Anda di halaman 1dari 7

A.

Pengertian tarekat

Dalam ilmu tasawuf disebutkan bahwa arti tarekat ialah jalan untuk melakukan suatu
ibadah sesuai dengan ajaran yang dicontohkan oleh Rasullah saw dan dikerjakan oleh
para sahabat, tabi’in, dan tabi’ tabi’in seacara turun-temurun hinga kepada para ulam
yang menyambung sampai pada masa kini. Pada awalnya, tarekat belum ada di dalam
agama islam. Akan tetapi,untuk memasuki dunia tasawuf, diperlukan satu jalan untuk
dapat mencapai tujuan utama yang ingin dicapai oleh seseorang. Dari situ timbullah satu
cara untuk mendaki satu maqam ke maqam lainnya yang disebut tarekat. Sejak
munculnya gerakan pembaharuan Islam yang diilhami oleh gerakan beberapa aliran dari
timur pada awal abad ke- 20, aliran keagamaan yang cendrung sufistik termasuk tarekat
dalam islam terus terpojokan pada posisi yang kurang menguntungkan. Aliran ini
dipandang bertentangan dengan semangat pembeharuan yang cendrung mondernis dan
bahkan terkesan revolusioner. Sufisme dan tarekat mulai dipojokan.1

Aliran-aliran tarekat
Berikut ini terdapat beberapa aliran-aliran tarekat, yaitu:

1. Tarekat Qadiriyah

Tarekat Qadiriyah merupakan tarekat tertua yang didirikan oleh seorang waliyullah
yaitu Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani. Beliau memerintahkan kepada muridnya agar
senantiasa berdzikir setiap siang dan malam hari, serta setiap setelah shalat lima
waktu. Pelajaran pada tarekat qadiriyah sama seperti pelajaran Agama Islam pada
umumnya, hanya saja mereka lebih mementingkan kasih sayang terhadap seluruh
makhluk, rendah hati dan menghindari fanatisme. Paham qadiriyah sebagian besar
merupakan paham mu'tazilah, yang mana pada paham ini manusia mempunyai
kebebasan untuk berkehendak sesuai keinginan hati mereka. Tarekat ini dianut oleh
beberapa negara besar diantaranya adalah Irak, Mesir, Sudan, Tunisia, Libya,
Aljazair, Afrika dan Indonesia. Tarekat ini berpusat di Irak kemudian banyak tersebar
di dunia timur, Tiongkok dan berkembang pesat di Indonesia pada abad ke-19,
terutama ketika penjajahan Belanda. Syeikh Abdul Karim bersama khalifahnya yaitu
K.H. Marzuki di Banten yang merupakan pengikut tarekat qadiriyah yang
memberontak penjajah Belanda, yang pada tahun 1903 pemberontakan terhadap
Belanda juga terjadi di Sidoarjo Jatim yang dipimpin oleh K.H Hasan Mukmin serta
K.H Khasan Tafsir dari Krapyak Yogyakarta. Pengaruh tarekat ini cukup banyak
meresap dihati masyarakat Indonesia, khususnya organisasi agama terbesar Islam
Nahdlatul Ulama yang tidak bisa terlepaskan dari tarekat qadariyah dan amalan-
amalan salah satunya yang dituturkan dalam bacaan Manaqib pada acara-acara
tertentu.

2. Tarekat Rifa'iyah

Tarekat Rifa'iyah didirikan oleh Sayid Ahmad al-Rifa'i. Dengan prinsip utamanya
adalah mengajak untuk beriman dan mengikuti sunnah rasul, menjaga rukun Islam,
berpegang kepada yang hak dan meninggalkan yang batil. Sayid Ahmad Al-Rifa'i
diceritakan bahwasannya beliau merupakan seorang yang selalu berdzikir hingga
membuat tubuhnya terangkat keatas, namun Sayid Ahmad Al-Rifa'i tidak
menyadarinya. Tarekat Rifa'iyah cenderung memiliki sifat yang fanatik serta para
1
Rosihon Anwar dan Abdul Rozak, Ilmu Kalam, (Bandung: Pustaka Setia, 2001),hal. 80
pengikutnya dapat melakukan hal-hal yang berhubungan diluar nalar, seperti makan
pecahan beling dan berjalan diatas bara api yang menyala. Selain itu salah satu
identitas dari keberadaan tarekat ini adalah ditandai dengan penggunaan rebana dalam
wiridnya yang diikuti dengan tarian dan diiringi permainan debus, yaitu menikam diri
dengan sepotong senjata tajam yang diiringi dengan zikir-zikir tertentu dalam hal
ihwal tarekatnya. Tarekat ini berkembang pesat di Indonesia dengan Syekh H. Ahmad
Ar-Rifa'i Al-Jaawi bin Muhammad bin Abi Sujak bin Sutjowijoyo (1200 H/1786H) di
Desa Tempuran, Kabupaten Kendal. Tarekat ini juga tersebar di Aceh dan Sumatera
(terutama dibagian barat dan utara), namun disana tarekat ini lebih dikenal dengan
sebutan Rafai.

3. TarekatTijaniyah

Tarekat ini didirikan oleh Sayid Al-Syaikh Abul 'Abbas Ahmad bin Muhammad Al-
Tijani. Pada tahun 1196, Syaikh Al-Tijani pergi ke suatu tempat di paang sahara, yang
mana ditempat itu tinggal seorang waliyullah, Abu Sanghun. Disana beliau mendapat
suatu anugerah yang sangat besar yaitu biasa bersua dengan Rasulullah dalam
keadaan jaga. Dalam keadaan tersebut, Rasulullah mentalqin beliau untuk wirid
istighfar dan shalawat sebanyak seratus kali, kemudian mentalqinkan wirid tersebut
kepada umat manusia. Yang kemudian setelah empat tahun berlalu, wirid tersebut
disempurnakan oleh Rasulullah dengan lafadz lai ilaha illallah. Tarekat ini
berkembang dan tersebar dibeberapa negara besar diantaranya yaitu Mesir, Kepulauan
Arab, sebagian penjuru Asia, Afrika Hitam, Afrika bagian barat.

4. Tarekat Haddadiyah

Tarekat ini didirikan oleh Sayyid Abdullah bin Alwi bin Muhammad Al-Haddad.
Beliau merupakan pencipta Rattibul Haddad, dzikir yang menjadi ikon dari tarekat
ini. Biasanya dzikir ini dibaca sehabis shalat maghrib ataupun sehabis shalat isya.
Beliau banyak mengarang kitab dalam bidang tasawuf, salah satunya yaitu nashaih al-
diniyah, dan lain-lainnya. Peran al-haddad dalam mempopulerkan tarekat Alawiyah
menjadi cikal bakal lahirnya tarekat Haddadiyah. Dalam tarekat alawiyah, al-haddad
membagi suluk kedalam dua bagian. Pertama, kelompok khas yaitu diperuntukkan
bagi mereka yang telah mencapai tingkat mujahadah yaitu mengosongkan pikiran dari
sesuatu selain Allah. Kedua, kelompok 'Am, yaitu mereka masih dalam tingkatan
dasar dengan mengamalkan perintahperintah sunnah. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa tarekat alawiyah merupakan tarekat 'ammah, sebagai wasilah menuju tarekat
khas, sedangkan tarekat al-haddadiyah merupakan tarekat khas.

5. Tarekat Naqsabandiyah

Tarekat ini didirikan oleh Muhammad bin Bhauddin Al-Uwaisi Al-Bukhari di


Turkistan. Kata naqsabandiyah diambil dari bahasa arab asal kata naqsaband yang
berarti lukisan. Dinamakan karena beliau ahli dalam memberikan lukisan tentang
kehidupan ghaib. Tarekat Naqsabandiyah merupakan tarekat terbesar di Dunia dan
tarekat yang masih terawat dengan baik sampai sekarang ini. Tarekat ini tersebar luas
diseluruh dataran di Dunia, dan sebagian besar pengikutnya berasal dari wilayah
Turki, Hindia Belanda, dan bekas jajahan Inggris di Melayu. Ajaran yang paling
sering digunakan ialah berdzikir, terutama saat pengucapan lafadz Laa ilaaha illa
Allah dengan pengaturan nafas. Tarekat ini berkembang di Indonesia dipelopori oleh
Syaikh Yusuf Makssari (1626-1699) Syaikh Yusuf berasal dari kerajaan Islam Gowa,
Sulawesi Selatan, beliau menerima ijazah dari Syaikh Muhammad 'Abd al-baqi di
Yaman. Di Madura, tarekat ini sudah lahir sejak abad ke-19, terdapat keunikan dari
tarekat ini yang tidak dijumpai antara penganut Naqsabandiyah di Indonesia dan
Negara lain, yaitu beberapa mursyidnya rata-rata perempuan, seperti Nyai Thobibah,
Syafifah Fathimah di Sumenep adalah mursyid perempuan yang terkenal.

6. Tarekat Khalwatiyah

Tarekat ini didirikan oleh Syaikh Muhammad bin Ahmad bin Muhammad
Karimuddin Al-Khalwati. Tarekat khalwatiyah ini diambil dari kata khalwat yang
berarti menyendiri untuk merenung. Nama ini diambil karena pendiri dari tarekat ini
sering melakukan khalwat ditempat-tempat yang sepi. 4 Nama tersebut diambil dari
nama seorang sufi ulama dan pejuang Makassar yaitu Muhammad Yusuf bin
Abdullah Abu Mahasin al-Taj, al-Khalwaty, al-Makassar. Sekarang terdapat dua
cabang terpisah dari tarekat ini yang hadir bersama kita. Keduanya dikenal dengan
nama Tarekat Khalwatiyah Yusuf dan Khalwatiyah Samman. Tarekat ini hanya
menyebar dikalangan orang Makassar dan sedikit orang bugis. Para khalifah yang
diangkat terdiri dari orang Makassar sehingga secara etnis tarekat ini dikaitkan
dengan suku tersebut. Beliau yang pertama kali menyebarkan tarekat ini ke Indonesia,
guru beliau Syaikh Abu al-Baraqah Ayyub alKahlwati al-Quraisy. Bergelar "Taj al-
Khalwaty" sehingga namanya menjadi Syaikh Yusuf Taj al-Khalwaty. Al-Makassary
dibaiat menjadi penganut tarekat Khalwatiyah di Damaskus, ada indikasi bahwa
tarekat yang diajarkan merupakan penggabungan dari beberapa tarekat yang pernah ia
pelajari, walaupun tarekat Khalwatiyah tetap yang paling dominan. Adapun dasar
ajaran tarekat khalwatiyah yaitu pertama, Yaqza maksudnya kesadaran akan dirinya
sebagai makhluk yang hina dihadapan Allah Swt. Yang maha Agung. Kedua, Taubah
ialah mohon ampun atas segala dosa. Ketiga, Muhasabah ialah menghitung-hitung
atau introspeksi diri. Keempat, Inabah ialah berhasrat kembali kepada Allah. Kelima,
Tafakkur ialah merenung tentang kebesaran Allah. Keenam, I'tisam ialah selalu
bertindak sebagai Khalifah Allah dibumi. Ketujuh, Firar ialah lari dari kehidupan
jahat dan keduniawian yang tidak berguna. Kedelapan, Riyadah ialah melatih diri
dengan beramal sebanyak-banyaknya. Kesembilan, Tasyakur ialah selalu bersyukur
kepada Allah dengan mengabdi dan memujinya. Kesepuluh, Sima' ialah
mengkonsentrasikan seluruh anggota tubuh dan mengikuti perintah-perintah Allah
terutama pendengaran.

7. Tarekat Qadariyah Naqsabandiyah

Tarkat ini merupakan tarekat gabungan dari tarkat Qadiriyah dan tarekat
Naqsabandiyah. Tarekat Qadiriyah Naqsyabandiyah yang terdapat di Indonesia
bukanlah hanya merupakan suatu penggabungan dari dua tarekat yang berbeda
diamalkan bersama-sama. Tarekat ini lebih merupakan sebuah tarekat yang baru dan
berdiri yang di dalamnya unsur-unsur pilihan dari Qadiriyah dan juga
Naqsyabandiyah telah dipadukan menjadi sesuatu yang baru. Tarekat ini didirikan
oleh orang Indonesia Asli yaitu Ahmad Khatib Ibn al-Ghaffar Sambas, yang
bermukim dan mengajar di Makkah pada pertengahan abad ke-19. Bila dilihat dari
perkembangannya tarekat ini bisa juga disebut "Tarekat Sambasiyah" tapi nampaknya
Syaikh al-Khatib tidak menamakan tarekatnya dengan nama sendiri. Berbeda dengan
guru-gurunya yang lain yang memberikan nama tarekatnya sesuai dengan nama
pengembangannya. Sebagaimana kebiasaan ulama-ulama sebelumnya untuk
memperdalam ilmu agama, kiranya mereka berangkat ke Makkah untuk
memperdalam ilmu yang mereka miliki. Demikian pula, halnya dengan Ahmad
Khatib ia berangkat ke Makkah untuk belajar ilmu-ilmu Islam termasuk tasawuf dan
mencapai posisi yang sangat dihargai diantara teman-temannya dan kemudian
menjadi seorang tokoh yang berpengaruh diseluruh Indonesia. Diantara gurunya
adalah Syaikh Daud bin Abd Allah bin Idris al fatani, Syaikh Muhammad Shalih
Rays, selain itu ia juga banyak mengikuti dan menghadiri kuliah-kuliah yang
diberikan oleh Syaikh Bishry al-Jabaty, Sayyid ahmad al-Marzuki, Sayyid abd Allah
ibn Muhammad al-Mirghany.2

2
A. aziz Masyhuri 22aliran tarekat dalam tasawuf, (Surabaya: imtiyaz, 2014),hal. 119
Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan yang telah dipaparkan di atas, maka kesimpulan yang dapat diambil
adalah bahwa aliran-aliran tarekat yang berkembang hingga sekarang terdapat 7 aliran yaitu
1. tarekat qadiriyah, Tarekat Qadiriyah merupakan tarekat tertua yang didirikan oleh
seorang waliyullah yaitu Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani. Beliau memerintahkan
kepada muridnya agar senantiasa berdzikir setiap siang dan malam hari, serta setiap
setelah shalat lima waktu. merupakan paham mu'tazilah, yang mana pada paham ini
manusia mempunyai kebebasan untuk berkehendak sesuai keinginan hati mereka.
2. tarekat rifa'iyah, Tarekat Rifa'iyah didirikan oleh Sayid Ahmad al-Rifa'i. Dengan
prinsip utamanya adalah mengajak untuk beriman dan mengikuti sunnah rasul,
menjaga rukun Islam, berpegang kepada yang hak dan meninggalkan yang batil.
Tarekat Rifa'iyah cenderung memiliki sifat yang fanatik serta para pengikutnya dapat
melakukan hal-hal yang berhubungan diluar nalar, seperti makan pecahan beling dan
berjalan diatas bara api yang menyala.
3. tarekat tijaniyah, Tarekat ini didirikan oleh Sayid Al-Syaikh Abul 'Abbas Ahmad bin
Muhammad Al-Tijani. Pada tahun 1196, Syaikh Al-Tijani pergi ke suatu tempat di
paang sahara, yang mana ditempat itu tinggal seorang waliyullah, Abu Sanghun.
Tarekat ini berkembang dan tersebar dibeberapa negara besar diantaranya yaitu Mesir,
Kepulauan Arab, sebagian penjuru Asia, Afrika Hitam, Afrika bagian barat.
4. tarekat haddadiyah, Tarekat ini didirikan oleh Sayyid Abdullah bin Alwi bin
Muhammad Al-Haddad. Beliau merupakan pencipta Rattibul Haddad, dzikir yang
menjadi ikon dari tarekat ini.
5. tarekat naqsabandiyah, Tarekat ini didirikan oleh Muhammad bin Bhauddin Al-
Uwaisi Al-Bukhari di Turkistan. Kata naqsabandiyah diambil dari bahasa arab asal
kata naqsaband yang berarti lukisan. Tarekat Naqsabandiyah merupakan tarekat
terbesar di Dunia dan tarekat yang masih terawat dengan baik sampai sekarang ini.
6. tarekat khalwatiyah, Tarekat ini didirikan oleh Syaikh Muhammad bin Ahmad bin
Muhammad Karimuddin Al-Khalwati. Tarekat khalwatiyah ini diambil dari kata
khalwat yang berarti menyendiri untuk merenung. Tarekat ini hanya menyebar
dikalangan orang Makassar dan sedikit orang bugis. Para khalifah yang diangkat
terdiri dari orang Makassar sehingga secara etnis tarekat ini dikaitkan dengan suku
tersebut. Beliau yang pertama kali menyebarkan tarekat ini ke Indonesia, guru beliau
Syaikh Abu al-Baraqah Ayyub alKahlwati al-Quraisy.
7. tarekat qadariyah-naqsabandiyah, Tarkat ini merupakan tarekat gabungan dari tarkat
Qadiriyah dan tarekat Naqsabandiyah. Tarekat Qadiriyah Naqsyabandiyah yang
terdapat di Indonesia bukanlah hanya merupakan suatu penggabungan dari dua tarekat
yang berbeda diamalkan bersama-sama. Tarekat ini lebih merupakan sebuah tarekat
yang baru dan berdiri yang di dalamnya unsur-unsur pilihan dari Qadiriyah dan juga
Naqsyabandiyah telah dipadukan menjadi sesuatu yang baru. Tarekat ini didirikan
oleh orang Indonesia Asli yaitu Ahmad Khatib Ibn al-Ghaffar Sambas, yang
bermukim dan mengajar di Makkah pada pertengahan abad ke-19.
DAFTAR PUSTAKA

Rosihon Anwar dan Abdul Rozak, Ilmu Kalam, (Bandung: Pustaka Setia, 2001), 80
Aziz Masyhuri, 22 aliran tarekat dalam tasawuf, (Surabaya: imtiyaz, 2014), 119

Anda mungkin juga menyukai