Anda di halaman 1dari 30

PONDOK PESANTREN ALUMNI GONTOR DI

BONDOWOSO JAWA TIMUR


Bismillahirrahmanirrahim assalamualaikum warahmatullah wabarakatuh halo teman-teman di forum pesantren
dan alumni pesantren juga santri HUJROH.COM kali ini kita akan membahas salah satu pondok pesantren yang
merupakan pondok pesantren alumni dari Pesantren Modern Darussalam Gontor Ponorogo yaitu Pondok
Pesantren Darul Istiqomah Bondowoso alamat lengkapnya ya itu berada di Jalan Jember Maesan dadapan
Kecamatan Bondowoso Kabupaten Bondowoso Jawa Timur dan kode pos nya adalah 68261 sementara nomor
telepon yang aktif untuk saat ini adalah di 033 2770 0026

Pondok Pesantren Darul Istiqomah ini terletak di pakuniran Maesan Bondowoso Jawa Timur dan pondok
pesantren ini adalah pondok pesantren alumni Gontor didirikan pada tahun 1994 oleh Kyai Haji masruri Abdul
Muid LC dan jenjang pendidikan yang ada di pesantren ini adalah Tarbiyatul Mu'allimin al-islamiyyah atau
TMI kemudian MTS dan MA yang diikuti juga dengan ujian negara , para pengajar di pesantren ini terdiri dari
alumni alumni pondok pesantren juga berasal dari Universitas dalam dan juga luar negeri
Pondok Pesantren Darul Istiqamah ini memiliki luas yaitu seluas 3 hektar yang terpisah antara santri Putra dan
santri putri semua Santri wajib mengikuti disiplin dan peraturan yang sudah ditetapkan terutama adalah disiplin
dalam menggunakan bahasa Arab dan bahasa Inggris khususnya bagi mereka yang sudah 6 bulan tinggal di
pondok selama ini alumni dari pesantren Darul Istiqamah bisa diterima di banyak perguruan tinggi baik di
dalam negeri maupun di luar negeri (seperti : UNEJ, UIN, UNMUH, LIPIA, AL AZHAR MESIR, Univ ISlam
Madinah dll).

Pondok Pesantren Darul Istiqamah ini adalah pondok pesantren yang edukatif religius dan juga rekreatif karena
pondok pesantren ini cukup unik yaitu bila pondok pesantren lain di tanah air ini sebagian besar terlihat seperti
lembaga pendidikan yang resmi namun berbeda dengan Pondok Pesantren Darul Istiqamah jadi Pondok ini
hampir seperti tempat rekreasi dan bisa dibilang hal seperti ini masih belum banyak dilakukan oleh para
pengasuh pondok pesantren yang ada selama ini di Indonesia Walaupun ada jumlahnya hanya itu menjadi salah
satunya kalo di Kalimantan yang dipimpin oleh ustaz Daniar yaitu pondok pesantren Trubus Iman di
Kalimantan yang amat sangat bagus viewnya dan juga fasilitasnya lebih mirip seperti tempat wisata dan Pondok
Pesantren Darul Istiqamah ini pun memiliki konsep yang hampir sama perlu diketahui bahwa Pondok Pesantren
Darul Istiqamah ini adalah Pondok Modern alumni Gontor yang tergolong megah

Jadi tidak hanya dari sisi bangunan saja yang megah namun lokasi dari pesantren ini adalah lokasi yang memang
sejuk dan juga Indah kalau kita masuk ke kampus Pesantren ini kita seolah sedang berada di tempat wisata yang
mana struktur tanahnya seperti bukit-bukit yang dan juga letak bangunannya yang cukup artistik dan banyak
sekali taman-taman di desain dengan baik Kalau Anda datang ke sini bisa dipastikan anda akan betah untuk
bersantai santai di dalamnya
Pondok Pesantren Darul Istiqamah ini memang bisa dibilang Secara geografis dekat dengan gunung Argapura
orang pesantren ini terletak di sebelah selatan dari kota Bondowoso dan berada di sebelah timur Gunung
Argapura dan di sebelah baratnya ada gunung Raung ini memang letak Pesantren ini sangat strategis yaitu
sifatnya seperti tempat wisata karena berada dekat dengan kaki gunung dan di himpit oleh dua gunung yaitu
gunung Argapura dan gunung Raung dan tidak jauh dari pesantren Darul Istiqamah ini terdapat pemandian
tasnan

lokasi dari pesantren Darul Istiqamah ini tidak jauh dari jalan raya Bondowoso Jember pondok pesantren ini
memiliki lahan seluas 2 setengah hektar cukup luas ya tapi seperti yang saya lihat sebelumnya di pondok
modern Tazakka Batang Jawa Tengah yang merupakan salah satu Pondok Modern alumni Gontor juga mungkin
tidak terlalu luas karena pondok pesantren modern TAZAKKA BATANG yang luasnya 5 hektar pun terlihat
tidak begitu luas, lokasi pondok pesantren ini ada di desa pakuniran kecamatannya adalah Maesan dan terletak
di Kabupaten Bondowoso pendirinya adalah Kyai Haji masruri Abdul muhith LC yang saat ini berumur 49
tahun dan lulus dari Pondok Pesantren Gontor pada tahun 1994 jumlah santri dari Pondok Pesantren ini masih
belum begitu banyak yaitu sekitar 200 orang namun Menurut saya itu sangat bagus ya karena jumlah yang tidak
terlalu banyak tentunya pengajar akan lebih efektif dan juga kalau terlalu banyak orang bisa lebih banyak
masalah
banyak fasilitas yang disediakan di pondok itu ada mesin jahit kemudian ada kolam ikan dan juga ada tanaman
pohon jati Mas yang jumlahnya sebanyak 1000 pohon dan yang unik adalah di sini terdapat juga peternakan
sapi

konseptor dari pesantren ini adalah Kyai Haji Mas Ruri yang kita lihat bahwa pondok pesantren Ingin rasanya
seperti tempat wisata karena beliau sebagai pendiri menginginkan bahwa Pesantren memiliki tiga dimensi yaitu
Sisi edukatif religius dan juga rekreatif Kyai Haji Mashuri mengatakan bahwa edukatif dalam arti bahwa setiap
yang ada di pondok pesantren ini apa yang didengar dilihat ataupun dirasakan semuanya di desain untuk bisa
mendidik kemudian religius Artinya bahwa semua yang ada di pondok ini bermuara dan mendorong pada
terwujudnya nilai dan ajaran Islam dalam ini penghuninya kemudian rekreatif maksudnya adalah suasana yang
ada diharapkan bisa menjadikan penghuninya merasa enjoy dan nyaman sehingga para santri tidak merasa
dididik tetapi terdidik ujar Kyai Haji masruri yang ternyata beliau mengenyam pendidikan sampai selesai di
Universitas Islam Madinah Saudi Arabia
menurut ane ini sangat bagus ya jadi berpikiran modern jadi nggak bakalan sumpek selama di pondok karena
nuansanya Asik itu.Terus yang beliau katakan tentang dirasakan didengar untuk pendidikan itu sebenarnya
adalah rasa kalimat yang sudah amat sangat sering didengar Ketika anda berada di Gontor kalimat tersebut
sudah sangat populer ya kalau anda menjadi santri Gontor sudah pasti ada tahu kalimat tersebut

beliau Pesantren ini memang sengaja didirikan sebagai lahan perjuangan sebagaimana Pondok Pesantren Gontor
jika sering kali saya mendengar kata-kata tersebut yaitu Pondok ini sebagai lahan perjuangan yang gunanya
untuk mencetak kader-kader yang bisa dikembangkan untuk menjadi ulama yang intelek Jadi ulama yang
intelek bukan intelek yang tahu agama itu yang saya baca di aula Pondok Modern Darussalam Gontor Ponorogo
jadi sejalan dengan apa yang ada di Alquran yaitu pada surat at-taubah ayat 122 bisa dikatakan bahwa tidak
seyogya nya seluruh orang beriman pergi berperang Mengapa tidak ada pada setiap golongan mereka
sekelompok orang yang mendalami agama agar mereka bisa memberi peringatan kepada kaumnya Apabila
mereka telah kembali

Berdirinya Pondok Pesantren Darul Istiqamah ini awalnya adalah swadaya masyarakat kemudian juga jumlah
bantuan terus mengalir pada tahun 1995 Pesantren mendapatkan bantuan dari ladzina alam Al Islam yang
bermarkas di Kuwait dan juga pada tahun 2000 mendapat bantuan dari seorang pilot Saudi Airlines sekarang ini
masih mengharapkan dana dari bantuan masyarakat

pondok ini memiliki jenajng pendidikan SLTP dan SLTA dan membutuhkan masa belajar 6 tahun untuk lulusan
sd dan 4 tahun untuk lulusan SLTP kurikulum yang diterapkan di sini bukanlah SLTP atau SLTA namun
kurikulum KMI seperti yang ada di Pondok Modern Darussalam Gontor Ponorogo Jawa Timur namun dengan
sedikit modifikasi sendiri yaitu kyai Mashudi mengatakan santri yang sudah tinggal selama setengah tahun di
pondok pesantren ini diprogramkan sudah bisa bercakap-cakap harian dua bahasa yaitu bahasa Arab dan Inggris
dan untuk memperlancar dalam penggunaan dua bahasa maka santri diwajibkan untuk disiplin sehari-hari dua
bahasa tersebut yaitu bahasa Arab dan bahasa Inggris baik di dalam kelas maupun di luar kelas dan dilakukan
pengawasan dan juga disiplin yang ketat semua ini dimaksudkan agar para santri memiliki mental dan juga life
skill yang memadai sehingga bisa menjadi modal untuk melakukan pengabdian kepada Allah nanti ketika sudah
lulus dari Pondok Pesantren ini

Kyai masruri menambahkan bahwa untuk menghasilkan kader-kader yang berkualitas tenaga pengajar yang ada
di pesantren ini berasal dari para guru alumni Pondok Modern Gontor Ponorogo kemudian juga alumni dari
Universitas Islam Madinah Al Azhar Mesir Lipia Jakarta Universitas as-syafi'iyah universitas Negeri Jember
STAIN dan lain-lain selain itu juga pondok pesantren ingin memberikan program pengiriman guru untuk
memperdalam ilmu ke timur tengah saat ini ada seorang ustad asal Timor Timur yang sedang belajar di
Universitas Islam Madinah atas biaya pemerintahan Saudi
Kyai Masruri mengatakan masih juga mengatakan bahwa banyak orang tua selama ini mengira bahwa untuk
memberikan jaminan kepada anaknya sebagai kehidupan yang layak untuk masa depan mereka kebanyakan
membekali dengan pengetahuan teknologi dan sementara pendidikan agama dan juga moral tidak mereka
pedulikan padahal yang sudah sudah tidak ada jaminan bahwa anak-anak yang dengan pengetahuan dan
teknologi tersebut sudah pasti sukses justru yang ada adalah jaminan oleh Allah bahwa ketika anak diberi
pendidikan agama dan moral maka menjadi orang yang bertakwa kepada Allah jadi barangsiapa yang bertaqwa
kepada Allah maka Allah akan memberikan jalan keluar dan juga memberi rezeki dari arah yang tidak disangka-
sangka bisa kita lihat di surat At talaq ayat 2

pondok Pesantren Darul Istiqamah ini sepertinya ingin menjawab kebutuhan para orang tua sekarang yaitu
orang tua yang menginginkan anak-anaknya pendidikan umum dan juga memiliki pengetahuan tentang
teknologi namun juga memiliki pengetahuan agama yang baik plus tidak terjerumus kedalam pergaulan bebas
yang saat ini sangat menghawatirkan Kyai masruri mengikuti jejak dari pendiri Pondok Modern Darussalam
Gontor Ponorogo Jawa Timur yaitu Kyai Haji Imam zarkasyi yang merupakan pendiri dari sistem kurikulum
KMI hampir 90 tahun silam jadi Kyai masruri ingin mencetak ulama yang intelek dan intelek yang ulama jadi
bukan intelek yang tahu agama jadi hampir sama seperti di Gontor seluruh santri dan santriwati wajib mengikuti
semua pendidikan dan kegiatan juga ekstrakurikuler secara aktif dan kreatif dalam naungan disiplin yang ketat
namun tetap dalam suasana yang dinamis seperti halnya di Gontor banyak ekstrakulikuler yang ada di pondok
ini yaitu selain itu juga digunakan untuk melakukan penulisan karya ilmiah dan juga ada hafalan Qur'an dan
juga latihan public speaking atau pidato dalam tiga bahasa yaitu Arab Inggris dan Indonesia kemudian juga ada
pramuka ada beladiri dan juga ada skill keputrian ini untuk santriwati dan juga praktek mengajarseperti kursus
manajemen dan organisasi ada enterpreneurship atau kewirausahaan kemudian juga ada studi banding pertanian
perkebunan peternakan home industri kemudian ada bedah buku yang didalamnya ada membahas tentang ilmu-
ilmu hadist Tafsir dan lain-lainnya

Contact Us
HP : 08122563521/08155914354/(0332) 7700026
alamat : Pondok Pesantren Darul Istiqomah Pakuniran - Maesan Bondowoso Jawa Timur 68262
FB ; https://web.facebook.com/ponpesdarul.istiqomah.3
http://www.darulistiqomah.com/
Facebook Pak Kyainya : https://web.facebook.com/masruriab111tlc

FORUM PESANTREN ALUMNI GONTOR

« Last Edit: 20 Aug, 2018, 19:47:55 by Admin »

Admin


 Administrator
 Abadan fi Ma'had


 Join: 2013
 Posts: 2594

Re: Profil Pondok Pesantren Modern Darul Istiqomah di Dadapan Bondowoso Jawa Timur
« Reply #1 on: 25 Jan, 2018, 22:50:56 »
Kalau mau komentar silahkan daftar di hujroh, gampang kok

Admin


 Administrator
 Abadan fi Ma'had


 Join: 2013
 Posts: 2594

Re: Profil Pondok Pesantren Modern Darul Istiqomah di Dadapan Bondowoso Jawa Timur
« Reply #2 on: 25 Jan, 2018, 22:51:05 »
Andrew Kelly Dari Konjen Amerika Di Surabaya Ke Darul Istiqomah.

Oleh Masruri Abd Muhit

Kira kira dua minggu yg lalu, ibu Tati Hafifz dari kantor Konjen Amerika di Surabaya, yg adik teman saya di
Gontor, almarhum Nasrullah Hafidzon dari Jombang, menjapri saya bahwa beliau dengan Mr Andrew Kelly yg
baru bertugas dari Amerika di kantor konjen Amerika di Surabaya mau berkunjung ke rumah saya di pondok
pesantren Darul Istiqomah Bondowoso. Apakah saya berkenan menerimanya ?

Secara sepontan saya jawab, insyaallah saya siap menerima, silahkan. Saya berfikir masak ada tamu mau
ditolak. Namun setelah saya menyanggupi, saya jadi kepikiran mau apa orang Amerika jauh jauh datang ke
rumah saya. Sayapun balik japri ibu Tatik Hafidz, kalau boleh tahu dalam rangka apa ya ?!

Ternyata jawabannya, tidak ada apa apa, hanya ingin berkenalan saja, beliau baru saja bertugas di Indonesia,
sehingga pingin keliling ke daerah tugasnya untuk memperkenalkan diri.

Rupanya saya salah baca, saya kira tamu dari Amerika itu mau datang hari selasa tgl 25 juli 2017, sehingga
ketika direktur TMI Daris mengatakan bahwa kumpul guru pembagian jadwal pelajaran tahun ini pada hari
selasa tanggal itu, saya agak khawatir, lo kan tempuk dengan kedatangan tamu dari Amerika. Tapi setelah saya
cek kembali ternyata hari rabo tgl 26 juli 2017.

Hari rabo 26 Juli 2017 pagi pagi ibu Tatik Hafidz menjapri saya melalui wattsap bahwa beliau dan Mr Andrew
Kelly akan sowan jam 14.00. Sayang pagi itu saya tidak membuka wattsap, baru jam 12.00 saya buka wattsap
dan membaca japrian ibu Tatik. Saya sedikit khawatir jangan jangan mereka tidak jadi datang soalnya saya tidak
langsung menjawab pagi itu. Maka biar terlambat saya jawab saja bahwa saya siap menerima bahkan saya minta
Mr Andrew Kelly mau berbicara di depan santri.
Ketika kemudian mendapat jawaban bahwa mereka dalam perjalanan menuju Darul Istiqomah dan dengan
senang hati mau berbicara di depan santri bahkan mau bicara dengan bahasa Indonesia sekalian belajar katanya,
ganti saya yg bingung, dimana anak anak santri saya kumpulkan, aula yg ada milik kita terlalu kecil untuk bisa
menampung semua santri, maka saya putuskan dikumpulkan di masjid putra saja yg cukup luas menampung
semua santri baik putra ataupun putri, toh rosulullah saw juga pernah menerima bbrp delegasi yg belum Islam di
masjid, meskipun kebanyakan mereka kemudian masuk Islam.

Bahkan yg paling dekat, saat Barrack Obama, presiden Amerika Serikat saat berkunjung ke Indonesia dan
berkunjung ke masjid Istiqlal diterima oleh almarhum teman saya KH Ali Mustofa Ya'qub imam besar masjid
Istiqlal waktu itu dan diperbolehkan masuk ruangan masjid.

Saat jam menunjukkan pukul 14.00, jam dua siang dan tamu dari Amerika itu benar benar datang, turun dari
mobil bernopol CD (Corp Fiplomatic), kemudian masuk ke rumah saya, semua santri putri berangkat ke kampus
putra dan masuk masjid yg santri putra sdh masuk terlebih dahulu.

Mereka hanya bertiga saja, ibu Tatik Hafidz, Mr Andrew Kelly dan seorang sopir. Dalam bincang bincang saya
mengetahui bahwa mereka tadi malam menginap di Jember setelah sebelumnya bertemu gus Firjaun putra
almarhum KH. Ahmad Siddiq pengasuh pesantren Astra (Assiddiqi Putra) Talangsari Jember, dan sebelum ke
rumah saya mereka diterima oleh bupati Bondowoso, bahkan sebelum itu semua sudah berkeliling ke bbrp
pesantren di Jombang, Pasuruan dll, sehingga dengan berkelakar mengatakan bahwa namanya saat ini dirobah
ditambahi didepannya Gus Andi, pemberian dari para kyai di Jombang dan Sulawesi, sehingga menjadi Gus
Andi Andrew Kelly.... He he sdh jadi bangsawan Bugis sekaligus masuk kelompok gawagis jamak dari gus
putra kyai jatim rupanya... Ayak ayak wae.

Acara pertemuan dengan semua santri (putra dan putri) yg dipandu oleh seorang ustadz daris dg bahasa Inggris
yg cukup fasih, dimulai dengan pembacaan ayat suci Alqur'an oleh M Fadlil, seorang santri TMI daris dari
Jember, yg cukup membuat hadirin khusyu' menyimaknya, termasuk tamu yg dari Amerika itu. Dilanjutkan
pembukaan dengan membaca basmalah bersama sama, untuk kemudian ucapan selamat datang dari pimpinan
pondok, saya dalam hal ini setelah memuji syukur kepada Allah serta bersolawat kepada nabi saw, saya
mengucapkan selamat datang ahlan wasahlan welcome to our college Islamic Boarding Schole pesantren Darul
Istiqomah, dengan mengharap kepada tamu untuk bisa menyampaikan pidato dalam bahasa Inggris, tapi saya
minta untuk be slowly, slowly slowly lah untuk memberikan sport santri dalam berbahasa Inggris.

Saat pembawa acara mempersilahkan Mr Andrew Kelly untuk menyampaikan pidatonya, beliau justru memulai
pidatonya dengan bahasa Indonesia dengan tujuan beliau ingin belajar bahasa Indonesia, beliau mengatakan
bahwa sebelum ke Indonesia sudah belajar bahasa Indonesia, namun kesempatan untuk bisa berpidato dengan
bahasa Indonesia baru saat ini didapat. Rupanya beliau cukup piawai membuat hadirin ikut berinteraksi dalam
pidato beliau, beliau memulai dengan pertanyaan pertanyaan yg menggelitik tentang Amerika, mulai pertanyaan
ada berapa jumlah state daerah yg tergabung dalam Unitit State of America, presidennya sekarang, ibu kotanya,
termasuk nama presidennya yg pernah hidup di Indonesia. Semuanya bisa dijawab tuntas oleh santri daris yg
ditunjuk.

Tiba tiba kemudian beliau merobah pidatonya dengan bahasa Inggris, beliau meminta hadirin (para santri) untuk
mengajukan pertanyaan dengan bahasa Inggris dan beliau akan menjawabnya dengan bahasa Inggris pula. Biasa
semula tidak ada santri yg berani bertanya, mereka masih malu malu dan takut salah, padahal sebenarnya
mereka sehari hari ketika berada pada English week (minggu inggris) mereka berbahasa Inggris sesama teman,
sebagaimana mereka biasa berbahasa Arab saat berada pada usbu' arobiy (minggu arab). Namun begitu salah
satu dari mereka ada yg berani bertanya dan dimengerti oleh beliau yg asli Amerika itu, maka bertubi tubilah
dari mereka yg berani bertanya, dan dengan sabar dan pelan serta jelas beliau menjawab dengan bahasa Inggris.
Begitu seterusnya sampai tidak terasa sampai waktu habis, masih banyak diantara mereka yg masih ingin
bertanya.

Pertanyaan mereka cukup beragam dan ringan ringan, dari hal yg sederhana tentang hobi beliau, kapan mulai
bertugas di Indonesia, apakah beliau mau kalau diajak main bola, sampai klub apa yg menjadi idola dan fans
beliau dll, bahkan ada pertanyaan yg cukup berat tentang keberadaan Islam di Amerika dan pandangan beliau
tentang Islam dll.

Acara pertemuan ditutup dengan bacaan hamdalah dan doa kafarotul majlis, sementara setelah itu tamu tamu itu
saya persilahkan kembali ke rumah saya dan saya persilahkan untuk menikmati makan siang agak sore yg sudah
disiapkan oleh anak anak bagian tamu dibawah bimbingan istri saya, sementara saya dan para ustadz serta
semua santri menunaikan solat asar berjamaah di masjid masing masing.

Dalam bincang bincang setelah itu, Mr Andrew Kelly menyatakan kekaguman dan terkesan dengan kehangatan
dan keramahtamahan serta kemampuan berbahasa Inggris para santri.

Setelah saling tukar menukar cindera mata, beliau memberi saya cangkir muk besar dg gambar bendera
Amerika, sementara saya memberikan beberapa buku tulisan saya dan yg ada tulisan saya, seperti buku tiga
episode perjalanan hidup manusia, buku antologi SPN merawat nusantara, yg berkesan dari kopdar spn di darul
istiqomah, juga tak ketinggalan buku antologi peserta pelatihan menulis di darul istiqomah beberapa waktu yg
lalu berjudul Mata Air Pesantren dll, para tamu itu meninggalkan pesantren kita Darul Istiqomah.

Semoga kunjungan ini menjadi sebab hidayah bagi Mr Andrew Kelly sepulang dari darul istiqomah atau
menimal pandangan beliau tentang umat islam semakin baik. Dan yg pasti kita keluarga Darul Istiqomah telah
mengambil manfaat dari pertemuan dan kunjungan ini, minimal para santri semakin percaya diri bahwa bahasa
inggris mereka bisa dimengerti oleh orang asli bule ....

Semoga.

Daris, 2 Dzulqo'dah 1438

Admin

 Administrator
 Abadan fi Ma'had


 Join: 2013
 Posts: 2594

Re: Profil Pondok Pesantren Modern Darul Istiqomah di Dadapan Bondowoso Jawa Timur
« Reply #3 on: 25 Jan, 2018, 23:43:11 »
Anak Zaman Now Atau Anak Yesterday Afternoon ?

Oleh Masruri Abd Muhit

Terus terang, judul di atas saya mengambilnya dari status seorang teman di face book. Sebenarnya saya risih
memakai kata kata itu, selain saya ini sudah tua dan jauh dari abg, saya juga tidak senang memakai bahasa
Indonesia yg keinggris inggrisan, apa lagi kalau dicampur aduk sedemikian rupa.

Yang saya tangkap dari status itu, teman saya ingin mengatakan, anak zaman sekarang atau anak kemaren sore,
seakan dia ingin menyindir anak anak yg sebenarnya bisa melejit tinggi karena mereka hidup di zaman sekarang
yg penuh dengan kemajuan teknologi yg sering disebut dengan era digital, tetapi kenyataannya banyak anak
anak yg justru hidupnya tidak dewasa yg digambarkan sebagai anak kemaren sore.

Era sekarang, dimana kemajuan teknologi mencapai puncaknya, sehingga segala sarana dan prasarana
kehidupan semakin memberikan kenyamanan dan kemudahan, dalam segala segi.

Dari segi kemudahan mendapatkan informasi, sekarang ini begitu mudah mendapatkannya melalui media media
online, kejadian dan peristiwa dimanapun bisa dengan mudah dan cepat didapat, tidak ada lagi yg bisa
menghalangi, jarak jauh pun tidak bisa menjadi penghalang, baik dengan adanya media sosial, vedio call atau
pun sarana yg lain.

Termasuk kemudahan mendapatkan ilmu pengetahuan, sekarang ini banyak sarana untuk bisa merujuk pada
sumber sumber ilmu, selain dengan cara cara lama semacam buku buku manual yg bisa didapat di perpustakaan
perpustakaan, toko toko buka yg tersebar di mana mana, juga bisa dengan mudah didapat melalui buku
elektronik, atau dengan mengklik semacam gogle atau media dating yg lain, bahkan untuk bertemu dan
konsultasi kepada para pakar, atau belajar pada mereka, banyak sarana yg bisa digunakan melalui webside atau
blog atau yg lainnya.

Bahkan, untuk mendapatkan ilmu pengetahuan agama, banyak sekali kemudahan yg bisa didapatkan, sama
dengan kemudahan yg didapatkan untuk mendapatkan ilmu pengetahuan umum, baik melalui buku buku dan
sarana konvensional, atau buku buku dan sarana digital, atau dengan cara gogling atau melalui medsos atau yg
lain. Yg jelas semuanya sangat banyak kemudahan dan fasilitas yg bisa dimanfaatkan.
Kemudahan dan kecanggihan yg ada pada zaman sekarang ini, bila bisa dimanfaatkan dan digunakan untuk hal
hal yg positif tentu akan menjadikan anak anak zaman sekarang ini semakin hebat dan melejit, baik pengetahuan
umumnya, atau pengetahuan agamanya, atau hal hal positif yg lain, sehingga mereka pantas menyandang
predikat anak zaman kini, zaman sekarang, zaman atau era kemajuan dan kematangan, atau anak zaman now.

Sebaliknya, bila tidak bisa memanfaatkannya untuk sesuatu yg positif, maka akan justru terlena dan tergilas yg
akan membuatnya menjadi korban zaman, bukannya melejit, justru tambah terjerembab dalam kubang
ketidakdewasaan dan ketertinggalan, yg tidak mampu menghadapi ujian zaman, seperti anak kemaren sore, anak
yesterday afternoon.

Kemajuan, kekosongan, masa muda, kekayaan dan kelonggaran serta kemudahan, itu bermanfaat bila manusia
siap menghadapinya, tetapi sebaliknya akan bisa merusak dan berbahaya bila manusia tidak siap
menghadapinya.

Innassyababa wal farogo wal jidata mafsadatun lil mar'i ayya mafsadatin. Sesungguhnya masa muda,
kekosongan dan kekayaan itu benar benar merusak bagi seseorang.

Untuk menghadapi kehidupan di era sekarang ini, anak anak harus dipersiapkan dengan pendidikan akidah dan
karakter yg kuat dan benar, sehingga mereka mengetahui jalan hidup yg benar, mengetahui bahwa kehidupan ini
semuanya, kesulitan dan kemudahan, hakekatnya ujian.

Semoga generasi kita dan sesudah kita bisa mengahadapi segala ujian itu.

Daris, 7 J Ula 1439.

Admin


 Administrator
 Abadan fi Ma'had


 Join: 2013
 Posts: 2594

Re: Profil Pondok Pesantren Modern Darul Istiqomah di Dadapan Bondowoso Jawa Timur
« Reply #4 on: 25 Jan, 2018, 23:43:53 »
Paling Enak Menjadi Orang Pas Pasan

Oleh Masruri Abd Muhit


Suatu ketika, saya dan istri mempunyai acara di Jakarta, sepulang dari Jakarta memiliki acara lagi di Surabaya,
hanya untuk yg di Surabaya saya tidak mengetahui benar alamatnya, maka sebelumnya saya menelpon saudara
menanyakan alamatnya sekaligus detail route cara sampai ke alamat itu, dari bandara terus ke daerah mana, dan
kemana lagi, naik apa dan seterusnya. Saudara saya kemudian menerangkan dengan detail, tetapi akhirnya dia
mengatakan, sudahlah mas, gak usah repot repot, biar nanti saya suruh anak saya menjemput di bandara.

Betul saja, sesampai di bandara Juanda Surabaya, saya dan istri dijemput oleh keponakan, anak saudara saya itu.
Dalam mobil, keponakan yg menjemput mengatakan, wah pakde ini termasuk orang yg paspasan, orang yg enak
itu orang yg seperti pakde, hidupnya paspasan, pas perlu jemputan, pas ada keponakannya yg siap menjemput,
he he he...

Setelah saya pikir pikir apa yg dikatakan oleh keponakan saya itu, ada benarnya, banyak dalam kehidupan saya
yg seperti pas pasan itu, tetapi tentu saja tidak ada yg namanya paspasan, atau kebetulan, tetapi semuanya atas
taqdir dan ketentuan Tuhan Yang Maha Mengetahui dan Maha Bijaksana.

Suatu ketika, saat sedang menyampaikan pengajian subuh di masjid dekat rumah bapak saya, tiba tiba saya tidak
sadarkan diri, pingsan, jamaah pun mengevakuasi saya ke dalam rumah, setelah saya sadar, jamaah
menyarankan saya untuk ke dokter. Pas saya berfikir bagai mana saya ke dokter, sementara saya tidak
mempunyai uang, pas saat itu ada seorang tamu yg membawa surat dari teman saya di Jawa Tengah, setelah
saya membuka surat itu, ternyata isinya uang, pengganti saat saya membayarinya hotel, pas butuh uang untuk
berobat, pas ada teman memberi surat yg isinya uang.

Dalam suatu kesempatan menghadap pak kyai, beliau memerintahkan saya untuk membeli mobil, guna
mobilitas dan perkembangan pesantren yg sedang saya rintis, sepulang dari pertemuan itu, saya mulai berfikir
bagaimana saya membeli mobil itu, pas saya berfikir seperti itu, tiba tiba ada pemberitahuan dari bank yg
mengatakan ada kiriman uang dari Jakarta, dan setelah saya mengurusinya, ternyata kiriman cukup banyak,
cukup untuk membeli mobil seken sederhana, rupanya itu kiriman hak bulanan saya yg beberapa bulan tidak
sampai ke saya. Pas butuh membeli mobil, pas ada kiriman uang untuk itu.

Suatu ketika, sebelum memenuhi janji kepada anak anak untuk berwisata ke Bali sesudah lebaran, saya
membaca tulisan pak Dahlan Iskan di Jawa Post tentang pengalaman beliau berumroh pada sepuluh hari terakhir
ramadlan sekaligus beridul fitri di Makkah, saya sangat terkesan dengan tulisan itu, sehingga saya sangat rindu
ingin sekali rasanya pergi ke Makkah, namun bagaimana saya bisa pergi, sementara uang tidak ada untuk itu,
saya pun pergi bersama anak anak ke Bali, dengan pikiran tetap ingin dan rindu Makkah. Dalam perjalanan
pulang dari Bali, telpun saya berdering, ternyata telpon dari teman di Jakarta menawari saya untuk bertugas
tauiyah, membimbing haji pada musim haji tahun itu. Pas pikiran ingin dan rindu haji, pas ada yg menawari
berhaji.

Tentu saja masih banyak lagi, yg pas pasan seperti itu, tetapi tentu saja tidak semuanya paspasan yang enak
seperti di atas, banyak juga yg sebaliknya, pas pingin begini atau begitu, ternyata pas harus bersabar dahulu,
atau pas harus menerima ujian dulu.

Terus terang, selama ini saya berkeyakinan bahwa semua yg kita butuhkan pasti diberi oleh Allah, dan kalau
tidak diberi berarti kita masih belum butuh atau mungkin yahanu butuh saja, Allah swt lebih mengetahui
kebutuhan kita dan yg terbaik untuk kita.

Sebagai orang beriman, kita meyakini bahwa apapun yg terjadi pada diri kita, itulah yg terbaik, karena Allah yg
lebih tahu dan lebih bijaksana.

Sungguh mengagumkan perkara orang beriman, semuanya dianggap baik, tidak akan ada hal itu kecuali pada
orang beriman, bila mendapatkan sesuatu yg menyenangkan, dia akan memuji Tuhannya untuk kemudian
bersyukur, dan bila mendapatkan sesuatu yg tidak menyenangkan tetap memuji Tuhannya, untuk kemudian
bersabar.

Senang susah, ringan berat, miskin kaya, pahit manis, semuanya sama saja, tinggal bagaimana mensikapinya,
semuanya bukan ukuran, yg menjadi ukuran sejauh mana kita bersyukur dan sejauh mana kita bersabar.
Semuanya ujian, ujian senang dihadapi dengan bersyukur, dan ujian susah dihadapi dan disikapi dengan sabar.

Sering kita diuji dengan kesulitan dan kepahitan justru kita bisa bersabar lolos menghadapinya, tetapi saat diuji
dengan kesenangan dan kekayaan justru sulit kita bisa lolos, yg sering kita malah lalai dan tidak tahan
menghadapinya.

Ternyata ujian kesenangan dan kekayaan lebih berat daripada ujian kesusahan dan kemiskinan.

Dari ‘Amr bin ‘Auf radhiyallahu anhu, salah seorang sahabat yang ikut serta dalam perang Badar, bahwa Nabi
shallallahu alaihi wasallam bersabda: “Bukanlah kefakiran yang aku takutkan atas kalian. Akan tetapi aku
khawatir akan dilapangkan (harta benda) dunia kepada kalian, sebagaimana telah dilapangkan kepada orang-
orang sebelum kalian. Lalu kalian akan saling berlomba-lomba untuk mendapatkannya sebagaimana mereka
telah berlomba-lomba untuk mendapatkannya. Dan (kemewahan) dunia itu akan membinasakan kalian
sebagaimana telah membinasakan mereka.” (HR. Imam Al-Bukhari dan Muslim).

Daris, 2 J Ula 1439

Admin


 Administrator
 Abadan fi Ma'had


 Join: 2013
 Posts: 2594
Re: Profil Pondok Pesantren Modern Darul Istiqomah di Dadapan Bondowoso Jawa Timur
« Reply #5 on: 25 Jan, 2018, 23:45:24 »
Mari Kita Budayakan Tebar Kebajikan Dan Cegah Kemungkaran, Jangan Tidak Peduli.

Oleh Masruri Abd Muhit

Saat saya mendaftar sebagai calon santri gontor, capel istilahnya, yg mendaftar waktu itu kurang lebih 1500an
orang, sementara yg diterima hanya 250an saja, kemudian ketika saya tamat kmi (sltanya gontor) teman saya
hanya tinggal 104 orang, dari 104 orang itu yg kemudian ditunjuk jadi guru sekaligus kuliah di ipd (perguruan
tingginya gontor waktu itu yg sekarang unida) sebanyak 30 orang, dan yg sampai menyelesaikan BAnya hanya
14 orang.

Ketika saya dan teman-teman yg 14 orang itu mau meninggalkan gontor, kita berikrar salah satunya bahwa
apapun profesi kita nanti di masyarakat kita tidak boleh meninggalkan mengajar.

Mengajar dalam arti luas, maksudnya berdakwah kepada Alloh, karena dakwah itu jalan hidup rosululloh saw
dan mereka yg mengikuti beliau.

Alloh swt berfirman kepada rosululloh saw : Katakanlah, inilah jalanku, aku berdakwah kepada Alloh atas
pengetahuan, aku dan yg mengikutiku, maha suci Alloh dan aku bukanlah golongan orang orang yg musyrik.
QS. Yusuf 108.

Berdakwah kepada Alloh, menyeru pada kebaikan dan mencegah kemungkaran sebuah keharusan di dalam
suatu masyarakat untuk kebaikan kehidupan sosial mereka, bahkan rosululloh saw mewanti wanti untuk
melakukan hal itu, dan bila tidak akan rusaklah masyarakat itu dan akan sulit melakukan perbaikan, bahkan
hanya sekedar berdoa saja dari orang orang yg baik tidak diistijabah, tidak ada gunanya.

Rosululloh saw bersabda : Demi Yg jiwaku di tanganNya, kalian harus melakukan amar ma'ruf dan mencegah
kemungkaran, atau Alloh akan mengirim hukuman dariNya kepada kalian, kemudian kalianpun berdoa namun
tidak diistijabah. HR. Tirmidzi.

Tidak adanya dakwah, menyeru kebaikan dan mencegah kemungkaran dalam suatu masyarakat akan
menjadikan mereka yg berbuat mungkar merasa tidak ada yg mengontrol dan memperdulikannya sehingga
semakin tidak risih dan berani, dan semakin merajalelalah kemungkaran dan mereka yg berprilaku jahat akan
berkuasa mengendalikan keadaan. Bila sudah demikian, akan sulit melakukan perbaikan, bahkan sekedar berdoa
saja sudah sulit diterima kata rosul.

Dalam satu hadisnya rasulullah memberikan tamsil ttg pentingnya amar ma'ruf nahi mungkar dalam suatu
masyarakat, beliau bersabda " perumpamaan mereka yg berdiri di atas aturan aturan Allh dan mereka yg
terperosok darinya itu seperti orang orang yg sama sama menaiki suatu kapal, sebagian ada di atas dan sebagian
lain di bawah, sedang yg di bawah bila ingin mengambil air harus melewati yg di atas, mereka kemudian
berkata, ada baiknya kalau kita lobangi pada bagian kita suatu lobang tanpa harus mengganggu orang yg di atas.
Bila dibiarkan mereka melakukan apa yg mereka inginkan, semua akan hancur, dan bila mereka dipegang
tangan mereka, mereka akan selamat dan semuanya selamat" HR Bukhori.
Dakwah, menyeru pd kebaikan dan mencegah kemungkaran merupakan perbuatan yg sangat terpuji dan
mendatangkan kemaslahatan dan keuntungan serta pahala yg besar.

Bagaimana tidak, pahala kebaikan orang yg melakukan dakwah kita akan kembali kepada kita juga, bahkan bila
seorang saja yg mendapatkan petunjuk dari dakwah kita lebih baik dari seekor onta merah yg di zaman nabi saw
kendaraan yg paling baik, atau kalau boleh saya jelaskan bahwa keberhasilan mendakwahi satu orang saja lebih
baik dari pada kita bekerja kemudian menghasilkan hasil yg bisa digunakan membeli kendaraan yg paling
bagus, mobil rolroys umpamanya.

Orang yg berhasil kita dakwahi, pahala perbuatannya akan kembali pada kita, bila kemudian dia berdakwah dan
berhasil, kita juga akan mendapatkan bagian pahala, begitu seterusnya seperti multi level marketing, semakin
banyak donline maka semakin banyak bonusnya.

Mari kita budayakan dakwah, menyeru pada kebajikan dan mencegah kemungkaran di masyarakat kita, bila kita
ingin kebaikan pada masyarakat, kita mulai dari lingkup keluarga kita, tetangga kita dan masyarakat kita. Jangan
bosan dan putus asa. Mari kita dakwahkan dan anjurkan kebajikan, kita masyarakatkan pendidikan pesantren dll
serta tidak segan segan menegur mereka yg berlaku mungkar.

Selamat berbuat, semoga berhasil.

Daris, 14 R Tsani 1439

Admin


 Administrator
 Abadan fi Ma'had


 Join: 2013
 Posts: 2594

Re: Profil Pondok Pesantren Modern Darul Istiqomah di Dadapan Bondowoso Jawa Timur
« Reply #6 on: 25 Jan, 2018, 23:54:13 »
Ngobrol Dengan Teman Anak Saya Saat Di Mesir

Oleh Masruri Abd Muhit

Saat duduk duduk menunggu antrian mobil dicuci, saya berkenalan dengan seorang pemuda yg duduk
disamping saya yg juga ngantri mobilnya dicuci.
Dari mana mas ? Sapa saya. Dari sini dekat saja, pasar sabtuan ke selatan ada masjid terus ke timur beberapa
rumah saja. Jawabnya.

Kalau bapak dari mana ? Tanya pemuda itu kemudian. Dari Maesan Bondowoso, kebetulan tadi ke mertua di jln
sunan giri jember sini, melihat mobil kok kotor, ya dicucikan sekalian. Jawab saya.

Maesan mana pak ? Saya mempunyai teman di pesantren Darul Istiqomah Pakuniran. Jawabnya lagi. Siapa
nama teman sampaian yg di darul istiqomah ? Tanya saya.

Dia ; Farhat
Saya : lho itu anak saya.
D : Wah.. Maaf pak kyai, orang penampilan pak kiai seperti ini, siapa yg nyangka kalau pak kiai.
S : Ah nggak apa apalah, masak saya mau mencucikan mobil harus memakai pakaian kiai, selain itu saya
memang biasa memakai pakaian begini, saya bukan kiai. Lho.. Kok kenal anak saya, di mana ?
D : Di Mesir, sekarang masih ambil S3 di Surabaya, saya masih belum nikah.
(Dalam hati saya mbatin, sayang anak saya sdh nikah semua kecuali satu masih kecil, kalau belum tentu saya
tawari anak saya... Oya mungkin ada yg minat daftar sama saya...hehe).

S : Dulu mondoknya di mana ?


D : Di Al Amin Prenduan Madura.
S : Oya, almarhum pak kyai Idris dan almarhum pak kyai Tijani (pendiri Al Amin) pernah ke Darul Istiqomah,
malah alm pak kyai Idris pada tahun pertama berdirinya, saat santri masih tujuh orang dan bangunannya
termasuk rumah saya masih gedek (dinding bambu), sayang waktu itu saya tidak di rumah, ditemui oleh istri
saya. Almarhum waktu itu datang bersama keluarga (bu nyai), kata istri saya, waktu itu almarhum ngendikan
bahwa al amin dulu juga seperti di sini, insyaallah 20 tahun lagi di sini akan seperti Al Amin. Biar saya, kata
almarhum, mau keliling menginjak injak tanah pondok.

D : Wah.. Saya ini, pak kyai, termasuk orang yg yakin bahwa tanah itu termasuk makhluk Alloh yg bisa diajak
dialog, alhamdulillah pak kyai Idris mungkin sudah ngandani (berbicara) kepada tanah pondok Darul Istiqomah
di Pakuniran.

S : Mungkin ya.. Yang jelas saya dulu memilih mendirikan pondok di Pakuniran karena terkejut ada tujuh orang
murtad di sekitar sana, maka saya terpanggil untuk membikin lembaga supaya tidak ada pemurtadan lagi. Oya..
Dulu ada alumni Mesir yg datang ke tempat saya, mungkin antum kenal, menanyakan bagaimana dulu saya
memilih tempat ini, soalnya katanya dia ingin mendirikan pondok di tempatnya tapi kata orang orang tempatnya
tidak cocok, karena nama desanya Arjasa, arjaas dari rijsun yg artinya najis, dan saya katakan justru karena arjas
tepat kalau didirikan pondok supaya jadi bersih. Dan alhamdulillah sekarang pesantrennya sudah berjalan.

D : Maaf pak kiai, itu mobil saya sudah selesai, terima kasih, monggo mampir ke rumah saya pak kiai, ini dekat.
S : Insyaallah di lain waktu, monggo kalau ke utara mampir ke darul istiqomah.
D : Monggo assalamu alaikum.
S : Waalaikumussalam.
Daris, 5 R Tsani 1439.

Admin


 Administrator
 Abadan fi Ma'had


 Join: 2013
 Posts: 2594

Re: Profil Pondok Pesantren Modern Darul Istiqomah di Dadapan Bondowoso Jawa Timur
« Reply #7 on: 25 Jan, 2018, 23:54:28 »
Dunia Tidak Akan Sempit Karena Banyaknya Penduduk

Oleh Masruri Abd Muhit

Kehadiran anak dalam keluarga merupakan salah satu pelengkap kebahagiaan. Sebanyak apapun yg dimiliki
oleh sebuah keluarga dan setinggi apapun jabatan yg disandang, kurang lengkap bila masih belum dikaruniai
seorang anak belaian hati pelipur jiwa.

Harta dan anak dilukiskan oleh alquran sebagai perhiasan kehidupan dunia "Harta benda dan anak-anak adalah
perhiasan kehidupan dunia, sementara amal amal yg kekal lagi soleh lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu dan
lebih baik untuk menjadi harapan". QS. Alkahfi 46

Sebagaimana harta benda hanyalah amanah, titipan dan ujian dari Yang Maha Kuasa, anak keturunan juga
demikian, harus dijaga, tidak boleh diperlakukan tanpa mengindahkan amanat yg telah digariskan berupa
petunjuk yg dibawa oleh rasululloh saw.

" Wahai orang orang yg beriman, janganlah kalian berkhianat kepada Alloh dan rosul, dan janganlah kalian
mengkhianati amanat yg ada pada kalian, sedang kalian mengetahui, dan ketahuilah bahwa harta benda dan anak
anak kalian hanyalah cobaan, dan hanya di sisi Allohlah ada pahala yg besar" QS. Al Anfal 27-28.

"Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu), dan di sisi Allohlah pahala yg besar" QS.
Attagobun.15.

Menyikapi dan memperlakukan harta dan anak dengan sikap dan perlakuan seperti yg digariskan oleh Alloh
melalui rasulnya dengan mengeluarkan zakat harta bila sdh mencapai nisob, bersedekah sebagiannya, tidak
boros, dermawan dan lain lain, memberi nama baik untuk anak, mengakikahi pada hari ke tujuh, mendidik
dengan pendidikan agama yg baik dan seterusnya. Semua itu bentuk amanah dan syukur diberi amanah harta
dan anak.

Mana kala manusia bersikap dan memperlakukan harta dan anak seperti di atas, yg berarti bersyukur maka
kenikmatan memilikinya akan semakin bertambah, hartanya semakin berkah, sementara anak anaknya akan
menjadi qurrota a'yun, menyenangkan pandangan seperti yg selalu dipanjatkan dalam doa-doanya.

"Wahai Tuhan kami, berilah bagi kami dari pasangan dan anak keturunan kami qurrota a'yun yg menyenangkan
pandangan mata, dan jadikanlah kami pelopor bagi orang orang yg bertaqwa". QS. Alfurqon 74.

Sebaliknya, mana kala seseorang bersikap dan memperlakukan harta dan anak keturunannya tidak seperti yg
digariskan oleh Alloh melalui ajaran rosulNya, tidak mengeluarkan zakatnya, tdk bersedekah, boros, kikir dan
lain lainnya, tidak memberi nama baik untuk anaknya, tdk mengakikahinya, tidak mendidiknya dg pendidikan
agama secara baik, maka hakikatnya itu bentuk kufur nikmat yg bisa berakibat pada tidak berkahnya harta dan
anak yg justru menyusahkan atau menjadi musuh yg diwanti wanti untuk dijauhi.

"Hai orang orang beriman, sesungguhnya di antara istri istri dan anak anak kalian ada yg menjadi musuh bagi
kalian. Maka berhati-hatilah kalian terhadap merek" QS. Attagobun.14.

Pendidikan yg penting dan harus menjadi perhatian kita adalah pendidikan karakter, soft skill, mental skill, atau
dengan bahasa sederhana pendidikan akhlaq. Seorang penyair ahli hikmah mengatakan "Demi tuhan, bumi ini
tidak akan pernah sempit karena banyaknya penduduknya, tetapi akhlaq para tokoh yg menjadikan sempit".

Di era sekarang ini, di era yg miliu sdh tidak kondusif untuk pendidikan akhlaq, mungkin pesantren bisa
menjadi solusi. Semoga.

Daris, 6 R Tsani 1439

Admin


 Administrator
 Abadan fi Ma'had


 Join: 2013
 Posts: 2594

Re: Profil Pondok Pesantren Modern Darul Istiqomah di Dadapan Bondowoso Jawa Timur
« Reply #8 on: 25 Jan, 2018, 23:54:41 »
Acuan Pendidikan Pesantren

Oleh Masruri Abd Muhit

Melihat para santri begitu taat, menjalankan tugas membersihkan lingkungan pondok dg semangat dan
kesadaran, mengikuti disiplin dan aturan pondok secara tertib, melakukan tugas tugas yg dibebankan dg penuh
dedikasi, dan mengikuti pendidikan dg rajin serta mudah diatur, seorang tamu bertanya kepada saya apa
resepnya sehingga mereka bisa seperti itu.

Sebenarnya sejak awal santri itu memang sudah mempunyai dasar untuk itu, ketika masuk pesantren mereka
memang sudah mempunyai tekad untuk meninggalkan kemewahan dan fasilitas hidup di rumah mereka untuk
masuk dalam kehidupan pesantren, siap untuk dididik dan digembleng, apalagi ketika mendaftar masuk
pesantren mereka harus mengisi formulir permohonan untuk bisa diterima dan menyatakan siap taat dan
menerima segala ketentuan yg berlaku di pesantren.

Untuk membuktikan kebenaran apa yg mereka nyatakan dalam formulir itu biasanya pesantren melakukan
psikhotest lisan dan ujian masuk tertulis. Hal ini juga untuk mengarahkan mereka agar benar benar siap secara
kejiwaan, baru kemudian mereka resmi diterima sebagai santri.

Tidak sampai disitu saja, sebelum mengikuti pendidikan, mereka masih harus mengikuti acara khutbatul arsy
istilahnya di pesantren, yaitu acara semacam pengenalan kampus, dalam acara itu pesantren melalui ceramah
pimpinan menerangkan misi dan visi pesantren, termasuk peraturan dan program pendidikan secara panjang
lebar dengan harapan para santri nantinya menjalani kehidupan di pesantren dengan penuh kesadaran dan
keyakinan.

Setelah acara khutbatul arsy itu ditawarkan kepada santri apakah masih mau terus atau tidak, sehingga bila
mereka mau terus maka mereka akan secara sadar dan penuh keyakinan dalam mengikuti jalannya pendidikan.

Miliu dan disiplin serta pendidikan yg sudah berjalan dg baik dan teratur menjadikan santri yg baru akan mudah
dan secara otomatis bisa beradabtasi dalam mengikuti irama kehidupan di pesantren dg nyaman.

Selain tentu saja ditunjang oleh arahan dan keteladanan para senior mereka, ditambah dengan peraturan dan
disiplin yg diterapkan dengan ketat dengan segala sangsi yg diterapkan secara konsisten bagi mereka yg
melanggar.

Di atas semua itu, semuanya berjalan atas dasar keikhlasan, ikhlas mendidik dan ikhlas dididik, ikhlas mengatur
dan ikhlas diatur, ikhlas mengajar dan ikhlas diajar, sehingga terciptalah kehidupan yg harmonis di antara
semuanya dan secara alami akan terseleksi siapa yg bisa bertahan dan tidak.

Pendidikan pesantren seperti itu acuannya sebenarnya pada acuan pendidikan yg diceritakan oleh Alqur'an ttg
yg terjadi antara nabi Musa dan nabi Khidir. Nabi Musa sebagai santri secara sadar memohon kepada nabi
Khidir sebagai kyai untuk diterima menjadi santrinya, nabi Khidir memberi tahu bahwa untuk menjadi santri
tidaklah mudah, banyak rintangan dan aturan yg harus dijalankan. Ketika kemudian terjadi kesiapan keduanya,
barulah proses pendidikan dimulai dan dijalankan sesuai dg kesepakatan.
Daris, 8 R Tsani 1439

Admin


 Administrator
 Abadan fi Ma'had


 Join: 2013
 Posts: 2594

Re: Profil Pondok Pesantren Modern Darul Istiqomah di Dadapan Bondowoso Jawa Timur
« Reply #9 on: 25 Jan, 2018, 23:54:57 »
Antara Alumni Dan Almamaternya

Oleh Masruri Abd Muhit

Dalam suatu acara, kalau tidak salah acara mubes ikpm, ikatan keluarga pondok modern Gontor, almarhum pak
kyai Imam Zarkasyi bercerita bahwa setiap bulan, alumni Mc Gill university Canada diwajibkan untuk
mengirimkan uang ke almaternya. Jumlahnya tidak banyak hanya sekitar 10 US dollar.

Mereka diwajibkan untuk mentransfer uang kepada almamaternya itu lebih pada usaha untuk menjalin
hubungan batin dan keterikatan emosional antara almamater dan alumninya. Begitu penting hubungan dan
keterikatan emosional itu, dalam artian bahwa almamater dengan demikian akan selalu mengetahui
perkembangan alumninya, sekaligus merasakan denyut nadi dan gerak para alumninya dalam mewujudkan cita
cita, fisi dan misi almamater. bukan hanya sekedar mendapatkan transferan itu, penggalangan dana.

Hubungan batin dan keterakatan emosional antara alumni dan almamaternya pastilah akan selalu ada, dan akan
terus menebal bila dipupuk dengan adanya kewajiban iuran spt yg diwajibkan Mc Gill University di atas, dibuat
suatu organesasi kekeluargaan antar para alumni, atau adanya reuni reuni, atau adanya kunjungan alumni kepada
almamaternya seperti yg dianjurkan oleh almukarrom almarhum KH Ahmad Sahal dengan kata kata, endangono
pondokmu, jenguklah pondokmu, atau seperti yg disampaikan oleh almukarrom almarhum KH Imam Zarkasyi,
jangan kau jadikan pondokmu seperti WC yg tidak akan dikunjungi kecuali ketika ada hajat saja, atau kegiatan
yg lain.

Mencontoh dan melaksanakan apa yg dilakukan oleh Mc Gill University terhadap alumninya saya kira baik
sekali bagi sebuah pesantren, selain juga akan menjadi salah satu sarana untuk menciptakan dan memelihara
hubungan batin dan keterikatan emosional antara alumni dan pesantren almamaternya, juga bisa menjadi sumber
dana bagi pesantren almamater itu.

Kalau di banyak perguruan tinggi terkenal semacam Universitas Indonesia (UI), Institut Pertanian Bogor (IPB),
Institut Teknologi Bandung (ITB), Unpad Bandung, Universitas Gajah Mada (UGM), Undip Semarang, UNS
Solo, Unesa Surabaya, Institut Teknologi Sepuluhnopember (ITS) Surabaya, Unibraw Malang, Unej Jember
atau yg lain termasuk Pondok Modern Gontor, kalau di masing masing itu ada gedung alumni yg cukup
mentereng yg pembangunannya dari alumni berupa susutante (maksud saya, sumbangan sukarela tanpa tekanan)
yg dilakukan secara insidentil, maka bisa dibayangkan berapa banyak sarana yg bisa dibangun dan diadakan bila
sumbangan alumni dilakukan sebagai kewajiban dan secara rutin berkala. Selain itu akan terasa ringan dan akan
menjadikan tabungan akherat yg tidak sedikit pahalanya.

Taruhlah seperti pondok modern Gontor yg alumninya puluhan ribu, kita ambil contoh umpamanya jumlah
alumninya 10.000 orang, kalau masing masing alumni iuran setiap bulan Rp 50.000,- dan untuk sekelas alumni
Gontor saya kira tidak keberatan, maka setiap bulan akan terkumpul 0,5 Milyar rupiah dan setahun menjadi 6
Milyar rupiah, Tidak usah jauh jauh pesantren kita Darul Istiqomah yg alumninya sekitar 1000 orang, maka
kalau masing masing alumni mau iuran Rp 50.000,- maka akan terkumpul 50 juta rupiah dan setahun menjadi
600 juta, jumlah itu cukup besar untuk ukuran kebutuhan Darul Istiqomah.

Mungkin ada yg berkata, arro'yu showab lakin man wakaifa yu'alliqul jaros ala unuqil qitti (Jadi ingat cerita di
pelajaran mutola'ah yg bercerita ttg musyawaroh kelompok tikus bagaimana selamat dari bahaya kucing, ada yg
berpendapat perlunya memasang kelinting alarm di leher kucing, maka timbullah tanggapan di atas yg artinya,
pendapat bisa jadi benar tetapi pelaksanaannya bagaimana dan siapa pelaksananya).

Di era sekarang, era yg serba tinggal klik, saya kira pelaksanaannya sangat mudah, tinggal mentransfer secara
berkala baik dengan langsung ke kantor bank atau melalui atm, atau yg lebih canggih lagi melalui e banking,
atau juga dengan oto debet, yaitu dengan meminta bank dimana kita mempunyai no rekening disitu, untuk
mendebet secara berkala dengan jumlah tertentu dan mentransfernya ke rekening almamater kita secara
otomatis. Atau kalau perlu dengan menyetor langsung ke almamater kita.

Saya kira jumlah itu tidak memberatkan, pada hal kalau dijumlah nantinya akan menjadi besar sehingga
tabungan amal kita menjadi banyak, ini mungkin bisa jadi merupakan pengamalan hadis khoirul a'mali
adwamuha wa in qolla, sebaik baik amal itu yg kontinyu meskipun sedikit.

Ini semua akan bisa terealisir dengan baik tentu saja sangat tergantung pada kesadaran dan komitmen alumni
untuk terus membangun komunikasi, hubungan dan keterikatan mereka dengan almamater (pesantren) nya.

Saya jadi ingat sebuah cerita, bahwa suatu ketika seorang alumni yg waktu itu sudah menjadi tokoh nasional,
datang secara personal ke almarhum KH Imam Zarkasyi beberapa tahun setelah persemar di Gontor. Setelah
diajak keliling melihat lihat pondok, almarhum bertanya apa kesanmu setelah melihat lihat pondok, yg
kemudian dijawab bahwa perkembangannya sangat pesat (memang perkembangan Gontor seakan melompat
setelah peristiwa sembilan belas maret yg dikenal dengan persemar).

Mendengar jawaban itu almarhum pak kiai Zarkasyi mengatakan, akan semakin meningkat perkembangannya
dengan cepat kalau setiap alumni mau mewakafkan harta yg didapat dari warisan orang tuanya, masak tidak
malu menerima dan memakan serta bergantung pada warisan.

Ini sekedar usulan, semoga bisa terealisir terutama untuk pesantren kita, sehingga nantinya tidak ada lagi
nyanyian kasidah ya dana...ya dana dana...lalala di pesantren.

Semoga.

Daris, 11 R Tsani 1439

Admin


 Administrator
 Abadan fi Ma'had


 Join: 2013
 Posts: 2594

Re: Profil Pondok Pesantren Modern Darul Istiqomah di Dadapan Bondowoso Jawa Timur
« Reply #10 on: 25 Jan, 2018, 23:55:32 »
Benar Benar Tidak Disangka Sangka Min Haitsu La Yahtasib

Oleh Masruri Abd Muhit

Maaf ini hanya sekedar catatan, mungkin ada manfaatnya, sekedar tahadduts binni'mah, semoga terjauh dari
riya'.

Pada saat pondok pesantren Darul Istiqomah Pakuniran ini baru berdiri tahun 1994, santri yg ada tujuh orang,
semuanya lelaki, dua orang dari Timor Timur (sekarang Timor Leste), satu orang dari Gresik dan empat orang
dari sekitar pondok, ada sebenarnya sih satu lagi dari Besuki Situbondo namun hanya dua minggu, sehingga
tidak saya masukkan dalam hitungan.

Dua orang yg dari Timor Timur itu kiriman dari teman, da'i Dewan Da'wah yg bertugas di sana, yg sebenarnya
maunya dikirim ke pesantren tempat saya menjadi pengasuhnya sebelum mendirikan sendiri dengan beasiswa,
namun karena kebijakan pesantren tersebut tidak menerima santri dengan beasiswa, maka saya tawarkan kalau
mau bisa saya terima di pesantren baru yg mau saya dirikan, sedang yg dari Gresik itu semula santri saya di
pesantren tempat saya menjadi pengasuhnya sebelum saya mendirikan pesantren sendiri juga, namun karena
sesuatu dia ingin pindah ke pesantren yg baru saya dirikan, sementara yang empat orang lagi adalah anak anak
sekitar pondok yg sebenarnya sudah lama tidak sekolah, tamat SD tidak meneruskan lagi, ada yg dua tahun, ada
yg tiga tahun bahkan ada yg empat atau lima tahunan, salah satu dari yg empat itu ada yg sebelumnya mondok
di pesantren sebelah yg karena kiyainya menikah lagi sehingga pesantrennya fakum, dan dia pindah masuk ke
pesantren kita.

Kakak santri yg dari Gresik itu seorang alumni pesantren tempat saya menjadi pengasuhnya sebelum
mendirikan pesantren sendiri, dia ikut menjadi guru pengabdian di pesantren yg baru saya dirikan yakni
pesantren kita pon pes Darul Istiqomah, mungkin oleh orang tuanya diminta supaya sekalian mendampingi
adiknya.

Ada yg lucu dari kakak beradik itu saat berada di pesantren kita Darul Istiqomah, mungkin kiriman dari orang
tuanya berlebih, sang adik sering membeli kambing dan dititipkan pada orang kampung sekitar pondok untuk
dipelihara dengan cara bagi hasil. Sementara kakaknya yg guru pengabdian membangun sarang burung walet di
tanah yg dibelinya tidak jauh dari pondok.

Untuk melengkapi bangunan sarang waletnya di dekat pondok itu dan juga untuk tambahan bangunan sarang
walet di rumahnya di Gresik tepatnya Sidayu, dia membeli tanah dengan tanaman jatinya di lereng gunung
Argopuro yg berada di arah barat dari pondok.

Rupanya usaha sarang burung walet tidak mudah, berbulan bulan tidak satupun burung yg mau masuk ke dalam
gedung sarang walet itu, maka setelah satu tahun pengabdiannya dia mau pulang meninggalkan pondok, namun
ternyata saat itu ada beberapa burung walet yg mau masuk, sehingga dia tidak jadi berhenti, nambah lagi.

Dua tahun lebih dia ikut mengabdi menjadi guru di pesantren kita, dan sarang burung waletnya saat itu sudah
mulai banyak burungnya, sebelum pulang dijualnya gedung sarang burung walet itu dengan harga yg cukup
tinggi kepada seorang pengusaha keturunan Arab dari Malang, sementara tanah kebon jatinya yg sebagian
pohon jatinya sudah ditebang saat membangun gedung sarang walet, dijual ke saya dengan harga murah karena
memang tidak ada surat surat tanahnya.

Saat saya mau membangun rumah pribadi saya di kampus pondok dengan dana hasil saya menjual rumah saya
di Balung Jember, saya menyuruh orang untuk melihat lihat pohon jati di tanah itu dan menebang yg layak
ditebang. Ada beberapa batang pohon yg kemudian ditebang dan dimanfaatkan untuk keperluan membangun
rumah tersebut.

Bertahun tahun sesudah itu, saya sudah melupakan mempunyai tanah itu, bahkan saya sudah menganggap tanah
itu sudah hilang diambil orang, karena memang tanah itu terletak nun jauh di atas lereng gunung yg rasanya
saya tidak sanggup ke sana, apa lagi memang saat membelinya dulu tanpa ada surat surat tanah dan akte jual
beli, pokoke wis lali tak anggep ilang, yg jelas sudah lupa dan dianggap hilang.

Tiba tiba saat saya butuh uang untuk membangun dapur dan tempat makan santri, ada seorang tamu datang ke
rumah saya menanyakan, apakah kayu jati saya dijual. Saat saya bertanya kayu jati yg mana, karena saya dan
pondok mempunyai tanaman jati di beberapa tempat, dijawab bahwa yg ditanyakan itu kayu jati yg di tanah
kebon jati yg saya ceritakan di atas.

Memangnya kalau saya jual, sampean berani berapa ? Tanya saya, dalam hati saya membatin alhamdulillah ada
jalan keluar untuk membangun dapur dan ruang makan santri.

Setelah melalui tawar menawar dan kesepakatan harga yg alhamdulillah diperkirakan cukup untuk mewujudkan
bangunan dapur dan ruang makan santri yg sampai sekarang masih berfungsi dengan baik.

Alhamdulillah, benar benar tidak disangka sangka, min haitsu la yahtasib.

Daris, 12 R Tsani 1439

Admin


 Administrator
 Abadan fi Ma'had


 Join: 2013
 Posts: 2594

Re: Profil Pondok Pesantren Modern Darul Istiqomah di Dadapan Bondowoso Jawa Timur
« Reply #11 on: 25 Jan, 2018, 23:55:46 »
Seumpama Bapak Mau Ikut Belanda Kamu Jadi Anaknya Sinder Tapi Tidak Mondok

Oleh Masruri Abd Muhit

Ini juga sekedar catatan dari acara halal bihalal keluarga saya Bani H Abd Muhit Sulaiman, mungkin tahadduts
binni'mah, semoga terhindar dari bangga ataupun riya'.

Silaturahim dan halal bihalal keluarga saya bani H Abd Muhit Sulaiman yg saat ini berjumlah lebih dari seratus
orang diadakan setiap tahunnya pada bulan desember saat anak anak sekolah libur semester ganjil.

Untuk tahun ini merupakan silaturahim dan halal bihalal yg ke tujuh, bertempat di rumah Faidatul Ummah dan
Abd Wahid, putri dan menantu dari ibu Hj Qomariyyah Abd Muhit dan H Ahmad Dlofir, putri ke lima dari
bapak H Abd Muhit di Mangaran Situbondo pada hari sabtu 30 desember 2017.

Acara dimulai dengan pemberangkatan keluarga yg tinggal di Ambulu, Wuluhan, Balung, Karang duren, Umbul
Sari dan termasuk yg dari Kudus dari rumah keprabon Balung Kulon Jember dengan menaiki bus besar
kapasitas 60, namun dengan anak anak kecilnya menjadi sekitar 80 orang, sementara yg dari Probolinggo,
Bondowoso, Banyuwangi dan satu keluarga dari Ambulu karena tidak kuat dingin berangkat dari daerah masing
masing memakai kendaraan pribadi, jadi total kendaraan yg dipakai sebanyak 1 kendaraan bus dan 6 kendaraan
mobil pribadi.

Yg memakai bus dan satu mobil pribadi dari Ambulu berangkat jam 05.00 dan mampir ke pesantren kita Darul
Istiqomah Maesan Bondowoso untuk sarapan, untuk kemudian saya dan anak istri serta mantu dan cucu
sebanyak 13 orang dengan dua mobil pribadi berangkat bersama menuju Situbondo, tempat acara.

Sampai di tempat acara sekitar jam 09.00 disambut oleh tuan rumah dan keluarga serta bani Qomariyah &
Dlofir Gumuk Mas, untuk kemudian langsung melakukan khataman alqur'an sambil menunggu yg terlambat
datang dari Probolinggo dan Banyuwangi.

Bersamaan dengan selesainya khataman alqur'an keluarga dari Probolinggo dan Banyuwangi datang, dan setelah
dibacakan khotmil Qur'an acara segera dimulai.

Acara dipandu oleh adik M Romli Abd Muhit, dimulai dengan bacaan alfatihah, diteruskan dengan sambutan
tuan rumah, kemudian sambutan ketua panitia yg sekaligus memandu ungkapan dari hati ke hati, baru kemudian
maw'idzoh hasanah dari sesepuh dan ditutup dengan doa.

Sambutan tuan rumah disampaikan oleh saudara Abd Wahid dengan isi biasa, ucapan terima kasih, permintaan
maaf dan permohonan doa, sedang sambutan ketua panitia disampaikan oleh adik H Abd Qodir Abd Muhit,
sambutan berisi laporan kepanitian mulai dari musyawaroh panitia, sampai keputusan iuran dan teknis
pemberangkatan, termasuk kontein acara.

Disambung dengan acara dari hati ke hati yg isinya mengenang kebaikan almarhumah Ibu Hj Qomariyyah binti
H Abd Muhit untuk bisa ditiru dan diteladani.

Adik H Romli Abd Muhit memulai acara hati ke hati dengan menyebut bahwa almarhumah sosok yg getol
dalam ibadah mutaaddiyah, ibadah sosial dimana almarhumah sangat aktif dalam organesasi keagamaan,
dimana berkali kali menjadi ketua fatayat nu cabang Kencong Jember dan berkali kali pula menjadi ketua
muslimat nu cab Kencong sampai wafat. Hal yg sama disampaikan oleh putra almarhumah yg bernama Miftahul
Ulum, bahkan menurutnya almarhumah lebih memperhatikan umat dari pada anak anaknya dengan keyakinan
bahwa dengan memperhatikan umat, Allah melalui umat akan memuliakan anak anaknya, dan itu terbukti
dengan selalu dia dijadikan ketua organesasi padahal
sebelumnya tidak aktif dalam organesasi itu, dan masih banyak lagi kebaikan yg disampaikan spt kebaikan dan
kasih sayangnya pada saudara dan adik adiknya oleh adik H Abd Qodir dan HM Romli, juga sifatnya yg mau
meminta maaf kalau salah meskipun kepada adiknya juga kecerdasannya saat di pondok yg disampaikan oleh
adik H Abd Manan juga saya sendiri.

Acara dilanjutkan dengan tausiyah dari sesepuh yg dalam hal ini diserahkan kepada saya.
Saya tidak mau menyampaikan tausiah, saya hanya menyampaikan sejarah hidup bapak saya H Abd Muhit
Sulaiman dan beberapa pandangan hidup beliau.

Dalam muqoddimah saya sampaikan bahwa sebenarnya masih merasa muda, belum pantas jadi sesepuh, tapi
ternyata kok yo sudah sampai gilirannya, saya ini sebenarnya masih sweet ....ee sweet sewidak.
Karena orang tua bapak saya orang kaya, maka bapak saya bisa sekolah sampai sekolah lambau, sekolah
pertanian di Malang, yg tidak sembarang orang zaman itu (zaman penjajahan Belanda) bisa sekolah, namun
setamat sekolah itu bapak saya tidak mau menjadi pegawai Belanda, beliau lebih memilih menolong orang tua
beliau dalam mengelola usaha pertanian (Kalau bapak mau jadi pegawai Belanda kamu akan jadi anak seorang
sinder, kata beliau suati ketika kpd saya) dan kemudian karena beliau berfikir bahwa beliau masih muda dan
orang tua beliau masih bisa membeyayai, maka beliau ingin bisa membaca dan menulis Arab. Ketika keinginan
beliau disampaikan, orang tua beliau memasukkan ke madrasah diniyyah ibtida'iyyah di desanya, dan setelah
sekolah di madrasah itu, beliau mulai berdakwah dengan mengajak keluarga dan masyarakat untuk shalat dan
berusaha untuk memberantas kemaksiatan termasuk menghukum mereka yg berselingkuh dengan hukum rajam.

Cara berdakwah bapak saya pada waktu itu sangat kasar sehingga beliau dianggap stres, namun dakwah itu
cukup berhasil menyadarkan relegiutas masyarakat, termasuk keluarga beliau.

Ketika kemudian orang tua beliau naik haji, beliau disuruh mondok ke Solo oleh kakaknya, dan setelah tamat
dari pondok Di Solo, beliau mendengar ada pesantren modern yg baru, dengan methode pengajaran bahasa Arab
yg efektif, maka beliau tertarik untuk mondok disitu, yaitu pondok Gontor.

Namun saat pulang untuk pamit mondok lagi ke Gontor, beliau dipaksa untuk menikah dulu sebelum ke Gontor,
jadi beliau masuk Gontor sementara kiainya yaitu almukarrom KH Imam Zarkasyi waktu itu belum menikah.
Namun beliau tidak sampai menamatkan KMInya, mungkin salah satu sebabnya karena memang sudah
mempunyai istri.

Sepulang dari Gontor beliau menjalani hidup dengan bertani, mengajar ngaji, mengelola madrasah diniyyah,
mengadakan dan mengisi beberapa kelompok pengajian dan di masyarakat desa.

Ada beberapa pelajaran dari beliau yg saya sampaikan, di antaranya,

- Semua putra putrinya yg hidup sampai dewasa sebanyak 12 orang tidak ada yg tidak pernah dimasukkan ke
pesantren, yg putra 4 orang di Gontor dan 1 orang di Baitul Arqom, sedang yg putri 5 orang di Darul Ulum
Jombang, 1 orang di Baitul Arqom dan 1 orang lagi di pesantren Annuriyyah Kaliwining Jember.

- Ketika ditanya mengapa semua anak beliau dimasukkan pesantren, mau jadi apa, beliau menjawab bahwa
beliau tidak perduli mau jadi apapun anak beliau selama mereka bertaqwa dan mempunyai ilmu agama.

- Setiap ada lelaki yg datang meminang putri beliau, beliau akan langsung menerimanya dan menikahkannya
selama beliau melihat agamanya baik.

Acara kemudian ditutup dengan doa oleh adik H Abd Mannan Muhit, dan makan bersama, yg kemudian setelah
shalat, berwisata bersama ke pantai pasir putih dan pulang ke rumah masing masing.

Semoga bermanfaat.

Daris, 13 R Tsani 1439


Admin


 Administrator
 Abadan fi Ma'had


 Join: 2013
 Posts: 2594

Re: Profil Pondok Pesantren Modern Darul Istiqomah di Dadapan Bondowoso Jawa Timur
« Reply #12 on: 26 Jan, 2018, 09:29:08 »
Sandra ini keren banget ya Ane juga kayaknya sangat terlihat nih Facebooknya sudah mungkin ratusan tulisan
ya jadi beliau Kyai Haji Mas Ruri menjadikan Facebooknya sebagai wadah untuk kegiatan menulis beliau luar
biasa sekali sih kalau menurut Anne Curtis banget karena memang apa sih yang bisa kita tinggalkan di dunia ini
tinggal kita udah meninggal kecuali tulisannya tulisannya banyak banget loh di facebook-nya dan Mbak apa
namanya gurih banget bahasanya jadi sangat enak banget dinikmatin nih seandainya Ustadz masruri Abdul
muhith ini jadi salah seorang anggota di Kompasiana udah pasti beliau bakalan jadi jajaran penulis papan atas di
Kompasiana tulisannya yang banyak fansnya sama banyak ditunggu-tunggu sama yang ada di Kompasiana
memang tulisannya gurih banget Terus enak dibaca juga dan Brownie termasuknya sangat produktif yah jadi
belum nulis terus ini mungkin hampir setiap hari di antara si bukan beliau dalam kesibukan beliau dalam
kegiatan pondok ya yang luar biasa apalagi sebagai pimpinan Pondok udah pasti luar biasa banget kesibukannya
ini sangat bagus banget ya di sini juga beliau menulis tentang pondok pesantren dan keterampilan dalam
menulis jadi seperti Dita Zahra juga ya sekarang Tazakka Ustadz Anang Rikza masyhadi Beliau mengatakan
salah satu ekstrakurikuler wajib sekarang yang ada di pesantren Tazakka Bandar Batang Jawa Tengah itu adalah
keterampilan dalam menulis atau menjadi wartawan beliau bilang zamannya beberapa tahun yang lalu mungkin
sekitar tahun 2012 sampai 2013 keterampilan menulis dan menjadi wartawan itu masih sunnah biasa lah tapi
sekarang udah jadi sunnah muakkad karena apa yang kita lihat di sosial media kemudian juga di media online
itu banyak sekali hal-hal yang counter langsung oleh umat Islam dan itu butuh kemampuan menulis yang bagus
dan kemampuan menulis yang bagus juga harus dibarengi dengan kemampuan dalam mengolah ilmu yang
dimiliki jadi harus punya ilmu juga tapi juga punya kemampuan dalam menulis dan sekarang Itu pondok
pesantren Tazakka salah satu ekstrakurikuler wajib nya itu tentang penulis atau jadi wartawan ya ekstrakurikuler
arti penting banget karena penting buat meng counter pemikiran-pemikiran line pemikiran-pemikirannya kurang
tepat namun kadang disebarluaskan dengan begitu percaya diri ya Dan kita butuh banyak pejuang-pejuang di
media untuk meng counter itu semua jadi saat ini memang kebanyakan media-media on oleh non muslim dan
terkadang nilai-nilai yang ini kurang tepat ya Jadi butuh santri-santri yang counter pemikiran-pemikiran yang
kurang tepat kyai Haji masruri saya jadinya ikutan penasaran juga sama beliau jadi ini saya baca salah-salah
tulisan beliau yang di unggah Dhani posting di salah satu website Chelsea website Pondok kali ya Atau
mungkin Entahlah Tapi tulisan-tulisan beliau sorry sering banget di posting di website ini ini menceritakan
tentang halal bihalal ada kaligrafi halal keluarga Bani Haji Abdul muhith Sulaiman di sana ada lebih dari 100
orang dari keluarga beliau yang diadakan tiap tahun di waktu bulan Desember waktu anak-anak muda lagi pada
libur ya otomatis bisa ketemu ini belum ceritakan bertempat di salah satu rumah keluarga beliau jadi ini beliau
disini menceritakan tentang bagaimana proses pergi ke tempat rumah saudara beliau di sini ada menyewa bus
yang isinya sampai 60 dengan anak kecil sampai 80 orang ada di Probolinggo Bondowoso Banyuwangi ada
yang berangkat dengan kendaraan pribadi macam-macam lari cerita-cerita keluarga juga mampir ke pesantren
beliau Darul Istiqomah Bondowoso kemudian lanjut berangkat lagi ke Situ Bondo tempat rumah keluarga beliau
di sini beliau menceritakan bahwa saatnya beliau yang berbicara dalam mukadimah beliau mengatakan bahwa
sebenarnya beliau masih merasa muda belum sembuh tapi kok sudah sampai gilirannya sebenernya Belum
masih sweet sweet sweet jadi menceritakan kan orang tua bapak lihat orang kaya maka Bapak beliau bisa
sekolah sampai sekolah Lambau itu sekolah pertanian di Malang yang pada saat itu nggak Semua orang bisa
sembarangan bisa sekolah tapi setelah itu bapak bapak beliau nggak mau jadi pegawai Belanda lebih memilih
menolong orang tua dalam mengelola usaha pertanian Jadi seandainya kalau bapak beliau mau jadi pegawai
Belanda pasti akan menjadi anak seorang Sinder jadi nggak berpikir bahwa masih muda dan orang tua masih
bisa membiayai maka beliau ingin bisa membaca dan menulis Arab ketika keinginan tersebut disampaikan maka
beliau dimasukkan ke Madrasah Diniyah Ibtidaiyah di desanya kemudian setelah itu beliau mulai berdakwah
mengajak keluarga masyarakat untuk sholat dan memberantas kemaksiatan termasuk hukum mereka yang
berselingkuh dengan Rajam di cara berdakwah beliau yaitu bapaknya Kyai masruri sangat kasar sehingga
dianggap stress namun dakwah tersebut cukup dianggap berhasil menyadarkan religiusitas masyarakat termasuk
keluarga sendiri kemudian ketika beliau naik haji beliau disuruh mondok ke Solo oleh kakaknya ada Selatan
Mandiri Pondok dia mendengar ada yang baru dengan metode pengajaran bahasa Arab yang efektif maka beliau
mondok di situ ternyata jadilah pondok hP saat beliau pulang tanpa pamit mondok lagi di kantor ternyata beliau
dipaksa menikah sebelum masuk ke konter lagi jadi belum masuk ke Gontor tapi kyainya Al Mukarom Kyai
Haji Imam zarkasyi waktuku belum menikah namun beliau tidak sampai menamatkan kakinya karena mungkin
karena sudah memiliki istri sekolah di Gontor beliau menjalani hidup dengan bertani ngaji mengelola Madrasah
Diniyah mengadakan dan mengisi kelompok pengajian yang ada di desa bersama para masyarakat jadi pelajaran
pelajaran yang disampaikan oleh Kyai Haji masruri tentang ayahnya yaitu nggak ada dari semua anak-anaknya
dimasukkan ke pesantren semua dimasukkan ke pesantren jadi ada yang di Gontor ada yang di Baitul Arqom
ada di Darul Ulum Jombang dan ada juga di pesantren annuriyyah kaliwining Jember terus ditanya kenapa
anaknya dimasukin ke pesantren semua dia mengatakan kalau beliau tidak peduli anaknya mau jadi apa selama
anaknya itu mau bertaqwa dan punya ilmu agama kemudian setiap ada lelaki yang datang meminang putrinya
beliau pasti akan langsung diterima selama lihat agamanya baik demikianlah cerita tentang Bapak dari Kyai Haji
Abdul Haji masruriyah cukup menarik sih bisa kan disini luar biasa Terima kasih telah membaca semoga ini
bermanfaat bagi semuanya Assalamualaikum warahmatullah wabarakatuh

Anda mungkin juga menyukai