Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

AKHLAQ TASAWUF
ALIRAN-ALIRAN TASAWUF DAN TAREKAT SERTA
TOKOH-TOKOHNYA

Disusun Guna Memenuhi Tugas

Mata Kuliah : Akhlaq Tasawuf

Dosen Pengampu : Bpk KH. Fatchurrochman, M.Pd

Disusun Oleh :
1. Alfiatus Zahroh( NIM 212100882 )
2. Fatma Nur Fadila ( NIM 212100889)
3. Selvi Febriyanti ( NIM 212100915)

SEMESTER 2 KELAS C

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM SUFYAN TSAURI ( STAIS )


JL. KH. Sufyan Tsauri Telp. (0280) 623562 Majenang 53257
Tahun 2022/2023

1
KATA PENGANTAR

Assalamu'alaikum wr wb
Puji Syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena atas limpahan karunia-
Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “ALIRAN-ALIRAN
TASAWUF DAN TAREKAT SERTA TOKOH-TOKOHNYA”. Makalah ini di susun
sebagai bahan diskusi dengan harapan semoga materi ini menambah wawasan tentang
aliran-aliran tasawuf dan aliran-aliran tarekat.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Akhlaq Tasawuf serta
melatih mahasiswa trampil menggunakan laptop, bertanggung jawab, belajar mandiri.
Kami juga mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan makalah ini, terutama kepada Dosen mata kuliah Akhlaq
Tasawuf yang telah memberikan bimbingan sehingga makalah ini dapat diselesaikan
tepat pada waktunya.

Wassalamu'alaikum wr wb

Penulis

2
Daftar Isi
Kata Pengantar ..................................................................................................................
i
Daftar Isi ............................................................................................................................
ii
BAB I Pendahuluan
A. Latar Belakang ..........................................................................................................
B. Rumusan Masalah......................................................................................................
BAB II Pembahasan
A. Aliran Tarekat dan Tokohnya...................................................................................
B. Aliran Tasawuf dan Tokohnya...................................................................................
BAB III Penutup
Kesimpulan ........................................................................................................................
Daftar Pustaka ..................................................................................................................

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1. Pengertian Tarekat

“ Tarekat” adalah bahasa arab adalah “thariqah” yang berarti jalan, aliran,
keadaan atau garis pada sesuatu. Tarekat adalah jalan yang ditempuh para sufi dan dapat
digambakan sebagai jalan yang berpangkal dari syariat, sebab jalan utama disebut syar’,
sedangkan anak jalan disebut thariq. Kata turunan ini menunjukan bahwa menurut
anggapan para sufi pendidikan mistik merupakan cabang dari jalan utama yang terdiri
dari hukum Ilahi, tempat berpijak bagi setiap muslim.

Menurut Asy-Syekh Muhammad Amin Al-Kurdiy mengemukakan tiga macam


definisi tentang Tarekat:

a. Tarekat adalah pengamalan syariat, melaksanakan beban ibadah dengan tekun


dan menjauhkan diri dari sikap mempermudah ibadah , yang sebenarnya memang tidak
boleh dipermudah.

b. Tarekat adalah menjauhi larangan dan menlakukan perintah Tuhan sesuai


dengan kesanggupannya, baik larangan yang nyata maupun yang tidak ( batin ).

c. Tarekat adalah meninggalkan yang haram dan makruh, memperhatikan hal-


hal mubah (yang sifatnya mengandung) fadilah, menunaikan hal-hal yang diwajibkan
dan yang disunatkan, sesuai.

dengan kesanggupan ( pelaksanaan ) dibawah bimbingan seorang arif (syekh)


dan ( sufi ) yang mencita-citakan suatu tujuan.

2. Pengertian tasawuf

Istilah "tasawuf"(sufism), berasal dari tiga huruf Arab, sha, wau dan fa. Banyak
pendapat tentang alasan atas asalnya sha wau fa. Makna ini sering dikutip dalam
literatur sufi. Sebagian berpendapat bahwa kata itu berasal dari kata shafwe yang berarti

4
baris atau deret, yang menunjukkan kaum Muslim awal yang berdiri di baris pertama
dalam salat atau dalam perang suci. Sebagian lainnya lagi berpendapat bahwa kata itu
berasal dari shuffa, ini serambi rendah terbuat dari tanah liat dan sedikit nyembul di atas
tanah di luar Mesjid Nabi di Madinah, tempat orang-orang miskin berhati baik yang
mengikuti beliau sering duduk-duduk. Ada pula yang menganggap bahwa kata tasawuf
berasal dari shuf yang berarti bulu domba, yang menunjukkan bahwa orang-orang yang
tertarik pada pengetahuan batin kurang mempedulikan penampilan lahiriahnya dan
sering memakai jubah sederhana yang terbuat dari bulu domba sepanjang tahun.
Pengertian tasawuf menurut para tokoh:
a. Imam Junaid dari Baghdad (910 M) mendefinisikan tasawuf sebagai "mengambil
setiap sifat mulia dan meninggalkan setiap sifat rendah".
b. Syekh Abul Hasan asy-Syadzili (1258 M), syekh sufi besar dari Afrika Utara,
mendefinisikan tasawuf sebagai "praktik dan latihan diri melalui cinta yang dalam dan
ibadah untuk mengembalikan diri kepada jalan Tuhan".
c. Syekh Ahmad Zorruq (1494 M) dari Maroko mendefinisikan tasawuf sebagai
berikut: “Ilmu yang dengannya Anda dapat
memperbaiki hati dan menjadikannya semata-mata bagi Allah, dengan menggunakan
pengetahuan Anda tentang jalan Islam,khususnya fiqih dan pengetahuan yang berkaitan,
untuk memperbaiki amal Anda dan menjaganya dalam batas-batas syariat Islam agar
kebijaksanaan menjadi nyata”.
d. Syekh Ibn Ajiba (1809 M),Tasawuf adalah suatu ilmu yang dengannya Anda belajar
bagaimana berperilaku supaya berada dalam kehadiran Tuhan yang Maha ada melalui
penyucian batin dan mempermanisnya dengan amal baik. Jalan tasawuf dimulai sebagai
suatu ilmu, tengahnya adalah amal dan akhirnya adalah karunia Ilahi.
e. Syekh as-Suyuthi berkata, "Sufi adalah orang yang bersiteguh dalam kesucian
kepada Allah, dan berakhlak baik kepada makhluk".

B.Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Tarekat?
2. Apa pengertian Tasawuf?
3. Apasaja aliran Tarekat dan tokohnya?
4. Apasaja aliran Tasawuf dan tokohnya?

5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Aliran Tarekat dan Tokohnya
Tarekat adalah jalan yang ditempuh para sufi dan dapat digambarkan sebagai jalan yang
berpangkal dari syariat.
Aliran Tarekat antara lain:

1. Tarekat Chisytiyah
Khwaja ('Guru') Abu Ishaq Chisyti adalah orang Suriah, lahir di awal abad ke-10. Ia
dianggap keturunan Nabi Muhammad SAW dan dinyatakan sebagai 'keturunan spritual'
ajaran-ajaran batiniah Keluarga (Bani) Hasyim. Pengikut-pengikutnya berkembang dan
berasal dari Garis para Guru, yang kemudian dikenal menjadi Naqsyabandiyah ('Orang-
orang Bertujuan').

Komunitas Chisytiyah ini, berawal di Chisyt, Khurasan, khususnya menggunakan


musik dalam latihan-latihan mereka. Kaum darwis pengelana dari tarekat ini, dikenal
sebagai Chist atau Chisht. Mereka akan memasuki sebuah kota dan meramaikan suasana
dengan seruling dan genderang, untuk mengumpulkan orang-orang sebelum
menceritakan dongeng atau legenda. Ini adalah sebuah permulaan yang penting.

Jejak tokoh ini ditemukan pula di Eropa, di mana Chist Spanyol ditemukan dengan
pakaian dan instrumen serupa—semacam pelawak atau komedi keliling.

Sebagaimana tarekat Sufi lainnya, metodologi khusus kaum Chisyti segera mengalami
kristalisasi menjadi kecintaan sederhana terhadap musik; pembangkitan emosional yang
dihasilkan musik dikacaukan dengan 'pengalaman spiritual'.
2. Tarekat Qadariyah
'Jalan' ini diadakan oleh para pengikut Abdul Qadir dari Gilan, yang lahir di Nif, distrik
Gilan, sebelah selatan Laut Kaspia. Dia meninggal dunia pada 1166, dan menggunakan

6
terminologi sangat sederhana yang kemudian hari digunakan oleh orang-orang
Rosicrucia di Eropa.

Hadrat Syekh Abdul Qadir, khususnya dalam pengaruhnya terhadap keadaan-keadaan


spiritual, disebut 'Ilmu Pengetahuan Keadaan'. Pekerjaannya telah digambarkan dalam
istilah yang berlebih-lebihan oleh para pengikutnya.

Semangat untuk mengerjakan yang berlebihan terhadap teknik-teknik menggembirakan


hampir pasti menjadi sebab keadaan yang memburuk dari tarekat Qadiriyah. Hal ini
mengikuti suatu pola umum dalam diri para pengikut, apabila hasil dari suatu kondisi
pikiran yang berubah menjadi suatu tujuan dan bukan suatu cara atau alat yang diawasi
oleh seorang ahli.
3. Tarekat Suhrawardiyah
Syeikh Ziauddin Jahib Suhrawardi—mengikuti disiplin sufi kuno Junaid Al-Baghdadi
—dianggap sebagai pendiri tarekat ini pada abad ke-11 Masehi. Seperti halnya tarekat-
tarekat lain, guru-guru Suhrawardi diterima oleh pengikut Naqsyabandi dan lainnya.

India, Persia dan Afrika semuanya dipengaruhi aktikitas mistik mereka melalui metode
dan tokoh-tokoh tarekat, kendati pengikut Suhrawardi ada di antara pecahan terbesar
kelompok-kelompok sufi.

Praktek-praktek mereka diubah dari kegembiraan mistik kepada latihan diam secara
lengkap untuk 'Persepsi terhadap Realitas'.

Bahan-bahan instruksi (pelajaran) tarekat seringkali, untuk seluruh bentuk, hanya


merupakan legenda atau fiksi. Bagaimanapun bagi penganut, mereka mengetahui
materi-materi esensial untuk mempersiapkan dasar bagi pengalaman-pengalaman yang
harus dijalani murid. Tanpa itu, diyakini, ada kemungkinan bahwa murid dengan
sederhana mengembangkan keadaan pemikiran yang sudah berubah, yang membuatnya
tidak cakap dalam kehidupan sehari-hari.
4. Tarekat Naqsyabandiyah

7
Sekolah darwis yang disebut Khajagan ('Para Guru') muncul di Asia Tengah dan
berpengaruh besar terhadap perkembangan kerajaan India dan Turki. Tarekat
mengembangkan banyak sekolah khusus, yang mengambil nama-nama individu.
Banyak penulis menganggapnya sebagai awal dari seluruh 'mata rantai penyebaran'
mistik.

Khaja Bahauddin Naqsyabandi (wafat kira-kira 1389 M) adalah salah seorang dari
tokoh-tokoh besar sekolah ini. Bahauddin menghabiskan waktu tujuh tahun sebagai
kerabat istana, tujuh tahun memelihara binatang dan tujuh tahun dalam pembangunan
jalan.

Ia belajar di bawah bimbingan Baba As-Samasi yang mengagumkan, dan dihargai


setelah kembali pada prinsip dan praktek sufisme. Para syekh Naqsyabandi sendiri
mempunyai kewenangan untuk menuntun murid ke tarekat-tarekat darwis yang lain.

Karena mereka tidak pernah mengenakan busana aneh di depan umum, dan karena
anggota mereka tidak pernah melakukan kegiatan-kegiatan yang menarik perhatian,
para sarjana tidak merekonstruksi sejarah tarekat, dan sering kesulitan mengidentifikasi
anggota-anggotanya. Penganut Naqsyabandi di Timur Tengah dan Asia Tengah
memperoleh reputasi sebagai umat Muslim yang taat.
5. Tarekat Tijaniyah

Tarekat ini didirikan oleh Sayid Al-Syaikh Abul Abbas Ahmad bin Muhammad Al-
Tijani. Pada tahun 1196, syaikh al-tijani pergi ke suatu tempat di paang Sahara, yang
mana di tempat itu tinggal seorang waliyullah, Abu Samghun. Di sana beliau mendapat
suatu anugerah yang sangat besar yaitu bisa bersuara dengan Rasulullah dalam keadaan
jaga.
6.Tarekat Khalwatiyah

Tarekat ini didirikan oleh syaikh Muhammad bin Ahmad bin Muhammad
Karimuddin al-Khalwati. Tarekat khalwatiyah ini diambil dari kata khalwat yang berarti

8
menyendiri untuk merenung. Nama ini diambil karena pendiri dari tarekat ini sering
melakukan khalwat di tempat-tempat yang sepi.

Adapun dasar ajaran Tarekat khalwatiyah adalah : Pertama, Yaqza maksudnya


kesadaran akan dirinya sebagai makhluk yang hina di hadapan Allah SWT. Yang maha
Agung. Kedua, Taubah Mohon ampun atas segala dosa. Ketiga, Muhasabah,
menghitung-hitung atao introspeksi diri. Keempat, Inabah, berhasrat kembali kepada
Allah. Kelima, Tafakkur Merenung tentang kebesaran Allah.
Keenam, Itisam selalu bertindak sebagai Khalifah Allah di bumi. Ketujuh, Firar
Lari dari kehidupan jahat dan keduniawian yang tidak berguna. Kedelapan, Riyadah
melatih diri dengan beramal sebanyak-banyaknya. Kesembilan, Tasyakur, selalu
bersyukur kepada Allah dengan mengabdi dan memujinya. Kesepuluh, Sima
mengkonsentrasikan seluruh anggota tubuh dan mengikuti perintah-perintah Allah
terutama pendengaran.
Tarekat khalwatiyah menetapkan adanya sebuah amalan yang disebut al asma’ al
sab’ah (tujuh nama) yakni tujuh macam dzikir atau tujuh tingkatan jiwa yang harus
dikembangkan oleh setiap salik
Dzikir pertama : ‫ال إله إالهللا‬
Dzikir kedua : ‫هللا‬
Dzikir ketiga : ‫( هو‬dia)
Dzikir keempat : ‫( حّق‬maha benar)

Dzikir kelima : ‫( حّي‬maha hidup)


Dzikir keenam : ‫( قيوم‬maha jaga)
Dzikir ketujuh : ‫( قهار‬maha perkasa)
Ketujuh tingkatan dzikir ini intinya didasarkan pada ayat AL Qur’an
7. Tarekat Yasaviyah
Tarekat ini didirikan oleh Ahmad Al-Yasavi dan disusul oleh tarekat Khawajagawiyah
yang didirikan oleh Abd Al-Khalik Al-Ghuzdawani. Kedua tarekat ini menganut paham
tasawuf Abu Yazid Al-Bustami dan dilanjutkan oleh Abu Al-Farmadhi dan Yusuf bin
Ayyub Al-Hamadani. Hingga berkembang, salah satunya ke Turki. Di Turki, tarekat ini
berganti nama menjadi tarekat Bektashiya yang identik dengan pendirinya, Muhammad

9
‘Ata’ bin Ibrahim Hajji Bektasy. Tarekat ini sangat popular dan memegang peranan
penting di Turki yang dikenal dengan istilah Korp Jenissari.[1]

8. Tarekat Syadziliyah
Tarekat ini dinisbatkan kepada Nur Ad-Din Ahmad Asy-Syadzili (593-656 H/1196-
1258 M). Ibnu Atha’illah As-Sukandari adalah orang pertama yang menghimpun
ajaran-ajaran, pesan-pesan, doa, dan biografi keduanya sehingga khazanah tarekat ini
tetap terpelihara.
Melalui karya-karya Ibnu Atha’illah, tarekat ini mulai tersebar sampai ke Maghrib,
sebuah negara yang pernah menolak sang guru. Akan tetapi, ia tetap merupakan tradisi
individualistik yang hampir mati, meskipun tema ini tidak dipakai yang menitikberatkan
pengembangan sisi dalam.
Akan tetapi, murid-muridnya tetap mempertahankan ajarannya. Para murid
melaksanakan tarekat ini di zawiyah-zawiyah yang tersebar tanpa mempunyai hubungan
satu dengan yang lain.
Salah satu perkataan Syadzili kepada murid-muridnya, “Seandainya kalian mengajukan
suatu permohonan kepada Allah, sampaikanlah melalui Abu Hamid Al-Ghazali.”
Perkataan lainnya, “Kitab Ihyaa? ‘Uluum Ad-Diin, karya Al-Ghazali akan mewarisi
anda ilmu. Sementara kitab Qut Al-Qulub, karya Al-Makki akan mewarisi anda
cahaya.”[5]
9. Tarekat Rifa’iyyah
Tarekat ini didirikan oleh Ahmad bin Ali Abdul Abbas Ar-Rifa’i di Irak pada abad ke-6
H. Ar-Rifa’i adalah seorang tokoh sufi besar yang saleh, ahli hukum Islam (faqih), dan
penganut madzhab Syafi’i. Ia hidup sezaman dengan Syekh Abdul Qadir Jailani, pendiri
tarekat Qadiriyah. Ajaran dasar tarekat ini ada tiga, yaitu tidak meminta sesuatu, tidak
menolak sesuatu dan tidak menunggu.
Sebagaimana tarekat lain, tarekat ini juga berkembang di berbagai pelosok dunia Islam,
seperti Turki, Suriah, Mesir dan Indonesia. Penyebar utama tarekat ini adalah Abu Al-
Fath Al-Wasiti, murid Ar-Rifa’i. Penyebaran tarekat ini dilakukan terutama di Mesir
sehingga tarekat ini berkembang baik di Mesir sampai sekarang. Al-Wasiti wafat di
Iskandariyah pada tahun 580 H.

10
Di Indonesia, tarekat ini terkenal dengan permainan debus dan tabuhan rebana yang
dikenal di Aceh dengan nama Rapa’i dan di Sumatera dengan nama Badabuih.

B. Aliran Tasawuf dan Tokohnya

Sebagian berpendapat bahwa kata Tasawuf berasal dari kata shafwe yang berarti baris
atau deret, yang menunjukkan kaum Muslim awal yang berdiri di baris pertama dalam
salat atau dalam perang suci.

Tasawuf Islam terbagi kepada Nazhari dan Amali.


1. Tasawuf Nazhari ( Sunni / Teori )
Tasawuf Sunni ( teori ) adalah tasawuf yang benar-benar mengikuti Al-qur’an dan
Sunnah, terikat, bersumber, tidak keluar dari batasan-batasan keduanya, mengontrol
perilaku, lintasan hati serta pengetahuan dengan neraca keduanya.
Tasawuf ini berawal dari zuhud dan berakhir pada akhlak. Kesempurnaan dan kesucian
jiwa dan raga yang bermula dari pembentukan pribadi yang bermoral dan ber-akhlak
mulia, yang dalam ilmu tasawuf dikenal Takhalli (pengosongan diri dari sifat-sifat
tercela). Sebagian sufi abad kedua, atau pertengahan abad kedua, dan setelahnya sampai
abad keempat hijriyah. Dan personal seperti Hasan Al-Bashri, Imam Abu Hanifa, Al-
Junaidi Al-Bagdadi, Al-Qusyairi, As-Sarri As-Saqeti, Al-Harowi, adalah merupakan
tokoh-tokoh sufi utama abad ini yang berjalan sesuai dengan tasawuf sunni. Kemudian
pada pertengahan abad kelima hijriyah imam Ghozali membentuknya kedalam format
atau konsep yang sempurna, kemudian diikuti oleh pembesar syeih Toriqoh. Akhirnya
menjadi salah satu metode tarbiyah ruhiyah Ahli Sunnah wal jamaah. Dan tasawuf
tersebut menjadi sebuah ilmu yang menimpali kaidah-kaidah praktis.

2. Tasawuf Amali
Tasawuf ‘Amali adalah tasawuf yang membahas tentang bagaimana cara mendekatkan
diri kepada Allah. Tasawuf amali lebih menekankan pembinaan moral dalam upaya
mendekatkan diri kepada Allah.

11
Untuk mencapai hubungan yang dekat dengan Tuhan, seseorang harus mentaati dan
melaksanakan syariat atau ketentuan ketentuan agama yang harus diikuti dengan
amalan-amalan lahir maupun batin yang disebut tariqah. Dalam amalan-amalan lahir
batin itu orang akan mengalami tahap demi tahap perkembangan ruhani. Ketaatan pada
syari’ah dan amalan-amalan lahir batin akan mengantarkan seseorang pada kebenaran
hakiki (haqiqah) sebagai inti syariat dan akhir tariqah. Kemampuan orang mengetahui
haqiqah akan mengantarkan pada ma’rifah, yakni mengetahui dan merasakan kedekatan
dengan Tuhan melalui qalb. Pengalaman ini begitu jelas sehingga jiwanya merasa satu
dengan yang diketahuinya itu.
Imam terbesar tasawuf ‘amali, yang telah berhasil menyatukan antara teori dan amal
adalah Shaykh Abd al-Qodir al-Jilani (470 H/1077 M - 561 H/1166 M), dia adalah
orang pertama yang mendirikan madrasah ini dalam bentuk tariqah. Kemudian diikuti
oleh Imam Ahmad al-Rifa’i(w.578 H/1106 M), Imam Abu al-H}asan al-Shadhili, dan
Imam Baha’ al-Din Muhammad al-Naqshabandi (717-791 M).

3. Tasawuf Falsafi
Tasawuf Falsafi yaitu tasawuf yang ajaran-ajaranya memadukan antara visi intuitif dan
visi resional. Terminology filosofis yang digunakan berasal dari bermacam-macam
ajaran filsafat yang telah mempengaruhi para tokohnya, namun orisinalitasnya sebagai
tasawuf tetap tidak hilang.
Walaupun demikian tasawuf filosofis tidak bisa di pandang sebagai filsafat, karena
ajaran dan metodenya di dasarkan pada dasar dzauq, dan tidak pula bisa di kategorikan
pada tasawuf (yang murni) karena sering di ungkapkan dengan bahasa filsafat.
Dalam upaya mengungkapkan pengalaman rohaninya, para shufi falsafi sering
menggunakan ungkapan-ungkapan yang samar, yang sering di kenal dengan
syathahiyyat, yaitu suatu ungkapan yang sulit difahami, yang seringkali mengakibatkan
kesalahpahaman pihak luar, dan menimbulkan tragedy. Tokoh-tokohnya ialah Abu
Yazid al-busthami, al-Hallaj, Ibn Arabi.

12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tarekat adalah jalan yang ditempuh para sufi dan dapat digambarkan sebagai jalan
yang berpangkal dari syariat.
Sebagian berpendapat bahwa kata Tasawuf berasal dari kata shafwe yang berarti
baris atau deret, yang menunjukkan kaum Muslim awal yang berdiri di baris
pertama dalam salat atau dalam perang suci.
Tasawuf adalah usaha mendekatkan diri kepada Alloh, sedangkan Tarekat adalah
cara atau jalan yang ditempuh seseorang dalam usaha mendekatkan diri kepada
ALLOH.

13
DAFTAR PUSTAKA

· http://msalihin.blogspot.com/2012/05/pengertian-tujuan-dan-perkembangan.html
· http://pustaka.abatasa.co.id/pustaka/detail/tasawuf/allsub/235/definisi-tasawuf.html
· http://www.sufinews.com/index.php/Qodiriyah/tarekat-qodiriyah/All-Pages.sufi
· http://kependidikanislam2010.blogspot.com/2011/06/macam-macam-thoriqoh-dan-
ajarannya.html
· http://khazanah.republika.co.id/berita/dunia-islam/tasawuf/11/06/30/lnlvfi-
aliranaliran-tarekat-empat-tarekat-utama
· Buku pengantar prof. Dr KH SAID AGIL SIROD/ Mengurai tasawuf irfan dan
kebatinan/ terbit lentera
· http://khazanah.republika.co.id/berita/dunia-islam/tasawuf/11/06/30/lnlvfi-
aliranaliran-tarekat-empat-tarekat-utama
· http://mujib-ennal.blogspot.com/2012/11/macam-macam-aliran-
tasawuf.html#sthash.D3kafeWR.dpuf
· http://newjoesafirablog.blogspot.com/2013/06/pengertian-tasawuf-amali.html

14

Anda mungkin juga menyukai