Anda di halaman 1dari 7

“ KONSEP MAQASHID ALQUR’AN MENURUT PARA ULAMA “

A. PENDAHULUAN
Kata Maqashid berasal dari lafadz Qasada, yang merupakan rangkaian dari
huruf qaf, Shad, dal, yang dari rangkaian huruf tersebut membentuk beberapa makna,
dainataranya adalah bermakna berkehendak (iltizam), menuju, dan arti bangkit
menuju sesuatu (al-nuhud nahwa al-sya’a).1 Sedangkan pengertian secara bahasa
yang ditinjau sebagai kosakata dalam Al-Qur’an, lafadz ini memiliki makna jalan
yang lurus, menuju sesuatu, berada diantara 2 hal yang ekstrim.2
Kata Maqashid sendiri disebut dalam Al-Qur’an sebanyak 5 kali dengan
berbeda-beda bentuk kalimatnya, dan memilki makna yang berbeda di tiap suratnya,
dan dari 5 lafadz tersebut, kesimpulan artinya adalah adil, moderat, dekat, mudah.3
Artinya, Maqashid Al-Qur’an adalah tujuan dari adanya Al-Qur’an, tujuan Al-
Qur’an diturunkan. Dalam pembahasan dibawah ini akan dijelaskan tentang Maqashid
Al-Qur’an menurut para Ulama’.

B. PEMBAHASAN
1. Maqashid Kulliyah Al-Qur’an
Maqashid Kulliyah adalah tujuan yang bersifat universal, yang secara jelas
bisa ditangkap oleh manusia biasa. Maknanya, tujuan Al-Qur’an yang secara
gamblalng bisa dipahami oleh orang yang membacanya. Maqashid Kulliyah
berbanding terbalik dengan Maqashid Juz’iyyah yang bersifat spesifik, dan untuk
memahami butuh penjelasan dari para Ulama atau Fuqaha.
2. Maqashid Ammah
Ibnu Asyur mengatakan bahwa Maqashid Ammah adalah tujuan Al-Qur’an
yang berkaitan dengan kehidupan manusia dalam hal tatal sosial seperti
menjunjung prinsip egaliterianisme, hak dasar manusia, dan juga tentang
penolakan terhadap hal yang merusak tata kehidupan.

1
Ali al-Fayummi, Al-Misbah al-Munir fii Gharib al-Syarh al-Kabir,(Lebanon: Maktabah al-Ilmiah, 1990)hlm.
192
2
Al-Ragib al-Asfahani, mufradat alfadz Al-Qur’an, (Lebanon: Mkatabah al-ilmiah, t,t) hlm. 8
3
Muhammad Anas, Studi kompatif maqashid Al-Qur’an abu hamid muhammad ibn muhammad al-ghazali
dan rasyid ridha, Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah, 2018, hal. 32
Lebih rincinya Ibnu Asyur menjelaskan tujuan umum Al-Qur’an adalah untuk
pemeliharaan pada tatanan umat Islam, menjaga kemaslahatan akal budi pekerti
manusia dan interaksinya, juga berkaitan dengan hubungan ekosistem.4
Sedangkan menurut Wasfi Asyur, Di maqashid ammah ini, maka
pembahasanya seputar tauhidullah atau mengesakan Allah, hidayah untuk
manusia, menjelaskan akhlak manusia, juga tentang hikmah, dan juga pensucian
jiwa manusia 5
Dalam penetapan Maqashid Amm, ibnu Asyur menggunakan metode induktif,
atau metode dengan cara mengambil kesimpulan dari hal khusus menjadi
umum.dari analisis menggunakan metode ini, Ibnu Asyur mendapatkan hasil
bahwa hukum yang ada dalam Al-Qur’an adalah memelihara tatanan umat
manusia dan kemaslhatan umat, sedangkan untuk ayat yang berkaitan dengan
individu atau kemaslahatan individu itu berasal dari akidah dan perbuatan yang
benar
3. Konsep Maqashid Al-Qur’an menurut para Ulama’
a. Imam al-Ghazali
Menurut Imam Al-Ghazali di dalam kitab Jawahir Al-Qur’an
setidaknya ada 6 pokok kandungan Al-Qur’an, yaitu:

a) Mengenal Allah (‫إليه‬ ‫)تعريف المدعو‬


b) Pengenalan jalan yang lurus (‫المستقيم‬ ‫)تعريف الصراط‬
c) Penjelasan bagaimana keadaan setelah sampai kepada Allah

)‫(تعريف الحال عند الوصول إليه‬


d) Menjelaskan keadaan umat yang beriman ( ‫تعريف أحوال ال ُمجيبين‬
‫)للدعوة‬
e) Menjelaskan keadaan umat yang membangkang ( ‫حكاية أحوال‬
‫)الجاحدين‬
f) Menjelaskan cara memakmurkan jalan untuk menuju Allah
6
)‫(تعريف عمارة منازل الطري‬

4
Ibnu Asyur, Maqashid al-Syari’ah al Islamiyyah...hlm. 273
5
Wasfi Asyur Abu Zaid, Tafsir al-Maqashidi Li Suwar al-Qur’an al-Karim,(Kairo: T.P, 2013) hlm. 11-12
6
Al-Ghazali, Jawahir al-Qur’an, (Beirut: Dar Ihya al-Ulum, 1990), h. 23-24

2
Tiga hal pertama merupakan hal-hal mendasar (ushul) yang penting dan
tiga berikutnya merupakan penyempurna. Sebagaimana yang dikutip Imam as-
Suyuthi, Imam Al-Ghazali berkata :

ِ ‫اصد ُ ْالقُ ْر‬


ٌ‫آن ِستَّةُ ث َ ََلثَةٌ ُم ِه َّمةٌ؛ َوث َ ََلثَةٌ ُمتِ َّمة‬ ِ َ‫َمق‬
“Maksud-maksud dari Al-Qur’an itu ada enam, tiga diantaranya penting, dan
tiga yang lain itu penyempurna”7 Penjelasan dari Imam Al-Ghazali diatas
sangat terasa sisi nilai tasawufnya. Karena didalamnya terdapat istilah-istilah
seperti suluk, hal, wusul, dll
b. Imam al-Razi
Imam Fakhruddin juga memberikan komentar mengenai maqasidul
qur’an, sebagaimana yang dikutip oleh Imam as-Suyuthi dalam kitabnya al-
Itqon, beliau berkata:

‫المقصود من القرآن كله تقرير أمور أربعة اإللهيات والمعاد والنبوات وإثبات‬
‫القضاء والقدر هلل تعالى‬

“Maksud dari Al-Qur’an adalah menegaskan empat hal, yaitu masalah


ketuhanan, hari akhir, kenabian, dan penegasan tentang adanya qadha’ dan
qadar.8

c. Imam al-Syatibi
Maqashid Al-Qur’an artinya tujuan utama dari tiap syariat yang ada
dalam Al-Qur’an, sedangkan Maqashid Syariah adalah pembahsan tentang
tujuan dari syariat islam yang ada di Al-Qur’an dan Hadis. Kesimpulanya,
antara Maqashid Al-Qur’an dan Maqashid Syariah memiliki arah pembahasan,
yang membedakan adalah titik tumpunya.9
Syariat yang berlaku untuk kehidupan manusia tidak terlepas dari 3
tujuan ini yang semuanya terkandung dalam ayat Al-Qur’an: tujuan pokok
(Dharuriyyah), tujuan sekunder (Hajiyyah), dan tujuan yang sifatnya tersier

7
As-Suyuthi, al-Itqon Fi Ulumil Qur’an (Bairut: Muassah ar-Risalah an-Nasyirun, 2008), hlm. 726
8
Ibid, hlm. 725
9
Kurdi, Pernikahan di Bawah Umur Perspektif Maqashid Al-Qur’an, Jurnal Hukum Islam, vol. 14, 2016, E-
ISSN:2502-7719, hlm.79

3
(Tahsiniyyah).10 Artinya, ayat Al-Qur’an memiliki kadar kepentingan berbeda-
beda, ada yang bersifat penting atau hanya pelengkap.
Al-Syatibi menjelaskan bahwa Ilmu yang terkandung dalam Al-Qur’an
hanya berkisar dengan 3 pembahasan ini: sesuatu yang dituju, yaitu Allah,
tatacara menuju Allah, berupa muamalah, ibadah, yang terkahir adalah
pembahsan tentang hari akhir.11
Untuk mencapai maqashid yang dimkasud, maka pemahaman terhadap
kondisi masyarakat sangat dibutuhkan, ini digunakan untuk memahami ayat
yang menyinggung tentang perintah atau larangan yang bersifat eksplisit.
d. Imam Izzudin bin Abdissalam
Sedangkan Imam Izzuddin bin Abdis Salam dalam salah satu kitabnya
yaitu al-Qowaidul Kubro atau yang biasa disebut dengan al-Qowaidul Ahkam
fi Masholihil Anam menyatakan sebagai berikut :

‫عن‬
َ ‫الز ْج ُر‬ َ ‫ب ْال َم‬
َّ ‫ َو‬،‫صا ِلحِ َوأ َ ْس َبا ِب َها‬ َ ‫آن ْاْل َ ْم ُر ِبا ْك ِت‬
ِ ‫سا‬ ِ ‫اص ِد ْالقُ ْر‬ ِ ‫ظ ُم َم َق‬ َ ‫َو ُم ْع‬
‫ب ْال َمفَا ِس ِد َوأ َ ْس َبا ِب َها‬
ِ ‫سا‬َ ِ‫ا ْكت‬
“Tujuan utama al-Qur'an memerintahkan melakukan kebaikan dan mencegah
berbuat kefasikan beserta faktor yang mengarah kepadanya.”12
e. Muhammad Tahir Ibnu Asyur
a. Ibnu Asyur, Ulama yang wafat tahun 1393 H ini, menjelaskan bahwa
Maqashid Al-Qur’an atau tujuan diturunkanya Al-Qur’an adalah untuk
membantu memperbaiki urusan manusia, juga bertujuan sebagai rahmat
untuk mereka dengan disampaikanya maksud Allah pada mereka

‫أن القرأن انزل لصَلح أمر الناس كافة رحمة لهم لتبغيهم مراد هللا منهم‬
13

Abd karim al-Hamidi menjelaskan bahwa secara umum, Ibnu Asyur


membagi maqashid Al-Qur’an untuk kemalahatan manusia dibagi menjadi

10
Abu Ishaq Syatibi, al-Muwaaffaqat Fi Usul Al-Syari’ah, (Saudi Arabia: Dar Ibn Iffan, 1197) hlm.17
11
Moh Bakir, Konsep Maqashid Al-Qur’an perspektif Badiuzzaman Said Nursi, El-Furqonia vol.1, 2015
12
Al-Izzuddin bin Abd al-Salam, Qawa’id al-Ahkam fi Mashalihil al-Anam (Damaskus: Darul Qolam,
1416H/1995M), vol. 1 hlm. 11-12
13
Muhammad Tahir Ibnu Asyur, Tafsir al-tarhir wa al-Tanwir(Tunis: Dar Tunisiyyah, 1984) jilid 1 hlm. 38

4
3, yaitu memperbaiki diri(Al Fardiyyah), masyarakat(Al-Ijtimaiyyah), dan
juga alam semesta( Al-Almiyyah).14

Dalam karya tafsirnya, dibagian Muqaddimah ia membagi Maqashid


Al-Qur’an menjadi 8 pembahasan, yaitu membenahi dan mengajarkan
tentang Aqidah yang benar, membenahi akhlak, tentang hokum-hukum
Islam, mengajarkan umat manusia, kisah-kisah umat terdahulu, nasihat
berupa kabar gembira atau peringatan, dan tentang kemukjizatan Al-
Qur’an.

Dalam karyanya tersebut, ia menjelaskan bahwa maqashid Al-Qur’an


ada 3 bagian: Maqashid Ammah, Maqashid Khassah, dan maqashid
juz’iyyah.

a. Maqashid Ammah, yaitu tujuan umum diturunkanya Al-Qur’an ,


berupa pembahasan tentang tata kehidupan manusia pada
umumnya. Ia mengambil dalil tentang maqashid ammah ini dari
Qs. An-Nahl: 89

ْ ‫اب تِ ْب َيانًا ِلك ُِل ش َْيءٍ َو ُهدًى َو َرحْ َمةً َوبُش َْرى ِل ْل ُم‬
َ ‫س ِل ِم‬
‫ين‬ َ َ ‫ع َل ْيكَ ا ْل ِكت‬
َ ‫َونَ َّز ْلنَا‬
Lafadz ‫ كل شيء‬menunjukan keumuman pembahasan, sehingga
bias berupa perkara tentang tauhid, maslah agama, pmbentukan
masyarakat ataupun tentang etika. Jadi, maqashid amah adakah
tujuan untuk kemaslahatan umat manusia.

b. Maqashid khassah, yaitu tujuan khusus diturunkanya Al-Qur’an,


Ibnu Asyur sendiri dalam karanya, mejadikan maqashid khassah ini
sebagai maqashid/ tujuan dasar diturunkanya Al-Qur’an, yang
kemudian dibagi menjadi 8 pembahasan: akidah, etika, jiwa, nasab,
harta, hukum, pertahanan, dan kepemerintahan
c. Maqashid Juzz’iyyah, berupa hikmah yang tersembunyi dari tiap
ayat Al-Qur’an. Maqashid juziyyah bias disebut sebagai tujuan
terperinci dari turunya Al-Qur’an, Ibnu Asyur mencontohkan
maqashid ini dengan ayat tentang wudhu. Ia menjelaskan bahwa

14
Abd al-Karim al-Hamidi, Madkhal Ila Maqashid al-Qur’an(Riyad: Maktabah ar-Rusyd, 1428 H) hlm.132

5
hikmah diperintahkanya wudhu adlaah untuk mensucikan anggoota
tubuh juga hikmah untuk mensucikan jiwa.
Dalam menguraikan maqashid qur’an seperti diatas, Ibnu Asyur
berlandaskan 4 prinsip ini: Al-Fitrah (sesuai dengan kadar manusia,
al-Samahah (tolernasi), al musawah(egaliter/ dipandang sama
semua manusia), al hurriyah( kebebasan).
C. PENUTUP
Dari sekian pendapatnya ulama antara satu dengan lainnya belum ada
kesepakatan dalam mendefinisikan maqashid Al-Qur’an, karena mereka melihat dari
sisi yang berbeda. Namun ada titik temu yang bisa mewakili dari pendapat ulama
mengenai maqashid al-Qur’an. Secara ringkasnya maqasid Al-Qur’an adalah sesuatu
yang ada dibalik diturunkannya Al-Qur'an kepada umat manusia dalam rangka
menciptakan kemaslahatan dan mencegah kerusakan diantara mereka yang meliputi
dari beberapa rahasia, hikmah, dan tujuan.
D. DAFTAR PUSTAKA
Fayummi,Ali. 1990. Al-Misbah al-Munir fii Gharib al-Syarh al-Kabir. Lebanon:
Maktabah al-Ilmiah
Al-Ragib Asfahani. T.t. Mufradat Alfadz Al-Qur’an.Lebanon: Makatabah al-ilmiah.
Anas, Muhammad.2018. Studi kompatif maqashid Al-Qur’an abu hamid muhammad
ibn muhammad al-ghazali dan rasyid ridha, Universitas Islam Negri Syarif
Hidayatullah.
Zaid, Wasfi Asyur Abu. 2013. Tafsir al-Maqashidi Li Suwar al-Qur’an al-Karim.
Kairo: T.P
Al-Ghazali. 1990. Jawahir al-Qur’an. Beirut: Dar Ihya al-Ulum.
As-Suyuthi. 2008. al-Itqon Fi Ulumil Qur’an. Bairut: Muassah ar-Risalah an-
Nasyirun.
Kurdi. 2016. Pernikahan di Bawah Umur Perspektif Maqashid Al-Qur’an, Jurnal
Hukum Islam. E-ISSN:2502-7719
Syatibi, Abu Ishaq. 1997. al-Muwaaffaqat Fi Usul Al-Syari’ah. Saudi Arabia: Dar Ibn
Iffan
Bakir, Moh.2015. Konsep Maqashid Al-Qur’an perspektif Badiuzzaman Said Nursi,
El-Furqonia vol.1
Al-Izzuddin bin Abd al-Salam. 1995. Qawa’id al-Ahkam fi Mashalihil al-Anam.
Damaskus: Darul Qolam

6
Asyur. Tafsir al-tarhir wa al-Tanwir(Tunis: Dar Tunisiyyah, 1984) jilid 1 hlm. 38
Hamidi, Abd al-Karim.1428 H. Madkhal Ila Maqashid al-Qur’an.Riyad: Maktabah
ar-Rusyd

Anda mungkin juga menyukai