Anda di halaman 1dari 12

OLEH : NURRAHMI

EPISTEMOLOGI PEMIKIRAN
ISLAM ‘ABED AL-JABIRI
BIOGRAFI

Seorang filsuf muslim dan menjadi pemikir Arab


islam yang melahirkan banyak karya-karya yang
telah dibukukan.
Al Jabiri lahir pada tanggal 27 Desember tahun 1935
di kota Figuig, Maroko Tenggara.
Tumbuh dalam sebuah keluarga yang mendukung
partai Istiqlal (Istiqlal Party), sebuah partai yang
memperjuangkan kemerdekaan dan kesatuan
Maroko yang pada waktu itu ada di bawah koloni
Prancis dan Spanyol.
LATAR BELAKANG PENDIDIKAN

Pendidikan dasarnya dimadrasah hurrah wathaniyyah, sebuah


sekolah agama swasta.
Pendidikan menengah dari tahun 1951-1953 di Casablanca, disini
Al-Jabiri memperoleh diploma Arabic High School dalam bidang
ilmu pengetahuan (science section).
Pada tahun 1959 ia memulai studi filsafat di universitas Damaskus,
Syiria.
Kemudian lanjut ke jenjang magister pada tahun 1967 dan
mendapatkan gelar master dengan tesis yang berjudul “Filsafat
sejarah Ibn Khaldun”
 Pada tahun 1970 Al-jabiri menyelesaikan gelar Ph.D dengan
disetasi yang masih membahas seputar pemikiran Ibn Khaldun,
khususnya tentang fanatisme Arab.
KARYA KARYA AL JABIRI

Naqd al- ‘Aql al-’Arabi (A Critique of Arab Reason) yang


merupakan karya utamanya.
Fikr Ibn Khaldun, al-Ashabiyyah wa al-Daulah (1971),
merupakan buku pertama dari hasil disertasi doktoralnya.
Adlwa ala Musykil al-Ta’lim (1973)
At-Turats wa al Hadatsah (1991)
Al-khitab al-’Arab al-Mu’ashir (1992)
Ad-Dimuqrathiyyah wa Huquq al-Insan
Postradisionalisme Islam yang diterbitkan LKiS pada
tahun 2000
PEMIKIRAN AL JABIRI

Yang melatarbelakangi pemikiran aljabiri yaitu ketika


beliau membaca diskurus pemikiran kontemporer. Beliau
menemukan fakta bahwa pemikiran Arab pada masa 100
tahun yang lalu tidak mampu menggambarkan islam
secara utuh.
Turath dan Modernitas
 Kata Tradisi di ambil dari bahasa  Modernitas adalah gagasan modernitas
arab yaitu turats, tetapi di dalam bukan untuk menolak tradisi atau
al-Qur’an tidak dikenal turats memutus masa lalu, melainkan untuk
memperbaharui sikap serta pendirian
dalam pengertian tradisi kecuali
dengan mengandaikan pola hubungan
dalam arti peninggalan orang yang kita dengan tradisi dalam tingkat
telah meninggal. Karena yang kebudayaan modern.
dimaksud turats (tradsi) menurut  Konsep modernitas adalah dalam
al-Jabiri adalah sesuatu yang lahir rangka mengembangkan sebuah
pada masa lalu, baik masa lalu kita metode dan visi modern tentang
atau orang lain. Masa lalu itu jauh tradisi. Modernitas adalah sebuah
atau dekat da nada dalam konteks keharusan bagi seorang intelektual
ruang dan waktu. Tradisi adalah selain diri sendiri supaya dia mampu
produk periode tertentu yang menjelaskan segenap fenomena
berasal dari masa lalu dan kebudayaan serta tempat dimana
modernitas itu muncul.
dipisahan dari masa sekarang oleh
jarak waktu tertentu.
KRITIK NALAR ARAB

Kritik nalar arab adalah suatu system penyelidikan atau penelitain


terhadap susuatu (tradisi) masa lalu dengan kacamata nalar atau akal,
sehingga dengan pola tersebut mampu menyingkap hal-hal yang
tersembunyi menjadi nampak dengan wajah yang baru meskipun
asalnya dari yang lama.

Krtik nalar al-Jabiri terfokus pada nalar arab bukan nalar islam, dengan
pertimbangan bahwa ia membatasi jangkauan kritiknya pada tradisi
pemikiran yang menggunakan bahasa arab dan yang lahir dalam
lingkungan masyarakat arab dalam lingkungan geografis dan kultur
tertentu

Kritik ini ditujukan kepada kerangka dan mekanisme berpikir yang


mendominasi kebudayaan arab dalam babakan sejarah baru.
EPISTEMOLOGI AL JABIRI

Secara umum epistemologi menurut al-jabiri adalah stuktur


pengetahuan yakni proses pemerolehan ilmu pengetahuan
(iktisabu al-ma’rifat) sekaligus proses produksi
pengetahuan (intaju al-ma’rifat)
Metode yang digunakan dalam rangkan mencapai tujuan
epistemologi di atas adalah metode bayani, irfani, dan
burhani ‘ilmul yaqiin adalah pengetahuan burhani
disebutgolongon rasionalis, ‘ainil yaqiin adalah
pengetahuan bayani yang disebut sebagai golongon saintis,
haqqul yaqiin adalah pengetahuan langsung (‘iyan)
golongan arif.
Konsep Epistemologi Bayani, Burhani, dan Irfani Menurut Al-Jabiri

Menurut al-Jabiri definisi epistimologi adalah


sejumlah konsep, prinsip dasar dan aktivitas untuk
memperoleh pengetahuan dalam suatu era historis
tertentu, yaitu struktur bawah sadarnya. Ia berupaya
memperkenalkan pemikiran Islam sebagai sebuah
sistem, tepatnya sebagai episteme yang terwujud
dalam Nalar Bayani, Nalar ,Irfani, dan Nalar
Burhani.
 Bayani adalah sebuah model metodologi berfikir yang didasarkan atas teks.
Teks sucilah yang mempunyai otoritas penuh untuk memberikan arah dan arti
kebenaran, sedangkan rasio hanya berfungsi sebagai pengawal bagi
teramankannya otoritas teks tersebut.
 Irfani adalah model metodologi berfikir yang didasarkan atas pendekatan dan
pengalaman langsung (direct experience) atas realitas spiritual keagamaan.
Karena itu berbeda dengan sasaran bidik bayani yang bersifat eksoteris,
sasaran bidik irfani adalah aspek esoteris atau bangunan batin teks, dan karena
itu, rasio digunakan untuk menjelaskan pengalaman-pengalaman spiritual
tersebut.
 Burhani adalah model metodologi berfikir yang tidak didasarkan atas teks
maupun pengalaman, melainkan atas dasar keruntutan logika. Pada tahap
tertentu, keberadaan teks suci dan pengalaman spiritul dan hanya akan dapat
diterima jika sesuai dengan aturan logis.
Tabel Epistemologi Al-Jabiri

Unsur Epistemologi Uraian

Sumber pengetahuan Tadisi


Kritik Pemikiran Islam
Instrumen pengetahuan Menggunakanpendekatan historis,
Metodememperoleh objektivitas, dan kontinuitas
Pada tahap tertentu, keberadaan teks
Pengetahuan suci dan pengalaman spiritual hanya
Teori kebenaran dapat diterima jika sesuai dengan
aturan logis dengan kritik filsafat dan
Validasi dan kebenaran rasionalisme kritis.
pengetahuan Kebenaran pengetahuan bisa
divalidasi dengan menggunakan
episteme burhani
Relevansi epistemologi Al-Jabiri terhadap Pemikiran Islam

Gagasan gagasan epistemologi yang ditawarkan Al-Jabiri mengajak kita


untuk berpikir kritis atas apa yang di anggap sebagai “rujukan” dan “cara
merujuknya”. Hal demikian yang dibutuhkan adalah mengkombinasikan
antara “kritik masa lalu” agar terhindar dari manipulasi sejarah untuk
kepentingan sekarang, dan juga “kritik masa kini” agar tidak muncul upaya
penegasan ientitas serta apologi dalam berhadapan dengan konsep konsep
Barat yang dianggap asing.
Gagasan yang dilahirkan oleh Al-Jabiri bisa menjadi cara agar umat Islam
lebih terbuka dab objektif dalam menyikapi tradisi dan pemikiran keislaman.
Gagasan modernitas yang ditawarkan Al-Jabiri ini bukan untuk menolak
tradisi, atau memutus masa lalu, melainkan untuk meng-up grade sikap serta
pendirian . Dan karena itu, konsep modernitas adalah dalam rangka untuk
mengembangkan sebuah metode dan visi modern tentang tradisi. Sehingga ia
menjadi pesan perubahan , serta menghidupkan kembali perbagai mentalitas
dan norma pemikiran beserta apresiasinya.

Anda mungkin juga menyukai