Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

BUKTI ILMIAH DALAM AL-QUR’AN


Dosen Pengampu: Suparlan, M.Pd

Oleh:

AMRINA ROSADA
AHMAD ALI FAUZAN
NURUL AINI
SUHAIMI

PROGRAM STUDI PGMI


SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH
PALAPA NUSANTARA
TA:2021/2022
KATA PENGANTAR
 

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
berkah, rahmat, inayah serta hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul bukti ilmiah dalam Al-Qur’an tanpa halangan apapun.
Makalah ini disusun sebagai salah satu persyaratan untuk memenuhi
Tugas Perkuliahan di Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Palapa Nusantara
Lombok Timur.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Suparlan, M.Pd. sebagai
Dosen Pengampu Mata Kuliah ini yang telah memberikan kesempatan untuk
menyusun makalah ini
Kami sebagai manusia biasa yang lemah tentunya mempunyai kekurangan.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih mempunyai banyak kekurangan yang
perlu diperbaiki dan disempurnakan. Untuk itu kritik dan saran yang membangun
sangat diharapkan dan akan kami terima dengan lapang demi kesempurnaan
makalah berikutnya. Atas kekurangan tersebut, kami mohon maaf, dan kami juga
sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam
penyusunan makalah ini, semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha
kita. Amiinn.

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL......................................................................i
KATA PENGANTAR...................................................................ii
DAFTAR ISI.................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..............................................................1
A. Latar Belakang..........................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................1
C. Tujuan........................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN...............................................................2
A. Bukti ilmiah dalam Al-Qur’an..................................................2
BAB III PENUTUP.......................................................................8
A. Kesimpulan................................................................................8
B. Saran..........................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA....................................................................9

iii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu keajaiban Alquran, adalah terpelihara keasliannya dan
tidak berubah sedikitpun sejak pertama kali diturunkan pada malam 17
Ramadan 14 abad yang lalu hingga kiamat nanti. Otentisitas Alquran
sudah dijamin oleh Allah, seperti dalam firman-Nya : “Sesungguhnya
Kami-lah yang menurunkan Alquran, dan Sesungguhnya Kami pula yang
benar-benar memeliharanya.” (QS Al-Hijr: 9) Bukti otentisitas ini adalah
banyaknya penghafal Alquran yang terus lahir ke dunia, dan pengkajian
ilmiah terhadap ayat-ayatnya yang tak pernah berhenti. Keajaibannya,
meski Alquran diturunkan 14 abad lalu, namun ayatayatnya banyak yang
menjelaskan tentang masa depan dan bersifat ilmiah. Bahkan dengan
kemajuan ilmu dan teknologi saat ini, banyak ayat-ayat Alquran yang
terbukti kebenarannya. Para ilmuwan telah berhasil membuktikan
kebenaran itu melalui sejumlah ekperimen penelitian ilmiah.

B. Rumusan masalah
Yang dibahas dalam penulisan makalah ini adalah tentang bukti ilmiah
dalam Al-Qur’an

C. Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui tentang bukti
ilmiah dalam Al-Qur’an

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Bukti Ilmiah Dalam Al-Qur’an

Al-quran bukan cuma menjadi mukjizat Nabi Muhammad SAW,


melainkan sebagai panduan kehidupan bagi umat muslim dan tidak hanya dalam
hal agama, tetapi juga sains.
Hal itu, terbukti ketika sejumlah teori ilmiah ditemukan lantas dicocokkan
dengan sejumlah ayat Alquran, ternyata keduanya memiliki kesesuaian di mana
tidak hanya satu atau dua penemuan saja, namun banyak sekali.
Berikut beberapa fakta ilmiah terkait kehidupan yang telah dijelaskan dalam
Alquran.

1. Asal Kehidupan
Jauh sebelum para filsuf kuno menyebutkan bahwa air adalah asal
kehidupan dan para peneliti sains menemukan fakta bahwa 70% sel tubuh
makhluk hidup tersusun dari air, Al-Qur’an telah lebih dulu menjelaskan betapa
air adalah salah satu awal mula kehidupan. Hal itu sebagaimana yang tertuang
dalam Surat Al Anbiya ayat 30:
َ‫ض َكانَتَا َر ْتقًا فَفَتَ ْق ٰن ُه َم ۗا َو َج َع ْلنَا ِمنَ ا ْل َم ۤا ِء ُك َّل ش َْي ٍء َح ۗ ٍّي اَفَاَل يُْؤ ِمنُ ْون‬ ِ ‫اَ َولَ ْم يَ َر الَّ ِذيْنَ َكفَ ُر ْٓوا اَنَّ السَّمٰ ٰو‬
َ ‫ت َوااْل َ ْر‬
Artinya: Dan apakah orang-orang kafir tidak mengetahui bahwa langit dan bumi
keduanya dahulunya menyatu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya; dan
Kami jadikan segala sesuatu yang hidup berasal dari air; maka mengapa mereka
tidak beriman?”

2. Besi Diturunkan dari Langit


Perlu waktu bertahun-tahun bagi para ilmuwan untuk meyakini bahwa besi
bukanlah berasal dari perut atau bagian dalam bumi. Penelitian modern yang
dilakukan oleh Dr Frosch sebagai ilmuwan dari NASA (Lembaga Astronomi

2
Amerika Serikat) akhirnya mengungkap lewat uji laboratorium bahwa bumi tidak
memproduksi besi.
Dengan demikian, dapat dipastikan bahwa besi kemungkinan diturunkan dari
langit. Dan hal itu juga sesuai dengan penjelasan dalam Al-Qur’an Surat Al Hadid
ayat 25 berikut ini:
ِ ‫ش ِد ْي ٌد َّو َمنَافِ ُع لِلنَّا‬
‫س‬ ٌ ‫َواَ ْن َز ْلنَا ا ْل َح ِد ْي َد فِ ْي ِه بَْأ‬
َ ‫س‬
Artinya: Dan Kami menciptakan besi yang mempunyai kekuatan, hebat dan
banyak manfaat bagi manusia.
Penjelasan ilmiah dari ayat itu adalah fenomena Supernova atau ledakan bintang
yang jatuh ke bumi dan menjadi sebuah logam keras dan kuat.

3. Langit Sebagai Pelindung Bumi


Sebagian besar manusia tentu sudah memahami betapa pentingnya keberadaan
langit bagi bumi, mulai dari menjaga suhu dan temperatur hingga menjadi
‘pertahanan’ bumi dari benda asing yang ada di luar angkasa apabila masuk ke
bumi.
Secara jelas dan gamblang Allah SWT pun telah menjelaskan hal itu lewat firman
NYA dalam QS Al Anbiya ayat 32 berikut:
َ‫ض ْون‬ َ ‫س َم ۤا َء‬
ُ ‫س ْقفًا َّم ْحفُ ْوظً ۚا َو ُه ْم عَنْ ٰا ٰيتِ َها ُم ْع ِر‬ َّ ‫َو َج َع ْلنَا ال‬
Artinya: Dan Kami menjadikan langit sebagai atap yang terpelihara, namun
mereka tetap berpaling dari tanda-tanda (kebesaran Allah) itu (matahari, bulan,
angin, awan, dan lain-lain).

4. Keberadaan Pegunungan sebagai Pasak Bumi


Pegunungan yang ada di bumi tidak hanya membuat panorama dari planet
tempat kita tercinta ini menjadi indah, namun gunung juga menjadi semacam
pasak bumi yang membuat tanah tempat tinggal manusia ini seimbang.
Sains telah menjelaskan hal itu dimana Profesor Emeritus Frank Press
mengemukakan teori dalam buku berjudul ‘Earth’ bahwa gunung-gunung
mempunyai akar di bawah mereka yang tertancap kuat di dalam bumi sehingga

3
pegunungan menjadi semacam pasak bumi. Penemuan itu pun sejalan dengan Al
Qur’an surat An Naba ayat 6-7 berikut:
‫ض ِم ٰهد ًۙا َّوا ْل ِجبَا َل اَ ْوتَاد‬
َ ‫اَلَ ْم نَ ْج َع ِل ااْل َ ْر‬
Artinya: Bukankah Kami telah menjadikan bumi sebagai hamparan, dan gunung-
gunung sebagai pasak?

5. Orbit Matahari
Dahulu sains meyakini bahwa matahari tidak berputar dan planet-planet
yang ada disekitarnya, termasuk bumi, adalah yang berputar mengelilinginya.
Fakta itu dikemukakan oleh Nicholas Copernicus dan terus bertahan hingga
akhirnya ilmuwan modern mengungkap temuan terbaru bahwa matahari juga
ternyata bergerak memutar sebagaimana planet lainnya.
Dan lagi-lagi, jauh sebelum ilmuwan menemukannya, Al-Qur’an telah lebih dulu
menjelaskannya dalam surat Al Anbiya Ayat 33 yang menjelaskan secara
gamblang berikut ini:
ْ َّ‫س َوا ْلقَ َم ۗ َر ُك ٌّل ِف ْي فَلَ ٍك ي‬
َ‫سبَ ُح ْون‬ َّ ‫ق الَّ ْي َل َوالنَّ َها َر َوال‬
َ ‫ش ْم‬ ْ ‫َو ُه َو الَّ ِذ‬
َ َ‫ي َخل‬
Artinya: Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan
bulan. Masing-masing beredar pada garis edarnya.

6. Rasa Sakit Tergantung Pada Kulit


Seluruh manusia tentu mengenal apa itu rasa sakit, namun penjelasan
ilmiah terhadap adanya rasa sakit itu baru diketahui beberapa waktu belakangan
ini dimana ternyata rasa sakit itu sendiri berasal dari kulit dan bukan dari otak.
Sains menjelaskan bahwa kulit kita memiliki syaraf khusus sebagai reseptor rasa
sakit. Penemuan itu juga sejalan dengan Al-Qur’an Surat An-Nisa ayat 56 berikut:
‫انَّ الَّذيْنَ َكفَروا ب ٰا ٰيتنَا سوفَ نُصليهم نَار ۗا ُكلَّما نَضجتْ جلُو ُد ُهم ب َّد ْل ٰنهم جلُودًا َغير َهˆˆا ليˆ ُذوقُوا ا ْلعˆ َذ ۗ هّٰللا‬
َ َّ‫اب اِن‬
َ َ ْ َِ َْ ْ ُ ُْ َ ْ ْ ُ َ ِ َ ً ِْ ِْ ْ َْ ِ ِ ْ ُ ِ ِ
‫َكانَ َع ِز ْيزًا َح ِك ْي ًما‬
Artinya: Sungguh, orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Kami, kelak akan
Kami masukkan ke dalam neraka. Setiap kali kulit mereka hangus, Kami ganti
dengan kulit yang lain, agar mereka merasakan azab.

4
Ayat tersebut dapat dipahami bahwa kulit lah yang menyebabkan adanya rasa
sakit itu sendiri dengan perumpamaan mekanisme azab yang dilakukan oleh-Nya.

7. Bagian Otak yang Mengendalikan Gerak Kita


“Ketahuilah, sungguh jika dia tidak berhenti (berbuat demikian) niscaya
Kami tarik ubun-ubunnya, (yaitu) ubun-ubun orang yang mendustakan lagi
durhaka.” (QS. Al Alaq:15-16). Ungkapan “ubun-ubun orang yang mendustakan
lagi durhaka” dalam ayat di atas sungguh menarik. Penelitian yang dilakukan di
tahun-tahun belakangan mengungkapkan bahwa bagian prefrontal, yang bertugas
mengatur fungsi-fungsi khusus otak, terletak pada bagian depan tulang tengkorak.
Para ilmuwan hanya mampu menemukan fungsi bagian ini selama kurun waktu
60 tahun terakhir, sedangkan Al Qur‟an telah menyebutkannya 1400 tahun lalu.
Jika kita lihat bagian dalam tulang tengkorak, di bagian depan kepala, akan kita
temukan daerah frontal cerebrum (otak besar).. QS Al Qiyamah ayat 3-4: “Apakah
manusia mengira, bahwa Kami tidak akan mengumpulkan (kembali) tulang
belulangnya? “Bukan demikian, sebenarnya Kami kuasa menyusun (kembali) jari
jemarinya dengan sempurna.”

8. Kelahiran Manusia
“Kami telah menciptakan kamu; maka mengapa kamu tidak
membenarkan? Adakah kamu perhatikan nutfah (benih manusia) yang kamu
pancarkan? Kamukah yang menciptakannya? Ataukah Kami yang
menciptakannya?”(QS. Al Waqi‟ah:57-59) Penciptaan manusia dan aspek-
aspeknya yang luar biasa itu ditegaskan dalam banyak ayat. Beberapa informasi di
dalam ayat-ayat ini sedemikian rinci sehingga mustahil bagi orang yang hidup di
abad ke-7 untuk mengetahuinya.
Beberapa di antaranya sebagai berikut:
1. Manusia tidak diciptakan dari mani yang lengkap, tetapi dari sebagian
kecilnya.
2. Sel kelamin laki-lakilah yang menentukan jenis kelamin bayi.
3. Janin manusia melekat pada rahim sang ibu bagaikan lintah.

5
4. Manusia berkembang di tiga kawasan yang gelap di dalam rahim.
Orang-orang yang hidup pada zaman kala Al Qur‟an diturunkan, pasti
mengetahui bahwa bahan dasar kelahiran berhubungan dengan mani laki-laki
yang terpancar selama persetubuhan seksual. Fakta bahwa bayi lahir sesudah
jangka waktu sembilan bulan tentu saja merupakan peristiwa yang gamblang dan
tidak memerlukan penyelidikan lebih lanjut. Akan tetapi, sedikit informasi yang
dikutip di atas itu berada jauh di luar pengertian orang-orang yang hidup pada
masa itu. Ini baru disahihkan oleh ilmu pengetahuan abad ke-20.

9. Setetes Mani
Dalam ilmu pengetahuan modern diteliti bahwa selama persetubuhan
seksual, 250 juta sperma terpancar dari si laki-laki pada satu waktu.
Spermasperma melakukan perjalanan 5-menit yang sulit di tubuh si ibu sampai
menuju sel telur. Hanya seribu dari 250 juta sperma yang berhasil mencapai sel
telur. Sel telur, yang berukuran setengah dari sebutir garam, hanya akan
membolehkan masuk satu sperma. Artinya, bahan manusia bukan mani
seluruhnya, melainkan hanya sebagian kecil darinya. Ini dijelaskan dalam Al-
Qur‟an : “Apakah manusia mengira akan dibiarkan tak terurus? Bukankah ia
hanya setitik mani yang dipancarkan?” (QS. Al Qiyamah:36-37)

10. Jenis Kelamin Bayi


Penelitian sebelumnya diyakini bahwa jenis kelamin bayi ditentukan oleh
sel-sel ibu. Atau setidaknya, dipercaya bahwa jenis kelamin ini ditentukan secara
bersama oleh sel-sel lelaki dan perempuan. Namun kita diberitahu informasi yang
berbeda dalam Al Qur‟an, yang menyatakan bahwa jenis kelamin laki-laki atau
perempuan diciptakan “dari air mani apabila dipancarkan”.“Dialah yang
menciptakan berpasang-pasangan pria dan wanita, dari air mani, apabila
dipancarkan.” (QS. An Najm:45-46) Cabang-cabang ilmu pengetahuan yang
berkembang seperti genetika dan biologi molekuler telah membenarkan secara
ilmiah ketepatan informasi yang diberikan Al Qur‟an ini. Kini diketahui bahwa
jenis kelamin ditentukan oleh sel-sel sperma dari tubuh pria, dan bahwa wanita

6
tidak berperan dalam proses penentuan jenis kelamin ini. Kromosom adalah unsur
utama dalam penentuan jenis kelamin. Dua dari 46 kromosom yang menentukan
bentuk seorang manusia diketahui sebagai kromosom kelamin. Dua kromosom ini
disebut “XY” pada pria, dan “XX” pada wanita. Pembentukan seorang manusia
baru berawal dari penggabungan silang salah satu dari kromosom ini, yang pada
pria dan wanita ada dalam keadaan berpasangan. Pada wanita, kedua bagian sel
kelamin, yang membelah menjadi dua selama peristiwa ovulasi, membawa
kromosom X. Sebaliknya, sel kelamin seorang pria menghasilkan dua sel sperma
yang berbeda, satu berisi kromosom X, dan yang lainnya berisi kromosom Y. Jika
satu sel telur berkromosom X dari wanita ini bergabung dengan sperma yang
membawa kromosom Y, maka bayi yang akan lahir berjenis kelamin pria. Jadi,
jenis kelamin bayi bergantung pada jenis kromosom kelamin pada sperma yang
membuahi sel telur, apakah X atau Y. Dengan kata lain, sebagaimana dinyatakan
dalam ayat tersebut, penentu jenis kelamin bayi adalah air mani, yang berasal dari
ayah. Jenis kelamin bayi ditentukan oleh jenis kromosom mana dari pria yang
bergabung dengan sel telur wanita. Tak satu pun informasi ini dapat diketahui
hingga ditemukannya ilmu genetika pada abad ke-20. Bahkan di banyak
masyarakat, diyakini bahwa jenis kelamin bayi ditentukan oleh pihak wanita.
Inilah mengapa kaum wanita dipersalahkan ketika mereka melahirkan bayi
perempuan. Namun, tiga belas abad sebelum penemuan gen manusia, Al Qur‟an
telah mengungkapkan informasi yang menghapuskan keyakinan takhayul ini, dan
menyatakan bahwa wanita bukanlah penentu jenis kelamin bayi, akan tetapi air
mani dari pria.

7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Beberapa fakta ilmiah terkait kehidupan yang telah dijelaskan dalam Alquran.
i. Asal Kehidupan
ii. Besi Diturunkan dari Langit
iii. Langit Sebagai Pelindung Bumi
iv. Keberadaan Pegunungan sebagai Pasak Bumi
v. Orbit Matahari
vi. Rasa Sakit Tergantung Pada Kulit
vii. Bagian Otak yang Mengendalikan Gerak Kita
viii. Kelahiran Manusia
ix. Setetes Mani
x. Jenis Kelamin Bayi

B. Saran
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang ada dalam
penyusunan makalah ini. Sehingga, kritik dan saran dari pembaca sangat kami
harapkan untuk perbaikan makalah ini selanjutnya.

8
DAFTAR PUSTAKA

https://techno.okezone.com/read/2022/02/28/56/2554277/6-fakta-ilmiah-yang-
termuat-di-alquran-apa-saja
Achmad Baiquni , 1995, Alquran, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, Bakti
Prima Yasa, Irfan Hilmy Yusuf, Alquran Bukan Buku Sain
Ja'far Subhani, 2004, Sang Pencipta Menurut Sains dan Filsafat, Lentera
Michel Talbot , 2002, Mistisisme dan Fisika Baru, Pustaka Pelajar
Muhammad Muhyidin, 2006, Asal-usul Adam AS atau Pithecanthropus
Erectus Nenek Moyang Kita,
Ircisod Mukhtar Naim , 2011, Ayat-ayat Alquran yang berkaitan dengan
Fisika dan Geografi,
Hasanah Murtadho Muthohhari , 2001, Kritik Islam Terhadap Matrialisme,
Al-Huda Murtadho Muthohhari , 2013, Manusia Sempurna, penerbit Rausyan
Fikr Institut Nadiah Toyyaroh, Sains Dalam Alquran Ridwan A. Sani, Sains
Berbasis Alquran

https://jurnal.iaihnwpancor.ac.id › tadib › download

Anda mungkin juga menyukai