PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
yang bersifat kebatinan dan askese.1 Selama ini kaum sufi dipandang sebagai
kasalehan sosial. Ada pula yang memandang kaum sufi sebagai kelompok umat
tetapi memiliki hati yang baik dan mulia. Sifat-sifat ideal yang terpuji yang sering
disebut dalam kitab-kitab tasawuf, sebagaimana yang dijalani oleh Rabi’ah al-
Adawiyyah yang berasal dari keluarga miskin dan pernah menjadi budak. Setelah
Dengan hidup dalam kemiskinan dan menolak bantuan materi yang diberikan
orang kepadanya Ia bahkan tidak mau berdoa meminta kekayaan materi kepada
Tuhan. Ia benar-benar hidup dan hanya ingin dekat dengan Tuhan dengan cara
1
Carl W Ernst., “Tingkatan Cinta Dalam Sufisme Persia Awal, dari Rabiah Hingga
Ruzbihan”, dalam Ribut Wahyudi, Seri Pengantar Tasawuf: Cinta, Guru, dan Kewalian Dalam
Sufisme Awal, (Yogyakarta: Pustaka Sufi, 2003), hal. 32. Lihat juga di, Syekh Javad Nurbakhsy,
Belajar Bertasawuf: Mengerti Makna dan Mengamalkan Zikir, Tafakur, Muraqabah, Muhasabah,
dan Wirid, (Jakarta: Zaman, 2016), hal.11-12.
2
Wafirotun Nurika, “Nilai-Nilai Sosial Pada Pengamal Tarekat Naqsyabandiyah Desa
Tawang Rejo Wonodadi Belitar”, Spiritualita, Vol 1, No 1 Juni 2017, hal.19. lihat juga dalam
buku, Asmaran As, Pengantar Studi Tasawuf, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2002), hal.233.
1
2
puasa, zikir, khalwat, ‘uzlah, dan lebih mementingkan kesalehan individual dari
Kesan seperti itu terjadi karena hanya melihat bahwa subtansi ajaran
‘uzlah. Seseorang tidak mungkin menjadi sufi tanpa menjadi zahid (orang yang
menjalani hidup zuhud).4 Akhirnya tasawuf di kesankan oleh beberapa orang (di
luar pengikut tarekat) hanya dapat membentuk kesalehan pribadi, tanpa mampu
Hal ini tentu tidak sepenuhnya salah tetapi juga tidak sepenuhnya benar,
karena memang tasawuf memiliki dimensi sosial. Seorang sufi bukanlah seorang
yang tidak mempunyai kedermawanan atau kepedulian sosial, tetapi justeru sangat
kehidupan sosial ini, yang dibutuhkan seorang sufi dengan lebih memilih
membantu fakir miskin dibanding berhaji ke Baitullah. Orang yang lebih memilih
“kesalehan personal”. Meski begitu, tidak ada sufi yang anti berhaji. Kaum sufi
tidak ada yang tidak mewajibkan berhaji. Bahkan, haji dijadikan sebagai salah
3
Wasalmi, ”Mahabbah Dalam Tasawuf Rabi’ah al-Adawiah”, Sulesna, Vol 9, No. 2, 2014,
hal. 84. Lihat juga di Buya Hamka, Tasawuf Modern: Bahagia itu Dekat Dengan Kita Ada di
Dalam Diri Kita, (Jakarta: Republik Penerbit, 2016), hal.10-11.
4
Kuatsar Azhari Noer, Tasawuf Perenial: Kearifan Kritis kaum Sufi, (Jakarta: Serambi
Ilmu Semesta. 2003), hal. 5.
3
pengalaman spiritual di Gua Hira, yakni diturunkannya wahyu kepada Nabi, tidak
ada lagi cerita kembali ke Gua Hira. 5 Begitu pula ketika Nabi telah bertemu dan
sosial (mu’amalah) dan kesalehan ritual (ibadah). Keduanya berada dalam sebuah
eksplisit ditunjukkan dalam lima rukun Islam yang terdiri dari amalan kalimah
syahadah, shalat, puasa, membayar zakat, dan menunaikan haji. Al-Qur’an yang
keselarasan antara ibadah dan mu’amalah tersebut seperti Surah al-Baqarah [2]:
hal itu berarti Islam mengakui bahwa penghayatan keberagamaan seorang Muslim
tidak pernah bisa dipisahkan dengan keberadaannya sebagai makhluk sosial. Iman
sebuah keniscayaan.
5
Asrifin, Tokoh-Tokoh Shufi, Mengungkap: Sejarah Kehidupan dan Ajaran Serta
Karomahnya, (Surabaya: Karya Utama, t.t), hal. 9.
6
Agus Mustafa, Terpesona di Sidratul Muntaha: Serial ke-3 Diskusi Tasawuf Modern,
Jakarta: Padma. 2004, hal. 15.
4
Ketika ada sebuah tarekat yang mengajarkan para muridnya untuk menyepi
atau beraskese, bukan berarti tarekat ini kemudian mengajarkan sikap anti-sosial.
Hal itu adalah bagian dari metode pemurnian hati, metode untuk dapat mengalami
transformasi karakter. Seperti yang akan dikaji pada bagian selanjutnya, di mana
ada sebuah tarekat yang justru mendorong para muridnya untuk terlibat dalam
pengikut tarekat justru tidak dilakukan dengan menyepi, melainkan lewat tindakan
bela rasa, kepedulian kepada yang mebutuhkan dan bergerak dalam aspek sosial-
Al-Haqqani.
Amerika Serikat. Pada tahun 1997 beliau mengunjungi Indonesia dan kunjungan
pertama yang diangkat sebagai wakil Syekh Nazim Al-Haqqani untuk Indonesia
antaranya terdapat empat orang yang ditunjuk sebagai representasi (wakil) dari
Habib Lutfi bin Yahya dari Kota Pekalongan, KH. Ahmad Syahid dari Nagrek,
masalah secara mendalam mengenai fungsi tasawuf yang dapat membentuk tidak
hanya kesalehan pribadi secara transendental, tetapi juga kesalehan dalam aspek
transenden sekaligus sosial, tidak hanya melihat subtansi ajaran semata (misalnya
uzlah diamalkan dengan cara menyendiri), tetapi melihat konteks pada saat ajaran
tersebut dilaksanakan. Latar belakang sejarah seperti itu perlu dipahami sebab
sepi. Zuhud yang utama justru adalah berinteraksi dengan sesama manusia
sembari terus berzikir kepada Allah. Jadi zuhud tidak dimaknai dengan menjauhi
seluruh kehidupan dunia dan uzlah tidak dimaknai dengan menyepi dan menjauhi
negara sebagai tuntutan tanggung jawab sosial pada masyarakat. Secara sosial,
tarekat bukan hanya uzlah dari keramaian, sebaliknya harus aktif mengarungi
8
Ahmad Syafi’I Mufid, Tangklukan, Abangan, dan Tarekat: Kebangkitan Agama di Jawa,
(Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2006), hal. 250.
9
Syekh Hisyam adalah menantu dari Mawlana Syekh Nazim Al-Haqqani dan sebagai
deputi dari mursyid Tarekat Naqsyabandi Haqqani khususnya di Amerika serikat, Inggris dan Asia
Tenggara, lihat dalam buku Shayk Muhammad Hisham Kabbani, The “Salafi” Movement
Unveiled, (America: As-Sunnah Foundation, 1997), hal. 140.
6
kehidupan ini secara total, baik dalam aspek sosial, politik, ekonomi dan
filantropi.10
untuk membangun kehidupan bersama yang lebih baik dengan berdasarkan: cinta,
di tarekat lain khalwat dilakukan dengan menyepi dari keramaian. Tetapi dalam
tarekat ini konsep khalwat-nya adalah terlibat dalam sosial dan sebuah keadaan
(maqam) .
Melalui perbedaan tersebut, kajian ini akan membahas sejauh mana tarekat
menepis anggapan orang lain terhadap pengikut tarekat yang cenderung memilih
anti sosial dan lebih mementingkan kesalehan invidual dari pada kesalehan sosial.
B. Rumusan Masalah
10
Aziz Masyhuri, Ensiklopedi 22 Aliran Tarekat Dalam Tasawuf, (Surabaya: Imtiyaz,
2011), hal. 161.
7
dapat lebih mendalam dan terarah, maka dirumuskan sub masalah sebagai berikut:
Haqqani?
Naqsyabandiyah Al-Haqqani.
penelitian adalah:
2. Secara praktis, penelitian ini berguna bagi para praktisi Ilmu Tasawuf
atau khususnya ilmu agama Islam, hal ini dapat menjadi informasi baru
Al-Haqqani.
D. Kajian Pustaka
Kajian tentang filantropi dan tarekat belum pernah ada sampai saat ini.
Kalaupun ada, itu adalah kajian yang khusus hanya membahas tentang filantropi
dunia muslim yang paling baik akhir-akhir ini adalah kajian Chusnan Jusuf yang
karitas (belas kasihan) bertujuan untuk melakukan perubahan dan keadilan sosial
Islam dan Ideologi Kesejahteraan Kaum Modernis. Kajian ini memotret dinamika
11
Chusnan Jusuf, ”Filantropi Modern Untuk Pembangunan Sosial”, Jurnal Penelitian dan
Pengembangan Kesejahteraan Sosial, Vol 12, No. 01, 2007.
12
Hilman Latief, Melayani Umat: Filantropi Islam dan Ideologi Kesejahteraan Kaum
Modernis, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2010).
9
Indonesia sejak masa awal Islamisasi Nusantara pada abad ke-13, melintasi masa
dilakukan, antara lain adalah kajian Lindung Hidayat Siregar yang berjudul
“Sejarah Tarekat dan Dinamika Sosail”. Kajian ini membahas tentang ajaran
tarekat seperti zuhud, warak, fakir, sabar, tawakal, ridla dan zikir bukan saja
hanya mengandung aspek sprituaal tetapi juga mengandung nilai dimensi sosial
yang tinggi, seperti hidup hemat dan sederhana, tidak tamak dan arogan,
dan kebeningan hati, selalu mawas diri, bergerak di masyarakat dan memiliki etos
Berikutnya adalah tesis yang ditulis oleh Asep Saiful Dzulfikar yang
13
Amelia Fauzia, Filantropi Islam :Sejarah dan Kontestasi Masyarakat Sipil dan Negara
di Indonesia, (Yogyakarta: Gading Publishing, 2016).
14
Lindung Hidayat Siregar, “Sejarah Tarekat dan Dinamika Sosail”, MIQOT, Vol. XXXIII
No. 2 Juli-Desember 2009.
10
Keagamaan Shaykh Hasan Maksum”. Kajian ini mengulas tentang tarekat dan
gerakan sosial keagamaan Shaykh Hasan Maksum, seorang sufi yang tidak
agama (teologi, fikih dan tasawuf). Pengaruhnya lebih besar dari para sufi yang
sufi tidak membuat Syekh Hasan pasif terhadap kehidupan sosial, bahkan
politik dan dalam bidang sosial, ia mendedikasikan diri kepada organisasi al-
Wasliyah dan al-Ittihadiyah sebagai dua organisasi kaum tua yang sangat
15
Asep Saiful Dzulfikar, “Tarekat Dalam Perubahan Sosial:Studi Terhadap Tarekat
‘Alawiyah Yogyakarta”, Tesis Diajukan Kepada Universitas Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2015.
16
Ja’far, “Tarekat dan Gerakan Sosial Keagamaan Shaykh Hasan Maksum”, Teosofi:
Jurnal Tasawuf dan Pemikiran Islam, Vol 5, No 2, Desember 2015.
11
Dari berbagai penelitian di atas, jelaslah bahwa belum ada penelitian yang
membahas secara khusus filantropi dan tarekat. Kajian ini berusaha membahas
bahwa fokus penelitian skripsi ini memang baru dan belum pernah diteliti atau
E. Kerangka Teori
membutuhkan kerangka teori untuk membedah objek kajian. Adapun teori yang
a. Observasi langsung.
d. Memahami latar fungsi dari aspek yang diteliti seperti adat dan pranata,
sosial.
12
3. Tingkat Abstraksi
a. Fungsi sosial dari suatu adat, pranata sosial atau unsur kebudayaan pada
b. Fungsi sosial dari suatu adat, pranata sosial atau unsur kebudayaan pada
c. Fungsi sosial dari suatu adat atau pranata sosial pada tingkat abstraksi
tertentu.
4. Cara Kerja
terintegrasi.
17
Koentjaraningrat, Metode-Metode Penelitian Masyarakat, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama, 1993), hal. 111.
13
F. Metode Penelitian
penelitian yang meliputi prosedur penelitian, sumber data, analisis dan lain
berikut:19
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research), yaitu penelitian yang
objek penelitian serta latar belakang masalah yang diangkat dari penelitian ini
maka jenis penelitian adalah jenis penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah
penelitian yang berdasarkan oleh suatu kajian objek tertentu guna mengungkapkan
18
Amri Marzali, “Struktural-Fungsionalisme”, Antropologi Indonesia, Vol. 30, No. 2,
2006, hal. 134
19
Nyoman Kutha Ratna, Metodologi Penelitian: Kajian Budaya dan Ilmu Sosial
Hurmaniora Pada Umumnya, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), hal. 84.
20
Saifudin Anwar, Metode Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1999), hal. 21.
14
objek dengan suatu perhitungan, dengan angka, dengan prosentase serta statistik
serta ciri-ciri yang melekat pada objek penelitian. Pemilihan jenis penelitian ini
fungsi tasawuf yang dapat membentuk tidak hanya kesalehan pribadi secara
pandang terhadap fungsi tasawuf yang transenden sekaligus sosial tidak hanya
2. Sumber Data
Kajian ini bersifat observasi dan kepustakaan untuk memenuhi data yang di
perlukan. Sumber data yang harus dikumpulkan berupa primer dan data sekunder:
Pertama, sumber primer merupakan sumber data utama dan kebutuhan mendasar
dari penelitian ini. Sumber data diperoleh dari hasil wawancara dengan informan
saat terjun langsung ke lapangan tempat penelitian. Sumber primer pada penelitan
ini yaitu: Syekh Doni, Syekh Mustafa (sebagai mursyid Tarekat Naqsyabandiyah
21
Amin Syukur, Tasawuf Sosial, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012), hal. 11.
15
Oceans’ Rising Sun, Mercy Oceans Emeralds Of Eden, 99 Drops from Endless
sumber data primer. Sumber data sekunder diproleh dari hal-hal yang berkaitan
dengan penelitian antara lain buku, jurnal, artikel, koran, internet dan berbagai
untuk memperoleh data yang valid dan akurat. Penelitian ini menggunakan
a. Observasi
dibimbing oleh masalah dan tujuan penelitian. Laporan lapangan adalah dalam
bentuk deskripsi yang didasarkan atas jawaban pertanyaan yang lahir dari pikiran
22
penelitian dalam menghadapi dunia kenyataan. Jenis observasi yang digunakan
kegiatan yang sedang diamati dan digunakan sebagai sumber data penelitian.
22
Kaelan, Metode Penelitian Agama Kualitatif Indisipliner, (Yogyakarta: Paradigma,
2010), hal. 95.
16
Al-Haqqani.
b. Wawancara
Wawancara adalah metode pengumpulan data dengan cara tanya jawab dan
bertatap muka langsung dengan responden dan yang dilakukan secara sistematis
Naqsyabandiyah Al-Haqqani.
c. Dokumentasi
analisis data primer. Teknik pengumpulan data dengan dokumentasi secara jelas
peristiwa yang telah lalu bisa berupa tulisan, gambar atau karya menumental
23
Ibid., hal. 104-105.
24
Ibid., hal. 113.
17
yang sifatnya tertulis, baik berupa karya atau catatan-catatan yang berhubungan
4. Analisis Data
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis induktif
yakni dimulai dari pengetahuan yang bersifat khusus untuk menilai kejadian
umum. Analisis data ini digunakan untuk menganalisis data yang diperoleh dari
adalah analisis induktif. Analisis induktif yakni analisis data dari observasi di
Analisis data ini digunakan untuk menganalisis data yang diperoleh dari hasil
dengan apa adanya (yang terjadi ditempat penelitian). Metode deskriptif ini
G. Sistematika Penulisan
18
Penulisan skripsi harus berkaitan satu sama lain, maka penulis memberikan
skripsi ini terbagi menjadi lima bab pembahasan. Adapun sistematisasi lima bab
mendeskripsikan secara utuh tentang penelitian dalam skripsi ini. Maka di dalam
bab pertama terdiri: latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, tinjauan pustaka, kerangka teori, metode penelitian, dan yang terakhir
sistematika penulisan.
Bab V atau bab terakhir dalam penelitian ini adalah berisi kesimpulan-
A. Pengertian Tarekat
Tarekat berasal dari bahasa Arab ṭarīq, jamaknya ṭurūq merupakan isim
musytarāk, yang secara etimologi berarti jalan, tempat lalu atau metode. Dalam
wacana tasawuf, istilah tarekat ini sampai abad ke-11 M/5 H dipakai dengan
pengertian jalan lurus yang dipakai oleh setiap calon sufi untuk mencapai
tujuannya, yaitu berada sedekat mungkin dengan Allah, dengan kata lain berada di
hadirat-Nya tanpa dibatasi oleh dinding hijab.25 Ikhtiar untuk menempuh jalan itu
disebut sulūk dan orang yang ber-sulūk disebut sālik. Dapat dikatakan bahwa kata
tarekat itu berarti kebiasaan atau tradisi, sejarah kehidupan sirāṭ dan suatu
petunjuk dalam melakukan suatu ibadah sesuai dengan ajaran yang ditentukan,
dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW, dikerjakan oleh sahabat dan tabiin,
25
Masa awal permulaan Islam, terdapat dua macam tarekat, yaitu: pertama, Tarekat
Nabawiyah, yaitu amalan yang berlaku di masa Rasulullah SAW, yang dilaksanakan secara murni,
dapat disebut dengan “Tarekat Muhammadiyah‟ atau “Syariat‟. Kedua, Tarekat Salafiah, yaitu
cara beramal dan beribadah pada masa sahabat dan tabiin, dengan maksud memelihara dan
membina Syariat Rasulullah SAW, dapat disebut “Tarekat Salafus Saleh”. Sesudah abad ke-2 H,
muncul Tarekat Sufiyah, yang diamalkan orang-orang sufi pada abad itu, Pada abad ke-12 M,
muncul gerakan tarekat dalam bentuk organisasi. Lihat A. Fuad Said, Hakekat Tarikat
Naqsyabandiah (Jakarta: Al-Husna Zikra, 1996), hal. 9-10.
Tarekat dapat diartikan sebagai salah satu tahap dalam proses penyucian jiwa. Terdapat
empat tahap yang dilakukan para sufi dalam penyucian jiwa, yaitu pertama, syariat, mengetahui
dan mengamalkan ketentuan-ketentuan syariat, sepanjang yang menyangkut dengan lahiriah.
Kedua, tarekat, mengerjakan amalan hati, dengan akidah yang teguh, sepanjang yang menyangkut
dengan batiniah. Ketiga, hakekat, cahaya musyahadah yang bersinar cemerlang dalam hati dan
dengan cahaya itu dapat mengetahui hakekat Allah dan rahasia alam semesta. Keempat, makrifat,
tingkat tertinggi, di mana orang telah mencapai kesucian hidup dalam alam rohani, memiliki
pandangan tembus (kasyaf) dan mengetahui hakekat dan rahasia kebesaran Allah. Syariat
merupakan sarana untuk mencapai tarekat, dan seterusnya hingga makrifat. Lihat ibid. dan
Murtadha Muthahhari dan S.M.H Thabathabai, Menapak Jalan Spiritual, terj. M.S. Nasrullah
(Bandung: Pustaka Hidayah, 1997), hal. 27
26
Sholihin dan M. Rosyid Anwar, Akhlak Tasawuf: Manusia, Etika, dan Makna Hidup,
(Bandung: Penerbit Nuansa, 2005), hal. 234.
19
20
memberikan petunjuk dan pimpinan ini dinamakan mursyid yang mengajar dan
dilalui untuk menuju makrifat, yaitu syariat yang merupakan peraturan, tarekat
adalah tujuan akhir.28 Tarekat menurut istilah ulama tasawuf berarti pertama, jalan
kepada Allah dengan mengamalkan ilmu tauhid, fikih, dan tasawuf. Kedua, cara
Abad ke-1 dan ke-2 Hijriyah bentuk tasawuf masih berupa gerakan
ajaran-ajaran Islam itu sendiri, serta revolusi umat Islam terhadap tatanan sosial
dan politik pada masa dinasti Umayyah dan Abbasyiah.30 Terdapat perbedaan
menyatakan bahwa zuhud ini juga dipengaruhi oleh Kristen dan agama lain. Ignaz
oleh nilai-nilai Islam itu sendiri, namun juga dipengaruhi oleh kerahiban Kristen. 31
Penulis meyakini bahwa latar belakang kemunculan zuhud adalah dari Islam itu
27
Wasisto Raharjo Jati, “Sufisme Urban Perkotaan: Konstruksi Keimanan Baru Kelas
Menengah Muslim”, Jurnal Kajian & Pengembangan Manajemen Dakwah, Vol. 05, No 02,
Desember 2015, hal. 183.
28
Muhammad Sholikhin, Tasawuf Aktual: Menuju Ihsan Kamil, (Semarang: Pustaka
NUUN, 2004), hal. 19.
29
Solihin dan Rosihon Anwar, Ilmu Tasawuf: Untuk Mata Kuliah Ilmu Tasawuf Di Seluruh
Jurusan PTAIN dan PTAIS, (Bandung: Pustaka Setia, 2002), hal. 13-14.
30
Julia Day Howell, “Seeking Sufism In The Global City Indonesia’s Cosmopolitan
Muslims And Depth Spirituality” Paper di ajukan untuk City University Of Hong Kong, 2002, hal.
5-6.
31
Abu Wafa‟Al-Ghanimi Al-Taftazani, Tasawuf Islam; Telaah Historis dan
Perkembangannya, terj. Subkhan Anshori, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2008), hal. 69-70.
21
sendiri karena sejak masa Rasulullah SAW telah banyak diajarkan untuk hidup
seadanya.
Pada kurun abad ke-3 dan ke-4 Hijriyah karakteristik (corak) umum
tasawuf Islam tentang kejiwaan dan akhlak. Mereka telah membicarakan tentang
intuitif, hubungan dengan Allah dan hakekat mutlak (bersatu ruh pada Nur Allah).
Tasawuf yang memiliki lima ciri ini merupakan tasawuf yang sempurna. Masa ini
secara umum telah menjadi bukti kematangan tasawuf Islam. Sufi-sufi pada waktu
Al-Qur’an dan Sunnah. Pada abad sebelumnya corak tasawuf ini masih redup dan
sedikit. Corak Sunni bangkit setelah banyak muncul penganut tasawuf falsafi34
yang extreme. Tasawuf pada waktu ini merupakan sebuah pembaharuan atas
banyaknya penganut tasawuf falsafi yang extremis untuk kembali kepada Al-
Qur’an dan Sunnah. Tokoh tasawuf Sunni pada waktu ini di antaranya Qusyain
dan Harawi.35
32
Ibid., hal. 165-166.
33
Teologi yang dipimpin oleh Abu Hassan al-Asy‟ari.
34
Tasawuf Falsafi merupakan tasawuf yang tidak jauh berbeda dengan tasawuf Sunni.
Tasawuf ini memadukan antara intuisi para sufi dengan cara pandang rasional mereka,
menggunakan termaterma filsafat dari berbagai macam sumber untuk mengungkapkan tasawufnya
tersebut. Tasawuf ini dianut oleh Abu Yazid Bustami, al-Hallaj dan lain sebagainya. Abu
Wafa‟Al-Ghanimi AlTaftazani, Tasawuf Islam; Telaah Historis dan Perkembangannya, Subkhan
Anshori “terj”, hal. 233.
35
Sokhi Huda, “Karater Historis fSufisme Masa Klasik, Modern, dan Kontemporer”,
Teosofi: Jurnal Tasawuf dan Pemikiran Islam, Vol. 7, No. 1, Juni 2017, hal. 65. Dan lihat juda
dalam buku, Mahjuddin, Akhlak Tasawuf I: Mukjizat Nabi Karomah Wali dan Ma’rifah Sufi,
(Jakarta: Kalam Mulia, 2009), hal. 103-104.
22
Abdur Rauf Singkel, Yusuf Makasari, al-Palimbani, Ahmad Khatib Sambas, dan
lain sebagainya. Para ulama ini mendapatkan ilmunya dari para guru besar
menyambung dari guru-guru samapai kepada Nabi Saw. Tarekat juga merupakan
37
salah satu langkah yang harus dilalui seorang sufi untuk menuju makrifat.
tarekat sebagai cara pendidikan akhlak atau moral dan jiwa bagi mereka yang
berminat menempuh hidup sufi. Kedua, tarekat berarti suatu gerakan yang
36
Mohammad Nizam, Mengenal Tarekat Naqsyabandiyah Mujaddadiyah Khalidiyah,
(Sidoarjo: Risalah Ahlus-Shofa wal Wafa‟,t.t.) hal. 16 lihat juga dalam buku, Fatah Syukur,
Sejarah Peradaban Islam, (Semarang: PT Pustaka Rizki Putra, 2009), hal. 271-272
37
Aboebakar Atjeh, Pengantar Ilmu Tarekat: Uraian Tentang Mistik (Solo: Ramadhani,
1993), hal. 67.
38
Kasmuri Selamat dan Ihsan Sanusi, Akhlak Tasawuf Upaya Meraih Kehalusan Budi
Kedekatan Ilahi (Jakarta: Kalam Mulia, 2012), hal. 193-194.
23
juga menjadi jaringan sosial, bahkan organisasi sosial yang memiliki fungsi
sosiologi.39
Begitu pula dengan Syekh Muhammad Amin al-Kurdi yang dikutip oleh
mengambil atau memilih yang azimah (berat) dari pada yang ruhṣoh (ringan),
menjauhkan diri dari mengambil pendapat yang mudah pada amal ibadah yang
tidak sebaiknya dipermudah, menjauhkan diri dari semua larangan syariat lahir
semua larangan-Nya baik yang haram, makruh atau mubah dan sia-sia,
melaksanakan semua ibadah fardhu dan sunnah, yang semuanya ini di bawah
B. Pengertian Filantropi
dikenal pada masa awal Islam, meskipun belakangan ini sejumlah istilah Arab
istilah seperti al-birr (perbuatan baik) atau sadaqah (sedekah) juga digunakan.
Dua yang terakhir ini tentu sudah dikenal dalam Islam awal, tetapi istilah
39
Muhsin Jamil, Tarekat dan Dinamika Sosial Politik: Tafsir Sosial Sufi Nusantara,
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005), hal. 48.
40
Mustofa, Akhlak Tasawuf (Bandung: Pustak Stia, 2010), hal. 280-282.
41
Hilman Latief, “Filantropi dan Pendidikan Islam di Indonesia”, Journal Pendidikan
Islam, Vol. XXVIII No. 1 2013/1434, hal. 124.
24
atau sesama manusia. Mengingat luasnya makna cinta yang terkandung dalam
istilah tersebut, filantropi sangat dekat maknanya dengan “charity” (Latin: caritas)
yang juga berarti “cinta tak bersyarat” (unconditioned love). Meskipun demikian,
antara keduanya dapat dibedakan, di mana yang kedua cenderung mengacu pada
tentang filantropi sangat beragam dari satu penulis ke penulis lainya. Satu definisi
bahwa filantropi adalah sumbangan dalam bentuk uang, barang, jasa, waktu atau
tenaga untuk mendukung tujuan yang bermanfaat secara sosial, memiliki sasaran
jelas dan tanpa balasan material atau imeterial bagi pemberinya. Terlepas dari
perbedaan tersebut, ada tujuan umum yang mendasari setiap definisi filantropi,
yakni cinta, yang diwujudkan dalam bentuk solidaritas sesama manusia, di mana
dikenal pada masa modern, sebab kepedulian seseorang terhadap sesama manusia
juga ditemukan pada masa kuno. Plato misalnya, konon telah memberikan tanah
Kristen, tradisi filantropi juga sangat ditekankan kepada para pengikut awal
satu komitmen penting mereka dalam kehidupan. Praktik ini juga terbukti tidak
tetapi juga di wilayah lain, seperti Hindu dan Budha di India, agama asli Amerika
Adapun tujuan filantropi pada masa sebelum Islam pada Masa Rowawi
itu, dalam Kristen, tujuan filantropi memiliki dimensi yang sangat religious, yaitu
dan wakaf yang diberikan oleh para individu yang kaya. Jika dalam institusi yang
lembaga yang sangat kaya di Timur, dalam institusi yang kedua umumnya
dikelola oleh orang sipil demi tujuan-tujuan umum yang bersifat secular, seperti
menyantuni orang miskin dan lain sebagainya. Lebih jauh karena mendapat
dukungan politik dari penguasa, bentuk lembaga yang pertama bertahan jauh lebih
ibadah, seperti membangun rumah ibadah, altar api pelaksanaan ritual keagamaan
dan bekal bagi para pendeta. Doktrin yang mendasari penggunaan tersebut adalah
dengan rumah di sini tak lain adalah keluarga. Lebih dari itu, dalam doktrin
bersifat keagamaan, tetapi juga bersifat sosial dan politis. Misalnya, ada lembaga
filantropi yang memiliki sasarana hanya pada layanan sosial (social services),
dapat dikurangi atau bahkan dihilangkan. Sementara itu, ada juga lembaga
menjadikan keadilan sosial (social justice) sebagai tujuan utamanya. Dengan kata
lain, kedua model filantropi ini menghendaki kehidupan sosial yang lebih baik
Islam tampil ke dunia tidak dalam ruang sejarah hampa, tetapi berhadapan
agama sebelumnya atau dari wilayah lainnya. Ini menimbulkan spekulasi yang
Islam sebagai agama yang kāmil dan syāmil serta rahmatan li ‘al-ālamīn 50
ini digali dari doktrin keagamaan yang bersumber dari al-Qur’an dan Hadits yang
sedekah dan wakaf muncul, tujuannya adalah agar harta tersebut tidak hanya
berputar pada orang-orang yang memiliki kekayaan saja, namun juga semua
uang merupakan representasi dari kegiatan ekonomi dan sosial lainnya, oleh
49
Amelia Fauzia, “Faith and The State: A History Of Islamic Philanthopy In Indonesia”,
Tesisi diajukan untuk The Asia Institute The University Of Melbourne, 2008, hal. 1-2.
50
Siswoyo Aris Munandar, “Islam Rahmatan li ‘alamin Dalam Perspektif Nahdlatul
Ulama”, El-Tarbawi: Jurnal Pendidikan Islam, Vol. XI, No. 1, 2018, hal. 88.
51
Aan Nasrullah, “Pengelolaan Dana Filantropi Untuk Pemberdayaan Pendidikan Anak
Dhuafa
(Studi Kasus pada BMH Cabang Malang Jawa Timur), Hunafa: Jurnal Studia Islamika,
Vol. 12, No. 1, Juni 2015, hal. 7.
28
karena itu dalam Islam dikenal dua cara dalam pendistribusian harta yakni yang
berbagai bentuk, seperti shadaqah (sedekah), zakat, wakaf, khums, infak, hadiah,
pembentukan jaringan ulama, yang memiliki misi dakwah dan penyebaran ilmu.
Lebih jauh, munculnya berbagai lembaga pendidikan Islam, baik yang disebut
madrasah, ribat maupun zāwiya tidak dapat dipisahkan dari peran filantropi
yang sangat besar melalui pendirian sejumlah lembaga. Tidak heran, jika lembaga
Kairo dan lain sebagainya, berdiri berakat filantropi dari para penguasa ini.55
dikategorisasikan berasal dari atau dipengaruhi oleh ajaran Islam. Tiga praktik
besar kedermawanan atau filantropi yang lazim dilakukan masyarakat Muslim dan
52
Aan Nasrullah, “Pegelolaan Dana Filantropi Untuk Pemberdayaan Pendidikan Anak
Dhuafa (Studi Kasus pada BMH Cabang Malang Jawa Timur)”, Hunafa: Jurnal Studia Islamika,
Vol. 12, No. 1, Juni 2015, hal. 4.
53
Tuti Alawiyah, “Religious non-governmental organizations and philanthropy in
Indonesia”, IJIMS, Indonesian Journal of Islam and Muslim Societies, Volume 3, Number 2,
December 2013, hal. 209.
54
Rizka Amalia Shofa dan Imam Machali, “Filantropi Islam Untuk Pendidikan: Strategi
Pendanaan Dompet Dhuafa Dalam Progam Sekolah Guru Indonesia (SGI)”, MADANIA Vol. 21,
No. 1, Juni 2017, hal. 13.
55
Sauqi Futaqi, “Pembiayaan Pendidikan Berbasis Filantropi Islam: Strategi Rumah Pintar
BAZNAS Piyungan Yogyakarta”, Manageria: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Vol. 3, No. 2,
November 2018/1440, hal. 232.
29
1. Sedekah
Kata sadaqah (Arab) merupakan bentuk masdar dari kata kerja sadaqa,
yang berarti apa saja yang diberikan dengan tulus untuk mendekatkan diri kepada
Allah, bukan demi kehormatan. Karena itu, suatu pemberian disebut sedekah
karena ia lahir dari ketulusan dan kejujuran hati sang pemberi. Kata ini memiliki
kemiripan dengan kata Yahudi sedaka yang juga bermakna kejujuran (honesty).
Atas dasar itu, orientalis semacam Arthur Jeffery menduga bahwa kata sadaqah
dalam Islam tidak lain hanyalah transliterasi dari kata Yahudi tersebut. Terlepas
dari asumsi ini, tampaknya praktik sedekah tidaklah monopoli milik Muslim,
tetapi juga telah menjadi tradisi dalam agama-agama lain sebelum Islam, terutama
bisa berarti zakat, yang merupakan kewajiban bagi setiap Muslim, tetapi juga
dengan infak. Dengan demikian, sedekah dapat dipandang sebagai istilah umum
yang menaungi sejumlah praktik filantropi dalam Islam. Dengan kata lain,
pembedaan antara sedekah dalam pengertian zakat dan sedekah dalam arti
sedekah tampaknya dilakukan secara tegas setelah wafatnya Nabi. Untuk memilah
makna yang demikian luas itu, para ulama mengklasifikasi sedekah secara garis
besar ke dalam dua pengertian: sedekah sebagai sinonim zakat yang bersifat
56
Arthur Jeffery, The Foreign Vocabulary of the Quran (Leiden: Brill, 2007), hal. 153 dan
194.
30
wajib, dan sedekah yang bersifat sukarela dengan istilah sadaqat al-tatawwu’ atau
sini adalah kehendak bebas dan kemampuan, yang tanpa keduanya berarti
dilakukan tanpa paksaan dan bukan di luar batas kemampuan seseorang. Karena
itu, sedekah pada dasarnya adalah mendermakan harta di luar kewajiban zakat.57
Sedekah juga memiliki makna yang sangat dekat dengan infak, yang
memiliki arti yang sangat luas. Secara umum infak berarti mengeluarkan harta
untuk kebutuhan (sarf al-mal ila al-hajah). Ia meliputi nafkah wajib kepada
Dengan demikian seperti memberi nafkah kepada keluarga, juga bisa sukarela
samping dari praktik kaum Muslim awal. Dalam al-Qur’an misalnya, disebutkan
ganda, dari dua kali hingga 700 kali lipat, dan kadang-kadang tersebut sebagai
57
Widayawati, Filantropi Islam Kebijakan Negara Pasca-Orde Baru: Studi tentang
Undang-Undang Zakat dan Undang-Undang Wakaf, (Bandung: Arsad Press, 2011), hal. 34.
31
terperinci, baik dari segi situasi pemberi dan penerima tempat, tempat dan waktu
bersedekah, Nabi menjawab: “Sedekah yang kamu berikan di saat sehat, dia saat
kamu enggan melakukannya dan di saat kamu takut akan miskin dan
memiliki kekayaan sedikit (juhd al-muqill) jauh lebih mulia ketimbang orang
yang kaya, meskipun yang diberikan oleh yang kedua lebih besar ketimbang yang
pertama. Dari segi waktu, sedekah yang paling baik dilakukan adalah pada Bulan
sedekah, yang meliputi berbagai aspek kehidupan, seperti memberi nafkah kepada
menerimanya kecuali dalam bentuk hadiah. Diriwayatkan oleh Anas ibn Malik
menyedekahkan sumur, yang darinya Nabi biasa mengambil air untuk minum.
milik keluarganya. Sikap dermawan ini diikuti oleh para isterinya, seperti Zaynab
bint Jahs, yang dikenal sebagai orang yang suka memberi sedekah. Sementara itu,
Zaynab bint Khuzaymat al-Hilaliyyah disebut sebagai umm al-masakin, yakni ibu
Syaiful Alim, Sembuh dengan Sedekah: Sedekah Basmi Ragam Penyakit, (Yogyakarta:
58
hadiah yang diberikan oleh mereka yang pernah dibantunya, yang mengisyaratkan
Demikian itu karena sedekah memiliki fungsi yang sangat penting bagi
pemberi dan penerima. Di Antara fungsi tersebut adalah untuk menangkal dosa di
dunia ini dan hukuman di akhirat. Di sinilah letak arti penting Hadis Nabi yang
menganjurkan agar setiap Muslim memberikan sedekah setiap hari sejak matahari
terbit. Dengan memberikan sedekah setiap hari, Muslim berharap dapat terhindar
Pada saat yang sama, sedekah dalam pandangan sufi juga dapat
untuk mendatangkan rizki. Hal ini dapat dimengerti mengingat banyak ayat al-
Qur’an yang menegaskan bahwa Tuhan akan melipatgandakan harta yang telah
disedekahkan dan pahala yang diperoleh darinya. Fungsi sedekah yang tidak kalah
penting adalah untuk memperbaiki penyakit hati,60 moral, seperti bakhil dan kikir,
bahwa sedekah tidak boleh dibarengi dengan menyakiti penerima, sebab hal itu
59
Syamsi Hasan, Hadis-Hadis Populer, (Surabaya: Amelia Camputindo, 2015) , hal. 435-
436.
60
Al-Imam Nawawi, Al-Adzkar, (Haromain, t.tp), hal. 171.
33
orang yang bersedekah. Ini untuk menghindari rasa sombong dan keangkuhan
diri, yang juga dapat menghapus pahalnya. Dalam memberikan sedekah, pemberi
Qur’an dan Hadis, sasaran pemberian sedekah sangat luas, termasuk di dalamnya
keluarga dan tetangga yang memerlukan. Selain itu, masjid atau lembaga lain,
seperti lembaga pendidikan, juga boleh diberi sedekah yang dapat diwakili oleh
pengurus atau bahkan pemberi sedekah itu sendiri. Ternyata, sedekah tidak
Yahudi dan Nasrani (ahl al-kitab), dan bahkan kepada mereka yang
bentuk kedermawanan Islam yang sangat luas. Ia memiliki dimensi sosial dan
keagamaan, yang tidak hanya terbatas bagi umat Islam, tetapi juga bagi umat
manusia secara umum. Karena itu, ia menjadi salah satu aspek filantropi Islam
2. Zakat
Berbeda dengan sedekah yang bersifat sukarela, zakat dikenal sebagai rukun
Islam (arkan al-Islam), setelah syahadat dan shalat. Bahkan perintah zakat sendiri
sering dikaikan dengan perintah shalat dalam satu nafas. Akan tetapi, seperti
sedekah, zakat dipandang oleh sebagian sarjana sebagai transliterasi dari istilah
61
Widayawati, Filantropi Islam Kebijakan Negara Pasca-Orde Baru: Studi tentang
Undang-Undang Zakat dan Undang-Undang Wakaf, hal. 25.
34
asing yang berasal dari agama-agama sebelum Islam, terutama Yahudi dan
Kristen. Joseph Schacht, misalnya, berpendapat bahwa kata zakat dipinjam dari
kata Ibrani zakut, sementara Richard Bell menduga bahwa zakat berasal dari
sebagai istilah asli Islam dan tidak terkait dengan sumber-sumber Yahudi dan
mengatakan bahwa Nabi baru berhubungan dengan orang Yahudi dan Nasrani di
Madinah, dan karenanya tidak mengenal bahasa Yahudi atau Suryani sebelumnya.
Lebih jauh, tegasnya, adanya persamaan istilah dan makna dalam dua bahasa tidak
harus berarti bahwa yang satu diambil dari yang lain, kecuali memang ada bukti
historis dan ilmiah yang mendukung. Karena itu, pandangan Schacht mengenai
asal muasal istilah zakat tidak berdasar dan tidak memenuhi kriteria ilmiah.63
Zakat sendiri memiliki makna yang dinamis, dari sekadar “pertumbuhan dan
peningkatan” hingga “penyucian”. Zakat berasal dari dua kata yaitu: zaka’ dan
peningkatan, namun jika yang kedua yang digunakan, ia berarti penyucian. Dari
62
Ibid.,
63
Ibid.,
64
El-Madani, Fiqh Zakat Lengkap, (Yogyakarta: Diva Press, 2013), hal.13.
35
Menurut hukum Islam, zakat adalah kewajiban agama bagi seorang Muslim
yang mampu, dengan memberikan persentase tetap dari kekayaan mereka kepada
orang-orang miskin dalam periode tertentu.65 Ada dua macam zakat, yaitu zakat
harta (zakat mal) dan zakat fitrah. Istilah zakat, biasanya yang dimaksud adalah
zakat mal ini, dalam konteks umum dapat dipahami sebagai pajak yang di
wajibkan bagi orang kaya sesuai dengan hukum Islam. Zakat memiliki kententuan
khusus mengenai siapa yang harus membayar (muzakki), jenis kekayaan seperti
apa yang wajib dikenakan zakat, berapa yang harus dibayar dan kapan, serta siapa
dinyatakan dengan jelas dalam hukum Islam serta ijmak para ahli hukum Islam,
Namun, pemaksaan zakat oleh negara tidak selalu didukung oleh para ahli hukum
dan ulama, karena zakat dilihat sebagai kewajiban pribadi kepada Allah, bukan
legitimasi.67
kalangan ulama. Sebagian beranggapan bahwa zakat fitrah mulai diwajibkan pada
tahun ke-2 Hijrah di Madinah, sementara zakat mal (harta) diwajibkan pada tahun
65
Hilman Latief, “Islamic philanthropy and the private sector in Indonesia”, IJIMS,
Indonesian Journal of Islam and Muslim Societies, Volume 3, Number 2, December 2013, hal.
175-177.
66
Siti Mardiah, “Manajemen Strategi Baznas Dalam Pengelolaan Dana Filantropi Islam”, I-
Finance, Vol. 4. No.1. Juni 2018, hal. 67-68.
67
Irsyad Andriyanto, “Strategi Pengelolaan Zakat Dalam Pengentasan Kemisikinan”,
Walisongo, Vol. 19, No. 1, Mei 2011, hal. 28.
36
ke-9 Hijrah,68 bersamaan dengan turunnya QS al-Tawbah (9): 103 dan sebagainya,
menilai bahwa zakat yang diwajibkan di Mekah bersifat mutlak (zakah mutlaqah),
dalam arti belum ditentukan jumlah harta yang harus dizakati (nisab) dan takaran
zakatnya (miqdar), serta mereka yang berhak menerimanya. Dengan kata lain,
zakat di sini banyak bersandar pada keimanan seseorang dan, karenanya, lebih
bersifat moral ketimbang hukum. Ini berbeda dengan zakat yang diwajibkan di
ini didukung oleh sejumlah hadis yang memberikan rincian aturan tentang zakat.69
dalam ayat-ayat Makkiyah sama sekali tidak dalam pengertian wajib, tetapi
bersifat sukarela. Ia menegaskan bahwa zakat dalam ayat-ayat ini “only in the
sense of alms and voluntary giving to the poor, as much for purification of the
giver’s soul as for relief of the needy.” Ini berarti kata zakat dalam ayat-ayat
68
Adiwarman Azwar Karim, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam (Jakarta: RajaGrafindo
Persada, 2004), hal. 39.
69
Qurratul Uyun, “Zakat, Infaq, Shadaqah, dan Wakaf Sebagai Konfirgurasi Filantropi
Islam”, Islamuna, Volume 2 Nomor 2 Desember 2015, hal. 219-220.
37
zakat dalam ayat-ayat Makkiyyah masih bersifat moral. Sebab, pada tatanan
moral, seseorang yang tidak melaksanakannya tidak memiliki akibat hukum yang
menimpanya.70
zakat telah ditetapkan oleh Al-Qur’an, yaitu delapan golongan (al-asnaf al-
thamaniyah). Akan tetapi, ruang untuk mendefinisikan siapa mereka ini tetap
kolonialisme. Sementara itu, fi sabilillah dalam ayat itu diartikan bukan sebagai
jihad dengan senjata, namun jihad melalui argument dan persuasi. Dengan kata
lain, golongan yang berhak menerima zakat sesungguhnya dapat berubah sesuai
Upaya untuk menafsirkan ayat tersebut secara dinamis juga dilakukan oleh
pembagian kepada delapan golongan itu adalah keadilan dan kesejahteraan social
dalam pengertian yang luas. Akan tetapi, kaum Muslim memahami fungsi zakat
bahwa zakat dapat digunaka untuk seluruh aktivitas yang juga menjadi kewajiban
70
Yusuf Qaradhawi, Spektrum Zakat: Dalam Membangun Ekonomi Kerayatan, (Jakarta
Timur: Zikrul, 2005), hal. 36-37.
71
Amelia Fauzia, Filantropi Islam :Sejarah dan Kontestasi Masyarakat Sipil dan Negara
di Indonesia, hal. 7.
38
merupakan salah satu bentuk filantropi Islam, yang tujuan utamanya adalah
keadilan dan kesejahteraan sosial, yang dijiwai oleh semangat mendekatkan diri
kepada Tuhan. Di sini muncul pertanyaan, “mengapa zakat yang bersifat wajib
pahala dari Tuhan atau tidak mendapat mendapat balasan kasih sayang-Nya.
Tentu, ini memunculkan persoalan mengingat wajib dalam hukum Islam bukan
hukuman bagi yang meninggalkannya. Ini jika didasarkan pada definisi wajib,
yiatu “perbuatan yang jika dikerjakan memeroleh pahala dan jika ditinggalkan
Terdapat definisi ini, dan definisi lain yang mengandung kata hukuman,
meskipun hal itu tidak menghilangkan posisi wajib yang demikian itu karena
sempurna, yang jika tidak dilaksanakan, hukumannya pun direalisasikan saat itu
juga. Kedua, kalau wajib diancam dengan hukuman, maka realisasinya harus
72
Widayawati, “Filantropi Islam Kebijakan Negara Pasca-Orde Baru: Studi tentang
Undang-Undang Zakat dan Undang-Undang Wakaf”, Tesis di ajukan untuk UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2011, hal. 65.
39
dilaksanakan karena janji Tuhan pasti benar. Namun, hukuman itu kadang-kadang
mengutip Qadi Abu Bakr, sebagai “sesuatu yang membuat orang yang
meninggalkannya dicela dan dicaci secara syar’i dengan cara tertentu” (huw al-
Lebih jauh, zakat tergolong ke dalam ibadah mahdah yaitu ibadah yang
tercela. Di sini terlihat bahwa wajib dalam hukum Islam bersifat etis, yang
zakat pada dasarnya adalah wajib etis dan karennya dapat disebut filantropi, yang
Lebih jauh, dalam pengelolaanya, keterlibatan tarekat selalu ada dengan tingkatan
3. Wakaf
Wakaf adalah salah satu instrumen dalam Islam yang sangat potensial untuk
dikelola dengan baik, maka wakaf akan berperan besar dalam meningkatkan
73
Saifudin Zuhri, Zakat Di Era Reformasi (Tata Kelola Baru), (Bandung: Mizan, 2015),
hal. 34.
74
Yusuf Qaradhawi, Spektrum Zakat: Dalam Membangun Ekonomi Kerayatan, hal. 36.
40
penting lain dalam Islam adalah wakaf (waqf), masdar dari kata kerja waqafa-
yaqifu, yang berarti “melindungi atau menahan.” Sinonim wakaf meliputi tahbis,
tasbil atau tahrim, meskipun ketiga istilah yang berakhir ini kalah popular
dibandingkan dengan pertama. Seperti zakat, wakaf juga masuk ke dalam kategori
Pertama, al-habs fi sabilillah, yaitu sumbangan kuda senjata dan budak demi
jihad, atau rumah bagi peristirahatan tentara. Kedua, habs mawquf atau sadaqah
mawquffah, yakni sejenis wakaf bagi sejumlah oaring tertentu yang setelah
mereka meninggal harta wakaf tersebut kembali kepada pemiliknya semula atau
bagi orang miskin, atau sekelompok kerabat dan keturunan tertentu, yang setelah
mereka meninggal dunia harta wakaf itu akan jatuh ke tangan kelompok orang
lainnya.77
utama: khayri dan ahli yang dimaksud wakaf khayri adalah wakaf yang memang
rumah sakit, jembatan, pengairan dan lian sebagainya. Adapun wakaf ahli, yang
juga disebut waqf dhurri, adalah wakaf yang ditujukan bagi keluarga, seperti
anak, cucu, kerabat atau orang lain. Meskipun demikian, wakaf ahli ini tetap harus
miskin. Sebab, pada dasarny, wakaf ditujukan bagi semua Muslim, terutama
Akan tetapi, wakaf ahli ini kadang-kadang digunakan untuk tujuan yang
setelah waqif meninggal dunia. Juga bisa terjadi bahwa wakaf digunakan untuk
harta bendanya. Di samping itu, wakaf tidak jarang dimanfaatkan untuk mengelak
dari penyitaan yang dilakukan oleh negara. Oleh karena itu, wakaf ahli di
lembaga filantropi, agen layanan sosial dan bahkan sebagai lembaga politik yang
bidang di sejumlah wilayah Dunia Islam, seperti agama dan pendidikan, ekonomi,
adalah salah satu dari beberapa pesantren abad kesembilan belas yang bertahan
hingga saat ini. Pesantren ini menyebut dirinya sebagai pesantren “semi-modern”,
kuning, tasawuf, dan tarekat, namun juga memiliki sekolah formal dan
ini merupakan kelanjutan dari pesantren tarekat yang didirikan Kiai Zarkasyi
di Mekkah. Setelah menerima ijazah sebagai guru tarekat (mursyid) dari Syekh,81
juga dari Kiai Sholeh Darat, dan kemudian mengembangkan ajaran tarekat di
80
Abdul Karim Banten adalah khalifah tarekat Qadiriyah Wa Naqsabandiyah,
menggantikan Syekh Ahmad Khatib Sambas. Setelah Abdul Karim meninggal tidak ada
kepempinan utama tarekat Qadiriyah Wa Naqsabandiyah. Lihat Martin van Bruinessen, Kitab
Kuning Pesantren dan Tarekat Tradisi-tradisi Islam di Indonesia, Bandung: Mizan, 1995, hal. 217
81
Menurut sejarah lokal, ia tinggal beberapa tahun di Suquler (Suq al-Layl), sebuah distrik
di Mekkah yang terletak di sebelah timur dari Masjidil Haram, yang dikenal untuk
mengakomodasi sufi miskin. Di antara rekan-rekannya yang menerima ijazah tarekat adalah Kiai
Ibrahim dari Mranjen (Semarang) dan Kiai Abdullah Faqih dari Bumen, Kalibeber (Wonosobo).
Dilihat dalam buku, Amelia Fauzia, “Menghidupi Filantropi Islam” dalam buku, Dari Pesantren
Untuk Dunia Kisah-Kisah Inspiratif Kaum Santri, hal. 410
43
Kiai Shiddiq, yang juga seorang mursyid tarekat. Ketika Kiai Shiddiq meninggal
pesantren dan tarekat hingga wafatnya pada tahun 1982. Kepemimpinan Kiai
pendidikan, tasawuf dan organisasi pesantren ini. Kiai Zarkasyi membuka daerah
di Purworejo yang menarik pengikut atau murid yang dikenal sebagai santri
tarekat.82 Kiai Shiddiq adalah orang yang pertama menampung santri mukim,
yaitu siswa yang tinggal di pesantren, dan memberi nama Pesantren Berjan
untuk santri perempuan, dan aktif dalam kepemimpinan nasional Nahdlatul Ulama
menjadi ribuan. Beliau merupakan salah satu antara para pemimpin organisasi
tarekat NU.84
82
Santri tarekat disebut santri tua karena sebagian besar dari mereka berusia lima puluh
atau lebih. Mereka adalah pengikut tarekat sampai sekarang dan selalu dating ke pesantren secara
terartur untuk bertemu dengan guru tarekat mereka.
83
Sejarah Pondok mencatat bahwa nama itu diberikan oleh Kiai Zarkasyi
84
Aly Mashar, “Genealogi dan Penyebaran Thariqah Qadiriyah Wa Naqshabandiyah di
Jawa”, Al-A’RAF, Vol. XIII, No, 2, Juli-Desember 2016, hal. 249-250.
44
modern, serta mendirikan pendidikan tinggi Islam. Pada tahun 1996, ia mengubah
kepemimpinannya, mungkin ada sepuluh ribu anggota tarekat pada tahun 2006. 85
Sepanjang perubahan ini, pembelajaran tradisional kitab klasik (kitab kuning) dan
kemandirian, yang merupakan kombinasi dari sedekah (dalam bentuk barang atau
uang tunai) dan kerja sukarela. Sedekah menjadi hal penting karena orang-orang
Purworejo dan anggota tarekat adalah petani miskin yang tidak diwajibkan
membayar zakat dan tidak mampu memberikan wakaf. Ada sejumlah sumbangan
tanah, tidak terlalu besar tetapi dianggap sebagai sedekah oleh pimpinan pondok. 86
Sebagian besar orang di sekitar pesantren memberi fitrah langsung kepada orang
miskin, dan pesantren jarang menerima zakat. Semangat kemadirian ini selalu
disebut dalam cerita dan sejarah Pesantren,87 terutama mengenai pendirian masjid,
85
Perkiraan ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Rosidin mayoritas anggota tarekat
adalah perempuan tua, karena tidak ada catatan tentang jumlah pasti para pengikut tarekat, Rosidin
dan pimpinan pondok ini tampaknya mendasarkan perkiraan pengikutnya pada badal (pemimpin
kelompok tarekat) dan juga dengan menghitung jumlah kotak snack dan piring makan siang yang
disediakan untuk mereka yang menghadiri haul dari tahun ke tahun. Pada tahun 2000, perkiraan
pengikut tarekat mencapai delapan ribu orang. AR. Dahlan, “Tarekat Qodiriyah wan
Naqsabandiyah di Jawa Tengah dan Jawa Timur Studi Kasus di Kecamatan Gerbang Kabupaten
Purworejo.” Semarang: Departemen Agama Balai Penelitian Aliran Kerohanian/Keagamaan,
2000, hal. 35.
86
Tanah untuk masjid
87
Kisah tarekat Qadiriyah wa Naqsabandiyah dan pondok selalu disebutkan dalam acara
Pondok serta tarekat. Acara utama adalah haul (peringatan tahunan kematian pendiri Pondok yang
pemimpinan tarekat)
45
Masjid yang pertama kali didirikan oleh Kiai Zarkasyi merupakan sebuah
langgar kecil di lingkungan. Masjid ini dibangun secara gotong royong oleh santri
tarekat yang merupakan petani. Meskipun ada cerita bahwa Kiai Zarkasyi
membawa dua bata merah dari Kiai Sholeh Darat untuk mendirikan pesantren di
88
Berjan, tampaknya masjid itu tidak dibangun dari batu bata tetapi dari bambu
yang banyak tersedia di daerah Berjan. Kiai Shiddiq memperbarui masjid dengan
bantuan santri tarekat dab santri mukim. Jumlah santri tarekat mungkin ratusan
dan jumlah santri mukim sekitar puluhan. Kiai ini, mereka menggunakan bambu
dan kayu dari pohon kelapa sebagai bahan bangunan yang disediakan oleh Kiai
Shiddiq dan santri tarekatnya. Mereka juga membuat batu bata merah untuk
Berjan dan membayar dua tukang batu dengan uang sendiri, yang ia peroleh dari
hasil usahanya sebagai pedagang kecil.89 Pada masa Kiai Chalwani, renovasi
masjid didukung dengan dana yang dihimpun oleh anggota tarekat. Pekerjaan
pembangunan dilakukan oleh tukang batu yang diupah oleh Kiai Chalwani.90
swadaya dan peran kiai. Sistem swadaya tetap kuat tetapi secara bertahap berubah
dana masyarakat dan dan pemerintah. Mungkin dari periode Kiai Nawawi dan
pengajian rutin, sedekah selama acara haul (peringatan tahunan wafatnya pendiri),
uang buku (yang dibayarkan saat pendaftaran), dan sedekah untuk mendapatkan
kalender pesantren dan pengorganisasian ibadah haji. Dalam laporan tahun 2005,
keuntungan pengorganisasian ibadah haji mencapai Rp21 juta dan dari kalender
Rp10 juta. Sedekah dari anggota tarekat yang dikumpulkan selama haul sekitar
Rp7 Juta.93
Sumbangan dari santri relatif kecil dan digunakan untuk biaya akomodasi
dan sekolah. Sumbangan santri dalam bentuk uang sekolah mungkin dimulai
setelah tahun 1965, ketika sekolah modern didirikan. Santri mulai membayar
biaya makan mereka sejak tahun 1996 ketika pondok memiliki sebuah yayasan
bernama Raudlotut Tullab (nama lama pesantren) yang memiliki system keuangan
91
Hibah terbesar adalah Rp200 juta (US$23.529) untuk gedung sekolah pada tahun 2004
yang dikemukakan oleh Rosidin. Ibid.,
92
Pondok mengaku telah menolak tawaran pendanaan dari Arab Saudi, karena
mensyaratkan perubahan tertentu dalam kurikulum pesantren. Menurut salah satu staf Pondok,
penolakan ini untuk menghidari pengaruh dari ideology puritan Wahabi.
93
Amelia Fauzia, Filantropi Islam :Sejarah dan Kontestasi Masyarakat Sipil dan Negara
di Indonesia, hal. 126.
47
Pondok Berjan, seperti yang biasa ditemukan di pondok pesantren lainnya, yaitu:
Peran kiai sangat penting dalam kegiatan amal untuk kelanjutan pesantren.
beliau tinggal di sebuah rumah yang belum selesai selama beberapa tahun, dan
formal apapun. Cerita tentang berbagai macam pemberian dan tenaga sukarela ini
dari masing-masing kiai untuk membedakan antara sumber daya pesantren dan
94
Ibid.,
95
Istilah “halal dan tidak mengikat” biasa disebutkan oleh lembaga dan organisasi sosial di
Indonesia untuk menyebut salah satu sumber dananya. Ini adalah bentuk “halus” sebuah
penonalakan dari pemberian bersyarat, yang dimungkinkan mempengaruhi ideology maupun sikap
politik penerima bantuan.
96
Yayasan Raudlatut Thullab memiliki beberapa kegiatan usaha seperti Baitul Mal wa
Tamwil (BMT), toko, agen perjalanan, dan percetakan.
48
dengan pembelajaran tradisional dan sistem tarekat yang kuat, kiai akan selalu
memiliki pengaruh yang kuat. Oleh karena itu, pesantren dan masjid tetap lestari
NAQSYABANDIYAH AL-HAQQANI
Priode pertama mancakup apa yang disebut oleh Hamid Algar sebagai prasejarah
berdirinya tarekat ini. Priode ini dimulai dari masa Abu bakar dan berakhir
dengan Khwaja Abu Ali Farmadi (w. 478-79/1085-86). 97 Pada peridoe ini Tarekat
Masing-masing guru secara relatif mempunyai sedikit murid, yang secara pribadi
terikat padanya dan ikut dalam latihan mistik di bawah tuntunannya. Sejumlah
kecil guru memiliki khanaqah, sebuah pemondokan di mana pada murid dapat
tinggal dan sekaligus merupakan tempat latihan mistik dijalankan. Tujuan murid-
murid tersebut adalah pencapaian pengalaman mistik, dan mereka sering tanpa
pikir panjang berkelana jauh untuk menjumpai seorang guru yang dapat
97
Annemarie Schimmel,”Mistical Dimension of Islam”, terj. Saprdi Djoko Damono dkk,
Dimensi Mistik Dalam Islam, (Jakarta: Pustaka Firdaus, 2000), hal. 462-463.
98
Leonard Lewishon, Warisan Sufi Warisan Sufisme Persia Abad Pertengahan (1150-
1500), (Yogyakarta: Pustaka Sufi, 2003), hal. 540-541.
99
Aziz Masyhuri, Ensiklopedi 22 Aliran Tarekat Dalam Tasawuf, Surabaya: Imtiyaz, 2011.
Hal. 161.
83
50
Periode kedua, yang merupakan fase formasi Tarekat ini, adalah fase di
mana Tarekat ini memperoleh indentitasnya sendiri. Pada peridoe ini terdapat
Asia. Urutan pertama adalah Khwaja Abu Yakub Yusuf Hamdani (w. 114) dan
yang paling akhir adalah Khwaja Amir Sayyid Khulal (w. 772/1371). Bagaimana
juga, figure utama pada periode ini adalah Muhammad bin Baha’uddin al-Uwaisi
al-Bukhari.100
Najmuddin Amin al-Kurdi dalam kitabnya “Tanwir Qulub” berasal dari dua buah
kata bahasa arab, ”Naqsy” artinya ukiran atau gambar yang dicap pada sebatang
lilin atau benda lainnya. Dan “band” artinya bendera atau layar besar. Jadi
Naqsyabandi artinya ukiran atau gambar yang terlukis pada suatu benda, melekat
dan tidak terpisah, seperti tertera pada sebuah bendera atau spanduk besar.
identitasnya, tarekat ini bertambah masyhur dan memiliki pengaruh yang luas dari
100
Wahyu Nugroho, KETERLIBATAN SOSIAL SEBAGAI SEBUAH DEVOSI Sebuah
Kesalehan Sosial Tarekat Naqshbandiyah Nazimmiyah, GEMA TEOLOGI Vol. 39, No. 1, April
2015, hal. 38
101
Ibid.,
51
saja ada orang-orang yang mencari pengalaman mistik melalui metode tarekat,
Bai’at kepada seorang Syekh condong berkembang menjadi kultus wali. Tarekat
pada rutinitasnya. Ada khanaqah pusat dan khanaqah bawahan yang patuh pada
khanaqah pusat.102
tarekat ini ke dalam beberapa jalur; yang di antaranya adalah Mujaddidiyah, yang
Setelah ketiga cabang itu muncul, pada abad ini barulah muncul tarekat
102
Luqman Abdullah, “Kontribusi Tarekat Naqsyabandiyah Terhadap Pendidikan Agama
Islam dan Perubahan Perilaku Sosial Jamaah (Studi kasus Jamaah Tarekat Naqsayabandiyah di
Dukuh Tompe, Kabupaten Boyolali), Nazhruna: Jurnal Pendidikan Islam, Vol. 1, No. 1, 2018,
hal. 6.
52
Sejak itu tarekat ini dikenal dengan tarekat Naqsyabandiyah Haqqani. Di mulai
pada tahun 1974 Syekh Nazim Haqqani mulai dakwahnya di Eropa, khususnya
Inggris dan Jerman. Di seantereo Turki, khusunya Cyprus sampai saat ini Syekh
Nazim Haqqani dikenal sebagai sebutan Shaykh Qubrusi atau Syekh Nazim
Yesilbas (Syekh Nazim yang berturban hijau). Setelah itu sudah beribu-ribu non-
muslim yang telah disyahadatkan oleh beliau, sekaligus diambil bai’at sebagai
Daghestani dari Damaskus. Sangat banyak para ulama dan Ahlul tarekat yang
1340 H. Dari sisi ayah, beliau adalah keturunan Abdul Qadir Jailani, pendiri
thariqat Qadiriah. Dari sisi ibunya, beliau adalah keturunan Jalaluddin Rumi,
cucu Nabi Muhammad Saw. Selama masa kanak-kanak di Siprus, beliau selalu
duduk bersama kakeknya, salah seorang Syekh thariqat Qadiriah untuk belajar
103
Jorgen S. Nielsen dan Galina Yemelianova, “Sufisme Transnasional Haqqaniyah”,
dalam buku, Sufi-Sufi Diaspora: fenomena Sufisme di Negara-Negara Barat, (Bandung: Mizan
Media Utama, 2006), hal. 180-181.
53
spiritualitas dan disiplin. Tanda-tanda luar biasa telah nampak pada Syekh Nazim
kecil, tingkah lakunya sempurna. Tidak pernah berselisih dengan siapapun, beliau
selalu tersenyum dan sabar. Kedua kakek dari pihak ayah dan ibunya melatih
spiritualnya yang tinggi. Setiap orang di Larnaca mengenal beliau, karena dengan
umur yang masih amat muda mampu menasihati orang-orang. Sejak umur 5 tahun
sering ibunda mencarinya, dan didapati beliau sedang berada di dalam masjid atau
di makam Ummuu Hiram, salah satu sahabat Nabi Muhammad Saw. yang berada
di sebelah masjid. Banyak sekali turis mendatangi makam tersebut karena tertarik
akan pemandangan sebuah batu yang tergantung di atas makam itu. Ketika sang
ibu mengajaknya pulang, beliau mengatakan” Biarkan aku di sini dengan Ummu
katakan “Biarkan aku berdialog dengan nenekku yang ada di makam ini.”106
Ketika tahun 1937 Ayahnya mengirim beliau ke sekolah umum pada siang
hari dan sorenya belajar ilmu-ilmu agama. Beliau seorang yang jenius di antara
Qadiriah. Beliau mempelajari ilmu Syari’ah, Fiqih, ilmu tradisi, ilmu logika dan
104
Muhammad Hisham Kabbani, Classical Islam and the Naqshabandi sufi Tradition,
America: ISCA, 2004, hal. 196.
105
Ibid., hal. 199
106
Ibid., hal. 200
54
masalah Islam secara luas. Beliau juga mampu berbicara bagi orang-orang dari
tahun 1359 H / 1940 M, di mana kedua saudara laki-laki dan seorang saudara
daerah Bayazid.107 Pada saat yang sama beliau memperdalam hukum Islam dan
bahasa Arab pada guru beliau, Syekh Jamaluddin al-Lasuni, yang meninggal pada
th 1375 H / 1955 M. Syekh Nazim meraih gelar sarjana pada tehnik kimia dengan
dengan ilmu modern. Hati saya selalu tertarik pada ilmu-ilmu spiritual.”108
yang meninggal pada tahun 1368 H / 1948 M. Sambil kuliah Syekh Nazim belajar
pada beliau sebagai tambahan dari ilmu tarekat yang telah dimilikinya yaitu
menerima barakah dan kedamaian hati yang luar biasa. Aku shalat subuh bersama
Beliau mengajariku dan meletakkan ilmu spiritual dalam hatiku. Aku mendapat
107
Nazim Adil Adil al Haqqani ar Rabbani, 99 Drupples uit de Eindeloze Oceanen van
Gennade, (Cyprus: Northem, 1999), hal. 8.
108
Aziz Masyhuri, Ensiklopedi 22 Aliran Tarekat Dalam Tasawuf, hal. 164.
55
banyak penglihatan spiritual agar pergi menuju Damaskus, tapi hal itu belum
hadapannya. Ada hasrat yang mendalam agar aku meninggalkan segalanya dan
Suatu hari ketika hasrat hati ini semakin kuat, aku diberi “penglihatan” itu.
spiritualmu bukan ada padaku. Aku menahanmu karena amanat sampai engkau
siap bertemu dengan guru sejatimu yang juga guruku sendiri yaitu Syekh
Damaskus. Izin ini datang dariku dan berasal dari Nabi Muhammad Saw.” 109
Pada tahun 1364 H. / 1944 M, Syekh Nazim pergi ke Tripoli dengan bis.
Bis ini membawa beliau sampai ke pelabuhan yang masih asing, dan tidak
seseorang dari arah berlawanan. Orang itu adalah Mufti Tripoli yang bernama
Syekh Munir al-Malik. Beliau juga merupakan Syekh atas semua tarekat sufi di
kota itu. “Apakah kamu Syekh Nazim? aku bermimpi di mana Nabi mengatakan,
“Salah satu cucuku tiba di Tripoli.” Beliau tunjukkan gambaran sosokmu dan
bertemu Sheikh Abd Allah Fa'ez al-Daghastani al-Naqshbandi (w. 1973 M), Yang
109
Syekh Sulaiman Arzurumi adalah salah satu dari 313 auliya thariqat Naqsybandi yang
mewakili 313 utusan.
110
Muhammad Hisham Kabbani, Classical Islam and the Naqshabandi sufi Tradition, hal.
195.
56
menarik, perjumpaan itu hanya berlangsung satu malam. Jika dibandingkan satu
setengah tahun waktu yang dihabiskan oleh Syekh Nazim untuk dapat bertemu
dengan Syekh Abdullah tentu sangat tidak seimbang. Tetapi dalam satu malam
mentransfer pengetahuan Sufi kepada Syekh Nazim secara spiritual hingga dirinya
dijelaskan, tetapi cukuplah dikatakan bahwa apa yang dialami oleh Syekh Nazim
lainnya, yaitu the power of divine attraction, yang dengannya syekh tarekat ini
Nadzim sebagai pengantinya sebelum ia wafat pada tahun 1973. Syekh Abdullah
dalam mata rantai Tarekat Naqsyabandiyah yang ke 40. Sejak itu dikenal nama
Sheikh Nazim untuk segera pulang ke Siprus. Dalam persetujuan perintah syekh
nya, Sheikh Nazim segera kembali ke tanah air, yang telah ditinggalnya selam
lima tahun, untuk menyebarkan cara dari Naqshbandi. Sejak itu Syekh Nazim
111
Nazuim Adil Al-Haqqani, Rubies Of Resplendence, (Sri Lanka: Mureeds, 2001), hal. 3-
4.
112
Nazim Al-Haqqani ar-Rabbani, 99 Gouttes: Des Oceans Infinis de Misericorde, (Franch:
Simurgh, 2016), hal. 2-3.
57
telah diterima secara luas di Siprus, Lebanon. Perjalanannya tidak berakhir di sana
Mulai tahun 1974, beliau mengunjungi Eropa. Dari Siprus menuju London
dengan pesawat dan kembalinya mengendarai mobil lewat jalan darat. Beliau
kalimat Tauhid dan bergabung dengan tarekat sufi dan belajar tentang rahasia-
rahasia spiritual dari beliau. Senyum dan wajahnya yang bersinar amat dikenal di
seluruh benua Eropa dan disayangi karena membawa cita rasa spiritualitas yang
negara Turki. Sejak tahun 1978, beliau habiskan tiga sampai empat bulan di setiap
Isparta dan Kirsehir. Tahun berikutnya mengunjungi pesisir selatan dari Adana
menuju Mersin, Alanya, Izmir dan Antalya. Kemudian di tahun berikutnya beliau
113
Hassan Abu Hanieh, Sufism and Sufi Orders: God’s Spiritual Paths Adaptation and
Renewalin the Context of Modernization, Jordan: Friedrich-Ebert-Stiftung Amman Office, 2011.
Hal. 169.
114
Nazim Adil Al-Haqqani, LIBERATING THE SOUL A GUIDE FOR SPIRITUAL
GROWTH VOLUME FIVE, America: Islamic Supreme Council. 2006. Hal. XIII.
58
kunjungan selanjutnya adalah di laut hitam, bergerak dari satu wilayah ke wilayah
lainnya, dari kota menuju kota lain, dari masjid ke masjid men-syiarkan firman-
dari yang sederhana sampai pejabat pemerintahan. Beliau masyur dengan sebutan
Turki terakhir, Turgut Ozal yang amat menghormati beliau. Akhir-akhir ini Syekh
Nazim terkenal karena pemberitaan yang luas dari media dan pers. Beliau di
wawancarai hampir tiap minggu oleh berbagai stasiun TV dan reporter yang
menanyakan tentang berbagai kejadian serta masa depan Turki. Beliau mampu
fundamental, seperti yang diajarkan oleh Nabi Saw. sehingga tercipta kedamaian
di setiap hati dan pikiran dari kedua belah pihak, baik kalangan awam maupun
Malaysia dan Singapura. Dia disambut oleh sultan, presiden, anggota parlemen,
oleh Sultan Haji Hasan al-Bolkiah dan dianggap sebagai Saint Zaman. Ia
dianggap salah satu dari Syekh besar Orde Naqshbandi di Malaysia dan
Singapura.116
115
Samir al-Qadli, Mengungkap Kesesatan Nadzim al-Qubrushi, Jakarta: Kalender Jakrta
Timur, 2006. Hal. 7.
116
Hanisah, The Rise and Role Of Tariqa Among Muslim In Singapore The Case Of The
Naqsabandi Haqqani, National University of Sinagapore. 2010.
59
pertama kalinya, atas undangan anakny Sheikh Hisham Kabbani dan mendirikan
anaknya berhasil membuka 13 yayasan pusat sufi lainnya yang tersebar di Kanada
dan Amerika Serikat. Pada tahun 1996, Syeikh Nazim adalah tamu kehormatan
California. Lebih dari 8.000 orang menghadiri konferensi ini, termasuk ulama
besar Islam dari seluruh dunia dan yang bertema terfokus pada spiritualitas Islam.
universitas, masjid dan pusat New Age. Pada tahun 1997, Sheikh Nazim
mengunjungi Daghestan, tanah air dari mursyid-nya, Sheikh Abdullah Fa'izi ad-
Pada tahun 1998, Sheikh Nazim adalah kepala tamu kehormatan di Second
dihadiri oleh lebih dari 6000 orang. Puncak konferensi ini adalah pembatalan
dering terorisme oleh Sheikh Nazim ke 160 ulama Islam dan VIP dari seluruh
dunia, termasuk Mufti Mesir saat ini, Grand Mufti Rusia dan negara-negara
tetangga dan pejabat dari Malaysia, Indonesia, Timur Tengah dan Afrika.
117
Nazim Adil Al-Haqqani, 99 Drops From Endless Mercy Oceans, (Cyprus:
Spohr, 2007), hal. 13.
60
Selatan, didampingi Syeikh Hisham Kabbani dan kontingen besar mahasiswa dari
setiap kota memberikan ceramah di masjid-masjid terisi penuh. Pada tahun 2001,
World", didampingi dua putranya Sheikh Mehmet Adil dan Haji Bahauddin,
Singapura, Indonesia, Malaysia, Sri Lanka dan Pakistan. Dalam perjalanan dari
perjalanan ini, Syeikh Nazim bertemu dengan orang-orang dari semua lapisan
masyarakat, di mana pejabat tertinggi dan pemimpin untuk rakyat biasa. Syeikh,
meskipun usia lanjut, mampu mempertahankan jadwal yang sangat sibuk rapat,
pidato, pertemuan dzikir dan pertemuan spiritual dengan sedikit atau tanpa
istirahat selama empat puluh hari dan menempuh jarak lebih dari 15.000 mil.
politisi, termasuk presiden terakhir dari Turki, Turgut Ozal, dan Turki-Siprus
berkat rohani kepada Yang Mulia Sultan Hassanal Bolkiah dari Brunei, Yang
keluarga kerajaan Malaysia, termasuk Yang Mulia Pangeran Raja Dato 'Seri
tangannya. Dia juga sering kali ke India, Pakistan, dan Sri Lanka di mana ia
kali. Sejak tahun 2010, ia tinggal di rumah keluarganya dan Dergah spiritual, di
dunia. Akan tetapi pengaruh masih terasa di Dergah di Siprus. Dia mengakui
C. Silsilah Keemasaan
menyambung, silsislah itu bagaikan kartu nama dan legitismasi seorang guru:
hubunganya dengan guru-guru lainnya.120 Nabi Muhammad ibn Abd Allah, Shalla
119
Nazim al-Haqqani ar-Rabbani, GOUTTES des Océans infinis de Miséricorde, hal. 6.
120
Martin Van Brusinessen, Tarekat Naqsybandi di Indonesia, Survsei Historis, Geografis
dan Sosiologis, (Bandung: Mizan, 1992), hal. 48.
62
Silsilah guru-guru Naqsyabandiyah yang berbeda satu sama lain, tentu saja
tetap turun sampai Bahauddin Naqsyabandiyah semua silsilah itu serupa. Berikut
rantai emas:
Indonesia
April 1997. Orang yang pertama membawa tarekat ini ke Jakarta adalah Syekh
Muhammad Hisham Kabbani. Beliau adalah seorang Ulama Ahl Sunnah wal
Jama’ah dengan wawasan dan pengalaman luas, serta memililki pengaruh da’wah
yang signifikan baik di tempat asalnya Beirut, atau dunia Internasional. Beliau
adalah keturunan Nabi Muhammad SAW baik dari jalur ayah atau pun ibunya.
yang singkat sehingga beliau sempat menyelesaikan gelar pula dalam bidang
Masterate dalam bidang Tasawuf, ilmu tafsir Qur’an, dan Ma’rifah beliau
122
Muhammad Hisham Kabbani, Classical Islam and the Naqshabandi sufi Tradition,
(America: ISCA, 2004), hal. 196.
123
Nazim Adil al Qubrusi al-Haqqani, A Naqshbandi Book of Devotions, (Sri Lanka:
Flower Terrace, 1989), hal. 4.
65
adalah pemimpin Majelis Ulama di Lebanon. Beliau juga menantu dari Syekh
Muhammad Nazim Adil Haqqani, di mana ia menikahi putrinya yaitu Hj. Nazihe
adil dan di karuniai 3 putra dan 1 putri, serta beberapa cucu yang semuanya di
Fenton, Michigan.
melangkahkan kakinya untuk memulai dakwah di benua Amerika. Pada saat itu
beliau memulai di California, sejak saat itu pula beliau di tasbihkan sebagai
khalifah Syekh Muhammad Nazim al-Haqqani. Misi dari Syekh Hisham adalah
untuk menyebarkan ajaran sufi dalam konteks persaudaraan umat manusia dan
kesatuan dalam kepercayaan kepada Tuhan yang terdapat dalam semua agama dan
April 1997. Penunjukan dan bai’at sebagai representatif dilaksanakan oleh As-
Al-Haqqani untuk benua Amerika) pada kunjungan perdana beliau pada saat itu.
124
Yayasan Haqqani Indonesia, Ahl Haq Vol. 4. (Jakarta: t.t), hal. 11.
66
USA bertemu dengan para muslim Indonesia dan Mahasiswa (M. Hadid Subki)
representatife (wakil) dari Syekh Muhammad Nazim Adil Haqqani yang tersebar
di Jawa Barat, Jakarta dan Jawa Tengah. Mereka adalah Kyai H. Tauriqurrahman
Jawa Tengah), K.H.Q. Ahmad Syahid (Nagrek, Jawa Barat), dan Al Ustadz H.
Wahfiuddin, MBA (Jakarta). Mereka ini secara resmi sudah diizinkan untuk
Prof KH. Ali Yafie, dan sesepuh Pengurus Jami’ah Mu’tabaroh, Dr. KH. Idham
mana perjalanan dakwah beliau di Indonesia berjalan baik dan mulus ditandai
Sampai saat ini murid beliau tersebar di Bandung, Jakarta, Cililin, Nagrek
dan pekalongan. Puluhan ribu santri beserta para pimpinan Pondok pesantren
128
Luthfi Makhasin, “The Politics Of Contending Piety: Naqshbandi-Haqqani Sufi
Movement and the Struggle For Islamic Activism in Contemporary Indonesia”, Tesis diajakun
kepada The Australian National University, 2015, hal. 69.
129
Yayasan Haqqani Indonesia, Profil Yayasan Haqqani Indonesia (Jakarta: PT. Jayakarta
Agung Offset, t.t.), hal. 5-6.
68
hanya merupakan suatu bentuk persatuan yang sederhana dan sukarela dari orang-
orang sufi, yang pada umumnya mereka adalah orang-orang miskin, tetapi setelah
tarekat itu, dan mulai teratur pula sistem organisasinya. Sebagaimana organisasi
tarekat yang tumbuh dan hidup subur sampai abad ke 20 ini, unsur-unsur pokok
sebagai kriteria suatu organisasi secara umum, kiranya jelas menunjukkan bahwa
di dalam organisasi tarekat telah terdapat unsur-unsur pokok seperti yang terdapat
seorang guru dan wakil-wakilnya serta para anggota atau murid-muridnya yang
dalam organisasi tarekat terdapat tarekat induk dan tarekat cabang sehingga
membentuk hubungan vertikal. Karena itu jumlah dari kelompok anggota itu akan
anggota tarekat itu, karena mereka mempunyai tujuan dan amalan serta ajaran
yang sama bahkan mereka melakukannya di tempat yang sama. Dengan bentuk
organisasi tarekat sebagai ikatan dari pada kelompok orang, maka kegiatan dari
pada tarekat itu telah teroganisir di dalam suatu wadah atau organisasi.
130
Martin Van Brusinessen, Tarekat Naqsybandi di Indonesia, Survsei Historis, Geografis
dan Sosiologis, hal. 34.
69
organisasi itu akan merupakan alat yang sangat efesien untuk mencapai tujuan
kerja dan hubungan di dalam organisasi tarekat, meskipun tidak semodern dan
petunjuk lisan yang langsung diberikan oleh guru tarekat kepada murid-murid
disertai sikap setia dari pada murid-murid atau anggota-anggota tarekat, maka
sistem dan pelaksanaan serta hubungan yang baik antara murid dengan gurunya,
atau antara murid dengan murid itu sendiri, telah menjamin hidupnya organisasi
tarekat itu.
potensi yang ada itu dapat digerakakkan dan dimanfaatkan untuk suatu
perjuangan.
131
Farrer, Muslim In Global Societies Series: Shadows of the Prophet Martial Arts and Sufi
Mysticism Vol 2, (Singapore: Gabriele Marranci, 2009), hal. 157-158.
70
dinaungi oleh Yayasan Haqqani Indonesia yang di dirikan oleh Syakh Muhammad
Hisham Kabbani. Meskipun kegiatan sudah berjalan sejak tahun 1997, secara
hukum Yayasan Haqqani Indonesia diresmikan pada akhir tahun 2000 sebagai
Negara.
fungsi sebagai paying kegiatan yang bersifat spiritual dan non-spiritual. Dalam
sebuah tarekat, dan pendekatan itu tidaklah mudah diperdamaikan satu sama
dan amalan tarekat mereka tidak pernah berubah dan berlanjut terus, yang mereka
132
Liat di profil Yayasan Haqqani Indonesia
71
percayai sepanjang abad, dan diturunkan tanpa perubahan dari sang guru kepada
murid-muridnya.
yang lainnya mempunyai beberapa tata cara peribadatan, teknik spiritual, dan
mempunyai sejarah dalam rentangan masa enam abad, yang secara geografis
penyebarannya meliputi tiga benua. Hal ini berimplikasi pada warna dan tata cara
tempat tumbuhnya. Adaptasi ini terjadi karena beberapa hal, di antaranya adalah
penekanan yang berbeda dari asas yang sama, atau para pembaharu
Walaupun mempunyai tata cara yang berfariasi, namun tarekat ini mempunyai
asas atau ajaran dasar yang sama, sebagai acuan dan pengangan bagi para
pengikutnya.133
masyarakat, sehingga banyak orang yang tertarik kepada tarekat dan masuk
memasuki organisasi tarekat itu, baik itu karena adanya silsilah/hubungan dengan
musyid tarekat, karena sudah tua dan ingin mendekatkan diri dengan Tuhan
dengan cara mencari seseorang yang dapat membimbingnya untuk lebih dekat
dengan Tuhan, atau hanya karena trend. Tetapi pada umumnya mereka masuk ke
133
Widiyanto, Spirituality Amidst The Uproar Of Modernity: the Ritual of Dhikr and its
meanings Among Members Of Nasyabandiyah Sufi Order in Western Europe, Al-Jami’ah” , Al-
Jami’ah, Vol. 44, No. 2, 2006. hal. 256.
72
dalam tarekat ini karena ingin mendapatkan ketenangan jiwa, dan mendapat
keridhaan Allah.
cara seperti;
1. Cinta
Cinta adalah dasar utama dari keseluruhan praksis spiritual tarekat ini.
Bagi mereka segala sesuatu diawali dari cinta Allah dan digerakkan oleh cinta-
Nya.134 Cinta yang seperti ini menentukan karakter jalan spiritual dari tarekat ini,
yaitu jalan cinta, jalan cinta ini dimengerti sebagai sebuah tindakan sekaligus
pengosongan diri yang memiliki dua arah: “jika kamu mencintai Allah, maka
kamu juga harus mencintai setiap ciptaan-Nya dan berusaha menolong mereka
sebisamu” Mencintai ciptaan Allah, dan juga sesama, adalah perwujudan dari
cinta kepada Allah. Ciptaan Allah dan sesama manusia secara bersamaan menjadi
prasyarat untuk merealisasikan cinta kepada Allah. Cinta kepada ciptaan Allah
menjadi dasar yang lain mengapa manusia harus mencintai ciptaan Allah.
Menurut tarekat ini, manusia adalah representasi dari cinta ilahi sehingga semua
ciptaan Allah yang lain memohon dicintai oleh manusia. Oleh karena itu sudah
134
Nazim Al-Haqqani, Love, Malaga: Sereseres Editions. 2008. Hal. 69.
73
seharusnya manusia menjadi mata air cinta bahkan menjadi samudera yang
Nabi Muhammad SAW, di mana ia berdoa kepada Allah: "Ya Allah, saya
meminta Engkau untuk memberikan saya rasa cinta, dan kasih orang-orang yang
Untuk meminta Tuhan kita membuka hati kita untuk Cinta Ilahi-Nya
adalah permintaan yang paling penting kita bisa membuat dari-Nya dalam doa-
doa kita, karena tidak ada yang bisa menggantikan cinta. Nabi Suci, yang disebut
Kekasih Allah, yang Allah dibuat dengan rasa cinta, dan yang Allah mencintai
ini meminta Allah untuk Cinta Ilahi - mengapa? Karena yang rasanya cinta yang
meminta lebih. Hati yang seperti batu tidak akan meminta Allah untuk cinta ini,
tetapi mereka yang memiliki rasa sedikit cinta yang tahu bahwa itu adalah kunci
nikmat yang Allah mungkin melimpahkan pada hamba-Nya. Oleh karena itu,
Nabi mengajarkan semua umat manusia apa yang berharga dalam hidup ini.136
Nya. Tindakan mencintai itu, ciptaan Allah dan sesama manusia bukanlah
menjadi objek yang dicintai, melainkan menjadi pintu masuk menuju perjumpaan
spiritual dengan Allah.137 Ajaran tentang cinta dapat dijelaskan dalam struktur
135
Ibid., hal. 47-48.
136
Nazim Adil Al-Haqqani, Mercy Oceans Rising Sun, Turkei: Sebat Offset Pr, 1986. Hal.
45
William C. Chittick, Jalan Cinta Sang Sufi: Ajaran-ajaran Spriritual Jalaluddin Rumi,
137
ganda berikut: pertama, manusia haruslah mencintai ciptaan Allah dan sesama
demi/untuk Allah; dan kedua, manusia harus mencintai mereka karena Allah.
Cinta dalam ikatan yang mengikat hati, dasar di mana untuk membangun, jika
cinta adalah pondasi, bangunan. Pasti dia akan menahan semua gempa dan badai.
Oleh karena itu, cara kita adalah cara cinta. meninggalkan apa yang tidak disukai
Oleh-Nya dari mengikuti jalan itu dan mengubahnya untuk mengikuti dengan
tekun.138
Cinta dan kedamaian juga telah menjadi ciri bahkan inti ajaran yang hidup
dalam perilaku sehari-hari para murid tarekat ini. Melalui Syekh Nazim ia
menentang gerakan Islam radikal. Dengan pertolongan para wakilnya yang diberi
Amerika dan Asia, Syekh Hisham Kabbani, tarekat ini telah mendirikan beberapa
2. Dzikir
Awal mula tarekat Naqsabandiyah bisa dirunut kembali ke tradisi sufi yang
berasal dari bahasa Persia khwaja yang berarti sebutan “Tuan” dan kemudian
138
Nazim Adil Al-Haqqani, Mercy Oceans Divine Sources, England: Summer, 1983. Hal.
78.
75
wilayah Asia Tengah, yang pertama kali disematkan kepada Abdul Khaliq
Naqshband. Dalam Tarekat Naqsybandi, latihan spiritual harian dan zikir bersama
penting yang tidak boleh ditinggalkan oleh murid. Zikir Khatmu ’l-Khwājagān
dilakukan dengan posisi duduk bersama Syekh dalam suatu majelis. Zikir ini
dilakukan seminggu sekali, khususnya pada Kamis atau Jumat malam, dua jam
sebelum matahari terbenam. Zikir Khatmu ’l-Khwājagān terdiri atas dua kategori,
khusyu’.
139
https://www.academia.edu/22410362/Dzikir_Khatmu_lKhw%C4%81jag%C4%81n di
akses pada 12 juli 2019.
76
Dengan posisi duduk seperti ini diyakini lebih merendahkan diri. 140
melakukan dzikir harian (meditasi setiap hari, biasanya diucapkan "zicker") itu
tidak akan merusak hubungannya dengan tarekat (sufi jalan) kami, dia masih akan
sehubungan dengan tarekat kami, tetapi orang yang berhenti pergi ke sebuah
kelompok majelis dzikir tarekat dalam waktu seminggu sekali, ia akan dibuang
tidak peduli akan amaliyah tarekat, akan tetapi jika melakukan amaliyah dari
mursyid yang awliya (orang kudus) dan Syeikh dari tarekat akan menjaga dia di
dzikir khafi dan dzikir jahir, Syekh Nazim menggabungkan kedua dzikir tersebut
untuk diamalkan dan diajarkan kepada murid-murid beliau. Dzikir khafi lebih
sering dilakukn sehari-hari, sedangkan dzikir jahir lebih sering dilakukan secara
berjama’ah. Adapun amalan dari Tarekat Naqsybandi Haqqani ini adalah dzikir
Mubtadi (dzikir harian untuk pemula), dzikir Mustaid (dzikir harian untuk tingkat
persiapan), dzikir Ahlul’ Azim (dzikir harian untuk tingkat mapan atau dzikir
140
Sri Mulyati, Mengenal dan Memahami Tarekat-Tarekat Multabarah di Indonesia,
(Jakarta: Kencana, 2005), hal. 112.
141
Ibid.,
77
Khwajagan, Khatm, artinya penutup, atau akhir, Khwajakan, berasal dari bahasa
Perisa artinya Syekh-Syekh. 142 Khatm khwajagan, artinya serangkaian wirid, ayat,
shalawat, dan doa yang menutup setiap dzikir berjamaah, dan selalu dibaca setiap
1. Pertama yang dilakukan pada saat dzikir ini dimulai adalah diawali
berlangsung.
ilahi. 144
142
Lihat Wiwi Siti Sajaroh, “Tarekat Naqsyabandiyah: Menjalin Hubungan Harmonis
dengan Kalangan Penguasa”, dalam Sri Mulyati (ed), Mengenal dan Memahami Tarekat-tarekat
Muktabarah di Indonesia, Jakarta: Kencana, 2005, hal.112.
143
Cecep Alba, Tasawuf dan Tarekat:Dimensi Esoteris Ajaran Islam, (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2012), hal. 148.
144
Nazim Adil Al-Haqqani, On the bridge to Eternity, South Africa: Gatesville, 2012. Hal.
62.
78
11. Syekh atau seseorang yang ditunjuk olehnya kemudian membaca surat
tarian berputar (biasa disebut Whirling Darwis atau Darwis Rumi). Yang pertama
kali dilakukan oleh Sayyidina Abu bakar dan di populerkan oleh Syekh Jalaludin
Rumi pendiri tarekat Maulawiah. Tarian ini diiringi musik Shalawat (Hadrah).
Dzikir harian Syekh Nazim mengajarkan kita untuk muraqabah, karena dengan
muraqabah kita dapat menyatukan hati kita kepada Tuhan kita dan mata brantai
emas (silsilah), dan itu dilakuan hampir sesering mungkin. Amalan inilah yang
paling di tekankan oleh Syekh Nazim agar kita selalu berhubungan dengan Allah
bahwa seseorang seharusnya secara lahir berada bersama dengan makhluk dan
secara batin bersama Tuhannya. Dengan ibarat lain, tangannya bekerja sedang
145
Bahruddin Zakariya, Sabilus Sâlikin: Jalan Para Sâlik Ensiklopedi
Tharîqah/Tashawwuf, Pasuruan: Pondok Pesantren NGALAH, 2012. Hal. 710.
146
Rosihon Anwar dan Mukhtar Solihin, Ilmu Tasawuf, (Bandung: CV Pustaka Setia,
2000), hal. 30.
79
khalwat di tengah keramaian atau dalam bahasa Arab disebut al-khalwah fî al-
jalwah. Abdul Ghani al-Nablusi menjelaskan maksud dari perkataan ini adalah
seseorang secara lahir tampak seperti orang pada umumnya, baik dari cara
berpakaian. Dia tidak menyelisihi adat dan pola hidup orang sekitarnya. Hanya
Hal ini berbeda dengan praktik khalwat lahir yang mana seseorang
menampakkan dirinya berbeda dengan orang lain, baik dengan mengasingkan diri
superioritas secara spiritual pada diri pelakunya. Tidak jarang hal itu lalu
mengundang perhatian manusia. Ketika perhatian manusia sudah tertuju pada diri
seseorang, sangat rentan orang tersebut terjebak dalam penyakit hati berupa takjub
diri, riya, sumah, ataupun takabur. Alih-alih dia terselamatkan dari fitnah yang
materi dan keduniawiaan. Meskipun seseorang telah dibaiat ke dalam tarekat, dia
tetap bisa menjalankan kegiatan kesehariannya dan pekerjaannya. Maka dari itu,
147
Sri Mulyati, Mengenal dan Memahami Tarekat-Tarekat Multabarah di Indonesia, hal.
103.
Fuady Abdullah, “Spiritualitas Sosial Tarekat Naqsabandiyah: Kajian terhadap Prinsip
148
Khalwat Dar Anjuman”, Jurnal TSAQAFAH: Volume 14, Number 2, November 2018, hal. 229-
230.
80
mengawasi apa niatannya dalam melakukan setiap perbuatan dan juga apakah
tindakannya sesuai dengan batasan-batasan syariat. Dengan begitu, apa yang dia
pemerintahan. Kondisi ini mungkin rumit untuk dapat dicapai dan dilakukan
baginya.
aktif dalam ranah sosial dan politik. Dia harus berkontribusi dan menjadi agen
bagian dari perjalanan mistis seseorang. Sebagai salah satu perwujudannya, tidak
musafir atau menjadi pengungsian ketika terjadi peperangan. Para mursyid tarekat
Naqsabandiyah juga terkenal terlibat aktif dalam politik. Dalam sejarahnya, dari
81
mereka ada yang menjadi orang terdekat dari khalifah atau ada juga yang
politik yang dihadapi masyarakat, keaktifan mereka juga pada gerakan pemurnian
agama Islam.149 Di saat yang sama, ketika mereka melakukan perlawanan politik,
mereka juga terlibat dalam ketegangan dengan tarekat lain karena kritik mereka
terhadap beberapa praktik yang dinilai menyalahi dan menyimpang dari syariat.
Sehingga dari penerapan prinsip khalwat dar anjuman pada tingkat ini, tarekat
bidang.
mengisolasi dan mengasingkan diri, tarekat ini mengarahkan para muridnya untuk
didapatkan dan bertambah dengan berinteraksi dan terlibat secara aktif dalam
kehidupan sosial bersama mereka. Namun sebaliknya, ketika struktur dan kondisi
kemasyarakatan jauh dari ajaran-ajaran Islam, menjadi tugas dan latihan spiritual
149
Cambridge Muslim College, Shaykh Abdal Hakim Murad - Riding the Tiger of
Modernity (2016), https://www.youtube.com/watch?v=07Ien1qo_qI&t=51s.
BAB IV
khalwat dar anjuman yang sebelumnya menjadi dasar penting keterlibatan sosial,
ternyata oleh mereka ditempatkan sebagai salah satu tahap spiritual (maqām) yang
dapat dicapai oleh mereka yang sudah terlebih dahulu berhasil melewati tahapan-
tengah keramaian baru dapat dicapai oleh mereka yang memiliki kualitas batin
yang tinggi sehingga tidak mungkin dilakukan oleh para murid yang masih berada
Tentu saja temuan itu mendorong penulis untuk bertanya lebih jauh
tentang ajaran apa yang kemudian mereka gunakan sebagai dasar keterlibatan
diri), kalau kata Syekh Doni itu fungsi dunia sebagai “kamar mandi”.
83
pandang mereka terhadap dunia yang mendorong mereka untuk terlibat aktif
dalam dunia dan masyarakat, yakni dunia yang berfungsi sebagai “kamar mandi”
tempat yang ambivalen: di satu sisi dunia diyakini sebagai manifestasi cinta Allah,
tetapi di sisi lainnya dipandang sebagai penjara bagi manusia. Sebagai manifestasi
cinta Allah, dunia dianggap sebagai salah satu tujuan tindakan penciptaan Allah:
ilahi, walaupun seperti yang dipahami oleh Ibn Arabi semuanya itu hanya sebuah
cermin yang tidak sempurna, tetapi melaluinya manusia dapat mengenal Allah.
bagi manusia justru menekankan pengaruh negatif dunia bagi manusia. Dalam
makna ini, dunia dipandang bukan sebagai manifestasi cinta Allah, melainkan
sebagai sebuah entitas yang buruk, bahkan bagi manusia tinggal di dunia adalah
sebuah hukuman.152
150
Wawancara khusus dengan Bapak Joko Sulistyo
151
5 Http://www.sufi smus-online.de/powerofLove. Diakses pada tanggal 11 November
2012.
152
Nazim Haqqani, Wege zu den Himmeln, Freiburg: Tt, 2007, hal. 26.
84
Jika pandangan negatif tentang dunia tersebut dibaca dalam terang Surat
Sajdah [32]:7 (“Yang membuat segala sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknya
dan yang memulai penciptaan manusia dari tanah”), kita dapat tiba pada satu
Sumber masalahnya terletak pada ciptaan Allah yang tinggal di dalam dunia
Jika kita perhatikan, Surat Sajdah [32]:7 berada dalam konteks penciptaan:
Allah adalah Pencipta surga dan buSmi (Surat Sajdah [32]:4–5). Itu berarti
sesungguhnya surga dan bumi itu secara kualitas adalah baik (karena yang
diciptakan dengan kualitas baik ini diciptakan Allah untuk manusia. Hanya saja,
walaupun sama baiknya, penghuni dari surga dan bumi sesungguhnya berbeda.
Dalam hal ini Syekh Nazim mengikuti pemahaman Ibnu Arabi yang mengatakan
bahwa malaikat dapat ditemukan di bumi seperti halnya di surga, tetapi di surga
tidak akan ditemukan setan. Seperti halnya Ibn Arabi, Syekh Nazim menganggap
Tradisi Quranik, setan mulanya adalah malaikat Allah yang sudah ada
Karena ketidakpatuhan untuk memberi hormat kepada Adam, maka setan dikutuk
dan tidaklagi menjadi penghuni sorga (Surat al-Hijr [15]:26–43). Dalam dialog
dengan Allah, setan kemudian meminta untuk diberi kesempatan menggoda dan
153
Mukti Ali El-Qum, Spirit Islam Sufistik, (Bekasi:Mizan, 2011), hal.
85
kacamata sufisme dapat dipahami dalam dua makna. Makna yang pertama lebih
kawan-musuh. Tanpa keberadaan salah satunya, maka yang lain tidak akan
dikenal. Memakai pola pikir Rumi ini, maka kita dapat mengatakan bahwa ketika
Allah membiarkan setan untuk menggoda manusia supaya tidak taat, maka
dunia dikemukakan oleh Syekh Nazim. Menurutnya jahat dan baik terjadi di dunia
ini karena kehendak Allah dengan tujuan membebaskan manusia dari penjara
Nazim mengambil contoh kisah Adam yang mana, menurutnya, kejatuhan Adam
ke tempat asalnya, di surga. Dalam proses ini, dunia berfungsi sebagai tempat
pembersihan yang identik dengan fungsi “kamar mandi”. 155 Jika digambarkan
154
William C Chittick, The Sufi Path of Love: The Spiritual Teaching of Rumi, ( New York.
1983), hal. 32.
155
Al-Haqqani, Wege zu den Himmeln,(Freiburg, 2007), hal. 26, lihat juga dalam buku,
Muhammad Nazim Adil al-Haqqani, Heavenly Wisdom: Contemporary Teachings of a Sufi
Master, (Cyprus: Spohr-Publishers, 2017), hal. 27.
86
Kembali kesurga
setelah pembersihan
Karena ketidaktaatanya
Surat Al-Baqarah [2]:156: Innā lillāhi wa innā ilayhi rāji`ūn (‘manusia adalah
milik Allah dan akan kembali kepada-Nya’) yang menyatakan asal usul dan tujuan
manusia.156 Berkaitan dengan asal usul manusia, Syekh Nazim memberikan dua
penekanan:
selamanya.157
Musuhnya tidak hanya setan, tetapi juga kelemahannya, egonya. Kelemahan ini
kerap membuat manusia lupa bahwa tujuan hidupnya bukanlah di dunia ini,
156
Nazim Haqqani, The Path to Spiritual Excellece, Fenton, 2006, hal. 32-33.
157
Nazim Haqqani, Wege zu den Himmeln, hal. 25.
158
Ibid., hal. 15.
87
melainkan kembali ke asalnya. Karena ketika dating ke dunia ini bersih, maka ia
juga harus bersih ketika akan kembali ke asalnya. Ini adalah prinsip yang tidak
dapat dibatalkan oleh manusia yang hidup di dunia. Itu berarti “perang” melawan
kelemahan diri sendiri dan godaan setan adalah situasi manusia selama hidup di
dunia ini.159 Meskipun demikian, tarekat ini meyakini bahwa manusia tidak
sendirian dalam menjalani perang itu. Allah mengirimkan utusannya, yakni nabi-
mandi”, pemaknaan dunia sebagai ladang akhirat ini didasarkan pada bagian
kedua dari Surat Al-Baqarah [2]:156, innā ilayhi rāji`ūn (kepada-Nya manusia
Ketika penulis wawancara dengan Syekh Mustafa, salah satu tokoh Tarekat
tentang pandangan tarekat ini terhadap dunia dengan menyebutkan prinsip “Dunia
“Prinsip ini sebenarnya tidak asing dalam tradisi Islam. Seorang Sufi
sangat baik, dia adalah investasi untuk dunia yang akan datang.
Seorang Sufi yang lain menafsirkan prinsip ini sebagai prasyarat untuk
prinsip ini tidaklah jauh berbeda dengan para Sufi yang telah disebutkan. Ia
bukanlah tujuan manusia. Satu-satunya tujuan adalah akhirat dan semua yang ada
di dunia ini hanyalah alat (wasila) untuk mencapai tujuan utama. 162 Untuk itu ada
tiga hal yang harus menjadi orientasi manusia dalam menjalani kehidupan di
dunia ini:
Haqqani. Ketika Syekh Mustafa mengatakan bahwa manusia boleh menjadi kaya
di dunia ini, maka bagi tarekat ini kekayaan pada dasarnya bukanlah hal yang
untuk memuliakan Allah, maka kekayaan itu tidak akan membawa masalah bagi
manusia. Artinya kekayaan sesungguhnya bukan milik manusia dan tidak menjadi
tujuan hidupnya. Ini mengikuti apa yang dikatakan al-Qushayri yang didasarkan
pada Surat Al-Hadid [57]:23, “kamu tidak berduka atas apa yang hilang darimu
seperti: uang, popularitas, dan kekuasaan, karena jika tidak dapat mengendalikan,
ini adalah ego dan hasrat manusia di samping juga setan. Musuh-musuh ini
peperangan melawan musuh itu sebagai berikut: “Semakin banyak harta benda
duniawi yang dimiliki seseorang di dunia ini, maka semakin banyak pula sawāb
(‘ganjaran baik’) yang akan diterimanya.” Dalam al-Quran ganjaran baik (sawāb
atau ṯawāb) selalu berhubungan dengan Allah sebagai pemberi ganjaran dan
164
Abu ‘l-Qasim Al-Qushayri, Al-Risala al-qushayriyya fi ‘ilm altasawwuf (Al-Qushayri’s
Epistle on Sufi sm), Inggris: Garnet, 2007, hal. 135.
90
maksud agar manusia atau setidaknya para murid senantiasa berperang melawan
berbagai nafsu, ego, dan godaan setan di dunia ini karena:, Semakin banyak harta
benda duniawi yang dimiliki manusia, maka semakin sering pula setan, ego, dan
manusia, maka semakin berat perang melawannya. Maka, semakin berat perang
malawan musuh-musuh tersebut, maka semakin banyak ganjaran baik yang akan
diterima. Pernyataan yang telah disebutkan memperkuat apa yang dipahami oleh
Ibn Arabi bahwa siapa yang berhasil menundukkan dunia, maka ia akan
memperoleh surga.
c. Kesalehan sosial.
Bagi tarekat ini kesalehan sosial adalah upaya untuk membangun kehidupan
bersama yang lebih baik dengan berdasarkan dua hal: cinta dan berbela rasa
1). Cinta
Cinta adalah dasar utama dari keseluruhan praksis spiritual tarekat ini. Bagi
mereka segala sesuatu diawali dari cinta Allah dan digerakkan oleh cinta-Nya.
Cinta yang seperti ini menentukan karakter jalan spiritual dari tarekat ini, yaitu
jalan cinta Jalan ini dimengerti sebagai sebuah tindakan devosi sekaligus
pengosongan diri yang memiliki dua arah: “jika kamu mencintai Allah, maka
kamu juga harus mencintai setiap ciptaan-Nya dan berusaha menolong mereka
sebisamu”.165
165
Nazim Al-Haqqani, Love, (Malaga: Sereseres Editions, 2008), hal. 26.
91
Mencintai ciptaan Allah dan juga sesama adalah perwujudan dari cinta
kepada Allah. Ciptaan Allah dan sesama manusia secara bersamaan menjadi
prasyarat untuk merealisasikan cinta kepada Allah. Sehingga cinta kepada ciptaan
Allah dan sesama manusia ditransendensikan: bukan lagi sekadar sebuah tindakan
Status khusus manusia menjadi dasar yang lain mengapa manusia harus
mencintai ciptaan Allah. Menurut tarekat ini, manusia adalah representasi dari
cinta ilahi sehingga semua ciptaan Allah yang lain memohon dicintai oleh
manusia. Oleh karena itu sudah seharusnya manusia menjadi mata air cinta
bahkan menjadi samudera yang dipenuhi oleh rasa cinta. 166 Manusia menjadi
mencintai itu, ciptaan Allah dan sesama manusia bukanlah menjadi objek yang
Allah.
Ajaran tentang cinta tersebut dapat dijelaskan dalam struktur ganda berikut:
pertama, manusia haruslah mencintai ciptaan Allah dan sesama demi/untuk Allah;
dan kedua, manusia harus mencintai mereka karena Allah. Keduanya disatukan
untuk mencintai sekaligus mencintai agar hidup. Hal ini sejalan dengan hadits:
“tangan yang berada di atas lebih baik dari tangan yang berada di bawah karena
tangan yang di atas adalah pemberi dan tangan yang di bawah adalah pengemis”
166
Ibid., hal. 47-48.
92
Cinta dan kedamaian juga telah menjadi ciri bahkan inti ajaran yang
dihidupi dalam perilaku sehari-hari para murid tarekat ini. Melalui Sufisme ia
menentang gerakan Islam radikal. Dengan pertolongan para wakilnya yang diberi
Amerika dan Asia, Syekh Hisham Kabbani, tarekat ini telah mendirikan beberapa
167
Seperti Islamic Supreme Council of America, sebuah organisasi pendidikan non-profit
dan non-pemerintah yang memberi perhatian secara khusus pada pengembangan karakter moral.
Kegiatan yang dilakukan organisasi ini antara lain ceramah untuk mempromosikan pandangan
Islam yang moderat dan mengadakan forum dialog lintas iman. Selain itu juga mendirikan Centre
for Spirituality and Cultural Advancement yang mempromosikan tradisi-tradisi Sufi untuk
perkembangan spiritual manusia serta mengupayakan perdamaian dan harmoni antar pemeluk
agama
93
kepada harta benda duniawi. Dengan kata lain, menolong orang-orang yang
Masyarakat
keluargannya.
Allah ketika terjadi padanya suatu kesalahan dan dosa.168 Secara “zahir”, Syariah
menyuruh manusia berusaha, maka dari itu selain mengajarkan manusia untuk
selalu dekat kepada Allah, tarekat ini juga mengajarkan kapada para pengikutnya
agar dapat hidup mandiri dan tidak terperangkap dalam mengartikan kata “zuhud”,
dalam artian bahwa hidup bertarekat bukan berarti manusia harus meninggalkan
168
Syekh Ma’mur, Tasawuf, (Jakarta: Majlis Naqhtujamin, 2000), hal. 6.
169
Amin Syukur, Zuhud di Abad Modern, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004), hal. 182.
94
percetakan kitab-kitab yang biasa di baca oleh para pengikut tarekat, misalnya
amalan harian bagi para salik Naqsyabandiyah, kitab-kitab yang biasa di baca oleh
para pengikut tarekat, misalnya amalan harian bagi para salik Naqsyabandiyah,
kitab Dalail al-Khayrat, Manaqib, Asma ul-Husna, Sohbet dari Mursyid tarekat
Dalam bidang keagamaan pengaruh ajaran tarekat ini sangat berarti bagi
Setelah ikut ke dalam tarekat ini, mereka yang biasanya shalat karena paksaan dan
gengsi, maka sekarang shalat karena ingin bertemu dengan Allah. 170 Semua yang
mereka kerjakan terasa lebih enak, karena semua dikerjakan dengan rasa cinta.
Kalau kita sudah mengenal sesuatu dan kita mencintainya pasti kita akan
mementingkan urusan duniawi dan sikap bias di bilang brutal, tetapi setelah ikut
tarekat ini mereka mulai memikiran tentang kehidupan kedepan (surgawi) dan
Tarekat ini sesungguhnya adalah pelajaran menjaga hati untuk menata diri
kita sendiri dari ego supaya tidak mencuat keluar, dan untuk sekarang pengaruh
yang dirasakan dari menjaga hal itu, yaitu lebih bias bersikap sabar terhadap
170
Wawancara Pribadi dengan Syahdan di Zawiyah Cinere, pada 21 Oktober 2017
171
Wawancara Pribadi dengan Sugiarto di Zawiyah Cinere, pada 21 Oktober 2017
172
Wawancara pribadi dengan Micky di Zawiyah Cinere, pada 21 Oktober 2017.
95
apapun, lebih ikhlas dan bisa lebih mencintai sesama. 173 Hidup juga menjadi lebih
berwarna, karena yang diajarkan dalam tarekat ini adalah cinta, maka yang kita
curahkan adalah cinta dan kasih sayang. Hidup juga menjadi lebih damai tenang
dan berarti karena semuanya itu jadi lebih indah. Syekh Nazim juga mengajarkan
untuk berpikiran positif maka semua yang kita lihat itu menjadi indah. Karena
suatu hal apapum kalau kita lihat dari hal yang positif insya Allah akan ikut positif
juga. Mereka tidak hanya melakukan ibadah lahir yang telah di tetapkan oleh
syariat, seperti shalat, puasa maupun menunaikan ibadah haji. Namun mereka juga
Akan tetapi zikir ini bukan suatu kewajiban karena sekarang kita berada di
zaman modern, dan banyak orang yang sibuk dengan kesibukannya masing-
masing, dan tidak mempunyai cukup waktu untuk melaksanakan dzikir tersebut.
lama dzikir yang akan mereka lakukan. Akan tetapi jika mempunyai waktu untuk
melakukannya, baik itu siang, sore, malam ataupun subuh, maka akan baik sekali.
Karena dengan melakukan dzikir kita seperti menyemir hati hingga hati kita
Bagi yang ingin menjadi ikhwan tarekat tidak ada persyaratan khusus
kecuali Islam dan baliqh. Dengan kedua syarat tersebut seseorang bisa di bai’at
untuk menjadi ikhwan tarekat. Karena bagi Syekh Nazim jika ada yang ingin
masuk ke dalam tarekat ini mereka akan langsung di bai’at oleh Syekh Nazim
sendiri. Beda dengan zaman dulu, jika kita ingin masuk ke dalam satu tarekat dan
173
Wawancara pribadi dengan Meni di Zawiyah Cinere, pada 21 Oktober 2017.
96
langsung oleh Syekh Nazim. Karena pada saat orang itu sudah dibai’ait, beliau
menganggap orang itu sebagai keluarga dan akan beliau rawat melebihi orang
tuanya sendiri.
untuk bersahabat dan berasosiasi dengan para pembela Sayyidina Muhammad saw
karena mereka berada pada jalan Mawlana, tak peduli apakah mereka
Tarekat ini biasa dibilang adalah tarekat yang sangat moderat. Moderat
dalam arti orang yang masuk ke dalam tarekat ini latar belakangnya beragam dan
sangat umum. Sampai sejauh ini, tidak pernah ada habatan dalam berkembangnya
jumlah murid (jama’ah) tarekat ini terus bertambah. Mereka dari berbagai
kelangan baik itu elit politik; kepala negara, pejabat. Kaum intelektual; tokoh
174
Wawancara Pribadi dengan Pak Joko Sulistio di Yogyakarta 22 Desember 2018.
175
Saat ini telah ada hampir 100 kelompok (Arab: zawayah) yang tersebar di beberapa kota
di Pulau Sumatera, Sulawesi, Kalimantan, Bali, dan Jawa. Syekh Mustafa Mas’ud menjadi wakil
Syekh Nazim untuk membimbing para murid di Indonesia.
97
awam; pedagang, petani, pengangguran dan lain-lain. Tarekat ini juga di kenal
dengan profil yang baik, sehingga tidak pernah ada predikat sebagai aliran sesat,
terlebih jika kita melihat profil yang baik, sehingga tidak pernah ada predikat
sebagai aliran sesat, terlebih jika kita melihat profil Syekh Nazim dan di negara-
Isya dan dilanjutkan dengan membaca dzikir kurang lebih satu atau setengah jam,
setelah melaksanakan dzikir biasanya ada ceramah atau hanya dzikir, karena
nasehat terbatas. Ada yang hanya untuk memimpin dzikir, dzikir dan memberikan
kesibukan masing-masing jama’ah mereka bisa datang, bisa pula tidak datang
dalam minggu-minggu yang telah ditentukan, dan kadang selalu ada saja orang
baru. Karena pangajian ini bersifat terbuka, dan walapun mempunyai lebel tarekat
ini.
sama ciptaan Allah. Pastinya ada saja yang beranggapan bahwa tarekat ini sesat
atau apapun, dan jika ada tanggapan yang negatif tidak akan dihiraukan, mereka
(akhwat/ikhwan) hanya bisa bersabar, karena jika tidak bersabar takutnya akan
menjadi perdebatan dengan mereka yang kontra. Nabi Muhammad saw. Pernah
bersabda “ada seseorang yang beriman tetapi menjadi tidak beriman karena sering
berdebat” jadi saya hanya bisa mendoakan supaya orang itu diberikan kepahaman.
Jika walaupun ada yang pro dan kontra, tetapi bagi akhwat/ikhwan tarekat
selagi mereka tidak berbuat yang aneh-aneh, mereka tidak akan memikirkan
pendapat mereka yang kontra. Yang panting mereka tunjukan dengan mengikuti
dzikir di zawiyah ini insya Allah segala tingkah laku menjadi lebih baik dan cara
untuk saling berinteraski satu sama lain baik itu yang pro dengan tarekat ataupun
masing. Karena keyakinan apa pun asal dilakukan dengan yakin insya Allah akan
bertemu di titik yang sama yaitu Allah. Dengan empat prinsip yang sangat di
hormati Syekh Nazim yaitu; cinta, saling menghormati, rendah hati, dan ikhlas.
Haqqani. 176
kehidupan bersama yang lebih baik dengan berdasarkan beberapa hal: cinta, dan
berbela rasa terhadap orang yang membutuhkan. Cinta dan kedamai-an juga telah
menjadi ciri bahkan inti ajaran yang dihidupi dalam perilaku sehari-sehari para
tarekat itu anti-sosial. Dengan pertolongan para wakilnya yang diberi mandate
dan Asia. Dibawah komando Syekh Hisham Kabbani, tarekat ini telah mendirikan
umat beragama dan menolong orang-orang miskin sebagai bentuk sosialnya. Pada
176
Wawancara pribadi dengan Abdurrauf Kurniadi (Sekertaris I) di Yayasan Haqqani
Indonesia, pada 20 Oktober 2017.
100
berdiri pada tahun 1997 dan didirikan oleh Putri Syekh Nazim Adil Al-Haqqani
yaitu Hajjah Naziha Adil Kabbani. HNCS juga disebut badan amal Muslim yang
upaya di tingkat lokal dan global. Proyek-proyek yang telah didukung oleh
organisasi termasuk bantuan darurat, makanan dan pakaian untuk para tunawisma,
Nazim Adil. Putrinya, Hajjah Naziha Adil Kabbani adalah keturunan Nabi
Muhammad (saw), melalui garis keturunan ibu dan ayah. Dia menikah dengan
Syekh Muhammad Hisham Kabbani, wakil dan pewaris spiritual Syekh Nazim.
Hajjah Naziha dan Syekh Muhammad Hisham Kabbani, wakil dan pewaris
Inggris, Eropa, anak benua India, Asia Tenggara, Australia, Amerika Selatan,
Selama lebih dari dua puluh tahun, mereka telah mengembangkan warisan
Syekh Nazim dengan mengarahkan berbagai proyek bantuan darurat bencana dan
177
David W. Damrel, “Tarekat Naqsyabandi-Haqqani di Amerika Utara”, Sufi-Sufi
Diaspora: fenomena Sufisme di Negara-Negara Barat, (Bandung: Mizan Media Utama, 2006),
hal. 204.
178
Hajjah Amina Adil, A Scent Of Saintliness, (Tp, 2012), hal. 4.
101
pasca Tsunami. Pimpinannya, Tgk. Zamhuri merupakan orang Aceh yang sedang
Khalifah. Ia ditunjuk oleh Syekh Hisyam Kabbani sebagai khalifah untuk Aceh
yang dapat membaiat jamaah untuk bergabung dengan tarekat tersebut. Setelah
bantuan dari “Sohbet Haqqani Indonesia” untuk korban tsunami. 179 Tidak hanya di
Indonesia saja akan tetapi juda di daerah Pakistan (bantuan gempa bumi); Kabul,
Istanbul, Turki (bantuan gempa bumi). HNCS adalah evolusi alami dari pekerjaan
berharga bagi Syekh Nazim. Tindakan kebaikan dan amal adalah bagian yang
sangat penting dari Islam dan tarekat ini. Berbagi dengan orang lain yang kurang
beruntung dari diri kita menjadi lebih penting. Selain membantu orang lain,
komunitas dan kolaborasi kelompok dengan visi dan nilai bersama. Sadar bahwa
misi hanya dapat berhasil dicapai melalui kemurahan hati orang lain, amal dan
anggotanya berkomitmen untuk alokasi sumber daya yang efisien, penuh kasih;
untuk membantu masyarakat luas. HNCS juga bekerja sama dengan bebearapa
179
Sehat Ihsan Shadiqin, “Tasawuf Di Era Syariat: Tipologi Adaptasi dan Transformasi
Gerakan Tarekat Dalam Masyarakat Aceh Kontemporer”, Substantia, Volume 20 Nomor 1, April
2018, hal. 76.
102
penjualan kurma dan buku-buku pendidikan Ajwah. Sumbangan ini dibagi dalam
minum yang aman, membantu dengan pasokan pendidikan dan medis, serta
yang paling miskin di dunia contohnya Pakisatan, HNCS memberi makanan untuk
satu minggu 2 kali-5 kali. Jika memasuki bulan Ramdhan kegiatan membantu
sesama dilakukan setiap hari selama bulan Ramadhan, tim relawan HNCS akan
180
Banyak Muslim memilih untuk membayar Zakat selama bulan Ramadhan, yang
merupakan persyaratan untuk melakukan donasi berdasarkan penghasilan pribadi, tabungan, dan
barang-barang yang dimiliki setelah melewati ambang tertentu. Kunjungi situs web HNCO/HNCS
di hajjahnazihacharity.co.uk, di mana akan menemukan kalkulator Zakat, untuk melihat apakah
aset bersih atau melebihi Nisab, dan jika demikian, berapa banyak yang dapat mereka sumbangkan
untuk amal tahun ini.
181
Setiap orang dari segala usia dalam rumah tangga Muslim diwajibkan untuk
mempraktikkan Zakat al Fitr, tetapi kepala rumah tangga dapat memberikan kontribusi atas nama
mereka. Donasi biasanya dihitung berdasarkan harga satu kali makan atau 'cukup untuk diambil
dengan dua tangan' dan dapat dilakukan kapan saja selama Ramadhan, selama itu sebelum
perayaan Idul Fitri, pada akhir periode puasa. Di zaman modern, kontribusi itu bisa melalui online
dan wab itu telah di kelola oleh Tarekat Naqsyabandiyah Al-Haqqani dengan tepat, jika ada yang
belum memberikan sumbangan, itu dapat dilakukan melalui HNCO/HNCS dengan mengunjungi
hajjahnazihacharity.co.uk
182
Untuk puasa yang terlewatkan melalui kesehatan yang buruk atau kehamilan, yang tidak
dapat dibuat setelahnya dengan alasan yang sah, Fidya harus dibayar. Dalam hal ini, sumbangan
sebesar £ 4,00 dapat menyediakan dua kali makan untuk seseorang yang kurang beruntung dari
Anda.
183
Jika puasa dilanggar tanpa alasan yang diijinkan, dan puasa dua bulan kompensasi tidak
mungkin, maka Kaffarah dibayar. Dalam kasus ini, $ 120 akan menyediakan dua kali sehari
selama 30 hari (dibayar untuk mereka yang tidak dapat puasa) dan $ 240 akan menyediakan dua
kali sehari selama 60 hari (dibayarkan untuk mereka yang sengaja berpuasa dari puasa selama
bulan Ramadhan).
103
yaitu tepung, beras, mentega/ghee, lentil dan rempah-rempah. Bagi pria, wanita
dan anak-anak yang tinggal di wilayah itu, makan sederhana dianggap sebagai
kemewahan. 184
Relawan HNCS saat ini di Pakistan memasang 100 pompa air di beberapa
tempat paling terpencil dan miskin di negara itu. Bagi sebagian penduduk desa, ini
akan menjadi pertama kalinya mereka memiliki persediaan air bersih di kota asal
mereka seumur hidup. Inisiatif yang menginspirasi ini didanai oleh sumbangan
Ramadhan 2019 Food Drive yang sangat sukses, yang menghasilkan 30 desa yang
diberi makan dalam 30 hari di Pakistan dan 30 desa yang diberi makan dalam 30
hari di India dan membangun sekolah di desa-desa yang tidak terjangkau oleh
Development Centre Indonesia, Yayasan Samudra Cinta dan Café Rumi. Dengan
dapat digunakan sebagai; Majelis Ilmu dan Dzikir, Krusus dan Pelatihan Tasawuf,
184
https://hajjahnaziha.org/school-remodel-progress/ di akses pada 22 Juni 2019.
185
Lihat di berita, Hajjahnaziha.org
104
Selama ini kegiatan sosial yang sudah berjalan yaitu di bidang pendidikan
yaitu dengan membuat sebuah sekolah TK untuk mereka yang kurang mampu dan
anak yatim tanpa biaya satu persen pun. TK tersebut dikeloa oleh Yayasan Asih
lalu melibatkan para murid tarekat ini dalam pendidikan anak usia dini fokus pada
anak-anak yang hidup dalam keluarga miskin dan anak-anak yatim agar karakter
baik mereka dapat dibentuk secara optimal. Untuk mencapai tujuannya, Yayasan
Asih bekerja sama dengan pemerintah, para pengusaha, dan pribadi-pribadi yang
tergerak untuk terlibat menangani pendidikan anak usia dini. Mereka memiliki
keyakinan bahwa sesungguhnya banyak pihak (pengusaha dan pribadi) yang siap
Hanya saja mereka sering tidak tahu ke mana dan kepada siapa mereka
akan menyalurkan bantuannya. Untuk itu, Yayasan Asih ini menempatkan diri
dengan pendidikan, Yayasan Asih yang didirikan oleh para murid tarekat ini
menjadi mediator antara pihak perusahan dan Yayasan yang berada di kantong-
dan Bekasi) agar para pengusaha tersebut tahu persis apa sesungguhnya
Selama ini bentuk bantuan yang diberikan beraneka ragam seperti: alat
peraga pendidikan, rehab bangunan, kesehatan untuk anak-anak, dan dana duntuk
metode mengajar kepada para guru-guru. Tidak hanya itu, mereka juga
memberikan latihan keterampilan kepada orang tua murid yang rata-rata hidup
Keterampilan yang diberikan antara lain membuat kerajinan dari limbah rumah
tangga (seperti: bungkus sabun, botol air mineral, dan drum bekas) yang yang
dibuat menjadi barang-barang siap jual (seperti: tempat sampah dari drum bekas,
Inti dari semua keterlibatan tersebut adalah mereka tidak ingin sekadar
mereka, dari mentalitas yang merasa tidak mampu dan selalu bergantung pada
Begitu banyak kaum fakir miskin yang ditemui di sepanjang jalan. Mulai
dari pengemis, pemulung, anak jalanan, tukang becak sampai gelandangan tak
sedikit dari mereka serba kekurangan, bahkan makan pun susah. Dari 70 juta
anak-anak di Indonesia, hampir 20 juta sangat miskin, (hidup di jalanan atau tidak
memiliki keluarga). Fenomena sosial inilah yang menjadi satu alasan bagi
Shaikh Nazim meluncurkam Karem Food Drive pada 2010 terus berkembang
sampai sekarang. Hingga saat ini, pengikut tarekat rutin setiap hari jum’at
turun langsung ke jalan untuk berbagi rezeki sambil berkhlwat (menyepi dalam
keramain dan berzikir dalam keramain). Karem Food Drive masih satu divisi
106
dengan HNCS (Hajjah Naziha Charitable Society) dan Majelis Haqqani Indonesia
Jinan (Cibinong), Zāwiya Setu Jajar (Depok), Zāwiya Uts. Sholib (Limo), Zāwiya
Untuk Fun Fact Karrem Food Drive Priode 2016-2017 memiliki 30 titik
aktif lokasi sumbangan ,130-150 juta yang telah dikeluarkan, 50 jumlah aktif
donator, 13.000-15.000 jumlah nasi box yang telah disumbangkan. Karrem Food
Drive tidak hanya memberikan nasi box saja akan tetapi juga memberikan
makanan, paket sembako, minyak, tepung terigu, gula pasir, kue kaleng, dan uang
sekitar 150.000 untuk per-orang. Setiap zāwiya serentak memberikan paketan atau
bingkisan sebagai bentuk bakti sosial untuk anak-anak jalan, duafa, anak yatim,
dan orang kurang mampu.186 Ketika menjelang bulan Ramdhan Karrem Food
Drive dalam 30 hari full memberikan tajil, kurma dan makanan untuk berbuka
puasa diberikan kepada orang-orang yang berpuasa. Bakti Sosial bagi tarekat ini
186
Total seluruh Zawiyah memberikan 730 paket bingkisan setiap minggu dengan rata rata
senilai 150.000 dan memberikan uang 100.00 peranak (anak yatim), untuk baksos lebih
memfokuskan kapada anak-anak yatim. Dalam sambutannya Shaykh Omar Kabbani mengatakan
mereka adalah calon penerus bangsa, dan dengan membantu mereka diharapkan mereka juga
nanti akan membantu sesama. Lihat di Suliive_id
107
adalah sudah menjadi kewajiban, salah satunya dengan menyatuni yayasan anak
yatim (dengan memberikan bantuan sekitar 50 juta), dan membantu saudara yang
terkena bencana.
Karrem Food Drive juga membuat progam “makan gratis”. Abdul Ra’uf
mengatakan;
menghadirkan progam harian. Terciptalah ‘makan gratis tiap hari’ dengan tanpa
“Siapa saja boleh singgah makan, bukan cuma fakir miskin. Setiap
hari disediakan 200 porsi dalam bentuk nasi box yang berisi nasi
putih porsi besar, sayur manyur, buah-buahan, daging
ikan/ayam/sapi, aqua gelas, tisu dan cinta. Saya berharap nantinya
akan bertambah lagi porsi makanan untuk program harian tersebut”.
dari donator. Donatur sendiri berasal dari masyarakat yang ia sendiri tidak tahu
mengatakan;
187
Wawancara dengan Muhammad Abdul Ra’uf (pemilik Café Rumi), pada 18 Oktober
2017.
108
“saya sudah tidak tahu dari mana saja donasi itu masuk ke rekening
yang sudah kami sediakan. Awalnya kami share di medsos saja.
Semua dana yang masuk itu kita habiskan setiap pekan untuk
kepentingan sedekah ini”. 188
Sulawesi, dan Bali. Salah satu zāwiya (kelompok) yang menarik perhatian penulis
adalah Rabani Sufi Center yang terletak di Limo Cinere-Depok, Jawa Barat,
Tembok yang tidak terlalu tinggi mengelilingi kompleks ini. Di dalamnya terdapat
tiga bangunan. Bangunan yang pertama adalah bangunan utama yang terdiri dari
berbagai bagian. Bagian yang relatif besar berfungsi sebagai tempat tinggal Syekh
Doni beserta keluarganya, bagian lainnya yang relative lebih kecil menjadi tempat
tidur dan makan para murid. Bangunan kedua adalah sebuah pendopo berukuran
sedang yang menjadi pusat kegiatan zāwiya ini, seperti: zikir, latihan membaca al-
Quran, dan latihan taekwondo). Bangunan terakhir adalah sebuah masjid kecil.
ini adalah Syekh Doni. Ketika penulis berkunjung ke sana dan berbincang-
bincang dengan beliau, kami duduk di lantai diteras bangunan utama, sementara
para murid, yang mayoritas anak-anak jalanan, duduk mengelilingi kami berdua.
188
Wawancara dengan Muhammad Abdul Ra’uf (pemilik Café Rumi), pada 18 Oktober
2017.
109
percakapan yang kami lakukan. Perilaku ini merupakan bagian dari etika dalam
tradisi sufi: agar menunjukkan ketaatan dan rasa hormat kepada syekh sekaligus
seksama karena setiap perkataan yang keluar dari syekh sangat penting untuk
beliau:
adalah pengamen, maka Syekh Doni menyediakan studio musik beserta pelatih
profesional agar mereka dapat meningkatkan kualitas menyanyi mereka. Selain itu
Tasawuf memiliki metode lengkap untuk pemelihara jiwa agar tidak mudah
macam penyakit jiwa. Tasawuf memiliki beberapa konsep untuk ketenangan jiwa,
yang bisa menimbulkan strees pada orang lain. Dengan cinta, seseorang bisa
sehingga jiwanya selalu tenang, tenteram, dan tidak tegang. Dengan cinta,
seseorang bisa terhindar dari tekanan-tekanan batin akibat kompetisi yang amat
anak jalanan itu adalah memberikan senyuman kepada siapa saja yang datang
berkunjung ke Rabani Sufi Center. Latihan ini awalnya terkesan sangat mudah,
tetapi akan menjadi sangat sulit ketika mereka harus menjadikan itu sebagai
sebuah kebiasaan. Tujuan Syekh Doni menerapkan latihan ini adalah agar mereka
berlatih untuk mengendalikan rasa marah dan permusuhan. Jika tersenyum telah
menjadi sebuah kebiasaan bagi mereka (bukan lagi terpaksa), maka mereka akan
menjadi lebih ramah dan tenang. Hal ini juga diakui oleh beberapa anak jalanan
yang tinggal di sana. Ada yang mengaku bahwa ia menjadi lebih tenang setelah
190
Moh. Asror Yusuf, “Konsep Manusia Ideal Seyyed Hossein Nasr dan Relevansinya
Dengan Pengembangan Karakter Masyarakat Modern Indonesia”, Didaktika Religi Vol. 4, No. 1
2016, ha.135
111
Selain latihan “tersenyum”, para anak jalanan ini juga mengikuti berbagai
kegiatan rutin Rabani Sufi Center seperti belajar membaca al-Quran setiap malam
dan mengikuti zikir berjamaah setiap hari kamis malam. Para anak jalanan ini
tidak selamanya tinggal di Rabani Sufi Center (dan itu juga tidak diharapkan oleh
sebelumnya tinggal dan belajar di Rabani Sufi Center telah bekerja dan menikah.
Bagaimana hal itu terjadi? Jawabannya adalah jaringan yang dibangun antara
alumni Rabani Sufi Center (yang sudah dapat hidup mandiri) dan mereka yang
masih tinggal disana. Mereka saling membantu untuk mencarikan pekerjaan yang
layak demi masa depan yang lebih baik. Bagi mereka, tindakan itu adalah salah
Al Haqqani atau juga bisa disebut dengan gerakan filantropi, keterlibatan tarekat
ini dalam menolong para anak jalanan untuk menata masa depannya dapat
Pemahaman dunia yang demikian ini terkait dengan peristiwa turunnya Adam dari
surga ke dunia. Peristiwa ini sendiri tidak dimengerti sebagai sebuah hukuman
Demikian pula yang diyakini oleh tarekat ini, khususnya Syekh Doni. Ketika
tarekat ini memberikan kesempatan kedua kepada anak-anak jalan tersebut, maka
112
otomatis mereka melihat anak-anak jalanan ini sebagai ciptaan Allah dan sesama
manusia yang juga berhak menerima cinta Allah: cinta yang mampu mengubah
karakter liar dan pemarah menjadi ramah, penuh senyum, dan tenang. Selama
mereka di dalam Rabbani Sufi Canter mereka tidak dikenakan biaya 1 persen pun;
makan, belajar dan kegiatan lainya, semua itu ditanggung oleh Syekh Doni.
orang yang membutuhkan yaitu sebagai prinsip tarekat ini. Kegiatan sosial yang
dilakuan bisa berupa memberikan makanan kepada anak-anak jalanan yang di luar
Rabbani Canter, kegiatan bakti sosial dan menyatuni para anak-anak yatim. Hal
menjalani kehidupan di ladang akhirat ini. Mereka berjalan dan berziarah secara
dan bela rasa akan memampukan mereka menjadi teman seperjalanan yang baik,
yang selalu siap menolong dan memberikan kesempatan kedua ketika teman
jawab sosial dari para murid tarekat ini, melainkan lebih dari itu, yakni untuk
191
Jazilus Sakhok dan Siswoyo Aris Munandar, “Aktivitas Sosial Tarekat Naqsyabandiyah
Al-Haqqani Sebagai Bentuk Kesalehan Sosial”, Prosiding di ajukan kepada Pascasarjana IAIN
Kediri, Vol. 1, No. 1, 2018, hal. 60-61.
113
our brothers and sisters need help, we have to help, we will be going
up quickly”.192
devosi (kepercayaan) kepada Allah. Itulah bentuk kesalehan sosial mereka. Ciri
kesalehan tarekat ini adalah tidak berorientasi pada dirinya sendiri, melainkan
termarjinalkan sebagai tujuan devosi mereka. Secara tidak langsung, mereka juga
keterlibatan itu menjadi sarana latihan rohani mereka untuk mengasah hati dan
diri agar semakin dimurnikan untuk mencintai Allah. Artinya, ketika mereka
dengan sesama, sesungguhnya pada saat yang sama mereka sedang berproses
192
Muhammad Hisham Kabbani, Pearls and Coral, hal. 86. Dan ini di ungkapkan juga
oleh Syekh Mustafa ketika wawancara.
114
Sleman. Terletak kurang lebih 5 km arah utara dari Monumen Jogja Kembali.
CV. Sogan Jaya Abadi didirikan pada tahun 2002 dengan brand Sogan
Batik Rejodani, yang mana nama Sogan Batik Rejodani didapat karena pada awal
sogan berasal dari kata soga yang menghasilkan warna coklat, karena pengalaman
yang didapat tentang warna alami belum banyak, maka ketika ingin mewarna
merah justru menjadi warna coklat, begitupun dengan warna-warna yang lain,
karena kejadian itu maka dinamakan Batik Sogan. Sedangkan Rejodani didapat
dari nama dusun di mana perusahaan itu bertempat, yaitu di Dusun Rejodani. 194
Dusun Rejodani bukanlah merupakan desa batik, maka pada waktu itu Iffah
M. Dewi sebagai pendiri CV. Sogan Jaya Abadi melatih beberapa perempuan
Dusun Rejodani untuk membatik tulis, sampai sekarang Sogan Batik Rejodani
2006, dikarenakan Sogan Batik Rejodani mulai dikenal dan masyarakat mulai
menggunakan produksinya.
193
Wawancara dengan direksi Sogan batik pada 22 juni 2019.
194
wawancara dengan Sri Umiyati Alifah
115
Sogan Village menempati dua buah bangunan kuno di atas tanah seluas
6000 m², berupa bangunan yang dibangun oleh H. Muhammad Darum, yang juga
kakek buyut dari Iffah. Pada masanya H. Muhammad Darum adalah tokoh
penggerak kegiatan produksi kerajinan pada masa tahun 1850-1900, namun tahun
setelah itu kejayaan yang berasal dari industri kecil tersebut tidak lagi ada yang
meneruskan. Bangunan yang ditempati tersebut terdiri dari dua gedung yaitu
gedung limasan dan gedung joglo. Gedung limasan difungsikan sebagai meeting
room dan batik production, bangunan di sebelah utara tersebut dibangun pada
tahun 1854, limasan menggunakan kayu jati berwarna dominan kuning dan hijau
tinggal Bapak Kyai H. Muhammad Darum dan rumah ini pernah terbakar pada
tahun 1922, namun kembali dibangun pada tahun 1923, sekarang pendopo
limasan digunakan untuk ruang pertemuan, wedding party, dan lain-lain. Mulai
pada tahun 2002 oleh Iffah, ruang tangen digunakan sebagai ruang produksi batik
sampai sekarang.
CV. Sogan Jaya Abadi sekarang di bawah komando Bapak Faiz dan Ustad
Lutfi yaitu murid dari Syekh Mustafa Masud (Wakil Mursyid dari Syekh Hisam
kesulitan (termasuk orang miskin) dan dengan suka cita menolong mereka.
116
Akhirnya Bapak Faiz dan Ustad Lufti mulai sekitar 2006 mencoba membuat
semacam pondok atau asrama untuk pekerjanya. Keunikan di sini yaitu Ustad
hingga menjelang isya dan para pekerja di wajib untuk solat lima waktu dengan
berjamaah serta melakukan solat nduha sebelum berkerja. Setiap ada yang khatam
pakaian wol. Salah satu tokoh besar Sufi al-Junayd, menjelaskan makna taṣawwuf
dengan menggunakan analogi tanah. Baginya seorang Sufi adalah seperti tanah
(yang subur): segala hal yang buruk (busuk) dilempar (dibuang) ke atasnya, tetapi
dianggap sebagai anak nakal tidak memilik masa depan yang baik. Justru Rabbani
195
Wawancara dengan Bapak faiz dan Ustad Lutfi pada 10 Maret 2018.
117
Canter memberikan masa depan mereka dengan baik, memperbaiki ndohir dan
batinnya.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
bahwa prinsip Khalwat dar anjuman yang menjadi latarbelakang para pengikut
tarekat Naqsyabandiyah Al-Haqqani bergerak dalam bidang sosial dan prinsip itu
ternyata oleh mereka ditempatkan sebagai salah satu tahap spiritual (maqām) yang
dapat dicapai oleh mereka yang sudah terlebih dahulu berhasil melewati tahapan-
tahapan sebelumnya.
Pertama, Fungsi Dunia sebagai “Kamar Mandi” (Ad-dunya Hamāmu), bisa juga
disebut juga dengan proses taubat dan pembersihan diri. Kedua, Dunia sebagai
makna positif dunia “dunia ini baik, sangat baik, dunia adalah investasi untuk
119
119
dunia yang akan datang. Banyak manfaat yang didapat dalam dunia, tetapi hanya
orang bijaklah yang mengetahui”. Satu-satunya tujuan adalah akhirat dan semua
yang ada di dunia ini hanyalah alat (wasilah) untuk mencapai tujuan utama. Untuk
itu ada beberapa hal yang harus menjadi orientasi manusia dalam menjalani dunia
ini di antaranya: Hati yang tidak terpikat pada dunia maupun materi, perang
melawan musuh manusia (hawa nafsu, dan godaan setan). Terakhir adalah prinsip
yang paling penting dalam tarekat ini yaitu kasalehan sosial yang akan melahirkan
antaranya: Pertama, HNCS (Hajjah Naziha Charitable Society) adalah badan amal
yang berdiri pada tahun 1997 dan didirikan oleh Putri Syekh Nazim Adil Al-
Haqqani yaitu Hajjah Naziha Adil Kabbani. HNCS juga disebut gerakan filantropi
manusia yang membutuhkan melalui upaya di tingkat lokal dan global. Proyek-
proyek yang telah didukung oleh organisasi termasuk bantuan darurat, makanan
dan pakaian untuk para tunawisma, penggalian sumur, buku pendidikan dan
Kedua, Karem Food Drive In Indonesia, Karem Food Drive masih satu
divisi dengan HNCS (Hajjah Naziha Charitable Society) dan Majelis Haqqani
Indonesia yang berkerjasama dengan PT. Buana Varia. Untuk Fun Fact Karrem
120
Food Drive Priode 2016-2017 memiliki 30 titik aktif lokasi sumbangan ,130-150
juta yang telah dikeluarkan, 50 jumlah aktif donator, 13.000-15.000 jumlah nasi
box yang telah disumbangkan. Karrem Food Drive tidak hanya memberikan nasi
box saja akan tetapi juga memberikan makanan, paket sembako, minyak, tepung
terigu, gula pasir, kue kaleng, dan uang sekitar 150.000 untuk per-orang. Setiap
zāwiya serentak memberikan paketan atau bingkisan sebagai bentuk bakti sosial
untuk anak-anak jalan, duafa, anak yatim, dan orang kurang mampu. Karem Food
untuk menunjukkan cinta kepada Allah. Itulah bentuk kesalehan sosial mereka.
Ciri kesalehan tarekat ini adalah tidak berorientasi pada dirinya sendiri, melainkan
menjadi sarana latihan rohani mereka untuk mengasah hati dan diri agar semakin
dimurnikan untuk mencintai Allah. Artinya, ketika mereka sedang terlibat aktif
sesungguhnya pada saat yang sama mereka sedang berproses untuk mencintai
B. Saran
dengan instansi pemerintah, perguruan tinggi Islam dan Ormas Islam. Secara aktif
masyarakat luas. Untuk para peneliti selanjutnya disarankan tidak hanya meneliti
dari segi sosial saja akan tetapi juga bisa melihat dari sisi tata ekonomi dan politik.
Dari sisi tata ekonomi misalnya bisa meneliti lembaga Tarekat Naqsyabandiyah
Indonesia dan Haqqani Sufi Foundation. Sedangkan untuk tata politik bisa
meneliti Islamic Supreme Council of America (ISCA) dan Idara Minhajul Qur’an.
Daftar Pustaka
Abidin, Zaenal, “Manifestasi dan Latensi Lembaga Filantropi Islam dalam Praktik
Pemberdayaan Masyarakat: Suatu studi di Rumah Zakat Kota Malang”,
SALAM: Journal Studi Masyarakat Islam, Volume 15 Nomor 2 Desember
2012.
__________, Nazim Adil, 99 Drops From Endless Mercy Oceans, Cyprus: Spohr,
2007.
__________, Nazim Adil, Liberating The Soul A Guide For Spiritual Growth
Volume Five, America: Islamic Supreme Council. 2006.
123
123
___________, Nazim Adil, Mercy Oceans Rising Sun, Turkei: Sebat Offset Pr,
1986.
___________, Nazim Adil, The Sufi Path Of Love, (Sri Lanka: Mureeds, T.t)
As, Asmaran, Pengantar Studi Tasawuf, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2002.
124
Chittick, William C., Jalan Cinta Sang Sufi: Ajaran-ajaran Spriritual Jalaluddin
Rumi, Yogyakarta: Adipura, 2000.
Dahlan, AR., “Tarekat Qodiriyah wan Naqsabandiyah di Jawa Tengah dan Jawa
Timur Studi Kasus di Kecamatan Gerbang Kabupaten Purworejo.”
Semarang: Departemen Agama Balai Penelitian Aliran
Kerohanian/Keagamaan, 2000.
Ernst, Carl W., “Tingkatan Cinta Dalam Sufisme Persia Awal, dari Rabiah
Hingga Ruzbihan”, dalam Ribut Wahyudi, Seri Pengantar Tasawuf: Cinta,
Guru, dan Kewalian Dalam Sufisme Awal, Yogyakarta: Pustaka Sufi, 2003.
Farer, D.S, Muslims In Global Societnes Series: Shadows of the Prophet, Matrial
Arts and Sufi Mysticism, Russia: Springer, 2006.
_____, Muslim In Global Societies Series: Shadows of the Prophet Martial Arts
and Sufi Mysticism Vol 2, Singapore: Gabriele Marranci, 2009.
_______, Amelia, Filantropi Islam: Sejarah dan Kontestasi Masyarakat Sipil dan
Negara di Indonesia, Yogyakarta: Gading Publishing, 2016.
125
Hamka, Buya, Tasawuf Modern: Bahagia itu Dekat Dengan Kita Ada di Dalam
Diri Kita, Jakarta: Republik Penerbit, 2016.
Hanieh, Hassan Abu, Sufism and Sufi Orders: God’s Spiritual Paths Adaptation
and Renewalin the Context of Modernization, Jordan: Friedrich-Ebert-
Stiftung Amman Office, 2011.
Howell, Julia Day dan Martin van Bruinessen, “Sufime dan “Modern” dalam
Islam”, dalam buku ,Urban Sufism, Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2008.
_____, Julia Day, “Seeking Sufism In The Global City Indonesia’s Cosmopolitan
Muslims And Depth Spirituality” Paper di ajukan untuk City University Of
Hong Kong, 2002.
Huda, Sokhi, “Karater Historis Sufisme Masa Klasik, Modern, dan Kontemporer”,
Teosofi: Jurnal Tasawuf dan Pemikiran Islam, Vol. 7, No. 1, Juni 2017.
Jamil, Muhsin, Tarekat dan Dinamika Sosial Politik: Tafsir Sosial Sufi
Nusantara, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005.
Jeffery, Arthur, The Foreign Vocabulary of the Quran, Leiden: Brill, 2007.
126
Latief, Hilman, “Islamic philanthropy and the private sector in Indonesia”, IJIMS,
Indonesian Journal of Islam and Muslim Societies, Volume 3, Number 2,
December 2013.
Mahjuddin, Akhlak Tasawuf I: Mukjizat Nabi Karomah Wali dan Ma’rifah Sufi,
Jakarta: Kalam Mulia, 2009.
Noer, Kuatsar Azhari, Tasawuf Perenial: Kearifan Kritis kaum Sufi, Jakarta:
Serambi Ilmu Semesta. 2003.
128
Ratna, Nyoman Kutha, Metodologi Penelitian: Kajian Budaya dan Ilmu Sosial
Hurmaniora Pada Umumnya, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010.
Rosihon, Anwar dan Mukhtar Solihin, Ilmu Tasawuf, Bandung: CV Pustaka Setia,
2000.
Selamat, Kasmuri dan Ihsan Sanusi, Akhlak Tasawuf Upaya Meraih Kehalusan
Budi Kedekatan Ilahi, Jakarta: Kalam Mulia, 2012.
Shofa, Rizka Amalia dan Imam Machali, “Filantropi Islam Untuk Pendidikan:
Strategi Pendanaan Dompet Dhuafa Dalam Progam Sekolah Guru Indonesia
(SGI)”, MADANIA Vol. 21, No. 1, Juni 2017.
Sholihin dan M. Rosyid Anwar, Akhlak Tasawuf: Manusia, Etika, dan Makna
Hidup, Bandung: Penerbit Nuansa, 2005.
Siregar, Lindung Hidayat, “Sejarah Tarekat dan Dinamika Sosail”, MIQOT, Vol.
XXXIII No. 2 Juli-Desember 2009.
Solihin dan Rosihon Anwar, Ilmu Tasawuf: Untuk Mata Kuliah Ilmu Tasawuf Di
Seluruh Jurusan PTAIN dan PTAIS, Bandung: Pustaka Setia, 2002.
William C Chittick, The Sufi Path of Love: The Spiritual Teaching of Rumi, New
York. 1983.
Yusuf, Moh. Asror, “Konsep Manusia Ideal Seyyed Hossein Nasr dan
Relevansinya Dengan Pengembangan Karakter Masyarakat Modern
Indonesia”, Didaktika Religi Vol. 4, No. 1 2016.
Zuhri, Saifudin, Zakat Di Era Reformasi (Tata Kelola Baru), Bandung: Mizan,
2015.
TESIS:
Hanisah, “The Rise and Role Of Tariqa Among Muslim In Singapore The Case
Of The Naqsabandi Haqqani”, Tesis diajukan untuk National University of
Sinagapore. 2010.
WEB:
Http://saltanat-transcriptions.s3.amazonaws.com/german/2012-05
08.de.WorkForAkhirat.pdf. Diakses pada tanggal 24 Juni 2019.
Http://saltanat-transcriptions.s3.amazonaws.com/german/2012-05-08.
de.WorkForAkhirat.pdf. Diakses pada tanggal 11 Mei 2019.
Cambridge Muslim College, Shaykh Abdal Hakim Murad - Riding the Tiger of
Modernity (2016), https://www.youtube.com/watch?v=07Ien1qo_qI&t=51s.
Michael Laffan, « From alternative medicine to national cure. Another voice for
the Sûfî orders in theIndonesian media », Archives de sciences sociales des
religions [Online], 135 | juillet septembre 2006, Online since 16 October
2009, connection on 21 April 2019. URL :
http://journals.openedition.org/assr/3757
Hajjahnaziha.org
hajjahnazihacharity.co.uk
https://www.academia.edu/22410362/Dzikir_Khatmu_lKhw%C4%81jag
%C4%81n di akses pada 12 juli 2019.
Wawancara: