Anda di halaman 1dari 13

Kontribusi Lembaga Sufi Dalam Pendidikan Islam

(Studi Terhadap Lembaga Ribath, Zawiyah dan


Khanqah)

Oleh:
Emroni
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan IAIN Antasari

Ribath, Zawiyah and Khanqah are the institutions that act as the home for the Sufi followers and also the
place to deepen their knowledge about how to worship more fervently and be closer to Allah. Ribath is a Sufi
institution which is more flexible and mostly consists of the poor, the elderly and widows. The emergence of
Ribath originated from Islamic army barracks that would like to expand the teriitory of Islam. Zawiyah is a
more specialized institution and have a smaller scope—different from Khanqah, Zawiyah has its own special
prevalence. In Zawiyah system of education, a teacher is considered a central figure who has pecfect knowl-
edge and behaviour, someone whose words cannot be denied by ‘the residents’ of Zawiyah. Different from
Zawiyah, Khanaqah seriously instills togetherness to its people. No one is allowed to leave Khanqah without
giving any notice to his/her friends. The contribution of Sufism education is very significant in directing the
ultimate goal of life, which is to serve Allah. However, since the laying pattern of Sufi education often forgets
worldliness, it in turn inhibits the progress of the worldly life. Because of these problems most leaders percieve
Sufism as a barrier to progress.
Keywords: Sufism, Islamic education, Sufism Institution

Ribath, Zawiyah dan Khanqah adalah merupakan suatu lembaga yang berperan sebagai penampung para
pengikut sufi dan sekaligus sebagai tempat untuk memperdalam ilmu pengetahuan mereka tentang bagaimana
cara beribadah mendekatkan diri kepada Allah dengan berbagai macam kegiatan dan latihan. Ribath, merupakan
lembaga sufi yang lebih fleksibel, karena di dalamnya berisi orang--orang miskin, orang-orang tua atau janda
yang tidak mampu membiayai dirinya yang ingin mendekatkan diri pada Allah, di samping orang--orang yang
khusus ingin mendekatkan diri pada-Nya. Ribath ini muncul karena berawal dari barak-barak tentara perang
Islam yang bertujuan untuk memperluas wilayah Islam. Zawiyah, adalah lembaga sufi yang lebih khusus
yang lebih kecil ruang lingkupnya, sehingga dalam lembaga ini tidak terdapat aturan-aturan sebagaiman
yang ada dalam Khanqah. Sistem Zawiyah pendidikan yang guruisme atau gurusentris, guru adalah segala
galanya, tidak boleh dibantah dan harus selalu ditaati semua ajarannya. Guru adalah sosok yang sempurna
baik dalam suatu keilmuannya maupun tigkah lakunya. Khanaqah dengan kebersamaan ini betul-betul
mereka tanamkan, seperti ahli khanqah tidak boleh meninggalkan khanqah tanpa memberi tahu pada salah
seoranag yang hadir di sana. Kontribusi pendidikan tasawuf adalah sangat besar dalam mengarahkan tujuan
akhir kehidupan, yaitu untuk mengabdi pada Tuhan. Karena peletakan pola pendidikan sufi tersebut sering
lupa dengan kehidupan keduniaan yang merupakan sarana untuk ibadah, sehingga akhirnya justru
menghambat terhadap kemajuan secara duniawiyah. Karena permasalahan tersebut sehingga banyak tokoh
memandang tasawuf sebagai penghambat kemajuan
Kata kunci: Tasawuf, Pendidikan Islam, Lembaga Sufi
A. Latar Belakang Masalah yang pernah disampaikan oleh beliau, betul-
Munculnnya tasawuf sebenarnya sudah betul merupakan ajaran yang kokoh, yang
ada sejak zaman Nabi Muhammad saw. Hal merupakan landasan berpijak bagi semua
ini tampak jelas pada semua aktifitas atau- umat manusia, khususnya bagi orang-orang
pun amalan yang pernah dilakukan Nabi, yang ingin mengkhususkan dirinya untuk
pada waktu beliau masih hidup. Ajaran mendalami ajaran Islam dalam rangka

Taswir Vol.3 No.5, Januari-Maret 2015 117


mendekatkan diri pada Allah. Ketika Nabi dikarenakan kedalaman analisa mereka
belum diangkat menjadi Rasul oleh Allah terhadap pengembangan amalan-amalan
secara resmi, beliau sudah terbiasa hidup tasawuf.3 Gerakan Tasawuf ini juga ditandai
menyendiri dalam rangka menata kehi- dengan munculnya istilah zuhd dan faqr.
dupan kerokhanianya. Beliau sudah teruji Pada abad ke-3 H/ke-9 M gerakan
melakukan tahannus di gua Hira yang hanya tasawuf merupakan gerakan nyata yang
dengan bekal secukupnya saja. Sehingga ditandai dengan usaha para tokoh sufi
ketika nanti diangkat oleh Allah menjadi untuk mengumpulkan Hadis-Hadis Nabi
utusan-Nya untuk melakukan tugas berat sebagai dasar ajarannya. Setelah mengalami
maka secara kejiwaan beliu sudah siap.1 perjalanannya yang panjang tasawuf
Dari pernyataan di atas menunjukkan mengalami perkembangan penting yaitu
bahwa aktivitas tasawuf itu sudah terealisir dengan terbentuknya tarekat-tarekat, misal-
dan mengakar secara jelas dalam pribadi nya Tarekat Qadiriyah pendirinya adalah
Nabi sendiri sebelum beliau diangkat Abd. Al -Qadir al-Jili (w. 561/1166), Tarekat
menjadi Rasul. Apalagi setelah beliau Suhrawardiyah pendirinya adalah Syihab al-
diangkat oleh Allah sebagai Rasul secara Din al-Syuhrawardi (w. 632 H/1234 M),
resmi,beliau sangat terbiasa dengan kehi- tarekat Syadziliyah pendirinya adalah Nur
dupan yang sangat sederhana, makan hanya al-Din Ahmad al-Syadzili (w. 656 H/1258
dengan secukupnya, dalam berpakaian dan M), dan Tarekat Mawlawiyah pendirinya
bertempat tinggal begitu juga. Sudah adalah Jalal al-Din al-Rumi (w. 672 H/1273
barang tentu aktifitas Nabi yang penuh M). 4
dengan kesederhanaan ini diikuti oleh para Umat Islam daiam menanghadaisufis-
sahabatnya waktu itu. me dapat dikelompokkan menjadi dua.
Meskipun demikian istilah tasawuf Kelompok pertama, memandang bahwa
baru pertama kali digunakan oleh Abu sufisme atau tasawuf merupakan ajaran Is-
Hasyim, yaitu seorang zahid dari Syiria lam yang pasif dan secara ekstrim tasawuf
(w.780 M), pada masanya didirikan biara sufi dianggap menolak pembaharuan, bersifat
yang pertama kali.2 Tasawuf baru dikenal jumud dan kaku. 5 Kelompok kedua,
pada abad ke dua Hijriyah, karena pada memandang sufisme sebagai salah satu
masa ini banyak dikenal para tokoh yang ajaran Islam yang paling menarik, suatu
berkecimpung dalam pengembangan ajaran yang dipahami dan ditafsirkan oleh
pemikiran tentang ilmu tersebut. Adapun tokoh-tokoh sufi dari ajaran yang dipahami
tokoh-tokoh tasawuf pada masa itu antara dari Alqur’an dan al-Sunnah dan memiliki
lain ialah Ibrahim Ibn Adham (w. 160 H/ potensil spiritual.6
757 M), Rabi’ah al -Adawiyah (w. 185 H/801 Keadaan seperti di atas masih terjadi
M), dan sebagainya. Para tokoh tersebut sampai sekarang. Keadaan ini bermula dari
dipandang sebagai orang yang memberikan perdebatan antara orang-orang yang me-
landasan pendahuluan tasawuf. Mereka
disebut sebagai tokoh awal dalam tasawuf
3
M. Syukur, Menggugat Tasawuf, Sufisme dan
Tanggung Jawsb Sosial abad 21, (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar Offset, 1999 ), hlm. 32.
4
Hasan Asari, Menyingkap Keemasan Islam: Kajian atas
Lembaga-lembaga Pendidikan Islam, (Jakarta: Mizan,
1994), h1m. 88.
5
G.C. Anawati, Peninggalan Islam, dalam H.L. Heck
1
Hamka, Tasawwuf Perkembangan dan pemurniannya, dan N.J.G. Kaptein (red), Pandangan Barat terhadap
(Bandung: Yayasan Nurul Islam, 1951), hlm. 24-25. Literatur, Hukum, Filosofi, dan Mistik Tradisi Islam,
2
Syaikh Syihabuddin Umar Syuhrawardi, Awarif a1- terjemahan Sakarsi, (Jakarta: Inis, 1988), hlm. 57.
Ma ‘arif Sebuah Buku Daras Klasik Tasawuf, (Bandung: 6
Djohan Effendi , Sufisme: Esensi dan Masa Depan
Pustaka Hidayah, 1990), hlm. 14. Agama, (Jakarta: Pustaka Firdaus, 1993), hlm. 117.

118 Taswir Vol.3 No.5, Januari-Maret 2015


ngunggulian filsafat, fiqh dan tasawuf. Or- Dari ketiga kategori tersebut telah jelas
ang filsafat sering menuduh orang ahli fiqh bahwa pembagian sifat ilmu adalah sangat
terlalu kaku cara berfikirnya, orang ahli fiqh berbeda. Sains yang bersifat empiris tidak
menyatakan bahwa filosof itu sering mungkin di dalami dengan menggunakan
meninggalkan ajaran ritual, dan kelompok pisau analisa tasawuf yang lebih menekan-
tasawuf berkata ahli fiqh hanya menggeluti kan perasaan, dan begitu sebaliknya tasawuf
kulit agama. Para fuqaha menyatakan para tidak bisa di dalami dengan menggunakan
sufi banyak melakukan bid’ah. Para filosof pendekatan sains. Ilmu yang bersifat logika
menyatakan pula bahwa sufisme mema- tidak bisa di dalami dengan pendekatan
tikan intelektualisme. tasawuf yang bersifat mistis yang kadang-
Dari perdebatan di atas dapat diasum- kadang bertentangan dengan logika, begitu
sikan bahwa sufisme di samping memiliki sebaliknya ilmu logika tidak bisa dijadikan
potensi dan kontribusi bagi khasanah sebagai pisau analisis ilmu tasawuf. Dengan
keilmuan Islam, tetapi juga memiliki kele- demikian akan mengalami kesulitan meng-
mahan bagi kemajuan Islam, khususnnya analisa pengetahuan yang bersifat logis,
terkait dengan perkembangan dan empiris melalui analisis perasaan sehingga
kemajuan pendidikan Islam. Tasawuf telah bisa jadi tasawuf dalam hal ini, justru meru-
nyata-nyata mengembangkan pelajaran atau pakan suatu hambatan.
keilmuan yang berbeda dengan lembaga Meskipun demikian pada suatu masa,
pendidikan yang lain. Tasawuf terbukti telah tasawuf telah memiliki suatu lembaga yang
mampu mengembangkan pendidikan mampu mengembangkan suatu sistem
akhlaq yang merupakan ajaran penting pendidikan yang khas yang pernah menda-
dalam kehidupan. pat tempat yang dominan,sehingga melahir-
Terlepas dari kontradiksi di atas terbukti kan lembaga-lembaga yang dalam banyak
bahwa tasawuf telah mampu bertahan di hal berbeda dengan lembaga-lembaga
segala zaman, tasawuf tidak pernah lainnya,seperti yang dikatakan oleh Schim-
tertinggalkan atau usang dalam kajian Islam, mel:
dan bahkan merupakan suatu ilmu yang “Bangunan yang lebih institusional
sangat urgen bagi kajian perkembangan Is- dibutuhkan untuk menampung murid dan
lam. Sumbangan tasawuf bagi pendidikan syaikh sufi yang terus berkembang.
Islam adalah sangat besar, terbukti bahwa Lembaga-lembaga baru ini biasanya disebut
tasawuf telah memiliki berbagai lembaga Khanqah di dunia Islam Timur; istilah yang
pendidikan yang telah nyata-nyata eksis sama digunakan di Mesir abad pertengahan,
dalam sejarah pendidikan Islam sejak dimana Khanqah-khanqah sufi memben-
munculnya sampai sekarang. tuk pusat (kegiatan) kebudayaan dan keaga-
Paradigma pemikiran Islam, sains itu maan yang dibiayai oleh pemerintah atau
bisa dikelompokkan dalam tiga kategori. diberi wakaf oleh donor-donor berpe-
Pertama adalah paradigma sains yang ngaruh. Kata Zawiyah secara literal (berarti)
diperoleh dengan akal dan indra yang sudut digunakan untuk unit yang lebih
bersifat empiris, kedua adalah paradigma kecil, seperti tempat penyendirian (khalwah)
logika yang objeknya adalah hal-hal yang seorang syaih. Orang Turki menyebut
abstrak dan hasilnya adalah fislafat yang tempat para sufi dengan tekke. Istilah Ribath
tidak bersifat empiris, dan ketiga adalah ... dapat dipakai untuk pusat (kegiatan)
paradigma mistis yang lebih menekankan tarekat tertentu”.8
perasaan atau hati dalam memperolehnya.7

8
Annemarie Schimmel, Mistical Demension of Islam,
7
A. Tafsir, Filsafat Umum, (Bandung: Remaja (Chapel Hill: The University of North Caroline
Rosdakarya, 1990), hlm. 14-16. Press, 1975), hlm. 231-232.

Taswir Vol.3 No.5, Januari-Maret 2015 119


Tersebarnya lembaga-lembaga sufi ini terdapat proses transfer keilmuan yang
merupakan fenomena besar yang tidak bisa disebut dengan guruisme, yang merupakan
diabaikan dalam kajian sejarah lembaga bagian pengembangan dari paguron yang
pendidikan Islam. Karena meluasnya kedua. Dalam proses ini guru atau mursyid
lembaga-lembaga ini seorang Penulis adalah orang yang sangat diagungkan,
bahkan menyebut periode dari abad ke-4 bahkan dianggap sebagai orang yang tidak
sampai abad pertengahan ke-7 sebagai punya kesalahan, sehingga murid diwajib-
“periode khanqah”, dimana lembaga- kan taat dan patuh secara total, murid tidak
lembaga ini setidaknya telah mengimbangi, boleh bertanya apalagi membantah.
jika tidak bisa dikatakan mengalahkan Adapun yang merupakan inti pemba-
pengaruh madrasah atau lembaga lain. hasan penelitian ini ialah tiga jenis lembaga
Nizham al-Mulk yang terkenal dengan sufi yaitu Ribath, Zawiyah dan Khanqah,
madrasahnya juga dikenal sebagai yang mencakup sejarah perkambangannya,
pembangun sejumlah besar lembaga- sistem pengajarannya, dan pengaruhnya
-lembaga sufi.9 Khanqah tumbuh dengan bagi dunia perkembangan pendidikan Is-
pesat pada abad ke-5 H/11 M, kota-kota lam.
utama seperti Aleppo dan Damaskus
dipenuhi dengan lembaga ini. Al-Nuaymi
sejarawan abad 10 H/16 M mencatat ada 30 B. Masalah Penelitian
Khanqah dan 21 Ribath untuk kota Dalam penelitian ini penulis
Damaskus. Al-Maqrizi mencatat ada 12 menetapkan beberapa masalah yang antara
Ribath di Mesir ada 21 Khanqah dan al- lain:
Asali, mencatat ada 8 Khanqah untuk 1. Apakah Ribath, Zawiyah dan
daerah kekuasaan Ayyubi-yah.10 Khanqah itu? Dan mengapa muncul
Menurut Simuh dalam bukunya lembaga ini?
“Tasawuf dan Perkembangannya” menye- 2. Bagaimana sistem pendidikannya?
butkan bahwa ada dua jenis paguron dalam Mengapa melahirkan sistem yang
mengembangakan keilmuan. Pertama, guruisme?
yaitu paguron yang mengembangkan ilmu 3. Apa kontribusi dan pengaruh
atas dasar logika penalaran yang runtut lembaga-lembaga tersebut dalam
menurut aturan-aturan ilmu mantik. Kedua sejarah perkembangan pendidikan
yaitu paguron yang berkaitan dengan Islam?
wahyu, hidayah Allah atau ilmu ghaib yang
dalam ilmu kalam disebut dengan hal-hal C. Tujuan Penelitian
yang berkaitan dengan hal-hal yang khoriq
4. Untuk mengetahui lembaga sufi
al-‘adah. 11
yang disebut dengan Ribath,
Proses transfer keilmuan yang Zawiyah dan Khanqah.
dikembangkan oleh tasawuf merupakan
5. Untuk mengetahui kontribusi lem-
suatu proses yang mendapat kritikan tajam
baga tersebut bagi pendidikan Islam.
dari para ilmuwan. Hal ini dikarenakan
6. Untuk mengetahui sistem pendi-
dikan yang dikembangkan dalam
9
lembaga tersebut serta pengaruhnya
Ann K.S. Lambton, “The Internal Structure of The
Saljuq Empire”, dalam J.A. Boyle (ed), The Cam- bagi perkembangan pendidikan Is-
bridge History of Iran, Vol. V, The Saljuq lam.
and Mongol Periods, (Cambridge: Cambridge Uni-
versity Press, 1968), P. 263.
10
Hasan Asari, op. cit., hlm. 88-105.
11
Simuh, Tasawuf dan Perkembangannya dalam Islam,
(Jakarta: Raja Grafindo Perkasa, 1997), hlm. 220.

120 Taswir Vol.3 No.5, Januari-Maret 2015


D. Metode Penelitian kan untuk mendeskripsikan secara kritis
Penelitian ini merupakan penelitian hal-hal yang berkaitan dengan sejarah
literatur (liberary research) oleh karena itu pendidikan tasawuf khususnya terkait
untuk mendapatkan data digunakan dua dengan keberadaan ketiga lembaga pendi-
sumber yaitu sumber pokok dan pendu- dikan tasawwuf di atas dalam perjalanan
kung. Sumber-sumber yang penulis guna- sejarah Islam. Dari penjelasan tersebut bisa
kan antara lain ialah buku Hasan Asari, dilihat sistem pendidikan yang diterap-kan,
Menyingkap Zaman Keemasan Islam: Kajian seperti dikenal sistem guruisme, yang sa-
atas Lembaga-lembaga Pendidikan, ngat berbeda dengan sistem pendidikan
pada umumnya.
Buku Abu al-Wafa’ al-Ghanimi al-Tafta-zani
dengan bukunya Sumbangan Tasawuf kepada
E. Temuan Hasil Penelitian
Pendidikan, dan juga dalam buku-nya Sufi dari
Zaman ke Zaman, Suatu Pe-ngantar tentang Tasawuf. 1. Lembaga Pendidikan Sufi Ribath,
Zawiyah dan Khanqah
Buku J. Spencer Trimingram, yaitu
Mazhab Sufi. Buku Awarif al-Ma’arif sebuah a. Ribath
buku Daras Klasik Tasawuf oleh Syihabudin Diskursus tentang lembaga-lembaga
Umar Syuhrawardi. Annemarie Schimmel pendidikan sufi yang merupakan tempat
dengan bukunya Mistical Dimensions of Is- guru dan murid melakukan transfer keilmu-
lam. Al Ghazali dengan bukunya Ihya an tentunya tidak lepas dengan tempat-
Ulumuddin. Risalah al-Qusyairiyah karangan tempat atau pemondokan para sufi yang
Imam al-Qusyairi al-Naisaburi dan buku- sering diistilahkan dengan Ribath, Zawiyah
buku lain sebagai pendukung. atau Khanqah. Di kawasan Arab banyak
Penelitian ini adalah penelitian kua- orang dekat dengan pos-pos perbatasan atau
litatif.12 Semua data diambil dari tulisan- pondok--pondok yang disebut Ribath, di
-tulisan yang sesuai dengan masalah. Ada Khurasan tempat-tempat sufi ini dikaitkan
dua pendekatan yang digunakan dalam dengan rumah-rumah peristirahatan (Khan-
penelitian ini, yaitu pendekatan filosofis dan qah) atau (Zawiyah).14
pendekatan historis. Pendekatan filolofis Kata Ribath dalam bahasa Arab
dalam penelitian ini digunakan untuk memiliki beberapa arti (1) Sesuatu yang
menganalisa.data yang telah ada agar dike- dibuat untuk mengikat (tali dan sebagai-
tahui eksistensi lembaga-lembaga pendi- nya), membalut, (2) Sekawanan kuda, rom-
dikan tasawuf khususnya Ribath, Zawiyah bongan (pasukan) berkuda (3) Tangsi,
dan Khanqah dalam peta sejarah pendi- markas tentara (4) Tempat diwakafkan
dikan Islam. Pendekatan historis13 diguna- untuk fakir miskin (5) Hati.15 Dalam bahasa
Indonesia kata Ribat mengandung arti
gedung atau tempat melakukan pelatihan
12
ibadah dan kewajiban lain.16 Dalam bahasa
Penelitian kualitatif disebut juga penelitian
Naturalistik. Disebut kualitatif karena sifat data Spanyol kata Ribat berasal dari kata Ribato
yang dikumpulkan bukan kuantitatif, tidak yang berarti “Serangan balik yang
menggunakan alat-alat pengukuran. Disebut berdasarkan metode perang klasik”.17
naturalistik karena situasi lapangan penelitian
bersifat wajar tanpa dimanipulasi dan diatur oleh
eksperimen atau test. Lihat S. Nasution, Metode
Penelitian Naturalistik Kulitatif, (Bandung: Tarsito,
1988), hlm. 18. 14
J. Spencer Trimingham, op. cit., hlm. 4.
13
Penelitian historis dimaksudkan untuk membuat 15
Ensiklopedi Islam, (Jakarta: P.T. Ikhtiar Baru Van
rekonstruksi masa lampau secara sistematis dan Hoeve, 1993), hlm.l69.
obyetif dengan cara mengumpulkan, meng- 16
Depdikbud., Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:
evaluasi, memverifikasi serta mensintesiskan Balai Pustaka, 1993), hlm. 748.
bukti-bukti untuk menegakkan fakta dan memper- 17
Ensiklopedi Islam, op. cit., hlm. 169.
oleh kesimpulan yang kuat.

Taswir Vol.3 No.5, Januari-Maret 2015 121


Sebagian tokoh mengatakan bahwa dengarkan pengajaran seorang Syaikh.
istilah Ribath diambil dari firman Allah swt. Zawiyah seperti ini terdapat misalnya di
dalam surat al-Anfal ayat 60 yang artinya: Jami’ al-Athiq yang dibangun oleh Amru bin
“Dan siapkanlah untuk menghadapi al-Ash begitu ia menaklukkan Fusthath.
mereka (orang--orang kafir) kekuatan apa Pada Zawiyah ini ilmu fiqh seperti ilmu-
saja yang kamu sanggupi dan dari Ribat al- ilmu yang lain sesuai dengan bidang
Khail (kuda-kuda yang ditambat untuk Syaikhnya, merupakan bagian dari kegiatan
berperang). (Dengan persiapan itu), kamu pewarisan ilmu. 21 Zawiyah ini adalah
menggetarkan musuh Allah, musuhmu dan bangunan yang lebih kecil dibandingkan
orang-orang selain mereka yang tidak kamu dengan Khanaqah. Zawiyah adalah bangu-
ketahui, sedangkan Allah mengetahui ....18 nan kecil yang sederhana, yang dipusatkan
di seputar seorang Syaikh, yang semula
Ribath merupakan pusat kegiatan
adalah tidak permanen karena sering
kaum sufi, tempat pembinaan dan peng-
Syaihnya adalah seorang pendatang. 22
gemblengan para calon sufi yang diisi
Zawiyah dibangun oleh seeorang Syaikh
dengan kegiatan pendidikan, pelatihan,
pada tarekat tertentu. Pembangunan ini
pengkajian agama dan ibadat kepada Allah
diharapkan mampu memperhanyak ang-
swt. Istilah ini banyak digunakan di bagian
gota dari tarekat tersebut, karena bangunan
barat dunia Islam (seperti Maroko dan Tu-
ini lebih kecil dibanding dengan Khanaqah
nisia). Pengertiannya sama dengan Khanqah
maka ia tidak mempunyai seperangkat
di bagian Timur (seperti Persia, India),
aturan yang jelas. Zawiyah di Mesir
Zawiyah di bagian Tengah dunia Islam atau
menjelang penaklukan Turki Usmani dike-
Tekke di Turki.
lompokkan ke dalam dua jenis yaitu:
Ribath adalah sebuah istilah yang
1) Zawiyah tradisional yang mempunyai
menunjukkan tempat berkumpulnya para
hubungan erat dengan penguasa
sufi dan ahli tarekat guna melaksanakan
(Mamluk).
latihan-latihan spiritua1.19 Menurut Maqrizi,
Ribath adalah rumah para sufi, setiap 2) Zawiyah yang lebih independen, dan
kelompok (kaum) mempunyai rumah dan Zawiyah inilah yang sering menjalankan
ribath adalah rumah para sufi. Dalam hal fungsinya sebagai masjid dan Ribath,
ini mereka mirip dengan ahli al-Suffah yaitu menyediakan fasilitas ibadah,
(sekelompok sahabat yang mendiami makanan dan perlindungan bagi orang
emperan masjid Nabi di Madinah). miskin.
Penghuni ribath adalah orang yang mem- Contoh dari bagian kedua ini adalah
punyai ikatan (murabith) dengan maksud, Zawiyah Syaikh Ibnu Riwam yang selalu
tujuan serta keadaan yang sama. Ribath menolak bantuan.23 Meskipun Zawiyah ini
dibangun untuk (mempunyai) maksud pada awalnya hanya berupa bangunan kecil,
tujuan ini.20 namun dalam perkembangannya. menurut
Fernandes banyak bangunan Zawiyah yang
b. Zawiyah berupa aula yang besar, sebagai tempat
Zawiyah pada awalnya merujuk pada pertemuan para sufi. Kemegahan dan
sudut bangunan, seringkali masjid, tempat kebesaran bangunan Zawiyah ini diten-
sekelompok orang berkumpul untuk men- tukan oleh kemashuran dari Syaikhnya itu

18
B. Louis et.all, Ensiklopedi Of Islam, Vol. III, (Leiden:
E.J. Briel, 1971), hlm. 99. Lihat Alqur’an dan
21
Terjemahnya, h1m.271. Maqrizi, Mawa’id II, hlm. 429, dalam Hasan Asari,
19
Ensklopedi Islam Indonesia, (Jakarta: Djombatan, op. cit., h1m.96.
22
1992), hlm. 812. J . Spencer Trimingham, op. cit., hlm. 173.
23
20
Maqrizi dalam Menyingkap .... Hasan Asari, op. An-Nuaymi Daris II, dalam Hasan Asari, op. cit.,
cit., hlm. 93. hlm. 97.

122 Taswir Vol.3 No.5, Januari-Maret 2015


sendiri. Sehingga pendirian Zawiyah ini tempat peziarah mukim awam. Aturan-
banyak dirikan oleh syaikh itu sendiri.24 aturan tersebut antara lain ialah:
Syaikh yang telah wafat biasanya dimakam- 1) Ahli Khanqah harus memperhatikan
kan di Zawiyahnya yang akan menjadi kebersihan baik kebersihan fisik mau-
tempat ziarah bagi para pengikut tarekatnya. pun kebersihan spiritual. Seluruh tempat
c. Khanaqah tinggal tempat ibadah, harus selalu
dalam keadaan suci. Sangat dianjurkan
Khanqah berasal dari bahasa Persi mereka agar memelihara wudlu secara
Okhaniqah yang dalam bentuk jamaknya berkesinambungan.
adalah Khanqaha. Ada juga yang berpen-
dapat bahwa khanaqah itu berasal dari 2) Ahli Khanqah tidak dibenarkan meng-
bahasa arab Khanqah yang dalam bentuk habiskan waktu dengan berbincang-
jamaknya adalah khawanik semuanya itu bincang, lebih-lebih di tempat khanqah
bermakna ruang atau rumah.25 atau tempat suci lainnya.
Namun istilah Khanqah ini baru men- 3) Ahli Khanqah harus melaksanakn shalat
dapat perhatian dari para sejarawan setelah lima waktu secara berjama’ah pada awal
abad ke-4/10.26 Dalam perkembangannya waktu.
istilah ini digunakan Muhammad Ibnu 4) Ahli Khanqah harus melaksanakan
Karram (806-869), seorang pelajar hadis dan qiyam a1-lai1 (shalat malam) yang pan-
penyebar paham asketik di Iran Selatan dan jang untuk lebih mendekatkan diri
Iran Timur. Dia berhasil meraih pengikut kepada Allah.
dari masyarakat kelas bawah transoxania 5) Ahli Khanqah harus menggunakan waktu
Afganistan dan Iran Timur,27 Yang menga- setelah shalat subuh untuk memanjatkan
jarkan sebuah jalan hidup menuju taqwa- do’a dan memohon ampun.
allah. 6) Ketika menjelang pagi harus melajutkan
Guru sufi yang mengikuti tindakannya kegiatannya itu dengan membaca
ialah Syaikh Abu Ishaq Ibrahim al-Kazaruni Alqur’an sebanyak mungkin biasanya
(963-1033), dia menampung sejumlah besar sampai siang.
pengikut sufi di rumahnya di Iran Barat. Ia 7) Pada waktu siangnya juga harus mengu-
juga membangun 65 Khanaqah Iran Selatan rusi fungsi sosial seperti mengurusi or-
sebagai pusat pengajaran, pusat misionari ang-orang fakir yang datang ke khanqah
dan tempat mendistribusikan shodaqah demi untuk mendapatkan sesuap nasi.
pada fakir miskin. Keluarga dekatnya yang
8) Mengembangkan tradisi makan ber-
bernama Abu Sa’id Ibnu Abu al-Khoir (967-
sama, demi mempertebal rasa persau-
1049) yang lahir dan meninggal di Nishapur
daraan dan kebersamaan dalam menik-
adalah guru besar sufi yang pertama kali
mati rahmat Tuhan.
menyusun aturan-aturan peribadatan dan
sebuah kitab hukum perilaku dan menga- 9) Kebersamaan ini betul-betul mereka
tur kehidupan komunal khanaqah. Sekitar tanamkan, seperti ahli khanqah tidak
akhir abad ke-11 selain berfungsi missionari, boleh meninggalkan khanqah tanpa
tetapi juga digunakan untuk makam guru- memberi tahu pada salah seoranag yang
guru besar sufi dan akhirnya menjadi hadir di sana.
10) Waktu shalat Isya’ keseluruhannya harus
dimanfaatkan untuk zikir dan wirid.28
24
Donald P. little, The Nature Of Khanqah, Ribath
and Zawiyah, dalam Islamic Studies To Charles
Adams (Ed.), (Leiden: E.J. Brill, 1990), hlm. 93.
28
25
Encyclopaedi Of Islam, jil.iv, op. cit., hlm. 1025-1026. R. A. Nicholson, Studies in Islamic Mysticism, (Cam-
26
Hasan Asari, op. cit., hlm. 99. bridge: Cambridge University Press, 1978), hlm.
27
Ira M. Lapidus, op. cit., hlm. 257. 48.

Taswir Vol.3 No.5, Januari-Maret 2015 123


2. Kontribusi Tasawuf terhadap Per- Di sini peran tasawuf sangatlah besar dalam
kembangan Pendidikan Islam membersihkan penyakit manusia dari hawa
Islam adalah suatu agama yang menga- nafsunya yang mampu dijadikan sebagai alternatif
njurkan keseimbangan antara kehidupan solusi pemecahan krisis dunia modern ini.
dunia dan akhirat. Sementara dalam dunia Penyusunan ilmu pengetahuan supaya
modern orang dituntut untuk memenuhi mampu memberikan kecukupan dan keba-
segala kebutuhannya, khususnya kebu- hagiaan secara lahir dan batin maka tiga
tuhan yang bersifat jasmaniah. Sekularisme aspek landasan penting dalam penyusunan
sudah merupakan suatu penyakit yang ilmu pengetahuan sangatlah perlu untuk
menggejala. Sekulerisasi dalam kehidupan, diperhatikan yaitu aspek epistemologi
sekularisasi dalam pemikiran seperti dalam (bagaimana), aspek ontologi (apa) maupun
bidang ilmu pengetahuan merupakan suatu aspek aksiologi (untuk apa) pengetahuan itu
hasil dari kemajuan pengetahuan dan tekno- disusun.29 Ketiga landasan tersebut harus
logi. saling berkaitan. Ontologi ilmu terkait de-
Kemajuan dalam dunia ilmu penge-tahuan ngan epistemolagi ilmu dan epistemolagi
dan teknologi modern yang berhasil dicapai terkait dengan aksialogi ilmu begitu sete-
semenjak masa Renaisance dan aurfklarung di rusnya.
Eropa telah mengalami per-kembangan yang Kaitannya dengan hal ini lima prinsip
pesat sampai saat ini. Perkembangan ilmu dalam Islamisasi Sains.30 Salah satu diantara-
pengetahuan dan tek-nologi ini telah banyak nya adalah prinsip kesatuan kebenaran.
merubah dan mem-pengaruhi pola pemikiran Wahyu merupakan kesatuan kebenaran
manusia. Segala kebutuhan manusia yang yang bersumber dari keesaan Allah. Maka
sifatnya fisik ma-terialistis telah mampu tidak logis kalau antara kebenaran wahyu
dipenuhi, sehingga akhirnya mengantarkan or- dan kebenaran realitas itu bertentangan.
ang seolah-olah mengukur kebutuhannya Ekuivalensi ini didasarkan pada 3
hanya dengan ukuran materi. prinsip yaitu:31
Ekspansi dan globalisasi kapitalisme Pertama, kesatuan kebenaran merumuskan
yang merupakan ujung tombak modern- bahwa, berdasarkan wahyu kita tidak
isme Barat sekarang ini, tidak hanya mendo- baleh membuat klaim yang berbeda
rong kehidupan yang materialistik dan hed- dengan realita. Statemen-statemen yang
onistik,tetapi juga mengakibatkan terjadinya diajarkan wahyu tentulah benar dan
intrusi massif kontrol--kontrol administratif harus berhubungan dan sesuai dengan
rasional ke dalam banyak sektor kehidupan. realita, maka jika terjadi perbedaan maka
Dalam kondisi yang semacam ini, ternyata harus diadakan pengecekan ulang.
orang-orang lupa, bahwa meskipun dari sisi fisik
materialistis terpenuhi tetapi kebutuhan yang
bersifat rochaniah spiritual terlupakan, sehingga
29
kedamaian rochaniah tidak bisa didapatkan. Asmaran AS, Pengantar Studi Tasawuf, (Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada, 1994), hlm. 25.
Oleh sebab itu orang lalu berfikir, bagaimana 30
Lima prinsip tersebut ialah: 1) Keesaan Allah, 2)
supaya dengan perkembangan ilmu Kesatuan alam semesta, 3) Kesatuan kebenaran,
pengetahuan dan teknologi yang pesat itu 4) Kesatuan hidup, 5) Kesatuan umat manusia,
terimbangi oleh nilai-nilai religius yang mampu Ismail Raji al-Faruqy.
31
meng-arahkan manusia untuk mencapai Ismail Raji al-Faruqy, Islamisasi Ilmu Pengetahuan,
Terjemahan Anas Mahyudin, (Bandung: Pustaka,
kebaha-giaan, kedamaian. Karena selama 1989), hlm. 66-71. Lihat Alqur’an: Kalau sekiranya
perkem-bangan ilmu pengetahuan itu berada lautan menjadi tinta untuk (menulis) kalimat-
di ba-wah kendali kemauan manusia belaka kalimat Tuhanku sungguh habislah lautan itu
selama itu pula kerusakan, rasa takut dan sebelum habis (ditulis) kalimat-kalimat Tuhanku,
meskipun kami datangkan tambahan sebanyak
cemas dalam mengarungi masa depannya.
itu pula (QS. A1-Kahfi, 26: 17).

124 Taswir Vol.3 No.5, Januari-Maret 2015


Kedua, persatuan kebenaran merumuskan 1. Pendidikan akhlak merupakan ruh atau
bahwa tidak ada kontradiksi, perbedaan jiwa pendidikan Islam.
variasi antara nalar dan wahyu adalah 2. Pendidikan Islam memperhatikan ke-
prinsip yang mutlak. pentingan agama dan dunia secara
Ketiga, kesatuan kebenaran atau identitas seimbang.
hukum--hukum alam dengan pola-pola 3. Pendidikan Islam mengutamakan segi-
dari Sang Pencipta merumuskan bahwa segi manfaat.
pengamatan dan penyelidikan terhadap
4. Pendidikan Islam mendidik peserta
alam dan bagian-bagiannya tidak akan
didik menuntut ilmu semata-mata un-
pernah berakhir. Karena pola-pola Tuhan
tuk ilmu.
tidak pernah terhingga. Betapapun ba-
nyak dan mendalamnya seseorang 5. Pendidikan Islam mementingkan pendi-
mengetahui dan memasukkan ilmu dikan kejuruan, kesenian dan perlunya
semakin banyak hal lain yang belum untuk mempersiapkan anak didik men-
diketemukan. cari rizki.33
Dari statemen di atas menunjukkan Tujuan pendidikan adalah upaya untuk
bahwa kesatuan antara kebenaran ilmu membentuk dan membina manusia sejati
pengetahuan dengan kebenaran wahyu se-bagaimana digambarkan dalam Al-
haruslah terpadukan dalam kehidupan qur’an. 34
manusia. Meskipun ilmu tersebut bersifat Kecerdasan intelektual seseorang adalah
rasional maupun empiris haruslah tetap merupakan langkah awal dari tujuan puncak
dipertimbangkan dimensi wahyu, karena dari yang lain.35 Dalam hal ini bisa diambil
kebenaran wahyu adalah kebenaran haqiqi. contah seperti: Jabir Ibnu Hayyan belian ahli
Kenyataan bahwa Islam itu memiliki kimia, tapi juga sufi, al-Ghazali ahli filsafat dan
kekuatan penyesuaian diri sampai pada agamawan tapi juga sufi juga tokoh-takoh lain
tingkat tinggi tidak berarti bahwa orang Is- segerti Umar Khayyam beliau sastrawan dan
lam harus berkompromi dengan dunia ahli matematika tapi juga ahli sufi.
modern dan semua kekeliruan yang Dari sini menunjukkan bahwa tujuan
meliputinya.Tetapi dunialah yang harus sufi yaitu mendekatkan diri kepada Allah
didorong untuk menyesuaikan dengan dengan jalan menata hati dan segala tingkah
kelemahan itu atau doktrin wahyu.32 lakunya.Dalam sufi terdapat suatu pendi-
Dalam hal ini jika orang ingin mencapai dikan etika yang didasarkan pada 2 dasar,
kebahagiaan hidupnya baik di dunia mau- yaitu: Pertama mengasingkan diri dari sifat-
pun di akhirat maka orang-orang harus sifat keduniaan yaitu menjauhkan diri dari
mampu menjadikan wahyu sebagai dasar maksiat lahir maupun batin. Kedua mengisi
berpijak dalam segala pola pikir maupun kembali atau menghiasi dengan sifat-sifat
kehidupannya. yang terpuji yaitu berupa ketaatan baik lahir
maupun batin.36
Dalam usaha supaya orang bisa atau
mampu mencapai tujuan tersebut maka
sesuai dengan tujuan pendidikan yang telah 33
Muhammad Athiyah al-Abrasyi, A1-Tarbiyah Al-
banyak dirumuskan oleh para tokoh pendi- -Islamiyah A1-Tarbiyah Fi1 Islam, (Kairo: Majlis al A’la
dikan dengan memberikan lima azas tujuan li al-Suni al-Islamiyah, 1991), hlm. 22-24.
34
Muhammad Qutb, Manhaju Al-Tarbiyah a1-
pendidikan yaitu:
Islamiyah, (Mesir: Dar al-Qalam, 1977), hlm. 19.
35
Ibnu Arobi dalam Syah Idris, The Sufi, Garden City,
N.Y. Anchor Books, 1971, Sunny Press, 1954, hlm.
162.
32
Sayyid Husain Nasr, Tasawuf du1u dan sekarang, 36
Abu Bakar Atjeh, Pendidikan Sufi Sebuah, Upaya
terjemahan Abd. Hadi W.M (Jakarta: Pustaka Mendidik Akhlak Manusia, (Solo: Ramadhani, 1985),
Firdaus, 1994), hlm. 201. hlm. 20.

Taswir Vol.3 No.5, Januari-Maret 2015 125


Tujuan pendidikan dalam perspektif ka tentang bagaimana cara ber-ibadah
lain adalah: 1) Memperkuat potensi iman, mendekatkan diri kepada Allah dengan
2) Mempertinggi akhlak, 3) Memberi berbagai macam kegiatan dan latihan.
persiapan hidup bermasyarakat, 4) Menum- 2. Ribath, merupakan lembaga sufi yang
buhkan jiwa sosial, 5) Memberi perbekalan lebih fleksibel, karena di dalamnya berisi
hidup,mempertajam akal, mengembang- orang--orang miskin, orang-orang tua
kan ketrampilan akal, mengembangkan atau janda yang tidak mampu mem-
ketrampilan dan memupuk rasa.37 biayai dirinya yang ingin mendekatkan
Tujuan yang terdapat dalam tasawuf diri pada Allah, di samping orang--orang
adalah suatu tujuan yang sangat tepat yang khusus ingin mendekatkan diri
dengan tujuan Allah menciptakan manusia pada-Nya. Ribath ini muncul karena
yang pada intinya adalah untuk beribadah berawal dari barak-barak tentara perang
kepada Allah. Hal ini juga sesuai dengan Islam yang bertujuan untuk memper-
ikrar manusia. Manusia sendiri bahwa luas wilayah Islam. Mereka meman-
hidupnya,matinya hanya untuk Allah Tuhan faatkan tempat tersebut sebagai aktivitas
sekalian alam.38 Maka menurut Sayid Asrof ibadah disamping sebagai barak perang.
bahwa tujuan pendidikan adalah untuk Hal ini merupakan awal mula muncul-
mengingatkan ikrar tersebut.39 nya lembaga ini, yang kemudian dalam
Mengapa tujuan puncak tasawuf ada- perkembangannya menjadi berubah
lah mendekatkan diri kepada Allah dengan fungsinya.
menggunakan pendekatan hati, bukan 3. Zawiyah, adalah lembaga sufi yang lebih
logika. Dalam hal ini karena tasawuf berpan- khusus yang lebih kecil ruang lingkup-
dangan bahwa kebenaran yang dihasilkan nya, sehingga dalam lembaga ini tidak
oleh akal dan penalaran adalah sangat ter- terdapat aturan-aturan sebagaiman yang
batas, sedangkan keilmuan yang diperoleh ada dalam Khanqah. Lembaga ini didiri-
melalui ma’rifah adalah segala-galanya. Me- kan oleh seorang Syaikh yang bertujuan
lalui penglihatan mata hati yang mendapat untuk memperluas ajaran-ajaran tarekat
sinar Ilahi.40 tertentu.
4. Khanaqah itu berasal dari bahasa arab
F. Simpulan Khanqah yang dalam bentuk jamaknya
Dari uraian tersebut di atas dapat di adalah khawanik semuanya itu bermak-
berikan simpulan yang antara lain: na ruang atau rumah. Kebersamaan ini
1. Ribath, Zawiyah dan Khanqah adalah betul-betul mereka tanamkan, seperti
merupakan suatu lembaga yang ber- ahli khanqah tidak boleh meninggalkan
peran sebagai penampung para pengikut khanqah tanpa memberi tahu pada salah
sufi dan sekaligus sebagai tempat untuk seoranag yang hadir di sana.
memperdalam ilmu pengetahuan mere- 5. Sistem pendidikan sufi, merupakan
suatu sistem yang agak berbeda dengan
37
sistem pendidikan yang lain, karena di
Ibnu Khaldun, Muqadimah, (Mesir: Matba’ah
Mustofa Muhammad, tt), hlm. 557.
dalam tasawuf sangat mementingkan
38
QS. Al-A’raf, 7: 172, al-Dzariyah, 87: 56, al--An’am aspek emosional. Dalam tasawuf dikenal
16: 162, al-Baqarah 2: 21, dan juga lihat uraian sistem pendidikan yang guruisme atau
Abdur Rahman al-Nahlawi, Prinsip-prinsip dan gurusentris, guru adalah segala galanya,
Metode Pendidikan Islam, (Bandung: Diponegaro, tidak boleh dibantah dan harus selalu
1998), hlm. 162.
39
Sayyid Husain dan Ali Asrof, Horison Baru Pendidikan ditaati semua ajarannya. Guru adalah
Islam, (Jakarta: Pustaka Firdaus, 1988), hlm. 61-63. sosok yang sempurna baik dalam suatu
40
Ali Abd. al-Azim, Falsafah a1-Ma’rifah fi a1--Qur’an keilmuannya maupun tigkah lakunya.
a1-Karim, Cairo: al-Hariah al-Ammah, 1973), hlm. Sistem yang guruisme ini dalam
287-288.

126 Taswir Vol.3 No.5, Januari-Maret 2015


perkembangannya adalah munculnya akan terciptalah generasi yang canggih
ajaran imamah dan Syi’ah. Imam adalah dalam berbagai bidang ilmu yang bersifat
orang suci dan terpelihara. Yang menjadi duniawi namun juga kental dan dekat
landasan berpijak dalam sistem pendi- dengan Tuhannya.
dikan yang guruisme ini adalah cerita
Nabi Khaidir dengan Nabi Musa dalam
Referensi
surat Al-Kahfi ayat 60-82.
Abrasy, Muhammad al-Athiyah, al, A1-
6. Pola pendidikan sufi adalah pola
Tarbiyyah A1-Is1amiyyah fil-Is1am.
pendidikan yang sangat tepat dalam
Kairo, Majlis al-‘Ala li al--Sunnah al-
pendidikan yang sifatnya wahyu atau
Islamiyyah, 1961.
intuisi. Namun sangat tidak tepat jika
dikembangkan dalam pola-pola pendidi- Ahmad, Musthafa, Akhlaq Tasawuf.
kan yang memerlukan pengembangan Bandung, Pustaka Setia, 1997.
logika berfikir. Kontribusi pendidikan Asari, Hasan, Menyingkap Zaman Keemasan
tasawuf adalah sangat besar dalam Islam: Kajian atas Lembaga-lembaga
mengarahkan tujuan akhir kehidupan, Pendidikan Islam. Jakarta, Mizan,
yaitu untuk mengabdi pada Tuhan. 1994.
Karena peletakan pola pendidikan sufi
tersebut sering lupa dengan kehidupan Asmaran AS., Pengantar Studi Tasawuf.
keduniaan yang merupakan sarana Jakarta, P.T. Raja Grafindo Persada,
untuk ibadah, sehingga akhirnya justru 1994.
menghambat terhadap kemajuan secara Atjeh, Abu Bakar, Pengantar I1mu Tarekat
duniawiyah. Karena permasalahan Kajian Hisforis tentang Mistik. Solo,
tersebut sehingga banyak tokoh me- Ramadhani, 1993.
mandang tasawuf sebagai penghambat
_______________, Pendidikan Sufi Sebuah
kemajuan.
Upaya Mendidik Akh1aq Manusia.
Saran-Saran Solo, Ramadlani, 1985.
Lembaga pendidikan Islam merupakan Azim, Abd. Ali, al, Falsafah a1-Ma’rifah fi
suatu wadah untuk membentuk anak didik al-Qur’an a1--Karim. Kairo, Al-Hai’ah
sesuai dengan tujuannya. Tujuan pendidik- al-‘Ammah, 1973.
an Islam intinya adalah untuk, membentuk Beck, H.L dan N.J.G. Kagtein,(Red.),
manusia yang mampu membawa dirinya Pandangan Barat terhadap Literatur
memenuhi tugas hidupnya sesuai dengan Hukum, Filosofi dan Mistik Tradisi Is-
tujuan Allah menciptakan manusia di dunia lam, Terjemahan Sakarsi. Jakarta:
ini yaitu untuk mengabdi kepadanya. INIS, 1988.
Karena tasawuf merupakan tujuan akhir
pendidikan Islam, maka tujuan-tujuan yang Boyle, J,A., (Ed), The Cambridge, History
harus dicapai dalam rangka mengantarkan Of Iran, The Sa1juk and Mongol
ke tujuan akhirpun juga tidak baleh Petriods, Vol.V. Cambridge Cambridge
dilupakan, dalam hal ini yang dimaksudkan University Press, 1968.
adalah ilmu-ilmu yang bersifat logika Departemen Agama, A1-Qur’an dan
empiris yang merupakan sarana menuju Terjemahnya. Jakarta, P.T. Inter Masa,
pada tujuan akhir tersebut. Maka orang 1986.
tidak boleh meninggalkan begitu saja sarana
__________, A1-Qur ’an dan Tafsirnya.
tersebut. Orang memang harus mendalami
Yogyakarta, P.T. Dana Bakti Wakaf,
ilmu tasawuf tapi tidak boleh lupa dengan
1991.
kehidupan dunianya yang merupakn
sarananya. Ketika hal ini bisa dicapai maka Departemen Pendidihan dan Kebudayaan,

Taswir Vol.3 No.5, Januari-Maret 2015 127


Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta, Hujwiri, al, Kasyful Mahjub, Risalah Tertua
Balai Pustaka, 1993. Tentang Tasawuf. Jakarta, Mizan,
1992.
Effendi, Djohan, Sufisme: Esensi dan Masa
Depan Agama. Jakarta, INIS, 1988. Husain, Sayyid Ali Asraf, Horison Baru
Pendidikan Islam. Jakarta, Pustaka
Ensiklopedi Islam, Jil. Iv. Jakarta, Ikhtiar Baru
Firdaus, 1985.
Van Hoeve, 1993.
Hawwa, Sa’id, Mencapai Maqam Shiddiqin
Ensiklopedi Islam Indonesia. Jakarta,
dan Rabbaaniyun da1am Prespektif al-
Djambatan, 1992.
Qur’an dan al-Sunnah, Syarah al-
Fahmi, Asma Hasan, Sejarah dan Filasafat -Hikam Ibnu Atha’i1lah. Jakarta,
Pendidikan Isla. Jakarta, Bulan Bintang, Rabbani Press, 1999
tt.
Husain Nasr, Sayyed, Tasawwuf Dulu dan
Faruqi, Isma’il Raji, Islamisasi Ilmu Sekarang, Teriemahan Abdul Hadi
Pengetahuan, Terjemahan Anas W.M. Jakarta, Pustaka Firdaus, 1991.
Mahyudin. Bandung, Pustaka, 1984.
Johannes dan Heijer, Pedoman Trans1iterasi
_________________, The Cultural Of Atlas Bahasa Arab (a Guide to Arabic Trans-
Of Islam. Newyork, Macmillan Pub- lation). Jakarta, INIS, 1992.
lishing, 1990.
Jumbulati, Ali al, dan Abdul Futuh At-
Fathiyah Hasan, Sulaiman, Al-Ghazali dan Tuwanisi, Perbandingan Pendidikan Is-
Plato Dalam Aspek Pendidikan Suatu lam, Terjemahan H.M. Arifin. Jakarta,
Studi, Terjemahan H.M. Mokhtar Rineka Cipta, 1994.
Zoeri dan Baehaqy Saifuddin.
Khaldun, Ibnu, Muqaddimah. Mesir, Matba’
Surabaya, P.T. Bina Ilmu, 1986.
ah Musthafa Muhammad, tt.
Fernandes, Leonor F, The Evaluation Of The
Lapidus, Ira, Sejarah Sosial Umat Islam,
Khanqah Institution in Mamluk Egypt
Terjemahan Ghufron A. Mas’adi.
dalam Islam To Charles . Adams (ed.).
Jakarta, P.T. Raja Grafindo Persada,
Leiden, E.Li. Brill, 1990.
1999.
Ghazali, al, al-Munqidz Min al-Dhala1 wa
Mahluf, Louis, Al-Munjid. Beirut, Uarul
a1-Mushil i1a dzi a1-Izzat wa a1-Jala1,
Masyriq, 1973.
editor Farid Jabre. Beirut, al-Lajnah al-
Lubnaniyah tarjamah al-Rawa’i, 1969. Majidi, Busyairi H., Konsep Pendidikan Para
Filosof Muslim. Yogyakarta, Al-Amin
_________, Ihya’ Ulumuddin. Mesir,
Press, 1997.
Musthafa al-Babi, 1346H.
Nahlawi, Abdurrahman al, Prinsip-prinsip
_________, Ilmu Da1am Perspektif a1-
Metode Pendidikan Islam. Bandung,
Ghazali, terjemahan Muh. A1-Baqir.
Dinanegoro, 1988.
Bandung, Karisma, 1996.
Nasr, Sayed Husein, Living Sufism,
Hamka, Tasawuf, Perkembangan dan
Terjemahan Abdul HAdi WM. Jakarta,
sejarahanya. Bandung, Yayasan Nurul
Pustaka Firdaus, 1991.
Islam, 1951.
Nasution, S, Metode Penelitian Naturalistik
Hasan, Ibrahim Hasan, Sejarah dan
Kualitatif. Bandung, Tarsito, 1988.
Kebudayaan Islam. Yogyakarta, Kota
Kembang, 1989. Navis, Muhammad Wahyuni, (Ed.), Reli-
gious Islam. Jakarta, Paramadina, 1996.

128 Taswir Vol.3 No.5, Januari-Maret 2015


Naysabury, Imam al-Qusyairy, an, Risalatul Syukur, Amin, Menggugat Tasawuf, Sufisme
Qusyair’iyah Induk I1mu Tasawuf, dan Tanggung jawab Sosial abad 21.
Terjemahan Luqman Hakim, Risalah Yogyakarta, Pustaka Pelajar Offset,
Gusti, 1999. 1999.
Nicholson, R.A, Studies in Islamic Mistisism. Syah Idris, Ja1an Sufi. Terjemahan, Kasijo
Cambridge, Cambridge University Djojusowarno. Jakarta, Dunia Pustaka
Press, 1978. Jaya, 1985.
Nuaymi, al, A1-Daris Fi Tarikh a1-Madaris. Tafsir, Ahmad, I1mu Pendidikan dalam
Beirut, Dar al-Kutuh al-Ilmiyah, 1990. Persfektif Islam. Bandung, Remaja
Rosda Karya, 1992.
Qutb, Muhammad, Manhaj a1-Tarbiyah,
Terjemahan Abdul Hadi WM. Taftazani, an al-Wafa, al, Sufi dari Zaman ke
Jakartra, Pustaka Firdaus, 1994. Zaman Suatu Pengantar tentang
Tasawwuf. Bandung, Pustaka, 1985.
Sanders, J.J., A Histori Of Medsevel Islam.
London, Henley and Boston, Trimingham, J. Spencer, Mazhab Sufi,
Rontledge dan Kegan Paul, 1980. Terjemahan Luqman Hakim.
Bandung, Pustaka, 1999
Schimmel, Annemari, Dimensi Mistik da1am
Islam, terjemahan Sugardi Joko Wahyudi Nafis (ed), Rekonstruksi dan
Uamono dkh. Jakarta, Pustaka Remaja Religius Islam. Jakarta,
Firdaus, 1986. Paramadina, 1996.
Simuh, Tasawwuf dan Perkembangannya W. Ahmad, Madya W. Yahya Bin, Sejarah
da1am Islam. Jakarta, Raja Grafindo Perkmbangan Pen-didikan Zaman
Persada, 1996. Awa1. Medium, Jurnal Akademik Is-
lam Universitas Malaya, 1994.
______(ed), Pengantar Ke Arah Metode
Pene1itian dan Pengembangan I1mu Ya’kub, Hamzah, Tingkat Kebahagiaan dan
Pengetahuan Agama Islam. Ketenangan Mukmin (Tasawuf).
Yogyakarta, Balai Penelitian P3M IAIN Jakarta, Jaya Offset, 1992.
Sunan Kalijaga Yogyakarta, 1972.
Yunaldi, Jika Pendidikan Berhasil Orang Juga
Syuhrawardi, Syaikh Syihabudin Umar, akan Berhasil. Jakarta, Pelita, 1990.
Awarif a1-Ma’arif sebuah Buku daras
K1asik Tasawuf. Bandung, Pustaka
Hidayah, 1990.

Taswir Vol.3 No.5, Januari-Maret 2015 129

Anda mungkin juga menyukai