Disusun Oleh:
Farikhatul Mu’minah (211210163)
Intan Wahyu Widiya Wati(211210061)
1
KATA PENGANTAR
Syukur alhamdulillah kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
serta hidayah-NYA, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Tak lupa shalawat dan salam di haturkan kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW
beserta keluarga dan sahabat-sahabatnya yang telah memperjuangkan Agama Islam.
Kemudian dari pada itu, kami sadar bahwa dalam menyusun makalah ini banyak pihak
yang ikut membantu dalam penyelesaian makalah ini, mengingat hal itu dengan segala hormat
kmi sampaikan rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada Dosen pengampu yang telah
memberikan bimbingan dalam menyusun makalah ini Bapak Muhyidin Tohir M.Pd.I. Atas
bimbigan, petunjuk dan dorongan tersebut kami hanya dapat berdo’a dan memohon kepada Allah
SWT semoga jerih payah beliau menjadi amal soleh di mata Allah SWT. Amin.
Dan dalam penyusunan makalah ini kami sadar bahwa banyak kekurangan dan kekeliruan,
maka dari itu kami mengharapkan kritikaan positif, sehingga kami bisa memperbaiki seperti yang
di harapkan.
Akhirnya kami berharap semoga makalah ini menjadi butir-butir amalan yang bermanfaat
khususnya bagi kami dan seluruh pembaca. Amiin Yaa Robbal ‘Alamin.
Metro, 8- april-2022
Kelompok 7
2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...................................................................................................................1
KATA PENGANTAR.................................................................................................................2
DAFTAR ISI................................................................................................................................3
BAB 1 PENDAHULUAN...........................................................................................................4
A. Latar Belakang..................................................................................................................5
B. Rumusan Masalah.............................................................................................................5
3
BAB I
PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG
“Mahabbah” adalah cinta,atau cinta yang luhur kepada tuhan yang suci dan tanpa
syarat,tahapan yang menumbuhkan cinta kepada Allah yaitu :keikhlasan, perenungan,pelatihan
spiritual,kesadaran terhadap kematian,sehingga tahap cinta adalah tahap tertinggi oleh seorang
ahli yang mengalaminya.
Sedangkan Ma’rifah adalah ilmu atau pengetahuan yang diperoleh melalalui akal.Menurut
shufi jalan untuk memperoleh ma’rifah ialah dengan membersihkan jiwanya serta menempuh
pendidikan shufi yang mereka namakan maqomat,seperti zuhud,ibadah dan Barulah tercapai
ma’rifat.
Dalam makalah ini kita akan membahas tentang mahabbah dan ma’rifah serta yang berkaitan
dengan keduanya,maka, jika ada kesalahan yang sekiranya diluar kesadaran ,kami siap menerima
kritik dan saran yang membangun dari pembac sekalian.
B.RUMUSAN MASALAH
1.Apakah pengertian dari mahabbah dan ma’rifah?
2.Siapakah tokoh sufi mahabbah dan ma’rifah?
3.Mahabbah dan ma’rifah dalam pandangan al-quran?
4
BAB II
PEMBAHASAN
1. PENGERTIAN MAHABBAH
Mahabbah berasal dari kata “ahabba-yuhibbu-mahabatan” yang secara harfiah berrti al-
baghd, yakni cinta lawan dari benci. Al Mahabbah dapat pula berarti al wadud,yakni yang sangat
kasih atau penyayang.pengertian mahabbah adalah cinta yang luhur,suci tanpa syarat kepada Allah.
Setelah membentuk manusia mahabbah akan mempengaruhi kualitas keimanan seseorang. Hal ini
sesuai dengan firman-Nya:yang artinya: “Adapun orang-orang yang beriman sangat cinta kepada
Allah”(QS.AL-Baqoroh 165).
2. PENGERTIAN MA’RIFAH
Ma’rifah berasal dari kata “al ma’rifah” yang berarti menetahui atau mengenali
sesuatu,Dan apabila di hubungkan dengan pengalaman tasawuf. Maka istilah ma’rifah disini
berarti mengenal Allah Ketika seorang sufi mencapai suatu maqam dalam tasawuf.
5
TOKOH SUFI MAHABBAH DAN MA’RIFAH
Hati Rabi’ah telah dipenuhi oleh perasaan cinta kepada Allah, sehingga tidak
menyisakan sedikitpun untuk mencintai dan membenci yang lain termasuk Nabi
Muhammad. Rabi’ah merupakan pelopor yang memperkenalkan cinta ajaran mistik
dalam Islam, yakni terbukanya tabir penyekat alam ghaib sehingga sang sufi bisa
mengalami menyaksikan dan berhubungan langsung dengan dunia ghaib dan Tuhan.
Dengan cita rasa ajaran mistik ini Rabi’ah berusaha mengalihkan secara drastis tujuan
hidup umat Islam.
6
Tuhan. Dari segi bahasa, Ma’rifah berasal dari kata ‘arafa, ya’rifu, ‘ irfan dan ma’rifah
yang artinya mengetahui atau pengalaman. Dan apabila dihubungkan dengan pengalaman
tasawwuf, maka istilah ma’rifah di sini berarti mengenal Allah ketika Sufi mencapai suatu
maqam dalam tasawuf. Kemudian istilah ini dirumuskan definisinya oleh beberapa Ulama
Tasawwuf, antara lain. Mustafa Zahri mengemukakan salah satu pendapat Ulama’ Tasawuf
yang mengatakan: “Ma’rifah adalah ketepatan hati (dalam memercayai hadirnya) wujud
yang wajib adanya (Allah) yang menggambarkan segala kesempurnaan.”
Tentang mahabbah dan ma’rifat dapat dijumpai dalam al-qur’an antara lain :
a. surah Ali Imran ayat 31
yang artinya: “Katakanlah jika kamu benar-benar mencintai Allah,ikutilah aku,niscaya Allah akan
mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu” .Allah maha pengasih lagi maha penyayang”.
7
c. Surah Al-an’am ayat 91
Artinya: “Katakanlah Allah lah yang menurunkan .kemudian sesusah (kamu menyampaikan Al-
Qur’an kepada mereka)biarkanlah mereka bermain-main dalam kesesatan.”
8
BAB III
KESIMPULAN
mahabbah dan ma’rifah adalah tujuan utama dalam ajaran tasawuf. Keduanya merupakan
penghayatan atau pengalaman kejiwaan. Alat untuk menghayati Zat Allah bukan pikiran atau
pancaindera, akan tetapi dengan hati atau qalb. Dalam tasawuf, hati atau qalb merupakan organ
yang amat penting, karena dengan mata hati para sufi bisa menghayati segala rahasia yang ada
dalam alam ghaib dan puncaknya adalah penghayatan ma’rifah pada Zat Allah. Mahabbah dan
ma’rifah merupakan puncak ectasy atau “orgasme spiritual” yang didambakan oleh para sufi.
Inti ajaran mahabbah adalah untuk memperoleh kebutuhan yang besifat material maupuan
spiritual seperti cintanya seseorang terhadap sesuau yang dicintai.
9
DAFTAR PUSTAKA
Drs.H.A Musthofa ,Ahlak tasawuf --cet.V,Ed. Rev .—Bandung:Pustaka Setia,1997.hal
240-258.
10