Anggota :
1. Rully Inayah (171240000717)
2. Fima Aldian ( 171240000712)
3. Ni’matuh Hanifah (171240000716)
4. Nefia Safitri (171240000718)
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah,
Taufik dan Hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam
bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan
sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca.
Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi
makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami
miliki sangat kurang. Oleh kerena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk
memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Penulis
Daftar isi
BAB I
PENDAHULUAN
Islam merupakan agama peradaban yang membawa rahmat bagi semesta alam, bukan
agama teroris. Dengan misi inilah Allah mengutus Rasul-Nya, Muhammad S.AW,
sebagaimana di tegaskan dalam firman –Nya, ” dan Tiadalah Kami mengutus kamu,
melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam”.
Tiga hal penting yang seharusnya menjadi pegangan bagi setiap orang adalah: toleran,
moderat, dan akomodatif. Bagi orang muslim, keimanan yang hanya dibalut dengan simbo-
simbol tidaklah cukup. Orang yang telah beriman harus disempurnakan dengan amal dan
ibadah yang baik, serta perilaku yang terpuji (al-akhlaq al-karimah).
Akhir-akhir ini marak berkembang gerakan keagamaan yang disebut sebagai gerakan
salafi. Mereka sering mengklaim bahwa mereka hadir untuk menghidupkan kembali ajaran
ulama salaf untuk menyelamatkan umat dari ‘badai kesesatan’ yang melanda dunia islam saat
ini. Acapkali gerakan ini menegaskan bahwa kelompok selain mereka tidak memiliki jaminan
keselamatan. Tidak jarang pula mengklaim dirinya sebagai golongan yang selamat seperti
dinubuatkan oleh Nabi Muhammad SAW. Konsekuensi dari klaim ini adalah menafikan
kelompok yang lain. Maksudnya, hanya kelompok mereka yang dianggap benar, sedangkan
kelompok lainnya sesat.
Tentu saja, persoalan klaim yang mereka usung itu mengganggu ketentraman
kelompok lain yang telah mengikuti ajaran islam secara istiqomah dan konsisten. Bahkan
lebih dari itu, kelompok salafi juga meresahkan karena sering melontarkan tuduhan bid’ah,
syirik, dan kafir kepada kelompok yang tidak sepaham dengan mereka.
Pertanyaan mendasar yang harus diajukan di sini adalah : siapakah sebenarnya
kelompok salafi? Bagaimana komentar serta sikap para ulama terhadap mereka? Tulisan
ringan ini berusaha menjawab pertanyaan - pertanyaan tersebut secara objektif, ilmiah, dan
dapat dipertanggung jawabkan.
Dengan adanya sedemikian rupa perspektif akan Islam, dengan berbagai model dan
konsep ke-Islamannya, maka di sini kami akan menguraikan Ajaran Salafi, Wahabi, ikhwanul
muslimin dan hizbut tahrir, agar kita tahu, memahami, mengapa ada orang yang
mengharamkan tahlilan,Ziarah kubur, bertawasul, dan lain sebagainya.
Semoga memberi manfaat bagi kita, dan bagi para penulis khususnya, semoga Allah,
S.W.T , amal sederhana ini sebagai amal Shaleh di sisi-Nya, amiin.
a. Apa yang dimaksud dengan salafi wahabi, ikhwanul muslimin dan hizbut tahrir ?
2.1 Salafi-Wahabi
Kata Salafi adalah sebuah bentuk penisbatan kepada as-salaf, kata as-salaf sendiri
secara bahasa bermakna “orang-orang yang mendahului atau hidup pada zaman kita” .
Adapun makna terminologis As-Salaf adalah generasi yang dibatasi oleh sebuah sebuah
penjelasan Rasulullah S.A.W dalam hadisnya “Sebaik-baiknya manusia adalah(yang hidup)di
masaku, kemudian yang megikuti mereka (Tabi’ien), kemudian yang mengikuti mereka
(Tabi’at-Tabi’ien).” (H.R. Bukhari dan Muslim ).
Berdasarkan hadis ini yang dimaksud as-salaf adalah para sahabat Nabi S.A.W,
kemudian Tabi’ien(pengikut Nabi setelah masa Sahabat), lalu Tabi’at-Tabi’ien(pengikut Nabi
setelah masa Tabi’ien), termasuk didalamnya para Imam Mazhab, seorang salafi berarti
seorang yang mengaku mengikuti jalan para sahabat Nabi S.A.W, Tabi’in dan Tabi’ at-
Tabi’in dalam seluruh sisi ajaran dan pemahaman mereka.
Sampai disini, tampak jelas bahwa sebenarnya tidak ada masalah dengan arti salafi
ini, kerena pada dasarnya setiap muslim akan mengakui legalitas kedudukan para Sahabat
Nabi S.A.W. dan generasi terbaik umat Islam sesudahnya, Tabi’at-Tabi’in atau dengan kata
lain seorang muslim manapun sebenarnya sedikit banyak memiliki kadar ke-salafi-an dalam
dirinya, meskipun ia tidak pernah menggembor-gemborkan pengakuan bahwa ia seorang
salafi. Sebab, maksud dari salafi itu sendiri adalah Islam. Ini sama persis dengan pengakuan
dengan pengakuan kemusliman siapa pun yg terkadang lebih sering berhenti pada taraf
pengakuan belaka.
Namun demikian, saat ini penggunaan istilah salafi menjadi tercemari, karena
propaganda yang begitu gencar, istilah salafi saat ini menjadi mengarah kepada kelompok
gerakan Islam tertentu, di mana kelompok tersebut melakukan klaim dan mengaku-aku
sebagai satu-satunya kelompok salaf, terlebih lagi, karena cenderung menyimpang dari ajaran
Islam yang benar yang dianut oleh mayoritas umat Islam dari sejak zamam Rasulullah
S.A.W, hingga saat ini.
Kata Salafi adalah sebuah bentuk penisbatan kepada as-salaf, kata as-salaf sendiri
secara bahasa bermakna “orang-orang yang mendahului atau hidup pada zaman kita. Adapun
makna terminologis As-Salaf adalah generasi yang dibatasi oleh sebuah sebuah penjelasan
Rasulullah S.A.W dalam hadisnya
“Sebaik-baiknya manusia adalah (yang hidup) di masaku, kemudian yang megikuti
mereka (Tabi’ien), kemudian yang mengikuti mereka (Tabi’ at-Tabi’ien). ”(H.R. Bukhari dan
Muslim )”
Hasan Al-Banna lahir tahun 1906 di desa Mahmudiyah kawasan Buhairah Mesir.
Ayahnya bernama Syekh Ahmad Abdurrahman al-Banna adalah seorang ulama fiqih dan ahli
hadits. Masa hidup al-Banna tidak lama, yaitu hanya 43 tahun. Ia dibunuh pada 12 Februari
1949 oleh polisi Mesir, atas perintah Raja Farouk I.
Hassan Al Banna mengakui bahwa keputusannya mendirikan Jamaah Ikhwanul
Muslimin merupakan manifestasi dari sikap beliau dan sahabat-sahabatnya yang anti terhadap
kejahilan Ummat Islam.
Hizbut tahrir adalah gerakan politik yang didirikan oleh Taqqiyuddin an-Nabhani
(1905-1978 M). Tujuan utamanya adalah mendirikan kepemimpinan tunggal umat Islam
yang berlaku global diseluruh dunia dengan sistem khilafah. Menurut Hizbut Tahrir, gerakan
mereka didirakan berdasarkan 3 alasan, yakni: pertama, mengikuti seruan allah SWT di
dalam Al-Qur’an surah Ali ‘Imran/3: 104 untuk menjadi umat yang menyeru pada kebaikan
dan mencegah kemungkaran. Kedua, membangkitkan umat dari kejerumusan yang parah, dan
membebaskan mereka dari pemikiran-pemikiran kafir dan aturan-aturannya. Ketiga,
menegakkan kembali khilafah islamiyah sehingga hukum yang ada didasarkan pada ajaran
Allah SWT.