Makalah
Di Tujukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Tasawuf
Dosen Pengampu:
Dr. HM. Ridlwan Hambali, Lc., MA
Oleh:
Ahla Widadirrohmah
Laila
SARANG REMBANG
2021
I. Pendahuluan
Tasawuf telah muncul dan berkembang sejak lama, yakni sejak zaman Rasulullah
SAW. Pada abad kedua Tasawuf hanya di kenal di daerah Kufah dan Bashrah. Baru pada
era awal abad ketiga, Tasawuf mulai muncul dan berkembang ke daerah-daerah lain,
bahkan sampai ke daerah kota Baghdad. Pada era itu Tasawuf di bagi menjadi beberapa
bagian di antaranya; ilmu jiwa, ilmu akhlaq, dll.1
II. Pembahasan
1
Hamka, perkembangan dan pemurnian Tasawuf, (Republika: 2016).
1
B. Motif sosial & politik lahirnya ajaran Tasawuf
___________________
2
Andi Eka Putra, Tasawuf dan perubahan sosoal politik, (63, Jurnal TAPIs: Vol.8 No.1, 2012).
3
Ali Mashar, Tasawuf; sejarah, mazhab, dan inti ajarannya, (Jurnal Al A’raf: Vol.12 No,1, 2015).
2
C. Reaksi hegemoni mazhab Tasawuf
Secara garis besar mazhab Tasawuf dibagi menjadi tiga berdasarkan kecenderungan
dan karakteristiknya yakni; Tasawuf Falsafi, Tasawuf Salafi, dan Tasawuf Sunni
(akhlaqi/amali).
a. Tasawuf Falsafi
Tasawuf Falsafi adalah Tasawuf yang bercampur dengan ajaran Filsafat,
mengkompromikan atau memakai tema-tema Filsafat yang maknanya di
sesuaikan dengan Tasawuf. Tokoh-tokoh yang terkemuka dalam bidang ini antara
lain; Abu Yazid Al Bustomi, Abu Mansur Al Hallaj, Ibn ‘arabi, Ibn Sina, dan
masih banyak lagi tokoh-tokoh yang masih senada dengan beliau-beliau.
b. Tasawuf Salafi
Tasawuf Salafi adalah Tasawuf yang selalu melandaskan ajaran al-Qur’an dan
Sunnah secara ketat. Apa yang tidak di perintahkan atau tidak di laksanakan
Rasulullah bukanlah Tasawuf. Tokoh-tokoh terkemuka dalam mazhab ini
mayoritas merekan yang menganut mazhab Hanbaliyah seperti; Ibn Taimiyah,
Ibn Qayyim Al Jauziyah, Syeikh Waliyullah Al Dihlawi, dan Muhammad Abduh.
c. Tasawuf Sunni
Tasawuf Sunni adalah Tasawuf yang mengikatkan diri pada Al Qur’an dan
Hadits, namun di dominasi dengan metode-metode baru yang belum di kenal oleh
generasi Salaf awal. Jika di nilai berdasarkan karakteristik bentuknya, mazhab ini
bias di katakana dengan mazhab moderat atau penengah antara mazhab Falsafi
yang cenderung bebas dan mazhab Tasawuf Falsafi yang cenderung kaku. Toko-
tokoh terkemuka dalam mazhab ini antar lain; Imam Ghozali, dan di ikuti oleh
mayoritas penganut Teologi Asy’ari dan Maturidi.4
_____________________
4
Ali Mashar, Tasawuf; sejarah, mazhab, dan inti ajarannya, (108, Jurnal Al A’raf: Vol.12 No,1, 2015).
3
D. Reaksi Dominasi nalar dalam ajaran teologi
Agama, sebagaimana dinyatakan banyak kalangan dapat dipandang sebagai
instrument ilahiyah untuk memahami dunia. Islam merupakan agama yang paling
mudah untuk menerima sesuatu semacam ini. Alasan utamanya terletak pada ciri
Islam yang paling menonjol, yaitu sifatnya yang “hadir di mana-mana”
(omnipresence). Ini sebuah pandangan yang mengakui bahwa “dimana-mana,”
kehadiran Islam selalu memberikan “panduan moral yang benar bagi tindakan
manusia”.5
Sisi lain fenomena sejarah pemikiran dan gerakan adalah produk keberlangsungan dan
perubahan dalam sejarah Islam. Agama Islam oleh Tuhan diciptakan dengan sempurna
sehingga memiliki daya tahan yang tinggi dalam menghadapi perkembangan
kehidupan umat manusia. Islam selain merupakan agama awal, juga menjadi agama
terakhir. Dengan mengulang ajaran semua Nabi, Islam menonjolkan sifatnya yang
universal dan menempatkan dirinya sebagai agama yang utama. Menurut pandangan
Deliar Noer, Islam setidaknya meliputi dua aspek pokok, yaitu agama dan masyarakat
(politik).6 Akan tetapi sangat sulit mengartikulasikan dua aspek tersebut.
5
Bahtiar Efendi, Islam dan Negara; Transformasi Pemikiran dan Praktik Politik Islam di Indonesia, (Cet. I; Jakarta:
Paramadina), h. 7
6
Deliar Noer, Gerakan Modern Islam di Indonesi 1900-1942, (Cet. Ke-8; Jakarta: LP3ES, 1996), h.
4
III. Kesimpulan
Pada dasarnya, perkembangan ilmu Tasawuf ini, terjadi karena adanya perbedaan
pendapat para sufi, sehingga timbullah berbagai macam paham di ranah ajaran Tasawuf.
Tasawuf diciptakan sebagai media untuk mencapai maqashid al-syar’i (tujuan-tujuan syara’).
Karena bertasawuf itu pada hakikatnya melakukan serangkaian ibadah seperti shalat, puasa,
zakat, haji, dan lain sebagainya, yang dilakukan untuk mendekatkan diri kepada Allah.
5
DAFTAR PUSTAKA