Dosen Pengampu:
Dr. Fathur Rozi, M.H.I
Disusun Oleh:
Ainin Alawiyyah (202312134149)
Erlisa Nur Cahyani (202312134158)
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Pertumbuhan Tasawwuf ?
2. Bagaimana Perkembangan Tasawuf ?
BAB II
PEMBAHASAN
1
Asrifin, Tokoh-tokoh Sufi (Surabaya:CV. Karya utama),hal 9.
1
A. Sejarah pertumbuhan Tashawuf.
Para sahabat banyak yang melakukan kehidupan shufi dengan
sederhana dan selalu bertaqarrub dengan Allah.kehidupan mereka
sangat sederhana bahkan serba kekurangan.tetapi dalam dirinya tumbuh
memancar sinar kesemangatan beribadah.hal seperti itu tampak dalam
kehidupan para sahabat beliau,misal Abu Darda’,salman Al
Farisy,Abdullah bin Umar,Abdullah bin Umar dan sebagainya.
Kehidupan sufi yang terjadi di masa rosulullah dan para sahabatnya
diteruskan oleh para tabi’in diantaranya ialah imam Hasan al
Basyri,seorang ulama’besar tabi’in murid dari Hudzaifah al
Yamani.sedang diantara sahabat nabi yang mempratekkan ibadah dalam
bentuk thariqot ini adalah Hudzaifah alYamani,yang mana beliau adalah
pendiri pengajian tasawuf di Bashrah.hingga turun temurun sampai
sekarang ini.
Setelah berdirinya madrasah tasawuf itu disusul pul dengan
berdirinya madrasah ditempat lain,seperti di Irak yang dipimpin oleh
Said bin Musayyab.dan di Kurasan yang dipimpin oleh Ibrahim bin
Adam,dengan berdirinya madrsah –madrasah ini menambah jelaslah
kedudukan dan kepentingan tasawuf dalm masyarakat islam yang sangat
memperlukannya.
Sejak itulah pelajaran ilmu tasawuf telah mendapat kan kedudukan
yang tepat ,dan tidak akan terlepas dalam masyarakat islam sepanjang
masa,dan pada abad-abad berikutnya ilmu tasawuf semakin berkembang
sejalan dengan perkembangan agama islam di beberapa daerah.bahkan
menurut sejarah,perkembangan islam ke Afrika ke segenap plosok Asia
yang luas ini,sampai ke negara yang berada di tepi lautan
Hindia.Semuanya dibawa oleh propaganda-propaganda islam dari kaum
tasawuf. 2
2
Merekalah sebenarnya propaganda islam yang sebenarnya,sifat dan
cara hidup mereka yang sederhana,kata-kata mereka yang mudah
difahami,kelakuan yang sangat tekun beribadah,semuanya itu menarik
dari ribuan kata yang hanya teori adanya,pengikut mereka merupakan
sukarelawan yang ikhlas yang beribu-ribu jumlah nya,yang rela
menyerahkan segala apa yang ada padanya,hartanya,jiwanya,untuk
membela agama yang dibawa nabi Muhammad.
Karena para penyebar islam itu pada umumnya terdiri dari kalangan
ulama’ sufi,maka dengan sendirinya melalui ajaran yang dibawakan itu
dipengaruhi pula oleh ilmu tasawuf.dengan demikian para propagandis
tersebut juga secara langsung pengembangan pula ajaran thariqot
diberbagai daerah yang menjadi sasaran da’wah nya.
Pada akhirnya ajaran tasawuf tersebut tumbuh dan berkembang
dengan cepat ,sejalan dengan perkembangan islam dan thariqot.
B. Perkembangan Tasawuf
Semenjak dirintis dengan berdirinya madrasah sufi di Bashra
sampai pada abad-abad berikutnya,tasawuf terus menerus
dikembangkan oleh para tokohnya,dan diantara tokok tersebut
membentuk suatu aliran-aliran tersendiri,dan kini sudah mencapai
jumlah sebanyak 41 aliran yang diakui sebagai thariqot
Mu’tabarah.diantaranya yang terkenal dalam masyarakat:
1. Thariqot Qodiriyyah yang didirikan oleh syekh Abdul Qodir Al
jailani lahir pada tahun 470 H,wafat tahun 561 H.di kota
Baghdad.pengikut yang terbanyak adalah
India,Afganistan,Baghdad,dan Indonesia.
2. Thariqot Rifai’yyah yang diciptakan syekh Ahmad bin Abul
Hasan Ar Rifai,wafat pada tahun 570 H.pengikut yang
terbanyak dari Maroko dan Al jazair.
3. Thariqoh sharawardiyah yang dibangsakan kepadaa syekh abil
Hasan Ali bin al Sahrawardi.wafat pada tahun 630 H.pengikut
terbanyak nya dari Afrika.
4. Thariqoh syadziliyah yang dibangsakan kepada
pendirinya,yaitu syekh Abil Hasan Ali bin Abdullah bin Abdul
3
Jabbar Asy Syadzily,wafat pada tahun 655 H.pengikut
terbanyak di Afrika
5. Thariqoh Ahmadiyah diciptakan oleh Syekh Ahmad
Badawy,wafat tahun 675 H.pengikut terbanyak di daerah
Maroko.
6. Thariqoh maulawiyah yang didirikan syekh Maulana
Jalaluddin ar Rumi.wafat tahun 672 H.pengikut terbanyak di
daerah Turkistan dan Turki.
7. Thariqoh Naqsabandiyah yang dibangsakan syekh Muhammad
Bahauddin Bukhari,wafat pada tahun791 H.pengikut terbanyak
di Malaysia.
8. Thariqoh Hadadiyah yang dibangsakan syekh Abdullah
Ba’alawy Al Hamdany,wafat tahun 1095 H.pengikutnya
terbanyak di jazirah Arab,Malaysia,dan sekitar nya.
3
Ibid,hal 27.
4
kitab-kitab yang dikarangnya tidak keluar dari jalan (sunnah)islam yang
benar4.
Tasawuf akhlaqi adalah tasawuf yang beroientasi pada perbaikan akhlak, mencari
hakikat kebenaran dan mewujudkan manusia yang dapat makrifat kepada Allah,
dengan metode-metode tertentu yang telah dirumuskan. Tasawuf akhlaqi biasa juga
disebut dengan istilah tasawuf sunni. Tasawauf model ini berusaha untuk
mewujudkan akhlak mulia dalam diri si sufi, sekaligus menghindarkan diri dari
akhlak mazmumah (tercela). Tasawuf akhlaki ini dikembangkan oleh ulama salaf
as-salih.
Dalam diri manusia ada potensi untuk menjadi baik dan ada potensi
menjadi buruk. Tasawuf akhlaki tentu saja berusaha menggembangkan
potensi baik supaya manusia menjadi baik, sekaligus mengendalikan potensi
yang buruk supaya tidak berkembang menjadi perilaku (akhlak) yang buruk.
Potensi untuk menjadi baik adalah al-‘aql dan al-qalb. Sementara potensi
menjadi buruk adalah an-nafs (Nafsu) yang dibantu oleh syaithan5.
4
Ibid,hal :182.
5
Cecep Alba, Tasawuf dan Tarekat (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2014), 13.
6
Zaprulkhan, Ilmu Tasawuf (Jakarta: Rajawali Pers, 2017), 136.
5
besarnya bahaya dosa dan dosa-dosa tersebut menjadi dinding
penghalang antara dirinya dan tuhannya. Ketika ia menyadari hal itu,
maka ia merasa terluka hatinya atas perbuatannya yang menjauhkan
dari tuhannya dan ia pun menyesali perbuatannya6
2Sabar
3. Fakir
Secara umum, kefakiran adalah tidak memiliki hal-hal
yang dibutuhkan. Dalam perspektif al-Ghazali ada lima level
kefakiran. Pertama, orang yang kalau diberi harta maka ia tidak
menyukainya dan ia merasa tidak nyaman Bersama harta
tersebut. ,kedua, orang yang tidak gembira ketika mendapatkan
harta benda, dan ia juga tidak membencinya. Ia akan bersikap
zuhud jika diberi harta benda. Orang yang memiliki sifat ini
adalah orang yang rela (rodhiyan). Ketiga, jika hadirnya harta
lebih dicintainya daripada ketiadaannya, namun tidak
menggerakkan ia untuk mencarinya. Kalua ia diberi harta yang
halal, maka akan diterimanya dan merasa gembira dengannya.
Jika dibutuhkan suatu usaha yang berat dalam mencari harta,
maka ia tidak akan melakukannya. Orang yang bersikap seperti
ini dinamakan dengan orang yang menerima (qoni’an).
Keempat, orang yang meninggalkan mencari harta karena
memang tidak mampu. Jika mampu, maka ia akan berupaya
sekuat mungkin sekalipun dengan kesuliat; sebab ia sangat
6
Ibid., 138.
6
menyukai harta, walaupun tidak memilikinya. Orang yang
bersikap begini disebut orang yan rakus (harist).
kelima,orangorang yang ketiadaan harta benda sangat
dibutuhkan seperti orang lapar yang yang tidak mempunyai
makanan dan orang
4. Zuhud
Zuhud secara literal berarti penarikan diri dari
kesenangan duniawi dan menolak keinginan nafsu rendah.
Zuhud oleh para sufi diartikan sebagai “ketidakpeduliaan kepada
daya Tarik duniawi dan hidup dengan cermat dan dengan
memilih untuk menghindarkan diri dari semua dosa,
memandang dunia dalam aspek material dan nafsunya” 7.
5. Tawakal
secara etimologis, tawakal terambil dari kata wakal-
yakilu yang berarti “mewakilkan”, dan dari kata ini juga
terbentuk kata wakil. Kata wakil bisa diterjemahkan dengan
“pelindung”. Apabila sesorang mewakilkan kepada orang lain
untuk suatu persoalan, maka dia telah menjadikan wakilnya itu
sebagai dirinya sendiri dalam mengelola persoalan tersebut
sehingga yang diwakilkan (wakil) dapat, melaksanakan apa yang
dikehendaki oleh orang yang menyerahkan perwakilan
kepadanya9.
6. Cinta Ilahi
7 9
Ibid., 141.
Ibid., 143.
7
Istilah mahabbah atau lazimnya diartikan dengan “cinta”
merupaka sebuah kata yang sangat mudah dan sering di
ucapkan., namun begitu sulit memberikan batasan definisi yang
tepat mengenai makna yang terkandung dalam istilah tersebut.
7. Ridha/Kerelaan Ridha
8
Ibid., 145.
9
Ibid., 153.
10
Edy Yusuf Nur, Menggali Tasawuf Yang hakiki (Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga press,
2014),
40.
8
dalam dan melalui mistik, bagaimana isi pengetahuan itu serta serta
bagaimana gambaran jiwa yang menghayati pengalaman (mistik) seperti itu.
11
Ibid., 41.
12
Cecep Alba, Tasawuf Dan Tarekat (Bandung: remaja Rosdakarya, 2014), 70.
9
Tasawuf jenis ini tidak dapat sepenuhnya dikatakan tasawuf dan juga
tidak dapat sepenuhnya dikatakan sebagai falsafah, demikian menurut Buya
Hamka13.
abad kemudian. Sejak itu, tasawuf terus hidup dan berkembang terutama
dikalangan para sufi sekaligus filsuf. Adanya kolaborasi antara tasawuf dan
filsafat sebenarnya seiring dengan ekspansi islam yang telah meluas pada
waktu itu, namun para sufi tetap menjaga substansi tasawuf sebagai
intisarinya (core) 14
13
Ibid., 71.
14
Nawawi, Ilmu Akhlak Tasawuf (Malang: Madani, 2022), 88.
10
Hal merupakan kondisi Rohani sementara yang tiba-tiba turun
kepada seorang faqir dan meninggalkannya dengan tiba-tiba juga.
Seraya mengamalkan disiplin dijalan itu, orang bisa saja tiba-tiba
mengalami perluasan, yang menyebabkan kegembiraan atau suka
cita tak terlukiskan, atau mungkin orang yang mengalami
penyempitan, seolah-olah Allah telah meninggalkannya.
1. Muraqabah
Makna dari muraqabah adalah meletakkan sesuatu
dibawah perhatian, penantian, pengawasan, dan hidup
dibawah perasaan sedang diawasi. Bagi para sufi, muraqabah
adalah ber-tawajuh kepada Allah dengan sepenuh hati,
melalui pemutusan hubungan dengan yang segala selain
Allah.; menjalani hidup dengan mengekang nafsu dari hal-hal
terlarang, dan mengatur kehidupan dibawah Cahaya perintah
Allah dengan penuh keimanan bahwa pengetahuan Allah
selalu meliputi segala sesuatu18
2. Qurbah (kedekatan)
15
Zaprulkhan, Ilmu Tasawuf (Jakarta: PT raja Grafindo Persada, 2017), 45.
18
Ibid., 59.
11
Mesti ada kalangan yang memahami “al-Qurb” sebagai
“kedekatan Allah dengan hamba-Nya”16.
3. Khauf (takut)
Secara terminologis, yang dimaksud dengan al-khauf
(takut) adalah menghindari perbuatan terlarang yang tidak
haram, dan menjauhi sama sekali perbuatan haram. Dalam
perspektif imam al-Qusyairi, khauf adalah perasaan di
kedalaman hati yang menghindarkan seorang salik dari segala
yang tidak disukai dan tidak diridhai Allah. 17
4. Raja’ (harapan)
Raja’ atau harap adalah memerhatikan kebaikan dan
berharap dapat mencapainya, melihat berbagai bentuk
kelembutan dan nikmat Allah SWT, dan memenuhi diri
dengan harapan demi masa depan serta hidup demi meraih
harapan tersebut.18
5. Thuma’ninah (ketenangan)
Thuma’ninah adalah tanda posisi manusia diatas
asbab dan wilayah diluar “perantara”. Ketika mencapai
tahapan ini, roh akan terbebas dari kegundahan dunia. Di
tahapan yang menakjubkan ini, perasaan akan menemukan
apa yang diinginkannya sehingga ia berubah menjadi
samudera setelah sebelumnya ia hanya berwujud setes air. 19
6. Musyahadah
16
Ibid., 61.
17
Ibid., 63.
18
Ibid., 64.
19
Ibid., 67.
12
Dalam perspektif al-Hujwuri, pada hakikatnya ada dua
macam musyahadah, yang pertama, adalah hasil dari
kepercayaan yang sempurna, yang kedua, adalah hasil dari
cinta yang membara, karena dalam keterbakaran cinta seorang
mencapai derajat sedemikian rupa sehingga seluruh wujudnya
terserap dalam pikiran tentang yang dicintainya dan ia tidak
melihat yang lain. 20
7. Yakin
Bagi para sufi yang dimaksud yakin adalah
pengetahuan mengenai dasar-dasar keimanan, khususnya
tauhid yang menjadi titik sentralnya,. Yakin juga berarti sikap
menerima, mengetahui dan menyadari iman sebagai bagian
yang tidak terpisahkan dari jati diri manusia sehingga ia
mencapai tingkat irfan.21
b. Maqamat
Menurut Ath-Thusi, maqamat adalah kedudukan hamba di
hadapan Allah yang diperoleh melalui kerja keras dalam ibadah;
kesungguhan melawan hawa nafsu; Latihan-latihan kerohanian;
serta menyerahkan seluruh jiwa dan raga semata-mata untuk
berbakti kepada-Nya. Dalam pandangan al-Qushairi, maqam adalah
hasil usaha manusia dengan kerja keras dan keluhuran budi pekerti
20
Ibid., 68.
21
Ibid., 69.
22
Nawawi, Ilmu akhlak Tasawuf (Malang: Madani, 2022), 81.
13
yang dimiliki hamba Tuhan yang dapat membawanya kepada usaha
dan tuntunan dari segala kewajiban23.
23
Ibid., 80.
24
Zaprulkhan, Ilmu Tasawuf (Jakarta: Rajawali Pers, 2017), 43.
14
BAB III
KESIMPULAN
15
manusia menjadi baik, sekaligus mengendalikan potensi yang buruk supaya tidak
berkembang menjadi perilaku (akhlak) yang buruk.
Tasawuf falsafi adalah sebuah konsep ajaran tasawuf yang mengenal tuhan
(makrifat) dengan pendekatan rasio (filsafat) hingga menuju ke tempat yang lebih
tinggi, bukan hanya mengenal tuhan (ma’rifatullah) melainkan lebih tinggi dari itu
yaitu wihdatul wujud (kesatuan wujud). Bisa juga dikatakan tasawuf falsafi yakni
tasawuf yang kaya dengan pemikiran-pemikiran filsafat.
Hal adalah sesuatu yang turun dari tuhan kedalam hati manusia, tanpa dia
mampu menolaknya bila datang, atau meraihnya bila pergi, dengan ikhtiarnya
sendiri. Maqam adalah kedudukan seorang hamba dihadapan Allah, dari hasil
ibadah, mujahadah, (perjuangan spiritual), riyadhah (Latihan spiritual) dan
konsentrasi diri untuk mencurahkan segala-galanya hanya untuk Allah Swt. Yang
semuanya ia lakukan.
DAFTAR PUSTAKA
16