Anda di halaman 1dari 25

1

KARAKTERISTIK ALQURAN
(Sistem Mujizat Dan Metode Penyajian/ Ushlubnya)
Oleh: Muhammad Ghozali, S.Pd.I1

A. PENDAHULUAN
Al-Quran adalah mukjizat Nabi Muhammad saw. Kemukjizatan disini
bersifat maknawi (abstrak), bukan sebagai mukjizat yang bersifat madiy (fisik)
seperti menyembuhkan kebutaan dan penyakit lepra, mengubah tongkat
menjadi seekor ular dan lain-lain yang lekas hilang seketika.2
Berkenaan dengan kemukjizatan al-Quran itu, Nabi Muhammad saw.
pernah menantang kaum kafir Quraisy supaya membuat semisal al-Quran,
ternyata mereka tidak sanggup, kemudian ditantang agar membuat sepuluh
surat saja semisal al-Quran, dan akhirnya mereka ditantang membuat satu
surat saja, ternyata tidak sanggup dan mereka mengaku tidak mampu
membuatnya.3
Mukjizat Nabi Muhammad saw. yang bersifat maknawi dan tidak
berupa kejadian fisik (kasat mata) sebagaimana mukjizatnya para Nabi
terdahulu adalah sesuai dengan universalitas dan kelanggengan syariat yang
dibawa oleh beliau. Karena mukjizat yang terjadi secara temporal, lokal dan
material tidak dapat diketahui secara universal karena tidak dapat diketahui
oleh generasi berikutnya kecuali hanya berupa berita-berita yang tidak dapat
disaksikan oleh mereka.4

Mahasiswa kader ulama program pasca sarjana Institut Agama Islam


Ibrahimi (IAII) konsentrasi aqidah filsafat dan hokum islam, sukorejo, situbondo, jawa
timur.
2
Muhammad Abu Zahrah, Ushul Fiqih(Jakarta: Pustaka Firdaus, 2008), hal.
105
3
Ibid., hal. 106
4
Ibid., hal 106

Adapun mukjizat yang bersifat maknawi akan tetap langgeng yang


bersamaan dengan bukti kerisalahan sampai hari kiamat 5. Karena Nabi
Muhammad saw. diutus untuk seluruh umat manusia, dimana dan kapanpun
hingga akhir zaman, maka bukti kebenaran Nabi Muhammad saw. bersifat
universal, kekal dan dapat dipikirkan serta dibuktikan kebenarannya oleh akal
manusia. Disinilah terletak fungsi al-Quran sebagai mukjizat.
Dari sini penulis mencoba untuk menyajikan beberapa hal mengenai
system kemujizatan al-quran dimana di dalamnya terdapat uslub atau metode
penyajian alquran yang merupakan salah satu bentuk kemujizatan al-quran
itu sendiri.
B. PENGERTIAN MUJIZAT
Mujizat menurut bahasa adalah suatu hal yang luar biasa, ajaib, atau
menakjubkan. Menurut istilah mujizat ialah sesuatu yang luar biasa yang
melemahkan manusia baik sendiri ataupun kolektif untuk mendatangkan
sesuatu yang menyerupai/ menyamainya yang hanya diberikan kepada
Nabi/Rasul Allah. Mujizat itu merupakan hal yang tidak sama dengan
biasanya, yang menyebabkan orang tidak dapat mendatangkan yang
menyamainya.6
Jadi, mujizat itu merupakan barang yang mujiz, atau yang
melemahkan orang sehingga tidak dapat menandinginya. Ada yang berusaha
menandinginya, tetapi tidak dapat memenangkan pertandingan itu. Mujizat
merupakan karunia Allah SWT yang diberikan kepada Nabi/ Rasul, sehingga
tidak mungkin ada manusia yang dapat menandinginya.
Jika ada seseorang yang mengaku sebagai Nabi/Rasul dan berdakwah
kepada masyarakat, dengan menegaskan bahwa dia diutus Allah SWT, maka
bukti dari kebenaran ucapannya itu adalah berupa mujizat, misalnya seperti

5
6

Ibid., hal. 106


Abdul Djalal, Ulumul Quran(Surabaya: Dunia Ilmu, 2000), hal. 268

Nabi Musa a.s. yang mengeluarkan tangannya dari saku bajunya, lalu
bercahaya dengan sinar yang terang, yang lain dari tangan orang lain.
Lalu nabi Musa a.s. berkata : saya datangkan dari sisi Allah hal yang
luar biasa ini dalam hal- hal yang kalian mahir dan sangat mengetahuinya.
Saya tantang kalian meski saya sendirian, untuk mendatangkan tandingan yang
seperti ini. Di hadapan kalian kesempatan terbuka luas, karena kalian juga
punya keahlian dalam hal ini. Silahkan tandingi apa yang saya keluarkan
tadi.7
Orang yang memiliki akal sehat, sudah barang tentu tidak ragu lagi,
bahwa manusia jujur yang disenjatai dengan mujizat yang luar biasa tadi,
tentulah benar-benar seorang Rasul/Nabi, segala yang disampaikan adalah
benar, apalagi bagi orang yang sudah sejak lama mengetahui ihwal nabi Musa
a.s. tadi. Sedikitpun mereka tidak akan menyangsikannya.
C. MACAM-MACAM MUJIZAT
Mujizat dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu:
1. Mujizat Hissi, yaitu yang dapat dilihat oleh mata, didengar oleh telinga,
dicium oleh hidung, diraba oleh tangan, dirasa oleh lidah, tegasnya dapat
dicapai oleh panca indra. Mujizat ini sengaja ditunjukkan atau
diperlihatkan manusia biasa, yakni mereka yang tidak biasa menggunakan
kecerdasan fikirannya, yang tidak cakap pandangan mata hatinya dan yang
rendah budi dan perasaannya.
2. Mujizat manawi, ialah mujizat yang tidak mungkin dapat dicapai dengan
kekuatan panca indra, tetapi harus dicapai dengan kekuatan aqli atau
dengan kecerdasan pikiran. Karena orang tidak akan mungkin mengenal
mujizat ini melainkan orang yang berpikir sehat, bermata hati, berbudi
luhur dan yang suka mempergunakan kecerdasan pikirannya dengan jernih
serta jujur.
7

Ibid.,.hal. 269

Al-Quran adalah mukjizat Nabi Muhammad saw. Kemukjizatan disini


bersifat maknawi (abstrak), bukan sebagai mukjizat yang bersifat madiy (fisik)
seperti menyembuhkan kebutaan dan penyakit lepra, mengubah tongkat
menjadi seekor ular dan lain-lain yang lekas hilang seketika
Berkenaan dengan kemukjizatan al-Quran itu, Nabi Muhammad saw.
pernah menantang kaum kafir Quraisy supaya membuat semisal al-Quran,
ternyata mereka tidak sanggup, kemudian ditantang agar membuat sepuluh
surat saja semisal al-Quran, dan akhirnya mereka ditantang membuat satu
surat saja, ternyata tidak sanggup dan mereka mengaku tidak mampu
membuatnya, dalam al-quran surat al-Isra ayat 88, Allah SWT berfirman :



8

katakanlah: sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk
membuat yang serupa al-quran ini, niscaya mereka tidak akan dapat
membuat yang serupa dengan dia, sekalipun sebagian mereka menjadi
pembantu bagi sebagian yang lain.
serta dalam surat Al-Baqarah ayat 23-24:

9
.
Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang al-quran yang kami
wahyukan kepada hamba kami (Muhammad), buatlah satu surat saja yang
semisal al-quran itu dan ajaklah penolong- penolongmu selain Allah, jika
kamu orang-orang yang benar. Maka jika kamu tidak dapat membuat (nya),
8
9

Al-quran surat al-Isra : 88


Surat al-baqarah : 23 dan 24

peliharalah dirimu dari neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu,
yang disediakan bagi orang-orang kafir.
Mukjizat Nabi Muhammad saw. yang bersifat maknawi dan tidak
berupa kejadian fisik (kasat mata) sebagaimana mukjizatnya para Nabi
terdahulu adalah sesuai dengan universalitas dan kelanggengan syariat yang
dibawa oleh beliau. Karena mukjizat yang terjadi secara temporal, lokal dan
material tidak dapat diketahui secara universal karena tidak dapat diketahui
oleh generasi berikutnya kecuali hanya berupa berita-berita yang tidak dapat
disaksikan oleh mereka
D. KAPASITAS KEMUJIZATAN AL-QURAN
Yang dimaksud dengan kapasitas kemukjizatan al-quran ialah kadar
yang menjadi mujizat dari kitab al-quran itu berapa? Apakah seluruhnya, atau
sebagiannya saja. Sebenarnya, pembahasan ini juga bisa dimasukkan ke dalam
pembicaraan macam-macam Ijaz al-quran, yaitu termasuk Ijaz al-tahaddi
(kemujizatan tantangan al-quran).
Kitab suci al-quran ini sudah 15 abad yang lalu mencanangkan
tantangan kepada orang-orang yang mengingkari al-quran, yakni minta untuk
ditandingi dengan membuat kitab yang sama seperti al-quran itu. Tetapi dari
dahulu sampai sekarang belum ada seorang pun yang mampu menandinginya.
Padahal para pujangga bahasa arab yang professional pada waktu turunnya alquran dahulu itu sangat banyak. Mereka sangat pandai dalam bidang sastra
dan balaghah arab. Apalagi pada masa kejayaan ilmu pengetahuan, bahasa arab
berkembang pesat hingga melejit ke tingkat yang amat tinggi. Namun, tetap
saja tidak ada orang yang sanggup melawan tantangan alquran tersebut.
Hal tersebut selain menunjukkan kemujizatan kitab suci ini, juga
sekaligus menunjukkan kebenaran sinyalemen al-quran bahwa tidak akan ada
seorang jin ataupun manusia yang sanggup membuat kitab yang seperti
alquran ini. Sebagaimana yang terdapat dalam al-quran surat al-Isra ayat 88.

Sungguh

sangat

mengherankan,

tantangan

yang

sudah

lama

dicanangkan itu, belum ada juga yang mampu melawan. Padahal tantangan itu
telah tiga kali diubah dan diturunkan kapasitasnya.10
a. Tantangan pertama, mula-mula al-quran menantang orang-orang yang
mengingkari kewahyuannya itu supaya membuat kitab tandingan yang
sama seperti seluruh isinya. Yakni mereka yang menuduh al-quran itu
buatan nabi Muhammad saw itu supaya membuat kitab yang sama seperti
kitab al-quran itu seluruhnya. Tantangan ini dicanangkan dalam dua buah
ayat yaitu surat ath-thur ayat 33-34



33. ataukah mereka mengatakan: "Dia (Muhammad) membuat-buatnya". sebenarnya
mereka tidak beriman.
34. Maka hendaklah mereka mendatangkan kalimat yang semisal Al Quran itu jika mereka
orang-orang yang benar.

dan surat al- Isra ayat 88.




88. Katakanlah: "Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang
serupa Al Quran ini, niscaya mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengan Dia,
Sekalipun sebagian mereka menjadi pembantu bagi sebagian yang lain".

Tantangan ini tidak terlawan. Memang sangat berat melawan


tantangan pertama ini, sebab, harus membuat kitab tandingan yang besar,
lengkap dan komplit. Sangat wajar jika tidak ada seorang pun yang mampu
melawan atau menandingi al-quran.

10

Abdul djalal, ulum al-quranhal. 276

b. Tantangan kedua, karena tidak ada seorang pun yang bisa melawan
tantangan al-quran yang pertama, karena terlalu berat, maka didispensasi
atau dikurangi. Sebelumnya, harus membuat kitab tandingan yang sama
dengan seluruh al-quran, lalu diturunkan hanya membuat tandingan yang
sama dengan 10 surah seperti al-quran. Tantangan ini dicanangkan dalam
ayat 13-14 surah hud.


13. bahkan mereka mengatakan: "Muhammad telah membuat-buat Al Quran itu",
Katakanlah: "(Kalau demikian), Maka datangkanlah sepuluh surat-surat yang dibuat-buat
yang menyamainya, dan panggillah orang-orang yang kamu sanggup (memanggilnya)
selain Allah, jika kamu memang orang-orang yang benar".
14. jika mereka yang kamu seru itu tidak menerima seruanmu (ajakanmu) itu Maka
ketahuilah, Sesungguhnya Al Quran itu diturunkan dengan ilmu[713] Allah, dan
bahwasanya tidak ada Tuhan selain Dia, Maka maukah kamu berserah diri (kepada
Allah)?
[713] Yakni: Allah saja yang dapat membuat Al Quran itu.

c. Tantangan ketiga, Jika tantangan kedua tadi masih juga dianggap berat,
karena harus membuat sekian banyak surah yang harus sama dengan alquran itu, maka tantangan itu diringankan lagi. Yakni hanya disuruh
membuat tandingan satu surah yang sama dengan surah al-quran.
Tantangan ketiga ini dicanangkan dalam dua ayat, yaitu ayat 23-24 surah
al-baqarah



23. dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang Al Quran yang Kami wahyukan kepada
hamba Kami (Muhammad), buatlah[31] satu surat (saja) yang semisal Al Quran itu dan
ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar.
24. Maka jika kamu tidak dapat membuat(nya) - dan pasti kamu tidak akan dapat
membuat(nya), peliharalah dirimu dari neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu,
yang disediakan bagi orang-orang kafir.
[31] Ayat ini merupakan tantangan bagi mereka yang meragukan tentang kebenaran Al
Quran itu tidak dapat ditiru walaupun dengan mengerahkan semua ahli sastera dan bahasa
karena ia merupakan mukjizat Nabi Muhammad s.a.w.

dan ayat 38 surah yunus.




38. atau (patutkah) mereka mengatakan "Muhammad membuat-buatnya." Katakanlah:
"(Kalau benar yang kamu katakan itu), Maka cobalah datangkan sebuah surat
seumpamanya dan panggillah siapa-siapa yang dapat kamu panggil (untuk membuatnya)
selain Allah, jika kamu orang yang benar."

Dengan tantangan terakhir ini berarti kapasitas kemujizatan alquran itu hanya satu surah saja. Artinya, kadar yang menjadi mujizat dari
alquran itu ialah walaupun hanya satu surah sudah mujiz, sudah tidak ada
yang sanggup melawan dengan membuat tandingannya dari dahulu hingga
sekarang.
karena tantangan minim ini pun tidak ada yang mampu melawan,
maka ayat 24 surah al-baqarah itu menegaskan: tidak akan ada orang yang

sanggup melawan al-quran. Karena itu, bagi orang yang ingkar,


diharuskan waspada terhadap ancaman neraka.

E. SEGI-SEGI KEMUJIZATAN AL-QURAN


Bagi bangsa arab kemujizatan al-quran merupakan sesuatu yang tidak
dapat disangsikan lagi. Hal ini terbukti dengan ketidaksanggupan mereka
dalam menciptakan hasil karya semisal alquran. Mereka yang tidak mengakui
kemujizatan al-quran, pada dasarnya hanyalah karena ketidakjujuran hati
mereka yang tidak mau beriman. Tatkala pemuka mereka dari kalangan ahli
sastera membaca al-quran, maka dengan yakin dia mengakui keunggulan alquran, seraya menyatakan:

"
. .
11
."

Demi Allah tidak ada seorang pun dari kalian yang lebih mengenal
syair dari padaku, dan tidak ada seorang pun yang lebih mengerti dariku
tentang bahar rajaz serta inti syair. Demi Allah tidak ada karya sastra mana
pun yang mampu menyerupai ini (al-quran). Demi Allah sungguh susunan
bahasanya amat manis dan indah- bagaikan sebatang pohon; pada bagian
atasnya rindang dan berbuah, sementara pada bagian bawahnya Nampak
kokoh dan subur. Sungguh ia bermutu tinggi dan tak terungguli.
Orang-orang musyrik mengetahui adanya pengaruh yang kuat di dalam
jiwa orang-orang yang mendengarkan, merasakan dan mengkaji bunyi alquran. Oleh karena itu mereka yang tetap inkar dan bersikeras mengikuti
hawa nafsunya,merasa khawatir akan ikut terpengaruh. Akhirnya mereka pun

11

Muhammad Abu Zahrah, Ushul Fiqih..hal. 106

10

saling menganjurkan agar tidak mendengarkan al-quran lagi. Allah SWT.


Menceritakan sikap mereka ini dengan firman-Nya:

12

Dan orang-orang kafir berkata: janganlah kamu mendengar


dengan sunguh-sungguh akan alquran ini dan buatlah hiruk pikuk
terhadapnya, supaya kamu dapat mengalahkan.
Dengan demikian jelaslah bahwa kemujizatan al-quran terletak pada
dzat al-quran sendiri, bukan karena sesuatu yang ada diluarnya. Dan bukan
pula karena tantangan Allah SWT. Kepada manusia untuk mendatangkan yang
semisal al-quran, meski sesungguhnya mereka mempunyai kemampuan untuk
itu.
Para ulama terdahulu telah membicarakan tentang bentuk-bentuk
kemujizatan al-quran, meskipun pada masa Nabi yang pertama (ketika di
makkah) kemujizatan itu telah nyata terbukti, yakni dengan adanya tantangan
kepada kaum kafir Quraisy untuk mendatangkan karya yang semisal al-quran
dan ternyata mereka tidak mampu.
Menerangkan bentuk-bentuk kemujizatan itu adalah merupakan hal
yang baik, karena dapat menampakkan keistimewaan-keistimewaan dan
kekhususan al-quran. Hal ini harus dijelaskan agar manusia mengetahui,
bahwa kemujizatan al-quran bersifat dzatiy (esensial), bukan bersifat relative
(idhafiy), dan bukan karena sesuatu yang keluar darinya. Memang
sesungguhnya kemujizatan al-quran bukan hanya bagi bangsa arab saja,
tetapi untuk semua manusia. Tidak ada perbedaan antara bangsa ini dan bangsa
itu, karena khitab al-quran adalah untuk manusia semuanya. Sebagaimana
Allah SWT. Berfirman:
13
12
13

Al-quran surat Al fushilat : 26


Al-quran surat al-Anbiya : 107

11

Dan tiadalah kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi)


rahmat bagi semesta alam.
Karenanya, sesuai dengan universalitas alquran itu, tentu bentuk
kemujizatannya pun berupa hal yang bersifat universal pula. Atau minimal
sebagian dari bentuk-bentuk kemujizatan itu pasti berhubungan dengan umat
manusia secara umum, tidak hanya dengan bangsa dan bahasa tertentu.
Bila kita amati secara seksama, maka kita akan mengetahui segi-segi
kemujizatan al-quran yang sangat menakjubkan, sedikitnya ada 7 segi,
sebagai berikut:14
Segi pertama, keindahan bahasa dan uslub alquran. Segi bahasa dan
uslubnya sangat indah dan amat menarik merupakan kemujizatan yang
pertama,

karena

mengherankan

memiliki
dan

kekhususan

bahkan

dapat

yang

tinggi,

melemahkan

sehingga

amat

manusia

yang

mendengarkannya. Hal ini terbukti banyaknya orang yang masuk islam karena
hanya mendengarkan ayat-ayat al-quran. Keunggulan bahasa al-quran itu
terbukti tidak ada yang mampu menandinginya, padahal nabi Muhammad saw.
Telah lama mencanagkan tantangan untuk membuat kitab seperti al-quran
kepada semua manusia. Kenyatannya para pakar pujangga bahasa arab dan
para sastranya tidak sanggup menandinginya, dari dahulu hingga sekarang.
Padahal tantangan itu sudah dikurangi, dari minta ditandingi dengan membuat
seperti seluruh al-quran, lalu hanya menyuruh 10 surah saja,. Hingga akhirnya
tantangan tersebut diturunkan lagi, hanya minta ditandingi hanya membuat
satu surah yang sama dengan surah al-quran. Itu pun tidak ada yang sanggup
menandinginya, sehingga betul-betul merupakan mujizat yang tidak ada
tandingannya.
Namun demikian, ada juga orang yang berusaha untuk membuat
tandingan alquran, seperti Musailamah al-kadzdzab, yang mengaku mendapat

14

Abdul djalal, ulum al-quran..hal. 281

12

wahyu seperti al-quran. Lalu wahyu tersebut dibacakan kepada orang banyak.
Bacaan wahyu tersebut yaitu:

1.
2. .
3. . .
4. . .

Jelas gaya bahasa dan sastra bahasa balaghoh bacaan wahyu tersebut
sangat rendah. Jauh berbeda denga surah-surah al-quran. Karena itu, ia tidak
termasuk orang yang menandingi al-quran.
Segi kedua, cara penyusunan bahasanya sangat baik, tertib dan
berkaitan antara satu dengan yang lainnya, sehingga tidak terlihat adanya
perbedaan-perbedaan antara surah satu dengan yang lain, meski al-quran itu
diturunkan secara berangsur-angsur sedikit demi sedikit selama 22 tahun lebih.
Tidak kelihatan sedikitpun adanya perbedaan gaya bahasa, loncatan kata, dan
kelainan ungkapan. Bahkan tampak kebulatan dan kesinambungan serta
keterkaitan antara satu dengan yang lain, sehingga pembaca tidak menduga
jikalau turunnya berangsur-angsur dalam waktu yang lama.
Orang yang membaca al-quran tidak akan melihat adanya perbedaan
antara surah-surah yang diturunkan secara sekaligus, seperti surah al-anam,
dengan surah al-baqarah yang makan waktu 9 tahun lebih. Begitu pula tidak
kelihatan perbedaan antara surah-surah adh-dhuha, al-ala, dan surah al-maun
yang diturunkan dua angsuran, dengan surah-surah pendek yang lain
diturunkan secara sekaligus.

13

Dengan meninjau susunan dan uslub alquran ini, jelas menunjukkan


bahwa kitab tersebut bukan buatan nabi Muhammad saw., melainkan wahyu
Allah SWT. Atau benar-benar mujiz dan mujizat.
Segi ketiga, berisi beberapa ilmu pengetahuan, yang banyak memberi
acuan makhluk kepada kebenaran dan kebahagiaan hidup di dunia dan di
akhirat.
Dalam al-quran banyak berisi benih dari berbagai cabang ilmu
pengetahuan, bermacam-macam argumentasi lautan kehidupan di dunia dan di
akhirat. Al-quran itu seolah-olah bagaikan gudang yang penuh berbagai
pengetahuan dan sumber bermacam-macam ilmu yang tak pernah kering, serta
pangkal dasar dari pranata, tatanan dan tuntunan dalam berbagai segi
kehidupan insane.
Dalam al-quran banyak aturan-aturan di bidang aqidah, yang mengacu
keimanan kepada Allah swt, dengan menerangkan sifat-sifat kesempurnaan,
keesaan-Nya, baik dalam segi rububiyah ataupun ubudiyah kepada-Nya.
Begitu pula sifat-sifat qudrat, iradat, maha mengetahui, maha mendengar dan
sebagainya, di dalamnya juga banyak soal keimanan kepada malaikat, kitabkitab dan para nabi, serta hari kiamat.
Di samping itu di dalamnya juga penuh dengan bibit ilmu dan acuan
dibidang syariat, muamalah, jinayah, kisah, dan sebagainya. Adalah tidak
mungkin, jika semua ilmu dan tuntunan tersebut keluar dari pribadi
Muhammad yang ummi, tidak pandai menulis dan membaca. Karena itu, fakta
ini jelas menunjukkan bahwa kitab tersebut merupakan wahyu Allah swt.
Segi keempat, yang membuktikan bahwa al-quran itu mujiz atau
menjadi mujizat adalah karena kitab suci itu bisa memenuhi segala kebutuhan
manusia, baik yang berupa petunjuk-petunjuk dalam berbagai segi kehidupan,
ataupun berwujud tuntunan dalam bermacam-macam peribadatan, maupun
yang berbentuk benih-benih dalam beraneka disiplin ilmu pengetahuan

14

disepanjang zaman. Hal ini tidak pernah terjadi di dalam kitab suci lain
ataupun agama lain.
Dalam kitab al-quran banyak menjelaskan tuntunan dibidang
ketauhidan, yang menuntun manusia menghadapi kenyataan hidup di dunia,
persiapan hidup di akhirat kelak.
Dibidang syariat, alquran banyak menjelaskan peraturan-peraturan
peribadatan dan hukum-hukum syariat. Jika peraturan-peraturan dan hukumhukum tersebut dilakukan dengan baik, dapat membawa pelakunya bahagia di
dunia dan di akhirat.
Di

bidang

muamalah,

al-quran

memberi

tuntunan

hidup

bermasyarakat, berdagang, berusaha, berbelanja dan sebagainya. Hal tersebut


dilakukan guna menuntun mereka hidup rukun dan damai, bersatu padu, tidak
boleh berselisih atau bercerai berai, dan sebagainya.
Di bidang politik dan keagamaan, al-quran menyuruh menegakkan
keadilan, kebenaran, keamanan, permusyawaratan, disiplin menepati janji,
persamaan hak/kewajiban, sebagainya. Dan melarang orang diktator,
merampok, memberontak, dan sebagainya.
Bukti segi keempat ini menunjukkan kemujizatan al-quran karena
orang-orang non muslim sampai sekarang banyak yang masih bingung mencari
tatanan dasar yang dapat memenuhi seluruh kebutuhan hidupnya, sehingga
sebagian mereka ada yang memakai ajaran al-quran. Contohnya seperti halhal berikut:
a. Amerika serikat akhirnya melarang minuman keras meski ajaran agama
mereka tidak melarangnya. Sayangnya, mereka gagal dalam memberantas
minuman keras, karena cara melarangnya dengan radikal (tidak seperti cara
al-quran secara bertahap).

15

b. Orang-orang amerika serikat akhirnya juga banyak yang membolehkan


perceraian, seperti dibolehkannya perceraian dalam al-quran, yang
sebelumnya dalam ajaran mereka tidak diperbolehkan. Sayangnya, mereka
mulai berlebih-lebihan dalam melaksanakan kawin cerai itu, sehingga
dapat membahayakan ketentraman rumah tangga.
c. Banyak orang eropa menuntut diperbolehkannya poligami yang diizinkan
al-quran, demi untuk memberantas pelacuran terselubung, setelah suamisuami yang tidak terpuaskan oleh isteri-isterinya lalu mencari pelampiasan
di luar rumah. Maka wanita-wanita lebih suka dimadu, daripada ia
ditinggal suami zina.
Segi kelima, kemujizatan al-quran tampak juga dalam segi caracaranya mengadakan perbaikan dan kemashlahatan- kemashlahatan bagi umat
manusia.
Alquran
mengherankan

menempuh
dalam

cara

mengarahkan

yang
umat

bijaksana,
menuju

sehingga
jalan

amat

kebaikan,

kemaslahatan, dan kesejahteraan dalam berbagai segi kehidupan.


Cara al-quran itu jelas berbeda dengan cara yang sering ditempuh
manusia. Hal itu membuktikan bahwa cara al-quran itu bukan rekayasa Nabi
Muhammad saw., sehingga sekaligus menunjukkan kemujizatan al-quran.
Segi ini tampak jelas dalam cara-cara al-quran, sebagai berikut:
a. Cara turun alquran berangsur-angsur, berbeda denga cara kitab-kitab lain
yang secara sekaligus. Cara ini amat memudahkan penerimaan,
pemahaman, dan penghafalannya.
b. Cara al-quran melarang suatu barang atau perbuatan ditempuh secara
bertahap, sehingga mudah dikerjakan orang, setelah dia bisa menyesuaikan
diri. Hal ini seperti cara al-quran mengharamkan minuman keras
(khamer), mula-mula ia (khamer) hanya disebutnya ada manfaat dan

16

madharatnya (ayat 219 surah albaqarah). Setelah itu, diturunkan ayat 43


surah annisa, yakni ayat yang melarang minuman keras jika sudah dekat
dengan waktu-waktu sahalat. Setelah umat bisa meninggalkan minuman
keras itu, barulah diturunkan ayat 90 surah almaidah, yang mengharamkan
minuman keras secara tegas.
c. Cara pembagian al-quran yang tidak seperti pada kitab-kitab lain yang
terbagi dalam bab-bab, ayat-ayat dan sebagainya, melainkan ia (al-quran)
terbagi dalam juz, surah dan ayat, sehingga menunjukkan kesatuan yang
utuh bulat, keserasian yang luwes, dan keindahan yang menyenangkan
untuk dibaca, dihayati dan diamalkan.
d. Cara al-quran menanamkan pesan/perintah/petunjuknya lewat ungkapan
(uslub) yang indah, menarik dan mempesona, sehingga orang tidak merasa
diperintah, ditekan ataupun dipaksa, melainkan timbul kesadaran dari
dalam diri sendiri.
e. Cara al-quran menumbuhkan kesadaran terhadap kebajikan, keutamaan
dan keluhuran budi lewat ayat-ayat kisah yang berulang-ulang, tetapi
dengan perubahan ungkapan dan kelainan tutur kata, sehingga tidak
membosankan, bahkan tambah menarik dan mengasyikkan.
f. Cara al-quran menyadarkan umat dengan melalui akal pikiran, penalaran
dan penggunaan dali-dalil aqli (rasio) serta bukti-bukti yang rasional,
sehingga mudah menggungah mereka, dan mudah mengingatkan kesatuan.
g. Cara al-quran memberi tuntunan terhadap jiwa dan raga manusia secara
bersama, sehingga tidak mengabaikan yang satu karena yang lain,
melainkan dipenuhi keduanya. Karena itu, sikap kaum muslimin sering
berada di tengah-tengah, dalam memenuhi tuntunan rohaniyah dan
jasmaniyah.
h. Cara al-quran mengatur urusan dunia dan akhirat, juga dengan porsi yang
sama, tidak boleh hanya mementingkan salah satunya dengan mengabaikan

17

yang lain, sehingga menuntun kearah keselarasan, keserasian, dan


keseimbangan.
i. Cara al-quran menentukan aturan-aturan hukum dengan memberikan
dispensasi

(rukhshah),menghilangkan

kesempitan,

dan

meniadakan

kesukaran, sehingga memberi kelonggaran (fleksibelitas) pelaksanapelaksananya. Hukum asal (azimah) diterapkan bagi yang sehat, yang
ringan (rukhshah) diberikan orang yang sakit/berhalangan, dan kebebasan
(baroah) dikhususkan bagi orang yang belum mukallaf, pikun atau mati.
Segi Keenam, adanya berita-berita ghaib dalam al-quran juga
menunjukkan bahwa kitab suci tersebut betul-betul wahyu Allah swt. Sebab
berita-berita ghaib yang menceritakan hal-hal yang telah terjadi ratusan ribu
tahun

lalu

itu

tidak

mungkin

diketahui

oleh

nabi,

apalagi

bisa

menceritakannya, kalau bukan wahyu dari Allah swt yang Maha Mengetahui
segala rahasia dan kejadian.
Hal ini sesuai dengan firman Allah swt. :




15

Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tidak ada
yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di
daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia
mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji-pun dalam kegelapan bumi,
dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab
yang nyata (Lauh Mahfudz)"

15

Al-quran Surah al-anam : 59

18

Berita-berita ghaib yang ada dalam al-quran itu meliputi berita- berita
ghaib dari masa lalu (ghuyubul madhiyah), masa kini (ghuyubul hadhirah),
ataupun masa yang akan dating (ghuyubul mustaaqbilah).
Dalam alquran banyak berita ghaib yang menceritakan kejadian zaman
kuna ratusan ribu tahun, seperti kisah para Nabi/Rsul dahulu bersama umatumatnya. Kisah-kisah tersebut tidak mungkin disaksikan Nabi Muhammad
ataupun umatnya yang kebanyakan umi. Hal ini seperti ketegasan ayat-ayat,
sebagai berikut:



16

Yang demikian itu adalah sebagian dari berita-berita ghaib yang
Kami wahyukan kepada kamu (ya Muhammad); Padahal kamu tidak hadir
beserta mereka, ketika mereka melemparkan anak-anak panah mereka (untuk
mengundi) siapa di antara mereka yang akan memelihara Maryam. dan kamu
tidak hadir di sisi mereka ketika mereka bersengketa.






17

Dan tidaklah kamu (Muhammad) berada di sisi yang sebelah

barat[1125] ketika Kami menyampaikan perintah kepada Musa, dan tiada


pula kamu Termasuk orang-orang yang menyaksikan.. Tetapi Kami telah
Mengadakan beberapa generasi, dan berlalulah atas mereka masa yang
panjang, dan Tiadalah kamu tinggal bersama-sama penduduk Mad-yan

16
17

Al-quran surah Ali Imran : 44


Al-quran surah al-qashah : 44-45

19

dengan membacakan ayat-ayat Kami kepada mereka, te- tapi Kami telah
mengutus rasul-rasul.
Dalam al-quran, banyak menceritakan berita-berita ghaib pada masa
kini. Berita-berita tersebut mengenai keterangan-keterangan Allah swt dan
sifat-sifat-Nya, malaikat, jin, setan, surga, neraka, dan sebagainya. Dan
menjelaskan ihwal orang-orang munafiq, seperti pada ayat berikut:




18

Dan (di antara orang-orang munafik itu) ada orang-orang yang
mendirikan masjid untuk menimbulkan kemudharatan (pada orang-orang
mukmin), untuk kekafiran dan untuk memecah belah antara orang-orang
mukmin serta menunggu kedatangan orang-orang yang telah memerangi
Allah dan Rasul-Nya sejak dahulu[660]. mereka Sesungguhnya bersumpah:
"Kami tidak menghendaki selain kebaikan." dan Allah menjadi saksi bahwa
Sesungguhnya mereka itu adalah pendusta (dalam sumpahnya).
Dalam alquran banyak berita ghaib yang menceritakan hal-hal yang
akan datang. Yakni hal-hal yang pada waktu itu belum terjadi, tetapi kemudian
betul-betul terjadi. Contohnya seperti keterangan ayat-ayat berikut:



19

Alif laam Miim. telah dikalahkan bangsa Rumawi,. di negeri yang
terdekat dan mereka sesudah dikalahkan itu akan menang.. Dalam beberapa
tahun lagi. bagi Allah-lah urusan sebelum dan sesudah (mereka menang). dan

18
19

Al-quran surah at-taubah : 107


Al-quran surah Ar-rum : 1-4

20

di hari (kemenangan bangsa Rumawi) itu bergembiralah orang-orang yang


beriman.
Dalam ayat 3 disebutkan bahwa bangsa romawi akan menang terhadap
bangsa Persia, setelah dia dikalahkannya. Kemenangan bangsa romawi pada
saat itu belum terjadi. Tetapi sesuai dengan keterangan ayat4 bahwa bangsa
romawi akan menang dalam waktu 2-9 tahun. Ramalan al-quran tersebut
tepat, tidak sampai 9 tahun bangsa romawi dapat mengalahkan bangsa Persia,
sehingga kaum mukmin senang sekali.
Segi ketujuh, adanya ayat itab (teguran). Di dalam al-quran terkadang
terdapat ayat-ayat itab, yang menegur kekeliruan pendapat Nabi Muhammad
saw. Kadang-kadang teguran itu secara tegas dank eras, kadang-kadang secara
lunak dan lemah lembut.
Orang yang berpikiran sehat, tentu mengakui bahwa al-quran itu
wahyu Allah swt, bukan bikinan Nabi Muhammad saw. Hal itu dibuktikan
dengan adanya ayat-ayat teguran kepada Nabi tadi. Sebab seandainya al-quran
itu bikinan Nabi Muhammad sendiri, tentunya tidak mungkin di dalamnya ada
teguran-teguran terhadap dirinya sendiri, bahkan orang itu biasanya cenderung
akan selalu membela dirinya, bukan malah memperlihatkan kesalahan pribadi
dan menegur dirinya sendiri.
Contoh teguran tegas kepada Nabi Muhammad saw ialah, seperti ayat





20

Dia (Muhammad) bermuka masam dan berpaling. karena telah
datang seorang buta kepadanya. Tahukah kamu barangkali ia ingin
20

Al-quran surah abasa: 1-11

21

membersihkan dirinya (dari dosa),atau Dia (ingin) mendapatkan pengajaran,


lalu pengajaran itu memberi manfaat kepadanya?. Adapun orang yang
merasa dirinya serba cukup. Maka kamu melayaninya. Padahal tidak ada
(celaan) atasmu kalau Dia tidak membersihkan diri (beriman). Dan Adapun
orang yang datang kepadamu dengan bersegera (untuk mendapatkan
pengajaran). sedang ia takut kepada (Allah). Maka kamu mengabaikannya.
Sekali-kali jangan (demikian)! Sesungguhnya ajaran-ajaran Tuhan itu adalah
suatu peringatan
Contoh teguran secara lunak (persuasif) ialah seperti teguran ayat 43
surah at-taubah:


21

Semoga Allah mema'afkanmu. mengapa kamu memberi izin kepada
mereka (untuk tidak pergi berperang), sebelum jelas bagimu orang-orang
yang benar (dalam keuzurannya) dan sebelum kamu ketahui orang-orang
yang berdusta?

F. KESIMPULAN
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa al-quran merupakan wahyu
Allah swt. Yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw. Sebagai mujizat,
yang memiliki beberapa karakteristik kemujizatan yang luar biasa, dimana
tidak ada seorang pun di dunia ini yang mampu menandinginya, hal ini terbukti
dengan ketangkasan alquran dalam menyuruh tanding kepada orang-orang
yang ahli sastra dan bahasa pada saat itu. Yang semula hanya menyuruh
menandinginya (al-quran) dengan keseluruhannya, hingga hanya disuruh

21

Al-quran surah at-taubah: 43

22

menandingi satau surah saja,selain itu, al-quran sebagai kemujizatan al-quran


juga dapat dilihat pada tujuh bentuk atau segi, yaitu:
1. Keindahan bahasa dan uslub al-quran
2. Cara penyusunan bahasanya sangat baik
3. Berisi beberapa ilmu pengetahuan, yang banyak memberi acuan makhluk
kepada kebenaran dan kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.
4. Bisa memenuhi segala kebutuhan manusia, baik yang berupa petunjukpetunjuk dalam berbagai segi kehidupan, ataupun berwujud tuntunan dalam
bermacam-macam peribadatan, maupun yang berbentuk benih-benih dalam
beraneka disiplin ilmu pengetahuan disepanjang zaman
5. Cara-caranya mengadakan perbaikan dan kemashlahatan- kemashlahatan
bagi umat manusia.
6. Adanya berita-berita ghaib dalam al-quran juga menunjukkan bahwa kitab
suci tersebut betul-betul wahyu Allah swt.
7. Adanya ayat itab (teguran)

23

Daftar Pustaka

Abu Zahrah, Muhammad, Prof. 2008. Ushul Fiqih. Jakarta: Pustaka Firdaus
Abdul Kholiq Adhimah, Muhammad. Tt. Diraasaat Li Al- Ushlub Al- QURAN AlKarim. Kairo: Daar Al-Hadits
Al- Syarawi, Muhammad al-mutawally. Tt. Mujizat al-qurani. Kwait: Idaarah almaktabah
Djalal, Abdul, prof.dr.H. 2000. Ulumul Quran. Surabaya: Dunia Ilmu
Hisyam Hariz, sami Muhammad. 2006. Nadzarat Min al- Ijaz al- bayani fi alquran al- karim. Kairo: Daar al- syuruq wa an- nasyr
Ibnu Shalih Al- ammar, Abdul Aziz. 2006. Al- Khashaish al-maudhuiyyah wa alushlubiyah fi haditsi al-quran an al-quran. Dubai: Rafu al-musahimah
Kholaf, Abdul Wahab. Ilm Ushul Fiqh. Beirut: Daar Al- Qutub Al- Ilmiyah
Husin Al-Munawwar, Said Agil, Prof.Dr.H. Jakarta: Ciputat Press
Diposkan Oleh asra, minggu, 20 november 2011, 08.00 wib :
http://10109472.blog.unikom.ac.id/mu-jizat-al.1pg Jumat, 25 Maret 11 18:20 WIB

24

KARAKTERISTIK AL-QURAN
Sistem Mujizat Dan Uslubnya

Makalah
STUDI AL-QURAN
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Studi Al-Quran

Oleh :
Muhammad Ghozali, S.Pd.I
Dosen Pengampu:
DR. Wawan Djuandi, M.Ag

25

PROGRAM STUDI HUKUM ISLAM


KONSENTRASI AQIDAH DAN FILSAFAT HUKUM ISLAM

PROGRAM PASCA SARJANA INSTITUT AGAMA ISLAM


IBRAHIMY
SITUBONDO
2011

Anda mungkin juga menyukai