Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

Kajian Ilmu Pengetahuan Bumi Dan Antariksa


“HIDROSFER”
(Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Supervisi Pendidikan)

Dosen pengampu:
Rina Febriana, M. Pd.

DI SUSUN OLEH KELOMPOK : 7

1. Eliza Tri Wahyuni : (198610031)


2. Yolanda Audina W. : (198610272)
3. Puski Susila Wati : (198610067)
4. Risma Shabillah : (198610080)
Semester VII A (malam)

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
ARRAHMANIYAH DEPOK
2022
KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Hidrosfer” tepat
pada waktunya. Maksud dan tujuan dari penulisan makalah ini tidak lain untuk memenuhi salah
satu dari kewajiban mata kuliah Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa serta merupakan bentuk
langsung tanggung jawab penulis pada tugas yang diberikan.

Pada kesempatan ini, penulis juga ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada
bapak Rina Febriana, M. Pd. Selaku dosen mata kuliah Kajian Ilmu Pengetahuan Bumi
Dan Antariksa serta semua pihak yang telah membantu penyelesaian makalah ini baik secara
langsung maupun tidak langsung. Penulis menyadari bahwa manusia tidak luput dari kesalahan
dan kekurangan, serta kesempurnaan hanya milik Tuhan Yang Maha Esa sehingga dalam
penulisan dan penyusunannya masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran
sangat penulis harapkan dalam upaya evaluasi diri.

Akhirnya penulis hanya bisa berharap, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembaca dan seluruh mahasiswa-mahasiswi STKIP Arrahmaniyah Depok

Depok, 20 Oktober 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

COVER………………………..…………………………………………………..………..i
KATA PENGANTAR……………………………………………………………..………ii
DAFTAR ISI……………………………………………………………………...……….iii
BAB I PENDAHULUAN ………………………….……..……………………..…………1
1.1 Latar Belakang……………………………………...……………………………………1
1.2 Rumusan Masah………………………………………………………………………….2
1.3 Tujuan Penulis……………………………………………………………………………3
BAB II PEEMBAHASAN…………………………………………………………..………3
2.1 Distribusi Air Di Permukaan Bumi………………………………………………….……4
2.2 Siklus Air………………………………………………………………………………….4
A. Tahapan Siklus Air……………………………………………………………………5
B. Macam-Macam Siklus Air…………………………………………………………….5
2.3 Perairan Darat…………………………………………...…………….…………………..6
A. Danau …………………………………………………………………………………7
B. Rawa ………………………………………………………………………………….8
C. Air tanah………………………………………….……………………..……………..9
D. Sungai…………………………………………….…………………………………..10
2.4 Perairan Laut………………………………………….………………………………….11
A. Jenis-Jenis Perairan Laut…………………………….……………………………….13
B. Jenis Lauat Berdasarkan Prosesnya………………………………………………….14
C. Jenis Laut Berdasarkan Letaknya…………………….……...……………………….15
2.5 Arti Air Laut………………………………………………..…………………………….17
2.6 Manfaat Air Laut…………………………………………..……………………………..18
BAB III PENUTUP…………………………………………………………………………20
3.1 Kesimpulan……………………………………………………………………….………21
3.2 Saran…………………………………………………………………..………………….23
Daftar Pustaka………………………………………………………………………………24

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Bumi sebagai tempat tinggal makhluk hidup merupakan salah satu planet di tata surya.
Keistimewaan bumi dibanding planet-planet lain di tata surya adalah mampu menyokong
kehdupan yang beraneka ragam. Keistimewaan tersebut diantaranya adalah suhu yang optimal,
kadar oksigen yang baik, serta yang tidak kalah penting adalahterdapatnya air di bumi sebagai
sumber kehidupan. Bumi menjadi istimewa karena sebagian besar permukaan bumi tertutup
oleh air, baik air di darat maupun di laut.

Seperti kita ketahui bahwa sekitar 70,8 % bumi kita ini terdiri dari air, dimana air adalah
kebutuhan yang sangat penting bagi kehidupan mahluk hidup dan 29, 2% daratan. Prosentase
air di bumi paling banyak berada di lautan yakni sekitar 97,2%; kemudian dalam bentuk es
sekitar 1,75%; berada di daratan sebagai air sungai, air danau, air tanah sekitar 0,62%; dan
hanya 0,001% dalam bentuk uap di udara. Air di bumi mengulangi terus menerus sirkulasi:
penguapan, presipitasi, dan keluar dari tanah. Sirkulasi ini sering disebut dengan siklus
hidrologi. Air berubah dalam tiga wujud menurut waktu dan tempat, yakni dalam bentuk padat,
air sebagai cairan, air sebagai uap seperti gas. Pemanasan air samudera oleh sinar matahari
merupakan kunci proses siklus hidrologi tersebut dapat berjalan secara kontinu. Air
berevaporasi, kemudian jatuh sebagai presipitasi dalam bentuk hujan, salju, hujan batu, hujan
es dan salju (sleet), hujan gerimis atau kabut.

Pada perjalanan menuju bumi beberapa presipitasi dapat berevaporasi kembali ke atas
atau langsung jatuh yang kemudian diintersepsi oleh tanaman sebelum mencapai tanah.
Setelah mencapai tanah, siklus hidrologi terus bergerak secara kontinu dalam tiga cara yang
berbeda: Air permukaan, baik yang mengalir maupun yang tergenang (danau, waduk, rawa),
dan sebagian air bawah permukaan akan terkumpul dan mengalir membentuk sungai dan
berakhir ke laut. Proses perjalanan air di daratan itu terjadi dalamkomponen-komponen siklus
hidrologi yang membentuk sistem Daerah Aliran Sungai (DAS). Sebagian besar wilayah
Indonesia terdiri dari laut. Jika dibandingkan dengan luas daerah keseluruhan, perairan
Indonesia 62,9 % dan daratan 37,1 %. Di Indonesia terdapatperairan laut dan berbagai macam
perairan darat, di mana perairan darat dan perairan laut ini merupakan bagian hidrosfer.

1
Hidrosfer atau lapisan air merupakan fisik bumi yang berguna bagi kehidupan manusia,
hewan, dan tumbuhan. Untuk lebih mengetahui lebih jelasnya mengenai hidrosfer, serta
perairan laut dan perairan darat, maka hal ini akan dibahas lebih lanjut pada pembahasan
dalam makalah ini.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan beberapa masalah yang
akandikaji adalah sebagai berikut:

1.2.1 Bagaimana menjelaskan distribusi air di permukaan bumi ?

1.2.2 Bagaimanakah proses siklus air?

1.2.3 Apa pengertian perairan darat?

1.2.4 Apa pengertian perairan laut?

1.2.5 Apa itu arti air laut?

1.2.6 Apa saja manfaat air laut?

1.3 TUJUAN PENULIS

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:

1.3.1 Untuk mengetahui distribusi air di permukaan bumi.

1.3.2 Untuk mengetahui proses siklus hidrologi.

1.3.3 Untuk mengetahui apa itu perairan darat.

1.3.4 Untuk mengetahui apa itu perairan laut.

1.3.5 Untuk mengetahui apa arti dari air laut.

1.3.6 Untuk mengetahui apa saja manfaat air laut.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Distribusi Air Dipermukaan Bumi

Hidrosfer adalah seluruh lapisan air yang ada pada planet bumi yang mencakup 2/3
permukaan bumi, tetapi massanya hanya sebagian kecil dari massa total bumi. Osean (
samudra) mencakup bedian permukaan lebih besar dibandingkan dengan luas daratan
mencakup luas permukaan 39,3% dan osean 60.7% sedangkan dibelahan bumi selatan daratan
mencakup luas permukaan 19,1% dan osean 80,9%.

Air adalah bahan yang dapat ditemui pada bumi dalam ketiga fasa (wujud) yaitu pada (es),
cair, dan gas (uap air). Dalam bentuk padat air berada dalam atmosfer dalam bentuk salju, dan
sebagai kristal atau batu es (hail stone) didalam awan. Es tampak pada bumi dalam bentuk
ladang salju, air beku dalam tanah atau sebagai glasier (es) di pegunungan yang tinggi. Es juga
tampak sebagai gunung es (icebergs) di samudra dan sebagai air beku didanau. Es berinteraksi
dengan bumi padat, laut, dan udara. Dalam bentuk glasier, ia dapat merubah bentuk daratan.
Es muncul dari atmosfer melalui deposisi, dari hidrosfer melalui pembekuan, dan kembali lagi
ke atmosfer melalui penguapan dan sublimasi.

Perubahan fase dari air menjadi uap air disebut penguapan yang memerlukan sejumlah
energi atau panas yang di sebut panas penguapan. Panas ini tersimpan dalam uap air yang
berbentuk panas laten kondensasi. Jika uap air mengkondensasi, maka panas laten kondensasi
diberikan oleh air sehingga molekul-molekulnya terikat lebih rapat dalam bentuk cair.
Penguapan mengambil panas dari lingkungan dan kondensasi memberikan panas pada
lingkungan.

Perubahan fase dari uap air ke es disebut deposisi, kebalikannya dari es menjadi uap air
disebut sublimasi. Energi yang diperlukan untuk mengubah es menjadi uap agak (sedikit) lebih
besar dari pada mengubah air menjadi uap air. Jika uap menhadi es, sepeerti pembentukan
embun beku (frost), maka panas laten sublimasi diberikan kepada lingkungan sehingga udara
menjadi panas.

Peleburan dari es menjadi air membutuhkan sejumlah energi yang disebut panas peleburan.
Sedangkan dalam fase cair panas ini tersimpan sebagai panas leten peleburan. Panas ini akan

3
dilepaskan jika iar membeku. Jad peleburan es seperti penguapan air mengambil panas,
sedangkan pembentukan air seperti kondensasi uap air melepas panas. Transformasi air melaui
semua fasenya pada bumi disebut daur hidrologi.

Air berubah menjadi uap penguapan.terutama melalui penguapan air laut dan air tawar, dan
melaui transpirasi tetanaman. Uap air di atmosfer dibawa oleh angin dalam jarak yang jauh,
dan mungkin dari darat ke laut atau dari laut kedarat. Uap air yang naik menjad dingin dan
mengkondensasi menjadi tetesan-tetesan awan dan kristal es yang kemudian jatuh presipitasi (
hujan dan salju). Kebanyakan presipitasi ini kembali kelaut. Dari presipitasi yang jatuh kedarat,
sebagian diperlukan tanaman dan binatang. Sebagai besar curah hujan mengalir di atas darat
sebagai limpahan (run off) yang bergabung dengan lelehan salju, sebagian mengalir kesungai
yang akhirnya menuju ke laut. Semua air tawar (fres water) dibumi berasal dari air hujan.
Sebagian dari hujan merembas ke tanah yang membantu pada cadangan air tanah dan pada arus
bawah tanah. Sisanya akan kembali ke atmosder melalui penguapan.

2.2 Siklus Air

Siklus air atau siklus hidrologi adalah sirkulasi air yang tidak pernah berhenti dari atmosfer
ke bumi dan kembali ke atfosfer melalui proses kondensasi, presipitasi, evaporasi dan
transpirasi. Hidrologi merupakan bidang ilmu yang berkaitan dengan siklus air, berkaitan
dengan asal, distribusi, dan sifat air. Dalam konteks yang luas, ilmu meteorologi dan
oseanografi menggambarkan bagian dari rangkaian proses fisik global yang melibatkan air.
Hingga ilmu hidrologi berkaitan erat dengan teknik-teknik ilmiah yang bersumber dari
matematika, fisika, kimia, teknik, geologi dan biologi. Konsep-konsep dasar yang diterapkan
diantaranya yaitu ilmu meteorologi, klmiatologi, oseanografi, geografi, geologi, glasiologi,
limnologi, ekologi, biologi, agronomi, kehutanan dan beberapa ilmu lain yang berspesialisasi
pada aspek fisik, kimia dan biologi.

Siklus air atau siklus hidrologi menggambarkan pergerakan molekul air dari permukaan
bumi ke atmosfer dan kembali lagi. Dalam sistem ini energi matahari memliki peran besar
dalam siklus yang terjadi secara terus menerus. Pada saat terjadi penguapan yaitu ketika air
berubah dari cair menjadi gas (dari samudera, lautan, dan badan air lainnya) sekitar 90%
kelembaban terbentuk di atmosfer. 10% sisanya dilepaskan oleh tumbuhan dalam bentuk
transpirasi. Tumbuhan menyerap air dari dalam tanah kemudian memanfaatkannya dalam

4
proses fotosintesis, kemudian melakukan transpirasi. Sebagian kecil uap masuk ke atmosfer
melalui sublimasi yaitu secara langsung air berubah dari padat (es atau salju) menjadi gas.
Susutan salju yang terjadi diakibatkan oleh sublimasi. Penguapan dari lautan memberikan
kontribusi utama dalam pergerakan siklus hidrologi. Penguapan, trasnpirasi, dan sublimasi
serta emisi vulkanik mendukung dalam proses hidrologi. Setelah air berada pada atmosfer yang
rendah, arus udara akan naik ke atas pada udara yang cenderung lebih sejuk, udara yang dingin
uap air cenderung membentuk awan dan tetesan awan dapat menghasilkan presipitasi (hujan,
salju, hujan es, hujan beku). Ketika curah hujan jatuh di atas permukaan tanah, maka siklus
awal dimulai kembali. Sebagian air akan meresap ke tanah, beberapa akan mengalir ke sungai,
dan tembus ke lautan. Siklus ini akan berlanjut terus menerus, air hasil dari siklus hidrologi
dimanfaatkan manusia dalam berbagai kebutuhan mulai dari minum, mencuci, hingga
pertanian. Pemanasan air laut oleh sinar matahari merupakan kunci proses siklus hidrologi
tersebut dapat berjalan secara terus menerus. Air berevaporasi, kemudian jatuh sebagai
presipitasi dalam bentuk hujan, salju, hujan es dan salju, hujan gerimis atau kabut.

Presipitasi merupakan komponen penting mengenai bagaimana air bergerak dan bersiklus,
menghubungkan laut daratan dan atmosfer, mengetahui dimana curah hujan turun, salju atau
hujan es yang memudahkan para ilmuan untuk memahami dampak hujan pada lingkungan
seperti aliran sungai, limpasan permukaan dan air tanah. Siklus air memberikan gambaran
bagaimana air mengalami penguapan dari permukaan bumi kemudian naik ke atmosfer,
mendingin dan mengembun menjadi hujan dan salju di awan. Air yang jatuh ke permukaan
bumi terkumpul di sungai dan danau, jatuh ke lapisan batuan berpori dan sebagian besar
mengalir kembali ke lautan. Pada perjalanannya, beberapa presipitasi dapat berevaporasi
kembali ke atas atau langsung jatuh yang kemudian diintersepsi oleh tanaman sebelum
mencapai tanah.

Siklus air bumi dimulai sekitar 3.8 miliar tahun yang lalu ketika hujan turun di bumi dan
membentuk lautan. Hujan terbentuk dari uap air yang keluar dari magma cair di inti bumi,
energi matahari membantu menggerakkan siklus air dan gravitasi bumi mencegah air di
atmosfer lepas dari bumi. Ada sekitar 1,4 miliar km3 air (335 juta mi3 air) di bumi termasuk air
laut, danau, dan sungai mencakup air yang membeku seperti gletser, salju serta air tanah dan
air di bebatuan dan termasuk air di atmosfer berupa awan dan uap. Sekitar 97% air di bumi di
lautan dan 2% membeku di lapisan es dekat kutub dan glester. Sebagian besar es berada di
Antartika, sebagai kecil di Greenland di Kutub Utara, dan sebagian kecil lainnya berada di
gletser pegunungan seluruh dunia. Sebagian dari 1% sisa air di bumi berada bawah tanah,

5
akuifer dangkal, kelembaban tanah, atau berada dalam lapisan batuan. Sekitar 0.03% air berada
di danau, lahan basah, dan sungai. Perlu diketahui bahwa dari total pasokan air dunia sekitar
96% adalah garam dan 30% dari air tawar yang ada di dalam tanah.

Air yang ada di bumi sekarang ini adalah air yang sama dengan yang ada di bumi sejak
awal karena adanya siklus air. Siklus air mensirkulasi ulang air sehingga terbentuk awan dan
terjadi presipitasi .

A. Tahapan Siklus Air

Siklus air diawali dengan pergerakan matahari, sinar matahari menghangatkan permukaan
air laut atapun permukaan air lainnya, menyebabkan air menguap dan es menyublim, berubah
menjadi gas. Proses yang dipengaruhi oleh matahari secara tidak langsung memindahkan air
ke atmosfer sehingga terkumpul membentuk gumpalan awan dan jatuh sebagai presipitasi,
hujan dan salju. Saat air hujan mencapai bumi ada beberapa hal yang dapat terjadi yaitu:
menguap kembali, mengalir di atas permukaan, atau meresap ke dalam tanah menjadi air tanah.
Setelah mencapai tanah, siklus hidrologi terus berlanjut secara terus menerus dengan
beberapa tahapan diantaranya:

1. Evaporasi / transpirasi, Siklus air diawali dengan evaporasi, air yang ada di laut,
daratan, sungai, tanaman, dan sebagainya menguap ke atmosfer dan menjadi awan
karena menerima energi panas dari matahari. Air berpindah dari hidrosfer ke atmosfer.
2. Kondensasi, Proses dimana uap air di atmosfer berubah bentuk dari cair, kondensasi di
awan dapat muncul sebagai awan atau embun. Kondensasi merupakan kebalikan dari
penguapan, karena uap air memiliki tingkat energi yang tinggi daripada air ketika
kondensasi terjadi, kelebihan energi dalam bentuk energi panas dilepaskan. Air yang
telah berevaporasi akan menuju atmosfer. Pada keadaan jenuh, uap air (awan) akan
menjadi bintik-bintik air yang selanjutnya akan turun (presipitasi) dalam bentuk hujan,
salju, hujan es.
3. Presipitasi, Hasil ketika partikel kecil hasil kondensasi mengembang menjadi besar
melalui penggabungan, untuk menopang udara yang naik. Curah hujan dapat dalam
bentuk hujan, hujan es, atau salju. Ketika terlalu banyak air yang terkondensasi maka
tetesan air di awan akan menjadi besar dan berat untuk menahan di udara sehingga jatuh
sebagai hujan, salju atau hujan es.Saat hujan, salju atau hujan es mencapai bumi, maka
air akan mengalir ke sungai, samudera, atau meresap ke dalam tanah, dan masih akan
bergerak menuju sungai dengan pergerakan yang cukup lambat. Air tanah akan
tersaring dengan baik, mungkin juga dapat tertutup oleh es atau gletser. Bahkan dapat
diserap oleh akar tanaman atau pohon.
4. Runoff, terjadi ketika curah hujan berlebihan dan tanah tidak lagi menyerap air. Sungai
dan danau merupakan hasil runoff, jika runoff mengalir ke danau (tanpa saluran keluar
untuk mengalir keluar dari danau) maka penguapan merupakan cara air kembali ke
atmosfer.
5. Infiltrasi / Perkolasi ke dalam tanah, Air bergerak ke dalam tanah melalui celah-celah
dan pori-pori tanah dan batuan menuju muka air tanah. Air dapat bergerak akibat aksi
kapiler atau air dapat bergerak secara vertikal atau horizontal di bawah permukaan
tanah hingga air tersebut memasuki kembali sistem air permukaan.

6
Air Permukaan - Air bergerak di atas permukaan tanah dekat dengan aliran utama dan
danau; makin landai lahan dan makin sedikit pori-pori tanah, maka aliran permukaan semakin
besar. Aliran permukaan tanah dapat dilihat biasanya pada daerah urban. Sungai-sungai
bergabung satu sama lain dan membentuk sungai utama yang membawa seluruh air permukaan
di sekitar daerah aliran sungai menuju laut. Air permukaan, baik yang mengalir maupun yang
tergenang (danau, waduk, rawa), dan sebagian air bawah permukaan akan terkumpul dan
mengalir membentuk sungai dan berakhir ke laut. Proses perjalanan air di daratan itu terjadi
dalam komponen-komponen siklus hidrologi yang membentuk sistem Daerah Aliran Sungai
(DAS). Jumlah air di bumi secara keseluruhan relatif tetap, yang berubah adalah wujud dan
tempatnya. Tempat terjadinya evaporasi terbesar adalah di permukaan laut. Karena proses ini
terjadi secara terus menerus dan bersifat siklik, maka proses ini dikenal sebagai siklus atau daur
air.

B. Macam-Macam Siklus Air


Siklus hidrologi dimulai dengan terjadinya penguapan dari permukaan laut, ketika
kelembaban udara meningkat, udara akan lebih dingin dan uap air mengembun membentuk
awan, kelembaban dibawa ke atmosfer dan kembali ke permukaan sebagai presipitasi. Ketika
air mencapai tanah, proses yang terjadi yaitu 1) air akan menguap kembali ke atmosfer, dan air
menembus permukaan tanah dan menjadi air tanah, air akan merembes ke lautan, sungai dan
sampai ke lautan atau akan kembali lahi ke atmosfer sebagai transpirasi.

Siklus air terbagi menjadi tiga jenis berdasarkan proses-proses yang dilaluinya serta
seberapa jauh air tersebut bergerak dari tempat evaporasinya.
1. Siklus Pendek / Siklus Kecil
Siklus pendek diawali dengan air laut menguap menjadi uap gas karena panas matahari;
kemudian terjadi kondensasi dan pembentukan awan pada ketinggian terntentu;
2. Siklus Sedang
Siklus sedang diawali dengan air laut menguap menjadi uap gas karena panas matahari;
kemudian terjadi evaporasi; uap bergerak oleh tiupan angin ke darat; pembentukan
awan; turun hujan di permukaan daratan; air mengalir di sungai menuju laut kembali.
3. Siklus Panjang / Siklus Besar
Siklus panjang diawali dengan air laut menguap menjadi uap gas karena panas
matahari; uap air mengalami sublimasi; pembentukan awan yang mengandung kristal
es; awan bergerak oleh tiupan angin ke darat; turun salju; pembentukan gletser; gletser
mencair membentuk aliran sungai; air mengalir di sungai menuju darat dan kemudian
ke laut.

2.3 Perairan Darat

Perairan darat adalah semua bentuk perairan yang terdapat di darat. Bentuk perairan yang
terdapat di darat meliputi, mata air, air yang mengalir di permukaan bergerak menuju ke

7
daerah-daerah yang lebih rendah membentuk sungai, danau, rawa dan lain-lain yang memiliki
suatu pola aliran yang dinamakan Daerah Aliran Sungai (DAS).

Dari penjelasan di atas tentunya Anda paham bukan, bahwa air sumur, air sungai, rawa, danau,
empang dan sejenisnya termasuk jenis perairan darat. Tata air yang berada di wilayah daratan
tersebut dipelajari oleh suatu ilmu yang disebut hidrologi.
Marilah kita lanjutkan dengan jenis dan persebaran perairan darat. Topik yang akan dibahas
mengenai jenis dan persebaran perairan darat ini antara lain danau, rawa, air tanah, dan sungai.
A. Danau
Pernahkah Anda melihat danau atau barangkali di sekitar tempat tinggal atau sekolahmu
terdapat danau. Kalau pernah, coba tulis di kertas, apa nama danau yang pernah Anda lihat
serta di mana danau tersebut berada. Dari hasil pengamatan Anda tentang danau, coba
perhatikan apakah sesuai jika dikatakan bahwa danau itu merupakan suatu daratan yang
cekung (basin) yang digenangi air yang cukup banyak. Air yang menggenangi danau bisa
berasal dari mata air, air tanah, air sungai yang berpelepasan atau bermuara di danau tersebut
atau bisa juga berasal dari air hujan.
Bagaimana, apakah keterangan tersebut sesuai dengan keadaan danau yang Anda amati?, kalau
tidak diskusikan dengan teman atau guru Pamongmu.
Air yang mengisi danau biasanya air tawar, contohnya Danau Toba di Sumatera Utara, Danau
Poso di Sulawesi Tengah, dan Riam Kanan di Kalimantan Selatan. Selain air tawar ada juga
danau yang airnya asin (memiliki kadar garam tinggi) seperti Danau Kaspia, Danau Laut Mati,
Danau Laut Aral, Great Salt dan lain-lain. Mengapa ada danau yang airnya asin? Hal ini terjadi
karena di danau terjadi penguapan yang sangat tinggi. Di samping itu air yang masuk ke danau
tersebut biasanya tidak berpelepasan atau tidak mengalir lagi ke tempat lain.
Ada bermacam-macam jenis danau. Coba Anda tuliskan di kertasmu macam-macam danau
berdasarkan proses kejadiannya.
Sekarang cocokkan jawaban Anda dengan jawaban berikut ini.

Ada bermacam-macam jenis danau:

1. Danau Tektonik, yaitu danau yang terjadi akibat adanya peristiwa tektonik seperti
gempa. Akibat gempa terjadi proses patahan (fault) pada permukaan tanah. Permukaan
tanah yang patah mengalami pemerosotan atau ambles (subsidence) dan menjadi
cekung. Selanjutnya bagian yang cekung karena ambles tersebut terisi air dan
terbentuklah danau. Danau jenis ini contohnya danau Poso, danau Tempe, danau

8
Tondano, dan danau Towuti di Sulawesi. Danau Singkarak, danau Maninjau, dan danau
Takengon di Sumatera.

2. Danau Vulkanik atau danau Kawah, yaitu danau yang terdapat pada kawah lubang
kepunden bekas letusan gunung berapi. Ketika gunung meletus batuan yang menutup
kawasan kepunden rontok dan meninggalkan bekas lubang di sana. Ketika terjadi hujan
lubang tersebut terisi air dan membentuk sebuah danau. Contoh danau jenis ini ialah
danau Kelimutu di Flores, Kawah Bromo, danau gunung Lamongan di Jawa Timur,
danau Batur di Bali danau Kerinci di Sumatera Barat serta Kawah gunung Kelud.

3. Danau Tektono-Vulkanik, yaitu danau yang terjadi akibat proses gabungan antara
proses vulkanik dengan proses tektonik. Ketika gunung berapi meletus, sebagian
tanah/batuan yang menutupi gunung patah dan merosot membentuk cekungan.
Selanjutnya cekungan tersebut terisi air dan terbentuklah danau. Contoh danau jenis ini
adalah danau Toba di Sumatera Utara.Danau Karst. Danau jenis ini disebut juga
Doline, yaitu danau yang terdapat di daerah berbatu kapur. Danau jenis ini terjadi akibat
adanya erosi atau pelarutan batu kapur. Bekas erosi membentuk cekungan dan
cekungan terisi air sehingga terbentuklah danau.

4. Danau Glasial, danau yang terjadi karena adanya erosi gletser. Pencairan es akibat erosi
mengisi cekungan-cekungan yang dilewati sehingga terbentuk danau. Contoh danau
jenis ini terdapat di perbatasan antara Amerika dengan Kanada yaitu danau Superior,
danau Michigan dan danau Ontario.

5. Danau Waduk atau Bendungan, adalah danau yang sengaja dibuat oleh manusia.
Pembuatan waduk biasanya berkaitan dengan kepentingan pengadaan listrik tenaga air,
perikanan, pertanian dan rekreasi. Contoh danau jenis ini misalnya Saguling, Citarum
dan Jatiluhur di Jawa Barat, Riam Kanan dan Riam Kiri di Kalimantan Selatan, Rawa
Pening, Kedung Ombo dan Gajah Mungkur di Jawa Tengah.

B. Rawa

Pernahkah anda melihat/menyaksikan rawa, atau barangkali di sekitar tempat tinggal


Anda terdapat rawa. Daerah rawa banyak kita temukan di pantai timur pulau Sumatera dan
pantai selatan pulau Kalimantan. Secara ringkas dapat dikatakan bahwa:

9
Ada dua jenis rawa yaitu:
1) Rawa yang airnya tidak mengalami pergantian, dan
2) Rawa yang airnya selalu mengalami pergantian.
Rawa jenis pertama tidak memiliki pintu pelepasan air sehingga airnya selalu tergenang.
Sedangkan rawa jenis kedua memiliki pintu pelepasan air sehingga airnya berganti.
Rawa yang airnya tidak mengalami pergantian memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1) Airnya asam atau payau, berwarna merah, kurang bagus untuk mengairi tanaman dan
tidak dapat dijadikan air minum. Kadar keasaman air (pH) mencapai 4,5.
2) Karena airnya asam, maka tidak banyak organisme (hewan maupun tumbuh-tumbuhan)
yang hidup.
3) Pada bagian dasar rawa umumnya tertutup gambut yang tebal.
Sedangkan rawa yang airnya mengalami pergantian memiliki ciri-ciri yang sebaliknya
yaitu:
1) Airnya tidak terlalu asam.
2) Banyak organisme yang hidup seperti cacing tanah, ikan serta tumbuh-tumbuhan rawa
seperti eceng gondok, pohon rumbia dan lain-lain.
3) Dapat diolah menjadi lahan pertanian.

Keberadaan rawa banyak manfaatnya bagi kehidupan kita, manfaat rawa bagi kehidupan kita
antara lain:
1) Tumbuhan rawa seperti eceng gondok dapat dijadikan bahan baku pembuatan biogas
dan barang-barang kerajinan anyaman seperti tas, dompet, hiasan dinding dan lain-lain
2) Dapat dijadikan daerah pertanian pasang surut
3) Sebagai lahan untuk usaha perikanan darat, dan
4) Dapat dikembangkan menjadi daerah wisata.

Rawa merupakan salah satu ekosistem perairan darat yang harus kita jaga kelestariannya.
Untuk menjaga kelestarian rawa dapat ditempuh beberapa cara antara lain:
1) Tidak sembarangan menebangi pohon-pohon atau tumbuh-tumbuhan yang tumbuh
di rawa.
2) Tidak membuang limbah ke rawa, karena dapat membahayakan kehidupan
organisme di dalamnya.

10
C. Air Tanah
Pernahkah Anda perhatikan air yang Anda minum setiap hari, dari manakah air tersebut
diperoleh? Kalau jawaban Anda dari air tanah, maka jawaban Anda betul. Di sekitar kita (di
permukaan tanah), dapat kita saksikan adanya air sumur, sungai, danau, rawa dan lain-lain.
Sebenarnya di bawah permukaan tanah terdapat kumpulan air yang mempersatukan kumpulan
air yang ada di permukaan. Kumpulan air inilah yang disebut air tanah. Jadi benar jika Anda
mengatakan bahwa air yang kita minum serta kita gunakan untuk berbagai keperluan sehari-
hari adalah air tanah. Pengambilan air tanah dapat dilakukan dengan menimba, memompa atau
mengalirkan air dari sebuah mata air. Dimanakah air tanah berada? Air tanah berada pada pori-
pori dan celah-celah batuan. Kalau Anda memperhatikan permukaan air sumur, maka akan
Anda lihat bahwa dalamnya permukaan air sumur di berbagai tempat tidak sama. Ada daerah
tertentu misalnya di daerah pantai atau di pinggir sungai, mungkin cukup menggali 2 meter
kita telah memperoleh air tanah, tetapi di daerah gunung mungkin kita perlu menggali hingga
kedalamannya mencapai 10 atau 15 meter untuk memperoleh air tanah. Perbedaan ini
disebabkan oleh perbedaan topografi. Perbedaan jenis tanah juga mempengaruhi kedalaman
permukaan air tanah. Contohnya di daerah gurun kedalamannya bisa mencapai 50 meter atau
lebih, sehingga jarang tumbuh-tumbuhan yang hidup di situ karena akar tumbuhan tidak
mampu menjangkau permukaan air. Penyebab lainnya adalah faktor musim. Pada musim
kemarau permukaan air tanah akan lebih dalam jika dibandingkan pada musim penghujan.
Ada bermacam-macam jenis air tanah.
1. Menurut letaknya, air tanah dapat dibedakan menjadi dua, yaitu air tanah permukaan
(Freatik) dan air tanah dalam.
a. Air tanah permukaan (Freatik) adalah air tanah yang terdapat di atas lapisan
tanah/batuan yang tidak tembus air (impermeable). Air yang ada di sumur-
sumur, sungai, danau dan rawa termasuk jenis ini.
b. Air tanah dalam, adalah air tanah yang terdapat di bawah lapisan tanah/batuan
yang tidak tembus air (impermeable). Untuk memperoleh air tanah jenis ini
harus dilakukan pengeboran. Sumur bor atau artesis merupakan salah satu
contoh sumur yang airnya berasal dari air tanah.
2. Menurut Asalnya, air tanah dapat dibedakan menjadi air tanah yang berasal dari
atmosfer (angkasa) dan air tanah yang berasal dari dalam perut bumi.
a) Air tanah yang berasal dari atmosfer disebut meteoric water, yaitu air tanah
berasal dari hujan dan pencairan salju.

11
b) Air tanah yang berasal dari dalam bumi misalnya air tanah turbir (yaitu air tanah
yang tersimpan di dalam batuan sedimen) dan air tanah juvenil yaitu air tanah
yang naik dari magma bila gas-gasnya dibebaskan melalui mata air panas.

Ada 4 wilayah air tanah yaitu:


1) Wilayah yang masih terpengaruh udara, Pada bagian teratas dari permukaan bumi
terdapat lapisan tanah yang mengandung air. Karena pengaruh gaya berat
(gravitasi), air di wilayah ini akan bebas bergerak ke bawah, tumbuh-tumbuhan
memanfaatkan air pada lapisan ini untuk menopang kelangsungan hidupnya.
2) Wilayah jenuh air, wilayah inilah yang disebut dengan wilayah kedalaman sumur.
kedalaman wilayah ini tergantung pada topografi, jenis tanah dan musim.
3) Wilayah kapiler udara, wilayah ini merupakan peralihan antara wilayah terpengaruh
udara dengan wilayah jenuh air, air tanahnya diperoleh dari proses kapilerisasi
(perembesan naik) dari wilayah jenuh air.
4) Wilayah air dalam, wilayah ini berisikan air yang terdapat di bawah tanah/batuan
yang tidak tembus air.
D. Sungai
Sungai adalah aliran air tawar dari sumber alamiah di daratan menujudan bermuara ke
danau, laut, samudra, atau sebagian sungai lain yang lebih besar. Selain itu, sungai juga dapat
diartikan sebagai bagian dari muka bumi yang rendah atau miring berupa alur tempat air tawar
mengalir, baik ke laut maupun ke sungai induknya. Sungai berawal dari hujan. Besar curah
hujan diserap oleh tumbuh-tumbuhan dan tanah, tetapi hujan yang berlebihan akan lolos
mengalir dan terkumpul ke dalam daerah yang letaknya rendah. Air yang terkumpul di
permukaan ini akan membentuk sungai kecil (anak sungai). Anak-anak sungai ini kemudian
bersatu dan membentuk aliran air yang lebih lebar yang disebut sungai
1. DAS(Daerah Aliran Sungai)

Daerah aliran sungai (DAS) adalah suatu daerah yang terhampar di sisi kiri dan
kanan suatu aliran sungai, dimana semua anak-anak sungai yang terdapat di daerah
sebelah kiri dan kanannya bermuara ke sungai itu. Contoh DAS yang ada di
Indonesia yaitu DAS Musi, DAS Brantas, DAS Cimanuk.
Sebuah DAS dianggap berfungsi dengan baik apabila dapat menyediakan
sumber daya air dengan jumlah dan kualitas yang relatiftetap dan dengan
fluktuasi yang rendah, serta dapat diperkirakan sepanjang tahun.

12
Ada berbagai pola aliran sungai yaitu:

a) Pola aliran dendritik yaitu pola aliran yang berbentuk seperti pohon
dimana sungai induk mendapat air dari sejumlah anak sungainya.
b) Pola aliran rektanguler yaitu pola aliran yang alirannya melalui
daerah patahan
c) Pola aliran trelis yaitu pola aliran pada beberapa sungai yang
mendapat tambahan air dari anak sungainya dimana arah alirannya
tegak lurus pada sungai tersebut.
d) Pola aliran radial yaitu pola aliran yang terjadi jika beberapa sungai
mengalir keluar dari sebuah gunung atau sebuah dome.
e) Pola aliran annular yaitu pola aliran yang merupakan variasi dari pola
radial.
2. Jenis-Jenis Sungai

Jenis sungai dapat dibedakan berdasarkan sumber airnya, ketetapan alirannya, arah
alirannya dan struktur geologinya.
A. Berdasarkan Sumber Airnya
1) Sungai mata air adalah sungai yang sebagian besar sumber airnya berasal dari
mata air. Contohnya sungai di pulau Jawa
2) Sungai hujan adalah sungai yang sebagian besar sumber airnya berasal dari air
hujan. Contohnya : sungai-sungai di pulau-pulau di kawasan Nusa Tenggara.
3) Sungai gletser adalah sungai yang sebagian besar sumber airnya berasal dari
lapisan es atau gletser yang mencair. Contohnya sungai yang airnya benar-benar
murni berasal dari pencairan es saja (ansich), bagian hulu sungai Gangga di
India.
4) Sungai campuran adalah sungai yang sumber airnya berasal dari aliran es atau
gletser yang mencair dan bercampur dengan mata air serta air hujan. Contohnya
sungai Digul.
B. Berdasarkan Debit Airnya
1) Sungai permanen (tetap) adalah sungai yang alirannya tetap sepanjang tahun.
Contohnya sungai di pulau Sumatera, Kalimantan, dan Irian Jaya.
2) Sungai periodik (tidak tetap) adalah sungai yang aliran airnya tidak tetap
sepanjang tahun. Contohnya sungai-sungai di pulau Jawa dan Nusa
Tenggara.

13
3) Sungai episodik adalah sungai yang pada musim kemarau airnya kering
dan pada musim hujan airnya banyak. Contohnya sungai Kalada di Pulau
Sumba.
4) Sungai emphemeral adalah sungai yang ada airnya hanya saat musim
hujan.
C. Berdasarkan Asal Kejadiannya (Genetikanya)
1) Sungai konsekuen, adalah sungai yang airnya mengalir mengikuti arah lereng
awal.
2) Sungai subsekuen, atau strike valley adalah sungai yang aliranairnya mengikuti
strike batuan.
3) Sungai obsekuen, adalah sungai yang aliran airnya berlawanan arah dengan
sungai.
4) Sungai resekuen, adalah sungai yang airnya mengalir mengikuti arah
kemiringan lapisan batuan dan bermuara di sungai subsekuen.
5) Sungai insekuen adalah sungai yang mengalir tanpa dikontrol oleh litologi
maupun struktur geologi.
D. Berdasarkan struktur geologi wilayahnya
1) Sungai anteseden adalah sungai yang tetap mempertahankan arah alirannya
meskipun terjadi pengangkatan yang melintang terhadap alirannya.
2) Sungai superimposed adalah sungai yang mengalir pada lapisan sedimen atau
dataran aluvial yang menutupi lapisan batuan di bawahnya.
E. Berdasarkan Letak Alirannya, sungai dapat diklasifikasikan atas tigamacam yaitu:
1) Sungai yang seluruh alirannya terletak di atas permukaan tanah, Sungai
seperti ini banyak terdapat di bumi.
2) Sungai yang seluruh alirannya terletak di bawah permukaan tanah atau
dinamakan sungai bawah tanah, Sungai ini terjadi karena air yang sudah
merembes ke dalam tanah mengalir ke tempat yang rendah. Di daerah
batuan kapur, air merembes mudah melarutkan batuan kapur. Pada
kedalaman tertentu, pelarutan dapat membentuk terowongan, dan jika
dasar terowongan bersifat kedap air, terjadilah sungai di bawah tanah.
3) Sungai yang sebagian aliran di permukaan tanah dan sebagian lagi di
bawah permukaan tanah.

14
2.4 Perairan Laut

Secara sederhana, perairan laut dapat diartikan sebagai bagian bumi yang tertutup air
dengan kadar garam tinggi. Perairan laut meliputi teluk, selat dan samudera. Indonesia
merupakan negara kepulauan terbesar di dunia karena memiliki luas laut dan jumlah pulau
yang besar. Panjang pantai Indonesia mencapai 95.181 km dan luas wilayah perairan lautnya
sebesar 5.8 juta km. Potensi tersebut menempatkan Indonesia sebagai negara yang dikaruniai
sumber daya perairan laut yang besar termasuk kekayaan keanekaragaman hayati dan
nonhayati laut terbesar.

A. Jenis-Jenis Perairan Laut

Berdasarkan Hukum Laut Internasional atau The United Nations Convention on the Law of
the Sea (UNCLOS) yang telah disepakati oleh PBB tahun 1982 dan diratifikasi oleh Indonesia
dengan UU No.17/1985, maka wilayah perairan laut Indonesia terdiri atas 6 jenis rezim yakni:

1) Laut Teritorial (Territorial Sea)


Laut teritorial adalah bagian laut selebar 12 mil laut diukur dari garis dasar kepulauan
ke arah laut. Garis dasar kepulauan adalah garis yang menghubungkan titik-titik terluar
dari pulau-pulau terluar, dengan catatan bahwa dalam garis dasar tersebut sudah
termasuk pulau-pulau utama yang mempunyai rasio antara daerah air dan daerah
daratan, termasuk atoll, adalah antara 1:1 atau 9:1. Panjang garis dasar tersebut tidak
melebihi 100 mil laut, kecuali sampai 3% dari jumlah garis dasar yang menutup
kepulauan boleh melebihi panjang tersebut sampai maksimum 125 mil laut.
2) Perairan Kepulauan (Archipelagic Waters)
Perairan kepulauan adalah perairan yang ada dalam wilayah negara kepulauan (antara
pulau-pulau), disebut juga perairan nusantara. Perairan kepulauan dibatasi oleh garis
dasar perairan pedalaman. Perairan kepulauan adalah satu kesatuan wilayah kedaulatan
negara bersama ruang udara di atasnya, atas tanah serta di bawah tanah.
3. Perairan Pedalaman (Internal Waters)
Perairan pedalaman adalah perairan yang ditutup oleh garis dasar penutup teluk, muara,
pelabuhan, dan garis-garis dasar yang menutup lekukan di pantai sampai 100 mil laut
dan maksimum 125 mil laut. Dengan kata lain, perairan pedalaman adalah bagian dari
laut yang berada ke arah daratan dari garis dasar kepulauan.
4. Zona Tambahan (Contiguous Zone)

15
Zona tambahan adalah bagian laut selebar 12 mil laut, ditambah pada laut teritorial,
sehingga kalau dihitung dari garis dasar laut teritorial berjarak 24 mil laut.
Dalam zona tambahan ini negara mempunyai kewenangan tertentu, yang terkait
dengan Pasal 33 UNCLOS (1982), yakni:
a) Pencegahan pelanggaran keimigrasian, bea cukai, fiskal, dan karantina hewan
dan tanaman.
b) Menindak pelaku pelanggaran terhadap peraturan tersebut di atas.
5. Zona Ekonomi Eksklusif (Exclusive Economic Zone)
Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) adalah bagian laut selebar 200 mil laut diukur dari garis dasar
laut teritorial. Zona ini dititipkan kepada semua negara pantai, negara kepulauan dan negara-
negara pulau, sebagai warisan umat manusia. Zona ini bukan wilayah kedaulatan dari negara
yang secara efektif adalah selebar 188 mil laut, karena yang 12 mil laut adalah laut teritorial.
6. Landas Kontinen (Continental Shelf)
UNCLOS 1982, mengubah secara signifikan kriteria dalam menetapkan batas luar
(outer limit), sebagaimana ditetapkan dalam Konvensi Geneva 1958. Landas kontinen
adalah dasar laut dan tanah di bawah dasar laut di luar laut teritorial dan merupakan
kelanjutan (prolongation) dari wilayah daratan sampai tepi luar dari batas kontinen (the
outer edge of the continental margin.
B. Jenis Laut Berdasarkan Proses Terjadinya
1. Laut Regresi
Laut regresi adalah laut yang menyempit karena penurunan permukaan air laut pada
waktu zaman es. Contohnya adalah Laut Banda dan Selat Makasar.
2. Laut Transgresi
Laut transgresi adalah laut yang terjadi karena genangan air mencapai daratan akibat
tingginya kenaikan air laut pada waktu zaman es. Contohnya adalah Laut Jawa, Selat
Sunda, Selat Karimata, dan Laut Cina Selatan.
3. Laut Ingresi
Laut ingresi terjadi karena dasar laut mengalami penurunan, dapat berbentuk palung
atau lubuk laut. Contohnya adalah Laut Flores, Laut Sulawesi, dan Laut Maluku.
C. Jenis Laut Berdasarkan Letaknya
1. Laut Tepi (Sub/Ocean)
Laut tepi adalah laut yang letaknya berada di tepi benua dan dipisahkan dari laut lainnya
dengan deretan pulau. Contohnya adalah Laut Jepang.
2. Laut Pertengahan (Middle Sea)
Laut pertengahan adalah laut yang letaknya tepat berada di antara benua, atau laut yang
memisahkan dua benua. Contohnya adalah Laut Mediteran dan Selat Gibraltar.

16
3. Laut Pedalaman (Inland Sea)
Laut pedalaman merupakan laut yang posisinya di tengah-tengah benua atau dikelilingi
oleh daratan. Contohnya adalah Laut Hitam dan Laut Kaspia.

2.5 Arti Air Laut

Air laut adalah air dari laut atau samudra. Air laut memiliki kadar garam rata-rata 3,5%.
Artinya dalam 1 liter (1000 mL) air laut terdapat 35 gram garam (terutama, namun tidak
seluruhnya, garam dapur AKA NaCl). Walaupun kebanyakan air laut di dunia memiliki kadar
garam sekitar 3,5 %, air laut juga berbeda-beda kandungan garamnya. Yang paling tawar
adalah di timur Teluk Finlandia dan di utara Teluk Bothnia, keduanya bagian dari Laut Baltik.
Yang paling asin adalah di Laut Merah, di mana suhu tinggi dan sirkulasi terbatas membuat
penguapan tinggi dan sedikit masukan air dari sungai-sungai. Kadar garam di beberapa danau
dapat lebih tinggi lagi.

Air laut memiliki kadar garam karena bumi dipenuhi dengan garam mineral yang terdapat
di dalam batu-batuan dan tanah. Contohnya natrium, kalium, kalsium, dll. Apabila air sungai
mengalir ke lautan, air tersebut membawa garam. Ombak laut yang memukul pantai juga dapat
menghasilkan garam yang terdapat pada batu-batuan. Lama-kelamaan air laut menjadi asin
karena banyak mengandung garam. Air tawar lebih ringan dari air asin. Untuk mendapatkan
air tawar dari air laut bisa dilakukan dengan cara osmosis terbalik, suatu proses penyaringan
air laut dengan menggunakan tekanan dialirkan melalui suatu membran saring. Sistem ini
disebut osmosis terbalik air laut dan banyak digunakan pada kapal laut atau instalasi air bersih
di pantai dengan bahan baku air laut.

2.6 Manfaat Air Laut

Lautan adalah hamparan luas air asin yang menghubungkan seluruh penjuru dunia dan
juga salah satu bentuk batasan antara daratan seperti benua dan pulau-pulau.
Hal yang paling disukai orang-orang dari lautan adalah pemandangan sunset dan sunrise-nya.
Selain pemandangan yang ditampilkan dari lautan, kita juga bisa merasakan manfaat dari
asinnya air laut.

17
Untuk tahu lebih lanjut simak ulasan dibawah berikut ini!

A. Bisa Menyembuhkan Berbagai Penyakit

Berendam air laut memiliki segudang manfaat untuk mendukung kesehatan manusia.
Berdasarkan fakta empiris, air laut mengandung banyak kandungan mineral alami yang
sangat diperlukan tubuh dalam menjalankan hidup sehat. Terutama masalah yang
dirasakan pada pembuluh darah, saluran pernapasan dan paru-paru. Alasannya,
komposisi air laut serupa dengan plasma darah meliputi vitamin, garam mineral dan
asam amino. Air laut juga mengandung mikroorganisme yang menghasilkan antibiotik,
antimikroba dan zat anti bakteri aktif.

B. Mampu Untuk Mempercantik Wajah

Garam laut yang dihasilkan dari proses penguapan air laut ternyata bisa membuat
wajahmu lebih cantik, Tekstur garam laut dapat digunakan sebagai scrub untuk
mengeksfoliasi kulit mati. Manfaat lainnya adalah bisa mengontrol minyak pada kulit
wajah. Kandungan potassium dan belerang mampu mengontrol produksi sebum
berlebih, yang biasanya menyebabkan kulit berjerawat.

C. Dijadikan Pupuk Pada Bidang Pertanian

Petani di beberapa daerah di Indonesia memanfaatkan air laut sebagai pupuk anorganik
cair untuk menyiram tanaman, Semua sampah baik organik maupun anorganik akan
hanyut terbuang ke laut. Selanjutnya, dekomposit fitoplankton membuat air laut kaya akan
mineral esensial dengan konsetrasi yang tinggi. Maka tak heran, unsur hara yang
dikandung air laut bisa diproses untuk dijadikan pupuk tanaman, guna membuat tanaman
lebih subur.

D. Digunakan Sebagai Bahan Bakar

Kini air laut dijadikan sebagai energi alternatif yang ramah lingkungan. Prosesnya cukup
dengan mengendapkan air laut dalam bak penampungan dan kemudian menyulingnya
dengan alat penyulingan. Hasilnya berupa minyak sel yang berasal dari biota-biota yang

18
hidup di laut. Teknologi ini digunakan dalam skala industri di Amerika Serikat, sedangkan
di Indonesia sendiri masih dalam skala kecil, terutama untuk bahan bakar kapal nelayan
dan listrik di rumah masyarakat yang bermukim di pulau-pulau.

E. Sebagai Pembangkit Listrik

Pemanfaatan dari energi gelombang laut sebagai pembangkit listrik masih sedikit
dilakukan di dunia, Memanfaatkan gelombang laut sebagai sumber energi listrik dilakukan
secara hydroelectric. Energi dari gelombang air laut menghasilkan energi kinetik yang
dapat menggerakkan turbin, Bila turbin sudah berputar maka akan menghasilkan energi
listrik yang terbentuk dari perputaran generator.

F. Sumber Mineral Yang Dibutuhkan Oleh Manusia

Sebagaimana kita ketahui bahwa air laut dapat menghasilkan garam. Salah satu
pemanfaatannya yakni saat proses pembuatan makanan, Masakan apapun tidak akan enak
jika tidak menambahkan sejumput dua jumput garam. Namun bukan sekadar enak atau tidak
enak, dalam garam ada satu jenis mineral, iodium/yodium, yang sangat dibutuhkan tubuh,
Bila asupan mineral ini tidak terpenuhi akan menyebabkan penyakit gondok.

G. Cadangan Air Tawar Yang Tidak Akan Ada Habisnya


Manusia tidak bisa hidup tanpa air, tetapi bukan berarti kita meminum air laut
mentah-mentah. Rasa asin dari air laut dapat dihilangkan dan diubah menjadi air tawar
melalui proses desalinasi. Dengan volume air laut yang luar biasa, suatu waktu sumber air
tawar di daratan semakin tercemar dan sulit didapatkan serta jumlah manusia semakin
banyak, inovasi air laut ini menjadi solusi yang tepat untuk tetap bisa memenuhi kebutuhan
manusia di muka bumi.

Dari air laut saja kita sudah memiliki segudang manfaat bagi kehidupan sehari-hari.
Oleh sebab itu, mari kita jaga selalu kelestarian laut agar kita tetap bisa mengambil
manfaatnya.

19
BAB III
PENUTUP

3.1 KEIMPULAN
Dari latar belakang dan pembahasan yang telah dipaparkan di atas, maka dapat ditarik
simpulan sebagai berikut:
A. Hidrosfer atau lapisan air merupakan fisik bumi yang berguna bagi kehidupan
manusia, hewan, dan tumbuhan yang secara khusus dipelajari pada ilmu yang disebut
dengan hidrologi.
B. Siklus hidrologi merupakan siklus air di mana air mengalami berbagai proses
sebelum kembali ke keadaan semula.
C. Siklus hidrologi dapat dibagi menjadi 3, yaitu:
1) Siklus kecil, yaitu air laut menguap, mengalami kondensasi menjadi awan dan
hujan, lalu jatuh ke laut.
2) Siklus sedang, yaitu air laut menguap, mengalami kondensasi dan dibawa
angin, membentuk awan di atas daratan, jatuh sebagai hujan, lalu masuk ke
tanah, selokan, sungai dan ke laut lagi.
3) Siklus besar, yaitu air laut menguap menjadi gas kemudian membentukkristal-
kristal es di atas laut melalui proses sublimasi, dibawa angin ke daratan
(pegunungan tinggi), jatuh sebagai salju, membentuk gletser (lapisan es yang
mencair), masuk ke sungai, lalu kembali ke laut.
D. Hidrosfer dalam kajiannya nencakup perairan darat dan perairan laut.
E. Perairan darat meliputi air tanah, sungai, danau, kolam, rawa, dan waduk.
F. Perairan laut membahas tentang kegaraman air laut (salinitas), gelombang laut, arus
laut, dan pasang naik-pasang surut.

3.2 SARAN
Bagi para pembaca hendaknya dalam mempelajari materi hidrosfer bisa mengaitkan
fenomena yang terjadi di lingkungan kita dengan materi yang kita dapat melalui buku atau
pengajar agar pengetahuan kita bisa berkembang.

20
DAFATAR PUSTAKA

• Pujani, N. M. 2004. Struktur bumi. Buku ajar. Fakultas pendidikan MIPA. Institut
Keguruandan Ilmu Pendidikan Negeri Singaraja.

• Tanudidjaja, M. M. 1996. Ilmu Pengetahuan Bumi Dan Antariksa.

• Departemen Pendidikandan Kebudayaan.Tjasyono, B. 2003. Geosains. Bandung:


ITB.

21

Anda mungkin juga menyukai