Disusun Oleh:
AKHIRUDDIN (G2J119020)
PROGRAM PASCASARJANA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA
UNIVERSITAS HALU OLEO
2020
BUMI BAGIAN CAIR
(HIDROSFER)
Oleh :
AKHIRUDDIN
G2J119020
ABSTRAK
Telah dibuat makalah mengenai bumi bagian cair (hidrosfer). Makalah ini
bertujuan untuk mengetahui proses distribusi air di bumi, proses siklus hidrologi,
struktur vertikal laut serta cara mengukur kedalaman laut. Hidrosfer adalah
komponen Bumi yang tersusun dari semua air yang ditemukan di planet ini.
Hidrosfer mencakup area penyimpanan air seperti lautan, laut, danau, kolam,
sungai, dan sungai. Secara keseluruhan, hidrosfer sangat besar, dengan lautan saja
meliputi sekitar 71% dari luas permukaan Bumi. Hidrosfer memainkan peran
penting dalam pengembangan dan kelangsungan hidup. Diperkirakan bahwa
organisme hidup paling awal mungkin muncul dalam sup yang encer. Selain itu,
setiap kehidupan manusia dimulai di lingkungan berair (rahim ibu), sel-sel dan
jaringan kita sebagian besar air, dan sebagian besar reaksi kimia yang merupakan
bagian dari proses kehidupan terjadi dalam air. Siklus air, atau siklus hidrologi,
mengacu pada sirkulasi air yang terus menerus di dalam hidrosfer Bumi. Air
bergerak ke dan dari berbagai reservoir di atas, dan di bawah permukaan bumi,
dan dalam prosesnya berubah menjadi berbagai fase padat (es), cair (air), dan gas
(uap), dengan massa total air yang tersedia cukup konstan. Siklus Hidrologi
adalah salah satu proses terpenting di dunia alamah, dan mungkin merupakan
proses yang kita anggap remeh. Semua air di dunia tunduk pada proses ini, yang
melihat bentuk, lokasi, dan aksesibilitas perubahan air. Ada tiga macam siklus
hidrologi, yaitu siklus kecil, siklus sedang dan siklus panjang.
By:
AKHIRUDDIN
G2J119020
ABSTRACT
A paper has been made on the liquid part of the earth (hydrosphere). This paper
aims to determine the process of water distribution on earth, the process of the
hydrological cycle, the vertical structure of the sea and how to measure the depth
of the sea. The hydrosphere is the Earth's component that is made up of all the
water found on this planet. The hydrosphere includes water storage areas such as
oceans, seas, lakes, ponds, rivers and streams. Overall, the hydrosphere is
enormous, with the oceans alone covering about 71% of the Earth's surface area.
The hydrosphere plays a vital role in development and survival. It is thought that
the earliest living organisms probably appeared in watery soups. In addition,
every human life begins in a watery environment (mother's womb), our cells and
tissues are mostly water, and most of the chemical reactions that are part of the
life process occur in water. The water cycle, or hydrological cycle, refers to the
continuous circulation of water within the Earth's hydrosphere. Water moves to
and from various reservoirs above, and below the earth's surface, and in the
process transforms into various solid (ice), liquid (water), and gas (vapor) phases,
with the total mass of water available fairly constant. The Hydrological Cycle is
one of the most important processes in the natural world, and perhaps one that we
take for granted. All water in the world is subject to this process, which looks at
the shape, location, and accessibility of water changes. There are three types of
hydrological cycles, namely small cycles, medium cycles and long cycles.
Keywords: hindrosphere, hydrological cycle
DAFTAR ISI
Hal
Sampul......................................................................................................................i
Abstrak.....................................................................................................................ii
Abstract...................................................................................................................iii
Daftar Isi.................................................................................................................iv
Kata Pengantar........................................................................................................ v
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.........................................................................................1
B. Rumusan Masalah ....................................................................................2
C. Tujuan dan Manfaat Penulisan..................................................................2
BAB II HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Teori..........................................................................................3
1. Pengertian Hidrosfer.............................................................................3
2. Pengertian Hidrosfer Menurut Para Ahli..............................................3
B. Deskripsi Grafik, Tabel dan Gambar........................................................4
1. Siklus Hidrologi...................................................................................4
C. Analisis.....................................................................................................6
III PENUTUP
A. Kesimpulan.............................................................................................10
B. Saran.......................................................................................................10
Daftar Pustaka.......................................................................................................11
DAFTAR GAMBAR
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bumi telah terbentuk sekitar 4,6 milyar tahun yang lalu. Bumi
merupakan planet dengan urutan ketiga dari sembilan planet yang dekat
dengan matahari. Jarak bumi dengan matahari sekitar 150 juta km, berbentuk
bulat dengan radius ± 6.370 km. Bumi merupakan satu-satunya planet yang
dapat dihuni oleh berbagai jenis mahluk hidup. Permukaan bumi terdiri dari
daratan dan lautan
Secara struktur, lapisan bumi dibagi menjadi tiga bagian yaitu kerak
bumi (crush), selimut atau selubung dan inti bumi (core). Pertama, kerak bumi
(crush) merupakan kulit bumi bagian luar (permukaan bumi). Tebal lapisan
kerak bumi mencapai 70 km dan merupakan lapisan batuan yang terdiri dari
batu-batuan basa dan masam. Lapisan ini menjadi tempat tinggal bagi seluruh
mahluk hidup. Suhu di bagian bawah kerak bumi mencapai 1.100 oC. Lapisan
kerak bumi dan bagian di bawahnya hingga kedalaman 100 km dinamakan
litosfer. Kedua, selimut atau selubung (mantle) merupakan lapisan yang
terletak di bawah lapisan kerak bumi. Tebal selimut bumi mencapai 2.900 km
dan merupakan lapisan batuan padat. Suhu di bagian bawah selimut bumi
mencapai 3.000oC.
Ketiga, inti bumi (core) yang terdiri dari material cair dengan
penyusun utama logam besi (90%), nikel (8%) dan lain-lain yang terdapat
pada kedalaman 2900 – 5200 km. Lapisan ini dibedakan menjadi lapisan inti
luar dan lapisan inti dalam. Lapisan inti luar tebalnya sekitar 2.000 km dan
terdiri atas besi cair yang suhunya mencapai 2.200 oC. inti dalam merupakan
pusat bumi berbentuk bola dengan diameter sekitar 2.700 km. Inti dalam ini
terdiri dari nikel dan besi yang suhunya mencapai4.500oC.
Berdasarkan susunan kimianya, bumi dapat dibagi menjadi empat
bagian, yakni bagian padat (lithosfer) yang terdiri dari tanah dan batuan,
bagian cair (hidrosfer) yang terdiri dari berbagai bentuk ekosistem perairan
seperti laut, danau dan sungai serta bagian udara (atmosfer) yang menyelimuti
seluruh permukaan bumi serta bagian yang ditempati oleh berbagai jenis
organisme (biosfer). Keempat komponen tersebut berinteraksi secara aktif satu
sama lain, misalnya dalam siklus biogeokimia dari berbagai unsur kimia yang
ada di bumi, proses transfer panas dan perpindahan materi padat. Pada
makalah ini akan dibahas mengenai bumi bagian cair (hidrosfer).
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada penyusunan makalah ini sebagai berikut:
1. Bagaimana proses distribusi air di bumi?
2. Bagaimana proses siklus hidrologi?
3. Bagaimana struktur vertikal laut?
4. Bagaimana cara mengukur kedalaman laut?
A. Deskripsi Teori
Hidrosfer adalah komponen Bumi yang tersusun dari semua air yang
ditemukan di planet ini. Hidrosfer mencakup area penyimpanan air seperti
lautan, laut, danau, kolam, sungai, dan sungai. Secara keseluruhan, hidrosfer
sangat besar, dengan lautan saja meliputi sekitar 71% dari luas permukaan
Bumi.
Gerakan hidrosfer dan pertukaran air antara hidrosfer dan kriosfer adalah
dasar dari siklus hidrologi. Pergerakan dan pertukaran air yang terus menerus
membantu membentuk arus yang memindahkan air hangat dari daerah tropis
ke kutub dan air yang lebih dingin dari daerah kutub ke arah daerah tropis,
serta membantu mengatur suhu Bumi. Arus ini ada di permukaan samudera
dan pada kedalaman yang sangat dalam di samudera (hingga sekitar 4 km).
1. Pengertian Hidrosfer
Dalam geografi fisik, istilah hidrosfer (hidro yang dalam Bahasa Yunani
artinya "air") menggambarkan massa air kolektif yang ditemukan di bawah,
dan di atas permukaan planet. Hidrosfer bumi terutama terdiri dari lautan, tapi
secara teknis mencakup awan, laut pedalaman, danau, sungai, dan perairan
bawah tanah.
Kelimpahan air di Bumi adalah kenampakan unik yang membedakan
"planet biru (blue planet)" kita dari planet-planet lain di tata surya. Sekitar
70,8 persen Bumi ditutupi oleh air dan hanya 29,2 persen terra firma (bagian
padat dari permukaan bumi). Kedalaman rata-rata lautan bumi adalah 3.794 m
(12.447 kaki) —lebih dari lima kali tinggi rata-rata benua. Massa lautan
adalah sekitar 1,35 × 1018 ton, atau sekitar 1/4400 dari total massa Bumi.
Hidrosfer memainkan peran penting dalam pengembangan dan
kelangsungan hidup. Diperkirakan bahwa organisme hidup paling awal
mungkin muncul dalam sup yang encer. Selain itu, setiap kehidupan manusia
dimulai di lingkungan berair (rahim ibu), sel-sel dan jaringan kita sebagian
besar air, dan sebagian besar reaksi kimia yang merupakan bagian dari proses
kehidupan terjadi dalam air.
2. Pengertian Hidrosfer Menurut Para Ahli
Adapun definisi hidrosfer menurut para ahli, antara lain:
a) National Geographic
Hidrosfer adalah jumlah total air di sebuah planet. Hidrosfer meliputi air
yang ada di permukaan planet, bawah tanah, dan di udara. Hidrosfer dapat
berupa cairan, uap, atau es.
Di Bumi, air yang berbentuk cair ada di permukaan dalam bentuk lautan,
danau dan sungai. Itu juga ada di bawah tanah, seperti air tanah, di sumur dan
akuifer. Uap air paling terlihat sebagai awan dan kabut. Bagian beku dari
hidrosfer Bumi terbuat dari es (gletser, tutup es, dan gunung es). Bagian beku
dari hidrosfer tersebut dinamakan kriosfer.
Kriosfer adalah bagian dari hidrosfer Bumi yang terdiri dari air yang beku.
Ini memainkan peran integral dalam sistem iklim global melalui pengaruhnya
terhadap ketersediaan energi permukaan, kelembaban atmosfer, hidrologi, dan
sirkulasi atmosfer dan lautan.
b) Earth Online Media
Hidrosfer sering disebut "lapisan air" karena mencakup semua air bumi
yang berada di lautan, gletser, sungai, danau, tanah, air tanah, dan di udara.
Hidrosfer berinteraksi dengan, dan dipengaruhi oleh, semua lapisan bumi
lainnya. Air dapat ditemukan dalam keadaan uap, cair dan padat di atmosfer.
Biosfer berfungsi sebagai interface antar lapisan Bumi yang memungkinkan
air bergerak antara hidrosfer, litosfer, dan atmosfer.
c) Encyclopedia Britannica
Hidrosfer adalah lapisan air yang terputus-putus di atau dekat permukaan
bumi. Ini mencakup semua air permukaan cair dan beku, air tanah yang
tersimpan di tanah dan batu, dan uap air atmosfer.
Air adalah zat yang paling melimpah di permukaan bumi. Sekitar 1,4
miliar km kubik (326 juta mil kubik) air dalam bentuk cair dan beku
membentuk samudera, danau, sungai, gletser, dan air tanah. Volume air yang
sangat besar ini, dalam berbagai manifestasinya, yang membentuk lapisan
terputus-putus, melingkupi sebagian besar permukaan daratan, yang dikenal
sebagai hidrosfer.
Tabel 1.1 Ketersediaan Air di Bumi
Tempat Volume (km³) Persen (%)
Laut dan samudra
1.338.000.000 96,53
Air dalam tanah
23.416.500 1,69
Es dan gletser
24.364.100 1,78
Air permukaan
(danau, rawa, dan
189.990 0,014
sungai)
1.120 0.0001
Air biologis
12.900 0,001
Air di atmosfer
1.385.984.610 100
Persediaan seluruhnya
35.029.210 2,53
Persediaan air tawar
B. Deskripsi Grafik, Tabel dan Gambar
1. Siklus Hidrologi
Siklus air, atau siklus hidrologi, mengacu pada sirkulasi air yang terus
menerus di dalam hidrosfer Bumi. Air bergerak ke dan dari berbagai reservoir
di atas, dan di bawah permukaan bumi, dan dalam prosesnya berubah menjadi
berbagai fase padat (es), cair (air), dan gas (uap), dengan massa total air yang
tersedia cukup konstan. Siklus Hidrologi adalah salah satu proses terpenting di
dunia alamah, dan mungkin merupakan proses yang kita anggap remeh.
Semua air di dunia tunduk pada proses ini, yang melihat bentuk, lokasi, dan
aksesibilitas perubahan air.
Rasa asin air laut diakibatkan asamnya air laut yang terjadi karena saat itu
atmosfer bumi dipenuhi oleh karbon dioksida. Keasaman air inilah yang
menyebabkan tingginya pelapukan yang terjadi yang menghasilkan garam-
garaman yang menyebabkan air laut menjadi asin seperti sekarang ini.Unsur-
unsur kimia yang terdapat di dalam air laut atau tambak yaitu berupa garam-
garam, gas-gas, suspensi dan senyawa organik.
Berikut adalah penjelasan rinci langkah-langkah dalam siklus hidrologi:
Air paling umum ditemukan dalam bentuk cair di sungai, lautan, danau,
dan aliran-aliran air lainnya yang ada di bumi. Sinar matahari secara
konstan menghangatkan air pada tempat-tempat tersebut, dan baik melalui
panas matahari atau melalui cara buatan manusia, partikel-partikel air
mendapatkan energi dan menyebar, mengubah air dari cairan menjadi uap
menjadi uap melalui penguapan.
Uap air, dengan demikian menjadi kurang padat, kemudian naik bersama
dengan udara hangat ke langit di mana ia menempel pada partikel air lain
untuk membentuk awan.
Proses fisik yang terlibat dalam hal ini meliputi:
Evaporasi (Evaporation)
Evaporasi adalah proses dimana air berubah dari cairan menjadi gas atau
uap. Air mendidih pada suhu 212 derajat F (100 derajat C), tetapi
sebenarnya mulai menguap pada suhu 32 derajat F (0 derajat C); itu terjadi
sangat lambat. Saat suhu meningkat, laju penguapan juga meningkat.
Jumlah penguapan tergantung pada suhu, dan juga tergantung pada jumlah
air yang ada untuk menguap. Penguapan tersebut dipicu oleh sumber
energi panas dari radiasi matahari.
Evapotranspirasi (Evapotranpiration)
Evapotranspirasi adalah nama gabungan untuk proses evaporasi
(penguapan) dan transpirasi Evapotranspirasi adalah proses penguapan air
dari daun melalui transpirasi tanaman selama fotosintesis.
Evapotranspirasi dipengaruhi oleh faktor seperti angin, suhu, kelembaban,
dan ketersediaan air.
Evapotranspirasi adalah proses penting dalam siklus air karena
bertanggung jawab atas 15% uap air atmosfer. Tanpa input uap air itu,
awan tidak akan terbentuk dan curah hujan tidak akan pernah turun.
Sublimasi (Sublimation)
Sublimasi dalam fisika dapat diartikan sebagai konversi suatu zat dari
padatan ke bentuk gas tanpa menjadi cair. Bukan hanya air berbentuk cair
yang bisa menguap menjadi uap air, tetapi juga es dan salju pun juga bisa
menguap. Karena tekanan udara yang lebih rendah, dibutuhkan lebih
sedikit energi untuk menyublimkan es menjadi uap. Faktor-faktor lain
yang dapat membantu dalam sublimasi adalah angin kencang dan sinar
matahari yang kuat.
Semakin jauh di atas permukaan laut, udara semakin dingin. Ketika uap air
mencapai bidang tersebut, ia mendingin secara signifikan dan mengumpul.
Begitu terjebak bersama, awan yang baru terbentuk ini mengikuti
pergerakan angin dan perubahan tekanan udara, yang menggerakkan air di
sekitar planet ini.
C. Analisis
Ada tiga macam siklus hidrologi, yaitu:
a. Siklus Kecil
Karena pemanasan matahari, terjadi penguapan air laut yang berkumpul
menjadi awan. Pada ketinggian tertentu karena kondensasi terjadi titiktitik air
yang berkumpul semakin lama semakin besar volumnya, kemudian jatuh
sebagai hujan. Selanjutnya air kembali ke laut.
b. Siklus Sedang
Mula-mula terjadi penguapan air laut sehingga terbentuk awan. Awan
terbawa oleh angin ke daratan dan terjadi kondensasi. Karena kondensasi
akhirnya awan jatuh sebagai hujan. Sebelum kembali ke laut, air hujan
tersebut masuk ke dalam tanah, selokan-selokan, terus mengalir ke sungai
sungai, dan kembali ke laut.
c. Siklus Panjang
Prosesnya sama dengan siklus sedang. Hanya setelah terjadi kondensasi,
titik-titik air terbawa angin ke tempat yang lebih tinggi sehingga menjadi
kristal-kristal es. Kristal-kristal es tersebut masih terbawa angin ke puncak
gunung kemudian jatuh sebagai salju, terjadi gletser, mengalir ke sungai, dan
akhirnya kembali ke laut.
Dengan memahami konsep daur hidrologi secara luas, pengertian istilah
daur dapat digunakan sebagai konsep kerja untuk analisis dari berbagai
permasalahan, misalnya dalam perencanaan dan evaluasi pengelolaan DAS
(Daerah Aliran Sungai). Di dalam daur hidrologi, masukan berupa curah hujan
akan didistribusikan melalui beberapa cara, yaitu air lolos (througfall), aliran
batang (stemflow), dan air hujan yang langsung ke permukaan tanah.
Sedangkan air larian dan air infiltrasi akan mengalir ke sungai sebagai debit
aliran dan sebagian lagi menjadi air tanah.
1. Pola Aliran Sungai
Ada berbagai pola aliran sungai sebagai berikut.
a) Paralel, adalah pola aliran yang lurus atau hampir lurus ke tempat yang
lebih rendah, terdapat pada suatu daerah yang luas dan miring sekali
sehingga gradien dari sungai itu besar.
b) Rectangular, merupakan pola aliran siku-siku di mana pola aliran ini
terdapat daerah yang mempunyai struktur patahan, atau hanya joint
(retakan).
c) Angulate, merupakan pola aliran yang hampir membentuk sudut 90o,
tetapi sungai-sungai masih terlihat mengikuti garis-garis patahan.
d) Radial centrifugal, merupakan pola aliran pada kerucut gunung berapi atau
dome sampai stadium muda dengan pola aliran menuruni lereng-lereng
pegunungan.
e) Radial centripetal, merupakan pola aliran pada suatu kawah atau crater dan
suatu kaldera dari gunung berapi atau depresi lainnya, yang pola alirannya
menuju ke pusat depresi tersebut.
f) Trellis, merupakan pola aliran yang berbentuk, seperti tralis dengan
bentukan antiklin dan sinklin yang pararel.
g) Annular, merupakan variasi dari radial pattern, yang terdapat pada suatu
dome atau kaldera yang sudah mencapai stadium dewasa dan sudah timbul
sungai consequent, subsequent, resequent, dan obsequent.
h) Dendritic, adalah pola aliran yang mirip cabang atau akar tanaman,
terdapat pada daerah yang batu-batuannya homogen, dan lerenglerengnya
tidak begitu terjal, sehingga sungai-sungainya tidak cukup mempunyai
kekuatan untuk menempuh jalan yang lurus dan pendek.
2. Kualitas Fisik Air Sungai dan Pemanfaatan Sungai
Di Pulau Jawa, terutama di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung,
Tangerang, dan Surabaya, kualitas airnya cenderung menurun. Adanya
perubahan kadar parameter tertentu seperti kadar pH, kebutuhan oksigen
biologi (Biological Oxygen Demand = BOD) dan kebutuhan oksigen kimiawi
(Chemical Oxygen Demand = COD) dapat dijadikan petunjuk terhadap
penurunan kualitas air sungai. Parameter BOD dan COD sungai-sungai di
seluruh provinsi di Pulau Jawa yang telah melampaui batas baku mutu yang
ditetapkan. Selain itu, kekeruhan air dan jumlah lumpur yang mencapai 25
ton/tahun pada sungai-sungai di Pulau Jawa dapat menunjukkan adanya erosi
tanah di bagian hulu sungai.
Nilai ambang batas pencemaran berhubungan dengan pengaturan terhadap
pemanfaatan sungai. Penentuan manfaat sungai dapat ditentukan oleh kualitas
air saat itu. Masyarakat pengguna dan para pengusaha yang andil dalam
terjadinya pencemaran air diharapkan dapat mengatasi permasalahan kuantitas
dan kualitas air. Program yang dilakukan untuk mengatasi pencemaran air
sungai ini adalah program kali bersih (prokasih). Program ini difokuskan
untuk menurunkan jumlah beban zat pencemar yang masuk ke sungai.
Proses terbentuknya hujan dimulai dari penguapan air. Uap-uap air akan
mengalami proses kondensasi atau pemadatan yang akhirnya menjadi awan.
Awan-awan itu akan bergerak, gerakan angin vertikal ke atas menyebabkan
awan bergumpal hingga berhasil mencapai atmosfir yang bersuhu lebih
dingin. Akhirnya awan yang sudah berisi air ini mengalami presipitasi atau
proses jatuhnya hujan air, hujan es dan sebagainya ke bumi.
Hujan buatan adalah hujan yang dibuat oleh campur tangan manusia
dengan membuat hujan dari bibit-bibit awan yang memiliki kandungan air
yang cukup. Dibuat dengan menaburkan banyak garam khusus yang halus dan
dicampur bibit / seeding ke awan agar mempercepat terbentuknya awan jenuh.
3. Kondisi Danau di Indonesia
Luas danau di Indonesia lebih kurang seluas 1,85 juta hektare atau 0,52
persen. Namun, sebagian besar belum dimanfaatkan secara maksimal.
Beberapa danau di Indonesia sudah tercemar, antara lain, Danau Pluit di
Jakarta yang telah tercemar nitrat, fosfat, klorida, dan sulfat yang sangat
tinggi.
Beberapa danau dapat hilang karena adanya pembentukan delta-delta dan
pelumpuran di danau yang disebabkan adanya erosi, akibat gundulnya hutan
di hulu sungai, kemudian terbawa oleh air yang berakibat pada pendangkalan
danau dan hilangnya danau; gerakan tektonik yang berupa pengangkatan dasar
danau; pengendapan jasad hewan dan tumbuhan yang mati berakibat pada
cepatnya pendangkalan danau; penguapan yang kuat, terutama di daerah arid;
banyaknya air yang keluar karena banyaknya sungai-sungai yang
meninggalkan danau yang menimbulkan erosi dasar pada bibir danau,
akibatnya danau dapat menjadi kering dan kehabisan air, atau karena ditimbun
oleh manusia.
Proses sedimentasi yang cukup tinggi di Rawa Pening (Jawa Tengah),
Danau Sentani (Papua), Danau Tempe (Sulawesi Selatan), Danau Tondano
dan Danau Limboto (Sulawesi Utara), dan Danau Singkarak (Sumatra Barat)
harus segera ditanggulangi dengan pengelolaan dan menjaga hutan di sekitar
danau. Cara ini dilakukan untuk menjaga ketersediaan air dan menghambat
pengendapan lumpur yang berlebihan. Selain hal tersebut, upaya lain yang
dapat dilakukan adalah memberikan penyuluhan kepada masyarakat akan
pentingnya menjaga dan mempertahankan kualitas lingkungan yang berupa
hutan, tanah, dan air.
4. Gambaran Daerah Aliran Sungai (DAS)
Daerah aliran sungai (DAS) merupakan daerah yang terbentuk dari
kumpulan sungai dalam suatu sistem cekungan dengan aliran keluar atau muara
tunggal. Daerah aliran sungai merupakan areal tampungan air yang masuk ke
dalam wilayah air sungai. Pengukuran DAS dapat dilakukan dengan cara
menarik garis yang pada titik-titik tertinggi menghubungkan wilayah aliran
sungai yang satu dengan yang lain. Saat ini ada 36 DAS di Indonesia berada
dalam kondisi kritis dengan kerusakan yang sangat parah. Di bagian hulu
sungai sebagian areal hutan telah ditumbuhi banyak semak belukar dan ada
juga yang sudah gundul. Seperti pernah kita lihat adanya berbagai masalah
yang timbul dengan terjadinya banjir bandang di Sinjai, Sulawesi Selatan,
Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Timur. Masalah ini dapat timbul karena
gundulnya hutan di bagian hulu, sehingga tidak mampu menampung luapan air
jika terjadi hujan secara terus-menerus. Demikian juga yang terjadi di bagian
bawah, karena erosi tanah yang terbawa oleh air akan mengendap sebagai
lumpur dan menyebabkan pendangkalan di sungai, waduk, ataupun saluran air,
sehingga ketika terjadi hujan yang terus-menerus air sungai akan meluap dan
terjadilah banjir. Gundulnya hutan merupakan akibat dari penggunaan tanah
yang tidak tepat, seperti sistem perladangan berpindah dan pertanian lahan
kering, tanpa perlakuan konservasi yang tepat dan tidak mengikuti pola tata
guna tanah.
DAS banyak dipengaruhi oleh faktor iklim, jenis batuan, dan banyaknya
tumbuhan yang dilalui DAS, dan banyak sedikitnya air yang jatuh ke alur pada
waktu hujan. Bentuk lereng DAS sangat berpengaruh terhadap kecepatan
terkumpulnya air hujan di dalam aliran. Meander, dataran banjir, dan delta
adalah bagian dari DAS. Banyaknya hujan di DAS dapat dihitung dengan cara
isohyet dan thiessen. a. Isohyet, merupakan garis dalam peta yang
menghubungkan tempattempat yang mempunyai jumlah curah hujan yang
sama selama satu periode tertentu. Isohyet digunakan jika luas DAS lebih besar
dari 5.000 km2. b. Thiessen, digunakan kalau bentuk DAS tidak memanjang
dan sempit, dengan luas antara 1.000–5.000 km2. DAS dapat dibagi menjadi
tiga daerah yaitu daerah hulu sungai, tengah sungai, dan hilir sungai. DAS di
hulu sungai berbukit-bukit, berlereng curam, banyak digunakan untuk areal
ladang sayuran, perkebunan, atau hutan yang merupakan daerah penyangga dan
banyak permukiman penduduk di sekitar aliran sungai. DAS di bagian tengah
sungai, relatif landai, biasa digunakan untuk jalur transportasi, karena
daerahnya yang datar daerah ini merupakan pusat aktivitas penduduk, seperti
pertanian, perdagangan, perindustrian, dan merupakan pusat-pusat permukiman
penduduk. DAS di bagian hilir merupakan daerah yang landai, subur, dan
banyak dimanfaatkan untuk permukiman dan areal pertanian (misalnya, areal
tanaman padi, jagung, dan tanaman kelapa).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut:
1. Rasa asin air laut diakibatkan asamnya air laut yang terjadi karena saat itu
atmosfer bumi dipenuhi oleh karbon dioksida. Keasaman air inilah yang
menyebabkan tingginya pelapukan yang terjadi yang menghasilkan garam-
garaman yang menyebabkan air laut menjadi asin seperti sekarang ini.
2. Unsur-unsur kimia yang terdapat di dalam air laut atau tambak yaitu
berupa garam-garam, gas-gas, suspensi dan senyawa organik.
3. Proses terbentuknya hujan dimulai dari penguapan air. Uap-uap air akan
mengalami proses kondensasi atau pemadatan yang akhirnya menjadi
awan. Awan-awan itu akan bergerak, gerakan angin vertikal ke atas
menyebabkan awan bergumpal hingga berhasil mencapai atmosfir yang
bersuhu lebih dingin. Akhirnya awan yang sudah berisi air ini mengalami
presipitasi atau proses jatuhnya hujan air, hujan es dan sebagainya ke
bumi.
4. Hujan buatan adalah hujan yang dibuat oleh campur tangan manusia
dengan membuat hujan dari bibit-bibit awan yang memiliki kandungan air
yang cukup. Dibuat dengan menaburkan banyak garam khusus yang halus
dan dicampur bibit / seeding ke awan agar mempercepat terbentuknya
awan jenuh.
B. Saran
Demikianlah makalah yang telah disusun, semoga bermanfaat bagi
pembaca. Saran dan kritik yang membangun dari dosen pembimbing dan
teman-teman sangat diharapkan demi perbaikan makalah ini selanjutnya.
DAFTARPUSTAKA
Pramono,Heru.2003.Geomorfologi Dasar. UNY Press: Yogyakarta..
Simandjuntak. 2004. Tektonika. Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi:
Bandung.
Watt, Fiona. 2004. Gempa Bumi dan Gunung Berapi. Pakar Raya.Buletin Mina:
Bandung.
MAKALAH
STRUKTUR BUMI MELIPUTI HIDROSFER, ATMOSFER
DAN
MEDAN MAGNET BUMI
Disusun Oleh:
AKHIRUDDIN (G2J119020)
PROGRAM PASCASARJANA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA
UNIVERSITAS HALU OLEO
2020
STRUKTUR BUMI MELIPUTI HIDROSFER, ATMOSFER
DAN
MEDAN MAGNET BUMI
Oleh :
AKHIRUDDIN
G2J119020
ABSTRAK
Telah dibuat makalah mengenai struktur bumi meliputi hidrosfer, atmosfer
dan medan magnet bumi. Makalah ini bertujuan untuk mengetahui proses
terjadinya struktur bumi meliputi atmosfer dan hidrosfer dan arti dari medan
magnet bumi. Atmosfer adalah lapisan udara yang menyelimuti bumi secara
menyeluruh dengan ketebalan lebih dari 650 km. Gerakan udara dalam atmosfer
terjadi terutama karena adanya pengaruh pemanasan sinar matahari serta
perputaran bumi. Atmosfer merupakan lapisan udara yang menyelimuti bumi dan
mengandung beberapa unsur gas diantaranya 78%, gas nitrogen, 21%, oksigen,
0.9% argon, dan 0.03% karbondioksida. Atmosfer berfungsi untuk melindungi
bumi dari serangan luar dan melindungi unsur gas yang ada. Selain itu, atmosfer
juga berfungsi mengatur sinar matahari yang masuk ke bumi dengan menyerap
dan kemudian memantulkan panas yang dihasilkan oleh matahari. Lapisan air
yang menyelubungi bumi disebut dengan hidrosfer. Hidrosfer merupakan wilayah
perairan yang mengelilingi bumi. hidrosfer meliputi samudra, laut, danau, air,
tanah,mata air, hujan, dan air yang berada di atmosfer. Sekitar tiga perempat dari
permukaan bumi ditutupi oleh air. Air di bumi bersirkulasi dalam lingkaran
hidrologi, dimana air jatuh sebagai hujan dan mengalir ke samudra-samudra
sebagai sungai dan menguap kembali ke atmosfer. Magnet adalah suatu materi
yang mempunyai suatu medan magnet. Medan magnet ini tidak terlihat tetapi
bertanggung jawab untuk properti yang paling menonjol dari magnet, yaitu
kekuatan yang menarik pada bahan feromagnetik, seperti zat besi, dan menarik
atau mengusir magnet lainnya. Magnet bisa dalam wujud magnet tetap atau
magnet tidak tetap. Magnet yang ada sekarang ini, hampir semuanya adalah
magnet buatan. Magnet selalu memiliki dua kutub yaitu: kutub utara (north/ N)
dan kutub selatan (south/ S). Bumi berlaku seperti sebuah magnet sferis yang
sangat besar dengan suatu medan magnet yang mengelilinginya. Medan itu
dihasilkan oleh suatu dipole magnet yang terletak pada pusat bumi. Sumbu dipole
ini bergeser sekitar 11o dari sumbu rotasi bumi, yang berarti kutub utara geografis
bumi tidak terletak pada tempat yang sama dengan kutub selatan magnetik bumi.
Kata Kunci: struktur bumi, hidrosfer, atmosfer dan medan magnet bumi
EARTH STRUCTURE INCLUDING HYDROSPHERE, ATMOSPHERE
AND
EARTH MAGNETIC FIELD
By:
AKHIRUDDIN
G2J119020
ABSTRACT
Paper has been made regarding the structure of the earth including the
hydrosphere, atmosphere and the earth's magnetic field. This paper aims to
determine the process of the earth's structure including the atmosphere and
hydrosphere and the meaning of the earth's magnetic field. The atmosphere is a
layer of air that covers the earth as a whole with a thickness of more than 650 km.
The movement of air in the atmosphere occurs mainly due to the heating effect of
sunlight and the rotation of the earth. The atmosphere is the layer of air that
covers the earth and contains several gaseous elements including 78%, nitrogen
gas, 21%, oxygen, 0.9% argon, and 0.03% carbon dioxide. The atmosphere serves
to protect the earth from external attacks and protect the existing gaseous
elements. In addition, the atmosphere also functions to regulate sunlight entering
the earth by absorbing and then reflecting the heat generated by the sun. The layer
of water that covers the earth is called the hydrosphere. The hydrosphere is an
area of water that surrounds the earth. hydrosphere includes oceans, seas, lakes,
water, land, springs, rain, and water in the atmosphere. About three quarters of the
earth's surface is covered by water. Water on earth circulates in a hydrological
circle, where it falls as rain and flows into the oceans as rivers and evaporates
back into the atmosphere. Magnet is a material that has a magnetic field. This
magnetic field is invisible but is responsible for the most prominent property of
magnets, namely, the forces that attract ferromagnetic materials, such as iron, and
attract or repel other magnets. Magnets can be in the form of fixed magnets or
non-permanent magnets. Magnets that exist today, almost all of them are artificial
magnets. Magnets always have two poles, namely: a north pole (north / N) and a
south pole (south / S). Earth acts like a very large spherical magnet with a
magnetic field surrounding it. The field is generated by a magnetic dipole located
at the center of the earth. This dipole axis is shifted about 11 o from the earth's axis
of rotation, which means that the earth's geographic north pole is not located in
the same place as the earth's magnetic south pole.
Hal
Sampul......................................................................................................................i
Abstrak.....................................................................................................................ii
Abstract...................................................................................................................iii
Daftar Isi.................................................................................................................iv
Kata Pengantar........................................................................................................ v
BAB I PENDAHULUAN
D. Latar Belakang.........................................................................................1
E. Rumusan Masalah ....................................................................................2
F. Tujuan dan Manfaat Penulisan..................................................................2
BAB II HASIL DAN PEMBAHASAN
D. Deskripsi Teori..........................................................................................3
1. Struktur Bumi.......................................................................................3
E. Deskripsi Grafik, Tabel dan Gambar........................................................8
1. Komposisi Atmosfer.............................................................................8
2. Siklus Hidrologi...................................................................................9
F. Analisis...................................................................................................10
1. Manfaat Medan Magnet Bumi...........................................................10
III PENUTUP
C. Kesimpulan.............................................................................................12
D. Saran.......................................................................................................12
Daftar Pustaka.......................................................................................................13
DAFTAR GAMBAR
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
D. Latar Belakang
D. Deskripsi Teori
1. Struktur Bumi
Bumi adalah salah satu planet di tata surya (sistem matahari) yang terdapat
dalam suatu galaksi yang bernama Galaksi Bima Sakti (The Milky Ways atau
Kabut Putih). Dalam tata surya kita planet bumi menduduki nomor tiga dari
matahari. Selain planet-planet dalam tata surya ada juga benda-benda angkasa
lain dan 200 milyar bintang yang ada pada Galaksi Bima Sakti. Pada sebuah
penelitian galaksi Bima Sakti ternyata buka satu-satunya galaksi namun
terdapat ratusan,jutaan bahkan milyaran galaksi lainnya yang mengisi jagat
raya ini. Adapun proses pembentukan batu-batuan terjadi secara bertahap di
dalam bumi dan reliefnya berdasarkan dengan zaman sejarah dalam ilmu
geologi.
Dalam ilmu geologi akan dipelajari mengenai kejadian, struktur, dan
komposisi batu-batuan kulit bumi diselidiki oleh,sedangkan dalam ilmu
geofisika dipelajari sifat batu-batuannya.Hasil penelitian ilmu geologi
menunjukkan bahwa unsur bumi telah berusia ±4.700 tahun dari mulai proses
pendinginan sampai pada akhirnya mengalami pembekuan. Planet bumi terus
berputar mengelilingi sumbunya yang disebut berotasi selama 24 jam tepatnya
23 jam 56 menit dalam satu hari. Berevolusi mengelilingi matahari dengan
lintas garis edar berupa elips.Satu putaran/berevolusi memakan waktu 365 hari
5 jam 48 menit atau satu tahun.
Struktur bumi menurut pada ahli
Ada juga ahli mengidentifikasi struktur bumi berdasarkan klasifikasi
struktur dan unsur kimianya. Latar belakang klasifikasi yakni berdasarkan
ketika planet bumi telah terbentuk dari massa gas, maka akan lambat laun
mengalami sebuah proses pendinginan. sehingga bagian terluar planet bumi
berubah menjadi keras, sedangkan bagian dalam bumi masih tetap dimana itu
merupakan massa zat yang panas dalam keadaan lunak.
Pada saat proses pendinginan berlangsung dalam waktu yang
menghabiskan jutaan tahun, maka zat-zat pembentuk bumi yang terdiri dari
berbagai jenis sifat kimia dan fisikanya telah sempat memisahkan diri
berdasarkan dengan perbedaan sifat-sifat tersebut. Dari hasil-hasil penelitian
terhadap bagian fisik bumi menunjukkan bahwa batuan-batuan pembentuk
sistem tata surya pada bagian planet bumi dimulai dari bagian kerak bumi
sampai inti bumi dengan komposisi kandungan mineral dan unsur kimia yang
berbeda-beda.
Secara struktur, berikut adalah penjelasan mengenai struktur bumi :
a. Kerak bumi (crush)
Kerak bumi atau Crush merupakan kulit bumi bagian luar (permukaan bumi).
Tebal lapisan kerak bumi mencapai 70 km dan merupakan lapisan batuan
yang terdiri dari batu-batuan dan masam. Lapisan menjadi tempat tinggal bagi
seluruh makhluk hidup. Suhu di bagian bawah kerak bumi mencapai 1.100
derajat Celcius. Lapisan kerak bumi dan bagian di bawahnya hingga kedalamn
100 km dinamakan litosfer. Kerak dean mantel dibatasi oleh Mohorovivic
Discontinuity. Susunan kerak bumi yaitu terdiri dari feldsfar dan mineral
silikat. Lapisan bagian atas kerak bumi yang berada di daerah daratan,
biasanya dilapisi oleh tanah. Tanah, yang terdiri atas kandingan partikel
batuan yang telah ditimpa cuaca, dan juga mengandung banyak zat organik
yang berasal dari pembusukan makhluk hidup pada zaman purba.Tanah bisa
mendukung kehidupan tanaman di bumi dan juga binatang karena makanan
hewan, baik langsung maupun tidak berasal dari tanaman.
b. Selimut atau selubung bumi (mantle)
Lapisan ini juga disebut juga astenosfer. Selimut atau selubung merupakan
lapisan yang terletak di bawah lapisan kerak bumi. Tebal selimut bumi
mencapai 2.900 km dan merupakan lapisan batuan padat. Selimut bumi terdiri
dari campuran berbagai bahan yang memiliki baik cair,padat dan gas dengan
suhu yang tinggi. Suhu di bagian bawah selimut bumi mencapai 3.000 derajat
celcius. Mantel atau selimut bumi ini yang membungkus inti bumi. adapun
komposisinya kaya dengan magnesium. Mantel bumi terdiri atas dua yaitu
mantel atas yang memiliki sifat plastis hingga semiplastis dengan kedalaman
sampai 400 km sedangkan mantel bagian bawah memiliki sifat padat dengan
kedalaman hingga 2.900 km.
c. Inti bumi (core)
Inti bumi yang terdiri dari material cair, dengan penyusun utama logam besi
(90 %),nikel (8 %), dan lain-lain yang terdapat pada kedalaman 2900-5200
km. Lapisan ini dibedakan menjadi dua yaitu lapisan inti luar (outer core) dan
lapisan inti dalam (innner core). Lapisan inti luar tebalnya sekitar 2.000 km
dan terdiri atas besi cair yang suhunya mencapai 2.200 derajat Celcius.
Adapun inti bagian dalam merupakan pusat bumi berbentuk bola dengan
diameter sekitar 2.700 km. Inti dalam ini terdiri dari nikel dan besi yang
suhunya mencapai 4.500 derajat Celcius. Pada penelitian geofisikia,inti bumi
memiliki material dengan berat jenis yang sama dengan berat jenis meteorit
logam yang terdiri atas material besi dan nikel. Sehingga para ahli percaya inti
bumi tersusun dari beberapa senyawa besi dan nikel. Berdasarkan penjelasan
di atas, dapat disimpulkan bahwa karakteristik lapisan bumi paling dalam
(inti) memiliki sifat pejal atau keras yang diselubungi lapisan cair relatif
kental, sedangkan pada bagian luar atau atasnya berupa litosfer yang pejal dan
keras pula.
Berdasarkan susunan kimianya,bumi dapat dibagi menjadi empat
bagian,yakni bagian padat (lithosfer) yang terdiri dari tanah dan batuan,bagian
cair (hidrosfer) yang terdiri dari berbagai bentuk ekosistem perairan seperti
laut,danau,dan sungai dan bagian udara (atmosfer) yang menyelimuti seluruh
permukaan bumi serta bagian yang ditempati oleh berbagai jenis organisme
(biosfer). Keempat komponen tersebut berinteraksi secara aktif satu sama
lain,misalnya dalam siklus biogekimia dari berbagai unsur kimia yang ada di
bumi,proses transfer panas dan perpindahan materi padat. Dari empat macam
susunan kimia yang terdapat pada bumi yang bisa dijelaskan yakni dua yaitu:
a) Atmosfer
Atmosfer adalah lapisan udara yang menyelimuti bumi secara menyeluruh
dengan ketebalan lebih dari 650 km. Gerakan udara dalam atmosfer terjadi
terutama karena adanya pengaruh pemanasan sinar matahari serta perputaran
bumi. Rata-rata tekanan atmosfer di permukaan Bumi adalah 101,325 kPa,
dengan ketingggian skala sekitar 5 km. Atmosfer merupakan lapisan udara
yang menyelimuti bumi dan mengandung beberapa unsur gas diantaranya
78%, gas nitrogen, 21%, oksigen, 0.9% argon, dan 0.03% karbondioksida.
Atmosfer berfungsi untuk melindungi bumi dari serangan luar dan melindungi
unsur gas yang ada. Selain itu, atmosfer juga berfungsi mengatur sinar
matahari yang masuk ke bumi dengan menyerap dan kemudian memantulkan
panas yang dihasilkan oleh matahari. Panas matahari yang dipantulkan oleh
atmosfer sekitar 34% kemudian akan diserap oleh awan dan atmosfer sekitar
19%, dan sisanya mencapai permukaan bumi. Ketinggian troposfer beragam
menurut garis lintang, berkisar antara 8 km di wilayah kutub hingga 17 km di
wilayah khatulistiwa, dan beberapa variasi yang diakibatkan oleh faktor
musim dan cuaca.
Biosfer bumi secara perlahan telah memermak komposisi atmosfer.
Fotosintesis oksigenik berevolusi 2,7 miliar tahun yang lalu, yang membentuk
atmosfer nitrogen-oksigen utama saat ini. Peristiwa ini memungkinkan
terjadinya proliferasi organisme aerobik, serta pembentukan lapisan ozon yang
menghalangi radiasi surya ultraungu memasuki Bumi dan menjamin
kelangsungan kehidupan di darat. Fungsi atmosfer lainnya yang penting bagi
kehidupan di Bumi adalah mengangkut uap air, menyediakan gas bernilai
guna, membakar meteor berukuran kecil sebelum menghantam permukaan
Bumi, dan memoderatori suhu. Fenomena yang terakhir dikenal dengan efek
rumah kaca; proses penangkapan energi panas yang dipancarkan dari
permukaan Bumi pada atmosfer sehingga meningkatkan suhu rata-rata. Uap
air, karbon dioksida, metana, dan ozon merupakan gas rumah kaca utama pada
atmosfer Bumi. Tanpa pemancaran panas ini, suhu rata-rata di permukaan
Bumi akan mencapai −18 °C, berbeda jauh dengan suhu rata-rata saat ini (+15
°C) dan kehidupan kemungkinan besar tidak akan bisa bertahan.
b) Hidrosfer
Lapisan air yang menyelubungi bumi disebut dengan hidrosfer. Hidrosfer
merupakan wilayah perairan yang mengelilingi bumi. hidrosfer meliputi
samudra, laut, danau, air, tanah,mata air, hujan, dan air yang berada di
atmosfer. Sekitar tiga perempat dari permukaan bumi ditutupi oleh air. Air di
bumi bersirkulasi dalam lingkaran hidrologi, dimana air jatuh sebagai hujan
dan mengalir ke samudra-samudra sebagai sungai dan menguap kembali ke
atmosfer. Air yang ada di permukaan bumi dapat berupa air sungai, air danau,
air telaga dan air rawa. Air yang ada di bawah permukaan bumi dapat berupa
air tanah preatis, air tanah artesis dan kelembaman tanah. Sedang air yang ada
di atas permukaan tanah air berupa air meteorit (awan dan air hujan).
Jumlah air yang ada di bumi ini relatif tetap, namun sebarannya yang
berubah-ubah. Keterdapatan air di bumi berkisar antara 1,3-1,4 milyar km3.
Air tersebut terdiri atas air laut (97,5%), salju dan es (1,75%), berupa air tawa
0,73% dan berupa air meteorit 0,001%. Air di bumi yang jumlahnya tetap ini
senantiasa bergerak dalam suatu lingkaran peredaran yang disebut siklus
hidrologi/siklus air atau juga disebut dengan daur hidrologi.
c) Medan Magnet Bumi
Magnet atau magnit adalah suatu obyek yang mempunyai suatu medan
magnet. Kata magnet (magnit) berasal dari bahasa Yunani magnítis líthos
yang berarti batu Magnesian. Magnesia adalah nama sebuah wilayah di
Yunani pada masa lalu yang kini bernama Manisa (sekarang berada di wilayah
Turki) di mana terkandung batu magnet yang ditemukan sejak zaman dulu di
wilayah tersebut.
Magnet adalah suatu materi yang mempunyai suatu medan magnet. Medan
magnet ini tidak terlihat tetapi bertanggung jawab untuk properti yang paling
menonjol dari magnet, yaitu kekuatan yang menarik pada bahan feromagnetik,
seperti zat besi, dan menarik atau mengusir magnet lainnya. Magnet bisa
dalam wujud magnet tetap atau magnet tidak tetap. Magnet yang ada sekarang
ini, hampir semuanya adalah magnet buatan. Magnet selalu memiliki dua
kutub yaitu: kutub utara (north/ N) dan kutub selatan (south/ S). Walaupun
magnet itu dipotong-potong, potongan magnet kecil tersebut akan tetap
memiliki dua kutub. Magnet dapat menarik benda lain. Beberapa benda
bahkan tertarik lebih kuat dari yang lain, yaitu bahan logam. Namun tidak
semua logam mempunyai daya tarik yang sama terhadap magnet. Besi dan
baja adalah dua contoh materi yang mempunyai daya tarik yang tinggi oleh
magnet. Sedangkan oksigen cair adalah contoh materi yang mempunyai daya
tarik yang rendah oleh magnet. Satuan intensitas magnet menurut sistem
metrik pada Satuan Internasional (SI) adalah Tesla dan SI unit untuk total
fluks magnetik adalah weber. 1 weber/m2 = 1 tesla, yang memengaruhi satu
meter persegi.
Bumi berlaku seperti sebuah magnet sferis yang sangat besar dengan suatu
medan magnet yang mengelilinginya. Medan itu dihasilkan oleh suatu dipole
magnet yang terletak pada pusat bumi. Sumbu dipole ini bergeser sekitar 11o
dari sumbu rotasi bumi, yang berarti kutub utara geografis bumi tidak terletak
pada tempat yang sama dengan kutub selatan magnetik bumi. Menurut IGRF
(2000), melalui perhitungan posisi simetris dimana dipole magnetik
memotong permukaan bumi, letak kutub utara magnet bumi adalah 79,3 N,
71,5 W dan 79,3 S , 108,5 E untuk kutub selatan. Medan magnet bumi
terkarakterisasi oleh parameter fisis yang dapat diukur yaitu arah dan
intensitas kemagnetannya. Parameter fisis itu adalah deklinasi magnetik D,
intensitas horisontal H dan intensitas vertikal Z. Dari elemen-elemen ini,
semua parameter medan magnet lainnya dapat dihitung. Parameter yang
menggambarkan arah medan magnetik adalah deklinasi D (sudut antara utara
magnetik dan utara geografis) dan inklinasi I (sudut antara bidang horisontal
dan vektor medan total), yang diukur dalam derajat. Intensitas medan
magnetik total F digambarkan dengan komponen horisontal H, komponen
vertikal Z dan komponen horisontal kearah utara X dan kearah timur Y.
Intensitas medan magnetik bumi secara kasar antara 25.000 – 65.000 nT.
Untuk Indonesia, wilayah yang terletak di utara ekuator mempunyai intensitas
40.000 nT, sedangkan yang di selatan ekuator 45.000 nT. 2.3 Efek Dinamo
Efek Dinamo adalah suatu teori geofisika yang menjelaskan tentang asal-
muasal medan magnet Bumi. Dalam mekanisme dinamo ini, gerakan fluida
pada inti luar Bumi yang berupa besi cair (liquid iron) melintasi medan
magnetik lemah yang telah ada dan membuat arus listrik. Arus listrik ini
kemudian menyebabkan sebuah medan magnet yang berinteraksi dengan
gerakan fluida tadi sehingga membentuk secondary magnetic field. Teori
Dinamo di ajukan oleh Walter M. Elsasser, seorang fisikawan Jerman-
Amerika, dan Edward Bullard, geofisikawan asal Inggris pada tahun 1900-an.
Walaupun banyak mekanisme dalam asal medan geomanetik yang diajukan
oleh peneliti lain, namun hanya teori Dinamo yang di pelajari dengan serius
sampai saat ini.
Lapisan atmosfer merupakan campuran dari gas yang tidak tampak dan
tidak berwarna. Empat gas, nitrogen, oksigen, argon dan karbondioksida
meliputi hampir seratus persen dari volume udara kering.
Tabel 2.1 Komposisi Gas Utama dalam Udara Kering (Bayong, 2007)
Macam Gas N2 O2 Ar CO2 Total
Volume % 78,088 20,949 0,930 0,030 99,997
Massa % 75,527 23.143 1,282 0,045 99,997
Air dalam atmosfer dapat berada dalam ketiga wujud (fasa).
F. Analisis
1. Manfaat Medan Magnet Bumi
a. Mempengaruhi arah jarum kompas
Dari hari ini timbul pertanyaan, apakah jarum kompas selalu menunjuk ke
arah utara-selatan? Jawabannya ternyata “tidak selalu”. Kutub magnet bumi
tidak sama dengan kutub geografis bumi. Medan magnet bumi yang
digambarkan dengan gari putus-putus itu ternyata arahnya berbeda-beda di
tiap tempat di muka bumi ini.
b. Menjadi Perisai Bumi
Sabuk Van Allen, suatu lapisan yang tercipta akibat keberadaan medan
magnet bumi, juga berperan sebagai perisai melawan radiasi berbahaya yang
mengancam planet kita. Dr Hugh Ross telah meneliti peran penting Sabuk
Van Allen bagi kehidupan Manusia. ”Bumi ternyata memiliki kerapatan
terbesar di antara planet-planet lain di tata surya kita. Inti bumi yang terdiri
atas unsur nikel dan besi inilah yang menyebabkan keberadaan medan
magnetnya yang besar. Medan magnet ini membentuk lapisan pelindung
berupa radiasi Van-Allen, yang melindungi Bumi dari pancaran radiasi dari
luar angkasa.”
”Jika lapisan pelindung ini tidak ada, maka kehidupan takkan mungkin
dapat berlangsung di Bumi. Satu-satunya planet berbatu lain yang
berkemungkinan memiliki medan magnet adalah Merkurius – tapi kekuatan
medan magnet planet ini 100 kali lebih kecil dari Bumi. Bahkan Venus, planet
kembar kita, tidak memiliki medan magnet. Lapisan pelindung Van-Allen ini
merupakan sebuah rancangan istimewa yang hanya ada pada Bumi.(Dr Hugh
Ross, 1998. Reasons To Believe, Pasadena, CA).
Bahkan hal ini telah diungkapkan di dalam Al-Qur’an , Al-Anbiya [21]
ayat 32. “Dan Kami menjadikan langit itu sebagai atap yang terpelihara,
sedang mereka berpaling dari segala tanda-tanda (kekuasaan Allah) itu
(matahari, bulan, angin, awan, dan lain-lain).”
c. Menjadi Jalur Alternatif untuk Terapi Kesahatan
Magnet sudah lama diyakini memiliki kekuatan penyembuhan untuk nyeri
otot dan kekakuan pada bagian tubuh. Penggunaan magnet untuk manfaat
medis ini bisa dirunut kembali ke Mesir kuno dan juga Yunani kuno ketika
Hippocrates (bapak kedokteran) yang menggunakan batu magnet untuk
mengobati kemandulan. Orang kuno di India menggunakan magnet untuk
mengatasi Insomnia.
Teks medis kuno Cina yang dikenal sebagai Prinsip Dasar Ilmu
Kedokteran Penyakit Dalam Kekaisaran Kuning menggambarkan prosedur ini.
Veda, atau tulisan suci Hindu kuno, juga menyebutkan pengobatan penyakit
dengan Batu Magnet. Kata “batu magnet” atau batu terkemuka, berasal dari
penggunaan batu ini sebagai kompas.
Ada dua teori yang digunakan untuk menjelaskan terapi magnetik. Satu
teori menyatakan bahwa magnet menghasilkan sedikit arus listrik. Saat
magnet diterapkan pada daerah tubuh yang sakit, syaraf-syaraf di daerah itu
akan di rangsang, sehingga melepaskan obat penghilang rasa sakit alami pada
tubuh. Teori lainnya menyatakan bahwa ketika magnet diterapkan pada daerah
tubuh yang sakit, semua sel di daerah itu akan bereaksi untuk meningkatkan
sirkulasi darah, pertukaran ion, dan aliran oksigen ke daerah ini. Medan
magnet menarik dan menolak partikel-partikel bermuatan dalam aliran darah,
meningkatkan aliran darah dan menghasilkan panas. Peningkatan oksigen
dalam jaringan dan aliran darah dianggap punya kontribusi yang cukup besar
dalam kecepatan penyembuhan.
BAB III
PENUTUP
C. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut:
1. Berdasarkan susunan kimianya,bumi dapat dibagi menjadi empat
bagian,yakni bagian padat (lithosfer) yang terdiri dari tanah dan
batuan,bagian cair (hidrosfer) yang terdiri dari berbagai bentuk ekosistem
perairan seperti laut,danau,dan sungai dan bagian udara (atmosfer) yang
menyelimuti seluruh permukaan bumi serta bagian yang ditempati oleh
berbagai jenis organisme (biosfer). Keempat komponen tersebut
berinteraksi secara aktif satu sama lain,misalnya dalam siklus biogekimia
dari berbagai unsur kimia yang ada di bumi,proses transfer panas dan
perpindahan materi padat. Dari empat macam susunan kimia yang terdapat
pada bumi yang bisa dijelaskan yakni dua yaitu atmosfer dan hidrosfer.
2. Bumi berlaku seperti sebuah magnet sferis yang sangat besar dengan suatu
medan magnet yang mengelilinginya. Medan itu dihasilkan oleh suatu
dipole magnet yang terletak pada pusat bumi. Sumbu dipole ini bergeser
sekitar 11o dari sumbu rotasi bumi, yang berarti kutub utara geografis
bumi tidak terletak pada tempat yang sama dengan kutub selatan magnetik
bumi.
D. Saran
Demikianlah makalah yang telah disusun, semoga bermanfaat bagi
pembaca. Saran dan kritik yang membangun dari dosen pembimbing dan
teman-teman sangat diharapkan demi perbaikan makalah ini selanjutnya.
DAFTARPUSTAKA
Bumi, Omie. (2017). Dampak Medan Magnetik Bumi Dan Manfaatnya Bagi
Kehidupan Manusia. http://www.ilmukitabaru.com/2017/03/dampak-
medan-magnetik-bumi-dan.html#. (di Akses 14 April 2020).
Tjasyono, Bayong. 2007. Sains Atmosfer dan Iklim dalam Short Course, Ilmu
Kebumian untuk Masyarakat. Bandung.
UJIAN AKHIR SEMESTER
ILMU PENGETAHUAN BUMI DAN ANTARIKSA
(IPBA)
Disusun Oleh:
AKHIRUDDIN (G2J119020)
PROGRAM PASCASARJANA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA
UNIVERSITAS HALU OLEO
2020
Analisis Kurikulum Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa pada Jenjang
Sekolah Menengah Atas
Oleh :
AKHIRUDDIN
G2J119020
ABSTRAK
By:
AKHIRUDDIN
G2J119020
ABSTRACT
Hal
Sampul......................................................................................................................i
Abstrak.....................................................................................................................ii
Abstract...................................................................................................................iii
Daftar Isi.................................................................................................................iv
Kata Pengantar...................................................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN
G. Latar Belakang.........................................................................................1
H. Rumusan Masalah ....................................................................................2
I. Tujuan dan Manfaat Penulisan..................................................................2
BAB II HASIL DAN PEMBAHASAN
2. Urutan Pemberian Materi.....................................................................3
3. Kedalaman Materi................................................................................3
4. Kompetensi...........................................................................................4
5. Interior Bumi........................................................................................7
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Rekomendasi Kurikulum IPBA materi ………………… 4
Interior Bumi Panas dari dalam Bumi
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum, wr. wb.
Tiada kata yang paling indah diutarakan selain rasa syukur atas kehadirat
Sang Ilahi yaitu Allah SWT karena dengan limpahan rahmat, berkah, kesempatan,
serta taufik dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas ilmu
bumi dan antariksa.
Penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam penyusunan makalah
ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, penulis
berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah ini di waktu
yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang
membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya dan juga dapat berguna bagi diri penulis pribadi. Sebelumnya
penulis mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan.
Wassalamualaikum.wr wb.
Kendari, November 2020
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
G. Latar Belakang
MATERI INDIKATOR
Interior Bumi Mengaplikasikanmetode geofisika,
Panas dari dalam bumi seperti analisis gelombang seismik,
Litosfer gravitasi, dan magnet untuk
Klasifikasi batuan menafsirkan struktur Bumi
Proses pembentukan batuan yang Menyelidiki pembentukan dan
menggantung diatas gua dan struktur medan magnet bumi
didasar Memahami panas dari dalam bumi
Erupsi (Ekstrusi Magma) secara konveksi
Manfaat Vulkanisme Meng klasifikasi batuan berdasarkan
Penyebab terjadinya Gempa Bumi proses terjadinya dan dihubungkan
Hiposentrum dan Episentrum dengan tempat pembentukannya
Alat pengukur Gempa Bumi Menyelidiki proses terbentuknya
Skala Gempa Bumi batuan Stalaktit dan Stalagmit
Memahami proses Ektrusi Magma
Menyelidiki proses terbentuknya
Hidrosfer sumber air panas, Tenaga panas
Siklus Hidrologi Bumi
Evavorasi, Transpirasi, Kondensasi, Menganalisis mekanisme terjadinya
Presipitasi, Run-off gempa bumi
Upwelling dan efek terhadap Menentukan Hiposentrum dan
perairan Episentrum
Membuat Seismograf sederhana
Atmosfer
Memprediksi kekuatan Gempa Bumi
Klasifikasi Atmosfer
Menganalisis unsur-unsur utama
Ramalan Cuaca
siklus Hidrologi
Fenomena El Nino terhadap hasil Menghubungkan fenomena
tangkapan ikan di laut Indonesia Upwelling dengan efek yang terjadi
Efek rumah kaca terhadap perairan laut
Perubahan cuaca dan iklim di Mengidentifikasi pembagian lapisan
Indonesi Atmosfer berdasarkan sifat suhunya
Mitigasi Bencana di Indonesia Menganalisis dan menafsirkan data
Mekanisme kerusakan untuk menentukan ramalan cuaca
Parameter kedahsyatan Memprediksi pengaruh fenomena El
Penyebab Nino terhadap hasil tangkapan ikan
di laut Indonesia
Pengkajian bahaya dan teknik-
Menyelidiki penyebab dan akibat
teknik
dari efek rumah kaca
pemetaan
Mengidentifikasi karakteristik
Potensi untuk mengurangi bahaya
perubahan cuaca dan iklim di
Serangan dan peringatan
Indonesia
Elemen-elemen yang paling
Memahami bencana di Indonesia
beresiko
meliputi Gempa Bumi, Letusan
Strategi-strategi Mitigasi utama Gunung Berapi, Tsunami, Banjir,
Partsisipasi masyarakat Tanah Longsor, Kekeringan, Angin
Bumi Sebagai Anggota Tata Surya Topan, Gelombang Pasang
Bukti Bumi itu bulat Merencanakan Mitigasi bencana di
Pengukuran jari-jari dan massa Indonesia
Bumi Menunjukan bukti-bukti bahwa bumi
Sistem koordinat Bumi itu bulat
Sistem koordinat Bola Langit Menghitung jari-jari dan massa Bumi
Akibat Rotasi Bumi Menentukan sistem koordinat Bumi
Akibat Revolusi Bumi meliputi garis Lintang, garis Bujur
Kalender Bulan dan Kalender Menentukan letak tempat di Bumi
Matahari Menentukan sistem koordinat
Horison, Ekuator, Ekliptika
Tata Surya Memahami akibat dan bukti dari
Konfigurasi Planet rotasi Bumi
Perioda sinodis Menganalisis Perbedaan waktu,
Pengukuran jarak planet ke Pembelokan arah angin, Gerak semu
Matahari harian Matahari,
Fase dan Apek Bulan Perbedaan percepataan gravitasi
Gerhana Bumi merupakan akibat dari Rotasi
Fenomena Supermoon Bumi
Potensi bencana saat bulan baru Menganalisis Gerak semu tahunan
dan matahari,
purnama Perbedaan lamanya siang dan
Penentuan Hisab dan Rukyat malam,
Arah Kiblat Paralaks bintang merupakan akibat
Komet dan Asteriod dari Revolusi Bumi
Meteoroid Mengimplementasikan mekanisme
siklus gerak fase Bulan dalam
Matahari menentukan kalender bulan
Dimensi Matahari Mengimplementasikan mekanisme
Kegiatan dipusat dan dipermukaan gerak tahunan dalam menentukan
Matahari kalendermatahari
Badai radiasi Matahari Merumuskan konfigurasi planet
Angin Matahari dan Aurora berdasarkan orbitnya
Pengaruh badai magnetik terhadap Menggambarkan orbit Planet-Planet
sistem komunikasi di Bumi Merumuskan klasifikasi planet
Bintang berdasarkan sifat fisisnya
Magnitudo Bintang Menghitung jarak planet ke matahari
Pengukuran jarak Bintang Menghitung jarak Bulan dari Bumi
Klasifikasi Bintang Mengamati perubahan fase dan
Rasi Bintang Aspek Bulan
meliputi Konjungsi, oposisi, kuarter
Galaksi Memahami mekanisme terjadinya
Klasifikasi Galaksi berdasarkan gerhana
bentuknya Menjelaskan fenomena Supermoon
Galaksi Bima Sakti dan galaksi Melakukan penentuan Hilal dan
Lainnya Rukyat
Pengukuran jarak Galaksi Menentukan Arah Kiblat
Teori Kosmologi Menggambarkan orbit Asteroid
Prinsip Kosmologi Modern Mengetahui informasi tentang
Teori Jagat Raya Komet dan Asteroid
Sinar Kosmik Mengkategorikan meteorid yang
Usia Jagat Raya jatuh ke Bumi
Menghitung jarak Matahari dari
Bumi
Menghitung jari-jari Matahari
Menghitung massa Matahari
Memahami proses pembentukan
energi Matahari
Mengidentifikasi kejadian
dipermukaan Matahari dengan
melakukan pengamatan atau melihat
gambar
Menganalisis pengaruh badai
magnetic terhadap sistem
komunikasi di Bumi
Menentukan Magnitudo Bintang
Menghitung jarak Bintang dari Bumi
menggunaka metode paralaks
Menginterpretasikan spektrum
Bintang dan pengelompokannya
Mengamati susunan bintang-bintang
di Bola Langit
Menentukan klasifikasi Galaksi
berdasarkan bentuknya
Menjelaskan tentang struktur dasar
Galaksi
Bima Sakti dan Galaksi lainnya
Menghitung jarak Galaksi
Memahami prinsip Kosmologi
Modern
Memahami teori terjadinya Jagat
Raya
Menguraikan fakta-fakta yang
membuktikan adanya sinar Kosmik
Menghitung usia Jagat Raya
4. Interior Bumi
Bumi berbentuk seperti bola yang besar jari-jari dari kutub ke inti dan ekuator
ke inti berbeda. Bumi memiliki interior bawah permukaan dengan lapisan-lapisan
yang bervariasi sampai ke pusat bumi. Bumi memiliki densitas dengan persebaran
yang bervariasi di segala tempat. Permukaan bumi tidak rata melainkan
bertopografi yang bervariasi. Keberadaan gunung-gunung merupakan contoh kecil
yang menunjukkan permukaan bumi tidak rata. Kesetimbangan sistem gunung
pada pada posisinya (sehingga dapat bertahan kokoh) disebabkan oleh adanya
isostasi. Isostasi adalah suatu kesetimbangan antara batuan-batuan berat dan
ringan dalam kerak bumi. Istilah isostasi diciptakan oleh ahli geologi, C.E.
Dutton.
Susunan interior bumi dapat diketahui berdasarkan dari sifat-sifat fisika bumi
(geofisika). Sebagaimana kita ketahui bahwa bumi mempunyai sifat-sifat fisik
seperti misalnya gaya tarik (gravitasi), kemagnetan, kelistrikan, merambatkan
gelombang (seismik), dan sifat fisika lainnya. Melalui sifat fisika bumi inilah para
akhli geofisika mempelajari susunan bumi, yaitu misalnya dengan metoda
pengukuran gravitasi bumi (gaya tarik bumi), sifat kemagnetan bumi, sifat
penghantarkan arus listrik, dan sifat menghantarkan gelombang seismik.
Metoda seismik adalah salah satu metoda dalam ilmu geofisika yang
mengukur sifat rambat gelombang seismik yang menjalar di dalam bumi. Pada
dasarnya gelombang seismik dapat diurai menjadi gelombang primer (P) atau
gelombang longitudinal dan gelombang sekunder (S) atau gelombang transversal.
Sifat rambat kedua jenis gelombang ini sangat dipengaruhi oleh sifat dari material
yang dilaluinya. Gelombang P dapat menjalar pada material berfasa padat maupun
cair, sedangkan gelombang S tidak dapat menjalar pada materi yang berfasa cair.
Perbedaan sifat rambat kedua jenis gelombang inilah yang dipakai untuk
mengetahui jenis material dari interior bumi.
Dengan seismologi, manusia dapat memperkirakan lapisan bawah permukaan
bumi. Dengan melihat karakteristik gelombang, interior bumi dapat diketahui.
Gelombang yang dihasilkan oleh gempa bumi, misalnya gelombang P yang bisa
melewati segala medium dan gelombang S yang hanya bisa melewati medium
dalam fase padat.
A. KESIMPULAN
Berdasarkan analisis dan pembahasan terhadap hasil penelitian yang telah
dilakukan, diperoleh kesimpulan bahwa:
Pada kurikulum tahun 1984, urutan materi IPBA terintegrasi ke dalam rumpun
mata pelajaran IPS/Geografi, materi IPBA yang dipelajari di kelas XII, di kelas X
dan XI tidak dipelajari materi mengenai IPBA. Materi yang dipelajari di kelas XII
meliputi materi Tata surya, Jagad raya, Bumi sebagai anggota Tata surya,
Penjelajahan Ruang Angkasa, Litosfer, Hidrosfer dan Atmosfer. Pada kurikulum
1994, urutan pemberian materi IPBA terintegrasi ke dalam rumpun mata pelajaran
IPA/Fisika yang dipelajari dikelasXI, materi IPBA diberikan adalah materi
Struktur Bumi, Tata surya, Jagad raya. Pada kurikulum 2004, urutan pemberian
materi IPBA terintegrasi kedalam rumpun mata pelajaran IPA/Fisika dan mata
pelajaran IPS/Geografi, materi yang diberikan hanya pada kelas X dan kelas XII.
Untuk kelas X materi yang dipelajari meliputi materi Tata surya, Penerbangan
Luar Angkasa, proses terjadinya Bumi, Atmosfer, Litosfer, Hidrosfer. Sedangkan
untuk kelas XII materi yang dipelajari adalah materi Jagad Raya, Teori Big-Bang.
Pada kurikulum 2006/KTSP, materi IPBA dipelajari dikelas X untuk rumpun
mata pelajaran IPS/Geografi dan dikelas XI untuk rumpun mata pelajaran
IPA/Fisika, materi IPBA yang dipelajari yaitu mengenai Gejala geografi dalam
kehidupan sehari-hari, Jagad Raya, Terbentuknya Bumi dan Tata Surya, Tata
Surya, Atmosfer, Hidrosfer, Litosfer untuk kelas X dan materi Keteraturan gerak
Planet dalam Tata Surya berdasarkan Hukum Newton untuk kelas XI.
Kedalaman materi IPBA pada kurikulum 1984 – KTSP untuk jenjang SMA
mengalami peningkatan apabila kita lihat mulai dari kurikulum tahun 1984,
kurikulum 1994 sampai dengan kurikulum 2004, materi yang dibahas sudah
cukup mendalam dan lengkap, namun pada kurikulum selanjutnya yaitu
kurikulum 2006 (KTSP) semakin menurun, bahkan ada beberapa bahasan yang
dihilangkan atau tidak diajarkan. Materi-materi yang diberikan untuk setiap
tahunnya secara umum masih sama hanya saja kurang mendalam. Kompetensi
materi IPBA dari kurikulum tahun 1984-2006, apabila dianalisis menggunakan
taksonomi Anderson (revisi taksonomi Bloom), kompetensi kurikulum IPBA
tahun 1984-2006 mencapai tingkat kognitif C4 yaitu menganalisi (Analyze),
sedangkan untuk kurikulum 1984-2004 kompetensi materinya sudah mencapai
tingkat kognitif C2 yaitu memahami (Understand). Dalam urutan pemberian
materi di Indonesia pada kurikulum tahun 1994 dan kurikulum di Jepang memiliki
urutan yang hampir sama, yaitu dimulai dengan materi mengenai Kebumian,
kemudian Antariksa. Berbeda untuk kurikulum tahun 1984, 2004, 2006, dimana
urutan pemberian materinya meliputi materi mengenai Kebumian, kemudian
materi mengenai Antariksa, kemudian materi mengenai Kebumian kembali.
Kedalaman materi di Indonesia pada kurikulum tahun 1984-KTSP, apabila
dibandingkan dengan kurikulum di Jepang, ada beberapa materi yang dalam
kurikulum di Indonesia dibahas secara mendalam seperti materi Hidrosfer, Tata
Surya dan Jagad Raya, materi tersebut pada kurikulum di Jepang kurang dibahas
secara mendalam. Kemudian untuk kedalaman materi yang lainnya pada
umumnya hampir sama, tetapi yang membedakannya pada kurikulum di Jepang
kedalaman materinya lebih menekankan kepada kondisi alam yang terjadi di
Negara Jepang tersebut seperti materi Litosfer dan Atmosfer. Berdasarkan
taksonomi Anderson etal. (revisi atau penyempurnaan taksonomi Bloom),
kompetensi materi IPBA di Indonesia sudah mencapai tingkat kognitif C4 yaitu
Menganalisis (analyze), sementara pada kurikulum di Jepang kompetensi
materinya sudah mencapai tingkat kognitif C6 yaitu Membuat (create). Penulis
juga memberi saran agar kurikulum IPBA dikaji ulang kembali, konten materi
IPBA dibahas secara mendalam dengan dikaitkan dengan kehidupan seharihari
dan kompetensi untuk materi IPBA ditingkatkan level kognitifnya, selain itu
materi IPBA dipelajari oleh siswa SMA pada tiap tingkatan kelas yaitu kelas X,
XI, dan XII secara berkesinambungan dengan memperhatikan materi yang terkait
dalam mata pelajarannya serta dimasukkan dalam rumpun mata pelajaran IPA
atau dengan membuat mata pelajaran khusus mengenai IPBA.
B. SARAN
Saran yang dapat penulis ajukan pada kesempatan ini yaitu:
1. Untuk SLTP : Hendaknya diajarkan pengertuan tentang bumi dan atariksa
sesuai dengan pengamatan siswa . Perlu ditekankan bahwa ini adalah
lanjutan dari pelajaran di SD, sehingga di SLTP bukan merupakan hal
yang baru . Tidak perlu dengan bolalangit.
2. Untuk SLTA: Kalau dimasukkan ke dalam Feografi dan Fisika, maka
untuk antariksa dimasukkan juga bolalangit tapi secara singkat saja, sebab
hal itu ada sangkut-pautnya dengan pengertian iklim.
3. Sesuai dengan otonomi perguruan tinggi, di tingkat universiter tidak
dipaksakan adanya matakuliah Astronomi di prodi Fisika, tapi untuk prodi
Pendidikan Fisika sangat dianjurkan .
DAFTAR PUSTAKA
Liliawati, Winny dan Ramlan, Taufik. 2008. Identifikasi Miskonsepsi Materi
IPBA di SMA dengan Menggunakan CRI (Certainly of Respos Index) dalam
Upaya Perbaikan dan Pengembangan Materi IPBA pada KTSP. Laporan
Penelitian Pembinaan UPI. Bandung: Lembaga Penelitian UPI.
Suyatna, Agus. 2007. Pengembangan Program Pendidikan IPBA untuk Calon
Guru. Disertasi pada Fakultas Pasca Sarjana UPI: tidak diterbitkan.
Tanudidjaja, Ma’mur dan Kartawidjaja, Omi. 1987. Penuntun Pelajaran Geografi
SMA Kelas III. Bandung: GANECA EXACT BANDUNG.