Anda di halaman 1dari 12

PERKEMBANGAN TAREKAT QADIRIYYAH-NAQSHABANDIYYAH

DI PESANTREN SURYALAYA

Triyani Pujiastuti*

Abstrak

Tasawuf dengan tarekatnya menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam perkembangan Islam. Di
Indonesia ada dua tarekat yang sangat berpengaruh yaitu Tarekat Qadiriyyah dan Tarekat
Naqshabandiyyah. Bahkan dari kedua tarekat tersebut muncullah tarekat gabungan yaitu Tarekat
Qadiriyyah-Naqshabandiyyah yang dikembangkan oleh Syeikh Ahmad Khatib Sambas. Kajian ini
mencoba untuk mengelaborasi perkembangan Tarekat Qadiriyyah-Naqshabandiyyah di Pesantren
Suryalaya oleh Abah Sepuh dan Abah Anom sebagai salah satu pusat perkembangan Tarekat
Qadiriyyah-Naqshabandiyyah di Indonesia.

Kata Kunci: Tarekat Qadiriyyah-Naqshabandiyyah, Abah Sepuh dan Abah Anom

Pendahuluan Di antara abad kesembilan dan


Tasawuf (Ilm al-Thashawwuf) boleh kesebelas, mulai muncul berbagai terekat
dikatakan sebuah cabang ilmu Islam yang sufi, yang meliputi para ahli dari segala
menekankan dimensi esoterik, mistik atau lapisan masyarakat. Ketika terakat sufi
spiritual Islam. Tujuannya adalah untuk atau persaudaraan sufi ini muncul, pusat
mendekatkan diri kepada Allah (Taqarrub kegiatan sufi bukan lagi di rumah-rumah
ila Allah), melalui latihan spiritual dan pribadi, sekolah atau tempat kerja sang
pembersihan jiwa, atau hati (tazkiyat al- pemimpin spiritual. Selain itu, struktur
anfus). Ada tiga penelitian penting dari yang lebih bersifat kelembagaan pun
tasawuf yang dilakukan para ahli tasawuf. diberikan pada pertemuan-pertemuan
(1) berkenaan dengan penelitian tentang mereka, dan tarekat-tarekat sufi mulai
realitas atau kebenaran, yang disebut menggunakan pusat-pusat yang sudah
hakekat (haqiqah), (2) tentang pengetahuan ada khusus untuk pertemuan-pertemuan
hakikat untuk bisa sampai pada realitas ini.2
tersebut, disebut ma‟rifat (ma’rifah), dan
(3) penelitian tenang jalan yang harus Sama halnya dengan berbagai
ditempuh seorang sufi untuk sampai mazhab Islam, yang muncul pada abad-
kepada Tuhannya, yang disebut tarekat abad awal setelah wafatnya nabi SAW,
(thariqah). 1 Tulisan ini mencoba dimaksudkan untuk menegaskan suatu
mengelaborasi lebih lanjut tentang jalan yang jelas untuk penerapan hukum
penelitian yang ketiga yaitu tentang tersebut, demikian pula tarekat-tarekat
tarekat dalam hal ini perkembangan sufi yang muncul dalam periode yang
tarekat Qadiriyyah-Naqshabandiyyah di sama bermaksud menegaskan jalan yang
Pesantren Suryalaya. sederhana bagi praktik penyucian batin.
Sebagaimana banyak mazhab hukum

*Penulis adalah Dosen FUAD IAIN Bengkulu


El-Afkar Vol. 5 Nomor II, Juli- Desember 2016

Islam (fiqh) tidak lagi dipropagandakan mengungkapkan pendapat yang persisi


sehingga berakhir, demikian pula banyak sama berkaitan dengan tarekat-tarekat di
tarekat besar menghadapi situasi serupa.3 Jawa. Ia menganggap tarekat-tarekat
tersebut sebagai pemeliharaan golongan
Suatu kecenderungan yang tua atas lingkungan sosialnya, yang
nampak pada tarekat-tarekat sufi ialah
eksistensinya dapat dengan mudah hilang
bahwa banyak diantaranya telah saling karena meningkatnya kekuatan kaum
bercampur, sering saling memperkuat dan
modernis.5
kadang saling melemahkan. Kebanyakan
tarekat sufi memelihara catatan tentang Di Indonesia ada dua tarekat yang
silsilahnya, yakni rantai penyampaian paling berpengaruh di kalangan besar
pengetahuan dari syekh ke syekh, yang masyarakatnya yakni tarekat Qadiriyyah
sering tertelusuri sampai kepada salah dan tarekat Naqshabandiyyah. Dua
satu Imam Syi‟ah dan karenanya kembali pengikut aliran sufi terbesar di dunia
melalui Imam Ali ke Nabi Muhammad yaitu Tarekat Qadiriyyah dan Tarekat
SAW, sebagai bukti keotentikan dan Naqshabandiyyah, keduanya terdapat di
wewenangnya. Satu-satunya perkecualian Indonesia.
adalah terekat Naqsabandiyah yang
Tarekat Qadiriyyah dan
silsilah penyampaiannya melalui Abu
Naqshabandiyyah mempunyai peranan
Bakar, khalifah di Madinah, ke Nabi
penting dalam kehidupan muslim
Muhammad SAW.4
Indoneasia. Dan yang sangat penting
Sekitar 1950-an, peneliti-peneliti adalah membantu dalam membentuk
Barat biasanya mempunyai pandangan karakter masyarakat Indonesia. Bukan
bahwa tarekat adalah gerakan yang karena Syeikh Ahmad Khatib Sambas
dipastikan akan mati. Karena Negara- sebagai pendiri adalah orang lokal
negara muslim telah mengikuti model- (Indonesia) tetapi para pengikut kedua
model pembangunan Barat, dan kaum elit Thariqat ini ikut berjuang dengan gigih
terpelajar telah meninggalkan bentuk- terhadap imperialisme Belanda dan terus
bentuk organisasi religius tradisional. berjuang melalui gerakan sosial-
Komentar-komentar A.J Arberry pada keagamaan dan institusi pendidikan
tahun 1950 merupakan representasi dari setelah kemerdekaan. Survei tentang
pandangan peneliti barat tersebut: sejarah thariqat Qadiriyyah dan
“meskipun tarekat-tarekat sufi sufi masih Naqshabandiyyah mempunyai hubungan
tetap dan di banyak Negara berlanjut yang erat dengan pembangunan
teraus-menarik minat dan kesetiaan masyarakat Indonesia. Thariqat ini
masyarakat yang bodoh, tidak ada merupakan salah satu keunikan
seorang terpelajar pun yang mau peduli masyarakat muslim Indonesia, bukan
menyokong mereka. Observasi tentang hal karena alasan yang dijelaskan di atas,
ini telah dilakukan khususnya di Mesir, tetapi praktik-praktik tarekat ini
juga di Timur tengah Arab, terutama menghiasi kepercayaan dan budaya
dalam masalah pemikiran, bahkan masyarakat Indonesia. Selanjutnya, Syeikh
sepuluh tahun kemudian, Clifford Geertz Sambas tidak mengajarkan kedua Thariqat

72
Triyani Pujiastutii
Perkembangan Tarekat Qadiriyyah- Naqshabandiyyah di Pesantren Suryalaya

ini secara terpisah, tetapi dalam satu dikenal dengan sebutan halqah: lingkaran.
kemasan (penggabungan kedua Para anggota halqah saling berhubungan
Thariqat).6 erat sebagai sesame musafir di jalan
menuju Allah. Pada akhirnya lingkaran-
A. Pengertian Tarekat
lingkaran itu bergabung membentuk
Tarekat terambil dari bahasa Arab
tarekat: jalan, persaudaraan. Orang yang
al-Thariqah yang berarti “jalan”. Jalan yang
hidup dalam kelompoknsufi dituntut
dimaksud di sini adalah jalan yang
untuk sepenuhnya memperhatikan bukan
ditempuh oleh para sufi untuk dapat
hanya kebutuhan sendiri namun juga
dekat kepada Allah.7 Tarekat adalah
kebutuhan sesama.12
“jalan” yang ditempuh sufi, dan
digambarkan sebagai jalan yang Menurut Harun Nasution bahwa
berpangkal dari syariat, sebab jalan utama tarekat yang berasal dari kata thariqah
disebut syar‟ sedangkan jalan anak adalah jalan yang harus ditempuh oleh
disebut tariq.8 seorang calon sufi agar ia berada sedekat
mungkin dengan Allah. Thariqah juga
Secara definisi, tarekat itu
mengandung arti organisasi (tarekat).
merupakan metode psikologi untuk
Yang mempunyai Syeikh, upacara ritual
mendekati Tuhan dengan menggunakan
dan bentuk dzikir tertentu.13
perantara seorang Imam atau biasa
disebut mursyid al-thariqah.9 Adapun al- Dengan demikian ada dua
thariqat, yang biasa diartikan ke dalam pengertian tarekat. (1) tarekat sebagai
bahasa Inggris “sufi order” dan bahasa pendidikan kerohanian yang dilakukan
Indonesia tarekat, mengandung makna oleh orang-orang yang menjalani
aturan atau organisasi. Tarekat disamping kehidupan tasawuf untuk mencapai suatu
menunjukkan aspek organisasi dan aturan tingkat kerohanian tertentu. (2) Tarekat
main dalam organisasi itu, juga sebagai sebuah perkumpulan atau
mengandung pengertian metoda yang organisasi yang didirikan menurut aturan
diajarkan sufi-sufi besar kepada murid yang telah ditetapkan oleh seorang syeikh
atau pengikutnya yang menjadikannya yang menganut suatu aliran tarekat
sebuah jalinan dan jaringan persaudaraan tertentu. Maka dalam organisasi itulah
yang kuat dan lengket.10 seorang syeikh mengajarkan amalan-
amalan (tasawuf) menurut aliran tarekat
Menurut Cak Nur, kata tarekat
yang dianutnya, kemudian diamalkan
(Thariqah) sendiri secara harfiah berarti
oleh para muridnya secara bersama-sama
jalan, sama dengan kata-kata syari’ah, sabil,
di suatu tempat yang disebut ribath,
shirath dan manhaj. Dalam hal ini yang
zawiyah atau taqiyah. Gurunya disebut
dimaksud tarekat adalah jalan menuju
mursyid atau syeikh dan wakilnya disebut
kepada Allah guna mendapat ridha-Nya
khalifah.
dengan menaati ajaran-ajaran-Nya.11
Untuk dapat melihat hubungan
Jalan tasawuf biasanya diikuti
antara dua pengertian di atas dan juga
dalam konteks kelompok. Kelompok sufi
hubungannya dengan tasawuf menarik
yang berkumpul mengitari guru biasa

73
El-Afkar Vol. 5 Nomor II, Juli- Desember 2016

untuk dikutip apa yang ditulis Abuddin B. Asal-usul Tarekat Qadiriyyah-


Nata berikut: Tarekat pada mulanya Naqshabandiyyah
berarti cara dalam mendekatkan diri Istilah Qadiriyyah-
kepada Allah dan digunakan untk Naqsabandiyyah mengacu pada pada
sekelompok yang menjadi pengikut bagi sebuah nama tarekat yang merupakan
seorang syaikh. Kelompok ini kemudian hasil rumusan atau formulasi Syaikh
menjadi lembaga-lembaga yang Ahmad Khatib Sambasi dari dua sistem
mengumpul dan mengikat sejumlah tarekat yang berbeda (Qadiriyyah dan
pengikut dengan aturan-aturan Naqshabandiyyah) menjadi satu metode
sebagaimana disebutkan di atas. Dengan tersendiri yang praktis untuk menempuh
kata lain, tarekat adalah tasawuf yang jalan spiritual. Kegiatan ini pertama kali
melembaga. Dengan demikian tasawuf dilakukan sekitar pertengahan abad ke-19
adalah usaha mendekatkan diri kepada di Makkah. Bila dilihat dari
Allah, sedangkan tarikat itu adalah cara perkembangannya, tarekat ini bisa juga
dan jalan yang ditempuh seseorang dalam disebut “tarekat Sambasiyah,” yang
usahanya mendekatkan diri kepada berinduk pada Qadiriyah seperti yang
Tuhan. Inilah hubungan antara tarikat terjadi pula pada nama-nama terekat
dengan tasawuf.14 semacam Ghausiyah di India, Rumiyah di
Turki, Dauddiyah di Damaskus dan
Menurut Al-Ghazali ada tiga sebagainya, yang juga berinduk pada
langkah jalan menuju Allah yaitu, Qadiriyah.16
penyucian hati, konsentrasi dalam zikir
pada Allah dan fana fi „llah. Penyucian Khatib Sambas dilahirkan di
hati (tahrir al-qalbi) merupakan langkah Sambas, Kalimantan Barat, beliau
pertama tarekat. Ini terdiri dari dua memutuskan untuk pergi menetap di
bagian: (1) mawas diri dan penguasaan Makkah pada permulaan abad ke-19,
serta pengendalian nafsu-nafsu. (2) sampai beliau wafat pada tahun 1875.
membersihkan diri dari ikatan pengaruh Diantara guru beliau adalah Syaikh Daud
keduniaan. Ini semuanya terhubung Ibn Abdullah al-Fatani, seorang Syeikh
dengan penyucian hati yang dalam ajaran terkenal yang berdomisili di Makkah,
tasawuf dipercaya mempunyai Syaikh Muhammad Arshad al-Banjari,
kemampuan rohani dan menjadi alat satu- dan Syeikh Abd al-Samad al-Palimbani.
satunya untuk makrifat kepada Zat tuhan Menurut Naqib al-Attas, Khatib Sambas
dan untuk mengenal semua rahasia alam adalah Syaikh Qadiriyyah dan
gaib. Konsentrasi dalam zikir kepada Naqshabandiyyah. Hurgronje
Allah yang dalam istilah Al-Ghazali menyebutkan bahwa beliau adalah salah
disebut istighrar al-qalb bzikrillah. Menurut satu guru dari Syeikh Nawawi al-Bantani,
Al-Ghazali, bila zikir ini berhasil akan yang mahr dalam berbagai disiplin ilmu
mengantar pada pengalaman atau Islam.17
penghayatan fana’fillah, yakni beralihnya
Syaikh khatib Sambas tidak
kesadaran dari alam inderawi kea lam
mengajarkan Tarekat Qadiriyyah dan
kejiwaan atau alam batin dan ma‟rifah
Terekat Naqshabandiyah secara terpisah,
kepada Allah.15

74
Triyani Pujiastutii
Perkembangan Tarekat Qadiriyyah- Naqshabandiyyah di Pesantren Suryalaya

tetapi dalam satu kesatuan yang harus selain telah banyak menunjukkan
diamalkan secara utuh. Sekalipun masing- kelebihannya dalam dunia spiritual
masing tarekat tersebut telah memiliki sebagai orang yang telah berhasil dalam
metode tersendiri, baik dalam aaturan- dunia tarekat-sufi, juga dipandang
aturan kegiatan, prinsip-prinsip maupun memiliki berbagai ilmu yang sangat
cara-cara pembinaannya. Sehingga bentuk dibanggakan oleh pengikut tarekat.20
tarekat ini adalah tarekat baru yang
Zamakhsari Dhofir menyatakan
memiliki perbedaan dengan kedua tarekat
bahwa peranan penting Syeikh Sambas
dasarnya itu.18
adalah melahirkan Syaikh-syaikh Jawa
Pada tarekat Qadiriyyah- terutama dan menyebarkan ajaran Islam
Naqshabandiyah, nama Qadiriyyah di Indonesia dan Malaysia pada
didahulukan dari Naqshabandiyah. Hal pertengahan abad ke-19. Kunci
ini nampaknya didasarkan atas silsilah keberhasilan Syaikh Sambas ini adalah
yang selalu digunakan Khatib Sambasi bahwa beliau bekerja sebagai Fath al-
ketika mengajarkan tarekat kepada murid- arifin, dengan mempraktikkan ajaran sufi
muridnya. Karena Syaikh Syamsuddin, di Malaysia yaitu dengan bay‟a, zikir,
guru spiritual Syaikh Sambasi, berasal muraqabah, silsilah, yang dikemas dalam
dari kelompok Tarekat Qadiriyah, yang tharekat Qadiriyyah wa
tentu akan disebutkan lebih dulu. Naqshabandiyyah. 21

Sehingga kemudian, murid-murid khatib


Tarekat Qadiriyyah-
Sambasi pun mengembangkan Tarekat
Qadiriyyah-Naqshabandiyyah di Naqshabandiyyah menarik perhatian
sebagian masyarakat Indonesia khususnya
Indonesia dengan bersumber pada silsilah
Tarekat Qadiriyyah, bukan tarekat di wilayah Madura, Banten dan Cirebon.
Pada akhir abad ke-19 thariqat ini menjadi
naqshabandiyyah.19
sangat terkenal. Tarekat Qadiriyyah-
Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani, Naqshabandiyyah tersebar secara luas
pencetus tarekat Qadiriyyah, sangat melalui Malaysia, Singapura, Thailand,
popular di mata anggota (ikhwan) tarekat dan Brunei Darussalam. Periode setelah
Qadiriyyah-Naqshabandiyyah bila Syeikh Sambas, pada tahun 1970, ada
dibandingkan dengan Syaikh Bahauddin empat tempat penting sebagai pusat
dan Syaikh Gujdawaini (seorang Tarekat Qadiriyyah wa Naqshabandiyyah
pencetus/ pengembang tarekat di pulau Jawa yaitu: Rejoso (Jombang) di
Naqshabandiyyah). Anggota tarekat bawah bimbingan Syeikh Romli Tamimi,
Qadiriyyah-Naqshabandiyyah lebih Mranggen (Semarang) di bawah
tertarik untuk membacakan manaqib-nya bimbingan Syeikh Muslih, Suryalaya
Syaikh Abdul Qadir al-jailani ketimbang (Tasikmalaya) di bawah bimbingan Syeikh
kedua tokoh terakhir pada acara-acara Ahmad Sahib al-Wafa Tajul Arifin (Mbah
tertentu. Hal itu mungkin bisa dijadikan Anom) dan Pagentongan (Bogor) di
indicator kepopulerannya. Terlebih lagi, bawah bimbingan Syeikh Thohir Falah.
terutama bagi masyarakat Islam Rejoso mewakili garis Ahmad Hasbullah,
tradisional, Syaikh Abdul Qadir al-Jailani, Suryalaya mewakili garis aliran Syeikh

75
El-Afkar Vol. 5 Nomor II, Juli- Desember 2016

Tolhah dan yang lainnya mewakili garis yang memisahkan wilayah tasikmalaya
aliran Syeikh Abd al-Karim Banten dan dan Ciamis. Sebagai daerah dengan
penggantinya.22 ketinggian sekitar 700 meter dari
permukaan laut, menjadikannya berudara
dingin dan memiliki tanah yang sangat
C. Tarekat Qadiriyyah- subur.23
Naqshabandiyyah di Pesantren
Suryalaya terdiri dari dua kata:
Suryalaya
Surya yang berarti Matahari dan laya yang
Ajaran Tarekat Qadiriyyah-
berarti “tempat”jadi Suryalaya berarti
Naqshabandiyyah di Suryalaya
tempat terbit matahari. Didirikan oleh
dikembangkan oleh dua tokoh utama
Syeikh Abdul Mubarak Ibn Nur
yaitu Abah Sepuh, dan penerus beliau
Muhammad pada 7 Rajab 1323 H atau 5
yakni putranya sendiri, K.H.A.
September 1905. Syeikh Abdullah
Shohibulwafa Tajul „Arifin (Abah Anom).
mubarak, yang dikenal sebagai Abah
Abah Sepuh menjelaskan ajaran Tarekat
Sepuh, lahir pada tahun 1836 di kampung
Qadiriyyah-Naqshabandiyyah melalui
Cicalung, sebuah kampung di Desa
ceramah-ceramah beliau di masjid-masjid
Tanjungkerta. Pesantren Suryalaya
dan pertemuan-pertemuan non formal di
berbeda dari kebanyakan pesantren besar
rumah murid-muridnya. Jadi jelaslah
yang ada di Jawa dengan memperhatikan
bahwa ajaran Tarekat Qadiriyyah-
prinsip keturunan dalam mendirikan
Naqshabandiyyah belum tertulis dengan
pesantren. Dhofier menunjukkan bahwa
rinci pada masa tersebut. Sementara itu,
semua pesantren besar didirikan oleh
pada zaman Abah Anom ajaran Tarekat
turunan kyai. Tidak seperti Kyai Hasyim
Qadiriyyah-Naqshabandiyyah mulai
Ash‟ari, Syaikh Abdullah Mubarak tidak
ditulis dan dikembangkan, kemudian
berasal dari keluarga kyai, tetapi berasal
dicetak dalam kitab yang berjudul Miftah
dari kealuarga priyayi atau keluarga
al-Shudur. Menurut Abah Anom tujuan
ningrat. Ayahnya adalah Raden Nur
dari kitab ini adalah untuk mencapai
Muhammad, yang dikenal sebagai
ketenangan dalam kehidupan di dunia
Nurapraja atau Eyang Upas, dan ibunya
dan kebahagiaan nanti di akhirat.
adalah Nyonya Emah. Raden Nur
1. Abah Sepuh Muhammad menikmati status tinggi di
Pesantren Suryalaya berlokasi di masyarakat karena ia bekerja sebagai
kampung Godebag, Desa Tanjungkerta, penjaga keamanan pada kampungnya dan
Kecamatan Pageregeung, Tasikmalaya karena ia adalah seorang yang kaya yang
Jawa Barat. Berada sekitar 90 kilometer memiliki tanah yang luas.24
dari pusat ekonomi Bandung dan 35
Beliau (Abah Sepuh) mulai belajar
kilometer ke Tasikmalaya Utara. Sekitar
agama Islam dari kedua orang tuanya,
9,5 kilometer dari jalan utama Bandung
termasuk membaca al-Qur‟an dan praktek
Tasikmalaya, Ia terletak di lembah yang
sholat sehari-hari. Ia juga mempelajari
indah, diantara dua gunung yaitu gunung
Ushuluddin dan Fikih di bawah
Cakrabuana dan gunung Sawal.
bimbingan kedua orang tuanya. Abah
Disamping mengalir sungai Citanduy
76
Triyani Pujiastutii
Perkembangan Tarekat Qadiriyyah- Naqshabandiyyah di Pesantren Suryalaya

sepuh juga mempunyai kegemaran di Syaikh Tolhah sebagai khalifahnya pada


bidang pertanian, perikanan dan tahun 1908, pada saat beliau berusia 72
perburuan. Ia suka melaksanakan shalat tahun.26
berjamaah dan shalat sunnah dan memuji
Sebuah hal penting yang harus
Allah serta shalawat kepada Nabi
disebutkan di sisni ialah bahwa Abah
Muhammad SAW. Sangat tampak bahwa
Sepuh telah menyebarkan Tarekat
beliau memiliki minat yang kuat untuk
Qadiriyyah-Nqshabandiyyah secara
mempelajari dan mengamalkan Islam.25
rahasia, yang pada saat itu dilarang oleh
Sebelum keberangkatannya ke pemerintah Belanda; dan memang beliau
Cirebon, Abah sepuh muda (dikenal pernah masuk penjara karena kegiatan
dengan nama kiai Mubarak) sering tersebut.
mengunjungi Pamijahan (terketak sekitar
Selama periode kepemimpinannya,
50 kilometer sebelah Selatan korta
Pesantren Suryalaya mengalami kemajuan
Tasikmalaya), di mana makam Syaikh
yang signifikan. Khususnya dalam
Abdul Muhyi berada. Di Pamijahan beliau
pengajaran Tarekat Qadiriyyah-
bermimpi melihat seorang Syaikh di
Naqshabandiyyah kepada masyarakat
Cirebon, dengan ditamani sahabatnya,
muslim. Selama hidupnya, dia siap untuk
Madraji, ia pergi ke Cirebon dan bertemu
melakukan penyebaran, tidak hanya di
Syaikh Tolhah kemudian menjadi
Jawa Barat tetapi juga di Jawa Tengah dan
muridnya di Pesantren Begong, Kalisapu,
Jawa Timur. 27
Cirebon.
Ajaran Abah Sepuh yang sempat
Pada tahun 1890, ketika beliau
ditulis dan selalu dibaca pada acara
berusia 54 tahun mula-mula Abah Sepuh
manakiban Tarekat Qadiriyyah-
membentuk sebuah pengajian di
Naqshabandiyyah Suryalaya yaitu Tanbih.
Tundagan. Walaupun demikian kita
Selain tanbih, Abah Sepuh juga
belum tahu pasti apakah pengajian itu
menyampaikan pesan singkat yang
dimaksudkan untuk mengajar Islam
disebut untaian mutiara yang aslinya juga
secara umum atau sebagai sebuah pusat
berbahasa Sunda dan berbunyi sebagai
penyebatran praktik Tarekat Qaadiriyyah-
berikut: jangan benci kepada ulama yang
Naqshabandiyyah menurut keinginannya
sezaman, jangan menyalahkan kepada
sendiri karena ia belum menerima
pengajaran orang lain, jangan memeriksa
penunjukan pindah tangan dari Syaikh
murais orang lain, janagn pergi
Tolhah sampai dengan tahun 1908.
meninggalkan tempat apabila
Pengajian ini kemudian pindah dari
tersinggung, dan harus menyayangi orang
tunfangan ke Cisero dan akhirnya pada
yang membenci kepadamu.28
tahun 1901/02, ke kampung Godebag
yang terletak di sebelah atas sungai Selain Abah Anom, adapun wakil
Citanduy. Pada tahun 1905 di godebag talkin yang ditunjuk pada masa Abah
inilah beliau akhirnya mendirikan Sepuh, yaitu: K.H. Abdullah bin H. Sanusi
Pesantren Suryalaya. Tidak lama sesudah (Abah Dulah) di daerah Dayeuh kolot,
itu beliau secara resmi ditunjuk oleh Bandung, K.H. Ustman Samantapura
77
El-Afkar Vol. 5 Nomor II, Juli- Desember 2016

(Abah Endi) di daerah Cisayong, lahir pada tanggal 1 Januari 1915, sepuluh
Tasikmalaya, K.H. Mukhtar bin Abdul tahun setelah didirikannya Pesantren
Gani (mama Mukhtar) di daerah Cijulang, Suryalaya. Jadi usia Abah Anom ketika
Ciamis, Gulam Nabi, Tasikmalaya, K.H. mulai menggantikan ayahnya memimpin
Abdullah Pakih (Abah pakih) di daerah pesantren adalah 35 tahun. Usia ini relatif
Cinabo, Majalengka, K.H. Najmudin di muda untuk memimpin sebuah pesantren
daerah Salopa, tasikmalaya, K. Moh. dan tarekat sufi.30
Abidin di daerah Ciawi, Tasikmalaya, dan
K. Ahmad Ali Hidayat bin Soemadimadjo Gelar Abah Anom adalah dari
bahasa Sunda yang berarti bapak/kiai
(Abah Dayat) di daerah Ciawi,
Tasikmalaya. muda, dianugerahkan kepada beliau
ketika masih usia muda. Beliau yang lahir
Gelar Abah Sepuh kelihatannya 1 januari 1915 di Suryalaya, jawa Barat,
sudah dianugerahkan kepadanya pada putra kelima dari Abah Sepuh, ibunya
tahun 1952, ketika beliau berusia 116 bernama H. Juhriyah. Menurut saudara
tahun. Pada saat ini beliau telah perempuan beliau, Didah, Abah Anom
menyiapkan putranya yang kelima, abah punya nama lain yaitu Mumum
Anom, untuk menggantikannya sebagai Zakarmudji (H. Shohib), sebagaimana
pemimpin tarekat. Sejak waktu itu ke beliau tuliskan dalam tulisannya tentang
depan murid-murid mereka menyebut boigrafi ayahandanya, Abah Sepuh. Abah
keduanya Abah Sepuh dan Abah Anom. Anom masuk sekolah Dasar Belanda di
Abah Sepuh memiliki sejumlah gelar dan Ciamis antara tahun 1923-1929, kemudian
nama, misalnya Ajengan Godebag, Kiai meneruskan ke sekolah menengah di
Godebag, dan Syaikh Mubarak. Karena Ciawi, Tasikmalaya (1929-1931). Pada usia
alasan kesehatan dan keamanan, Abah 18 tahun beliau sudah menjadi wakil
Sepuh kemudian pindah ke Tasikmalaya, talqin, mewakili ayahnya untuk membaiat
di mana ia menghabiskan hari-hari mereka yang masuk Tarekat Qairiyyah-
terakhir di rumah murid, H.O. Sobari. Naqshabandiyyah. Kemudian Abah
Beliau wafat pada tanggal 25 januari 1959 Anom belajar bermacam-macam ilmu
pada usia 120 tahun.29 agama Islam di beberapa pesantren di
Jawa Barat, seperti di Cicariang, kemudian
2. Abah Anom
di Pesantren Gentur dan Jambudipa
Setelah ayahnya meninggal,
(Kabupaten Sukabumi), tempat beliau
kepemimpinan dari pesantren Suryalaya
mempelajari ilmu hikmah dan tarekat, dan
diterima oleh anaknya, Ahmad Sahib al-
seni bela diri silat. Abah Anom juga
Waafa‟ Taj al-„Arifin (Ahmad melakukan latihan spiritual (riyaadah) di
Shohibulwafa Tajul Arifin) dikenal
bawah bimbingan ayahnya sendiri, Abah
sebagai Abah Anom sebagai pembeda
Sepuh.31
dengan ayahnya yang dikenal sebagai
Abah Sepuh. Abah Anom, pemimpin Ketika Abah Anom berusia 23
tarekat Pesantren Suryalaya, mulai tahun, pengembaraannya dari satu
memimpin pada tahun 1950, enam tahun pesantren ke pesantren yang lain untuk
sebelum ayahnya meninggal. Abah Anom menuntut ilmu berakhir dengan

78
Triyani Pujiastutii
Perkembangan Tarekat Qadiriyyah- Naqshabandiyyah di Pesantren Suryalaya

pernikahannya dengan Siti Ru‟yanah. Abah Anom menerima sebuah


Kemudian diantara tahun 1938 dan 1939 penghargaan dari Gunung Djati batalion
dia pergi ke Mekkah untuk haji dan 329 untuk kontribusinya terhadap
tinggal di sana selama tujuh bulan. Selama keamanan regional. Sebuah penghargaan
periode ini Abah Anom bergabung dalam lain diberikan kepada Abah Anom untuk
halaqah (bandongan) belajar di Masjid al- usaha-usahanya di bidang pertanian dan
Haram dimana dia belajar tafsir dan sektor irigasi, sebuah penghargaan lain
hadits. Tidak ada laporan yang dipersembahkan kepada beliau pada
menyebutkan siapa gurunya di masjid tahun 1961 oleh Gubernur Jawa Barat,
yang suci itu. Di samping itu, seperti yang Mashudi untuk karya pionirnya dalam
disebutkan Praja, di Jabal Qubaish seorang penggunaan teknologi pertanian.33
khalifah (wakil) dari Abah Sepuh dari
Pada tahun 1962-1966, Suryalaya
Garut bernama Syaikh Romli, sering
menerima tamu-tamu dari banyak pejabat
mengadakan diskusi tentang sufisme,
khususnya buku Sirr al-Asrar dan tinggi, intelektual, dan tokoh-tokoh
Ghaniyyah al-Talibin milik Syaikh Abd Al- publik. Mereka menunujukkan
penghormatan kepada Abah Anom atas
Qadir al-Jailani (pendiri tarekat
kesuksesannya, walaupun beliau
Qadiriyyah). Abah Anom juga bergabung
menghadapi banyak tantangan dan
dalam diskusi tersebut.32
kesulitan, dan juga tentang macam-
Suksesi yang diterima Abah Anom macam tanda kemajuan yang
pada tahun 1956 berjalan dengan mulus. berhubungan dengan perubahan situasi
Beliau telah dipersiapkan dengan hati-hati Negara. Pada tahun 1961 Pesantren
ileh ayahandanya selama bertahun-tahun. Suryalaya telah membentuk yayasan yang
Ketika hampir beliau menduduki bernama yayasan Serba Bakti untuk
kedudukan tersebut, Suryalaya dalam memacu terus kemajuan masa depan.
keadaan yang kurang aman karena Pendirian yayasan serba bakti sebenarnya
serangan DI/TII (Darul Islam/Tentara memenuhi sebuah saran yang
Islam Indonesia), gerakan yang dipimpin disampaikan oleh H. Sewaka, yang
oleh Kartosuwiryo, kejadian ini hampir menjadi Gubernur jawa Barat selama
memekan waktu selama dua belas tahun tahun 1947-1952, dan sebagai menteri
(1950-19620), secara khusus berbahaya pertahanan pada tahun 1952-1953, yang
karena Kartosuwiryo tahu bahwa Abah juga adalah seorang ikhwan Tarekat
Anom dan kakaknya H.A. Dahlan (kepala Qadiriyyah-Naqshabandiyyah.34
Kampung Tanjung Kerta), melawan
Dalam menyebarluaskan kemajuan
gerakan tersebut. Sesungguhnya mereka
dan pengikut mereka mengangkat senjata, Tarekat Qairiyyah-Naqshabandiyyah,
Abah Anom dibantu oleh keluarganya,
menerima bantuan dari Tentara Nasional
terutama putra-putrinya, dan
Indonesia Batalion 309. Diantara mereka
keponakannya. Diantara mereka
yang masih hidup ikut berjuang bersama
mereka yaitu H. Dudun Nursaidudin memegang peran penting dalam susunan
pengurus Yayasan Serba Bakti Pondok
(putra Abah Sepuh). Pada tahun 1962
Pesantren Suryalaya. Selain itu, diantara

79
El-Afkar Vol. 5 Nomor II, Juli- Desember 2016

para wakil talqin, Abah Anom dikenal Setelah shalat wajib, seseorang
sebagai seorang figur yang sangat dekat memulainya dengan membaca al-
denagn kitab kuning, yang dengan Fatikhah untuk nabi, keluarga dan
rajinnya beliau baca dan para sahabat. Langkah berikutnya
mengamalkannya. Hal ini dapat dilihat membaca istigfar tiga kali, dan doa
dari referensi ynag digunakannya dalam ilahi anta maqsudi wa ridhaka mathlubi
karyanya Miftah al-Sudur dan juga kitab- a’thini mahabbataka wa ma’rifatak. Ini
kitab tersebut menjadi bagian utama dari diikuti dengan bacaan la ilaha illa
kurikulum pesantren yang diasuhnya. Allah tiga kali. Bacaan ini diulangi
165 kali dan diselesaikan dengan
Ajaran Abah Anom tentang mengatakan sayyidina Muhammad
Tarekat Qadiriyyah-Naqsabandiyyah Rosul Allah SAW. Kemudian
dituangkan dalam empat buku beliau membaca shalawat munjiyat, dan surat
yaitu Miftah al-Sudur, ‘Uqud al-Juman, al-Fath ayat kesepuluh. Kemudian
Akhlaqul Karimah, dan Ibadah Sebagai Metode
orang boleh menambahkan doanya
Pembinaan Korban Penyalahgunaan narkotika
sendiri, yang diikuti oleh al-Fatikhah.
dan Kenakalan Remaja.
Berikutnya bacaan surat al-Fatikhah
Abah Anom juga berhasil untuk Syeikh Abd Qadir al-Jailani,
menyebarkan tarekat Qadiriyyah- Syaikh Junaid al-Baghdadi, Syeikh
Naqshabandiyyah di Singapura, Malaysia, Ahmad Khatib Sambas, Syeikh Abd
Brunei Darussalam dan Thailand. Sejak Karim al-Banten, Syeikh Tolhah
tahun 1980 belau telah membangun dua Cirebon, Syeikh Abdullah Mubarak
puluh dua pondok Inabah untuk dan untuk guru yang sekarang.
penanggulangan korban penyalahgunaan Kemudain surat al-Fatikhah harus
obat dan narkotika, dan selama lebih dari dibaca untuk arwah dari semua
dua puluh tahun pondok ini telah orang tua dan semua pemngikut
menyembuhkan 9000 anak muda yang muslim, laki-laki dan perempuan
kecanduan obat terlarang tersebut, yang hidup atau mati, diikuti oleh
Pondok Inabah juga didirikan di istighfar (yang diulangi tiga kali),
Singapura dan Malaysia. kemudian shalawat kepada nabi
Muhammad SAW. Dan Nabi Ibrahim
a. Teknik dan Ritual Tarekat as. Dan doa ilahi anta maqhsudi wa
Qadiriyyah-Naqshabandiyyah di ridhaka mathlubi a’thini mahabbataka wa
Pesantren Suryalaya ma’rifatak. Selama ini, orang
1. Wiridan berkonsentrasi hanya kepada Tuhan
Wiridan adalah zikir yang (tawajjuh) dengan bibir dan mata
dilakukan setelah sholat wajib lima yang tertutup, dengan tidak
waktu oleh anggota Tarekat bergeraknya lidah, menahan nafas,
Qadiriyyah-Naqshabandiyyah. kepala menunduk, sedangkan hati
Sebuah kata yang diperoleh dari melanjutkan untuk melaksanakan
istilah bahasa Arab wird (litany), dzikir khafi sebanyak mungkin.35
wiridan dapat dilakuakn secara
individu atau secara berjamaah. 2. Khataman

80
Triyani Pujiastutii
Perkembangan Tarekat Qadiriyyah- Naqshabandiyyah di Pesantren Suryalaya

Khataman dilakukan 4. Talqin


seminggu sekali secara bersama- Seperti yang diminta oleh
sama atau secara individu. Di terkat sufi yang lain, untuk menjadi
Pesantren Suryalaya, itu dilakuakn anggota dari Tarekat Qadiriyyah-
secara bersama tiap hari Senin dan Naqshabandiyyah di pesantren
Kamis malam, dan berlangsung Suryalaya, calon harus mengikuti
setelah selesai shalat Maghrib sampai upacara yang disebut dengan bay’ah.
waktu „Isya. Ini juga dilakukan Ini melibatkan sumpah seseorang
setelah shalat Jumat pada hari Jumat. untuk bersumpah setia dan loyal
Yang ideal adalah melaksanakan kepada syaikh, berjanji untuk
khataman secara penuh; melakukan semua ritual dan aturan
bagaimanapun, secara normal yang ditetapkan oleh Syaikh. Di
memerlukan banyak waktu dan Pesantren Suryalaya, talqin dilakukan
bahwa pada umumnya dibaca oleh Abah Anom di masjid setelah
menurut rumusan tetapi dengan shalat wajib.
dipendekkan frekuensinya; unsur-
unsur tertentu hanya dibaca
Kesimpulan
beberapa kali saja sebagai ganti
Tarekat Qadiriyyah-
ratusan kali.36
Naqsabandiyyah didirikan oleh Syaikh
3. Manaqiban Khatib Sambas. Tarekat ini merupakan
Ritual lain yang sangat gabungan dari Tarekat Qadiriyyah yang
penting disebut manaqiban. Di didirikan oleh Syaikh Abd al-Qadir al-
Pesantren Suryalaya manaqiban Jailani dan Tarekat Naqshabandiyyah
dilakukan setiap tanggal 11 dari yang didirikan oleh Syaikh Muhammad
bulan Hijriyah. Sehingga disebut bin Baha al-Din al-Uwaisi al–Bukhari.
juga sebelasan. Manaqiban berisi ritual Tareqat Qadiriyyah-Naqshabandiyyah di
menceritakan kisah hidup nabi Pesantren Suryalaya dikembangkan oleh
Muhammad atau Syaikh Abd al- dua tokoh utama yaitu Abah Sepuh dan
Qadir al-Jailani, menitik beratkan Abah Anom. Ajaran Abah Sepuh tentang
pada aspek kebaikan dan keajaiban Tarekat Qadiriyyah-Naqshabandiyyah
hidupnya. Dalam upacara manaqiban, yang tertulis adalah Tanbih sedangkan
tanbih dan tawassul dari Syeikh Ajaran Abah Anom dituangkan dalam
Abdullah Mubarak juga dibacakan, empat buku beliau yaitu Miftah al-Sudur,
tidak pernah terlewatkan dalam ‘Uqud al-Juman, Akhlaqul Karimah, dan
ritual tarekat Qadiriyyah- Ibadah Sebagai Metode Pembinaan Korban
Naqshabandiyyah dalam bentuk Penyalahgunaan narkotika dan Kenakalan
nyanyian. Upacara biasanya Remaja. Ada empat ritual utama tarekat
dilengkapi dengan ceramah atau Qadiriyyah-Naqshabandiyyah di
diskusi tentang beberapa aspek dari Pesantren Suryalaya yaitu Wiridan,
pendidikan Islam. Manaqiban, Khataman, dan Talqin.

81
El-Afkar Vol. 5 Nomor II, Juli- Desember 2016

Referensi
Kolonialisme Tarekat Qadiriyah-Naqsabandiyah di
Pulau Jawa, (Bandung: Pustaka Hidayah, 2002),
1Mulyadi Kartanegara, Reaktualisasi h. 48.
Tradisi Ilmiah Islam, (Jakarta: Baitul Ihsan, 17 Harapandi Dahri, Meluruskan

2006), h. 134. Pemikiran Tasawuf: Upaya Mengembalikan


2 Harapandi Dahri, Meluruskan Tasawuf Berdasarkan Al-Qur’an dan Al-Sunnah,
Pemikiran Tasawuf: Upaya Mengembalikan h. 250.
Tasawuf Berdasarkan Al-Qur’an dan Al-Sunnah, 18 Ajib Thohir, Gerakan Politik Kaum

(Jakarta: Pustaka Irfani, 2007), h. 245. Tarekat: Telaah Historis Gerakan Politik Anti
3 Harapandi Dahri, Meluruskan Kolonialisme Tarekat Qadiriyah-Naqsabandiyah di
Pemikiran Tasawuf: Upaya Mengembalikan Pulau Jawa, h. 49.
19 Ajib Thohir, Gerakan Politik Kaum
Tasawuf Berdasarkan Al-Qur’an dan Al-Sunnah,
h. 246. Tarekat, h. 53.
20 Ajib Thohir, Gerakan Politik Kaum
4 Harapandi Dahri, Meluruskan
Pemikiran Tasawuf: Upaya Mengembalikan Tarekat, h. 60.
Tasawuf Berdasarkan Al-Qur’an dan Al-Sunnah, 21 Harapandi Dahri, Meluruskan

h. 247. Pemikiran Tasawuf, h. 250


5 Elizabeth Sirriyah, Sufi dan Anti Sufi, 22 Harapandi Dahri, Meluruskan

Terj. Ade Alinah, (Yogyakarta: Pustaka Sufi, Pemikiran Tasawuf, h. 251-252.


23 Zulkifli, Sufism in Java: The Role of
2003), h. 207-208.
6 Harapandi Dahri, Meluruskan The Pesantren in The Maintenance of Sufism in
Pemikiran Tasawuf: Upaya Mengembalikan Java, (Jakarta: INIS, 2002), h. 61.
Tasawuf Berdasarkan Al-Qur;an dan Al-Sunnah, 24 Zulkifli, Sufism in Java, h. 61-62.
25 Sri Mulyati, Mengenal dan Memahami
h. 249.
7 M. Jalil, Cakrawala Tasawuf: Sejarah, Tarekat-Tarekat Muktabarah di Indonesia,
Pemikiran dan Kontekstualitas, (Jakarta: Gaung (Jakarta: Prenada Media, 2005), h. 268.
26 Sri Mulyati, Mengenal dan Memahami
Persada, 2007), h. 119.
8 Annamarie Schimmel, Dimensi Mistik Tarekat-Tarekat Muktabarah di Indonesia, h. 268-
Dalam Islam, Terj. Supardi Djoko Damono et 269.
27 Zulkifli, Sufism in Java, h. 64.
al., (Jakarta: Pustaka Firdaus, 2000), h. 123.
9 Ahmad Najib Burhani, Tarekat 28 Sri Mulyati, Mengenal dan Memahami

TanpaTarekat: Jalan Baru Menjadi Sufi, (Jakarta: Tarekat-Tarekat Muktabarah di Indonesia, h. 274.
29 Sri Mulyati, Mengenal dan Memahami
Serambi, 2002), h. 98.
10 A. Hidayat, Tasawuf dan Tarekat Tarekat-Tarekat Muktabarah di Indonesia, h. 270.
dalam Pandangan Ulama, Sunnah dan Al-Qur’an, 30 Zulkifli, Sufism in Java, h. 65-66.

dalam Ahmad Tafsir, Tasawuf: Jalan Menuju 31 Sri Mulyati, Tasawuf Nusantara:

Tuhan, (Tasik Malaya: Latifah Press, 1995), h. Rangkaian Mutiara Sufi Terkemuka, (Jakarta:
33. Kencana, 2006), h. 216.
11 Sudirman Tebba, Orientasi Sufistik 32 Zulkifli, Sufism in Java, h. 66.

Cak Nur: Komitmen Moral Guru Bangsa, (Jakarta: 33 Sri Mulyati, Mengenal dan Memahami

Paramadina, 2004), h. 177. Tarekat-Tarekat Muktabarah di Indonesia, h. 277-


12 Sara Sviri, Cita Rasa Mistis: Demikian 278.
Sufi Berbicara, (Bandung: Pustaka Hidayah, 34 Sri Mulyati, Tasawuf Nusantara:

2006), h. 207. Rangkaian Mutiara Sufi Terkemuka, h. 218-219.


13 M. Jalil, Cakrawala Tasawuf: Sejarah, 35 Sri Mulyati, Tasawuf Nusantara:

Pemikiran dan Kontekstualitas, h. 121. Rangkaian Mutiara Sufi Terkemuka, h. 239-240.


14 M. Jalil, Cakrawala Tasawuf: Sejarah, 36 Sri Mulyati, Tasawuf Nusantara:

Pemikiran dan Kontekstualitas, h. 121-122. Rangkaain Mutiara Sufi Terkemuka, h.


15 Simuh, Tasawuf dan Perkembangannya 241-242.
Dalam Islam, (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 1997), h. 197.
16 Ajib Thohir, Gerakan Politik Kaum

Tarekat: Telaah Historis Gerakan Politik Anti

82

Anda mungkin juga menyukai