KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
limpahan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua, dan tak lupa penulis
sampaikan shalawat serta salam semoga dilimpahkan kepada Nabi besar
Muhammad SAW, pada keluarganya, sahabatnya, dan kita sebagai umatnya
yang setia sampai akhir zaman, sehingga makalah dengan judul Fashl dan Washl
dapat diselesaikan dengan baik.
Makalah ini disusun sebagai tugas dari Mata Kuliah Ilmu Maani, sebagai
pengetahuan untuk kita semua. Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada
Bapak H. Rd Edi Komarudin sebagai dosen Mata Kuliah Ilmu Maani, yang telah
banyak memberikan informasi dan petunjuk dalam pembuatan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, tetapi mudah-
mudahan makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri dalam mencari ilmu,
dan untuk para pembaca dalam menambah pengetahuan. Untuk itu penulis
sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun guna
menyempurnakan makalah ini.
DAFTAR ISI
B. Tempat-tempat Fashl................................................................... 2
D. Tempat-tempat Washl................................................................. 4
A. Kesimpulan ................................................................................. 8
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. LatarBelakangmasalah
secara leksikal kata maani berarti maksud atau arti.Para ilmu ahli maani
mendefinisikannya sebagai pengungkapan melalui ucapan tentang sesuatu yang
ada dalam pikiran atau disebut juga sebagai gambaran dari pikiran.
B. RumusanMasalah
C. TujuanPenulisan
1. Mengetahuidefinisiwashaldanfashal
2. Mengetahuitempat-tempatwashal
3. Mengetahuitempat-tempatfashal
BAB II
PEMBAHASAN
A. PengertianFashl
Contohnya:
dengan
Padapenggabungankeduakalimattersebuttidakdigunakanhurufathaf.
B. Tempat-TempatFashl
Penggabunganduajumlahmestimenggunakancarafashlapabilamemenuhipersyara
tanberikutini.
a. Antarakalimat yang pertamadankeduaterdapathubungan yang sempurna.
Dikatakanhubungan yang sempurnaapabilakaitanantarakalimat (jumlah) yang
pertamadengan yang keduamerupakanhubungantaukid, bayan, ataubadal.
Sebagaitaukid:
Tiadalahmasaitumelainkanpenuturkasidah-
kasidah.Jikaengkaumembacasuatusyiir, masaakanberpantun.
Pada syaiir kedua tersebut, dari segi makna kalimat kedua berfungsi untuk
memperkuat isi pada kalimat pertama. Karena fungsi tersebut pada awal kalimat
kedua tidak perlu ditabah athaf ().
Sebagaibayan[2]
Padasyiir di
atasterdapatpenngabunganduakalimat.Penggabunganantarkeduakalimattersebut
tidakmengggunakanhurufathaf, melainkandenganwashl. Hal
inikarenakalimatkedua:
Berfungsisebagaipenjelasbagikalimatpertama:
Sebagaibadal
(2 : )
#
Manusiaitutergantungpadaduaanggota yang
sangatkecil.Setiapmanusiamenjadijaminanbagiapa yang adapadanya.
c. kalimatkeduamerupakanjawabandarikalimatpertama.
Dalamistilahbalaghah, keadaaninidinamakansyibhkamal-al-ittishal. Contoh:
(7: )
Ibrahim memandanganehperbuatanmereka,
dandiamerasatakut.Malaikatituberkata, jangankamutakut!..(QS.Hud:7).
Padaayat di atasterdaatduakalimat:
dan .
Kalimatkeduanyamerupakanjawabanataureaksiataspernyataanpertama.Olehkare
naitudalampenggabungantidakmemerlukan athaf.
C. PengertianWashl
Washlmenurutbahasaartinyamenghimpauataumenggabungkan.Sedangkanmenur
utistilahilmubalaghahadalah:
Meng-athafkansuatukalimatdankalimatsebelumnyamelaluihurufathaf,
washlmerupakankebaikandarifashl.[3]Contoh:
D. Tempat-TempatWashl
Penggabungankalimatmestimenggunakanhurufathaf
apabilamemenuhisyarat-syaratsebagaiberikut:
a. KeadaanIrabantarkeduakalimattersebutsamahukumnya.
Jikasuatukalimatdigabungkandengankalimatsebelumnyadankeduakalimattersebt
samahukumnya, makamestimenggunakanhuruf athaf.
Contoh:
b.
Keduajumlahituharusdiwashalkanketikadikhawatirkanakanterjadikekeliruanjawab
an. Kita perhatikancontohberikutini. Ada seseorangbertanyakepadakita:
Kita
maumenjawabsekaligusmendoakannya.Makajawabankitadandoamestipakaifash
ilahyaitu agar tidakterjadisalahfaham, jadijawabnnyaadalah
Jikakitatidakmenggunakanhurufathaf, makakemungkinansalahfajamsangatbesar.
c. Keduajumlahsama-samakhabaratauinsyaIdanmempunyaiketerkaitan yang
sempurna. Selainitudipersyaratkantidakadaindikator yang mengharuskanwashl.
Contoh:
Contoh-contoh Washl[4]
)( *
Rahasia dalam diriku mendapat tempat yang tidak dapat diketahui oleh teman
peminum-minuman keras, dan tidak dapat dibongkar dengan minuman keras.
( * )
Ia menyingsingkan pakaiannya dari kedua betisnya untuk mengarungi tengah
laut, dan ombak telah menerjangnya ketika masih di tepi laut.
Dalam dua kalimat pada contoh ketiga (), kita dapatkan keduanya
sama-sama kalam khabar yang bersesuaian maknanya, namun tidak kita
dapatkan keduanya di-fashlkan, melainkan di-washlkan dengan di-athafkannya
kalimat kedua kepada kalimat pertama.
)( *
Pada contoh keempat (), terdiri atas dua kalimat yang sama-sama kalam insyai,
dan keduanya bersesuaian dalam maknanya, namun keduanya tidak di-fashlkan,
melainkan di-washlkan dengan di-athafkannya kepada kalimat kedua kepada
kalimat pertama. Begitu juga wajib di-washlkan setiap dua kalimat yang sama-
sama kalam khabar atau insyai serta bersesuaian maknanya serta tidak ada hal-
hal yang mengharuskan keduanya di-fashlkan.
Dalam contoh diatas didapati bahwa kalimat yang pertama, laa, adalah kalam
khabar, sedangkan kalimat yang kedua, baarakallahu fiika, adalah kalam insyai.
Seandainya kedua kalimat tersebut kita fashlkan dan kita katakan laa
baarakallahu fiika, maka pendengar anak-anak beranggapan bahwa kita
mendoakan jelek kepadanya, padahal kita mendoakan baik. Oleh karena itu,
wajib berpindah dari fashl ke washl.
Pada contoh terakhir kedua kalimatnya berbeda khabar dan insyanya, yang
seandainya tidak di athafkan, niscaya akan menimbulkan kesalahpahaman yang
menyalahi maksud sebenarnya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Wajib washal diantara dua kalimat dalam tiga tempat, yaitu bila
keadaanIrabantarkeduakalimattersebutsamahukumnya.
Keduajumlahituharusdiwashalkanketikadikhawatirkanakanterjadikekeliruanjawab
an. Ketiga, keduajumlahsama-samakhabaratauinsyaIdanmempunyaiketerkaitan
yang sempurna.