Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

AKHLAK TASAWUF

“STUDI KRITIS ALIRAN TAREKAT YANG BERKEMBANG PADA MASA KINI”

DOSEN PENGAMPU : Dr.AHMAD ZOHDI, S.S,M.Ag

Disusun Oleh:

M. Arif Firmansyah (210108011)

Desty Ananta Fatma (210108016)

Adam Malik (210108025)

PROGRAM STUDI TADRIS FISIKA

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN(FTK)

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

MATARAM

2022

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah akhlak tasawuf pendidikan yang
berjudul “studi kritis aliran-aliran tarekat yang berkembang masa kini”. Shalawat serta
salam tak lupa kita haturkan kepada junjungan alam Nabi Besar Muhammad SAW. yang
telah membawa umatnya dari zaman jahilliyah ke zaman islamiyah.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
yang diberikan oleh bapak Dr. Ahmad zohdi,S.S,M.Ag pada bidang akhlak tasawuf,
selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan kami tentang Akhlak
tasawuf

Kami mengucapkan terima kasih kepada bapak Dr.Ahmad zohdi,S.S,M.Ag,


selaku dosen akhlak tasawuf yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan kami. Kami menyadari, makalah yang kami susun ini masih
jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami
nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Mataram,07 November 2022

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................................ii
DAFTAR ISI..................................................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN...............................................................................................................1
A. Latar Belakang......................................................................................................................1
B. Rumusan masalah.................................................................................................................1
C. Tujuan...................................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................................3
A. Tarekat yang berkembang di masa kini................................................................................3
B. Studi kritis aliran tarekat yang berkembang masa kini .......................................................5

BAB III KESIMPULAN...............................................................................................................15


A. Kesimpulan.........................................................................................................................15
B. Saran...................................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................17

3
4
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam ilmu tasawuf disebutkan bahwa arti tarekat ialah jalan untuk melakukan suatu
ibadah sesuai dengan ajaran yang dicontohkan oleh Rasullah saw dan dikerjakan oleh para
sahabat, tabi’in, dan tabi’ tabi’in seacara turun-temurun hinga kepada para ulam yang
menyambung sampai pada masa kini. Pada awalnya,tarekat belum ada di dalam agama islam.
Akan tetapi,untuk memasuki dunia tasawuf, diperlukan satu jalan untuk dapat mencapai tujuan
utama yang ingin dicapai oleh seseorang. Dari situ timbullah satu cara untuk mendaki satu
maqam ke maqam lainnya yang disebut tarekat.

Sejak munculnya gerakan pembaharuan Islam yang diilhami oleh gerakan beberapa
aliran dari timur pada awalabad ke- 20, aliran keagamaan yang cendrung sufistik termasuk
tarekat dalam islam terus terpojokan pada posisi yang kurang menguntungkan. Aliran ini
dipandang bertentangan dengan semangat pembeharuan yang cendrung mondernis dan bahkan
terkesan revolusioner. Sufisme dan tarekat mulai dipojokan.

Dari segi etimologi, kata tarekat yang berasal dari bahasa Arab yang memiliki arti
‫ )الكیفیة‬jalan, cara), ‫ )األسلوب‬metode, sistem), ‫)المذھب‬madzhab, aliran, haluan), dan ‫ )الحالة‬keadaan).
Ahmad Warson Munawwirr, 1997: 849). Pengertian ini membentuk dua makna istilah yaitu
metode bagi ilmu jiwa akhlak yang mengatur suluk individu dan kumpulan sistem pelatihan ruh
yang berjalan sebagai persahabatan pada kelompok-kelompok persaudaraan Islam (Muhammad
Sabit al Fandi, dkk.: 172).

B. Rumusan masalah
1. Apa saja tarekat yang berkembang di masa kini?
2. Apa saja studi kritis aliran-aliran tarekat masa sekarang?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa saja tarekat yang berkembang di masa kini
2. Untuk mengetahui apa saja studi kritis aliran-aliran tarekat masa sekarang

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Tarekat yang berkembang pada di masa kini


Berdasarkan aliran-aliran tarekat yang ada terdapat 7 dari aliran tarekat yang
berkembang pada masa kini yaitu :

1. Tarekat Qadiriyah
Tarekat Qadiriyah merupakan tarekat tertua yang didirikan oleh seorang
waliyullah yaitu Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani. Beliau memerintahkan kepada
muridnya agar senantiasa berdzikir setiap siang dan malam hari, serta setiap setelah
shalat lima waktu.Pelajaran pada tarekat qadiriyah sama seperti pelajaran Agama
Islam pada umumnya, hanya saja mereka lebihmementingkan kasih sayang terhadap
seluruh makhluk, rendah hati dan menghindari fanatisme. Paham qadiriyah sebagian
besar merupakan paham mu'tazilah, yang mana pada paham ini manusia mempunyai
kebebasan untuk berkehendak sesuai keinginan hati mereka.Tarekat ini dianut oleh
beberapa negara besar diantaranya adalah Irak, Mesir, Sudan, Tunisia, Libya,
Aljazair,Afrika dan Indonesia. Tarekat ini berpusat di Irak kemudian banyak tersebar
di dunia timur, Tiongkok dan berkembang pesat di Indonesia pada abad ke-19,
terutama ketika penjajahan Belanda. Syeikh Abdul Karim bersama khalifahnya yaitu
K.H. Marzuki di Banten yang merupakan pengikut tarekat qadiriyah yang
memberontak penjajah Belanda, yang pada tahun 1903 pemberontakan terhadap
Belanda juga terjadi di Sidoarjo Jatim yang dipimpin oleh K.H Hasan Mukmin serta
K.H Khasan Tafsir dari Krapyak Yogyakarta.Pengaruh tarekat ini cukup banyak
meresap dihati masyarakat Indonesia, khususnya organisasi agama terbesar Islam
Nahdlatul Ulama yang tidak bisa terlepaskan dari tarekat qadariyah dan amalan-
amalan salah satunya yang dituturkan dalam bacaan Manaqib pada acara-acara
tertentu.

2. Tarekat Rifa'iyah
Tarekat Rifa'iyah didirikan oleh Sayid Ahmad al-Rifa'i. Dengan prinsip utamanya
adalah mengajak untuk beriman dan mengikuti sunnah rasul, menjaga rukun Islam,
berpegang kepada yang hak dan meninggalkan yang batil. Sayid Ahmad Al-Rifa'i

2
diceritakan bahwasannya beliau merupakan seorang yang selalu berdzikir hingga
membuat tubuhnya terangkat keatas, namun Sayid Ahmad Al-Rifa'i tidak
menyadarinya.Tarekat Rifa'iyah cenderung memiliki sifat yang fanatik serta para
pengikutnya dapat melakukan hal-hal yang berhubungan diluar nalar, seperti makan
pecahan beling dan berjalan diatas bara api yang menyala. Selain itu salah satu
identitas dari keberadaan tarekat ini adalah ditandai dengan penggunaan rebana
dalam wiridnya yang diikuti dengan tarian dan diiringi permainan debus, yaitu
menikam diri dengan sepotong senjata tajam yang diiringi dengan zikir-zikir tertentu
dalam hal ihwal tarekatnya. Tarekat ini berkembang pesat di Indonesia dengan
Syekh H. Ahmad Ar-Rifa'i Al-Jaawi bin Muhammad bin Abi Sujak bin Sutjowijoyo
(1200 H/1786H) di Desa Tempuran, Kabupaten Kendal. Tarekat ini juga tersebar di
Aceh dan Sumatera (terutama dibagian barat dan utara), namun disana tarekat ini
lebih dikenal dengan sebutanRafai.

3. Tarekat Tijaniyah
Tarekat ini didirikan oleh Sayid Al-Syaikh Abul 'Abbas Ahmad bin Muhammad
Al-Tijani. Pada tahun 1196,Syaikh Al-Tijani pergi ke suatu tempat di paang sahara,
yang mana ditempat itu tinggal seorang waliyullah,Abu Sanghun. Disana beliau
mendapat suatu anugerah yang sangat besar yaitu biasa bersua dengan Rasulullah
dalam keadaan jaga. Dalam keadaan tersebut, Rasulullah mentalqin beliau untuk
wirid istighfar dan shalawat sebanyak seratus kali, kemudian mentalqinkan wirid
tersebut kepada umat manusia. Yang kemudian setelah empat tahun berlalu, wirid
tersebut disempurnakan oleh Rasulullah dengan lafadz lai ilaha illallah. Tarekat ini
berkembang dan tersebar dibeberapa negara besar diantaranya yaitu Mesir,
Kepulauan Arab,sebagian penjuru Asia, Afrika Hitam, Afrika bagian barat.

4. Tarekat Haddadiyah
Tarekat ini didirikan oleh Sayyid Abdullah bin Alwi bin Muhammad Al-Haddad.
Beliau merupakan pencipta Rattibul Haddad, dzikir yang menjadi ikon dari tarekat
ini. Biasanya dzikir ini dibaca sehabis shalat maghrib ataupun sehabis shalat isya.
Beliau banyak mengarang kitab dalam bidang tasawuf, salah satunya yaitu nashaih

3
al-diniyah, dan lain-lainnya. Peran al-haddad dalam mempopulerkan tarekat
Alawiyah menjadi cikal bakal lahirnya tarekat Haddadiyah. Dalam tarekat alawiyah,
al-haddad membagi suluk kedalam dua bagian. Pertama, kelompok khas yaitu
diperuntukkan bagi mereka yang telah mencapai tingkat mujahadah yaitu
mengosongkan pikiran dari sesuatu selain Allah. Kedua, kelompok 'Am, yaitu
mereka masih dalam tingkatan dasar dengan mengamalkan perintah-Perintah sunnah.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa tarekat alawiyah merupakan tarekat 'ammah,
sebagai wasilah menuju tarekat khas, sedangkan tarekat al-haddadiyah merupakan
tarekat khas.

5. Tarekat Naqsabandiyah
Tarekat ini didirikan oleh Muhammad bin Bhauddin Al-Uwaisi Al-Bukhari di
Turkistan. Kata naqsabandiyah diambil dari bahasa arab asal kata naqsaband yang
berarti lukisan. Dinamakan karena beliau ahli dalam memberikan lukisan tentang
kehidupan ghaib. Tarekat Naqsabandiyah merupakan tarekat terbesar di Dunia dan
tarekat yang masih terawat dengan baik sampai sekarang ini. Tarekat ini tersebar
luas diseluruh dataran di Dunia, dan sebagian besar pengikutnya berasal dari wilayah
Turki, Hindia Belanda, dan bekas jajahan Inggris di Melayu. Ajaran yang paling
sering digunakan ialah berdzikir, terutama saat pengucapan lafadz Laa ilaaha illa
Allah dengan pengaturan nafas. Tarekat ini berkembang di Indonesia dipelopori oleh
Syaikh Yusuf Makssari (1626-1699) Syaikh Yusuf berasal dari kerajaan Islam
Gowa, Sulawesi Selatan, beliau menerima ijazah dari Syaikh Muhammad 'Abd al-
baqi di Yaman. Di Madura, tarekat ini sudah lahir sejak abad ke-19, terdapat
keunikan dari tarekat ini yang tidak dijumpai antara penganut Naqsabandiyah di
Indonesia dan Negara lain, yaitu beberapa mursyidnya rata-rata perempuan, seperti
Nyai Thobibah, Syafifah Fathimah di Sumenep adalah mursyid perempuan yang
terkenal.

6. Tarekat Khalwatiyah
Tarekat ini didirikan oleh Syaikh Muhammad bin Ahmad bin Muhammad
Karimuddin Al-Khalwati. Tarekat khalwatiyah ini diambil dari kata khalwat yang

4
berarti menyendiri untuk merenung. Nama ini diambil karena pendiri dari tarekat ini
sering melakukan khalwat ditempat-tempat yang sepi. Nama tersebut diambil dari
nama seorang sufi ulama dan pejuang Makassar yaitu Muhammad Yusuf bin
Abdullah Abu Mahasin al-Taj, al-Khalwaty, al-Makassar. Sekarang terdapat dua
cabang terpisah dari tarekat ini yang hadir bersama kita. Keduanya dikenal dengan
nama Tarekat Khalwatiyah Yusuf dan Khalwatiyah Samman. Tarekat ini hanya
menyebar dikalangan orang Makassar dan sedikit orang bugis. Para khalifah yang
diangkat terdiri dari orang Makassar sehingga secara etnis tarekat ini dikaitkan
dengan suku tersebut. Beliau yang pertama kali menyebarkan tarekat ini ke
Indonesia, guru beliau Syaikh Abu al-Baraqah Ayyub al-Kahlwati al-Quraisy.
Bergelar "Taj al-Khalwaty" sehingga namanya menjadi Syaikh Yusuf Taj al-
Khalwaty.Al-Makassary dibaiat menjadi penganut tarekat Khalwatiyah di
Damaskus, ada indikasi bahwa tarekat yang diajarkan merupakan penggabungan dari
beberapa tarekat yang pernah ia pelajari, walaupun tarekat Khalwatiyah tetap yang
paling dominan. Adapun dasar ajaran tarekat khalwatiyah yaitu pertama, Yaqza
maksudny kesadaran akan dirinya sebagai makhluk yang hina dihadapan Allah Swt.
Yang maha Agung. Kedua, Taubah ialah mohon ampun atas segala dosa. Ketiga,
Muhasabah ialah menghitung-hitung atau introspeksi diri. Keempat, Inabah ialah
berhasrat kembali kepada Allah. Kelima, Tafakkur ialah merenung tentang
kebesaran Allah. Keenam, I'tisam ialah selalu bertindak sebagai Khalifah Allah
dibumi. Ketujuh, Firar ialah lari dari kehidupan jahat dan keduniawian yangtidak
berguna. Kedelapan, Riyadah ialah melatih diri dengan beramal sebanyak-
banyaknya. Kesembilan,Tasyakur ialah selalu bersyukur kepada Allah dengan
mengabdi dan memujinya. Kesepuluh, Sima' ialah mengkonsentrasikan seluruh
anggota tubuh dan mengikuti perintah-perintah Allah terutama pendengaran.

7. Tarekat Qadariyah Naqsabandiyah


Tarkat ini merupakan tarekat gabungan dari tarkat Qadiriyah dan tarekat
Naqsabandiyah. Tarekat Qadiriyah Naqsyabandiyah yang terdapat di Indonesia
bukanlah hanya merupakan suatu penggabungan dari dua tarekat yang berbeda
diamalkan bersama-sama. Tarekat ini lebih merupakan sebuah tarekat yang baru dan

5
berdiri yang di dalamnya unsur-unsur pilihan dari Qadiriyah dan juga
Naqsyabandiyah telah dipadukan menjadi sesuatu yang baru. Tarekat ini didirikan
oleh orang Indonesia Asli yaitu Ahmad Khatib Ibn al-Ghaffar Sambas, yang
bermukim dan mengajar di Makkah pada pertengahan abad ke-19. Bila dilihat dari
perkembangannya tarekat ini bisa juga disebut "Tarekat Sambasiyah" tapi
nampaknya Syaikh al-Khatib tidak menamakan tarekatnya dengan nama sendiri.
Berbeda dengan guru-gurunya yang lain yang memberikan nama tarekatnya sesuai
dengan nama pengembangannya. Sebagaimana kebiasaan ulama-ulama sebelumnya
untuk memperdalam ilmu agama, kiranya mereka berangkat ke Makkah untuk
memperdalam ilmu yang mereka miliki. Demikian pula, halnya dengan Ahmad
Khatib ia berangkat ke Makkah untuk belajar ilmu-ilmu Islam termasuk tasawuf dan
mencapai posisi yang sangat dihargai diantara teman-temannya dan kemudian
menjadi seorang tokoh yang berpengaruh diseluruh Indonesia.Diantara gurunya
adalah Syaikh Daud bin Abd Allah bin Idris al fatani, Syaikh Muhammad Shalih
Rays, selain itu ia juga banyak mengikuti dan menghadiri kuliah-kuliah yang
diberikan oleh Syaikh Bishry al-Jabaty, Sayyidahmad al-Marzuki, Sayyid abd Allah
ibn Muhammad al-Mirghany.
B. Studi Kritis Mengenai Aliran Tarekat
Ada beberapa studi kritis mengenai aliran taekat yaitu:
1. Kritik Wahabisme Terhadap Aliran Tarekat
Sejak munculnya gerakan pembaharuan Islam yang diilhami oleh gerakan
Wahabisme dari timur pada awal abad ke- 20, aliran keagamaan yang cendrung
sufistik termasuk tarekat dalam islam terus terpojokan pada posisi yang kurang
menguntungkan. Aliran ini dipandang bertentangan dengan semangat pembeharuan
yang cendrung mondernis dan bahkan terkesan revolusioner. Sufisme dan tarekat
mulai dipojokan, setidak-tidaknya atas tiga tuduhan : Pertama, karena watak yang
dianggap terlalu longgar pada ajaran ajaran keagamaan yang dinilai palsu. Para
penganut aliran ini dinilai banyak melakukan kompromi ajaran secara teologis dapat
mengotori kemiurnian ajaran ibadah umat islam. Kedua, sikap pembawanya cendrung
mengingkari dunia berikut segala symbol kehidupanya. Mereka dianggap melakukan
perlakuan yang tidak seimbang antara dimensi dunia dan akhirat. Ketiga, paham

6
keagamaan ini lebih jauh dinilai telah merusak umat islam karena watak yang tidak
berpihak pada dimensi Intelektualisme dan tradisionalisme yang dibutuhkan, terutama
dalam membangun bebagai kemajuan dikalangan umat Islam.
Gerakan pembaharuan memperoleh sambutan umat yang cukup antusias. Hampir
separo abad terakhir, umat islam digiring untuk beranjak dari satu titik kehidupan
yang diselimuti kecendrungan serba sufistik ketimuran ke titik kehidupan lain yang
serta rasionalistis kebarat-baratan. Seolah olah semangat sufisitik dan rasionalistik itu
merupakan dua titik ekstrim yang mustahil bias bertemu. dengan alas an inilah,
tarekat kemudian terpojokan pada satu posisi yang kurang menguntungkan,
khususnya bagi perjlanan sejarah berkembangnya.
2. Kritik tiga Organisasi sosial keagamaan di Indonesia.
Khusus di Indonesia, sejak munculnya berbagai gerakan pembaharuan islam,
yang ditandai dengan berdirinya organisasi-organisasi sosial keagamaan yang
dilatarbelakangi semangat modernisme. Penghujatan terhadap tarekat dan tasawuf
gencar dilaksanakan. Muhammadiyah, Persatuan Islam ( Persis ) , dan Nahdlotul
Ulama ( NU), adalah tiga diantara organisasi Islam yang mensponsori gerakan
tersebut. Sebagai organisasi puritan yang berslogan “ memurnikan “ kembali ajaran
islam dalam semangat kembali kepada Al-Quran dan AsSunnah, ketiga organisasi
masa islam itu mengeluarkan kritik terhadap keberadaan tarekat dan tasawuf
walaupun dengan variasi kritikan yang berbeda. Pengikut Persatuan Islam ( Persis ),
umpamanya, adalah kelompok masyarakat muslim yang relatif paling keras
menentang keberadaan tasawuf dan tarekat. Mereka mengklaim bahwa kedua ibadah
tersebut merupakan bukti penyimpangan dari ajaran islam yang dicontohkan Nabi
Muhammad. Sementara itu Muhammadiyah menganggap tasawuf dan tarekat sebagai
penghalang bagi kemajuan umat islam, terutama dalam ikhtiar mengejar
ketertinggalanya dari umat lain. Menurutnya, kontemplasi dapat menyebabkan
seorang pengikut tarekat menjadi lemah dalam berusaha dan beramal saleh. Bagi
Pengikut Nahdlotul Uama ( NU), tarekat itu tidak semuanya buruk, ada yang
Mu’tabarah, ada yang Ghaeru mu’tabarah, ada yang sesuai dengan sunnah Nabi
Muhammad, ada pula yang sesat.
3. Kritik Dari Tokoh-tokoh Organisasi Islam di Indonesia

7
Dalam pandangan salah seorang tokoh Persatuan Islam, tasawuf dan tarekat yang
diabut umat islam mempunyai landasan pemikiran yang bercorak pantaesis, yaitu
corak pemikiran yang memandang Tuhan berada di setiap benda di alam ini. Semua
aliran tasawuf dan tarekat mengajarkan wihdatul al ittihad, al-hulul, dan al-liqa.’. Inti
ajaran semua bersifat panteistis. pandangan tersebut merupakan hasil dari konsepsi
filsafat monisme, yaitu konsepsi yang menyatakan bahwa Tuhan dan alam adalah
satu. kemudian beliau juga nengatakan bahwa secara historis, monisme, dan
panteisme merupakan esensi dari ajaran agama Hindu. Dalam kitab agama Hindu,
Rig Weda, disebut dengan jelas bahwa Tuhan menjelma diberbagai bentuk kehidupan
di bumi dan langit, baik dalam bentuk benda-benda yang ada di sekitar manusia,
maupun yang terdapat pada diri manusianya sendiri.
Lebih tegas lagi, para aktifis ormas islam modernis ini mengatakan bahwa “
istilah-istilah yang digunakan dalam tarekat dan tasawuf seperti : syariat, tarikat,
hakikat, dan ma’riat, sama sekali tidak didasarkan pada dalildalil Al-Quran dan As-
Sunnah (hadits) yang kokoh. bahkan metode khalawat dan zikir dibatasi oleh bilangan
tertentu hingga mencapai ekstase pun tidak pernah ada ketentuan dalam ajaran islam.
Pandangan Abdul Razak, salah seorang tokoh muda Nahdlotul Ulama, beberapa
ajaran tarekat yang dianggap menyimpang, antara lain : adanya kultus yang
berlebihan kepada seorang mursid. mereka para penganut menganggap Syekh atau
guru sebagai seorang wali yang melebihi kesucianya Rosulullah. mungkin hal itu
engaruh dari budaya yang sering mengagungkan orang-orang sakti dan ini muncul
biasanya di Indonesia dari kalangan pendeta hindu atau mitologi jawa kuno.
selanjutnya, dia juga memandang masalah taklid sebagai suatu sikap menerima apa
adanya tanpa sikap yang kritis terhadap ajaran dari syekh mursid, akibat dari
pengultusan kepadanya. Sebab talkid dalam ajaran islam sangat dilarang selama
orang itu mampu menelusuri kebenaran suatu agama. Tersebarnya legenda tentang
kehebatan Syekh serta karamah-nya menjadi keyakinan dari para jamaah tarekat,
mereka juga berkeyakinan bahwa syekh lebih mulia daripada sahabat-sahabat
Rosulullah
Menurut K.H. Hasyim Asy’ari, dalam buku (Ilmu Tasawuf Hal . 400-401
pengantar: Prof. Dr. KH. Said Aqil Siradj, M.A.) mengenai tradisi tarekat ada prilaku

8
yang menyimpang dari syariat Islam, misalnya beliau tidak suka di hormati secara
berlebihan sehingga mengakibatkan pengkultusan individu terhadapnya, biasa
dihubungkan terekat, yang di tunjukan kepada seorang mursyid yang dianggap
mampu menghubungkan manusia dengan tuhan, mengakibatkan munculnya bahwa
seorang guru tarekat orang kramat yang jauh dari kesesatan. Dalam masalah tarekat
beliau sangat selektif mengenai pemberian predikat wali kepada mursyid beliau
sangat menentang dan tidak pernah mengenal kompromi, pernyataan berikut “ Wali
tidak akan memamerkan diri meskipun dipaksa membakar diri mereka “ barang siapa
yang mengaku dirinya wali tetapi tanpa kesaksian mengikuti syariat Rosul, orang
tersebut adalah pendusta yang membuat-buat perkara tentang Allah.
Pemikiran Hasyim tentang tarekat sangat moderat. Ia tidak segan-segan
mengkritik tarekat yang pengamalanya menyalahi prinsif ajaran tasawuf itu sendiri.
misalnya, memberikan otoritas yang berlebihan kepada mursyid. sejalan dengan itu,
buku Ad-Durar Al-Muntasyirah ditulis untuk meluruskan prinsip tasawuf atau tarekat
yang menyimpang. Menurut Hasyim, dengan mungutip pendapat Suhrawardi “ Jalan
kaum sufi adalah membersihkan jiwa ; menjaga nafsu, serta melepaskan diri dari
berbagai bentuk sifat buruk, seperti ujub, takabbur, riya, dan hub addunya. Selain itu
menjalin budi pekerti yang bersifat kerohanian, seperti ikhlas, tawadhu ( rendah
hati ), tawakkal (bersandar dan percaya kepada tuhan), memperkenankan hati kepada
orang lain dan setiap kewajiban ( ridha), serta memperoleh ma’rifat dari Allah.”

9
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Bahwa Aliran-aliran tarekat yang berkembang hingga sekarang terdapat 7 aliran yaitu
tarekat qadiriyah, tarekat rifa'iyah, tarekat tijaniyah, tarekat haddadiyah, tarekat
naqsabandiyah, tarekat khalwatiyah, tarekat qadariyah-naqsabandiyah. Aliran aliran tersebut
memiliki perbedaan pada setiap alirannya
Sedangkan studi kritis terhadap aliran-aliran tarekat yang berkembang hingga sekarang
ada 3 yaitu Kritik Wahabisme Terhadap Aliran Tarekat, Kritik tiga Organisasi sosial
keagamaan di Indonesia, Kritik Dari Tokoh-tokoh Organisasi Islam di Indonesia. Banyak
pandangan kritis terhadap adanya aliran aliran tarekat, ada yang memandang bahwa tarekat
tersebut dapat mendekatkan kita kepada Allah SWT dan Ada pula Pandangan yang
menganggap bahwa aliran Tarekat tersebut adalah sesat.

B. Saran
Saran saya agar dosen pengampu memberikan kritik dan saran yang membangun
terhadap makalah ini, karena banyak kekurangan baik dalam penulisan maupun dalam isi
pembahasan makalah.

10
DAFTAR PUSTAKA

Ajid Thohir, Gerakan politik Kaum Tarekat: Telaah Historis Gerakan Politik Antikolonialisme
Tarekat Qadiriyah-Naqsyabandiyah di Pulau Jawa, (Bandung, Pustaka Hidayah, 2002), 49
A. Aziz Masyhuri, 22 aliran tarekat dalam tasawuf, (Surabaya: imtiyaz, 2014), 119

Sri Mulyati, Mengenal dan Memahami Tarekat-Tarekat Muktabarah di Indonesia, (Jakarta: Fajar
Interpratama Offset, 2005), 100

11

Anda mungkin juga menyukai