Oleh:
Putiyani Rambu Lepir – 942021023
PROGRAM PASCASARJANA
MAGISTER ADMINISTRASI PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
2022
i
Daftar Isi
halaman
Halaman Juduli
Daftar Isiii
BAB 1 PENDAHULUAN...............................................................................................................
1.1. Latar Belakang..................................................................................................................
1.2. Rumusan Masalah.............................................................................................................
1.3. Tujuan Penulisan...............................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................................
2.1. Sistem Manajemen Mutu ISO...........................................................................................
2.1.1. Pengertian ISO...........................................................................................................
2.1.2. Klausal ISO................................................................................................................
2.2. Langkah Penerapan ISO....................................................................................................
2.3. Penerapan ISO dalam Peningkatan Mutu Pendidikan SMK.............................................
2.4. Manfaat Penerapan ISO..................................................................................................
2.5. Penelitian Terdahulu.......................................................................................................
BAB III PENUTUP.......................................................................................................................
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................................
3.2 Saran................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................................
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendidikan dipandang sebagai salah satu aspek yang penting dalam
penyelenggaraan sebuah negara, karena pendidikan merupakan sarana strategis untuk
meningkatkan kualitas suatu bangsa. Sesuai dengan Undang-Undang Republik
Indonesia No. 20 Tahun 2003 mengenai Sistem Pendidikan Nasional mengamanatkan
bahwa Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk
warta serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia
yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa, yang berakhlak mulia sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis dan
bertanggung jawab.
Sekolah sebagai Lembaga pencetak penerus bangsa, diharapkan memberikan
dampak pengetahuan untuk kemajuan bangsa. Sekolah menjadi wadah yang baik untuk
peserta didik mendapatkan pelajaran mengenai ilmu pengetahuan, nilai-nilai agama,
sosial, norma, dan lain-lain sehingga peserta didik diharapkan dapat mengembangkan
apa yang di ajarkan di sekolah dan mendapatkan hasil dari proses pembelajaran di
sekolah. Untuk itu, diperlukan peningkatan mutu Pendidikan melalui Akreditasi. Dalam
(Legowo, 2017) sesuai dengan Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003, PP RI
Nomor 19 tahun 2005 dan peraturan perundang-undangan lainnya serta kecenderungan
perkembangan kebijakan tentang pendidikan tinggi yang menekankan pada mutu dan
akuntabilitas publik institusi satuan pendidikan maka diperlukan akreditasi pada satuan
Pendidikan.
Selain akreditasi, salah satu alternatif untuk meningkatkan mutu Pendidikan yaitu
dengan penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO (International Organization for
Standardization) adalah standar sistem manajemen internasional pertama di dunia
untuk organisasi Pendidikan. Standar ini memberikan panduan tentang bagaimana
memberikan kualitas dalam lingkungan pendidikan yang terus berubah, dengan tujuan
untuk membantu penyedia layanan pendidikan dalam memberikan layanan yang lebih
baik. Semua persyaratan ISO 21001:2018 bersifat generik ( umum ) dan dimaksudkan
untuk dapat diterapkan pada organisasi apapun yang mengunakan kurikulum untuk
1
mendukung pengembangan kompetensi melalui pengajaran, pembelajaran atau
penelitian, terlepas dari jenis, ukuran atau metode penyampaiannya.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis terdorong untuk membahas mengenai
Sistem Manajemen Mutu ISO (International Organization for Standardization).
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut :
1. Bagaimana Konsep ISO (International Organization for Standardization)
dalam pendidikan ?
2. 2. Bagaimana langkah/persyaratan penerapan ISO (International Organization
for Standardization) disekolah ?
3. Bagaimana Manfaat menerapkan ISO (International Organization for
Standardization) ?
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Sistem mutu ISO 9000 adalah standar kualitas dunia yang banyak digunakan dalam
bisnis. Standar kualitas diciptakan secara tegas untuk dunia industri, dan untuk
menghasilkan produk yang memenuhi tingkat tertentu, metode yang teratur harus
diikuti. Dapat dimengerti jika proses pabrik mengikuti standar yang ditetapkan,
produk yang diinginkan akan diproduksi secara otomatis; tetapi, jika prosesnya
menyimpang, produk akhir juga akan menyimpang dari harapan. Akibatnya dalam
setiap proses industri selalu digariskan jika ada penyimpangan dan langkah apa yang
harus dilakukan agar tidak mengganggu kualitas produk yang diharapkan. Semua
tahapan proses dapat ditulis sebagai langkah-langkah prosedur atau sebagai langkah-
langkah dalam diagram alur.
Proses Operasional
Pengendalian Sistem Sumber Daya Berkualitas
Mutu
Pembelian
Pengendalian
PeralatanInspeksi
Tanggung jawab Pengukuran & Tes
Manajemen Pelatihan
Sistem Mutu
Pengendalian Dokumen
Tindakan perbaikan dan
pencegahan
Audit Mutu Internal Data Mutu
4
Dokumen-dokumen berikut harus ditetapkan sebagai bagian dari sistem mutu:
(a) Manual mutu, yang berisi kebijakan mutu, sasaran mutu, struktur
organisasi kelembagaan, struktur organisasi mutu, uraian wewenang dan
tanggung jawab fungsi mutu, dan garis besar sistem mutu;
(b) Prosedur sistem mutu dan uraian wewenang dan tanggung jawab;
(c) Instruksi dan formulir kerja; dan
(d) Rencana mutu, yang memuat nama
Kriteria penerimaan, teknik pemeriksaan, frekuensi pemeriksaan, pencatatan
hasil pemeriksaan, referensi, dan pemeriksa merupakan hal-hal yang perlu
diperhatikan.
Badan akreditasi, ISO 9000, juga dikenal sebagai Badan Sertifikasi
Internasional, dan memiliki wewenang untuk memeriksa, menilai, dan menilai
apakah proses perusahaan memenuhi standar ISO 9000 dan telah diterapkan
dengan cermat. Perusahaan yang telah memenuhi dan memenuhi persyaratan
ISO 9000 secara otomatis berhak atas "Sertifikat ISO 9000".
5
2.2 Langkah- langkah Penerapan ISO 9000
1. Analisis Kesenjangan
(2). Kurikulum
(3). Magang
(5). Administrasi
6
Kebijakan Mutu dan Sasaran Mutu sekolah juga ditetapkan dan didokumentasikan
oleh Komite Pengarah dan Manajemen Puncak.
Tim proyek membuat dan menyetujui rencana kerja untuk proyek tersebut. Tim
proyek mempertimbangkan beban kerja biasa anggota tim proyek saat membangun
program.
7
ISO untuk temuan yang membuat penerapan sistem manajemen mutu kurang
efektif.
Proses audit internal dipantau dan dinilai, dengan hasil didiskusikan oleh
konsultan, MR, dan tim audit sebelum diserahkan kepada Manajemen.
Konsultan juga membantu proses audit internal secara penuh, mulai dari
mengembangkan program audit hingga memantau aktivitas audit dan menerapkan
tindakan korektif untuk memastikan bahwa sistem manajemen mutu perusahaan siap
untuk diaudit oleh lembaga sertifikasi.
c. Management Review
8
Sebelum proses sertifikasi dapat dimulai, manajemen harus melakukan
setidaknya satu Tinjauan Manajemen untuk memastikan kepatuhan terhadap standar
ISO 9001:2015. MR dan tim ISO akan mempresentasikan laporan status
pemasangan sistem manajemen mutu kepada Manajemen Puncak pada pertemuan
tinjauan manajemen ini. Hasil audit, keluhan pelanggan, kinerja proses & kepatuhan
produk, rekomendasi untuk perbaikan, dan topik lainnya disertakan dalam laporan.
Topik yang dibahas pada pertemuan ini, serta keadaan mereka saat ini, harus
diperhatikan.
Tim ISO melacak pekerjaan ini dan, jika perlu, membuat ide atau rekomendasi
untuk menjamin bahwa sistem manajemen mutu perusahaan siap untuk diaudit oleh
Badan Sertifikasi.
e. Sertifikasi
Jika dicermati lebih jauh, muncul pertanyaan mengapa manajemen mutu ISO
harus digunakan ketika Manajemen Peningkatan Berbasis Sekolah (MPMBS) juga
merupakan upaya peningkatan mutu pendidikan di sekolah, khususnya di Sekolah
Menengah Kejuruan. Menghadapi situasi ini, sekolah yang menerapkan Sistem
9
Manajemen Mutu (SMM) ISO 9001:2015 yang prosedurnya sebenarnya dipantau
oleh organisasi sertifikasi yang telah mendapatkan pengakuan dari badan Sertifikat
Internasional yaitu ISO, sedangkan MPMBS belum melihat pengakuan tersebut.
secara substansial. Namun pelaksanaan program ini akan sulit karena kondisi SMK
saat ini memerlukan perhatian yang serius, terutama dari segi pendanaan, sarana dan
prasarana yang memadai, pembiayaan yang memadai, serta administrasi dan
manajemen yang baik agar dapat memuaskan siswa sebagai pengguna jasa. Pengajar
merupakan komponen terpenting dari semua komponen sekolah. Betapapun
efektifnya aspek-aspek pendidikan lainnya, jika guru sebagai staf pelaksana tidak
bekerja dengan baik, maka proses pembelajaran di sekolah akanterganggu.
Dimana salah satu syarat dari SMM ISO adalah keseragaman administrasi baik di
dalam maupun di luar sekolah, yang selanjutnya semua elemen tersebut akan
berdampak besar dalam menciptakan suasana kerja yang secara langsung akan
mempengaruhi apa yang menjadi program sekolah dalam hal peningkatan mutu
pendidikan. diri.
Guru dan pegawai baik secara langsung maupun tidak langsung merupakan salah
satu pihak yang bertanggung jawab atas operasionalisasi pendidikan di tingkat
sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan, selain itu ketersediaan sarana berupa
sarana prasarana pembelajaran yang praktis juga tidak kalah pentingnya.
Guru dan pegawai sebagai sumber daya manusia di bidang pendidikan dilaporkan
kurang berprestasi dalam pekerjaan (kinerja), khususnya dalam menjalankan
profesinya dalam melaksanakan proses pembelajaran dan administrasi. Hal ini tidak
lepas dari kinerja guru (performance) atau kinerja guru dan kinerja pegawai atau
tenaga administrasi, yang keduanya memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
kreasi mini organisasi yang menentukan keluaran mutu pendidikan.
10
Selain instruktur dan pegawai, iklim organisasi berperan penting dalam proses
pendidikan, khususnya dalam meningkatkan kinerja guru dan pegawai agar proses
pendidikan dapat berjalan dengan lancar. Kenyataan di lapangan adalah bahwa guru
dan karyawan memiliki perspektif dan persepsi yang berbeda dalam menerapkan
SMM ISO 9001:2015, sehingga harus diambil tindakan untuk menyamakan persepsi
agar sistem dapat berfungsi dengan baik dan menyenangkan pelanggan sekolah.
Selain itu, rendahnya intensitas pemantauan kepala sekolah terhadap staf yang
bertugas mempersiapkan penerapan Sistem dan Manajemen Mutu (SMM) ISO
9001:2015 berarti ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk menilai efektivitas
implementasi program.
Masalah utama pengembangan SMK unggulan adalah sistem evaluasi diri tidak
efektif dalam mengukur profil, kondisi dunia nyata seperti kekuatan, kelemahan,
peluang, dan ancaman, sehingga sulit bagi SMK untuk membuat dan
mengembangkan program dan kegiatan unggulan. . Di sisi lain, karena minimnya
informasi yang dapat diakses setiap saat, cepat, tepat, dan benar, pemerintah akan
kesulitan memetakan keunggulan masing-masing SMK yang ada. Tanpa melengkapi
analisis evaluasi diri yang baik, perkembangan SMK cenderung mengikuti tren
11
sementara yang mengalami perkembangan pesat. Oleh karena itu, untuk dapat
terintegrasi, diperlukan sistem informasi evaluasi diri berbasis web yang baik dan
dapat diakses oleh siapa saja dengan tingkat kemampuan tertentu.
(1) Proses belajar mengajar (KBM) akan lebih nyaman, terarah, dan dapat diterima jika
Sistem Manajemen Mutu ISO 9001 didokumentasikan. Dokumentasi juga dapat
dimanfaatkan untuk mengajar karyawan baru dan meningkatkan pemahaman antara
dosen dan staf. Operasi lembaga pendidikan lebih efisien, masalah kualitas dapat
ditemukan, ditangani, dan dihindari, dan kegiatan "perbaikan" dapat dilakukan secara
sistematis.
(2) Audit kualitas internal memungkinkan setiap guru dan anggota staf untuk
mengidentifikasi dan mengatasi masalah saat ini. Mahasiswa dan pihak lain yang
berkepentingan, di sisi lain, dapat menggunakan proses resmi yang ada untuk
menanggapi proses layanan yang sedang berlangsung.
(3) Sistem manajemen mutu menjabarkan dengan jelas hak dan tanggung jawab siswa,
instruktur, dan staf.
(4) Lembaga sertifikasi independen melakukan audit yang memberikan perspektif eksternal
yang lebih objektif. Ini menciptakan peluang untuk meningkatkan kualitas. Kekuatan,
kekurangan, dan kemungkinan "perbaikan" yang belum diterapkan dapat dikenali
selama proses audit eksternal.
(5) Prosedur pemasaran dan akreditasi sederhana.
(6) Operasi lembaga pendidikan lebih efisien, masalah kualitas dapat ditemukan, ditangani,
dan dihindari, dan kegiatan "perbaikan" dapat dilakukan secara sistematis.
(7) Rintangan apapun terhadap implementasi ISO 9001:2015 dapat diatasi dengan cepat
dan sederhana jika ada dukungan dan dedikasi.
2.5 Penelitian Terdahulu
1. Analisis Implementasi Sistem Manajemen Mutu Iso 9001:2008 Pada Sekolah Tinggi
Ilmu Administrasi Mandala Indonesia oleh Dony Hendartho tahun 2014. Dari Penelitian
12
ini, penerapan SMM ISO 9001:2008 pada STIAMI adalah upaya dalam peningkatan
mutu Pendidikan berkelanjutan dalam mutu Pendidikan tinggi, sehingga tujuan
Pendidikan yang telah ditetapkan boleh tercapai. Dengan penerapan Implementasi ISO
9001:2008 dengan efektif pada STIAMI, maka kegiatan penyelenggaraan program dan
kegiatan baik dalam bidang akademik (pendidikan, penelitian dan pengabdian pada
masyarakat) maupun nonakademik (administrasi dan manajemen) dapat berjalan sesuai
dengan standar mutu yang telah ditetapkan. Dan untuk unit-unit di bawah manajemen
STIAMI terutama diploma dan pascasarjana dapat tersertifikasi ISO 9001:2008.
2. Pengembangan Mutu Manajemen Lembaga Pendidikan dalam Penerapan ISO
9001:2008 pada SMK Swasta Ma’arif Nu 1 Ajibarang Provinsi Jawa Tengah oleh
Singgih Aji Purnomo (2020). Hasil penelitiannya, dari penerapan sistem manajemen
mutu ISO 9001:2008 di SMK Ma’arif NU 1 Ajibarang berdasarkan hasil wawancara,
observasi, dan studi dokumentasi penerapan sistem manajemen mutu sudah terlihat baik
(adanya hubungan yang harmonis dan sinergi antara kepala sekolah, unit kerja, Yayasan,
dan seluruh sumber daya manusia yang ada di sekolah). Berdasarkan wawancara dengan
Wakil Kepala Sekolah bidang manajemen, ternyata terdapat kendala dalam penerapan
ISO, diantaranya, “terdapat sumber daya manusia yang tidak memiliki target, karena
yang punya target hanya unit kerja, adanya program yang tidak tercatat namun
dikerjakan dan program tercatat namun tidak dilaksanakan”. Kemudian hasil wawancara
dengan Wakil Kepala Sekolah bidang yaitu “adanya guru yang tidak tepat waktu dalam
membuat rpp dan mengumpulkan hasil evaluasi siswa, sehingga terkadang menghambat
pelaksanaan kegiatan yang ada di bidang kurikulum”. Selanjutnya kendala Wakil Kepala
Sekolah bidang sarana dan ketenagaan yaitu “ada pada komitmen terhadap
pekerjaannya, sumber daya manusia yang ada kurang memahami pekerjaannya terutama
untuk guru yang baru”. Terakhir kendala yang dihadapi oleh Wakil Kepala Sekolah
bidang Hubungan Masyarakat dan Hubungan Industri, yaitu “ada pada kelengkapan
administrasi, hal ini dikarenakan BKK sering melakukan sosialisasi di lapangan dan
menjalin kerjasama dengan pihak dunia usaha / dunia industry untuk mewadahi lulusan
yang ingin bekerja atau menyalurkan lulusan ke dunia usaha / industri. Kendala lainnya,
tidak semua lulusan mendaftar kerja melalui BKK SMK Ma’arif NU 1 Ajibarang,
sebagai contoh: lulusan setelah lulus ada yang langsung ikut saudara untuk kerja atau
mencari dan mendaftar lowongan kerja melalui BKK sekolah lain, sehingga kesulitan
merekam jejak alumni”. Solusi untuk menghadapi kendala penerapan ISO adalah
dengan menumbuhkan kesadaran akan tugas dan tanggung jawab masing-masing
13
sumber daya manusia baik guru maupun unit kerja yang ada di Sekolah, saling
melengkapi satu sama lain, slaing menasehati dan mengingatkan sumber daya manusia
untuk membuat dokumen yang dibutuhkansekolah untuk mengembangkan kelas khusus
industry untuk Teknik Sepeda Motor (Yamaha) mulai dari relasi sampai uji kompetensi,
lalu kelas khusus Teknik Audio Video ada Fun World dengan disediakannya lab khusus.
Selain itu, sekolah memerlukan sistem untuk melacak alumni agar terdata dengan baik,
sekolah berupaya memenuhi fasilitas yang masih kurang seperti luas tempat ibadah
(mushola) untuk kegiatan siswa dan guru, serta menambah jumlah fasilitas lainnya yang
dibutuhkan bagi sekolah guna pelayanan yang baik terhadap siswa.
3. SMM ISO 9001:2000 di SMK N 3 Palangka Raya oleh Richardon Sinaga (2011).
Hasil penelitian, Implementasi SMM ISO dalam masa tiga tahun belum menunjukkan
hasil yang signifikan terhadap pencapaian sasaran mutu yang ditetapkan, tetapi telah
memberikan panduan bagi langkah-langkah perbaikan untuk menganalisa kinerja yang
sedang berlangsung. Kendala yang dihadapi : (1) Rendahnya komitmen bagi sebagian
besar personil sekolah. (2) Pemahaman terhadap konsep SMM ISO bagi personil SMK
N 3 Palangka Raya masih perlu ditingkatkan. (3) Masalah pendanaan. (4) kurangnta
sinergi antara kebijakan pemerintah daerah dengan system yang dibangun dan
diterapkan di sekolah.
14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan, maka dapat disimpulkan :
1. ISO (International Organization for Standardization) standar sistem
manajemen internasional pertama di dunia untuk organisasi Pendidikan. Standar
ini memberikan panduan tentang bagaimana memberikan kualitas dalam
lingkungan pendidikan yang terus berubah, dengan tujuan untuk membantu
penyedia layanan pendidikan dalam memberikan layanan yang lebih baik. ISO
9001:2008 merupakan standar internasional untuk sistem manajemen mutu
(mutu), dan ISO 21001:2018 Educational Organization Management System
(SMOP) adalah standar sistem manajemen otonom yang diselaraskan dengan
Sistem Manajemen Mutu ISO 9001.
2. Langkah Penerapan ISO 9000 :
Analisis Kesenjangan
Pelatihan Dan Persiapan
Pengembangan Sistem Dan Implementasi
Audit Internal Dan Sertifikasi
3. Manfaat Penerapan ISO (International Organization for Standardization):
Proses belajar mengajar (KBM) akan lebih nyaman, terarah, dan dapat
diterima
Audit kualitas internal memungkinkan setiap guru dan anggota staf
untuk mengidentifikasi dan mengatasi masalah saat ini
Sistem manajemen mutu menjabarkan dengan jelas hak dan tanggung
jawab siswa, instruktur, dan staf.
Lembaga sertifikasi independen melakukan audit yang memberikan
perspektif eksternal yang lebih objektif.
Prosedur pemasaran dan akreditasi sederhana.
Operasi lembaga pendidikan lebih efisien, masalah kualitas dapat
ditemukan, ditangani, dan dihindari, dan kegiatan "perbaikan" dapat
dilakukan secara sistematis.
15
Rintangan apapun terhadap implementasi ISO 9001:2015 dapat diatasi
dengan cepat dan sederhana jika ada dukungan dan dedikasi.
3.2 Saran
Bagi seluruh Lembaga Pendidikan agar memperhatikan standar proses dalam
peningkatan mutu dan kualitas Pendidikan. Serta menerapkan manajemen mutu ISO
9000 agar mampu bersaing dengan Lembaga Pendidikan asing dan dapat meningkatkan
kualitas penerus bangsa.
4. dapun Lingkup
Akreditasi sekolah
mencakup:
5. 1. Taman Kanak-kanak
(TK)/Raudhatul Atfal
(RA).
6. 2. Sekolah Dasar
(SD)/Madrasah Ibtidaiyah
(MI).
7. 3. Sekolah Menengah
Pertama (SMP)/Madrasah
Tsanawiyah (MTs).
16
8. 4. Sekolah Menengah
Atas (SMA)/Madrasah
Aliyah (MA).
9. 5. Sekolah Menengah
Kejuruan
(SMK)/Madrasah Aliyah
Kejuruan (MAK).
10. 6. Sekolah Luar Biasa
(SLB) yang terdiri dari
Taman Kanak-kanak Luar
Biasa
11. (TKLB), Sekolah
Dasar Luar Biasa (SDLB),
Sekolah Lanjutan Tingkat
Pertama Luar
17
12. Biasa (SLTPLB), dan
Sekolah Menengah Luar
Biasa (SMLB).
13. Pelaksana akreditasi
sekolah terdiri dari :
14. (a) Badan Akreditasi
Nasional
Sekolah/Madrasah (BAN-
S/M),
15. (b) Badan Akreditasi
Propinsi
Sekolah/Madrasah (BAP-
S/M), dan
16. (c) Unit Pelaksana
Akreditasi (UPA)
Kabupaten/Kota .
18
17. Badan Akreditasi
Nasional
Sekolah/Madrasah (BAN-
S/M) merupakan: badan
non
18. struktural yang secara
teknis bersifat independen
dan profesional yang
terdiri atas
19. unsur-unsur
masyarakat, organisasi
penyelenggara
pendidikan, perguruan
tinggi,
20. dan organisasi yang
relevan..yang memiliki
19
kewenangan untuk
menetapkan
21. kebijakan, standar,
sistem,dan perangkat
akreditasi secara
nasional. Badan
22. Akreditasi Propinsi
Sekolah/Madrasah
(BAP-S/M)
berkewenangan untuk
23. melaksanakan
kegiatan akreditasi
SMP, SMA, SMK dan
SLB. Sedangkan, Unit
24. Pelaksana Akreditasi
(UPA) Kabupaten/Kota
20
berkewenangan
melaksanakan
25. akreditasi untuk TK
dan SD
21
DAFTAR PUSTAKA
22