Manzilah
Email : Manzilah091001@gmail.com
Abstrak
Abstract
The ocean with such a vast number, holds many secrets, wisdom, benefits,
miracles, all of which have been alluded to in the Qur'an. One of the interesting
phenomena to study is the phenomenon of the sea, such as two seas that are side
by side but do not mix, both physically and the content contained in it. As time
goes by, research results are able to reveal hidden natural secrets, but that doesn't
mean it can be the final result. Currently, science has become a reliable, objective,
and rational da'wah method. Because science never knows pretense, the whole
world recognizes science as a tool to determine the truth or falsehood of a case
and science has also become an important witness before the historical courts that
the Qur'an is a guide for all mankind and the universe.
1. Pendahuluan
Salah satu surah yang menjelaskan tentang kelautan adalah surah ar-
Rahman yang diambil dari awal kata surah ini sendiri, memiliki arti Yang Maha
Pemurah atau Tuhan Pelimpah Kasih, dikenal juga sebagai ‘Arus al-Qur’an yang
berarti pengantin al-Qur’an, sebagaimana sabda Nabi Saw ”Segala sesuatu
mempunyai pengantinnya dan pengantin al-Qur’an adalah surah ar-Rahman" (HR.
al-Baihaqi). Berdasarkan urutan mushaf, ar-Rahman merupakan surah ke 55
setelah al-Qamar dan sebelum surah al-Waqi’ah yang diturunkan di Makkah
dengan 78 ayat.
Dia membiarkan dua laut mengalir yang keduanya (kemudian) bertemu. Diantara
keduanya ada batas yang tidak dilampaui oleh masing-masing (QS. Ar-Rahman
19-20)
2. Hasil Penelitian
Para ulama berbeda pendapat dalam mengartikan dua laut yang dimaksud
dalam ayat ini,
Karakteristik air laut satu dengan lainnya tidaklah sama. Massa jenis atau
densitas air laut merupakan salah satu komponen paling penting dalam mengatur
pergerakan air laut. Densitas ini tidak seragam pada segala kedalaman dan lokasi
lautan, antara satu dengan yang lainnya ada batas-batas yang tidak saling
melampaui. Perbedaan densitas antara laut satu dengan yang lain bergantung pada
suhu, salinitas/ kadar garam dan tekanan. Air laut dengan kadar garam yang tinggi
selalu berada di laut bagian dalam, pada tempat-tempat yang bersuhu dingin
seperti kutub. Sebaliknya, di kawasan khatulistiwa salinitas tinggi berada di
permukaan dan salinitas akan semakin rendah seiring dengan semakin ke dalam
lautan(Djamil, 2012). Sehingga dari sifat fisika tersebut, telah diketahui bahwa air
laut dari atas ke bawah tidak seragam adanya.
2.2. Gambar
Gambar 1.
Contoh di atas dapat dilihat pada selat Gibraltar, pada bagian bawahnya, air
mengalir dari laut Tengah menuju Samudra Atlantik, sedangkan arus
permukaannya bergerak sebaliknya dari samudra Atlantik ke laut Tengah. Hal
demikian dapat terjadi karena perbedaan salinitas dan densitas. Karena salinitas
air laut Tengah lebih besar dari samudra Atlantik, maka air laut Tengah tersebut
mempunyai densitas yang lebih besar, sehingga air laut tengah yang lebih berat
tersebut mengalir ke arah bawah samudra Atlantik melalui selat Gibraltar pada
bagian yang dalam(Djamil, 2012).
Permukaan zat cair secara alami telah memiliki sifat fisika yang dikenal
dengan tegangan permukaan, akan tetapi dengan hadirnya partikel-partikel ion
positif dan negatif dalam cairan tersebut, akan memberikan pengaruh yang besar
pula terhadap sifat terbentuknya lapis batas antara permukaan dua lautan. Ion-ion
pada permukaan larutan, dengan adanya medan listrik lain di dekatnya akan
terdistribusi membentuk lapis ganda listrik. Jika dua lapis ganda listrik tersebut
saling mendeteksi satu sama lain, maka akan terjadi interaksi tolak menolak antar
kedua permukannya, hal ini menyebabkan kedua lautan tersebut tidak dapat
bercampur, seakan-akan terdapat pembatas (barzakh) di antara keduanya(Djamil,
2012).
3. Kesimpulan
Alam semesta dan segala macam fenomena yang ada di dalamnya adalah
suatu objek yang mengajak manusia untuk berpikir. Manusia dituntut untuk tidak
memikirkan tentang dzat Allah karena itu adalah suatu hal yang hanya
membuang-buang waktu, akan tetapi manusia dituntut untuk mencurahkan potensi
akalnya supaya dapat memikirkan ciptaan-ciptaan Allah yang ada di langit dan
yang ada di bumi serta yang ada dalam diri manusia itu sendiri(Latief, 2020).
Kadar air asin dalam lautan yang lebih banyak daripada daratan merupakan
jumlah yang cermat guna membersihkan atmosfer bumi dan memeliharanya agar
senantiasa cocok bagi kehidupan.
Selain itu, hikmah dari jumlah lautan yang lebih luas daripada daratan
adalah meskipun bumi menghasilkan banyak gas yang umumnya beracun, tetapi
udara tetap tidak terkontaminasi dan tidak mengubah keseimbangannya yang
proporsional bagi kehidupan manusia. Dari hamparan lautan yang luas tersebut,
menyebabkan penguapan karena pengaruh sinar matahari. Uap air itu kemudian
kembali turun berupa air hujan sebagai air tawar dengan segala bentuknya yang
bisa terlihat pada sungai-sungai. Keserasian antara luasnya lautan, panasnya
matahari, dinginnya atmosfer di angkasa dan faktor-faktor angkasa lainnya ini
yang kemudian menciptakan hujan yang pada akhirnya menghasilkan limpahan
air tawar(Qutb, 2012).
Menurut Tahir Ibn ‘Ashur, walaupun ayat tersebut berbicara tentang kuasa
Allah menyangkut pertemuan dua lautan yaitu laut yang asin dan sungai yang
tawar, dalam celah kandungannya terdapat perumpamaan tentang dakwah Islam di
Mekkah pada saat zaman Rasulullah serta perumpamaan tentang percampuran
antara kaum mukmin dengan kaum kafir yang serupa dengan laut dan sungai.
Sungai yang airnya tawar menyegarkan diibaratkan sebagai iman yang dimiliki
oleh kaum mukmin, sedangkan laut yang asin lagi pahit diibaratkan sebagai kaum
kafir. Allah menciptakan penghalang (barzakh) di antara keduanya, sehingga
sungai yang tawar tidak dapat diasinkan oleh lautan, begitu pula dengan kaum
musyrik yang tidak dapat memasukkan kekufurannya kepada seorang
mukmin(‘Ashur, 1984).
Al-Qur’an turun bukan pada zaman sekarang, al-Qur’an turun sudah 1.400
tahun lamanya. Karena al-Qur’an adalah kalam Allah yang kebenarannya
muthlak. Rupanya, apa yang telah dilakukan oleh para ahli penelitian dengan
memakai alat canggih, sudah tersirat dalam al-Qur’an. Sisi menarik dari hal ini
adalah bahwa pada masa ketika manusia tidak memiliki pengetahuan apapun
mengenai fisika, tegangan permukaan, ataupun ilmu kelautan, hal ini sudah
tertulis dalam Al Qur’an(Dra. Romlah, 2011)
Daftar Pustaka
Shihab, M. Q. (2005). TAFSIR AL-MISBAH vol 13 (13th ed., Issue )ثق ثقثقثق.
Lentera hati.