Anda di halaman 1dari 11

TAREKAT SUHRAWARDIYAH

MAKALAH

Disusun guna untuk memenuhi tugas struktur pada mata kuliah sejarah
peradaban islam periode pertengahan
Dosen Pengampu: Sidik Fauzi,M.Hum.

Oleh Kelompok: XIX

Ilham Aji Pradana :1717503012

Imam Bisri Mustofa :1717503013

PROGRAM STUDI SEJARAH PERADABAN ISLAM


FAKULTAS USHULUDIN, ADAB DAN HUMANIORA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
PURWOKERTO
2018
BAB 1

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Sejak awal kemunculannya, tarekat terus mengalami


perkembangan dan penyebarluasan ke berbagai negara, sejalan dengan
tumbuh dan berkembangnya aliran-aliran didalam tarekat. Dalam kitab
Dairatul Ma’arif al Islamiyah di sebutkan ada 163 aliran tarekat, yang
salah satuya diantaranya memiliki 17 cabang. Sementara Syekh
Muhammad Taufiq Al-Bakri dalam kitabnya Baitus Shiddiq,
menyebutkan aliran-aliran tarekat di dunia islam yang lama dan baru,
kurang lebih sekitar 124 aliran tarekat. Dari sekian banyak aliran tersebut,
oleh Jam’iyyah Ahli At-Thariqah Al- Mu’tabarah An Nahdliyah di di
kelompokkan menjadi Mu’tabarah dan Ghoiru Mu’tabarah. Yang di
maksud Mu’tabarah adalah aliran tatrekat yang memiliki sanad yang
muttasil (bersambung) sampai ke pada Rasululloh. Beliau menerimanya
dari malaikat Jibril AS. danmalaikat Jibril dari Allah SWT. Sehingga dapat
diikuti dan di kembangkan yang jumlahnya ada 43 aliran tarekat.
Sedangkan Thariqah Ghoiru Mu’tabarah adalah aliran yang tidak memiliki
kriteria seperti Thariqah Mu’tabarah, dan jumlahnya adalah sisanya yang
ada.

Disini kami akan menyampaikan secara lebih detail mengenai


salah satu Thariqah yang Mu’tabarah yaitu Thareqah Suhrawardiyah
dimana thariqah ini mengajarkan tasawuf secara teoritas kepada murid-
muridnya dan pengamalan thareqah secara praktis, khususnya kepada
mereka yang ingin memasuki jalan thariqah ini.

2. Rumusan Masalah
Dari uraian di atas yang menjelaskan sedikit tentang taeraktat kami
memberikan rumusan masalah sebagai berikut:
1
1. Apa pengertian tarekat itu?
2. Siapa pendiri dan perkembangan tarekat suhrawardiyah?
3. Bagaimana ajaran-ajaran tarekat suhrawardiyah?
3. Tujuan Penulisan
Dari uraian di atas yang menjelaskan sedikit tentang taeraktat kami
memberikan tujuan penulisan sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian tarekat.
2. Untuk mengetahui siapa pendiri dan perkembangan tarekat
suhrawardiyah.
3. Untuk mengetahui ajaran-ajaran tarekat suhrawardiyah.
4. Manfaat Penulisan
Dalam ranah teoritis, penulisan makalah ini dapat dijadikan
sebagai bahan bacaan ilmiah bagi para pembaca. Sedangkan pada ranah
praktis, makalah ini dapat dijadikan sebagai bahan pembelajaran juga
rujukan yang ilmiah untuk penulisan dan pembahasan yang sama.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Tarekat

Ada beberapa definisi terkait masalah tarekat, yang pertama dalam


tijauan etimologi bahwa tarekat yang berasal dari bahasa arab yaitu al-
Tharq, jamaknya al-Thuruq merupakan isim Musytaraq, yangsecara
etimologi berarti jalan, tempat lalu atau metode.1

Sedangkan menurut terminology ada beberapa ahli mendefinisikan


tentang tarekat, diantaranya yaitu :

a. Abu Bakar Aceh


Tarekat adalah petunjuk dalam melaksanakan suatu ibadah sesuai dengan
ajaran yang ditentukan dan diajarkan oleh rasul, dikerjakan oleh sahabat
dan tabiin, turuntemurun sampai sampai guru-guru sambung menyambung
dan rantai-berantai. Atau suatu cara mengajarkan dan mendidik, yang
akhirnya meluas menjadi kumpulan kekeluargaan yang mengikat penganut
sufi, untuk memudahkan menerima ajaran dan latihan dari para pemimpin
dalam suatu ikatan.
b. Harun Nasution
Mendefinisikan tarekat itu sebagai jalan yang harus ditempuh oleh orang
sufi, dengan tujuan untuk berda sedekat mungkin dengan Allah.2
c. Syekh Muhammad Amin Kurdy
Mendefinisikan tarekat adalah sebagai pengamalan syariat dan
melaksanakan ibadah dan menjahuikan diri dari sikap mempermudah pada
apa yang memang tidak boleh dipermudah.3

1
Ris’an Rusli, Tasawuf dan Tarekat, Jakarta:Rajawali Pers, 2013, Hal. 184
2
Ibid, Hal. 185
3
A. Bachrun Rifa’i dan Hasan Mud’is, Filsafat Tasawuf , Bandung: CV. Putaka Setia, 2010, Hal. 233
Dari beberapa definisi yang di paparkan oleh para ahli diatas secara
terminology, maka bisa dapat disimpulkan bahwa tarekat adalah
melakukan pengamalan yang berdasarkan syariat yang disertai dengan
ketekunan dalam beribadah sehingga sampai pada kedekatan diri dengan
Allah. Hal inilah yang menjadi tujuan utama dalam bertarekat yakni
kedekatan diri kepada Allah.

B. Pendiri dan perkembangan Tarekat Suhrawardiyah

Suhrawardiyah adalah nama sebuah Thariqah yang dinisbatkan


kepada Abu Najib As Suhrawardi (490-563), dan anak saudaranya Syekh
Syihab al-Din Abu Hafs Umar ibn Abdillah Ad Suhrawardi yang lahir di
suhraward pada tahun (539 H/ 1145 M) atau (549 H/ 1153 M) dan wafat di
Baghdad pada tahun (632 H/1234 M) atau pada 29 Juli 578 H/ 1191 M.
Kedua sufi ini dianggap sebagai pendiri Thariqah Suhrawardiyah yang
berkembang pesat di persia. Keduanya banyak mengajarkan tasawuf
secara secara teoritas kepada murid-muridnya dan pengamalan tarekat
secara praktis, khususnya kepada mereka yang ingin memasuki jalan
thariqah ini.

Syekh Suhrawardi pada mulanya memperoleh bimbingan agama


dan thariqah dari pamanya, Syekh Dhiya Abu al-Najib Suhrawardi (490-
622 H/1097-1225 M), yang membangun sebuah pondok di Tigris. Setelah
itu ia pergi ke Bashrah dan Baghdad, unruk menimba berbagai
pengetahuan dari sejumlah Syaikh, dianytaranya beliau belajar dengan
Syaikh Abdul Qadir Jailani, Syaikh Abu Muhammad bin Abdillah, dan
Syaikh Abul Qhasim bin Fadlan. Setelah beliau bertekun untuk
pemantapan pengamalan ajaran-ajaran Thariqah yang beliau terima,
beliaupun tampil sebagai seorang Syaikh terkemuka, yang siap
memberikan bimbingan maupun latihan-latihan kepada orang-orang yang
cenderung menempuh jalan thariqah dan tasawuf.

4
Kemudian Khalifah al-Nashir li-Dinillah (575-622 H/1180-1225 M)
mengangkat Syekh Syihab al-Din Abu Hafs Umar atau Syekh Suhrawardi
sebagai duta besarnya keberbagai istana para penguasa penting dan
membangun sebuah kahneqah yang luas untuknya di Baghdad. Kaum sufi
dari berbagai penjuru dunia berkumpul di Khaneqahnya untuk
mendapatkan bai’at darinya.Salah satunya Syekh Baha al-Din Zakariyya
(578 H/1182 M).

Di multan, para sufi serta ulama terkemuka, banyak yang


menentang Syaikh Baha al-Din, tetapi, tingkat keilmuan serta posisi
istimewahnya diantara murid-muridnya Syaikh Syihab al-din Suhrawardi,
dapat dengan segera membuatnya menjadi seorang tokoh terkemuka di
multan. Ia sengat menganjurkan kaum sufi mencari bimbingan dari
sejumlah pir yang berbeda, melainkan fari satu pir saja. Ia juga sangat
menekankan pentingnya sholat wajib dan menomor duakan sholat sunnah
dan dzikir.

Syaikh Baha al-Din meninggal di multan, 66 H/1262 M. Ia


digantikan oleh anaknya sendiri, yaitu Syaikh Shadr al-Din’Arif 9w. 735
H/13334 M), setelah berhasil menghidupakan kembali kejayaan politik
dan spiritual kakeknya. Ia sangat dihormati oleh raja-raja yang
memperintah di kesultanan Delhi, sejak pemerintahan sultan Ala al-Din
Khalji (695-715 H/1296-1316 M) hingga kematiannya, yaitu pada masa
pemerintahan sultan Muhammad ibn Tuhgluq (725 H/1325 M).

Baha al-Din Zakariyya sangat menyukai musik dan nyanyian,


terutama ghazal ciptaan Iraqi, yang sampai sekarang di nyanyikan di
sekitar makam Suhrawardi di multam. Pewarisnya yang peling terkenal
yaitu cucunya Rukn al-Din (wafat 735 H/1334 M), Rukn al-Din
mempunyai murid bernama Jalal al-Din Bukhari (wafat 1292), cucu dari

5
Sayyid Jalal al-Din Surkhposy yang dibuat oleh Baha al-Din. Ia aktif
dalam mancari hadist dan aktivitas keagamaan di punjab dan sindh.4

Murid Syaikh Syihab al-Din Suhrawardi yang mempopulerkan


islam di Bengal adalah Syaikh Jalal al-Din Tabrizi. Setelah pindah ke
Bengal, ia mendirikan sebuah Khaneqa di Deva Mahal, bagian utara
bengal. Ia telah berhasil mengislamkan banyak orang Hindu dan Budha.
Pada tahun ke-8 H/14 M, Kashmir dijadikan sebagai pusat dari keagamaan
di punjab dan sindh.

Perkembangan ajaran Isyraqiyah Suhrawardi mampu menembus ke


luar negeri asalnya. Di india, ajaran suhrawardi berkembang melalui
terjemahan buku Hikmah al-Isyraq. Banyak Karya suhrawardi, terutama
karya utamanya, Hikmah al-Isyraq, di terjemahkan ke dalam bahasa
sankrit dan mendapatkan sambutan hangat terutama dari komunitas
penganut Zoroaster. Semangat mengagali ilmu pengetahuan di india
mengalami kemajuan yang signitif karena ditopang oleh penguasa yang
menaruh kepedulian yang cukup ternama, yaitu Syaikh Saif al-Din
Bakhrazi (wafat 658 H/1260 M), memerintah murudnya, yaitu Khawajah
Bard al-Din Samarqandi Firdausi, untuk menetap di delhi.5

C. Ajaran Tarekat Suhrawardiyah


Ajaran-ajaran tarekat Suhrawardiyah banyak dituangkan dalam
kitab Awariful Maarif, Karya Abu Hasf Umar Suhrawardi. Kitab ini sering
dipandang oleh berbagai kalangan sebagai kitab klasik dalam disiplin
tarekat yang banyak memiliki kandungan ensiklopedi dan sering dijadikan
rujukan oleh para sufi sesudahnya. Ruang lingkup kitab Awariful Maarif
lebih komprehensif dan lebih detail dari pada kitab Risalat kitab Al-

4
Chambert Loir (at.al), Op, hlm. 279
5
Amroeni Drajat, 2005, Suhrawardi Kritik Falsafah Paripatik, Jakarta: LKIS, hlm. 69
Qusyairiyyah, karena kitab Awariful Maarif merupakan ringkasan tentang
prinsip adab dalam Tasawuf.6
Maka dapat di rangkum bahwa ajaran dan ritual tarekat
Suhrawardiyah itu terdiri darai:
1. Ma’rifah, Yaitu mengenal Allah melalaui sifat-sifat Allah
dalam bentuk terinci dengan memahami bahwa Allah sajalah
Wujud Hakiki dan pelaku mutlak, Seperti memahami wujud
Allah melalaui kejadian dan musibah. Oleh karena itu,
Ma’rifah adalah menaruh kebenaran kepada perbuatan Allah
yang di awali dengan amalan-amalan, kemudian meningkatkan
kepada Ahwal, selanjutnya menjadi mahabbah kepada Allah
dalam pengabdian Allah.Ma’rifah itu terdiri dari berbagai
tingkatan, yaitu :
a. Setiap akibat yang timbul adalah berasal dari pelaku mutlak
(Allah).
b. Setiap akibat yang berasal dari pelaku mutlak adalah hasil
dari sifat tertentu yangdi miliki Allah.
c. Dalam keagungan setiap sifat Allah, diketahui maksud dan
tujuan Allah.
d. Sifat ilmu Allah, Diketahui dalam ma’rifah nya sendiri.
2. Faqr, yaitu tidak memiliki harta, seorang penepuh jalan
hakikat tidak akan sampai ke tujuan, kecuali ia sudah melewati
tahab kezuhudan. Dalam hal ini ada beberapa golongan faqr,
yaitu :
a. Mereka yang memandang dunia dan harta bukan sebagai
kekayaan.
b. Merekah yang tidak menghitung amal-amal dan ibadahnya,
meski semua itu bersumber dari dirinya dan tidak
mengharapkan ganjaran apa pun
7

6
Ibid, Hal 291-292
c. Mereka yang dengan kedua sifat ini tidak memandang hal
dan maqamnya, semua itu merekah pandang sebagai
anugrah Allah.
d. Mereka yang tidak menganggapzat dan eksistensi mereka
sendiri sebagai milik mereka.
3. Tawwakul, yaitu mempercayakan segala urusan kepada pelaku
mutlak Allah, memepercayakan jaminan rezeki kepadanya.
Tawakal terbagi menjadi dua, yang pertama Tawakkul al-
inayah, artinya tawakal dalam anugrah Allah. yang kedua
Tawakul al-Kifayah, artinya tawakal dalam keindahan dan
kehendak Allah, bukan tawakal dalam kecukupan.
4. Mahabbah, yaitu artinya cinta kepada Allah, ini merupakan
pijakan bagi segenap kemuliaan hal, seperti taubat adalah dasar
bagi kemuliaan maqam. Ada dua jenis mahabbah yaitu:
a. Mahabbah ‘am yaitu mahabbah yang memiliki sifat yang
banyak, salah satunya yaitu kecenderungan hati untuk
memperhatikan keindagan sifat-sifat.
b. Mahabbah Khas yaitu mahabbah yang memiliki banyak
sifat diantaranya adalah kecenderugan jiwa untuk
menyaksikan keindahan zat.
5. Fana dan Baqa’, fana yang artinya akhir dari perjalanan
menuju Allah. sedangkan baqa’ artinya awal perjalanan dalam
Allah.

8
BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan

Harun Nasution mendefinisikan sebagai jalan yang harus ditempuh


oleh seorang sufi,dengan tujuan untuk berda sedekat mungkin dengan
Allah. Dari sekian banyak aliran tersebut, oleh Jam’iyyah Ahli At-
Thariqah Al-Mu’tabarah An-Nahdliyah dikelompokan menjadi
Mu’tabarah dan Ghairu Mu’tabarah. yang di maksud tariqah Mu’tabarah
adalah aliran tarikat yang memiliki sanad yang muttasil bersambung
sampai kepada Rasulallah. Beliau menerimanya dari malaikat jibril AS.
Dan malaikat jibril dari Allah SWT. Sehingga dapat di ikuti dan dapat
dikembangnkan yang jumlahnya ada 43 aliran tarekat. Sedangkan thareqah
Ghairu Mu’tabarah adalah aliran tarekat yang tidak memiliki kriteria
seperti thariqah Mu;tabarah.

Suhwardiyah adalah nama sebuah thareqah yang dinisbatkan


kepada Abu Najib As Suhrawadi dan anak saudaranya, Syayib al-Din Abu
Hafs Umar ibn Abdillah Ad Suhrawardi. Tahariqah ini mengajarkan
tasawuf secara teoritas kepada murid-muridnya dan pengamalan tarekat
secara praktis, khususnya bagi mereka yang ingin memasuki jalan thariqah
ini. Thariqah Suhrawardiyah juga mengajarkan tentang Dzikir,
muroqobah, tauhid dan daur.

9
DAFTAR PUSTAKA

Samsul Munir Amin, Ilmu Tasawuf, Jakarta: Amzah, 2015,Cet. Ke-03.

A.Bachrun Rifa’i dan Hasan Mud’is, Fisafat Tasawuf, Bandung: Cv. Pustaka
Setia, 2010.

Media zainul bahri, tasawuf mendamaikan duia, Erlanga, Jakarta, 2010.

Abdussalam Alwi al-Hinduan, tarekat adalah perintah allah swt, Cahaya Ilmu
Publisher.
http://al-asfa.blogspot.co.id/2015/08/tarikat -suhrawardiyah-dan-ajarannya.html.

http://www.academia.edu/7216163/Mistisme_di_India.

10

Anda mungkin juga menyukai