Anda di halaman 1dari 7

BAB II

PEMBAHASAN
A. Konsep Sains dalam Al-Qur’an
a) Definisi Sains Menurut Al-Qur’an
Al-Quran memberikan pandangan tentang sains yang
mencakup aspek-aspek ilmiah dan teknologi. Al-Quran juga dianggap
memiliki ketepatan dalam mencatatkan fakta sains. Beberapa ayat Al-
Quran dianggap relevan dengan fakta sains, seperti ayat yang
menjelaskan kejadian alam semesta dan ciptaan manusia. Dalam
perspektif Islam, sains merupakan suatu ibadah yang tidak dapat
dipisahkan dari agama. Al-Quran dianggap sebagai kitab yang
lengkap karena isi kandungannya tidak pernah bercanggah dengan
penemuan dan fakta sains (Lailiyah, 2020). Oleh karena itu, Al-Quran
memberikan pandangan yang holistik terhadap sains, teknologi, dan
fenomena alam.
b) Landasan Ayat-ayat Al-Qur’an
Al-Quran mencerminkan pemahaman tentang sains melalui
ayat-ayat yang dianggap relevan dengan fakta sains. Beberapa ayat
Al-Quran dianggap relevan dengan fakta sains karena mencerminkan
kejadian alam semesta dan ciptaan manusia. Sebagai contoh, ayat
dalam Surah al-Anbiya’ ayat 30 dikaitkan dengan teori Big Bang,
yang merupakan teori kejadian alam semesta. Selain itu, terdapat ayat
yang menjelaskan tentang kejadian alam semesta dan ciptaan manusia,
yang dianggap relevan dengan fakta sains (Lailiyah, 2020). Al-Quran
juga dianggap sebagai kitab yang lengkap karena isi kandungannya
tidak pernah bercanggah dengan penemuan dan fakta sains.
c) Hubungan Antara Sains dan Keimanan
Hubungan antara sains dan keimanan dapat dilihat dari
perspektif Islam. Dalam Islam, sains dan keimanan saling mendukung
satu sama lain. Sains memberikan manusia peralatan dan

1
mempercepat laju kemajuan, sementara Islam menetapkan maksud
tujuan upaya manusia dan sekaligus mengarahkan upaya tersebut
(Meilani et al., 2021). Oleh karena itu, sains dan agama tidak dapat
dipisahkan karena sama-sama mempunyai peranan dan sumbangan
yang penting dalam membina tamadun manusia. Dalam Islam, sains
merupakan suatu ibadah yang tidak dapat dipisahkan dari agama.
Bukti-bukti dalam Al-Quran yang seiring dengan sains akan
menambahkan keimanan pakar-pakar ilmu sains yang beragama
Islam. Islam juga menuntut umatnya untuk mencari, mengembang,
dan menguasai ilmu pengetahuan. Sains dan agama memiliki
kesamaan yang bisa didialogkan bahkan bisa saling mendukung satu
sama lain. Dialog antara sains dan agama mengajukan alternatif
kerjasama dengan adanya batasan pertanyaan dan paralelitas
metodologis (Meilani et al., 2021). Oleh karena itu, Islam sebagai
agama samawi yang turun ke dunia melalui Rasulullah Muhammad
SAW betul-betul bisa menjadi rahmatan lil alamin dan menjadi kunci
sukses dan keberhasilan serta keselamatan bagi kehidupan manusia di
dunia dan akhirat.

B. Contoh Fenomena Sains dalam Al-Quran


a) Pertemuan dua laut yang airnya tidak menyatu
Pertemuan dua laut yang airnya tidak menyatu merupakan
fenomena alam yang dijelaskan dalam Al-Quran. Ayat ini
menggambarkan bahwa dua jenis air, baik air laut maupun air tawar,
bertemu namun tidak bercampur menjadi satu. Fenomena ini telah
menjadi perbincangan ilmiah dan telah dikaji oleh banyak ilmuwan.
Al-Quran menjelaskan bahwa antara dua laut terdapat "barzakh" atau
pembatas yang mencegah keduanya bercampur. Ilmuwan kelautan
menemukan bahwa perbedaan massa jenis air dari dua laut yang
bertemu menyebabkan tegangan permukaan yang mencegah keduanya
bercampur. Hal ini sejalan dengan apa yang dijelaskan dalam Al-
Quran Surat Ar-Rahman: 19-20:

2
‫ بين ا ب َزٌخ اَّل ي ِغ اِن‬. ‫ٱْل ِن يْلَتِق اِن‬
‫ْب َي‬ ‫ُه َم ْر‬ ‫َي‬ ‫َم َر َج َبْح َر ْي‬
Artinya: “Dia membiarkan dua laut mengalir yang
(kemudian) keduanya bertemu. Di antara keduanya ada batas yang
tidak dilampaui masing-masing.”
Fenomena ini juga dapat dilihat di beberapa lokasi di dunia,
seperti di Selat Gibraltar, di mana dua laut dengan warna yang
berbeda tidak dapat bersatu. Ilmuwan telah mengonfirmasi bahwa
fenomena ini disebabkan oleh perbedaan massa jenis air dan tegangan
permukaan (Yanti et al., 2023). Dengan demikian, Al-Quran telah
menggambarkan dengan tepat fenomena sains ini, yang telah
dikonfirmasi oleh ilmuwan kelautan dan ahli oseanografi.
b) Api di dasar laut
Fenomena "Api di Dasar Laut" yang dijelaskan dalam Al-
Quran merupakan salah satu contoh bagaimana Al-Quran
mencerminkan pemahaman tentang sains. Ayat ini terdapat dalam
Surah At-Tur ayat 6, yang berbunyi:

‫ٱْلَبْح ِر ٱْل ُج وِر‬


‫َمْس‬ ‫َو‬
Artinya: "Dan laut yang di dalam tanahnya ada api."
Fenomena ini telah menjadi perbincangan ilmiah dan telah
dikaji oleh banyak ilmuwan. Fakta sains tentang adanya api di dasar
laut telah disebutkan dalam Al-Quran surah At-Tur ayat 6. Fenomena
ini dibuktikan oleh para ilmuwan geologi yang menemukan lava cair
yang mengalir disertai abu vulkanik di dasar laut dengan suhu
mencapai 231 derajat Celcius. Fenomena ini terjadi akibat letusan
gunung api bawah laut, di mana lahar letusan gunung api bisa meleleh
keluar dan memanas hingga menyemburkan abu-abu vulkanik (Athar,
2019). Dengan demikian, Al-Quran telah menggambarkan dengan
tepat fenomena sains ini, yang telah dikonfirmasi oleh ilmuwan
geologi.

3
c) Garis Edar Tata Surya
Ayat tentang garis edar tata surya terdapat dalam Surah Yasin
ayat 40, yang berbunyi:
‫ْۢن ِغ ٓا َاْن ُتْد ِر َك اْلَق اَل اَّل اِب الَّن اِر ۗ ُك ٌّل َل ٍك‬
‫َم َر َو ْي ُل َس ُق َه َو ْيِف َف‬ ‫اَل الَّش ْم ُس َي َب ْي َهَل‬

‫َّيْسَبُحْو َن‬
Artinya: "Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan
bulan dan malampun tidak dapat mendahului siang. Dan masing-
masing beredar pada garis edarnya."
Ayat ini menggambarkan bagaimana matahari, bulan, dan
malam beredar pada garis edarnya masing-masing. Fenomena ini telah
menjadi perbincangan ilmiah dan telah dikaji oleh banyak ilmuwan.
Al-Quran menjelaskan bahwa setiap benda langit, termasuk matahari,
bulan, dan malam, beredar pada garis edarnya masing-masing.
Ilmuwan modern telah mengonfirmasi bahwa setiap benda langit
memiliki lintasan atau garis edar yang telah ditetapkan dan mereka
beredar sesuai dengan lintasan tersebut (Wilujeng et al., 2023, p. 33).
d) Bigbang
Ayat tentang Big Bang dalam Al-Quran terdapat dalam Surah
Al-Anbiya ayat 30. Ayat ini berbunyi:

‫َاَو ْمَل َيَر اَّل ِذْيَن َك َف ُر ْٓو ا َاَّن الَّس ٰم ٰو ِت َو اَاْلْر َض َك اَنَت ا َر ْتًق ا َفَف َتْق ٰنُه َم ۗا َو َجَعْلَن ا‬

‫ِم َن اْلَم ۤاِء ُك َّل َش ْي ٍء َح ٍّۗي َاَفاَل ُيْؤ ِم ُنْو َن‬


Artinya: "Apakah orang-orang kafir tidak mengetahui bahwa
langit dan bumi, keduanya, dahulu menyatu, kemudian Kami
memisahkan keduanya dan Kami menjadikan segala sesuatu yang
hidup berasal dari air? Maka, tidakkah mereka beriman?"
Ayat ini dianggap mengisyaratkan teori Big Bang, yang
merupakan peristiwa ledakan dahsyat yang menyebabkan

4
terbentuknya alam semesta. Teori Big Bang ini didasarkan pada kajian
kosmologi mengenai bentuk awal dan perkembangan alam semesta.
Dalam buku "Al-Quran dan Sains" yang ditulis oleh KH Ahmad
Sarwat Lc, dijelaskan bahwa berdasarkan teori Big Bang, dikatakan
bahwa alam semesta awalnya dalam keadaan sangat panas dan padat,
kemudian mengembang secara terus menerus hingga saat ini. Hal
tersebut ternyata sudah diisyaratkan dan disampaikan dalam Al-
Quran, tepatnya pada Surat Al-Anbiya ayat 30. Ayat ini juga
menggambarkan bahwa langit dan bumi awalnya bersatu, kemudian
terjadi seperti yang digambarkan teori Big Bang, sehingga benda yang
awalnya sangat padat dan besar terus mengembang terpisah-pisah
(Ahmad et al., 2020).
e) Sungai di dasar laut
Fenomena sungai di dasar laut yang dijelaskan dalam Al-
Quran telah menjadi perbincangan ilmiah dan telah dikaji oleh banyak
ilmuwan. Ayat yang berkaitan dengan fenomena ini terdapat dalam
Surah Al-Furqan ayat 53, yang berbunyi:
‫ٌۚج‬ ‫ِم‬ ‫َّل ِذ‬
‫َو ُه َو ا ْي َم َر َج اْلَبْح َر ْيِن ٰه َذ ا َع ْذ ٌب ُفَر اٌت َّو ٰه َذ ا ْلٌح ُاَج ا َو َجَع َل‬
‫َبْيَنُه َم ا َبْر َز ًخ ا َّو ِح ْج ًر ا ْحَّمُجْو ًر ا‬

Artinya: "Dan Dialah yang membiarkan dua laut mengalir


(berdampingan); yang ini tawar lagi segar dan yang lain asin lagi
pahit; dan Dia jadikan antara keduanya dinding dan batas yang
menghalangi."
Ayat ini menggambarkan bahwa ada dua jenis air yang
mengalir berdampingan, namun tidak bercampur menjadi satu.
Fenomena ini telah dikonfirmasi oleh ilmuwan kelautan dan ahli
oseanografi, yang menemukan sungai di dasar laut di beberapa lokasi
di dunia, seperti di Meksiko, Indonesia, dan Semenanjung Yucatan.

5
Ilmuwan telah menjelaskan bahwa sungai di dasar laut terbentuk
akibat perbedaan kepadatan air tawar dan air laut, sehingga air tawar
dapat mengalir di bawah air laut (Syafina, 2023, p. 53). Hal ini sejalan
dengan apa yang dijelaskan dalam Al-Quran, yang menggambarkan
adanya dua jenis air yang mengalir berdampingan namun tidak
bercampur menjadi satu.
C. Kontribusi Ilmuwan-ilmuwan Muslim dalam Teknologi dan Sains
Ilmuwan-ilmuwan muslim pada zaman dahulu telah memberikan
kontribusi yang signifikan dalam perkembangan sains dan teknologi, serta
warisan ilmiah mereka masih diakui hingga saat ini Berikut beberapa
ilmuwan Muslim terkenal dalam bidang sains antara lain (Masood, 2013):
1) Al-Khawarizmi: Matematikawan yang dikenal karena kontribusinya
dalam pengembangan aljabar
2) Al-Battani: Astronom dan ahli trigonometri yang karyanya masih
digunakan hingga saat ini
3) Al-Haitham: Ilmuwan optik yang memberikan kontribusi penting
dalam bidang optik
4) Al-Jazari: Dikenal sebagai bapak robotika karena karyanya dalam
pengembangan mesin dan alat otomatis
5) Ar-Razi: Ahli kedokteran, filsafat, kimia, biologi, dan fisika yang
memahami ilmu fiqih

6
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Herlina, Febryanti, & Tasni, N. (2020). Integrasi Alquran pada mata kuliah

trigonometri. Jurnal Pendidikan Matematika, 14(1).

Athar, M. (2019). Bukti Kebenaran Al-Qur’an Dalam Berbagai Bidang Ilmu Pengetahuan.

Ta’dib: Jurnal Pendidikan Islam Dan Isu-Isu Sosial, 17(1).

Lailiyah, S. (2020). Keilmiahan sains adalah bukti kebenaran Al Qur’an. Prosiding

Seminar Pendidikan Fisika FITK UNSIQ, 2(1).

Masood, E. (2013). Ilmuwan-Ilmuwan Muslim. Gramedia Pustaka Utama.

Meilani, F., Fathah, N. N., & Haryanti, E. (2021). Sumbangan Pemikiran Ian G. Barbour

Mengenai Relasi Sains Dan Agama Terhadap Islamisasi Sains. JIIP-Jurnal Ilmiah

Ilmu Pendidikan, 4(7).

Syafina, K. (2023). FENOMENA AIR LAUT DAN AIR TAWAR BERDASARKAN

SURAH AR-RAHMAN AYAT 19-20 DAN AL-FUR’QAN AYAT 53. Religion:

Jurnal Agama, Sosial, Dan Budaya, 1(2).

Wilujeng, Indrawati, & Alif, M. (2023). PEMBELAJARAN FISIKA BERBASIS AL

QUR’AN: INTEGRASI KONSEP TATA SURYA DENGAN SURAT AL-

ANBIYA AYAT 33. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan., 4(1).

Yanti, D., Hidayat, M. R., & Sari, N. I. (2023). FENOMENA DUA AIR LAUT YANG

TIDAK MENYATU MENURUT PANDANGAN AL-QUR’AN DAN SAINS.

Religion: Jurnal Agama, Sosial, Dan Budaya, 1(2), 201–2015.

Anda mungkin juga menyukai