Anda di halaman 1dari 20

PAPER

AIR DAN LAUTAN DALAM SUDUT PANDANG ISLAM


Paper ini dibuat untuk memenuhi tugas matkul PAI

Disusun Oleh :
Miftahul ‘Alim Muslim
26040120120019
Ilmu Kelautan A

Dosen Pembimbing
Ir. Nur Taufiq Syamsudin Putra Jaya, M.App.Sc.

Departemen Ilmu Kelautan Prodi Ilmu Kelautan


Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Universitas Diponegoro
Semarang
2020
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Alhamdulillah kita


panjatkan puja dan puji syukur atas rahmat dan hidayah yang telah diberikan oleh
Tuhan Yang Maha Esa sehingga kami dapat menyelesaikan Paper dengan judul Air
dan Lautan dalam Sudut Pandang Islam. Paper ini disusun guna memenuhi tugas
pada Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam di Universitas Diponegoro. Selain itu,
kami juga berharap agar laporan ini dapat menambah wawasan bagi pembaca
tentang lamun dan herbarium.
Kami mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada Bapak Ir. Nur
Taufiq Syamsudin Putra Jaya, M.App.Sc. selaku dosen Mata Kuliah Pendidikan
Agama Islam. Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah wawasan terkait
bidang yang kami tekuni di Ilmu Kelautan ini. Kami juga mengucapkan terima
kasih pada semua pihak yang telah membantu proses penyusunan laporan ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami terima demi
kesempurnaan laporan ini.

Semarang, November 2020


Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... i


DAFTAR ISI .................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................ 1
1.3 Tujuan .......................................................................... 2
BAB II ISI ............................................................................................ 3
2.1 Definisi Secara Islam .................................................... 3
2.2 Ayat Tentang Perairan .................................................. 4
2.3 Ayat Tentang Lautan .................................................... 8
BAB III PENUTUP ............................................................................... 16
3.1 Kesimpulan ........................................................................ 16
3.2 Saran ................................................................................. 16
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 17

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sebagian besar wilayah yang ada di bumi adalah berupa perairan. Pada
dasarnya bumi terdiri dari daratan dan lautan, dengan lautan yang menutupi
lebih dari dua per tiga bagian dari bumi atau sekitar tujuh puluh persen dari
permukaan bumi. Lautan adalah habitat terbesar dunia di mana ada banyak
rahasia yang tersimpan di dalamnya. Ada berbagai macam keanekaragaman
bentuk dan kehidupan khas yang sangat kompleks yang ditemukan di
permukaan sampai dengan kedalaman lebih dari 1000 meter pun. Secara umum
di dunia ini untuk wilayah lautan dibagi menjadi lima bagian, yaitu Samudera
Pasifik, Samudera Atlantik, Samudera Hindia, Laut Selatan, dan Laut Artika
(Burhanuddin dan Nessa, 2018). Selain itu wilayah perairan di bumi pun masih
ada lagi berupa sungai, danau, rawa, dan genangan air lainnya. Air sendiri
merupakan kebutuhann yang sangat penting bagi semua makhluk hidup.
Dalam islam, air merupakan hal yang penting. Air berkaitan dengan
kebersihan di mana kebersihan merupakan sebagian dari iman. Banyak ayat
dalam Al Qur’an yang membahas tentang air ataupun lautan. Pertanyaan yang
paling mendasar berkaitan adalah bagaimana air bisa muncul di dunia ini. Air
dihasilkan dari suatu siklus dan berkaitan dengan hujan atau air yang berasal
dari langit di mana hal ini juga dibahas di dalam Al Qur’an. Dengan demikian
dalam islam penciptaan lautan dan segala yang berkaitan dengan air merupakan
hal yang sangat menarik untuk digali karena banyaknya ayat dan hadis yang
membahasnya.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana air bisa dihasilkan ?
2. Bagaimana pandangan islam terkait dengan laut dan perairan ?
3. Apa saja hal terkait laut dan perairan yang dijelaskan di dalam Al Qur’an ?

1
1.3 Tujuan
1. Memahami tentang lautan dan perairan dalam sudut pandang islam
2. Mengetahui ayat dan hadis yang membahas tentang lautan dan perairan
3. Memahami pentingnya mempelajari Al Qur’an dan hadis

2
BAB II
ISI

2.1 Definisi Secara Islam


Penciptaan air merupakan salah satu tanda-tanda kekuasaan Allah Swt.
Air adalah zat cair yang substansi kimianya dirumuskan dengan H2O, karena
unsur pembentuk air terdiri dari dua nuklir hidrogen plus satu nukliroksigen.
Masing-masing muatan saling mengikat kuat sehingga air memiliki daya
kohesi yang lentur. Air mempunyai sifat netral dengan materi yang tidak
berwarna, jernih atau bening, tidak berasa dan tidak berbau (Sawaluddin dan
Sainab, 2018)
Laut menutupi sebagian besar permukaan bumi. Laut juga merupakan
salah satu bagian dari wilayah bumi. Manusia memiliki hak dan juga kewajiban
untuk menguasai dan mengelola wilayah tersebut. Namun yang harus menjadi
perhatian adalah laut merupakan karunia Tuhan yang diperuntukkan bagi umat
manusia yang dengannya manusia tidak saja berhak untuk melakukan
eksplorasi guna mengambil manfaat darinya, tetapi juga berkewajiban untuk
melestarikannya bagi generasi berikutnya yang memiliki hak sama terhadap
karunia ini. Keperluan eksplorasi tersebut diperlukan metode eksplorasi yang
seimbang dan proporsional untuk menghindari terjadinya kerusakan laut
beserta isinya. Dengan demikian, manusia hendaknya tidak hanya memandang
laut sebagai obyek “pengkayaan diri” bagi satu generasi saja tanpa
mempedulikan kebutuhan generasi mendatang, tetapi juga harus
memandangnya sebagai karunia Tuhan yang harus dijaga kelestariannya
(Thobroni, 2008). Laut merupakan sumber daya alam yang paling luas dan
memiliki peran penting dalam perkembangan zaman dan peradaban manusia.
Di dalam Al-Qur’an banyak disebutkan dan dijelaskan tentang manfaat laut
untuk dijadikan sumberdaya alam yang dapat membantu kebutuhan sehari-hari
manusia. Dalam Al-Qur’an, QS. An Nahl [16] : 14 telah tercantum mengenai
pemanfaatan sumberdaya laut/pesisir yang dapat digunakan oleh manusia:

3
Artinya :
“Dan Dia-lah, Allah yang menundukkan lautan (untukmu) agar kamu
dapat memakan daripadanya daging yang segar (ikan), dan kamu
mengeluarkan dari lautan itu perhiasan yang kamu pakai; dan kamu
melihat bahtera berlayar padanya, dan supaya kamu mencari (keuntungan)
dari karunia-Nya, dan supaya kamu bersyukur.” (QS. An Nahl [16] : 14).
Ayat tersebut menjelaskan bahwa manfaat laut untuk kehidupan
manusia, dimulai dari sumber makanan daging ikan yang sehat, perhiasan
seperti mutiara maupun perhisan dalam artian yang lebih luas seperti bahan
tambang, kemudian sebagai sarana transportasi manusia (Subagiyo, 2016).

2.2 Ayat Tentang Perairan


Air adalah sesuatu yang banyak dibahas di dalam Al-Qur’an. Menurut
Sawaluddin dan Sainab (2018), ayat-ayat tentang air dalam Al-Qur’an tidak
hanya menggunakan kalimat ‫الماء‬. Beberapa kalimat yang biasa dipakai juga
antara lain, hujan, sungai, awan, laut, mata air dan lainlain. Kurang lebih
terdapat lebih dari 200 ayat yang menjelaskan tentang air dalam Al-Qur’an.
Dari sekian ayat, air digambarkan memiliki peranan yang vital dalam
keberlangsungan makhluk hidup. Ada beberapa ayat menjelaskan tentang
manfaat air dari sisi penopang kehidupan, sarana transportasi, spiritual, medis,
sumber energi dan lain sebagainya. Selain itu ada juga ayat-ayat tentang air
dalam Al-Qur’an yang menggambarkan sebagai bencana bagi makhluk hidup.
Berikut ini beberapa ayat-ayat yang membahas tentang perairan menurut
Nurrohman (219) :

4
1. Sungai (‫)النهر‬
Sungai berperan penting dalam siklus air di bumi. Sungai adalah
sebuah mata air yang mengalir melalui celah daratan, baik lembah atau
lapisan lain dengan batas yang jelas. Aliran sungai biasanya berasal dari
tempat yang lebih tinggi ke tempat yang lebih rendah. Bagian yang tinggi
disebut hulu sungai dan mengalirkan airnya ke tempat yang lebih rendah,
selanjutnya air mengalir ke hilir sungai yaitu tempat yang lebih rendah dan
mengarah ke muara sungai. Biasanya, aliran sungai menuju ke laut atau
danau. Dalam Al-Qur’an, sungai disebut sebanyak 54 kali dengan
perincian 51 kali dalam bentuk plural dan 3 kali dalam bentuk tunggal.
Dari segi ma’rifat nakirah-nya, kata sungai disebut 43 kali dalam bentuk
ma’rifat dan 11 kali dalam bentuk nakirah. Dominasi penyebutan sungai
dengan bentuk jama’ karena aliran sungai tidak mungkin berdiri sendiri.
Aliran sungai akan banyak ditemukan dengan berbagai cabang dan
sumbernya dan Indonesia merupakan salah satu negara yang paling kaya
akan sungai. Berikut adalah ayat-ayat al-Qur’an yang menyebut kata‫االنهار‬
diantaranya ada QS. al-Baqarah 25, 74, 266, QS. Ali ‘Imran15, 136, 195,
198, QS. al-Nisa’ 13, 57, 122, QS. al-Maidah 12, 85, 119, QS. al-An’am
6, QS al-A’raf 43, al-Taubah 72, 89, 100, QS. Yunus 9, QS al-Ra’d 35,
QS. Ibrahim 23, 32, QS. al-Nahl 31, al- Isra’ 91, QS. al-Kahfi 31, QS. Taha
76, QS. al-Hajj 14, 23, QS. al-Furqan 10, QS. al-Ankabut 58, QS. al-Zumar
20, al-Zukhruf 51, QS. Muhammad 12, 15, 15, 15, QS. al-Fath 5, 17, QS.
al-Hadid 12, al-Mujadalah 22, QS. al-Shaf 22, QS. al-Taghabun 9, QS. al-
Talaq 11, QS. al-Tahrim 8, QS. alBuruj 11, QS. al- Bayyinah 8, al-Ra’d 3,
al-Nah}l 15, QS. al-Naml 61, QS. Nuh 12.

2. Mata Air (‫)عيون‬


Dalam al-Qur’an kata ‫ عيون‬dan (‫ينا‬, ‫عينان‬,‫عيون‬, ‫اعين‬, ‫) معين‬, disebut
sebanyak 66 kali. Dari sekian penyebutan, yang identik dengan makna air
atau benda cair hanya sebanyak 25 kali. Sembilan diantaranya
menggunakan kalimat ‫ عين‬,yaitu : QS. Saba ’ 12, QS. al-Ghashiyah 5, 12,
QS. al-Baqarah 60, QS. al-A’raf 160, QS. Maryam 26, QS. al-Insan 6, 18,

5
QS. Al-Mutaffifin 28. Sedangkan yang menggunakan kalimat ‫ عينان‬dua
kali yaitu pada: QS. Al-Rahman 50 dan 66. Lalu menggunakan kalimat
‫ عيون‬sebanyak 10 kali, pada : QS. al-H{ijr 45, al-Shu’ara 57, 134, 147, QS.
Yasin 24, QS. Al-Dukhan 26, 52, QS. al-Dariyat 15, QS. al-Mursalat 41
dan QS. al-Qamar 12. Sedangkan kalimat ‫ معين‬diulang sebanyak 4 kali,
pada : QS. AlMu’minun 50, QS. al- Saffat 46, QS. alWaqi’ah 18 dan QS.
al-Mulk 30. Dari 25 kali penyebutan tersebut, hanya 4 kali menggunakan
bentuk ma’rifat, selebihnya 21 kali dalam bentuk nakirah.

3. Hujan (‫)المطر‬
Air hujan memiliki banyak manfaat bagi kelangsungan hidup
tumbuh-tumbuhan. Dengan adanya hujan, siklus peredaran air menjadi
seimbang dan stabil. Dalam Al-Qur’an hujan dijelaskan sebagai sesuatu
yang sangat bermanfaat bagi kehidupan. Kata ‫ المطر‬disebutkan sebanyak
14 kali, yakni : QS. al-A’raf 84, 84, QS. Hud 82, QS. al-Hijr 84, QS. al-
Shu’ara 173, 173, 1 73, QS. al-Naml 58, 58, 58, QS. al-Anfal 32, QS. al-
Furqan 40, 40, QS. al-Nisa 102. Dari 14 kali penyebutan, tujuh diantaranya
menggunakan kata kerja (fiil) dan tujuh lainnya berupa isim. Empat
diantara isim tersebut berupa nakirah dan tiga lainnya berbentuk ma’rifat.
Namun dalam al-Qur’an, kalimat yang bermakna hujan tidak hanya
menggunakan kata ‫ المطر‬,tetapi terdapat kata lain yang bermakna hujan
seperti dalam kata ‫ السماء‬yang disandingkan dengan kata ‫ انزل‬dan
seakarnya. Al-Qur’an mengungkap air hujan setidaknya ‫السماء من انزل‬
redaksi dengan terdapat dalam 24 ayat. Semua kata ‫ رطمال‬tersebut
memiliki makna yang bermacam-macam dalam penggunaannya. Berabad-
abad yang lalu, Allah Swt telah menggambarkan dengan jelas bagaimana
proses terjadinya hujan, jauh sebelum para ilmuan sains menemukan
teorinya. Dalam Surat al-Nur 43:

6
Artinya :
“Tidaklah kamu melihat bahwa Allah mengarak awan, kemudian
mengumpulkan antara (bagianbagian)nya, kemudian menjadikannya
bertindih-tindih, Maka kelihatanlah olehmu hujan keluar dari celah-
celahnya dan Allah (juga) menurunkan (butiranbutiran) es dari langit,
(yaitu) dari (gumpalan-gumpalan awan seperti) gunung-gunung, Maka
ditimpakan-Nya (butiran-butiran) es itu kepada siapa yang dikehendaki-
Nya dan dipalingkan-Nya dari siapa yang dikehendaki-Nya. Kilauan kilat
awan itu Hampir-hampir menghilangkan penglihatan”.
Fenomena alam tersebut menunjukkan bahwa tidak ada apapun dari
ciptaan Allah yang dilalaikan-Nya, semua telah diatur sedemikian rupa.
Peran hujan yang menghidupkan lahan mati yang disebutkan dalam al-
Qur’an sudah dianalisa oleh pakar ilmu pengetahuan. Selain membawa
butiran air, hujan juga membawa suatu materi yang penting bagi
kehidupan semua makhluk hidup di dunia. Butiran air hujan juga
membawa material yang berfungsi sebagai pupuk. Saat air laut menguap
dan mencapai awan, ia mengandung suatu yang dapat merevitalisasi
daratan yang mati. Butiran air hujan yang mengandung bahan-bahan
revitalisasi tersebut biasa dikenal dengan nama surface tension droplest..
Garam yang turun bersamaan dengan air hujan merupakan suatu miniatur
dari pupuk yang biasa digunakan dalam pertanian (natrium, potassium,
kalium dan sebagainya). Logam berat di udara akan membentuk elemen
yang akan meningkatkan produktivitas pada saat pertumbuhan dan
pembuahan tanaman. Dengan demikian, hujan adalah sumber pupuk yang

7
sangat penting. Dengan pupuk yang dikandung pada butiran hujan saja,
dalam beberapa waktu tanah yang miskin hara dapat mengumpulkan
semua elemen yang diperlukan untuk tumbuhnya tanaman. Hutan juga
tumbuh dan memperoleh keperluan hidupnya dari semua bahan kimia
yang berasal dari laut.

2.3 Ayat Tentang Lautan


Lautan adalah suatu keajaiban yang telah Allah SWT. ciptakan.
Menurut Waffaqoni (2019), Air laut terus bergerak dan tidak pernah berhenti
sedetik pun dalam bentuk gelombang air atau gerakkan dibawah
permukaannya. Al-Qur’an berbicara banyak tentang laut, meskipun Nabi
Muhammad SAW berdasarkan riwayat yg ada diketahui tidak pernah berlayar
mengarungi samudra luas. Salah satu dari sekian banyak ayat tentang laut
adalah sebagai berikut :

Selanjutnya akan dibahas ayat lain mengenai fenomena atau kejadian


terkait dengan lautan yang pada dasarnya dibagi menjadi dua jenis yaitu ayat
yang menggambarkan kebesaran Allah SWT. yang didalamnya berisi
fenomena-fenomena lautan dan juga ayat yang menggambarkan manfaat lautan
dalam kehidupan.
1. Laut Sebagai Tanda Kemahakuasaan Allah
a. Batas Dua Laut
Hal yang begitu menakjubkan ini dibahas di Al-Qur’an.
Fenomena pertemuan dua laut dengan karakteristik berbeda. Masing-
masing lautannya tetap pada karakteristiknya, meskipun secara kasat

8
mata bercampur oleh deburan gelombang. Ada beberapa ayat yang
menjelaskan hal ini, diantaranya ada pada surat Al-Furqan/25:53.

Allah menggerakkan dua buah laut yang berbeda, yang satu tawar
dan yang lainnya asin. Masing-masing bergerak berdampingan namun
tidak mengalami percampuran. Hal ini merupakan nikmat bagi
manusia, Berdasarkan penelitian, para ahli kelautan berhasil
menemukan adanya batas antara dua lautan yang berbeda. Mereka
menemukan bahwa ada pemisah antara setiap lautan. Pemisah itu
bergerak diantara dua lautan dan dinamakan dengan front (jabhah), hal
ini diibaratkan dengan front yang memisahkan antara dua pasukan.
Dengan adanya pemisah ini setiap lautan memelihara karakteristiknya
sesuai dengan makhluk hidup yang tinggal dilingkungan masing-
masing. Pada pertemuan batas dua lautan itu terdapat lapisan-lapisan
air pembatas yang memisahkan antara keduanya, dan berfungsi
memelihara karakteristik khas setiap lautan dalam hal kadar berat jenis,
kadar garam, biota laut, suhu, dan kemampuan melarutkan oksigen.

b. Ombak di Atas Ombak dan laut yang berlapis-lapis


Ombak di laut tidak saja terjadi di permukaannya, tetapi juga di
bawah permukaan laut. Inilah yang dinyatakan di dalam surah an-
Nur/24:40 dengan ungkapan “ombak yang di atasnya ada ombak”.
Allah berfirman:

9
Makna ayat ini adalah dipermukaan laut ombak terjadi akibat
pengaruh angin. Energi dari angin ditransfer kepermukaan laut
sehingga menimbulkan ombak atau gelombang laut. Gelombang yang
dibangkitkan angin disebut wind waves. Wind waves ini terbagi dua,
yaitu ombak yang masih dipengaruhi angin yang membangkitkannya
atau masih berada didaerah pengaruh angin yang disebut sea, dan
gelombang yang berada diluar daerah pengaruh angin yang disebut
swell. Swell inilah yang merambat keluar dari daerah pembentukannya
dilepas pantai menuju pantai. Gelombang jenis inilah yang kita amati
menjalar dan pecah dipantai. Sedangkan makna dari laut yang berlapis-
lapis pada ayat ini adalah pada kondisi laut yang gelap gulita terdapat
gelombang yang berlapis. Air laut tidak homogeny karena densitas air
laut bervariasi dari permukaan sampai ke dasar laut. Densitas air laut
merupakan fungsi dari temperatur, salinitas, dan tekanan. Karena
temperatur, salinitas, dan tekanan bervariasi terhadap kedalaman maka
densitas air laut bervariasi terhadap kedalaman. Hal ini menyebabkan
laut menjadi berlapis-lapis.

c. Api di Bawah Dasar Laut.


Dalam surah at-Thur/52:6 Allah berfirman,

Bagi sebagian orang, ayat di atas hanya bisa dibenarkan dengan


keimanan.95 Terlebih pada masa ayat tersebut diturunkan. Sifat api

10
pada umumnya akan padam apabila di siram air. Sulit dibayangkan
bagaimana api pada umumnya akan padam apabila disiram air. Sulit
dibayangkan bagaimana api akan berada dalam keadaan terendam air,
apalagi di dasar lautan yang dalam. Namun seiring dengan kemajuan
dan teknologi ternyata banyak lokasi panas di dasar samudra yang
suhunya beberapa kali lipat suhu api yang umum dijumpai di atas
permukaan bumi. Fenomena api di dasar laut yang dimaksud adalah
adanya rangkaian gunung api di dasar laut. Gunung api itu berasal dari
proses geologi yang melibatkan pergerakan lempeng-lempeng tektonik
di permukaan bumi.

2. Laut sebagai Manfaat untuk Kehidupan


Laut memiliki manfaat yang sangat besar bagi kehidupan di bumi.
Mulai dari proses pendinginan bumi yang awalnya sangat panas,
ketersediaan air bagi makhluk hidup, sarana transportasi, siklus air hujan,
terciptanya sumber industri, dan masih banyak lainnya. Di antara manfaat
laut bagi kehidupan adalah :
a. Laut Sebagai Siklus Hidrologi
Siklus air ini merupakan bentuk pemeliharaan Allah terhadap
kehidupan di bumi. Tahapan-tahapan siklus air ini dimulai dari sinar
matahari yang mengakibatkan suhu air laut menjadi panas dan membuat
wujud air yang berupa cairan berubah menjadi gas/uap air. Proses ini
disebut evaporasi. Kemudian uap air naik ke atmosfer dan menjadi
dingin serta mengalami proses kondensasi sehingga membentuk
partikel-partikel di udara yang menjadi awan. Apabila awan sudah
cukup menampung partikel-partikel uap air, maka awan akan melepas
uap air yang ada di dalamnya menjadi bentuk hujan, salju, atau hujan
es. Proses ini dinamakan presipitasi. Air hujan yang turun akan diserap
oleh tanaman agar bisa berfotosintesis. Selain itu, air hujan juga akan
diserap oleh permukaan tanah yang selanjutnya bisa tersimpan dan
keluar sebagai mata air atau mengalir ke sungai hingga kembali ke
lautan. Siklus air ini berlangsung secara kontinu sehingga semua

11
makhluk hidup bisa tetap bertahan hidup di bumi. Ayat yang membahas
hal ini yaitu QS. al-Aʻraf ayat 57 :

b. Laut Sebagai Penyimpan Kekayaan Alam


Wilayah pesisir pantai dan laut memiliki peran yang strategis dan
penting. Tidak hanya sekadar menjadi hunian yang nyaman, tetapi juga
mendukung berbagai macam kegiatan usaha. Wilayah pesisir dan laut
merupakan tempat yang memiliki kekayaan sumber daya alam yang
sangat melimpah. Bagi masyarakat diwilayah seperti ini laut memang
menjadi sumber mata pencaharian yang utama dan telah berlangsung
berabad-abad lamanya. Di Indonesia saja diperkirakan ada sekitar 140
juta atau hampir 60% penduduk yang bertempat tinggal didaerah
pesisir. Berbagai jenis ikan yang tersedia melimpah di lautan
mengandung sumber protein bagi manusia. Kehalalannya pun sudah
telah dijamin oleh Allah sebagaimana firman-Nya dalam QS. al-
Ma’idah [5] ayat 96:

12
Hewan buruan laut yang dimaksud dalam ayat ini adalah semua
hewan yang berada dan tinggal di laut, kecuali jenis katak dan kura-
kura. Kedua hewan ini diharamkan untuk dimakan karena merupakan
hewan yang tinggal di dua alam, yakni laut dan darat. Sedangkan makna
tho’aamuhu adalah makanan yang berasal dari laut termasuk juga di
dalamnya hewan yang telah mengapung di permukaan atau yang sudah
menjadi bangkai. Hal ini didasarkan pada hadis Nabi saw.
Selain itu, ada juga kerang mutiara yang dapat dipakai menjadi
perhiasan oleh manusia bahkan bisa menjadi hasil laut yang memiliki
komoditas ekonomi paling tinggi. Allah berfirman pada QS. al-Naẖl
[16] ayat 14:

Dalam ayat ini dijelaskan bahwa penyebutan daging yang segar


adalah ikan- ikan yang berada di laut. Kemudian manusia juga dapat
menikmati keindahan mutiara yang berasal dari kerang/tiram yang
berada di laut. Selain itu ada pula karang/koral yang tumbuh di dasar
laut.

c. Laut Sebagai Sumber Mata Pencaharian Bagi Para Nelayan


Para nelayan menangkap ikan di lautan karena adanya angin
darat, yakni angin berhembus dari darat ke laut yang terjadi pada malam
hari. Selain gerakan angin yang dapat memudahkan nelayan bergerak
ke tengah laut, menangkap ikan di malam hari lebih mudah daripada di
siang hari karena lentera yang nelayan bawa merupakan sumber cahaya
di mana plankton akan bergerak ke arah cahaya sehingga ikanikan pun

13
berkumpul di sekitar plankton untuk memakannya. Pada kesempatan
inilah nelayan bisa langsung menangkap ikan dengan jala yang mereka
bawa. Selain itu, laut juga bisa dijadikan tempat pariwisata yang bisa
dimanfaatkan sebagai sumber pekerjaan dan pendapatan bagi manusia.
Hal ini menunjukan bahwa laut dapat dijadikan pula sebagai sarana
transportasi untuk mengantarkan manusia dari satu tempat ke tempat
lain. Semua ini tertuang dalam firman-Nya:

d. Laut Sebagai Sumber Energi Alternatif


Allah berfirman dalam surat An-Nahl/16 ayat 14:

Laut tidak hanya menyimpan beragam ikan dan sumber daya


hayati lainnya sebagai sumber pangan. Perairan Indonesia sebenarnya
menyimpan energi terbarukan yang antipolusi, ramah lingkungan, dan
awet sepanjang masa. Manusia membutuhkan banyak bahan dari
sumber daya alam yang ada untuk memenuhi kebutuhannya. Di sini,

14
laut yang luasnya hampir memenuhi 70% permukaan bumi memiliki
peran untuk menghasilkan energi. Laut dapat dimanfaatkan sebagai
sumber pembangkit tenaga listrik, baik itu berasal dari energi
gelombang laut, energi panas laut, energi pasang surut air laut, energi
arus, dan energi bahan bakar nabati atau biofuel dari rumput laut.

15
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. Air ini bisa dihasilkan melalui siklus hidrologi dan merupakan bentuk
pemeliharaan Allah terhadap kehidupan di bumi. Tahapannya dimulai dari
evaporasi di mana sinar matahari mengakibatkan suhu air laut menjadi
panas dan lalu air berubah menjadi gas. Kemudian uap air naik ke atmosfer
dan mendingin mengalami proses kondensasi menjadi awan. Kemudian
terjadi presipitasi di mana air hujan turun. Siklus air ini berlangsung secara
kontinu sehingga semua makhluk hidup bisa tetap bertahan hidup di bumi.
2. Islam memandang air dan lautan adalah dua hal yang penting di dunia ini.
Air merupakan kebutuhan mendasar setiap makhluk hidup dan lautan
menutupi Sebagian besar wilayah di bumi. Keduanya banyak disebut di
dalam Al-Qur’an membuktikan betapa pentingnya kedua hal tersebut.
3. Dalam islam, terutama di dalam Al-Qur’an banyak dibahas mengenai air
dan lautan. Air sangat penting bagi kehidupan dalam bentuk apapun seperti
sungai, hujan, mata air semuanya dibahas di dalam Al-Qur’an. Kemudian
lautan juga banyak dibahas seperti fenomena yang menunjukkan kebesaran
Allah SWT. dan juga lautan yang memiliki banyak manfaat bagi kehidupan.

3.2 Saran
1. Sebagai muslim yang taat sebaiknya kita mempelajari Al-Qur’an beserta
kandungannya dan diamalkan di kehidupan sehari-hari
2. Sebagai mahasiswa kelautan (muslim) sebaiknya kita mempelajari ilmu
yang terkait dengan lautan dalam perspektif islam.

16
Daftar Pustaka

Burhanuddin, A.I. dan H.M.N. Nessa. 2018. Pengantar Ilmu Kelautan dan
Perikanan. Deepublish, Yogyakarta, 250 hlm.
Nurrohman. 2019. Ayat-ayat Sains Rahasia Keagungan Alam Nyata dan Ghaib
dalam Al-Qur’an. Noktah, Yogyakarta, 212 hlm.
Sawaluddin dan Sainab. 2018. Air dalam Perspektif Al-Qur’an dan Sains. Jurnal
Tarbiyah : Jurnal Ilmiah Kependidikan., 7(2): 109-122.
Subagiyo, A. 2016. “Konsepsi Islam dalam Pengelolaan Pesisir & Pulau-pulau
Kecil”. http://www.arissubagiyo.com/konsepsi-islam-dalam-pengelolaan-
pesisir-pulau-pulau-kecil/. 16 November 2020 Jam 19.30 WIB.
Thobroni, A.Y. 2008. Fikih Kelautan II Etika Pengelolaan Laut dalam Perspektif
Al-Qur’an. Al-Fikra : Jurnal Ilmiah Keislaman., 7(2): 358-382.
Waffaqoni. 2019. “Telaah Kritis Teori Sains Terhadap Tafsir Ilmu Kementerian
Agama Republik Indonesia Tentang Laut”. Skripsi. FUAH, Ilmu Al-Qur’an
dan Tafsir, IAIN Salatiga, Salatiga.

17

Anda mungkin juga menyukai