Anda di halaman 1dari 4

Sebagaimana halnya dengan tasawuf, taraket juga tumbuh subur didunia islam dengan

berbagai aliran yang disesuaikan dengan nama pendirinya.

A. Aliran-Aliran Tarekat
Nama sebuah aliran tarekat biasanya dinisbahkan kepada nama pendiri dari taraket
tersebut. Prof.Dr. H. Abu Bakar Atjeh. Dalam buku Pengantar Ilmu Tarekat menyebutkan
ada 41 macam aliran tarekat yang mu’tabarah. Namun disini akan diuraikan beberapa
tarekat yang menonjol dan banyak pengikutnya antara lain:

1. Tarekat Qadiriyah
Tarekat ini didirikan oleh syeikh Abdul Qadir al-Jailani. Ia lahir di Jailan pada tahun
470 M dan meninggal di Baghdad pada tahun 561 M. Syeikh Abdul Qadir al-Jailani
adalah seorang alim dan sahid. Mula-mula ia seorang alhi Fiqh dalam Mazhab Hambali,
selain itu ia juga seorang sufi terkenal pengikut tashuf sunni yang mengaikatkan
tasawufnya dengan Al-Qur’an dan as-Sunnah (Abu Al-wafa’ , 1985: 236). Kemudian ia
beralih kegemarannya kepada ilmu tarekat dan hakikat. Abdul Qadir al-Jailani mendirikan
sebuah aliran Qadiriyah yang mendapat dukungan dan sambutan baik dari masyarakat.
Pertama-tama aliran ini berkembang di Baghdad, disini dibangun Zawiyah tempat
melakukan latihan suluk, sehingga lama-kelamaan ajaran syeikh Abdul Qadir al-Jailani
ini menjadi suatu mahzab suffi (Abu Bakar Atjeh,1985: 309).
Tarekat Qadiriyah disebar luaskan oleh murid al-Jailani kebeberapa Negara Yaman,
Syiria, Mesir, India, Turki, Afrika, Sudan, Turkistan dan tanah Arab. Dimekkah ada
rabithah Qadiriyah yang sudah berdiri sejak Abdul Qadir masih hidup, rabithah itu
terletak diatas Jabal Qubais yang terkenal sebagai tarekat di Mekkah (Abu Bakar
Atjeh,1985:310). Tarekat ini juga dikembangkan di Asia kecil dan Islambad oleh Ismail
al-Rumi dengan mendirikan khalawat dan balai tempat penampungan dan fakir miskin.

2. Tarekat Rifaiyyah
Pendiri tarekat ini bernama Ahmad bin Ali Abdul Abbas. Dia di lahirkan di Iraq, tidak
diketahui dengan pasti tahun kelahirannya dan meninggal di Umm Abidah pada tanggal
22 Jumadil Awal pada tahun 578 H (Abu Bakar Atjeh, 1985:355). Al-Rifa’i adalah
seorang ulama yang saleh, faqih pengaut mazhab syafi’i selain itu dia seorang tokoh
dalam ilmu tasawuf yang mempunyai banyak murid di berbagai lapisan dan kawasan.
Seperti halnya tarekat Qadiriyah, tarekat Rifa’iyah pun tersebar luas ke berbagai
Negara Islam. Tarekat ini mula-mula berdiri di Iraq kemudian tersiar ke Basrah, ke
Damaskus, Istambul (Abu Bakar Atjeh, 1985: 357) dan sejumlah Negara Islam termasuk
Malaysia dan Indonesia.

3. Tarekat Suhrawardiyah
Tarekat ini di dirikan oleh Abu Najib al-Suhrawardy (490-563 H). Al-Suhrawardi
adalah seorang ulama dan sekaligus guru yang berpengaruh besar, tidak haya di tengah-
tengah muridnya, tetapi terhadap semua toko suffi dan masanya. Dia penganut aliran
Sunni, (Abu Bakar al-Wafa’ , 1985: 238). Toko suffi terbesar di Baghdad, pengarang
kitab “Awariful Ma’arif ”, sebuah karangan yang mengagumkan dan sangat menarik
perhatian imam al-Ghazaly, sehingga seluruh kitab itu di muat pada akhir kitab “Ihya
Ulumuddin” (Abu Bakar Atjeh 1985: 338), bahkan tarekat Suhrawardiyah di jadikan
pegangan dalam suluknya.

4. Tarekat Syadziliyah
Tarekat ini di dirikan oleh Abu Hasan Ali Asy-Syazali. Ia di lahirkan di Amman tahun
573 H disebuah desa kecil di Afrika. Sejak kecil ia telah menunjukan sifat-sifat saleh dan
suffi. (Abu Bakar Atjeh, 1985:306). Dia berasal dari Syadzilah Tunisia dari sana ia
bersama muridnya pergi ke Mesir dan tinggal di kota Iskandariah, sekitar tahun 642 H.
Kemudian mereka membentuk sebuah aliran suffi yang nantinya terkenal dengan Tarekat
Syadziliyah (Abu al-Wafa’, 1985:238). Aliran Syadziliyah ini lebih dekat dengan tasawuf
al-Ghazaly yang berlandaskan Al-Qur’an dan as-Sunnah, bahkan sebagai ajarannya
dipergunakan oleh al-Ghazaly.
Tarekat Syadziliyah adalah sebuah tarekat yang silsilahnya sambung-menyambung
sampai kepada Hasan bin Ali bin Abi Thalib. (Abu Bakar Atjeh, 1985:308). Melalui Ali
bin Abi Thalib sampai kepada Nabi Muhammad SAW. Tarekat Syadziliyah merupakan
tarekat yang mudah dalam ilmu dan amal, mengenai Ilham dan Maqal dan dengan mudah
dapat mengantar pengikutnya kepada jazab, mujahadah, hidayah, abrar, keramat.

5. Tarekat Ahmadiyah
Tarekat ini di dirikan oleh Sayed Ahmad al-Badawi (596-675 H) yang berasal dari
maroko, kemudia dia merantau ke Mekkah. Lalu ke Mesir dan menetap di sana.(Abu al-
Wafa’, 1985:240-241). Tarekat Ahmadiyah konsisten berpegang kepada Al-Qur’an dan
as-Sunnah, sebagaimana yang dinyatakan oleh Sayed Ahmad Badawi sendiri bahwa
“tarekat dan tasawuf ini di bina dengan Al-Qur’an dan as-Sunnah, kejujuran, kebeningan
kalbu, loyalitas, penggunaan derita dan pemeliharaan janji.

6. Tarekat Birhamiyyah
Tarekat ini di dirikan oleh seorang putra Mesir Syeikh Ibrahim al-Dasuqi al-Qursyi
(wafat 676 H di Damaskus). Tarekat ini tersebar luas di kawasan Mesir, Syiria, Hijaz dan
Hadhramaut (Abu al-Wafa’, 1985:241). Menurut al-Dasuqi tasawufnya selalu berjalan
menurut aturan-aturan syariat-syariat adalah pokok, sementara hakikat adalah cabang,
syariat menghimpun seluruh ilmu yang diwajibkan, hakikat menghimpun seluruh ilmu
yang tersembunyi. Tarekat Birhamiyyah menganut faham kefanaan hal ini dapat di lihat
dari al-Dasuqi yang mengatakan bahwa taubat golongan istimewa (al-Khawwash)
merupakan penghapusan dari segala sesuatu yang selain Allah.
7. Tarekat Naqsyabandiyah
Tarekat Naqsyabandiyah di dirikan oleh Muhammad bin Bahauddin al-Uwais al-
Bukhari. Menurut Abu Bakar Atjeh istilah Naqsyabandiyah di ambil dari kata Naqsyaban
yang berarti lukisan, karena ia ahli dalam memberikan lukisan ghaib (319). Muhammad
bin Bahauddin (717-791 H), silsilah keturunanya berhubungan dengan Syeikh Abdul
Qadir al-Jailani yang merupakan keturunan dari Hasan bin Ali bin Abi Thalib IV. (Abu
Bakar Atjeh, 1985:320). Tarekat Naqsyabandiyahpun berhubungan langsung kepada Nabi
Muhammad sebagaimana yang disebutkan oleh Muhammad Amin al-Qurdi dalam kitab
“Tanwirul Qulub”.
Tarekat Naqsyabandiyah merupakan suatu tarekat yang sederhana, mudah dalam
pelaksanaan. Tarekat ini sangat kokoh memegang Sunnah Nabi dan menjauhkan Bid’ah,
menjauhkan diri dari sifat yang buruk, memakai sifat-sifat yang baik dan akhlak yang
sempurna.

8. Tarekat Khalawatiyah
Tarekat Khalwatiyah yang di dirikan oleh Zahiruddin (w. 1397 M) di Khurusan dan
merupakan cabang dari tarekat Suhrawardiyah. Mereka menamakan dirinya golongan
Siddiqiyah, karena mengangkap dirinya berasal dari keturunan Khalifa Abu Bakar.
Tarekat Khalwatiyah sangat sederhana dalam pelaksanaanya membawa jiwa dari tingkat
yang rendah ke tingkat yang lebih sempurna melalui 7 gelombang (tingkat) yaitu: Nafsu
amarah, nafsu rawwamah, nafsu mulhamah, nafsu muthama’innah, nafsu radhiyah, nafsu
mardhiyah dan nafsu kamila (Abu Bakar Atjeh 1985:341). Martabat tersebut diraih
dengan menyeseli dosa, membuang aib, berjanji tidak akan kembali kepada maksiat,
bersungguh-sungguh dalam beribadah kepada tuhan dengan mahabbah dan ikhlas dalam
segala saleh dan budi perketi luhur.

9. Tarekat Sammaniyah
Pendiri tarekat ini adalah Syeikh Muhammad Samman. Dilahirkan pada tahun 1189,
meninggal di Madinah pada tahun 1720 M. Di makamkan di Baqi dekat kuburan istri-istri
Nabi Muhammad SAW. Beliau seorang guru tarekat ternama di Madinah (Abu Bakar
Atjeh 1985: 351).
Dalam manaqibnya diceritakan cara syeikh Samman melakukan ibadat yang oleh
pengikut-pengikutnya di turut sebagai tarekat. Misalnya ia melakukan salat sunat asyraq 2
rakaat, sunat dhuha 12 rakaat, membayangkan riadhah, menjauhi kesenangan duniawi,
oleh karena itu semasi muda beliau sudah termasuk orang yang saleh.

10. Tarekat Khalediyah


Tarekat Khalediyah adalah salah satu cabang tarekat Naqsyabandiyah di Turki yang
terdiri pada abad XIX. Tarekat Khalidiyah di letakkan oleh Syeikh Sulaiman al-Khalidi
(Abu Bakar Atjeh, 1985: 346). Tarekat ini berisi tentang adab dan zikir, tawassul, adab
suluk dan salik dan maqam-maqamnya. Silsilah tarekat ini di mulai dari Dhiyauddin Khalid
sambung-menyambung dengan beberapa syeikh Naqsyabandiyah akhirnya sampai kepada
Thaiffur, Ja’far, Salman, Abu Bakar dan kepada Nabi Muhammad SAW.

11. Tarekat Sanusiyah


Tarekat Sanusiyah adalah tarekat yang di dirikan oleh sidi Muhammad bin As-Sanusi,
beliau lahir pada tahun 1971 di Tursy. Tarekat ini berkembang biak di Afrika Utara. Wirid
dari tarekat ini dibaca sir dengan ucapan ya latif sebanyak 1000 kali. Dalam bidang hukum
tarekat ini sangat kuat berpegang pada Al-Qur’an dan Hadits, sedangkan dalam bidang Fiqh
mengikuti Mazhab Maliki (Abu Bakar Atjeh 1985: 377-379).
Tarekat-tarekat di atas, cukup banyak lagi yang lainnya menurut Hamzah Ya’qub
melebihi 100 tarekat dengan seluruh ajarannya, (Hamzah Ya’qub: 1887: 45). Di antara
yang belum di sebut di atas adalah : Tarekat Tahifuriyah tokohnya Abu Yazid al-Bustami.
Tarikat Suktiyah, tokohnya Surri al-Saqti. Tarekat Khazariyah, tokohnya Abi Sa’id al-
Khazzar. Tarekat Nuriyah, tokohnya Abu Husain al-Nuri. Tarekat Mulamatiyah, tokohnya
Hamdun al-Qahhar al-Mulamaty. Tarekat Mulawiyah, tokohnya Maulana Jalaluddin al-
Rumi. Tarekat Badawiyyah, Syekh Ahmad al-Badhawi. Tarekat Syattariyah, Syekh
Abdullah al-Syatarary.

Anda mungkin juga menyukai