MAKALAH
Disusun guna untuk memenuhi tugas struktur pada mata kuliah sejarah
peradaban islam periode pertengahan
Dosen Pengampu: Sidik Fauzi,M.Hum.
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
2. Rumusan Masalah
Dari uraian di atas yang menjelaskan sedikit tentang taeraktat kami
memberikan rumusan masalah sebagai berikut:
1
1. Apa pengertian tarekat itu?
2. Siapa pendiri dan perkembangan tarekat suhrawardiyah?
3. Bagaimana ajaran-ajaran tarekat suhrawardiyah?
3. Tujuan Penulisan
Dari uraian di atas yang menjelaskan sedikit tentang taeraktat kami
memberikan tujuan penulisan sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian tarekat.
2. Untuk mengetahui siapa pendiri dan perkembangan tarekat
suhrawardiyah.
3. Untuk mengetahui ajaran-ajaran tarekat suhrawardiyah.
4. Manfaat Penulisan
Dalam ranah teoritis, penulisan makalah ini dapat dijadikan
sebagai bahan bacaan ilmiah bagi para pembaca. Sedangkan pada ranah
praktis, makalah ini dapat dijadikan sebagai bahan pembelajaran juga
rujukan yang ilmiah untuk penulisan dan pembahasan yang sama.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Tarekat
1
Ris’an Rusli, Tasawuf dan Tarekat, Jakarta:Rajawali Pers, 2013, Hal. 184
2
Ibid, Hal. 185
3
A. Bachrun Rifa’i dan Hasan Mud’is, Filsafat Tasawuf , Bandung: CV. Putaka Setia, 2010, Hal. 233
Dari beberapa definisi yang di paparkan oleh para ahli diatas secara
terminology, maka bisa dapat disimpulkan bahwa tarekat adalah
melakukan pengamalan yang berdasarkan syariat yang disertai dengan
ketekunan dalam beribadah sehingga sampai pada kedekatan diri dengan
Allah. Hal inilah yang menjadi tujuan utama dalam bertarekat yakni
kedekatan diri kepada Allah.
4
Kemudian Khalifah al-Nashir li-Dinillah (575-622 H/1180-1225 M)
mengangkat Syekh Syihab al-Din Abu Hafs Umar atau Syekh Suhrawardi
sebagai duta besarnya keberbagai istana para penguasa penting dan
membangun sebuah kahneqah yang luas untuknya di Baghdad. Kaum sufi
dari berbagai penjuru dunia berkumpul di Khaneqahnya untuk
mendapatkan bai’at darinya.Salah satunya Syekh Baha al-Din Zakariyya
(578 H/1182 M).
5
Sayyid Jalal al-Din Surkhposy yang dibuat oleh Baha al-Din. Ia aktif
dalam mancari hadist dan aktivitas keagamaan di punjab dan sindh.4
4
Chambert Loir (at.al), Op, hlm. 279
5
Amroeni Drajat, 2005, Suhrawardi Kritik Falsafah Paripatik, Jakarta: LKIS, hlm. 69
Qusyairiyyah, karena kitab Awariful Maarif merupakan ringkasan tentang
prinsip adab dalam Tasawuf.6
Maka dapat di rangkum bahwa ajaran dan ritual tarekat
Suhrawardiyah itu terdiri darai:
1. Ma’rifah, Yaitu mengenal Allah melalaui sifat-sifat Allah
dalam bentuk terinci dengan memahami bahwa Allah sajalah
Wujud Hakiki dan pelaku mutlak, Seperti memahami wujud
Allah melalaui kejadian dan musibah. Oleh karena itu,
Ma’rifah adalah menaruh kebenaran kepada perbuatan Allah
yang di awali dengan amalan-amalan, kemudian meningkatkan
kepada Ahwal, selanjutnya menjadi mahabbah kepada Allah
dalam pengabdian Allah.Ma’rifah itu terdiri dari berbagai
tingkatan, yaitu :
a. Setiap akibat yang timbul adalah berasal dari pelaku mutlak
(Allah).
b. Setiap akibat yang berasal dari pelaku mutlak adalah hasil
dari sifat tertentu yangdi miliki Allah.
c. Dalam keagungan setiap sifat Allah, diketahui maksud dan
tujuan Allah.
d. Sifat ilmu Allah, Diketahui dalam ma’rifah nya sendiri.
2. Faqr, yaitu tidak memiliki harta, seorang penepuh jalan
hakikat tidak akan sampai ke tujuan, kecuali ia sudah melewati
tahab kezuhudan. Dalam hal ini ada beberapa golongan faqr,
yaitu :
a. Mereka yang memandang dunia dan harta bukan sebagai
kekayaan.
b. Merekah yang tidak menghitung amal-amal dan ibadahnya,
meski semua itu bersumber dari dirinya dan tidak
mengharapkan ganjaran apa pun
7
6
Ibid, Hal 291-292
c. Mereka yang dengan kedua sifat ini tidak memandang hal
dan maqamnya, semua itu merekah pandang sebagai
anugrah Allah.
d. Mereka yang tidak menganggapzat dan eksistensi mereka
sendiri sebagai milik mereka.
3. Tawwakul, yaitu mempercayakan segala urusan kepada pelaku
mutlak Allah, memepercayakan jaminan rezeki kepadanya.
Tawakal terbagi menjadi dua, yang pertama Tawakkul al-
inayah, artinya tawakal dalam anugrah Allah. yang kedua
Tawakul al-Kifayah, artinya tawakal dalam keindahan dan
kehendak Allah, bukan tawakal dalam kecukupan.
4. Mahabbah, yaitu artinya cinta kepada Allah, ini merupakan
pijakan bagi segenap kemuliaan hal, seperti taubat adalah dasar
bagi kemuliaan maqam. Ada dua jenis mahabbah yaitu:
a. Mahabbah ‘am yaitu mahabbah yang memiliki sifat yang
banyak, salah satunya yaitu kecenderungan hati untuk
memperhatikan keindagan sifat-sifat.
b. Mahabbah Khas yaitu mahabbah yang memiliki banyak
sifat diantaranya adalah kecenderugan jiwa untuk
menyaksikan keindahan zat.
5. Fana dan Baqa’, fana yang artinya akhir dari perjalanan
menuju Allah. sedangkan baqa’ artinya awal perjalanan dalam
Allah.
8
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
9
DAFTAR PUSTAKA
A.Bachrun Rifa’i dan Hasan Mud’is, Fisafat Tasawuf, Bandung: Cv. Pustaka
Setia, 2010.
Abdussalam Alwi al-Hinduan, tarekat adalah perintah allah swt, Cahaya Ilmu
Publisher.
http://al-asfa.blogspot.co.id/2015/08/tarikat -suhrawardiyah-dan-ajarannya.html.
http://www.academia.edu/7216163/Mistisme_di_India.
10