Disusun oleh:
Devi Selvia : 170102070107
Nastia Rahmi : 170102070196
Nurimah : 170102070220
Ratnawati : 170102071261
Dosen Pengampu:
Muhammad Iqbal Ansari, M.Pd.I.
Alhamdulillah segala puji bagi Allah yang Maha Esa, berkat limpahan
rahmat dan taufiq-Nya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat dan
salam semoga selalu tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad saw.
beserta keluarga, sahabat dan pengikut beliau hingga akhir zaman.
Penyusun mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-
tingginya kepada dosen pengampu mata kuliah Ilmu Tajwid yaitu bapak
Muhammad Iqbal Ansari, M.Pd.I. yang telah membimbing penyusun sehingga
penyusun dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Makharij dan Sifat
Huruf” ini sesuai dengan waktu yang dijadwalkan.
Walaupun penyusun berusaha semaksimal mungkin untuk
menyempurnakan tugas makalah ini, penyusun menyadari betul bahwa makalah
ini jauh dari kata sempurna karena keterbatasan kemampuan dan ilmu yang
penyusun miliki.
Untuk itu penyusun mengharapkan kritik dan saran serta masukan yang
membangun demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.
Aamiin yaa rabbal‟aalamiin.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ................................................................................ i
DAFTAR ISI ............................................................................................... ii
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagai seorang muslim, mempelajari ilmu tentang makharijul huruf ini
sangatlah penting, dengan mempelajari ilmu ini, akan dapat membunyikan huruf-
huruf Arab dengan tepat sesuai dengan tempat keluarnya (makhraj-nya), sehingga
dapat membaca Alquran dengan fasih dan benar.
Sifat huruf merupakan salah satu bagian dalam ilmu tajwid. Sifat huruf
adalah sifat yang menjelaskan perihal suatu huruf. Melalui sifatnya, seseorang
akan mampu membedakan suatu huruf dengan kondisi sebutannya seperti
tertahan, berdesing, melantun dan sebagainya.
Mempelajari tajwid adalah suatu bahan yang sangat berguna bagi kita
ketika membaca Alquran apalagi yang berkenaan dengan bagaimana cara
menyebut huruf yang benar. Jadi, untuk itu perlu kita pelajari dan kita ketahui
bersama tempat-tempat keluarnya huruf dan sifat-sifatnya. Yang selanjutnya dapat
digunakan sebagai bahan latihan secara individu dengan terus menerus, agar dapat
tepat sesuai dengan kaidah-kaidah pengucapan huruf yang benar.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Makharij Huruf?
2. Bagaimana pembagian Makharij Huruf?
3. Apa pengertian Sifat Huruf?
4. Bagaimana pembagian Sifat Huruf?
C. Tujuan
1. Untuk mendefinisikan Makharij Huruf.
2. Untuk menyebutkan dan menjelaskan pembagian Makharij Huruf.
3. Untuk mendefinisikan Sifat Huruf.
4. Untuk menyebutkan dan menjelaskan pembagian Sifat Huruf.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
3. al-Lisān (سا يَف ً
)اىللٌ ى, ialah makhraj huruf yang terletak pada lidah. Dari tempat
ini muncul sepuluh makhraj.
ًَ ٍ لش ىفتىػ
4. asy-Syafataīn (ي َّ )اى, ialah makhraj huruf yang terletak pada dua bibir.
( )مyang bersukun.
2. al-Halq yaitu makhraj huruf yang terletak pada tenggorokan. Dari al-Halq
muncul tiga makhraj, yaitu:
a) Aqshal halq, yaitu makhraj huruf yang terletak pada pangkal tenggorokan
atau tenggorokan bagian dalam. Dari makhraj ini keluar huruf hamzah ( )ء
b) Wasthul halq, yaitu makhraj huruf yang terletak pada tenggorokan bagian
tengah. Dari makhraj ini keluar huruf „ain ( )عdan ha ()ح.
c) Adnal halq, yaitu makhraj huruf yang terletak pada tenggorokan bagian
luar atau ujung tenggorokan. Dari makhraj ini keluar huruf kha‟ ( )خdan
ghain ()غ.
3. al-Lisān, yaitu makhraj huruf yang terletak pada lidah. Jumlah huruf yang
keluar dari makhraj ini ada 18 huruf yang terbagi dari 10 makhraj.
Kesepuluh makhraj al-Lisān tersebut ialah sebagai berikut:
3
a) Aqshal lisān fauqa, yaitu pangkal lidah bertemu dengan langit-langit
bagian atas. Dalam makhraj ini keluar huruf qaf ()ؽ.
b) Aqshal lisān asfal, yaitu pangkal lidah bagian bawah bertemu dengan
langit-langit bagian atas. Dalam makhraj ini keluar huruf kaf ()ؾ.
d) Tepi lidah bersentuhan dengan geraham kanan atau kiri. Ada juga yang
mengatakan tepi pangkal lidah dengan geraham kanan atau kiri
memanjang sampai ke depan. Dari makhraj ini keluar huruf dlad ()ض.
g) Berdekatan dengan makhraj nun dan masuk pada punggung lidah, tetapi
lidah tidak menyentuh langit-langit. Dari makhraj ini keluar huruf ra‟ ()ر.
h) Ujung lidah bertemu dengan pangkal gigi seri atas. Dari makhraj ini
keluar tiga huruf yaitu ta‟ ()ت, tha‟ ()ط, dan dal ()د.
i) Ujung lidah bertemu dengan ujung gigi seri atas. Dari makhraj ini keluar
tiga huruf, yaitu dzal ()ذ, zha‟ ()ظ, dan tsa‟ ()ث.
j) Ujung lidah bertemu dengan ujung gigi seri bawah. Dari makhraj ini
keluar tiga huruf yaitu shad ()ص, zai ()ز, dan sin ()س.
4. asy-Syafataīn, yaitu makhraj huruf yang terletak pada dua bibir. Dari tempat
ini muncul dua makhraj. Makhraj asy-Syafataīn terbagi atas 2 makhraj:
4
a) Perut bibir bawah atau bagian tengah dari bibir bawah tersebut
dirapatkan dengan ujung gigi atas. Dari makhraj ini keluar huruf fa‟ ()ؼ.
b) Paduan bibir atas dan bibir bawah. Jika kedua bibir tersebut
tertutup/terkatup akan keluar huruf mim ( )ـdan ba‟ ()ب, jika terbuka
5. al-Khaisyūm, yaitu makhraj huruf yang terletak pada pangkal hidung. Dari
makhraj ini keluar satu makhraj, yaitu al-ghunnaḥ (sengau/dengung),
sehingga dari makhraj inilah keluar segala bunyi sengau/dengung.
Setidaknya ada empat tempat yang padanya terjadi bunyi sengau, yaitu:
a) Pada bacaan ghunnaḥ musyaddad, yakni bacaan sengau pada huruf mim
dan nun yang bertasydid: ٌَف – ٌَـ.
1
Acep Iim Abdurohim, Pedoman Ilmu Tajwid Lengkap, (Bandung: Penerbit Diponegoro,
2012), h. 20-29.
5
Namun, yang akan dibahas dalam makalah ini hanya sifat Mutadlādaḥ dan
Ghairu Mutadlādaḥ.
ًَ ىَاْلىًف
Ḥams menurut bahasa ialah hisul khafi (ي ٍ ) ًح ُّس, artinya perasaan yang
ٌ
halus. Sedangkan menurut istilah Ḥams adalah keluar atau berhembusnya
nafas ketika mengucapkan huruf karena lemahnya tekanan terhadap
makhraj huruf tersebut.
Adapun huruf-huruf Ḥams jumlahnya ada sepuluh, yakni:
ؼَحَثَقَشَخَصَسَؾَت
6
.ت
ََس ىك ى
ص ىفَحََثەََ ىش ٍخ ه
Cara membunyikan Ḥams adalah seperti mengembuskan atau
mengeluarkan nafas, baik tatkala huruf Ḥams dalam keadaan berharakat
maupun bersukun. Kecuali huruf kaf ( )ؾdan ta’ ()ت, keduanya hanya
ؼ َفىاً ىذاَنيًف ىخ ًَم ٍنَاىفٍػ ىو ًاى ًه ٍم خ َىختى ىم ً ىَيٍتى
َص يم ٍو ىف
ًَِل
ًٌَٰ اى ٍْلى ٍم يد ص َص و
اؿ ً ً
ح ىٍَم يم ٍوندا َص ٍل ى م ٍن ى َص ىل ه
ح ٍا
ث لَثىَةه
ََثىى َ ٰ ىمثٍػ
ن س ىس َّخىَر ََػي ىو ٍس ًو ي
س
ق ًَ ًَم ٍَنََاىفٍَػىَو
اى ًَه ٍَم َاً ٍَى ًَد ىَن ؾ - َاىهلليَاى ٍكبىػير
ش يَش يَع ٍَونَب َش يَعَيرٍَك ىف
ٍَ ىَل َََى ت - فىػٍت هَح
Sifat Ḥams mempunyai satu sifat yang menjadi lawannya, yaitu sifat
Jaḥr. Sifat Jaḥr ini memiliki karakteristik yang bertolak belakang dengan
sifat Ḥams.
Jaḥr menurut bahasa adalah al-i’lān wal izh-ḥār (ار ًٍ )اىًٍلع ىل يف َكartinya
َالظٍ ىه ي ٍ ى
berkumandang dan jelas. Sedangkan menurut istilah Jaḥr ialah
tertahannya aliran atau hembusan nafas ketika mengucapkan huruf,
karena kuatnya tekanan terhadap makhraj huruf tersebut.
Sifat Jaḥr merupakan lawan dari sifat Ḥams. Oleh sebab itu, huruf-huruf
Jaḥr adalah sisa huruf hijā-iyyāḥ dari huruf-huruf Ḥams. Dengan
demikian, jumlah huruf Jaḥr adalah 19 huruf, yaitu:
عَظَـَكَزَفَؽَاَرَءَذَمَغَضَجَدَطَؿَب
7
Berbeda dengan cara membunyikan huruf Ḥams, saat membunyikan
huruf Jaḥr, nafas tidak berembus atau seperti tertahan. Hal ini
dimungkinkan karena ketika membacanya makhraj dalam keadaan agak
tertutup.
Contoh-contoh bacaan yang di dalamnya terdapat huruf Jaḥr adalah
sebagai berikut:
8
Berharakat Bersukun Berharakat Bersukun
ء ىكاًىم هَاـ ٍَ ًٍىَي
ت ط ىشطىطنا فًطٍىرَةه
ج ىَجَبى هَل جىَزٍَك ىَف ٍَ ىَسَيي ب ىسبىػبنا َيسٍب ىحانە
د ِب ِمث ِ هَْلَ ىَم ىَد نَدا َى ٍَد يَخَليٍَو ىَف ؾ تَ ىكلً ىمَةن ٍ ىكبيػىر ٍسبيػ ٍو ىَف ً َك
ى
ؽ َقىَػَىرَأٍنٰە َػى ٍَقَىرَاي ت َىكتى ى
ب تىػٍتػلي ٍو ىَف
Sifat Syiddaḥ memiliki satu sifat yang menjadi lawannya, yaitu sifat
Rakhāwaḥ. Sifat Rakhāwaḥ ini mempunyai karakteristik yang bertolak
belakang dengan sifat Syiddaḥ.
خ َىخلى ىق يك ٍم َاى ٍخيى هار ش َاى َش َُّدَقيَػََّوَةو َش ىَه يد ٍَ َى
ى
ذ ًذ ٍكنرا َي ٍذبى يَح ك ََىكىَكٍَي ى
ف ىًَيَلٍَُّو ىَف
غ ىلَػىٍبػغي ٍو ىَف ًَ ض ٍو
ب اىلٍ ىم ٍغ ي ص لصاَبًَيرٍَك ىَف ََّ َاى ص يَف ٍَوَفىَةه ٍَ ىَم
ث َىَثىنناقىلًٍي ن
ل بػى ىعثٍػنىا ز اى ٍَم
َىَرَىزقٍَػَنى ي ًَرٍَزَقنا
9
ح َىح ٍرثى يك ٍم ىٍَتتىػ ىها م ََػىَتىَىذ ََّكَيرٍَك ىف َبَػىٍيَػنىَػ يَه ٍم
ظ ىكظىنػ ٍُّوا َىظٍلً يم ٍو ىَف س اى ٍَم
َىَك ىَس ىَق ي سَلً يَم ٍَو ىَف ٍَ يَم
ؼ َؼفى ىس ٍو ى َػى ٍف ىعلي ٍو ىَف ق َاىٍلىنٍػ ىه يار بػي ٍهتىا هَف
ض آءي
َض بػىٍي ى ض ىعافنا ٍ اى
Sifat Tawassuth (ُسط
ُّ َّو
َ )اَلت
Ada satu sifat huruf yang berada di antara sifat Syiddaḥ dan Rakhāwaḥ,
yaitu sifat Tawassuth. Sifat ini mempunyai karakteristik yang bersifat
pertengahan antara Syiddaḥ dan Rakhāwaḥ. Karena itulah, sifat
Tawassuth sering pula disebut bainiyyaḥ, yang artinya pertengahan.
Maksudnya, pertengahan antara Syiddaḥ dan Rakhāwaḥ.
َ )اىًٍل ٍعتً ىد يyang artinya
Tawassuth menurut bahasa ialah al-i’tidāl (اؿ
َؿَفَعَـَر
10
ؿ َف
َاىىَلٍَتىَػىَرََ ىَكٍَي ى ـ َتىػ ٍرًَمٍَي ًَه ٍم
ف ََاى ٍعطىٍيػن ى
ٰك ر ص ٍوا تىػىربَّ ي
ع تىطَّلً يَع
e. Sifat Isti’lā’ (ُ)اَهِّْل هستِّ هع ََلء
11
َثَبَتَعَزَـَفَمَجَكَدَحَرَؼَقَءَذَسَؿَشَؾَا
Pada kalimat ini, huruf ta' (Istifāl) bersanding dengan huruf dlad
(Isti’lā’). Jika sifat dari kedua huruf tersebut tidak diperhatikan, maka
akan terdengar dibaca:
ََضلًٍي ول ٍَ ً
ٍ فَطى
Ini merupakan suatu kesalahan yang harus dihindari dari seorang qari.
Berikut beberapa contoh lainnya dalam bacaan, yang di dalamnya
terdapat huruf Istifāl:
ث ثىلثىَةه
ب ًَللا
َ ت بػىٍي ي
ت ىكاًذىاَتػيٍتػَٰلى
ع ىع ًه ٍد ىَن
ز ىزىك ًرََّّي
g. Sifat Ithbāq (ُ)اَهِّْلطهبَاق
12
Ithbāq menurut bahasa ialah al-ilshāq yang artinya menempel.
Sedangkan menurut istilah Ithbāq adalah merapatnya lidah pada atap
langit-langit ketika mengucapkan huruf.
Huruf-huruf Ithbāq ada empat, yaitu:
صَضَطَظ
13
sehingga bunyi huruf tidak membesar atau tebal. Adapun contoh-contoh
bacaan yang di dalamnya terdapat huruf Infitāh adalah sebagai berikut:
ً ً
ٍ ىح َّدةياللٌ ىساف َاىartinya batas lidah atau
Idzlāq menurut bahasa adalah م َطىلىقىػتيَوي
Cara pengucapan huruf-huruf Idzlāq yaitu dengan suara yang ringan dan
lancar. Selain itu, huruf-huruf Idzlāq juga lebih cepat diucapkan karena
dalam pelafalannya lebih mengutamakan ujung lidah maupun ujung
bibir.
Berikut ini merupakan contoh penerapan huruf-huruf Idzlaq dalam
bacaan:
ؼ يََيىََّف ي
َف ف َفىاىثػىٍر ىفَ ِب هە
ر ًَ ىكالٍ ىفىر
اش ؿ َلى ىكنيػ ٍوهد
ـ َاى ٍع ىما ىَليٍم ب َ لًيىػ ٍعبي يدك
اللاى
)اَهِّْل ه
j. Sifat Ishmāt (ُص َمات
Menurut bahasa Ishmāt adalah al-man’u ( )اىلٍ ىمٍن يَعyang artinya tercegah atau
14
Sifat Ishmāt merupakan lawan dari sifat Idzlāq. Oleh sebab itu, huruf-
huruf Ishmāt adalah sisa huruf ḥijā-iyyāḥ dari huruf-huruf Idzlāq.
Dengan demikian, jumlah huruf Ishmāt ada 23 huruf, yaitu:
َجَزَغَشَسَاَخَطَصَدَثَؽَتَءَذَكَعَظَقَمَحَضَؾ
tersifati oleh sifat Idzlāq tetapi tersifati oleh sifat Ishmāt. Sebabnya
adalah karena pengucapan huruf wau lebih sukar dibandingkan
pengucapan huruf-huruf bibir lainnya, yaitu: mim, ba’, dan fa’.
Pengucapan wau dibarengi dengan terbukanya kedua bibir, sementara
mim, ba’, dan fa’ sebaliknya.
Contoh penerapan huruf-huruf Ishmāt dalam bacaan adalah sebagai
berikut:
15
kesepuluh sifat Mutadlādah sebagaimana telah dipaparkan di atas. Kelima
segi perbedaan mendasar tersebut ialah:
a. Dari segi berembus dan tertahannya nafas, ada sifat Jaḥr dan Ḥams.
b. Dari segi tertahan dan tidak tertahannya suara, ada sifat Syiddaḥ dan
Rakhāwaḥ.
c. Dari segi terangkat dan terhamparnya lidah, ada sifat Isti’lā’ dan Istifāl.
d. Dari segi pertemuan dan terbukanya ruang, antara lidah dengan langit-
langit, ada sifat Ithbāq dan Infitāh.
e. Dari segi ringan dan beratnya pengucapan, ada sifat Idzlāq dan Ishmāt.
dan ketujuh inilah yang didapat oleh huruf dari Ghairu Mutadlādaḥ.
Adapun jumlah keseluruhan huruf ḥijā-iyyāḥ yang tersifati Ghairu
Mutadlādaḥ adalah 14 huruf.
Di bawah ini akan dibahas ketujuh sifat Ghairu Mutadlādaḥ yang dimaksud.
16
nafasnya. Namun, Shafīr bukanlah yang terkuat, ada satu sifat yang lebih
kuat embusan/desis napasnya dibandingkan Shafīr, yaitu Tafasy-syi, yang
akan dibahas kemudian.
Ustadz Isma‟il Tekan menekankan dalam bukunya Tajwid Al-Quranul
Karim membagi huruf-huruf Shafīr ke dalam tiga tingkatan, yaitu:
1) Shafīr Kubrā, artinya Shafīr yang besar. Hukumnya adalah zai.
2) Shafīr Wusthā, artinya Shafīr yang sedang. Hukumnya adalah shad.
3) Shafīr Shugrā, artinya Shafīr yang kecil. Hukumnya adalah sin.
Adapun contoh penerapan huruf-huruf Shafīr dalam bacaan adalah
sebagai berikut:
Sifat Qalqalaḥ hanya muncul pada huruf Qalqalaḥ yang bertanda sukun.
Pengucapannya dilakukan dengan cara menekan makhraj huruf tersebut
sehingga terdengar pantulan yang kuat dan jelas. Pantulan ini akan terasa
lebih kuat dan jelas pada huruf Qalqalaḥ yang bertasydid dan dibaca
waqaf (berhenti).
Sifat Qalqalaḥ atau suara pantulan huruf hanya terjadi pada huruf-huruf
Qalqalaḥ saja. Dengan demikian, terlarang hukumnya jika suara pantulan
yang mirip Qalqalaḥ terjadi pada huruf-huruf lain selain huruf-huruf
Qalqalaḥ. Hal ini seperti dinamakan tawallud dan merupakan
pelanggaran terhadap hak huruf.
Berikut ini beberapa contoh penerapan huruf Qalqalaḥ sebagai berikut.
ؽ ََػى ٍقطىعي ٍو ىف ج َيٍُم ًريم ٍو ىف
17
ط اىلٍ يمطٍ ىمئًنََّةي د ٍَم ٍدبً ًرٍَ ىن
ب ىحٍب هَل
ُ )اَللِّ ه
c. Sifat Līn (ي
Līn menurut bahasa artinya lawan keras dan sukar. Sedangkan menurut
istilah Līn ialah mengeluarkan huruf dari mulut tanpa memberatkan lisan.
Huruf Līn terbagi menjadi 2, yaitu كdan مyang bersukun dan huruf
18
Huruf Takrīr hanya satu, yaitu ra’ ()ر. Huruf ini diucapkan dengan cara
menggetarkan ujung lidah, tetapi dengan getaran yang tidak boleh lebih
dari dua kali. Apabila seseorang mengucapkan huruf ra’ dengan getaran
lebih dari dua kali, misalnya empat atau enam kali maka seolah-olah ia
telah membuat ra’ yang lain dalam satu kalimat. Karenanya, hal
semacam ini sangat dilarang dan tercela.2
Contoh:
ر َت
اىىرءىٍَ ى َب
َػىٍر ىغ ي َىشُّرَالٍىًبًََّة
f. Sifat Tafasy-syi ()اَلتَّ َف ِّشى
ش َس
َّم ي
ٍ اىلش َاب ًٌ اى
لش ىه ي آءي
َ ُّه ىد
اىلش ى
2) Tafasy-syi Wusthā, artinya Tafasy-syi sedang, yaitu bila huruf syin
dalam keadaan bersukun. Contoh:
2
Ibid., h. 32-50.
3
Muhammad Isham Muflih al-Qudhat, Panduan Lengkap Ilmu Tajwid Untuk Segala
Tingkatan (Jakarta Selatan: Turos, 2015), h. 63.
19
ش َاى ٍش ىه يد َات
اى ٍشتى ه ىم ٍش يك ٍونرا
3) Tafasy-syi Sughrā, artinya Tafasy-syi kecil, yaitu bila huruf syin dalam
keadaan berharakat fat-haḥ, kasraḥ, atau dlammaḥ. Contoh:
Huruf dlad diucapkan dengan cara menyentuhkan tepi lidah dengan gigi
geraham. Tepi lidah yang dimaksudkan di sini adalah dari pangkal lidah
terus memanjang hingga ke depan (ujung lidah). Pengucapan huruf dlad
akan lebih jelas tatkala huruf tersebut dalam keadaan bersukun,
bertasydid atau waqaf.4 Contoh:
Rakhāwaḥ
Tawassuth
Tafasy-syi
Istithālaḥ
Qalqalaḥ
Syiddaḥ
Inhirāf
Ishmāt
Isti’lā’
Infitāh
Ithbāq
Takrīr
Idzlāq
Shafīr
Istifāl
Ḥams
Jaḥr
Līn
4
Acep Iim Abdurohim, Pedoman Ilmu…, h. 51-52.
20
7 خ ج ف ؼ ظ ص ؽ ؾ
8 ط د م ض ت ا س
9 ص س ج ش ر ؾ
10 د ع ك ك ء ت
11 ث ت د ص ذ
12 ؽ ؼ ح ز م
13 ت ز ر م غ
14 ء ؾ ؼ س ض
15 ذ ا ق ا ج
16 ك ح ء ق د
17 ع ؽ ذ ط
18 ظ ؿ س ؿ
19 ق ق ؿ ب
20 م ش ش
21 ح ر ؾ
22 ض ب ا
23 ؾ غ
24 م
25 ث
Jm
1 1 1 2 2 5 3 23 6 25 4 22 7 16 5 8 19 10
l.
Nomor
Huruf
Sifat
5
Ibid., h. 58-59.
21
5 اصمات انفتاح استعلء رخاكة مهس خ 7.
6 قلقلو اصمات انفتاح استفاؿ شدة جهر د 8.
5 اصمات انفتاح استفاؿ رخاكة جهر ذ 9.
7 تكرَر احنراؼ اذلؽ انفتاح استفاؿ توسط جهر ر 10.
6 صفي اصمات انفتاح استفاؿ رخاكة جهر ز 11.
6 صفي اصمات انفتاح استفاؿ رخاكة مهس س 12.
6 تفشى اصمات انفتاح استفاؿ رخاكة مهس ش 13.
6 صفي اصمات اطباؽ استعلء رخاكة مهس ص 14.
6 استطالو اصمات اطباؽ استعلء رخاكة جهر ض 15.
6 قلقلو اصمات اطباؽ استعلء شدة جهر ط 16.
5 اصمات اطباؽ استعلء رخاكة جهر ظ 17.
5 اصمات انفتاح استفاؿ توسط جهر ع 18.
5 اصمات انفتاح استعلء رخاكة جهر غ 19.
5 اذلؽ انفتاح استفاؿ رخاكة مهس ؼ 20.
6 قلقلو اصمات انفتاح استعلء شدة جهر ؽ 21.
5 اصمات انفتاح استفاؿ شدة مهس ؾ 22.
6 احنراؼ اذلؽ انفتاح استفاؿ توسط جهر ؿ 23.
5 اذلؽ انفتاح استفاؿ توسط جهر ـ 24.
5 اذلؽ انفتاح استفاؿ توسط جهر ف 25.
6 لي اصمات انفتاح استفاؿ رخاكة جهر ك 26.
5 اصمات انفتاح استفاؿ رخاكة مهس ق 27.
5 اصمات انفتاح استفاؿ شدة جهر ء 28
6 لي اصمات انفتاح استفاؿ رخاكة جهر م 29.
22
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
1. Makharij Huruf adalah tempat keluarnya huruf pada waktu huruf tersebut
dibunyikan. Ketika membaca Alquran, setiap huruf harus dibunyikan
sesuai makhraij hurufnya. Kesalahan dalam pengucapan huruf atau
makharij huruf, dapat menimbulkan perbedaan makna atau kesalahan arti
pada bacaan yang tengah dibaca.
2. Makharij Huruf terbagi atas 17 makharij yang diklasifikasikan dalam lima
َ)َاى ٍْلىٍو ي, al-Halq ()اى ٍْلىٍل يَق, al-Lisān ()اىللًٌ ىسا يَف, asy-Syafataīn
tempat yaitu al-Jaūf (ؼ
ًَ ٍ لش ىفتىػ
(ي َّ )اى, dan al-Khaisyūm ()اى ٍْلىٍي يش ٍويَـ.
3. Sifat huruf adalah karakteristik atau peri keadaan yang melekat pada suatu
huruf. Setiap huruf hijā-iyyāḥ mempunyai sifat tersendiri yang bisa jadi
berbeda atau sama dengan huruf lain. Sifat-sifat huruf dibagi menjadi tiga
kategori, yaitu:
a. Sifat Mutadlādaḥ dan Ghairu Mutadlādaḥ
َ َلصفَات ْالمت
Sifat Mutadlādaḥ (ضادَة ِّ َ )اartinya sifat-sifat yang mempunyai
lawan. Jumlahnya ada 10 sifat. Mempunyai lawan artinya, setiap sifat
mempunyai satu sifat yang menjadi lawannya. Sebagai contoh, jika
suatu huruf tersifati oleh Ḥams, Syiddaḥ, Isti’lā’, Ithbāq¸ atau Idzlāq,
maka huruf tersebut dipastikan tidak tersifati oleh Jaḥr, Rakhāwaḥ,
Istifāl, Infitāh, atau Ishmāt.
Sifat Ghairu Mutadlādaḥ (ًادَة
ضى ات َ ىغٍيػيرالٍ يمتى ى
ً
لص ىف ي
ٌ )اىartinya sifat yang tidak
mempunyai lawan. Berbeda dengan sifat Mutadlādaḥ, sifat ini berdiri
sendiri, tidak memiliki lawan, dan jumlahnya ada tujuh sifat yaitu sifat
Shafīr, sifat Qalqalaḥ, sifat Lin, sifat Inhiraf, sifat Takrir, sifat Tafasy-
syi, sifat Istithalah.
b. Sifat ‘Āridlaḥ dan Lāzimaḥ
c. Sifat Qawiyyaḥ dan Dla’īfaḥ
23
B. Saran
Sehubungan dengan tulisan yang kami paparkan di atas, kami berharap
tulisan tersebut dapat menambah literatur atau bahan bacaan mahasiswa ataupun
masyarakat pada umumnya. Di sisi lain kami berharap kritik dan sarannya atas
tulisan kami yang sangat jauh dari kesempurnaan ini.
24
DAFTAR PUSTAKA
25