Anda di halaman 1dari 37

Clear Criteria and a Plan for Success

Kriteria yang Jelas dan Sebuah Rencana Keberhasilan

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas kelompok

Mata kuliah Teori dan Supervisi Pendidikan

Dosen pengampu:

Dr. Yari Dwikurnaningsih, M.Pd.

Dr. Sophia Tri Satyawati, M.Pd.

Disusun Oleh:

Asry Tesalonika 942021018


Elisabet Septia Atma 942021020
Trisnawati L. Maramba Hawu 942021036

MAGISTER ADMINISTRASI PENDIDIKAN


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
2021
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Guru memegang peran penting dalam aktivitas belajar, baik di tingkat pendidikan
dasar maupun pendidikan menengah. Peran guru adalah sebagai kunci dan pusat
terlaksananya proses pembelajaran. Oleh sebab itu, guru dituntut untuk profesional dalam
tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan
mengevaluasi peserta didik. Profesional dapat diartikan bahwa guru perlu memiliki tingkat
penguasaan dan pelaksanaan terhadap tiga hal berikut, yaitu pengetahuan, keterampilan, dan
karakter.
Tanpa kriteria yang jelas untuk berhasil, sulit untuk menentukan apakah seseorang
mengalami kemajuan dalam pengembangan keterampilannya. Seiring dengan kriteria untuk
sukses, rencana diperlukan untuk mencapai keahlian. Rencana mencakup tujuan dan sumber
daya yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan tersebut. Markos & Sridevi (2010) dalam Putri
& Imaniyati (2017) mengungkapkan bahwa kemampuan guru merupakan prasyarat penting
bagi keberhasilan pendidikan, karena sangat dipengaruhi oleh kemampuan guru dalam
melaksanakan tugasnya guna mencapai pendidikan yang berkualitas. Secara umum
pendidikan yang berkualitas merupakan ukuran keberhasilan kinerja guru. Oleh karena itu,
kinerja guru sangat penting dan berusaha untuk terus ditingkatkan.
Strategi dan perilaku yang digunakan di dalam kelas dapat dikatakan efektif jika
memenuhi kriteria tertentu. Selanjutnya, keberhasilan belajar juga dapat dilihat dari
bertambahnya pengetahuan atau pengetahuan yang diperoleh siswa. Hasil belajar siswa dapat
digunakan untuk membaca seberapa banyak pengetahuan yang diperoleh siswa melalui
pembelajaran. Dengan kriteria keberhasilan pembelajaran yang jelas, guru dapat memantau
dan mengukur proses belajar mengajar, yang kemudian dapat digunakan sebagai penilaian
untuk pembelajaran selanjutnya. Proses pembelajaran terjadi karena ada rencana yang
hendak dicapai. Namun, pada kenyataannya banyak seorang guru gagal dalam pembelajaran,
begitu pula banyak siswa yang tidak mencapai tujuan yang diharapkan.
Guru yang baik akan berusaha agar pembelajarannya mencapai keberhasilan. Salah
satu faktor yang dapat membawa keberhasilan itu adalah adanya perencanaan pembelajaran
yang dibuat guru sebelumnya. Melalui perencanaan yang maksimal, seorang guru dapat
menentukan strategi apa yang digunakan agar tujuan pembelajaran dapat tercapai.
Berdasarkan urgensi topik tersebut, perlu dilakukan pembahasan lebih detail
mengenai “Kriteria yang Jelas dan Sebuah Rencana Keberhasilan”.

1.2 Rumusan masalah


1.Bagaimana kriteria strategi dan perilaku kelas?
2.Bagaimana kriteria untuk prestasi siswa?
3.Bagaimana merencanakan keberhasilan?

1.3 Tujuan masalah


1.Untuk menjelaskan kriteria strategi dan perilaku kelas.
2.Untuk menjelaskan kriteria yang jelas bagi siswa.
3.Untuk menjelaskan perencanaan keberhasilan.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Kriteria Strategi dan Perilaku Kelas


2.1.1 Kriteria Keberhasilan
Salah satu faktor penting untuk pengembangan keahlian guru adalah kriteria
keberhasilan yang jelas. Tanpa kriteria keberhasilan, sulit untuk menentukan apakah
seseorang mengalami kemajuan dalam pengembangan keterampilannya. Di luar pendidikan,
kriteria keberhasilan cenderung eksplisit. Sebagai ilustrasi, seorang pemain catur akan
memiliki sedikit cara untuk menentukan apakah studinya tentang berbagai gerakan catur
meningkatkan ketajamannya kecuali jika dia terlibat dalam pertandingan catur. Seorang
pemain golf akan memiliki cara untuk menentukan apakah berlatih dengan klub yang berbeda
untuk tujuan yang berbeda benar-benar membuahkan hasil kecuali dia bermain golf
(Marzano, et al., 2011).
Kriteria keberhasilan diperlukan untuk mencapai sebuah keahlian. Untuk menyusun
kriteria keberhasilan, diperlukan rencana dalam mencapai keahlian. Rencana mencakup
tujuan dan sumber daya yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan tersebut. Pemain catur yang
berusaha meningkatkan keahliannya membuat rencana khusus mengenai teknik yang harus
ditingkatkan dan pertandingan untuk dimenangkan, seperti halnya pegolf. Guru yang ingin
menjadi seorang ahli harus memiliki perencanaan untuk mencapai pembelajaran yang efektif.
terdapat dua kategori kriteria utama yang harus digunakan untuk menentukan keberhasilan,
yaitu: (1) strategi dan perilaku kelas dan (2) pencapaian nilai tambah siswa di kelas
(Marzano, et al., 2011).

2.1.2 Strategi dan Perilaku Kelas


Guru dapat menerima umpan balik mengenai penggunaan strategi khusus dan perilaku
mereka dalam berbagai cara, termasuk penilaian diri guru, penelusuran, pengamatan
komprehensif, pengajaran isyarat, dan survei siswa. Dengan menggunakan berbagai sumber
data tersebut, seorang guru dapat mengidentifikasi strategi dan perilaku kelas untuk bekerja
selama setahun. Kami biasanya merekomendasikan bahwa guru memilih setidaknya satu dari
strategi atau perilaku utama yang dibagi menjadi tiga bagian, antara lain: bagian yang
dilaksanakan secara rutin, bagian yang berfokus pada konten, dan bagian yang harus
diberlakukan di tempat (Marzano, et al., 2011).
Semadeni (2010) menuturkan, “Bayangkan sebuah sekolah yang memungkinkan setiap
guru untuk memilih bidang pengajaran yang paling ingin ia kembangkan, menyediakan
waktu selama jam kontrak untuk mempelajari praktik terbaik di bidang itu, dan kemudian
memberi penghargaan guru itu untuk meningkatkan keterampilan mengajarnya”. Dari apa
yang disampaikan oleh Semadeni, pemilihan strategi dan perilaku kelas sangatlah penting
karena akan menjadi pedoman bagi guru untuk bekerja selama setahun. Pemilihan strategi
dan perilaku kelas dapat dinegosiasikan, artinya dengan menggunakan data dari berbagai
sumber, seorang guru dan supervisor dapat bersama-sama menentukan strategi khusus untuk
bekerja.
2.1.2.1 Meninjau Kemajuan
Setelah dilakukan identifikasi mengenai strategi dan perilaku, seorang guru dapat
meninjau kemajuannya. Gambar 2.1 menggambarkan ilustrasi perolehan lima nilai yang
diperoleh guru selama periode tiga bulan. Setiap skor yang dicatat pada Gambar 2.1 dapat
berupa ringkasan atau skor gabungan dari dua atau lebih skor dari sumber yang berbeda.
Misalnya, skor kedua mungkin merupakan gabungan dari penilaian diri guru dan skor yang
diberikan oleh administrator dari panduan. Untuk memvalidasi skor, guru mungkin diminta
untuk menyimpan semua data tentang kinerja mereka dalam dokumen atau portofolio
sehingga mereka dapat menjelaskan bagaimana skor komposit diturunkan. Misalnya, jika
ditanya, guru dapat menjelaskan bahwa skor kedua adalah gabungan dari penilaian dirinya
sendiri sebesar 2 dan penilaian 1 yang diberikan dari pengamatan yang komprehensif. Guru
dapat menjelaskan pada diskusi berikutnya bahwa pengamat setuju apabila guru sangat dekat
dengan pencapaian skor 2 jika setelah beberapa perbaikan dilakukan. Setelah melakukan
perbaikan tersebut, skor gabungan untuk strategi pada saat itu ditentukan sebagai skor 2
(Marzano, et al., 2011).

Gambar 2.1. Lima nilai guru selama periode tiga bulan


2.1.2.2 Penilaian Kinerja Guru
Berdasarkan Permenneg PAN dan RB nomor 16 tahun 2009, Penilaian Kinerja Guru
(PKG) merupakan penilaian terhadap setiap unsur kegiatan tugas pokok guru yang berkaitan
dengan jenjang karir dan kenaikan jabatan. PKG diperkenalkan untuk membantu guru
menjadi pendidik profesional, guru yang dapat memberikan layanan pendidikan kepada
siswanya melalui kegiatan belajar/mengajar yang berkualitas. Hal ini penting karena harkat
dan martabat profesi sangat ditentukan oleh kualitas jasa profesional yang bermutu tinggi.
Selain itu, PKG diharapkan dapat membantu guru meningkatkan pengetahuan dan
keterampilannya dengan menentukan kegiatan yang harus mereka lakukan di kelas. Oleh
karena itu, PKG diharapkan dapat berkontribusi langsung dalam peningkatan kualitas
pembelajaran atau pendampingan yang ditawarkan dan peningkatan karir profesional guru.
Untuk memastikan bahwa semua guru ahli di bidangnya, PKG harus diterapkan pada
semua guru di satuan pendidikan formal yang diselenggarakan oleh pemerintah, pemerintah
daerah, dan masyarakat. Guru yang dimaksud antara lain guru yang bekerja pada satuan
pendidikan di bawah pengawasan Kemdikbud, serta guru yang bekerja pada satuan
pendidikan di bawah pengawasan Kemenag dan/ atau pengawasan lainnya.
Adapun tujuan dilaksanakannya PKG antara lain:
1. Menilai kemampuan guru untuk menerapkan, mengawasi, atau melakukan tugas
tambahan yang berkaitan dengan keberfungsian sekolah/madrasah dengan segala
kemampuan yang diperlukan untuk proses pembelajaran.
2. Menjamin bahwa guru melaksanakan tugas & tanggung jawabnya secara profesional.
3. Menentukan persentase hasil penilaian kinerja untuk menghitung jumlah angka kredit
yang akan diterima guru atas kinerja pembelajaran, pendampingan, atau tugas tambahan
terkait fitur sekolah/madrasah yang mereka laksanakan tahun ini.
PKG dilaksanakan dengan prinsip-prinsip sebagai berikut.
1. Obyektif, yaitu berdasarkan pada kondisi nyata guru dalam melaksanakan tugas sehari-
hari melalui pengumpulan data dengan cara pengamatan dan pemantauan sesuai dengan
prosedur dan kriteria penilaian yang disediakan.
2. Adil, yaitu semua guru dinilai dengan syarat, ketentuan, dan prosedur yang sama. Penilai
dan guru yang dinilai membahas dan menyepakati hasil penilaian serta alasannya
3. Akuntabel, yaitu bahwa penilai dapat mempertanggungjawabkan hasil penilaian yang
diberikan berdasarkan bukti dalam proses pengendalian.
4. Transparan, yaitu proses PKG memungkinkan bagi penilai, guru yang dinilai, dan pihak
lain yang berkepentingan untuk memperoleh informasi tentang apa yang akan dinilai,
bagaimana proses penilaian dilakukan, dan hasil penilaian.
5. Partisipatif, yaitu turut berperan serta dalam suatu kegiatan wawancara sebelum
pengamatan dan persetujuan setelah pengamatan (pertemuan persetujuan) melibatkan
partisipasi aktif guru dalam proses tersebut.
6. Terukur, yaitu proses penilaian PKG dilakukan melalui proses penilaian kualitatif
(pengamatan dan pemantauan) dan kuantitatif (melalui butir indikator kinerja dan
kriteria).
7. Komitmen, yaitu proses penilaian PKG dilakukan melalui proses penilaian kualitatif
(pengamatan dan pemantauan) dan kuantitatif (melalui butir indikator kinerja dan
kriteria).
8. Berkelanjutan, yaitu guru wajib mengikuti proses PK Guru setiap tahun selama
menyandang profesinya.

Komponen yang dinilai dalam PK Guru difokuskan pada penguasaan 4 (empat)


kompetensi guru, yaitu: pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional yang dikaitkan
dengan pelaksanaan tugas utama guru. Adapun contoh perhitungan nilai kerja guru disajikan
dalam Lampiran 1.
PKG dilaksanakan oleh penilai kinerja guru dengan ketentuan sebagai berikut.
1. PKG dilakukan selama 1 (satu) tahun. 2. PK Guru formatif dilaksanakan pada awal tahun
anggaran/ kalender dan hanya untuk tahun pertama, guru baru, dan guru mutasi.
2. PKG sumatif dilaksanakan 8 (delapan) minggu sebelum akhir tahun anggaran.
Dianjurkan laporan PK Guru sudah diselesaikan pada pertengahan bulan Desember
karena akan dijadikan sebagai bahan penilaian Capaian Sasaran Kinerja Pegawai
(CSKP).
3. PKG dengan masa penilaian 1 (satu) semester diberikan kepada:
a. guru yang kekurangan sedikit angka kredit untuk kenaikan pangkat/ jabatan.
b. guru yang mendapat tugas tambahan (kepala sekolah, wakil kepala sekolah, kepala
perpustakaan, kepala laboratorium/bengkel, kepala program keahlian) hanya satu
semester.

2.2 Kriteria untuk Prestasi Siswa


2.2.1 Identifikasi Jenis Penilaian
Dalam setiap kegiatan pasti dilaksanakan penilaian untuk mengukur tingkat
keberhasilan dari kegiatan yang telah dilaksanakan. Begitu pula dengan kegiatan
pembelajaran di sekolah, perlu diketahui seberapa jauh prestasi belajar yang telah dicapai
siswa. Penilaian adalah suatu proses atau kegiatan yang sistematis dan berkesinambungan
untuk mengumpulkan, menganalisis, dan menafsirkan informasi tentang proses dan hasil
belajar siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran dan dalam rangka membuat keputusan-
keputusan instruksional berdasarkan kriteria dan pertimbangan tertentu. Penilaian merupakan
proses yang sistematis artinya penilaian harus dilakukan secara terencana dan bertahap serta
berkelanjutan untuk dapat memperoleh gambaran tentang perkembangan siswa. Penilaian
merupakan proses yang berkesinambungan artinya penilaian harus dilakukan secara terus-
menerus sepanjang rentang waktu penilaian.
Dalam pengukuran nilai tambah pencapaian siswa, dapat menggunakan berbagai jenis
penilaian. Penilaian pada negara bagian lebih menampakkan hasil tetapi dilakukan hanya
sekali per tahun penilaian sumatif, sehingga justru menjadikan cara yang buruk untuk menilai
pembelajaran dalam interval waktu yang singkat. Selain itu, penilaian pada negara bagian
diberikan hanya dalam bidang inti mata pelajaran. Akhirnya, penilaian negara mungkin tidak
mencerminkan apa yang diajarkan di kelas.
Sejumlah daerah telah mengembangkan penilaian di akhir setiap pelajaran penilaian
formatif. Hal ini mirip dengan penilaian negara bagian yang hanya diberikan setahun sekali
dan bukan sarana yang baik untuk menangani pembelajaran dalam interval waktu yang
singkat. Namun, mereka memiliki keuntungan karena konten materi yang dinilai masih
memiliki keterikatan erat dengan konten yang dibahas di kelas sebelumnya. Hal ini mungkin
tidak diterapkan di negara bagian lainnya. Penilaian di akhir setiap pelajaran biasanya
dirancang untuk menjadi perlakuan yang komprehensif dari konten yang dibahas dalam
pelajaran. Selain itu, penilaian di akhir setiap pelajaran dapat dirancang untuk mata pelajaran
apa pun.
Penilaian benchmark (seperti asesmen nasional) adalah bentuk penilaian umum
lainnya yang dirancang di tingkat daerah. Salah satu aspek yang menjadi kelebihan penilaian
benchmark adalah bahwa biasanya terdapat lebih dari satu penilaian yang dilaksanakan
selama tahun ajaran, sehingga sangat berguna untuk menilai pembelajaran siswa selama
interval waktu yang cukup singkat. Selain itu, pelaksanaannya biasanya diselaraskan dengan
konten yang telah dibahas di kelas.
Penilaian umum (common assessment) berfokus pada topik yang agak sempit maupun
lebih banyak jika dibandingkan dengan penilaian benchmark. Akibatnya, penilaian umum
dapat digunakan untuk mengukur pertumbuhan siswa dalam pencapaian selama interval
waktu yang relatif singkat. Selain itu, penilaian umum biasanya terkait langsung dengan
kurikulum yang diajarkan di kelas.
Penilaian yang dirancang guru paling erat kaitannya dengan apa yang diajarkan di
kelas. Akibatnya, semakin banyak data penilaian kelas digunakan untuk menentukan prestasi
siswa, semakin dekat data prestasi dengan apa yang sebenarnya terjadi di kelas. Namun,
harus diingat bahwa penilaian yang dirancang guru adalah penilaian yang paling tidak dapat
diandalkan dari semua yang disebutkan sejauh ini. Keterbatasan ini tidak berarti bahwa
penilaian yang dirancang guru tidak boleh digunakan untuk mengumpulkan data pencapaian
nilai tambah. Memang, penilaian ini dapat dan harus menjadi bagian integral dari rangkaian
data prestasi yang dikumpulkan untuk seorang guru individu. Bobot penilaian di rapor K13
Skala, sebagai lawan dari penilaian, semakin populer, terutama sebagai cara untuk
mengukur pencapaian nilai tambah. Marzano (2010b) telah menjelaskan desain dan
penggunaan skala untuk tujuan ini. Secara singkat, skala memiliki bentuk umum yang
sebagaimana ditampilkan pada Tabel 2.2.
Skor 4.0 Konten yang lebih kompleks

Skor 3.0 Target tujuan pembelajaran

Skor 2.0 Konten yang lebih sederhana

Skor 1.0 Dengan bantuan, sebagian berhasil pada konten skor 2.0 dan skor konten 3.0

Skor 0,0 Bahkan dengan bantuan, tidak berhasil


Tabel 2.2 Bentuk Umum Skala

Untuk memahami skala, akan lebih baik apabila memulai dengan skor 3.0. Untuk
mendapatkan skor 3.0, seorang siswa harus menunjukkan kompetensi mengenai target tujuan
pembelajaran. Skor 2.0 menunjukkan kompetensi tentang konten yang lebih sederhana, dan
skor 4.0 menunjukkan kompetensi tentang konten yang lebih kompleks. Skor 4.0, 3.0, dan 2.0
melibatkan konten yang berbeda, sedangkan skor 1.0 dan 0.0 tidak. Skor 1,0 menunjukkan
bahwa, secara mandiri, seorang siswa tidak dapat menunjukkan kompetensi dalam konten
skor 2.0 atau 3.0, tetapi, dengan bantuan, dia menunjukkan kompetensi parsial. Skor 0,0
menunjukkan bahwa bahkan dengan bantuan, seorang siswa tidak menunjukkan kompetensi
atau keterampilan dalam konten apa pun.
Tabel 2.3 menggunakan tujuan pembelajaran tentang sifat-sifat yang dapat diwariskan
untuk menggambarkan skala lengkap untuk topik tertentu. Sekali lagi, konten skor 3.0 adalah
target tujuan pembelajaran. Dengan demikian, seorang guru hanya menggunakan target
tujuan pembelajaran untuk kelas sebagai konten skor 3.0 saat merancang skala. Skor seluruh
poin berikutnya turun adalah 2.0. Konten yang lebih sederhana terdapat pada skala ini. Skor
keseluruhan poin berikutnya naik dari target tujuan pembelajaran (skor 3.0) adalah 4.0.
Konten yang lebih kompleks terdapat pada skala tersebut.
Skor 4.0 Siswa dapat mendiskusikan bagaimana sifat-sifat yang diwariskan dan sifat-
sifat yang tidak dapat diwariskan mempengaruhi satu sama lain.

Skor 3.0 Siswa dapat membedakan sifat-sifat yang dapat diwariskan dari sifat-sifat yang
tidak dapat diwariskan dalam skenario dunia nyata.

Skor 2.0 Siswa dapat mengenali pernyataan yang akurat tentang dan contoh terisolasi
dari heritable dan sifat-sifat yang tidak dapat diwariskan.

Skor 1.0 Dengan bantuan, sebagian berhasil pada konten skor 2.0 dan skor konten 3.0.

Skor 0,0 Bahkan dengan bantuan, tidak berhasil.


Tabel 2.3 Skala untuk Pewarisan Sifat

Nilai skor 1,0 dan 0,0 tidak mewakili konten baru, tetapi mereka melakukannya
mewakili tingkat kompetensi yang berbeda. Skor 1,0 menunjukkan bahwa siswa
melakukannya tidak menunjukkan kompetensi dalam konten apapun saat bekerja secara
independen. Namun, dengan bantuan, siswa memiliki keberhasilan parsial pada skor 2.0 dan
skor 3.0 isi. Skor 0,0 menunjukkan bahwa bahkan dengan bantuan, siswa tidak berhasil di
skor konten 3.0 atau 2.0.
Ketika skala digunakan, kemajuan dari waktu ke waktu dapat dengan mudah dilacak
karena skor pada skala memiliki arti yang sama mengenai tingkat pengetahuan siswa terlepas
dari jenis penilaian yang digunakan. Hal ini tidak terjadi dengan jenis penilaian lain yang
dijelaskan sejauh ini. (Untuk diskusi lengkap, lihat Marzano, 2010b.)
Jenis data terakhir yang dapat digunakan untuk mengukur pencapaian nilai tambah
adalah laporan diri siswa secara individual tentang pembelajaran mereka. Meskipun ini
mungkin tampak seperti jenis data yang relatif lemah, terdapat bukti yang menunjukkan
kekuatannya. Dalam sebuah meta-analisis hubungan 138 variabel terhadap prestasi belajar
siswa, didapatkan bahwa laporan diri siswa mengenai prestasi mereka memiliki korelasi
tertinggi dengan prestasi mereka sebagaimana diukur dengan penilaian tradisional (Hattie,
2009). Penilaian diri siswa afektif/psikomotorik
Jika daerah atau sekolah memiliki akses ke semua bentuk penilaian yang dijelaskan di
sini, tentu dapat menghasilkan sejumlah indeks untuk pencapaian nilai tambah. Disini kita
pertimbangkan tiga indeks tersebut. Kita mulai dengan perolehan pengetahuan.

2.2.2 Perolehan Pengetahuan


Salah satu indeks pencapaian nilai tambah siswa yang paling jelas adalah perolehan
pengetahuan. Tucker dan Stronge (2005) telah mencatat penggunaan perolehan skor dalam
sistem evaluasi guru di berbagai bagian negara. Skor perolehan hanyalah perbedaan antara
skor siswa pada akhir beberapa interval waktu dan awal beberapa titik waktu. Sebagai
contoh, seorang guru mungkin memulai unit pengajaran dengan memberikan pre-test dan
mengakhiri unit dengan memberikan post-test. Skor perolehan seorang siswa akan menjadi
perbedaan antara skor post-test dan skor pre-test-nya. Tes awal dan tes akhir dapat berupa tes
yang sama atau tes paralel (yaitu tes yang mengukur topik yang sama pada tingkat kesulitan
yang sama).
Tidak semua penilaian yang dijelaskan sebelumnya dapat digunakan untuk
menghitung perolehan pengetahuan. Karena penilaian di negara bagian dan penilaian akhir di
setiap mata pelajaran dilakukan hanya setahun sekali, penilaian tersebut tidak memungkinkan
untuk memperoleh nilai. Meskipun penilaian benchmark diberikan lebih dari sekali per tahun
tidak cukup banyak membuat siswa untuk mendapatkan pengetahuan dalam interval waktu
yang singkat. Penilaian umum, jika dilaksanakan dengan frekuensi yang cukup banyak dapat
menjadi sarana yang berguna untuk memperoleh pengetahuan. Penilaian umum dapat
dirancang di sekitar topik yang cukup spesifik, yang memungkinkan mereka untuk digunakan
untuk menilai pembelajaran dalam unit pengajaran tertentu. Skala juga dapat digunakan
untuk membahas topik yang cukup spesifik. Akhirnya, guru dapat merancang penilaian yang
dapat dengan mudah digunakan untuk mengukur perolehan pengetahuan.

2.2.3 Nilai Residu


Nilai residu adalah metrik yang kuat untuk pencapaian nilai tambah. pencapaian. Nilai
residu merupakan perbedaan antara skor prediksi siswa dan skor pengamatannya. Salah satu
keuntungan terbesar dari nilai residu yaitu dapat memanfaatkan penilaian yang diberikan
hanya setahun sekali, seperti penilaian dari negara dan penilaian di akhir setiap pelajaran.
Untuk menghitung nilai residu, beberapa ukuran awal prestasi siswa diperlukan
bersama dengan ukuran prestasi siswa pada akhir interval waktu seperti akhir setiap
pelajaran, satu caturwulan, satu semester, atau bahkan satu tahun penuh. Pengukuran awal
yang akan dicapai tidak harus sama dengan pengukuran akhir. Misalnya, penilaian umum
dapat digunakan sebagai ukuran awal dan penilaian akhir kursus sebagai ukuran akhir.
Berdasarkan korelasi statistik antara dua ukuran, skor yang diprediksi untuk setiap siswa
dapat dihitung. Skor yang diprediksi untuk setiap siswa mewakili skor yang diharapkan untuk
siswa yang telah diberikan status awalnya. Nilai residu adalah selisih antara skor aktual atau
yang diamati siswa pada akhir beberapa interval waktu dan skor yang diharapkan siswa.
Sebuah nilai residu positif menunjukkan siswa melakukan lebih baik dari yang diharapkan.
Sebuah nilai residu negatif menunjukkan bahwa siswa melakukan lebih buruk dari yang
diharapkan. Akibatnya, nilai residu dapat ditafsirkan secara tidak langsung sebagai ukuran
dari efek instruksi kelas. Jika nilai residu siswa positif, kesimpulan yang masuk akal mungkin
bahwa instruksi itu luar biasa. Jika nilai sisa siswa negatif, asumsi yang masuk akal adalah
bahwa ruang kelas instruksi tidak terlalu efektif.
Untuk mengilustrasikan penggunaan nilai residu, perhatikan Gambar 2.4. Gambar 2.4.
menggambarkan sembilan nilai sisa masing-masing untuk siswa yang berbeda dalam guru
tertentu kelas. Nilai sisa di atas garis horizontal menunjukkan bahwa siswa memiliki
mencetak gol di atas skor prediksi mereka. Nilai residu di bawah horizontal garis
menunjukkan bahwa siswa telah mencetak di bawah nilai prediksi mereka. Pada kasus ini,
tujuh siswa telah mencetak di atas nilai prediksi mereka, dan dua siswa memiliki skor di
bawah skor prediksi mereka.
Gambar 2.4 Skor Residu

2.2.4 Penilaian Diri Siswa tentang Perolehan Pengetahuan


Indeks nilai tambah akhir yang mungkin digunakan sebuah daerah adalah laporan diri
siswa dari seberapa banyak mereka belajar. Hal tersebut dapat diperoleh hanya dengan
memberikan tipe item dengan skala Likert seperti berikut:

Berapa banyak yang telah Anda pelajari di kelas ini?

0 1 2 3 4

Tidak sama sekali Sangat banyak

Keuntungan dari penilaian diri siswa tentang perolehan pengetahuan yaitu bahwa
dalam perolehannya cukup mudah. Item Likert seperti yang ada di atas dapat diberikan di
akhir unit instruksi atau pada akhir caturwulan atau semester.

2.2.5 Kelemahan Indeks Nilai Tambah


Terlepas dari indeks nilai tambah yang digunakan dan penilaian yang digunakan
untuk menghasilkan indeks ini, penting untuk diingat bahwa semuanya tidak ada yang
memerlukan waktu singkat saat mencoba untuk mengukur efek pengajaran pada prestasi
siswa. David (2010) mengutip sejumlah penelitian yang menunjukkan kondisi di mana nilai
tambah ukuran dapat menghasilkan informasi yang menyesatkan tentang kinerja guru. Dia
menjelaskan:
Membuat penilaian tentang masing-masing guru membutuhkan analisis yang canggih
untuk memilah seberapa besar pertumbuhan yang mungkin disebabkan oleh guru dan
bagaimana banyak disebabkan oleh faktor lain. Misalnya siswa yang sering absen cenderung
memiliki skor yang lebih rendah terlepas dari kualitas guru mereka, jadi sangat penting untuk
memperhitungkan berapa hari siswa hadir. (hal. 81)
Pada akhirnya, David menyimpulkan bahwa beberapa tindakan harus digunakan
untuk merumuskan pendapat tentang efektivitas guru: “Untuk melindungi guru dari
kesalahan penilaian yang berbahaya, sebuah konsensus muncul bahwa kita membutuhkan
banyak tindakan yang memanfaatkan bukti praktik pengajaran yang baik serta berbagai hasil
siswa, termasuk tidak terbatas pada perolehan skor tes standar” (hal. 82).

2.2.6 Menampilkan Data (kategori)


Dengan tersedianya data nilai tambah dapat diidentifikasi pola-pola performa sebuah
daerah. Misalnya, dari waktu ke waktu, sebuah daerah dapat mengembangkan distribusi nilai
tambah, nilai residu, dan nilai laporan diri siswa. Sebagai ilustrasi, di Marzano Research
Laboratory, lebih dari 493 skor perolehan rata-rata telah dikumpulkan untuk kelas-kelas di
mana para guru menggunakan pra-tes dan pasca-tes menggunakan skala 100 poin. Itu
distribusi skor gain digambarkan pada Gambar 6.5.
Pada Tabel 2.5, skor perolehan yang merupakan median (yaitu, persentil ke-50)
adalah 25,9. Skor perolehan rata-rata persentil ke 40 adalah 22,6; skor perolehan rata-rata
persentil ke-60 adalah 31.7, dan seterusnya. Distribusi seperti ini, menggunakan penilaian
atau patokan umum penilaian di suatu daerah yang dapat digunakan untuk membandingkan
skor perolehan rata-rata untuk guru secara individu. Skor perolehan median akan digunakan
sebagai ukuran pusat kecenderungan. Setiap tahun, skor perolehan rata-rata setiap guru dapat
diplot di distribusi daerah sebagai indikasi perolehan pengetahuan relatif bagi siswa. Seorang
guru dengan skor perolehan rata-rata 38 poin akan menjadi sekitar 20 persentil dari titik di
atas median. Seorang guru dengan skor perolehan rata-rata 18 akan menjadi sekitar 20 poin
persentil di bawah median. Jenis distribusi daerah yang sama dapat dikompilasi untuk nilai
residu dan untuk nilai laporan diri siswa terhadap perolehan pengetahuan.

Persentil Skor Keuntungan Rata-Rata

1 0.0

5 1.2

10 4.9

15 8.8

20 11.7

25 15.4

30 17.8

35 20.0

40 22.6

45 24.2

50 25.9
55 28.5

60 31.7

65 34.9

70 37.7

75 41.1

80 43.8

85 48.4

90 56.7

95 68.2

99 89.6

Tabel 2.5. Distribusi Nilai Tambah di 493 Kelas

Cara lain untuk menampilkan data nilai tambah adalah dengan memeriksa perbedaan
antara kelompok etnis atau kelompok sosial ekonomi. Sebagai contoh, Gambar 2.6
menunjukkan skor perolehan rata-rata untuk siswa di satu kelas guru yang memenuhi syarat
untuk makan siang gratis dan dikurangi dan siswa yang tidak memenuhi syarat.

Gambar 2.6. Skor Keuntungan Rata-Rata untuk Siswa Gratis dan Makan Siang yang
Dikurangi (FRL) Dibandingkan dengan Siswa Lain (OTH) untuk Guru A

Dalam hal ini, perolehan skor siswa pada kategori makan siang gratis dan dikurangi
(FRL) lebih rendah dari skor perolehan untuk siswa yang tidak makan siang gratis dan
dikurangi kategori (OTH). Perbandingan ini bisa menjadi metrik yang kuat dalam
menentukan efektivitas instruksi untuk guru individu. Jika perolehan nilai siswa
diklasifikasikan sebagai memenuhi syarat untuk makan siang gratis dan dikurangi lebih
rendah dari yang lain siswa, itu mungkin menunjukkan perbedaan atau bahkan efek tidak adil
dari instruksi di kelas khusus ini. Perbandingan yang sama dapat dibuat dengan menggunakan
nilai residu dan nilai laporan diri siswa. Perbandingan juga dapat dibuat untuk perbedaan
kelompok etnis yang bertentangan dengan status sosial ekonomi.
2.2.7 Implementasi di Indonesia
Berdasarkan Peraturan Pemerintah 57 Tahun 2021 Tentang Standar Nasional
Pendidikan, menjelaskan bahwa standar penilaian pendidikan merupakan kriteria mengenai
mekanisme penilaian hasil belajar peserta didik. Penilaian hasil belajar peserta didik
dilakukan oleh pendidik sesuai dengan tujuan, penilaian secara berkeadilan, objektif, dan
edukatif berupa penilaian formatif dan sumatif. Penilaian formatif bertujuan untuk memantau
dan memperbaiki proses pembelajaran serta mengevaluasi pencapaian tujuan pembelajaran.
Sedangkan penilaian sumatif bertujuan untuk menilai pencapaian hasil belajar peserta didik
sebagai dasar kenaikan kelas dan kelulusan.
Penelitian yang dilakukan oleh Lizza Novrida (2010) menyimpulkan bahwa terdapat
pengaruh interaksi antara strategi pembelajaran dan bentuk tes formatif terhadap hasil belajar
matematika setelah mengontrol inteligensi siswa.

2.3 Perencanaan Keberhasilan dalam Pembelajaran


Rencana Keberhasilan Dalam Pembelajaran yang dimaksud yaitu rencana tindak lanjut,
yaitu cara bagi guru dalam menetapkan tujuan dan merencanakan strategi untuk mencapai
tujuan. Penetapan tujuan dan perencanaan strategi digunakan untuk evaluasi guru yang
bertujuan untuk membantu siswa dalam mengembangkan kemampuannya. Dalam rencana
tindak lanjut ini kendala atau masalah siswa perlu diidentifakasi terlebih dahulu, setelah itu
guru dapat menentukan tujuan untuk mengatasinya, kemudian membuat strategi tindak lanjut
yang akan dilaksanakan untuk mengatasi masalah tersebut. setelah diterapkan dalam kurun
waktu tertentu maka akan keliatan hasilnya, jika hasilnya memuaskan, strategi dapat
dilanjutkan sesuai dengan yang direncanakan, apabila hasilnya kurang memuaskan dilakukan
penyesuaian atau siswa diperbolehkan mengikuti proses kembali.
Rencana Keberhasilan Dalam Pembelajaran sangat diperlukan diberbagai Negara
khususnya Indonesia. Hal ini tergantung dari masing-masing lembaga pendidikan untuk
mengembangkan rencana tindak lanjut tersebut yang dilaksnakan oleh guru dan siswa. Ini
bertujan untuk memastikan para pendidik mendapat informasi yang luas atau mndalam,
berkomitmen, dan melakukan tindakan untuk meningkatkan mutu dan kualitas belajar siswa,
serta dapat memotivasi dan mlibatkan semua siswa dalam meningkatkan hasil belajar. Proses
ini juga mengarahkan seorang pendidik untuk lebih kretif dan inovatif.

2.3.1 Tujuan Primer dan Sekunder


Tujuan rencana keberhasilan dalam pembelajaran atau rencana tindak lanjut dibagi
dalam dua tipe dasar yaitu primer dan sekunder.

Fokus Tipe Tujuan

Pencapaian nilai tambah siswa Primer

Domain 1: Strategi kelas dan perilaku Primer


Domain 2: Perencanaan dan persiapan Sekunder

Domain 3: Refleksi dalam mengajar Sekunder

Domain 4: Kolegialitas dan Sekunder


Profesionalisme
Tabel 2.7. Tujuan utama dan sekunder

Seperti yng ditunjukkan oleh gambar 2.7 tujuan yang terkait dengan prestasi siswa dan
strategi kelas dan perilaku (Domain 1) adalah tujuan primer yang merupakan suatu rencana
tindak lanjut.
Sebagai ilustrasi seorang guru mungkin mengidentifikasi tujuan pencapaian nilai
tambah siswa berikut berikut:
a. Tujuan awal yang ditetapkan nilai perolehan rata-rata di kelas sains periode ketiga
akan berada di tingkat 60% atau lebih
b. Diharapkan setelah menerapkan strategi rata-rata skor perolehan pengetahuan yang
dilaporkan sendiri oleh siswa di kelas itu berada pada tingkat 60 atau lebih tinggi.
Sehubungan dengan Domain 1, guru dapat mengidentifikasi tujuan primer sebagai berikut :
1. Segmen Rutin
Guru akan meningkatkan keterampilan agar mampu meninjau kemajuan dan
kemampuan siswa dalam tujuan pembelajaran pada tingkatan “Penerapan” (skor 3) atau
lebih tinggi.
2. Segmen Konten (Materi)
Guru akan meningkatkan keterampilan sehingga siswa mampu mendapatkan serta
memahami konten (materi) pembelajaran pada tingkatan “Penerapan” (skor 3) atau lebih
tinggi.
3. Segmen yang Ditetapkan di Tempat
Guru akan meningkatkan keterampilan dalam meningkatkan keterlibatan siswa dengan
menggunakan gamifikasi pembelajaran pada tingkatan “Mengembangkan” (skor 2) atau lebih
tinggi.
Perhatikan bahwa satu tujuan dari tiga kategori segmen primer telah diidentifikasi oleh
guru. Ini dipercaya sebagai harapan minimum untuk setiap guru. Artinya, setiap tahun setiap
guru mengupayakan peningkatan tingkat keahliannya setidaknya satu strategi di setiap
kategori segmen primer.
Dengan tujuan primer yang diidentifikasi secara spesifik, guru selanjutnya akan
mengidentifikasi tujuan sekunder yang dianggap sebagai alat dalam mencapai tujuan primer.
Penting untuk ditekankan bahwa hal ini tidak merekomendasikannya setiap tahun guru
mencoba untuk mengatasi semua area dari Domain 2, 3, dan 4. Sama seperti area tertentu
fokus dipilih dari Domain 1 pada tahun tertentu, demikian juga area spesifik dari fokus
dipilih dari Domain 2, 3, dan 4. Idealnya, setiap tahun seorang guru memilih satu atau lebih
elemen dari Domain 2, 3, dan 4 yang mereka yakini terkait langsung dengan keberhasilan
penyelesaian tujuan primer mereka relatif terhadap prestasi siswa dan Domain 1.
Domain 2, 3, dan 4 mengartikulasikan elemen yang dianggap sekunder atau
instrumental untuk tujuan primer. Suatu rencana tindak lanjut yang komprehensif harus
berfokus pada tujuan pencapaian nilai tambah dan Domain 1, tetapi juga harus mencakup
tujuan yang diambil dari Domain 2, 3, dan 4. Seperti yang dijelaskan domain 2, perencanaan
dan persiapan memiliki tiga ketegori kegiatan masing-masing dengan elemen tertentu, yaitu :
1.Merencanakan dan mempersiapkan pelajaran dan unit
a. Merencanakan dan mempersiapkan struktur informasi yang efektif di dalam
pelajaran
b. Merencanakan dan mempersiapkan pelajaran dalam unit yang berkembang
menuju sebuah pemahaman yang mendalam dan transfer konten (materi)
2. Merencanakan dan mempersiapkan perhatian yang tepat terhadap konten yang telah
ditetapkan standar
a. Merencanakan dan mempersiapkan penggunaan material dan teknologi
b. Merencanakan dan mempersiapkan penggunaan bahan yang tersedia untuk unit
dan pelajaran yang akan datang (misalnya, manipulatif, kaset video)
c. Merencanakan dan mempersiapkan penggunaan teknologi yang tersedia, seperti:
papan tulis interaktif, sistem respons, dan computer
3. Merencanakan dan mempersiapkan kebutuhan khusus siswa
a. Merencanakan dan mempersiapkan kebutuhan pembelajar bahasa Inggris
b. Merencanakan dan mempersiapkan kebutuhan siswa pendidikan khusus
c. Merencanakan dan mempersiapkan kebutuhan siswa yang datang dari rumah
lingkungan yang menawarkan sedikit dukungan untuk sekolah
Seperti halnya 41 elemen di Domain 1, setiap elemen di dalam Domain 2 memiliki
skala khusus yang memungkinkan seorang guru untuk mengidentifikasi tingkat kinerjanya
saat ini dan menetapkan tujuan untuk kinerja masa depan. Skala ini ditemukan di Lampiran
Di Tabel 2.8 melaporkan skala untuk elemen “perencanaan dan persiapan” untuk menjadi
struktur informasi yang efektif dalam pelajaran, ”yang secara umum kategori perencanaan
dan persiapan untuk pelajaran dan unit. Skala ini berisi lima nilai, seperti skala untuk 41
elemen di Domain 1, antara lain: Tidak Menggunakan (0), Memulai (1), Mengembangkan
(2), Menerapkan (3), dan Berinovasi (4). Tidak Menggunakan berarti guru tidak berusaha
untuk menyusun struktur informasi. Memulai berarti bahwa guru mencoba untuk membuat
struktur informasi tetapi tidak benar-benar menyelesaikan atau menindaklanjuti.
Mengembangkan berarti bahwa struktur informasi guru jelas tetapi hubungan antar elemen
tidak jelas. Menerapkan berarti guru mengatur konten sedemikian rupa sehingga setiap
bagian informasi jelas dibangun di atas bagian sebelumnya. Berinovasi berarti guru adalah
pemimpin yang diakui dalam membantu orang lain membangun informasi mengenai
pelajaran dalam diri mereka. Pada tahun tertentu, seorang guru mungkin menetapkan tujuan
sekunder untuk meningkatkan kemampuannya atau kompetensinya dalam merencanakan
scaffolding yang efektif dalam pelajaran sampai suatu nilai dari Menerapkan atau di atas.

Berinovasi Menerapkan Mengembangkan Memulai Tidak menggunakan


(4) (3) (2) (1) (0)

Guru adalah Dalam pelajaran Perancah guru Giru Guru tidak ada upaya
pemimpin guru mengatur informasi tapi mencoba untuk melakukan
yang diakui konten hubungannya antar melakukan
dalam sedemikian rupa elemen tidak dibuat aktivitas ini kegiatan
membantu dan telah jelas api tidak
orang lain menuliskan benar benar
melalui informasi lengkap atau
aktivitas ini. sebelumnya menindakla
njuti dengan
upaya
Tabel 2.8. Skala untuk perencanaan dan persiapan struktur informasi yang efektif dalam
pelajaran

Domain 3 mencerminkan pengajaran. Sekali lagi, setiap elemen di dalam masing-


masing kategori memiliki skala terkait yang dilaporkan dalam Lampiran E. Pada tahun
tertentu, seorang guru mungkin menetapkan tujuan sekunder untuk meningkatkan
kompetensinya dalam elemen ini skor Berkembang atau lebih tinggi. Domain 4 membahas
kolegialitas dan profesi nasionalisme. Skala untuk domain ini ditemukan di Lampiran F. Pada
tahun tertentu, seorang guru mungkin menetapkan tujuan untuk meningkatkan
keterampilannya dalam kegiatan ini dengan skor Berkembang atau di atas.
Dalam model ini diharapkan, setiap tahun setiap guru akan mengembangkan dan
menerapkan sebuah rencana tindak lanjut. Rencana tindak lanjut akan ditulis dan digunakan
sebagai bagian formal dari evaluasi tahunan guru. Seperti dijelaskan sebelumnya, proses
rencana tindak lanjut mengidentifikasi tujuan primer tertentu (tujuan untuk nilai tambah
pencapaian dan Domain 1) dan tujuan sekunder atau instrumental yang menyertainya untuk
Domain 2 (perencanaan dan persiapan), Domain 3 (refleksi mengajar), dan Domain 4
(kolegialitas dan profesionalisme). Seperti dilansir McGreal (1983), Iwanicki (1981)
menjelaskan bahwa rencana ini harus dievaluasi di sejumlah: tahapan. Pertimbangan pertama
adalah kualitas rencana itu sendiri. Pertimbangan kedua- adalah sejauh mana guru
menggunakan rencana sepanjang tahun ajaran. Rencana tersebut harus menjadi cetak biru
untuk kegiatan guru mengenai pribadi pertumbuhan dan perkembangan sepanjang tahun.
Pertimbangan terakhir adalah sejauh mana tujuan yang diidentifikasi dalam rencana benar-
benar tercapai. Ini akan memerlukan konferensi evaluasi sumatif pada akhir tahun dengan
masing-masing guru.
Efektivitas guru mengajar yang berkaitan dengan strategi-strategi kelas dan perilaku-
perilaku dalam domain 1 harus menjadi pengukuran yang dasar dari kinerja guru. Sementara
penggunaan strategi-strategi dan perilaku-perilaku di ruang kelas jelas merupakan suatu
bahan penting dari keahlian, kriteria terakhir untuk kinerja guru di dalam ruang kelas adalah
prestasi siswa. Dengan kriteria yang jelas yang telah ada untuk strategi-strategi dan perilaku-
perilaku dalam domain 1 dan prestasi sebagai nilai tambah siswa, guru dapat menyusun
rencana-rencana untuk sukses seperti Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB).
PKB adalah pelatihan profesional, pendidikan profesional, dan dukungan professional.
PKB adalah kegiatan yang mengarah pada seluruh pembelajaran formal dan informal yang
mampu meningkatkan kepala sekolah melaksanakan tugas pokok dan fungsinya (Bubb &
Earley, 2007). Adanya program PKB diharapkan mampu meningkatkan keahlian guru secara
berkelanjutan dalam rangka melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sesuai dengan yang
diharapkan. Tujuan PKB adalah: (1) membantu guru lebih efektif untuk mencapai standar
yang lebih tinggi dalam pekerjaannya, (2) meningkatkan retensi (tidak minta berhenti
bekerja) dan rekrutmen, (3) memberikan konstribusi positif terhadap etos kerja dan motivasi,
(4) menciptakan masyarakat untuk belajar sepanjang hayat, (5) mewujudkan tanggung jawab
guru profesional untuk selalu meningkatkan keprofesiannya, (6) menghemat uang karena
biaya merekrut dan menginduksi guru baru relatif mahal (Bubb & Earley, 2007). Ruang
lingkup program PKB adalah pelatihan profesional, pendidikan profesional, dan dukungan
profesional (Bubb & Earley, 2007). Contoh pelatihan profesional adalah kursus singkat,
workshop, konferensi, dan kegiatan lain yang lebih menekankan pada keterampilan. Contoh
pendidikan profesional adalah kursus jangka panjang, studi lanjut yang menekankan pada
pengetahuan, dan pengetahuan berbasis penelitian. Contoh dukungan profesional adalah
kegiatan yang menekankan pada peningkatan pengalaman kerja dan kinerja (Bolam, 1993).
Rencana-rencana ini diwujudkan dalam praktik nyata yang menggambarkan cara guru untuk
mencapai tujuannya dan memperkenankan dirinya untuk dimonitor oleh guru lain atas
kemajuan dari tujuannya.

2.3.2 Implementasi Rencana Tindak lanjut


Dalam buku ajar analisis kebijakan publik (Kerangka Dasar) oleh Dr. Kismartini,
M.Si., disini penulis menegaskan bahwa rencana tindak lanjut yang dilakukan yaitu jika score
yang didapat setelah mengikuti test formatif kurang dari 80, maka ulangi lagi memahami
uraian, rangkuman dan tes formatif.
BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan
1. Kriteria keberhasilan adalah faktor penting untuk pengembangan keahlian guru.
Dalam pencapaian keberhasilan, terdapat dua kategori kriteria utama yang harus
digunakan, yaitu strategi dan perilaku kelas serta pencapaian nilai tambah siswa di
kelas
2. Dalam setiap kegiatan pasti dilaksanakan penilaian untuk mengukur tingkat
keberhasilan dari kegiatan yang telah dilaksanakan. Begitu pula dengan kegiatan
pembelajaran di sekolah, perlu diketahui seberapa jauh prestasi belajar yang telah
dicapai siswa. Penilaian adalah suatu proses atau kegiatan yang sistematis dan
berkesinambungan untuk mengumpulkan, menganalisis, dan menafsirkan informasi
tentang proses dan hasil belajar siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran dan dalam
rangka membuat keputusan-keputusan instruksional berdasarkan kriteria dan
pertimbangan tertentu. Penilaian merupakan proses yang sistematis artinya penilaian
harus dilakukan secara terencana dan bertahap serta berkelanjutan untuk dapat mem-
peroleh gambaran tentang perkembangan siswa. Penilaian merupakan proses yang
berkesinambungan artinya penilaian harus dilakukan secara terus-menerus sepanjang
rentang waktu penilaian.
3. Rencana Keberhasilan atau rencana tindak lanjut dalam suatu pembelajaran yaitu cara
bagi seorang guru dalam menetapkan tujuan dan merencanakan strategi untuk
mencapai tujuan. Penetapan tujuan dan perencanaan strategi digunakan untuk evaluasi
guru yang bertujuan untuk membantu siswa dalam mengembangkan kemampuannya.
Dalam rencana tindak lanjut ini kendala atau masalah siswa perlu diidentifakasi
terlebih dahulu, setelah itu guru dapat menentukan tujuan untuk mengatasinya,
kemudian membuat strategi tindak lanjut yang akan dilaksanakan untuk mengatasi
masalah tersebut.

3.2 Saran
1. Sekolah
Sekolah hendaknya memberikan dukungan berupa program untuk meningkatkan
kompetensi guru demi menunjang proses belajar dan prestasi belajar siswa.
2. Kepala Sekolah
Kepala Sekolah diharapkan dapat melakukan supervisi secara berkala dan melakukan
tindak lanjut untuk meningkatkan kompetensi guru.
3. Guru
Guru diharapkan untuk menentukan rencana keberhasilan, memperhatikan prestasi
siswa, dan meningkat kompetensi
DAFTAR PUSTAKA

Bolam, R. (1993). Recent development and emerging issues” in The Continuing Professional
Development of Teachers. London: GTC.

Bubb, S., & Earley. (2008). Leading and Managing Continuing Professional Development.
London: Paul Chapman Publishing.

https://yudharta.ac.id/2016/11/penilaian-formatif-dan-penilaian-sumatif/

Lizza Novrida (2010).Pengaruh Strategi Pembelajaran dan Bentuk Tes Formatif Terhadap
Hasil Belajar Matematika Dengan Mengontrol Intelegensi Siswa. Jurnal Pendidikan
dan Kebudayaan, Vol. 16, Edisi Khusus III, Oktober 2010
Markos, S., Sridevi, M. S. (2010). Employee Engagement: The Key to Improving
Performance. International Journal of Business and Management, 5(12).
Marzano, Robert J. Tony Frontier & David Livingston. (2011). Effective Supervision:
Supporting The Art and Science of Teaching. Alexandria, Virginia USA: ASCD.

Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2021 Tentang Standar Nasional Pendidikan

Putri, Ayu D.K., Imaniyati, Nani. (2017). Pengembangan Profesi Guru dalam Meningkatkan
Kinerja Guru. Jurnal Pendidikan Manajemen Perkantoran, 2(2).

Krismartini. (2019). Buku Ajar Analisis KebijakanPublik (Kerangka Dasar). Semarang:


Undip Press.
LAMPIRAN
Lampiran 1

TUGAS BIMTEK PKG

PENGHITUNGAN NILAI KINERJA DAN ANGKA KREDIT

NAMA : bersamaguru.com
NO PESERTA : __
INSTANSI : SDN .... KEC. .....

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
TAHUN 2019
Lampiran 1C

REKAP HASIL PENILAIAN KINERJA GURU

a. Nama : ........
NIP : 19631124 200701 ....
Tempat/Tanggal Lahir : Bojonegoro, ....
Pangkat/Golongan/Jabatan : Penata Muda / IIIa / Guru Pertama
TMT sebagai guru : 1 Januari 2007
Masa Kerja : 11 tahun 00 bulan
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Pendidikan Terakhir/Spesialisasi : S1/PGSD
Keahlian yang diampu : Guru Kelas

b. Nama Instansi/Sekolah : SDN ....


Telp/Fax :-
Desa/Kelurahan : ....
Kecamatan : .....
Kabupaten/Kota : Bojonegoro
Provinsi : Jawa Timur

NO K O M P E T E N SI NILAI*
)
A. Pedagogik
1 Mengenal karakteristik peserta didik 3
2 Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik 3
3 Pengembangan kurikulum 3
4 Kegiatan pembelajaran yang mendidik 4
5 Pengembangan potensi peserta didik 3
6 Komunikasi dengan peserta didik 3
7 Penilaian dan evaluasi 3
B. Kepribadian
8 Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial dan kebudayaan 4
nasional
9 Menunjukkan pribadi yang dewasa dan teladan. 4
10 Etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru. 4
.
C. Sosial
11. Bersikap inklusif, bertindak obyektif, serta tidak diskriminatif. 4
12. Komunikasi dengan sesama guru, tenaga kependidikan, orang tua, 3
peserta didik, dan masyarakat.
D. Profesional
13. Penguasaan materi, struktur, konsep dan pola pikir keilmuan yang 3
mendukung mata pelajaran yang diampu.
14. Mengembangkan keprofesionalan melalui tindakan yang reflektif. 3
Jumlah (Hasil penilaian kinerja guru) 47
Konversi nilai PK GURU ke dalam skala 0 – 100
Nilai PK guru 83,92
Nilai PK Guru (100) = -------------------------------- X 100
Jumlah Maksimal
PENILAIAN GURU OLEH TEMAN SEJAWAT

Nama : ........
NIP : 19631124 200701 1 XXX
Penilai 1 Penilai 2 Penilai 3
No Komponen Pernyataan
0 1 2 0 1 2 0 1 2
1 Perilaku 1 Guru mentaati peraturan yang berlaku di sekolah     v     v     v
Guru 2 Guru bekerja sesuai jadwal yang ditetapkan     v     v     v
sehari-hari 3 Guru berpakaian rapi dan/atau sopan     v     v     v
4 Guru rajin mengikuti upacara bendera     v     v     v
5 Guru berprilaku baik terhadap saya dan guru lain     v     v     v
6 Guru bersedia menerima kritik dan saran dari
  v       v   v  
saya atau guru lain
7 Guru dapat menjadi teladan bagi saya dan teman-
    v   v       v
teman
8 Guru pandai mengendalikan diri   v       v   v  
9 Guru ikut aktif menjaga lingkungan sekolah bebas
    v   v       v
dari asap rokok
10 Guru berpartisipasi aktif dalam kegiatan
  v     v     v  
ekstrakurikuler
11 Guru berpartisispasi aktif dalam kegiatan
  v       v   v  
peningkatan prestasi sekolah
2 Hubungan 1 Guru bersikap ramah kepada saya atau orang
          v     v
Guru lain.
dengan 2 Guru berbahasa santun kepada saya atau orang
    v     v     v
Teman lain.
Sejawat 3 Guru memberi motivasi kepada saya atau teman-
    v     v     v
teman guru lain
4 Guru pandai berkomunikasi secara lisan atau
    v     v     v
tertulis
5 Guru memotivasi diri dan rekan sejawat secara
aktif dan kreatif dalam melaksanakan proses     v     v     v
pendidikan.
6 Guru menciptakan suasana kekeluargaan di
    v   v       v
dalam dan luar sekolah.
7 Guru mudah bekerjasama dengan saya atau guru
  v       v   v  
lainnya
8 Guru bersedia diajak berdikusi tentang segala hal
    v     v     v
terkait kepentingan peserta didik dan sekolah
9 Guru bersedia membantu menyelesaikan
    v     v     v
masalah saya dan guru lainnya
10 Guru menghargai kemampuan saya dan guru
    v     v     v
lainnya
3 Perilaku 1 Guru memiliki kretivitas dalam pembelajaran     v     v     v
Profesional 2 Guru memiliki pengetahuan dan keterampilan
    v     v     v
Guru Teknologi Informasi (TI) yang memadai
3 Guru memiliki perangkat pembelajaran yang
    v     v     v
lengkap
4 Guru ada di sekolah meskipun tidak mengajar di
  v     v       v
kelas
5 Guru memulai pembelajaran tepat waktu     v     v     v
6 Guru mengakhiri pembelajaran tepat waktu     v     v     v
7 Guru memberikan tugas kepada peserta didik apa
    v     v     v
bila berhalangan hadir untuk mengajar
8 Guru memberi informasi kepada saya atau guru
    v     v   v  
lain jika berhalangan hadir untuk mengajar
9 Guru memperlakukan peserta didik dengan penuh
    v     v     v
kasih sayang
Jumlah Skor 52 55 54
Skor Maksimum = Jumlah indikator x 2 60 60 60
Nilai Kinerja= (Jumlah skor/skor maksimum) x 100 86,67 91,67 90,00
Sangat
Sebutan Baik Baik
Baik
Rerata kuesioner kinerja oleh Guru Teman Sejawat = 89,44 (baik)
PENILAIAN GURU OLEH PESERTA DIDIK

Nama : ........
NIP : 19631124 200701 1 XXX
Kompone Penilai 1 Penilai 2 Penilai 3 Penilai 4 Penilai 5
No Pernyataan
n 0 1 2 0 1 2 0 1 2 0 1 2 0 1 2
1 Penguasa 1 Guru menyampaikan materi
an Materi pelajaran dengan contoh     v     v     v     v     v
dalam kehidupan sehari-hari.
2 Guru menjelaskan materi
pelajaran dari buku paket dan   v     v       v     v     v
sumber belajar lainnya.
3 Guru memberikan contoh atau
permasalahan yang
  v       v     v     v     v
berhubungan dengan keadaan
saat ini.
4 Guru menjawab pertanyaan
    v     v     v     v     v
dengan jelas.
5 Guru menjawab pertanyaan
    v     v     v     v     v
dengan benar.
6 Guru mengajar sesuai
  v       v     v     v     v
dengan materi pelajaran
2 Kemahira 1 Guru menyampaikan kegiatan
n dalam yang akan dilakukan selama   v       v   v       v     v
Mengajar pembelajaran.
2 Guru memberikan motivasi
kepada saya dan teman-     v     v     v     v     v
teman
3 Guru menyampaikan materi
pelajaran dengan mudah     v     v     v     v     v
dimengerti
4 Guru mengajar dengan cara
yang bervariasi misalnya
    v     v     v     v     v
diskusi, demonstrasi, tanya
jawab, ceramah, dll.
5 Guru berbicara dengan jelas
ketika menyampaikan materi     v     v     v     v     v
pelajaran
6 Guru meminta belajar secara
    v   v       v     v     v
berkelompok
7 Guru mengajar dengan cara
yang menyenangkan dan     v     v     v     v     v
menarik
8 Guru terampil menggunakan
    v     v     v     v     v
alat bantu saat mengajar
9 Guru membimbing saya dan
teman-teman ketika     v   v       v     v     v
mengalami kesulitan
10 Guru membuat suasana
nyaman saat melaksanakan   v       v     v     v     v
pembelajaran.
11 Guru memberi kesempatan
kepada saya dan teman-
  v       v     v     v     v
teman untuk bertanya atau
menjawab
12 Guru menghargai
kemampuan saya dan teman-     v     v   v       v     v
teman
13 Guru memberitahukan nilai     v   v       v   v     v  
Kompone Penilai 1 Penilai 2 Penilai 3 Penilai 4 Penilai 5
No Pernyataan
n 0 1 2 0 1 2 0 1 2 0 1 2 0 1 2
hasil belajar
14 Guru memberikan tugas
    v     v     v     v   v  
dalam pembelajaran
3 Perilaku 1 Guru mengajak saya dan
Guru teman-teman untuk     v     v     v     v   v  
Sehari- berperilaku baik
hari 2 Guru memberi contoh perilaku
    v   v       v     v     v
yang sesuai aturan
3 Guru menjalankan ibadah
sesuai dengan ajaran     v     v     v     v     v
agamanya
4 Guru berpakaian rapi sesuai
    v     v   v       v     v
aturan sekolah.
5 Guru menghargai perbedaan
    v     v   v       v     v
asal, suku, ras dan agama
6 Guru berpakaian sopan      v     v     v     v     v
7 Guru berbicara dengan
    v     v     v     v     v
santun
8 Guru ramah     v     v     v     v     v
9 Guru sabar     v     v     v     v     v
10 Guru memulai pembelajaran
  v     v     v       v   v  
tepat waktu
11 Guru mengakhiri
    v     v     v   v       v
pembelajaran tepat waktu
12 Guru memberikan tugas
    v     v     v     v     v
apabila berhalangan hadir
13 Guru menjaga lingkungan
    v     v     v   v     v  
sekolah tanpa asap rokok
14 Guru menjaga kebersihan
    v     v     v     v     v
lingkungan sekolah
15 Guru memulai dan mengakhiri
pembelajaran dengan berdoa   v     v     v       v   v  
bersama
4 Hubunga 1 Guru memperhatikan
n osial kebutuhan belajar saya dan   v     v       v   v       v
dengan teman-teman
Peserta 2 Guru menyebutkan nama
Didik saya dan teman-teman selama
    v   v     v     v     v  
kegiatan pembelajaran atau
kegiatan lainnya)
3 Guru memberi perhatian
kepada saya dan teman-     v   v       v   v       v
teman
4 Guru memilihara komunikasi
yang baik dengan semua     v     v     v     v     v
peserta didik
5 Guru mudah dihubungi pada
  v       v   v     v       v
saat diperlukan untuk diskusi
6 Guru akrab dengan saya dan
  v       v     v     v     v
teman-teman
7 Guru ikut serta dalam
berbagai macam kegiatan
    v   v       v     v     v
sekolah (upacara, kegiatan
keagamaan, senam bersama)
Jumlah Skor 73 73 76 77 77
Skor Maksimum = Jumlah indikator x 2 84 84 84 84 84
Nilai Kinerja= (Jumlah skor/skor maksimum) x 100 86,90 86,90 90,48 91,67 91,67
Kompone Penilai 1 Penilai 2 Penilai 3 Penilai 4 Penilai 5
No Pernyataan
n 0 1 2 0 1 2 0 1 2 0 1 2 0 1 2
Sangat Sangat
Sebutan Baik Baik Baik
Baik Baik
Rerata kuesioner kinerja oleh peserta didik = 89,52 (baik)
PENILAIAN GURU OLEH ORANG TUA

Nama : ........
NIP : 19631124 200701 1 XXX
Penilai 1 Penilai 2 Penilai 3
No Komponen Pernyataan
0 1 2 0 1 2 0 1 2
1 Komunikasi 1 Guru memberitahukan
perkembangan belajar putra/putri     v     v     v
saya.
2 Guru memberi kesempatan
berkomunikasi dengan saya yang
    v     v     v
berkaitan dengan perilaku atau
kesulitan belajar.
3 Guru bekerja sama dengan orang
tua untuk menyelesaikan kesulitan     v     v     v
belajar putra/putri saya
2 Kepercayaan 1 Guru berperan sebagai orang tua
dalam bagi putra/putri saya di sekolah     v     v     v
memberikan 2 Guru mengubah perilaku
pendidikan putra/putri saya menjadi lebih baik   v     v     v  
kepada peserta
didik 3 Guru memberikan bimbingan
dalam pembelajaran kepada
putra/putri saya yang dapat     v   v       v
dimanfaatkan dalam kehidupan
sehari-hari
4 Guru disenangi oleh putra/putri
saya dan teman-temannya     v     v     v
5 Guru mengembalikan hasil belajar
(PR, tugas, hasil ulangan)
    v     v     v
putra/putri saya dilengkapi dengan
catatan
Jumlah Skor 15 14 15
Skor Maksimum = Jumlah indikator x 2 16 16 16
Nilai Kinerja= (Jumlah skor/skor maksimum) x 100 93,75 87,50 93,75
Sangat Sangat
Sebutan Baik
Baik Baik
Rerata kuesioner kinerja oleh orang tua = 91,67 (sangat baik)
REKAPITULASI KETIDAKHADIRAN GURU

Nama : ........
NIP : 19631124 200701 1 XXX
Tidak Hadir Skor Persentase
Jumlah
No Bulan Pulang Tidak
Tanpa Tidak
Terlambat Lebih Jumlah Konversi Hadir Hadir
Keterangan Hadir
Cepat
(menit) (menit) (menit) (hari) (hari)
1 2
(1) (2) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13)
1 Januari 100,00%
2 Februari 100,00%
3 Maret 100,00%
4 April 100,00%
5 Mei 100,00%
6 Juni 100,00%
7 Juli 100,00%
8 Agustus 100,00%
9 September 100,00%
10 Oktober 100,00%
11 November 100,00%
12 Desember 100,00%
Jumlah
Prosentase Kehadiran 100,00%
Lampiran 1D

FORMAT PENGHITUNGAN ANGKA KREDIT PK GURU KELAS/MATA PELAJARAN

a. Nama : ........
NIP : 19631124 200701 ....
Tempat/Tanggal Lahir : Bojonegoro, ....
Pangkat/Golongan/Jabatan : Penata Muda / IIIa / Guru Pertama
TMT sebagai guru : 1 Januari 2007
Masa Kerja : 11 tahun 00 bulan
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Pendidikan Terakhir/Spesialisasi : S1/PGSD
Keahlian yang diampu : Guru Kelas

b. Nama Instansi/Sekolah : SDN ....


Telp/Fax :-
Desa/Kelurahan : ....
Kecamatan : .....
Kabupaten/Kota : Bojonegoro
Provinsi : Jawa Timur

Hasil
No Penilaian Penilaian Proporsi Nilai
Skala 100
(1) (2) (3) (4) (3) x (4)
1 Atasan (Kepala Sekolah/Pengawas/Guru Senior) 83,92 70% 58,74

2 Rerata kuesioner kinerja oleh Guru Teman Sejawat 89,44 10% 8,94

3 Rerata kuesioner kinerja oleh Peserta Didik 89,52 10% 8,95

4 Rerata kuesioner kinerja oleh orang tua 91,67 10% 9,17

Nilai PKG= Jumlah Nilai 85,8

Tidak Hadir Tanpa Keterangan= (a hari) 0

Persentase Nilai PKG dari Kehadiran= 100% - (a/46)x100% 100%


Nilai Akhir PKG = Nilai PKG x Persentase Nilai PKG dari
85,8
Kehadiran
Nilai Persentase Kinerja
Sebutan Baik 100%
(NPK)
( AKK −AKPKB −AKP) × JM /JWM × NPK
Angka Kredit¿ 10,5
4

...., 31 Desember 2018


Guru yang dinilai Penilai Kepala Sekolah/Atasan Langsung

........ ....... ......


NIP. 19631124 200701 1 XXX NIP. 19831010 200604 1 XXX NIP. 19620402 198504 1 XXX
Lampiran 2 : Merefleksikan Pengajaran

Mengevaluasi Kinerja Pribadi


1. mengidentifikasi area spesifik kekuatan dan kelemahan pedagogis dengan domain
Berinovasi Mengaplikasikan Mengembangka Awal Tidak
(4) (3) n (2) (1) menggunakan
(0)
Guru adalah Guru Guru Guru mencoba Guru tidak
seorang mengindentifikasi mengidentifikasi untuk berusaha untuk
pemimpin strategi dan strategi dan melakukan melakukan
yang diakui perilaku khusus perilaku khusus kegiatan ini, kegiatan
dalam untuk untuk akan tetapi
membantu ditingkatkan dari ditingkatkan, tidak benar-
orang lain segmen pelajaran tetapi tidak benar
dengan rutin, segmen memilih strategi menyelesaikan
kegiatan ini pelajaran konten, dan perilaku yang atau
dan segmen yang paling berguna menindaklanjuti
diberlakukan untuk dengan upaya
ditempat perkembangannya

2. mengevaluasi keefektifan masing-masing pelajaran dan unit


Berinovasi Mengaplikasikan Mengembangka Awal Tidak
(4) (3) n (2) (1) menggunakan
(0)
Guru adalah Guru menentukan Guru menentukan Guru mencoba Guru tidak
seorang seberapa efektif seberapa efektif untuk berusaha untuk
pemimpin suatu pelajaran pelajaran atau unit melakukan melakukan
yang diakui atau unit dalam dalam hal kegiatan ini, kegiatan
dalam hal meningkatkan meningkatkan akan tetapi
membantu prestasi siswa dan prestasi siswa tidak benar-
orang lain mengidentifikasi tetapi tidak secara benar
dengan penyebab akurat menyelesaikan
kegiatan ini keberhasilan atau mengidentifikasi atau
kegagalan penyebab menindaklanjuti
keberhasilan atau dengan upaya.
kegegalan
3. mengevaluasi efektivitas strategi dan perilaku pedagogis spesifik diberbagai kategori
siswa (kelompok sosial ekonomi yang berbeda, kelompok etnis yang berbeda)

Berinovasi Mengaplikasika Mengembangkan Awal Tidak


(4) n (3) (2) (1) menggunakan
(0)
Guru adalah Guru menentukan Guru menentukan Guru Guru tidak
seorang efektivitas dari efektivitas strategi mengupayaka berusaha untuk
pemimpin strategi khusus tertentu dan n untuk melakukan
yang diakui dan perilaku perilaku tentang melakukan kegiatan
dalam tentang pencapaian kegiatan ini
membantu pencapaian dari subgroup dari tetapi tidak
orang lain subgroup dari siswa, tetapi bener-benar
dengan siswa dan apakah tidak menjalankan
kegiatan ini mengidentifikasi akurat upaya tersebut
alas an untuk mengindentifikasi
perbedaan alas an untuk
perbedaan

Mengembangkan Dan Melaksanakan Rencana Pertumbuhan Dan Pengembangan


Professional
1. Mengembangkan rencana pertumbuhan dan pengembangan tertulis
Berinovasi Mengaplikasikan Mengembangka Awal Tidak
(4) (3) n (2) (1) menggunakan
(0)
Guru adalah Guru Guru Guru mencoba Guru tidak
seorang mengembangkan mengembangkan untuk berusaha untuk
pemimpin tulisan tulisan melakukan melakukan
yang diakui pertumbuhan pertumbuhan kegiatan ini kegiatan
dalam professional dan professional dan tetapi tidak
membantu rencana pengembangan benar-benar
orang lain pengembangan rencana, tetapi mrnyelesaikan
dengan dengan tidak atau
kegiatan ini pencapaian dan mengartikulasikan menindaklanjuti
waktu dengan jelas dengan upaya
tpencapaian dan ini.
waktu
2. Memantau kemajuan relative terhadap rencana pertumbuhan dan pengembangan
professional
Berinovasi Mengaplikasikan Mengembangka Awal Tidak
(4) (3) n (2) (1) menggunakan
(0)
Guru adalah Guru memetakan Guru memetakan Guru mencoba Guru tidak
seorang kemajuan pada kemajuannya untuk berusaha untuk
pemimpin rencana pada rencana melakuakan melakukan
yang diakui pertumbuhan dan pertumbuhan dan kegiatan ini kegiatan
dalam pengembangan pengembangan tetapi tidak
membantu professional professional benar-benar
orang lain mengunakan menggunakan menyelesaikan
dengan tujuan dan waktu tujuan dan waktu atau
kegiatan ini yang ditetapkan yang telah menindaklanjuti
dan membuat ditetapkan tetapi dengan upaya
adaptasi sesuai tidak membuat
kebutuhan adaptasi sesuai
kebutuhan
Lampiran 3 : Kolegalitas dan Profesionalisme

Mempromosikan Lingkungan Positif


1. Mepromosikan interaksi positif dengan rekan kerja
Berinovasi Mengaplikasikan Mengembangka Awal Tidak
(4) (3) n (2) (1) menggunakan
(0)
Guru adalah Guru berinteraksi Guru berinteraksi Guru berupaya Guru tidak
seorang dengan guru lain, dengan guru lain untuk berusaha untuk
pemimpin dan berusaha secara positif melakukan melakukan
yang diakui untuk tidak tetapi tidak kegiatan ini kegiatan
dalam berbicara negative berusahan untuk tetapi
membantu tentang guru lain menghentikan sebanarnya
orang lain pembicaraan tidak
dengan negative tentang menyelesaikan
kegiatan ini guru lain dan tidak
menindaklanjuti
kegiatan

2. Mempromosikan interaksi positif tentang siswa dan orang lain


Berinovasi Mengaplikasikan Mengembangka Awal Tidak
(4) (3) n (2) (1) menggunakan
(0)
Guru adalah Guru berinteraksi Guru berinteraksi Guru berupaya Guru tidak
seorang dengan siswa dan dengan siswa dan untuk berusaha untuk
pemimpin orang tua secara orang tua secara melakukan melakukan
yang diakui positif , dan positif tetapi tidak kegiatan ini kegiatan
dalam berusaha untuk berusahan untuk tetapi
membantu tidak berbicara menghentikan sebanarnya
orang lain negative tentang pembicaraan tidak
dengan siswa dan orang negative tentang menyelesaikan
kegiatan ini tua siswa dan orang dan tidak
tua menindaklanjuti
kegiatan

Anda mungkin juga menyukai