Anda di halaman 1dari 11

Tarekat berasal dari kata arab thariqat, yang berarti jalan,

keadaan, dan sebagainya. Tarekat di sisi lain, berarti jalan


spiritual (yang digunakan oleh para sufi) yang berisi amalan-
amalan ibadah dan lainnya tentang nama-nama dan sifat Allah
dengan pemahaman yang mendalam.

Kata-kata tarekat lebih dikenal dari kata-kata tasawuf, terutama


bagi orang awam. Tarekat tidak membahas filsafat tasawuf di
sini; sebaliknya, itu membahas pengamalan, atau prakasar,
tasawuf itu sendiri.Tarekat mulai muncul (dalam masyarakat
Islam) pada abad ke-11, terutama setelah Baghdad dihancurkan
oleh Mongol. Hal ini ditandai dengan munculnya Tarekat
Qadariyah, yang didirikan oleh Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani.
Mursyid
2 Bai’at
3 Silsilah
4 Murid
5 Ajaran
Tarekat Qadiriyah
Salah satu tarekat tertua yang didirikan oleh waliyullah, Syaikh Abdul

1 Qadir Al-Jailani, adalah tarekat Qadiriyah. Beliau memerintahkan muridnya


untuk berdzikir setiap siang dan malam, serta setelah shalat lima waktu.
Pelajaran yang diajarkan dalam tarekat qadiriyah hampir sama dengan
pelajaran yang diajarkan dalam agama Islam, hanya saja fokus mereka lebih
pada rasa rendah hati, kasih sayang, dan menghindari fanatisme.

Tarekat Rifa’iyah
Sayid Ahmad al-Rifa'i mendirikan tarekat Rifa'iyah, yang prinsip

2 utamanya adalah mengajak orang untuk beriman dan mengikuti sunnah rasul,
menjaga rukun Islam, berpegang pada yang benar dan meninggalkan yang
salah. Diceritakan bahwa dia sering berdzikir hingga membuat tubuhnya
terangkat ke atas, tetapi Sayid Ahmad Al-Rifa'i tidak menyadarinya.
Tarekat Tijaniyah
Tarekat Tijaniyah adalah salah satu dari banyak tarekat yang ada di

3 Indonesia. Tidak ada yang tahu tepat kapan tarekat ini masuk ke Indonesia,
tetapi ada rumor tentang gerakan ini di Cirebon sejak tahun 1928. Ali bin
Abdullah At-Thayyib Al-Azhari, seorang Arab yang tinggal di Tasikmalaya,
berasal dari Madinah. Dia menulis "Kitab Munayatul Murid" (Tasikmalaya, 1928
M.), yang memberikan beberapa petunjuk tentang tarekat ini, dan kitab itu
dibagikan di Cirebon dan di seluruh Jawa Barat.

Tarekat Qadariyah Naqsabandiyah


Sekitar tahun 1850-an, seorang syaikh sufi dari Kalimantan bernama
Ahmad Khatib Sambasi, yang pernah tinggal di Makkah, menciptakan tarekat
4 Qadiriyah-Naqsyabandiyah. Ia menggabungkan metode spiritual dari dua
tarekat sufi utama, Qadiriyah dan Naqsyabandiyah, dan mengembangkannya
menjadi satu yang saling melengkapi yang dapat membantu seseorang
mencapai pencapaian spiritual
Tarekat Syattariyyah
Nama Syattariyyah dinisbatkan kepada Syekh ‘Abd Allah Al-
Syaththari (w. 890 H/1485 M), seorang ulama yang masih memiliki
hubungan kekeluargaan dengan Syihab Al-Din Abu Hafsh. Umar

5
Suhrawandi (539-632 H/1145-1234 M), seorang ulama sufi yang
mempopulerkan Tarekat Suhrawandiyah, yang pertama kali
didirikan oleh pamannya sendiri, Diya Al-Din Abu Najib al-
Suhrawandi (490-563 H/1079-1168 M).
Kritik Wahabisme Terhadap Aliran Tarekat
Sejak gerakan pembaharuan Islam yang diilhami oleh Wahabisme dari timur pada awal abad ke-20,
aliran keagamaan yang cendrung sufistik, termasuk tarekat Islam, terus berada di posisi yang tidak
menguntungkan. Aliran ini dianggap bertentangan dengan semangat pembeharuan yang mondernis dan
bahkan terkesan revolusioner. Sufisme dan tarekat mulai dikritik karena, setidaknya, tiga tuduhan. Yang
pertama adalah bahwa mereka dianggap terlalu bebas untuk mengikuti ajaran keagamaan yang
dianggap tidak benar. Para penganut aliran ini sering dikritik karena melakukan perubahan teologis
dalam ajaran mereka, yang dapat membahayakan integritas ajaran ibadah umat Islam. Kedua, mereka
dianggap tidak seimbang memperlakukan dimensi dunia dan akhirat karena mereka menentang dunia
dan segala simbol kehidupannya. Ketiga, keyakinan keagamaan ini dievaluasi lebih lanjut dan dianggap
telah merusak umat Islam karena sifatnya yang menentang aspek tradisionalisme dan intelektualisme
yang penting, terutama dalam hal membangun berbagai kemajuan bagi umat Islam.
Kritik tiga Organisasi sosial keagamaan di Indonesia
Organisasi sosial keagamaan yang terkena dampak modernisme . penghujatan mengenai gencar tasawuf dan
tarekat dilakukan . tiga organisasi islam , yakni muhamadiyah , persatuan islam ( persis) , dan nahdlotul ulama (NU)
, mendukung inisiatif tersebut . meski pendekatan kritis Berbeda –beda , keempat ormas islam disini memberikan
kritik terhadap penerapan quran dan sunah, sebagai organisasi yang berkomitmen untuk “ meningkatkan “
pendidikan islam dengan semangat tidak mementingkan diri sendiri terhadap al –Quran dan sunnah.

Kritik Dari Tokoh-Tokoh Organisasi Islam di Indonesia


Teks paragraf Andaagama hindu berpusat pada monisme dan panteisme . rig veda juga disebut sebagai “jelas”
dalam agama dan satu alam menjadi penyebab pandangan ini pembicara melanjutkan ,secara histories
pendidikan hindu , menyatakan bahwa tuhan mengakui menifestasi kehidupan manusia di bumi, termasuk yang
Ungkapan umat islam dalam sejarah umat islam awal menggambarkan suatu sistem kepercayaan dan adat
istiadat yang mencakup pantiesis, atau keyakinan bahwa tuhan harus hidup di seluruh dunia
Globalisasi: Aliran-aliran tarekat semakin tersebar di seluruh dunia, dengan
pengikut dari berbagai budaya dan latar belakang. Globalisasi memengaruhi
cara tarekat berinteraksi dan beradaptasi dengan beragam konteks sosial
dan kultural. Pengaruh Teknologi: Teknologi informasi dan media sosial telah
memengaruhi cara aliran-aliran tarekat berkomunikasi, menyebarkan ajaran,
dan menghubungkan dengan pengikut mereka. Ini dapat memperluas
jangkauan dan pengaruh tarekat.
Tantangan dan Kontroversi: Meskipun tarekat-tarekat ini memiliki pengikut
yang setia, mereka juga dapat menghadapi tantangan internal dan eksternal,
termasuk kontroversi seputar pemimpin tarekat, keuangan, dan masalah
lainnya.

Anda mungkin juga menyukai