Disusun Oleh :
Miftahul ‘Alim Muslim
26040120120019
Ilmu Kelautan A
Dosen Pembimbing
Ir. Nur Taufiq Syamsudin Putra Jaya, M.App.Sc.
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.3 Tujuan
1. Memahami tentang lautan dan perairan dalam sudut pandang islam
2. Mengetahui ayat dan hadis yang membahas tentang lautan dan perairan
3. Memahami pentingnya mempelajari Al Qur’an dan hadis
2
BAB II
ISI
3
Artinya :
“Dan Dia-lah, Allah yang menundukkan lautan (untukmu) agar kamu
dapat memakan daripadanya daging yang segar (ikan), dan kamu
mengeluarkan dari lautan itu perhiasan yang kamu pakai; dan kamu
melihat bahtera berlayar padanya, dan supaya kamu mencari (keuntungan)
dari karunia-Nya, dan supaya kamu bersyukur.” (QS. An Nahl [16] : 14).
Ayat tersebut menjelaskan bahwa manfaat laut untuk kehidupan
manusia, dimulai dari sumber makanan daging ikan yang sehat, perhiasan
seperti mutiara maupun perhisan dalam artian yang lebih luas seperti bahan
tambang, kemudian sebagai sarana transportasi manusia (Subagiyo, 2016).
4
1. Sungai ()النهر
Sungai berperan penting dalam siklus air di bumi. Sungai adalah
sebuah mata air yang mengalir melalui celah daratan, baik lembah atau
lapisan lain dengan batas yang jelas. Aliran sungai biasanya berasal dari
tempat yang lebih tinggi ke tempat yang lebih rendah. Bagian yang tinggi
disebut hulu sungai dan mengalirkan airnya ke tempat yang lebih rendah,
selanjutnya air mengalir ke hilir sungai yaitu tempat yang lebih rendah dan
mengarah ke muara sungai. Biasanya, aliran sungai menuju ke laut atau
danau. Dalam Al-Qur’an, sungai disebut sebanyak 54 kali dengan
perincian 51 kali dalam bentuk plural dan 3 kali dalam bentuk tunggal.
Dari segi ma’rifat nakirah-nya, kata sungai disebut 43 kali dalam bentuk
ma’rifat dan 11 kali dalam bentuk nakirah. Dominasi penyebutan sungai
dengan bentuk jama’ karena aliran sungai tidak mungkin berdiri sendiri.
Aliran sungai akan banyak ditemukan dengan berbagai cabang dan
sumbernya dan Indonesia merupakan salah satu negara yang paling kaya
akan sungai. Berikut adalah ayat-ayat al-Qur’an yang menyebut kataاالنهار
diantaranya ada QS. al-Baqarah 25, 74, 266, QS. Ali ‘Imran15, 136, 195,
198, QS. al-Nisa’ 13, 57, 122, QS. al-Maidah 12, 85, 119, QS. al-An’am
6, QS al-A’raf 43, al-Taubah 72, 89, 100, QS. Yunus 9, QS al-Ra’d 35,
QS. Ibrahim 23, 32, QS. al-Nahl 31, al- Isra’ 91, QS. al-Kahfi 31, QS. Taha
76, QS. al-Hajj 14, 23, QS. al-Furqan 10, QS. al-Ankabut 58, QS. al-Zumar
20, al-Zukhruf 51, QS. Muhammad 12, 15, 15, 15, QS. al-Fath 5, 17, QS.
al-Hadid 12, al-Mujadalah 22, QS. al-Shaf 22, QS. al-Taghabun 9, QS. al-
Talaq 11, QS. al-Tahrim 8, QS. alBuruj 11, QS. al- Bayyinah 8, al-Ra’d 3,
al-Nah}l 15, QS. al-Naml 61, QS. Nuh 12.
5
QS. Al-Mutaffifin 28. Sedangkan yang menggunakan kalimat عينانdua
kali yaitu pada: QS. Al-Rahman 50 dan 66. Lalu menggunakan kalimat
عيونsebanyak 10 kali, pada : QS. al-H{ijr 45, al-Shu’ara 57, 134, 147, QS.
Yasin 24, QS. Al-Dukhan 26, 52, QS. al-Dariyat 15, QS. al-Mursalat 41
dan QS. al-Qamar 12. Sedangkan kalimat معينdiulang sebanyak 4 kali,
pada : QS. AlMu’minun 50, QS. al- Saffat 46, QS. alWaqi’ah 18 dan QS.
al-Mulk 30. Dari 25 kali penyebutan tersebut, hanya 4 kali menggunakan
bentuk ma’rifat, selebihnya 21 kali dalam bentuk nakirah.
3. Hujan ()المطر
Air hujan memiliki banyak manfaat bagi kelangsungan hidup
tumbuh-tumbuhan. Dengan adanya hujan, siklus peredaran air menjadi
seimbang dan stabil. Dalam Al-Qur’an hujan dijelaskan sebagai sesuatu
yang sangat bermanfaat bagi kehidupan. Kata المطرdisebutkan sebanyak
14 kali, yakni : QS. al-A’raf 84, 84, QS. Hud 82, QS. al-Hijr 84, QS. al-
Shu’ara 173, 173, 1 73, QS. al-Naml 58, 58, 58, QS. al-Anfal 32, QS. al-
Furqan 40, 40, QS. al-Nisa 102. Dari 14 kali penyebutan, tujuh diantaranya
menggunakan kata kerja (fiil) dan tujuh lainnya berupa isim. Empat
diantara isim tersebut berupa nakirah dan tiga lainnya berbentuk ma’rifat.
Namun dalam al-Qur’an, kalimat yang bermakna hujan tidak hanya
menggunakan kata المطر,tetapi terdapat kata lain yang bermakna hujan
seperti dalam kata السماءyang disandingkan dengan kata انزلdan
seakarnya. Al-Qur’an mengungkap air hujan setidaknya السماء من انزل
redaksi dengan terdapat dalam 24 ayat. Semua kata رطمالtersebut
memiliki makna yang bermacam-macam dalam penggunaannya. Berabad-
abad yang lalu, Allah Swt telah menggambarkan dengan jelas bagaimana
proses terjadinya hujan, jauh sebelum para ilmuan sains menemukan
teorinya. Dalam Surat al-Nur 43:
6
Artinya :
“Tidaklah kamu melihat bahwa Allah mengarak awan, kemudian
mengumpulkan antara (bagianbagian)nya, kemudian menjadikannya
bertindih-tindih, Maka kelihatanlah olehmu hujan keluar dari celah-
celahnya dan Allah (juga) menurunkan (butiranbutiran) es dari langit,
(yaitu) dari (gumpalan-gumpalan awan seperti) gunung-gunung, Maka
ditimpakan-Nya (butiran-butiran) es itu kepada siapa yang dikehendaki-
Nya dan dipalingkan-Nya dari siapa yang dikehendaki-Nya. Kilauan kilat
awan itu Hampir-hampir menghilangkan penglihatan”.
Fenomena alam tersebut menunjukkan bahwa tidak ada apapun dari
ciptaan Allah yang dilalaikan-Nya, semua telah diatur sedemikian rupa.
Peran hujan yang menghidupkan lahan mati yang disebutkan dalam al-
Qur’an sudah dianalisa oleh pakar ilmu pengetahuan. Selain membawa
butiran air, hujan juga membawa suatu materi yang penting bagi
kehidupan semua makhluk hidup di dunia. Butiran air hujan juga
membawa material yang berfungsi sebagai pupuk. Saat air laut menguap
dan mencapai awan, ia mengandung suatu yang dapat merevitalisasi
daratan yang mati. Butiran air hujan yang mengandung bahan-bahan
revitalisasi tersebut biasa dikenal dengan nama surface tension droplest..
Garam yang turun bersamaan dengan air hujan merupakan suatu miniatur
dari pupuk yang biasa digunakan dalam pertanian (natrium, potassium,
kalium dan sebagainya). Logam berat di udara akan membentuk elemen
yang akan meningkatkan produktivitas pada saat pertumbuhan dan
pembuahan tanaman. Dengan demikian, hujan adalah sumber pupuk yang
7
sangat penting. Dengan pupuk yang dikandung pada butiran hujan saja,
dalam beberapa waktu tanah yang miskin hara dapat mengumpulkan
semua elemen yang diperlukan untuk tumbuhnya tanaman. Hutan juga
tumbuh dan memperoleh keperluan hidupnya dari semua bahan kimia
yang berasal dari laut.
8
mata bercampur oleh deburan gelombang. Ada beberapa ayat yang
menjelaskan hal ini, diantaranya ada pada surat Al-Furqan/25:53.
Allah menggerakkan dua buah laut yang berbeda, yang satu tawar
dan yang lainnya asin. Masing-masing bergerak berdampingan namun
tidak mengalami percampuran. Hal ini merupakan nikmat bagi
manusia, Berdasarkan penelitian, para ahli kelautan berhasil
menemukan adanya batas antara dua lautan yang berbeda. Mereka
menemukan bahwa ada pemisah antara setiap lautan. Pemisah itu
bergerak diantara dua lautan dan dinamakan dengan front (jabhah), hal
ini diibaratkan dengan front yang memisahkan antara dua pasukan.
Dengan adanya pemisah ini setiap lautan memelihara karakteristiknya
sesuai dengan makhluk hidup yang tinggal dilingkungan masing-
masing. Pada pertemuan batas dua lautan itu terdapat lapisan-lapisan
air pembatas yang memisahkan antara keduanya, dan berfungsi
memelihara karakteristik khas setiap lautan dalam hal kadar berat jenis,
kadar garam, biota laut, suhu, dan kemampuan melarutkan oksigen.
9
Makna ayat ini adalah dipermukaan laut ombak terjadi akibat
pengaruh angin. Energi dari angin ditransfer kepermukaan laut
sehingga menimbulkan ombak atau gelombang laut. Gelombang yang
dibangkitkan angin disebut wind waves. Wind waves ini terbagi dua,
yaitu ombak yang masih dipengaruhi angin yang membangkitkannya
atau masih berada didaerah pengaruh angin yang disebut sea, dan
gelombang yang berada diluar daerah pengaruh angin yang disebut
swell. Swell inilah yang merambat keluar dari daerah pembentukannya
dilepas pantai menuju pantai. Gelombang jenis inilah yang kita amati
menjalar dan pecah dipantai. Sedangkan makna dari laut yang berlapis-
lapis pada ayat ini adalah pada kondisi laut yang gelap gulita terdapat
gelombang yang berlapis. Air laut tidak homogeny karena densitas air
laut bervariasi dari permukaan sampai ke dasar laut. Densitas air laut
merupakan fungsi dari temperatur, salinitas, dan tekanan. Karena
temperatur, salinitas, dan tekanan bervariasi terhadap kedalaman maka
densitas air laut bervariasi terhadap kedalaman. Hal ini menyebabkan
laut menjadi berlapis-lapis.
10
pada umumnya akan padam apabila di siram air. Sulit dibayangkan
bagaimana api pada umumnya akan padam apabila disiram air. Sulit
dibayangkan bagaimana api akan berada dalam keadaan terendam air,
apalagi di dasar lautan yang dalam. Namun seiring dengan kemajuan
dan teknologi ternyata banyak lokasi panas di dasar samudra yang
suhunya beberapa kali lipat suhu api yang umum dijumpai di atas
permukaan bumi. Fenomena api di dasar laut yang dimaksud adalah
adanya rangkaian gunung api di dasar laut. Gunung api itu berasal dari
proses geologi yang melibatkan pergerakan lempeng-lempeng tektonik
di permukaan bumi.
11
makhluk hidup bisa tetap bertahan hidup di bumi. Ayat yang membahas
hal ini yaitu QS. al-Aʻraf ayat 57 :
12
Hewan buruan laut yang dimaksud dalam ayat ini adalah semua
hewan yang berada dan tinggal di laut, kecuali jenis katak dan kura-
kura. Kedua hewan ini diharamkan untuk dimakan karena merupakan
hewan yang tinggal di dua alam, yakni laut dan darat. Sedangkan makna
tho’aamuhu adalah makanan yang berasal dari laut termasuk juga di
dalamnya hewan yang telah mengapung di permukaan atau yang sudah
menjadi bangkai. Hal ini didasarkan pada hadis Nabi saw.
Selain itu, ada juga kerang mutiara yang dapat dipakai menjadi
perhiasan oleh manusia bahkan bisa menjadi hasil laut yang memiliki
komoditas ekonomi paling tinggi. Allah berfirman pada QS. al-Naẖl
[16] ayat 14:
13
berkumpul di sekitar plankton untuk memakannya. Pada kesempatan
inilah nelayan bisa langsung menangkap ikan dengan jala yang mereka
bawa. Selain itu, laut juga bisa dijadikan tempat pariwisata yang bisa
dimanfaatkan sebagai sumber pekerjaan dan pendapatan bagi manusia.
Hal ini menunjukan bahwa laut dapat dijadikan pula sebagai sarana
transportasi untuk mengantarkan manusia dari satu tempat ke tempat
lain. Semua ini tertuang dalam firman-Nya:
14
laut yang luasnya hampir memenuhi 70% permukaan bumi memiliki
peran untuk menghasilkan energi. Laut dapat dimanfaatkan sebagai
sumber pembangkit tenaga listrik, baik itu berasal dari energi
gelombang laut, energi panas laut, energi pasang surut air laut, energi
arus, dan energi bahan bakar nabati atau biofuel dari rumput laut.
15
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Air ini bisa dihasilkan melalui siklus hidrologi dan merupakan bentuk
pemeliharaan Allah terhadap kehidupan di bumi. Tahapannya dimulai dari
evaporasi di mana sinar matahari mengakibatkan suhu air laut menjadi
panas dan lalu air berubah menjadi gas. Kemudian uap air naik ke atmosfer
dan mendingin mengalami proses kondensasi menjadi awan. Kemudian
terjadi presipitasi di mana air hujan turun. Siklus air ini berlangsung secara
kontinu sehingga semua makhluk hidup bisa tetap bertahan hidup di bumi.
2. Islam memandang air dan lautan adalah dua hal yang penting di dunia ini.
Air merupakan kebutuhan mendasar setiap makhluk hidup dan lautan
menutupi Sebagian besar wilayah di bumi. Keduanya banyak disebut di
dalam Al-Qur’an membuktikan betapa pentingnya kedua hal tersebut.
3. Dalam islam, terutama di dalam Al-Qur’an banyak dibahas mengenai air
dan lautan. Air sangat penting bagi kehidupan dalam bentuk apapun seperti
sungai, hujan, mata air semuanya dibahas di dalam Al-Qur’an. Kemudian
lautan juga banyak dibahas seperti fenomena yang menunjukkan kebesaran
Allah SWT. dan juga lautan yang memiliki banyak manfaat bagi kehidupan.
3.2 Saran
1. Sebagai muslim yang taat sebaiknya kita mempelajari Al-Qur’an beserta
kandungannya dan diamalkan di kehidupan sehari-hari
2. Sebagai mahasiswa kelautan (muslim) sebaiknya kita mempelajari ilmu
yang terkait dengan lautan dalam perspektif islam.
16
Daftar Pustaka
Burhanuddin, A.I. dan H.M.N. Nessa. 2018. Pengantar Ilmu Kelautan dan
Perikanan. Deepublish, Yogyakarta, 250 hlm.
Nurrohman. 2019. Ayat-ayat Sains Rahasia Keagungan Alam Nyata dan Ghaib
dalam Al-Qur’an. Noktah, Yogyakarta, 212 hlm.
Sawaluddin dan Sainab. 2018. Air dalam Perspektif Al-Qur’an dan Sains. Jurnal
Tarbiyah : Jurnal Ilmiah Kependidikan., 7(2): 109-122.
Subagiyo, A. 2016. “Konsepsi Islam dalam Pengelolaan Pesisir & Pulau-pulau
Kecil”. http://www.arissubagiyo.com/konsepsi-islam-dalam-pengelolaan-
pesisir-pulau-pulau-kecil/. 16 November 2020 Jam 19.30 WIB.
Thobroni, A.Y. 2008. Fikih Kelautan II Etika Pengelolaan Laut dalam Perspektif
Al-Qur’an. Al-Fikra : Jurnal Ilmiah Keislaman., 7(2): 358-382.
Waffaqoni. 2019. “Telaah Kritis Teori Sains Terhadap Tafsir Ilmu Kementerian
Agama Republik Indonesia Tentang Laut”. Skripsi. FUAH, Ilmu Al-Qur’an
dan Tafsir, IAIN Salatiga, Salatiga.
17