Anda di halaman 1dari 7

Nama : Puja Lestari Sinaga

NIM : 0502202063

Kelas : AkS 2b

Review materi 12 akhlak tasawuf

Studi Kritis Aliran-aliran Tarekat Yang Berkembang Masa Kini

A. Aliran-aliran Tarekat Yang Berkembang Masa Kini

1. Tarekat Qadiriyah
Tarekat Qadiriyah merupakan tarekat tertua yang didirikan oleh seorang Waliyullah yaitu
Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani. Beliau memerintahkan kepada muridnya agar senantiasa
berdzikir setiap siang dan malam hari, serta setiap setelah shalat lima waktu.
Pelajaran pada Tarekat Qadiriyah sama seperti pelajaran Agama Islam pada umumya, hanya
saja mereka lebih mementingkan kasih sayang terhadap seluruh makhluk, rendah hati, dan
menghindari fanatisme. Paham Qadiriyah sebagian besar merupakan paham mutazilah, yang
mana pada paham ini manausia mempunyai kebebasan untuk berkehendak sesuai kenginan hati
mereka. Sehingga hal ini juga berdampak pada aliran tarekat qadiriyah itu sendiri, yang mana
mereka terlalu menyamakan manusia dengan tuhan.
Tarekat ini dianut oleh beberapa negara besar diantaranya adalah Irak, Mesir, Sudan,
Tunisia, Libya, Aljazair, Afrika, dan Indonesia. Tarekat ini berpusat di Iraq kemudian banyak
tersebar di dunia timur, Tiongkok dan berkembang pesat di Indonesia pada abad ke-19.

2. Tarekat Rifaiyah
Tarekat Rifaiyah didirikan oleh Sayid Ahmad al-Rifai. Dengan prinsip utamanya adalah
mengajak untuk beriman dan mengikuti sunnah rasul, menjaga rukun Islam, berpegang kepada
yang hak dan meninggalkan yang batil. Sayid Ahmad Al-Rifai diceritakan bahwasanya beliau
merupakan seorang yang selalu asyik berdzikir hingga membuat tubuhnya terangkat keatas,
namun Sayid Ahmad Al-Rifai tidak menyadarinya.
Tarekat Rifaiah cenderung memiliki sifat yang fanatik serta para pengikutnya dapat
melakukan hal-hal yang berhubungan diluar nalar seperti makan pecahan beling dan berjalan
diatas bara api yang menyala. Selain itu salah satu identitas dari keberadaan tarekat ini adalah
ditandai dengan penggunaan rebana dalam wiridnya yang diikuti dengan tarian dan diiringi
permainan debus, yaitu menikam diri dengan sepotong senjata tajam yang diiringi dengan zikir-
zikir tertentu dalam hal-ihwal tarekatnya.

3. Tarekat Tijaniyah
Tarekat ini didirikan oleh Sayid Al-Syaikh Abul Abbas Ahmad bin Muhammad Al-Tijani.
Pada tahun 1196, syaikh al-tijani pergi ke suatu tempat di paang Sahara, yang mana di tempat itu
tinggal seorang waliyullah, Abu Samghun. Di sana beliau mendapat suatu anugerah yang sangat
besar yaitu bisa bersuara dengan Rasulullah dalam keadaan jaga.

4. Tarekat Haddadiyah
Tarekat ini didirikan oleh Sayyid Abdullah bin Alwi bin Muhammad Al-Haddad. Beliau
merupakan pencipta Rattibul Haddad, dzikir yang menjadi ikon dari tarekat ini. Biasanya dzikir
ini dibaca sehabis maghrib ataupun sehabis isyak. Peran al-haddad dalam mempopulerkan
tarekat Alawiyah menjadi cikal bakal lahirnya tarekat Haddadiyah. Dalam tarekat alawiyah, al-
haddad membagi suluk kedalam dua bagian. Pertama, kelompok khas, yaitu diperuntukkan bagi
mereka yang telah mencapai tingkat mujahadah, yaitu mengosongkan piiran dari sesuatu selain
Allah. Kedua, kelompok Am, yaitu mereka masih dalam tingkatan dasar dengan mengamalkan
perintah-perintah sunnah.

5.Tarekat Naqsabandiyah
Tarekat ini didirikan oleh Muhammad bin Bhauddin Al-Uwaisi Al-Bukhari di Turkistan.
Kata naqsabandiyah diambil dari bahasa arab asal katanaqsaband yang berarti lukisan.
Dinamakan demikian karena beliau ahli dalam memberikan lukisan tentang kehidupan ghaib.
Tarekat Naqsabandiyah merupakan tarekat terbesar di Dunia dan tarekat yang masih terawat
dengan baik sampai sekarang ini. Tarekat ini tersebar luas diseluruh dataran di Dunia, dan
sebagian besar pengikutnya berasal dari wilayah Turki, Hindia Belanda dan bekas jajahan
Inggris di Melayu.Ajaran yang paling sering digunakan ialah berdzikir, terutama saat
pengucapan lafadz Laa ilaaha illa Allaah dengan pengaturan nafas.

6.Tarekat Khalwatiyah
Tarekat ini didirikan oleh syaikh Muhammad bin Ahmad bin Muhammad Karimuddin al-
Khalwati. Tarekat khalwatiyah ini diambil dari kata khalwat yang berarti menyendiri untuk
merenung. Nama ini diambil karena pendiri dari tarekat ini sering melakukan khalwat di tempat-
tempat yang sepi.
Adapun dasar ajaran Tarekat khalwatiyah adalah : Pertama, Yaqza maksudnya kesadaran
akan dirinya sebagai makhluk yang hina di hadapan Allah SWT. Yang maha Agung. Kedua,
Taubah Mohon ampun atas segala dosa. Ketiga, Muhasabah, menghitung-hitung atao introspeksi
diri. Keempat, Inabah, berhasrat kembali kepada Allah. Kelima, Tafakkur Merenung tentang
kebesaran Allah. Keenam, Itisam selalu bertindak sebagai Khalifah Allah di bumi. Ketujuh, Firar
Lari dari kehidupan jahat dan keduniawian yang tidak berguna. Kedelapan, Riyadah melatih diri
dengan beramal sebanyak-banyaknya. Kesembilan, Tasyakur, selalu bersyukur kepada Allah
dengan mengabdi dan memujinya. Kesepuluh, Sima mengkonsentrasikan seluruh anggota tubuh
dan mengikuti perintah-perintah Allah terutama pendengaran.

7.Tarekat Qadariyah Naqsabandiyah


Tarekat ini adalah merupakan tarekat gabungan dari tarekat Qadiriyah dan Tarekat
Naqsyabandiyah (TQN). Tarekat Qadiriyah Naqsyabandiyah yang terdapat di Indonesia
bukanlah hanya merupakan suatu penggabungan dari dua tarekat yang berbeda yang diamalkan
bersama-sama. Tarekat ini lebih merupakan sebuah tarekat yang baru dan berdiri yang di
dalamnya unsur-unsur.
Tarekat ini didirikan oleh Orang Indonesia Asli yaitu Ahmad Khatib Ibn al-Ghaffar
Sambas, yang bermukim dan mengajar di Makkah pada pertengahan abad kesembilan belas.Bila
dilihat dari perkembangannya Tarekat ini bisa juga disebut Tarekat Sambasiyah Tapi
Nampaknya Syaikh al-Khatib tidak menamakan tarekatnya dengan namanya sendiri. berbeda
dengan guru-gurunya yang lain yang memberikan nama tarekatnya sesuai dengan nama
pengembangnya.
B. Studi Kritis Aliran-aliran Tarekat Masa Kini

1. Kritik Wahabisme Terhadap Aliran Tarekat


Sejak munculnya gerakan pembaharuan Islam yang diilhami oleh
gerakan Wahabisme dari timur pada awal abad ke- 20, aliran keagamaan yang cendrung sufistik
termasuk tarekat dalam islam terus terpojokan pada posisi yang kurang menguntungkan. Aliran
ini dipandang bertentangan dengan semangat pembeharuan yang cendrung mondernis dan
bahkan terkesan revolusioner. Sufisme dan tarekat mulai dipojokan, setidak-tidaknya atas tiga
tuduhan : Pertama, karena watak yang dianggap terlalu longgar pada ajaran ajaran keagamaan
yang dinilai palsu. Para penganut aliran ini dinilai banyak melakukan kompromi ajaran secara
teologis dapat mengotori kemurnian ajaran ibadah umat islam. Kedua, sikap pembawanya
cenderung mengingkari dunia berikut segala symbol kehidupannya. Mereka dianggap melakukan
perlakuan yang tidak seimbang antara dimensi dunia dan akhirat. Ketiga, paham keagamaan ini
lebih jauh dinilai telah merusak umat islam karena watak yang tidak berpihak pada dimensi
Intelektualisme dan tradisionalisme yang dibutuhkan, terutama dalam membangun berbagai
kemajuan dikalangan umat Islam.
Gerakan pembaharuan memperoleh sambutan umat yang cukup antusias. Hampir separo
abad terakhir, umat islam digiring untuk beranjak dari satu titik kehidupan yang diselimuti
kecendrungan serba sufistik ketimuran ke titik kehidupan lain yang serta rasionalistis kebarat-
baratan. Seolah olah semangat sufisitik dan rasionalistik itu merupakan dua titik ekstrim yang
mustahil bias bertemu. dengan alasan inilah, tarekat kemudian terpojokan pada satu posisi yang
kurang menguntungkan, khususnya bagi perjalanan sejarah berkembangnya.

2. Kritik tiga Organisasi sosial keagamaan di Indonesia.


Khusus di Indonesia, sejak munculnya berbagai gerakan pembaharuan islam, yang
ditandai dengan berdirinya organisasi-organisasi sosial keagamaan yang dilatarbelakangi
semangat modernisme. Penghujatan terhadap tarekat dan tasawuf gencar dilaksanakan.
Muhammadiyah, Persatuan Islam ( Persis ) , dan Nahdlotul Ulama ( NU), adalah tiga diantara
organisasi Islam yang mensponsori gerakan tersebut. Sebagai organisasi puritan yang berslogan “
memurnikan “ kembali ajaran islam dalam semangat kembali kepada Al-Quran dan As-Sunnah,
ketiga organisasi masa islam itu mengeluarkan kritik terhadap keberadaan tarekat dan tasawuf
walaupun dengan variasi kritikan yang berbeda.
Pengikut Persatuan Islam ( Persis ), umpamanya, adalah kelompok masyarakat muslim
yang relatif paling keras menentang keberadaan tasawuf dan tarekat. Mereka mengklaim bahwa
kedua ibadah tersebut merupakan bukti penyimpangan dari ajaran islam yang dicontohkan Nabi
Muhammad.
Sementara itu Muhammadiyah menganggap tasawuf dan tarekat sebagai penghalang bagi
kemajuan umat islam, terutama dalam ikhtiar mengejar ketertinggalanya dari umat lain.
Menurutnya, kontemplasi dapat menyebabkan seorang pengikut tarekat menjadi lemah dalam
berusaha dan beramal saleh.
Bagi Pengiku Nahdlotul Uama ( NU), tarekat itu tidak semuanya buruk, ada
yang Mu’tabarah, ada yang Ghaeru mu’tabarah, ada yang sesuai dengan sunnah Nabi
Muhammad, ada pula yang sesat.

3. Kritik Dari Tokoh-tokoh Organisasi Islam di Indonesia


Dalam pandangan salah seorang tokoh Persatuan Islam, tasawuf dan tarekat yang dianut
umat islam mempunyai landasan pemikiran yang bercorak pantaesis, yaitu corak pemikiran yang
memandang Tuhan berada di setiap benda di alam ini. Semua aliran tasawuf dan tarekat
mengajarkan wihdatul al ittihad, al-hulul, dan al-liqa.’. Inti ajaran semua bersifat panteistis.
pandangan tersebut merupakan hasil dari konsepsi filsafat monisme, yaitu konsepsi yang
menyatakan bahwa Tuhan dan alam adalah satu. kemudian beliau juga nengatakan bahwa secara
historis, monisme, dan panteisme merupakan esensi dari ajaran agama Hindu. Dalam kitab
agama Hindu, Rig Weda, disebut dengan jelas bahwa Tuhan menjelma diberbagai bentuk
kehidupan di bumi dan langit, baik dalam bentuk benda-benda yang ada di sekitar manusia,
maupun yang terdapat pada diri manusianya sendiri.
Lebih tegas lagi, para aktifis ormas islam modernis ini mengatakan bahwa “ istilah-istilah
yang digunakan dalam tarekat dan tasawuf seperti : syariat, tarikat, hakikat, dan ma’riat, sama
sekali tidak didasarkan pada dalil-dalil Al-Quran dan As-Sunnah (hadits) yang kokoh. bahkan
metode khalawat dan zikir dibatasi oleh bilangan tertentu hingga mencapai ekstase pun tidak
pernah ada ketentuan dalam ajaran islam.
Pandangan Abdul Razak, salah seorang tokoh muda Nahdlotul Ulama, beberapa ajaran
tarekat yang dianggap menyimpang, antara lain : adanya kultus yang berlebihan kepada seorang
mursid. mereka para penganut menganggap Syekh atau guru sebagai seorang wali yang melebihi
kesucianya Rosulullah. mungkin hal itu pengaruh dari budaya yang sering mengagungkan orang-
orang sakti dan ini muncul biasanya di Indonesia dari kalangan pendeta hindu atau mitologi jawa
kuno. selanjutnya, dia juga memandang masalah taklid sebagai suatu sikap menerima apa adanya
tanpa sikap yang kritis terhadap ajaran dari syekh mursid, akibat dari pengultusan kepadanya.
Sebab talkid dalam ajaran islam sangat dilarang selama orang itu mampu menelusuri kebenaran
suatu agama.
Tersebarnya legenda tentang kehebatan Syekh serta karamah-nya menjadi keyakinan
dari para jamaah tarekat, mereka juga berkeyakinan bahwa syekh lebih mulia daripada sahabat-
sahabat Rosulullah
Menurut K.H. Hasyim Asy’ari, dalam buku (Ilmu Tasawuf Hal . 400-401 pengantar:
Prof. Dr. KH. Said Aqil Siradj, M.A.) mengenai tradisi tarekat ada prilaku yang menyimpang
dari syariat Islam, misalnya beliau tidak suka di hormati secara berlebihan sehingga
mengakibatkan pengkultusan individu terhadapnya, biasa dihubungkan terekat, yang di tunjukan
kepada seorang mursyid yang dianggap mampu menghubungkan manusia dengan tuhan,
mengakibatkan munculnya bahwa seorang guru tarekat orang kramat yang jauh dari kesesatan.
Dalam masalah tarekat beliau sangat selektif mengenai pemberian predikat wali kepada mursyid
beliau sangat menentang dan tidak pernah mengenal kompromi, pernyataan berikut “ Wali tidak
akan memamerkan diri meskipun dipaksa membakar diri mereka “ barang siapa yang mengaku
dirinya wali tetapi tanpa kesaksian mengikuti syariat Rosul, orang tersebut adalah pendusta yang
membuat-buat perkara tentang Allah.
Pemikiran Hasyim tentang tarekat sangat moderat. Ia tidak segan-segan mengkritik
tarekat yang pengamalanya menyalahi prinsif ajaran tasawuf itu sendiri. misalnya, memberikan
otoritas yang berlebihan kepada mursyid. sejalan dengan itu, buku Ad-Durar Al-Muntasyirah
ditulis untuk meluruskan prinsip tasawuf atau tarekat yang menyimpang.
Menurut Hasyim, dengan mungutip pendapat Suhrawardi “ Jalan kaum sufi adalah
membersihkan jiwa ; menjaga nafsu, serta melepaskan diri dari berbagai bentuk sifat buruk,
seperti ujub, takabbur, riya, dan hub ad-dunya. Selain itu menjalin budi pekerti yang bersifat
kerohanian, seperti ikhlas, tawadhu ( rendah hati ), tawakkal (bersandar dan percaya kepada
tuhan), memperkenankan hati kepada orang lain dan setiap kewajiban ( ridha), serta memperoleh
ma’rifat dari Allah.”
Hasyim merupakan sufi yang moderat. Ia memang pengikut tasawuf, tetapi bersikap
kritis dalam beberapa hal. Ia berharap tasawuf dapat tetap berjalan sesuai dengan syariat dan
pokok-pokok nilai ajaran islam.

Anda mungkin juga menyukai