Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

Kebenaran Al-Quran Dalam Tinjauan Ilmu Pengetahuan

Makalah Ini Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah :

METODOLOGI STUDI ISLAM

( MSI )

DosenPengampu :

Dr. H. Salafudin, M.Si.

DisusunOleh :

1. Muhamad Salman Saizi (2521065)

PROGRAM STUDI TADRIS BAHASA INGGRIS


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
UIN K.H. ABDURRAHMAN WAHID PEKALONGAN
2022

KATA PENGANTAR
Pujisyukur kami panjatkan kehadirat ALLAH SWT, karena berkatrahmat-Nya
kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “KEBENARAN AL-QURAN DALAM
TINJAUAN ILMU PENGETAHUAN” yang kami ajukan guna memenuhi tugas Ujian Tengah
Semester matakuliah METODOLOGI STUDI ISLAM.

Kami mengucapkan terimakasih kepada semu apihak yang telah membantu sehingga
makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi sempurnanya
makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan informasi bagi kita semua dan bermanfaat
untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Kajen, 18 Oktober 2022

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu keajaiban Alquran, adalah terpelihara keasliannya dan tidak berubah
sedikitpun sejak pertama kali diturunkan pada malam 17 Ramadan 14 abad yang lalu hingga
kiamat nanti. Otentisitas Alquran sudah dijamin oleh Allah, seperti dalam firman-Nya :
“Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Alquran, dan Sesungguhnya Kami pula yang benar-
benar memeliharanya.” (QS Al-Hijr: 9)

Bukti otentisitas ini adalah banyaknya penghafal Alquran yang terus lahir ke dunia, dan
pengkajian ilmiah terhadap ayat-ayatnya yang tak pernah berhenti. Keajaibannya, meski Alquran
diturunkan 14 abad lalu, namun ayat-ayatnya banyak yang menjelaskan tentang masa depan dan
bersifat ilmiah. Bahkan dengan kemajuan ilmu dan teknologi saat ini, banyak ayat-ayat Alquran
yang terbukti kebenarannya. Para ilmuwan telah berhasil membuktikan kebenaran itu melalui
sejumlah ekperimen penelitian ilmiah.

B. Rumusan Masalah

 Apa saja bukti bahwa Al-Quran benar berdasarkan pembuktian ayat Al-Quran
yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan umum?
 Bagaimana Al-Quran menjelaskan fakta-fakta tentang ilmu pengetahuan umum?

C. Tujuan

 Untuk mengetahui pembuktian bahwa Al-Quran benar dalam tinjauan ilmu


pengetahuan.
 Untuk mengungkap fakta-fakta tentang ilmu pengetahuan yang sudah dulu
disebutkan di dalam Al-Quran.
BAB II

PEMBAHASAN

Al-Quran adalah satu mukjizat agung yang diturunkan kepada nabi besar Muhammad
SAW, dan merupakan penyempurna dari kitab-kitab yang sebelumnya pernah diwahyukan Allah
kepada rasull-rasull sebelum Muhammad.

Seperti yang diketahui bahwa Al-Quran juga satu pedoman umat Islam, sebuah
pegangan. Namun, nyatanya Al-Quran tak hanya berisikan tentang syariat-syariat dan tuntunan
dalam melaksanakan ibadah. Al-Quran juga merupakan sumber ilmu pengetahuan.

Bagi kalangan yang membeci Islam, pastilah tidak mempercayai atas hakikat keagungan
Al-Quran, dan menganggap bahwa Al-Quran hanya omong kosong Muhammad belaka. Tapi
faktanya, banyak penemuan-penemuan seputar ilmu alam di zaman modern yang telah dijelaskan
sebelumnya oleh Al-Quran.

A. Tentang Alam

 Lapisan-lapisan Atmosfer

Salah satu fakta tentang alam semesta sebagaimana dinyatakan dalam Al-
Qur‟an adalah bahwa langit terdiri atas tujuh lapisan.

“Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan Dia
berkehendak menuju langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. Dan Dia Maha
Mengetahui segala sesuatu.” (QS. Al Baqarah:29)

“Kemudian Dia menuju langit, dan langit itu masih merupakan asap. Maka Dia
menjadikannya tujuh langit dalam dua masa dan Dia mewahyukan pada tiap-tiap
langit urusannya.” (QS. Fussilat:11-12).

Kata “langit”, yang kerap kali muncul di banyak ayat dalam Al Qur‟an,
digunakan untuk mengacu pada “langit” bumi dan juga keseluruhan alam
semesta. Dengan makna kata seperti ini, terlihat bahwa langit bumi atau atmosfer
terdiri dari tujuh lapisan.

Fakta di masa modern ini mengatakan bahwa memang benar-benar


diketahui bahwa atmosfer bumi terdiri atas lapisan-lapisan yang berbeda yang
saling bertumpukan. Lebih dari itu, persis sebagaimana dinyatakan dalam Al
Quran, atmosfer terdiri atas tujuh lapisan.

Keajaiban penting lain dalam hal ini disebutkan dalam surat Fushshilat
ayat ke-12, “… Dia mewahyukan pada tiap-tiap langit urusannya.” Dengan kata
lain, Allah dalam ayat ini menyatakan bahwa Dia memberikan kepada setiap
langit tugas atau fungsinya masing-masing. Sebagaimana dapat dipahami, tiap-
tiap lapisan atmosfir ini memiliki fungsi penting yang bermanfaat bagi
kehidupan umat manusia dan seluruh makhluk hidup lain di Bumi. Setiap lapisan
memiliki fungsi khusus, dari pembentukan hujan hingga perlindungan terhadap
radiasi sinar-sinar berbahaya; dari pemantulan gelombang radio hingga
perlindungan terhadap dampak meteor yang berbahaya.

 Sungai di bawah laut

Mr.Jacques Yves Costeau adalah seorang ahli oceanografer dan ahli selam
terkemuka dari Perancis. Orang tua yang berambut putih ini sepanjang hidupnya
menyelam ke perbagai dasar samudera di seantero dunia dan membuat filem
dokumentari tentang keindahan alam dasar laut untuk ditonton di seluruh dunia.

Pada suatu hari ketika sedang melakukan eksplorasi di bawah laut, tiba-
tiba ia menemui beberapa kumpulan mata air tawar-segar yang sangat sedap
rasanya kerana tidak bercampur/tidak melebur dengan air laut yang masin di
sekelilingnya, seolah-olah ada dinding atau membran yang membatasi keduanya.

Maka hal ini sesuai dengan salah satu firman-Nya yang tertuang dalam
surah Al-Furqan.
“Dan Dialah yang membiarkan dua laut mengalir (berdampingan) ; yang ini
tawar lagi segar dan yang lain masin lagi pahit; dan Dia jadikan antara keduanya
dinding dan batas yang menghalangi.” (Q.S Al Furqan:53).

B. Tentang Ilmu Biologi

 Pembungkusan tulang oleh otot.

Sisi penting lain tentang informasi yang disebutkan dalam ayat-ayat Al


Qur‟an adalah tahap-tahap pembentukan manusia dalam rahim ibu. Disebutkan
dalam ayat tersebut bahwa dalam rahim ibu, mulanya tulang-tulang terbentuk,
dan selanjutnya terbentuklah otot yang membungkus tulang-tulang ini.

“Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu
Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang-
belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami
jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha Sucilah Allah, Pencipta
Yang Paling Baik” (QS. Al Mu‟minuun:14).

Embriologi adalah cabang ilmu yang mempelajari perkembangan embrio dalam


rahim ibu. Hingga akhir-akhir ini, para ahli embriologi beranggapan bahwa
tulang dan otot dalam embrio terbentuk secara bersamaan. Karenanya, sejak
lama banyak orang yang menyatakan bahwa ayat ini bertentangan dengan ilmu
pengetahuan. Namun, penelitian canggih dengan mikroskop yang dilakukan
dengan menggunakan perkembangan teknologi baru telah mengungkap bahwa
pernyataan Al Qur‟an adalah benar kata demi katanya. Penelitian di tingkat
mikroskopis ini menunjukkan bahwa perkembangan dalam rahim ibu terjadi
dengan cara persis seperti yang digambarkan dalam ayat tersebut. Pertama,
jaringan tulang rawan embrio mulai mengeras. Kemudian sel-sel otot yang
terpilih dari jaringan di sekitar tulang-tulang bergabung dan membungkus
tulang-tulang ini. Peristiwa ini digambarkan dalam sebuah terbitan ilmiah dengan
kalimat berikut: Dalam minggu ketujuh, rangka mulai tersebar ke seluruh tubuh
dan tulang-tulang mencapai bentuknya yang kita kenal. Pada akhir minggu
ketujuh dan selama minggu kedelapan, otot-otot menempati posisinya di
sekeliling bentukan tulang. (Moore, Developing Human, 6. edition,1998.)

 Sidik jari.
Setiap manusia memiliki ciri sidik jari yang unik dan berbeda antara satu
orang dengan lainnya. Keunikan sidik jari baru ditemukan pada abad 19.
Sebelum penemuan itu, sidik jari hanya dianggap sebagai lengkungan biasa yang
tidak memiliki arti.
Alquran surat Al Qiyaamah ayat 3-4 menjelaskan tentang kekuasaan Allah
untuk menyatukan kembali tulang belulang orang yang telah meninggal, bahkan
Allah juga mampu menyusun kembali ujung-ujung jarinya dengan sempurna.

QS Al Qiyamah ayat 3-4: “Apakah manusia mengira, bahwa Kami tidak akan
mengumpulkan (kembali) tulang belulangnya? Bukan demikian, sebenarnya
Kami kuasa menyusun (kembali) jari jemarinya dengan sempurna.”

 Zigot menempel pada dinding rahim.


Pada tahap awal perkembangannya, bayi dalam rahim ibu berbentuk zigot,
yang menempel pada rahim agar dapat menghisap sari-sari makanan dari darah
ibu. Zigot terlihat seperti sekerat daging. Namun, zigot tersebut tidak melewatkan
tahap pertumbuhannya begitu saja. Ia melekat pada dinding rahim seperti akar
yang kokoh menancap di bumi dengan carangnya. Melalui hubungan semacam
ini, zigot mampu mendapatkan zat-zat penting dari tubuh sang ibu bagi
pertumbuhannya. (Moore, Keith L., E. Marshall Johnson, T. V. N. Persaud,
Gerald C. Goeringer, Abdul-Majeed A. Zindani, and Mustafa A. Ahmed, 1992,
Human Development as Described in the Qur‟an and Sunnah, Makkah,
Commission on Scientific Signs of the Qur‟an and Sunnah, s. 36).
Informasi ini, yang ditemukan oleh embriologi modern, ternyata telah
dinyatakan dalam Al Qur‟an 14 abad yang lalu. Di sini, pada bagian ini, satu
keajaiban penting dari Al Qur‟an terungkap. Saat merujuk pada zigot yang
sedang tumbuh dalam rahim ibu, Allah menggunakan kata “„alaq” dalam Al
Quran:

“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang Menciptakan, Dia telah


menciptakan manusia dari „alaq (segumpal darah). Bacalah, dan Tuhanmulah
Yang Maha Pemurah.” (Al „Alaq:1-3).

Arti kata “„alaq” dalam bahasa Arab adalah “sesuatu yang menempel
pada suatu tempat”. Kata ini secara harfiah digunakan untuk menggambarkan
lintah yang menempel pada tubuh untuk menghisap darah.
Tentunya bukanlah suatu kebetulan bahwa sebuah kata yang demikian
tepat digunakan untuk zigot yang sedang tumbuh dalam rahim ibu. Hal ini sekali
lagi membuktikan bahwa Al Qur‟an merupakan wahyu dari Allah, Tuhan
Semesta Alam.

C. Tentang Fisika
 Relativitas waktu.
Albert Einstein pada awal abad 20 berhasil menemukan teori relativitas
waktu. Teori ini menjelaskan bahwa waktu ditentukan oleh massa dan kecepatan.
Waktu dapat berubah sesuai dengan keadaannya. Beberapa ayat dalam Alquran
juga telah megisyaratkan adanya relativitas waktu ini, di antaranya dalam
Alquran surat Al Hajj ayat 47, surat As Sajdah ayat 5 dan Alquran surat Al
Ma‟aarij ayat 4.
“Dan mereka meminta kepadamu agar azab itu disegerakan, padahal Allah
sekali-kali tidak akan menyalahi janji-Nya. Sesungguhnya sehari di sisi Tuhanmu
adalah seperti seribu tahun menurut perhitunganmu.” (QS Al Hajj: 47)

“Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik
kepada-Nya dalam satu hari yang kadarnya (lamanya) adalah seribu tahun
menurut perhitunganmu.” (QS As Sajdah:5)
“Malaikat-malaikat dan Jibril naik (menghadap) kepada Tuhan dalam
sehari yang kadarnya lima puluh ribu tahun.” (QS Al Ma‟arij:4)
Beberapa ayat Alquran lainnya menjelaskan, manusia terkadang
merasakan waktu secara berbeda, waktu yang singkat dapat terasa lama dan
begitu juga sebaliknya.

Begitu besar mukjizat Al-Quran ini. Betapa banyak rahasia-rahasia besar yang
baru terungkap di masa modern, namun sudah dijelaskan oleh Allah langsung
dalam Al-Quran.
Jika mau dikaji lebih dalam lagi, maka sungguh banyak lagi fakta-fakta
tentang ilmu pengetahuan yang sungguh dijelaskan dalam Al-Quran. Atas dasar
itu, kita patut mensyukuri salah satu mukjizat terbesar yang diturunkan kepada
Rasulullah ini.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Al-Quran merupakan satu kebesaran Allah SWT yang diturunkan kepada Muhammad
dengan perantara Jibril. Dikatakan bahwa Al-Quran adalah pedoman kehidupan juga, yang
sebenarnya bukan hanya untuk umat Islam saja, melainkan umat manusia.

Nyatanya keraguan umat manusia terhadap Al-Quran yang mengatakan bahwa kitab suci
ini adalah satu dari karangan umat manusia adalah bohong. Bagaimana mungkin Rasull mampu
mengidentifikasi keajaiban-keajaiban alam pada zaman itu dengan keterbatasan ilmu
pengetahuan dan teknologi, maka Kuasa Allah semua itu bisa terungkap dalam firman-firman-
Nya.
DAFTAR PUSTAKA

Achmad Baiquni , 1995, Alquran, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, Bakti Prima Yasa,

Irfan Hilmy Yusuf, Alquran Bukan Buku Sain

Ja'far Subhani, 2004, Sang Pencipta Menurut Sains dan Filsafat, Lentera

Michel Talbot , 2002, Mistisisme dan Fisika Baru, Pustaka Pelajar

Muhammad Muhyidin, 2006, Asal-usul Adam AS atau Pithecanthropus Erectus Nenek


Moyang Kita, Ircisod

Mukhtar Naim , 2011, Ayat-ayat Alquran yang berkaitan dengan Fisika dan Geografi,
Hasanah

Murtadho Muthohhari , 2001, Kritik Islam Terhadap Matrialisme, Al-Huda

Murtadho Muthohhari , 2013, Manusia Sempurna, penerbit Rausyan Fikr Institut

Nadiah Toyyaroh, Sains Dalam Alquran

Ridwan A. Sani, Sains Berbasis Alquran

Anda mungkin juga menyukai