Dosen Pengampu
Disusun Oleh:
Mojokerto
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kepada Allah Swt yang telah memberikan
kenikmatan dan kesempatan sehingga kami bisa menyusun makalah ini. Sholawat
dan salam semoga tercurahkan kepada Nabi Muhammad Saw.
Penyusun
DAFTAR ISI
Isi
KATA PENGANTAR.............................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................2
A. Latar Belakang..............................................................................................2
B. Rumusan Masalah.........................................................................................2
C. Tujuan Penulisan...........................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................2
A. Definisi Aqidah.............................................................................................2
B. Urgensi Aqidah..........................Kesalahan! Bookmark tidak ditentukan.
C. Aqidah dan Ilmu Kalam.............Kesalahan! Bookmark tidak ditentukan.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
PEMBAHASAN
1. Tasawuf
Para ulama sepakat bahwa mendefinisikan tasawuf sangatlah sulit
dikarenakan tasawuf sendiri adalah pengalaman spiritual yang setiap orang
memiliki pandangan dan perspektif berbeda-beda. Pengertian Tassawuf secara
etimologi dapat dilihat pada uraian dibawah ini:
Pertama, Tasawuf diambil dari istilah ahlu suffah ()اهل السفة, yang berarti
orang pada masa Rasullullah SAW yang menetap di masjid dan mengabdikan
diri untuk beribadah kepada Allah SWT. istilah ini digunakan karena para sufi
(orang yang ber-tasawuf) memiliki ciri yang sama dengan ahlu suffah yaitu
mengabdikan diri kepada Allah SWT dan menninggalkan keduniawian.
Kedua, Tasawuf berasal dari kata shafa ( )صفاءyang berarti nama bagi
orang yang bersih atau suci yaitu orang yang menyucikan dirinya di hadapan
Tuhan. Istilah ini digunakan karena para sufi cenderung berusaha menyucikan
diri mereka dengan menjauhi perkara yang dibenci Allah SWT.
Ketiga, Tasawuf diambil kata shaf ()صف. Kata ini dinisbahkan kepada
orang-orang yang berada di shaf pertama pada waktu sholat.
Keempat, Tasawuf dinisbahkan kepada bani shufah.
Kelima,Tasawuf dinisbahkan dengan kata istilah bahasa Grik atau
Yunani, yaitu saufi ()سوفى. Istilah ini disamakan maknanya dengankata hikmah
()حكمة, yang berarti kebijaksanaan. Orang yang berpendapat seperti ini adalah
Mirkas, yang kemudian diikuti oleh Jurji Zaidan, dalam kitabnya Adab Al-
Lughah Al-'Arabiyyah. Jurji Zaidan menyebutkan bahwa para filsuf Yunani
dahulu telah menegaskan pemikiran atau kata-katanya yang dituliskan dalam
buku. buku filsafat yang penuh mengandung kebijaksanaan. Ia mendasari
pendapatnya dengan argumentasi bahwa istilah sufi atau tasawuf tidak
ditemukan sebelum ada masa penerjemahan kitab-kitab berbahasa Yunani ke
dalam bahasa Arab. Pendapat ini didukung juga oleh Nouldik, yang
mengatakan bahwa dalam penerjemahan dan bahasa Yunani ke dalam bahasa
Arab terjadi proses asimilasi. Misalnya, orang Arab mentransliterasikan huruf
sin ( )سmenjadi huruf shad () ص, seperti dalam kata tasawuf ( )سوفmenjadi
tashawuf ))تصوف.
Keenam, Tasawuf berasal dari kata shaufanah, yaitu sebangsa buah
buahan kecil yang berbulu dan banyak tumbuh di padang pasir di tanah Arab.
Ini dilihat dari pakaian kaum sufi yang berbulu-bulu seperti buah itu pula,
dalam kesederhanaannya.
Ketujuh, tasawuf berasal dari kata shuf ( )صوفyang berarti bulu domba
atau wol.
Dari ketujuh terma tersebut, yang banyak diakui kedekatannya dengan
makna tasawuf yang dipahami sekarang ini adalah terma ketujuh, yaitu terma
shuf. Di antara mereka yang lebih cenderung me ngakui terma ketujuh ini,
antara lain Al-Kalabadzi, Asy-Syukhrawardi, Al-Qusyairi, dan lainnya,
walaupun dalam kenyataannya tidak setiap kaum sufi memakai pakaian wol.
Dari terma-terma tersebut, tampaknya, terma yang lebih mendekati kata
tasawuf adalah terma yang ketujuh.
Barmawie Umarie lebih lanjut menegaskan bahwa tasawuf dapat
berkonotasi makna dengan tashawwafa ar-rajulu ()تصوف الرجل, artinya seorang
laki-laki telah men-tasawuf. Maksudnya, telah pindah seorang laki-laki itu dari
kehidupan biasa pada kehidupan sufi. Apa sebabnya? Sebab, para sufi, apabila
telah memasuki lingkungan tasawuf, mereka mempunyai simbol-simbol
pakaian dari bulu, bukan wol, tetapi hampir menyamai goni dalam
kesederhanaannya.
Pengertian tasawuf secara istilah, telah banyak diformulasikan oleh para
ahli yang satu sama lain berbeda sesuai dengan seleranya masing-masing:
a. Ketika ditanya tentang tasawuf, Al-Jurairi menjawab, “Memasuki ke
dalam segala budi akhlak yang bersifat sunni, dan keluar dari budi
pekerti yang rendah”.
b. Al-Junaidi memberikan rumusan tentang tasawuf, “Tasawuf adalah
bahwa yang Hak adalah yang mematikanmu, dan Hak-lah yang
menghidupkanmu”.
c. Dalam ungkapan lain, Al-Junaidi mengatakan, “Adalah beserta Allah
tanpa adanya penghubung”.
d. Abu Hamzah memberikan ciri terhadap ahli tasawuf, “Tanda sufi yang
benar adalah berfakir setelah dia kaya, merendahkan diri setelah dia
bermegah-megahan, menyembunyikan diri setelah dia terkenal; dan
tanda sufi palsu adalah kaya setelah dia fakir, bermegah-megahan
setelah dia bina, dan tersohor setelah dia bersembunyi”.
e. 'Amir bin Usman Al-Makki pernah mengatakan, “Tasawuf adalah
seseorang hamba yang setiap waktunya mengambil waktu yang utama”.
f. Muhammad Ali Al-Qassab memberikan ulasan, “Tasawuf adalah
akhlak yang mulia, yang timbul pada masa yang mulia dari seorang
yang mulia di tengah-tengah kaumnya yang mulia”.
g. Syamnun menyatakan, “Tasawuf adalah bahwa engkau memiliki
sesuatu dan tidak dimiliki sesuatu”.
h. Banyak lagi ahli memberikan pengertian yang bersifat terminologis,
seperti Ma'ruf Al-Karakhi, yang mengungkapkan pengertian tasawuf
sebagai, “Mengambil hakikat dan berputus asa apa yang ada di tangan
makhluk”.
Dari semua ungkapan itu, lebih utama manakala kita menyimak apa yang
telah disimpulkan oleh Al-Junaedi sebagai berikut, “Tasawuf adalah
membersihkan hati dari apa yang mengganggu perasaan kebanyakan
makhluk, berjuang menanggalkan pengaruh budi yang asal (instink) kita,
memadamkan sifat-sifat kelemahan kita sebagai manusia, menjauhi segala
seruan dari hawa nafsu, mendekati sifat-sifat suci kerohanian, dan bergantung
pada ilmu-ilmu hakikat, memakai barang yang penting dan terlebih kekal,
menaburkan nasihat kepada semua umat manusia, memegang teguh janji
dengan Allah SWT. dalam hal hakikat dan mengikuti contoh Rasulullah SAW
dalam hal syariat”.
Jadi, kalau kita simpulkan dapat kita ringkas sebagai berikut, "Ilmu tasawuf
adalah ilmu yang mempelajari usaha membersihkan diri, berjuang memerangi
hawa nafsu, mencari jalan kesucian dengan makrifat menuju keabadian, saling
mengingatkan antara manusia, serta berpegang teguh pada janji Allah SWT.
dan mengikuti syariat Rasulullah SAW. dalam mendekatkan diri dan mencapai
keridaan-Nya.
2. Ilmu Tasawuf
Suatu disipilin ilmu yang mempelajjari usaha membersihkan diri, berjuang
memerangi hawa nafsu dengan berpegang teguh pada janji Allah SWT dan
ajaran Rasulullah SAW.
B. Ciri-ciri Tasawuf
C. Tujuan Tasawuf
D. Urgensi
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran