Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

TAREKAT NAQSYABANDIYAH
Disusun Untuk menyelesaikaan Mata Kuliah
''STUDI TAREKAT”
Dosen Pengampu :
Prof. Dr. H Muzakkir, M.Ag
Dr. Agusman Damanik M.A

Disusun Oleh :
Mhd Rizky Rialdi Siregar NIM. 0401212024
Teuku Thareq Kemal NIM. 0401211001

PROGRAM STUDI AQIDAH DAN FILSAFAT ISLAM


FAKULTAS USHULUDDIN DAN STUDI AGAMA-AGAMA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA
2022

i
KATA PENGANTAR

Bismillahirahmanirahim, dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi


Maha Penyayang, penulis panjatkan syukur, atas rahmat, taufiq serta hidayah-Nya, penulis
dapat menyelesaikan tugas makalah mata kuliah Studi Tarekat, mengenai “Tarekat Naqsa
Tasawuf, mengenai “Tarekat Naqsabandiyah” tepat pada waktunya waktunya.
Adapun dalam penyusunan makalah ini, penulis telah menyusun dengan
memanfaatkan sumber dari berbagai referensi. Tak lain, hal ini bertujuan supaya makalah
dapat disusun dengan semaksimal mungkin. Penulisan makalah ini amatlah jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan masukan yang membangun
dari pembaca untuk penyusunan makalah selanjutnya.

i
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………ii
KATA PENGANTAR………………………………………………………………………..i
BAB I………………………………………………………………………………………….1
PENDAHULUAN…………………………………………………………………………..1
A. Latar Belakang Masalah………………………………………………………………...1
B. Rumusan Masalah……………………………………………………………………….2
C. Tujuan Penelitian……………………………………………………………………......2
BAB II…………………………………………………………………………………………3
PEMBAHASAN………………………………………………………………………………3
A. Sejarah Tarekat Naqsyabandiyah……………………………………………………..1
B. Tokoh Pembawa Tarekat Naqsabandiyah…………………………………...…………..2
C. Sistem dan Ciri Tarekat Naqsyabandiyah…………………………………………….....6
D. Dzikir dan Wirid Tarekat Naqsyabandiyah…………………………………………..…9
BAB III PENUTUP……………………………………………………………………….12
A. KESIMPULAN……………………………………………………………………….12
B. SARAN………………………………………………………………………………...12
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………….13

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Teosofi adalah ilmu yang mempelajari tentang kearifan Tuhan, sedangkan tasawuf itu
adalah semacam ilmu syari’at yang timbul kemudian dalam agama. Asalnya adalah bertekun
ibadah dan memutuskan hubungan dengan segala sesuatu selain Allah, hanya menghadap
Allah semata. Menolak hiasanhiasan dunia, serta membenci perkara-perkara yang menipu
orang banyak, kelezatan harta benda, dan kemegahan. Dan menyendiri menuju jalan Tuhan
dalam khalwat dan ibadah. Cara atau jalan inilah yang disebut sebagai tarekat. Para ulama
berpendapat bahwa tarekat adalah suatu jalan yang ditempuh dengan sangat waspada dan
berhati-hati ketika beramal dan beribadah. Secara relatif, tarekat merupakan tahap paling
akhir dari perkembangan tasawuf.
Kata tarekat (secara harfiah berarti “jalan”) mengacu baik kepada sistem latihan
meditasi maupun amalan (muraqabah, dzikir, wirid, dan sebagainya) yang dihubungkan
dengan sederet guru sufi, dan organisasi yang tumbuh di seputar metode sufi yang khas ini.
Pada masa-masa permulaan, setiap guru sufi di kelilingi oleh lingkaran murid mereka, dan
beberapa dari murid ini kelak akan menjadi guru pula. Boleh dikatakan, tarekat itu
mensistematiskan ajaran metode-metode tasawuf.
Guru-guru tarekat yang sama semuanya kurang lebih mengajarkan metode yang sama,
dzikir yang sama, dapat pula muraqabah yang sama. Seorang pengikut tarekat akan
memperoleh kemajuan dengan melalui sederetan ijazah berdasarkan tingkatnya, yang diakui
oleh semua pengikut tarekat yang sama yang sama, dari pengikut , dari pengikut biasa
(mansub) hingga murid, selanjutnya hingga pembantu syaikh atau khalifah-nya, dan
akhirnya dalam beberapa kasus hingga menjadi guru yang mandiri (mursyid ).
Di Indonesia terdapat macam-macam tarekat dan organisasi yang mirip tarekat.
Beberapa di antaranya hanya merupakan tarekat lokal yang berdasarkan pada ajaran-ajaran
dan amalan-amalan guru tertentu, umpamanya Wahidiyah dan Shiddiqiyah di Jawa Timur
atau tarekat Syahadatain di Jawa Tengah. Dan untuk menarik garis perbedaan yang tegas
antara tarekat

1
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Sejarah Tarekat Naqsyabandiyah ?
2. Siapa Tokoh Tarekat Naqsyabandiyah ?
3. Bagaimana Wirid Dan dzikir Tarekat Naqsyabandiyah ?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui Sejarah Tarekat Naqsyabandiyah.
2. Unuk Mengetahui Tokoh Tarekat Naqsyabandiyah.
3.Untuk mengetahui wirid dan Dzikir Tarekat Naqsyabandiyah

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. SEJARAH TAREKAT NAQSYABANDIYAH


Naqsyabandiyah merupakan merupakan satu-satunya satu-satunya tarekat
tarekat yang memiliki memiliki silsilah silsilah penyampaian penyampaian ilmu
spiritualnya spiritualnya kepada Nabi Muhammad Muhammad Saw. Melalui Melalui
Khalifah Muslim pertama Abu Bakar ash-Shiddiq, tidak seperti tarekattarekat lain
yang asalnya dari salah satu Imam Syi’ah melalui Khalifah Ali bin Abi Thalib sampai
kepada Nabi Muhammad Muhammad Saw, kemudian kemudian tarekat tarekat
Naqsyabandiyah Naqsyabandiyah dibina oleh 5 (lima) bintang bintang atau tokoh,
yaitu Abu Bakar ash-Shiddiq, Salman al-Farisi, Abu Yazid al-Bustami, Abdul Khaliq
alGazdawani dan Muhammad Baha’ al-Din Uwaysi al-Bukhari, yang terakhir dikenal
sebagai Syekh Naqsyaband, yaitu Imam utama tarekat Naqsyabandiyah. 1
Dalam perkembangannya Tarekat Naqsyabandiyah telah tersebar luas di
berbagai berbagai wilayah. wilayah. Pertama Pertama berdiri berdiri di Asia Tengah,
Tengah, kemudian kemudian menyebar menyebar ke Turki, Suriah, Turki, Suriah,
Afganistan dan India. Di Asia Tengah, Tengah, tarekat ini tidak tarekat ini tidak saja
berada diperkotaan, tetapi juga sampai ke pedesaan terdapat terdapat Zawiyah
(padepokan sufi) dan rumah peristirahatan Naqsyabandi sebagai tempat
berlangsungnya aktivitas keagamaan yang cukup semarak.
Di samping wilayah-wilayah tersebut tarekat ini juga berkembang di Bosnia
Herzegovina dan wilayah Volga Ural. Kemudian pengaruhnya yang kuat terdapat di
Turki dan wilayah Kurditan dan yang paling lemah adalah di Pakistan. Pada masa
pemerintahan Soviet pengaruh pengaruh Naqsyabandiyah sangat terasa, yaitu
dibawah gerakan “Islam Bawah Tanah” di Kaukasus Asia Tengah, namun di akhir
pemerintahan Soviet pengaruh pemerintahan Soviet pengaruh Naqsyabandiyah
mulai aqsyabandiyah mulai berkurang. berkurang.2 Sebagai pendiri tarekat, Baha’ al-
Din Naqsyabandi dalam melakukan kegiatan dan penyebaran tarekat ini mempunyai
khalifah utama, yaitu Ya’kub Carkhi, Ala’ al-Din Aththar dan Muhammad Parsa,
kemudian yang paling menonjol dalam perkembangan selanjutnya adalah ‘Ubaidillah

1
M. Dean Muflikhin, S.Pd.I dkk, Akhlak Program Keagamaan, (Mojokerto: Mutiara Ilmu, 2008), hal.
19-20
2
Ibid, hal. 20

1
Ahrar. ‘Ubaidillah terkenal dengan Syekh yang banyak memiliki lahan, kekayaan dan
harta. Beliau mempunyai watak yang sederhana dan ramah, tidak suka kesombongan
dan keangkuhan. Dia menganggap kesombongan dan keangkuhan dapat
merendahakan tingkat moral dan melemahkan tali emahkan tali pengikat pengikat
spiritual seseorang. ‘Ubaidillah juga berjasa saat itu, sehingga ia mendapat dukungan
yang cukup kuat. Selanjutnya tarekat ini mulai menyebarkan gerakannya ke luar
Islam.

B. TOKOH UTAMA : SYEIKH BAHAUDDIN NAQSYABANDI


Nama lengkapnya lengkapnya adalah Muhammad Muhammad bin
Muhammad Muhammad Baha’ al-Din alUwaisi al-Bukhari Naqsyabandi. Lahir pada
tahun 717 H (1318 M). Dan wafat pada tahun 791 H (1389 M). Dilahirkan didesa
Qashrul Arifah. Ia berasal berasal dari keluarga keluarga yang baik, mendapat
mendapat gelar Syah yang menunjukkan menunjukkan posisinya posisinya yang
penting penting sebagai sebagai seorang seorang pemimpin pemimpin spiritual.
spiritual. Setelah Setelah lahir, orang tuanya membawanya ke Baba al-Samisi yang
kemudian menerimanya dengan gembira.
Ia belajar tasawuf kepada Baba al-Samisi ketika berusia 18 tahun. Kemudian
belajar ilmu tarekat pada seorang quthub di Nasaf, yaitu Amir Sayyid Kulal al-
Bukhari (w. 772). Selain itu, Naqsyabandi pernah belajar tarekat belajar tarekat pada
seorang pada seorang Khalil penguasa Khalil penguasa Samarkand, kira-kira
Samarkand, kira-kira selama 12 selama 12 tahun.3 Pendidikan Naqsyabandi dari
kedua guru utamanya yakni Baba al-Samasi, dan Amir Kulal, membuat ia
mendapatkan mandat yang cukup sebagai pewaris pewaris khuwajagan (baca;
Khojagan). Khuwajagan yang kemudian mempopulerkan tarekatnya di Asia Tengah
dan banyak menarik orang dari berbagai lapisan masyarakat yang berbeda. Berkaitan
dengan jalan mistis yang ditempuhnya, Naqsyabandi mengatakan: Ia berpegang
berpegang teguh pada jalan yang ditempuh ditempuh nabi dan sahabatnya. Ia
mengatakan bahwa mengatakan bahwa sangatlah m sangatlah mudah mencapai udah
mencapai pengetahuan pengetahuan yang tinggi, tinggi, tentang tentang monotoisme
monotoisme (tauhid), (tauhid), tetapi sangat sulit mencapai mencapai makrifat yang
menunjukkan perbedaan halus antara pengetahuan dan pengalaman spiritual.

Silsilah Sanad Tarekat Naqsyabandiyah4


2
1) Muhammad Rasulullah SAW.
2) Abu Bakar Siddiq Radhiyallahu ‘Anhu.
3) Salman Farisi Radhiyallahu ‘Anhu.
4) Qosim bin Muhammad bin Abi Bakar Qosim bin Muhammad bin Abi Bakar
Radhiyallahu ‘Anhu Radhiyallahu ‘Anhum.
5) Imam Ja’afar Sadiq ra.
6) Abu Yazid Bistami Rahmatullah ‘alaihi.
7) Abul Hassan Kharqani Rahmatullah ‘alaihi.
8) Abu ‘Ali Faramadi Rahmatullah ‘alaihi.
9) Yusof Hamdani Rahmatullah ‘alaihi.
10) Abdul Khaliq Ghujduwani Rahmatullah ‘alaihi.
11) Arif Riwagari Rahmatullah ‘alaihi.
12) Mahmud Anjir Faghnawi Rahmatullahi ‘alaihi.
13) Azizan ‘Ali Ramitani Rahmatullah ‘alaihi.
14) Muhammad Baba Sammasi Rahmatullah ‘alaihi.
15) Sayyid Amir Kullal Rahmatullah ‘alaihi.
16) Syeikh Bahauddin Naqshbandi Rahmatullah ‘alaihi.
Ajaran tarekat Naqsyabandiyah di Indonesia pertama kali di perkenalkan oleh
Syeikh Yusuf Al-Maqassari (1626-1699). Seperti disebutkan dalam bukunya safinah
al-Najah ia telah mendapat ijazah dari Syeikh Naqsyabandiyah yaitu
Naqsyabandiyah yaitu Muhammad Muhammad ‘Abd al Baqi di Yaman dan
mempelajari mempelajari tarekat ini ketika berada di Madinah dibawah bimbingan
Syaikh Ibrahim alKurani. 3 Pada tahun 1644 ia pergi ke Yaman kemudian diteruskan
lagi ke Mekkah, Madinah untuk menuntut ilmu dan naik haji.
Karena kondisi politik saat itu, ia mengurungkan niatnya untuk pulang ke
tanah kelahirannya di Makassar sehingga membawanya menetap di Jawa Barat
Banten hingga ia menikah dengan putri Sultan Banten. putri Sultan Banten.
Kehadirannya di Banten Kehadirannya di Banten membawa sumbangan membawa
sumbangan besar dalam mengangkat mengangkat nama Banten sebagai sebagai pusat
pendidikan pendidikan Islam. Ia terkenal sebagai ulama Indonesia pertama terkenal
sebagai ulama Indonesia pertama yang menul yang menulis tentang tarekat ini.

3
Ibid.

3
Syeikh Yusuf telah menulis berbagai risalah mengenai Tsawuf dan menulis
surah-surah tentang nasihat kerohanian untuk orang-orang penting. Kebanyakan
risalah dan surah-surahnya ditulis dalam bahasa Arab dan Bugis. Didalam tulisan-
tulisannya, Syeikh Yusuf tetap konsisten pada paham Wahdatul Wujud dan
menekankan akan pentingnya meditasi melalui seorang Syeikh (Tawasssul ) dan
kewajiban sang murid untuk patuh tanpa banyak tanya kepada gurunya.
Ia mengemukakan bahwa kepatuhan paripurna kepada Syeikh merupakan hal
yang tidak dapat ditawar-tawar lagi demi pencapaian spiritual. Tarekat
Naqsyabandiyah menyebar di nusantara berasal dari pusatnya di Makkah, yang
dibawa oleh para pelajar Indonesia yang belajar disana dan oleh para jemaah haji
Indonesia. Mereka ini kemudian memperluas dan menyebarkan tarekat ini keseluruh
pelosok nusantara. Penyebaran Tarekat naqsyabandiyah di Nusantara dapat dilihat
dari para tokoh-tokoh tarekat ini yang mengembangkan ajaran tarekat
Naqsyabandiyah di beberapa pelosok nusantara diantaranya adalah:6
a. Muhammad Yusuf adalah yang dipertuan muda di kepulauan Riau, beliau
menjadi sultan di pulau tempat dia tinggal. Dan mempunyai istana di penyengat dan
di Lingg penyengat dan di Lingga.
b. Di Pontianak, sebelum perkembangannya telah ada Tarekat
Naqsyabandiyah Naqsyabandiyah Mazhariyah. Mazhariyah. Tarekat Tarekat
Naqsyabandiyah Naqsyabandiyah mulai dikembangkan oleh Ismail Jabal yang
merupakan teman dari Usman alPuntani (ulama yang terkenal di Pontianak sebagai
penganut Tasawuf dan penerjemah tak sufi).
c. Di Madura, Tarekat Naqsyabandiyah sudah hadir pada abad ke 11 hijriyah.
ke 11 hijriyah. Tarekat Naqsyabandiyah Mazhariyah merupakan Tarekat yang paling
berpengaruh berpengaruh di Madura dan juga di beberapa beberapa tempat lain yang
banyak pendudukny penduduknya berasal berasal dari Madura, Madura, seperti
seperti Surabaya, Surabaya, Jakarta, Jakarta, dan Kalimantan Barat.
d. Di Dataran Tinggi Minangkabau tarekat Naqsyabandiyah adalah yang
paling paling padat. Tokohnya Tokohnya adalah Jalaludin Jalaludin dari Cangking,
Cangking, ‘Abd al Wahab, Tuanku Syaikh Labuan di Padang. Perkembangannya di
Minangkabau sangat pesat hingga sampai ke Silungkang, Cangking, Singkarak dan
Bonjol.
e. Di Jawah Tengah Tarekat Naqsyabandiyah disebarkan oleh KH. Abdul Hadi
Girikusumo Mranggen, yang kemudian menyebar ke Popongan Klaten, KH. Arwani
4
Amin Kudus, KH. Abdullah Salam Kajen Margoyoso Pati dan KH. Hafidh Rembang.
Dari tangan mereka yang penuh berkah, pengikut pengikut tarekat tarekat ini
berkembang berkembang menjadi menjadi ratusan ratusan ribu. Ajaran Tarekat
Tarekat Naqsyabandiyah Naqsyabandiyah pada umumnya umumnya mengacu
mengacu kepada empat pokok ajaran, ajaran, yaitu Syari’at, Tarekat, Hakikat dan
Ma’rifat, yaitu ajaran yang pada prinsipnya adalah cara-cara atau jalan yang harus
dilakukan oleh seseorang yang ingin merasakan nikmatnya dekat dengan Allah.
Cara atau jalan itu salah satunya adalah bersikap Zuhud.
Perkembangan selanjutnya di Jawa antara lain di Rembang, Blora, Banyumas-
Purwokerto, Cirebon, Jawa Timur bagian Utara, Kediri, dan Blitar. Tarekat ini
merupakan satu-satunya tarekat yang terwakili di semua provinsi provinsi yang
berpenduduk berpenduduk mayoritas mayoritas muslim. muslim. Tarekat Tarekat ini
sudah tersebar tersebar hampir keseluruh provinsi yang ada di tanah air yakni sampai
ke Jawa, Sulawesi Selatan, Lombok, Madura, Kalimantan Selatan, Sumatera,
Semenanjung Malaya, Kalimantan Barat, dan daerah-daerah lainnya.
Pengikutnya terdiri dari berbagai lapisan masyarakat dari yang berstatus sosial
rendah sampai lapisan menengah dan lapisan yang lebih ti ang lebih tinggi. Berikut
contoh silsilah kemursyidan Tarekat Naqsyabandiyah yang diterima oleh Prof. DR.
Kadirun Yahya Muhammad Amin Al Khalidi Medan Sumatera Utara:4
1) Rasulullah SAW;
2) Sayyidina Abu Bakar Siddiq r.a;
3) Sayyidina Salman Al Farisi r.a;
4) Sayyidina Qasim bin Muhammad bin Abu Bakar Siddiq r.a;
5) Sayyidina Ja’far Ash Shadiq r.a;
6) Arif Billah Sultanul Arifin Asysyaikh Thaifur bin Isa bin Adam bin
Sarusyan, yang dimasyhurkan namanya Syaikh Abu Yazid Al Bustami Quddusu
Sirruhu;
7) Arif Billah Syaikh Abu Hasan Ali bin A bu Ja’far Al Kharqani;
8) Arif Billah Syaikh Abu Ali AlFadhal bin Muhammad Aththusi Al
Farimadi;

4
Ibid.

5
9) Arif Billah Syaikh Abu Yaqub Yusuf Al Hamadani bin Ayyub bin Yusuf
bin Al Husain qs dengan nama lain A bin Al Husain qs dengan nama lain Abu Ali
Assamada bu Ali Assamadani;
10) Arif Billah Syaikh Abdul Khaliq AlFajduwani Ibnu Al Imam Abdul Jamil;
11) Arif Billah Syaikh Ar Riwikari;
12) Arif Billah Syaikh Mahmud Al Arif Billah Syaikh Mahmud Al Injiri
Faghnawi Injiri Faghnawi8;
13) Arif Billah Syaikh h Ali ArRamitani yang dimasyhurkan namanya dengan
Syaikh Azizan qs;
14) Arif Billah Syaikh Muhammad Baba Assamasi;
15) Arif Billah Syaikh Sayyid Amir Kulal bin Sayyid Hamzah;
16) Arif Billah Syaikh Sayyid Bahauddin Muhammad bin Muhammad bin
Muhammad Asysyarif Al-Husaini Al Hasani Al Uwaisi Al Bukhari, yang
dimasyhurkan namanya Assyaikh Bahauddin Naqsyabandi;
17) Arif Billah Syaikh Muhammad Al Bukhari Al Khawarizumi yang
dimasyhurkan namanya dengan Asysyaikh Alauddin alAththar
18) Arif Billah Syaikh Ya’kub Al Jarkhi;
19) Arif Billah Syaikh Nashiruddin Ubaidullah Al Ahrar Assamarqandi bin
Mahmud bin Shihabuddin;
20) Arif Billah Syaikh Muhammad Azzahid;
21) Arif Billah Syaikh Darwis Muhammad Samarqandi;
22) Arif Billah Syaikh Muhammad Al Khawajaki Al Amkani Assamarqandi;
23) Arif Billah Syaikh Muayyiddin Muhammad Al Baqi Billah;
24) Arif Billah Syaikh Ahmad Al Faruqi Assirhindi;
25) Arif Billah Syaikh Muhammad Ma’shum;
26) Arif Billah Syaikh Muhammad Saifuddin;
27) Arif Billah Syaikh Asysyarif Nur Muhammad AlBadwani;
28) Arif Billah Syaikh Syamsuddin Habibullah Jani Janani Muzhir Al ‘Alawi;
29) Arif Billah Syaikh Abdullah Addahlawi;
30) Arif Billah Maulana Asysyaikh Dhiyauddin Khalid AlUtsmani AlKurdi;
31) Arif Billah Sirajul Millah Waddin Asysyaikh Abdullah Affandi;
32) Arif Billah illah Syaikh Sulaiman AlQarimi;
33) Arif Billah Syaikh Sulaiman Azzuhdi;
34) Arif Billah Sayyidi Syaikh Ali Ridha;
6
35) Arif Billah Syaikh Muhammad Hasyim AlKhalidi;
36) Arif Billah Sayyidi Syaikh Kadirun Yahya Muhammad Arif Billah
Sayyidi Syaikh Kadirun Yahya Muhammad Amin Al Khalidi min Al Khalidi. 5

C. SISTEM DAN CIRI TAREKAT NAQSYABANDIYAH


Dzikir qalbu yaitu dzikir yang tersembunyi di dalam hati, tanpa suara dan
kata-kata. Dzikir ini hanya memenuhi qalbu dengan kesadaran yang sangat dekat
dengan Allah, seirama dengan detak jantung serta mengikuti keluar masuknya nafas.
Dzikir qalbu atau dzikir ismu dzat adalah dzikir kepada Allah dengan menyebut
Allah, Allah, Allah secara sirr atau khafi (dalam hati) dzikir ini juga disebut dengan
dzikir lathaif yang merupakan ciri khas tarekat Naqsyabandiyah. 6 Silsilah sanad
ajaran tarekat muktabaroh yang bersumber dari Nabi Muhammad SAW melalui jalur
Abu Bakar As Shiddiq ra adalah tarekat Naqsyabandi. Naqsyabandi. Mursyid
Mursyid tarekat tarekat Naqsyabandiyah Naqsyabandiyah di Indonesia Indonesia
yang mempunyai sanad sampai kepada Rasululullah mel mempunyai sanad sampai
kepada Rasululullah melalui Abu Bakar As Shiddiq Abu Bakar As Shiddiq adalah
Prof. Dr. Sayyidi Syaikh Kadirun Yahya MA, pemimpin tarekat Naqsyabandi Al
Khalidiyah y Naqsyabandi Al Khalidiyah yang berpusat di Medan. ang berpusat di
Medan.7 Kebanyakan tarekat mengaitkan silsilah mereka kepada Rasulullah SAW
melalui sahabat Ali bin Abi Thalib, kecuali Naqsyabandi.
Azaz Tarekat Naqsyabandiyah
a. Azaz ‘Abd al-Khaliq Ghujduwani8
1) Hush Dar Dam (sadar sewaktu bernafas) Suatu latihan konsentrasi: sufi
yang bersangkutan harus sadar setiap menarik nafas, dan ketika berhenti sebentar di
antara keduanya. Perhatian pada nafas dalam keadaan sadar akan Allah, memberikan
kekuatan spiritual dan membawa orang lebih hampir kepada Allah; lupa atau kurang
perhatian berarti kematian spiritual dan membawa orang jauh dari Allah.
2) Nazar Bar Qadam (menjaga langkah) Sewaktu berjalan, sang murid
haruslah menjaga langkahlangkahnya, sewaktu duduk memandang lurus ke depan,

5
M. Dean Muflikhin, S.Pd.I dkk, Akhlak Program Keagamaan, (Mojokerto: Mutiara Ilmu, 2008), hal. 41
6
M. Dean Muflikhin, S.Pd.I dkk, Akhlak Program Keagam Akhlak Program Keagamaan, (Mojokerto:
Mutiara Ilmu, 2008), hal. 46
7
Ibid.
8
M. Dean Muflikhin, S.Pd.I dkk, Akhlak Program Keagam Akhlak Program Keagamaan , (Mojokerto:
Mutiara Ilmu, 2008), hal. 21

7
demikianlah agar supaya tujuan-tujuan (ruhani) – nya tidak dikacaukan oleh segala
hal di sekililingnya yang tidak relevan.
3) Safar Bar Qadam (melakukan perjalanan di tanah kelahirannya) Melakukan
perjalanan batin, yakni meninggalkan segala bentuk ketidaksempurnaannya sebagai
manusia menuju kesadaran akan hakikatnya sebagai makhluk mulia atau dengan
penafsiran lain: suatu perjalanan perjalanan fisik, melintasi melintasi sekian negeri,
negeri, untuk mencari mencari mursyid mursyid sejati, sejati, kepada siapa seseorang
sepenuhnya pasrah dan dialah yang akan menjadi perantara dengan Allah.
4) Khalwat Dar Anjuman (sepi di tengah keramaian) Khalwat bermakna
menyepinya seorang pertapa, anjuman dapat berarti berarti perkumpulan
perkumpulan tertentu. tertentu. Beberapa Beberapa orang mengartikan mengartikan
asas ini sebagai “menyibukkan diri dengan terus-menerus membaca dzikir tanpa
memperhatikan hal-hal lainnya bahkan sewaktu berada di tengah di tengah keramaian
orang ”; yang lain mengartikan sebagai perintah untuk turut serta secara aktif dalam
kehidupan bermasyarakat sementara pada waktu yang sama hatinya tetap terpaut
kepada Allah dan wara.
5) Yad Kard (ingat, menyebut)35 Terus-menerus mengulangi nama Allah,
dzikir tauhid (la ilaha illallah), atau dzikir lainnya yang diberikan oleh guru seseorang
dalam hati atau dengan lisan. Oleh sebab itu, bagi penganut Naqsyabandiyah, dzikir
itu tidak dilakukan sebatas berjamaah ataupun sendirian sehabis shalat, tetapi harus
terus-menerus, agar di dalam hati bersemayam kesadaran akan Allah yang permanen.
6) Baz Gasyt (kembali, memperbarui) Demi mengendalikan hati supaya tidak
condong kepada hal-hal yang menyimpang (melantur), sang murid harus membaca
setelah dzikir tauhid atau ketika berhenti sebentar di antara dua nafas, dengan
membaca ilahi anta maqsudi wa ridlaka mathlubi (Ya Tuhanku, Engkaulah tempatku
memohon dan keridhaan-Mulah yang kuharapkan). Sewaktu mengucapkan dzikir, arti
dari kalimat ini haruslah senantiasa berada di hati seseorang untuk mengarahkan
perasaannya yang halus kepada Tuhan perasaannya yang halus kepada Tuhan
semata. semata.
7) Nigah Dasyt (waspada) Yaitu menjaga pikiran dan perasaan terus-menerus
sewaktu melakukan dzikir tauhid, untuk mencegah agar pikiran dan perasaan tidak
menyimpang dari kesadaran yang tetap akan Tuhan, dan untuk memelihara pikiran
dan perilaku seseorang agar sesuai dengan makna kalimat tersebut.

8
8) Yah Dasyt (mengingat kembali) Penglihatan yang diberkahi secara
langsung menangkap Zat Allah, yang berbeda dari sifat-sifat dan nama-namanya;
mengalami bahwa segalanya berasal dari Allah Yang Esa dan beraneka ragam ciptaan
terus berlanjut ke tak berhingga. Penglihatan ini ternyata hanya mungkin dalam
keadaan jadzbah, itulah derajat ruhani tertinggi yang bisa dicapai.

b. Azaz Tambahan dari Bahaudin Naqs Azaz Tambahan dari Bahaudin


Naqsyabandi9
1) Wuquf fii Zamani (memeriksa penggunaan waktu seseorang) Mengamati
secara teratur bagaimana seseorang menghabiskan waktunya. (Al-Kurdi menyarankan
agar ini dikerjakan setiap dua atau tiga jam). Jika seseorang secara terus-menerus
sadar dan tenggelam dalam dzikir, dan melakukan perbuatan terpuji, hendaklah
berterimakasih berterimakasih kepada Allah, jika seseorang seseorang tidak ada
perhatian perhatian atau lupa atau melakukan perbuatan berdosa, hendaklah ia
meminta ampun kepada-Nya.
2) Wuquf fi’Adadi (memeriksa hitungan dzikir seseorang) Dengan hati-hati
beberapa kali seseorang mengulangi kalimat dzikir (tanpa pikirannya mengembara ke
mana-mana). Dzikir itu diucapkan dalam jumlah hitungan ganjil yang telah ditetapkan
sebelumnya.
3) Wuquf fi Qalbi (menjaga hati tetap terkontrol) Dengan membayangkan hati
seseorang (yang di dalamnya secara batin dzikir ditempatkan) ditempatkan) berada di
hadirat hadirat Allah, maka hati itu tidak sadar akan yang lain kecuali Allah, dan
dengan demikian perhatian seseorang secara sempurna selaras dengan dzikir dan
maknanya. Para guru tarekat ini menganjurkan untuk membayangkan gambar hati
dengan nama Allah terukir di atasnya.

9
M. Dean Muflikhin, S.Pd.I dkk, Akhlak Program Keagam Akhlak Program Keagamaan, (Mojokerto:
Mutiara Ilmu, 2008), hal. 21-22

9
D. WIRID DAN DZIKIR TAREKAT NAQSYABANDIYAH
Teknik dasar Naqsyabandiyah, seperti kebanyakan tarekat lainnya, adalah
dzikir yaitu berulang-ulang menyebut nama Tuhan ataupun menyatakan kalimat la
ilaha illallah. Tujuan latihan itu ialah untuk mencapai kesadaran akan Tuhan yang
lebih langsung permanen.10
a) Tarekat Naqsyabandiyah membedakan dirinya dengan aliran lain dalam hal
dzikir yang lazimnya adalah dzikir diam (khafi, “tersembunyi”, atau qalbi, “dalam
hati”).
b) Jumlah hitungan dzikir yang mesti diamalkan lebih banyak pada Tarekat
Naqsyabandiyah daripada tarekat lain. Dzikir dapat dilakukan baik secara berjamaah
maupun sendiri-sendiri, tetapi mereka yang tinggal dekat seseorang syekh cenderung
ikut serta secara teratur dalam pertemuan-pertemuan di mana dilakukan dzikir
berjamaah.
Di banyak banyak tempat pertemuan pertemuan semacam semacam itu
dilakukan dilakukan dua kali seminggu, seminggu, pada malam Jum’at dan malam
Selasa; di tempat lain dilaksanakan tengah hari sekali seminggu atau dalam selang
waktu yang lebih lama lagi. Dua dzikir dasar Naqsyabandiyah yang biasa diamalkan
adalah:11
1) Dzikir Dzikir Ism al-Dzat al-Dzat , mengingat yang haqiqi yakni
pengucapan asma Allah berulang-ulang berulang-ulang dalam hati, ribuan kali
(dihitung (dihitung dengan tasbih), tasbih), sambil memusatkan perhatian kepada
Tuhan semata.
2) Dzikir Dzikir Tauhid Tauhid , mengingat keesaan. Disebut juga dzikir
tahlil atau dzikir nafty wa itsbat . Terdiri atas bacaan perlahan disertai dengan
pengaturan nafas, kalimat la ilaha illa llah, yang dibayangkan seperti menggambar
jalan (garis) (garis) melalui melalui tubuh. Bunyi la permulaan permulaan digambar
digambar dari daerah pusat terus ke hati sampai ke ubun-ubun. Bunyi ubun-ubun.
Bunyi Ilaha turun ke kanan dan berhenti berhenti pada ujung bahu kanan. Di situ,
kata berikutnya, berikutnya, illa dimulai dengan turun melewati bidang dada, sampai
ke jantung, dan ke arah jantung jantung inilah kata Allah dihujamkan dihujamkan

10
M. Dean Muflikhin, S.Pd.I dkk, Akhlak Program Keagamaa Akhlak Program Keagamaan, (Mojokerto:
Mutiara Ilmu, 2008), hal. 22
11
Ibid.

10
dengan sekuat tenaga. tenaga. Orang membayangkan jantung itu mendenyutkan nama
Allah dan membara, memusnahkan segala kotoran.
3) Dzikir Dzikir Latha’if Latha’if . Dengan dzikir ini, orang memusatkan
kesadarannya (dan membayangkan nama Allah itu bergetar dan memancarkan panas)
berturut-turut berturut-turut pada tujuh titik halus pada tubuh. Titik-titik Titik-titik
ini, lathifah (jamak latha’if ), adalah qalb (hati), terletak selebar dua jari di bawah
puting susu kiri; ruh (jiwa), selebar dua jari puting susu kiri; ruh (jiwa), selebar dua
jari di atas susu kanan; atas susu kanan; sirr (nurani terdalam), selebar dua jari di atas
puting susu kanan; khafi (kedalaman tersembunyi), dua jari di atas puting susu kanan;
akhfa (kedalaman paling tersembunyi), di tengah dada; dan nafs nathiqah (akal budi),
di otak belahan pertama. belahan pertama. Lathifah ketujuh, Lathifah ketujuh, kull
jasad sebetulnya tidak merupakan titik tetapi luasnya meliputi seluruh tubuh. Bila
seseorang telah mencapai tingkat dzikir yang sesuai dengan lathifah terakhir ini,
seluruh tubuh akan bergetar dalam Tuhan. 12
Pembacaan tidaklah berhenti pada dzikir; pembacaan aurad (Indonesia: wirid),
meskipun tidak wajib, sangatlah dianjurkan. Aurad merupakan doa doa pendek atau
formula-formula untuk memuja Tuhan dan atau memuji Nabi Muhammad, dan
membacanya dalam hitungan sekian kali pada jam-jam yang sudah ditentukan
dipercayai akan memperoleh keajaiban, atau paling tidak secara psikologis akan
mendatangkan manfaat. Seorang murid dapat saja diberikan wirid khusus untuk
dirinya sendiri oleh syekhnya, untuk diamalkan secara rahasia (diam-diam) dan tidak
boleh diberitahukan kepada orang lain; atau seseorang dapat memakai kumpulan
aurad yangt sudah diterbitkan.
Naqsyabandiyah tidak mempunyai kumpulan aurad yang unik. Kumpulan-
kumpulan yang dibuat kalangan lain bebas saja dipakai; dan kaum Naqsyabandiyah
di tempat yang la yang lain dan pada masa yang berbeda berbeda memakai memakai
aurad yang berbeda-beda. Penganut Naqsyabandiyah di Turki, umpamanya, sering
memakai Al-Aurad Al-Fathiyyah, dihimpun oleh Ali Hamadani, seorang sufi yang
tidak memiliki persamaan sama sekali dengan kaum Naqsyabandiyah. 13

12
Ibid.
13
M. Dean Muflikhin, S.Pd.I dkk, Akhlak Program Keagam Akhlak Program Keagamaan, (Mojokerto:
Mutiara Ilmu, 2008), hal. 22-23

11
BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Berdasarkan uraian dari pembahasan di atas, maka dapat diambil beberapa kesimpulan
sebagai berikut:
1. Tarekat Naqsyabandiyah didirikan oleh seorang ulama besar yang bernama Muhammad
bin Muhammad Baha’ al-Din al-Uwaisi al-Bukhari Naqsyabandi atau biasa dikenal dengan
sebu Naqsyabandi atau biasa dikenal dengan sebutan Baha tan Baha’ al-Din.
2. Tarekat Naqsyabandiyah adalah satu-satunya yang bersumber dari Nabi Muhammad SAW
melalui Khalifah Muslim pertama Abu Bakar ashShiddiq r.a.
3. Tarekat Naqsyabandiyah merupakan tarekat terbesar di dunia dan paling berpengaruh di
berpengaruh di Indonesia khususnya Indonesia khususnya di daerah Sumatra, Sumatra, Jawa
(sejak abad 19) dan Sulawesi.
4. Dzikir qalbu atau dzikir ismu atau juga disebut dengan dzikir lathaif adalah ciri khas
tarekat Naqsyabandiyah.

B. SARAN
Demikian yang dapat penyusun paparkan mengenai materi yang menjadi pokok
bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya,
karenaterbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya
dengan judul makalah ini. Penyusun banyak berharap para pembaca yang budiman dapat
memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penyusun demi sempurnanya
makalahini dan penulisan makalah di kesempatan- kesempatan berikutnya. Semoga makalah
ini berguna bagi penyusun pada khususnya juga para pembaca yang budiman pada umumnya.

12
DAFTAR PUSTAKA

Junalia, Dr. Nafis. 2011. Tarekat dan Dinamika Dakwah pada Abad Pertengahan Islam.
Semarang: Walisongo Press.
Muflikhin, M. Dean dkk. 2008. Akhlak Akhlak Program Program Keagamaan
Keagamaan. Mojokerto: Mutiara Ilmu.
Solihin, M. dan Anwar, M. Rosyid. 2005. Akhlak Tasawuf . Bandung: Penerbit Nuansa.
Toriquddin, H. Moh. 2008. Sekularitas Tasawuf: Membumikan Tasawuf dalam Dunia
Modern. Malang: UIN-Malang Press.
Triminingham, J.S. 1971. The Sufi Orders in Islam. Oxford: Oxford University Press.

13

Anda mungkin juga menyukai