“ TASYBIH DHIMNY “
Disusun oleh:
Kelompok 2
2. sasa
Bismillahhirrahmanirrahim
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas makalah tanpa suatu halangan apapun. Tak lupa sholawat serta salam
kami haturkan kepada junjungan kita Nabi besar Nabi Muhammad SAW semoga kita semua
mendapatkan syafaatnya dihari akhir kelak.
Penulisan makalah berjudul “ TASYBIH DHIMNY ”, tujuan dari penulisan makalah ini
untuk memenuhi tugas dari ‘Bapak Ashief El Qorny.,H.Hum.’ pada mata kuliah ‘Balghah
Pengembangan ’ dan kami ucapkan terimakasih kepada beliau yang telah memberikan tugas ini. Kami
juga mengucapkan terimakasih kepada seluruh teman-teman yang telah membagi sebagian ilmunya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Akhirul kalam, kami menyadari bahwa makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, harapan kami agar pembaca berkenan memberikan kritik dan saran demi
kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini bisa memberikan manfaat bagi semua pihak, Aamiin.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……..
……………………………………………………………………………………………………………
...2
DAFTAR ISI
……………………………………………………………………………………………………………
…………………….3
BAB 1 PENDAHULUAN…………………………….
……………………………………………………………….....................4
A. LATAR
BELAKANG………………………………………………………………………………………..........
...........4
B.RUMUSAN
MASAL..H………………………………………………………………………………………………
………….4
C.TUJUAN
MASALAH………………………………………………………………………………………………
……………..4
BAB 2
PEMBAHASAN…………………………………………………………………………………………
………………………….5
A. PENGERTIAN TASYBIH
DHIMNY…………………………………………………………………………………..5
BAB 3 PENUTUP………………….
………………………………………………………………………………………………….……..8
A. KESIMPULAN……….
…………………………………………………………………………………………………….…..…
8
DAFTAR PUSTAKA
……………………………………………………………………………………………………………
…………9
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ilmu balaghoh adalah ilmu yang mempelajari tentang bagaimana mengolah kata atau
susunan kalimat bahasa arab yang indah namun memiliki arti yang jelas, selain itu gaya bahasa yang
harus digunakan juga harus sesuai dengan situasi dan kondisi. Dalam mempelajari Ilmu Balaghoh kita
mengenal tentang Ilmu Bayan, kita harus mengetahui apa saja yang terkandung didalamnya, hal
tersebut gunamemberikan pemahaman kepada pembacamengenaiIlmuBayan.
Dalam kesempatan kali ini, penulis akan menyajikan kajian Ilmu Bayan khususnya tentang
“Tasybih Dhimmi ”. Maka dari itulah kita sebagai penulis membahas tentang Tasybih Dhimmi dan
Maqlub pada makalah ini, agar mahasiswa khususnya dan umumnya bagi para pembaca mampu
mengetahui dan mempunyai pengetahuan tentang Tasybih Dhimmi dan Maqlub serta mampu
menerjemahkan,menulisdanmengucapkan ungkapanBahasaArab dengan indah.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Masalah
BAB 2
PEMBAHASAN
A. Pengertian Tasybih Dhimny
Tasybih dhimny adalah tasybih yang musyabbah dan musyabbah bihnya tidak disebutkan
secara gamblang tapi dapat difahami dari konteks kalimat. Tasybih dhimny merupakan tasybih yang
kedua tharafnya tidak dirangkai dalam bentuk tasybih yang sudah kita kenal atau tanpa adat tasybih,
hanya saja keduanya berdampingan dalam susunan kalimat.
Tasybih dhimny terdiri dari dua kalimat yang berdiri sendiri dan tidak ada kaitan makna
secara langsung. Biasanya kalimat yang kedua menjadi hujjah atau argumen untuk rasionalisasi
kalimat yang pertama. Contoh:
"Engkau mengharap kesuksesan tetapi engkau tidak jalani jalan menuju keberhasilan itu.”
Dari contoh tersebut, tidak ada hubungan makna secara langsung antara kalimat yang
pertama dengan yang kedua, namun apabila diperhatikan lebih jauh bahwa kalimat pertama
dianalogikan kepada kalimat kedua. Kalimat yang kedua berupa pernyataan yang lebih mudah
difahami maknanya dan dijadikan dalil untuk kalimat yang pertama.
Kita bisa menetapkan unsur musyabbah dan musyabbah bih pada tasybîh jenis ini setelah
kita menelaah dan memahaminya secara mendalam. Contoh ungkapan tasybîh dhimnî sebagai berikut:
“Jika engkau lebih unggul dari kebanyakan orang, maka ingatlah bahwa Minyak kasturi itu sebagian
dari darah rusa”
Kata-kata pada syi’ir di atas pada lahirnya tampak tidak berbentuk tasybîh. Akan tetapi jika
kita tela’ah secara teliti rangkaian kata-kata tersebut sebenarnya mengandung pengertian tasybîh.
Syi’ir di atas mengingatkan agar seseorang yang merasa bangga akan ketinggian status sosialnya ia
tidak boleh sombong. Ia harus menyadari bahwa dia itu sama dengan manusia-manusia lainnya. Pada
syi’ir ini penyair membandingkannya dengan keadaan minyak kasturi yang harum. Minyak itu berasal
dari darah rusa yang kotor. Bentuk tasybîh pada syi’ir di atas sangatlah halus dan tidak fulgar. Contoh
lain untuk tasybîh dhimnî,
“Jangan engkau (perempuan) menghina seorang lelaki yang mulia, akan tetapi miskin. Ingatlah bahwa
banjir yang membawa berbagai kotoran tidak akan mampu mencapai tempat yang tinggi”.
Dari kata-kata pada syi’ir di atas tampak sepertinya tidak ada ungkapan tasybîh. Akan tetapi
kita mengerti bahwa di dalamnya mengandung pengertian tasybîh yaitu menyerupakan orang mulia
dengan tempat yang tinggi dan menyerupakan kekayaan dengan banjir yang membawa segala
kotoran. Sebagaimana banjir tidak mau naik ke tempat yang tinggi, begitu pula kekayaan tidak mau
menyertai orang yang mulia.
لوال اشتعال النار فيما جاورت – ما كان تعرف طنب عرف العود
“Jika Allah hendak menebarkan anugrahNya, dia biarkan lidah Orang-orang yang dengki untuk
berkata-kata. Jika saja api tidak membakar yang di dekatnya, niscaya tidak akan dikenal harumnya
Kasturi”.
2.
“Bersabarlah kamu dengan setiap hal menyakitkan dari orang-orang yang dengki, karena
kesabaranmu akan membunih mereka. Api akan memakan sebagiannya meski kamu tidak
memakannya”
3.
“Kematian bukan apa-apa, melainkan seorang pencuri yang lihai Datang tanpa sebab dan berjalan
tanpa menggunakan kaki”.
“Barang siapa yang merendah, maka akan mudah ia menanggung kehinaan. Luka bagi mayat tidak
memberinya rasa sakit."
5.
“Engkau mengharap kesuksesan tetapi engkau tidak jalani jalan menuju keberhasilan itu.
Sesungguhnya kapal laut tidak mungkin berjalan di atas daratan.”
BAB 3
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tasybîh Dhimnî adalah jenis tasybîh yang keadaan musyabbah dan musyabbah bih-nya
tidak jelas (implisit). Kita bisa menetapkan unsur musyabbah dan musyabbah bih pada tasybîh jenis
ini setelah kita menelaah dan memahaminya secara mendalam.
Kami menyadari didalam makalah ini masih terdapat kekurangan dan kekhilafan,Hal ini
karena kurangnya sumber bacaan dan keterbatasan pemakalah. Oleh karena itu kami sebagai
pemakalah berharap akan kritik dan saran yang berguna bisa menjadikan perbaikan makalah
mendatang.
DAFTAR PUSTAKA
Mamat Zaenuddin, Yayan Nurbayan, Pengantar Ilmu Bayan (Bandung: Zein Al Bayan,
2006)
Sayid Ahmad al-Hasyimi, Mutiara Ilmu Balaghah Dalam Ilmu Bayan dan Ilmu Badi’
http://maron11materikuliah.blogspot.com/2014/01/majaz-atau-tasybih-al-balaghahdalam.html
http://file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BAHASA_ARAB/195307271980111-
MAMAT_ZAENUDDIN/Pengantar_I_Bayan.pdf