Anda di halaman 1dari 23

Tugas Terstruktur Dosen Pengampu

Geografi Sosial Hutri Rizki Anelia, M.Pd

MENGANALISIS POSISI MANUSIA

SEBAGAI PENGHUNI BUMI

Disusun Oleh:

Hafsah Febriana 11911223993

Helda 11911225323

JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU
PEKANBARU
2021
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kita haturkan kepada Allah SWT sebab karena limpahan rahmat serta
anugerah dari-Nya kami mampu untuk menyelesaikan makalah kami dengan judul
“MENGANILISIS POSISI MANUSIA SEBAGAI PENGHUNI BUMI” ini.
Shalawat serta salam tidak lupa selalu kita haturkan untuk junjungan nabi agung kita,
yaitu Nabi Muhammad SAW yang telah menyampaikan petunjuk Allah SWT untuk kita semua,
yang merupakan sebuah pentunjuk yang paling benar yakni Syariah agama Islam yang sempurna
dan merupakan satu-satunya karunia paling besar bagi seluruh alam semesta.
Selanjutnya dengan rendah hati kami meminta kritik dan saran dari pembaca untuk
makalah ini supaya selanjutnya dapat kami revisi kembali. Karena kami sangat menyadari,
bahwa makalah yang telah kami buat ini masih memiliki banyak kekurangan.
Kami ucapkan terimakasih yang sebanyak-banyaknya kepada setiap pihak yang telah
mendukung serta membantu kami selama proses penyelesaian makalah ini hingga rampungnya
makalah ini.
Demikianlah yang dapat kami haturkan, kami berharap supaya makalah yang telah kami
buat ini mampu memberikan manfaat kepada setiap pembacanya. Aamiin.

Pekanbaru, 28 September 2021

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................... 2


DAFTAR ISI................................................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................... 4
A. Latar Belakang ..................................................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah ................................................................................................................ 4
C. Tujuan .................................................................................................................................. 5
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................................ 6
A. Sejarah Bumi ........................................................................................................................ 6
B. Asal-Usul Manusia............................................................................................................... 9
C. Manusia dan Kebudayaan Serta Faktor yang Mempengaruhinya ..................................... 13
D. Ativitas Manusia dalam Ruang (Paham Posibilisme dan determinisme) .......................... 18
BAB III PENUTUP ...................................................................................................................... 22
A. Kesimpulan ........................................................................................................................ 22
B. Saran .................................................................................................................................. 22
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 23

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bumi terbentuk dimulai 4.60.000.000 tahun yang lalu dan mengalami beberapa
perkembangan samapi terbentuk seperti saat ini. Pada awal terbentuknya, bumi masih
berupa bola api yang mengalami akulasi panas akibat kontraksi gravitasi peluruhan
radioaktif dan hujan mikroit. Masa tersebtu disebut masa Arkeozaikum yang berakhir
2.500.000.000 tahun yang lalu. Selanjutnya, inti bumi yang merupakan cairan besi dan
nikel memisahkan diri dari mantel bumi. Penguapan besar-besaran gas dari dalam bumi
bersama-sama dengan hidrogen dan helium membentuk atmosfer positif yang kemudian
menyebabkan proses pendinginan bagian secara berangsur-angsur membentuk kerak
bumi. Masa Arkeozoikum merupakan awal pembentukan batuan kerak bumi yang
berkembang menjadi protokinten. Batuan masa ini ditemukan dibagian dunia yang
berumur 3.800.000.000 tahun yang lalu. Pada masa ini pula tercatat sebagai awal
munculnya kehidupan primitif di dalam samudra yang berupa ganggang dan bakteri yang
dibuktikan dengan ditemukan posil Iyanobacteria dan Stromatin (3.500.000.000 tahun).
Masa protozoikum (2,5 milyar – 590 juta tahun yang lalu). Masa ini mulai terjadi
perkembangan hidrosfer dan atmosfer serta dimulainya kehidupan yang lebih kompleks.
Masa Arkeizonikum dan Protozoikum dikenal dengan masa Prokambium.

B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan Bagaimana Sejarah Bumi?
2. Jelaskan Bagaimana Asal-Usul Manusia?
3. Jelaskan Bagaimana Manusia dan Kebudayaan Serta Faktor yang Mempengaruhinya?
4. Jelaskan Aktivitas Manusia dalam Ruang (Paham Posibilisme dan determinisme)?

4
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Sejarah Bumi.
2. Untuk mengetahui dari Mana Asal-Usul.
3. Untuk mengetahu Manusia dan Kebudayaan Serta Apa Saja Faktor yang
Mempengaruhinya.
4. Untuk mengetahui Bagaimana Aktivitas Manusia dalam Ruang (Paham Posisbilisme
dan Determinisme.

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sejarah Bumi
Bumi terbentuk dimulai 4.60.000.000 tahun yang lalu dan mengalami beberapa
perkembangan samapi terbentuk seperti saat ini. Pada awal terbentuknya, bumi masih
berupa bola api yang mengalami akulasi panas akibat kontraksi gravitasi peluruhan
radioaktif dan hujan mikroit. Masa tersebtu disebut masa Arkeozaikum yang berakhir
2.500.000.000 tahun yang lalu. Selanjutnya, inti bumi yang merupakan cairan besi dan
nikel memisahkan diri dari mantel bumi. Penguapan besar-besaran gas dari dalam bumi
bersama-sama dengan hidrogen dan helium membentuk atmosfer positif yang kemudian
menyebabkan proses pendinginan bagian secara berangsur-angsur membentuk kerak
bumi.
Masa Arkeozoikum merupakan awal pembentukan batuan kerak bumi yang
berkembang menjadi protokinten. Batuan masa ini ditemukan dibagian dunia yang
berumur 3.800.000.000 tahun yang lalu. Pada masa ini pula tercatat sebagai awal
munculnya kehidupan primitif di dalam samudra yang berupa ganggang dan bakteri yang
dibuktikan dengan ditemukan posil Iyanobacteria dan Stromatin (3.500.000.000 tahun).
Masa protozoikum (2,5 milyar – 590 juta tahun yang lalu). Masa ini mulai terjadi
perkembangan hidrosfer dan atmosfer serta dimulainya kehidupan yang lebih kompleks.
Masa Arkeizonikum dan Protozoikum dikenal dengan masa Prokambium.
a. Masa Paleozonikum dibagi menajdi 6 zaman sebagai berikut :
1. Zaman Kambrium (590 juta – 500 juta tahun yang lalu) Yang mana Bumi masih
berbentuk lautan penuh dengan daratan yang disebut dengan Ondwana yang
merupakan cikal bakal pulau atau negara India, Afrika, sebagian Asia, Australia
Antartika dan lain-lain.
2. Zaman Ordovisium (500 juta – 440 juta tahun yang lalu) Daratan Gonswana masih
menutupi celah-celah samudra, meluapnya samudra dan terjadinya zaman es adalah
peristiwa yang terjadi pada masa ini.

6
3. Zaman Selur (440 juta – 410 juta tahun yang lalu) Terjadi pembentukan kereta
pegunungan yang melintasi daerah yagn sekarang kita kenal sebagai daerah
Skandinavia, Skotlandia dan pantai Amerika Utara.
4. Zaman Devon (410 juta -360 juta tahun yang lalu) Menyurutnya samudra hingga
menyebabkan benua raksasa Gondwana daerah Eropa Timur dan Greenland terjadi
pada masa ini.
5. Zaman Karbon Kwali (360 juta – 260 juta tahun yang lalu) Terjadinya penyatuan
benua dan membentuk daratan yang iklim daerahnya tergantung pada letak geografis
dan astronomisnya masing-masing.
Zaman Perme (260 juta – 250 juta tahun yang lalu) Benua pangea bergabung bersama
membentuk daratan, air mulai menyurut karena terjadi pembentukan di daerah
Antartika dan Afrika yang menyebabkan terjadinya iklim kering gurun pasir di daerah
utara.
b. Masa Mesozoikum terbagi 3 zaman sebagai berikut :
1. Zaman Tiras (250 juta – 210 juta tahun yang lalu) Benua Pangea bergerak ke arah
utara dan daerah gurun terbentuk lembaran es di daerah selatan mulai mencair ke
celah-celah antar benua mulai terbentuk di Pangea.
2. Zaman Jura (210 juta – 140 juta tahun yang lalu) Benua Pangea terpecah yaitu darata
yang sekarang dikenal sebagai Amerika Utara memisahkan diri dari daratan Afrika.
Selain itu, daratan Amerika Selatan memisahkan diri dari daratan Antartikan dan
Australia.
3. Zaman Kapur (140 juta – 65 juta tahun yang lalu) Negara India terlepas dari Afrika
daratan utamanya menuju daerah Asia dan terbentuklah iklim sedang di daerah India.
c. Masa Konozoikum menjadi 6 zaman yaitu :
1. Kala Paleosin (67 juta – 56,7 juta tahun yang lalu) Awal munculnya pemakan rumput,
primata, burung dan sebagian reptil. Kala ini ditandai dengan kegiatan magma secara
intensif, busur lava yang besar dan hujan meteroid.
2. Kala Eosen (56,7 juta – 35,5 juta tahun yang lalu) Daerah Afrika menabrak daerah
Eropa dan daerah India masih bergerak menuju daerah Asia, mengangkat pegunungan
Alpen dan pegunungan Himalaya. Tekanan antara benua membentuk cekungan
samudra melebar yang menyebabkan permukaan air laut merendah.

7
3. Kala Oligasen (35,5 juta – 24 juta tahun yang lalu) Daratan kian lua, lautan
menyempit, pergerakan kerak benua terjadi secara luas di daerah Amerika dan daerah
Eropa mulailah terbentuk pada kala Oligosen ini.
4. Kala Miosen (24 juta – 5 juta tahun yang lalu)\ Pada kala ini padang rumput semakin
meluas, hutan semakin berkurang.
5. Kala Pliosen (5 juta – 1,8 juta tahun yang lalu) Sejumlah besar tumbuhan habis
karena cuaca yang semakin dingin.
6. Kala Plestosen (1,8 juta – 0,01 juta tahun yang lalu) Kala ini dikenal sebagai zaman
es karena pada zaman ini terjadi beberapa kali Glasisasi. Pada zaman ini sebagian
besar daerah Eropa, Amerika, Utara, Asia Utara ditutupi oleh es, begitu pula
pegunungan Alpen, Himalaya dan Cherpathia, iklim bumi benar-benar lebih hangat.

Pengetahuan terhadap bumi memberikan gambaran bahwa bumi pernah melewati fase
cair pijar, di mana bagian terluar mengalami pengkristalan menjadi kulit bumi dan
sewaktuwaktu mengalami retak, sehingga magma dapat menerobos ke permukaan. Teori
perkembangan muka bumi antara lain dikemukakan oleh beberapa ahli, sebagai berikut:

1. Teori Apung (Alferd Lothar Wegener 1880-1930) la mengemukakan teori yang


disebut Apungan dan Pergeseran BenuaBenua pada tahun 1912 dihadapan
perhimpunan ahli geologi di Frankfurt, Jerman. Teori tersebut dipopulerkan pertama
kalinya dalam bentuk buku pada tahun 1915 yang berjudul Dje Ensfehung der
Konfjnenfe und Ozeane (Asal Usul Benua dan Lautan). Buku tersebut menimbulkan
kontroversi besar di lingkungan ahli-ahli geologi, dan baru mereda pada tahun
enampuluhan setelah teori Apungan Benua dari Wegener ini semakin banyak
mendapat dukungan Wegener mengemukakan teori tersebut dengan pertimbangan
sebagai berikut :
a. Terdapat kesamaan yang mencolok antara garis kontur pantai timur Benua Amerika
Utara dan Selatan dengan garis kontur pantai barat Eropa dan Afrika. Kesamaan pola
garis kontur pantai tersebut menunjukkan bahwa sebenarnya Benua Amerika Utara
dan Selatan serta Eropa dan Afrika dahulu adalah daratan yang berimpitan.
Berdasarkan fakta bahwa formasi geologi di bagian-bagian yang bertemu itu
mempunyai kesamaan.

8
b. Benua-benua yang ada sekarang ini, dahulunya adalah satu benua yang disebut Benua
Pangea. Benua Pangea tersebut pecah karena gerakan benua besar di selatan baik ke
arah barat maupun ke arah utara menuju khatulistiwa. Daerah Greenland sekarang ini
bergerak menjauhi daratan Eropa dengan kecepatan 36 meter atau tahun, sedangkan
Kepulauan Madagaskar menjauhi Afrika Selatan dengan kecepatan 9 meter atau
tahun.
2. Teori Kontraksi (Descartes 1596-1650) Teori ini dikemukakan kali pertama oleh
Descrates (1596–1650) dan disebut teori Kontraksi. Ia menyatakan bahwa bumi
semakin lama semakin susut dan mengerut disebabkan terjadinya proses pendinginan
sehingga di bagian permukaannya terbentuk relief berupa gunung, lembah, dan
dataran.
3. Teori Dua Benua (Laurasia-Gondwana Theory) (Edward Zuess-1884) Teori ini
menyatakan bahwa pada awalnya bumi terdiri atas dua benua yang sangat besar, yaitu
Laurasia di sekitar kutub utara dan Gondwana di sekitar kutub selatan bumi. Kedua
benua tersebut kemudian bergerak perlahan ke arah equator bumi sehingga pada
akhirnya terpecah-pecah menjadi benua-benua yang lebih kecil. Laurasia terpecah
menjadi Asia, Eropa, dan Amerika Utara, sedangkan Gondwana terpecah menjadi
Afrika, Australia, dan Amerika Selatan.Teori Laurasia-Gondwana kali pertama
dikemukakan oleh Edward Zuess pada 1884.
4. Teori Konveksi (Menurut Teori Konveksi Arthur Holmes dan Harry H) yang
dikemukakan oleh Arthur Holmes dan Harry H. Hess dan dikembangkan lebih lanjut
oleh Robert Diesz, dikemukakan bahwa di dalam bumi yang masih dalam keadaan
panas dan berpijar terjadi arus konveksi ke arah lapisan kulit bumi yang berada di
atasnya. Ketika arus konveksi yang membawa materi berupa lava sampai ke
permukaan bumi di mid oceanic ridge (punggung tengah samudra), lava tersebut akan
membeku membentuk lapisan kulit bumi yang baru sehingga menggeser dan
menggantikan kulit bumi yang lebih tua.

B. Asal-Usul Manusia
a. Pemikiran Charles Darwin Polemik manusia pertama di bumi sebagai nenek moyang
manusia menjadi bahan diskusi para ilmuwan. Memahami jati diri manusia perdana di
bumi menjadi bahan kajian penting karena manusia ingin mengetahui siapa jati diri

9
leluhur dan jati dirinya. Ilmuwan Barat yang dimotori Charles Darwin menuangkan
teori evolusi yang tertuang dalam bukunya Origin of Species (OS) tahun 1859. Dalam
pendekatan medis dan rasional, Darwin memotret jati diri manusia. Darwin
menyatakan bahwa segala makhluk hidup (termasuk manusia) adalah anak cucu
leluhur bersama dengan kera yang lolos seleksi alam.
Sejalan dengan pernyataan yang tercantum di website Wikipedia, Charles Darwin
menetapkan bahwa semua spesies dari kehidupan telah diturunkan dari waktu ke
waktu dari nenek moyang bersama dan dalam publikasi bersama dengan Alfred
Russel Wallace memperkenalkan teori ilmiah bahwa pola percabangan evolusi
dihasilkan dari sebuah proses yang dia sebut seleksi alam, di mana perjuangan untuk
eksistensi memiliki efek yang sama dengan seleksi buatan yang terlibat dalam
pemuliaan selektif.
Nama Darwin “menjulang tinggi” melampaui mereka setelah Darwin menerbitkan
buku “On the Origin of Species”. Hal ini disebabkan karena hipotesis yang diajukan
selama ini tidak pernah diterima oleh dunia ilmu pengetahuan karena tidak mampu
memberi keyakinan mengenai mekanisme dan cara evolusi terjadi (Sidharta, 2014).
Evolusi manusia berdasarkan teori evolusi Darwin, pertama manusia berkarakter
sama seperti binatang. Sebelum diberikan ilmu, makhluk yang dinamakan manusia
levelnya sama dengan binatang, yang bertindak hanya mempergunakan tiga hal: harta
(memperkaya diri), tahta (kekuasaan), wanita (kebutuhan seks) (Rosyid, 2019).
Hipotesis tersebut menjadi teori Evolusi Darwin. Konsep Barat dimotori Charles
Darwin dengan teori evolusi tersebut terdapat kelemahan yang mendasar bahwa mata
rantai rumpun manusia tersebut belum atau tidak ditemukan satu titik rangkaian yang
disebut missing link (mata rantai yang terputus). Sejak 1859 hingga kini banyak teori
tentang proses evolusi manusia yang jatuh-gugur karena adanya hipotesa baru
sehingga selalu aktual.
Charles Darwin sebenarnya mengalami kebimbangan pada pemikiranya yang Ia
tuangkan dalam bukunya The Origin Of species. Darwin sendiri menyadari keraguan
hatinya akan mendapatkan banyak kesulitan dari teorinya. Ia mengakui ini dalam
tulisanya pada bab "Difficulties of the Theory". Kesulitankesulitan ini terutama pada
penemuan akan catatan fosil dan organ-organ rumit makhluk hidup (misalnya mata)

10
yang mustahil dijelaskan dengan konsep kebetulan dan naluri makhluk hidup. Darwin
berharap kesulitan-kesulitan ini akan teratasi oleh penemuan-penemuan baru, akan
tetapi pada akhirnya Darwin tetap memberikan sejumlah penjelasan yang sangat
sederhana untuk menjelaskan sebagian kesulitan itu. Hal yang paling meragukan
adalah belum ditemukannya makhluk transisi dari pada setiap perubahan yang terjadi
antar spesies. Hal inilah yang kemudian memunculkan konsep missing link atau garis
keturunan yang hilang (Mardikaningsih, 2013).
b. Pemikiran Tokoh Islam Tentang Teori Evolusi Darwin Menurut Al-Quran
1. Argumentasi Pendukung Teori Evolusi, Para penganut evolusi meyakini bahwa
mekanisme penciptaan makhluk hidup tidak diciptakan secara serentak dalam satu
waktu oleh Allah. Akan tetapi mereka meyakini bahwa Allah selaku pemegang
otoritatas tertinggi dalam menciptakan makhluk hidup mengunakan mekanisme
penciptaan secara gradual. Walaupun dengan segala daya yang dimiliki-Nya tidak
menutup kemungkinan Darwin mampu menciptakan dalam waktu sekejap.
Seperti yang sering kita simak dari cendekiawan islam dalam mendasari
argumennya tentang evolusi alam semesta.
2. Argumentasi Penentang Teori Evolusi, Respon penolakan teori evolusi
dikalangan umat islam telah hadir sejak tahun 1876 bersamaan dengan kehadiraan
Napoleon yang membawa modernitas barat. Namun penolakan terhadap teori
evolusi mulai gencar dikampanyekan pada beberapa dasawarsa ini. Pertama kali
penolakan terhadap teori evolusi dikumandangkan oleh Jamaludin Al-Afghani
melalui karyanya Refutation of the Materialists (1881). Didalam bukunya tersebut
Al-Afghani mengkritik pandangan Darwin maupun para Darwinisme tentang teori
evolusi. Al-Afghani menyatakan, sudah tulikah Darwin sehingga tidak mendengar
fakta bahwa orang arab dan yahudi beberapa ratus tahun lamanya telah
mempraktekkan khitan, dan sampai sekarang tak seorang pun dari mereka yang
terlahir dalam keadaan sudah dikhitan (Guessoum, 2011).
3. Argumentasi Moderat, Berbeda dengan dua arus respon tokoh-tokoh islam
terhadap evolusi seperti Darwintas. Kelompok ini cendrung lebih moderat dalam
menyikapi teori evolusi. Seperti tanggapan Muhammad Abduh dalam menyikapi
polemik dari evolusi. Menurut beliau seandainya teori Darwin tentang proses

11
penciptaan manusia dapat dibuktikan kebenarannya secara ilmiah, maka tidak ada
alasan dari Al-Quran untuk menolaknya. Al-Quran hanya menguraikan proses
pertama, pertengahan, dan akhir. Apa yang terjadi antara proses pertama dan
pertengahan, serta antara pertengahan dan akhir, tidak dijelaskannya (Sutrisno,
2015).
4. George Mendel Dalam jurnal Helmi (2017) tercantum pernyataan kemunculan
hukum Mendel seharusnya meruntuhkan teori evolusi. Hukum Mendel telah
memposisikan Darwinisme pada keadaan yang genting. Karenanya disini kita
hendaknya meluruskan kesalahpahaman umum terkait hukum Mendel dan
Evolusi. Dijelaskan bahwa Mendel sangat memahami The Origin of Species (Asal
Usul Spesies) dan ia menentang teori Darwin mendukung munculnya keturunan
dengan perubahan melalui seleksi alam, sedangkan Mendel mendukung
keyakinan agama tentang penciptaan khusus.
5. Georges Cuvier Cuvier "beranggapan bahwa ciri-ciri anatomi yang membedakan
kelompok hewan, membuktikan bahwa spesies tidak pernah berubah sejak masa
kejadian. Setiap spesies begitu sempurna terkoordinasi, baik secara fungsi
maupun secara struktur, sehingga tidak mungkin bisa bertahan menghadapi
perubahan yang berarti." Maksudnya, Cuvier percaya bahwa hewan-hewan
diciptakan dalam kelompok yang berbeda dan tetap, seperti dikatakan oleh
Alkitab, Sebaliknya, "baik Lamarck maupun Geoffroy Saint-Hilaire mendukung
gagasan bahwa semua hewan bisa disusun dalam "sebuah rantai besar makhluk"
dari yang paling sederhana sampai yang paling rumit." Lebih lanjut, mereka juga
percaya bahwa dengan berlalunya waktu, satu spesies bisa secara bertahap
berevolusi menjadi spesies yang lebih tinggi.
6. Harun Yahya Adnan Hoca atau Adnan Oktar merupakan ilmuan sekaligus
seorang saintis asal Turki yang dikenal dengan nama pena Harun Yahya. Dia
adalah seorang Creationisme yaitu orang-orang yang menentang teori evolusi.
Didalam karyanya "Runtuhnya Teori Evolusi Harun yahya menulis bahwa
berdasarkan catatan fosil, jika teori Darwin benar, maka seharusnya pernah
ditemukan spesiesspeies peralihan selama masa perubahan yang disebutkan
sedemikian panjang hingga ratusan tahun. Namun pada kenyataannya semua

12
bukti-bukti fosil yang ditemukan justru memberi bukti bahwa kehidupan dibumi
ini ada secara tiba-tiba dan dalam kondisi yang lengkap dan utuh berdiri sendiri
(tidak bercampur antar spesies sebagai bukti peralihan), seandainya teori Evolusi
benar adanya, maka seharusnya akan ada ditemukan makhluk hidup transisi
seperti ikan setengah reptil, dan bentuk- bentuk yang lainnya.

C. Manusia dan Kebudayaan Serta Faktor yang Mempengaruhinya


Manusia atau orang (Homo sapiens, bahasa Latin yang berarti "manusia yang tahu")
adalah spesies primata dengan populasi yang terbesar, persebaran yang paling luas, dan
dicirikan dengan kemampuannya untuk berjalan di atas dua kaki serta otak yang
kompleks yang mampu membuat peralatan, budaya, dan bahasa yang rumit.
Kebudayaan didefinisikan sebagai keseluruhan pengetahuan manusia sebagai
makhluk sosial yang digunakannya untuk memahami dan menginterprestasikan
lingkungan dan pengalamanya, serta menjadi landasan bagi tingkah-lakunya. Dengan
demikian, kebudayaan merupakan serangkaian aturan-aturan, petunjuk-petunjuk,
rencana-rencana, dan strategi-strategi yang terdiri atas serangkaian model-model kognitif
yang dipunyai oleh manusia, dan digunakannya secara selektif dalam menghadapi
lingkungannya sebagaimana terwujud dalam tingkah-laku dan tindakan-tindakannya.
Kebudayaan dapat didefinisikan sebagai suatu keseluruhan pengetahuan manusia sebagai
makhluk sosial yang digunakan untuk memahami dan menginterpretasikan lingkungan
dan pengalamannya, serta menjadi pedoman bagi tingkah lakunya.
Sebagai pengetahuan, kebudayaan adalah suatu satuan ide yang ada dalam kepala
manusia dan bukan suatu gejala (yang terdiri atas kelakuan dan hasil kelakuan manusia).
Sebagai satuan ide, kebudayaan terdiri atas serangkaian nilai-nilai, norma-norma yang
berisikan larangan-larangan untuk melakukan suatu tindakan dalam menghadapi suatu
lingkungan sosial, kebudayaan, dan alam, serta berisi serangkaian konsep-konsep dan
model-model pengetahuan mengenai berbagai tindakan dan tingkah laku yang seharusnya
diwujudkan oleh pendukungnya dalam menghadapi suatu lingkungan sosial, kebudayaan,
dan alam. Jadi nilai-nilai tersebut dalam penggunaannya adalah selektif sesuai dengan
lingkungan yang dihadapi oleh pendukungnya. Ketika berhadapan dengan ajaran moral,
maka terkandung di dalamnya penilaian baik buruk, benar-salah, diterima atau tidak

13
sebuah perilaku menurut suatu norma, aturan, ajaran, dan hukum tertentu. Dalam ajaran
agama Islam, penilaian baik dan buruk ini dikenal dengan istilah akhlak.

1. Unsur-unsur Kebudayaan
Untuk lebih mendalami kebudayaan perlu dikenal beberapa masalah lain yang
menyangkut kebudayaan antara lain unsur kebudayaan. Unsur kebudayan dalam
kamus besar Indonesia berarti bagian dari suatu kebudayaan yang dapat digunakan
sebagai suatu analisi tertentu. Dengan adanya unsur tersebut, kebudayan disini lebih
mengandung makna totalitas dari pada sekedar perjumlahan unsur-unsur yang
terdapat di dalamnya. Menurut Clyde Kluckhohn dalam bukunya yang
berjudul Universal Categories of Culture (dalam Gazalba, 1989: 10) dituliskan bahwa
Unsur-unsur Kebudayaan yang bersifat Universal (Universal Cultur) adalah sebagai
berikut:
2. Sistem Bahasa
Bahasa merupakan sarana bagi manusia untuk memenuhi kebutuhan sosialnya untuk
berinteraksi atau berhubungan dengan sesamanya. Dalam ilmu antropologi, studi
mengenai bahasa disebut dengan istilah antropologi linguistik. Menurut Keesing,
kemampuan manusia dalam membangun tradisi budaya, menciptakan pemahaman
tentang fenomena sosial yang diungkapkan secara simbolik, dan mewariskannya
kepada generasi penerusnya sangat bergantung pada bahasa. Dengan demikian,
bahasa menduduki porsi yang penting dalam analisa kebudayaan manusia.
3. Sistem Pengetahuan
Sistem pengetahuan dalam kultural universal berkaitan dengan sistem peralatan hidup
dan teknologi karena sistem pengetahuan bersifat abstrak dan berwujud di dalam ide
manusia. Sistem pengetahuan sangat luas batasannya karena mencakup pengetahuan
manusia tentang berbagai unsur yang digunakan dalam kehidupannya Masyarakat
pedesaan yang hidup dari bertani akan memiliki sistem kalender pertanian tradisional
yang disebut system pranatamangsa yang sejak dahulu telah digunakan oleh nenek
moyang untuk menjalankan aktivitas pertaniannya.
4. Sistem Kekerabatan dan Organisasi Sosial

14
Unsur budaya berupa sistem kekerabatan dan organisasi social merupakan usaha
antropologi untuk memahami bagaimana manusia membentuk masyarakat melalui
berbagai kelompok sosial. Menurut Koentjaraningrat tiap kelompok masyarakat
kehidupannya diatur oleh adat istiadat dan aturan-aturan mengenai berbagai macam
kesatuan di dalam lingkungan di mana dia hidup dan bergaul dari hari ke hari.
Kesatuan sosial yang paling dekat dan dasar adalah kerabatnya, yaitu keluarga inti
yang dekat dan kerabat yang lain. Selanjutnya, manusia akan digolongkan ke dalam
tingkatantingkatan lokalitas geografis untuk membentuk organisasi social dalam
kehidupannya.
5. Sistem Ekonomi atau Mata Pencaharian Hidup
Mata pencaharian atau aktivitas ekonomi suatu masyarakat menjadi fokus kajian
penting etnografi. Penelitian etnografi mengenai sistem mata pencaharian mengkaji
bagaimana cara mata pencaharian suatu kelompok masyarakat atau sistem
perekonomian mereka untuk mencukupi kebutuhan hidupnya.
6. Sistem Religi
Koentjaraningrat menyatakan bahwa asal mula permasalahan fungsi religi dalam
masyarakat adalah adanya pertanyaan mengapa manusia percaya kepada adanya suatu
kekuatan gaib atau supranatural yang dianggap lebih tinggi daripada manusia dan
mengapa manusia itu melakukan berbagai cara untuk berkomunikasi dan mencari
hubungan-hubungan dengan kekuatan-kekuatan supranatural tersebut.
7. Kesenian
Perhatian ahli antropologi mengenai seni bermula dari penelitian etnografi mengenai
aktivitas kesenian suatu masyarakat tradisional. Deskripsi yang dikumpulkan dalam
penelitian tersebut berisi mengenai benda-benda atau artefak yang memuat unsur
seni, seperti patung, ukiran, dan hiasan. Penulisan etnografi awal tentang unsur seni
pada kebudayaan manusia lebih mengarah pada teknikteknik dan proses pembuatan
benda seni tersebut. Selain itu, deskripsi etnografi awal tersebut juga meneliti
perkembangan seni musik, seni tari, dan seni drama dalam suatu masyarakat.
Berdasarkan jenisnya, seni rupa terdiri atas seni patung, seni relief, seni ukir, seni
lukis, dan seni rias. Seni musik terdiri atas seni vokal dan instrumental, sedangkan
seni sastra terdiri atas prosa dan puisi. Selain itu, terdapat seni gerak dan seni tari,

15
yakni seni yang dapat ditangkap melalui indera pendengaran maupun penglihatan.
Jenis seni tradisional adalah wayang, ketoprak, tari, ludruk, dan lenong. Sedangkan
seni modern adalah film, lagu, dan koreografi.

 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kebudayaan


Menurut “Dr. H. Th. Fischer” dalam bukunya Pengantar Antropologi ada sejumlah
faktor yang mempengaruhi kebudayaan. Secara garis besar berikut bebera faktor yang
mempengaruhi kebudayaan adalah :
a. Faktor Kitaran (lingkungan hidup, geografis mileu) faktor lingkungan fisik lokasi
geografis merupakan suatu corak budaya sekelompok masyarakat.
b. Faktor Induk Bangsa ada dua pandangan berbeda mengenai faktor induk bangsa ini,
yaitu pandangan Barat dan pandangan Timur. Pandangan Barat berpendapat bahwa
perbedaan induk bangsa dari beberapa kelompok masyarakat mempunyai pengaruh
terhadap suatu corak kebudayaan. Berdasarkan pandangan Barat umumnya
tingkat caucasoit dianggap lebih tinggi dari pada bangsa lain,
yaitu mingloid dan negroid. Sedangkan pandangan Timur berpendapat bahwa peran
induk bukan sebagai faktor yang lebih dulu lahir dan cukup tinggi pada saat bangsa
barat masih “tidur dalam kegelapan. Hal itu lebih jelas ketika dalam abad XX, bangsa
Jepang yang dapat dikatakan lebih rendah dari pada bangsa Barat; dan
c. Faktor Saling Kontak Antar Bangsa. Hubungan antar bangsa yang makin mudah
akibat sarana perhubungan yang makin sempurna menyebabkan satu bangsa mudah
berhubungan dengan bangsa lain.
 Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Pergeseran Budaya
Untuk mempelajari pergeseran budaya maka perlu diketahui sebab-sebab yang
melatarbelakangi terjadinya proses pergeseran itu, apabila diteliti lebih mendalam
mengenai sebab terjadinya suatu pergeseran kebudayaan masyarakat mungkin saja
dikarenakan adanya sesuatu yang dianggap sudah tidak lagi memuaskan mungkin saja
pergeseran terjadi karena adanya faktor baru yang lebih memuaskan masyarakat sebagai
pengganti faktor yang lama itu. Atau mungkin juga suatu masyarakat mengalami
pergeseran budaya karena terpaksa demi untuk menyesuaikan suatu faktor dengan faktor-
faktor lain yang sudah mengalami perubahan terlebih dahulu.

16
Sumber-sumber yang melatar belakangi terjadinya pergeseran budaya Menurut “Soerjono
Soekanto” terbagi menjadi 2, yaitu faktor intern dan faktor ekstern terletak dalam
masyarakat itu sendiri (intern) dan ada yang terletak di luar (ekstern). Sebab-sebab yang
bersumber dari masyarakat itu sendiri diantaranya :
a. Bertambah atau berkurangnya penduduk.
b. Adanya penemuan-penemuan baru.
c. Pertentangan masyarakat
d. Terjadinya pemberontakan atau revolusi.
e. Sedangkan Sumber-sumber yang berasal dari luar masyarakat, yaitu :
f. Sebab-sebab yang berasal dari lingkungan alam fisik yang ada di sekitar manusia.
g. Peperangan.
h. Pengaruh kebudayaan masyarakat lain.
 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Jalannya Proses Pergeseran Budaya
Di dalam masyarakat di mana terjadi suatu proses pergeseran budaya terdapat faktor-
faktor yang mendorong jalannya pergeseran yang terjadi. Menurut “Soerjono Soekanto”
(2006 : 287) faktor-faktor tersebut antara lain :
a. Kontak dengan kebudayaan lain.
b. Sistem pendidikan formal yang maju.
c. Sikap menghargai hasil karya seseorang dan keinginan-keinginan untuk maju.
d. Toleransi terhadap perbuatan-perbuatan menyimpan yang bukan delik.
e. Sistem terbuka lapisan masyarakat
f. Penduduk yang heterogen.
g. Ketidakpuasan masyarakat terhadap bidang-bidang kehidupan tertentu.
h. Orientasi ke masa depan.
i. Nilai bahwa manusia harus senantiasa berikhtiar untuk memperbaiki hidupnya.
 Faktor-Faktor Yang Menghalangi Pergeseran Budaya
a. Kurangnya hubungan dengan masyarakat lain.
b. Perkembangan ilmu pengetahuan yang lambat.
c. Sikap masyarakat yang tradisional.

17
d. Adanya kepentingan-kepentingan yang telah tertanam dengan kuat.
e. Rasa takut akan terjadinya kegoyahan pada integrasi kebudayaan.
f. Prasangka terhadap hal-hal baru atau asing atau sikap yang tertutup.

D. Ativitas Manusia dalam Ruang (Paham Posibilisme dan determinisme)


a. Posibilisme
Faham ini mengatakan bahwa manusia adalah makhluk yang berakal. Dengan
kemampuan akalnya itu manusia mampu merespon apa yang diberikan oleh alam.
Pada faham ini juga disebutkan bahwa alam tidak selamanya mampu mendikte setiap
kehidupan dan aktivitas manusia, namun alam memberikan berbagai alternatif
(pilihan) dan manusia menanggapi setiap pilihan yang diberikan oleh alam tersebut.
Beberapa pengikut faham ini adalah :
1. EC Sample
EC Sample awalnya merupakan pengikut dan pendukung faham fisis
determinisme. Dia merupakan anak buah dan muridnya dari Ratzel. Menurut
pandangannya, alam bukan merupakan faktor penentu, namun hanyalah sebagai
faktor pengontriol bagi aktivitas manusia. Alam memberikan banyak peluang dan
kemungkinan-kemungkinan yang direspon manusia untuk menentukan unsur-
unsur kebudayannya. Para ahli geografi terkadang menyebut faham ini dengan
istilah lain yaitu faham fisis probabilisme.
2. Paul Vidal de la Blache (1845 – 1919)
Paul Vidal de la Blache merupakan geograf dari Perancis. Menurutnya alam tidak
lagi menentukan, melainkan proses produksi (genre de vie) yang dipilih manusia
sebagai pilihan dari alternatif-alternatif yang diberikan oleh alam berupa tanah,
iklim, dan ruang di suatu wilayah. Sebagai contoh bahwa aktivitas manusia di
sekitar lingkungan pantai, menurut faham determinisme, dipastikan sebagai
nelayan. Namun bagi faham posibilisme disebutkan bahwa bentukan pantai dapat
berupa bentukan pantai yang landai, agak curam, dan sangat curam (cliff),
berawa, dan yang memiliki continental shelf yang panjang. Respon mata
pencaharian manusia terhadap bentukan lingkungan pantai akan beragam,
misalnya menjadi nelayan, petambak udang atau garam, petambak rumput laut,
bahkan bersawah pada wilayah pesisir atau muara sungai.

18
Kemampuan manusia dalam menanggapi alam tidak terlepas dari pengunaan
teknologi yang digunakannya. Dengan kemampuan penciptaan teknologi oleh
manusia, menjadikan hidup manusia semakin mudah dan ringan. Keberhasilan
manusia dalam menerapan teknologi, menjadikan bahwa teknologi menjadi
tumpuan bahkan keyakinan sebagai tumpuan untuk pememnuhan kebutuhan
hidup.
 Contoh Positif dari Teori Posibilis
Kehidupan manusia seperti perkembangan teknologi oleh manusia
membuat terobosan baru dalam dunia pangan dengan ditemukannya
rekayasa genetika, yaitu suatu proses yang dilakukan oleh para ilmuwan
untuk mengubah struktur atau gen dasar tumbuhan ataucmakhluk hidup
lainnya demi menghasilkan varietas baru (Disney Ensiklopedia Anak
Dunia Tumbuhan) dengan adanya teknologi ini, manusia dapat membuat
varietas baru yang unggul dan tahan hama. Perkembangan teknologi juga
menghasilkan bibit-bibit tanaman yang tahan hama dan menghasilkan
produksi lebih banyak dan berkualitas. Manusia sering mengotak atik
lingkungannya sehingga menjadi sesuai yang diharapkan.
 Contoh Negatif dari Teori Posibilis
Manusia melakukan pembuangan sampah sembarangan yang
menyebabkan kumuhnya ekosistem di bumi.
Penebangan hutan secara ilegal tanpa adanya tanggung jawab dalam
pembenahan hutan yang telah gundul tersebut yang mana dapat
menyebabkan punahnya flora dan fauna yang hidup didalamnya.
Penggunaan kendaraan bermotor berlebihan serta pembuangan asap pabrik
yang menghasilkan gas beracun bertebaran kemana mana, sehingga
membuat lapisan ozon menipis yang dapat memicu terjadinya global
warming yang berefek pada masa depan seperti melelehnya es di daerah
kutub dan menenggelamkan daratan serta punahnya beruang kutub pada
100 tahun mendatang. Penangkapan ikan menggunakan pukat harimau
atau racun juga membahayakan ekosistem.
b. Fisis determinime

19
Faham ini mengemukakan bahwa semua kehidupan dan aktivitas manusia
dipengaruhi dan tergantung pada pemberian alam di sekitarnya. Manusia cenderung
pasif dalam menghadapi tantangan alam, respon terhadap alam hanya berupa respon
menerima apa adanya. Dengan kata lain manusia tidak dapat menentukan hidupnya
sendiri. Hal ini dapat dilihat dari mata pencaharian, tingkah laku, kebiasaan, serta
kebudayaan manusia pada lingkungan tertentu. Berikut ini beberapa pendukung fisis
determinisme :
Contoh-contoh yang menggambarkan teori fisis determinis yang bersifat positif :
1. Manusia membutuhkan oksigen, dan oksigen berasal dari tumbuhan.
2. Manusia makan tumbuhan dan hewan.
3. Nelayan mencari ikan bergantung dengan angin darat dan angin laut.
4. Petani memerlukan air hujan untuk mengairi sawahnya.

Contoh-contoh yang menggambarkan teori fisis determinis yang bersifat negatif :

1. Tabrakan antara 2 lempeng bumi yang dapat menyebabkan bencana alam seperti
tsunami, terbentuknya gunung api aktif maupun tidak aktif, dan gempa bumi.
2. Hujan yang terus menerus turun bisa menyebabkan banjir, jalan raya rusak karena
terkikis oleh air hujan, serta bisa menyebabkan tanah longsor.
3. Terjadinya badai, angin tornado, angon puting beliung dapat menyebabkan
hilangnya rumah-rumah masyarakat serta terganggunya seluruh aktifitas manusia
seperti transportasi, perkebunan, pertanian, serta perkantoran.

Charles Darwin adalah seorang naturalis dari Inggris yang teori-teorinya sangat
kontroversial di bidang ilmu pengetahuan dengan Teori Evolusi Darwin-nya. Teorinya
mengatakan bahwa semua makhluk hidup darai waktu ke waktu secara
berkesinambungan akan mengalami perkembangan. Setiap perubahan yang terjadi pada
mofologi, fisiologi, dan perilaku makhluk hidup sebagai respon dari perubahan alam
lingkungannya. Perjuangan hidup (struggle for life) pada makhluk hidup merupakan
bagian yang penting juga dalam menanggapi perubahan alam lingkungannya. Hanya
individu yang kuatlah yang mampu bertahan hidup dari keganasan alam lingkungan.
Dominasi lingkungan pada makhluk hidup terlihat sangat jelas dan sepertinya makhluk
hidup tidak bisa lepas dari pengarauh alam tersebut.

20
Ellsworth Huntington merupakan geograf dari Amerika Serikat dan merupakan salah
seorang dari determinisme iklim. Dalam bukunya principle of Human Geography, dia
mengatakan bahwa iklim sangat mempengaruhi pola kebudayaan masyarakat. Iklim di
dunia ini memiliki variasi yang banyak, sehingga variasi kebudayaan yang didukung oleh
manusia juga sangat beraneka ragam. Bentuk bangunan, seni, agama, pemerintahan
sangat ditentukan oleh iklim. Sebagai contoh orang Eskimo akan membangun iglo yang
terbuat dari es yang dikeraskan. Atap rumah yang dibangun oleh orang gurun pasir akan
cenderung dibuat rata, dan ini berbeda dengan atap rumah yang dibangun oleh orang-
orang Eropa dibuat seruncing mungkin.

Friederich Ratzel (1844 – 1904) merupakan geograf Jerman dengan


teori Anthropogeographie-nya. Dalam teorinya disebutkan bahwa meskipun manusia
merupakan makhluk yang dinamis, namun pola-pola pergerakan dan mobilitasnya tetap
dibatasi oleh alam. Manusia sebagai pendukung kebudayaan berkecenderungan
membentuk unsur-unsurnya sebagai respon dari apa yang telah diberikan oleh alam
lingkungannya.

21
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Bumi terbentuk dimulai 4.60.000.000 tahun yang lalu dan mengalami beberapa
perkembangan samapi terbentuk seperti saat ini. Pada awal terbentuknya, bumi masih
berupa bola api yang mengalami akulasi panas akibat kontraksi gravitasi peluruhan
radioaktif dan hujan mikroit. Masa tersebtu disebut masa Arkeozaikum yang berakhir
2.500.000.000 tahun yang lalu. Selanjutnya, inti bumi yang merupakan cairan besi dan
nikel memisahkan diri dari mantel bumi. Penguapan besar-besaran gas dari dalam bumi
bersama-sama dengan hidrogen dan helium membentuk atmosfer positif yang kemudian
menyebabkan proses pendinginan bagian secara berangsur-angsur membentuk kerak
bumi. Pemikiran Charles Darwin Polemik manusia pertama di bumi sebagai nenek
moyang manusia menjadi bahan diskusi para ilmuwan. Memahami jati diri manusia
perdana di bumi menjadi bahan kajian penting karena manusia ingin mengetahui siapa
jati diri leluhur dan jati dirinya.
Kebudayaan didefinisikan sebagai keseluruhan pengetahuan manusia sebagai
makhluk sosial yang digunakannya untuk memahami dan menginterprestasikan
lingkungan dan pengalamanya, serta menjadi landasan bagi tingkah-lakunya. Faham ini
mengatakan bahwa manusia adalah makhluk yang berakal. Dengan kemampuan akalnya
itu manusia mampu merespon apa yang diberikan oleh alam. Faham ini mengemukakan
bahwa semua kehidupan dan aktivitas manusia dipengaruhi dan tergantung pada
pemberian alam di sekitarnya.

B. Saran
Semoga apa yang dibuat oleh pemakalah dapat memberikan pengetahuan terhadap
pembaca jika ada penulisan yang salah mohon maaf.

22
DAFTAR PUSTAKA

Budianto. Heri (Ed) dan Hamid. Farid, 2011, Ilmu Komunikasi Sekarang Dan Tantangan Masa
Depan, Prenada Media Group : Jakarta.

Guessoum, N. (2011). Islam dan Sains Modern: Bagaimana Mempertautkan Islam dan Sains
Modern. Bandung: Mizan. Helmi. (2017). Evolusi Antar Spesies (Leluhur Sama Dalam
Perspektif Para Penentang). Jurnal Ilmiah Multi Sciences, 9(2), 83-93.

http://efendis.blogspot.com/2014/09/normal-0-false-false-false-in-x-none-x.html?m=1

Mardikaningsih, R & R. Sumaryanto. (2013). Sejarah untuk Kelas XII SMA dan MA Program
IPS. Solo: PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri. Rosyid, M. (2019). Polemik Manusia
Perdana Antara Islam dan Barat. Jurnal Studi Keislaman, 19(1), 129-154.

Rivers. William L., dkk, 2004, Media Massa & Masyarakat Modern Edisi Kedua, Prenada Media
Group : Jakarta.

Soedjito, 1987, Aspek Sosial Budaya Dalam Pembangunan Pedesaan, PT. Tiara Wacana :
Yogyakarta.

Tjasyono, Bayong. 2006. Ilmu Kebumian dan Antariksa. Bandung: Remaja Rosdakarya.

23

Anda mungkin juga menyukai