleh lesi biokemik yang menyebabkan perubahan metabolisme dan dapat
mengakibatkan perubahan struktur serta perubahan unit fungsional utama hepar
yang disebut dengan lobulus hepar.Sebagai unit fungsional utama hepar yang
disebut dengan lobulus hepar. Sebagai unit fungsional, lobulus hepar dapat
menjadi tiga zona (gambar 1) yaitu:
2) Degenerasi
Berikut ini merupakan degenerasi pada inti sel hepar:
• Vakuolisasi
• Badan inklusi
• Piknosis,karioreksis,kariolisis
3) Degenerasi inti sel
Berikut ini merupakan jenis-jenis degenerasi pada sitoplasma sel hepar:
air ataupun ludah akan berdisosiasi dengan cepat menjadi garam bebas dalam
bentuk anion glutamat, kemudian ion ini akan membuka saluran Ca2+ pada sel
saraf yang terdapat kuncup perasa pada lidah sehingga memungkinkan ion Ca2+
memasuki sel sehingga menimbulkan depolarisasi reseptor.
2.4 WORTEL
Menurut sejarahnya, tanaman Wortel atau Carrot (Daucus carota) berasal
dari Timur Dekat dan Asia Tengah.Tanaman ini tumbuh liar sekitar 6.500 tahun
yang lalu (Amiruddin, 2013).Wortel digunakan oleh orang Mesir kuno sebagai
stimula, diuretik, dan sebagai obat antihelmintik.Sekarang ini, wortel mengandung
banyak unsur aktif seperti flavonoid, betakaroten, dan fenilpropanoid (Strauss et
al., 1995).
2.4.1 Morfologi
Di Indonesia wortel umumnya ditanam di dataran tinggi pada ketinggian
antara 1000-1200 meter di atas permukaan laut (mdpl).Meskipun demikian wortel
dapat pula ditanam di dataran medium yang ketinggiannya lebih dari 500 mdpl,
namun produksi dan kualitasnya kurang memuaskan.Tanaman wortel
membutuhkan lingkungan tumbuh yang suhu udaranya dingin dan lembab. Di
negara-negara yang beriklim sedang (subtropis) perkecambahan benih wortel
membutuhkan suhu minimum 9°C dan maksimum 20°C. Namun untuk
pertumbuhan dan produksi umbi yang optimal membutuhkan suhu udara antara
15,6° - 21,1°C. Suhu udara yang terlalu tinggi (panas) seringkali menyebabkan
2.4.2 Kandungan
Kandungan wortel banyak mengandung bahan berkhasiat karena terdapat
banyak zat gizi yang dibutuhkan tubuh.Salah atunya adalah beta karoten.Pada
tabel di bawah ini menampilkan zat-zat gizi yang terkandung dalam wortel.
Monosodium Glutamat
(MSG)
Wortel
• Wortel mengandung banyak unsur aktif
seperti flavonoid, betakaroten dan
fenilpropanoid yang masing-masing
mempunyai fungsi yang bagus untuk
dijadikan sebagai pengobatan alternatif.
Hepatotoksisitas
Aquades
Monosodium
Glutamat (MSG)
Gambaran mikroskopis
MSG + Wortel hepar mencit
Derajat kerusakan hepar
mencit
MSG + Wortel
(2 Minggu Terakhir)
Wortel
2.7 HIPOTESIS
H0: Wortel (Daucus Carota) tidak terbukti dapat mengurangi hepatotoksisitas
pada mencit (mus-musculus) yang diinduksi monosodium glutamat (MSG),
H1: Wortel (Daucus Carota) terbukti dapat mengurangi hepatotoksisitas pada
mencit (mus-musculus) yang diinduksi monosodium glutamat (MSG),
22
Penelitian tidak diawali dengan pra tes karena pada penelitian ini
pengambilan organ untuk pemeriksaan hanya bisa dilakukan satu kali, sehingga
tidak memungkinkan untuk dilakukan keduanya. Penelitian pada hewan
percobaan baik eksperimental maupun observasi memakai rumus Federer (1995)
di bawah ini :
(n-1)(t-1) > 15
Keterangan :
n = besar sampel
t = jumlah kelompok hewan coba
Maka besar sampel yang dibutuhkan adalah :
(n-1)(t-1) ≥ 15
(5-1)(t-1) ≥ 15
4t ≥ 5
t ≥ 4,75 Dibulatkan menjadi 5
5. Pengaduk
6. Seperangkat alat gelas berupa : beker glass, Erlenmeyer, gelas ukur
3.4.2 Bahan
1. Mencit (mus-musculus), usia 8-10 minggu, berat badan 20-
30 gram
2. Makanan dan minuman hewan coba
3. Wortel
4. Monosodium glutamat (MSG)
5. Aquades
dari satu lapang pandang tersebut, maka bagian tersebut diberi skor 3, jika pada
keempat bagian tersebut terdapat degenerasi hiropik atau nekrosis, maka satu
lapang pandang tersebut diberi skor 4.
Penilaian tingkat kerusakan pada hepar dalam satu lapang pandang
menggunakan metode skoring Mordue (2001) berdasarkan terjadinya degenerasi
hidropik dan nekrosis seperti pada Tabel 3
cara mengamati satu lapang pandang yang dibagi menjadi empat bagian,
jika satu bagian terdapat satu sel yang mengalami degenerasi hidropik
atau nekrosis, maka bagian yang diamati tersebut diberi skor 1, jika
degenerasi hidropik atau nekrosis terjadi pada dua bagian dari satu
lapang pandang tersebut, maka bagian dari satu lapang pandang tersebut
diberi skor 2, jika degenerasi hidropik dan nekrosis terjadi pada ketiga
bagian dari satu lapang pandang tersebut diberi skor 3, jika keempat
bagian tersebut terdapat degenerasi hidropik dan nekrosis, maka satu
lapang pandang tersebut diberi skor 4.
Pada penelitian ini digunakan sampel mencit sebanyak 25 ekor yang dibagi
menjadi 5 kelompok yang masing-masing diberikan aquadest, jus wortel dan
Monosodium Glutamat (MSG). Proses pengambilan data dilakukan dengan
mengamati dan menghitung degenerasi hidropik dan nekrosis pada
histopatologi hepar mencit. Berikut di bawah ini adalah tabel data dasar dari
penelitian ini.
Tabel 4.1 Data Dasar
Variabel Jumlah
Mencit kelompok I (aquadest 10ml/100grBB 5 ekor
mencit)
Mencit kelompok II (MSG 10ml/grBB mencit) 5 ekor
Mencit kelompok III (MSG 10ml/grBB dan wortel 5 ekor
5g/kgBB mencit)
Mencit kelompok IV (MSG 10ml/grBB dan wortel 5 ekor
5g/kgBB mencit)
Mencit kelompok V (wortel 5g/kgBB mencit) 5 ekor
Pada suatu penelitian tentang efek protektif jus wortel menyimpulkan bahwa
konsumsi jus wortel secara teratur dapat memperbaiki status antioksidan
dan menghambat aktivitas peroksidan di jaringan hati dan ginjal, sehingga
wortel memiliki efek livernerphroprotective dan antioksidan (Al-Sayed et al.,
2014).
Jus wortel juga merupakan sumber terbaik dari beta karoten (provitamin A),
asam askorbat, tacopherol dan phytochemicals termasuk sumber terbaik dari
diet serat dan mineral.Substansi phytochemicals pada wortel mengandung
komponen phenolic, terpenes dan keratonoid dimana bekerja sebagai radikal
bebas dan antioksidan (Sinchaipanit dan Kerr, 2007).
31
Gambar 4.3. Gambaran mikroskopis hepar mencit pada kelompok MSG dan
wortel. ( Degenerasi hidropik; Nekrosis; pembesaran 400x).
Gambar 4.4. Gambaran mikroskopis hepar mencit pada kelompok MSG dan
wortel (dua minggu terakhir). ( Degenerasi hidropik;; Nekrosis;
pembesaran 400x).
4.2 Pembahasan
Penelitian ini menunjukkan tidak ada pengaruh pemberian wortel
(daucus carota) sebagai hepartoprotektor pada mencit yang diinduksi
Monosodium glutamat (MSG), yang dapat dilihat pada gambaran mikroskopis
yang berbeda antara kelompok. Hal ini dibuktikan dengan derajat kerusakan
hepar pada kelompok MSG dan wortel, MSG dan wortel (dua minggu
terakhir) dan kelompok wortel.
Pada kelompok perlakuan yang diberi MSG dan wortel dijumpai
perubahan gambaran hepar secara mikroskopis yang sangat parah di antara
kelompok perlakuan lainnya. Manakala pada kelompok perlakuan yang
diberi MSG dan wortel (dua minggu terakhir menunjukkan perubahan
gambaran hepar kurang parah dari kelompok perlakuan MSG dan wortel.
Kelompok perlakuan yang hanya diberi wortel menunjukkan gambaran yang
sedang, dibanding dengan kelompok perlakuan MSG dan wortel dan juga
MSG dan wortel (dua minggu terakhir). Berdasarkan Test of Homogeneity of
Variances menunjukkan nilai signifikan bagi perbedaan berdasarkan mean
adalah 0,819. Tingkat signifikansi tes tersebut adalah a=0,05. Hasil
menunjukkan 0,819> 0,05 maka keputusannya adalah gagal menolak H0
yaitu wortel (Daucus carota) tidak terbukti dapat mengurangi
hepatotoksisitas pada mencit (mus-musculus) yang diinduksi Monosodium
glutamat (MSG).
Derajat kerusakan hepar pada kelompok yang diberi MSG dan wortel
menunjukkan nilai sebesar (3,20 ± 0,76), derajat kerusakan untuk kelompok
MSG dan wortel (dua minggu terakhir) sebesar (2,44 ± 0,76) dan derajat
kerusakan kelompok wortel sebesar (1,80 ± 0,53). Ketiga kelompok ini
menunjukkan derajat kerusakan heparnya lebih tinggi dari kelompok kontrol
positif yaitu sebesar (1,20 ± 0,71).
Pada penelitian lain yang pernah dilakukan sebelumnya mengenai
toksisitas akut sari wortel (Daucus carota L.) oleh Kadar (2009) dalam
penelitiannya menunjukkan berdasarkan data pengamatan yang ada
diketahui pada 24 jam setelah pemberian wortel dosis 13,29 ml/kg dan 16,7
ml/kg, terjadi nekrosis dan radang di sekitar pembuluh darah. Tetapi pada
pengamatan 14 hari setelah pemberian sari wortel, baik dosis 13,29 ml/kg
5.1 KESIMPULAN
Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Wortel tidak terbukti berkhasiat dalam mengurangi hepatotoksisitas pada
mencit yang diinduksi MSG.
2. Secara mikroskopis hepar mencit yang diberikan wortel dengan berbagai
cara pemberian (kelompok III, IV dan V) menunjukkan dampak yang
lebih buruk dari kelompok kontrol positif yang diberi MSG dan kelompok
kontrol positif yang diberi aquades.
3. Derajat kerusakan hepar mencit pada masing-masing kelompok dijumpai
perbedaan berbeda bermakna yaitu: kelompok I vs III (0,40±0,46 ;
3,20±0,76),P=0,000; kelompok I vs IV (0,40±0,46 ; 2,44±0,53), P=0,003
dan kelompok II vs III (1,20±0,71 ; 3,20±0,76),p=0,003.
5.2 SARAN
1. Bagi peneliti disarankan untuk meneliti lebih lanjut mengenai keamanan
dosis yang lebih rendah atau varian dosis yang berbeda pada penelitian ini
untuk mengetahui paling aman penggunaan wortel sebagai antioksidan
untuk mengurangi toksik MSG pada hewan coba.
2. Diperlukan penelitian lebih lanjut dalam jangka waktu yang lebih lama
untuk menguji keefektivitas wortel kepada mencit yang mengonsumsi
MSG.
37
Agata, A., Widiastuti, E.L. and Susanto, G.N., 2015. Respon Histopatologis
Hepar Mencit (Mus musculus) yang Diinduksi Benzo (α) Piren
terhadap Pemberian Taurin dan Ekstrak Daun Sirsak (Annona
muricata). Jurnal Natur Indonesia, 16(2), pp.54-63.
Akbar, A.A. Daryoush, M.Ali, R. and Mehrdad, R.2012. Green Tea Attenuates
Hepatic Tissue Injury in STZ-Streptozotocin-Induced Diabetic Rats.
Jornal of Animal and Veterinary Advances II(12):2081-2090
Al-Sayed, E., Martiskainen, O., el-Din, S., Sayed, H., Sabra, A. N. A., Hammam, O.
A., ...& Abdel-Daim, M. M. (2014). Hepatoprotective and antioxidant
effect of Bauhinia hookeri extract against carbon tetrachloride-
induced hepatotoxicity in mice and characterization of its bioactive
compounds by HPLC-PDA-ESI-MS/MS. Biomed research
international, 2014.
38
Brosnan, J.T., 2000. Glutamate, at the interface between amino acid and
carbohydrate metabolism.The Journal of nutrition, 130(4),pp.988S-
990S.
Crawford JM, 2005, Liver and Biliary Tract. In: Abbas AK, Fausto N, editors.
Robbins and Cotran Pathologic Basis of Disease. 7 th ed.Philadelphia:
Elsevier Saunders
Dalimartha, S., & Adrian, F., 2011. Khasiat buah dan sayur. Penebar Swadaya
Grup.
Dyce, K. M., Sack W.O. and Wensing, C.J.G. 2002. Textbook of Veterinary
Anatomy. Edisi ke-3. Phidephia: Saunders.
Egbuonu, A. C. C., Obidoa, O., Ezeokonkwo, C. A., & Ejikeme, P. M., 2009.
Hepatotoxic effects of low dose oral administration of monosodium
glutamate in male albino rats. African Journal of Biotechnology, 8(13).
Faradz S, 2011, Buku ajar Histologi II. Balai Penerbit Fakultas Kedokteran
Universitas Diponegoro.
Frappier, B.L., 1998. Digestive System. Di dalam: Dellman HD, Eurell JA,
editor.Textbook of veterinary histology.Ed ke-5. Maryland:
Lippincott Williams dan Wilkins.
Fukuyama, T., Kobayashi, M., Rahman, M. T., Kamata, N., & Ryu, I., 2008.
Spurring radical reactions of organic halides with tin hydride and
TTMSS using microreactors. Organic Letters, 10(4), 533-536.
Gallagher, P. G., Chang, S. H., Rettig, M. P., Neely, J. E., Hillery, C. A., Smith,
B. D., & Low, P. S., 2003. Altered erythrocyte endothelial adherence
and membrane phospholipid asymmetry in hereditary
hydrocytosis. Blood, 101(11), 4625-4627.
Geha, R. S., Beiser, A., Ren, C., Patterson, R., Greenberger, P. A., Grammer, L.
C., ... & Corren, J., 2000. Review of alleged reaction to
monosodium glutamate and outcome of a multicenter double-
blind placebo-controlled study. The Journal of nutrition, 130(4),
1058S-1062S.
Halpern, B. P., 2002. What's in a name? Are MSG and umami the
same?.Chemicalsenses, 27(9), 845-846.
Harada T, Akiko E, Gary AB, Robert RM. 1999. Liver and Gallblader. Di dalam :
Maronpot RR, Gary AB, Beth WG, editor. Pathology ofThe Mouse.
USA: Cache River Press. Hlm. 119-171).
Hidayah, R. R., Amarwati, S., & Istiadi, H. (2015). Pengaruh Madu Terhadap
Gambaran Mikroskopis Hepar Pada Tikus Wistar Jantan Yang
DiinduksiMonosodium Glutamat (Doctoral dissertation, Faculty of
Medicine).
Kelly WR. 1993. The Liver and Billiary System. Didalam: Jubb KVF, Peter CK
dan Nigel P, editor. Pathology of Domestic Animals. Ed ke-4. Volume
ke-2. London: Academic Press. Hlm 319-409.
Mordue, D.G., Monroy, F., La Regina, M., Dinarello, C.A. and Sibley, L.D.,
2001. Acute toxoplasmosis leads to lethal overproduction of Th1
cytokines. The Journal of Immunology, 167(8), pp.4574-4584.
Mukawi, T.Y., Ismail, S., Entum, S.H., Silitonga, L.R.m SABIRIN, b.M Zainal, K.,
dll., 1989. Tehnik pengelolaan Sediaan Histopatologi dan Sitologi.
Laboratorium/Instalasi Patologi Anatomi Universitas Padjajaran
Rumah Sakit DR. Hasan Sadikin. Bandung.
Munawwarah, M., 2017. Analisis Kandungan Zat Gizi Donat Wortel (Daucus
Carota L.) Sebagai Alternatif Perbaikan Gizi pada Masyarakat
(Doctoral dissertation, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar).
Nelson, D. L., Lehninger, A. L., & Cox, M. M., 2008. Lehninger principles of
biochemistry. Macmillan.
PANE, Y.S., GANIE, R.A., LINDARTO, D. and LELO, A., 2018. The Effect of
Gambier Extract on The Levels of Malondialdehyde, Superoxide
Dismutase, and Blood Glucose in Type 2 Diabetes Mellitus
Patients. Asian J Pharm Clin Res, 11(10), pp.121-124.
Paiva & Russel, 1999, β-Caroten and Other Carotenoids as Antioxidants, Journal
of the American College of Nutrition, 18(5), 426-433
Prasetiawan, E., Sabri, E. and Ilyas, S., 2013. Gambaran Histologis Hepar Mencit
(Mus Musculus L.) Strain DDW Setelah Pemberian Ekstrak N-Heksan
Buah Andaliman (Zanthoxylum Acanthopodium DC.) Selama Masa Pra
Implantasi Dan Pasca Implantasi. Saintia Biologi, 1(1), pp.40-45.
Prawirohardjono, W., Dwiprahasto, I., Astuti, I., Hadiwandowo, S., Kristin, E.,
Muhammad, M., & Kelly, M. F., 2000. The administration to
Indonesians of monosodium L-glutamate in Indonesian foods: an
assessment of adverse reactions in a randomized double-blind,
crossover, placebo-controlled study. The Journal of nutrition, 130(4),
1074S-1076S.
Rao, A. V., & Agarwal, S., 1999. Role of lycopene as antioxidant carotenoid in
the prevention of chronic diseases: a review. Nutrition research, 19(2),
305-323.
Riset Kesehatan Dasar. 2007. [Online] [cited 2016 September 18] Available
from:
//labmandat.litbang.depkes.go.id/images/download/laporan/RKD/207/l
ap-rkd07.pdf.
Setiani, N. N. G., Loho, L., & Lintong, P., 2016. Gambaran histopatologik hati
tikus wistar (Rattus norveginus) yang diinduksi monosodium glutamate
(msg) dan diberikan sari air bawang daun (Allium fistulosum L.).
Jurnal e-Biomedik, 4(2).
Sinchaipanit, P., & Kerr, W. L., 2007. Effect of reducing pulp-particles on the
physical properties of carrot juice.
Sloane, P.D., Hoeffer, B., Mitchell, C.M., McKenzie, D.A., Barrick, A.L., Rader, J.,
Stewart, B.J., Talerico, K.A., Rasin, J.H., Zink, R.C. and Koch, G.G.,
2004. Effect of person‐centered showering and the towel bath on
bathing‐associated aggression, agitation, and discomfort in nursing
home residents with dementia: A randomized, controlled
trial. Journal of the American Geriatrics Society, 52(11), pp.1795-
1804.
Sollberger, G., Strittmatter, G. E., Garstkiewicz, M., Sand, J., & Beer, H. D.
(2014). Caspase-1: the inflammasome and beyond. Innate
immunity, 20(2), 115-125.
Sudarmadji, S., Kasmidjo, R., Sardjono, D. W., Margino, S., & Endang, S.
R., 1989. Mikrobiologi Pangan. Universitas Gadjah
Mada,Yogyakarta.
Suhatri, S., Amir, H., & Rizal, Z., 2017.Pengaruh ekstrak wortel (Daucus carota
Linn.) terhadap aterosklerosis pada burung puyuh jantan
(Cortunic-cortunix japonica).
Taufik, E., Fukuda, K., Senda, A., Saito, T., Williams, C., Tilden, C., ... &
Urashima, T., 2012. Structural characterization of neutral and acidic
oligosaccharides in the milks of strepsirrhine primates: greater galago,
aye-aye, Coquerel’s sifaka and mongoose lemur. Glycoconjugate
journal, 29(2-3), 119-134.
Tjay, T.H. dan Raharja, K., 2002.Obat Obat Penting, Edisi V, 295-298, PR Elex
Media Komputido, Jakarta.
Uke, Y. H., 2008. Efek Toksik Monosodium Glutamat (MSG) Pada Binatang
Percobaan; Jakarta.
Winarno, Budi 2014, Kebijakan Publik: Teori, Proses dan Studi Kasus; Centre
of Academic Publishing Service (CAPS), Yogyakarta.
Xia, Y., Xiong, Y., Lim, B., & Skrabalak, S. E., 2009. Shape‐controlled
synthesis of metal nanocrystals: simple chemistry meets complex
physics?.Angewandte Chemie International Edition, 48(1), 60-103.
1 2 3 4 5
Kontrol 1 0 1 0 o 0 0,2
Negatif
(Aquades) 2 1 1 2 0 1 1,0
3 0 0 0 0 0 0
4 0 1 2 1 0 0,8
5 0 0 0 0 0 0
1 2 3 4 5
Kontrol 1 12 1 0 1 1 1,0
Positif (MSG)
2 0 1 1 1 1 0,8
3 3 3 3 2 1 2,4
4 3 0 1 2 0 1,2
5 1 1 0 1 0 0,6
1 2 3 4 5
MSG dan 1 4 4 4 3 3 3,6
wortel
2 4 3 2 2 2 2,6
3 4 4 4 3 3 3,6
4 4 4 4 4 4 4.0
5 2 2 3 2 2 2,2
1 2 3 4 5
MSG dan 1 4 3 1 2 3 2,6
Wortel (2
minggu 2 4 4 4 4 2 3,6
terakhir)
3 1 2 1 1 2 1,4
4 3 2 1 3 2 2,2
5 2 2 2 3 3 2,4
1 2 3 4 5
Wortel 1 1 2 0 2 3 1,6
2 2 3 3 2 3 2,6
3 1 1 2 0 2 1,2
4 3 2 3 1 1 2,0
5 1 2 2 1 2 1,6
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Kelompok Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Histologi Kontrol negatif ,265 5 ,200* ,836 5 ,154
Kontrol positif ,300 5 ,161 ,836 5 ,154
MSG dan Wortel ,300 5 ,160 ,891 5 ,362
MSG dan Wortel(2m) ,220 5 ,200* ,967 5 ,857
Wortel ,247 5 ,200* ,942 5 ,679
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
Descriptives
Histologi
95% Confidence
Interval for Mean
Std. Std. Lower Upper
N Mean Deviation Error Bound Bound Minimum Maximum
Kontrol negatif 5 ,400 ,4690 ,2098 -,182 ,982 ,0 1,0
Kontrol positif 5 1,200 ,7071 ,3162 ,322 2,078 ,6 2,4
MSG dan 5 3,200 ,7616 ,3406 2,254 4,146 2,2 4,0
Wortel
MSG dan 5 2,440 ,7925 ,3544 1,456 3,424 1,4 3,6
Wortel(2m)
Wortel 5 1,800 ,5292 ,2366 1,143 2,457 1,2 2,6
Total 25 1,808 1,1597 ,2319 1,329 2,287 ,0 4,0
Multiple Comparisons
Dependent Variable: Histologi
95% Confidence
Interval
Mean Std. Lower Upper
(I) Kelompok (J) Kelompok Difference (I-J) Error Sig. Bound Bound
Scheffe Kontrol negatif Kontrol positif -,8000 ,4203 ,479 -2,223 ,623
MSG dan -2,8000* ,4203 ,000 -4,223 -1,377
Wortel
MSG dan -2,0400* ,4203 ,003 -3,463 -,617
Wortel(2m)
Wortel -1,4000 ,4203 ,055 -2,823 ,023
Kontrol positif Kontrol negatif ,8000 ,4203 ,479 -,623 2,223
MSG dan -2,0000* ,4203 ,003 -3,423 -,577
Wortel
MSG dan -1,2400 ,4203 ,109 -2,663 ,183
Wortel(2m)
Wortel -,6000 ,4203 ,729 -2,023 ,823
MSG dan Kontrol negatif 2,8000* ,4203 ,000 1,377 4,223
Wortel Kontrol positif 2,0000* ,4203 ,003 ,577 3,423
MSG dan ,7600 ,4203 ,529 -,663 2,183
Wortel(2m)
Wortel 1,4000 ,4203 ,055 -,023 2,823
MSG dan Kontrol negatif 2,0400* ,4203 ,003 ,617 3,463
Wortel(2m) Kontrol positif 1,2400 ,4203 ,109 -,183 2,663
MSG dan -,7600 ,4203 ,529 -2,183 ,663
Wortel
Wortel ,6400 ,4203 ,681 -,783 2,063
Dengan ini penulis menyatakan bahwa skrpsi ini disusun sebagai syarat
untuk memperoleh Sarjana Kedokteran pada Program Studi Pendidikan Dokter
pada Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara adalah benar merupakan
hasil karya penulis sendiri.
Adapun pengutipan yang penulis lakukan pada bagian tertentu dari hasil
karya orang lain dalam penulisan skripsi ini, telah penulis cantumkan sumbernya
secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika penelitian ilmiah.
Apabila dikemudian hari ternyata ditemukan seluruh atau sebagian skripsi
ini bukan hasil karya penulis sendiri atau adanya plagiat dalam bagian tertentu,
penulis bersedia menerima sanksi pencabutan gelar akademik yang penulis
sandang dan sanksi lainnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.