Anda di halaman 1dari 16

TUGAS MAKALAH AL-QUR’AN DAN SAINS

AL-QUR’AN DAN OCEANOLOGI

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Al-Qur’an dan Sains yang diampu oleh
Bapak Muhammad Saefullah, M.Pd.I

Disusun oleh :

1. Atika Laila Maghfuroh 2018150105


2. Farhan Aldi Saputra 2018150107
3. Muhamad Nurdin 2018150116

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA


FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER
UNIVERSITAS SAINS AL-QUR’AN
JAWA TENGAH WONOSOBO
2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur selalu terucapkan kepada Allah SWT, karena ridho dan rahmatNyalah
penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Al-Qur’an Sains dan Oceanologi”
ini. Shalawat serta salam tak lupa juga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW,
yang telah membawa kita dari zaman kegelapan menuju peradaban yang penuh dengan
kemajuan dan ilmu pengetahuan seperti sekarang ini.
Alhamdulillah, penulis telah menyelesaikan penulisan makalah ini. Terima kasih
juga tak lupa penulis ucapkan kepada Pak Muhammad Saefullah., M.Pd.I selaku dosen
pengampu Al-Qur’an dan Sains, yang rela berbagi ilmu sehingga makalah ini dapat
terselesaikan. Terima kasih juga kepada seluruh pihak yang mendukung selesainya
penulisan makalah ini.
Akhir kata, penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah
ini. Untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan dari
pembaca sekalian agar nantinya makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis maupun
pembaca sekalian.

Wonosobo, 30 April 2021


Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................. 2


Daftar isi ....................................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 4
A. Latar belakang .................................................................................................. 4
B. Rumusan Masalah ............................................................................................ 4
C. Tujuan ............................................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................. 5
A. Sejarah Laut ..................................................................................................... 5
B. Penjelasan Qur’an Tentang Laut ............................................................... 5-9
C. Lautan Yang Tidak Tercampur ................................................................ 9-11
D. Api Di Dasar Laut .......................................................................................... 11
E. Kegelapan Laut Dan Arus Gelombang ........................................................ 12
F. Fenomena Ombak .......................................................................................... 13
G. Teori Lempeng Tetonik ................................................................................. 14
BAB III PENUTUP ................................................................................................... 15
A. KESIMPULAN ............................................................................................... 15
B. SARAN ............................................................................................................ 15
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 16

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang

Al-Qur’an merupakan sumber dari segala sumber baik pedoman umat maupun
sebagai sumber Ilmu pengetahuan. Sebagai sumber Ilmu pengetahuan, Al-Qur’an
menyuguhkan ilmu-ilmu yang yang salah satunya berkaitan dengan alam. Al-Qur’an telah
menjelaskan beberapa ayat yang berhubungan dengan Alam, khususnya dalam hal ini
adalah mengenai lautan. Lautan merupakan bagian hamparan bumi yang sanngat luas,
bahkan hampir dua per tiga bagian bumi ini terdiri dari lautan. Dari sisi Bahasa Indonesia
pengertian laut adalah kumpulan air asin dalam jumlah yang banyak dan luas yang
menggenangi dan membagi daratan atas benua atau pulau. Jadi laut merupakan air yang
menutupi permukaan tanah yang sangat luas dan umumnya mengandung garam dan berasa
asin. Biasanya air mengalir yang ada di darat akan bermuara ke laut.

B. Rumusan masalah

1. Bagaimanakah sejarah terbentuknya lautan ?


2. Bagaimanakah penjelasan ayat dalam Al-Qur’an yang menjelaskan tentang lautan ?
3. Bagaimanakah pemanfaatan lautan berdasarkan Al-Qur’an ?

C. Tujuan

1. Mengetahui sejarah terbentuknya laut.


2. Mengetahui penjelasan ayat-ayat Al-Qur’an yang menjelaskan tentang lautan.
3. Mengetahui pemanfaatan laut berdasarkan Al-Qur’an.

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. SEJARAH LAUT

Laut menurut sejarah yang dikemukakan oleh para ahli, terbentuk 4,4 milyar tahun
yang lalu, dimana awalnya bersifat sangat asam dengan air yang mendidih (dengan suhu
sekitar 100C) karena panasnya bumi pada saat itu. Asamnya air laut terjadi karena saat itu
atmosfer bumi dipenuhi oleh karbon dioksida.

Keasaman air inilah yang menyebabkan tingginya pelapukan yang terjadi yang
menghasilkan garam-garaman yang menyebabkan air laut menjadi asin seperti sekarang
ini. Pada saat itu, gelombang tsunami sering terjadi karena seringnya asteroid menghantam
bumi. Pasang surut laut yang terjadi pada saat itu bertipe mamut alias 'ruar biasa' tingginya
disebabakan oleh jarak bulan yang begitu dekat dengan bumi.

Menurut pendapat dari para ahli adalah bahwa pada saat itu, bumi mulai mendingin akibat
mulai berkurangnya aktivitas vulkanik, disamping itu atmosfer bumi pada saat itu tertutup
oleh debu-debu vulkanik yang mengakibatkan terhalangnya sinar matahari untuk masuk ke
bumi. Akibatnya, uap air di atmosfer mulai terkondensasi dan terbentuklah hujan.
Hujan inilah yang mengisi cekungan -cekungan di bumi hingga terbentuklah lautan. Secara
perlahan-lahan, jumlah karbon dioksida yang ada diatmosfer mulai berkurang akibat
terlarut dalam air laut dan bereaksi dengan ion karbonat membentuk kalsium karbonat.
Akibatnya, langit mulai menjadi cerah sehingga sinar matahari dapat kembali masuk
menyinari bumi dan mengakibatkan terjadinya proses penguapan sehingga volume air laut
di bumi juga mengalami pengurangan dan bagian-bagian di bumi yang awalnya terendam
air mulai kering. Proses pelapukan batuan terus berlanjut
akibat hujan yang terjadi dan terbawa kelautan, menyebabkan air laut semakin asin.

B. PENJELASAN QUR’AN TENTANG LAUT

Dalam Al-Quran, kata “daratan” disebutkan sebanyak 13 kali, dan kata “laut”
sebanyak 32 kali, sehingga totalnya adalah 45. Bila akan dibuat persentase, maka daratan
adalah (13:45)x100 = 28,8888888889%, dan lautan adalah (32:45)x100 =
71,11111111111%.
Selain itu Al-Qur'an juga menerangkan tentang alam semesta dan seisinya."Kami turunkan
Kitab (Al-Qur'an) kepadamu untuk menjelaskan segala sesuatu." (QS. 16/ An-Nahl: 89).
Bab ini khusus mengemukakan ayat-ayat Al-Qur'an tentang penciptaan laut yang menjadi
tanda-tanda kekuasaan Allah SWT. "Sesungguhnya pada penciptaan langit dan bumi,
pergantian malam dan siang, kapal yang berlayar di laut dengan (muatan) yang bermanfaat
bagi manusia, apa yang diturunkan Allah dari langit berupa air, lalu dengan air itu

5
dihidupkan-Nya bumi setelah mati (kering), dan Dia tebarkan di dalamnya bermacam-
macam binatang, dan perkisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi,
(semua itu) sungguh merupakan tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang-orang yang
mengerti". (QS. 2/ Al-Baqoroh: 164)
Allah berkata lagi : Hendaklah air yang ada di bawah langit mengalir ke satu tempat,
sehingga tanah akan kelihatan. Allah menamakan tanah itu " Darat ", dan kumpulan air itu
dinamakan " Laut " Hendaklah tanah mengeluarkan segala macam tumbuh-tumbuhan yaitu
jenis yang menghasilkan biji-bijian dan jenis yang menghasilkan buah-buahan.

Klasifikasi Laut
.Klasifikasi berdasarkan cara terjadinya, laut dibagi menjadi:
Laut Transgresi: laut transgesi adalah laut yang terjadi karena genangan air laut
terhadap daratan akibat kenaikan permukaan air laut 60-70 m pada zaman berakhirnya
zaman es, Hal ini mengakibatkan daerah dataran rendah Indonesia Barat dan Timur yang
semula darat berubah menjadi laut dangkal. Contoh: Laut Jawa. Selat Karimata, Laut Cina
Selatan. dan Laut Arafuru.
Laut Ingresi: laut ingresi adalah laut dalam karena dasar laut mengalami gerakan
menurun/turunnya tanah di dasar taut. Contoh: Laut Banda. Laut Flores, Laut Sulawesi,
dan Laut Maluku.
Laut Regresi: laut regresi adalah laut yang menyempit terjadi pada zaman es. Karena
terjadi penurunan muka air laut akibat temperatur di muka bumi pada umumnya turun 4-5
derajat celcius.
Klasifikasi laut menurut letaknya dibagi menjadi:
Laut Tepi: laut tepi adalah laut yang letaknya di tepi benua seakan-akan terpisah oleh
deretan pulau atau jazirah. Contoh: Laut Cina Selatan, dipisahkan oleh Kepulauan
Indonesia dan Kepulauan Filipina.
Laut Pertengahan: laut pertangahan adalah laut yang terletak di antara benua-benua.
Contoh: Laut Tengah, antara benua Asia-Eropa Afrika.
Laut Pedalaman: laut pedalaman adalah laut yang terletak di tengah-tengah benua atau
dikeliling daratan. Contoh: Laut Kaspia, Laut Hitam dan Laut Mati.
Klasifikasi laut berdasarkan kedalamannya dibagi menjadi beberapa zona, yaitu:
Zona litoral: zona litoral adalah laut yang terletak antara garis pasang dan garis surut.
Zona neritis: zona neritis adalah laut yang terletak pada kedalaman 0-200 meter. Ciri
pada zona ini adalah sinar matahari masih bisa tembus. kedalaman < 200 meter. dan
merupakan zona paling subur bagi ikan.
Zona batial: zona batial adalah laut yang terletak pada kedalaman 200-2.000 meter.
secara geologis merupakan batas antara daratan dengan perairan. Ciri zona ini adalah
kedalaman 200-2.000 m dan sinar matahari tidak bisa masuk.
Zona abisal: Zona abisal adalah laut yang tertetak pada kedalaman atau isobath 1.000-
6.000 m.
Zona palung: Zona palung adalah laut yang terletak pada kedalaman atau isobath >
6000 m. Contoh: Palung Jawa. Palung Weber, Palung Sulawesi, dan Palung Mindanau.

6
Zona Afotik : Zona afotik adalah daerah perairan laut yang tidak bisa ditembus oleh
cahaya matahari.
Sirkulasi Laut
Sirkulasi laut adalah pergerakan massa air laut, macam sirkulasi laut :
Arus Laut
Gelombang laut
Pasang surut air laut
Sebagaimana ayat-ayat Al-Qur’an telah memberikan bahan perbandingan dengan ilmu
pengetahuan modern, hal tersebut akan kita rasakan juga mengenai lautan. Tak ada ayat-
ayat Qur’an yang mengenai lautan bertentangan dengan ilmu pengetahuan, begitu juga
perlu digaris bawahi bahwa tak ada ayat Qur’an yang membicarakan tentang lautan
menunjukan hubungan dengan kepercayaan-kepercayaan atau mitos, atau takhayul yang
terdapat pada zaman Qur’an diwahyukan.
Beberapa ayat Qur’an yang mengenai lautan dan pelayaran mengemukakan tanda-tanda
kekuasaan Allah yang nampak dalam pengamatan sehari-hari, yang semua itu untuk
difikirkan.
Sungai dasar laut
Suatu hari, seorang ahli kelautan bernama Jacques Yves Costeau melakukan penelitian di
dasar laut untuk Discovery Channel. Ia menelurusi

fenomena bawah laut di Cenota Angelita, Mexico.Saat melakukan penyelaman, ia


dikejutkan dengan sebuah fenomena alam yang luar biasa. Dia menemukan air tawar di
antara air laut yang asin. Penemuan itu membuatnya takjub. Bagaimana mungkin air tawar
bisa berada terpisah dalam air laut yang asin? Tetapi itulah kenyataan yang dia temukan di
dalam laut.
Sungai di bawah laut itu ditumbuhi daun-daunan dan pohon. Para peneliti menyebut
fenomena itu sebagai lapisan Hidrogen Sulfida. Tapi tampak seperti sungai? Yang menjadi
tanda tanya par ahli, mengapa air yang mengalir di sungai bawah laut itu rasanya tawar?
Fenomena unik dan aneh itu juga telah disebutkan dalam surah Ar-Rahman [55] ayat 19-
21: ''Dia membiarkan dua laut mengalir yang kemudian keduanya bertemu, di antara kedua
ada batas yang tidak dilampaui masing-masing. Maka nikmat Tuhanmu yang manakah
yang kamu dustakan.
Api Dalam Laut
Yang kali ini terbukti lagi adalah ucapan Allah yang pernah menceritakan mengenai
sebuah laut yang di dalamnya bisa terdapat api. Secara logika, hal tersebut amat tidak
mungkin mengingat api akan memadamkan air.
Fakta Api di Bawah Laut Menunjukkan Lagi Mengenai Kebesaran Allah SWT. Sumpah
Allah mengenai api di bawah laut tak lain tercatat dalam kitab suci milik umat Islam, yaitu
Al-Qur’an tepatnya di surat Ath-Thur ayat ke-6.. Jika janji Allah di Al-Qur’an dianggap
belum cukup, maka ada sabda Rasulullah SAW yang mengatakan bahwa tidak ada orang
yang mampu mengarungi laut kecuali mereka yang melakukannya untuk menunaikkan

7
haji, umrah, atau untuk berperang di jalan Allah, karena sesungguhnya ada lautan di bawah
api dan api juga ada di bawah lautan.
Sesungguhnya, pembicaraan tentang api yang ada di bawah laut pertama muncul di surat
Ath-Thur ayat 1 hingga 8, yang inti dari surat ayat-ayat tersebut adalah bahwa azab dari
Allah pasti akan datang dan tidak akan bisa dicegah oleh siapapun.
Yang membuatnya unik adalah karena pada ayat itu Allah bersumpah demi bukit, demi
seluruh kita yang ada, demi Baitul Ma’mur, dan demi laut yang

di bagian dalam dari tanahnya memiliki api. Sesungguhnya Allah tidak akan pernah
menyebutkan sesuatu kecuali jika benda tersebut benar-benar ada.Pada waktu ayat tersebut
turun, hampir seluruh bangsa Arab gagal menangkap maksud dari perkataan Allah SWT
mengenai sumpah demi lautan yang memiliki api di dalamnya.
Hal ini disebabkan mereka memiliki persepsi bahwa air akan mematikan api, dan api
sendiri akan membuat air menguap. Tentu saja ide tentang api atau hal panas lain di dalam
laut adalah sesuatu yang mustahil bagi mereka, dan mereka mulai memiliki keraguan.
Tapi justru ribuan tahun setelah ayat tersebut turun, Allah SWT menunjukkan pada
manusia bahwa sumpah yang Ia buat adalah nyata sehingga manusia juga akhirnya
menemukan apa makna sesungguhnya dari laut yang di dalamnya terdapat api. para
peneliti tengah menyelam demi mencari sumber daya lain yang bisa menggantikan batu
bara.
Ketika mereka sedang menjalankan penyelaman itulah mereka menemukan bahwa di
dalam laut ternyata ada rangkaian gunung api yang membentang panjang hingga puluhan
ribu kilometer.
Rangkaian ini kemudian mereka sebut sebagai pegunungan yang ada di tengah samudera.
Setelah melakukan pengkajian yang cukup, para peneliti akhirnya menyimpulkan bahwa
apa yang mereka temukan adalah benar gunung api yang aktif, bahkan dari beberapa
mereka menemukan gunung tersebut mengeluarkan lava.
Yang lebih membuat mereka terkejut adalah air tidak mampu mendinginkan lava tadi
sementara lava tersebut juga tidak membuat air di sekitar mereka panas.
ّ ‫ ﺑﺄھﺲ اﻟﺒﺤﺲ ف ٌﺟﺺ ل اﻟﻔﻠﻚ ﻟﻜﻦ‬....... ) ‫ ُ٘ن اﺑﺲ‬:) 43
....... ‫ﺳﺨﺲ‬
“ dan dia telah menundukan bahtera bagimu supaya bahtera itu berlayar di lautan dengan
kehendak-Nya” (Q.S. Ibrohim:32).

Dalam Q.S. An-Nahl ayat 14 juga disebutkan : “ dan dialah (Allah) yang menundukan
lautan (untuk mu) agar kamu dapat memakan daripadanya daging yang segar (ikan) dan
kami mengeluarkan dari lautan itu perhiasan yang kamu pakai dan kamu melihat bahtera
berlayar padanya dan supaya kamu mencari (keuntungan) dari karunia-Nya, dan supaya
kamu bersyukur”
‫ظﻠﻮﯨﺖ ﻗﻞ ﺳﺤﺐ ْق ف ھﻲ ْج ه ْق ف ھﻲ ْج ه ٗﻏﺶ ﻟﺞ ﺑﺤﺲ ف ّﻛﻈﻠﻮﯨﺖ أ‬ ٔ ‫ِا ﺑﻌﺾ م‬
‫ًزْ◌ ھﻲ ل ﻓﻮا ًزْ◌ا ل ﷲ ٗﺟﻌﻞ ﻟﻦ ّھﻲ ِا ﺑﺴﻰ ٗﻛﺪ ﻟﻦ ٗد اﺧﺴﺞ أذا ﺑﻌﻀﻘﻞ ْق ف‬
“ atau (keadaan orang-orang kafir) seperti gelap gulita dilautan yang dalam yang diliputi
oleh gelombang demi gelombang. Di atasnya ada (lagi) awan gelap. Itulah gelap gulita

8
yang berlapis-lapis. Apabila dia mengeluarkan tanganya hampir tidak dapat melihatnya,
barangsiapa tidak diberi cahaya (petunjuk) oleh Allah. Maka dia tidak mempunyai cahaya
sedikit pun”. QS. An-Nur: 40.
Fakta-fakta ilmiah
1. Para ilmuan menemukan bahwa laut dan samudra di tutupi / dipayungi oleh kumulus
yang tebal yang menghalangi bagian besar cahaya matahari.
2. Air laut menyerap warna-warna sektrum secara bertahap .setiap warna-warna septrum
tersebut memasuki kedalaman .karena itu akan muncul tingkatan-tingkatan kegelapan di
dalam laut dan kegelapan tersebut semakin pekat setelah mencapai kedalaman 1000 m,
sehingga jika seseorang mengeluarkan tangannya di kedalaman tersebut ia tidak bisa
melihatnya.
3. Para ilmuwan berhasil melihat ikan-ikan yang hidup di kedalaman antara 600-2700 m
memiliki organ tubuh yang bersinar untuk bisa melihat di dalam kedalaman dan
menangkap mangsanya.
4. Ayat ini juga menjelaskan, tentang gelombang-gelombang. Sains telah menyatakan dan
membuktikannya gelombang tersebut berjumlah lebih dari satu,yaitu ombak permukaan
laut yang biasa kita lihat dan ombak
dalam laut (gelombang internal) yang gerakannya biasanya berlawanan dengan permukaan
laut.

C. LAUTAN YANG TIDAK TERCAMPUR

Penemuan ilmiah modern telah membuktikan adanya fenomena “garis perbedaan


permukaan air asin dan air tawar". Singkatnya, bahwa air tawar dan air asin, karena
perbedaan kepadatan massa keduanya, tidak akan pernah bercampur satu sama lain, dan
yang terjadi sesungguhnya adalah partikel tiap-tiap air menarik diri dari yang lain sehingga
menimbulkan semacam ketegangan di permukaan keduanya. Jika air sungai bertemu
dengan air laut, air sungai tidak akan masuk ke laut dan juga sebaliknya. Buku ilmiah ini
menunjukkan bahwa Al-Qur'an telah menjelaskan tentang kondisi air laut dan telah
disebutkan sejak 1400 tahun yang lalu. Sebagaimana telah diketahui, bahwa laut yang asin
bertemu dengan laut lain yang juga asin di suatu tempat yang dinamakan selat (misalnya
selar Sunda, tempat pertemuan laut Hindia dengan laut Atlantik). Sedangkan sungai-sungai
yang terasa tawar itu bertemu dengan laut di tempat yang dinamakan muara. Sehingga
disimpulkan bahwa pembatas air ada dua macam:

Pertama, pembatas antara dua lautan yang asin, penelitian modern telah berhasil
membuktikan bahwa meskipun laut-laur yang ada di bumi tampak sama dan sejenis,
sebenarnya ada perbedaan perbedaan yang cukup besar di antara laut-laut itu. Di daerah
pertemuan dua lautan memiliki suhu, kadar garam, dan kepadatan massa yang khas dan
berbeda dari sama-sama asin.

9
laut yang lain. Misalnya, di antara air laut Mediterania yang hangat dan asin dan air
Samudera Atlantik yang dingin dan berkepadatan massa rendah terdapat pembatas di
antara keduanya. Pembatas seperti itu juga bisa ditemukan di antara laut Merah dan Teluk
Aden. Inilah yang telah ditemukan oleh ilmu pengetahuan modern pada abad ini. Dan
penemuan itu sendiri merupakan penjelasan yang sangat gamblang atau jelas dalam firman
Allah dalam QS. Ar-Rahman, “Dia membiarkan dua laut mengalir bolak-balik yang
kemudian) keduanya bertemu." Ayat ini membicarakan dua laut berbeda yang sama-sama
asin. Dalilnya adalah apa yang diutarakan para mufasir bahwa apabila kata bahr (laut)
tidak diikuti dengan sifat, maksudnya adalah laut yang asin. Sementara jika dua laut
dikatakan mutasyabih (serupa), berarti itu adalah laut yang sama. Perbedaan seperti ini
menunjukkan secara jelas dan ilmiah akan adanya perbedaan di antara dua laut yang

Kedua, bahwa di antara laut yang asin dan sungai yang tawar terdapat dua pembatas. Satu
pembatas mencegah air laut mencampuri air sungai dan sebaliknya, sebagaimana yang
terjadi di antara dua laut yang sama sama asin. Sementara pembatas yang lain mencegah
ikan-ikan dari sungai berpindah ke daerah yang berair asin dan sebaliknya mencegah ikan-
ikan dari laut berpindah ke daerah yang berair tawar. Dengan demikian, air suatu laut tidak
akan mencampuri air laut yang lain atau sungai. Masing masing menjaga kepadatan massa
airnya, kadar garamnya, dan partikel partikel penyusun kandungan airnya. Pembatas yang
dimaksud di atas bukan statis , melainkan senantiasa bergerak sesuai dengan pergerakan
angin dan fenomena pasang surut. Al-Qur'an telah memberikan petunjuk mengenai
penemuan yang kedua ini. Al-Qur'an telah menyebutkan pembatas yang pertama sebagai
barzakh dan pembatas kedua dengan istilah hijr (QS. Al-Furqon: 25: 53).

Ketika air sungai Nil

bertemu dengan air Laut Tengah yang asin, air sungai Nil terdorong masuk membelah air
laut Tengah, membentuk sebuah garis luruh, tanpa bercampur dengan air yang asin. Hal
yang sama terjadi di Pakistan Timur. Ada dua sungai yang mengalir dari kota Ghulan Khan
ke Kota Okara. Kedua sungai itu bisa dilihat seperti sebuah sungai yang dipisahkan oleh
garis yang berbentuk oleh air asin. Air tawar dan air asin mengalir beriringan tanpa
bercampur satu sama lain. Ketika terjadi prasang surut air laut pada malam hari, air laut
naik

mencapai hingga pantai, dan pada saat yang sama air di muara sungai pun ikut naik. Maka
yang asin itu melakukan penetrasi ke sungai hingga begitu jauh di atas air sungai yang
tawar, tetapi air yang asin tetap asin dan yang tawar tetap tawar, tidak bercampur. Para ahli
kelautan menafsirkan fenomena ini secara sebagai berikut: laut

fisika 1. Itu merupakan dampak dari hukum gravitasi. Sebab, debit yang lebih sedikit
daripada debit air sungai yang masuk ke laur menyebabkan arus aliran air sungai yang
tawar menuju laut sebagai akibat dari hukum gravitasi tak bisa dielakkan. Gravitasi

10
merupakan pembatas alamiah yang mencegah arus air untuk bergerak ke arah yang
berlawanan terhadap gravitasi.,

2. Volume air yang sangat besar bergerak dari gunung, sebagai mata air, dengan
kemiringan yang cukup tinggi, dan menyebabkan air mengalir deras melalui sungai
menuju laut. Dengan demikian, air sungai tetap tawar sepanjang perjalanannya yang
panjang menuju muara sungai. Air asin di laut pun tidak bisa melawan hukum gravitasi,
yang mencegah terjadinya luapan dari sisi bawah laut ke sisi atas sungai. Dengan
demikian, air sungai akan tetap tawar dan air laut akan tetap asin, dan di antara keduanya
terdapat pembatas yang ditimbulkan oleh hukum gravitasi.

D. API DIDASAR LAUT

Pada surat at-Tur (52) ayat 6, Allah telah bersumpah atas nama laut dengan sebutan
al-masjûri. Kata “masjûr” dalam bahasa Arab berarti “sesuatu yang dinyalakan sehingga
menjadi panas.” Namun, air berlawanan dengan api, di mana air bisa memadamkannya.
Lalu bagaimana mungkin laut mengandung api yang dapat menyala? Telah terbukti secara
ilmiah bahwa ada beberapa gunung berapi yang muncul dari dasar laut dan memuntahkan
lava.
.

Mendasarkan pada surat at-Tur (52): 6 di atas dengan perkembangan ilmu


pengetahuan alat modern, manusia dengan melakukan penelitian ilmiah dapat mengetahui
bahwa bahasa yang digunakan oleh Al-Qur'an merupakan bahasa yang sangat tinggi.
Yakni, dengan menggunakan atau memilih kata al-masjùr, sebuah kata yang tak mungkin
diganti dengan kata lain yang sepadan maknanya. Pada sisi lain, telah membuktikan bahwa
Al-Qur'an bukanlah karangan Muhammad, sebagaimana yang dituduhkan oleh pihak lain,
mengingat Nabi yang ummi dan buta huruf dapat menjelaskan secara ilmiah tersebut yang
ada pada saat itu. Kondisi ini tentu tidak sesuai dengan kondisi ilmu pengetahuan bangsa
Arab yang hidup di tengah gurun pasir; dari mana Nabi memiliki kemampuan ilmiah dan
bahasa yang sangat tinggi ini kalau bukan karena memperoleh wahyu dari Allah Swt. Sang
Pencipta Langit dan Bumi.

Terbukti dari secara dasar laut dan mampu memuntahkan lava, ini merupakan salah satu
ilmiah bahwa ada gunung-gunung berapi yang muncul dari dasar laut dan mampu
memuntahkan lava, ini merupakan salah satu tanda kekuasaan Allah. Kalau bukan karena
lava tersebut, tentu makhluk makhluk hidup yang ada di dasar lautan tidak bisa hidup
dalam kegelapan. Fenemona ini baru diketahui 50 tahun yang lalu. Dan tidak diragukan
lagi bahwa tempat-tempat yang panas menyala-nyala di perut bumi di bawah samudera
yang kedalamannya mencapai 3.000 meter, menyebabkan air di dasar samudera mendidih.
Hal ini sesuai dengan surat at-Tur ayat 6 yang berbunyi, "Demi lautan yang terbakar
(terpanaskan)".

11
E. KEGELAPAN LAUT DAN ARUS GELOMBANG

“Atau (keadaan orang-orang kafir) seperti gelap gulita di lautan yang dalam, yang diliputi
oleh gelombang demi gelombang, di atasnya ada (lagi) awan gelap. Itulah gelap gulita yang
berlapis-lapis. Apabila dia mengeluarkan tangannya hampir tidak dapat melihatnya. Barangsiapa
tidak diberi cahaya (petunjuk) oleh Allah, maka dia tidak mempunyai cahaya sedikit pun”. (QS.
An-Nur (24) : 40 )

Ayat diatas menunjukkan keadaan umum tentang laut yang dalam. Kegelapan dalam
lautana dan samudera yang dalam dijumpai pada kedalaman 200 meter atau lebih. Pada kedalaman
ini hampir tidak dijumpai cahaya. Di bawah kedalaman 1000 meter, tidak terdapat cahaya sama
sekali. Kini, kita dengan perkembangan teknologi modern telah mengetahui tentang keadaan umum
laut, termasuk laut yang paling dalam beserta ciri ciri makhluk hidup yang ada didalamnya, kadar
garamnya serta jumlah air, luas permukaan dan kedalamannya. Kapal selam dan perangkat khusus
yang dikembangkan manusia dengan menggunakan teknologi modern, memungkinkan para ilmuan
untuk mendapatkan informasi ini. Manusia biasa tidak akan mampu menyelam lebih dari
kedalaman 40 meter tanpa bantuan peralatan khusus, mereka tak mampu bertahan hidup di bagian
samudera yang dalam nan gelap.

Para ahli kelautan menemukan adanya arus gelombang dalam didasar laut. Keberadaan
gelombang didasar laut terjadi pada pertemuan antara lapisan lapisan air laut yang memiliki
kecepatan atau massa jenis yang berbeda.

Gelombang yang dinamakan gelombang internal ini meliputi wilayah perairan di


kedalaman lautan dan samudera dikarenakan pada kedalaman ini air laut memiliki massa jenis
lebih tinggi dibandingkan lapisan air di atasnya.

Penelitian ilmiah telah membuktikan adanya arus di lautan. Hal ini disebabkan oleh adanya
sinar matahari yang menghangatkan air yang terdapat di katulistiwa sehingga air tersebut
mengalami kenaikan sekitar 20 sentimeter. Inilah yang mengakibatkan pembentukan arus lain
menuju ke utara.

Arus-arus tersebut terbagi menjadi arus permukaan dan arus dalam. Arus permukaan
bergerak dengan kecepatan 10 kilometer per jam. Maka, jika ada kapal masuk ke pusaran arus
permukaan ini dan mesin penggeraknya dimatikan, kapal itu akan berjalan secepat arus itu sendiri
walaupun motor penggerak kapal tidak bekerja. Arus dalam yang berada di kedalaman 3 kilometer
pun bisa bergerak cepat, dimana ia mampu menyeret kapal selam yang tidak menggunakan motor
penggerak. Para ahli membagi geombang menjadi 2 :

12
1. Gelombang yang digerakkan oleh angin
2. Gelombang yang digerakkan oleh fenomena pasang surut.

Sesungguhnya hanya 51 persen saja dari cahaya matahari yang berhasil sampai di
permukaan bumi. Kemudian Sebagian kecil dari 51 persen itu berhasil masuk ke dasar lautan.
Adapun cahaya yang lainnya di pantulkan Kembali dari gelombang permukaan air laut.

Ketika sebagian kecil cahaya matahari tersebut berhasil masuk ke dasar lautan dan terurai
ke dalam tujuh spektrum warna cahaya ( merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila dan ungu ),
spektrum warna pertama yang akan disedot oleh air laut adalah warna merah. Oleh karena itu para
ahli mengatakan darah tidak bisa dilihat pada kedalaman 10 meter. Spektrum spektrum warn aitu
akan terus tersedot oleh air laut secara bertahap hingga hanya tersisa warna biru.

F. FENOMENA OMBAK

Fenomena ombak yang terjadi di laut berdasarkan hasil penelitian, terungkap bahwa
ombak juga terjadi di bawah samudera. Ombak tersebut memiliki ukuran yang lebih masih
daripada yang terjadi di permukaan. Fenomena yang dikenal dengan sebuatan gelombang internal
tersebut memiliki ketinggian 800 kaki. Fenomena ini juga ditemukan dalam Al-Qur’an. Dalam QS.
An-Nur (24): 40, dijelaskan bahwa ombak juga terjadi di lautan dalam yang gelap gulita. “Atau
seperti gelap gulita di lautan yang dalam, yang diliputi oleh ombak, yang diatasnya ombak (pula),
di atasanya (lagi) awan; gelap gulita yang tindih-bertindih, apabila dia mengeluarkan tangannya,
tiadalah dia dapat melihatnya, (dan) barang siapa yang tiada diberi cahaya (petunjuk) oleh Allah
tiadalah dia mempunyai cahaya sedikit pun.”

Professor Durga Rao mengatakan bahwa QS. An-Nur (24): 40 tidak merujuk pada semua
lautan, karena tidak seluruhnya dapat dideskripsikan memiliki akumulasi kegelapan yang berlapis.
Ayat tersebut merujuk terutama pada laut atau samudera yang dalam.

Gelombang bagian dalam laut menutupi perairan dalam laut dan samudera karena perairan
dalam memiliki kerapatan yang lebih tinggi dibandingkan perairan diatasnya. Kegelapan terjadi
mulai di bawah gelombang dalam laut. Bahkan, ikan yang berada di laut yang dalam tidak dapat
melihat dan satu satunya sumber cahaya berasal dari tubuh mereka sendiri. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa manusia normal tidak akan mampu menjelaskan fenomena ini dengan sangat
detail pada 1.400 tahun lalu.

Lapisan ombak air laut ini bergerakk beriringan dan berbeda dan akan bergeser antara satu
sama lain lalu membentuk ombak berlapis antara satu sama lain. Peregerakan air laut ini
disebabkan oleh putaran bumi atas porosnya dan juga dinamakan ombak grafitasi bumi.

13
G. TEORI LEMPENG TETONIK

Teori lempeng tektonik (Inggris : plate tectonics ) adalah teori dalam bidang geologi yang
dikembangkan untuk memberi penjelasan terhadap adanya bukti-bukti pergerakan skala besar yang
dilakukan oleh litosfer bumi. Teori ini telah mencakup dan juga menggantikan teori pergeseran
benua yang lebih dahulu dikemukakan pada paro pertama abad ke 20 dan konsep seafloor
spreading yang dikembangkan pada tahun 1960-an.

Al-Qur’an menyebutkan dalam surat An-Nahl (16): 15 dan QS. An-Naml (7) : 88 dan ayat-
ayat lain yang relavan membahas lempeng bumi. Ayat ini menepis anggapan lama pada abad-abad
yang lampau bahwa bumi adalah sesuatu yang kaku, sementara benua-benua berada pada
kedudukannya.

Akibat adanya panas di pusat bumi maka cairan yang ada diatasnya akan mendidih,
sehingga lempeng benua dan lempeng samudera akan mengapung diatas astenosfir dan mengalami
pergerakan. Pergerakan lempeng ini ada yang saling mendekat dan menjauh dengan kecepatan per
Gerakan berbeda satu dengan yang lainnya (rata-rata 12 cm per tahunnya).

Pada pergerakan lempeng yang saling menjauh secara horizontal akan menimbulkan
retakan atau patahan. Patahan atau retakan tersebut menjadi jalan ke permukaan lelehan batuan
atau magma sehinggga membentuk busur gunungan api tengah benua atau banjir lava sepanjang
retakan, penipisan kerak samudera akibat pergerakan lempeng memberikan kesempatan bagi
magma menerobos ke dasar samudera, terobosan magma ini merupakan banjir lava yang akan
membentuk deratan gunung api perisai.

Sebelum para ilmuan menukan api bisa hidup di bawah laut, Al-Qur’an telah menjelaskan
jauh sebelum penemuan fenomena adanya api di dalam lautan akibat letusan gunung didasar
lautan, dijelsakan dengan mempelajari bentangan pegunungan bawah laut terbentuk sebagai akibat
dari letusan gunung berapi.Terdapat jaringan raksasa pergeseran geologi yang meretakkan kerak
berbatu bumi dan megitari celah akibat retakan tersebut. Pergeseran ini terutama berpusat di dasar
laut dan jaringan pergeseran geologi tersebut membentang hingga lebih dari 64 ribu kilometer dan
kedalamannya mencapai sekira 65 kilometer menembus kerak berbatu. Jaringan pergeseran itu
mencapai lapisan lunak yang dikenal sebagai zona lunak (astenosfer).

Di dalam astonosfer, bebatuannya dalam keadaan sebagai leleh denga tingkat kepadatan
dan kelekatan relatif tinggi. Arus panas menggiring berton-ton bebatuan yang meleleh itu ke dasar
samudera. Selain itu batuan tersebut juga menuju dasar beberapa lautan seperti Laut Merah dengan
temperatur mencapai lebih dari 1.000 derajat celcius.

Bangsa Arab, pada waktu diturunkannya Al-Qur’an, tidak mampu menangkap dan
memahami isyarat sumpah Allah SWT, demi lautan yang di dalam tanahnya ada api ini. Karena
Bangsa Arab (kala itu) hanya mengenal makna “ sajara “ sebagai menyalakan. Tungku
pembakaran hingga membuatnya panas atau mendidih. Sehingga dalam persepsi mereka panas dan
air adalah sesuatu yang bertentangan. Air mematikan panas sedangkan panas itu menguapkan air.

14
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Laut merupakan bagian bumi yang luasnya hampir dua per tiga dari bagian bumi,
laut memiliki beragam jenis mulai dari cara terjadinya, letaknya, dan tingkat kedalamanya.
Al-Qur’an menyebutkan bahwa laut memiliki kegelapan, gelombang-gelombang dan juga
memiliki manfaat bagi umat manusia. Diantaranya yaitu sebagai sarana berlayar, memiliki
kadar protein yang tinggi, lautan juga menyediakan makanan (ikan) yang segar dan halal,
serta lautan juga menyediakan permata-permata yang dapat diambil manfaatnya oleh
manusia.

B. SARAN

Dalam penulisan makalah ini penulis berharap semoga makalah ini dapat berguna
bagi pembaca dari semua kalangan dan semoga dengan materi makalah yang dipotret
berdasarkan ilmu sains dan Quran ini dapat menambah iman dan takwa serta menambah
rasa syukur terhadap Allah SWT atas limpahan karunia dan rahmat-Nya.

15
DAFTAR PUSTAKA

Hamzah, Muchotob, dkk. 2017. Buku Daras Al-Qur’an dan Sains Modern; Saintifikasi
Teologi dan Teologi Saintifik. Wonosobo: UNSIQ PRESS

16

Anda mungkin juga menyukai