Anda di halaman 1dari 35

Proposal Penelitian Individual

MUKJIZAT AL-QUR’AN TENTANG


EKSOBIOLOGI
DAN ANALISISNYA DALAM PERSPEKTIF
SAINS MODERN

Oleh : Muchotob Hamzah

UNIVERSITAS SAINS AL-QUR’AN (UNSIQ)


JAWA TENGAH DI WONOSOBO
NOVEMBER 2010
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Dalam sebuah kitab kecil yang menafsirkan
tentang langit dan bumi tujuh lapis, Syeikh Husain
Bin Muhammad al-Jisri al-Tharablisi menulis; inna
al-muraada bihaa thabaqaatu ardhinaa, wa
tsaaniyan idzaa jaraynaa ‘alaa maa nuqila ‘an ibni
‘abbaasin ra, min anna kulla waahidatin minhaa
munfasilatun mustaqillatun mutsla ardhinaa, wa
anna kullan minhaa ‘aalaman ka’aalaminaa…1.
Inti ungkapan tersebut adalah bahwa kehidupan
bukan monopoli planet bumi kita, akan tetapi tersebar
di seluruh jagat raya. Hal ini bukan sesuatu yang
bertentangan dengan sifat jaiz Allah swt dalam
menciptakan hamba-Nya sesuai dengan kehendak-
Nya.
Rasanya sangat egois kalau kita berpretensi
bahwa dalam jagad raya yang seakan tak terbatas ini
1 Al-Hushuun al-Hamiidiyah li al-Muhaafazhati ‘alaa al-‘Aqaa-idi al-
Islaamiyah Syirkah Al-Ma’arif li al-Thab’i wa al-Nasyri, Bandung,
Indonesia, tt, h. 163
hanya kita yang menghuni. Galaksi Kabut Susu atau
Bima Sakti yang merupakan induk bagi tatasurya
kita, memiliki milyaran stellar system lengkap
dengan planet-planet dan satelit-satelitnya.
Pencarian dan penelusuran ini bermula dari
pengalaman nyata (factual) penulis sendiri dalam dua
kejadian. Pertama, ketika pada tahun enam puluh
abad lalu, penulis sedang bermujahadah di halaman
masjid Asrama Perguruan Islam Pondok Pesantren
Tegalrejo Magelang sekitar jam 24.30. Dengan tanpa
sengaja, penulis menengadahkan kepala melihat
langit biru yang sedang terang benderang. Tiba-tiba
penulis melihat benda terbang tanpa suara, berbentuk
bulat bersinar terang dan berekor panjang.
Kecepatannya sungguh mengagumkan, karena dalam
hitungan menit benda itu melesat kearah selatan. Saat
itu penulis ragu-ragu, kalau kejiwaan penulis
mengalami gangguan, Maka penulis langsung
menepuk punggung sahabat-sahabat yang ada di
depan agar melihat benda tersebut. Untung mereka
masih sempat melihat benda bulat yang sama dengan
penglihatan penulis, yang mereka pastikan bukan
meteor dan bukan pula pesawat terbang yang
biasanya menderu-deru dan tingkat laju yang lebih
lambat. Kedua, tahun 1977, ketika penulis di siang
hari bolong bersama puluhan kawan bermain bulu
tangkis di desa Tieng, sebuah desa pegunungan
Dieng. Waktu itu sekitar jam 15.00 sore. Sungguh
mencengangkan! Hampir semua yang hadir di
lapangan bulu tangkis, melihat benda terbang
berbentuk bulatan melaju dari arah gunung Setlerep
dengan kecepatan mahadahsyat tanpa suara, kecuali
mengeluarkan percikan-percikan api melampaui ufuk
gunung Pakuwaja. Dalam hitungan detik, ufuk ke
ufuk dilaluinya dengan sempurna. Semua yang hadir
meyakini bahwa benda itu bukan pesawat terbang
yang biasa dilihat di bumi ini.
Pengalaman ganjil itu membuat penulis selalu
ingin mencari tahu apa sebenarnya yang terjadi. Dari
buku ke buku, majalah ke majalah, koran ke koran,
kitab ke kitab, ayat ke ayat demi benda terbang tak
dikenal itu. Dari berbagai pembacaan tertsebut,
ternyata umat manusia terbelah menjadi dua.
Sebagian sangat mempercayai adanya, sebagian
sangat mempercayai sekadar fiksi ilmiyah. Itulah
sebabnya penulis ingin meneliti untuk mendalami
dan memaparkan dalam bentuk hasil penelitian.
Dari sekian banyak buku astronomi, pada
umumnya para astronom meyakini pengamatan dan
penelitian yang berbeda dengan pengamatan awam.
Mereka sampai pada suatu kesimpulan sebagai
berikut:
In the abstract, terlalu banyak sekali planet yang
sekeadaan dengan bumi kita. Artinya memiliki posisi
dan sifat-sifat serta perilaku seperti planet bumi kita.
Fenomena yang paling kontroversial adalah
dilaporkannya oleh jutaan manusia tentang kesaksian
mereka terhadap adanya makhluk angkasa luar,
dengan mengendarai paring terbang atau Flying
Soccer dan berbagai kendaraan super canggih yang
biasa disebut dengan Benda Terbang Tak di Kenal
atau Un Indetified Flying Object (UFO). Hal inilah
yang melatar belakangi penelitian yang rumit ini

B. Rumusan Masalah
Penelitian ini mempunyai rumusan masalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana klasifikasi ayat-ayat Al-Qur’an yang
membicarakan masalah makhluk hidup di luar
bumi (eksobio).
2. Bagaimana bentuk-bentuk kemukjizatan Al-
Qur’an tentang makhluk hidup di luar bumi
(eksobio)
3. Bagaimana kesepadanan kemukjizatan Al-
Qur’an tentang makhluk hidup di luar bumi
dengan penemuan-penemuan sains modern.

C.Pembatasan Masalah
Agar penelitian ini mempunyai fokus yang dapat
mengarahkan, maka field encompassing-nya
dibatasai sebagai berikut:
1. Menyusun ayat-ayat tentang makhluk hidup luar
bumi (eksobio) secara tematik.
2. Menyusun tafsir klasik maupun kontemporer
yang berkaitan dengan kehidupan luar bumi
(eksobio).
3. Mengonfirmasikan kemukjizatan Al-Qur’an
tentang kehidupan luar bumi (eksobio) dengan
sains modern.
D. Signifikansi Penelitian
Penelitian ini memiliki signifikansi utamanya
bagi masyarakat akademik dan masyarakat pada
umumnya, dan diharapkan hasil penelitian ini dapat
mempunyai nilai bagi:.
1. Referensi utama dalam perkuliahan mata kuliah
Al-Qur’an dan Sains Modern di UNSIQ
Wonosobo.
2. Membangkitkan kembali semangat meneliti bagi
umat Islam khususnya terhadap Al-Qur’an,
terutama yang berkaitan dengan sains modern.
3. Menjadi bahan rujukan bagi para peneliti
selanjutnya agar dapat lebih massif dan detail
sehingga dapat bermanfaat bagi kehidupan umat
Islam pada khususnya dan umat manusia pada
umumnya.

E.Kajian Pustaka
Penelitian tentang kehidupan angkasa luar, dapat
dibilang masih sangat langka. Hal ini terutama karena
masih banyak perdebatan tentang keberadaannya.
Sebagian ahli mempercayai dengan sesungguhnya
akan keberadaan mereka, sebagian ahli yang lain
menganggap sekedar lelucon bahkan ilusi dan
halusinasi. Namun demikian ada seorang insinyur
Mesir bernama Abdurrozaq Naufal, menulis sebuah
buku khusus tentang kehidupan angkasa luar dalam
judul Al-Sama’ wa Ahlu al-Sama’. Buku tersebut
mengurai panjang lebar tentang kesaksian adanya
makhluk angkasa luar dan konfirmasi dari ayat-ayat
Al-Qur’an, tetapi tidak melengkapinya dengan tafsir
baik klasik maupun modern. Selain itu, buku tersebut
juga tidak mengurai alasan bagi mereka yang percaya
dan yang tidak percaya untuk dijadikan komparasi
agar reasoning penerimaan maupun penolakan lebih
dapat dipertanggungjawabkan.
Di samping itu, ada sepintas singgungan
mengenai kehidupan luar angkasa dari tafsir Khazin,
ketika menafsirkan Al-Qur’an surat Al-Syura ayat 29.
Akan tetapi, memang tidak detail dan terkesan
sekedar sisipan.

F. Kerangka Teori
1. Eksobiologi adalah ilmu yang membahas
makhluk hidup angkasa luar atau luar bumi.
Meskipun ilmu ini belum mendapat pengakuan
mayoritas ilmuan, akan tetapi keberadaannya
telah menyita perhatian mereka. Secara teoritis,
planet yang mengandung hydrogen berpotensi
adanya makhluk hidup (……….). Para saintis
meyakini terlalu banyak planet yang sekeadaan
dengan bumi. Maka adanya eksobio pada planet
tersebut merupakan konsekwensi logis dari
keberadaan hydrogen.
2. Kemukjizatan Al-Qur’an
Kita memahami bahwa Al-Qur’an memiliki sifat
I’jaz yang abadi. Berbeda dengan kemukjizatan
Nabi dan rasul sebelumnya yang bersifat
hissiyyah, mukjizat Nabi Muhammad saw lebih
bersifat ‘aqliyah. Bertebaran ayat-ayat yang
menantang agar umat manusia membuktikan
kemukjizatan itu. Mukjizat hissiyyah hanya bisa
dibuktikan oleh umat yang hidup segenerasi
dengan Nabi dan Rasul tersebut. Namun
mukjizat ‘aqliyah, dapat dibuktikan oleh umat
manusia kapan dan di mana saja. Di antara ayat
tersebut adalah Sanuriihim aayaatinaa fi al-
aafaaqi wa fii anfusihim hattaa yatabayya
annahu al-haqq….(QS. Fushilat [41]:53); Likulli
naba-in mustaqarr (QS. Al-An’am [6]: 67).
Maka fenomena adanya makhluk angkasa luar
yang dilaporkan oleh jutaan manusia, mesti
harus ada konfirmasi dari Al-Qur’an dengan
segala ayat yang memberikan penjelasan tentang
hal itu.
3. Sains Modern
Secara teoritik, sains adalah ilmu pengetahuan
yang didapat melalui riset empirik yang
memenuhi kriteria: ada obyek, metodologi dan
sistematika. Abdurozaq Naufal dalam Baina al-
Diin wa al’Ilmi memberikan berbagai pertanyaan
yang menggelitik: 1. Kapan dimulai adanya
agama dan ilmu? Dia menjawabnya sendiri, yaitu
ketika Allah swt menjadikan manusia sebagai
khalifah. 2. Apakah tujuan agama dan ilmu?
Tujuannya kebahagiaan dunia dan akhirat. 3.
Dari mana sumber agama dan ilmu? Dari satu
sumber yaitu Allah swt. Oleh karena itu mustahil
ada konflik antara agama dengan ilmu. Islam
memanggil segala macam ilmu untuk menyatu
dengan agama. Jadi, jika diyakini adanya
fenomena makhluk angkasa luar, maka tidak
boleh bertentangan dengan Al-Qur’an.

G.Metode Penelitian
1. Desain Penelitian
Penelitian ini bersifat library research yang
menggunakan data-data tekstual dan konseptual.
Selanjutnya data-data tersebut dianalisis dengan
contain analysis, kemudian dikomparasikan dan
dikonfirmasikan dengan data-data faktual dan
atau kontekstual.
2. Data Penelitian
Riset ini memadukan data-data tekstual,
konseptual dan data-data faktual.
a. Data tekstual adalah ayat-ayat Al-Qur’an yang
disusun secara tematik berdasarkan kesesuaian
kontain ayat tersebut diasumsikan berkaitan
dengan eksobio.
b. Data konseptual disajikan berdasar pada tafsir-
tafsir atau buku-buku yang berkaitan dengan
eksobio.
c. Data-data faktual disajikan melalui berbagai
kesaksian orang-orang yang pernah melihat
eksobio atau mengasumsikan sebagai eksobio.
3. Pengumpulan Data
Pengumpulan data diawali dengan data-data
tekstual melalui metode tematik. Kemudian
dilengkapi dengan data-data konseptual melalui
berbagai tafsir dan hadits, dan terakhir data-data
lapangan melalui testimony orang yang pernah
melihat eksobio.
4. Analisis Data
Analisis data dalam penelitian ini melalui
tahapan-tahapan: a. Identifikasi dan klasifikasi
data-data yang sudah terkumpul. Kemudian
diidentifikasi dan diuraikan hal-hal yang
berkaitan dengan eksobio baik tentang validitas
maupun akurasi data yang ada, khususnya data
konseptual dan faktual. b. kemudian kontain
dibahas dengan disain komparatif konfirmatif
sebagaimana telah diraikan di atas. c. Ditarik
kesimpulan konklusif dari ;pembahasan dan
digeneralisasikan serta ditetapkan sebagai hasil
penelitian.
1.Wa qawluhu Ta’alaa wa maa batstsa fiihimaa min
daabbatin (Asy-Syura [42]: 29) yatakharraju ‘alaa
wujuuhin minhaa an yuriida ahaduhumaa wa maa
batstsa fi al-ardhi duuna al-samaawaati wa minhaa
an yakuuna ta’aalaa qad khalaqa fi sl-samaawaati
wa batstsa dawwab laa na’lamuhaa nahnu wa
minhaa an yuriida al-hayawaanaati al-latii tuujadu fi
al-sahaabi wa qad taqa’u ahyaanan ka al-dhafaadi’i
wa nahwihaa. Fa inna al-sahaaba daahilun fii ismi
al-samaa’i. Wa qawluhu wa huwa ‘alaa jam’ihim
yuriidu yawma al-qiyaamati ‘inda al-hasyri min al-
qubuuri (Al-Imam al-‘Allamah Al-Syaikh Siidi
‘Abdurrahman al-Tsa’aalibi, Al-Jawahirul Hisan
Fi Tafsiril Qur’an, juz 3, Dar al-Kutub
al-‘Ilmiyah, Beirut, 1996, h. 132).
2.Qawluhu (wa min aayaatihii) ay dalai-ilu qudratihi
wa ‘ajaa-ibu wahdaaniyyatihi qawluhu (khalqu al-
samaawaati wa al-ardhi) ay fainnahumaa
bidzaatihimaa wa shifaatihimaa yadullaani ‘alaa
ittishaafi khaaliqihimaa bi al kamaalaati. Qaala
Ta’aalaa (afalam yanzhuruu ilaa al-samaa-i
fawqahum kaifa banainaahaa) al-aayah. (wa)
(khalqu) (maa batstsa) asyaara bi dzaalika ilaa
anna qawlahu (wa maa batstsa) ma’thuufun ‘alaa
(al-samaawaati) musallathun ‘alaihi (khalqu) wa
yashihhu an yakuuna fii mahalli raf’in ‘uthifa ‘alaa
(khalq) qawluhu (huwa maa yadubbu ‘alaa al-ardhi)
asyaara bi dzaalika ilaa anna al-muraada fii
ahadihimaa fahuwa min ithlaaqi al-mutsanna ‘alaa
al-mufradi, kamaa fii qawlihi Ta’alaa (yakhruju
minhumaa al-lu’lu’u wa al-marjaanu) wa innaamaa
yakhrujaani min ahadihimaa wa huwa al-milhu qa
haadzaa aslamu wa ahsanu mimmaa qiila anna al-
aayata baaqiyatun ‘alaa zhaahirihaa, wa laa mani’a
min annallaaha Ta’aalaa khalaqa hayawaanaatin fi
al-samaawaati yamsyuuna fiihaa ka masyyi al-
anaasiyyi’alaa al-ardhi, li anna dzaalika ba’iidun
min al-afhami likawnihi ‘alaa khilaafi al-‘urfi
al-‘aami (Al-’Allamah Al-Syaikh Ahmad Bin
Muhammad Al-Shawi al-Mishri, al-Khalwati, al-
Maaliki, Tafsir Al-Shawi, Dar al-Kutub
al-‘Ilmiyah, Bairut, 2009, juz 3, h. 431).
3. Qawluhu Ta’aalaa (Wa min aayaatihii…)ilkh. Al-
batstsu al-tafriiqu. Wa yuqaalu batstsa al-riihu al-
turaaba idzaa aatsarahu, wa al-daabbatu kullu maa
yadubbu ‘alaa ardhi fa ya’ummu al-hayawaanaati
jamii’an. Wa al-ma’maa zhaahirun. Wa zhaahiru al-
aayati anna fii al-samaawaati khalqan min al-
dawabi ka al-ardhi. Wa qawlu ba’dhuhum inna maa
fi al-samaawaati min daabbatin hiya al-malaaikatu
yadfa’uhu anna ithlaaqa al-dawaabi ‘alaa al-
malaaikati ghairu ma’huudin. Wa qawluhu (Wa
huwa ‘alaa jam’ihim idzaa yasyaa-u qadiirun)
isyaratun ilaa hasyri maa batstsa fiihimaa min
daabbatin wa qad ‘abbara bi nal-jam’I li
muqaabilatihi al-batstsa al-ladzii huwa al-tafriiqu.
Wa laa dilaalata fii qawlihi (‘alaa jam’ihim) haitsu
ataa bi dhamiiri uulii al-‘aqli ‘alaa kawni maa fi al-
samaawaati min al-dawaabi uulii ‘aqlin ka al-
insaani il qawlihi Ta’aalaa (Wa maa min daabbatin
fi al-ardhi wa laa thaa-irin yathiiru bi janaahaihi illa
umamun amtsaalukum maa farrathnaa fi al-kitaabi
min syai-in tsumma ilaa Rabbihim yukhsyaruun, Al-
An’am: 37). Al-‘Allaamah al-Sayyid Muhammad
Husain al-Thabathba’i, Al-Mizan Fi Tafsir al-
Qur’an, Muassasah al-A’lamy li al-Mathbuu’at,
Beirut, Juz 18, h. 58).
3. Quraish Shihab: Sementara ulama memahami kata
‘fiihimaa’ dalam arti salah satunya. Yakni tempat
yang dimaksud bukan semua tempat, tetapi sebagian
dari langit dan bumi, yaitu bumi saja. Ini karena bumi
diliputi oleh langit, bagaikan sesuatu yang berada di
dalam wadah langit. Penggunaan kata ‘idzaa’ yang
penulis terjemahkan dengan apabila digunakan dalam
bahasa Arab untuk menunjuk satu peristiwa yang
pasti akan terjadi, berbeda dengan kata ‘in’ yang
digunakan untuk sesuatu yang jarang atau diragukan
terjadinya, dan berbeda pula dengan kata ‘law’ yang
digunakan untuk mengandaikan sesuatu yang
mustahil akan terjadi. Penggunaan kata ‘idzaa’ oleh
ayat di atas menunjukkan kepastian terjadinya
penghimpunan itu, yakni kelak di hari Kemudian, di
mana semua manusia akan diminta untuk
mempertanggungjawabkan amal-amalnya (M.
Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah, Pesan, Kesan
dan Keserasian Al-Qur’an, Lentera Hati,
Tangerang, 2008, Volume 12, hal. 502).

DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’anul Karim
Al-Ahaadiitsu al-Nabawiyah
Abdurozaq Naufal, Al-Sama’ wa Ahlu Al-Sama’, terj.
A. Hasjmy, (1976) Bulan Bintang
Jakarta
Achmad Baiquni, Prof. Dr, (1996), Al-Qur’an dan
Ilmu Pengetahuan Kealaman, Dana
Bhakti Prima Yasa, Yogyakarta
Ahmed Hulusi (2007) UFO: Ruh, Manusia atau
Jin?; Pendekatan Agama dan Saintifik
atas Jin dan Fenomena Alien, terj.
Achmad Kahfi, Bina Ilmu Para
Surabaya
Agus N. Cahyo, (2010), Teka-Teki Misterius Segitiga
Bermuda Ragam Fakta, Teori, dan
Fenomena yang Mencengangkan;
Antara Dajjal, Piramida, dan Istana
Para Setan, Flashbooks, Jogjakarta
Anis Mansur, (2010), Al-Ladziina Habathuu min al-
Samaa-i, terj. Ridwan, Literati, Ciputat,
Jakarta
____________ (2010) Al-Ladziina ‘aaduu ilaa al-
Samaa-i, terj. Muhammad Arifin, MA,
Lentera Hati, Ciputat, Jakarta
_____________ (2009) La’nat al-Faraa’inah wa syai’
Wara-a al-‘aql, terj. Muhyidin Mas
Rida, Lc, Lentera Hati, Ciputat, Jakarta
Bambang Pranggono, Ir, MBA, IAI, (2008) Mukjizat
Sains dalam Al-Qur’an; Menggali
Inspirasi Ilmiyah, Ide Islami, Bandung
Dedy Suardi (1992), Catastrophe Terakhir; Kajian
Ilmiyah Terhadap Enigma Cipta
Ilahiyah, Rosda Karya, Bandung
Husain Afandi Al-Jasiri Al-Tharablisi. (tt) Al-
Hushuun al-Hamiidiyah li al-
Muhaafazhati ‘alaa al-‘Aqaa-idi al-
Islaamiyah Syirkah Al-Ma’arif li al-
Thab’i wa al-Nasyri, Bandung,
Indonesia
Muhammad Isa Dawud, (tt) Al-Khuyuuthul
Khafiyyah Baina al-Masiihi al-Dajjaali
wa Asraari Mutsallatsi Barmuudaa wa
al-Athbaaqi al-Thaa-irati, Daru al-
Basyir, Kairo
Muhammad Kamil Abdushshamad, (2004), Al-
I’jaazu al-‘Ilmi al-Islaami fii al-
Qur’ani, terj. Alimin, Lc, M.Ag dkk,
Akbar, Jakarta
َQuraish Shihab, Prof. Dr, Tafsir Al-Mishbah, (2008),
Lentera Hati, Tangerang
Rahnip M, (1979) Sanggahan Terhadap Buku Al-
Qur’an Dasar Tanya Jawab Ilmiyah
oleh Nazwar Syamsu, Pustaka Progresif,
Surabaya
Rochmah, N, M, Ir, Eng. Sc dkk, (2004) Islam Untuk
Disiplin Ilmu Teknologi, Depag RI,
Jakarta
ٌSalatun, J, (1954) Piring Terbang Khayal atau
Nyata, dalam Majalah Pengantar
Pengetahuan, Kementerian Pendidikan,
Pengajaran dan Kebudayaan, Jakarta
Steven M. Greer (2010) Awas Ada UFO; Fakta dan
Kontroversi Keberadaan Makhluk
Asing Berdasarkan Saksi dan Badan
Intelejen, terj. Achmad Asnawi, Signal,
Jogjakarta
Taufiq’Ulwan, (2009), Ayatullah al-Mubshirah, terj.
Fuad Syaifudin Nur, Al-Mahira, Jakarta
Timur
Zaghlul An-Najjar, Dr, (2006), Al-I’jazu al-‘Ilmiyah
fii al-Sunnah al-Nabawiyah, I, terj.
Zainal Abidin dan Syakirun-Ni’am,
Amzah, Jakarta
Thanthawi Jauhari ,(tt) Al-Jawaahiru fii Tafsiir al-
Qur’an, Daru al-Fikr, Bairut
SISTEMATIKA LAPORAN PENELITIAN
BAB I : PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
B.Perumusan Masalah
C.Pembatasan Masalah
D.Signifikansi Penelitian
BAB II : PEMBAHASAN TEORITIK
A.Kerangka Teori
B.Kajian Kepustakaan Yang Relevan
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN
A.Desain Penelitian
B.Data Penelitian
C.Teknik Pengumpulan Data
D.Teknik Analisa Data
BAB IV : HASIL PENELITIAN
A.Deskripsi Data (dijudulkan)
B.Kajian dan Interpretsai Data
(didijudulkan)
C.Analisa Kritis (dijudulkan)
BAB V : PENUTUP
A.Kesimpulan
B.Saran dan Rekomendasi

KAJIAN TEMATIK AYAT-AYAT EKSOBIOLOGI

ur ߉ àfó¡o‰ `tB ‰ Îû ÏNºuq»yJ¡¡9$# ÇÚö‰ F{$#ur $YãöqsÛ $\dö‰ x.ur!¬


Nßgè=»n=Ïßur Íir߉äóø9$$Î/ ÉA$|¹Fy$#ur ) ÇÊÎÈ

15. hanya kepada Allah-lah sujud (patuh) segala apa yang di langit dan di bumi, baik
dengan kemauan sendiri ataupun terpaksa (dan sujud pula) bayang-bayangnya di
waktu pagi dan petang hari.

ur ߉àfó¡o‰ $tB ‰Îû ÏNºuq»yJ¡¡9$# $tBur ‰Îû ÇÚö‰F{$# `ÏB!¬


7p/!#y‰ èps3Í´¯»n=yJø9$#ur öNèdur ‰w tbrç‰É9õ3tGó¡o‰ ÇÍÒÈ
49. dan kepada Allah sajalah bersujud segala apa yang berada di langit dan semua
makhluk yang melata di bumi dan (juga) Para ma]aikat, sedang mereka (malaikat)
tidak menyombongkan diri.

ßxÎm6|¡è@ ã&s! ßNºuq»uK¡¡9$# ßìö7¡¡9$# ÞÚö‰F{$#ur `tBur


£`Ík ‰Ïù 4 bÎ)ur `ÏiB >äóÓx« ‰wÎ) ßxÎm7|¡ç‰ ¾Ínω÷Kpt¿2
`Å3»s9ur ‰w tbqßgs)øÿs? öNßgys‰Î6ó¡n@ 3 ¼çm¯RÎ) tb%x.
$¸J ‰Î=ym #Y‰qàÿxî ÇÍÍÈ
44. langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah.
dan tak ada suatupun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu sekalian
tidak mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha
Pengampun.

y7‰/u‰ur ÞOn=ôãr& `yJÎ/ ‰Îû ÏNºuq»yJ¡¡9$# ÇÚö‰F{$#ur 3


ô‰s)s9ur $uZù=‰Òsù uÙ÷èt/ z`¿Íh‰Î;¨Y9$# 4‰n?tã <Ù÷èt/ (
$oY÷‰s?#uäur y‰¼ãr#y‰ #Y‰qç/y‰ ÇÎÎÈ
55. dan Tuhan-mu lebih mengetahui siapa yang (ada) di langit dan di bumi. dan
Sesungguhnya telah Kami lebihkan sebagian nabi-nabi itu atas sebagian (yang lain),
dan Kami berikan Zabur kepada Daud.

bÎ) ‰@à2 `tB ‰Îû ÏNºuq»yJ¡¡9$# ÇÚö‰F{$#ur HwÎ) ‰ÎA#uä


Ç`»uH÷q§‰9$# #Y‰ö7tã ÇÒÌÈ
93. tidak ada seorangpun di langit dan di bumi, kecuali akan datang kepada Tuhan
yang Maha Pemurah selaku seorang hamba.

ã&s!ur `tB ‰Îû ÏNºuq»yJ¡¡9$# ÇÚö‰F{$#ur 4 ô`tBur ¼çny‰ZÏã ¼


‰w tbrç‰É9õ3tGó¡o‰ ô`tã ¾ÏmÏ?y‰$t7Ï㠉wur tbrç‰Å£óstGó¡t‰
ÇÊÒÈ
19. dan kepunyaan-Nyalah segala yang di langit dan di bumi. dan malaikat-malaikat
yang di sisi-Nya, mereka tiada mempunyai rasa angkuh untuk menyembah-Nya dan
tiada (pula) merasa letih.

óOs9r& t‰s? ‰cr& ©!$# ߉àfó¡o‰ ¼çms9 `tB ‰Îû ÏNºuq»yJ¡¡9$#


`tBur ‰Îû ÇÚö‰F{$# ߧôJ¤±9$#ur ã‰yJs)ø9$#ur ãPqàf‰Z9$#ur
ãA$t7Ågø:$#ur ã‰yf¤±9$#ur ‰>!#ur¤$!$#ur ׉‰ÏV‰2ur z`ÏiB
Ĩ$¨Z9$# ( ÏWx.ur ¨,ym Ïmø‰n=tã Ü>#x‰yèø9$# 3 `tBur Ç`Íkç‰
ª!$# $yJsù ¼çms9 `ÏB BQ̉õ3‰B 4 ¨bÎ) ©!$# ã@yèøÿt‰ $tB âä!$t±o‰
) ÇÊÑÈ
18. Apakah kamu tiada mengetahui, bahwa kepada Allah bersujud apa yang ada di
langit, di bumi, matahari, bulan, bintang, gunung, pohon-pohonan, binatang-binatang
yang melata dan sebagian besar daripada manusia? dan banyak di antara manusia
yang telah ditetapkan azab atasnya. dan Barangsiapa yang dihinakan Allah Maka
tidak seorangpun yang memuliakannya. Sesungguhnya Allah berbuat apa yang Dia
kehendaki.

óOs9r& t‰s? ¨br& ©!$# ßxÎm7|¡ç‰ ¼çms9 `tB ‰Îû ÏNºuq»uK¡¡9$#


ÇÚö‰F{$#ur ç‰ö‰©Ü9$#ur ;M»¤ÿ¯»|¹ ( @@ä. ô‰s% zNÎ=tæ ¼çms?‰
x|¹ ¼çmys‰Î6ó¡n@ur 3 ª!$#ur 7LìÎ=tæ $yJÎ/ ‰cqè=yèøÿt‰ ÇÍÊÈ
41. tidaklah kamu tahu bahwasanya Allah: kepada-Nya bertasbih apa yang di langit
dan di bumi dan (juga) burung dengan mengembangkan sayapnya. masing-masing
telah mengetahui (cara) sembahyang dan tasbihnya[1043], dan Allah Maha
mengetahui apa yang mereka kerjakan.

[1043] Masing-masing makhluk mengetahui cara shalat dan tasbih kepada Allah
dengan ilham dari Allah.

‰wr& (#r߉àfó¡o‰ ¬! ‰Ï%©!$# ßl̉ø‰ä‰ uäó=y‰ø9$# ‰Îû


ÏNºuq»yJ¡¡9$# ÇÚö‰F{$#ur ÞOn=÷èt‰ur $tB tbqàÿø‰éB $tBur
tbqãZÎ=÷èè? ÇËÎÈ
25. agar mereka tidak menyembah Allah yang mengeluarkan apa yang terpendam di
langit dan di bumi[1096] dan yang mengetahui apa yang kamu sembunyikan dan
apa yang kamu nyatakan.

[1096] Umpamanya: menurunkan hujan dari langit,menumbuhkan tanam-tanaman,


mengeluarkan logam dari bumi dan sebagainya.

è% ‰w ÞOn=÷èt‰ `tB ‰Îû ÏNºuq»yJ¡¡9$# ÇÚö‰F{$#ur |@


=ø‰tóø9$# ‰wÎ) ª!$# 4 $tBur tbrâ‰ßêô±o‰ tb$‰r&
‰cqèWyèö7㉠ÇÏÎÈ
65. Katakanlah: "tidak ada seorangpun di langit dan di bumi yang mengetahui
perkara yang ghaib, kecuali Allah", dan mereka tidak mengetahui bila mereka akan
dibangkitkan.

tPöqt‰ur ã‰xÿZ㉠‰Îû ͉q‰Á9$# tí̉xÿsù `tB ‰Îû


ÏNºuq»yJ¡¡9$# `tBur ‰Îû ÇÚö‰F{$# ‰wÎ) `tB uä!$x© ª!$# 4 <@ä.ur
çnöqs?r& tûï̉Åzºy‰ ÇÑÐÈ
87. dan (ingatlah) hari (ketika) ditiup sangkakala, Maka terkejutlah segala yang di
langit dan segala yang di bumi, kecuali siapa yang dikehendaki Allah. dan semua
mereka datang menghadap-Nya dengan merendahkan diri.

ã&s!ur `tB ‰Îû ÏNºuq»yJ¡¡9$# ÇÚö‰F{$#ur ( @@à2 ¼ã&©! ¼


tbqçFÏZ»s% ÇËÏÈ
26. dan kepunyaan-Nyalah siapa saja yang ada di langit dan di bumi. semuanya
hanya kepada-Nya tunduk.

óOs9r& (#÷rt‰s? ¨br& ©!$# t‰¤‰y‰ Nä3s9 $¨B ‰Îû


ÏNºuq»yJ¡¡9$# $tBur ‰Îû ÇÚö‰F{$# x÷t7ó‰r&ur öNä3ø‰n=tæ
¼çmyJyèÏR Zot‰Îg»sß ZpuZÏÛ$t/ur 3 z`ÏBur Ĩ$¨Z9$# `tB
ãAω»pgä‰ ‰Îû «!$# Ήö‰tóÎ/ 5Où=Ïæ ‰wur ‰W‰èd ‰wur
20. tidakkah kamu perhatikan Sesungguhnya Allah telah menundukkan untuk
(kepentingan)mu apa yang di langit dan apa yang di bumi dan menyempurnakan
untukmu nikmat-Nya lahir dan batin. dan di antara manusia ada yang membantah
tentang (keesaan) Allah tanpa ilmu pengetahuan atau petunjuk dan tanpa kitab yang
memberi penerangan.

y‰ÏÿçRur ‰Îû ͉q‰Á9$# t,Ïè|Ásù `tB ‰Îû ÏNºuq»yJ¡¡9$# `tBur


‰Îû ÇÚö‰F{$# ‰wÎ) `tB uä!$x© ª!$# ( §NèO y‰ÏÿçR Ïm‰Ïù
3‰t‰÷zé& #s‰Î*sù öNèd ×P$u‰Ï% tbrã‰ÝàZt‰ ÇÏÑÈ
68. dan ditiuplah sangkakala, Maka matilah siapa yang di langit dan di bumi kecuali
siapa yang dikehendaki Allah. kemudian ditiup sangkakala itu sekali lagi Maka tiba-
tiba mereka berdiri menunggu (putusannya masing-masing).

ô`ÏBur ¾ÏmÏG»t‰#uä ß,ù=yz ÏNºuq»yJ¡¡9$# ÇÚö‰F{$#ur $tBur £]t/


$yJÎg‰Ïù `ÏB 7p/!#y‰ 4 uqèdur 4‰n?tã öNÎgÏè÷Hsd #s‰Î) âä!
$t±o‰ ։‰Ï‰s% ÇËÒÈ
29. di antara (ayat-ayat) tanda-tanda-Nya ialah menciptakan langit dan bumi dan
makhluk-makhluk yang melata yang Dia sebarkan pada keduanya. dan Dia Maha
Kuasa mengumpulkan semuanya apabila dikehendaki-Nya.

Wa min dalai-ili ‘azhamatihi wa qudratihi wa sulthaanihi al-Qaahiru-khalaqa al-


samaawaati wa al-ardha wa maa nasyara fiihimaa min daabbatin tadubbu wa
tataharraku, wa haadzaa yasymulu al-malaaikata w ail-insa wa al-jinna wa saaira al-
hayawaani ‘alaa ikhtilaafi asykaalihim wa alwaanihim (Ahmad Mushthafa al-Maraghi,
Tasir al-Maraghi, Daqr al-Kutub al-/Ilmiyyah, Beirut, 2006, Jilid 9, h. 38).

uqèd ü‰Ï%©!$# tAt‰Rr& spoY‰Å3¡¡9$# ‰Îû É>qè=è%


tûüÏZÏB÷sßJø9$# (#ÿr߉#y‰÷‰z‰Ï9 $YZ»yJ‰Î) yì¨B
öNÍkÈ]»yJ‰Î) 3 ¬!ur ߉qãZã_ ÏNºuq»yJ¡¡9$# ÇÚö‰F{$#ur 4 tb%x.ur
ª!$# $¸J‰Î=tã $VJ‰Å3ym ÇÍÈ
4. Dia-lah yang telah menurunkan ketenangan ke dalam hati orang-orang mukmin
supaya keimanan mereka bertambah di samping keimanan mereka (yang telah ada).
dan kepunyaan Allah-lah tentara langit dan bumi[1394] dan adalah Allah Maha
mengetahui lagi Maha Bijaksana,

[1394] Yang dimaksud dengan tentara langit dan bumi ialah penolong yang dijadikan
Allah untuk orang-orang mukmin seperti malaikat-malaikat, binatang-binatang, angin
taufan dan sebagainya,

ur ߉qãZã_ ÏNºuq»yJ¡¡9$# ÇÚö‰F{$#ur 4 tb%x.ur ª!$#!¬


#¹‰‰Í‰tã $¸J‰Å3ym ÇÐÈ
7. dan kepunyaan Allah-lah tentara langit dan bumi[1395]. dan adalah Allah Maha
Perkasa lagi Maha Bijaksana.

[1395] Yang dimaksud dengan tentara langit dan bumi ialah penolong yang dijadikan
Allah untuk orang-orang mukmin seperti malaikat-malaikat, binatang-binatang, angin
taufan dan sebagainya,

ã&é#t«ó¡o‰ `tB ‰Îû ÏNºuq»uK¡¡9$# ÇÚö‰F{$#ur 4 ¨@ä. BQöqt‰ ¼


uqèd ‰Îû 5bù'x© ÇËÒÈ
29. semua yang ada di langit dan bumi selalu meminta kepadanya. Setiap waktu Dia
dalam kesibukan[1444].
[1444] Maksudnya: Allah Senantiasa dalam Keadaan Menciptakan, menghidupkan,
mematikan, Memelihara, memberi rezki dan lain lain.

¼ã&é#t«ó¡o‰ `tB ‰Îû ÏNºuq»uK¡¡9$# ÇÚö‰F{$#ur 4 ¨@ä. BQöqt‰


uqèd ‰Îû 5bù'x© ÇËÒÈ
29. semua yang ada di langit dan bumi selalu meminta kepadanya. Setiap waktu Dia
dalam kesibukan[1444].

[1444] Maksudnya: Allah Senantiasa dalam Keadaan Menciptakan, menghidupkan,


mematikan, Memelihara, memberi rezki dan lain lain.

u‰|³÷èyJ»t‰ Çd`Ågø:$# ħRM}$#ur ÈbÎ) öNçF÷èsÜtGó‰$# br&


(#rä‰àÿZs? ô`ÏB ͉$sÜø%r& ÏNºuq»yJ¡¡9$# ÇÚö‰F{$#ur
(#rä‰àÿR$$sù 4 ‰w ‰crä‰àÿZs? ‰wÎ) 9`»sÜù=Ý¡Î0 ÇÌÌÈ
33. Hai jama'ah jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru
langit dan bumi, Maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya kecuali dengan
kekuatan.

yx¬7y‰ ¬! $tB ‰Îû ÏNºuq»uK¡¡9$# ÇÚö‰F{$#ur ( uqèdur


≉͉yèø9$# ãLìÅ3ptø:$# ÇÊÈ
1. semua yang berada di langit dan yang berada di bumi bertasbih kepada Allah
(menyatakan kebesaran Allah). dan Dialah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.

yx¬7y‰ ¬! $tB ‰Îû ÏNºuq»yJ¡¡9$# $tBur ‰Îû ÇÚö‰F{$# ( uqèdur


≉͉yèø9$# ÞO‰Å3ptø:$# ÇÊÈ
1. telah bertasbih kepada Allah apa yang ada di langit dan bumi; dan Dialah yang
Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.

yx¬7y‰ ¬! $tB ‰Îû ÏNºuq»yJ¡¡9$# $tBur ‰Îû ÇÚö‰F{$# ( uqèdur


≉͉yèø9$# ÞO‰Å3ptø:$# ÇÊÈ
1. telah bertasbih kepada Allah apa saja yang ada di langit dan apa saja yang ada di
bumi; dan Dia-lah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
‫‪ßxÎm7|¡ç‰ ¬! $tB ‰Îû ÏNºuq»yJ¡¡9$# $tBur ‰Îû ÇÚö‰F{$#‬‬
‫‪Å7Î=pRùQ$# Ĩr‰‰à)ø9$# ͉‰Í‰yèø9$# ÉO‰Å3ptø:$# ÇÊÈ‬‬
‫‪1. Senantiasa bertasbih kepada Allah apa yang ada di langit dan apa yang ada di‬‬
‫‪bumi. Raja, yang Maha Suci, yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.‬‬

‫!‪ßxÎm7|¡ç‰ ¬! $tB ‰Îû ÏNºuq»yJ¡¡9$# $tBur ‰Îû ÇÚö‰F{$# ( ã&s‬‬


‫«‪à7ù=ßJø9$# ã&s!ur ߉ôJysø9$# ( uqèdur 4‰n?tã Èe@ä. &äóÓx‬‬
‫‪퉉ωs% ÇÊÈ‬‬
‫‪1. bertasbih kepada Allah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi; hanya‬‬
‫‪Allah lah yang mempunyai semua kerajaan dan semua pujian, dan Dia Maha Kuasa‬‬
‫‪atas segala sesuatu.‬‬

‫‪Walahuu man fi all=samaawati: haadzaa al-islaamu al-ladzii ya’ummu man fii al-‬‬
‫‪samaawaati wa al-ardhi wa minhum ahlu al-kitaabi (Thabatho’I, Miizaan. Jilid III,‬‬
‫)‪h.385‬‬

‫‪BERBAGAI TAFSIR AYAT-AYAT EKSOBIOLOGI‬‬

‫خل ْقُ * السموات والرض { على مما هممما عليممه ممن‬ ‫ن ءاياته َ‬ ‫م ْ‬‫} وَ ِ‬
‫تعمماجيب الصممنائع فإنهمما بممذاتها وصممفاتها تممدل علممى شممؤونه تعممالى‬
‫العظيمة ‪ ،‬ومن له أدنى إنصاف وشعور يجزم باستحالة صدورها من‬
‫الطبيعة العديمة الشعور ‪.‬‬
‫ما { عطف على } السموات { أي ومن آياته خلق ما‬ ‫ث ِفيهِ َ‬ ‫ما ب َ ّ‬‫} وَ َ‬
‫خل ِقَ { أي ومن آياته ما بث ‪.‬‬ ‫بث أو عطف على } ُ‬
‫ما { تحتمل الموصولية والمصدرية والموصولية أظهر ول حاجة‬ ‫و} َ‬
‫مممن‬ ‫ً‬
‫عليه إلى تقدير مضاف أي خلق الذي بممث خلفما لبممي حيممان } ِ‬
‫داب ّةٍ { أي حيوان لمه دبيمب وحركمة ‪ ،‬وظماهر اليمة وجممود ذلمك فمي‬ ‫َ‬
‫السممموات وفممي الرض وبممه قممال مجاهممد وفسممر الدابممة بالنمماس‬
‫والملئكة ‪ ،‬ويجوز أن يكون للملئكة مشي ممع الطيمران ‪ ،‬واعمترض‬
‫ذلك ابن المنير بأن إطلق الدابة على الناسي بعيد في عرف اللغممة‬
‫فكيف بالملئكة وادعى أن الصح كممون الممدواب فممي الرض ل غيممر؛‬
‫وما في أحد الشمميئين يصممدق أنمه فيهممما فممي الجملممة ‪ ،‬فاليممة علممى‬
‫ن { ] الرحمممن ‪ [ 22 :‬وذلممك‬ ‫جمما ُ‬ ‫ما اّللؤ ْل ُؤ ُ َوال َ‬
‫مْر َ‬ ‫من ْهُ َ‬
‫ج ِ‬ ‫خُر ُ‬‫أسلوب } ي َ ْ‬
‫داّبممةٍ { فممإنه‬ ‫من ك ُ ّ‬
‫ل َ‬ ‫ث ِفيَها ِ‬
‫لقوله تعالى في البقرة ) ‪ } : ( 164‬وَب َ ّ‬
‫يدل على اختصاص الدواب بالرض لن مقام الطناب يقتضي ذكممره‬
‫لو كان ل للعمل بمفهوم اللقب الذي ل يقول به الجمهممور والجممواب‬
‫أن التي في البقرة لما كانت كلما ً مممع الغممبي والفهممم والمسترشممد‬
‫والمعاند جىء فيه بما هو معروف عند الكممل وهممو بممث الممدواب فممي‬
‫الرض وأما ههنا فجىء به مدمجا ً مختصرا ً لما تكرر فممي القممرآن ول‬
‫سيما في هذه السورة مممن كمممال قممدرته علممى كممل ممكممن فقيممل ‪:‬‬
‫ممما { مممؤثرا ً‬
‫ث ِفيهِ َ‬ ‫خل ْقُ * السموات والرض * وَ َ‬
‫ممما ب َم ّ‬ ‫ن ءاياته َ‬ ‫م ْ‬ ‫} وَ ِ‬
‫على لفظ الخلق ليدل على التكثير الدال علممى كمممال القممدرة وبيممن‬
‫داّبمةٍ { تعميمما ً وتغليبما ً لغيممر ذوي العلمم فمي‬ ‫ممن َ‬ ‫بقموله تعممالى ‪ِ } :‬‬
‫ً‬
‫السماوي والرضي تحقيقا للمخلوقية فقد ثبت في صحاح الحمماديث‬
‫ما يمدل علمى وجمود المدواب فمي السمماء ممن مراكمب أهمل الجنمة‬
‫وغيرها ‪ ،‬وكذلك ما يدل على وجود ملئكمة كالوعمال بمل ل يبعمد أن‬
‫يكون في كل سماء حيوانات ومخلوقات علممى صممور شممتى وأحمموال‬
‫مختلفة ل نعلمها ولم يذكر في الخبار شيء منها فقد قممال تعممالى ‪:‬‬
‫ن { ] النحل ‪ [ 8 :‬وأهل الرصاد اليمموم يممتراءى‬ ‫مو َ‬ ‫ما ل َ ت َعْل َ ُ‬
‫خل ُقُ َ‬‫} وَي َ ْ‬
‫لهم بواسطة نظاراتهم مخلوقات في جرم القمر لكنهم لممم يحققمموا‬
‫أمرها لنقص ما في اللت على ما يدعون ‪ ،‬ويحتمل أن يكممون فيممما‬
‫عدا القمر ونفي ذلك ليس من المعلوم من الممدين بالضممرورة ليضممر‬
‫القول به ‪ ،‬وقيل ‪ :‬المراد بالسموات جهات العلو المسامتة للقمماليم‬
‫مثل ً وفي جممو كممل إقليممم بممل كممل بلممدة بممل كممل قطعممة مممن الرض‬
‫حيوانات ل يحصي كثرتها إل الله تعالى بعضها يحس بهمما بل واسممطة‬
‫آلممة وبعضممها بواسممطتها ‪ ،‬وقيممل ‪ :‬المممراد بهمما السممحب وفيهمما مممن‬
‫الحيوانات ما فيها وكل ذلك على ما فيه ل يحتاج إليه ‪ ،‬وكذا ل يحتاج‬
‫إلى ما ذهب إليه كثير من أن المممراد بالدابممة الحممي مجممازا ً إممما مممن‬
‫اسممتعمال المقيممد فممي المطلممق أو إطلق الشمميء علممى لزمممه أو‬
‫المسبب على سببه لن الحيمماة سممبب للممدبيب وإن لممم تكممن الدابممة‬
‫سببا ً للحي فيكون مجازا ً مرسل ً تبعيا ً لن الحتيمماج إلممى ذلممك عممدول‬
‫عن الظاهر ول يعممدل عنممه إل إذا دل دليممل علممى خلفممه وأيممن ذلممك‬
‫الدليل؟ بل هو قائم على وجود الدواب في السماء كما هي موجودة‬
‫م { أي حشممرهم بعممد البعممث‬ ‫معِِهمم ْ‬
‫ج ْ‬
‫همموَ علممى َ‬‫فممي الرض ‪ } .‬وَ ُ‬
‫ديٌر { تممام القممدرة كاملهمما ‪ ،‬و‬ ‫شمماء { ذلممك } َقمم ِ‬‫ذا ي َ َ‬ ‫للمحاسممبة } إ ِ َ‬
‫ذا { متعلقة بما قبلها ل بقدير لن المقيد بالمشيئة جمعممه تعممالى‬ ‫} إِ َ‬
‫ل قممدرته سممبحانه وهممي كممما تممدخل علممى الماضممي تممدخل علممى‬
‫المضارع ‪ ،‬ومنه قوله ‪:‬‬
‫وإذا ما أشاء أبعث منها ‪ ...‬آخر الليل ناشطا ً مذعورا ً‬
‫وقول صاحب الكشف ‪ :‬لقائل أن يفرق بين إذا وإذا ممما الظمماهر أنممه‬
‫ليس في محله وقد نص الخفاجي على عدم الفرق وجعل القول بممه‬
‫توهما ً ‪ ،‬وكذا نص علممى أنهمما تممدخل علممى الفعليممن ظرفيممة كممانت أو‬
‫شرطية ‪ ،‬وقيد ذلك الطيبي بما إذا كممانت بمعنممى المموقت كممما هنمما ‪،‬‬
‫م { قيل للسموات والرض وما فيهما على التغليممب‬ ‫معِهِ ْ‬
‫ج ْ‬
‫وضمير } َ‬
‫وهو كما ترى ‪ ،‬وقيل ‪ :‬للدواب المفهمموم مممما تقممدم وضمممير العقلء‬
‫للتغليب المناسب لكون الجمع للمحاسبة ‪ ،‬وقيممل ‪ :‬للنمماس المعلمموم‬
‫من ذلك ولعله الولى ‪) .‬روح المعممانى فممى تفسممير القممران العظيممم‬
‫والسبع المثانى للعلمممة ابممى الفضممل شممهاب الممدين السمميد محمممود‬
‫اللوسى البغدادى ‪ ,‬جلد ‪ 9‬دار الكتب العلميممة بيممروت ‪ ,2005‬صممح‬
‫‪.(39‬‬

‫خْللل ُ‬
‫ق‬ ‫ه َ‬‫ن آَيللات ِ ِ‬‫ملل ْ‬ ‫و ِ‬
‫القللول فللي تأويللل قللوله تعللالى ‪َ } :‬‬
‫عل َللى‬
‫و َ‬‫هل َ‬ ‫و ُ‬
‫ة َ‬ ‫داب ّل ٍ‬
‫ن َ‬ ‫مل ْ‬
‫مللا ِ‬
‫ه َ‬
‫في ِ‬
‫ث ِ‬
‫مللا ب َل ّ‬
‫و َ‬
‫ض َ‬ ‫والْر ِ‬ ‫ت َ‬ ‫وا ِ‬‫ما َ‬‫س َ‬ ‫ال ّ‬
‫ديٌر )‪{ (29‬‬ ‫ق ِ‬‫شاءُ َ‬
‫ذا ي َ َ‬
‫م إِ َ‬‫ه ْ‬
‫ع ِ‬‫م ِ‬‫ج ْ‬
‫َ‬
‫يقول تعالى ذكللره‪ :‬ومللن حججلله عليكللم أيهللا النللاس أنلله‬
‫القادر على إحيائكم بعد فنائكم‪ ،‬وبعثكم من قبوركم مللن‬
‫ث فيهمللا مللن‬ ‫بعد بلئكم‪ ،‬خلقه السموات والرض‪ .‬وما ب ل ّ‬
‫دابة‪،‬‬
‫يعني وما فّرق في السموات والرض من دابة‪.‬‬
‫كما حدثني محمد بن عمرو‪ ،‬قال‪ :‬ثنا أبو عاصم‪ ،‬قال‪ :‬ثنللا‬
‫عيسللى; وحللدثني الحللارث‪ ،‬قللال‪ :‬ثنللا الحسللن‪ ،‬قللال‪ :‬ثنللا‬
‫مللا‬
‫و َ‬
‫ورقاء جميعا‪ ،‬عن ابن أبي نجيح‪ ،‬عن مجاهد‪ ،‬قللوله‪َ ):‬‬
‫ة ( قال‪ :‬الناس والملئكة‪.‬‬ ‫داب ّ ٍ‬
‫ن َ‬
‫م ْ‬
‫ما ِ‬
‫ه َ‬
‫في ِ‬
‫ث ِ‬‫بَ ّ‬
‫يقول‪ :‬وهو علللى جملع مللا بللث فيهملا مللن دابللة إذا شللاء‬
‫جمعه‪ ،‬ذو قدرة ل يتعذر عليه‪ ،‬كما لللم يتعللذر عليلله خلقلله‬
‫وتفريقه‪ ،‬يقول تعالى ذكره‪ :‬فكذلك هو القادر على جمع‬
‫خلقه بحشر يوم القيامة بعد تفرق أوصالهم في القبللور‪.‬‬
‫)جامع البيان في تأويل القرآن ‪ .‬المؤلف ‪ :‬محمد بن جرير بن يزيد بللن كللثير‬
‫بن غالب الملي‪ ،‬أبو جعفر الطبري‪ 310 - 224 ] ،‬هل [ جلللد ‪ 13‬دار الفكللر‪.‬‬
‫بيروت ‪ ,2005‬صح ‪.(37‬‬
‫خْللل ُ‬
‫ق السللماوات‬ ‫ن ءايللاته { أي علمللات قللدرته } َ‬
‫ملل ْ‬
‫و ِ‬
‫} َ‬
‫مللا { يجللوز‬ ‫و َ‬‫ث { فللرق } َ‬ ‫ما ب َ ّ‬
‫و َ‬
‫والرض { مع عظمهما } َ‬
‫أن يكلللون مرفوعلللا ً ومجلللرورا ً حمل ً عللللى المضلللاف أو‬
‫مللن‬ ‫مللا { مللن السللماوات والرض } ِ‬ ‫ه َ‬
‫في ِ‬ ‫المضاف إليلله } ِ‬
‫ة { الللدواب تكللون فللي الرض وحللدها لكللن يجللوز أن‬ ‫داب ّل ٍ‬ ‫َ‬
‫ً‬
‫ينسب الشيء إلى جميع المذكور وإن كان ملتبسا ببعضه‬
‫كما يقال ‪ :‬بنو تميم فيهم شاعر مجيد وإنما هو في فخذ‬
‫ؤ‬‫ؤل ُل ُ‬‫مللا اّلل ْ‬
‫ه َ‬ ‫من ْ ُ‬‫ج ِ‬
‫خ لُر ُ‬
‫من أفخاذهم ومنه قللوله تعللالى ‪ } :‬ي َ ْ‬
‫ن { ] الرحمن ‪ [ 22 :‬وإنما يخرج من الملللح ‪ ،‬ول‬ ‫جا ُ‬‫مْر َ‬‫وال َ‬ ‫َ‬
‫يبعد أن يخلق في السماوات حيوانات يمشون فيها مشي‬
‫الناسللي علللى الرض ‪ ،‬أو يكللون للملئكللة مشللي مللع‬
‫و‬
‫هلل َ‬ ‫و ُ‬ ‫الطيران فوصفوا بالدبيب كما وصف به الناسللي } َ‬
‫ديٌر { »إذا«‬ ‫قل ِ‬ ‫شللآءُ َ‬
‫ذا ي َ َ‬‫م { يللوم القيامللة } إ ِ َ‬ ‫هل ْ‬
‫ع ِ‬
‫م ِ‬‫ج ْ‬
‫علللى َ‬
‫تدخل على المضارع كما تدخل على الماضللي ‪ ،‬قللال الللله‬
‫ذا يغشى { ] الليل ‪) . [ 1 :‬مدارك التنزيل‬ ‫تعالى ‪ } :‬واليل إ ِ َ‬
‫وحقائق التأويل المؤلف ‪ :‬عبللدالله بللن أحمللد بللن محمللود حللافظ الللدين أبللو‬
‫البركات النسفي‪ .‬جلد ‪ 2‬دار الكتب العلمية بيروت دار الكتب العلميممة‬
‫بيروت ‪ ,2008‬صح ‪(512‬‬
‫من‬ ‫ما ِ‬
‫ه َ‬‫في ِ‬ ‫ث ِ‬ ‫ما ب َ ّ‬‫و َ‬‫ق السموات والرض َ‬ ‫خل ْ ُ‬
‫ن ءاياته َ‬
‫م ْ‬
‫و ِ‬‫} َ‬
‫ة { فنقول ‪ :‬أما دللة خلق السموات والرض على‬ ‫داب ّ ٍ‬
‫َ‬
‫وجود الله الحكيم فقد ذكرناها وكذلك دللة وجود‬
‫الحيوانات على وجود الله الحكيم ‪ ،‬فإن قيل كيف يجوز‬
‫إطلق لفظ الدابة على الملئكة؟ قلنا فيه وجوه الول ‪:‬‬
‫أنه قد يضاف الفعل إلى جماعة وإن كان فاعله واحدا ً‬
‫منهم يقال بنو فلن فعلوا كذا ‪ ،‬وإنما فعله واحد منهم‬
‫ن{‬ ‫جا ُ‬ ‫مْر َ‬ ‫وال َ‬ ‫ؤ َ‬ ‫ؤل ُ ُ‬
‫ما اّلل ْ‬ ‫ه َ‬ ‫من ْ ُ‬‫ج ِ‬ ‫خُر ُ‬ ‫ومنه قوله تعالى ‪ } :‬ي َ ْ‬
‫] الرحمن ‪ [ 22 :‬الثاني ‪ :‬أن الدبيب هو الحركة ‪،‬‬
‫والملئكة لهم حركة الثالث ‪ :‬ل يبعد أن يقال إنه تعالى‬
‫خلق في السموات أنواعا ً من الحيوانات يمشون مشي‬
‫الناسي على الرض ‪.‬‬
‫ديٌر { قال‬ ‫ق ِ‬‫شاء َ‬ ‫ذا ي َ َ‬ ‫م إِ َ‬‫ه ْ‬‫ع ِ‬
‫م ِ‬‫ج ْ‬ ‫و على َ‬ ‫ه َ‬ ‫و ُ‬
‫ثم قال تعالى ‪َ } :‬‬
‫صاحب »الكشاف« ‪ :‬إذا تدخل علللى المضللارع كمللا تللدخل‬
‫ذا يغشللى {‬ ‫علللى الماضللي ‪ ،‬قللال تعللالى ‪ } :‬واليللل إ ِ َ‬
‫ديٌر { والمقصللود أنلله‬ ‫شللاء َ‬
‫قلل ِ‬ ‫ذا ي َ َ‬‫] الليللل ‪ [ 1 :‬ومنلله } إ ِ َ‬
‫تعالى خلقها متفرقللة ‪ ،‬ل لعجللز ولكللن لمصلللحة ‪ ،‬فلهللذا‬
‫ديٌر { يعنللي الجمللع‬ ‫شاء َ‬
‫قل ِ‬ ‫ذا ي َ َ‬
‫م إِ َ‬
‫ه ْ‬
‫ع ِ‬
‫م ِ‬
‫ج ْ‬
‫و على َ‬
‫ه َ‬
‫و ُ‬
‫قال ‪َ } :‬‬
‫م { ولللم‬ ‫هل ْ‬
‫ع ِ‬
‫م ِ‬‫ج ْ‬‫للحشر والمحاسبة ‪ ،‬وإنما قللال ‪ } :‬علللى َ‬
‫يقل علللى جمعهللا ‪ ،‬لجللل أن المقصللود مللن هللذا الجمللع‬
‫المحاسبة ‪ ،‬فكأنه تعالى قال ‪ :‬وهو على جمللع العقلء إذا‬
‫ديٌر {‬ ‫شللاء َ‬
‫قل ِ‬ ‫ذا ي َ َ‬
‫يشاء قللدير ‪ ،‬واحتللج الجبللائي بقللوله } إ ِ َ‬
‫ذا {‬ ‫على أن مشيئته تعالى محدثة بأن قال ‪ :‬إن كلمللة } إ ِ َ‬
‫شاء { صلليغة المسللتقبل ‪،‬‬ ‫تفيد ظرف الزمان ‪ ،‬وكلمة } ي َ َ‬
‫فلو كانت مشيئته تعالى قديمة لم يكن لتخصيصللها بللذلك‬
‫الوقت المعين من المستقبل فائدة ‪ ،‬ولما دل قوله } إ ِ َ‬
‫ذا‬
‫ديٌر { على هذا التخصيص علمنا أن مشيئته تعللالى‬ ‫شاء َ‬
‫ق ِ‬ ‫يَ َ‬
‫محدثللة والجللواب ‪ :‬أن هللاتين الكلمللتين كمللا دخلتللا علللى‬
‫المشيئة ‪ ،‬أي مشيئة الللله ‪ ،‬فقللد دخلتللا أيضلا ً علللى لفللظ‬
‫القدير فلزم على هذا أن يكون كونه قادرا ً صفة محدثللة ‪،‬‬
‫ولما كللان هللذا بللاطل ً ‪ ،‬فكللذا القللول فيمللا ذكللره ‪ ،‬والللله‬
‫أعلم ‪) .‬مفاتيح الغيب المؤلف ‪ :‬أبو عبد الله محمد بن عمر بن الحسن بن‬
‫الحسين التيمي الرازي الملقب بفخر الدين الرازي جلللد ‪ 9‬دار الفكللر ‪2005‬‬
‫صح‪(155 :‬‬
‫} ومن آياته خلق السماوات والرض ‪ ،‬وما بث فيهما مللن‬
‫دابة ‪ .‬وهو على جمعهم إذا يشاء قدير ‪ .‬وما أصللابكم مللن‬
‫مصيبة فبما كسبت أيديكم ‪ ،‬ويعفو عللن كللثير ‪ .‬ومللا أنتللم‬
‫بمعجزين في الرض ‪ ،‬وما لكم من دون الله من ولللي ول‬
‫نصير { ‪. .‬‬
‫وهذه الية الكونية معروضة على النظللار ‪ ،‬قائمللة تشللهد‬
‫بللذاتها علللى مللا جللاء الللوحي ليشللهد بلله ‪ ،‬فارتللابوا فيلله‬
‫واختلفوا في تأويله ‪ .‬وآيللة السللماوات والرض ل تحتمللل‬
‫جدل ول ريبة ‪ .‬فهي قاطعة في دللتها ‪ ،‬تخاطب الفطرة‬
‫بلغتها ‪ ،‬وما يجادل فيها مجادل وهو جاد ‪ .‬إنها تشهد بللأن‬
‫الذي أنشأها ودبرها ليس هو النسان ‪ ،‬ول غيره من خلق‬
‫الله ‪ .‬ول مفر من العتراف بمنشئ مدبر ‪ .‬فإن ضخامتها‬
‫الهائلة ‪ ،‬وتناسللقها الللدقيق ‪ ،‬ونظامهللا الللدائب ‪ ،‬ووحللدة‬
‫نواميسها الثابتة ‪ . .‬كلل أولئك ل يمكلن تفسليره عقل ً إل‬
‫على أساس أن هناك إلها أنشأها ويللدبرها ‪ .‬أمللا الفطللرة‬
‫فهللي تتلقللى منطللق الكللون تلقيللا ً مباشللرا ً ‪ ،‬وتللدركه‬
‫وتطمئن إليلله ‪ ،‬قبللل أن تسللمع عنلله كلمللة واحللدة مللن‬
‫خارجها!‬
‫وتنطللوي آيللة السللماوات والرض علللى آيللة أخللرى فللي‬
‫ثناياها ‪ } :‬وما بث فيهما من دابة { ‪ . .‬والحياة فللي هللذه‬
‫الرض وحدها ودع عنللك مللا فللي السللماوات مللن حيللوات‬
‫أخرى ل ندركها آية أخرى ‪ .‬وهي سر لم ينفذ إلى طبيعته‬
‫أحد ‪ ،‬فضل ً على التطلع إلى إنشائه ‪ .‬سر غامض ل يللدري‬
‫أحللد مللن أيللن جللاء ‪ ،‬ول كيللف جللاء ‪ ،‬ول كيللف يتلبللس‬
‫بالحياء! وكل المحاولت التي بذلت للبحللث عللن مصللدره‬
‫أو طللبيعته أغلقللت دونهللا السللتر والبللواب؛ وانحصللرت‬
‫البحوث كلها في تطور الحياء بعد وجود الحيللاة وتنوعهللا‬
‫ووظائفهللا؛ وفللي هللذا الحيللز الضلليق المنظللور اختلفللت‬
‫الراء والنظريات ‪ .‬فأما ما وراء الستر فبقي سرا ً خافيللا ً‬
‫ل تمتد إليه عين ‪ ،‬ول يصل إليه إدراك ‪ . .‬إنه من أمر الله‬
‫‪ .‬الذي ل يدركه سواه ‪) .‬في ظلل القللرآن المؤلللف ‪ :‬سلليد قطللب ‪,‬‬
‫دار الشروق جلد ‪ ,5‬قاهر ‪ 2004‬صح ‪(3158‬‬
‫ن ءايللاته { يعنللي ‪ :‬مللن علمللات‬ ‫مل ْ‬ ‫و ِ‬
‫قللوله عللز وجللل ‪َ } :‬‬
‫ق السللموات والرض { يعنللي ‪ :‬خلقيللن‬ ‫خِللل َ‬‫وحللدانيته } ُ‬
‫ث‬‫ما َبلل ّ‬‫و َ‬‫عظيمين ‪ ،‬ل يقدر عليهما بنو آدم ‪ ،‬ول غيرهم } َ‬
‫ة { يعني ‪ :‬ما خلللق فللي السللموات والرض‬ ‫داب ّ ٍ‬
‫من َ‬‫ما ِ‬‫ه َ‬ ‫في ِ‬
‫ِ‬
‫م { يعنللي ‪:‬‬ ‫هل ْ‬‫ع ِ‬‫م ِ‬ ‫ج ْ‬
‫و علللى َ‬ ‫هل َ‬
‫و ُ‬‫من خلق أو بشللر فيهمللا } َ‬
‫ديٌر { يعني ‪ :‬قادر علللى‬ ‫ق ِ‬‫شاء َ‬ ‫ذا ي َ َ‬‫على إحيائهم للبعث } إ ِ َ‬
‫ة { يعنللي ‪ :‬فللي‬ ‫داب ّل ٍ‬‫مللن َ‬ ‫مللا ِ‬ ‫ه َ‬ ‫في ِ‬‫ث ِ‬ ‫ما ب َ ّ‬
‫و َ‬‫ذلك ‪ .‬ويقال ‪َ } :‬‬
‫ؤُلللل ُ‬
‫ؤ‬ ‫ملللا اّلل ْ‬‫ه َ‬‫من ْ ُ‬
‫ج ِ‬ ‫خلللُر ُ‬
‫الرض خاصلللة كملللا قلللال ‪ } :‬ي َ ْ‬
‫ن { ] الرحمن ‪ [ 22 :‬يعني ‪ :‬من أحللدهما )تفسللير‬ ‫جا ُ‬
‫مْر َ‬‫وال َ‬ ‫َ‬
‫السللمرقندي المسللمى بحللر العلللوم ‪ ,‬نصللر بللن محمللد بللن أحمللد أبللو الليللث‬
‫السمرقندي ‪ ,‬جلد ‪ 3‬دار الكتب العلمية بيروت ‪ 2006‬صح ‪(196‬‬
‫ق السماوات والرض ‪{ . . .‬‬ ‫خل ْ ُ‬
‫ه َ‬ ‫ن آَيات ِ ِ‬
‫م ْ‬
‫و ِ‬
‫قوله تعالى ‪َ } :‬‬
‫الية قد تقدم الكلم على دللللة خلللق السللموات والرض‬
‫والحيوانات على وجود الله الحيكم ‪.‬‬
‫فلللإن قيلللل ‪ :‬كيلللف يجلللوز إطلق لفلللظ الداّبلللة عللللى‬
‫الملئكة؟! ‪.‬‬
‫فالجواب ‪ :‬فيه وجوه ‪:‬‬
‫الول ‪ :‬أنه قد يضاف الفعل إلى جماعة ‪ ،‬وإن كان فاعله‬
‫عل ُللوا ك َل َ‬
‫ذا « ‪ ،‬وإنمللا‬ ‫ن َ‬
‫ف َ‬ ‫واحدا ً منهم كما يقال ‪ » :‬ب َن ُللو ُ‬
‫فل َ ٍ‬
‫ؤ‬‫ؤل ُل ُ‬
‫مللا اّلل ْ‬
‫ه َ‬‫من ْ ُ‬‫ج ِ‬‫خلُر ُ‬‫فعللله واحلدٌ م نهللم ومنلله قللوله ‪ } :‬ي َ ْ‬
‫ن { ] الرحمن ‪. [ 22 :‬‬ ‫جا ُ‬‫مْر َ‬‫وال َ‬ ‫َ‬
‫الثللاني ‪ :‬أن الدابللة عبللارة عمللا فيلله الللروح والحركللة ‪،‬‬
‫والملئكة لهم الروح والحركة ‪.‬‬
‫الثالث ‪ :‬ل يبعد أن يقال ‪ :‬إنه تعالى خلللق فللي السللموات‬
‫أنواعا ً من الحيوانات يمشون مشي الناس علللى الرض ‪.‬‬
‫وروى العّباس ) رضلي اللله عنله ( أن رسلول اللله صللى‬
‫الللله عليلله وسلللم قللال ‪ » :‬فللوق السللماء السللابعة بحللر‬
‫) بين ( أسفله وأعله كما بين السماء والرض ‪ ،‬ثللم فللوق‬
‫ء‬‫ما ِ‬ ‫سل َ‬‫ن كمللا بيللن ال ّ‬ ‫ه ّ‬ ‫ف ِ‬ ‫ن وَأضل َ ِ‬ ‫ه ّّ‬ ‫ذلك ثمانية أوعا ٍ بين ُرك َب ِ ِ‬
‫عْرش ‪ « . . .‬الحديث ‪.‬‬ ‫وقَ ذَِلك ال َ‬ ‫م َ‬
‫ف ْ‬ ‫ض ‪ ،‬ثُ ّ‬‫والْر ِ‬
‫ث « يجوز أن تكون مجرورة المحل عطفللا ً‬ ‫ما ب َ ّ‬ ‫و َ‬‫قوله ‪َ » :‬‬
‫ً‬
‫على » السموات « أو مرفللوعته عطف لا علللى » خلللق « ‪،‬‬
‫ث ‪ .‬قاله أبو حيان ‪ .‬وفيه‬ ‫على حذف مضاف أي وخلق ما ب ّ‬
‫خلللق « المقللدر فل‬ ‫نظر؛ لنه يئول إلى جره بالضافة » ل ِ َ‬
‫يعدل عنه ‪.‬‬
‫م«ل»‬ ‫هلل ْ‬‫ع ِ‬‫م ِ‬‫ج ْ‬‫ذا « منصللوبة » ب َ‬ ‫شللاءَ « » إ َ‬ ‫ذا ي َ َ‬‫قللوله ‪ » :‬إ َ‬
‫ر « ‪ ،‬قال أبو البقاء ‪ :‬لن ذلللك يللؤدي إلللى أن يصللير‬ ‫دي ٍ‬ ‫بِ َ‬
‫ق ِ‬
‫المعنللى ‪ :‬وهللو علللى جمعهللم قللدير إذا يشللاء ‪ ،‬فتتعلللق‬
‫ول َ‬‫القدرة بالمشلليئة وهللو محللال ‪ .‬قللال شللهاب الللدين ‪َ :‬‬
‫أدري ما وجه كونه محال ً على مللذهب أهللل السللنة ‪ ،‬فللإن‬
‫كان يقول المعتزلة ‪ ،‬وهو القدرة تتعلق بما لم يشللأ الللله‬
‫مشللى كلملله ‪ ،‬ولكنلله مللذهب رديللء ل يجللوز اعتقللاده ‪.‬‬
‫ونقول ‪ :‬يجوز تعلق الظرف به أيضا ً ‪ .‬قللال الزمخشللري ‪:‬‬
‫ديٌر « ‪ ،‬والمقصود أنه تعالى خلقهللا ل لعجللز‬ ‫ق ِ‬‫شاءُ َ‬ ‫ذا ي َ َ‬‫»إ َ‬
‫ذا يغشللى { ] الليللل ‪:‬‬ ‫ول لمصلحة ولهذا قال ‪ } :‬والليل إ ِ َ‬
‫‪ ، [ 1‬يعنللى الجمللع والحشللر والمحاسللبة ‪) .‬تفسللير اللبللاب‬
‫المؤلف ‪ :‬ابن عادل جلد ‪ 17‬دار الكتب العلمية بيروت ‪ 1998‬صح ‪.(198‬‬
‫ق السللموات والرض { فإنهللا بللذاتها‬ ‫خْللل ُ‬
‫ن ءايللاته َ‬ ‫ملل ْ‬‫و ِ‬‫} َ‬
‫ث‬‫مللا ب َل ّ‬‫و َ‬
‫وصفاتها تدل على وجود صللانع قللادر حكيللم ‪َ } .‬‬
‫ق{‪.‬‬ ‫مللا { عطللف علللى } السللموات { أو ال } خللل ُ‬ ‫ه َ‬‫في ِ‬‫ِ‬
‫ة { مللن حللي علللى إطلق اسللم المسللبب علللى‬ ‫داب ّ ٍ‬‫من َ‬ ‫} ِ‬
‫السللبب ‪ ،‬أو ممللا يللدب علللى الرض ومللا يكللون فللي أحللد‬
‫م‬
‫ه ْ‬‫ع ِ‬‫م ِ‬‫ج ْ‬
‫و على َ‬ ‫ه َ‬
‫و ُ‬
‫الشيئين يصدق أن فيها في الجملة ‪َ } .‬‬
‫ديٌر { متمكن منلله‬ ‫شاءُ { أي في أي وقت يشاء ‪َ } .‬‬
‫ق ِ‬ ‫ذا ي َ َ‬
‫إِ َ‬
‫ذا { كما تدخل على الماضي تدخل علللى المضللارع ‪.‬‬ ‫و } إِ َ‬
‫)‬
‫أنوار التنزيل وأسرار التأويل‪ ,‬المؤلف ‪ :‬ناصر الدين أبو الخيللر عبللدالله بللن‬
‫عمر بن محمد البيضاوي‪ ,‬جلد ‪ 2‬دار المتب العلنية بيروت ‪ 2008‬صح ‪.(364‬‬

Anda mungkin juga menyukai