Anda di halaman 1dari 14

A.

Sistem Manajemen Kualitas ISO 9000


Definisi dari Standar ISO 9000 untuk sistem manajemen kualitas (QMS) adalah
“struktur organisasi, tanggung jawab, prosedur-prosedur, proses-proses, dan sumber-
sumber daya untuk penerapan manajemen kualitas”. ISO 9000 adalah suatu standar
internasional untuk sistem manajemen kualitas. ISO 9000 menetapkan persyaratan-
persyaratan dan rekomendasi untuk desain dan penilaian dari suatu sistem manajemen
kualitas, yang bertujuan untuk menjamin bahwa pemasok akan memberikan produk
(barang dan/atau jasa) yang memenuhi persyaratan yang ditetapkan. Persyaratan-
persyaratan yang ditetapkan ini dapat merupakan kebutuhan spesifikasi dari
pelanggan, di mana pemasok dikontrak untuk memasok produk-produk tertentu, atau
merupakan kebutuhan dari pasar tertentu, sebagaimana ditentukan oleh pemasok.
ISO 9000 bukan merupakan standar produk, karena tidak menyatakan
persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi oleh produk (barang dan.atau jasa).
Tidak ada kriteria penerimaan produk dalam ISO 9000, sehingga tidak dapat
menginspeksi suatu produk terhadap standar-standar produk. ISO 9000 hanya
merupakan standar sistem manajemen kualitas.
Persyaratan-persyaratan dan rekomendasi dalam ISO 9000 diterapkan pada
manajemen organisasi yang memasok produk, sehingga akan mempengaruhi
bagaimana produk itu didesain, diproduksi, dirakit, ditawarkan, dan lain-lain. ISO
9000, sebagai suatu sistem manajemen kualitas telah populer sejak tahun 1987. Pada
saat sekarang telah sekitar 400.000 organisasi di seluruh dunia yang bersertifikasi ISO
9001, ISO 9002. ISO 9003, di mana sekitar 10% dari organisasi ini berlokasi di
Amerika Utara.
The International Organization for Standardization (ISO) Technical Committee
(TC) 176 bertanggung jawab untuk standar-standar sistem manajemen kualitas ISO
9000. Sejak pertama kali dikeluarkan standar-standar ISO 9000 pada tahun 1987,
ISO/TC 176 menetapkan siklus peninjauan ulang setiap lima tahun guna menjamin
bahwa standar-standar ISO 9000 akan menjadi up to date dan relevan untuk
organisasi. Revisi terhadap standar ISO 9000 telah dilakukan pada tahun 1994 dan
tahun 2000.
Dengan demikian standar ISO 9000 yang terbaru (edisi terakhir) adalah ISO 9000
versi tahun 2000. ISO 9000 versi tahun 2000 mencakup beberapa seri berikut:
 ISO 9000:2000 : QMS-Fundamentals and vocabulary replacing ISO 8402
and ISO 9000-1
 ISO 9000:2000 : QMS-Requirements replacing the 1994 versions of ISO
9001, 9002, and 9003
 ISO 9004:2000 : QMS-Guidance, for performance improvement replacing
ISO 9004 with most parts
 ISO 19011: Guidance for auditing management system replacing ISO
10011 and 14011

Perubahan yang signifikan dalam ISO 9001 versi tahun 2000 (ISO 9001:2000)
dibandingkan dengan ISO 9001 versi tahun 1994 (ISO 9001:1994) adalah
penggantian 20 elemen standar menjadi suatu model proses seperti ditunjukkan dalam
Gambar VIII.5. Model proses dari ISO 9001:2000 terdiri dari empat bagian utama
yang menjabarkan sistem manajemen organisasi, sebagai berikut:

1. Management responsibility
2. Resource management
3. Product (good and/or service) realization (value adding processes)
4. Measurement, analysis, and improvement
Dibandingkan ISO 9001:1994, banyak persyaratan-persyaratan standar yang
diganti, dikurangi, dan direvisi, serta terdapat pula beberapa persyaratan standar yang
ditambahkan ke dalam ISO 9001:2000. Suatu pembandingan menggunakan grafik
antara ISO 9001:1994 dan ISO 9001:2000 ditunjukkan dalam Gambar VIII.6.
sebelumnya perlu diketahui 20 elemen standar dari ISO 9001:1994 adalah sebagai
berikut:
4.1 Management responsibility
4.2 Quality system
4.3 Contract review
4.4 Design control
4.5 Document and data control
4.6 Purchasing
4.7 Customer supplied product
4.8 Product identification and traceability
4.9 Process control
4.10 Inspection and testing
4.11 Inspection, measuring, and equipment
4.12 Inspection and test status
4.13 Control of nonconforming product
4.14 Corrective and preventive action
4.15 Handling,storage, packaging, preservation and delivery
4.16 Control of quality records
4.17 Internal quality audits
4.18 Training
4.19 Servicing
4.20 Statistical techniques
Meskipun ISO 9000 telah diakui secara global, terdapat juga standar domestik
dari negara-negara di dunia yang diadopsi atau berdasarkan pada ISO 9000. ISO 9000
diadopsi dari British Standardization, BS 5750. Bagaimanapun, pada akhirnya setiap
standardisasi di Inggris adalah berdasarkan pada ISO 9000. Berbeda dengan Amerika
Serikat, di mana standardisasi pertama kali dimulai oleh industry militer dan nuklir
karena mempertimbangkan faktor risiko yang sangat tinggi dalam industry-industri
itu. Indonesia mengadopsi ISO 9000 menjadi Standar Nasional Indonesia (SNI) pada
tahun 1992. Proses “harmonization” dari standar ISO 9000 di beberapa negara dapat
dilihat dalam Tabel VIII.4.
Tabel VIII.4. Standar Sistem Manajemen Kualitas di Beberapa Negara

No. Nation/Institution Standard


1. Australia AS 3900
2. Belgium NBNX 50
3. Canada CSAZ 299
4. Denmark DS/EN 29000
5. European Community (EC/CEN) EN 29000/ISO 9000
6. France NFX 50
7. Germany DIN ISO 9000
8. India IS 10210
9. Indonesia SNI 19-9000
10. Ireland ISO 9000
11. ISO ISO 9000
12. Netherlands NEN ISO 9000
13. New Zealand NZS 5600
14. Norway NS 5801
15. Singapore SISIR ISO 9000
16. South Africa SABS 0157
17. South Korea KS A 9000
18. Spain UNE 66900
19. Sweden SS ISO 9000
20. Switzerland SN 029 100 A
21. United Kingdom BS 5750
22. United States ANSI/ASQ Q9000
Berdasarkan informasi dalam Tabel VIII.4, dapat mengetahui bahwa di masa
mendatang, ISO 9000 sebagai standar sistem manajemen kualitas global akan diterima
di seluruh dunia sebagai suatu referensi untuk penerimaan atau penolakan produk
dalam memasuki pasar global. Hal ini menunjukkan bahwa ISO 9000 dapat ditterima
sebagai sistem manajemen kualitas yang universal dan umum untuk setiap organisasi,
juga sebagai alat untuk peningkatan kualitas terus menerus dan efisiensi organisasi.

Manfaat dari penerapan ISO 9000 telah diperoleh banyak perusahaan.


Beberapa manfaat dapat dicatat sebagai berikut:
1. Meningkatkan kepuasan dan kepercayaan pelanggan melalui jaminan kualitas
yang terorganisasi dan sistematik. Proses dokumentasi dalam ISO 9000
menunjukkan bahwa kebijaksanaan, prosedur, dan instruksi yang berkaitan
dengan kualitas telah direncanakan dengan baik.
2. Perusahaan yang telah bersertifikasi ISO 9000 diijinkan unuk mengiklankan pada
media massa bahwa sistem manajemen kualitas dari perusahaan itu telah diakui
secara internasional. Hal ini berarti meningkatkan image perusahaan serta daya
saing dalam memasuki pasar global.
3. Audit sistem manajemen kualitas dari perusahaan yang telah memperoleh
sertifikat ISO 9000 dilakukan secara periodik oleh registrar dari lembaga
registrasi, sehingga pelanggan tidak perlu melakukan audit sistem kualitas. Hal
ini akan menghemat biaya dan mengurangi duplikasi audit sistem kualitas oleh
pelanggan.
4. Perusahaan yang telah memperoleh sertifikat ISO 9000 secara otomatis terdaftar
pada lembaga registrasi, sehingga apabila pelanggan potensial ingin mencari
pemasok bersertifikat ISO 90000, akan mengubungi lembaga registrasi. Jika
nama perusahaan itu telah terdaftar pada lembaga registrasi bertaraf internasional,
maka hal itu berarti terbuka kesempatan pasar baru..
5. Meningkatkan kualitas dan produktivitas dari manajemen melalui kerjasama dan
komunikasi yang lebih baik, sistem pengendalian yang konsisten, serta
pengurangan dan pencegahan pemborosan karena operasi internal menjadi lebih
baik.
6. Meningkatkan kesadaran kualitas dalam perusahaan.
7. Memberikan pelatihan secara sistematik kepada seluruh karyawan dan manajer
organisasi melalui posedur-prosedur dan instruksi-instruksi yang terdefinisi
secara baik.
8. Terjadi perubahan positif dalam hal kultur kualitas dari anggota organisasi,
karena manajemen dan karyawan terdorong untuk mempertahankan sertifikat ISO
9000 yang umumnya hanya berlaku selama tiga tahun.

Organisasi yang berhasrat menerapkan sistem manajemen kualitas ISO 9000,


sekaligus memperoleh sertifikat ISO 9000 dapat mengikuti langkah-langkah berikut.
Langkah-langkah ini hanya sebagai panduan yang dapat diterapkan secara bersamaan
atau tidak berturut-turut, tergantung kultur dan kematangan kualitas dari organisasi.
1. Memperoleh komitmen dari manajemen puncak. Tanpa komitmen manajemen
puncak, implementasi sistem manajemen kualitas ISO 9000 akan sangat sulit.
2. Membentuk Komite Pengarah (Steering Committee) atau Koordinator ISO.
Komite ini akan memantau proses agar sesuai dengan persyaratan standar dalam
sistem manajemen kualitas ISO 9000. Komite juga berfungsi mengangkat atau
menunjuk satu atau lebih auditor internal untuk ISO 9000. Auditor internal
merupakan orang-orang yang bebas dari fungsi yang diuji dan seharusnya dilatih
terlebih dahulu sebagai penilai, dan idealnya apabila memiliki gelar CIQA
(Certified Internal Quality Auditor).
3. Mempelajari persyaratan-persyaratan standar dari sistem manajemen kualitas ISO
9000. Memahami persyaratan sistem manajemen kualitas ISO 9000 adalah kunci
sukses menuju keberhasilan dari suatu proses dokumentasi dan implementasi.
4. Melakukan pelatihan (training) terhadap semua anggota organisasi itu. Manajer-
manajer, supervisor, dan anggota organisasi sangat menentukan keberhasilan
implementasi sistem manajemen kualitas ISO 9000, oleh karena itu mereka harus
benar-benar mengerti tentang sistem manajemen kualitas ISO 9000. Pemahaman
terhadap hal ini dapat diperoleh melalui serangkaian pelatihan tentang sistem
manajemen kualitas ISO 9000.
5. Memulai peninjauan ulang manajemen (management review). Pimpinan
organisasi harus mendelegasikan tanggung jawab kualitas dari organisasi
perusahaan itu kepada wakil manajemen (management representative), yang
biasanya adalah manajer kualitas. Tinjauan ulang manajemen harus dimulai
dengan memfokuskan pada persyaratan-persyaratan standar sistem manajemen
kualitas ISO 9000.
6. Identifikasi kebijaksanaan kualitas, prosedur-prosedur, dan instruksi-instruksi
yang dibutuhkan yang dituangkan dalam dokumen-dokumen tertulis. Empat level
dari dokumentasi, yaitu: manual sistem kualitas (level 1), prosedur-prosedur
(level II), instruksi-instruksi (level III), maupun formulir-formulir (level IV),
harus diselesaikan.
7. Implementasi sistem manajemen kualitas ISO 9000 itu. Sekali sistem manajemen
kualitas ISO 9000 dibangun, maka sistem manajemen kualitas yang ada selama
ini harus dimodifikasi dan dokumentasi pendukung dibuat sehingga implementasi
menjadi sukses.
8. Memulai audit sistem manajemen kualitas perusahaan. Sekali sistem manajemen
kualitas ISO 9000 telah diterapkan selama beberapa bulan, maka auditor kualitas
internal yang telah memperoleh pelatihan tentang audit sistem manajemen
kualitas ISO 9000 perlu memeriksa sistem manajemen kualitas organisai yang
ada apakah telah memenuhi standar sistem manajemen kualitas ISO 9000.
9. Memilih registrar. Setelah manajemen yakin dan percaya bahwa sistem
manajemen kualitas organisasi telah memenuhi persyaratan standar sistem
manajemen kualitas ISO 9000, maka manajemen perlu memilih registrar untuk
mulai melakukan penilaian. Registrar akan menilai dokumen-dokumen seperti:
manual kualitas, prosedur-prosedur, instruksi-instruksi, dan formulir-formulir
yang berkaitan dengan persyaratan sistem manajemen kualitas ISO 9000, serta
akan melakukan kunjungan lapangan untuk menanyakan orang-orang yang
dianggap perlu di dalam organisasi itu. Dalam memilih registrar harus dilakukan
secara hati-hati dengan memperhatikan bonadifitas dari registrar itu, karena tidak
semua sertifikat ISO 9000 yang dikeluarkan oleh registrar diakui oleh Badan
Akreditasi Nasional (National Accreditation Body).
10. Registrasi. Jika sistem manajemen kualitas ISO 9000 yang diimplementasikan
dalam organisasi dianggap telah sesuai dengan persyaratan sistem manajemn
kualitas ISO 9000, dan oleh karena itu dinyatakan lulus dalam penilaian, maka
kepada organisasi itu akan diberikan sertifikat ISO 9000. Masa berlaku sertifikat
ISO 9000 yang dikeluarkan registrar melalui lembaga registrasi yang terakreditasi
pada umumnya adalah tiga tahun.

Dalam bentuk diagram alir, proses implementasi sistem manajemen kualitas ISO
9000 dalam organisasi dapat ditunjukkan dalam Gambar VIII.7.

B. Sistem Manajemen Lingkungan ISO 14000


Meskipun ISO 14000 bukan suatu jaminan untuk pengembangan organisasi,
tetapi bermanfaat bagi organisasi karena mencakup kriteria lingkungan yang perlu
diperhatikan dlam proses produksi pada setiap level organisasi itu. Sertifikasi ISO
14000 bersama dengan ISO 9000 akan meningkatkan image bagi organisasi karena
menunjukkan bahwa organisasi itu peduli dan memiliki komitmen untuk memelihara
lingkungan.
Suatu sistem manajemen lingkungan (environmental management system-EMS)
merupakan pendekatan manajemenn terstruktur dan terdokumentasi baik, yang
berkaitan dengan peraturan-peraturan dan persyaratan pelanggan tentang aspek
lingkungan. Sistem manajemen lingkungan (EMS) memberikan suatu proses
terstruktur untuk mencapai peningkatan terus-menerus dari organisasi. Sistem
manajemen lingkungan dapat menjadi suatu alat yang memungkinkan organisasi
untuk mencapai dan secara sistematik mengendalikan tingkat kinerja lingkungan yang
ditetapkan berdasarkan komitmen kuat dari manajemen organisasi itu. Sistem
manajemen lingkungan akan membantu tim manajemen organisasi untuk memenuhi
persyaratan-persyaratan local, nasional, atau internasional. Pendekatan terbaik untuk
memenuhi persyaratan lingkungan adalah membangun sistem manajemen lingkungan
yang terdokumentasi baik, melalui beberapa tahap seperti ditunjukkan dalam Gambar
VIII.8.

Dari Gambar VIII.8, dapat diketahui bahwa landasan untuk membangun sistem
manajemen lingkungan dari suatu organisasi bisnis adalah: (1) peraturan-peraturan
tentang lingkungan, (2) persyaratan atau kebutuhan pelanggan, dan (3) isu-isu tentang
kesehatan dan keselamatan kerja dari perusahaan. Ketiga hal pokok ini selanjutnya
harus menjadi fokus perhatian tim manajemen. Isu-isu pokok itu perlu dievaluasi dan
disaring oleh tim manajemen untuk menjadi isu-isu kunci yang perlu ditampung dalam
suatu kebijaksanaan manajemen tentang lingkungan. Kebijaksanaan manajemen akan
menetapkan irama, sasaran, tujuan, dan target-target kinerja lingkungan yang hendak
dicapai oleh perusahaan. Dari kebijaksanaan manajemen dan daftar dari isu-isu pokok
tentang lingkungan itu, selanjutnya dibangun sistem manajemen lingkungan (EMS).

Terdapat sejumlah manfaat dari sistem manajemen lingkungan, yang


diringkaskan sebagai berikut:

1. Kesesuaian terhadap peraturan-peraturan (Conformance to regulations).


2. Kesesuaian terhadap kebutuhan atau persyaratan pelanggan (Conformance to
customer requirements).
3. Memiliki keunggulan dalam pemasaran, karena perusahaan mampu menunjukkan
kepedulian terhadap lingkungan, sehingga menarik simpatik dari pasar dan
pelanggan.
4. Penggunaan sumber-sumber daya menjadi lebih baik, karena sistem manajemen
lingkungan yang baik juga merupakan sistem konservasi yang baik, terutama
konservasi sumber-sumber daya.
5. Penurunan dalam biaya operasional perusahaan, sebagai konsekuensi sistem
konservasi sumber daya yang bertambah baik.
6. Meningkatkan komunikasi manajemen antar-departemen, karena terdapat
kebijaksanaan, prosedur-prosedur, dan instruksi-instruksi tertulis dari sistem
manajemen lingkungan tersebut.
7. Meningkatkan kualitas, karena manajemen akan mengendalikan dampak
lingkungan yang mempengaruhi proses produksi.
8. Memudahkan tugas-tugas manajemen, karena sistem manajemen lingkungan yang
baik juga merupakan bagian dari sistem manajemen umum yang baik, di mana
prosedur dan instruksi kerja tersedia.
9. Meningkatkan tingkat keselamatan dan keamanan kerja, karena sistem manajemen
lingkungan telah menampung hal-hal ini.
10. Meningkatkan image/citra perusahaan di masyarakat.
11. Meningkatkan konsistensi kebijaksanaan manajemen, karena telah terdokumentasi
dengan baik dalam sistem manajemen lingkungan tersebut.
12. Meningkatkan kepercayaan manajemen, karena sistem manajemen lingkungan
membutuhkan pembuatan keputusan berdasarkan fakta, serta pengoperasiannya
harus berada di bawah kondisi terkendali. Hal ini akan meningkatkan koordinasi
manajemen. Sehingga manajer-manajer memiliki kepercayaan yang lebih besar.
Kepercayaan ini datang dari pemahaman penuh terhadap sasaran perusahaan yang
tercapai.
13. Meningkatkan kepuasan pribadi dan organisasi, karena semua orang telah peduli
terhadap lingkungan.
14. Meningkatkan kinerja yang terkait dengan kebutuhan pelanggan, karena sistem
manajemen lingkungan sangat memperhatikan kebutuhan-kebutuhan pelanggan.
15. Meningkatkan konsistensi hubungan pemasok, karena pemasok juga diharuskan
untuk menyukseskan sistem manajemen lingkungan yang sedang diterapkan oleh
perusahaan.
16. Meningkatkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi standar-standar
lingkungan, baik lingkungan internal maupun lingkungan eksternal.
17. Meningkatkan kemudahan untuk memperoleh modal dari pihak bank dan investor
lain, karena perusahaan semakin dapat dipercaya dan diandalkan.

Pada awal tahun 1990, the international Organization for Standardization (ISO)
menetapkan suatu komite teknik (technical committee) yang merupakan perwakilan
dari banyak negara untuk menetapkan standar-standar internasional tentang sistem
manajemen lingkungann. ISO/TC 207 yang bertanggung jawab untuk sistem
manajemen lingkungan ISO 14000.
Pada dasarnya, ISO 14000 merupakan kumpulan standar yang menyusun suatu
model uniform untuk sistem manajemen lingkungan. Terdapat beberapa standar dalam
ISO 14000, yaitu:
 ISO 14001-Environmental Management Systems_Specification with Guidance for
Use
 ISO 14004-Environmental Management Systems-General Guidelines on Principles,
Systems, and Supporting Techniques
 ISO 14010-Guidelines for Environmental Auditing-General Principles on
Environmental Auditing
 ISO 14011/1-Guidelines for Environmental Auditing-Audit Procedures-Auditing of
Environmental Management Systems.
 ISO 14011/2-Guidelines for Environmental Auditing-Compliance Audits.
 ISO 14011/3-Guidelines for Environmental Auditing-Statement Audits.
 ISO 14012-Guidelines for Environmental Auditing-Qualification Criteria for
Environmental Auditors.
 ISO 14013-Management of Environmental Audit Programs.
 ISO 14014-Initial Reviews
 ISO 14015-Environmental Site Assessments.
 ISO 14020-Goals and Principles of All Environmental Labeling.
 ISO 14021-Environmental Labeling-Self Declaration Environmental Claims-Tetms
and Definitions.
 ISO 14022-Environmental Labeling-Symbols.
 ISO 14023-Environmental Labeling-Testing and Verification Methodologies.
 ISO 14024- Environmental Labeling-Guiding Principles, Practices, and Criteria for
Multiple Criteria Based Practitioner Programs (Type 1).
 ISO 1402X-Type III Labeling.
 ISO 14031- Evaluation of Environmental Performance-General Methodology.
 ISO 14032- Evaluation of Environmental Performance-Industry Specific Indicators.
 ISO 14040-Life Cycle Assessment-Priciples and Guidelines.
 ISO 14041- Life Cycle Assessment-Life Cycle Inventory Analysis.
 ISO 14042- Life Cycle Assessment-Impact Assessment.
 ISO 14043- Life Cycle Assessment-Interpretation.
 ISO 14050-Terms and Definitions
 ISO Guide 64-Guide for the Inclusion of Environmental Aspects in Product
Specifications.
Berdasarkan pada standar-standar ISO 14000 di atas, dapat diketahui bahwa ISO
14001 merupakan standar yang digunakan untuk proses registrasi sistem manajemen
linkungan. Persyaratan-persyaratan standar dalam ISO 14001 tercantum dalam Bagian
4. Elemen-elemen dalam Bagian 4 dari ISO 14001 adalah:
4.1 Environmental Policy
4.2 Planning
4.2.1 Environmental Aspects
4.2.2 Legal and Other Requirements
4.2.3 Objectives and Targets
4.2.4 Environmental Management Program
4.3 Implementation and Operation
4.3.1 Structure and Responsibility
4.3.2 Training, Awareness, and Competence
4.3.3 Communications
4.3.4 Environmental Management System Documentation
4.3.5 Document Control
4.3.6 Operational Control
4.3.7 Emergency Preparedness and Response
4.4 Checking and Corrective Action
4.4.1 Monitoring and Measurement
4.4.2 Nonconformance and Corrective and Preventive Action
4.4.3 Records
4.4.4 Environmental Management System Audit
4.5 Management Review

Model sistem manajemen linkungan berstandar internasional ISO 14001


ditunjukkan dalam Gambar VIII.9.

Suatu organisasi memiliki kebebasan dan fleksibilitas untuk mendefinisikan batas-


batasnya dan boleh memilih untuk menerapkan sistem manajemen lingkungan ISO
14001 pada keseluruhan organisasi, atau pada unit-unit operasional tertentu, atau
aktivitas- aktivitas tertentu dari organisasi. Rencana implementasi ISO 14001 dapat
mengikuti langkah-langkah berikut:
1. Memperoleh komitmen dari manajemen puncak berkaitan dengan rencana
implementasi ISO 14001.
2. Menetapkan suatu komite pengarah (steering committee) yang terdiri dari manajer-
manajer untuk melakukan implementasi ISO 14001.
3. Melakukan evaluasi secara mandiri.
4. Menulis kebijaksanaan tentang linkungan.
5. Membentuk rencana tindakan tertulis berdasarkan pada diskusi manajemen dan
audit yang dilakukan, serta menetapkan manajer-manajer dengan tugas-tugas
spesifik, juga membentuk tim manajemen proyek beserta batas-batas waktu
penyelesaian tugas itu.
6. Membuat manual prosedur lingkungan yang sesuai dengan persyaratan sistem
manajemen lingkungan ISO 14001.
7. Memilih registrar untuk melakukan audit. Audit oleh registrar ini disebut sebagai
audit pihak ketiga (third-party audit), sedangkan audit pihak kedua (second-party
audit) dilakukan oleh pelanggan.
8. Membuat instruksi-instruksi kerja tertulis sesuai persyaratan sistem manajemen
lingkungan ISO 14001.
9. Melakukan audit internal, dan apabila ditemukan kelemahan-kelemahan maka harus
diambil tindakan korektif. Selanjutnya menyiapkan jadwal waktu untuk audit actual
ISO 14001.
10. Menyiapkan suatu program audit melalui meninjau ulang semua persyaratan dari
sistem manajemen lingkungan ISO 14001.
11. Hasil-hasil audit yang tidak memuaskan harus diperbaiki. Jika telah memenuhi
persyaratan sistem manajemen lingkungan ISO 14001, maka organisasi akan
memperoleh sertifikat ISO 14001.

Anda mungkin juga menyukai