Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM

ARUS LAUT

Disusun oleh :

Nama : Ruth Uliyana Silalahi

Npm : F1C019017

Hari/Tanggal : Sabtu,10 Juni 2022

Asisten : Imania Elisa

Dosen Pengampu : 1. Dr.Liza Lidiawati,S.si, M.Si

2. Supiyati,S.si, M.si

JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS BENGKULU
2022
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ................................................................................................. i


I. BAB I (Pendahuluan) ......................................................................... ii
1.1 Latar Belakang ..................................................................... ii
1.2 Tujuan .................................................................................. ii
1.3 Manfaat ................................................................................. ii
II. BAB II (Tinjauan Pustaka) ........................................................... 1
2.1 Dasar Teori ........................................................................... 1
A. Pengertian Pasang Surut ......................................................... 1
B. Jenis Dan Tipe Pasang Surut Air Laut …………………...2
C. Beberapa Istilah Elevasi Muka Air……………………….3
III. BAB III (Metodologi) ................................................................. 4
3.1 Waktu dan Tempat ........................................................... 4
3.2 Alat dan Bahan ............................................................... 4
3.3 Langkah Percobaan .......................................................... 4
IV. BAB IV (Hasil dan Pembahasan) ................................................. 5
4.1 Data Percobaan ..................................................................... 5
A. Menggunakan Alat Current Meter .................................. 5
B. GPS Goggle Earth Meter ................................................ 8
4.2 Grafik .................................................................................... 9
4.3 Pembahasan ................................................................................ 10
V. BAB V (Penutup) ....................................................................... 11
5.1 Kesimpulan.......................................................................... 11
5.2 Saran ................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………12

Lampiran……………………………………………………………………….13
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Sungai merupakan torehan di atas permukaan bumi yang merupakan penampang
permukaanbumidanpenyaluralamiahaliranairdanmaterialyangdibawanyadaribagian hulu ke
bagian hilir suatu daerah pengaliran ke tempat yang lebih rendah dan akhirnya bermuara kelaut.

Kota Bengkulu dialiri oleh beberapa sungai yang cukup besar salah satunyaadalah sungai
Serut. Sungai ini besar manfaatnya terhadap masyarakat Kota Bengkulu yang berada di daerah
aliran sungai tersebut seperti pengairan sawah, kolam ikan dan kebutuhan lain. Mengingat sungai
sangat besar manfaatnya terhadap masyarakat di sekitar aliran sungai perlu adanya pengukuran
ketinggian aliran sungai dalam upaya mitigasi bencana alam berupa banjir di wilayah Sungai
Serut Bengkulu.

Ada banyak alat ukur ketinggian aliran yang bisa digunakan, tetapi kebanyakan
pengukuran dilakukan secara manual dengan menggunakan sistem pengambilan data ketinggian
aliran langsung ke lokasi penelitian (Priyantini dan Irjan, 2007).

Penelitian ini dilakukan di bagian hilir sungai Serut Bengkulu, kecepatan aliran sungai di
lokasi ini langsung dipengaruhi pasang surut air laut.Hal ini berdampak pada perubahan
kecepatan dan ketinggian aliran sungai yang diukur. Selain itu debit air dari hulu yang
disebabkan oleh curah hujan juga mempengaruhi perubahan kecepatan aliran sungai yang akan

ii
diamati.Dari data yang diperoleh maka dapat mengidentifikasi perubahan kecepatan aliran dan
pengaruhnya terhadap pasang surut air laut maupun curah hujan.

1.2. Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengukur kecepatan air laut di sungai serut
secara otomatis.

1.3. Manfaat
Adapun manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah dapat membantu mahasiswa kelautan
mengetahui cara penggunaan alat ukur Drifter dan mengetahui kecepatan air di sungai serut.

iii
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori


A. Definisi Arus
Arus laut adalah gerakan massa air dari suatu tempat (posisi) ke tempat yang lain. Arus
laut terjadi dimana saja di laut. Pada hakekatnya, energi yang menggerakkan massa air laut
tersebut berasal dari matahari. Adanya perbedaan pemanasan matahari terhadap
permukaan bumi menimbulkan pula perbedaan energi yangditerima permukaanbumi.
Perbedaanini menimbulkan fenomena arus laut dan angin yang menjadi mekanisme untuk
menye- imbangkan energi di seluruh muka bumi.Kedua fenomena ini juga saling berkaitan
erat satu dengan yang lain. Angin merupakan salah satu gaya utama yang menyebabkan
timbulnya arus laut selain gaya yang timbul akibat dari tidak samanya pemanasan dan
pendinginan airlaut.

Menurut NINING (2002) sirkulasi dari arus laut terbagi atas dua kategori yaitu
sirkulasi di permukaan laut (surface circulation) dan sirkulasi di dalam laut (intermediate or
deep circulation).Arus pada sirkulasi di permukaan laut didominasi oleh arus yang
ditimbulkan oleh angin sedangkan sirkulasi di dalam laut didominasi oleh arus
termohalin.Arus termohalin timbul sebagai akibat adanya perbedaan densitas karena
berubahnya suhu dan salinitas massaair laut. Perlu diingat bahwa arus termohalin dapat pula
terjadi di permukaan laut demikian juga dengan arus yang ditimbulkan oleh angin dapat
terjadi hingga dasar laut.Sirkulasi yang digerakan oleh angin terbatas pada gerakan horisontal
dari lapisan atas air laut. Berbeda dengan sirkulasi yang digerakan angin secara horisontal,
sirkulasi termohalin mempunyai komponen gerakan vertikal dan merupakan agen dari
pencampuran massa air di lapisandalam.

Arus memainkan peranan penting dalam memodifikasi cuaca dan iklim dunia. Di
Atlantik Utara, aliran arus yang relatif panas di sekitar Islandia dan Semenanjung
Skandinavia membuat pelabuhan-pelabuhan di daerah Arctic bebas dari es meskipun pada
musim dingin dan membuat udara di daerah tersebut menjadi lebih hangat dibanding daerah
lain pada lintang yang sama. Di Samudera Pasifik arus Kuroshio yang panas yang mengalir ke
arah utara di pantai timur Kepulauan Jepang memainkan peranan yang sama di daerah
ekuator Pulau Aleutian. Sebaliknya, arus dingin seperti arus Labrador dan arus California
menyebabkan udara panas di atasnya menjadi dingin dan menimbulkan kabut laut
(MATTHIAS et al., 1994).

1
Arus permukaan laut umumnya digerakan oleh stress angin yang bekerja pada
permukaan laut. Angin cenderung mendorong lapisan air di permukaan laut dalam arah
gerakan angin. Tetapi karena pengaruh rotasi bumi atau pengaruh gaya Coriolis, arus
tidakbergerak searah dengan arah angin tetapi dibelokan ke arah kanan dari arah angin di
belahan bumi utara dan arah kiri di belahan bumi selatan. Jadi angin dari selatan (di belahan bumi
utara) akan membangkitkan arus yang bergerak ke arah timur laut. Arus yang dibangkitkan angin
ini kecepatannya berkurang dengan bertambahnya kedalaman dan arahnya berlawanan
dengan arah arus di permukaan.

Variasi dari arus yang dibangkitkan oleh angin terhadap kedalaman diterangkan
secara teoritik oleh Ekman (1905) melalui persamaan matematis sbb :

Dimana Az = koefisien eddy arah vertical : ñ = densitas perairan : u,v = komponen


kecepatan horizontal : f = gaya coriolis dan z = kedalaman perairan yang ditinjau.

B. Penyebab Terjadinya Arus


Arus laut terjadi karena adanya beberapa faktor yaitu tiupan angin, perbedaan kadar
garam, dan perbedaan suhu. Berikut penjelasannya :

A. Arus laut karena tiupan angin


Tiupan angin yang menerpa air laut di permukaan akan menimbulkan arus laut. Seperti
halnya bila kita meniup air dalam cawan, maka dari tu dapat disimpulkan bahwa angin dapat
menyebabkan arus laut. Arah arus itu searah dengan aliran angin.
Arus karena tiupan angin ini bila menumbuk daratan atau benua, maka air di depan
daratan atau benua itu akan lebih tinggi dari pada permukaan air laut disekitarnya. Perbedaan
permukaan air laut tersebut akan menyebabkan terjadinya aliran air dari laut yang memiliki
permukaan air lebih tinggi menuju ke laut yang memiliki permuakaan air yang lebih rendah.
Arus laut yang demikian disebut arus kompensasi.

B. Arus laut karena perbedaan kadar garam


Air laut yang memiliki kadar garam tinggi memiliki massa jenis yang lebih besar
daripada air laut yang kadar garamnya rendah. Oleh karena itu, jika ada dua laut yang
bersebelahan tetapi karena kadar garamnya berbeda, maka dibagian dasar laut akan terjadi
aliran air dari laut berkadar garram tinggi menuju ke laut berkadar garam rendah.

2
Sebaliknya dibagian permukaan akan terjadi aliran air dari laut berkadar garam rendah
menuju ke laut berkadar garam tinggi. Contoh Ambang Gibraltar yang terletak diantara benua
Eropa dan benua Afrika.

C. Perbedaan suhu
Air laut yang dingin memiliki massa jenis yang lebih besar dari pada air laut yang panas.
Air laut di daerah kutub bersuhu dingin, sehingga memiliki massa jenis lebih besar. Oleh
karena itu, air laut tersebut akan tenggelam dan bergerak menuju ke daerah yang massa
jenisnya lebih kecil, melalui dasar laut yang dalam.
Bila arus ini menumbuk daratan, arah alirannya dapat berubah dari dasar menuju ke
permukaan. Inilah yang disebut up-welling. Daerah up- welling kaya akan ikan karena arus
ini membawa unsure hara dari dasar laut. Contoh: Laut Banda dan Pantai Barat Peru-
Equador ( Amerika Latin ).

C. Faktor Pembangkit Arus Permukaan


A. Bentuk topografi dasar lautan dan pulau-pulau yang ada di sekitarnya

Beberapa system lautan utama Dunia dibatasi oleh massa daratan dari tiga sisi dan pula oleh
arus equatorial counter disisi yang ke empat. Batas- batas ini menghasilkan system aliran
yang hampir tertutup dan cenderung membuat aliran air mengarah dalam suatu bentuk
bulatan.Dari sinilah terbentuk adanya gyre.

B. Gaya coriolis dan Arus Ekman

Gaya coriolis memepengaruhi aliran massa air, dimana gaya ini akan membelokkan
arah mereka dari arah yang lurus. Gaya ini timbul sebagai akibat dari perputaran bumi pada
porosnya. Dalam kehidupan kita sehari- hari, kiata tidak sadar bahwa gaya ini ternyata tidak
memberikan pengaruh yang besar terhadap benda-benda yag bergerak dalam jarak yang luas.

Sebagai contoh, selongsong peluru yang ditembakkan dari sebuah bedil akan
memberikan sebuah bekas lintasan yang jalannya agak melengkung sebagai hasil dari
peranan gaya coriolis yang terjaadi padanya. Pembelokkan ini akan mengarah ke kanan di
belahan bumi utara, dan mengarah ke kiri di belahan bumi selatan. Gaya inilah yang
mengahasilkan adanya aliran gyre yang mengarah kea rah jarum jam (ke kanan) pada belahan
bumi sebelah utara dan mengarah kea rah lawan jarum jam(ke kiri) pada belahan bumi
sebelah selatan.

Gaya coriolis juga yang menyebabkan timbulnya perubahan-perubahan arah arus


yang kompleks susunannya yang terjadi sesuai dengan makin dalamnya kedalaman suatu
perairan. Pada umumnya tenga angin yang memberikan pada lapisan permukaan air dapat
membangkitkan timbulnya arus permuakan yang mempunyai kecepatan sekitar 2%dari
kecepatan angin itu sendiri ( Sahala Hutabarat dan Stewart Evans, 2008).

3
BAB III

METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum Mata Kuliah Arus Laut dilaksanakan di Perairan Muara Sungai Serut Kota
Bengkulu pada Hari Jumat tanggal 10 Juni 2022, mulai pukul 08.00 hingga pukul 12.00 WIB.

3.2 Alat dan Bahan

Adapun alat dan bahan yang digunakan selama praktikum ini adalah :

No. Alat dan Bahan Jumlah


1. Current meter 1 set
2. Alat Tulis Secukupnya
3. Handphone/Stopwatch 1 buah
4. GPS 1 buah
5. Microsoft Excel -

3.3 Langkah Percobaan

1) Alat dan bahan yang diperlukan dalam praktikum disiapkan.

2) Lokasi titik praktikum ditentukan.

3) Kemudian ukur jarak panjang antara titik pertama ke titik kedua dan titik ketiga
masing-masing berjarak 5 meter.

4) Kecepatan arus sungai dihitung dengan menggunakan alat Current meter, dimana alat
ini dihubungkan dengan kotak pencatat (monitor yang akan mencatat jumlah putaran
selama propeller tersebut berada dalam air). Sedangkan GPS digunakan untuk
menentukan titik praktikum.

5) Kemudian propeller dimasukkan ke dalam sungai yang akan diukur kecepatan


alirannya, tetapi kotak pencatatnya tidak bisa terkena air.

6) Dengan menggunakan stopwatch dalam waktu per 30 detik, angka yang ditampilkan
dalam monitor Current meter merupakan nilai kecepatan arus sungai (dimana ada
komponen suhu dan kecepatan arus).

7) Langkah (5) dan (6) diulangi sebanyak 5 kali pengulangan hingga memperoleh 150 data
pengukuran.

4
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Data Percobaan
A. Menggunakan Alat Current Meter
Koordinat Pengukuran (3°45’28”S 102°15’37”E)

No. Waktu (s) Kecepatan Arus (m/s) Suhu °C


1. 30 s 0,3 m/s 27,4 °C
2. 30 s 0,1 m/s 26,9 °C
3. 30 s 0,1 m/s 26,9 °C
4. 30 s 0,3 m/s 26,7 °C
5. 30 s 0,1 m/s 26,5 °C
6. 30 s 0,2 m/s 26,5 °C
7. 30 s 0,0 m/s 26,6 °C
8. 30 s 0,0 m/s 26,6 °C
9. 30 s 0,2 m/s 26,6 °C
10. 30 s 0,1 m/s 26,6 °C
11. 30 s 0,1 m/s 26,7 °C
12. 30 s 0,0 m/s 26,6 °C
13. 30 s 0,0 m/s 26,6 °C
14. 30 s 0,2 m/s 26,6 °C
15. 30 s 0,1 m/s 26,6 °C
16. 30 s 0,4 m/s 26,6 °C
17. 30 s 0,2 m/s 20,0 °C
18. 30 s 0,3 m/s 26,5 °C
19. 30 s 0,1 m/s 26,5 °C
20. 30 s 0,3 m/s 26,5 °C
21. 30 s 0,2 m/s 26,5 °C
22. 30 s 0,2 m/s 26,5 °C
23. 30 s 0,1 m/s 26,5 °C
24. 30 s 0,2 m/s 26,5 °C
25. 30 s 0,3 m/s 26,5 °C
26. 30 s 0,1 m/s 26,5 °C
27. 30 s 0,3 m/s 26,5 °C
28. 30 s 0,1 m/s 26,5 °C
29. 30 s 0,2 m/s 26,5 °C
30. 30 s 0,1 m/s 26,6 °C
31. 30 s 0,2 m/s 26,6 °C
32. 30 s 0,3 m/s 26,5 °C
33. 30 s 0,1 m/s 26,5 °C
34. 30 s 0,2 m/s 26,5 °C
35. 30 s 0,4 m/s 26,5 °C
36. 30 s 0,3 m/s 26,5 °C
37. 30 s 0,2 m/s 26,5 °C
38. 30 s 0,3 m/s 26,5 °C
39. 30 s 0,1 m/s 26,6 °C

5
40. 30 s 0,0 m/s 26,6 °C
41. 30 s 0,1 m/s 20,7 °C
42. 30 s 0,0 m/s 26,8 °C
43. 30 s 0,3 m/s 26,9 °C
44. 30 s 0,1 m/s 26,9 °C
45. 30 s 0,0 m/s 26,9 °C
46. 30 s 0,2 m/s 26,9 °C
47. 30 s 0,0 m/s 26,9 °C
48. 30 s 0,1 m/s 26,9 °C
49. 30 s 0,1 m/s 26,9 °C
50. 30 s 0,1 m/s 26,9 °C
51. 30 s 0,2 m/s 26,9 °C
52. 30 s 0,1 m/s 26,9 °C
53. 30 s 0,2 m/s 26,4 °C
54. 30 s 0,1 m/s 26,4 °C
55. 30 s 0,3 m/s 26,4 °C
56. 30 s 0,4 m/s 26,4 °C
57. 30 s 0,3 m/s 26,4 °C
58. 30 s 0,2 m/s 26,4 °C
59. 30 s 0,3 m/s 26,8 °C
60. 30 s 0,0 m/s 26,9 °C
61. 30 s 0,2 m/s 26,9 °C
62. 30 s 0,1 m/s 26,9 °C
63. 30 s 0,0 m/s 26,8 °C
64. 30 s 0,2 m/s 26,8 °C
65. 30 s 0,1 m/s 26,8 °C
66. 30 s 0,2 m/s 26,8 °C
67. 30 s 0,1 m/s 26,8 °C
68. 30 s 0,1 m/s 26,8 °C
69. 30 s 0,2 m/s 26,8 °C
70. 30 s 0,1 m/s 26,8 °C
71. 30 s 0,2 m/s 26,8 °C
72. 30 s 0,1 m/s 26,8 °C
73. 30 s 0,2 m/s 26,8 °C
74. 30 s 0,3 m/s 26,8 °C
75. 30 s 0,2 m/s 26,8 °C
76. 30 s 0,1 m/s 26,7 °C
77. 30 s 0,1 m/s 26,7 °C
78. 30 s 0,0 m/s 26,7 °C
79. 30 s 0,1 m/s 26,7 °C
80. 30 s 0,2 m/s 26,7 °C
81. 30 s 0,1 m/s 26,8 °C
82. 30 s 0,1 m/s 26,7 °C
83. 30 s 0,2 m/s 26,7 °C
84. 30 s 0,1 m/s 26,7 °C
85. 30 s 0,0 m/s 26,7 °C
86. 30 s 0,2 m/s 26,5 °C
87. 30 s 0,1 m/s 26,5 °C

6
88. 30 s 0,2 m/s 26,4 °C
89. 30 s 0,2 m/s 26,3 °C
90. 30 s 0,0 m/s 26,2 °C
91. 30 s 0,3 m/s 26,3 °C
92. 30 s 0,1 m/s 26,3 °C
93. 30 s 0,0 m/s 26,3 °C
94. 30 s 0,1 m/s 26,3 °C
95. 30 s 0,0 m/s 26,4 °C
96. 30 s 0,1 m/s 26,5 °C
97. 30 s 0,1 m/s 26,5 °C
98. 30 s 0,0 m/s 26,5 °C
99. 30 s 0,1 m/s 26,5 °C
100. 30 s 0,0 m/s 26,5 °C
101. 30 s 0,1 m/s 26,5 °C
102. 30 s 0,0 m/s 26,5 °C
103. 30 s 0,1 m/s 26,5 °C
104. 30 s 0,0 m/s 26,5 °C
105. 30 s 0,1 m/s 26,5 °C
106. 30 s 0,0 m/s 26,5 °C
107. 30 s 0,1 m/s 26,5 °C
108. 30 s 0,0 m/s 26,5 °C
109. 30 s 0,1 m/s 26,5 °C
110. 30 s 0,0 m/s 26,5 °C
111. 30 s 0,0 m/s 26,5 °C
112. 30 s 0,0 m/s 26,5 °C
113. 30 s 0,1 m/s 26,5 °C
114. 30 s 0,0 m/s 26,5 °C
115. 30 s 0,2 m/s 26,5 °C
116. 30 s 0,1 m/s 26,5 °C
117. 30 s 0,2 m/s 26,5 °C
118. 30 s 0,2 m/s 26,5 °C
119. 30 s 0,3 m/s 26,5 °C
120. 30 s 0,2 m/s 26,5 °C
121. 30 s 0,1 m/s 26,7 °C
122. 30 s 0,1 m/s 26,8 °C
123. 30 s 0,1 m/s 26,9 °C
124. 30 s 0,1 m/s 27,0 °C
125. 30 s 0,2 m/s 27,1 °C
126. 30 s 0,3 m/s 27,2 °C
127. 30 s 0,2 m/s 27,2 °C
128. 30 s 0,1 m/s 27,3 °C
129. 30 s 0,2 m/s 27,4 °C
130. 30 s 0,3 m/s 27,5 °C
131. 30 s 0,3 m/s 27,6 °C
132. 30 s 0,4 m/s 27,6 °C
133. 30 s 0,2 m/s 27,7 °C
134. 30 s 0,1 m/s 27,7 °C
135. 30 s 0,3 m/s 27,8 °C

7
136. 30 s 0,2 m/s 27,8 °C
137. 30 s 0,3 m/s 27,9 °C
138. 30 s 0,4 m/s 27,9 °C
139. 30 s 0,3 m/s 28,0 °C
140. 30 s 0,4 m/s 28,0 °C
141. 30 s 0,2 m/s 28,1 °C
142. 30 s 0,4 m/s 28,1 °C
143. 30 s 0,3 m/s 28,1 °C
144. 30 s 0,4 m/s 28,2 °C
145. 30 s 0,1 m/s 28,2 °C
146. 30 s 0,0 m/s 28,3 °C
147. 30 s 0,1 m/s 28,4 °C
148. 30 s 0,2 m/s 28,4 °C
149. 30 s 0,0 m/s 28,4 °C
150. 30 s 0,1 m/s 28,4 °C

Kecepatan Arus tertinggi = 0.4 m/s

Kecepatan Arus terendah = 0.0 m/s

Rata-rata = 0.154 m/s

B. GPS Goggle Earth

8
4.2 Grafik Hubungan Suhu dengan Kecepatan Arus

Grafik Hubungan Suhu dan Kecepatan


Arus
1

0.8

0.6

0.4 Grafik Hubungan Suhu


dan Kecepatan Arus
0.2

0
27,4 °C

26,3 °C
26,5 °C
26,7 °C
26,5 °C
26,6 °C
20,7 °C
26,9 °C
26,9 °C
26,8 °C
26,8 °C

26,5 °C
26,7 °C
27,6 °C
28,1 °C

9
4. 3.Pembahasan
Pada praktikum arus laut kali ini meneliti tentang kecepatan arus di muara sungai serut
dan juga untuk mengetahui bagaimana cara kerja alat Current Meter yang digunakan untuk
mengamati laju kecepatan arus di muara sungai serut. kecepatan aliran di sungai serut cukup
kecil karena pada saat itu pengaruh air pasang laut masih tinggi sehingga air masihcukup
tenang sehingga Membuat laju aliran yang mengalir ke bagian hilir lambat. Pada jam
berikutnya kecepatan mulai meningkat karena air laut mulai surut. Dan kondisi cuaca pada
hari itu cukup cerah meskipun diakhir praktikum turun hujan tetapi debit air sungainya cukup
kecil.

Current meter ini juga dilengkapi oleh Gps sehingga kita bisa langsung mengetahui
titik lokasi penelitian tersebut dan juga alat ini dilengkapi dengan waktu, tanggal, track
sehingga data yang diperoleh pun bisa sesuai dengan kejadian dilokasi.

Current meter atau dikenal juga alat ukur arus, biasanya digunakan untuk mengukur
aliran pada air rendah. Alat ini merupakan alat pengukur kecepatan yang paling banyak
digunakan karena memberikan ketelitian yang cukup tinggi.

Berdasarkan data yang diperoleh dari praktikum yang dilakukan maka nilai nilai data
yang diperoleh bervariasi , untuk nilai kecepatan arusnya sangat kecil, kecepatan arus
tertinggi hanya 0,4 m/s dan kecepatan arus terendah 0,0 m/s.
Pada saat percobaan yang telah dilakukan , maka dapat dilihat hal yang sangat
berpengaruh terhadap arah arus yaitu arah angin yang membawa kemana seharusnya tujuan
dari arus, Karena dengan adanya tiupan angin, maka hal ini sangat berpengaruh untuk
menentukan arah arusnya menuju kemana , selain itu , penggunaan alat ini harus
diperhatikan tempat dan posisi peletakannya karena jika alat ini terhalang oleh sesuatu yang
dapat mengakibatkan dia tidak bisa bergerak leluasa mengikuti arus , seperti halnya pada
saat percobaan yang telah dilakukan , alat ini sangat efektif untuk data yang diperolehnya .
Akan tetapi bila alat ini terhalang oleh tali pengikat kapal yang berada di sungai tersebut ,
maka pergerakan current meter ini sedikit memiliki gangguan dan data yang diperoleh akan
tidak sesuai dengan yang diharapkan .

Dari keseluruhan data yang diperoleh terlihat jelas pengaruh pasang dan surut air laut
terhadap kecepatan aliran sungai.Pada pagi hari, terjadi puncak pasang air laut
mengakibatkan kecepatan aliran sungai kecil.Pada saat menjelang siang hari, air laut perlahan
mulai surut dan mengakibatkan kecepatan aliran sungai meningkat tajam karena volume air
sungai yang semula besar menjadi surut.Hal ini terjadi sampai pada titik surut terendah yang
terjadi pada siang hari.Selain itu, kecepatan aliran sungai juga dipengaruhi oleh curah hujan.
Kecepatan alira nakan meningkat dengan cepat jika terjadi hujan pada saat sebelum
penelitian.

10
BAB V
PENUTUP

5.1. Kesimpulan
Setelah dilakukan penelitian menggunakan alat currentmeter di sungai serut, maka dapat
ditarik kesimpulan yaitu :

1. Kecepatan aliran sungai sangat dipengaruhi oleh pasang surut air laut. Pada saat
terjadi pasang, kecepatan aliran sungai menjadi kecil sedangkan saat air surut maka
kecepatannya pun bertambah.
2. Pada pagi hari, terjadi puncak pasang air laut mengakibatkan kecepatan aliran sungai
kecil. Pada saat menjelang siang hari, air laut perlahan mulai surut dan mengakibatkan
kecepatan aliran sungai meningkat tajam karena volume air sungai yang semula besar
menjadi surut.
3. Kecepatan aliran sungai di muara sungai serut ini langsung dipengaruhi pasang surut
air laut. Hal ini berdampak pada perubahan kecepatan aliran sungai yang diukur.

5.2. Saran

Setelah melakukan percobaan , maka terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan ,
diantaranya adalah sebelum memulai praktikum , pahami materi dan harus mengetahui fungsi
, bagian , serta cara menggunakan alatnya , sehinnga pada saat melakukan percobaan , tidak
merasa sulit , selain itu , untuk peletakan alatnya harus diperhatikan dengan baik supaya data
yang diperoleh juga benar dan sesuai serta harus disiplin dan teliti dalam mengambil dan
mengolah datanya .

11
DAFTAR PUSTAKA

DUXBURY, A; B. ALYN; C. DUXBURY and


K.A. SVERDRUP 2002.Fundamentals of Oceanography-4thEd, McGraw-Hill
Publishing, New York.

Hutabarat, Sahala dan Stewart M. Evans, 2008, Pengantar Oseanografi,


(Jakarta:Universitas Indonesia Press)

MATTHIAS,T.andJ.S.GODFREY1994.
Regional Oceanography: an Introduction. Pergamon Press, New York: 422
pp.

NINING, S. N. 2002. Oseanografi Fisis. Kumpulan Transparansi Kuliah


Oseanografi Fisika, Program Studi Oseanografi, ITB.

12
Lampiran

13
14

Anda mungkin juga menyukai