Anda di halaman 1dari 14

DAMPAK SISTEM MANAJEMEN MUTU TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN

MANUFAKTUR
Studi Kasus UMKM SEKTOR INDUSTRI ALUMUNIUM DI KOTA YOGYAKARTA

PROPOSAL PENELITIAN

Disusun Oleh Kelompok 2 :


Muhammad Nalendra Ariefani 141180105
Kafa Bihi Rosyid Al Hikam 141180107
Syifa Nur Azizah A. 141180150
Dicky Hangga 141180161

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
YOGYAKARTA
TAHUN 2021
Daftar Isi
A. Latar Belakang Masalah.....................................................................................................1
B. Rumusan masalah...............................................................................................................2
C. Tujuan Penelitian................................................................................................................3
D. Manfaat Penelitian..............................................................................................................3
E. Landasan Teori...................................................................................................................4
1. Teori-teori.......................................................................................................................4
F. Rerangka Berfikir dan Hipotesis........................................................................................5
G. Metode Penelitian...............................................................................................................6
1. Jenis Penelitian................................................................................................................6
2. Subjek Penelitian.............................................................................................................7
3. Populasi dan Sampel.......................................................................................................7
4. Data yang diperlukan......................................................................................................7
5. Teknik Pengumpulan Data..............................................................................................8
6. Variabel-Variabel Penelitian...........................................................................................8
7. Uji Validitas dan Reabilitas..........................................................................................10
8. Teknik Analisis Data.....................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................12

ii
A. Latar Belakang Masalah

Penerapan sistem manajemen mutu internasional (QMS) merupakan prasyarat dasar


bagi perusahaan'sukses dan masuk ke pasar. Sebuah QSM dapat diadopsi secara sukarela
oleh perusahaan untuk meningkatkan daya saing mereka dan / atau produk dengan
kualitas yang lebih baik. Tidak dapat dipungkiri bahwa standar ISO 9001 merupakan
QSM yang memiliki dampak penting bagi perkembangan manajemen mutu dan dapat
dibilang telah memberikan kontribusi paling berpengaruh terhadap manajemen mutu
yang selama ini ada (Heras, 2011). Hal tersebut bertujuan untuk membantu perusahaan
dalam membangun soliditas

Pada era globalisasi seperti sekarang, di Indonesia banyak berdiri industri-industri


kecil atau usaha-usaha kecil yang dikelola oleh masyarakat sebagai mata pencaharian.
Banyaknya industri-industri yang ada menjadikan industri tersebut dihadapkan pada
persaingan bisnis yang sangat cepat dan kompetitif. Mereka bersaing dalam menciptakan
kondisi yang memungkinkan untuk dapat bersaing secara baik dipasar, baik
dilingkup domestik maupun dilingkup internasional. Agar dapat bersaing dan
unggul, maka salah satu yang dapat mereka lakukan adalah menerapkan sistem
manajemen mutu sehingga produk yang dihasilkan dapat terjamin kualitasnya.

Salah satu standar mutu adalah ISO 9001 adalah Quality Management Sistem, atau
sistem penjaminan mutu, yaitu mekanisme standar yang disusun, disepakati, dan
diterapkan oleh suatu organisasi dalam menjalankan aktivitas suatu perusahaan. Sistem
ISO 9001 menjelaskan bagaimana perusahaan beroperasi. Bagaimana perkerjaan
mengalir dari satu aktifitas ke aktifitas lain. Penanganan pekerjaan mulai dari customer,
input ke dalam masing-masing proses, dan output yang dihasilkan dari setiap proses.
Parameter-parameter fisik dari hasil pekerjaan, yang menentukan apakah hasil tersebut
memenuhi prasayarat kualitas yang telah ditentukan dan disepakati atau belum.
Kualitas Produk menurut Kotler dan Amstrong (2001: 346) adalah ”Segala sesuatu
yang dapat ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli, digunakan, atau
dikonsumsi yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan”. Saat ini semua produsen
memahami begitu pentingnya peranan arti kualitas produk yang unggul untuk memenuhi
harapan pelanggan pada semua aspek produk yang dijual kepasar. . Jika kualitas produk
terjamin maka kinerja perusahaan akan meningkat.

1
Kinerja Perusahaan adalah istilah umum yang digunakan untuk menunjukkan
sebagian atau seluruh tindakan atau aktivitas dari suatu organisasi pada suatu periode
(Mulyadi, 2001 dalam Hanuma, 2011). Menurut (Mulyadi, 2007:328 dalam Nugrahayu
dan Retnani, 2015), kinerja perusahaan sebagai keberhasilan perusahaan secara
keseluruhan dalam mencapai sasaran-sasaran strategik yang telah ditetapkan melalui
inisiatif strategik pilihan. Kinerja perusahaan diartikan sebagai kemampuan perusahaan
untuk meraih tujuannya melalui pemakaian sumber daya secara efisien dan efektif dan
menggambarkan seberapa jauh suatu perusahaan mencapai hasilnya setelah dibandingkan
dengan kinerja terdahulu previous perfomance dan kinerja organisasi lain benchmarking,
serta sampai seberapa jauh meraih tujuan dan target yang telah ditetapkan (Muhammad,
2008:14 dalam Nugrahayu dan Retnani, 2015). Kinerja adalah gambaran mengenai
tingkat pencapaian pelaksanan suatu kegiatan/program kebijaksanaan dalam mewujudkan
sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi yang tertuang dalam perumusan skema strategis
(strategic planning) suatu organisasi (Wibowo, 2010:7 dalam Tahaka, 2013). Dari
berbagai definisi kinerja di atas dapat disimpulkan bahwa kinerja merupakan perfomance
atau penampilan atau hasil kerja seseorang maupun organisasi dalam melaksanakan
pekerjaan untuk mencapai tujuan serta dapat diukur dengan standar yang telah ditetapkan
selama periode tertentu
Berdasarkan pemaparan di atas, penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan dampak
sistem manajemen mutu terhadap kinerja perusahaan manufaktur. Maka penelitian ini
mengambil judul Dampak sistem manajemen mutu terhadap kinerja UMKM sektor
industri alumunium di Kota Yogyakarta, penelitian ini dilakukan pada beberapa UMKM
sektor industri alumunium di Kota Yogyakarta

B. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, rumusan masalah yang diajukan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana dampak efektivitas iso 9001 terhadap kualitas produk pada UMKM sektor
industri alumunium di Kota Yogyakarta?
2. Bagaimana dampak efektivitas iso 9001 terhadap kinerja operasional UMKM sektor
industri alumunium di Kota Yogyakarta?
3. Bagaimana dampak efektivitas iso 9001 terhadap kinerja bisnis UMKM sektor
industri alumunium di Kota Yogyakarta?

2
4. Bagaimana dampak kualitas produk terhadap kinerja bisnis UMKM sektor industri
alumunium di Kota Yogyakarta?
5. Bagaimana dampak peningkatan kinerja operasional terhadap kinerja bisnis UMKM
sektor industri alumunium di Kota Yogyakarta?
6. bagaimana dampak peningkatan kinerja operasional terhadap kualitas produk UMKM
sektor industri alumunium di Kota Yogyakarta?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk menganalisis pengaruh efektivitas ISO 9001 terhadap kualitas produk pada
UMKM sektor industri alumunium di Kota Yogyakarta
2. Untuk menganalisis pengaruh efektivitas ISO 9001 terhadap kinerja operasional
UMKM sektor industri alumunium di Kota Yogyakarta
3. Untuk menganalisis pengaruh efektivitas ISO 9001 terhadap kinerja bisnis UMKM
sektor industri alumunium di Kota Yogyakarta
4. Untuk menganalisis pengaruh kualitas produk terhadap kinerja bisnis UMKM sektor
industri alumunium di Kota Yogyakarta
5. Untuk menganalisis pengaruh peningkatan kinerja operasional terhadap kinerja bisnis
UMKM sektor industri alumunium di Kota Yogyakarta
6. Untuk menganalisis pengaruh peningkatan kinerja operasional terhadap kualitas
produk UMKM sektor industri alumunium di Kota Yogyakarta

D. Manfaat Penelitian
1. Bagi peneliti
penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan informasi terhadap penelitian
selanjutnya mengenai dampak sistem manajemen mutu terhadap kinerja perusahaan
pada UMKM sektor industri alumunium di Kota Yogyakarta.
2. Bagi para pembaca
penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan mengenai dampak sistem
manajemen mutu terhadap kinerja perusahaan pada UMKM sektor industri
alumunium di Kota Yogyakarta.

3
E. Landasan Teori
1. Teori-teori
a. Efektivitas Standar ISO 9001
Adalah hal yang berharga untuk mendefinisikan efektivitas dan lebih
spesifiknya “Efektivitas ISO 9001.” Oztas dkk. (2007), Kafetzopoulos dan
Gotzamani (2014) dan Psomas dkk. (2013) menjelaskan “efektivitas” sebagai
sejauh mana hasil (keluaran) memenuhi tujuan yang ditentukan. Dengan
demikian, keefektifan QMS ISO 9001 mengacu pada sejauh mana sasaran/ target
mutu yang ditentukan terpenuhi (Nakeebdkk., 1998). Berdasarkan tinjauan
literatur yang relevan, standar ISO 9001 bertujuan untuk mencapai kepuasan
pelanggan dengan memenuhi persyaratan pelanggan, perbaikan terus-menerus dan
mencegah ketidaksesuaian dalam produk dan layanan. Selanjutnya banyak penulis
lain seperti Luning dan Marcelis (2006), Herasdkk. (2006) dan Gotzamani dkk.
(2007) juga menganggap tujuan di atas sebagai tiga tujuan standar ISO 9001.
“Fokus kepuasan pelanggan" merupakan tujuan dari standar ISO 9001 diukur
melalui indikator-indikator yang telah diambil dari studi Kim dkk. (2011),
Sadikoglu dan Zehir (2010), Singh (2008), Singh dan Smith (2006),
Kafetzopoulos dan Gotzamani (2014) dan Psomas dkk. (2013). Sejauh yang
menyangkut peningkatan diperhatikan, maka ini adalah pendekatan sistematis
untuk mengukur, menganalisis dan meningkatkan prosedur operasional dan bisnis
(Terziovski dan Sohal, 2000).“Peningkatan terus-menerus” merupakan tujuan
standar ISO 9001 diukur melalui variabel terukur yang telah digunakan dalam
studi Singh dan Smith (2006), Su dkk. (2008), Sadikoglu dan Zehir (2010),
Psomas dkk. (2011), Psomas dkk. (2013) dan Kafetzopoulos dan Gotzamani
(2014). Ketidaksesuaian didefinisikan sebagai penyimpangan dalam tingkat
karakteristik kualitas produk dari tingkat yang telah ditetapkan sebelumnya
(Besterfielddkk., 2003). Ketidaksesuaian juga merupakan kesalahan proses yang
dialihkan ke dalam produk atau layanan dan dapat diamati oleh pelanggan, baik
secara langsung maupun tidak langsung.“Pencegahan ketidaksesuaian”
merupakan tujuan standar ISO 9001 diukur melalui indikator yang diambil dari
studi Singh (2008), Avella dan Vázquez-Bustelo (2010), Marsayan dan Ruiz-
Olalla (2011), Psomas dkk. (2011), Kafetzopoulos dan Gotzamani (2014) dan
Psomas dll. (2013).
b. Kinerja perusahaan

4
Kinerja perusahaan dianggap sebagai konstruksi multidimensi (Naser dkk., 2004)
yang didefinisikan dalam kaitannya dengan kualitas organisasi (Lakhal dkk.,
2006). Garvin (1987), Leedkk. (2001), Sousa dan Voss (2002) dan Lakhal dkk.
(2006) menganggap kualitas, kinerja operasi dan keuangan perusahaan sebagai
dimensi kinerja di mana pendekatan peningkatan kualitas dan produktivitas
berdampak. Konsisten dengan penelitian sebelumnya, penelitian ini
mengandalkan beberapa ukuran kinerja untuk mencapai hasil yang kokoh. Jadi,
tiga dimensi terkait kinerja telah dipilih: kualitas produk, kinerja operasional, dan
kinerja bisnis. Dalam studi ini, lima item dimensi kualitas (kinerja, keandalan,
daya tahan, kualitas yang dirasakan, kesesuaian dengan spesifikasi) digunakan
untuk mengukur kualitas produk. Item pengukuran yang digunakan untuk kinerja
operasional diambil dari instrumen yang digunakan dalam penelitian sebelumnya
seperti yang ada di Lakhal dkk. (2006), Feng dkk. (2008), Lin dan Jang (2008), Su
dkk. (2008) dan Uyar (2009). Indikator kinerja bisnis seperti pertumbuhan
penjualan perusahaan, pertumbuhan pasar perusahaan, profitabilitas, margin laba
bersih, hasil keuangan dan arus kas, digunakan dalam penelitian ini. Indikator-
indikator ini diambil dari studi Leedkk. (2001), Lakhal dkk. (2006), Feng dkk.
(2008), Singh (2008), Han dkk. (2009) dan Kafetzopoulos dan Gotzamani (2014).

F. Rerangka Berfikir dan Hipotesis


Berdasarkan rumusan masalah di atas dapat dibentuk kerangka pemikiran sebagai berikut:

Kualitas
Peningkatan
Berkelanjutann Produk
H1 H4
H6

Fokus Kepuasan H3
Pelanggan Efektivitas Kinerja
ISO 9001 Bisnis

H2 H5
Pencegahan
Kinerja
Ketidaksesuaian Operasional

5
Kerangka pikir diatas menjelaskan hubungan antara efektivitas ISO 9001 dengan kualitas
produk, kinerja operasional, dan kinerja bisnis. Standar ISO 9001 bertujuan untuk
mencapai kepuasan pelanggan dengan memenuhi persyaratan pelanggan, perbaikan terus-
menerus dan mencegah ketidaksesuaian dalam produk dan layanan.

Hipotesis
Berdasarkan kerangka berfikir yang dikembangkan peneliti, maka hipotesis peneliti yang
akan diuji dalam penelitian ini adalah:
H1. Efektivitas ISO 9001 berhubungan positif dengan kualitas produk.
H2. Efektivitas ISO 9001 secara positif terkait dengan kinerja operasional.
H3. Efektivitas ISO 9001 berhubungan positif dengan kinerja bisnis.
Η4. Kualitas produk yang lebih baik berhubungan positif dengan kinerja bisnis.
Η5. Peningkatan kinerja operasional berhubungan positif dengan bisnis kinerja.
Η6. Peningkatan kinerja operasional berhubungan positif dengan kualitas produk.

G. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
kuantitatif dengan pendekatan deskriptif. Metode penelitian kuantitatif merupakan
salah satu jenis penlitian yang spesifikasinya adalah sistematis, terencana, dan
terstruktur dengan jelas sejak awal hingga pembuatan desain penelitiannya. Menurut
Sugiyono (2013 : 13), metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode
penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada
populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian,
analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang
telah ditetapkan. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif dengan tujuan
untuk mendeskripsikan objek penelitian ataupun hasil penelitian. Adapun pengertian
deskriptif menurut Sugiyono (2012 : 29) adalah metode yang berfungsi untuk
mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap objek yang diteliti melalui data
atau sampel yang telah terkumpul sebagaimana adanya, tanpa melakukan analisis dan
membuat kesimpulan yang berlaku umum.

6
2. Subjek Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan pada UKM Industri Alumunium di Kota
Yogyakarta dengan menjadikan proses pembuatan alumunium sehubungan dengan
efektivitas ISO 9001 sebagai subyek penelitian kami.
3. Populasi dan Sampel
a. Populasi
Menurut Sugiono (1997: 57) Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri
atas objek/subjek yang memiliki kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Sedangkan
menurut Sudjana (2010: 6), Populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin, hasil
yang menghitung ataupun pengukuran, kuantitatif maupun kualitatif mengenai
karakteritik tertentu dari semua anggota kumpulan yang lengkap dan jelas yang ingin
mempelajari sifat-sifatnya. Populasi dari penelitian ini adalah UKM Industri
Alumunium di Kota Yogyakarta.
b. Sampel
Menurut Sugiyono (2008: 118) Sampel adalah sebagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Bila populasi besar, dan peneliti tidak
mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan
dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari
populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan diberlakukan
untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul
representative. Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian dari UKM Industri
Alumunium di Kota Yogyakarta
4. Data yang diperlukan
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer. Menurut
Sugiyono (2017: 137) mendefinisikan data primer adalah sebagai berikut:

“Data primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada
pengumpul data”.

Dalam penelitian ini pengumpulan data primer dilakukan dengan cara


menyebarkan kuesioner dan melakukan wawancara dengan pihak-pihak yang
berhubungan dengan penelitian yang dilakukan, yaitu UKM Industri Alumunium di
Kota Yogyakarta.

7
5. Teknik Pengumpulan Data
Teknik Pengumpulan data adalah cara untuk mengumpulkan data dan
keterangan yang diperlukan dalam penelitian. Dalam pengumpulannya peneliti
melakukan pengumpulan data dilengkapu dengan berbagai keterangan melalui
Penelitian Lapangan (Field Research) yang merupakan cara untuk memperoleh data
primer secara langsung melibatkan pihak response dan dijadikan sampel dalam
penelitian. Metode penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut:

1) Kuesioner
Dalam penelitian ini Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti
salah satunya adalah kuesioner. Menurut Sugiyono (2014: 230), kuesioner adalah
Teknik pengumpulan data dengan cara peneliti memberikan daftar pertanyaan atau
pernyataan yang tertulis untuk dijawab oleh responden.
2) Wawancara
Menurut Sugiyono (2017: 194), wawancara digunakan sebagai teknik
pengumpulan data apabila peneliti ingin melaksanakan studi pendahuluan untuk
menemukan permasalahan yang akan diteliti, dan apabila peneliti juga ingin
mengetahui hal-hal yang lebih mendalam dan jumlah dari responden tersebut sedikit.
3) Studi Kepustakaan (Library Research)

Dalam studi kepustakaan penulis mengumpulkan dan mempelajari teori dan


konsep dasar yang berhubungan dengan masalah yang ditelitu. Teori dan konsep
dasar tersebut diperoleh penulis dengan cara menelaah berbagai sumber seperti
buku, jurnal, dan bahan bacaan yang relevan.

4) Riset Daring (Online Riset)

Teknik pengumpulan data yang berasar dari situ-situs atau website yang
berhubungan dengan berhubungan dengan berbagai informasi yang dibutuhkan
dalam penelitian.

6. Variabel-Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini, penulis akan menguji hubungan sebab-akibat yang menjadi
variable bebas dan variable terikat. Adapun hubungan sebab akibatnya adalah dampak
sistem manajemen mutu terhadap kinerja perusahaan manufaktur.

Konstruksi Variabel Indikator

8
Fokus Kepuasan  Informasi perusahaan yang berkaitan dengan
Pelanggan persyaratan dan harapan pelanggan
 Fokus perusahaan pada kebutuhan dan harapan
pelanggan
 Jaminan perusahaan untuk memenuhi persyaratan
pelanggan yang berkaitan dengan produk
 Aktivitas perusahaan meningkatkan tingkat kepuasan
pelanggan
 Pemahaman pelanggan tentang nilai produk yang
dirasakan
Pencegahan  Efisiensi produk perusahaan dan proses desain
Ketidaksesuaian  Kesesuaian produk dengan spesifikasi dan hasil audit
 Mengurangi masalah ketidaksesuaian melaluui kualitas
pemrosesan, penyimpanan, pengemasan, dan
pengiriman
 Prosedur dan control produk di seluruh langkah
produksi
Perbaikan terus-  Menentukan area perbaikan dari sistem manajemen
menerus mutu
 Menggambarkan rencana yang efektid untuk
peningkatan kualitas berkelanjutan
 Menetapkan tujuan yang terukur dan eksplisit
 Mengembangkan struktur organisasi yang mendukung
perbaikan sistem mutu secara berkelanjutan
 Proses pemantauan dan perbaikan berkelanjutan dari
prosedur dan produk
 Peningkatan karyawan kerja yang berkelanjutan
Kualitas Produk  Kualitas produk yang dirasakan dibandingkan dengan
pesaing
 Kendala produk
 Kinerja umum produk
 Daya tahan produk
 Kesesuaian produk dengan spesifikasi perusahaan
Kinerja Operasional  Produktivitas perusahaan

9
 Efisiensi perusahaan
 Efektivitas proses perusahaan
 Keunggulan kompetitif perusahaan
 Kemampuan perusahaan untuk memiliki akses ke
pasar domestik dan luar negeri yang baru
Kinerja Bisnis  Profitabilitas perusahaan
 Hasil keuangan perusahaan
 Margin laba bersih perusahaan
 Pertumbuhan penjualan perusahaan selama tiga tahun
terakhir
 Pertumbuhan pasar perusahan selama tiga tahun
terakhir
 Arus kas perusahaan

7. Uji Validitas dan Reabilitas


a. Uji Validitas

Validitas menurut Sugiyono (2016: 177) menunjukkan derajat ketepatan antara


data yang sesungguhya terjadi pada objek dengan data yang dikumpulkan oleh
penelitian untuk mencari validitas sebuah item, kita mengkorelasikan skor item
dengan total item-item tersebut. Jika koefisien antara item dengan totalitem sama atau
diatas 0,3 maka ite tersebut dinyatakan valid, tetapi jika nilai korelasinya dibawah 0,3
maka item tersebut dinyatakan tidak valid.

Syarat minimum untuk dianggap suatu butir instrument valid adalah nilai indeks
valid adalah nilai indeks validitasnya > 0,3 (Sugiyono, 2016: 179). Oleh karena itu,
semua pernyataan yang memiliki tingkat korelasi dibawah 0,3 harus diperbaiki karena
dianggap tidak valid.

b. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas adalah sejauh mana hasil pengukuran dengan menggunakan objek
yang sama akan menghasilkan data yang sama (Sugiyono, 2012 : 177). Uji
realianilitas dilakukan secara bersama-sama terhadap seluruh pernyataan. Untuk uji
reliabilitas digunakan metode split half, hasilnya bisa dilihat dari nilai Correlation

10
Between Forms. Hasil penelitian reliabel terjadi apabila terdapat kesamaan data dalam
waktu yang berbeda. Instrument yang reliabel adalah instrument yang bila digunakan
beberapa kali untuk mengukur objek yang sama akan menghasilkan data yang sama.
Metode yang digunakan adalah split half, dimana instrument dibagi menjadi dua
kelompok.

Apabila korelasi 0,7 atau lebih maka dikatakan item tersebut memberikan tingkat
reliabel yang cukup tinggi, namun sebaliknya apabila nilai korelasi dibawah 0,7 maka
dikatakan item tersebut kurang reliabel.

8. Teknik Analisis Data


Hubungan Bobot SE p- nilai Kuadrat Uji
Standar beberapa hipotesis
Regresi korelasi hasil
koefisie
n

H 1. Efektibitas ISO 9001 0,664 0,103 0,00 0,620 Terima


terhadap Kualitas produk Hipotesis

H 2. Efektivitas ISO 9001 0,677 0,096 0,00 0,459 Terima


terhadap Kinerja Operasional Hipotesis

H 3. Efektivitas ISO 9001 -0,104 0,181 0,055 Tolak


terhadap Performa Bisnis ns Hipotesis

H 4. Kinerja Bisnis Kualitas 0,165 0,134 0,091 Tolak


Produk ns Hipotesis

H 5. Kinerja Operasional 0,700 0,179 0,00 0,441 Terima


terhadap Bisnis Kinerja Hipotesis

H 6. Kinerja Operasional 0,167 0,088 0,024 Terima


terhadap produk kualitas Hipotesis

DAFTAR PUSTAKA
Dimitrios P. Kafetzopoulos, Evangelos L. Psomas, Katerina D. Gotzamani, 2015 "The impact
of quality management systems on the performance of manufacturing firms", International
Journal of Quality & Reliability Management, Vol. 32 Issue: 4, pp.381-399.

11
Sugiyono. 1997. Metodologi Penelitian Administrasi. Yogjakarta: CV Alfabeta
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung : ALFABETA

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta

Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung : Alfabeta,
CV.

12

Anda mungkin juga menyukai