Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

Akreditasi Mutu Sekolah Internasional (ISO)

Oleh:
Putiyani Rambu Lepir – 942021023

PROGRAM PASCASARJANA
MAGISTER ADMINISTRASI PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
2022

i
Daftar Isi

halaman

Halaman Juduli
Daftar Isiii
BAB 1 PENDAHULUAN...............................................................................................................
1.1. Latar Belakang..................................................................................................................
1.2. Rumusan Masalah.............................................................................................................
1.3. Tujuan Penulisan...............................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................................
2.1. Sistem Manajemen Mutu ISO...........................................................................................
2.1.1. Pengertian ISO...........................................................................................................
2.1.2. Klausal ISO................................................................................................................
2.2. Langkah Penerapan ISO....................................................................................................
2.3. Penerapan ISO dalam Peningkatan Mutu Pendidikan SMK.............................................
2.4. Manfaat Penerapan ISO..................................................................................................
2.5. Penelitian Terdahulu.......................................................................................................
BAB III PENUTUP.......................................................................................................................
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................................
3.2 Saran................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................................

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendidikan dipandang sebagai salah satu aspek yang penting dalam
penyelenggaraan sebuah negara, karena pendidikan merupakan sarana strategis untuk
meningkatkan kualitas suatu bangsa. Sesuai dengan Undang-Undang Republik
Indonesia No. 20 Tahun 2003 mengenai Sistem Pendidikan Nasional mengamanatkan
bahwa Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk
warta serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia
yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa, yang berakhlak mulia sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis dan
bertanggung jawab.
Sekolah sebagai Lembaga pencetak penerus bangsa, diharapkan memberikan
dampak pengetahuan untuk kemajuan bangsa. Sekolah menjadi wadah yang baik untuk
peserta didik mendapatkan pelajaran mengenai ilmu pengetahuan, nilai-nilai agama,
sosial, norma, dan lain-lain sehingga peserta didik diharapkan dapat mengembangkan
apa yang di ajarkan di sekolah dan mendapatkan hasil dari proses pembelajaran di
sekolah. Untuk itu, diperlukan peningkatan mutu Pendidikan melalui Akreditasi. Dalam
(Legowo, 2017) sesuai dengan Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003, PP RI
Nomor 19 tahun 2005 dan peraturan perundang-undangan lainnya serta kecenderungan
perkembangan kebijakan tentang pendidikan tinggi yang menekankan pada mutu dan
akuntabilitas publik institusi satuan pendidikan maka diperlukan akreditasi pada satuan
Pendidikan.
Selain akreditasi, salah satu alternatif untuk meningkatkan mutu Pendidikan yaitu
dengan penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO (International Organization for
Standardization) adalah standar sistem manajemen internasional pertama di dunia
untuk organisasi Pendidikan. Standar ini memberikan panduan tentang bagaimana
memberikan kualitas dalam lingkungan pendidikan yang terus berubah, dengan tujuan
untuk membantu penyedia layanan pendidikan dalam memberikan layanan yang lebih
baik. Semua persyaratan ISO 21001:2018 bersifat generik ( umum ) dan dimaksudkan
untuk dapat diterapkan pada organisasi apapun yang mengunakan kurikulum untuk

1
mendukung pengembangan kompetensi melalui pengajaran, pembelajaran atau
penelitian, terlepas dari jenis, ukuran atau metode penyampaiannya.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis terdorong untuk membahas mengenai
Sistem Manajemen Mutu ISO (International Organization for Standardization).
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut :
1. Bagaimana Konsep ISO (International Organization for Standardization)
dalam pendidikan ?
2. 2. Bagaimana langkah/persyaratan penerapan ISO (International Organization
for Standardization) disekolah ?
3. Bagaimana Manfaat menerapkan ISO (International Organization for
Standardization) ?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian sebagai berikut :


1. Untuk mendeskripsikan mengenai Konsep ISO (International Organization for
Standardization).
2. Untuk mendeskripsikan mengenai Sistem Manajemen Mutu ISO
(International Organization for Standardization)
3. Untuk mendeskripsikan mengenai manfaat ISO (International Organization
for Standardization).

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sistem Manajemen Mutu ISO (International Organization for Standardization)


Dalam ranah pendidikan, manajemen mutu adalah model atau jenis manajemen
pendidikan yang memerlukan dukungan dan kemauan pemerintah, serta dukungan
siswa dan warga masyarakat, dalam rangka perubahan pendidikan. Perguruan tinggi
yang telah memiliki kriteria tertentu dapat mengajukan sertifikasi dari The
International Organization for Standardization agar perguruan tinggi memiliki standar
internasional yang ditetapkan oleh organisasi internasional (ISO).
ISO 9001 merupakan salah satu standar sistem manajemen mutu (SMM) yang
telah dihasilkan. Pola proses bisnis yang terjadi di dalam organisasi perusahaan
diprioritaskan pada ISO 9001 versi 2000 dan 2008. Akibatnya, hampir semua jenis
perusahaan dapat menggunakan sistem manajemen mutu ISO 9001. Edisi 2008 adalah
yang terbaru, telah dirilis pada Desember 2008. Keefektifan proses organisasi dalam
melakukan proses tindakan korektif dan preventif diprioritaskan oleh ISO 9001:2008.
Menurut Widodo (2011: 35-36), versi ISO yang banyak disorot oleh dunia
pendidikan adalah ISO 9000, yang meliputi empat seri: (1) ISO 9000:2005
menjelaskan dasar-dasar SMM dan detail istilah yang digunakan dalam QMS; (2) ISO
9001:2008 merinci persyaratan SMM organisasi; (3) ISO 9004:2000 memberikan
panduan untuk perbaikan berkelanjutan dalam keseluruhan kinerja dan efisiensi dalam
organisasi; dan (4) ISO 9000:2005.
2.1.1 Pengertian ISO (International Organization for Standardization)
ISO 9001:2008 merupakan standar internasional untuk sistem manajemen
mutu (mutu), sedangkan ISO 21001:2018 Educational Organization Management
System (SMOP) merupakan standar sistem manajemen independen yang diselaraskan
dengan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001. International Standard Organization
(ISO) adalah lembaga yang mengatur sertifikasi atau meratifikasi suatu
standar.Sekolah sebagai organisasi Pendidikan akan lebih memberikan dampak dan
manfaat yang relevan dengan misi dan visi sekolah. Peserta didikpun akan menerima
manfaat yang lebih karena pelayanan Pendidikan lebih baik dan sesuai dengan
kebutuhan peserta didik, sehingga pada akhirnya terjadi peningkatan kualitas
Pendidikan.

3
Sistem mutu ISO 9000 adalah standar kualitas dunia yang banyak digunakan dalam
bisnis. Standar kualitas diciptakan secara tegas untuk dunia industri, dan untuk
menghasilkan produk yang memenuhi tingkat tertentu, metode yang teratur harus
diikuti. Dapat dimengerti jika proses pabrik mengikuti standar yang ditetapkan,
produk yang diinginkan akan diproduksi secara otomatis; tetapi, jika prosesnya
menyimpang, produk akhir juga akan menyimpang dari harapan. Akibatnya dalam
setiap proses industri selalu digariskan jika ada penyimpangan dan langkah apa yang
harus dilakukan agar tidak mengganggu kualitas produk yang diharapkan. Semua
tahapan proses dapat ditulis sebagai langkah-langkah prosedur atau sebagai langkah-
langkah dalam diagram alur.

Proses Operasional
Pengendalian Sistem Sumber Daya Berkualitas
Mutu
Pembelian
Pengendalian
PeralatanInspeksi
Tanggung jawab Pengukuran & Tes
Manajemen Pelatihan
Sistem Mutu
Pengendalian Dokumen
Tindakan perbaikan dan
pencegahan
Audit Mutu Internal Data Mutu

Identifkasi dan mampu


telusur produk
Pengendalian Catatan Mutu
Teknik Statistik

Gambar 1. Model Manajemen Mutu ISO-


9001
Jika manajemen lembaga setuju untuk menggunakan standar sistem mutu ISO
9000, manajemen lembaga harus terlebih dahulu menetapkan sistem mutu yang ingin
diterapkan, dimulai dengan menentukan kebijakan mutu yang akan dipilih dan
kemudian menentukan sasaran mutu untuk jangka waktu tertentu. Semua proses harus
didokumentasikan secara menyeluruh sehingga setiap pelaksana dapat kembali dan
membaca kembali prosedur yang ada setiap saat dan menyarankan modifikasi jika
diperlukan. Karena metode standar ISO 9000 mengharuskan penulisan semua
makalah, slogan ISO 9000 sering disebut sebagai "Tuliskan apa yang dilakukan
dan Lakukan apa yang telah dituliskan”.

4
Dokumen-dokumen berikut harus ditetapkan sebagai bagian dari sistem mutu:
(a) Manual mutu, yang berisi kebijakan mutu, sasaran mutu, struktur
organisasi kelembagaan, struktur organisasi mutu, uraian wewenang dan
tanggung jawab fungsi mutu, dan garis besar sistem mutu;
(b) Prosedur sistem mutu dan uraian wewenang dan tanggung jawab;
(c) Instruksi dan formulir kerja; dan
(d) Rencana mutu, yang memuat nama
Kriteria penerimaan, teknik pemeriksaan, frekuensi pemeriksaan, pencatatan
hasil pemeriksaan, referensi, dan pemeriksa merupakan hal-hal yang perlu
diperhatikan.
Badan akreditasi, ISO 9000, juga dikenal sebagai Badan Sertifikasi
Internasional, dan memiliki wewenang untuk memeriksa, menilai, dan menilai
apakah proses perusahaan memenuhi standar ISO 9000 dan telah diterapkan
dengan cermat. Perusahaan yang telah memenuhi dan memenuhi persyaratan
ISO 9000 secara otomatis berhak atas "Sertifikat ISO 9000".

2.1.2 Klausal ISO 21001:2018


Berikut ini adalah klausul dalam ISO 21001:2018 (institute, 2021):
1. Lingkup, yang mengacu pada ruang lingkup organisasi penerapan standar.
2. Kepemimpinan, yaitu gambaran tentang peran pemimpin organisasi.
3. Perencanaan, yaitu merumuskan rencana dalam Sistem Manajemen
Organisasi Pendidikan.
4. Dukungan, yang mencakup semua aktivitas tambahan seperti informasi
dan komunikasi terdokumentasi, sumber daya, perhatian, dan kompetensi.
5. Evaluasi kinerja, termasuk evaluasi kinerja selama menggunakan Sistem
Manajemen Organisasi Pendidikan.
6. Operasi, yang mengacu pada tanggung jawab lembaga pendidikan untuk
melaksanakan, merencanakan, dan memantau proses pemenuhan standar.
7. Inisiatif untuk meningkatkan kinerja organisasi, khususnya upaya
perbaikan terus-menerus.
8. Referensi norma. Tidak ada referensi normatif dalam ISO 21001.
9. Mengidentifikasi pengaturan organisasi, mis.
10. Istilah dan definisi, yaitu penjelasan penggunaan standar.

5
2.2 Langkah- langkah Penerapan ISO 9000

1. Analisis Kesenjangan

Membandingkan persyaratan standar sistem manajemen mutu ISO 9001:2015


dengan standar sistem manajemen yang berlaku. Konsultan dapat menggunakan
Analisis Kesenjangan untuk mengidentifikasi operasi bisnis sekolah yang penting
untuk penerapan ISO 9001:2015 dan membuat rekomendasi dalam bentuk Rencana
Aksi untuk pembentukan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2015 yang efektif dan
efisien.
Kemudian, kirimkan laporan Analisis Kesenjangan dan diskusikan dengan orang
lain sehingga semua orang mengerti apa yang harus dilakukan untuk memenuhi
persyaratan ISO 9001:2015.

2. Pelatihan Dan Persiapan

a. Sebuah. Pelatihan dan Dokumentasi Sistem Manajemen Mutu (SMM)


Pelatihan Pemahaman dan Dokumentasi Sistem Manajemen Mutu kali ini
didasarkan pada standar ISO 9001:2015. Kursus ini bertujuan untuk memberikan
pemahaman tentang persyaratan standar ISO 9001:2008, bagaimana perusahaan
memenuhi persyaratan ISO 9001:2015, dan pedoman umum dalam penyusunan
Manual Mutu, Prosedur, dan dokumen lain yang dapat digunakan sebagai referensi
dalam persiapan efektif dokumen sistem manajemen mutu. 9001:2015
b. Membentuk Organisasi Implementasi ISO 9001:2015

Pembentukan Organisasi Proyek Implementasi ISO 9001:2015 diperlukan untuk


keberhasilan pengembangan dan implementasi ISO 9001:2015. Berikut ini adalah
contoh organisasi yang sukses:

(1). WMM (Perwakilan Manajemen Mutu)

(2). Kurikulum

(3). Magang

(4). Akses Infrastruktur

(5). Administrasi

6
Kebijakan Mutu dan Sasaran Mutu sekolah juga ditetapkan dan didokumentasikan
oleh Komite Pengarah dan Manajemen Puncak.

Mengembangkan organisasi proyek, menetapkan program kerja implementasi ISO


9001:2015, dan membagi tugas dan tanggung jawab tim dalam struktur proyek.

Tim proyek membuat dan menyetujui rencana kerja untuk proyek tersebut. Tim
proyek mempertimbangkan beban kerja biasa anggota tim proyek saat membangun
program.

3. Pengembangan Sistem Dan Implementasi


a. Dokumentasi untuk pembuatan sistem manajemen mutu
Tim proyek membantu dalam pembuatan dokumentasi sistem manajemen mutu
yang relevan untuk memenuhi persyaratan ISO 9001:2015. dalam pembuatan
makalah sistem mutu seperti Manual Mutu, Prosedur, Instruksi Kerja, dan
formulir serta dokumen lain yang penting untuk penerapan sistem manajemen
mutu ISO 9001:2008. Tim memverifikasi bahwa dokumentasi sistem manajemen
mutu yang dihasilkan memenuhi kriteria ISO 9001:2015.
Setelah itu, manajemen harus menyetujui dokumentasi sistem mutu yang telah
selesai. Manajer Proyek/MR memastikan bahwa dokumen sistem manajemen
mutu disahkan oleh fungsi yang sesuai sebelum digunakan sebagai pedoman
operasional untuk sistem manajemen mutu perusahaan.
Tim proyek mendistribusikan kertas sistem mutu ke lokasi atau area yang
membutuhkan segera setelah disetujui untuk digunakan. Tim proyek, bekerja
sama dengan departemen, fungsi, atau manajer cabang yang berlaku, akan
memastikan bahwa persyaratan dokumen sistem manajemen mutu terpenuhi.
Dokumen tersebut dapat diubah atau direvisi seperlunya agar sistem dapat
berfungsi dengan baik dengan tetap mengikuti standar ISO 9001:2015.
b. Memantau Penerapan Sistem Manajemen Mutu

Melakukan kunjungan ke seluruh fungsi untuk menelusuri pendistribusian


makalah dan perkembangan penerapan sistem manajemen mutu.

Berdasarkan hasil kunjungan pemantauan tim proyek, Ketua Tim melaporkan


kepada tentang efektivitas pelaksanaan. Konsultan mengidentifikasi dan
mengusulkan penyesuaian yang perlu dilakukan oleh manajemen dan tim kerja

7
ISO untuk temuan yang membuat penerapan sistem manajemen mutu kurang
efektif.

4. Audit Internal Dan Sertifikasi

a. Pelatihan Audit Mutu Internal

Tim mengadakan pelatihan audit internal untuk memberikan pelatihan Audit


Internal kepada tim proyek ISO dan banyak pekerja terkait dalam penerapan sistem
manajemen mutu ISO 9001:2015 sebelum manajemen melakukan audit internal.
Audit internal adalah salah satu persyaratan terpenting dalam standar ISO
9001:2015, dan sebelum proses sertifikasi dapat dimulai, sekolah harus
menunjukkan bahwa standar tersebut telah diselesaikan. Audit internal juga
merupakan elemen dari mekanisme Peningkatan Berkelanjutan sistem
manajemenmutu
Tujuan utama dari pelatihan ini adalah untuk mempersiapkan auditor internal untuk
membantu Management Representative (MR) dalam menilai penerapan sistem
manajemen mutu secara berkala dengan melakukan audit internal yang efektif dan
melaporkan hasilnya ke sistem manajemen sebagai bagian dari Closed-loop Sistem.
Teknik audit, perencanaan audit, alat audit, pengelolaan operasi audit, dan pelaporan
hasil audit semuanya tercakup dalam sumber daya pelatihan audit internal.

b. Pelaksanaan Audit Internal

Sebelum proses sertifikasi dilakukan oleh Lembaga Sertifikasi, manajemen


melakukan setidaknya satu audit internal yang mencakup semua persyaratan standar
ISO 9001:2015 dan menyelesaikan tindakan korektif dalam periode yang ditentukan.

Proses audit internal dipantau dan dinilai, dengan hasil didiskusikan oleh
konsultan, MR, dan tim audit sebelum diserahkan kepada Manajemen.

Konsultan juga membantu proses audit internal secara penuh, mulai dari
mengembangkan program audit hingga memantau aktivitas audit dan menerapkan
tindakan korektif untuk memastikan bahwa sistem manajemen mutu perusahaan siap
untuk diaudit oleh lembaga sertifikasi.

c. Management Review

8
Sebelum proses sertifikasi dapat dimulai, manajemen harus melakukan
setidaknya satu Tinjauan Manajemen untuk memastikan kepatuhan terhadap standar
ISO 9001:2015. MR dan tim ISO akan mempresentasikan laporan status
pemasangan sistem manajemen mutu kepada Manajemen Puncak pada pertemuan
tinjauan manajemen ini. Hasil audit, keluhan pelanggan, kinerja proses & kepatuhan
produk, rekomendasi untuk perbaikan, dan topik lainnya disertakan dalam laporan.
Topik yang dibahas pada pertemuan ini, serta keadaan mereka saat ini, harus
diperhatikan.

Tim ISO melacak pekerjaan ini dan, jika perlu, membuat ide atau rekomendasi
untuk menjamin bahwa sistem manajemen mutu perusahaan siap untuk diaudit oleh
Badan Sertifikasi.

d. Audit Pra-Sertifikasi dan Tindakan Perbaikan

MR dan tim ISO melakukan audit pra-sertifikasi untuk menetapkan tingkat


kesesuaian dengan standar ISO 9001:2015 sebagai proses akhir untuk memverifikasi
kesiapan sistem. Tujuan dari audit ini adalah untuk mempersiapkan perusahaan
untuk sertifikasi oleh Lembaga Sertifikasi yang telah dipilih perusahaan. Audit akan
dilakukan oleh otoritas sertifikasi yang dipilih, dengan konsultan memandu langkah-
langkah perbaikan.

Sekolah/Lembaga hanya dapat melanjutkan ke prosedur sertifikasi jika temuan


dari audit ini telah diselesaikan; hampir dijamin tidak ada hambatan yang
menghalangi perusahaan untuk mendapatkan sertifikat ISO 9001:2015.

e. Sertifikasi

Organisasi sertifikasi ISO 9001:2015 bertanggung jawab atas pelaksanaan


sertifikasi. Lembaga sertifikasi yang dipilih dapat disesuaikan dengan anggaran dan
kebutuhan masing-masing lembaga pendidikan.

2.3 Penerapan ISO dalam peningkatan Mutu Pendidikan SMK

Jika dicermati lebih jauh, muncul pertanyaan mengapa manajemen mutu ISO
harus digunakan ketika Manajemen Peningkatan Berbasis Sekolah (MPMBS) juga
merupakan upaya peningkatan mutu pendidikan di sekolah, khususnya di Sekolah
Menengah Kejuruan. Menghadapi situasi ini, sekolah yang menerapkan Sistem

9
Manajemen Mutu (SMM) ISO 9001:2015 yang prosedurnya sebenarnya dipantau
oleh organisasi sertifikasi yang telah mendapatkan pengakuan dari badan Sertifikat
Internasional yaitu ISO, sedangkan MPMBS belum melihat pengakuan tersebut.
secara substansial. Namun pelaksanaan program ini akan sulit karena kondisi SMK
saat ini memerlukan perhatian yang serius, terutama dari segi pendanaan, sarana dan
prasarana yang memadai, pembiayaan yang memadai, serta administrasi dan
manajemen yang baik agar dapat memuaskan siswa sebagai pengguna jasa. Pengajar
merupakan komponen terpenting dari semua komponen sekolah. Betapapun
efektifnya aspek-aspek pendidikan lainnya, jika guru sebagai staf pelaksana tidak
bekerja dengan baik, maka proses pembelajaran di sekolah akanterganggu.

Selanjutnya, karakteristik kinerja personel sekolah memiliki dampak penting


dalam efektivitas inisiatif pembelajaran berbasis sekolah. Pegawai sekolah yang
tidak melaksanakan tugasnya dengan baik akan berdampak signifikan terhadap
keberhasilan program sekolah, khususnya dalam upaya peningkatan mutu (mutu)
pelayanan administrasi kepada guru dan siswa sesuai dengan persyaratan Sistem
Manajemen Mutu ISO (SMM). ).

Dimana salah satu syarat dari SMM ISO adalah keseragaman administrasi baik di
dalam maupun di luar sekolah, yang selanjutnya semua elemen tersebut akan
berdampak besar dalam menciptakan suasana kerja yang secara langsung akan
mempengaruhi apa yang menjadi program sekolah dalam hal peningkatan mutu
pendidikan. diri.

Guru dan pegawai baik secara langsung maupun tidak langsung merupakan salah
satu pihak yang bertanggung jawab atas operasionalisasi pendidikan di tingkat
sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan, selain itu ketersediaan sarana berupa
sarana prasarana pembelajaran yang praktis juga tidak kalah pentingnya.

Guru dan pegawai sebagai sumber daya manusia di bidang pendidikan dilaporkan
kurang berprestasi dalam pekerjaan (kinerja), khususnya dalam menjalankan
profesinya dalam melaksanakan proses pembelajaran dan administrasi. Hal ini tidak
lepas dari kinerja guru (performance) atau kinerja guru dan kinerja pegawai atau
tenaga administrasi, yang keduanya memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
kreasi mini organisasi yang menentukan keluaran mutu pendidikan.

10
Selain instruktur dan pegawai, iklim organisasi berperan penting dalam proses
pendidikan, khususnya dalam meningkatkan kinerja guru dan pegawai agar proses
pendidikan dapat berjalan dengan lancar. Kenyataan di lapangan adalah bahwa guru
dan karyawan memiliki perspektif dan persepsi yang berbeda dalam menerapkan
SMM ISO 9001:2015, sehingga harus diambil tindakan untuk menyamakan persepsi
agar sistem dapat berfungsi dengan baik dan menyenangkan pelanggan sekolah.
Selain itu, rendahnya intensitas pemantauan kepala sekolah terhadap staf yang
bertugas mempersiapkan penerapan Sistem dan Manajemen Mutu (SMM) ISO
9001:2015 berarti ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk menilai efektivitas
implementasi program.

Sistem Manajemen Mutu (SMM) ISO 9001:2015 belum sepenuhnya diterapkan,


sehingga diperlukan komitmen dari civitas sekolah untuk mengadopsi SMM ISO
9001:2015 terkait dengan kepuasan pelanggan (customer focus). Rendahnya
motivasi kinerja guru dan pegawai, yang akan berdampak pada iklim organisasi
dalam penerapan Sistem Manajemen Mutu (SMM) ISO 9001:2015.

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan salah satu jenjang sekolah


menengah yang berperan penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.
Sekolah Menengah Kejuruan bertujuan untuk menghasilkan lulusan yang siap
bekerja di dunia usaha, industri, atau wiraswasta. Peningkatan kualitas SMK
diharapkan mampu menghasilkan tenaga profesional masa depan yang siap bekerja
di industrinya masing-masing. Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah untuk
meningkatkan mutu pendidikan, khususnya di SMK. Rencana strategis pemerintah
bertujuan untuk menurunkan rasio SMA terhadap SMK dari 60:40 pada 2008
menjadi 30:70 pada 2025. Selain meningkatkan kuantitas SMK, pemerintah
berupaya meningkatkan kualitas SMK melalui sejumlah inisiatif .

Masalah utama pengembangan SMK unggulan adalah sistem evaluasi diri tidak
efektif dalam mengukur profil, kondisi dunia nyata seperti kekuatan, kelemahan,
peluang, dan ancaman, sehingga sulit bagi SMK untuk membuat dan
mengembangkan program dan kegiatan unggulan. . Di sisi lain, karena minimnya
informasi yang dapat diakses setiap saat, cepat, tepat, dan benar, pemerintah akan
kesulitan memetakan keunggulan masing-masing SMK yang ada. Tanpa melengkapi
analisis evaluasi diri yang baik, perkembangan SMK cenderung mengikuti tren

11
sementara yang mengalami perkembangan pesat. Oleh karena itu, untuk dapat
terintegrasi, diperlukan sistem informasi evaluasi diri berbasis web yang baik dan
dapat diakses oleh siapa saja dengan tingkat kemampuan tertentu.

2.4 Manfaat Penerapan ISO 21001:2018


Berikut beberapa keuntungan penerapan ISO 9001:2015 di bidang pendidikan
atau di sekolah:

(1) Proses belajar mengajar (KBM) akan lebih nyaman, terarah, dan dapat diterima jika
Sistem Manajemen Mutu ISO 9001 didokumentasikan. Dokumentasi juga dapat
dimanfaatkan untuk mengajar karyawan baru dan meningkatkan pemahaman antara
dosen dan staf. Operasi lembaga pendidikan lebih efisien, masalah kualitas dapat
ditemukan, ditangani, dan dihindari, dan kegiatan "perbaikan" dapat dilakukan secara
sistematis.
(2) Audit kualitas internal memungkinkan setiap guru dan anggota staf untuk
mengidentifikasi dan mengatasi masalah saat ini. Mahasiswa dan pihak lain yang
berkepentingan, di sisi lain, dapat menggunakan proses resmi yang ada untuk
menanggapi proses layanan yang sedang berlangsung.
(3) Sistem manajemen mutu menjabarkan dengan jelas hak dan tanggung jawab siswa,
instruktur, dan staf.
(4) Lembaga sertifikasi independen melakukan audit yang memberikan perspektif eksternal
yang lebih objektif. Ini menciptakan peluang untuk meningkatkan kualitas. Kekuatan,
kekurangan, dan kemungkinan "perbaikan" yang belum diterapkan dapat dikenali
selama proses audit eksternal.
(5) Prosedur pemasaran dan akreditasi sederhana.
(6) Operasi lembaga pendidikan lebih efisien, masalah kualitas dapat ditemukan, ditangani,
dan dihindari, dan kegiatan "perbaikan" dapat dilakukan secara sistematis.
(7) Rintangan apapun terhadap implementasi ISO 9001:2015 dapat diatasi dengan cepat
dan sederhana jika ada dukungan dan dedikasi.
2.5 Penelitian Terdahulu
1. Analisis Implementasi Sistem Manajemen Mutu Iso 9001:2008 Pada Sekolah Tinggi
Ilmu Administrasi Mandala Indonesia oleh Dony Hendartho tahun 2014. Dari Penelitian

12
ini, penerapan SMM ISO 9001:2008 pada STIAMI adalah upaya dalam peningkatan
mutu Pendidikan berkelanjutan dalam mutu Pendidikan tinggi, sehingga tujuan
Pendidikan yang telah ditetapkan boleh tercapai. Dengan penerapan Implementasi ISO
9001:2008 dengan efektif pada STIAMI, maka kegiatan penyelenggaraan program dan
kegiatan baik dalam bidang akademik (pendidikan, penelitian dan pengabdian pada
masyarakat) maupun nonakademik (administrasi dan manajemen) dapat berjalan sesuai
dengan standar mutu yang telah ditetapkan. Dan untuk unit-unit di bawah manajemen
STIAMI terutama diploma dan pascasarjana dapat tersertifikasi ISO 9001:2008.
2. Pengembangan Mutu Manajemen Lembaga Pendidikan dalam Penerapan ISO
9001:2008 pada SMK Swasta Ma’arif Nu 1 Ajibarang Provinsi Jawa Tengah oleh
Singgih Aji Purnomo (2020). Hasil penelitiannya, dari penerapan sistem manajemen
mutu ISO 9001:2008 di SMK Ma’arif NU 1 Ajibarang berdasarkan hasil wawancara,
observasi, dan studi dokumentasi penerapan sistem manajemen mutu sudah terlihat baik
(adanya hubungan yang harmonis dan sinergi antara kepala sekolah, unit kerja, Yayasan,
dan seluruh sumber daya manusia yang ada di sekolah). Berdasarkan wawancara dengan
Wakil Kepala Sekolah bidang manajemen, ternyata terdapat kendala dalam penerapan
ISO, diantaranya, “terdapat sumber daya manusia yang tidak memiliki target, karena
yang punya target hanya unit kerja, adanya program yang tidak tercatat namun
dikerjakan dan program tercatat namun tidak dilaksanakan”. Kemudian hasil wawancara
dengan Wakil Kepala Sekolah bidang yaitu “adanya guru yang tidak tepat waktu dalam
membuat rpp dan mengumpulkan hasil evaluasi siswa, sehingga terkadang menghambat
pelaksanaan kegiatan yang ada di bidang kurikulum”. Selanjutnya kendala Wakil Kepala
Sekolah bidang sarana dan ketenagaan yaitu “ada pada komitmen terhadap
pekerjaannya, sumber daya manusia yang ada kurang memahami pekerjaannya terutama
untuk guru yang baru”. Terakhir kendala yang dihadapi oleh Wakil Kepala Sekolah
bidang Hubungan Masyarakat dan Hubungan Industri, yaitu “ada pada kelengkapan
administrasi, hal ini dikarenakan BKK sering melakukan sosialisasi di lapangan dan
menjalin kerjasama dengan pihak dunia usaha / dunia industry untuk mewadahi lulusan
yang ingin bekerja atau menyalurkan lulusan ke dunia usaha / industri. Kendala lainnya,
tidak semua lulusan mendaftar kerja melalui BKK SMK Ma’arif NU 1 Ajibarang,
sebagai contoh: lulusan setelah lulus ada yang langsung ikut saudara untuk kerja atau
mencari dan mendaftar lowongan kerja melalui BKK sekolah lain, sehingga kesulitan
merekam jejak alumni”. Solusi untuk menghadapi kendala penerapan ISO adalah
dengan menumbuhkan kesadaran akan tugas dan tanggung jawab masing-masing

13
sumber daya manusia baik guru maupun unit kerja yang ada di Sekolah, saling
melengkapi satu sama lain, slaing menasehati dan mengingatkan sumber daya manusia
untuk membuat dokumen yang dibutuhkansekolah untuk mengembangkan kelas khusus
industry untuk Teknik Sepeda Motor (Yamaha) mulai dari relasi sampai uji kompetensi,
lalu kelas khusus Teknik Audio Video ada Fun World dengan disediakannya lab khusus.
Selain itu, sekolah memerlukan sistem untuk melacak alumni agar terdata dengan baik,
sekolah berupaya memenuhi fasilitas yang masih kurang seperti luas tempat ibadah
(mushola) untuk kegiatan siswa dan guru, serta menambah jumlah fasilitas lainnya yang
dibutuhkan bagi sekolah guna pelayanan yang baik terhadap siswa.
3. SMM ISO 9001:2000 di SMK N 3 Palangka Raya oleh Richardon Sinaga (2011).
Hasil penelitian, Implementasi SMM ISO dalam masa tiga tahun belum menunjukkan
hasil yang signifikan terhadap pencapaian sasaran mutu yang ditetapkan, tetapi telah
memberikan panduan bagi langkah-langkah perbaikan untuk menganalisa kinerja yang
sedang berlangsung. Kendala yang dihadapi : (1) Rendahnya komitmen bagi sebagian
besar personil sekolah. (2) Pemahaman terhadap konsep SMM ISO bagi personil SMK
N 3 Palangka Raya masih perlu ditingkatkan. (3) Masalah pendanaan. (4) kurangnta
sinergi antara kebijakan pemerintah daerah dengan system yang dibangun dan
diterapkan di sekolah.

14
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan, maka dapat disimpulkan :
1. ISO (International Organization for Standardization) standar sistem
manajemen internasional pertama di dunia untuk organisasi Pendidikan. Standar
ini memberikan panduan tentang bagaimana memberikan kualitas dalam
lingkungan pendidikan yang terus berubah, dengan tujuan untuk membantu
penyedia layanan pendidikan dalam memberikan layanan yang lebih baik. ISO
9001:2008 merupakan standar internasional untuk sistem manajemen mutu
(mutu), dan ISO 21001:2018 Educational Organization Management System
(SMOP) adalah standar sistem manajemen otonom yang diselaraskan dengan
Sistem Manajemen Mutu ISO 9001.
2. Langkah Penerapan ISO 9000 :
 Analisis Kesenjangan
 Pelatihan Dan Persiapan
 Pengembangan Sistem Dan Implementasi
 Audit Internal Dan Sertifikasi
3. Manfaat Penerapan ISO (International Organization for Standardization):
 Proses belajar mengajar (KBM) akan lebih nyaman, terarah, dan dapat
diterima
 Audit kualitas internal memungkinkan setiap guru dan anggota staf
untuk mengidentifikasi dan mengatasi masalah saat ini
 Sistem manajemen mutu menjabarkan dengan jelas hak dan tanggung
jawab siswa, instruktur, dan staf.
 Lembaga sertifikasi independen melakukan audit yang memberikan
perspektif eksternal yang lebih objektif.
 Prosedur pemasaran dan akreditasi sederhana.
 Operasi lembaga pendidikan lebih efisien, masalah kualitas dapat
ditemukan, ditangani, dan dihindari, dan kegiatan "perbaikan" dapat
dilakukan secara sistematis.

15
 Rintangan apapun terhadap implementasi ISO 9001:2015 dapat diatasi
dengan cepat dan sederhana jika ada dukungan dan dedikasi.
3.2 Saran
Bagi seluruh Lembaga Pendidikan agar memperhatikan standar proses dalam
peningkatan mutu dan kualitas Pendidikan. Serta menerapkan manajemen mutu ISO
9000 agar mampu bersaing dengan Lembaga Pendidikan asing dan dapat meningkatkan
kualitas penerus bangsa.

4. dapun Lingkup
Akreditasi sekolah
mencakup:
5. 1. Taman Kanak-kanak
(TK)/Raudhatul Atfal
(RA).
6. 2. Sekolah Dasar
(SD)/Madrasah Ibtidaiyah
(MI).
7. 3. Sekolah Menengah
Pertama (SMP)/Madrasah
Tsanawiyah (MTs).

16
8. 4. Sekolah Menengah
Atas (SMA)/Madrasah
Aliyah (MA).
9. 5. Sekolah Menengah
Kejuruan
(SMK)/Madrasah Aliyah
Kejuruan (MAK).
10. 6. Sekolah Luar Biasa
(SLB) yang terdiri dari
Taman Kanak-kanak Luar
Biasa
11. (TKLB), Sekolah
Dasar Luar Biasa (SDLB),
Sekolah Lanjutan Tingkat
Pertama Luar

17
12. Biasa (SLTPLB), dan
Sekolah Menengah Luar
Biasa (SMLB).
13. Pelaksana akreditasi
sekolah terdiri dari :
14. (a) Badan Akreditasi
Nasional
Sekolah/Madrasah (BAN-
S/M),
15. (b) Badan Akreditasi
Propinsi
Sekolah/Madrasah (BAP-
S/M), dan
16. (c) Unit Pelaksana
Akreditasi (UPA)
Kabupaten/Kota .
18
17. Badan Akreditasi
Nasional
Sekolah/Madrasah (BAN-
S/M) merupakan: badan
non
18. struktural yang secara
teknis bersifat independen
dan profesional yang
terdiri atas
19. unsur-unsur
masyarakat, organisasi
penyelenggara
pendidikan, perguruan
tinggi,
20. dan organisasi yang
relevan..yang memiliki
19
kewenangan untuk
menetapkan
21. kebijakan, standar,
sistem,dan perangkat
akreditasi secara
nasional. Badan
22. Akreditasi Propinsi
Sekolah/Madrasah
(BAP-S/M)
berkewenangan untuk
23. melaksanakan
kegiatan akreditasi
SMP, SMA, SMK dan
SLB. Sedangkan, Unit
24. Pelaksana Akreditasi
(UPA) Kabupaten/Kota
20
berkewenangan
melaksanakan
25. akreditasi untuk TK
dan SD

21
DAFTAR PUSTAKA

Akreditasi Nasional Sekolah/Madrasah, kelembagaan.ristekdikti.go.id (diakses pada18 Mei


2022 pukul 16.15 WITA).
Gustanti, V. J. (2019). Akreditasi Sekolah. Makalah UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN
KALIJAGA, 5-6.
institute, M. (2021, Juni 2). Pentingnya Penerapan ISO 21001:2018 untuk Pendidikan di
Indonesia . p. 1.
Legowo, M. B. (2017). Model Sistem Penjaminan Mutu Berbasis Integrasi Standar
Akreditasi BAN-PT dan ISO 9001:2008. Jurnal Resti, 90.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 59 Tahun 2012 tentang Badan
Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003,
kelembagaan.ristekdikti.go.id (diakses pada19 April 2019 pukul 22.45 WIB).

22

Anda mungkin juga menyukai