Anda di halaman 1dari 20

PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001 : 2008 PADA SEKOLAH

MENENGAH KEJURUAN

MAKALAH KELOMPOK 9

 Dosen Pengampu : Dr. GIRI WIYONO, M.T

Disusun Oleh :
FAQIH DINULLOH NURUL ANAM(17501244020)
YESHINTA NASUKHA
ARBA THOYIB HIDAYAT

PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2018
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang selalu melimpahkan rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Penerapan Sistem Manajemen
Mutu Iso 9001 : 2008 Pada Sekolah Menengah Kejuruan”
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas Manajemen Pendidikan, dengan tujuan
meningkatkan pengetahuan  mahasiswa.
Dalam penulisan makalah ini, tidak lepas dari petunjuk dan bimbingan serta masukan
dari semua pihak. Untuk itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada bapak Dr.Giri Wiyono,
M.T. selaku Dosen Matakulia Manajemen pendidikan, dan juga semua pihak yang telah
mendukung dalam penyelesaian makalah ini sehingga makalah ini dapat selesai tepat waktu.
Makalah ini, berusaha penulis susun selengkap-lengkapnya. Akan tetapi, penulis
menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna, karena keterbatasan dan kekurangan
pengetahuan serta minimnya pengalaman yang penulis miliki. Oleh karena itu, kritik dan saran
dari pembaca sangat diharapkan demi pembuatan makalah berikutnya.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi penyusun dan pembaca pada
umumya. Amin.

Yogyakarta, 8 Maret 2018

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...…………………………....................................…….1
DAFTAR ISI ……………………………………….................................….….2

BAB I  PENDAHULUAN
A.   Latar Belakang ………..………………………....................……........................3
B.   Rumusan Masalah .....………………………………….........................…...........4
C.   Maksud dan Tujuan …………...……………….....................……………...........4

BAB II  KAJIAN TEORI


A.   Sistem Manajemen Mutu – SMM ISO ................................................................5
B.   Sistem Manajemen Mutu – SSM ISO 9001 : 2008..............................................6
C.   Prinsip SMM ISO 9001 : 2008 ............................................................................6
D.   Manfaat Penerapan  SMM ISO 9001 : 2008 .......................................................8

BAB III  PEMBAHASAN
A.   Penerapan SMM ISO 9001 : 2008 pada SMK ...................................................10
B.   Total Quality Management (TQM) dalam Pendidikan.......................................14

BAB IV  PENUTUP
A.   Kesimpulan  ………………………………………...........................................16
B.   Saran ………………………...........………….................................…........... ..16

DAFTAR PUSTAKA ………………………………......................................17

2
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dunia pendidikan yang ada di indonesia merupakan suplemen yang utama dalam perubahan
dunia yang penuh dengan perkembangan teknologi. Maka dalam hal ini menurut Nelson
Mandela menyatakan tentang “pendidikan adalah senjata paling mematikan di dunia, karena
dengan itu kita dapat mengubah dunia”. Dalam pendidikan ada yang namanya jenjang,
diantaranya Sekolah Dasar ,Sekolah Menengah Pertama, dan Sekolah Menengah Atas /Madrasah
Aliyah /Sekolah Menengah Kejuruan. Pada jenjang Sekolah Menengah Atas /Madrasah
Aliyah /Sekolah Menengah Kejuruan ini, merupakan jenjang untuk melihat keahlian anak- anak
untuk berkarya. Jenjang yang lebih dominan dalam bidang keahlian yaitu SMK, dalam
penyelenggaraan pengelolaan pendidikan semakin menjadi perhatian yang serius bagi para
peduli kepentingan pendidikan terutama pihak penyelenggara sekolah. Untuk menghasilkan
produk pendidikan yang berkualitas dan seiring semakin kompetetifnya arena persaingan dalam
dunia pendidikan secara global.
Sekolah Menengah Kejuruan memiliki peranan yang sangat strategis dalam peningkatan
mutu sumber daya manusia. Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional disebutkan, pendidikan kejuruan merupakan pendidikan menengah yang
mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu. Berbagai usaha telah
dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan kejuruan antara lain melalui berbagai pelatihan
dan peningkatan mutu manajemen sekolah. Namun berbagai indikator mutu pendidikan belum
menunjukkan peningkatan yang berarti, bahkan sebagian besar sekolah masih dalam kondisi
memprihatinkan. Sugiyono (2003, hlm.15) mengatakan “Kegagalan pendidikan membangun
sumberdaya manusia indonesia tersebut disebabkan oleh karena pengelolaan pendidikan di
indonesia belum dilakukan
”. Lebih lanjut Sugiyono (2003, hlm.21) menyatakan “manajemen pendidikan kejuruan
yang professional adalah manajemen yang cerdas yaitu manajemen yang mampu melaksanakan
fungsi-fungsi manajemen ( Planing, Doing, Checking, Reviewing ) secara sungguh sungguh,
konsisten dan berkelanjutan dalam mengelola sumber daya meliputi 7 M (Man, Money, Material,
Methods, Machine, Market dan Minute) sehingga tujuan pendidikan kejuruan dapat dicapai
secara efektif dan efisien”.
Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi mempengaruhi perkembangan dunia
usaha. Hal ini membawa implikasi pada tingkat pengetahuan dan keterampilan yang perlu
dimiliki oleh siswa SMK. Oleh karena hal itu, manajemen pendidikan di bidang keahlian
terutama pada sekolah kejuruan sangat dibutuhkan. Manajemen yang dibutuhkan yaitu suatu
sistem manajemen mutu yang diakui dan berstandar baik secara nasional bahkan internasional.
Salah satu sistem manajemen mutu yang telah berstandar internasional yaitu ISO 9001: 2008,
ISO ini membahas tentang kepuasan pelanggan. Untuk mewujudkan mutu yang baik dalam suatu
lembaga pendidikan, maka beberapa lembaga pendidikan yang ada di indonesia telah memulai
untuk menerapkan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008. Dalam hal ini penggunaan Sistem
Manajemen Mutu ISO 9001:2008 menjadi pilihan terbaik yang dilakukan untuk meningkatkan
kualitas Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang baik. Diharapkan proses pendidikan sebagai

3
wujud realisasi produk yang dihasilkan terlaksana dengan optimal. Untuk mewujudkan
penarapan Sistem Manjemen Mutu ISO 9001:2008, SMK diharuskan menjalankan semua
prosedur standar yang telah digariskan dalam persyaratan Sistem Manjemen Mutu ISO
9001:2008 yang tertuang dalam klausal implementasi secara berurutan dan berkelanjutan.
Termasuk didalamnya memenuhi persyaratan sarana dan prasarana serta menjalankan
implementasi manajemen kualitas dalam pengelolaannya.
B. Rumusan Masalah

Berawal dari deskripsi latar belakang masalah di atas maka yang menjadi pokok
permasalahan yang akan dijadikan kajian utama  dalam makalah ini adalah Bagaimana
penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001 : 2008 pada Sekolah Menengah Kejuruan ? Untuk
mengkaji pokok permasalahan tersebut maka penulis mem-breakdawn ke dalam beberapa
submasalah yaitu :
1.     Bagaimana prinsip Sistem Manajemen Mutu – SMM ISO 9001 : 2008 ?
2.     Apa manfaat penerapan Sistem Manajemen Mutu – SMM ISO 9001 : 2008 ?
3.     Bagaimana penerapan SMM ISO 9001 : 2008 pada SMK ?
C.    Maksud dan Tujuan
Tujuan umum dari penyusunan makalah ini adalah untuk mengetahui  penerapan sistem
manajemen mutu ISO 9001 : 2008 pada Sekolah Menengah Kejuruan. Adapun tujuan khususnya
adalah sebagai berikut :
1.     Untuk mengetahui prinsip Sistem Manajemen Mutu – SMM ISO 9001 : 2008
2.     Untuk mengetahui manfaat penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001 : 2008
3.     Untuk mengetahui penerapan SMM ISO 9001 : 2008 pada SMK

4
BAB II
KAJIAN TEORI

A.     Sistem Manajemen Mutu – SMM ISO


Manajemen mutu (quality management) dirangkai secara sinergi/terpadu yang kemudian
lebih dikenal dengan Manajemen Mutu Terpadu (Total Quality Manajemen, TQM). Istilah TQM
dikalangan masyarakat lebih familier dengan Sistem Manajemen Mutu – SMM [5].
Tujuan dari SMM yakni kepuasan pelanggan yang ditunjukkan melalui terpenuhinya
standar ISO yang disepakati. Dari sinilah awal mula dikenal Sistem Manajemen Mutu terstandar
– SMM ISO.
Penerapan SMM ISO, dilakukan oleh produsen dalam upaya meningkatkan pangsa pasar
melalui sertifikasi. Sertifikasi SMM ISO merupakan kemasan produk yang terdapat di lembaga
IOS. Produsen secara otonom dapat memilih model-model SMM ISO yang tersedia.
Dalam buku ISO 9000 Standar Kualitas Dunia, James G Petterson  memberikan gambaran
pembeda antara SMM ISO yang satu dengan yang lainnya yakni [6]:
·           SMM ISO 9000 : merupakan bagian seri SMM ISO 9001, 9002, 9003, dan SMM ISO 9004.
SMM ISO 9000 sebagai petunjuk menuju pada keseluruhan seri SMM ISO.
·           SMM ISO 9001 : sebagai SMM ISO paling komprehensif. Berlaku bagi desain dan
pengembangan, produksi pemberian layanan kepada pelanggan, melalui panduan bagaimana
proses produksi.
·           SMM ISO 9002 : berlaku untuk fasilitas penyediaan produk – sesuai dengan desain atau
spesifikasi yang disediakan oleh pelanggan
·           SMM ISO 9003 : berlaku hanya untuk prosedur pemeriksaan dan pengujian akhir. Merupakan
bagian yang paling rinci dalam kelompok seri SMM ISO
·           SMM ISO 9004 : merupakan elemen dasar dalam proses pengembangan sistem mutu,
disesuaikan dengan situasi spesifik instansi yang bersangkutan.

B.    Sistem Manajemen Mutu – SSM ISO 9001 : 2008


Standar Internasional Sistem Manajemen Mutu SMM ISO 9001 menetapkan persyaratan
dan rekomendasi untuk desain dari Sistem Manajemen Mutu. Organisasi menjamin produk yang
memenuhi persyaratan, dan bertanggungjawab untuk memberikan jaminan mutu atas produk
tertentu yang ditetapkan. Persyaratan yang ditetapkan tersebut, merupakan kebutuhan spesifik
dari pelanggan.
SMM ISO 9001 didefinisikan sebagai sistem yang berorientasi pada pendekatan proses [7].
SMM ISO ini ditinjau ulang sedikitnya setiap lima tahun sekali. SMM ISO 9001, bukan
merupakan standar produk karena SMM ISO 9001 ini tidak menyatakan persyaratan-persyaratan
yang harus dipenuhi oleh produk. Tidak ada kriteria penerimaan produk dalam ISO 9001. SMM
ISO 9001 hanya merupakan standar proses Sistem Manajemen Mutu.

5
C.    Prinsip SMM ISO 9001 : 2008
Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 dibangun atas 8 (delapan) prinsip. Kedelapan
prinsip yang merupakan ruh dari standar ISO 9001:2008 ini dituangkan dalam bentuk klausul-
klausul (persyaratan) sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 yang juga berjumlah 8 (delapan)
klausul [8]. Kedelapan prinsip itu adalah :
1.   Fokus Pada Pelanggan
Keberlangsungan suatu perusahaan sangatlah bergantung kepada pelanggannya. Oleh
karena itu, pelanggan menjadi salah satu fokus penting yang harus diperhatikan. Perusahaan
yang menerapkan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 diharuskan memiliki strategi khusus
untuk terus-menerus memantau kepuasan pelanggan. Beberapa hal yang harus dilakukan terkait
prinsip ini adalah
-        Meneliti dan memahami kebutuhan dan harapan pelanggan
·           Memastikan bahwa tujuan organisasi selaras dengan kebutuhan dan harapan pelanggan.
·           Mengkomunikasikan pentingnya memenuhi kebutuhan dan harapan pelanggan di seluruh
tingkatan organisasi.
·           Mengukur kepuasan pelanggan (survey kepuasan pelanggan) dan menindaklanjuti hasilnya.
·           Memastikan pendekatan yang seimbang antara kepuasan pelanggan dan kepuasan pihak
berkepentingan lainnya (seperti pemilik, karyawan, pemasok, pemodal, masyarakat lokal dan
masyarakat secara keseluruhan).

2.   Kepemimpinan
Pemimpin merupakan elemen terpenting di dalam suatu organisasi. Keberhasilan
suatu organisasi biasanya dimulai dari kecakapan pemimpin dalam memaksimalkan potensi
sumber daya yang dimilikinya. Beberapa hal yang harus dilakukan terkait dengan prinsip ini
adalah:
·           Memperhatikan kebutuhan semua pihak yang berkepentingan termasuk pelanggan, pemilik,
karyawan, pemasok, pemodal, masyarakat lokal dan masyarakat secara keseluruhan.
·           Membangun visi yang jelas tentang masa depan organisasi.
·           Menetapkan tujuan dan target yang SMART (Spesific, Measurable, Achievable, Realistic, Time
Target)
·           Menyediakan Sumberdaya yang diperlukan baik Sumber daya manusia atau asset.
·           Memberikan pelatihan-pelatihan untuk meningkatkan kompetensi karyawan

3.   Keterlibatan Karyawan
Sebaik apapun strategi yang ditetapkan pihak manajemen tidak akan ada gunanya bila
tidak diamini oleh seluruh karyawan yang ada di organisasi. Oleh karena itu, peran aktif
dari karyawan sangat dibutuhkan untuk keberhasilan implementasi sistem manajemen
mutu. Beberapa hal yang harus dilakukan untuk prinsip ini adalah :
·           Setiap karyawan harus memahami pentingnya kontribusi dan peran mereka dalam organisasi.

6
·           Setiap karyawan harus mengidentifikasi hambatan terhadap kinerja mereka.
·           Setiap karyawan harus memahami tugas dan tanggung jawab mereka.
·           Setiap karyawan harus secara aktif mencari kesempatan untuk meningkatkan kompetensi,
pengetahuan dan pengalaman.
·           Setiap karyawan bebas berbagi pengetahuan dan pengalaman.

4.   Pendekatan Proses
Sebuah hasil yang hendak dicapai akan lebih efisien diraih ketika kegiatan-kegiatan
dan sumberdaya terkait dikelola sebagai suatu kesatuan proses yang tidak dapat dipisahkan. Ini
juga berarti bahwa yang terpenting dalam Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 adalah
proses bukan hasil. Artinya, target yang tidak tercapai bukanlah masalah majour yang tidak
dapat dimaafkan selama kegagalan tersebut dianalisis dan dilakukan perbaikan ke
depannya.  Beberapa hal yang harus dilakukan terkait prinsip ini adalah :
·           Mendefinisikan dan menetapkan semua kegiatan yang diperlukan untuk memperoleh hasil yang
diinginkan.
·           Menetapkan tanggung jawab yang jelas dan akuntabilitas untuk mengelola kegiatan kunci
(utama) organisasi.
·           Menganalisis dan mengukur dari kemampuan kegiatan kunci.
·           Mengidentifikasi interaksi proses antara suatu bagian dengan bagian yang lain di dalam
organisasi.
·           Berfokus pada faktor-faktor seperti sumber daya, metode, dan bahan-bahan yang akan
meningkatkan kegiatan kunci dari organisasi.
·           Mengevaluasi risiko, konsekuensi dan dampak dari kegiatan pada pelanggan, pemasok dan pihak
berkepentingan lainnya.

5. Pendekatan Sistem Pada Manajemen


Mengidentifikasi, memahami dan mengelola proses yang saling berkaitan sebagai suatu
sistem memberikan kontribusi pada efektifitas dan efisiensi organisasi dalam mencapai tujuan
organisasi. Beberapa hal yang harus dilakukan terkait prinsip ini :
·           Penataan sistem untuk mencapai tujuan organisasi dengan cara yang paling efektif dan efisien.
·           Memahami keterkaitan antara proses-proses dalam suatu sistem.
·           Menyelaraskan dan mengintegrasikan proses-proses yang ada.
·           Memberikan pemahaman yang lebih baik tentang peran dan tanggung jawab yang diperlukan
untuk mencapai tujuan bersama dan dengan demikian mengurangi hambatan lintas-fungsional.
·           Memahami kemampuan organisasi dan menetapkan kendala sumber daya sebelum mengambil
tindakan.
·           Terus meningkatkan sistem melalui pengukuran dan evaluasi.
6. Perbaikan yang terus menerus

7
Perbaikan berkesinambungan dari kinerja keseluruhan organisasi harus menjadi tujuan
tetap organisasi. Ini juga berarti bahwa organisasi tidak boleh puas terhadap hasil yang dicapai.
Harus selalu ada peningkatan performa dari tahun ke tahun. Beberapa hal yang harus dilakukan
tekait prinsip ini adalah :
·           Secara periodik melakukan pemeriksaan sistem seperti menjalankan kegiatan audit internal.
·           Secara periodik mengadakan rapat khusus yang membahas masalah yang berkaitan dengan
sistem manajemen mutu (biasa disebut rapat tinjauan manajemen).

7.   Pendekatan Faktual pada Pengambilan Keputusan


Keputusan yang efektif adalah keputusan didasarkan pada analisis data dan informasi yang
benar. Hal yang harus dilakukan terkait prinsip ini adalah:
·           Memastikan bahwa data dan informasi yang ada cukup akurat dan dapat diandalkan.
·           Membuat data yang dapat diakses oleh mereka yang membutuhkannya.
·           Menganalisis data dan informasi menggunakan metode yang valid.
·           Membuat keputusan dan mengambil tindakan berdasarkan pada analisis faktual, seimbang
dengan pengalaman dan intuisi.

8.   Hubungan yang Saling Menguntungkan dengan Pemasok


Suatu organisasi dan pemasoknya adalah saling tergantung dan hubungan yang saling
menguntungkan dan meningkatkan kemampuan keduanya untuk mencapai target. Mutu produk
atau jasa yang diberikan oleh pihak ketiga (vendor, rekanan, supplier) sangat mempengaruhi
mutu akhir produk (barang maupun jasa) suatu organisasi. Oleh karena itu, memantau kinerja
pemasok merupakan hal yang sangat ditekankan dalam Sistem Manajemen Mutu ISO
9001: 2008.

D.    Manfaat Penerapan  SMM ISO 9001 : 2008


Banyak sekali perusahaan zaman sekarang ini menganggap bahwa penerapan ISO 9001: 2008
dalam sebuah instansi mereka merupakan bagian dari sebuah investasi system yang mana keuntungan
yang mereka peroleh tidak dapat langsung di rasakan saat itu juga  tetapi akan terasa sekali apabila system
tersebut telah di terapkan secara terus menerus.
Hampir di setiap kesempatan mengisi training pengenalan Sistem Manajemen Mutu ISO
9001:2008, pimpinan puncak atau stakeholder pasti menanyakan apa manfaat penerapan sistem
manajemen mutu ISO 9001:2008 untuk mereka selaku pimpinan puncak dan penentu kebijakan. Ini
dikarenakan mereka memahami bahwa ISO 9001:2008 hanya sekedar membenahi administrasi instansi
saja. Padahal, jika penerapan ISO 9001:2008 bisa dioptimalkan, ISO 9001:2008 akan menjadi alat
yang powerfull untuk mengukur performa sebauh instansi.  
Sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 setidaknya menyediakan 5 parameter yang bisa digunakan
untuk mengukur kinerja sebauh instansi. Kelima parameter  tersebut adalah sebagai berikut :
1.  Survey Kepuasan Pelanggan

8
Mengabaikan kepuasan pelanggan sama artinya membiarkan sebauh instansi ditepi jurang
kehancuran. Banyaknya pesaing yang bermunculan, menuntut instansi untuk bisa memberikan produk
atau pelayanan yang memiliki nilai tambah dibanding instansi lainnya. Oleh karena itu, ISO 9001:2008
mewajibkan sebauh instansi untuk melakukan survey kepuasan pelanggan secara berkala demi
mengetahui kualitas produk atau pelayanan di mata pelanggan.  Dengan mengadakan survey, sebauh
instansi bisa mengetahui strength dan weakness point. Dengan membandingkan hasil survey tiap
tahunnya, tentu instansi dapat membandingkan kinerja dari tahun ke tahun.
2.   Keluhan Pelanggan
Parameter kedua yang bisa digunakan untuk mengukur kinerja sebuah instansi adalah keluhan
pelanggan. ISO 9001:2008 mewajibkan instansi untuk mencatat, menindaklanjuti, dan memonitor
keluhan pelanggan. Dengan begitu, sebuah instansi dapat dengan mudah mengevaluasi kinerja dan
memberikan perbaikan yang memuaskan bagi pelanggan.
3.   Audit Internal
Tidak ada yang menjamin sistem yang dirancang dengan baik di awal akan berjalan mulus ketika
sudah sampai pada level pelaksana. Oleh karena itu, konsep PDCA (Plan-D0-Check-Action) sangat
penting untuk diterapkan. ISO 9001:2008 mewajibkan instansi melakukan kegiatan audit internal sebagai
bentuk pelaksanaan “Check” dari konsep PDCA.  Dengan melakukan audit internal, akan diketahui
masalah apa yang sering dialami oleh masing-masing divisi termasuk divisi mana yang paling banyak
bermasalah. Dengan demikian, perbaikan sistem dapat dilakukan secara menyeluruh.
4.   Pengendalian Produk Tidak Sesuai
ISO 9001:2008 mewajibkan sebuah instansi  membuat standar mutu produk untuk kemudian
dibuatkan standar pemeriksaan produk. Ini harus dilakukan untuk memastikan produk yang dihasilkan
benar-benar telah sesuai dengan spesifikasi yang dipersyaratkan baik oleh produsen, regulasi, maupun
pelanggan. Dengan menetapkan standar ini, pelaksana di lapangan dapat dengan mudah menetapkan
mana produk yang lulus pemeriksaan dan yang ditolak. Selain itu, ISO 9001:2008 juga mewajibkan untuk
mencatat dan melaporkan semua jenis ketidaksesuaian produk untuk kemudian direkapitulasi dan
dianalisis agar bisa diketahui berapa persen efesiensi produksi.

5.   Pencapaian Sasaran Mutu


Sasaran mutu adalah target kerja yang ditetapkan untuk setiap divisi. Biasanya, sebuah instansi
yang belum menerapkan sistem manajemen dengan baik cenderung hanya memberikan target untuk divisi
tertentu saja, terutama divisi yang “menghasilkan uang” atau “menghabiskan uang”. Sebut saja misalnya
divisi sales / marketing dan divisi produksi. Divisi lain apalagi divisi supporting seperti
HRD/SDM/Personalia dan Purchasing dibiarkan bekerja tanpa target, Sedangkan ISO 9001:2008
mewajibkan pimpinan puncak untuk menetapkan target untuk seluruh divisi. Karena instansi wajib
memandang seluruh divisi yang ada sebagai satu kesatuan yang semuanya memiliki sumbangsih dalam
memajukan instansinya. Dengan membandingkan 5 parameter di atas, maka manajemen puncak dapat
mengukur kinerja instansinya secara meyakinkan.  

9
BAB III
PEMBAHASAN

A.        Penerapan SMM ISO 9001 : 2008 pada Sekolah Menengah Kejuruan


Salah satu kebijakan Dikdasmen yang diambil untuk meningkatkan kualitas tamatan
Sekolah Menengah Kejuruan adalah program pengembangan sekolah yang berstandar Nasional
dan Internasional. Program pengembangan ini telah menetapkan kriteria-kriteria yang harus
dipenuhi bagi sekolah-sekolah yang akan melaksanakannya. Salah satu kriteria Sekolah
Menengah Kejuruan berstandar Internasional adalah mengadopsi sistem manajemen mutu ISO
9001:2008, dan bersertifikat ISO 9001:2008. Pemberlakuan standar ISO (International
Standarization Organization) sebagai pengakuan atas jaminan kualitas merupakan tuntutan bagi
lembaga-lembaga, terutama yang berperan untuk memberikan pelayanan pada publik. Melalui
standar ISO ini secara perlahan namun pasti akan diberlakukan melalui sertifikasi sebagai
jaminan kualitas, dan hal ini telah di kembangkan melalui pendidikan kejuruan sebagai penyedia
tenaga kerja yang menguasai kompetensi pada bidang keahliannya. Sistem Manajemen Mutu
(SMM) ISO 9001: 2000 diterapkan pada suatu organisasi, bila organisasi tersebut bermaksud
memperagakan kemampuannya dalam menyediakan produk maupun jasa yang memenuhi
persyaratan pelanggan dan peraturan yang berlaku dan bertujuan untuk meningkatkan kepuasan
pelanggan dan pihak berkepentingan lainnya [9]. ISO adalah lembaga internasional untuk
standarisasi yang didirikan pada tahun 1947 dan berkedudukan di Jenewa, Swiss. ISO
dimaksudkan untuk memperagakan kemampuan organisasi agar taat asas dalam memberikan
layanan yang dapat memenuhi permintaan pelanggan dan peraturan yang berlaku dengan tujuan
untuk meningkatkan “kepuasan pelanggan” melalui penerapan sistem manajemen mutu secara
efektif, termasuk proses perbaikan (pengendalian) yang berkelanjutan.
Penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 tidak terbatas hanya
mempersiapkan dokumen-dokumen sistem manajemen mutu saja, tetapi bagaimana menyiapkan
sumberdaya manusianya untuk melakukan perubahan  mindset. Yang
dimaksud  mindset sebenarnya kepercayaan (belief) atau sekumpulan kepercayaan (set of beliefs)
atau cara berfikir yang mempengaruhi perilaku (behavior) dan sikap (attitude) seseorang yang
akhirnya akan menentukan level keberhasilan dalam hidupnya [10].  Dengan demikian, jika kita
ingin mengubah perilaku dan sikap seseorang, maka yang harus kita ubah sebenarnya cara
berfikir kita.  Oleh karena itu dengan mengubah  mindset seluruh warga sekolah untuk memiliki
visi tentang mutu sekolah, maka sekolah dapat meningkatkan  mutu pendidikan sekolahnya
secara berkelanjutan. Visi adalah wawasan mental  (mental image), sebuah cita-cita dan
keinginan masa depan yang dapat dicapai oleh sekolah. Visi ini sangat diperlukan karena
kegiatan sekolah merupakan bentuk layanan / jasa pendidikan yang harus dilakukan dan harus
dicapai tingkat mutunya secara berkelanjutan (continous educational process improvement).

10
Jika dicermati lebih mendalam, maka muncul pertanyaan mengapa harus manajemen
mutu ISO diterapkan, sedangkan penerapan Manajemen Peningkatan Berbasis Sekolah
(MPMBS) juga merupakan suatu usaha untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah,
khususnya di Sekolah Menengah Kejuruan. Menghadapi fenomena tersebut, ada hal yang perlu
mendapatkan perhatian, yakni sekolah yang menerapkan Sistem Manajemen Mutu (SMM) ISO
9001: 2008 yang prosesnya benar-benar diawasi oleh badan sertifikasi yang mendapatkan
pengakuan dari badan Sertifikat Internasional yaitu ISO, sedangkan MPMBS pengakuan ini
belum terlihat secara signifikan. Namun dalam merealisasikan program ini tentu tidak mudah
karena kondisi Sekolah Menengah Kejuruan sampai saat ini masih memerlukan penanganan
yang serius terutama menyangkut masalah dana, sarana dan prasarana yang cukup memadai,
pembiayaan yang cukup, administrasi dan manajemen yang baik sehingga siswa sebagai
pemanfaat layanan dapat terpuaskan. Dari seluruh komponen di sekolah, guru merupakan
komponen yang terpenting. Bagaimanapun baiknya komponen pendidikan yang lain, kalau guru
sebagai tenaga pelaksana kurang memiliki kinerja yang memadai, maka proses pembelajaran di
sekolah akan kurang berjalan dengan baik. Selain itu faktor kinerja pegawai sekolah juga
mempunyai peran yang cukup terhadap keberhasilan program pembelajaran di sekolah. Pegawai
sekolah yang kurang melaksanakan tugasnya dengan baik, akan sangat berpengaruh terhadap
keberhasilan program-program sekolah, terutama dalam usaha meningkatkan kualitas (mutu)
layanan administrasi kepada guru dan siswa sesuai dengan tuntutan Sistem Manajemen Mutu
(SMM) ISO itu sendiri. Dimana salah satu yang dituntut dalam SMM ISO adalah adanya
keseragaman secara administrasi baik di lingkungan sekolah maupun luar sekolah, yang nantinya
kesemua faktor tersebut akan memberikan pengaruh besar pula dalam menciptakan iklim kerja
yang secara langsung akan mempengaruhi apa yang menjadi program sekolah dalam
meningkatkan mutu pendidikan itu sendiri.
Secara langsung maupun tidak langsung bahwa guru beserta pegawai sebagai salah satu
pihak yang ikut bertanggung jawab terhadap operasionalisasi pendidikan di tingkat sekolah
dalam meningkatkan mutu pendidikan selain keberadaan fasilitas yang berupa sarana prasaran
pembelajaran praktik yang juga sangat memegang peranan penting. Guru dan pegawai sebagai
sumber daya manusia dalam bidang pendidikan terindikasi rendah dalam kerjanya (kinerjanya)
terutama dalam profesinya melaksanakan proses pembelajaran dan administrasi, hal ini tidak
lepas dari kinerja guru (performance) ataupun unjuk kerja guru dan kinerja pegawai atau tenaga
administrasi yang sangat berdampak pada penciptaan mini kedalam organisasi yang nantinya
akan menentukan keluaran (output) dari mutu pendidikan itu sendiri.
Selain guru dan pegawai, iklim organisasi juga mempunyai andil yang cukup besar dalam
proses pendidikan terutama dalam meningkatkan kinerja guru dan pegawai sehingga proses
pendidikan bisa berjalan dengan baik. Kenyataan di lapangan yang di amati bahwa guru maupun
pegawai memiliki pandangan dan persepsi yang beragam dalam Penerapan SMM ISO
9001:2008, sehingga diperlukan langkah untuk menyamakan persepsi agar sistem ini berjalan
secara efektif dan dapat memuaskan pelanggan sekolah. Selain itu, rendahnya intensitas

11
pemantauan kepala sekolah terhadap personil yang bertugas menyiapkan penerapan Sistem dan
Manajemen Mutu (SMM) ISO 9001: 2008, sehingga hal yang perlu ditingkatkan untuk melihat
efektifitas pelaksanaan program sekolah.
Penerapan Sistem Manajemen Mutu (SMM) ISO 9001:2008 belum maksimal sehingga
perlu dibangun komitmen warga sekolah untuk melaksanakan SMM ISO 9001: 2008 berkaitan
dengan pemuasan pelanggan (costumer focus). Rendahnya motivasi kinerja guru dan pegawai,
sehingga hal tersebut akan berimplikasi terhadap iklim organisasi dalam upaya menerapkan
Pelaksanaan Sistem Manajemen Mutu (SMM) ISO 9001: 2008.
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan salah satu jenjang pendidikan menengah
yang mempunyai peran strategis dalam meningkatkan pertumbuhan eknonomi nasional. SMK
didesain untuk menghasilkan lulusan yang siap kerja baik di dunia usaha, industri maupun
berwirausaha mandiri. Peningkatan kualitas SMK diyakini akan dapat menghasilkan calon
tenaga profesional yang siap pakai sesuai dengan bidang masing-masing. Berbagai upaya telah
dilakukan pemerintah untuk meningkatkan kualitas pendidikan khususnya SMK. Dalam rencana
strategisnya, Pemerintah berupaya mengubah perbandingan SMA dan SMK dari 60:40 di tahun
2008 menjadi 30:70 di tahun 2025. Selain jumlah SMK, Pemerintah juga berupaya
meningkatkan kualitas SMK melalui berbagai program yang salah satunya adalah sekolah
unggulan.
Permasalahan utama pengembangan SMK unggulan adalah belum optimalnya sistem
evaluasi diri untuk mengukur profil, kondisi nyata berkaitan dengan kekuatan, kelemahan,
peluang dan ancaman, sehingga SMK mengalami kesulitan dalam membuat dan
mengembangkan program dan aktivitas unggulan. Di sisi lain, Pemerintah juga akan mengalami
kesulitan dalam melakukan pemetaan keunggulan masing-masing SMK yang ada karena
kurangnya informasi yang dapat diakses setiap saat secara cepat, tepat dan akurat.
Pengembangan SMK cenderung mengikuti tren sesaat yang sedang mengalami perkembangan
pesat tanpa melakukan analisis evaluasi diri yang baik. Oleh karena itu perlu dirancang suatu
sistem informasi evaluasi diri yang baik berbasis web yang dapat diakses oleh semua orang
dengan tingkatan tertentu untuk dapat mengintegrasikan segala kekuatan, kelemahan, tantangan
dan ancaman sehingga pengambilan kebijakan dapat dilakukan dengan cepat, tepat dan akurat.
Dr. Stanislav Karapetrovic, seorang pakar sistem manajemen mutu dengan fokus
pendidikan, menyebutkan beberapa manfaat real yang akan diperoleh institusi pendidikan yang
menerapkan standar ISO 9001:2008 [11]. Manfaat-manfaat tersebut antara lain:
·          Dokumentasi Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008  akan membuat proses Kegiatan
Belajar Mengajar (KBM) berlangsung nyaman, terarah, dan dapat diterima.
·         Dokumentasi juga meningkatkan pengertian antar pengajar dan staf dan dapat digunakan
untuk melatih staf baru.
·          Operasional institusi pendidikan lebih efisien, masalah mutu dapat diidentifikasi, diperbaiki,
dan dicegah, dan kegiatan “improvement” dapat dilakukan secara sistematis.

12
·           Audit mutu internal memungkinkan setiap pengajar dan staf untuk mengemukakan dan
memecahkan persoalan-persoalan yang ada. Di sisi lain, siswa dan pihak terkait lainnya dapat
memanfaatkan proses formal yang ada untuk memberikan tanggapan terhadap proses pelayanan
ang berjalan.
·      Sistem manajemen mutu memberikan penjabaran yang jelas terhadap hak dan kewajiban
siswa, pengajar, maupun staf.
·          Audit yang dilakukan oleh badan sertifikasi independen menghadirkan perspektif eksternal
yang lebih objektif. Hal ini membuka peluang adanya peningkatan mutu. Beberapa hal yang
mungkin diidentifikasi dalam proses audit eksternal yaitu kekuatan, kelemahan, dan beberapa
potensi “improvement” yang belum dijalankan.
·          Kemudahan dalam proses pemasaran dan akreditasi.
Dalam rangka merancang atau merencanakan kembali program dan kegiatan pendidikan di
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), diperlukan pemahaman kembali tentang mutu pendidikan.
Mutu pendidikan di SMK bukanlah sekedar apa yang tampak kelihatan dari luar dan pada diri
siswa (peserta didik), seperti tingginya NEM, juara Lomba Kompetensi Siswa, lulus 100%,
trampil dalam bidang kejuruan, dan sebagainya. Tetapi mutu pendidikan di SMK adalah
kepuasan semua pelanggan sekolah (school customer satisfaction), yang terdiri dari; (1)
siswa/peserta didik; (2) tenaga kependidikan/guru dan karyawan; (3) orang tua siswa; (4)
lembaga pendidikan atau sekolah di atasnya; (5) Dinas Pendidikan; dan (6) Pengusaha (Dunia
usaha dan Dunia industri).
Para siswa (peserta didik) sekolah adalah pelanggan eksternal utama sekolah yang harus
diperhatikan dengan baik oleh sekolah agar siswa puas dengan layanan sekolah, dan dengan apa
yang diterima dan dipelajari di sekolah. Sedangkan tenaga kependidikan terutama guru adalah
pelanggan internal utama sekolah yang juga perlu diperhatikan, agar puas dalam menyampaikan
proses pembelajaran di ruang kelas, dan puas dengan hasil yang diperoleh para siswanya.
Pengusaha yaitu dunia usaha dan dunia industri juga puas karena lulusan SMK yang bekerja di
tempat kerja mereka, memiliki kecakapan dan keterampilan yang mereka harapkan. Begitu juga
pelanggan lain yaitu orang tua siswa, sekolah di atasnya, dan pejabat di Dinas Pendidikan
seharusnya puas dengan apa yang telah dilakukan oleh sekolah. Apabila sekolah dengan segala
kegiatan dan proses pembelajaran dapat memuaskan para pelanggan, maka jaminan mutu
(quality assurance), kredibilitas, dan akuntabilitas sekolah tidak akan menjadi masalah bagi
sekolah yang bersangkutan. Bahkan pelanggan akan memberikan kepercayaan penuh kepada
sekolah. Hal ini mengindikasikan bahwa sekolah telah bertanggung jawab kepada
masyarakat (accountable).
Mutu produk dalam arti mutu lulusan sekolah, seharusnya memenuhi kepuasan siswa yaitu
apa yang seharusnya diperoleh siswa seperti akhlak mulia, NEM yang tinggi, punya
keterampilan kejuruan yang dibanggakan, siswa memperoleh pekerjaan. Disamping itu perlu
diperhatikan juga kepuasan orang tua karena mereka sebagai pelanggan sekunder sekolah.
Orangtua akan puas apabila anak-anaknya memperoleh life skills  (kecakapan dan keterampilan

13
untuk hidup), tidak hanya tingginya NEM, sebab setelah selesai lulus dan tamat dari
sekolahnya, life skills  tersebut dapat dimanfaatkan untuk bekal hidup anaknya di masyarakat.
Manfaat yang diperoleh dari SMK yang telah menerapkan sistem manajemen mutu ISO
9001:2008 secara baik dan benar yaitu: (1) mempunyai perencanaan sekolah yang bermutu baik;
(2) mempunyai pengendalian program sekolah yang bermutu baik; (3) mempunyai jaminan mutu
atas program-program sekolah yang dikerjakannya; (4) dapat meningkatkan mutu kinerja
organisasi sekolah yang dikelolanya; (5) mempunyai standar kerja yang jelas bagi tenaga
kependidikan (guru dan karyawan) maupun manajemen sekolah; (6) dapat meningkatkan
kepercayaan masyarakat dan pengguna lulusannya atas mutu pelayanan dan pendidikan di
sekolah; dan (7) dapat memperluas lingkup pasar kerja yang dikelolanya.
SMK yang ingin mendapatkan sertifikasi ISO 9001:2008 harus melakukan langkah-
langkah sebagai berikut: (1) memilih lembaga sertifikasi yang mempunyai wewenang pemberian
akreditasi dan sertifikasi secara internasional; dan (2) menyusun program dan mengatur jadwal
dalam proses sertifikasi sesuai kemampuan sekolah. Sistem manajemen mutu berstandar ISO
9001:2008 ini tidak memberikan penilaian atas mutu produk. Dalam pendidikan di SMK,
produknya berupa mutu lulusan yang dihasilkan dari sekolah tersebut. Namun demikian
penghargaan diberikan pada sistem manajemen mutu suatu organisasi sekolah atau standar atas
manajemen mutu organisasi sekolah. Standar ISO 9001:2008 memberikan pedoman dan
persyaratan apa yang harus dilakukan oleh suatu organisasi sekolah.

B.     Total Quality Management (TQM) dalam Pendidikan


Menurut Edward Sallis dalam bukunya "Total Quality Management in Education"
memberikan definisi bahwa Total Quality Management atau manajemen mutu terpadu adalah
sebuah filosofi tentang perbaikan secara terus menerus yang dapat memberikan seperangkat alat
praktis kepada setiap institusi pendidikan dalam memenuhi kebutuhan, keinginan, dan harapan
para pelanggannya, saat ini dan untuk masa yang akan dating [12]. Definisi ini memberikan satu
penegasan bahwa manajemen mutu terpadu ini merupakan sebuah pendekatan praktis dan
strategis dalam menjalankan institusi pendidikan (sekolah) untuk melakukan program perbaikan
mutu pendidikannya secara berkelanjutan yang terfokus pada pencapaian kepuasan para
pelanggannya (siswa, guru, dan karyawan).
TQM yang selama ini diterapkan dalam dunia bisnis, khususnya dalam industri manufaktur
pada tahun 1990-an mulai dikembangkan dalam bidang pendidikan (sekolah). Penerapan TQM
dalam bidang pendidikan ini memberikan peluang bagi sekolah untuk mencapai keunggulan. Ini
berarti bahwa sekolah menjamin mutu dan standar dalam pendidikan tersebut sehingga sekolah
dapat mengoptimalkan pencapaian mutu lulusannya. Penerapan TQM dalam bidang pendidikan
dapat pula disebut Total Quality School sebagaimana yang disebut oleh Arcaro dengan lima
pilarnya yaitu: (1) fokus pada pelanggan, baik pelanggan internal maupun eksternal; (2) adanya
keterlibatan total; (3) adanya ukuran baku mutu lulusan sekolah; (4) adanya komitmen; dan (5)
adanya perbaikan yang berkelanjutan [13]. Hal ini sesuai dengan pendekatan mutu terpadu yang

14
dapat dicapai dengan memperhatikan karakteristik TQM antara lain: (1) fokus pada pelanggan,
baik pelanggan internal maupun eksternal; (2) memiliki obsesi yang tinggi terhadap kualitas; (3)
menggunakan pendekatan ilmiah dalam pengambilan keputusan dan pemecahan masalah; (4)
memiliki komitmen jangka panjang; (5) membutuhkan kerjasama tim; (6) memperbaiki proses
secara berkesinambungan; (7) menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan; (8) memberikan
kebebasan yang terkendali; (9) memiliki kesatuan tujuan; dan (10) adanya keterlibatan dan
pemberdayaan karyawan [14]. Dengan demikian penerapan TQM dalam organisasi sekolah
dalam upaya untuk memperbaiki mutu pendidikan sekolah, sehingga sekolah diharapkan mampu
menciptakan keuntungan kompetitif (competitive advantage) dengan mutu pendidikan yang
tinggi.
Manajemen mutu terpadu (TQM) merupakan hal yang sangat diperlukan karena saat ini
tidak ada institusi pendidikan yang tidak berorientasi pada peningkatan mutu pendidikannya.
Standar mutu memiliki peran penting dalam TQM karena dan dunia industri).standar tersebut
dapat memberikan pesan potensial kepada pelanggan, bahwa institusi pendidikan ini
menggunakan mutu pendidikan secara serius dan kebijakan-kebijakan dan praktek-praktek
pendidikannya sesuai dengan standar mutu yang telah ditentukan Kemampuan bersaing untuk
meningkatkan mutu pendidikan di Sekolah Menengah Kejuruan pada era otonomi dan
industrialisasi saat ini sangat mutlak. Oleh karena itu institusi Sekolah Menengah Kejuruan
(SMK) harus berusaha menerapkan sistem manajemen mutu secara konsisten dan selalu
melakukan perbaikan yang berkelanjutan secara konsisten untuk meningkatkan kinerja
manajemen yang efisien serta mampu memenuhi kepuasan pengguna jasa pendidikannya (dunia
usaha.

15
BAB IV
PENUTUP

A.     Kesimpulan
1.      Penerapan sistem manajemen mutu berstandar ISO 9001:2008 dimaksudkan untuk meningkatkan
mutu pendidikan di SMK. Hal ini berarti bahwa layanan pendidikan di SMK diharapkan dapat
memberikan kepuasan kepada pelanggan sekolah, yang terdiri dari: (1) siswa, (2) guru/staf, (3)
orang tua, (4) Dinas Pendidikan, (5) Sekolah (TK/SMP), dan (6) Dunia usaha dan Dunia industri
(DUDI).
2.      Dalam menerapkan sistem manajemen mutu berstandar ISO 9001:2008 diperlukan suatu
perencanaan yang baik. Perencanaan yang baik merupakan awal keberhasilan dalam
menjalankan organisasi sekolah di SMK. Perencanaan SMK untuk menerapkan sistem
manajemen mutu berstandar ISO 9001:2008 dilakukan berdasarkan pada penerapan prinsip-
prinsip manajemen mutu terpadu (Total Quality Management: TQM).
3.      Pekerjaan untuk menyiapkan SMK meraih mutu pendidikan yang lebih baik hanya dapat
dilakukan dengan melakukan perubahan sikap, perilaku dan yang utama adalah
perubahan mindset dari seluruh warga sekolah. TQM dan sistem manajemen mutu
berstandar ISO bukanlah tujuan, tetapi alat untuk mencapai tujuan sekolah yaitu meningkatkan
mutu pendidikan di sekolahnya yang meliputi: (1) mutu produk (lulusan); (2) mutu proses
pembelajaran; (3) mutu SDM (guru dan tenaga kependidikan lainnya); (4) mutu lingkungan
sekolah; dan (5) mutu layanan sekolah.

B.    Saran
Diharapkan sistem manajemen mutu berstandar ISO 9001:2008 banyak diterapkan di
sekolah-sekolah, khususnya Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Penerapan sistem manajemen
mutu berstandar ISO 9001:2008 di SMK dimaksudkan untuk meningkatkan mutu pendidikan
sekolah tersebut. Mutu SMK bukan sekedar yang tampak yaitu NEM siswa, tetapi juga life
skills dan soft skills yang harus dikuasai siswa untuk bekal hidup.

16
Daftar Pustaka

http://www.smkn1smd-radio.com/berita/read/9/surveillance-ke-4-smm-iso-9001:2008, diakses tanggal 6


juni 2015.

Prabowo, Sugeng Listyo, Implementasi Sistem Manajemen Mutu ISO 9001: 2008 di Perguruan
Tinggi, Malang : UIN Malang Press, 2009.

https://strategibisnisdanisoseries.wordpress.com/2013/01/29/sekilas-tentang-iso-2009-2008, diakses
tanggal 6 juni 2015.

Nawawi, Hadari. Manajemen Strategik, Yogyakarta : Gajah Mada University Press, 2003.


Sobana, Tips Memahami Sistem Manajemen Mutu ISO 9001, Bandung: Alfabeta, 2012.

James G Patterson, ISO 9000 Standar Kualitas Dunia, Jakarta : Indeks, 2010.


http://konsultaniso.web.id/sistem-manajemen-mutu-iso-90012008/prinsip-sistem-manajemen-mutu-iso-
9001:2008, diakses tanggal 6 juni 2015
Gaspersz, ISO 9001 : 2000 and Continual Quality Improvement, Jakarta : Gramedia, 2003.
Gunawan, Adi W, The Secret of MINDSET, Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 2007.
http://www.bikasolusi.co.id/implementasi-iso-90012008-pada-institusi-pendidikan-di-smk-jakarta-pusat-
1, diakses tanggal 6 maret 2018
Sallis, Edward. Total Quality Management in Education. London: Kogan Page Limited, 2012.
Acaro, Jerome S. Quality in Education. Delray Beach Florida: St. Lucie Press, 1995.
Fields, Joseph . Total Quality for School, A Guide for Implementation. Jmilwaukee, Wisconsin: ASQC
Quality Press, 1994.
Nurlailah, 2014 Penerapan Sistem Manajemen Mutu Iso 9001:2008 Dalam Penyelenggaraan Pendidikan Di
Program Studi Keahlian Teknik Bangunan Smk Negeri 5 Bandung Universitas Pendidikan Indonesia
[1] http://www.smkn1smd-radio.com/berita/read/9/surveillance-ke-4-smm-iso-90012008, akses 6 juni
2015
[2] Prabowo, Sugeng Listyo, Implementasi Sistem Manajemen Mutu ISO 9001: 2008 di Perguruan
Tinggi, 
   (Malang : UIN Malang Press, 2009), h. 51
[3] https://strategibisnisdanisoseries.wordpress.com/2013/01/29/sekilas-tentang-iso-2009-2008,  akses
   tanggal 6 juni 2015
[4] Nawawi, Hadari. Manajemen Strategik, (Yogyakarta : Gajah Mada University Press, 2003)
[5] Sobana, Tips Memahami Sistem Manajemen Mutu Iso 9001, (Bandung: Alfabeta, 2012), h. 10
[6] James G Patterson, ISO 9000 Standar Kualitas Dunia, (Jakarta: Indeks, 2010), h. 10
[7] Ibid, h. 11
[8] http://konsultaniso.web.id/sistem-manajemen-mutu-iso-90012008/prinsip-sistem-manajemen-mutu-
iso- 9001:2008, akses tanggal 6 juni 2015
[9] Gaspersz, ISO 9001 : 2000 and Continual Quality Improvement, (Jakarta : Gramedia, 2003)
[10] Gunawan, Adi W, The Secret of MINDSET, (Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 2007)
[11] http://www.bikasolusi.co.id/implementasi-iso-90012008-pada-institusi-pendidikan-di-smk-jakarta-
pusat-   1, akses tanggal 10 juni 2015
[12] Edward, Total Quality Management in Education, (London: Kogan Page Limited, 2012)
[13] Acaro, Jerome S, Quality in Education, (Delray Beach Florida: St. Lucie Press, 1995)
[14] Joseph , 1994. Total Quality for School, A Guide for Implementation. Jmilwaukee,
   Wisconsin: ASQC Quality Press.

17
.

18
19

Anda mungkin juga menyukai