Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

SUNGAI DI DASAR LAUT


(Q.S AL FURQON AYAT 53)
.

DISUSUN OLEH:

FITRI NURUL AINI


VIRA NABILA

GURU MATA PELAJARAN


ERI SARMILA

MATA PELAJARAN
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SMA NEGERI 1 KAMPAR


TAHUN PELAJARAN 2022 / 2023
KECAMATAN KAMPAR KABUPATEN KAMPAR
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.........................................................................................................i
KATA PENGANTAR.........................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1
A. Latar Belakang..........................................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................2
C. Tujuan Penulisan.......................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................3
A. Pengertian Oseanografi.............................................................................3
B. Fenomena oseanografi dan kaitannya dengan Al-qur’an..........................4
BAB III PENUTUP............................................................................................12
A. KESIMPULAN.......................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA

i
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah, segala puji atas kehadirat Allah SWT, atas limpahan
rahmat dan hidayah-Nya yang dianugerahkan kepada kita semua, terutama
kepada kami sehingga dapat menyusun makalah ini tepat pada waktunya.

Penulisan makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi tugas pada mata kuliah


Pendidikan Agama Islam dengan judul “Sungai Di Dasar Laut (Q.S AL FURQON
AYAT 53)”

Adapun penulisan dalam makalah ini, disusun secara sistematis dan


berdasarkan metode-metode yang ada, agar mudah dipelajari dan dipahami  sehingga
dapat menambah wawasan pemikiran para pembaca.

Dalam penulisan makalah ini, kami menyadari sepenuhnya adanya kekurangan.


Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun kami harapkan dari para pembaca
agar dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan demi kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Kampar,  02 Agustus 2022

                                                                                    Penulis

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Al-qur’an adalah sumber dari segala ilmu pengetahuan. Kitab suci Al-
qur’an bukan saja menjelaskan sejarah dan perkembangan tentang keislaman,
tetapi juga merupakan sumber ilmu pengetahuan lain seperti hidrologi,
perbintangan, biologi, fisika, dan ilmu lain yang telah di tegaskan oleh Allah
SWT.
Ilmu Al-qur’an itu seperti lautan yang tidak bertepi. Sebelum ilmuwan-
ilmuwan menjelaskan teori penciptaan alam, teori fisika, teori evolusi dan
berbagai teori, Al-qur’an telah lama menjelaskan teori itu, hanya saja para ilmuan
baru menemukannya, bahkan Al-qur’an telah menjelaskan seluruh kehidupan
yang ada di alam semesta yang belum diketahui oleh akal manusia. Oleh karena
itu Al-qur’an bertujuan sebagai pedoman hidup agar manusia tidak tersesat dan
selalu berada dijalan yang di ridhoi Allah SWT.
Dalam Surat Ali Imran ayat 190, Allah berfiman :

“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya


malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal”

Ilmu pengetahuan yang kita pelajari saat ini tentu tidak lepas dari yang
namanya seorang berakal, seorang cerdas, seorang yang berwawasan luas dan
seorang yang biasa disebut ilmuwan. Dan Al-Qur’an telah menyebutkan bahwa
penciptaan alam semesta ini terdapat tanda-tanda bagi orang yang berakal.
Sehingga ketika ‘seorang yang berakal’ itu melihat apa sebenarnya yang
disimpan alam ini, ia akhirnya menemukan satu teori yang menjadi pengetahuan
umum dan dipelajari.
Salah satu ilmu Al-qur’an dari sekian banyak ilmu pengetahuannya
adalah tentang penciptaan lautan dan daratan. Khususnya di Indonesia, lautan
adalah salah satu sumber mata pencaharian bagi sebagian besar penduduknya,
karena Indonesia merupakan negara maritim, yang banyak dikelilingi oleh lautan.
Bukan hanya sebagai mata pencaharian tetapi lautan juga memiliki manfaat yang
sangat banyak bagi kehidupan manusia.

1
Dalam makalah ini, kami akan menguraikan berbagai macam manfaat
dari lautan menurut sisi pandang Al-qur’an. Semoga makalah ini memberikan
pengetahuan kepada kita dan dapat membuat kita menjadi pribadi yang pandai
bersyukur kepada Allah SWT yang telah menciptakan alam semesta beserta
isinya. Al-qur’an secara jelas dan tegas menjelaskan kepada manusia tentang
lautan.
B. Rumusan Masalah

1. Apa itu oseanografi? Apa kaitannya oseanografi dengan Al-qur’an?


2. Fenomena oseanografi apa saja yang berkaitan dengan sains dan Al-qur’an?

C. Tujuan Penulisan

Makalah ini dibuat selain untuk memenuhi tugas mata kuliah Al-qur’an dan
Disiplin ilmu juga bertujuan untuk mengetahui:
1. Mengetahui tentang oseanografi dan kaitannya dengan Al-Qur’an
2. Mengetahui dan memahami fenomena oseanografi dalam tinjauan sains dan
Al-Qur’an
3. Mengetahui bahwa Al-Qur’an adalah sumber sains yang mencakup segala
aspek keilmuan

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Oseanografi

Oseanografi berasal dari kata osean yang berarti lautan/samudra yakni


subdivisi dari massa air yang luas terletak diantara kontinen-kontinen. Bagian
yang lebih kecil dari osean disebut sea. Dalam bahasa Latin oceanus, sedangkan
dalam bahasa Yunani okeanus. Pada abad ke 13, istilah dalam bahasa Inggris
biasa digunakan Sea of Ocean dan akhirnya pada tahun 1950 biasa disebut
Ocean Sea. Dengan demikian, oseanografi dapat didefinisikan sebagai ilmu yang
mempelajari lautan. “Oceanography is the scientific of the Ocean in all its
aspect.”
Salah satu kebesaran Allah ialah menciptakan laut sebagai salah satu
sumber kehidupan bagi mahluk ciptaan-Nya. Di mana di dalam terdapat sumber
makanan, mencari nafkah, tempat berlayar dan lain sebagainya. Kira-kira 70,8%
permukaan bumi tertutup oleh air laut. Perbandingan laut yang terdapat di
belahan bumi utara dan belahan bumi selatan. Belahan bumi utara, luas daratan
39% dan luas lautan 61%, sedangkan belahan bumi selatan, luas daratan 19% dan
luas lautan 81%.
Air laut merupakan larutan yang mengandung berbagai garam. Unsur
kimia yang tergabung dalam larutan air laut ialah Khlor (Cl) 55%, Natrium (Na)
31%, Magnesium (Mg), Kalsium (Ca), Belerang (S), dan Kalium (K).
Disamping itu, dalam jumlah kecil terdapat juga Bromium (Br), Karbon (C),
Stronsium (Sr), Barium (Ba), Silikon (Si) dan florium (F). Air laut mengandung
juga larutan berbagai gas seperti Oksigen (O 2) dan gas Asam Arang (CO 2). Rasa
asin pada air laut berasal dari garam. Air laut terdiri atas 96% air dan 3% garam
(sodium klorida). Satu persen lagi berupa sejumlah mineral seperti Kalsium dan
Magnesium.
Oseanografi mulai dipelajari pada abad 20an dengan ditemukannya
fenomena dan gejala alam yang unik. Fenomena ilmu pengetahuan disebutkan
dalam Al-Qur’an yang juga dikonfirmasi oleh Dr. William Hay yang dikenal
sebagai marinir dan Profesor Geologi di Universitas Colorado, USA. Al-Qur’an
menyebutkan fenomena tersebut dalam Surat An-Naml ayat 61:

3
َ‫ض قَ َرارًا َو َج َع َل ِخاَل لَهَا َأ ْنهَارًا َو َج َع َل لَهَا َر َوا ِس َي َو َج َع َل بَ ْين‬
َ ْ‫َأ َّم ْن َج َع َل اَأْلر‬
َ‫اج ًزا ۗ َأِإ ٰلَهٌ َم َع هَّللا ِ ۚ بَلْ َأ ْكثَ ُرهُ ْم اَل يَ ْعلَ ُمون‬
ِ ‫ْالبَحْ َري ِْن َح‬

“Atau siapakah yang telah menjadikan bumi sebagai tempat berdiam, dan yang
menjadikan sungai-sungai di celah-celahnya, dan yang menjadikan gunung-
gunung untuk (mengkokohkan)nya dan menjadikan suatu pemisah antara dua
laut? Apakah disamping Allah ada tuhan (yang lain)? Bahkan (sebenarnya)
kebanyakan dari mereka tidak mengetahui.”

B. Fenomena oseanografi dan kaitannya dengan Al-qur’an


1. Batas Dua Lautan
Batas yang dimaksud disini bukanlah batas yang dibuat manusia,
melainkan fenomena alam yang tidak pernah terlepas dari sunnatullah. Batas
yang memisahkan dua laut dengan sifat yang berbeda. Pertemuan dua laut
tersebut terjadi di Selat Gibraltar atau bisa juga disebut Jabal Tariq. Selat ini
menjadi bukti bahwa Al-Qur’an merupakan sumber segala ilmu
pengetahuan. Di Selat Gibraltar ini menjadi tempat bertemunya dua laut
dengan jenis yang berbeda. Inilah selat yang memisahkan benua Eropa dan
Afrika, tepatnya memisahkan Maroko dan Spanyol dan juga yang
mempertemukan air laut Samudera Atlantik dengan air laut Mediterania.
Air Samudera Atlantik berwarna biru lebih terang sedangkan air laut
Mediterania biru lebih gelap dan pekat. Air Laut Mediterania mengandung
lebih banyak garam dan sifatnya yang lebih hangat jika diibandingkan
dengan air laut Samudera Atlantik. Kedua jenis air tersebut tidak bercampur
ketika bertemu. Dalam artian ketika air dari Laut Mediterania masuk ke
Samudera Atlantik, air tersebut tetap terjaga sifat-sifat airnya bahkan sampai
kedalaman 1000 m dibawah permukaan laut.
Hal ini membuktikan firman Allah dalam surat Ar-Rahman ayat 19-20:

ِ ‫ْن َي ْل َتقِ َي‬


ِ ‫ َب ْي َن ُه َما َبرْ َز ٌخ ال َي ْب ِغ َي‬- ‫ان‬
‫ان‬ ِ ‫َم َر َج ْال َبحْ َري‬
“Dia membiarkan dua lautan mengalir yang keduanya kemudian bertemu.
Antara keduanya ada batas yang tidak dilampaui masing-masing”
Perkembangan oseanografi modern telah menguak tabir pertemuan dua
laut dengan muatan air tawar dan air asin yang tidak bercampur dengan sangat
akurat. Sebagai contoh, air laut Mediterania bersuhu hangat, berkadar garam
lebih tinggi,dan lebih sedikit padat, bila dibandingkan dengan air laut

4
samudera Atlantik. Ketika air laut Mediterania masuk ke lautan Atlantik di
atas teluk Gibraltar, air laut Mediterania bergerak beberapa ratus kilometer ke
dalam lautan Atlantik pada suatu kedalaman sekitar 1000 meter dengan
karakteristik yang dimilikinya. Meskipun ada ombak besar, arus-kuat, dan
pasang laut mereka tidak akan bercampur atau melewati penghalang ini.
(Davis: 2008)
Demikian juga arus laut panas (seperti arus teluk) dan arus dingin
(seperti arus labrador). Kedua arus tersebut saling berdampingan, tapi tidak
bercampur satu dengan yang lainnya. (Abu Sauqi: 2006).
Fakta ilmiah yang ditemukan oleh para oceanografer ini sangat sesuai
dengan informasi al-Qur’an puluhan abad yang lampau. Bisa dipastikan
bahwa semua ini tidak terjadi secara kebetulan, tapi telah diatur oleh yang
Maha Mengatur, Seperti bagaimana Ia mengatur hati setiap insan untuk
menerima kebenaran al-Qur’an yang mulia.
2. Mata Air Tawar di Lautan
Prof. Jacques Yves Costeau, seorang oseanografer dan ahli selam
terkemuka dari Perancis menemukan mata air tawar di tengah-tengah lautan
ketika ia sedang melakukan eksplorasi di bawah laut. Mata air tersebut sama
sekali tidak bercampur atau melebur dengan air laut yang asin, rasanya tetap
segar seakan-akan ada membran yang membatasi keduanya.
Fenomena ini juga berkaitan dengan firman Allah dalam surat Ar-
Rahman diatas yang menjadi bukti sains bertemunya dua lautan yang berbeda
jenis tidak akan bercampur satu sama lain. Selain itu, Allah juga menyebutkan
fenomena tersebut dalam surat Al-Furqon ayat 53:

‫ات َو َه َذا م ِْل ٌح ُأ َجا ٌج َو َج َع َل َب ْي َن ُه َما‬


ٌ ‫ْن َه َذا َع ْذبٌ فُ َر‬
ِ ‫َوه َُو الَّذِي َم َر َج ْال َبحْ َري‬
‫َبرْ َز ًخا َو ِحجْ رً ا َمحْ جُورً ا‬
“Dan Dialah yang membiarkan dua laut yang mengalir (berdampingan);
yang ini tawar lagi segar dan yang lain asin lagi pahit; dan Dia jadikan
antara keduanya dinding dan batas yang menghalangi.”
Mata air tawar tersebut ditemukan di Cenote Angelita, Mexico. Disana
ada sebuah goa yang jika menyelam sampai kedalaman 30 meter, airnya berup
air segar, namun jika menyelam sampai 60 meter, airnya menjadi air asin
setelah itu, dikedalaman lebih dari 60 meter ada sebuah sungai dengan pohon
dan dedaunan. Penggambaran air di dalam goa ini terdiri atas 3 lapisan air

5
yaitu air asin atau payau di permukaan sampai 30 meter dan air asin lagi
sampai ke dasar cenote.

3. Ombak dan Kegelapan di Kedalaman Lautan


Ombak dan kegelapan yang terjadi di kedalaman laut disebutkan
dalam Surat An-Nur ayat 40:

ٌ‫ َحاب‬+ ‫ ِه َس‬+ ِ‫و ٌج مِّن َف ْوق‬+ْ +‫ ِه َم‬+ ِ‫و ٌج مِّن َف ْوق‬+ْ +‫اهُ َم‬+ ‫ ٍر لُّجِّ يٍّ َي ْغ َش‬+ ْ‫ت فِي َبح‬ ُ ‫أ َْو َك‬
ٍ ‫ا‬++‫ظلُ َم‬
‫ ُه‬+ ‫ ِل هَّللا ُ َل‬+‫ض ِإ َذا َأ ْخ َر َج َيدَ هُ َل ْم َي َك ْد َي َرا َها َو َمن لَّ ْم َيجْ َع‬
ٍ ْ‫ض َها َف ْو َق َبع‬
ُ ْ‫ات َبع‬ ُ
ٌ ‫ظلُ َم‬

ٍ ‫ُنورً ا َف َما َل ُه مِن ُّن‬


‫ور‬

“Atau seperti gelap gulita di lautan yang dalam, yang diliputi oleh ombak,
yang di atasnya ombak (pula), di atasnya (lagi) awan; gelap gulita yang
tindih-bertindih, apabila Dia mengeluarkan tangannya, Tiadalah Dia dapat
melihatnya, (dan) Barangsiapa yang tiada diberi cahaya (petunjuk) oleh
Allah Tiadalah Dia mempunyai cahaya sedikitpun.”

Ayat tersebut diatas menjelaskan tentang kegelapan di lautan yang


menurut pendapat Prof. Durga Rao, seorang ahli dalam bidang Geologi
Kelautan dan seorang profesor di Universitas King Abdul Aziz di Jeddah,
beliau mengatakan bahwa ilmuwan hanya mampu mengkonfirmasikan bahwa
ada kegelapan di samudera dengan bantuan alat yang disebut The Secchi
Disk , sebuah alat yang digunakan untuk mengukur kedalaman tembusan
cahaya di samudera.

Sinar cahaya terdiri atas tujuh warna. Ketujuh warna itu adalah violet,
indigo, biru, hijau, kuning, orange dan merah. ). Sinar cahaya ini akan
mengalami pembiasan/pemantulan apabila hanya mengenai air. Lapisan air
10-15 meter teratas akan menyerap warna merah. Begitu juga sinar warna
orange akan diserap pada kedalaman 50-100 meter, hijau pada kedalaman
100-200 meter, dan akhirnya, biru diluar 200 meter, violet dan indigo diatas
200 meter. Karena penghilangan yang berurutan dari warna, satu lapisan
setelah yang lain, samudra semakin menjadi lebih gelap yaitu kegelapan
berangsung berlapis-lapis dari teranf. Di bawah kedalaman 1000 meter ada
kegelapan lengkap. Kejadian ketika cahaya menembus kedalaman air disebut
refraksi.

6
Sinar matahari diserap oleh awan-awan yang pada gilirannya
menyebar sinar cahaya, dengan begitu menyebabkan kegelapan dibawah
awan. Semakin dalam, air laut semakin kehilangan warna dan hal itu
menyebabkan kegelapan yang berlapis-lapis sebagaimana disebutkan dalam
firman Allah diatas. Kegelapan dimulai dibawah ombak bagian terdalam.
Sumber satu-satunya cahaya adalah dari tubuh mereka sendiri. Jadi, ketika
seorang penyelam berada di kedalaman lebih dari 1000 meter, ia tidak akan
bisa melihat dirinya. Sebagaimana digambarkan dalam ayat diatas, "apabila
dia mengeluarkan tangannya, tiadalah dia dapat melihatnya." Kegelapan ini
berada di bawah gelombang internal dalam laut.
Fenomena yang syarat ilmu pengetahuan tersebut telah disebutkan Al-
Qur’an yang pada waktu itu belum ada alat-alat secanggih sekarang. Profesor
Rao mengatakan:
"1.400 tahun yang lalu seorang manusia normal tidak bisa
menjelaskan fenomena ini secara rinci sehingga informasi ini pasti datang
dari sesuatu yang supernatural (ghaib)."
Sains modern menemukan adanya dua ombak di lautan yakni
gelombang permukaan dan gelombang internal. Gelombang permukaan
adalah fenomena yang bisa kita temui ketika mengamati permukaan air laut,
dan biasa disebut sebagai ombak. Penyebab terjadinya ombak permukaan
adalah hembusan angin dan pasang surut air laut yang terjadi akibat adanya
gaya tarik bulan dan matahari.
Ombak dalam atau gelombang internal tidak bisa dilihat secara kasat
mata. Namun, keberadaannya telah diakui oleh para ilmuwan yang
menemukan pada 1955 M. Keberadaan ombak ini berada pada kedalaman
1000 M. Ombak dalam terjadi pada permukaan lapisan air di kedalaman
lautan, sebab ia memiliki kepekatan yang lebih tinggi dibandingkan dengan
air di atasnya. Ombak dalam terbentuk akibat adanya perbedaan rapat massa
atau densitas air laut dengan gaya pembangkit yang dapat berasal dari angin,
pasang surut atau bahkan gerakan kapal laut. Inilah yang dimaksud dalam
firman Allah “ombak diatas ombak”.
Dalam ayat diatas, Al-Qur’an menggunakan kata “lujjiyyi” yang
berarti sangat dalam. Kata ini memberi indikasi bahwa kegelapan tersebut
hanya ada di laut yang dalam. Banyak pendapat mengenai arti dari kata
lujjiyyi dalam ayat diatas. Imam Zamakhsyari mengartikan ‘dalam lagi

7
banyak airnya. At Tabari mengartikan dalam dan banyak air. Sedangkan
Busyiri mengtakan bahwa maksud dari kata lujjiyyi tersebut adalah laut yang
tidak diketahui dasarnya. Kegelapan-kegelapan tersebut terjadi karena
kedalaman. Az-Zamakhsyari mengatakan, “Maksudnya dengan kegelapan-
kegelapan tertumpuk-tumpuk dari kedalaman laut, gelombang dan awan.” Al
Khazin mengatakan, “Seperti kegelapan-kegelapan di laut yang dalam lagi
banyak airnya.” Maksudnya, laut yang dalam itu dasarnya sangat gelap akibat
banyaknya air.”
4. Gunung Berapi di Laut

Gunung berapi tidak hanya kita jumpai di daratan saja, namun ternyata
lautan pun memilikinya. Contoh gampangnya gunung Krakatau yang ada di
lautan yang memisahkan Pulau Jawa dengan Sumatra.

Allah bersumpah dengan fenomena kosmik unik ini. Firman-Nya. Ath-


Thur ayat 6:

‫يَوْ َم تَ ُمو ُر ال َّس َما ُء َموْ رًا‬

“Dan laut yang di dalam tanahnya ada api”

Ayat diatas mengatakan dengan gamblang adanya api di laut. Yang


dimaksud tidak lain yaitu gunung berapi di laut.
Selain itu, Allah juga berfirman dalam Surat At-Takwir ayat 6:
ْ ‫َوِإ َذا ْالبِ َحا ُر ُس ِّج َر‬
‫ت‬
“Dan apabila lautan dipanaskan”

Firman Allah tersebut menguatkan pernyataan ayat sebelumnya.


Dimana, di laut ditemukan api yang panas.
Setelah Perang Dunia II, para peneliti turun dan menyelam ke dasar
laut dan samudera dalam rangka mencari alternatif berbagai barang tambang
yang sudah nyaris habis cadangannya di daratan akibat konsumerisme budaya
materialistik yang dijalani manusia sekarang ini. Mereka dikejutkan dengan
rangkaian gunung berapi (volcanic mountain chain) yang membentang
berpuluh-puluh ribu kilometer di tengah-tengah seluruh samudera bumi yang
kemudian mereka sebut sebagai 'gunung-gunung tengah samudera'.

8
Dengan mengkaji rangkaian gunung-gunung tengah samudera ini
tampak jelas bahwa gunung-gunung tengah samudera tersebut sebagian besar
terdiri dari bebatuan berapi (volcanic rocks) yang dapat meledak layaknya
ledakan gunung berapi yang dahsyat melalui sebuah jaring retak yang sangat
besar. Jaring retak ini dapat merobek lapisan bebatuan bumi dan ia melingkupi
bola bumi kita secara sempurna dari segala arah dan terpusat di dalam dasar
samudera dan beberapa lautan. Sedangkan kedalamannya mencapai 65 km.
Kedalaman jaring retak ini menembus lapisan bebatuan bumi secara penuh
hingga menyentuh lapisan lunak bumi (lapisan bumi ketiga) yang memiliki
unsur bebatuan yang sangat elastis, semi cair, dan memiliki tingkat kepadatan
dan kerekatan tinggi.
Satu fenomena lagi mengenai ditemukannya gunung berapi di laut
yaitu meskipun begitu banyaknya air laut, tetap tidak mampu memadamkan
bara api magma tersebut. Dan magma yang sangat panas pun tidak mampu
memanaskan air laut. Keseimbangan dua hal yang berlawananyakni air dan
api di atas dasar samudera bumi, merupakan saksi hidup dan bukti nyata atas
kekuasaan Allah SWT yang tiada batas.
Dua ahli geologi berkebangsaan  Rusia, Anatol Sbagovich dan Yuri
Bagdanov bersama rekannya ilmuwan Amerika Serikat (AS), Rona Clint
pernah meneliti tentang kerak bumi dan patahannya di dasar laut. Para
ilmuwan tersebut, menyelam ke dasar laut sedalam 1.750 kilometer di lepas
pantai Miami. Sbagovich bersama kedua rekannya menggunakan kapal selam
canggih yang kemudian beristirahat di batu karang dasar laut. Di dasar laut
itulah, mereka dikejutkan dengan fenomena aliran air yang sangat panas
mengalir ke arah retakan batu.
Para ilmuwan modern telah mengakui bahwa di dalam laut memang
terdapat gunung berapi yang banyak. Yang jika jumlahnya dibandingkan
dengan jumlah gunung berapi di laut jauh lebih banyak. Ilmuwan
mempekirakan sekitar 70% gunung berapi ada di bawah. Karena begitu
banyaknya dunung berapi di bawah laut, maka dikenal istilah “Ring of Fire”.
5. Misteri Segitiga Bermuda
Nama Segitiga Bermuda tidaklah asing lagi bagi kita. Dimana tersebar
berbagai macam mitos tentangnya. Mulai dari Dajjal sampai makhluk luar
angkasa atau UFO. Kata Bermuda sendiri berarti bulan ke tujuh dalam tahun
Qibthi. Namun ilmuwan Amerika mengungkapkan bahwa Bermuda berasal

9
dari bahasa kuno yang berari Pantai Cahaya. Istilah Segitiga Bermuda pertama
kali dicetuskan oleh Vincent Judith.
Segitiga Bermuda dalam bahasa Inggris disebut Bermuda Triangle
adalah sebuah daerah, tepatnya laut di Samudra Atlantik yang dibatasi oleh
kota-kota di Amerika Tengah yaitu Starits of Florida, Kepulauan Bahamas
dan Kepulauan Karibia.Segitiga Bermuda memiliki luas 15 juta mil2 atau 4
juta km2 yang membentuk garis segitiga antara wilayah teritorial Britania
Raya sebagai titik sebelah utara, San Juan di Puerto Rico US sebagai titik
sebelah selatan dan Miami negara bagian Florida di sebelah barat.
Hingga saat ini, Segitiga Bermuda masih menyisakan misteri tentang
hilangnya pesawat atau kapal yang melintasi daerah Bermuda secara tiba-tiba.
Mengenai peristiwa hilangnya kapal ataupun pesawat di kawasan Bermuda,
sebenarnya ada tempat di Segitiga Bermuda yang disebut Tongue of The
Ocean atau “Lidah Lautan”. Tempat ini mempunyai jurang bawah laut atau
canyon Bahama yang mungkin saja menyebabkan hilangnya kapal-kapal
secara tiba-tiba.
Selain itu ada juga tempat yang dinamakan Blue Hole yang merupakan
sebuah goa, namun saat ini terendam yang memiliki arus sangat kuat dan
sering membuat pusaran yang berdaya hisap.
Terlepas dari segala mitos yang memenuhi Segitiga Bermuda,
sebenarnya bisa ditarik kesimpulan yang lebih ilmiah daripada mengandung
misteri. Semisal, adanya pusaran air yang sangat kuat sehingga kapal yang
melintasi kawasan Bermuda kehilangan arah kompas sehingga kapal tersebut
tersedot ke dalam pusaran arus dan menghilang.
Ada satu pendapat dari Angkatan Laut Amerika Serikat yang
menyebutkan bahwa di daerah Segitiga Bermuda rentan terjadi badai tak
terduga. Tak hanya itu, laut di daerah Bermuda memiliki kedalaman hingga
30.000 meter atau lebih dari 9000 meter dengan kondisi topografi yang sangat
mungkin menciptakan pusaran yang kuat dan mampu menelan pesawat dan
kapal yang melintas. Selain itu, daerah Bermuda merupakan daerah magnet
yang kacau sehingga kelainan pada kompas dan juga menyebabkan radar
rusak.

Demikianlah beberapa ayat ayat Al Qur’an yang berhubungan dengan


oseanografi fisis dan khususnya tentang fenomena oseanografi. Masih banyak
lagi ayat ayat yang berhubungan dengan masalah oseanografi dan kebumian

10
lainnya. Tetapi itulah kenyataan bahwa ilmu Allah itu sedemikian luas sehingga
diberi perumpaman pada surat Al Kahfi sebagai berikut:

ُ ‰‫ت َربِّي لَنَفِ َد ْالبَحْ ُر قَب َْل َأن تَنفَ َد َكلِ َم‬
ْ‫و‬‰‰َ‫ات َربِّي َول‬‰ ِ ‫قُل لَّوْ َكانَ ْالبَحْ ُر ِمدَادًا لِّ َكلِ َما‬
‫ِجْئنَا بِ ِم ْثلِ ِه َم َددًا‬
(18:109) Al Kahfi

“Katakanlah: Sekiranya lautan menjadi tinta untuk (menulis) kalimat-kalimat


Tuhanku, sungguh habislah lautan itu sebelum habis (ditulis) kalimat-kalimat
Tuhanku, meskipun Kami datangkan tambahan sebanyak itu (pula)”.

11
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari pembahasan diatas dapat diambil kesimpulan berupa ringkasan


fenomena-fenomena oseanografi yang beberapa diantaranya telah disebutkan
dalam Al-qur’an, sebagai berikut:
1. Air dengan massa jenis, suhu dan kadar yang berbeda tidak bisa menyatu.
2. Mata air tawar ditemukan di tengah lautan tanpa sedikitpun tercampur rasa
air laut disekelilingnya.
3. Cahaya yang diserap air laut dibiaskan yang kemudian semakin dalam
laut, maka semakin hilang cahaya dan pada kedalaman 1000 meter di
bawah permukaan laut hanya ada kegelapan.
4. Gunung berapi ditemukan jauh dibawah laut yang jumlahnya lebih banyak
dari jumlah gunung berapi di daratan.
5. Fenomena segitiga bermuda tidak lepas dari sains selain dengan misteri
yang menyelimutinya. Dimana wilayah bermuda merupakan medan
magnet dan memiliki arus yang kuat sehingga sering terjadi pusaran air
yang berdaya hisap dan menyebabkan kapal dan pesawat yang
melintasinya hilang tiba-tiba.

Fakta ilmiah yang ditemukan oleh para oseanografer ini sangat sesuai
dengan informasi Al-qur’an puluhan abad yang lampau. Bisa dipastikan bahwa
semua ini tidak terjadi secara kebetulan, tapi telah diatur oleh yang Maha
Mengatur, Seperti bagaimana Ia mengatur hati setiap insan untuk menerima
kebenaran Al-qur’an yang mulia.

12
DAFTAR PUSTAKA

BUKU
An-Najjar, Zaghlul. Pembuktian Sains dalam Sunnah.2006. Jakarta:Amzah

Elder, Danny dan John Pernetta. Oceans.1991. London:Mitchel Beazley Publisher

Naik, Zakir dan dr. Gary Miller. Keajaiban Al-Qur’an dalam Telaah Sains Modern.

2009. Yogyakarta: Media Ilmu

Yahya, Harun.Al-Qur’an dan Sains. 2004. Bandung:Dzikra

WEBSITE

http://dokumen.tips/documents/al-quran-dan-oceanografi.html

http://www.eramuslim.com/peradaban/quran-sunnah/hulu-sungai.html

http://oasemuslim.com/kebenaran-al-quran-ombak-dalam-ombak-dan-kegelapan-di-

laut-dalam/

http://www.prorakyatbts.com/p/blog-page_23.html

13

Anda mungkin juga menyukai