Dosen Pengampu :
Dr. Sudirman Tamin, M.A
Disusun Oleh :
ACENG BADRUZZAMAN
2016920004
B. Rumusan Masalah 2
BAB II : PEMBAHASAN 3
A. Kesimpulan 18
DAFTAR PUSTAKA 19
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Pada era globalisasi ini, kemajuan pendidikan merupakan esensi dari pengelolaan
pendidikan melalui pemeliharaan mutu, responsif terhadap tantangan dan antisipatif terhadap
merupakan konsep yang paling manjur dalam menjawab berbagai tantangan-tantangan yang
semakin kompleks. Mutu pendidikan yang diinginkan tidak akan terjadi begitu saja,
melainkan mutu tersebut harus direncanakan. Mutu perlu menjadi sebuah bagian penting
dalam strategi sebuah institusi dan untuk meraihnya menggunakan pendekatan yang
Istilah mutu secara tradisional menurut banyak ahli dimaknai sebagai suatu ukuran
penyesuaian produk atau jasa terhadap spesifikasi yang terbatas pada waktunya. Berdasarkan
pandangan tersebut, mutu merupakan sebuah gambaran apakah suatu hal dapat memenuhi
desain yang telah ditetapkan pada kurun waktu tertentu. Definisi ini dimulai dengan
mengukur suatu produk pada waktunya, kemudian suatu pendidikan bermutu tentunya akan
mampu mencapai sasaran kurikulum yang didesain untuk para murid yang telah lulus.1
Sebagai salah satu penyedia layanan publik dalam bentuk jasa, penyelenggara
pendidikan tidak bisa terlepas dari tuntunan model layanan publik lain. Ketika layanan publik
lain mengedepankan kepuasan pelanggan, dunia pendidikan dan penyelenggaran pun harus
mengedepankan hal tersebut. Hal ini juga bagian dari implementasi model pemerintahan
wirausaha milik Osborn yang diadopsi oleh DEPDIKNAS pada tahun 2000. Dalam dunia
pendidikan, untuk mencapai kepuasan pelanggan berarti berbicara peningkatan mutu layanan
1
Veithzal Rivai dan Sylviana Murni, Education Management; Analisis Teori dan Praktik, Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 2009. Hlm. 490
1
Dalam undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal
Berbagai upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan sudah dilakukan oleh pemerintah atau
inisiatif dari pihak sekolah sendiri. Salah satu bentuk peningkatan mutu pendidikannya adalah
sekolah menerapakan International Standart Organization (ISO). Maka dalam makalah ini
akan dijelaskan tentang International Standart Organization (ISO) dalam peningkatan mutu
pendidikan.
B. Rumusan Masalah
2
Mulyono, Manajemen Administrasi dan Organisasi Pendidikan, Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2009. Hlm. 320
2
BAB II
PEMBAHASAN
untuk barang dan jasa. Badan ini merupakan federasi badan-badan standarisasi dari seluruh
dunia yang berkedudukan di Geneva, Swiss. Keanggotaan Indonesia dalam ISO diwakili oleh
Tujuan dari penerapan ISO adalah untuk mempromosikan arus pertukaran barang dan
jasa internasional melalui pengembangan standarisasi. Sedangkan tujuan riil ISO adalah
meningkatkan kualitas dengan memberikan panduan kepada institusi atau organisasi dengan
kriteria yang dapat mereka pergunakan untuk menetapkan dan mengukur sistem kualitas.4
Sejarah tentang sistem penjaminan mutu ISO berawal dari kondisi perang dunia ke II
yang ingin mendapatkan bahan peledak dengan standar mutu yang bagus. Berawal dari
standar yang secara umum dapat menunjukkan kemampuan suatu perusahaan dalam
kualitas mutu dari suatu produk yang dihasilkan oleh suatu perusahaan atau menjamin jasa
yang diberikan. Namun seiring perkembangan zaman dan semakin luasnya berbagai hal yang
berkitan dengan wilayah yang harus distandarisasi, maka semakin banyak pula jenis-jenis
standar baru yang ada diimplementasikan pada berbagai negara. Diantara jenis-jenis ISO
3
2. ISO 9001: model sistem jaminan kualitas dalam desain/pengembangan produksi,
3. ISO 9002: model sistem jaminan kualitas dalam produksi dan instalasi.
4. ISO 9003: model sistem jaminan kualitas dalam inspeksi dan pengujian akhir.
6. ISO 10005: manajemen mutu, pedoman untuk rencana mutu, pedoman untuk membantu
7. ISO 10006: pedoman mutu dalam proyek, untuk membantu memastikan mutu dari proses
11. ISO 10014: pedoman untuk pengelolaan ekonomi mutu, Memberikan pedoman pedoman
13. ISO 14001: Standar lingkungan. Memberikan pedoman dalam mengelola lingkungan
dengan identifikasi terhadap aspek dan dampak lingkungan yang diakibatkan oleh
14. ISO OHSAS 18001: Standar Keselamatan dan Kesehatan. Suatu standar internasional
4
konsisten mengidentifikasi dan mengendalikan resiko bahaya terhadap keselamatan dan
15. ISO 19011: Pedoman audit sistem manajemen mutu dan lingkungan. Memberikan
16. ISO 22000: Standar Keselamatan dan Kesehatan Pelanggan. Suatu standar yang berisi
pengendalian dalam sistem dan proses produksi produk makanan dan minuman.5
Kedewasaan dalam bekerja menjadi salah satu ciri dari manajemen sekolah yang
bermutu. Tenaga akademik dan staf administratif bekerja bukan karena diancam, diawasi atau
diperintah oleh pimpinan atau atasannya. Mereka bekerja karena memiliki rasa tanggung
jawab akan tugas pokok dan fungsinya. Sikap mental (mind set) tenaga kependidikan di
sekolah menjadi prasyarat bagi upaya meningkatkan mutu. 6 Mutu memiliki 13 karakteristik
sebagai berikut:
1. Kinerja (performa), berkaitan dengan aspek fungsional sekolah, misalnya: kinerja guru
dalam mengajar baik, memberikan penjelasan yang menyakinkan, sehat dan rajin
mengajar, dan menyiapkan bahan pelajaran lengkap. Pelayanan administratif dan edukatif
sekolah baik yang ditandai hasil belajar tinggi, lulusannya banyak, putus sekolah sedikit,
2) Waktu wajar (timelines), selesai dengan waktu yang wajar, misalnya: memulai dan
5
Rudi Suardi, Sistem Manajemen Mutu ISO 9000:2000, Jakarta: PPM, 2003. Hlm. 33-34
6
Sudarwan Danim, Visi Baru Manajemen Sekolah, Jakarta: Bumi Aksara: 2008. Hlm. 54
5
3) Keandalan (reability), usia pelayanan prima bertahan lama, misalnya: pelayanan prima
yang diberikan sekolah bertahan dari tahun ke tahun serta mutu sekolah tetap bertahan
4) Daya tahan (durability), yaitu tahan banting, misalnya: meskipun dalam keadaan krisis
moneter sekolah tetap bertahan dan tidak tutup serta siswa dan guru tidak putus asa dan
selalu sehat.
5) Indah (aestetics), misalnya: eksterior dan interior sekolah ditata menarik. Guru-guru
membuat media pendidikan yang menarik serta warga sekolah selalu berpenampilan rapi.
profesionalisme, misalnya: warga sekolah saling menghormati baik warga intern maupun
7) Mudah penggunaanya (easy of use), sarana dan prasarana dipakai, misalnya: aturan-
8) Bentuk khusus (feature), keunggukan tertentu, misalnya: sekolah unggul dengan hampir
sekolah sudah memenuhi standar pelayanan minimal (SPM), sekolah sudah memenuhi
standar minimal ujian nasional atau sekolah sudah memenuhi ISO 9001.
10) Konsistensi (consistency), keajegan, konstan atau stabil, misalnya: mutu sekolah dari
dahulu sampai sekarang tidak menurun seperti harus mengontrol nilai siswa-siswinya.
11) Seragam (uniformity), tidak variasi, tidak tercampur, misalnya: sekolah menyeragamkan
pakaian sekolah dan pakaian dinas. Sekolah melaksanakan aturan, tidak pandang bulu
6
12) Mampu melayani (serviceability), mampu memberikan pelayanan prima, misalnya:
sekolah menyediakan kotak saran dan saran-saran yang masuk mampu dipenuhi dengan
Sebenarnya banyak sekali aspek yang turut menentukan mutu pendidikan di sekolah.
Edward Sallis mengemukakan bahwa yang menentukan mutu pendidikan mencakup aspek-
aspek berikut: “well- mainted building, outstanding teacher, high moral value, excellent
examination results, specialization, the support of parents, business adn local community,
plentiful resources, the application of the leatest technology, strong and purposeful
leadership, the care and concern for pupils and students, a well balanced curriculum, or
some combination of these factors”. (yang menentukan mutu pendidikan mencakup aspek-
aspek sebagai berikut, pembinaan yang terpelihara/berkelanjutan, guru yang luar biasa, nilai-
nilai moral yang luhur, hasil ujian yang gemilang, pengkhususan, dukungan orang tua,
komunitas bisnis, dan komunitas lokal, sumber daya yang berlimpah, penerapan teknolgi
yang mutakhir, kepemimpinan yang tangguh dan berarah tujuan, kepedulian dan perhatian
pada anak didik, kurikulum yang seimbang, atau kombinasi dari faktor-faktor tersebut).8
Di Indonesia perihal penjaminan mutu diatur oleh Peraturan Pemerintah No. 19/2005
pasal 91 meliputi:
1. Setiap satuan pendidikan pada jalur formal dan non formal wajib melakukan penjaminan
mutu pendidikan.
7
Husaini Usman, Manajemen Teori, Praktik & Riset Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2008. Hlm. 480-482
8
Eti Rochaety, dkk. Sistem Informasi Manajemen Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2008. Hlm. 124
7
2. Penjaminan mutu pendidikan dimaksud ayat 1 bertujuan untuk memenuhi atau
3. Penjaminan mutu pendidikan dilakukan secar bertahap, sistematis dan terencana dalam
suatu program penjaminan mutu yang memiliki target dan kerangka waktu yang jelas.
Pemerintah melakukan akreditasi pada setiap jenjang dan satuan pendidikan untuk
menentukan kelayakan program atau satuan pendidikan. Apa yang menjadi esensi akreditasi
adalah sebagai bentuk akuntabilitas publik yang dilakukan secara objektif, adil dan transparan
dengan menggunakan instrumen dan kriteria yang mengacu pada Standar Nasional
seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia. Peraturan pemerintah No. 19
2. Standar Isi
3. Standar Proses
7. Standar Penilaian.
tanggung jawab bersama antara pemerintah, pemerintah daerah, masyarakat dan dunia usaha.
Oleh karena itu, penjaminan mutu pendidikan menjadi tanggung jawab bersama dari berbagai
pihak.
pemenuhan standar, pengukuran dan evaluasi dengan cara pengumpulan data dan analisis,
8
perbaikan dan pengembangan standar dalam meningkatkan mutu pendidikan mengacu pada
satuan mutu pendidikan, yakni Standar Pelayanan Minimal, Standar Nasional Pendidikan dan
Menurut Nanang Fattah, secara garis besar proses sistem penjaminan mutu pendidikan
dapat dikategorikan kedalam lima kegiatan utama, yakni: outcome, input, proses, prosedur
operasional standar dan output.9 Untuk lebih jelasnya, bisa dilihat dalam bagan sistem
merupakan lembaga pendidikan modern yang berperan sebagai media dalam membantu
9
Nanang Fattah, Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Dalam Konteks Penerapan MBS, Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2012. Hlm. 15
9
keluarga dan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan pendidikan. Dalam kontek ini, sekolah
diharapkan dapat menyediakan layanan pendidikan yang tidak dapat dilakukan oleh keluarga
dan masyarakat. Hal ini dimaksud agar generasi selanjutnya dapat memiliki kompetensi yang
dibutuhkan dalam menjalani kehidupan, sehingga sekolah memiliki peran dan fungsi dalam
Sistem manajemen mutu dalam konsep lain adalah Total Quality Management (TQM).
TQM merupakan sistem manajemen yang mengangkat kualitas sebagai strategi usaha dan
perbedaan dengan lembaga yang tidak menerapkan TQM. Hal in terlihat dari sudut pandang
yang ada dalam masing-masing lembaga. Edward Saliis mengemukakan mutu dapat
dipandang sebagai sebuah konsep yang absolut sekaligus relatif, mutu dalam percakapan
sehari-hari sebagian besar dipahami sebagai sesuatu yang absolut, dalam definisi yang
absolut, sesuatu yang bermutu merupakan bagian dari standar yang sangat tingggi dan tidak
dapat diungguli.12 Adapun mutu yang relatif dipandang sebagai suatu yang melekat pada
sebuah produk yang sesuai dengan kebutuhan pelanggannya, produk atau layanan akan
dianggap bermutu bukan karena ia mahal dan eksklusif melainkan karena ia memiliki nilai.
Dalam konteks pendidikan, mutu mengacu pada input, proses dan output. Hal tersebut
juga dinyatakan oleh Kementrian Pendidikan Nasional yang dikutip oleh Mulyasa dalam
bukunya Aminatul Zahroh. Input pendidikan merupakan sesuatu yang harus tersedia karena
sesuatu menjadi sesuatu yang lain. Sedangkan, output pendidikan merupakan kinerja sekolah,
yaitu prestasi sekolah yang dihasilkan dari proses dan perilaku sekolah.13
10
Suryadi, Manajemen Mutu Berbasis Sekolah, Jakarta: PT. Sarana Panca Karya Nusa, 2009. Hlm. 13
11
Fandy Tjipto dan Dian Anastasia, Total Quality Management (TQM), Yogyakarta: Andi Officet, 1995. Hlm. 4
12
Ibid,. Hlm. 27
13
Aminatul Zahroh, Total Quality Management; Teori dan Praktek Manajemen Untuk Mendongkrak Mutu
Pendidikan, Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2014. Hlm. 28
10
a) Pengertian ISO 9001:2008
ISO 9000 merupakan suatu seri dari standar-standar internasional untuk sistem
desain dan penilaian dari suatu sistem manajemen mutu dengan tujuan untuk menjamin
bahwa pemasok (perusahaan) akan menyerahkan barang dan atau jasa yang memenuhi
Sistem manajemen mutu ISO 9000, merupakan bagian seri sistem manajemen mutu
ISO 9001, 9002, 9003 dan 9004. Sistem manajemen mutu ISO 9000 sebagai petunjuk menuju
pada keseluruhan seri sistem manajemen mutu.Sistem manajemen mutu ISO 9001 sebagai
sistem manajemen mutu paling komprehensif. Berlaku bagi desain dan pengembangan,
produksi pemberian layanan kepada pelanggan, melalui panduan bagaimana proses produksi.
Adapun tulisan 2008 menunjukkan tahun revisi maka yang dimaksud ISO 9001:2008 adalah
Awalnya, sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 hanya diterapkan dalam dunia
industri manufaktur. Namun, kemudian dunia pendidikan juga merasa perlu untuk
menerbitkan persyaratan sistem manajemen mutu ISO 9001 berdasarkan Standar Nasional
Indonesia. Sehingga jika semula masyarakat mengenal sistem manajemen mutu ISO
Adapun perbedaan antara versi 2000 dengan 2008, secara signifikan lebih menekankan
pada efektivitas proses yang dilaksanakan dalam organisasi atau lembaga tersebut. Jika versi
2000 mengatakan harus dilakukan corrective dan preventive action, maka versi 2008
menetapkan bahwa proses corrective dan preventive action yang dilakukan harus secara
efektif berdampak positif pada perubahan yang terjadi dalam organisasi atau lembaga.16
14
H.E. Sobana, Tips Memahami Sistem Manajemen Mutu ISO 9001, Bandung: CV. Alfabeta, 2012. Hlm. 3
15
Ibid,. Hlm. 12
16
S. Soimatul Ula, Buku Pintar Teori-Teori Manajemen Pendidikan Efektif, Jogjakarta: Berlian, 2013. Hlm.
11
b) Persyaratan Sistem Manajemen Mutu 9001:2008
Sejalan dengan perkembangannya SMM ISO 9001 yang semula lebih dikenal dengan
SMM ISO 9001:2000, berubah menjadi SMM ISO 9001:2008. Ada delapan persyaratan
Kode Keterangan
RUANG LINGKUP
1 1.1 Umum
1.2 Aplikasi
2 ACUAN NORMATIF
3 ISTILAH DAN DEFINISI
SISTEM MANAJEMEN MUTU
4.1 Persyaratan Umum
4.2 Persyaratan Dokumentasi
4 4.2.1 Umum
4.2.2 Panduan Mutu
4.2.3 Pengendalian Dokumen
4.2.4 Pengendalian Rekaman
TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN
5.1 Komitmen Manajemen
5.2 Fokus Pelanggan
5.3 Kebijakan Mutu
5.4 Perencanaan Mutu
5.4.1 Sasaran Mutu
5.4.2 Perencanaan Sistem Manajemen Mutu
5 5.5 Tanggung Jawab, Wewenang dan Komunikasi
5.5.1 Tanggung Jawab dan Wewenang
5.5.2 Wakil Manajemen
5.5.3 Komunikasi Internal
5.6 Tinjauan Manajemen
5.6.1 Umum
5.6.2 Masukan Untuk Tinjauan Manajemen
5.6.3 Keluaran Dari Tinjauan Manajemen
MANAJEMEN SUMBER DAYA
6.1 Penyediaan Sumber Daya
6.2 Sumber Daya Manusia
6 6.2.1 Umum
6.2.2 Kompetensi, Pelatihan dan Kepedulian
6.3 Infrastruktur
6.4 Lingkungan Kerja
7 REALISASI PRODUK
7.1 Perencanaan Realisasi Produk
7.2 Proses Yang Berkaitan Dengan Pelanggan
125
17
Vincen Gaspersz, All-in-One Bundle of ISO, Jakarta: Gramedia Pustaka, 2013. Hlm. 36-38
12
7.2.1 Persyaratan Yang Berkaitan Dengan Produk
7.2.2 Persyaratan Yang Berkaitan Dengan Pelanggan
7.2.3 Komunikasi Pelanggan
7.3 Desain dan Pengembangan
7.3.1 Perencanaan Desain dan Pengembangan
7.3.2 Masukan Desain dan Pengembangan
7.3.3 Keluaran Desain dan Pengembangan
7.3.4 Tinjauan Desain dan Pengembangan
7.3.5 Verifikasi Desain dan Pengembangan
7.3.6 Validasi Desain dan Pengembangan
7.3.7 Pengendalian Perubahan Desain dan Pengembangan
7.4 Pembelian
7.4.1 Proses Pembelian
7.4.2 Informasi Pembelian
7.4.3 Verifikasi Produk Yang dibeli
7.5 Produksi dan Penyediaan Jasa
7.5.1 Pengendalian Produksi dan Penyediaan Jasa
7.5.2 Validasi Proses Produksi dan Penyediaan Jasa
7.5.3 Identifikasi dan Kemampuan Telusur
7.5.4 Hak Milik Pelanggan
7.5.5 Preservasi Produk
7.6 Pengendalian Sarana Pemantauan dan Pengukuran
PENGUKURAN ANALISIS PERBAIKAN
8.1 Umum
8.2 Pemantauan dan Pengukuran
8.2.1 Kepuasan Pelanggan
8.2.2 Audit Internal
8.2.3 Pemantauan dan Pengukuran Proses
8 8.2.4 Pemantauan dan Pengukuran Produk
8.3 Pengendalian Produk Tidak Sesuai
8.4 Analisis Data
8.5 Perbaikan
8.5.1 Perbaikan Berkesinambungan
8.5.2 Tindakan Korektif
8.5.3 Tindakan Pencegahan
13
c) Prinsip Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008
Menurut Vincent Gasperz, ada delapan prinsip dalam sistem manajemen mutu ISO
9001:2008, diantaranya:
1. Fokus Pelanggan
Organisasi tergantung pada pelanggan mereka, oleh karena itu manajemen organisasi
harus memahami kebutuhan pelanggan sekarang dan yang akan datang dan giat berusaha
2. Kepemimpinan
Pemimpin organisasi menetapkan kesatuan tujuan dan arah dari organisasi untuk
menciptakan dan memelihara lingkungan internal dimana setiap orang dapat melibatkan
3. Keterlibatan Orang
Orang pada semua tingkat merupakan faktor yang sangat penting dari suatu organisasi
digunakan untuk manfaat organisasi. Artinya, semua personil yang berada dalam suatu
institusi secara bersama-sama menjalankan pekerjaan sesuai dengan tugas pokok dan
fungsinya.
4. Pendekatan Proses
Hasil yang diinginkan akan tercapai secara efisien, apabila aktivitas dan sumber-sumber
daya yang berkaitan dikelola sebagai proses. Suatu proses dapat didefinisikan sebagai
integrasi sekuensial dari orang, material, metode, peralatan dalam suatu lingkungan guna
14
5. Pendekatan Sistem
berkaitan sebagai suatu sistem akan memberikan konstribusi pada efektivitas dan
Peningkatan terus menerus dari kinerja organisasi secara keseluruhan harus menjadi
tujuan tetap dari organisasi. Peningkatan terus menerus didefiniskan sebagai suatu proses
yang berfokus pada upaya terus menerus dalam meningkatkan efektivitas atau efisiensi
Keputusan yang efektif adalah berdasarkan analisis data dan informasi untuk
manajemen mutu.
Suatu organisasi dan pemasoknya adalah saling tergantung dan suatu hubungan yang
nilai tambahan.18
Manfaat penerapan ISO pada lembaga pendidikan menurut Sendari adalah dengan
diperolehnya sertifikat oleh suatu sekolah, berarti sekolah tersebut terbukti telah
menerapkan sistem penjaminan mutu. Menurut Vincent Gasperz, manfaat penerapan sistem
18
Vincent Gasperz, ISO 9001:2000 and Continual Quality Improvement, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,
2002. Hlm, 76-83
15
manajemen mutu ISO adalah meningkatkan kepercayaan dan kepuasan pelanggan melalui
jaminan kualitas yang terorganisasi dan sistematik, proses dokumentasi kebijakan, prosedur
dan instruksi yang berkaitan dengan kualitas telah direncanakan dengan baik. Demikian pula
produsen yang telah memperoleh sertifikat ISO secara otomatis terdaftar pada lembaga
registrasi. Jika nama instatnsi telah terdaftar pada lembaga registrasi bertaraf internasional
Manfaat lain dari penerapan ISO yaitu memberikan pelatihan secara sistematik kepada
seluruh pegawai melalui seluruh prosedur-prosedur dan instruksi yang terdefinisi secara baik
dan terjadinya perubahan positif dalam hal mutu, karena pimpinan dan pegawai terdorong
untuk mempertahankan sertifikat ISO yang umumnya hanya berlaku selama tiga tahun.20
Secara umum, ada beberapa manfaat penerapan sistem manajmen mutu ISO,
diantaranya:
h) Sistem terdokumentasi.21
19
H.E. Sobana, Tips Memahami Sistem Manajemen Mutu ISO 9001, Bandung: CV. Alfabeta, 2012. Hlm. 18
20
Ibid,. Hlm. 19
21
S. Soimatul Ula, Buku Pintar Teori-Teori Manajemen Pendidikan Efektif, Jogjakarta: Berlian, 2013. Hlm.
133-134
16
Secara detail manfaat yang diperoleh dengan diterapkan sistem penjaminan mutu
b) Rework (Pekerjaan Berulang) produk yang gagal mulai berkurang sehingga terjadinya
d) Cara kerja semakin tertib, artinya semua tugas ada penanggung jawabnya.
setiap langkah kegiatan dapat ditelusuri, maka jika terjadi ketidak sesuaian prosedur
a) Memperoleh kepuasan bekerja dengan adanya sistem yang baik dan berkurangnya
b) Memperoleh keyakinan bahwa pekerjaan yang dilakukan sesuai dengan prosedur yang
ditetapkan.
d) Memunculkan personil yang potensial ke permukaan karena adanya sistem yang baik
22
Husaini Usman, Manajemen Teori, Praktik & Riset Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2008. Hlm. 513
17
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
untuk barang dan jasa. Badan ini merupakan federasi badan-badan standarisasi dari seluruh
dunia yang berkedudukan di Geneva, Swiss. Keanggotaan Indonesia dalam ISO diwakili oleh
Tujuan dari penerapan ISO adalah untuk mempromosikan arus pertukaran barang dan
jasa internasional melalui pengembangan standarisasi. Sedangkan tujuan riil ISO adalah
meningkatkan kualitas dengan memberikan panduan kepada institusi atau organisasi dengan
kriteria yang dapat mereka pergunakan untuk menetapkan dan mengukur sistem kualitas.
Kedewasaan dalam bekerja menjadi salah satu ciri dari manajemen sekolah yang
bermutu. Tenaga akademik dan staf administratif bekerja bukan karena diancam, diawasi,
atau diperintah oleh pimpinan atau atasannya. Mereka bekerja karena memiliki rasa tanggung
jawab akan tugas pokok dan fungsinya. Sikap mental (mind set) tenaga kependidikan di
Dalam konteks pendidikan, mutu mengacu pada input, proses dan output. Hal tersebut
juga dinyatakan oleh Kementrian Pendidikan Nasional yang dikutip oleh Mulyasa dalam
bukunya Aminatul Zahroh. Input pendidikan merupakan sesuatu yang harus tersedia karena
sesuatu menjadi sesuatu yang lain. Sedangkan, output pendidikan merupakan kinerja sekolah,
yaitu prestasi sekolah yang dihasilkan dari proses dan perilaku sekolah.
18
DAFTAR PUSTAKA
Ariani, Dorotha Wahyu. 2003. Manajemen Kualitas Pendekatan Sisi Kualitatif, Jakarta:
Ghalia Indonesia
Danim, Sudarwan. 2008. Visi Baru Manajemen Sekolah, Jakarta: Bumi Aksara
Fattah, Nanang. 2012. Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Dalam Konteks Penerapan MBS,
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Gasperz, Vincen. 2013. All-in-One Bundle of ISO, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Rivai, Veithzal dan Sylviana Murni. 2009. Education Management; Analisis Teori dan
Praktik, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Rochaety, Eti, dkk. 2008. Sistem Informasi Manajemen Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara
Suardi, Rudi. 2003. Sistem Manajemen Mutu ISO 9000:2000, Jakarta: PPM
Suryadi. 2009. Manajemen Mutu Berbasis Sekolah, Jakarta: PT. Sarana Panca Karya Nusa
Sobana, H.E. 2012. Tips Memahami Sistem Manajemen Mutu ISO 9001, Bandung: CV.
Alfabeta
Tjipto, Fandy dan Dian Anastasia. 1995. Total Quality Management (TQM), Yogyakarta:
Andi Officet
Ula, S. Soimatul. 2013. Buku Pintar Teori-Teori Manajemen Pendidikan Efektif, Jogjakarta:
Berlian
Usman, Husaini. 2008. Manajemen Teori Praktik & Riset Pendidikan, Jakarta, Bumi Aksara
Zahroh, Aminatul. 2014. Total Quality Management; Teori dan Praktek Manajemen Untuk
Mendongkrak Mutu Pendidikan, Yogyakarta: Ar-Ruzz Media
19