Anda di halaman 1dari 111

A

lhamdulillah, segala puji hanya untuk Allah SWT selaras dengan Keindahan asma-Nya dan
Keagungan sifat-sifat-Nya yang telah menggerakkan hati kita untuk melakukan beragam
aktifitas kebaikan dan menyebarluaskannya ke dalam setiap lini kehidupan. Terhatur
sholawat serta salam kepada qudwah hasanah kita, Rasulullah Saw, seorang manusia paripurna
yang mendapat legitimasi langsung dari Allah Swt sebagai sosok yang perkataan dan
perbuatannya menjadi teladan hingga akhir zaman.
Suatu kenikmatan yang sangat besar bagi kita yang telah mendapatkan kesempatan
untuk berada di garda terdepan dalam mengawal dan membersamai pertumbuhan nilai-nilai
keislaman dalam diri mahasiswa dan lingkungan kampus secara keseluruhan melalui sebuah
program pembinaan berkesinambungan. Kesempatan ini juga merupakan ladang amal bagi kita
untuk menghimpun banyak pahala kebaikan dengan mengajak orang lain untuk turut serta dalam
berbagai aktifitas kebaikan.
Rasulullah saw bersabda :
Barang siapa yang menerapkan kebiasaan yang baik dalam Islam maka baginya pahala dan
pahala orang yang mengerjakannya tanpa dikurangi sedikitpun pahalanya. (HR. Muslim)
Keseluruhan problematika dan permasalahan dalam pembentukan karakter mahasiswa
tidak cukup hanya dengan mengajak dan menghimbau melalui aktifitas perkuliahan pada
umumnya tetapi juga diperlukan sebuah pembinaan intensif yang dilakukan secara terpadu dan
berkesinambungan dengan membangun kedekatan emosional antar Pembina dan seluruh
mahasiswa. Kami mengenal konsep ini dengan sebutan mentoring.
Buku sederhana ini disusun dari berbagai sumber terpercaya sebagai bahan acuan bagi
mentor dalam persiapan, petunjuk teknis pelaksanaan mentoring, dan rangkuman materi-materi
mentoring yang hendak disampaikan. Buku ini merupakan perangkat utama bagi para mentor
dalam pelaksanaan aktifitas mentoring.
Kepada seluruh mentor kami mengucapkan selamat bergabung dalam kafilah besar para
penyeru kebaikan, keluarga besar Badan Koordinasi Mentoring (BKM). Semoga kita semua
mampu menjadi sosok yang kehadirannya diharapkan, suaranya didengar, kebaikannya ditiru,
idenya diterima, dan gagasannya dilanjutkan.

Badan Koordinasi Mentoring LDK Syahid UIN Jakarta

Modul Mentoring Semester 1

Kata Pengantar ................................................................................................................ 1


Daftar Isi .......................................................................................................................... 2
Goal Setting ..................................................................................................................... 4
Petunjuk Teknis Pelaksanaan ........................................................................................... 5
Profil Mentor ................................................................................................................... 7
Kriteria Mentor ................................................................................................................ 8
Seni Membina Hubungan ............................................................................................... 10
Kiat Jitu Menjadi Mentor Produktif dan Dinamis ............................................................ 13
Kurikulum Mentoring ..................................................................................................... 15
Biodata Mentor .............................................................................................................. 16
Biodata Mentee ............................................................................................................. 17
Berita Acara Mentoring .................................................................................................. 21
Uraian Materi ................................................................................................................ 37
Mentoring Itu Penting !!! ................................................................................................... 39
Ukhuwah Islamiyah ............................................................................................................ 42
Makna Syahadatain ............................................................................................................ 49
Marifatullah ....................................................................................................................... 59
Marifatur Rasul .................................................................................................................. 64
Marifatul Insan .................................................................................................................. 68
Marifatul Quran ................................................................................................................ 74
Syumuliyatul Islam ............................................................................................................. 81

Modul Mentoring Semester 1

Ghazwul Fikri ...................................................................................................................... 87


Ahwalul Muslim al-Yaum.................................................................................................... 92
Hamasatu Syabab ............................................................................................................... 96
Fiqh Gaul .......................................................................................................................... 104
Mengenal 10 Sahabat yang Dijamin Masuk Surga ........................................................... 106

Modul Mentoring Semester 1

entoring merupakan sebuah program pembinaan karakter dengan pola pendekatan


Focus Group Discussion (FGD) yang dikemas secara berbobot, atraktif, dinamis, dan
menyenangkan serta memberikan ruang khusus terhadap pengembangan profil yang
dimiliki setiap pesertanya meliputi aspek fikriyah (pemahaman), ruhiyah (spiritualitas), jasadiyah
(jasmani), tsaqofah (wawasan), amaliyah (perilaku), kafaah (kompetensi), manawiyah (konsep
diri), dan ijtimaiyah (sosial kemasyarakatan).
Keseluruhan aspek tersebut mampu dicapai melalui desain program yang mengutamakan
kedekatan emosional antara mentor (kakak pembimbing) dan mentee (peserta mentoring)
dalam pelaksanaan dan pembahasan tema pada setiap pertemuan. Kedekatan emosional ini
dibangun melalui peran seorang mentor sebagai walid (orangtua), syeikh (bapak spiritual),
ustadz (guru), dan qooid (pemimpin).
Output profil yang diharapkan:
a. Memiliki pribadi yang hanif dan mencerminkan nilai-nilai keislaman baik dalam perkataan
maupun perbuatan
b. Memiliki pemahaman dasar keislaman seputar fiqh, ibadah, sirah, serta ilmu al-quran
dan hadits
c. Memiliki kemampuan dasar membaca dan menulis Al-quran
d. Memiliki kecenderungan untuk mengubah diri dan orang lain ke arah kebaikan
e. Memiliki kompetensi tertentu yang berguna untuk kemajuan Islam
f. Memiliki sikap responsif terhadap seruan ibadah mahdoh dan ghoiru mahdoh
g. Mengenal konsep diri sebagai seorang muslim
h. Simpati terhadap persoalan Islam dan kondisi ummat

Modul Mentoring Semester 1

1. Waktu Pelaksanaan
Aktifitas mentoring dijalankan secara terpadu dan berkesinambungan setiap satu pekan
sekali selama satu tahun (semester I dan II) dengan jadwal yang telah disosialisasikan
oleh fakultas maupun yang telah disepakati mentor dan peserta mentoring.
2. Pembagian Kelompok
Setiap kelompok mentoring terdiri atas kurang lebih 10 orang mahasiswa yang berasal
dari angkatan, jurusan, dan kelas yang sama di bawah pantauan 1 orang mentor.
3. Susunan Acara Mentoring
Iftitah (pembukaan); dapat berupa arahan dari mentor atau sekilas info berupa
analisis atas masalah kehidupan, dakwah, atau kejadian-kejadian yang aktual dalam
masyarakat serta hikmah kehidupan hari ini atau dibawakan oleh seorang master of
ceremony (MC) yang ditugaskan secara bergilir di antara mahasiswa peserta
mentoring.
Tilawah atau tadabbur; pembacaan kalam illahi secara bergiliran oleh setiap peserta
mentoring dan kemudian dievaluasi serta diberikan arahan kaidah pembacaan AlQuran yang baik dan benar oleh mentor atau dapat berupa penjabaran intisari ayat
yang dibacakan.
Taujih (penyampaian materi); dilakukan oleh mentor secara disiplin dan cermat
sesuai kurikulum dan silabus yang telah disusun agar output profil yang diharapkan
dari materi tersebut dapat terwujud dalam diri peserta mentoring.
Diskusi; merupakan sesi khusus yang disediakan untuk melakukan interaksi tanya
jawab seputar materi yang disampaikan atau seputar qodhoya (problematika) yang
dialami oleh peserta mentoring.
Mutabaah (evaluasi amalan harian); evaluasi lembar mutabaah yaumiyah setiap
peserta mentoring oleh mentor dan pembarian motivasi serta kiat-kiat untuk
memperbaiki poin ibadah harian yang belum sempurna direalisasikan.
Malumat (pengumuman); penyampaian informasi tentang rencana-rencana dan
penugasan terkait rangkain kegiatan mentoring.
Ikhtitam; pembacaan doa penutup majelis

Modul Mentoring Semester 1

4. Metode Penyampaian
Ceramah
Diskusi
Studi Kasus
Menyimak cerita, lagu, drama, atau film
Bedah Buku
Training
Studium general
Penugasan
Simulasi dan games
5. Media Pembelajaran
Media belajar standar; buku, papan tulis, modul, dsb
Slide presentasi
Video ilustrasi
6. Sistem Penilaian
Penilaian kelulusan peserta mentoring ditentukan berdasarkan:
Aspek Kehadiran : 40%
Penguasaan Materi (Nilai Ujian) : 40%
Rekapitulasi Mutabaah Yaumiyah : 20%
7. Forum Evaluasi Mentoring
Forum evaluasi mentoring merupakan perangkat optimalisasi yang dijalankan dengan
tujuan untuk mengetahui progress, kendala, dan dinamika perjalanan aktifitas setiap
kelompok mentoring untuk kemudian dilakukan penmbahasan, penyusunan, serta
perancangan strategi sebagai sebuah solusi. Forum evaluasi mentoring dilaksanakan
setiap satu bulan sekali secara rutin.
8. Kode Etik Mentor
Setiap mentor wajib mengikuti pembinaan mentor 1 bulan sekali dan wajib mengisi
kegiatan mentoring dalam waktu sepekan sekali.
Alasan-alasan yang diperbolehkan untuk tidak mengisi kegiatan mentoring antara lain :
Sakit dengan keterangan.
Ujian kuliah.
Kegiatan perkuliahan.
Anda atau saudara dekat anda meninggal/menikah.
Pelatihan/kursus penting yang bukan merupakan kursus rutin.

Modul Mentoring Semester 1

alam aktifitas mentoring, peran seorang mentor jauh lebih luas dari pada seorang guru.
Seorang mentor tidak hanya dituntut untuk dapat mentransfer materi dengan baik tetapi
juga dituntut untuk dapat mewariskan nilai-nilai Rabbani kepada mentee. Beberapa hal
yang selayaknya dimiliki oleh seorang mentor ketika melakukan proses mentoring dan da'wah
Islam :
1. Seorang mentor terhadap mentee ibarat orang tua (walid) bagi putra-putinya, mentor dalam
proses mentoring ini diharapkan mampu memposisikan dirinya di antara mentee seakan-akan
dirinya seperti orang tua yang senantiasa membimbing putra-putrinya menjadi orang yang lebih
baik dari sebelumnya.
2. Seorang mentor terhadap mentee ibarat bapak spiritual (syaikh) bagi murid-muridnya.
Seorang mentor harus senantiasa berupaya meningkatkan kualitas ruhiyahnya agar dapat
menjadi sumber inspirasi bagi mentee. Laksana seorang syaikh yang mempunyai kedalaman ilmu
dan amal sehingga bisa memberikan kontribusi ma'nawiyah yang baik untuk murid-muridnya.
3. Seorang mentor terhadap mentee seperti guru (ustadz) bagi para santrinya. Peran mentor
dalam hal ini, hendaknya dapat memberikan kontribusi ilmu kepada mentee. la merupakan
samudera ilmu (bahrul "ulum) bagi mentee. Jadi, seorang mentor harus senantiasa mengupgrade ilmu yang telah didapatnya agar dapat mengikuti perkembangan permasalahan yang
dihadapi oleh mentee.
4. Seorang mentor adalah pemimpin (qooid). Disini seorang mentor dituntut untuk dapat
mengarahkan dan memimpin mentee ke jalan Allah. Memberikan teladan, nasehat, dan arahanarahan, sehingga mentee tidak mengalami patah semangat dalam menuntut ilmu.

Modul Mentoring Semester 1

1. Setiap mentor adalah mahasiswa dan/atau alumni UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah
dan/atau sedang mengikuti program intensif pelatihan mentor
2. Setiap mentor wajib menyediakan waktu untuk pembinaan mentoring minimal sepekan
sekali selama satu semester
3. Kompetensi Mentor
Kompetensi dapat didefinisikan sebagai sekumpulan pengetahuan, keterampilan dan
sikap serta karakter pribadi yang lain yang mendasari perilaku seseorang untuk
menghasilkan kinerja tinggi. Kompetensi tersebut haruslah bersifat observable (dapat
diamati), measurable (dapat diukur), upgradeable (dapat ditingkatkan melalui pendidikan
dan pelatihan) dan demonstrable (dapat dibuktikan).
Merujuk pada profil dari seorang mentor, maka untuk mencapainya sedikitnya ada 4
kompetensi yang harus dimiliki seorang mentor untuk mencapai kapasitas mentor yang
prima, yaitu : Kompetensi Spiritual (Fungsi Syaikh), Kompetensi Emosional (Fungsi Walid),
Kompetensi Intelektual (Fungsi Ustadz), Kompetensi Kepemimpinan (Fungsi Qaaid).
Secara lebih rinci berikut ini gambaran spesifik kompetensi yang ingin dibentuk:

Kompetensi spiritual (Syeikh)


- Mampu membaca dan menulis huruf arab, meskipun tingkat dasar
- Mampu membaca Al-Quran dengan baik (tidak terbata-bata)
- Menghiasi dirinya dengan akhlaq seorang mentor
- Keimanan dan spiritual yang mantap dengan komitmen ibadah dan dzikir
Kompetensi Intelektual (Ustadz)
- Menguasai Mawad / Materi mentoring
- Mampu menyampaikan ide dan pengetahuannya kepada orang lain
- Menguasai sarana (wasail) & metode mentoring
- Menguasai keterampilan mengajar (Teaching skill)
Kompetensi Emosional (Walid)
- Mampu membangun hubungan kuat dengan peserta mentoring
- Mampu memberikan pelayanan terbaik kepada peserta (service excellent)
Kompetensi Kepemimpinan (Qaaid)
- Mampu mengelola mentoring dengan baik
- Mampu merespon dan menyelesaikan masalah
- Rapi dalam manajemen mentoring

Modul Mentoring Semester 1

Selain itu, ada beberapa aspek yang perlu dikuasai sebagai bagian dari kompetensi
seorang mentor, meliputi :
a) Kompetensi akademis, yakni kemampuan dan keterampilan yang bersifat akademis,
menyangkut pengetahuan dan pemahaman dasar-dasar ilmu keislaman. Dasar-dasar
ilmu keislaman yang dimaksud adalah pengetahuan, pemahaman, dan pengamalan
aqidah, syariat, dan akhlak. Secara rinci kompetensi akademik meliputi :
Pemahaman tentang kaidah-kaidah yang ada dalam lingkup aqidah Islamiah dan
menampilkannya dalam berpikir dan bertindak.
Pemahaman dan pengamalan kaidah-kaidah, dalil-dalil, dan tata cara peribadatan,
khususnya shalat, puasa, zakat, dan haji serta kebermaknaannya dalam kehidupan.
Menampilkan sikap dan perilaku yang menggambarkan akhlak mulia dalam
hubungannya dengan Allah, sesama manusia, dan dengan alam lingkungannya.
b) Kompetensi pedagogis, yakni kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan,
pemahaman, dan keterampilan pembelajaran dalam bentuk penguasaan komunikasi
edukatif, penciptaan suasana pendidikan yang melahirkan penghayatan terhadap nilainilai agama secara mendalam sehingga dapat melahirkan kesadaran diri dan mendorong
lahirnya perilaku (akhlak) yang baik. Secara rinci kompetensi pedagogis mencakup:
Kemampuan berkomunikasi dan mengomunikasikan serta menanamkan nilai-nilai
Islam kepada peserta.
Kemampuan menciptakan suasana atau iklim yang mendukung terhayatinya nilainilai Islam oleh peserta.
Kemampuan menata situasi pendidikan yang mampu memberikan kesadaran diri
peserta terhadap tujuan dan tugas hidupnya sebagai Abdullah dan kholifatullah.
c) Kompetensi sosial/kepribadian meliputi keterampilan dalam berkomunikasi dengan
lingkungan sosialnya serta kesadaran untuk menampilkan citra dirinya sebagai muslim
dalam ucapan maupun perbuatan. Kompetensi ini mencakup kepandaian dan sikap:
Bergaul, yakni kemampuan untuk menempatkan diri dalam interaksi sosial sebagai
kemampuan awal untuk memberikan pengaruh kepada orang lain.
Tawadhu, yaitu sikap rendah hati dan menghormati orang lain, tidak sombang, dan
egois.
Perhatian dan bersahabat, yakni sikap selalu memberikan perhatian kepada orang
lain, dan selalu mengembangkan persahabatan dengan siapa saja.
Kasih sayang, yakni sikap senang menebarkan kasih sayang kepada setiap orang
yang dijumpainya sehingga menarik orang lain untuk mendekatinya.

Modul Mentoring Semester 1

Mengendalikan tindakan orang lain :


Pakailah sikap yang anda inginkan untuk diperlihatkan oleh orang lain. Jika anda ingin
orang lain memperlihatkan sikap antusias, berarti anda hams mengenakan sikap antusias. Karena
ANTUSIASME ITU MENULAR!! Bahkan lebih mudah menular dibandingkan flu.
Kalau anda yakin terhadap diri sendiri, dan bertindak seolah-olah anda yakin terhadap diri
sendiri, orang lain akan yakin terhadap diri anda. Oleh karena itu masukanlah daya pesona dalam
kepribadian anda, sebagai berikut:
1) perhatikan cara berjalan anda, tindakan fisik anda menyatakan sikap mental anda;
2) jadikan jabat tangan anda mantap dan akrab, beri sedikit remasan;
3) tenangkan nada suara anda;
4) gunakan tombol ajaib: SENYUMAAAN!
Jadi, mulai sekarang, untuk menjadi komunikator efektif, kembangkanlah sikap dan cara
yang antusias dan penuh keyakinan. Berbicaralah dengan jelas! Perhatikan postur tubuh anda!
Tegakkan kepala anda! Berjalanlah dengan langkah penuh keyakinan seolah-olah anda harus
pergi ke sebuah tempat yang sangat penting.
Menciptakan kesan yang baik: Sebelum bicara, tanyakan pada diri anda sendiri; "apa yang
saya inginkan dari pembicaraan ini? Suasana hati apa yang harus muncul?"
Dunia membentuk pendapatnya tentang kita terutama dari pendapat kita tentang diri
sendiri. Ingat! Setiap kita menghakimi sesuatu, kita member sinyal kepada orang lain untuk
menghakimi diri kita. Jangan mengkritik pesaing. Orang tidak saja menyukai pembicaraan
negativ, tetapi dengan mengkritik anda telah menyiapkan panggung, situasi, dan suasana negatif.
Ajukan pertanyaan yang memancing jawaban positif.
Mengkritik orang tanpa menyakiti hatinya :
Pandanglah kritik dengan cara pandang baru: 1) kritik harus disampaikan secara pribadi;
2) awalilah kritik dengan kata-kata manis atau pujian; 3) buatlah kritik itu impersonal, kritik lah
perbuatannya, bukan orangnya; 4) berikan jawaban dan solusinya; 5) mintalah kerjasama, jangan
menuntutnya; 6) satu kritik untuk sau pelanggaran; 7) selesaikan dengan cara bersahabat.
Menarik orang lain dengan "triple A" :
Acceptance (penerimaan). Dengan menyukai orang lain apa adanya, anda memberinya
kekuatan untuk mengubah diri mereka sendiri.
Approval (persetujuan). Menerima orang lain walaupun bersalah dan kita masih mau
bersahabat dengannya. Hal ini memberi arti positif karena ia lebih dari sekedar menoleransi
kesalahan.
Appreciation (apresiasi). To appreciate berarti meningkatkan nilai. Berhentilah dan
renungkanlah betapa berharganya orang lain bagi diri anda!!!

10

Modul Mentoring Semester 1

Belajar berkomunikasi secara efektif :


Berhentilah berusaha menjadi sempurna!!
Obrolan tidak harus berupa pembicaraan cerdas.
Panaskan pokok pembicaraan anda!
Buatlah orang lain berbicara tentang diri mereka.
Ajukan pertanyaan yang membangkitkan minat orang lain.
Berbicaralah tentang diri sendiri bila diundang dan diminta.
Gunakan pembicaraan yang menyenangkan!
Duduk yang tenang, dan tuliskan sebuah surat untuk diri anda sendiri.
Lawanlah godaan dengan mengusik dan menyindir.
Seni mendengarkan orang lain :
1. Pandanglah orang yang sedang berbicara.
2. Tunjukkan minat yang mendalam.
3. Condongkan badan anda.
4. Ajukan pertanyaan.
5. Jangan menyela; mintalah orang lain berbicara lebih banyak.
6. Tetaplah pada topik si pembicara.
7. Gunakan kata-kata si pembicara untuk menyampaikan maksud anda.
Pentingnya membuat orang lain merasa penting!!
Cara membuat orang lain merasa penting :
1. Berpikirlah bahwa orang lain penting.
2. Perhatikan orang lain dengan seksama.
3. Jangan bersaing dengan orang lain; cara terefektif untuk memberi kesan baik pada orang lain
adalah memberi tahu mereka bahwa anda terkesan pada mereka.
4. Jangan berusaha memenangkan semua pertentangan kecil!
Membuat orang sependapat :
Respon alamiyah terhadap orang yang berbeda keinginan atau pendapat dengan kita
adalah berdebat! Kita harus belajar membuat respon alamiah kita menjadi persuasi! Satusatunya cara untuk memenangkan perdebatan adalah membuat orang lain mengubah pikiran
mereka. Ajak mereka mempertimbangkan mana yang lebih penting; masalahnya atau cara
melihat masalah? Tekanan rendah adalah rahasianya! Bergaul sejalan dengan qodrat ego
manusia. Ketika kita menjual ide, kita harus menjadi menarik bagi pikiran bawah sadar orang lain.
Berusahalah menyelipkan ide anda ke dalam alam bawah sadar seseorang dengan cara yang
tidak diketahuinya. Anda akan berhasil memenangkan perdebatan apabila menyelipkan ide
melewati ego dan alam bawah sadar orang lain. Aturan main dalam memenangkan perdebatan
:
1. Biarkan orang lain menyatakan pendapat mereka.
2. Tunggulah sejenak sebelum anda menjawab.
3. Jangan bersikeras untuk jawaban 100 %.
4. Ungkapkan persoalan nada dengan tenang dan akurat.
5. Berbicaralah melalui pihak ketiga.
Modul Mentoring Semester 1

11

6. Berilah kesempatan kepada orang lain untuk menyelamatkan muka; anggap mereka tidak
mempunyai semua fakta; "saya juga sama. Hingga saya mendapatkan informasi yang mengubah
cara pandang saya.
Memberi pujian
PUJIAN MELEPASKAN ENERGI!!! Pujian yang tulus memberi kita energi dan hidup baru.
Aspek penting dalam memberi pujian :
1. Harus tulus dan wajar, pujian yang berlebihan akan mudah ketahuan dan tidak ada gunanya.
Selalu ada yang layak dipuji jika anda mencarinya. Jauh lebih baik memuji seseorang terhadap
sesuatu yang kecil dan berarti, daripada yang besar tetapi tidak berarti.
2. Pujilah perbuatan atau sifatnya, bukan orangnya. Bila anda memuji perbuatan atau sifat,
pujian anda spesiflk dan lebih tulus. Orang tahu dengan pasti hal-hal apa yang ada dalam dirinya
yang memang pantas dipuji.
3. Bermurah hatilah dengan kata-kata dan muka manis.
Aturan main mengucapkan terimakasih :
1. Ucapan terimakasih harus tulus!
2. Jangan bergumam: ucapkan dengan jelas.
3. Ucapkan terimakasih dengan menyebut nama.
4. Pandanglah orang yang anda beri ucapan terimakasih.
5. Berusahalah untuk selalu berterimakasih.
6. Ucapkan terimakasih ketika orang merasa paling tidak memerlukan kata itu.

12

Modul Mentoring Semester 1

Yang sangat penting untuk dilakukan!


1. Siapkan diri kita. Mulailah dengan niat yang ikhlas. Usahakan untuk mengembalikan
semua urusan kepada Allah. Dia-Iah yang memiliki segalanya. Untuk Allah saja-lah apa
yang kita lakukan di program mentoring ini. Tidak ada yang lain. Sehingga hanya kepada
Allah kita penuh harap dan takut. Cobalah motivasikan diri kita dengan janji Allah bahwa
ketika kita bisa menjadi jalan hidayah bagi orang lain maka bumi, langit dan seluruh isinya,
belum sebanding dengan apa yang kita lakukan! itu pun jika hanya satu orang, lalu
bagaimana jadinya jika semua menti yang kita bina menjadi soleh semua? Subhanallah,
bukan? Namun, jika pun masih ada celah-celah yang membuat niat kita terkotori, cobalah
istighfar dengan hati dan up-grade kembali niatan kita dengan banyak-banyak meminta
nasihat kepada orang orang saleh dan melangkah lebih dekat kepada Allah SWT.
2. Do'a. Ketika kita yakin dengan kekuatan do'a, maka apapun akan menjadi sesuatu yang
dahsyat. Jadi kita harus mulai membiasakan diri untuk senantiasa mendo'akan menti
dalam setiap selesai salat kita (selain mendo'akan orang tua dan muslim secara global).
Do'akan agar menti mudah menerima materi yang kita sampaikan, do'akan agar menti
(adik-adik tercinta kita) menjadi orang-orang yang soleh, do'akan agar menti mencintai
forum-forum keislaman semacam mentoring mentoring ini, do'akan agar besok kita bisa
hadir dengan semangat, do'akan agar besok kita bisa tampil maksimal, do'akan agar
terjalin cinta di antara kita dan menti karena Allah, berdo'a, berdo'a, dan terus berdo'a
sebanyak-banyaknya. Sungguh, Allah tidak akan pemah bosan mendengar do'a-do'a kita,
apalagi do'anya positif semacam ini. Allah pasti akan senang dan jika do'a dilakukan
dengan ihsan Insya Allah akan dikabulkan. Do'a juga tidak hanya dilakukan di awal saja,
tetapi juga di akhir pertemuan sebagai "pengikat". Mudah mudahan do'a ini memang
menjadi kekuatan terdahsyat yang bisa kita berikan karena Allah.
3. Siapkan ruhiyah kita. Cobalah mengisi hari-hari kita dengan memperbanyak salat malam,
tilawah, membaca referensi pembangun jiwa, dan sebagainya. Tahukah kita bahwa
kekuatan ruhiyah mampu membangkitkan semangat orang lain? Contohnya saja,
bagaimana ketika Syaikh Ahmad Yasin berbicara di depan banyak orang, beliau tidak
memiliki kemampuan public speaking yang menggelegar-gelegar, tetapi dengan kekuatan
ruhiyah yang tinggi, beliau mampu memberikan motivasi dan semangat jihad kepada
saudara-saudaranya. Jadi, walaupun kemampuan komunikasi itu penting, dampaknya
mungkin hanya sementara jika tidak dibarengi dengan kekuatan ruhiyah/spiritual yang
tinggi. Hal ini sering terjadi kan? Ketika beberapa orang tampak memukau dalam
berpidato, tetapi efek setelah kurang begitu diminati.
4. Siapkan amunisi dengan banyak-banyak membaca referensi untuk materi halaqah yang
akan kita berikan. Ya.., walaupun mungkin kita sudah cukup mengerti dengan materi
tersebut, tidak ada salahnya mengulang untuk sekedar meng-upgrade pengetahuan.
Buatlah kisi-kisi materi yang sistematis, sehingga dalam penyampaian materi tidak
membosankan atau ngalor-ngidul teu paruguh (tidak jelas arahnya). Minimal mengupgrade materi satu malam sebelum pelaksanaan mentoring. Cukup alokasikan waktu
beberapa menit untuk persiapan ini. Gampang, kan?
5. Ketika akan mengisi mentoring, perhatikan penampilan kita, mulai dari ujung rambut
sampai ujung kaki (untuk ikhwan), ujung jilbab sampai ujung kaos kaki (untuk akhwat).
Modul Mentoring Semester 1

13

6.

7.

8.

9.

Bersihkan segala kotoran yang menempel di tubuh kita, baik itu kotoran fisik mapun
kotoran non-fisik. Jangan sampai penampilan kita menjadi penghambat jalan dakwah kita
dalam mengisi mentoring. Tidak perlu berlebihan, bahkan sederhana lebih diutamakan.
Berikan perhatian yang positif kepada setiap menti. Jadi jangan sampai kita tidak bisa
mengenal dan menghapal mereka lebih dari satu pekan! Ini sangat penting untuk
dilakukan, karena orang akan merasa diperhatikan ketika kita mengenal dan mengetahui
mereka, bukan hanya nama saja, bisa jadi hobi, alamat, tanggal lahir, makanan kesukaan,
dan seterusnya, perlu juga kita ketahui.
Jika memungkinkan, cobalah untuk membuat program sms dengan menti. Tidak perlu
formal, bahkan jangan sampai terlalu formal, sms ringan lebih baik. Misalnya, bertanya
mengenai kabar menti, memberikan semangat ketika UTS atau UAS, memberikan
informasi yang berguna dan dibutuhkan oleh menti, dan sebagainya. Cobalah untuk bisa
menjadi penyalur semangat mereka dengan sms ini. Ada kalanya beberapa menti merasa
enggan bertanya kepada kita dalam sebuah pertemuan halaqah, di sini kita harus cerdas,
berikanlah nomor kontak kita sambil berkata, "kalau ada masalah, apapun, sms atau
telepon saja ke nomor ini. Insya Allah kalau ada pulsa akan saya balas. Dan kalau gak
punya pun akan saya usahakan balas..., ngutang sms ke teman misalnya, hehe.. ."hal ini
terbukti efektif, karena dialami sendiri oleh beberapa orang yang telah melakukannya
(beberapa mentor yang baik hati dan dermawan terhadap pulsa mereka, semoga Allah
mengganti pulsa yang dikeluarkan dengan cinta dan surga-Nya. Aamiin)
Jangan segan-segan untuk silaturahim kepada menti. Jadi, alokasikan waktu kita untuk
menyapa dan mengobrol dimanapun kita bertemu dengan mereka (misal; di masjid ketika
ba'da salat, ketika bertemu dalam perjalanan, dan sebagainya), tapi tentunya dalam
momen yang tepat. Sekalikali ajaklah mereka main ke tempat kita untuk sekedar
akrabisasi.
Sering-seringlah mengevaluasi apa yang telah kita lakukan ketika mengisi mentoring.
Sudah sebaik apa ikhtiar yang kita lakukan. jadikan hal ini sebagai pemacu bagi kita untuk
bisa lebih baik lagi di pertemuan berikutnya.

Tentunya semua ini adalah ikhtiar yang kita lakukan. Selanjutnya, serahkan segala kepada
Allah untuk memberikan yang terbaik atas apa yang telali kita lakukan, mudah-mudahan
kemuliaan di sisi Allah dapat kita raih dengan terus istiqomah menjadi mentor.
Aamiin. Wallahu alam bis-shawab.

14

Modul Mentoring Semester 1

rogram mentoring yang dijalankan selama satu semester terdiri dari 16 pertemuan
dengan komposisi 13 pertemuan mentoring, 1 pertemuan studium general (Mentoring
Gabungan), dan 2 pertemuan digunakan untuk UTS dan UAS. Urutan pelaksanaan yang
dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Mentoring itu Penting !!!
2. Ukhuwah Islamiyah (Nikmatnya Persaudaraan Berlandaskan Iman)
3. Makna Syahadatain (Janji Setia Kepada Allah dan Rasul-Nya)
4. Marifatullah (Spirit Kontemplatif Hamba Kepada Sang Pencipta)
5. Marifatur Rasul (Kajian Nubuwwat Sosok Teladan Panutan Umat)
6. Marifatul Insan (Renungan Intuitif Hakikat Penciptaan Insan)
7. Marifatul Quran (Menguak Rahasia Mukjizat Terbaik Sepanjang Masa)
8. REVIEW TENGAH SEMESTER
9. Syumuliyatul Islam (Mengenal Konsep Islam Rahmatan lil Alamin)
10. Ghazwul Fikri (Perang Pemikiran) Menangkal Upaya Struktural Perusakan Citra Islam
11. Ahwalul Muslim al-yaum (Telaah Evaluatif Kondisi Umat Muslim Hari Ini)
12. Hamasatu syabab (Semangat Pemuda) Menelaah Gerakan Pemuda, Mahasiswa dan
Perubahan
13. Fiqh Gaul (Rambu-rambu Syari dalam Berakhlak Islami)
14. Mengenal 10 sahabat yang dijamin masuk surga (Tafsir Historis Rekam Jejak Sejarah Khoiru
Ummah)
15. Fiqhun Nisaa* ; Khusus Mentoring Akhwat
16. MUHASABAH (Refleksi Penerapan Konsep Diri Seorang Muslim)
17. REVIEW AKHIR SEMESTER

Modul Mentoring Semester 1

15

Nama Lengkap/Panggilan

: ____________________________________________________

Tempat, Tanggal Lahir

: ____________________________________________________

Alamat Lengkap

: ____________________________________________________

Nomor Telepon/HP

: ____________________________________________________

E-mail

: ____________________________________________________

Motto Hidup

: ____________________________________________________

Riwayat Pendidikan

: ____________________________________________________

Jenjang
Pendidikan

Pengalaman Organisasi

Tempat

Nama Instansi

Tahun

Nama Organisasi

Amanah

Tahun - Periode

(..)

16

Modul Mentoring Semester 1

Nama Lengkap/Panggilan
Fakultas/Jurusan/Angkatan
Tempat, Tanggal Lahir
Alamat Lengkap
Nomor Telepon/HP
E-mail
Motto Hidup

:
:
:
:
:
:
:

Nama Lengkap/Panggilan
Fakultas/Jurusan/Angkatan
Tempat, Tanggal Lahir
Alamat Lengkap
Nomor Telepon/HP
E-mail
Motto Hidup

:
:
:
:
:
:
:

Nama Lengkap/Panggilan
Fakultas/Jurusan/Angkatan
Tempat, Tanggal Lahir
Alamat Lengkap
Nomor Telepon/HP
E-mail
Motto Hidup

:
:
:
:
:
:
:

Modul Mentoring Semester 1

17

Nama Lengkap/Panggilan
Fakultas/Jurusan/Angkatan
Tempat, Tanggal Lahir
Alamat Lengkap
Nomor Telepon/HP
E-mail
Motto Hidup

:
:
:
:
:
:
:

Nama Lengkap/Panggilan
Fakultas/Jurusan/Angkatan
Tempat, Tanggal Lahir
Alamat Lengkap
Nomor Telepon/HP
E-mail
Motto Hidup

:
:
:
:
:
:
:

Nama Lengkap/Panggilan
Fakultas/Jurusan/Angkatan
Tempat, Tanggal Lahir
Alamat Lengkap
Nomor Telepon/HP
E-mail
Motto Hidup

:
:
:
:
:
:
:

18

Modul Mentoring Semester 1

Nama Lengkap/Panggilan
Fakultas/Jurusan/Angkatan
Tempat, Tanggal Lahir
Alamat Lengkap
Nomor Telepon/HP
E-mail
Motto Hidup

:
:
:
:
:
:
:

Nama Lengkap/Panggilan
Fakultas/Jurusan/Angkatan
Tempat, Tanggal Lahir
Alamat Lengkap
Nomor Telepon/HP
E-mail
Motto Hidup

:
:
:
:
:
:
:

Nama Lengkap/Panggilan
Fakultas/Jurusan/Angkatan
Tempat, Tanggal Lahir
Alamat Lengkap
Nomor Telepon/HP
E-mail
Motto Hidup

:
:
:
:
:
:
:

Modul Mentoring Semester 1

19

Nama Lengkap/Panggilan
Fakultas/Jurusan/Angkatan
Tempat, Tanggal Lahir
Alamat Lengkap
Nomor Telepon/HP
E-mail
Motto Hidup

:
:
:
:
:
:
:

Nama Lengkap/Panggilan
Fakultas/Jurusan/Angkatan
Tempat, Tanggal Lahir
Alamat Lengkap
Nomor Telepon/HP
E-mail
Motto Hidup

:
:
:
:
:
:
:

Nama Lengkap/Panggilan
Fakultas/Jurusan/Angkatan
Tempat, Tanggal Lahir
Alamat Lengkap
Nomor Telepon/HP
E-mail
Motto Hidup

:
:
:
:
:
:
:

20

Modul Mentoring Semester 1

Modul Mentoring Semester 1

21

LAPORAN PEKANAN MENTORING


Hari/Tanggal
Waktu
Tempat

Nama Mentor
Jumlah Anggota
Jumlah Anggota yang
Hadir

AGENDA ACARA
No
Kegiatan

Keterangan

Iftitah

MC :

Tilawah/Tadabbur

Dari :

Sampai :

Kultum

Tema :

Petugas :

Taujih (Penyampaian Materi) Tema :

Qodhoya & Rawai

Malumat (Pengumuman)

Rencana Mendatang

Catatan Penting Pekan Ini

22

Modul Mentoring Semester 1

LAPORAN PEKANAN MENTORING


Hari/Tanggal
Waktu
Tempat

Nama Mentor
Jumlah Anggota
Jumlah Anggota yang
Hadir

AGENDA ACARA
No
Kegiatan

Keterangan

Iftitah

MC :

Tilawah/Tadabbur

Dari :

Sampai :

Kultum

Tema :

Petugas :

Taujih (Penyampaian Materi) Tema :

Qodhoya & Rawai

Malumat (Pengumuman)

Rencana Mendatang

Catatan Penting Pekan Ini

Modul Mentoring Semester 1

23

LAPORAN PEKANAN MENTORING


Hari/Tanggal
Waktu
Tempat

Nama Mentor
Jumlah Anggota
Jumlah Anggota yang
Hadir

AGENDA ACARA
No
Kegiatan

Keterangan

Iftitah

MC :

Tilawah/Tadabbur

Dari :

Sampai :

Kultum

Tema :

Petugas :

Taujih (Penyampaian Materi) Tema :

Qodhoya & Rawai

Malumat (Pengumuman)

Rencana Mendatang

Catatan Penting Pekan Ini

24

Modul Mentoring Semester 1

LAPORAN PEKANAN MENTORING


Hari/Tanggal
Waktu
Tempat

Nama Mentor
Jumlah Anggota
Jumlah Anggota yang
Hadir

AGENDA ACARA
No
Kegiatan

Keterangan

Iftitah

MC :

Tilawah/Tadabbur

Dari :

Sampai :

Kultum

Tema :

Petugas :

Taujih (Penyampaian Materi) Tema :

Qodhoya & Rawai

Malumat (Pengumuman)

Rencana Mendatang

Catatan Penting Pekan Ini

Modul Mentoring Semester 1

25

LAPORAN PEKANAN MENTORING


Hari/Tanggal
Waktu
Tempat

Nama Mentor
Jumlah Anggota
Jumlah Anggota yang
Hadir

AGENDA ACARA
No
Kegiatan

Keterangan

Iftitah

MC :

Tilawah/Tadabbur

Dari :

Sampai :

Kultum

Tema :

Petugas :

Taujih (Penyampaian Materi) Tema :

Qodhoya & Rawai

Malumat (Pengumuman)

Rencana Mendatang

Catatan Penting Pekan Ini

26

Modul Mentoring Semester 1

LAPORAN PEKANAN MENTORING


Hari/Tanggal
Waktu
Tempat

Nama Mentor
Jumlah Anggota
Jumlah Anggota yang
Hadir

AGENDA ACARA
No
Kegiatan

Keterangan

Iftitah

MC :

Tilawah/Tadabbur

Dari :

Sampai :

Kultum

Tema :

Petugas :

Taujih (Penyampaian Materi) Tema :

Qodhoya & Rawai

Malumat (Pengumuman)

Rencana Mendatang

Catatan Penting Pekan Ini

Modul Mentoring Semester 1

27

LAPORAN PEKANAN MENTORING


Hari/Tanggal
Waktu
Tempat

Nama Mentor
Jumlah Anggota
Jumlah Anggota yang
Hadir

AGENDA ACARA
No
Kegiatan

Keterangan

Iftitah

MC :

Tilawah/Tadabbur

Dari :

Sampai :

Kultum

Tema :

Petugas :

Taujih (Penyampaian Materi) Tema :

Qodhoya & Rawai

Malumat (Pengumuman)

Rencana Mendatang

Catatan Penting Pekan Ini

28

Modul Mentoring Semester 1

LAPORAN PEKANAN MENTORING


Hari/Tanggal
Waktu
Tempat

Nama Mentor
Jumlah Anggota
Jumlah Anggota yang
Hadir

AGENDA ACARA
No
Kegiatan

Keterangan

Iftitah

MC :

Tilawah/Tadabbur

Dari :

Sampai :

Kultum

Tema :

Petugas :

Taujih (Penyampaian Materi) Tema :

Qodhoya & Rawai

Malumat (Pengumuman)

Rencana Mendatang

Catatan Penting Pekan Ini

Modul Mentoring Semester 1

29

LAPORAN PEKANAN MENTORING


Hari/Tanggal
Waktu
Tempat

Nama Mentor
Jumlah Anggota
Jumlah Anggota yang
Hadir

AGENDA ACARA
No
Kegiatan

Keterangan

Iftitah

MC :

Tilawah/Tadabbur

Dari :

Sampai :

Kultum

Tema :

Petugas :

Taujih (Penyampaian Materi) Tema :

Qodhoya & Rawai

Malumat (Pengumuman)

Rencana Mendatang

Catatan Penting Pekan Ini

30

Modul Mentoring Semester 1

LAPORAN PEKANAN MENTORING


Hari/Tanggal
Waktu
Tempat

Nama Mentor
Jumlah Anggota
Jumlah Anggota yang
Hadir

AGENDA ACARA
No
Kegiatan

Keterangan

Iftitah

MC :

Tilawah/Tadabbur

Dari :

Sampai :

Kultum

Tema :

Petugas :

Taujih (Penyampaian Materi) Tema :

Qodhoya & Rawai

Malumat (Pengumuman)

Rencana Mendatang

Catatan Penting Pekan Ini

Modul Mentoring Semester 1

31

LAPORAN PEKANAN MENTORING


Hari/Tanggal
Waktu
Tempat

Nama Mentor
Jumlah Anggota
Jumlah Anggota yang
Hadir

AGENDA ACARA
No
Kegiatan

Keterangan

Iftitah

MC :

Tilawah/Tadabbur

Dari :

Sampai :

Kultum

Tema :

Petugas :

Taujih (Penyampaian Materi) Tema :

Qodhoya & Rawai

Malumat (Pengumuman)

Rencana Mendatang

Catatan Penting Pekan Ini

32

Modul Mentoring Semester 1

LAPORAN PEKANAN MENTORING


Hari/Tanggal
Waktu
Tempat

Nama Mentor
Jumlah Anggota
Jumlah Anggota yang
Hadir

AGENDA ACARA
No
Kegiatan

Keterangan

Iftitah

MC :

Tilawah/Tadabbur

Dari :

Sampai :

Kultum

Tema :

Petugas :

Taujih (Penyampaian Materi) Tema :

Qodhoya & Rawai

Malumat (Pengumuman)

Rencana Mendatang

Catatan Penting Pekan Ini

Modul Mentoring Semester 1

33

LAPORAN PEKANAN MENTORING


Hari/Tanggal
Waktu
Tempat

Nama Mentor
Jumlah Anggota
Jumlah Anggota yang
Hadir

AGENDA ACARA
No
Kegiatan

Keterangan

Iftitah

MC :

Tilawah/Tadabbur

Dari :

Sampai :

Kultum

Tema :

Petugas :

Taujih (Penyampaian Materi) Tema :

Qodhoya & Rawai

Malumat (Pengumuman)

Rencana Mendatang

Catatan Penting Pekan Ini

34

Modul Mentoring Semester 1

LAPORAN PEKANAN MENTORING


Hari/Tanggal
Waktu
Tempat

Nama Mentor
Jumlah Anggota
Jumlah Anggota yang
Hadir

AGENDA ACARA
No
Kegiatan

Keterangan

Iftitah

MC :

Tilawah/Tadabbur

Dari :

Sampai :

Kultum

Tema :

Petugas :

Taujih (Penyampaian Materi) Tema :

Qodhoya & Rawai

Malumat (Pengumuman)

Rencana Mendatang

Catatan Penting Pekan Ini

Modul Mentoring Semester 1

35

LAPORAN PEKANAN MENTORING


Hari/Tanggal
Waktu
Tempat

Nama Mentor
Jumlah Anggota
Jumlah Anggota yang
Hadir

AGENDA ACARA
No
Kegiatan

Keterangan

Iftitah

MC :

Tilawah/Tadabbur

Dari :

Sampai :

Kultum

Tema :

Petugas :

Taujih (Penyampaian Materi) Tema :

Qodhoya & Rawai

Malumat (Pengumuman)

Rencana Mendatang

Catatan Penting Pekan Ini

36

Modul Mentoring Semester 1

Modul Mentoring Semester 1

37

38

Modul Mentoring Semester 1

Mentoring Itu Penting!!!

Pembinaan aqidah dan akhlaq generasi muda merupakan kunci untuk mengembalikan
posisi penting generasi muda sebagai tulang-punggung negara. Pemuda yang memiliki aqidah
yang kokoh dan akhlaq yang mulia merupakan tumpuan harapan umat, sosok yang akan menjadi
penolong bagi masyarakat, mengeluarkan mereka dari kegelapan menuju cahaya Islam.
Mengapa Harus Mentoring?
Mentoring merupakan sebuah model pembinaan generasi muda muslim yang telah
tersebar secara luas di sekolah-sekolah dan di kampus-kampus. Hal ini disebabkan mentoring
merupakan bentuk pembinaan yang memiliki keunggulan-keunggulan di antaranya :
1. Didapatnya pemantauan yang lebih intensif dan melekat dari seorang mentor terhadap
perkembangan kualitas peserta mentoring.
2. Lebih mendalamnya pengenalan terhadap peserta mentoring, sehingga mentor dapat
menerapkan pendekatan secara khusus kepada tiap peserta.
3. Terbangunnya ukhuwah yang lebih kokoh antar peserta mentoring.
4. Lebih dimungkinkannya pembinaan dapat berlangsung secara kontinu.
Beberapa alasan kuat kenapa kita harus mentoring :
1. Sunnah Rasul saw
2. Karena kita tidak terlahir pintar
3. Menuju perubahan pribadi dan peradaban
4. Akselerasi kedewasaan
5. Sarana efektif implementasi ukhuwah
6. Jalan menuju kebangkitan Islam
Kenikmatan yang besar
Individu dan masyarakat yang mengikuti mentoring islam dirinya akan dibimbing,
dibangun, dan dipelihara oleh nilai-nilai Islam yang mulia. Dirinya akan jauh dari kejahiliyahan.
Bebas dari jahiliyah maka ia akan mengikatkan dirinya kepada Allah SWT sehingga ikatan ini akan
meninggikan status dan derajatnya di sisi Allah. Kehidupan mereka akan selamat di dunia dan
juga di akhirat.
Hasil mentoring adalah kenikmatan yang besar yaitu berupa pengetahuan, harga diri,
kekuatan, dan persatuan. Dengan ilmu yang benar yang kita dapati melalui mentoring mampu
menjadikan kita manusia yang berilmu dan sadar atas tingkah laku yang kita lakukan. Mempunyai
izzah Islam berarti mengembalikan dirinya hanya kepada Allah, bukan kepada benda-benda yang
tidak bernilai. Dengan izzah ini juga terdapat kekuatan Islam karena semangat yang
ditumbuhkan melalui aktifitas mentoring dapat membangkitkan suasana kecintaan dan
perjuangan. Akhirnya melalui mentoring kita dapat disatukan dengan fikrah dan amal.
Banyak kenikmatan yang diperoleh melalui mentoring, selain mentoring ini adalah
sunnah nabi saw ataupun arahan dari Allah, maka mentoring ini mengandung banyak manfaat
Modul Mentoring Semester 1

39

bagi diri, keluarga, masyarakat dan juga bangsa. Dengan mentoring, pribadi manusia menjadi
jauh dari kebodohan yang kemudian ia dapat menaikkan harga dirinya kepada derajat mulia dan
iapun mampu mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat. Insyaa Allah.
Tanpa mentoring maka syetan senantiasa mengganggu dan menjadikan kita sesat. Tanpa
tarbiyah kita akan mudah sesat dan kita akan dijauhkan dari Islam. Dengan mentoring maka
tawasau bil haq dan bish shobr akan berjalan sehingga dengan mentoring akan tercegah
kemungkinan syetan membawa kita kepada kesesatan.
Suatu kerugian apabila kita meninggalkan mentoring. Tanpa mentoring kita tidak
mendapat kejayaan. Hadirnya mentoring untuk menyelamatkan ummat jahiliyah adalah suatu
hal yang beriringan dengan turunnya Islam.
Kedewasaan Berislam
"Mas, ada teman saya yang tidak diperbolehkan orang tuanya ikut mentoring, khawatir
jadi fanatik dan teroris". Fanatisme berlebihan terjadi karena dogmatis yang tanpa ada
diskusi dan interpretasi. Islam tidak seperti itu, kita diberikan kesempatan untuk bertanya
seluas dan sedalam mungkin, kita bahkan ditantang untuk membuktikan kebenaran Islam
dalam Al Quran, dan percayakah kamu, Malaikat saja bertanya ! Mempertanyakan
kepemimpinan manusia di bumi ? Dan, mereka tidak disebut Allah dengan kurang ajar
loh. So, ,mau menjadikan Islam sebagai sebuah gaya hidup ? Setelah kamu jadi peneliti,
pengusaha, hingga dosen, kamu akan kehilangan ruh dan karakter kuat manakala tidak
punya prinsip yang kuat, dan saya yakin, Islam adalah prinsip hidup yang paling nyaman
dan menyenangkan buat manusia.
Kedewasaan Pengetahuan
Dalam mentoring, kita tidak hanya diskusi terkait agama doang. banyak hal yang kita
diskusikan lho. Mulai dari bisnis, sampe tugas-tugas kuliah. kebayang kan, bagaimana
asyiknya mentoring? apalagi dimentori sama mentor-mentor kece yang bisa dijadikan
role model kehidupan kita. Pasti tambah semangat kuliah deh!
Kedewasaan Psikologis
Manusia itu makhluk simple yang kompleks. Makhluk sosial dan juga individu. Hamba
Allah sekaligus khalifah di bumi-Nya. Keren kan? dengan status keren seperti itu,
tentunya dibutuhkan kedewasaan psikologis yang matang. dan kita bisa mendapatkannya
dalam mentoring lho! kita bakal bertemu dengan manusia-manusia keren dengan
berbagai macam karakter. Setiap kali diskusi, tentunya akan dibenturkan dengan
berbagai macam kepentingan dan ideologi. belajar bersosial dan hidup bermasyarakat.
Hal inilah yang akan mempercepat kedewasaan kita.
Hmmm, anak-anak seni dan desain memang unik. Bahkan ada yang bertanya kenapa kok
mentoring baru gencar-gencar belakangan ya? terus, apakah mentoring hanya untuk
orang Islam? Wait... jangan salah, mentoring itu metode kuno yang sudah terbukti
kesuksesannya dalam mentransfer ilmu. dan metode mentoring ini tidak cuma dipakai
umat Islam lho. Tahu teman satu mentoring-nya Einstein ? Ya, Schrodinger! Dan tahu

40

Modul Mentoring Semester 1

nama komunitas diskusinya ? Ya, The Royal Society, yang sudah ada semenjak Sir Isaac
Newton hingga Stephen Hawking sekarang.
Kisah Inspiratif : Romansa Soekarno, Musso, dan Kartosuwiryo
Kita perlu mengetahui tentang romantisme kisah klasik mentoring pejuang kita bersama
HOS Cokroaminoto.
Sesungguhnyalah, republik ini berdiri atas sokongan berbagai aliran ideologi. Para aktivis
beraliran kiri, kanan, tengah, bahkan liberal sekalipun, ikut andil dalam perjuangan merebut dan
mempertahankan kemerdekaan. Hingga puncak proklamasi 17 Agustus 1945, mereka bersatu
padu.
Bulir masalah baru menampakkan diri setelah proklamasi. Aliran liberal menghendaki
Indonesia menjadi negara Uni Belanda dan menerapkan sistem demokrasi ala Barat. Para
pejuang kiri, yang dipimpin oleh Musso, berusaha menjadikan komunisme menjadi ideologi
negara. Sementara aktivis kanan, yang dipimpin Kartosuwiryo, menghendaki lahirnya negara
Islam.
Bung Karno? Proklamator dengan endapan banyak ideologi, mulai dari marxis, das
capital, komunis, bahkan kajian Alquran dan hadits, Injil, Weda dan berbagai kitab lain. Pancasila
adalah ideologi yang ia tawarkan. Pancasila adalah ideologi yang tumbuh dari bumi pertiwi.
Dan tahukah kalian? Soekarno, Musso, dan Kartosuwiryo adalah satu asrama yang
dimentori oleh HOS Cokroaminoto ketika masa mudanya. Terlepas dari perbedaan ideologi dari
ketiganya, hal ini membuktikan betapa efektifnya mentoring dalam menelurkan pemikiran dan
kader-kader ideologis di masa depan.

Modul Mentoring Semester 1

41

Ukhuwah Islamiyah
Nikmatnya Persaudaraan Berlandaskan Iman

Makna Ukhuwah Islamiyah


Kata ukhuwah berakar dari kata kerja akha, misalnya dalam kalimat akha fulanun
shalihan, (Fulan menjadikan Shalih sebagai saudara). Makna ukhuwah menurut Imam Hasan Al
Banna: Ukhuwah Islamiyah adalah keterikatan hati dan jiwa satu sama lain dengan ikatan aqidah.
Hakekat Ukhuwah Islamiyah:
1. Nikmat Allah (Q.S. 3:103)
2. Perumpamaan tali tasbih (Q.S.43:67)
3. Merupakan arahan Rabbani (Q.S. 8:63)
4. Merupakan cermin kekuatan iman (Q.S.49:10)
Perbedaan Ukhuwah Islamiyah dan Ukhuwah Jahiliyah:
Ukhuwah Islamiyah bersifat abadi dan universal karena berdasarkan akidah dan syariat Islam
Ukhuwah Jahiliyah bersifat temporer (terbatas waktu dan tempat), yaitu ikatan selain ikatan
akidah (missal: ikatan keturunan orang tua-anak, perkawinan, nasionalisme, kesukuan,
kebangsaan, dan kepentingan pribadi).
Al Islaamu Nidzomun syamilun yatanaawalu madzaahiral hayaati jamian,
Sebuah pernyataan yang sangat fantastis dari Imam Syahid Hasan Al Banna ketika beliau
memberikan pemahaman kepada kita tentang Islam sebagai agama yang syamil (menyeluruh).
Tidak ada agama di dunia ini yang mengatur kehidupan umatnya secara detil, rinci dan
komprehensif selain Islam. Salah satu aspek yang diatur dalam kehidupan adalah mengenai
ukhuwah.
Ukhuwah secara bahasa adalah persaudaraan, dari akar kata yang mulanya berarti
memperhatikan. Ukhuwah fillah atau persaudaraan sesama muslim adalah suatu model
pergaulan antar manusia yang prinsipnya telah digariskan dalam al Quran dan Hadist, yaitu
suatu wujud persaudaraan karena Allah.
Sejarah telah membuktikan bahwa wujud persaudaraan muslim mampu membentuk
suatu komunitas masyarakat yang kokoh dan bersatu pada suatu peradaban ummah yang terbaik
dan mampu bertahan selama 8 abad. Hal ini senada dengan pengakuan jujur seorang orientalis
berkebangsaan Perancis, Gustav Le Bon yang mengatakan bahwa peradaban Islam untuk jaya
hanya butuh 80 tahun dan mampu bertahan 800 tahun untuk kemudian mengalami
kemunduran. Sedangkan peradaban Romawi untuk jaya membutuhkan waktu 800 tahun dan
untuk runtuh hanya butuh waktu 80 tahun.

42

Modul Mentoring Semester 1

Sifat persaudaraan sebagai manifestasi ketaatan kepada Allah akan melahirkan sifat
lemah lembut, kasih sayang, saling mencintai dan tolong menolong. Itulah hakikat dari ukhuwah
sebagaimana Firman Allah SWT dan sabda Nabi SAW berikut ini:


)12(

Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan prasangka (kecurigaan), karena
sebagian dari prasangka itu dosa. dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah
menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging
saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. dan bertakwalah
kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang. QS:49:12














Dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Jauhilah oleh kalian prasangka, sebab
prasangka itu adalah ungkapan yang paling dusta. Dan janganlah kalian mencari-cari aib orang
lain, jangan pula saling menebar kebencian dan jadilah kalian orang-orang yang bersaudara.
(HR. Bukhari).
Salah satu pilar dari ukhuwah adalah taawun, yang berarti saling membantu. Konsep ini
ditegaskan oleh Allah SWT dalam surat Al Maidah ayat 2.





)2(

Saling tolong menolonglah dalam kebaikan dan takwa dan jangan menjalankannya
dalam berbuat dosa dan pelanggaran. (QS 5:2)
Dalam hadist juga disebutkan tentang hal ini, diantaranya :

(BUKHARI - 2262) : Dari 'Uqail dari Ibnu Syihab bahwa Salim mengabarkannya bahwa
'Abdullah bin 'Umar radliallahu 'anhuma mengabarkannya bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam bersabda: "Seorang muslim adalah saudara bagi muslim lainnya, dia tidak
menzhaliminya dan tidak membiarkannya untuk disakiti. Siapa yang membantu kebutuhan
saudaranya maka Allah akan membantu kebutuhannya. Siapa yang menghilangkan satu
kesusahan seorang muslim, maka Allah menghilangkan satu kesusahan baginya dari kesusahankesusahan hari qiyamat. Dan siapa yang menutupi (aib) seorang muslim maka Allah akan
menutup aibnya pada hari qiyamat".
Modul Mentoring Semester 1

43

Tidaklah dua orang muslim berjumpa, lalu keduanya berjabat tangan, kecuali keduanya
diampuni sebelum keduanya bepisah. (H.R. Abu Daud)
Diriwayatkan oleh Imam Malik dalam Al Muwatha dari abi Idris Al Khaulany rahimahullah
bahwa ia berkata:
Aku pernah masuk Masjid Damaskus. Tiba-tiba aku jumpai seorang pemuda yang murah
senyum yang dikerumuni banyak orang. Jika Mereka berselisih tentang sesuatu maka mereka
mengembalikan kepada pemuda tersebut dan meminta pendapatnya. Aku bertanya tentang dia,
lalu dikatakan oleh mereka,Ini Muadz bin Jabal. Keesokan harinya , pagi-pagi sekali aku datang
ke masjid itu lagi dan kudapati dia telah berada di sana tengah melakukan shalat. Kutunggu
sampai dia selesai melakukan shalat kemudian aku temui dan kuucapkan salam kepadanya. Aku
berkata,Demi Allah aku mencintaimu. Lalu ia bertanya.Apakah Allah tidak lebih kau cintai? Aku
jawab,Ya Allah aku cintai. Lalu ia memegang ujung selendangku dan menariknya seraya
berkata,Bergembiralah karena sesungguhnya aku pernah mendengar Rasulullah saw,
berabda,Allah berfirman, cinta-Ku pasti akan mereka peroleh bagi orang yang saling memadu
cinta karena Aku, saling mengunjungi karena Aku, dan saling memberi karena Aku.
Peringkat-peringkat ukhuwah
Taaruf adalah saling mengenal sesama manusia. Saling mengenal antara kaum muslimin
merupakan wujud nyata ketaatan kepada perintah Allah SWT (Q.S. Al Hujurat: 13)
Tafahum adalah saling memahami. Hendaknya seorang muslim memperhatikan keadaan
saudaranya agar bisa bersegera memberikan pertolongan sebelum saudaranya meminta,
karena pertolongan merupakan salah satu hak saudaranya yang harus ia tunaikan.
Abu Hurairah r.a., dari Nabi Muhammad saw., beliau bersabda, Barangsiapa
menghilangkan kesusahan seorang muslim, niscaya Allah akan menghilangkan satu
kesusahannya di hari kiamat. Barang siapa menutupi aib di hari kiamat. Allah selalu
menolong seorang hamba selama dia menolong saudaranya. (H.R. Muslim)
Taawun adalah saling membantu tentu saja dalam kebaikan dan meninggalkan
kemungkaran
Yang paling tinggi adalah "al-itsar"
Itsar ialah sifat mementingkan (memprioritaskan) orang lain dari pada diri sendiri walaupun
kita lebih butuh karena semata-mata mencari ridha Allah.
lbnu Umar berkata, "Salah seorang sahabat Nabi diberi hadiah sebuah kepala kambing oleh
seseorang. Dia berkata : si anu lebih butuh dari saya. Maka kepala kambing itu diberi kepada
si anu. Kemudian ia pun memberikan kepada tetangganya yang lebih butuh, dan demikianlah
seterusnya hingga busuk setelah melalui tujuh orang".
Salah seorang Anshar berkata kepada salah seorang Muhajir, "Ambillah seperdua dari
hartaku dan pilihlah dari dua istriku yang kamu senangi, aku ceraikan dia lalu aku nikahkan
kamu dengannya". (HR. Muslim)

44

Modul Mentoring Semester 1

Seorang Anshar menjamu tamunya seorang Muhajir. Di rumah Anshar tidak ada makanan
kecuali sedikit makanan bayi. Karena itsar, Anshar menyuguhkan makanan bayi itu kepada
Muhajir, dan berkata kepada istrinya : tidurkan anak-anakmu dan matikan lampu, lalu
suguhkan makanan itu kepada tamu. Kita duduk bersamanya, kita seolah-oiah makan
bersama dia, padahal kita tidak makan. Malam itu, Anshar sekeluarga tidur dalam keadaan
menahanlapar demi itsar kepada saudaranya Muhajir, Keesokan harinya, kepada keluarga
Anshar, Nabi SAW berkata : Allah sungguh takjub melihat perbuatanmu kepada tamumu
semalam'. (HR. Bukhari & Muslim).
Yang paling rendah adalah "salamah ash-shadr"
Yang dimaksud dengan salamah ash-shadr adalah tidak adanya sedikitpun rasa benci, hasad,
dendam dsb. dalam hati terhadap saudara kita.
Kiat memupuk salamah ash-shadr
a. Selalu berfikir posifif
b. Selalu berprasangka baik
c. Selalu mengingat kebaikan orang lain dan melupakan keburukannya
d. Selalu mengingat keburukan kita kepada orang lain dan melupakan kebaikan kita kepada
orang lain.
e. Selalu berdo'a agar diberi dada yang lapang terhadap saudara kita seiman dan seagama.
Hal-hal yang menguatkan ukhuwah islamiyah
1. Memberitahukan kecintaan kepada yang kita cintai
Hadits yang diriwayatkan oleh Anas bin Malik bahwa Rasulullah bersabda: Ada seseorang
berada di samping Rasulullah lalu salah seorang sahabat berlalu di depannya. Orang yang
disamping Rasulullah tadi berkata: Aku mencintai dia, ya Rasullah. Lalu Nabi menjawab:
Apakah kamu telah memberitahukan kepadanya? Orang tersebut menjawab: Belum.
Kemudian Rasulullah bersabda: Beritahukan kepadanya. Lalu orang tersebut
memberitahukan kepadanya seraya berkata: Sesungguhnya aku mencintaimu karena Allah.
Kemudian orang yang dicintai itu menjawab: Semoga Allah mencintaimu karena engkau
mencintaiku karena-Nya.
2. Memohon didoakan bila berpisah
Tidak seorang hamba mukmin berdoa untuk saudaranya dari kejauhan melainkan malaikat
berkata: Dan bagimu juga seperti itu (H.R. Muslim)
3. Menunjukkan kegembiraan dan senyuman bila berjumpa
Janganlah engkau meremehkan kebaikan (apa saja yang dating dari saudaramu), dan jika
kamu berjumpa dengan saudaramu maka berikan dia senyum kegembiraan. (H.R. Muslim)
4. Berjabat tangan bila berjumpa (kecuali non muhrim)
Tidak ada dua orang mukmin yang berjumpa lalu berjabatan tangan melainkan keduanya
diampuni dosanya sebelum berpisah. (H.R Abu Daud dari Barra)
5. Sering bersilaturahmi (mengunjungi saudara)
6. Memberikan hadiah pada waktu-waktu tertentu
7. Memperhatikan saudaranya dan membantu keperluannya
Modul Mentoring Semester 1

45

8. Memenuhi hak ukhuwah saudaranya


9. Mengucapkan selamat berkenaan dengan saat-saat keberhasilan
Hak- Hak Berukhuwah
Hak-hak persaudaraan dalam Islam dibagi kedalam dua bagian, yakni
1. Hak-Hak Umum, antara lain
a. Mengucapkan salam
b. Membalas salam
c. Menjenguk orang sakit
d. Mengantar jenasah
e. Memenuhi undangan
f. Mendo'akan orang bersin
g. Menolong orang yang dianiaya
h. Membantu orang yang kesusahan
i. Menutupi kekurangan orang lain
j. Menjauhi segala yang mungkin menyakiti atau mengganggu
2. Hak-Hak Khusus, antara lain :
a. Boleh makan di rumah saudara (teman) tanpa izinnya
b. Tidak boleh saling meng-hajr lebih dari tiga hari
c. Menutupi kesalahan, aib dan kekurangannya.
Hal-Hal Yang Diperlukan Dalam Membina Ukhuwah
1. I'tisham bi Hablillah (Berpegang teguh pada tali Allah).
2. Ta'lif Al-Qulub (Menyatukan Hati).
3. Sikap Tasamuh (Toleransi) dan Pema'af. (QS. 3:133-134, 2:109, 2:237-263, 4:149, 16:126,
5:13 dan 15:85)
4. Musyawarah (QS. 42:38 dan 3:159)
5. Ta'awun (Tolong-menolong) (QS. 5:2)
6. Takaful Al-ljtima'i
7. Istiqamah (QS. 9:7, 41:30, 46:13 dan 72:16)
Hal-Hal Yang Dapat Merusak Ukhuwah
Dalam QS. Al-Hujurat (49) ayat 11 disebutkan, antara lain:
1. Mengolok-olok (as-sukhriyah)
2. Mencela (al-Iamz)
3. Memberi gelar yang buruk (at-tanabuz bi al-alqab)
4. Prasangka buruk (su'u azh-zhan)
5. Memata-matai (at-tajassus)
6. Menggunjing (al-ghibah)
Manfaat Ukhuwah Islamiyah
1. Merasakan lezatnya iman
2. Mendapatkan perlindungan Allah di hari kiamat (termasuk dalam 7 golongan yang dilindungi)
3. Mendapatkan tempat khusus di surga (Q.S. 15:45-48)

46

Modul Mentoring Semester 1

Di antara unsur-unsur pokok dalam ukhuwah adalah cinta. Tingkatan cinta yang paling
rendah adalah husnudzon yang menggambarkan bersihnya hati dari perasaan hasad, benci,
dengki, dan bersih dari sebab-sebab permusuhan.
Al-Quran menganggap permusuhan dan saling membenci itu sebagai siksaan yang
dijatuhkan Allah atas orang-orang yang kufur terhadap risalahNya dan menyimpang dari ayatayatNya. Sebagaiman firman Allah Swt dalam Q.S. Al-Maidah:14
Ada lagi derajat (tingkatan) yang lebih tinggi dari lapang dada dan cinta, yaitu itsar. Itsar
adalah mendahulukan kepentingan saudaranya atas kepentingan diri sendiri dalam segala
sesuatu yang dicintai. Ia rela lapar demi kenyangnya orang lain. Ia rela haus demi puasnya prang
lain. Ia rela berjaga demi tidurnya orang lain. Ia rela bersusah payah demi istirahatnya orang lain.
Ia pun rela ditembus peluru dadanya demi selamatnya orang lain.
Islam menginginkan dengan sangat agar cinta dan persaudaraan antara sesama manusia
bisa merata di semua bangsa, antara sebagian dengan sebagian yang lain. Islam tidak bisa
dipecah-belah dengan perbedaan unsure, warna kulit, bahasa, iklim, dan atau batas negara,
sehingga tidak ada kesempatan untuk bertikai atau saling dengki, meskipun berbeda-beda dalam
harta dan kedudukan.
***
Saudaraku, kekuatan ukhuwah memang hanya dapat dibangkitkan dengan kemuliaan
akhlak. Oleh karena itu, tampaknya kita amat merindukan pribadi-pribadi yang menorehkan
keluhuran akhlak. Pribadi-pribadi yang aneka macam buah pikirannya, sesederhana apa pun,
adalah buah pikiran yang sekuat-kuatnya dicurahkan untuk meringankan atau bahkan
memecahkan masalah-masalah yang menggelayut pada dirinya sendiri maupun orang-orang di
sekelilingnya sehingga berdialog dengannya selalu membuahkan kelapangan.
Tatapan matanya adalah tatapan bijak bestari sehingga siapa pun niscaya akan
merasakan kesejukan dan ketenteraman. Wajahnya adalah cahaya cemerlang yang sedap
dipandang lagi mengesankan karena menyemburatkan kejujuran itikad. Sementara itu, senyum
yang tak pernah lekang menghias bibirnya adalah sedekah yang jauh lebih mahal nilainya
daripada intan mutiara. Tak akan pernah terucap dari lisannya, kecuali untaian kata-kata yang
penuh hikmah, menyejukkan, membangkitkan keinsyafan, dan meringankan beban derita
siapapun yang mendengarkannya.
Jabat tangannya yang hangat adalah jabat tangan yang mempertautkan seerat-eratnya
dua hati dan dua jiwa yang tiada terlepas, kecuali diawali dan diakhiri dengan ucapan salam.
Kedua tangannya teramat mudah terulur bagi siapa pun yang membutuhkannya. Sementara itu,
bimbingan kedua tangannya, tidak bisa tidak, selalu akan bermuara di majelis-majelis yang
diberkahi Allah Azza wa Jalla.
Dengan demikian, umat Islam harus memanfaatkan momentum hijriyah ini dengan
berhijrah dari keberpecahbelahan menuju ukhuwah islamiyah, seraya menepis remah-remah
Modul Mentoring Semester 1

47

jahiliyah dari hati ini. Memiliki qalbu yang bersih dan selamat harus di atas segala-galanya agar
kita mampu mengevaluasi diri dengan sebaik-baiknya dan menatap jauh ke depan agar Islam
benar-benar dapat termanifestasikan menjadi rahmatan lil 'aalamiin dan umat pemeluknya
benar-benar menjadi "sebaik-baik umat" yang diturunkan di tengah-tengah manusia.
Wallahu a'lam.

48

Modul Mentoring Semester 1

Makna Syahadatain
Janji Setia Kepada Allah dan Rasul-Nya

Syahadat merupakan hal yang sangat penting bagi seseorang, yang akan menentukan
perjalanan kehidupannya. Dengan syahadat, orientasi duniawi (baca; materiil) akan berubah
menjadi orientasi ukhrawi yang secara langsung atau tidak dapat merubah tujuan dan perjalanan
hidup seseorang. Dan dengan syahadat ini pulalah, Rasulullah SAW mengubah kondisi
masyarakat Arab, dari kehidupan yang jahili menuju kehidupan yang Islami.
Syahadat membawa perubahan mendasar dalam jiwa setiap insan. Syahadat merubah
kondisi masyarakat dari akarnya yang paling bawah; yaitu dari sisi relung hatinya yang paling
dalam. Ketika hati telah berubah, maka segala gerak gerik, tingkah laku, pola pikir, kejiwaan dan
segala tindak tanduk akan berubah pula.
Namun tentulah untuk dapat mewujudkan perubahan seperti itu, harus terlebih dahulu
memahami hakekat yang terkandung dalam kalimat yang membawa perubahan itu. Para
sahabat, yang mereka semua sebagian besar orang Arab, sangat memahami makna yang
terkandung dalam kalimat tersebut. Sehingga ketika mereka mengucapkannya, merekapun
mengetahui dan memahami konsekwensi yang bakal mereka terima dari ucapannya. Oleh
karena itulah, tidak sedikit kasus adanya penolakan dari mereka untuk mengucapkan kalimat
tersebut. Bahkan diantara mereka ada yang mengatakan akan dapat mengatakan sepuluh
kalimat, asalkan bukan kalimat yang satu itu.
Urgensi Syahadatain
Dari sinilah, kita dapat memetik urgensi (baca ; ahammiyah) dari syahadat. Dan terdapat
beberapa urgensi syahadat penting lainnya. Diantaranya adalah:


)
1. (

Syahadat merupakan pintu gerbang masuk ke dalam Islam.
Karena pada hakekatnya, syahadat merupakan pemisah seseorang dari kekafiran menuju
Iman. Artinya dengan sekedar mengucapkan syahadat, seseorang telah dapat dikatakan
sebagai seorang muslim. Demikian pula sebaliknya, tanpa mengucapkan syahadat, seseorang
belum dapat dikatakan sebagai seorang muslim, kendatipun baiknya orang tersebut.
Dalam syahadat seseorang akan mengakui bahwa hanya Allah lah satu-satunya Dzat yang
mengatur segala sesuatu yang ada di jagad raya, termasuk mengatur segala aspek kehidupan
manusia dengan mengutus seorang rasul yang ditugaskan untuk membimbing umat manusia,
yaitu nabi Muhammad SAW.
)

2. (



Syahadat merupakan intisari dari ajaran Islam.
Modul Mentoring Semester 1

49

Karena syahadat mencakup dua hal: Pertama konsep la ilaha ilallah; merealisasikan segala
bentuk ibadah hanya kepada Allah, baik yang dilakukan secara pribadi maupun secara
bersamaan (berjamaah). Dari sini akan melahirkan keikhlasan kepada Allah SWT. Kedua,
konsep Muhammad adalah utusan Allah, mengantarkan pada makna bahwa konsep ini
menjadi konsep yang mengharuskan kita untuk mengikuti tatacara penyembahan kepada
Allah sebagaimana yang diajarkan oleh Rasulullah SAW. Atau dengan kata lain sering disebut
dengan ittiba.

)
3. (


Syahadat merupakan dasar perubahan total, baik pribadi maupun masyarakat.
Karena syahadat dapat merubah kondisi suatu masyarakat, bangsa dan negara secara
menyeluruh, dengan sentuhan yang sangat dalam yaitu dari dalam tiap diri insan. Karena jika
seseorang dapat berubah, maka ia akan menjadi perubah yang akan merubah
masyarakatnya. Allah berfirman dalam (QS. 13 : 11) :


Sesungguhnya Allah tidak akan merubah kondisi suatu kaum, hingga mereka mau merubah
diri mereka sendiri.




)
4. (


Syahadat merupakan hakekat dawah Rasulullah SAW.
Karena pada hekekatnya dawah Rasulullah SAW adalah dawah untuk menegakkan dua hal;
yaitu mentauhidkan Allah. Dan kedua menggunakan metode Rasulullah SAW dalam
merealisasikan ibadah kepada Allah SWT.

)

5. (

Syahadat memiliki keutamaan yang besar.
Diantaranya keutamaanya adalah sebagaimana yang digambarkan dalam hadits berikut:















Dari Ubadah bin al-Shamit, aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, Barang siapa yang
bersaksi tiada tuhan selain Allah dan bahwasanya Muhammad adalah utusan Allah, maka
Allah akan mengharamkam neraka baginya. (HR. Muslim)
Arti Kata Syahadat
Ditinjau dari segi bahasa, sedikitnya terdapat tiga arti dari kata syahadat, ketiga makna tersebut
adalah :
1. ( / )Pernyataan
Mengenai makna ini, Allah menggambarkan dalam Al-Quran (QS. 3 : 18) :


50

Modul Mentoring Semester 1

Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia,
Yang menegakkan keadilan. Para malaikat dan orang-orang yang berilmu (juga menyatakan
yang demikian itu). Tak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, Yang Maha
Perkasa lagi Maha Bijaksana.
Seseorang yang bersyahadat, berarti ia telah menyatakan sesuatu, sesuai dengan apa yang
dinyatakannya. Dalam hal ini seseorang menyatakan bahwa tiada tuhan selain Allah dan
bahwanya Muhammad adalah utusan Allah.
2. ( / )Sumpah
Allah berfirfirman (QS. 24 : 6):








Dan orang-orang yang menuduh isterinya (berzina), padahal mereka tidak ada mempunyai
saksi-saksi selain diri mereka sendiri, maka persaksian orang itu ialah empat kali bersumpah
dengan nama Allah, sesungguhnya dia adalah termasuk orang-orang yang benar.
Seseorang yang bersyahadat, maka ia sesungguhnya telah menyatakan diri dengan
bersumpah, bahwa tiada tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah.
3. ( / )Perjanjian
Allah berfirman (QS. 2 : 84) :


Dan (ingatlah), ketika Kami mengambil janji dari kamu (yaitu): kamu tidak akan
menumpahkan darahmu (membunuh orang), dan kamu tidak akan mengusir dirimu
(saudaramu sebangsa) dari kampung halamanmu, kemudian kamu berikrar (akan
memenuhinya) sedang kamu mempersaksikannya.
Seorang yang bersyahadat, sesungguhnya ia telah berjanji kepada Allah SWT untuk
mentauhidkannya (tiada tuhan selain Allah), demikian juga berjanji untuk menjadikan nabi
Muhammad adalah benar-benar utusan Allah, yang harus ia ikuti.
Syarat Diterimanya Syahadat
Melihat makna syahadat di atas, kita dapat mengambil kesimpulan bahwa ternyata
syahadat bukanlah merupakan hal sepele yang ringan diucapkan oleh lisan. Namun syahadat
memiliki konsekwensi yang demikian besarnya di hadapan Allah SWT. Oleh karena itulah, kita
melihat para sahabat Rasulullah SAW yang langsung memiliki perubahan yang besar dalam diri
mereka, setelah mengucapkan kalimat tersebut.
Berkenaan dengan hal ini, kita perlu melihat sejauh mana batasan-batasan yang dapat
menjadikan syahadat kita dapat diterima oleh Allah SWT. Para ulama memberikan beberapa
batasan, agar syahadat seseorang dapat diterima. Diantaranya adalah:

Modul Mentoring Semester 1

51

1. ( ) Didasari dengan ilmu.


Yaitu (pengetahuan) tentang makna yang dikandung dalam syahadat, dengan pengetahuan
yang menghilangkan rasa ketidaktahuan tentang syahadat yang akan diucapkannya itu. Allah
berfirman (QS. 47 : 19) :




Maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada Tuhan (Yang Haq) melainkan Allah dan
mohonlah ampunan bagi dosamu dan bagi (dosa) orang-orang mu'min, laki-laki dan
perempuan. Dan Allah mengetahui tempat kamu berusaha dan tempat tinggalmu.
2. ( ) Didasari dengan keyakinan
Artinya seseorang ketika mengucapkan syahadat, tidak hanya sekedar didasari rasa tahu
bahwa tiada tuhan selain Allah, namun rasa tahu tersebut harus menjadi sebuah keyakinan
dalam dirinya bahwa memang benar-benar hanya Allah Rab semesta alam. Allah berfirman
(QS. 49 : 15):






Sesungguhnya orang-orang yang beriman hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah
dan Rasul-Nya kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjihad dengan harta dan jiwa
mereka pada jalan Allah, mereka itulah orang-orang yang benar.
3. ( ) Didasari dengan keikhlasan
Keyakinan mengenai keesaan Allah itupun harus dilandasi dengan keikhlasan dalam hatinya
bahwa hanya Allah lah yang ia jadikan sebagai Rab, tiada sekutu, tiada sesuatu apapun yang
dapat menyamainya dalam hatinya. Keiklasana seperti ini akan menghilangkan rasa syirik
kepada sesuatu apapun juga. Allah berfirman (QS. 98 : 5):





Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan
keta`atan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus, dan supaya mereka
mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus.
4. ( ) Didasari dengan kejujuran
Persaksian itu juga harus dilandasi dengan kejujuran, artinya apa yang diucapkannya oleh
lisannya itu sesuai dengan apa yang terdapat dalam hatinya. Karena jika lisannya
mengucapkan syahadat, kemudian hatinya meyakini sesuatu yang lain atau bertentangan
dengan syahadat itu, maka ini merupakan sifat munafik. Allah berfirman (QS. 2 : 8 9):
*





*
Di antara manusia ada yang mengatakan: "Kami beriman kepada Allah dan Hari kemudian",
padahal mereka itu sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman. Mereka hendak menipu
Allah dan orang-orang yang beriman, pada hal mereka hanya menipu dirinya sendiri sedang
mereka tidak sadar.

52

Modul Mentoring Semester 1

5. ( ) Didasari dengan rasa cinta/ keridhaan


Maknanya adalah bahwa seseorang harus memiliki rasa kecintaan kepada Allah SWTdalam
bersyahadat. Karena dengan adanya rasa cinta ini, akan dapat menghilangkan rasa kebencian
kepada Allah dan al-Islam. Allah SWT berfirman (QS. 2 : 165):








Dan di antara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah;
mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang
beriman sangat cinta kepada Allah. Dan jika seandainya orang-orang yang berbuat zalim itu
mengetahui ketika mereka melihat siksa (pada hari kiamat), bahwa kekuatan itu kepunyaan
Allah semuanya dan bahwa Allah amat berat siksaan-Nya (niscaya mereka menyesal).
6. ( ) Didasari dengan rasa penerimaan
Syahadat yang diucapkan juga harus diiringi dengan rasa penerimaan terhadap segala makna
yang terkandung di dalamnya, yang sekaligus akan menghilangkan rasa ketidak
penerimaan terhadap makna yang dikandung syahadat tersebut. Allah berfirman (QS. 33 :
36):








Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mu'min dan tidak (pula) bagi perempuan yang mu'min,
apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan
(yang lain) tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka
sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata.
7. ()
Didasari dengan rasa kepatuhan (terhadap konsekwensi syahadat).
Terakhir adalah bahwa syahadat memiliki konsekwensi dalam segala aspek kehidupan
seorang muslim. Oleh karenanya seorang muslim harus patuh terhadap segala konseksensi
yang ada, yang sekaligus menghilangkan rasa ketidakpatuhan serta keengganan untuk tidak
melaksanakan perintah dan meninggalkan larangan Allah dan Rasulullah SAW. Allah
berfirman (QS. 24 : 51):





Sesungguhnya jawaban orang-orang mu'min, bila mereka dipanggil kepada Allah dan rasulNya agar rasul menghukum (mengadili) di antara mereka ialah ucapan." "Kami mendengar
dan kami patuh." Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.

Modul Mentoring Semester 1

53

Makna Syahadatain
1. Uraian makna dan fungsi kata La ilaha ilallah ()
Kata

Makna

Fungsi

La ()

Tiada/ Tidak

Nafi (): Peniadaan

Ilaha ()

Tuhan
disembah)

Illa ()

Kecuali

Adatul Istisna () :
pengecualian.

Allah ()

Allah SWT

Al-Mustasna ( ):yang
dikecualikan

(yang Manfa (): yang dinafikan/


ditiadakan.

2. Arti la ilaha ilallah


Ilah secara bahasa memiliki arti sesuatu yang disembah. Dimensi Ilah dalam kehidupan ini
dapat mencakup makna yang luas, diantaranya adalah :
a) Malik ( )raja/ pemiliki :
Tiada Pemiliki/ Raja selain Allah SWT/ Tiada kerajaan selain untuk Allah SWT. Allah SWT
berfirman (QS. 4: 131)










Dan kepunyaan Allah-lah apa yang di langit dan yang di bumi, dan sungguh Kami telah
memerintahkan kepada orang-orang yang diberi kitab sebelum kamu dan (juga) kepada
kamu; bertakwalah kepada Allah. Tetapi jika kamu kafir, maka (ketahuilah), sesungguhnya
apa yang di langit dan apa yang di bumi hanyalah kepunyaan Allah dan Allah Maha Kaya
lagi Maha Terpuji.
b) Hakim ( ; )Pembuat hukum.
Tiada pembuat hukum selain Allah SWT. Dalam Al-Quran Allah SWT berfirman dalam
(QS. 6 : 114) :







Maka patutkah aku mencari hakim selain daripada Allah, padahal Dialah yang telah
menurunkan kitab (Al Qur'an) kepadamu dengan terperinci? Orang-orang yang telah
Kami datangkan kitab kepada mereka, mereka mengetahui bahwa Al Qur'an itu

54

Modul Mentoring Semester 1

diturunkan dari Tuhanmu dengan sebenarnya. Maka janganlah kamu sekali-kali termasuk
orang yang ragu-ragu.
Dalam ayat lain Allah mengatakan (QS. 6 : 57)

Menetapkan hukum itu hanyalah hak Allah.

c) Amir ( ): Pemerintah (yang berhak memberikan perintah)


Tiada pemerintah (yang berhak memberikan perintah atau larangan) selain Allah SWT.
Dalam Al-Quran Allah mengatakan (QS. 7 :54):



Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha Suci Allah, Tuhan
semesta alam.
d) Wali ( ): Pelindung/pemimpin.
Tiada pelindung/pemimpin selain Allah SWT. Allah berfriman dalam Al-Quran (QS. 2:257)










Allah Pelindung orang-orang yang beriman; Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan
(kekafiran) kepada cahaya (iman). Dan orang-orang yang kafir, pelindung-pelindungnya
ialah syaitan, yang mengeluarkan mereka dari cahaya kepada kegelapan (kekafiran).
Mereka itu adalah penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.
e) Mahbub ( ): Yang dicintai.
Tiada yang dicintai selain Allah SWT Dalam Al-Quran Allah SWT mengatakan (QS. 2 : 165):











Dan di antara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain
Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang
yang beriman sangat cinta kepada Allah. Dan jika seandainya orang-orang yang berbuat
zalim itu mengetahui ketika mereka melihat siksa (pada hari kiamat), bahwa kekuatan itu
kepunyaan Allah semuanya dan bahwa Allah amat berat siksaan-Nya (niscaya mereka
menyesal).
f) Marhub (): Yang ditakuti.
Tiada yang ditakuti selain Allah SWT. Allah berfirman (QS. 9 : 18)










Modul Mentoring Semester 1

55


Hanyalah yang memakmurkan mesjid-mesjid Allah ialah orang-orang yang beriman
kepada Allah dan hari kemudian, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan
tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah, maka merekalah orang-orang yang
diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk.
g) Marghub (): Yang diharapkan
Tiada yang diharapkan selain Allah SWT. Allah berfirman dalam Al-Quran (QS. 94 : 8) :


Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap.
h) Haul wal Quwah ( ) : Daya dan kekuatan
Tiada daya dan tiada kekuatan selain Allah SWT. Allah SWT berfirman dalam Al-Quran
(QS. 51 : 58) :




Sesungguhnya Allah Dialah Maha Pemberi rezki Yang Mempunyai Kekuatan lagi Sangat
Kokoh.
i) Mudzam ( ):
Tiada yang diagungkan selain Allah SWT. Dalam Al-Quran Allah SWT mengatakan (QS. 22
: 32):



Demikianlah (perintah Allah). Dan barangsiapa mengagungkan syi`ar-syi`ar Allah, maka
sesungguhnya itu timbul dari ketakwaan hati.
j) Mustaan bihi ( ) : tempat dimintai pertolongan.
Tiada yang dimintai pertolongan selain Allah SWT. Allah berfirman dalam Al-Quran (QS.
1 : 5) :

Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon
pertolongan
Hal-Hal yang Membatalkan Syahadat
Terdapat hal-hal yang dapat membatalkan syahadat yang telah kita ikrarkan di hadapan
Allah SWT. Uzt. Said Hawa menyebutkannya ada 20 bentuk. Berikut adalah beberapa hal yang
dapat membatalkan syahadat kita, yang memiliki konsekwensi kekufuran kepada Allah:
1. Bertawakal dan bergantung pada selain Allah.
Allah berfirman (QS. 5 : 23):

56

Modul Mentoring Semester 1



Dan hanya kepada Allah lah hendaknya kamu bertawakal, jika kamu benar-benar orang yang
beriman.
2. Bekerja/ beraktivitas dengan tujuan selain Allah.
Karena sebagai seorang muslim, seyogyanya kita memiliki prinsip: (QS.6:162)





Katakanlah: "Sesungguhnya shalatku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah,
Tuhan semesta alam
3. Membuat hukum/ perundangan selain dari hukum Allah
Allah berfirman (QS. 5 : 57):



Menetapkan hukum itu hanyalah hak Allah. Dia menerangkan yang sebenarnya dan Dia
Pemberi keputusan yang paling baik.
4. Menjalankan hukum selain hukum Allah
Allah berfirman (QS. 5 : 44)


Dan barang siapa yang tidak menughukum dengan apa yang telah ditirunkan Allah (AlQuran), maka mereka itu adalah orang-orang kafir.
5. Lebih mencintai kehidupan dunia dari pada akhirat.
Allah berfirman (QS. 14 : 2-3):


Allah yang memiliki segala apa yang di langit dan di bumi. Dan celakalah bagi orang-orang
kafir karena siksaan yang sangat pedih. (yaitu) orang-orang yang lebih menyukai kehidupan
dunia daripada kehidupan akhirat, dan menghalang-halangi (manusia) dari jalan Allah dan
menginginkan agar jalan Allah itu bengkok. Mereka itu berada dalam kesesatan yang jauh.
Dalam ayat lain Allah berfirman (QS. 9 : 24) :












Katakanlah: "Jika bapa-bapa, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu,
harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan
rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai daripada Allah dan
Rasul-Nya dan (dari) berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan
keputusan-Nya." Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasik.
Modul Mentoring Semester 1

57

6. Mengimani sebagaina ajaran Islam dan mengkufuri (baca; tidak mengimani) sebagian yang
lain.
Allah berfirman (QS. 2 : 85):







Apakah kamu beriman kepada sebahagian Al Kitab (Taurat) dan ingkar terhadap sebahagian
yang lain? Tiadalah balasan bagi orang yang berbuat demikian daripadamu, melainkan
kenistaan dalam kehidupan dunia, dan pada hari kiamat mereka dikembalikan kepada siksa
yang sangat berat. Allah tidak lengah dari apa yang kamu perbuat.
7. Menjadikan orang kafir sebagai pemimpin.
Allah berfirman (QS. 5: 51):








Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani
menjadi pemimpin-pemimpin (mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian
yang lain. Barangsiapa di antara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka
sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi
petunjuk kepada orang-orang yang zalim.
Penutup
Pada intinya, jika seseorang memahami dan mengetahui dengan baik apa yang
terkandung dalam kalimat syahadat, tentulah mereka akan dapat memiliki keimanan dan
komitmen yang tinggi kepada Allah, yang dapat mengantarkannya pada derajat ketaqwaan
sebagaimana para sahabat Rasulullah SAW. Barangkali kualitas keimanan kita yang rendah
adalah karena kurangnya pemahaman yang utuh mengenai kalimat ini. Sehingga meskipun
sering diucapkan lisan, namun belum dapat diterjemahkan dalam kehidupan rill sehari-hari.
Dengan memahami kembali makna syahadat beserta hal-hal lain yang terkait dengan dua
kalimat ini, semoga dapat menjadikan keimanan dan keislaman kita lebih baik lagi. Wajar, jika
terdapat beberapa hal yang masih kurang dalam keimanan kita. Karena kita adalah manusia
dengan segala kekurangan yang kita miliki. Oleh karena itulah, marilah kita memperbaiki hal-hal
tersebut dengan yang lebih baik lagi. Semoga Allah menjadikan kita termasuk hamba-hamba-Nya
yang bertaqwa.
Wallahu Alam Bis Shawab.

58

Modul Mentoring Semester 1

Marifatullah
Spirit Kontemplatif Hamba Kepada Sang Pencipta

Marifatullah adalah mengetahui atau mengenal Allah-Sang Pencipta bukan melalui zatNya tetapi melalui tanda-tanda kebesaran-Nya berupa ciptaan-Nya. Pemahaman akan
marifatullah akan memberikan keyakinan yang mendalam, marifatullah-lah yang akan
mengeluarkan manusia dari kegelapan kebodohan kepada cahaya hidayah yang terang.
MENGGAPAI CAHAYA DENGAN ILMU TERTINGGI
Ilmu tertinggi dalam kehidupan manusia adalah ilmu yang bisa mengantarkan manusia
untuk mengetahui hakikat kehidupannya. Dengannya, ia bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan
asasi yang melingkupi benak pikiran kecilnya. Dengan ilmu itu manusia menggapai cahaya yang
senantiasa menerangi kehidupannya.
Ilmu tertinggi itu adalah marifatullah. Makna marifatullah adalah mengetahui atau
mengenal Allah-Sang Pencipta bukan melalui zat-Nya tetapi melalui tanda-tanda kebesaran-Nya
berupa ciptaan-Nya. Pemahaman akan marifatullah akan memberikan keyakinan yang
mendalam, marifatullah-lah yang akan mengeluarkan manusia dari kegelapan kebodohan
kepada cahaya hidayah yang terang.
Dan apakah orang yang sudah mati kemudian dia Kami hidupkan dan Kami berikan kepadanya
cahaya yang terang yang dengan cahaya itu dia dapat berjalan ditengah masyarakat manusia,
serupa dengan orang yang keadaannya berada dalam gelap gulita yang sekali-kali tidak dapat
keluar daripadanya? Demikianlah kami jadikan orang yang kafir itu memandang baik apa yang
telah mereka kerjakan. (Q.S. Al-Anaam :112)
LAPANGNYA HIDUP VS SEMPITNYA HIDUP
Seseorang yang mengenal Allah akan merasakan kehidupan yang lapang walau
bagaimanapun keadaannya. Seandainya ia seorang miskin, ia akan sabar, sebab ia akan tahu
bahwa dibalik kehidupan fana ini ada kehidupan yang abadi, muara segala kenikmatan.
Seandainya ia seorang kaya, ia akan bersyukur, sebab harta yang ada padanya ini hanyalah titipan
Allah yang diamanatkan kepadanya. Panorama kehidupan yang indah ini terangkum dalam hadits
Rasulullah saw:
Amat mengherankan terhadap urusan orang mukmin, seandainya baik hal itu tidak terdapat
kecuali pada orang mukmin, bila ditimpa musibah ia sabar, dan bila diberi nikmat ia bersyukur.
(Hadits Riwayat Muslim)
Lain halnya dengan orang-orang yang tidak mengenal Allah. Ia akan merasakan
kehidupan dunia ini sempit, bagaimanapun keadaannya.
Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka baginya penghidupan yang sempit, dan
Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta. (QS, Thaahaa:124)
MERETAS JALAN MENGENAL ALLAH
Tidak akan tercapai suatu tujuan tanpa sebuah proses. Mengenal Allah-pun
membutuhkan sebuah proses. Semua yang ada di langit dan di bumi adalah gugusan jalan untuk
mengenal Allah. Secara umum jalan-jalan mengenal Allah adalah melalui:
Modul Mentoring Semester 1

59

1. AKAL
Akal yang diciptakan Allah sebagai pelengkap kehidupan manusia adalah alat yang hebat untuk
memahami ayat-ayat kauniyah (tanda-tanda di alam semesta) dan ayat-ayat Qauliyah (firman
Allah). Banyak sekali fenomena di alam ini sebagai ayat kauniyah-Nya yang menunujukan
kebesaran Allah:

Fenomena terjadinya alam


Setiap sesuatu yang ada pasti ada yang mengadakan, begitu pula alam semesta ini
tentu ada yang menciptakan. Lihatlah gunung hijau yang kokoh berdiri, aliran sungai yang
kesemuanya bermuara ke laut, langit yang tegak tanpa tiang, planet yang beredar penuh
keteraturan.. mungkinkah kesemuanya ada dengan sendirinya.
apakah mereka diciptakan tanpa sesuatu pun ataukah mereka yang menciptakan (diri
mereka sendiri)? Ataukah mereka yang telah menciptakan langit dan bumi itu? (QS. Ath
Thuur:35-36)

Fenomena kehendak yang tinggi.


Jika saja persentase oksigen 5% lebih dari udara, bukan 21%, maka semua materi
yang bisa terbakar yang ada di bumi ini segera saja terbakar, karena andaikan bunga api
pertama yang ada pada kilat itu menimpa pohon niscaya segera menghapus seluruh hutan.
Andaikan persentae oksigen 10%, sulit untuk dibayangkan peradaban manusia bisa seperti
ini. Apakah persentase oksigen ini merupakan suatu kebetulan?
Renungkanlah, siapa yang mengatur dan memformulasikan agar kadar oksigen di
udara 21% sehingga ada kehidupan di bumi ini? Bukankah hal itu menunjukan kehendak
yang Agung yang bersumber dari Dzat Maha Pintar dan Maha Bijaksana bahwa Dia
berkehendak menentukan segala sesuatu sebagai ketetapan yang terbaik.
sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang
terdapat tanda-tanda bagi orang yang berakal. (QS. Al Imran:190)

Fenomena Kehidupan
Kehidupan berbagai makhluk di atas bumi ini menunjukan bahwa ada Dzat yang
menciptakan, membentuk, menentukan rezekinya, dan meniup ruh kehidupan pada
dirinya. (lihat QS. Al Ankabut:20, QS. Al Anbiya:30). Bagaimanapun pintarnya manusia, ia
tidak akan sanggup menciptakan seekor lalat pun. (lihat QS. Al Hajj:73-74).

Fenomena Petunjuk dan Ilham


Hal apakah yang mendorong seekor ayam betina membalik-balikan telur yang sedang
dieraminya, agar anak-anak ayam yang sedang mengalami proses didalam telur tidak
mengalami pengendapan? Dengan cara itulah generasi ayam tetap lestari sampai saat ini.
Siapa yang mengajarinya untuk melakukan hal itu?? Bukankah disana ada hidayah yang
sempurna untuk mempertahankan kelangsungan jenis dari Dzat yang Maha Mengetahui
ciptaanNya??

Fenomena Hikmah
Mengapa bibir-bibir unta terbelah? Banyak hikmah dibalik ini, diantaranya adalah
untuk membantunya memakan tumbuh-tumbuhan padang pasir yang berduri dan keras.
Kakinya pun sesuai dengan daerah berpasir, sehingga ia tidak mengalami kesulitan. Bulu
matanya panjang bagaikan jaring, bisa melindungi kedua matanya dari debudebu yang

60

Modul Mentoring Semester 1

bertebaran. Punuknya berfungsi untuk menyimpan makanan untuk waktu yang lama pada
saat tidak adanya makanan karena harus mengarungi padang pasir. Berjuta penciptaan
segala sesuatu di bumi ini menunjukkan adanya Allah yang Maha Mencipta Hikmah.
Dan banyak sekali tanda-tanda (kekuasaan Allah) di langit dan di bumi yang mereka
melaluinya, sedang mereka berpalin daripadanya? (QS. Yusuf:105)

Fenomena Pengabulan Doa


Manusia yang penuh kelemahan akan menemui saat-saat dimana ia tidak mungkin
bergantung pada siapapun kecuali Allah. Baik muslim maupun kafir, ketika menghadapi halhal yang membahayakan, pasti akan berdoa. Saat doa dikabulkan, adalah saat seharusnya
manusia merenung tentang siapa yang mendengar doa dan mengabulkannya. Q.S Al Isra
:67, Yunus :22-23, Al-anaam : 63-64.
Pengetahuan tentang umat di masa lampau dan akan datang tidak mungkin diketahui
oleh seorang manusia tanpa pemberitahuan dari Zat Yang Maha Mengetahui, al Quran pun
menyertakan fenomena sejarah umat manusia masa lampau dan pemberitahuan kejadian
yang akan datang sebagai penguatan bahwa ada Zat yang Maha Mengetahuisegala urusan
manusia, dialah Allah, yang menurunkan Al Quran untuk hamba-hamba-Nya. Seperti yang
tertera di surat Ar Ruum ayat 1-3 tentang kemenangan atas bangsa romawi timur menyusul
kekalahan beberapa tahun sebelumnya.
2. ASMAUL HUSNA
Jalan untuk mengenal Allah yang lain adalah dengan memahami asma-asma- Nya.
Pengetahuan dan keyakinan akan asma Allah akan menambah keimanan seseorang. Bahwa
Allah-lah yang menciptakan segala sesuatu di bumi dan di langit (Q.S. 40:68), dan Allah yang
memberi rizki jutaan makhluk di jagat raya ini.
Hitunglah jumlah ikan di lautan, pernahkan mereka serentak mati karena satu hari saja tidak
mendapat makanan. Ambillah segumpal tanah, amati jutaan mikroba yang hidup di atasnya,
pernahkah terpikir siapa yang memberi rezeki mereka, di setiap waktu, di setiap penjuru dunia??
Masya Allah, dalam kekuasaan Allah-lah semua nyawa makhluk hidup dalam ketentuan-Nya pula
bagian rezeki dari masing-masing makhluk- Nya.
Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-pun yang memberi rezekinya
dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya
tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh) (Q.S. Huud:6)
Demikianlah lewat akal dan lewat kehebatan asma-Nya, seseorang dituntun untuk
mengenal siapa Allah. Ketika rasa marifatullah itu telah tumbuh subur, ketika itu pula ia bisa
memahami hakikat kehidupan yang dijalaninya. Itulah saat-saat seorang manusia merasakan
kehidupan, keindahan hidup yang hanya bisa dicapai oleh orang-orang yang mengenal
penciptanya.
Ilustrasi :
SAAT OCEANOGRAFER PRANCIS ITU MERASAKAN KEHEBATAN-NYA
Pada suatu hari, ketika sedang melakukan eksplorasi bawah laut, tiba-tiba ia menemukan
beberapa kumpulan mata air tawar-segar yang sangat sedap rasanya karena tidak
tercampur/tidak melebur dengan air laut yang asin di sekelilingnya, seolah-olah ada dinding atau
membran yang membatasi keduanya.
Modul Mentoring Semester 1

61

Fenomena ganjil itu membuat penasaran Mr. Costeau dan mendorongnya untuk mencari
tahu penyebab terpisahnya air tawar dari air asin di tengah-tengah lautan. Ia mulai berpikir,
jangan-jangan itu halusinasi atau khayalan suatu menyelam. Waktupun terus berlalu setelah
kejadian tersebut, namun tak kunjung mendapat jawaban yang memuaskan tentang fenomena
ganjil tersebut.
Sampai pada suatu hari, ia bertemu dengan seorang professor muslim, kemudian ia
meceritakan fenomena ganjil tersebut. Professor itu teringat pada ayat Alquran tentang
bertemunya dua lautan (Q.S. Ar-Rahman: 19-20) yang sering diidentikkan dengan terusan Suez.
Ayat itu berbunyi Dia biarkan dua lautan bertemu, diantara keduanya ada batas yang tidak
bisa ditembus. Kemudian di bacakan surat Al-Furqan: 53 Dan Dialah yang membiarkan dua
laut mengalir (berdampingan); yang ini tawar lagi segar dan yang satu lagi asin lagi pahit; dan
Dia jadikan antara keduanya dinding dan batas yang menghalangi
Terpesonalah Mr. Costeau mendengar ayat Alquran itu melebihi kekagumannya melihat
keajaiban pemandangan yang pernah dilihatnya di lautan yang dalam. Alquran mustahil disusun
oleh Muhammad yang hidup di abad ketujuh, suatu zaman saat belum ada peralatan selam yang
canggih untuk mencapai lokasi yang jauh terpencil di kedalaman samudera.
Benar-benar suatu mukjizat, berita tentang suatu fenomena ganjil 14 abad yang silam
akhirnya terbukti pada abad 20. Mr. Costeau berkata bahwa Alquran memang sungguh sungguh
kitab suci yang berisi firman Allah, yang seluruh kandungannya mutlak benar. Dengan seketika ia
pun memeluk islam. Allahu Akbar! Oceanographer handal tersebut mendapat hidayah melalui
fenomena teknologi kelautan. Mahabenar Allah Pencipta setiap fenomena alam.
Cara Menumbuhkan Kecintaan pada Allah

1. Membaca Al-Quran dengan merenungi dan memahami makna dan maksudnya.


2. Mendekatkan diri kepada Allah dengan mengerjakan amalan sunnah setelah ibadah ibadah
wajib, seperti yang dijelaskan Allah pada sebuah hadits qudsi
... HambaKu selalu mendekat kepadaKu dengan sesuatu yang paling aku cintai, yakni apa
yang Aku wajibkan kepadanya, dan hambaKu itu masih selalu mendekat kepadaKu dengan
ibadah sunnah sehingga Aku mencintainya. (HR.Bukhari)
3. Senantiasa mengingatnya dalam kondisi apapun, baik dengan hati, lisan, amal, dan di setiap
keadaan.
4. Lebih mengutamakan apa yang Dia cintai daripada apa yang kita cintai saat bergumuk dengan
hawa nafsu.
5. Mengetahui atau mengenal Allah melalui asma, sifat-sifat, dan perbuatannya.
6. Mempersaksikan kebaikan, kekuasaan, dan nikmat-nikmatNya yang lahir maupun yang bathin
karena hal tersebut dapat melahirkan kecintaan kepadaNya.
7. Keluuhan hati yang total kepada Allah.
8. Berkhalwat dengan Allah saat Dia turun ke langit bumi. Bermunajat kepadaNya, membaca
firmanNya, menghadap dengan sepenuh hati, dan memperhatikan tata cara ubudiyah
kepadaNya, lalu menutupnya dengan permohonan ampun dan taubat.
9. Berkumpul dengan orang-orang yang tulus mencintai Allah.
10.Menjauhkan segala sebab yang dapat menjadi penghalang antara hati dan Allah.

62

Modul Mentoring Semester 1

Tanda-tanda Seorang Hamba Cinta Kepada Allah


1. Senang bersua dengan Allah di syurga.
2. Lebihmengutamakan apa yang dicintai Allah dari pada apa yang dicintainya.
3. Siapa yang mencintai Allah, dia tidak akan durhaka kepada Allah.
4. Mencintai firman Allah SWT, Rasulullah saw, dan orang-orang yang beriman.
5. Suka berkhalwat dengan Allah, membaca kitabNya, biasa bertahajud, dan menikmati
kebersamaanNya (maiyatullah)
6. Menyayangi kaum muslimin dan bersikap keras terhadap musuhmusuh Islam (QS. Al-Fath:29)
Buah Cinta Kepada Allah

Orang-orang yang mencintai Allah akan dicintai pula oleh-Nya. Bila Allah mencintai
seorang hamba, maka Allah akan melindunginya dan merahmatinya sebagaimana firmanNya
dalam sebuah hadits Qudsi:
Barang siapa memusuhi wali (kekasih)-Ku, maka sungguh Aku telah mengumumkan perang
dengannya. Dan tidaklah seorang hamba mendekatkan diri kepadaKu dengan suatu perbuatan
yang lebih Aku cintai dari pada apa yang Aku wajibkan kepadanya. Dan sorang hambaKu terusmenerus mendekatkan diri kepadaKu dengan ibadah sunnah, hingga Aku mencintainya. Maka,
jika Aku mencintainya, Akulah pendengarannya yang dengannya ia mendengar. Akulah
tangannya yang dengannya dia memukul. Akulah kakinya yang dengannya dia berjalan. Kalau dia
meminta kepadaKu, niscaya Aku beri. Kalau dia meminta perlindunganKu, niscaya Aku lindungi.
(HR. Muslim)
Referensi :
Super Mentoring Junior, Farid Muliana & Tim ILNA YOSEN (Youth Center).

Modul Mentoring Semester 1

63

Marifatur Rasul
Kajian Nubuwwat Sosok Teladan Panutan Umat

"Dan Kami tidak mengutus seorang rosul pun sebelummu Muhammad melainkan Kami
wahyukan kepadanya: 'Bahwasanya tidak ada Tuhan yang haq melainkan Aku. Maka
sembahlah Aku olehmu sekalian."
(Al Anbiya 25)
Dalam diri Muhammad, dunia telah menyaksikan fenomena yang paling jarang di atas
bumi ini, seorang yang miskin, berjuang tanpa fasilitas, tidak goyah oleh ulah para pendosa.
Mereka. Para sahabatnya, orang-orang Arab, yang terlahir tergumul dengannya selama 23 tahun,
begitu menghormatinya. Mereka orang-orang liar, mudah meledak dan cepat terseret kedalam
pertikaian yang sengit. Tanpa semua ketulusan hati, keberanian yang dahsyat, kebenaran nilai
dan kedewasaan, tak ada orang yang dapat memerintah mereka. Tetapi mereka mau memanggil
Muhammad sebagai pimpinan dan sebagai manusia yang harus mereka hormati dan mereka
taati.
Sosok pribadi Muhammad amat istimewa. Dirinya buta aksara tetapi dapat berbicara
dengan kefasihan lidah dan kegairahan untuk menggerakan manusia menangis dalam
kegembiran. Dilahirkan sebagai anak yatim dan diberkati tanpa benda duniawi, namun dicintai
semua orang. Beliau tidak belajar di akademik militer, tetapi beliau dapat menyusun angkatan
perangnya melawan rintangan yang tidak seimbang dan memperoleh kemenangan-kemenangan
melalui kekuatan moral yang beliau tunjukkan. Manusia berbakat dengan kejeniusannya
berkhutbah adalah jarang. Termasuk Descrates, memasukkan Muhammad Saw sebagai
pengkhutbah yang sempurna di antara pengkhutbah-pengkhutbah yang jarang di dunia.
Sejarah tak pernah lupa mencatat ada seorang manusia sempurna yang memimpin
manusia mencapai puncak kejayaan. Dialah Muhammad saw.
Mengenal Rasul
Rasul adalah seorang lelaki yang terpilih dan yang diutus oleh Allah dengan risalah kepada
manusia. Definisi rasul ini menggambarkan kepada kita bagaimana sebagai seorang manusia.
Rasul merupakan yang terbaik di antara manusia yang lainnya. Sehingga apa yang dibawa,
dikatakan, dan dilakukan adalah sesuatu yang terpilih dan mulia dibandingkan dengan manusia
lainnya. Rasul adalah pembawa risalah yang Allah berikan kepadanya dan juga contoh dan
teladan bagi penerapan Islam di dalam kehidupan sehari-hari.
Nabi berasal dari bahasa Arab (naba') yang berarti kabar atau berita. Surat An Naba ayat
1-2, yang artinya. "Tentang apakah mereka bertanya-tanya? Tentang berita yang besar".
Seseorang disebut nabi karena dia mendapatkan dan memberi kabar yaitu kabar dan wahyu dari
Allah. Hal ini tertulis dalam surat At Tahrim ayat 3, artinya. ". . . Lalu Hafsah hertanya: siapakah
yang telah memberitahukan hal ini kepadamu? Nabi menjawab: Telah dibertahukan kepadaku
oleh Allah yang Maha Mengetahui dari Maha Mengenal.
Rasul mempunyai pengertian sebagai orang yang menerima pengarahan. Hal initertulis
dalamAl-Qur'an,

64

Modul Mentoring Semester 1

"Dan sesungguhnya Aku akan mengirim utusan kepada mereka dengan membawa
hadiah dan Aku akan menunggu apa yang akan dibawa kembali oleh utusan-utusan itu. " (QS.
An Naml: 35)
Sifat-sifat Asasi Rasulullah saw.
a. Ash-Shidqul Muthlaq
Ash-Shidqul Muthlaq atau kejujuran secara mutlak yang tidak rusak dalam segala kondisi.
Sekiranya setiap perkataannya diuji, pastilah sesuai dengan kenyataan; baik ketika ia berjanji,
serius, maupun bercanda. Apabila sifat ini rusak sedikit saja maka risalah yang ia bawa pun
secara rusak pula, karena manusia tidak percaya dengan rasul yang tidak jujur. Seorang rasul
yang jujur, tidak sedikit pun dari perkataannya yang mengandung kebatilan dalam kondisi
dan situasi apapun.
b. Al-Iltizamul Kamil
Al-lltizamul Kamil atau komitmen dan sifat amanah yang sempurna dengan apa yang ia
serukan, sebagai wakil dari Allah. Tugas rasul adalah menyampaikan kepada manusia risalah
yang dibebankan oleh Allah kepada mereka. Apabila seorang rasul sendiri tidak menegakkan
kandungan risalah itu, maka hal itu menunjukkan bahwa ia tidak berinteraksi dengan isi
risalah tersebut, dan itu menjadi bukti kedustaannya dalam menyampaikan risalah. Seorang
rasul yang mempunyai hubungan langsung dengan Allah, pastilah umat mengerti tentang
keagungan Allah, dan tidak melanggar perintah Allah. Tindakan melanggar perintah Allah
adalah suatu pengkhianatan kepada-Nya, dan orang-orang yang tidak amanah tentunya tidak
pantas mengemban risalah.
c. At-Tablighul Kamil
At-Tablighul Kamil atau penyampaian kandungan risalah secara sempurna dan kontinu.
disertai rasa tidak peduli pada kebencian, siksaan, kejahatan, tipu daya, konspirasi, atau sikap
kasar manusia yang menghalangi dakwahnya. Juga, istiqamah dalam mengerjakan perintah
Allah dan tidak menyeleweng darinya, meskipun menghalangi bujukan apa pun. Tanpa tablig
(penyampaian), niscaya risalah Ilahi tidak akan muncul. Tanpa kontinuitas serta kesabaran
dalam bertablig, niscaya risalah tersebut tidak akan bertahan keberadaannnya. Adapun
tunduk pada tekanan manusia atau bujukan mereka saat menyampaikan risalah Allah kecuali
orang yang cintanya pada Allah mengalahkan segalanya. Hanya Allahlah yang agung di
sisinya, dan hanya ridha-Nya yang menjadi tujuannya.
d. Al-AqluI Azhim
Al-Aqlul Azhim atau intelegensi yang cemerlang. Manusia tidak tunduk dan mengikuti orang
lain kecuali jika orang tersebut lebih cerdas darinya, agar mereka merasa tenang bahwa ia
tidak membawa mereka pada jalan yang salah. Tanpa intelegensi yang cemerlang,
pengemban risalah juga tidak akan mampu meyakinkan orang lain akan kebenaran yang ia
bawa. khususnya bagi orang-orang yang memilki wawasan luas dan intelektualitas yang
tinggi. la juga tidak akan mampu menghadapi serangan orang orang yang memusuhi
ajarannya, yang menolak dakwahnya, dan yang menyimpang dari jalan kebenaran. Oleh
karena itu, seorang rasul seharusnya adalah seorang yang paling cerdik, paling cerdas, paling
berakal, paling bijak, dan paling sempurna pengetahuannya dibandingkan manusia yang lain,
sehingga keberadaannya bisa menjadi bukti kebenaran risalah yang ia sampaikan.

Modul Mentoring Semester 1

65

Kebutuhan Manusia Kepada Rasul


Setiap manusia diciptakan oleh Allah SWT dengan fitrah, dimana manusia bersih, suci dan
mempunyai kecenderungan yang baik dan ke arah positif yaitu ke arah Islam. Fitrah manusia
diantaranya adalah mengaktii kewujudan Allah sebagai pencipta. keinginan untuk beribadah dan
menghendaki kehidupan yang teratur. Fitrah demikian perlu diaplikasikan ke dalam kehidupan
sehari-hari melalui petunjuk Al Qur'an dan panduan sunnah. Semua panduan ini memerlukan
petunjuk dari rasul, khususnya dalam mengenal pencipta dan sebagai panduan kehidupan
manusia. Dengan cara mengikuti panduan rasul kita akan mendapatkan ibadah yang benar.
Maka sesungguhnya ketika kita hendak mengetahui cara main yang benar dalam
kehidupan ini, kita perlu orang yang membimbing kita menuju ke arah itu, dialah rasul. Dan ketika
kita ingin mengasihi Allah, maka kitajuga perlu petunjuk rasul. Kaidah ini adalah kaidah rabbani
yang dibawa oleh Islam. Oleh karena itu syahadatain pun terdiri dari pengakuan kepada dua hal
yaitu Allah dan Rasul-Nya. Mengikuti petunjuk rasul berarti mengikuti jalan agama Allah yang
mempunyai langit dan apa-apa yang ada di bumi.
"Sebagaimana kami mengutus kepadamu rasul diantara kamu yang membacakan ayatayat kepada kamu dan menyucikan kamu dun mengajarkan alkitab dan hikmah, serta
mengajarkan kepada kamu apa apa yang belum kamu ketahui. " (QS. Al Baqarah:151)
"Katakanlah: jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah
mengasihi dun mengampuni dosa-dosamu. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Katakanlah: 'Ta'atilah Allah dan Rasul-Nya; jika kamu berpaling, maka sesungguhnya Allah tidak
menyukai orang-orang kafir" (QS. Ali Imran: 31-32)
Ibnu Qayyim menerangkan kebutuhan hamba-hamba akan rasulnya sebagai berikut:
"Bahwa kebutuhan manusia yang utama adalah mengenal para rasul dan ajaran yang dibawanya.
percaya akan berita-berita yang disampaikan, dan taat pada yang diperintahkan. Sebab tak ada
jalan yang menuju kebahagiaan atau keberhasilan di dunia dan di akhirat kecuali mengikuti Rasul
yang mendapatkan ridha Allah. Kebajikan dalam bentuk perkataan maupun perbuatan dari rasul
merupakan contoh yang baik bagi kehidupan manusia. Oleh sebab itu kebutuhan manusia
kepada rasul lebih penting daripada kebutuhan jasad akan ruh, kebutuhan mata akan cahaya
atau kebutuhan ruh akan kehidupan. Dari semua kebutuhan ini. kebutuhan hamba kepada rasul
adalah terletak di atas semuanya.
Tugas-Tugas Kerasulan
Secara garis besar, tugas rasul dapat dibagi menjadi dua, yaitu menyampaikan risalah dan
menegakkan diinullah. Kedua tugas ini adalah intisari dari perintah Allah swt dan amalan dakwah
Rasulullah Muhammad saw. Risalatud dakwah yang dibawa oleh rasul adalah memperkenalkan
masyarakat jahilliyah kepada pencipta-Nya. Hal ini tidaklah begitu sukar karena setiap manusia
mempunyai fitrah untuk menerima khaliq. Setelah memperkenalkan Islam, manusia perlu
mengetahui bagaimana cara beribadah dan mengikuti Islam secara benar. Hal ini sejalan dengan
tugas rasul yang lainnya yaitu menjelaskan Islam sebagai panduan hidup. Dan usaha
menyampaikan risalah tersebut beliau sampaikan dengan cara yang paling berkesan, yakni
dengan melaksanakan tarbiyah Islamiyah.
Kewajiban Kepada Rasul
Seorang muslim yang menyebut bahwa Muhammad adalah Rasulullah di dalam
syahadatnya maka berarti individu tersebut akan membenarkan apa yang dikabarkannya,
mentaati semua perintahnya, menjauhi apa yang dilarangnya, dan tidak dikatakan beribadah

66

Modul Mentoring Semester 1

kecuali dengan mengikuti syariatnya. Penerimaan dan ketaatan serta ibadah kepada-Nya melalui
petunjuk rasul adalah hasil dari persaksian ke atas nabi yang kemudian dari sini muncul
kewajiban-kewajiban lainnya yang perlu dijalankan.
Pertama, Mengimani. Dengan cara ini kita akan terhindar dari api neraka dan azab yang pedih,
karena sesungguhnya risalah yang dibawanya adalah suatu kebenaran dari Allah.
"Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu Aku tunjukkan suatu perniagaan yang dapat
menyelamatkan kamu dari azab yang pedih? (yaitu) kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya
dun berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagi kamu jika kamu
mengetahuinya. " (QS.Ash Shaf :10-11).
Kedua, Mencintai. Mencintai rasul merupakan kewajiban seorang hamba Allah yang ingin
mendapatkan keridhoan dari Allah. Ridha Allah dengan cara mencari ridha rasul. Mencintai Allah
adalah dengan mencintai rasul, begitupun sebaliknya.
Ketiga, Membelanya. Sesungguhnya para rasul tidak meminta-minta pertolongan kepada
manusia, karena Allah telah memberikan jaminan bahvva Allah akan membela Rasulullah saw.
Namun, sebagai pengikut Nabi saw. Tidak mungkin kita tidak membelanya apabila sunnah nabi
dan ajaran Islam dilecehkan dan dipermainkan. Oleh karenanya membelanya adalah sebagai
tanda cinta kita kepadanya.
Jikalau kamu tidak menolongnya (Muhammad) Maka Sesungguhnya Allah telah menolongnya
(yaitu) ketika orang-orang kafir (musyrikin Mekah) mengeluarkannya (dari Mekah) sedang Dia
salah seorang dari dua orang ketika keduanya berada dalam gua, di waktu Dia berkata kepada
temannya: "Janganlah kamu berduka cita, Sesungguhnya Allah beserta kita." Maka Allah
menurunkan keterangan-Nya kepada (Muhammad) dan membantunya dengan tentara yang
kamu tidak melihatnya, dan Al-Quran menjadikan orang-orang kafir Itulah yang rendah. Dan
kalimat Allah Itulah yang tinggi. Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana." (QS. At Taubuh :40)
Keempat, Mencintai Para Pencintanya. Mencintai rasul tentunya juga mencintai para sahabat
yang dicintainya. Tanpa mencintai para sahabat yang dicintai rasul tidak menjadikan sempurna
kita dalam mengamalkan nilai-nilai Islam yang. dicontohkan Rasulullah saw.. Dari Abu Hurairah
r.a mengatakan Rasulullah saw bersabda :
"Janganlah kalian mencaci maki para sahabatku. Karena demi jiwaku yang berada dalam
genggaman Nya, kalau saja salah seorang diantara kalian menginfakkan emas sebesarGunung
Uhud, maka tidak akan menyamai satu mud gandum dari mereka dan tidak pula setengahnya."
(HR. Muslim)
Kelima, Menghidupkan Sunahnya. Sunah nabi tidak hanya perkataan dan perintahnya. Tetapi
perbuatan sehari-hari yang mengandung nilai pedoman hidup. Menghidupkan berarti
mengamalkan, sehingga amalan nabi tidak akan hilang tetapi selalu melekat di hati dan tingkah
laku setiap muslim.
"Dan taatilah Allah dan Rasul. supaya kami diberi rahmat." (QS. Ali Imran : 132)
Keenam, Memperbanyak Shalawat. Allah dan para malaikat saja bershalawat kepada nabi, tentunya
perintah Allah agar kita bershalawat kepada nabi merupakan suatu kewajiban Begitu agungnya nabi
sehingga Allah dan malaikat bershalawat kepadanya.
Sesungguhnya Allah dan malaikat-Nya bershalawat untuk nabi. Hai orang-orang yang beriman
bershalawatlah kamu untuk nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya." (QS. Al- Ahzab : 56).
Modul Mentoring Semester 1

67

Marifatul Insan
Renungan Intuitif Hakikat Penciptaan Insan

Manusia diciptakan Allah swt untuk beribadah kepadaNya sehingga dari ibadah itu
muncul ketaqwaan. Dengan taqwa, seorang mumin memperoleh izzah bagi peranan khilafah
alam dan manusia.
Tugas khalifah di muka bumi adalah membangun (al imarah) dan memelihara (ar riaayah)
- dengan cara amar maruf nahi munkar - atas 5 hal : diin, nafs, akal, maal dan nasl.
Syarat untuk menggapai fungsi kekhilafahan : kekuatan aqidah, kekuatan akhlaq,
kekuatan jamaah, kekuatan ilmu, kekuatan maal dan kekuatan jihad.
Fitrah Manusia
Istilah fitrah sesungguhnya, bukanlah istilah yang harus ditafsirkan secara harfiyah
(tekstual), melainkan difahami sebagai upaya untuk menyingkap berbagai sitar antara dunia
manusia dengan alam nuraniya (fitrahnya) sendiri.
Kemampuan manusia menembus alam materialnya dalam melihat dunianya, merupakan
kemenangan yang luar biasa. Sebab hanya dengan kapabilitas tersebut, manusia mampu
membedakan wujudnya dari wujud-wujud makhluk lainnya. "ya'lamuuna zaahiran minal hayatid
dunya wa hum 'anil Akhirati hum ghaafiluun" (Mereka tahu dari kehidupan dunia ini hanya yang
lahir-lahir semata. Sedangkan mereka lalai terhadap kehidupan Akhirat". Ayat lain menjelaskan,
"Sungguh Kami telah persiapkan neraka jahannam untuk kebanyakan dari kalangan Jin dan
manusia. Sebabnya, mereka punya mata namun tidak melihat, punya telinga namun tidak
mendengar, punya hati tapi tidak faham. Mereka itu seperti binatan, malah lebih sesat dari
binatang". Pada bagian lain, dijelaskan, "Mereka itu makan dan bersenang-senang sebagaimana
hewan-hewan makan dan bersenang-senang".
Ungkapan Al Qur'an yang sangat keras terhadap sebagian manusia di atas, bukanlah
suatu yang samar lagi dalam kehidupan manusia saat ini. Karakteristik hewani manusia telah
dominan, sehingga nilai-nilai kesucian spiritualnya telah terabaikan bahkan terkadang dianggap
momok bagi kehidupan manusia itu sendiri. Ini tentunya, adalah konsekuensi langsung dari
kebutaan manusia dalam pandangan spiritual. Sehingga mata kasar melihat dengan jelas segala
yang kasat pandang, namun di balik pandangan kasat itu semuanya mereka buta. Ketidak
mampuan memandang secara spiritual inilah yang melahirkan berbagai sifat maupun sikap
bodoh yang lebih dikenal dengan istilah "jahiliyah".
Fitrah inilah sesungguhnya yang kita sebut tadi dengan penglihatan spiritual. Yaitu suatu
kemampuan untuk memandang dengan hati nurani. Pandangan nurani inilah sesungguhnya
pandangan manusiawi. Pandangan yang mampu menjangkau di balik pandangan kasat. Sebagai
ilustrasi, jika anda berjalan bersama 5 kawan yang datang dari latar belakang; warna kulit,
bahasa, tradisi, bangsa Eropa, Asia, Afrika, China, Arab, dll, tiba-tiba di tengah jalan anda dan
kawan-kawan ini menyaksikan suatu tabrakan dahsyat, dimana seorang bayi ditabrak mobil
misalnya.

68

Modul Mentoring Semester 1

Maka yakinlah, semua yang menyaksikan itu, baik yang hitam, putih, bermata sipit,
Eropa, China, Asian, dll, semuanya akan merasakan suatu perasaan yang sama. Yaitu suatu
perasaan iba, kasihan atau apapun istilahnya. Yang jelas terjadi suatu perasaan yang sama pada
setiap individu yang berlatar belakang sosial mapun lahiriyah yang jauh berbeda.
Perasaan inilah sesungguhnya merupakan indikasi fitrah yang paling kuat dalam diri
seseorang. Semua manusia memiliki perasaan seperti ini. Karena fitrah ini tak akan mungkin
terobah apalagi hilang dari seorang manusia. "Fitratallahi allati fatarannasa 'alaiha laa tabdiila
likhalqillah" (Fitrah Allah, dimana manusia diciptakan sesuai dengan fitrah itu. Tiada perubahan
dalam ciptaan fitrah itu).
Hak-hak fitrah manusia
Hak-hak, fitrah manusia, sendiri sebagaimana dirumuskan para fuqaha meliputi lima hal;
1. Din
2. Jiwa
3. Akal
4. Harga diri
5. Cinta
Secara fitri, manusia seperti juga makhluk-makhluk Allah lainnya, adalah dalam keadaan
Islam, tunduk patuh pada aturan Khalik Rabbul alamin. Jiwa yang bersih dan suci manusia berhak
akan dinullah. Jiwa yang bersih dan suci condong pada kebenaran, hanif. Karenanya petunjuk
tentang kebenaran, jalan yang lurus, merupakan hak fitri manusia. Dalam jalan ini saja manusia
akan sampai pada tujuannya (ridla Allah). Karena tidaklah diciptakan manusia kecuali untuk
menjadi hamba Allah di bumi, untuk menjadi khalifah, membesarkan dan menegakkan kalimat
Allah di bumi, untuk beribadah. Hanya dalam jalan ini saja, manusia akan dapat memainkan
peran sebagaimana yang telah digariskan oleh Khaliknya, Rabb manusia. Hanya dalam jalan ini
saja manusia akan selamat dan mendapat kemenangan. Karenanya manusia mempunyai hak
akan jalan ini, din ini, dan hak ini datang dari Penciptanya.
Tanpa din manusia akan kacau, tak terarah, akan jatuh pada tingkat sekualitas hewan.
Tanpa din manusia akan saling menghambakan diri, saling menguasai. Karenanya din adalah hak
fitri yang mesti ditegakkan dalam diri manusia, baik sebagai makhluk pribadi maupun sosial. Dan
pembangunan tidak lain dari upaya menyiapkan apa-apa yang mesti disiapkan, untuk
menegakkan dinullah dalam kalbu manusia, untuk memberikan hak fitri manusia akan din.
Lengkapnya. pembangunan adalah proses menegakkan, menyuburkan, memelihara, dan
mempertahankan dinullah, fitrah utama manusia, dalam gelora kalbu insani.
Secara fitri, manusia berhak akan jiwa. Karenanya sangat besar dosa seorang muslim
yang menumpahkan darah saudaranya. Tanpa jiwa manusia tidak lagi berwujud manusia. Untuk
memenuhi hak sekaligus kewajiban menjadi khalifah di bumi, untuk dapat mengabdi kepada
Rabb, untuk dapat menegakkan risalah Islam dalam dada manusia, serta melaksanakan tindakan
lain sebagai makhluk Allah, maka secara fitri jiwa atau ruh adalah prasyarat dan hak bagi
manusia. Jiwa demikian berharga bagi manusia dan menempati berharga ketimbang hidup dalam
kekafiran tanpa din. Dengan demikian, maka pembangunan mestilah memelihara, melindungi,
dan mempertahankan jiwa manusia, agar jiwa ini tetap pekat dengan dinullah.

Modul Mentoring Semester 1

69

Secara fitri manusia berhak akan akal. Tanpa akal manusia tak akan lebih baik dari robot.
Untuk dapat mengatasi berbagai persoalan sehubungan dengan pengabdian kepada Allah,
sehubungan dengan penegakkan kalimah tauhid, dalam rangka pengibaran bendera Allah di
bumi, maka akal adalah alat, hak, dan karunia Allah yang besar bagi manusia. Dinullah sendiri
perintah dan petunjuk bagi manusia yang berakal. Hanya manusia yang berakal saja yang dapat
mengambil pelajaran dari penciptaan langit dan bumi. Hanya orang-orang yang berakal saja yang
akan mengetahui bahwa Islam adalah jalan hidup yang benar dan membawa keselamatan
sementara ajaran lain akan membawa penyesalan. Karenanya Islam menentang pengrusakan
akal melalui alkohol atau narkotika. Islam pun menentang pendewaan akal, rasionalisme yang
melecehkan dinullah. Islam pun menentang pengrusakan akal dalam makna intelek, melalui
pengembangan konsep-konsep yang bertentangan dan menentang dinullah.
Manusia secara fitri berhak akan keturunan yang baik. Keturunan yang shaleh akan
membawa izzah (kebanggaan), harga diri. Karenanya pembangunan mestilah melindungi dan
memelihara keturunan manusia, sehingga regenerasi dapat berjalan dalam kebaikan atau malah
meningkat. pembangunan mesti menembus dimensi waktu, dan memperhatikan masa depan
manusia melalui keturunannya. Karena melalui penerusan pada keturunan dinullah dapat
bersambung dan terpelihara. Bila tidak maka Islam hanya akan jaya dalam satu periode saja,
dinullah hanya berperan dalam satu masa saja, padahal Islam menembus dimensi waktu, dan
penghambaan kepada Rabb tak berhenti sampai waktu yang ditetapkan oleh Rabb saja.
Seperti juga hak akan akal, manusia pun secara fitri berhak akan cinta; cinta pada anak,
istri, persaudaraan, materi. Allah menumbuhkan rasa cinta ini dalam jiwa manusia melalui rasa
cinta setiap hubungan dapat berjalan dengan harmonis dan mesra, kewajiban pun dengan ringan
dapat dilaksanakan. Cinta akan Allah dan cinta akan jihad fisabilillah sudah barang tentu
melandasi rasa cinta manusia. Dengan demikian maka pembangunan pada hakekatnya adalah
memelihara, memupuk, dan membentengi cinta dalam kalbu pelaksanaan tugas-tugas
penghambaan kepada Allah; sehingga rasa cinta ini menempati posisi yang tepat.
Pokok-pokok sentuhan Fitrah
Sebenarnya kehidupan manusia seluruhnya harus tertata di atas nilai-nilai fitrah ini.
Sebab memang manusia diciptakan di atas nilai-nilai fitrah tadi (Fitratallahi allati fatarannasa
'alaeha). Namun demikian, dapat dikatakan bahwa sentuhan pokok fitrah manusia ada pada 4
hal:
Pertama, Ma'rifat al Khaliq
Sentuhan fitrah yang paling terbesar adalah pengenalan terhadap sang Khaliq. Barangkali
inilah sentuhan fitrah yang terbesar karena merupakan fakta terbesar pula dalam
kehidupan manusia. Sehingga dikatakan, jika seorang manusia tidak lagi mengenal
Tuhannya maka jangan diharap dia akan mengenal apapun, termasuk dirinya. Barangkali
inilah fakta kehidupan manusia saat ini.
Manusia tidak lagi mengenal apa-apa dengan benar, termasuk mengenal dirinya
sendirinya, karena mereka telah jahil terhadap hakikat Rabnya. "Nasullaha fansaahum
anfusahum, ulaaika humul ghaafiluun" (Mereka lupa Allah, maka Allah menjadikan
mereka lupa pada diri mereka sendiri. Mereka itulah orang- orang yang lalai).
Memang rasanya sangat berlebihan jika manusia tidak lagi mengenal Tuhannya. Padahal
hakikatnya, dimana pun mata memandang Tuhan menampakkan diriNya (kebesaranNya)

70

Modul Mentoring Semester 1

secara jelas. Di sinilah sebabnya, sehingga Rasulullah SAW pernah bersabda: "Pikirkanlah
ciptaan Allah dan Jangan memikirkan Dzat Allah, sebab kamu tak akan mampu
mencapaiNya". Disebutlah dalam buku-buku sejarah para ahli tasawuf, bahwa suatu
ketika AL Ghazali berjalan di pinggir pantai. Lalu di pandangnya keindahan ombak di
lautan, seraya berujar: "aku lihat Tuhanku berenang-renang". Tentulah Al Ghazali
memaksudkan di sini, betapa kebesaran Ilahi terpancar lewat keindahan ombak lautan
sekalipun.
Berbagai ayat dalam Al Qur'an menjelaskan, bahwa Allah menampakkan tanda-tanda
kebesaranNya dalam segala ciptaanNya, termasuk dalam diri manusia itu sendiri. "Akan
Kami perlihatkan tanda-tanda kebesaran Kami di angkasa luar dan pada diri-diri mereka,
apakah mereka tidak melihat?" Bahkan perintah menganalisa, membaca dalam Al Qur'an
sebagai wahyu pertama intinya memerintahkan manusia untuk memikirkan penciptaan
dirinya sendiri dalam upaya untuk mengenal Rabbnya Yang telah mencipta (Iqra' bismi
Rabbika alladzi Khalaq".
"Tidakkah mereka lihat bagaimana onta diciptakan. Bagaimana langit ditinggikan.
Bagaimana gunung ditancapkan. Dan bagaimana bumi dihamparkan" firmanNya.
Demikian menyatunya antara Khaliq dan fitrah manusia, sehingga seingkar apapun
manusia, ia tak akan mampu mengingkari adanya wujud Ilahi. Disebutkan dalam Al
Qur'an bahwa Iblis ketika diusir dari Syurgapun masih mengakui kebesaran Ilahi.
"Fabiizzatika laughwiyannahum ajma'iin" (Hanya dengan kemuliaanMu ya Allah, akan
kami sesatkan mereka semua).
Fir'aun sang mutakabbir yang berlebihan, pengaku tuhan tertinggi, bahkan berpura-pura
tidak mengenal Tuhan ketika Musa AS memperkenalkan kebesaranNya kepadanya:
"Wamaa Rabbukuma ya Musa wa Haruun" (Siapa sih Tuhanmu wahai Musa dan harun?).
Namun terbukti bahwa fitrahnya tak akan mampu mengingkari Tuhan ketika ia tenggelam
di laut merah, di saat keangkuhannya tersingkap karena dunia luarnya telah
mengkhianatinya.
Kekuasaannya,
tentaranya,
kekayaannya,
dan
semua
kesombongannya lari meninggalkannya di tengah laut menjerit-jerit memohon
pertolongan. Akhirnya, ia berkata: "al aana amantu biRabbi Musa wa Haruun" (Sekarang
saya beriman kepada Tuhannya Musa dan Harun). Inilah pengakuan fitrah. Namun
pengakuan terpaksa tak akan pernah diterima dalam ajaran kebenaran.
Kini manusia modern berpura-pura pula tidak mengenal Allah. Namun dari hari ke hari,
mereka jsuteru sesungguhnya mengejar, berlari mencari Tuhannya. Batin mereka
menjerit. Mencari sesuatu yang lebih dari apa yang saat ini nampak, dan apapun yang
akan nampak dalam pandangan kasat manusia (material). Mereka mengejar semua itu,
namun tak kunjung mendapatkannya, karena mereka tenggelam dalam kepura-puraan
mengingkari fitrahnya. Nuraninya tertutupi alam material untuk mengakui Ilahnya yang
terang benderang di hadapan matanya.
Kedua, Ma'rifat al insan.
Sebagaimana disebutkan bahwa keberhasilan manusia dalam mengenal Tuhannya atau
kegagalannya dalam mengenal Tuhannya akan melahirkan pula pengenalan terhadap
dirinya atau kejahilan terhadap dirinya sendiri. Manusia hanya akan sadar akan dirinya
jika sadar akan Tuhannya. Sebaliknya, manusia akan jahil terhadap dirinya jika ia jahil
terhadap Tuhannya. Sehingga sebagai penafsiran dari ayat: "Nasullaaha fa ansaahum
Modul Mentoring Semester 1

71

anfusahum" (mereka lupa Allah, maka Allah menjadikan mereka lupa pada diri mereka
sendiri), disebutkan dalam sebuah pepatah Arab: "man 'arafa nafsahu faqad 'arafa
Rabbah" (siapa yang kenal dirinya maka dia sudah kenal Tuhannya). Ini adalah
konsekwensi logis. Bahwa mereka yang mengenal Allah, baik dalam alam pemikiran
(keyakinan/iman) maupun aksinya (amal), adalah manusia yang sadar akan dirinya.
Mereka tahu, dari mana mereka, bagaimana mereka, serta akan ke mana mereka
sesungguhnya dalam kehidupan ini.
Berbeda dengan mereka yang tidak sadar diri (karena tidak kenal Tuhan), mereka serba
semrawut kehidupannya. Kehidupan manusia semacam ini adalah kehidupan "budakbudak" material yang tunduk patuh kepada rutinitas keduniaan. Mereka tidak lagi sebagai
"ahsanu taqwiim" (sebaikbaik ciptaan), atau makhluk yang termulia (karramna banii
aadam) serta bukan lagi sebagai pemegang amanah pengendali bumi (khalifah) yang
telah diberikan autoritas penuh "Huwalladzi khalaqa lakum maa fil ardh" (Dialah Allah
yang telah menjadikan semuanya "bagimu" apa-apa yang ada di atas bumi ini) untuk
mengelolah bumi ini dalam rangka kemakmuran mereka sendiri. Sebaliknya, mereka
telah menjadi budak-budak keduniaan (material). Mereka tidak punya pijakan hidup,
sehingga mereka cenderung mengikut kepada "perubahan situasi" dan bukannya mereka
menjadi "penggerak/pengendali prubahan" tersebut.
Kegagalan manusia dalam mengenal dirinya inilah yang melahirkan berbagai sifat
maupun sikap yang serba jahil. Kesimpang siuran nilai-nilai kehidupan, kesemrawutan
prilaku, menjadi fenomena utama masyarakat jahil tersebut. Barangkali contoh-contoh
klasik, seperti homoseksualitas, lesbianisme, poliamorisme, free sex, berbagai bentuk
violence, dll, adalah contoh-contoh yang terjadi setiap saat di depan mata kita. Manusia
telah berdaya upaya untuk menanggulangi semua ini. Milyaran dollar telah dibelanjakan
untuk mencari solusi. Namun tak kunjung redah apalagi habis, karena dalam prosesnya
justeru manusia semakin diajak untuk tidak mengenal dirinya sendiri. Dan ini pulalah
dilema dunia barat saat ini. Sadar akan keboborokan yang terjadi, namun tidak sadar
kalau semua itu sebagai akibat dari kejahilan terhadap dirinya, akibat kejahilan akan
KhaliqNya.
Ketiga, Ma'rifat al Wali wal 'Aduw
Sentuhan fitrah yang ketiga adalah mengenal kawan dan lawan. Sebagaimana
perkawanan (walaa), permusuhan ('adaa) juga adalah bagian dari fitrah manusia. Hanya
saja, bahwa dalam kenyataannya manusia banyak tidak mengenal siapa kawan (wali) dan
siapa pula musuh ('aduw)nya. Sehingga terkadang manusia yang seharusnya bermusuhan
dengan musuh-musuhnya, menjadi berkawan bahkan terkadang kongkalikong (kolusi)
dengan musuh-musuhnya.
Ketika Adam pertama kali diturunkan di atas bumi ini, pesan Allah yang pertama kepada
Adam dan isterinya adalah: "Qulnahbithuu ba'dhukum liba'dhin adhuwwun" (Turunlah
kamu dalam keadaan bermusuhan). Para ulama mengatakan bahwa "ba'dhukum liba'dh"
di atas adalah salah satu bentuk kata yang menggambarkan keadaan atau "haal" dalam
istilah tata bahasa Arab. Artinya, manusia hadir di atas dunia ini dalam keadaan
bermusuhan. Bermusuhan dengan siapa? Konteks ayatnya jelas, yaitu dengan Iblis.
Masalahnya adalah seringkali kita salah persepsi bahwa Iblis itu adalah makhluk terpisah
yang jauh dari kita. Barangkali ini benar. Namun dilihat dari hakikatnya, sesungguhnya

72

Modul Mentoring Semester 1

Iblis itu terkadang menyatu dengan diri-diri kita. Karena demikian dekatnya, sehingga
semua arah terkuasai olehnya untuk menggoda kita. "Dari depan, belakang, kanan dan
kiri" semuanya dapat dipergunakan untuk menyesatkan manusia. Ini pula maknanya,
sehingga Rasulullah SAW mengatakan bahwa musuh terbesar kita adalahmusuh yang ada
pada diri kita sendiri (hawa nafsu).
Untuk melepaskan kungkungan Iblis (musuh) terhadap diri kita diperlukan Allah (wali)
sebagai pembenteng. Manusia yang taqarrub (dekat) dengan Tuhannya inilah yang pasti
jauh dari musuhnya (Iblis). "Allaahu Walyyulladzina aamanuu. Walladziina kafaruu
awliyaauhum at Thaguut" (orang-orang yang beriman itu walinya adalah Allah,
sedangkan orang-orang kafir wali-walinya adalah thagut). Dan orang yang menjadikan
Allah sebagai walinya tak akan mengalami rasa takut dan khawatir dalam kehidupan ini.
"Alaa inna awliyaaLLAHI laa khawfun 'alaihim walaa hum yahzanuun" (Sungguh bagi waliwali Allah tiada takut bagi mereka dan tiada mereka bersedih).
Kini ditemukan bahwa ternyata penyakit "takut dan khawatir" adalah sumber dari
berbagai penyakit manusia. Dan ini pula kekhasan manusia modern, jika miskin bersedih,
jika kaya takut bangkrut. Akhirnya hidupnya dibayang-bayangi oleh hantu "takut" dan
"khawatir".
Keempat, ma'rifat al Waqi'
Manusia hidup di alam kenyataan. Bagi seorang Muslim hidup ini adalah realita. Bukan
sebagaimana teori nihilisme yang memandang dunia ini sebagai "ilusi" yang seolah-olah
hanya bayangan. Dari sinilah Al Qur'an menyatakan:
"Wa lakum filadhi mustaqarr wamataa'" (Bagimu di atas bumi ini tempat tinggal dan
kesenangan). Hanya saja, segera Allah lanjutkan: "ilaa hiin" (hingga pada batas tertentu).
Batas ini meliputi dua makna, batas waktu dan juga batas kwalitas.
Maka pengenalan terhadap "alam kenyataan" juga merupakan bagian dari fitrah
manusia. Manusia tidak bisa berpura-pura jadi makhluk lain (malaikat) misalnya, lalu
cenderung mengingkari alam kenyataan ini. Sebab itu adalah pengingkaran total
terhadap fitrahnya sendiri. Maka rasulullah SAW sangat marah kepada tiga sahabat yang
bertekad meninggalkan dunia ini dalam rangka pengabdian kepada Allah. Rasulullah SAW
pernah mengatakan bahwa orang yang mencari dunia ini namun tetap mengabdi kepada
Tuhannya adalah lebih baik ketimbang seseorang yang menghabiskan seluruh masanya
hanya untuk ibadah ritual semata. Bahkan berbagai ayat dalam Al Qur'an jelas-jelas
mewajibkan mencari dunia sebagaimana mewjibkan manusia mencari Akhiratnya.
Maka manusia yang tidak mengenal "Waqi'"nya akan menjadi "korban" kehidupan.
Sebab dia akan tergilas dengan perjalanan kehidupannya itu sendiri. Maka bagi seorang
Muslim, ia harus memandang kehidupan ini dengan pandangan yang serius. Namun
keseriusan itu tidak menjadikannya gagal untuk mengenal hakikat dan tujuan hidup yang
sesungguhnya (beribadah). Manusia Muslim tenggelam secara fisik ke alam bumi, namun
ia memiliki orientasi "langit" yang tinggi. Sebab hanya dengan keseimbangan seperti ini,
manusia menemukan fitrah kehidupannya yang sebenarnya.

Modul Mentoring Semester 1

73

Marifatul Quran
Menguak Rahasia Mukjizat Terbaik Sepanjang Masa

Kitab (Al Qur'an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa,
(QS. Al Baqarah : 2)
Seluruh kaum musyrikin Quraisy resah dan gelisah. Kelaparan dan kekeringan bukanlah
sumber keresahan dan kegelisahan mereka. Bukan peperangan dan banjir bandang pula yang
membuat mereka tak bisa nyeyak tidur ketika malam membuainya. Kegelisahan mereka
dikarenakan terus bertambahnya pengikut agama baru di Mekkah yaitu Islam yang dibawa oleh
Al Mushtafa Muhammad saw. Mulai dari kaum papa, budak, pedagang, prajurit tangguh, hingga
bangsawan Qurasiy berbodong-bondong bagai gelombang lautan memeluk Islam tanpa ragu
meski cacian, ejekan, dan siksaan menjadi hiasan dan pakaian keseharian mereka.
Untuk menghilangkan keresahan dan kegelisahan mereka (musyrikin Quraisy).
Tercetuslah ide diantara mereka untuk berkumpul di Darun Nadwah untuk membicarakan
langkah strategis menghadang Al Mushtafa Muhammad saw. Dalam menyiarkan Islam sekaligus
membendung gelombang manusia yang memeluk Islam. Tersebutlah di dalam pertemuan para
pembesar Quraisy yang amat keras menentang Islam diantara mereka terdapat Walid bin
Mughira, Uthbah bin Rabia'ah, Abu Sufyan bin Harb, Abu Jahal bin Hisyam, Ubay bin Khalaf,
Aswad bin Abul Muthallib dan banyak lagi.
Pertemuan tersebut memutuskan untuk mengutus seseorang yang gagah berani,
berbadan tegap, muda, berparas tampan, dan yang lebih terpenting adalah fasih dalam berbicara
dan pandai dalam bersilat lidah. Terpilihlah diantara mereka Utbah bin Rabi'ah yang dianggap
memiliki kriteria tersebut. Seluruh Mekkah mengetahui ketasihan lidah Utbah bin Rabi'ali dan
seluruh yang hadir dalam pertemuan tersebut yakin bahwa ia dapat mematahkan segala
perkataan Muhammad Saw yang terkenal fasih hingga akhirnya ia dapat menghentikan da'wah
Muhammad Saw.
Di hari yang sudah direncanakan datanglah Utbah ke ruinah Abu Thalib untuk menemui
Rasulullah saw. Abu Thalib menyambutnya dengan baik bak kedatangan seorang raja.
Disampaikannya perihal kedatangannya kepada Abu Thalib yaitu untuk berdiskusi dengan
keponakannya yang mulia Muhammad Rasulullah saw. Dengan segera ia menyuruh seseorang
untuk memanggil keponakannya. Datanglah Rasulullah saw. ke rumah paman kesayangannya itu.
la saw. tak mengira bahvva Utbah telah menunggu di sana.
Duduklah Rasulullah Saw berhadap-hadapan dengan Utbah dengan jarak yang agak
berjauhan. Maka terjadilah diskusi diantara mereka berdua. Tidak disangka sebelumnya oleh Al
Ma'shum bahwa kedatangannya untuk menghentikan da'wahnya. Terlontarlah perkataan dari
mulut Utbah berupa hasutan dan tawaran kenikmatan dunia. Utbah berkata:
"Sekarang bagaimana Muhammad, apa yang menjadi keinginanmu dengan mengadakan
agama baru? Aku ingin tahu Muhammad !" Nabi Saw. hanya terdiam tanpa menjawab sepatah
kata pun. Kemudian Utbah melanjutkan hasutannya kembali. "Jika dengan mengadakan agama
baru engkau ingin memperoleh harta benda. kami sanggup mengumpulkan harta benda buatmu
sengingga engkau paling kaya diantara kami. Jika engkau menghendaki kemuliaan atau

74

Modul Mentoring Semester 1

ketinggian derajat. Kami sanggup menetapkan engkau menjadi seorang yang paling mulia dan
paling tinggi derajatnya diantara kami, dan kamilah yang akan memuliakanmu. Jika engkau ingin
menjadi raja, kami sanggup mengangkat engkau menjadi raja kami yang memegang kekuasaan
diantara kami, yang memerintah kami dan kami semuannya tidak akan berani memutuskan
sesuatu perkara melainkan dengan seizinmu atau putusanmu. Engkau menghendaki perempuan
yang paling cantik sedang engkau tidak mempunyai kekuatan untuk mencukupi keperluan
mereka. kami sanggup menyediakan perempuan-perempuan bangsa Quraisy yang paling cantik
diantara perempuan kami. dan pilihlah sepuluh orang atau berapa saja menurut kehendakmu,
kamilah yang mencukupi keperluan mereka masing-masingdan engkau tak usah memikirkan
keperluan mereka. Jika engkau sakit, kami sanggup mengikhtiarkan obat dengan harta benda
kami sampai engkau menjadi sehat kembali, tidak apalah. Jika engkau menghendaki atau
menginginkan hal-hal lain, cobalah engkau katakan kepadaku, asal engkau mau menghentikan
perbuatanmu seperti yang sudah-sudah. Cobalah engkau kehendaki, katakanlah kepadaku.'
Selama Utbah berkata, Nabi saw. diam sambil mendengarkan. Sesudah itu, beliau
bertanya, "Sudahkah selesai hal-hal yang engkau katakan kepadaku?" Utbah menjawab, "Ya,
sekian dulu." Nabi saw. berkata, "Oh begitu ! Baiklah, sekarang aku minta engkau mendengarkan
perkataanku sebagai jawaban kepadamu. Sukakah engkau mendengarkannya?'" Utbah
menjawab, "Baiklah. katakanlah kepadaku sekarang juga" Nabi saw. kemudian membacakan
firman Allah (surat Fushilat 1-14) yang telah diturunkan beberapa hari yang lalu.
Baru sekian Nabi saw. membaca ayat-ayat AI Quran, dengan segera Utbah menegur dan
berkata. "Cukuplah Muhammad. cukuplah sekian dulu Muhammad. Apakah engkau dapat
menjawab dan berkata selain dari pada itu." Nabi saw. menjawab. "Tidak." Utbah terperanjat
kagum mendengar apa yang dibacakan oleh Nabi saw. la pulang dengan perasaan gusar yang ia
tidak miliki sebelumnya. Firman Allah SWT. yang dibacakan melalui lisan Nabi saw. membuat
seluruh hati dan sanubarinya berdegup kencang menerima firman-firman kebenaran. Utbah
berkata. "Memang sangat menarik dan sangat bagus kata-kata yang diucapkan oleh
Muhammad. Selama hidupku aku belum pernah mendengar kata-kata semacam itu. Rangkaian
kata-kata yang diucapkan oleh Muhammad sungguh sangat memukau.
Kemudian Utbah melanjutkan luapan hatinya akan kebenaran yang diterimannya ketika
para pemuka Quraisy meminta laporan pertemuannya dengan Nabi saw. Utbah berkata, "Demi
Allah, selama hidupku, aku belum pernah perkataan seperti perkataan Muhammad yang
diucapkannya kepadaku. Karena, perkataan itu akan kuanggap syair, tetapi bukan syair, karena
ia bukan ahli syair, dan akan kuanggap perkataan tukang ramal, tetapi ia bukan seorang tukang
ramal, dan akan kuanggap perkataan orang gila, tetapi ia bukan orang gila. Sungguh,
perkataannya yang telahg kudengar itu akan menjadi satu urusan penting. Oleh karena itu, pada
waktu itu aku tidak dapat menjawab perkataannya sepatah pun." Selanjutnya Utbah
mengemukakan harapannya mereka. "Sekarang, sebaiknya Muhammad dibiarkan saja. Bialah ia
meneruskan usahannya karena seruannya yang telah kudengar adalah benar dan nyata
semuannya! Kita janganlah menghalang-halangi usahanyaatau menggangu perbuatannya atau
merintangi seruannya! Biarlah ia meneruskan usahanya dan siapa-siapa yang mengikutinya,
biarkanlah!
Lebih lanjut Utbah berkata dengan kecenderungan kepada kebenaran ajaran Muhammad
saw. Dan kebenaran apa yang diucapkan dan disampaikannya, dan meyakini bahwa yang
dilantunkan Muhammad saw adalah firman Allah yang kita kenal sebagai Al-Quran yang
merupakan sebuah kebenaran mutlak yang menghantarkan kepada kejayaan sebuah bangsa
Modul Mentoring Semester 1

75

yang berpegang teguh kepada Islam dan Al Quran dan kebahagiaan hakiki bagi
siapayangmengimaninya, meskipun Utbah selama akhir hayatnya tidak memeluk Islam. Utbah
berkata. "Demi Allah! Sebenarnya, seruan Muhammad yang telah sering kali kudengar
semuannya adalah yang besar gunanya. Oleh karena itu. Jikalau seruannya makin tersiar di
kalanbgan kita, kirannya kamu akan memperolah kehidupan yang sempurna. sehingga kamu
akan dapat menaklukan bangsa lain dan dapat pula menguasai daerah bangsa lain. Bahkan,
apabila Muhammad mendapat kemenangan, kemenagan Muhammad herarti kemenanuan
kamu, dan kekuasaan Muhammad berarti kekuasaan kamu sehingga, sehingga kamu akan
menjadf bangsa yang paling mulia, paling unggul, paling gagah. paling be rani, dan paling
ditakuti oleh bangsa-bangsa lain di muka bumi ini karena kamu mempunyai orang seperti
Muhammad. Oleh sebab itu, sekarang biarkan saja Muhammad dan biarkanlah seruannya!."
Salah satu nikmat yang amat besar dari seluruh nikmat yang diberikan oleh Allah SWT.
kepada umat manusia di seluruh dunia ini yang merupakan umat Al Ma'shum Rasulullah saw.
Adalah nikmat diturunkannya Al-Qur'an. la adalah "Cahaya di atas cahaya'" yang dinisbatkan ke
dalam hati Muhammad bin Abdullah untuk disampaikan kepada umatnya. la juga merupakan
Kalamullah yang diturunkan untuk dijadikan sebagai pedoman hidup manusia selama ruh ini
tetap terkait di dalam raga. la juga yang akan menjaga manusia agar tetap berada di dalam Ridho
Ilahi hingga kelak manusia bertemu dengan-Nya dalam keadaan sempurna dan beruntung.
Bukan dalam keadaan kotor dan merugi karena telah melalaikan petunjuk-Nya yaitu Al-Qur'an
sebagai Adz-Dzikra.
Para sahabat Rasul saw. telah merasakan dahsyatnya pengaruh Al-Qur'an terhadap jiwajiwa mereka, mereka telah membiarkan Al Huda menghujam ke dalam hati-hati mereka sehingga
terpancarlah izzah kemuliaan yang menerangi Arab Jahili hingga Eropa Konstatinopel,
memadamkan api suci Majusi dan menghancurkan berhala-berhala Quraisy dan Romawi.
Al-Quran telah bersemayam di hati mereka, para sahabat Rasulullah saw yang mulia.
tertutur dalam setiap perkataan dan tergambar dalam keindahan budi pekerti. Sehingga
terciptalah keimanan yang integral terhadap Al-Quran yang juga merupakan sebuah tuntutan
yang harus diaplikasikan setiap umat Islam dan setiap individu muslim dalam kehidupannya.
Akrab dengan Al-Qur'an
Berinteraksi secara sempurna dengan Al-Qur'an merupakan sebuah tuntutan keimanan
terhadap Al Qur'an. Realitas umat Islam sekarang ini telah mengaburkan arti berinteraksi dengan
Al- Qur'an. Mereka hanya menjadikan Al-Qur'an sebagai penghias dinding rumah, pelengkap
koleksi buku dan perpustakaan, jimat yang dikalungkan ke setiap leher atau di selipkan dalam
saku. sarana musabaqah, bacaan kepada setiap insan yang telah wafat, dan bacaan seremonial
disetiap acara. Rasulullah saw. telah memberikan sebuah cara berinteraksi dengan Al-Qur'an
secara benar hingga dapat mengantarkannya menjadi orang yang terbaik diantara mereka.
Beliau berkata, "Sebaik-baik manusia diantara kamu adalah orang yang mempelajari Al-Qur'an
dan mengajarkannya." (H.R Bukhari). Dari perkataan beliau itu, para ulama mengklasifikasikan
bahwa mempelajari (ta'allumuhu) dan mengajarinya (ta'aliimuhu) adalah cara terbaik
berinteraksi dengan Al-Qur'an. Dalam menafsirkan perkataan tersebut para sahabat Rasul saw.
mengaplikasikannya dengan cara sebagai mana di bawah ini.
a. Tilawatul Quran (Membaca Al-Quran)
Allah menurunkan kitab-Nya agar ia selalu dibaca oleh lisan setiap hambanya. Ibnu Qoyyim
menggambarkan bahwa kedekatan seorang hamba terhadap Rabbnya tergantung dari

76

Modul Mentoring Semester 1

seringnya ia membaca Kalam-Nya. Para sahabat Rasul saw. selalu menghiasi detik demi detik,
menit demi menit mereka dengan tilawatul Quran. Sehingga tidak aneh lagi jika Zaid bin
Tsabit, Ibnu Mas'ud. dan Ubay bin Ka'ab dapat mengkhatamkan Al-Qur'an dalam tujuh hari.
Allah berfirman bahwa Allah akan menyempurnakan kepada mereka pahala dan karunia-Nya,
"Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan shalat dan
menafkahkan sebahagian dari rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diamdiam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi,
agar Allah menyempurnakan kepada mereka pahala mereka dan menambah mereka dari
karunianya. Sesungguhnya Allah Mulia Pengampun Iagi Maha Mengampuni. " (QS. Al
Faathir: 29-30).
Kemudian Rasulullah saw bersabda, "Perumpamaan orang mukmin yang membaca al-Quran
ialah seperti perumpamaan buah utrujah yaitu buah yang berbau harum dan rasanya enak.
Manakala perumpamaan orang mukmin yang tidak membaca al-Quran ialah seperti buah
kurma. tidak ada baunya akan tetapi rasanya manis. Adapun perumpamaan orang munafik
yang membaca al-Quran ialah seperti buah Raihanah yaitu buah yang berbau harum tetapi
rasanya pahit. Sedangkan perumpamaan orang munafik yang tidak membaca al-Quran ialah
seperti buah hanzhalah (paria) yaitu buah yang tidak ada dan sama sekali dan ditambah pula
oleh rasanya yang pahit." (H.R. Bukhari). Maka tidak akan aneh jika para sahabat yang
dikisahkan di atas berlomba untuk digolongkan ke dalam golongan yang lebih utama daripada
digolongkan ke dalam golongan yang kedua yaitu golongan munafik yang selalu berada di
dalam kerak neraka. Dan beruntunglah bagi mereka yang terus menerus belajar membaca AlQur'an, karena Rasul saw. bersabda, "Orang yang pandai membaca al-Quran itu akan
bersama para Rasul yang mulia. Adapun orang yang lemah dan terbat-bata ketika membaca
al-Quran dan dia memang berkeinginan untuk membaca al-Quran. maka dia berhak
mendapat dua pahala."(H.R Bukhari Muslim).
Hujjatul Islam Imam Al Ghazali dalam Al Ihya Ulumuddin mengatakan bahwa terdapat
beberapa etika baik lahir maupun batin- yang dapat diterapkan oleh setiap muslim ketika
membaca Al-Qur'an. Yang termasuk etika lahir menurut beliau adalah berwudhu, tenang dan
penuh kesopanan ketika membacanya, tartil, menangis ketika membacanya, menjaga hak-hak
ayat-ayat Al-Qur'an seperti sujud ketika membaca ayat Sajdah, membaca ta'awudz ketika
memulai membaca, dan membaguskan bacaaan serta perlahan tanpa dibarengi dengan ria. Sedangkan
yang termasuk kedalam adab batin diantaranya adalah mengagungkan Dzat Allah dan menghadirkan
hati ketika membacanya.

b. Fahman (memahami dan mentadaburinya)


Ketika lisan para sahabat dibasahi dengan membaca Al-Qur'an, mereka akan mencoba untuk
memahami dan mentadaburi ayat demi ayat. Balikan mereka seringkali mengulangnya jika
fikiran mereka tak dapat memahami apa yang mereka baca atau jika hati mereka tidak
tergerak saat membacanya. Abu Dzar r.a meriwayatkan bahwa, "Rasulullah saw. mengimami
shalat bersama kami pada suatu malam. Beliau membaca satu ayat yang diulang-ulang, yaitu,
"Jika Engkau menyiksa mereka, maka sesungguhnya mereka adalah hamba-hamba Engkau,
dan jika Engkau mengampuni mereka, maka sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Perkasa
lagi Maha Bijaksana. " (OS. Al-Maidah : 188)
Selain dengan mengulang bacaaan, Yusuf Qordhowi dalam "Bagaimana Berinterkasi dengan
Al-Qur'an" ia menyarankan untuk membacanya secara perlahan karena membaca perlahan
Modul Mentoring Semester 1

77

lebih membuka kesempatan untuk memperhatikan. dan memperhatikan adalah tujuan yang
diinginkan dari membaca.
c. Tathbiqan (melaksanakannya)
Keimanan adalah ketika sebuah ilmu telah kita resapi dalam hati. dipahami dalam jiwa,
tersampaikan dalam tutur kata serta terealiasikan dalam perilaku. Maka sudah menjadi
keharusan bagi setiap muslim jika ingin meraih manisnya iman ia harus mengaplikasikan apa
yang ada di dalam Al-Qur'an setelah mampu memahami dan mengucapkannya. Pada masa
Rasulullah saw. ketika para sahabat mendengar wali ini yang beliau sampaikan tanpa
bertanya, tanpa curiga ataupun ragu dan bimbang, mereka langsung berlomba-lomba untuk
mengamalkannya. Maka tidak aneh jika mereka disebut generasi Qurani dan umat terbaik.
Sebagai contoh ketika Allah menurunkan ayat Al-Qur'an.
Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu
menafkahkan sehahagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu nafkahkan maka
sesungguhnya Allah mengetahuinya. " (QS. Ali-Imran : 92).
Abu Thalhah orang yang paling kaya di Madinah dan memiliki sebuah kebun yang amat
dicintainya di depan masjid. Setelah dibacakan ayat di atas kepadanya maka ia dengan segera
membagikan kebunnya kepada kerabat-kerabatnya dan keluarga pamannya.
d. Hifdzan (Menghafalkannya)
"Dan sesungguhnya telah Kami meyakini Al-Qur'an untuk pelajaran, maka adakah orang yang
mengambil pelajaran" (QS. Al Qomar : 17)
Firman Allah SWT. di atas menunjukkan bahwa Allah telah memudahkan bagi setiap individu
muslim yang mau mempelajari Al-Qur'an termasuk juga menghafalnya. Generasi sahabat
maupun generasi sekarang ini telah membuktikan bagaimana mudahnya menghafal AlQur'an. Ulama ternama seperti Syaikh Yusuf Qordhowi telah hafal Al-Qur'an sejak ia berusia
sepuluh tahun. Bahkan kini di Indonesia banyak tumbuh pesantren-pesantren yang
mengkhusukan pada penghafalan Al-Qur'an. Sehingga telah terdapat puluhan bahkan ratusan
luiusan dari pesantren-pesantren tersebut yang telah menjadi seorang Al Hafidz (penghafal
Al-Qur'an). Dengan realita ini Allah terlah membuktikan janjinya yang tertuang dalam AlQur'an, "Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al-Qur'an dan sesungguhnya Kami benarbenar memeliharanya". (QS. Al Hijr : 9).
Rasulullah saw. memberikan penghargaan khusus bagi sahabatnya yang telah meluangkan
waktunya untuk menghafalkan Al-Qur'an. Beliau saw. selepas peristiwa Uhud mendahulukan
mensholati para syuhada yang lebih banyak hafalan Al-Qur'annya. Beliau saw. juga lebih
mengutamakan mengustus para penghafal Al-Quran dalam suatu ekspedisi mensyiarkan
Islam ke daerah lain, ini dapat kita lihat sikap beliau ketika mengutus para Qari (pengahafal)
untuk mensyiarkan Islam kepada penduduk Najd, namun di tengah perjalanan para Qura
tersebut dihadang dan dibantai oleh penduduk dari kabilah Ushayyah, Ri'il. dan Dzakwan.
Peristiwa tersebut dinamakan tragedi Bir Ma'unah karena tragedi itulah Rasul saw. melakukan
Qunut di setiap shalat Shubuh selama 30 hari untuk mendoakan para syuhada Bir Ma'unah
dan melaporkan perilaku para kabilah yang membantai sahabatnya kepada Allah SWT.

78

Modul Mentoring Semester 1

Mendidik Diri dengan Al-Qur'an


Peran Al-Qur'an dimasa Rasulullah saw telah berhasil menghidupkan hati para
penentangnya sehingga berbalik membelanyadengan mengorbankan apa saja yang dimilikinya.
Harta, tenaga, darah dan nyawa mereka persembahkan untuk kebenaran Kalam Allah tersebut.
Kesemuannya itu mereka serahkan laksana desah nafas yang berhembus setiap saatnya.
Pancaran kebenaran Al-Qur'an telah melahirkan jiwa-jiwa manusia ketika menjadi jiwa-jiwa yang
penuh cahaya kemulian yang sebelumnya tertutup kegelapan dan keterbelakangan. Dari jiwajiwa baru tersebut maka tumbuhlah benih-benih peradaban yang selama ini tumbuh di tengah
kegersangan hati dan jiwa. Dari benih itu muncullah insan yang baik namun unggul. Mereka
mandiri, bebas dari penghambaan kepada sesame makhluk. bermasyarakat, beradab, dan
mengerti, faham dan merealisasiskan nilai-nilai kemanusiaan yang murni. Sehingga Allah juluki
mereka para sahabat Rasulullah saw dengan sebutan Khairu Ummah (umat terbaik).
"Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang
ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab
beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman dan
kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik. "(QS. Ali Imran : 110)
Pujian Allah kepada generasi sahabat dikarenakan keinginan mereka yang begitu kuat
untuk mendidik diri mereka sendiri dengan Al-Qur'an. Mereka sedikit demi sedikit
menghilangkan kebiasaan jahili mereka di bawah pedoman Al-Qur'an, yang mengarahkan
mereka untuk melakukan reformasi diri dengan mengimplementasikan proses Tazkiatun Nafs
(Penyucian Jiwa).
"Dia-lah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul diantara mereka,
yang membacakan ayat-ayal-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan kepada
mereka Kitab dan Hikmah (As Sunnah). Dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar
dalam kesesatan yang nyata" (QS. AI Jumu 'ah : 2).
Adapun tujuan dari Tazkiyatun Nafs menurut Said Hawwa dalam Mensucikan Jiwa adalah
itu adalah menghilangkan kekufuran, kemunafikan, kefasikan, kekufuran, bid'ah, riya, cinta
kedudukan dan kepemimpinan, kedengkian, 'ujub, kesombongan, kebakhilan, keterpedayaan,
amarah yang dzalim, cinta dunia, dan mengikuti hawa nafsu yang merupakan sumber kesesatan
dan keterbelakangan kaum musyrikin.
Dengan demikian sudah menjadi kewajiban bagi setiap muslim untuk mendidik dirinya
dengan Al-Qur'an agar dapat menghilangkan sumber kesesatan dan keterbelakangan dengan
permanen. Sekaligus dapat menghancurkan pengaruh lingkungan yang buruk, syaithan dan nafsu
yang dapat menjeremuskan.
Menerima dan Tunduk Kepada Hukum-hukumnya
Al-Qur'an adalah kitab yang membawa hukum-hukum syariat yang kokoh, yang di
dalamnya terdapat penjelasan tentang halal haram, muamalah. dosa-dosa besar, qisas, hudud,
dan sebagainya. Para ulama sepakat bah\va hukum-hukum yang terdapat di Al-Qur'an adalah
bertujuan untuk kemashlahatan umat manusia baik di dunia maupun di akhirat. Bagi mereka
yang menentang dan lebih memilih menggunakan hukum selain hukum yang ada di Al-Qur'an
maka Allah mensifati mereka dengan berbagi macam sebutan seperti kafir, zalim, dan fasik.

Modul Mentoring Semester 1

79

"Dan hendaklah orang-orang pengikut Injil, memutuskan perkara menurut apa yang
diturunkan Allah di dalamnya. Barangsiapa tidak memutuskan perkara menurut apa yang
diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang fasik." (QS. Al Maidah : 47).
Sudah menjadi keharusan bagi setiap muslim untuk menerima dan tunduk kepada
hukum-hukum Al Qur'an sebagai bukti keimanan kepada Al-Qur'an.
Menyeru Orang Kepada-Nya
Al-Qur'an memiliki tugas lain dalam kehidupan Islam. Disamping keberadaannya sebagai
pedoman hidup individu muslim dalam beraktivistas, undang-undang dan hukum bagi
masyarakat muslim, ia juga sebagai pedoman da'wah kepada Allah dan agamaNva.
Al-Qur'an adalah kitab yang universal yang ditujukan untuk seluruh umat manusia secara
keseluruhan, meskipun ia diturunkan dengan satu bahasa saja. yaitu bahasa Arab tetapi ia adalah
kitab yang universal yang mengajak manusia kepada satu Tuhan yaitu Allah, satu agama yaitu
Islam, satu kitab yaitu Al-Qur'an, dan satu suri tauladan yaitu Rasulullah saw. "Katakanlah: Dialah Allah, Yang Maha Esa, " (QS. Al Ikhlash : 1)
Dengan demikian maka, da'wah Islam yang merupakan cara untuk mengajak manusia
menuju jalan Allah SWT. agar tercipta keadilan universal di dunia ini. Da'wah Islam tentunya
secara operasional dilakukan cara-cara yang penuh hi km ah dan suri tauladan yang baik. Amat
beruntunglah mereka yang mau terjun untuk menjadi seorang da'i yang menyeru manusia untuk
menuju jalan-Nya. Seruannya tersebut adalah sebaik-baik perkataan dan penyerunya adalah
sebaik-baik manusia.
"Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah,
mengerjakan amal yang saleh dan berkata: "Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yung
berserah diri"(QS. Fushshilat : 33).
Menegakannya di Muka Bumi
Jika Allah dahulu memerintahkan kepada Daud as. Dan umatnya untuk mengimplementasikan
hokum hukum Allah yang ada di dalam Zabur, kemudian Musa as. dan umatnya untuk melaksanakan
segala yang ada di dalam Taurat, demikian juga Isa as. dan umatnya diperintahkan mewujudkan semua
yang Allah dalam Injil, maka kita selaku umat Al Musthafa Muhammad saw. pun demikian. Kita sebagai
umat di penghujung zaman diperintahkan oleh Sang Khalik Allah SWT untuk membumikan Al-Qur'an ke
dunia ini dengan segenap kemampuan yang dimiliki serta dengan persatuan dan kesatuan Islam yang tak
mengenal batas negara, jenis suku dan bangsa, warna kulit yang selama ini kita kenal dengan Ukhuwah
Islamiyah yang terikat dengan ikatan aqidah.
"Supaya kamu duduk di atas punggungnva kemudian kami ingat nikmat Tuhanmu apabila kamu
telah duduk di atasnya; dan supaya kamu mengucapkan, "Maha Suci Tuhan yang telah menundukkan
semua ini bagi kami padahal kami sebelumnya tidak mampu menguasainya." (QS. Al-Hujurat : 10).
Jika semua yang telah Allah perintahkan dalam Al-Qur'an telah membumi di dunia maka akan
terbukalah berkah dari langit berupa jannah Allah yang selalu dinanti serta akan dibukakan pula berkah
Allah dari bumi berupa kesejahteraan, keadilan, kesuburan dan kejayaan Islam. Seperti firman Allah :
Jikalau Sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan
melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayatayat Kami)
itu, Maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya. (QS. Al A'raaf: 96).

80

Modul Mentoring Semester 1

Syumuliyatul Islam
Mengenal Konsep Islam Rahmatan lil Alamin

"Sesungguhnya agama yang diridhoi disisi Allah hanyalah islam, tiada berselisih orang-orang
yang telah diberi Al kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka karena
kedengkian (yang ada) diantara mereka, barang siapa yang kafir dengan ayat-ayat Allah maka
sesungguhnya Allah maha cepat hisab-Nya". (QS. Ali Imran: 19)
"Barang siapa mencari agama lain selain agama islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima
(agama itu) ". (QS Ali Imran : 85)
Syumuliyatul Islam (Universalitas Islam) meliputi tiga dimensi:
1. Syumuliyatuz-zaman (Kemenyuluruhan masa)
2. Syumuliyatul-Minhaj (Kesempurnaan Pedoman Hidup)
3. Syumuliyatul Makan (Universalitas Tempat)
Islam merupakan agama yang syamil (sempurna) yang berarti lengkap, menyeluruh dan
mencakup segala hal yang diperlukan bagi panduan hidup manusia. Kesempurnaan Islam ini
ditandai dengan syumuliyatuz zamaan (sepanjang masa), syumuliyatul minhaj (mencakup
semuanya), dan syumuliyatul makan (semua tempat).
1. Islam sebagai syumuliyatuz zamaan (sepanjang masa) dibuktikan dengan ciri risalah nabi
Muhammad saw. sebagai kesatuan risalah dan nabi pentutup. Islam yang dibawa nabi
Muhammad saw. dilaksanakan sepanjang masa hingga hari Kiamat. Semua orang yang
memeluk agama Islam adalah umat Muhammad, di manapun adanya.

) (

Sesungguhnya aku tidak diutus sebagai tukang kutuk, tapi sebagai pembawa rahmat (H.R
Muslim)

) )

Sesungguhnya aku diutus dengan jiwa yang lapang dan toleran (H.R Ahmad)

2. Islam sebagai syumuliyatul minhaj (mencakup semuanya) melingkupi beberapa aspek


lengkap yang terdapat dalam Islam itu sendiri, misalnya aqidah (sebagai asas Islam), jihad
dan dawah (sebagai penyokong Islam), dan akhlaq dan ibadah (sebagai bangunan Islam).
Aspek-aspek ini menggambarkan kelengkapan Islam sebagai agama. (QS. At-Taubah: 112 )
Kemenyeluruhan dan Kesempurnaan Islam pada dasarnya terbagi 3 Aspek :
a. Al-Asas (Pondasi) : Seorang Muslim yang benar harus memiliki Aqidah yang jelas artinya
ia wajib terlepas terhadap aqidah selain ISLAM, maka dari itu Iman dari seorang muslim
harus memiliki kekokohan Asas / Pondasi.
Modul Mentoring Semester 1

81

b. Al-Binau (Bangunan) : Islam seperti rumah yang dari padanya setelah membuat pondasi
yang kokoh maka ia beru membentuk bangunan rumah tersebut. Di analogikan bangunan
tersebut adalah Ibadah dan Akhlaq maka akan terlihat sebuah kepribadian Muslim
sebagai Identitas ornag Islam baik terhadap sesame manusia maupun terhadap Rabbnya
c. Muayyidah (Penyokong) : Sebuah implementasi nilai dari seorang yang telah berislam
dengan baik dan benar maka ia akan berusaha mempertahankan dan memperjuangkan
aqidahnya. Dalam hal ini maka dalam Islam ada sebuah metode yaitu Dakwah (QS. AnNahl : 125 ) dan Jihad (QS. Al-Anfal 9-10) yang telah menjadi pedoman Islam dalam Quran
dan Sunnah.
3. Islam sebagai syumuliyatul makan (semua tempat) karena Allah menciptakan manusia dan

alam semesta ini sebagai satu kesatuan. Pencipta alam ini hanya Allah saja. Karena berasal
dari satu pencipta, maka semua dapat dikenakan aturan dan ketentuan kepada-Nya.(QS. AlHajj: 40 & QS. Al-Baqarah: 193-194 )
Allah tidak menerima keislaman seseorang kecuali jika seseorang masuk Islam secara total.
Mengakui universalitas Islam dan berupaya mengamalkannya secara total. Tidak mengakui
sebagaian ajarannya dan menerima sebagian yang lain yang sesesui dengan hawa nafsunya. Allah
berfirman :
Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah
kamu turut langkah-langkah syetan. Sesungguhnya syetan itu musuh yang nyata bagimu. (QS.
Al-Baqarah: 208).
Di Shofa Islam di Kumandangan dengan Lantang
Bukit Shofa nampak mulai didatangi setapak demi setapak langkah kaki di atas gundukan
tanah yang agak tinggi dari permukaan lainnya kaum quraisy dengan pancaran terik matahari
yang teramat membakar wajah, tandus, gersang segersang jiwa kaum Quraisy dengan kejahilan
yang semakin menjadi di tengah kehidupan mereka saat ini. Saat anak perempuan dikubur hiduphidup sudah menjadi biasa, saat berhala-berhala terbuat dari roti mereka ciptakan dan kemudian
mereka pula yang memakannya ketika lapar sudah menjadi adat budaya spitritual mereka, saat
taqlid buta terhadap nenek moyang mereka telah merasuk dalam diri.
Hari itu juga, kebulatan tekad kekasih Allah Muhammad saw dan pancaran sinar di
wajahnya yang nampak bersih dan tergambar pada paras wajahnya untuk menyampaikan seruan
dari Rabbnya. Saat itu berkumpulah kefuarga, kerabat Rasul saw dari kaum Quraisy yang
sebagian besar dari bani Hasyim dan bani Mutholib. Hadir pula dari bani 'Ady dan bani Fihr.
Mereka yang tidak bisa hadir juga ikut mengirimkan utusannya atas permintaan Rasulullah saw,
Abu lahab beserta pemuka Quraisy pun ikut datang. Di bukit Shofa Rasul saw mulai
menyampaikan kebenaran al Islam. Rasulullah saw. Memulainya dengan menyeru kaumnya
untuk menyembah Allah SWT dan tiada sekutu bagi Nya. Dan menghimbau mereka agar
memelihara diri dari api neraka.
Dengan gaya dan retorika penyampaian yang penuh kelembutan dan penuh majas dan
tidak menyakitkan Rasulullah saw. menyeru dengan lantang mereka yang hadir ketika itu. Hingga
akhirnya, diantara kaum yang hadir dari bani Ady, Ka'ab dan bani Fihr membenarkan dakwah
rasul dengan mengatakan "Sesungguhnya kami tidak pernah mendengar perkataanmu
Muhammad kecuali kebenaran". Namun ibarat petir di siang hari menggoncang tubuh, Abu lahab
tak percaya akan pengkhianatan Muhammad kepada agama nenek moyang mereka dengan

82

Modul Mentoring Semester 1

muka merah menyala ia berkata, "Celakalah engkau Muhammad, apakah engkau


mengumpulkan kita disini hanya untuk mendengarkan sihiran-sihiran agamamu yang baru itu."
Abu jahal juga mencemooh Muhammad dan menyebutnya telah gila.
Begitulah Rasul saw memulai dakwah secara terang-terangan. Fase pertama itu telah
membuat kaum Quraisy harus berfikir banyak bagaimana strategi menghalangi dakwah Rasul
saw dengan berbagai macam cara. Salah satunya adalah dengan mendatangi paman Rasul saw,
membujuknya, atau menukarkan Rasul saw dengan pemuda Quraisy yang paling mulia
derajatnya, paling bagus parasnya dan paling gagah bentuk tubuhnya. Pada fase ini para
penghalang dakwah Rasul saw. bukan hanya kaum Quraisy saja, Hamzah bin Abdul Muthalib
paman Rasul saw. dan Umar bin Khatab amat garang menentang dan menghalangi dakwah Rasul
saw. sebelum Allah akhirnya memperkenankan hidayah merasuk ke dalam kalbu mereka. Hanya
segelintir orang-orang yang menerima Islam dengan mudah pada masa itu seperti Abu bakar,
dan Ali bin AbiThalib.
Makna AI Islam
a. Al Islam Al Wajh (Menundukkan wajah)
Islam menghendaki umatnya untuk menundukkan wajah dan dirinya kepada Allah Begitulah
yang Allah kiaskan dalam Al-Qur an, islam dengan arti menundukkan wajah. Ketundukkan itu
harus dibuktikan dalam amalan berupa kebaikan dan juga sesuai dengan aqidah yang lurus.
Amal sholeh dan ketundukan adalah makna islam secara integral.
"Dan siapakah yang lebih baik agamanya daripada orang yang ikhlas menyerahkan dirinya
kepada Allah, sedang diapun mengerjakan kebaikan, dan ia mengikuti agama Ibrahim yang
lurus? Dan Allah mengambil Ibrahim menjadi kesayanganNya. " (QS, An Nisaa :125)
b. Al Istislaam (Berserah diri)
Islam adalah sikap penyerahan diri sepenuhnya kepada Allah dalam menghamba dan
menjalankan perintahnya. Seluruh makhluk yang ada dibumi dan dilangit patuh dan taat atas
petunjuknya yang biasa disebut sunnatullah fil kaun.
"Maka apakah mereka mencari agama yang lain dari agama Allah, padahal kepada-Nya-lah
berserah diri segala apa yang di langit dan di bumi, baik dengan suka maupun terpaksa dan
hanya kepada Allahlah mereka dikembalikan. " (QS. AH Imran : 83)
c. As Salaam (Keselamatan)
Islam juga bermakna selamat dan sejahtera. Keselamatan adalah ciri mereka yang memeluk
islam. Yaitu menyelamatkan mereka dari jalan yang gelap gulita kepada jalan yang penuh
cahaya kebenaran. Apabila orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami itu datang
kepadamu. maka katakanlah: "Salaamun alaikum. Tuhanmu telah menetapkan atas diri-Nya
kasih sayang. (yaitu) bahwasanya barangsiapa yang berbuat kejahatan di antara kamu lantaran
kejahilan, kemudian ia bertaubat setelah mengerjakannya dan mengadakan perbaikan, maka
sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
"Apabila orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami itu datang kepadamu, maka
katakanlah: "Salaamun-alaikum. Tithanmu telah menetapkan atas diri-Nya kasih sayang, (yaitu)
bahwasanya barangsiapa yang berbuat kejahatan di antara kamu lantaran kejahilan, kemudian
ia bertaubat setelah mengerjakannya dan mengadakan perbaikan, maka sesungguhnya Allah
Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. " (QS. Al An 'am : 54)
Modul Mentoring Semester 1

83

d. As Salaamah (Suci bersih)


Islam adalah agama yang suci dan bersih. Begitu pula yang dikehendaki dari umat Islam adalah
bersih dan suci baik secara fisik maupun ruhaninya. "kecuali orang-orang yang menghadap
Allah dengan hati yang bersih, " (QS. Asy Syuaraa : 89)
e. As Silmi (Perdamaian)
Islam tampil selalu menebarkan cahaya perdamaian bagi seluruh umat dan dengan datangnya
Islam menjadikan hati menjadi tenang dan tentram.
"Janganlah kamu lemah dan minta damai padahal kamulah yang di atas dan Allah (pun)
beserta kamu dan Dia sekali-kali tidak akan mengurangi (pahala) amal-amalmu." (QS.
Muhammad : 35)
Makna Islam secara istilah
Islam secara istilah dapat diartikan dengan suatu ajaran yang mengharuskan manusia
tunduk kepada wahyu Allah yang diturunkan melalui rasuINya Kemudian Islam juga merupakan
agama para nabi. Mulai dari nabi Adam sampai nabi terakhir yaitu nabi Muhammad SAW.
Keterangan yang amat jelas tentang makna Islam dalam sebuah hadits Rasul saw. yang
diriwayatkan oleh imam lima kecuali imam Bukhori, bahwa Rasulullah saw. bersabda, "Islam
adalah bersaksi tidak ada Tuhan melainkan Allah, Muhammad adalah utusanNya, mendirikan
sholat, menunaikan zakat, shoum di bulan ramadhan dan haji bagi yang mampu
melaksanakannya." Mengapa harus Islam jalan hidup kita Banyak keistimewaan dari karakteristik
Islam yakni; menjadikannya tetap tinggi dan tidak tertandingi oleh suatu agama apapun.
Keistimewaan yang tak pernah lapuk oleh masa dan tak pernah pudar oleh pergantian generasi
Karakteristik yang dimiliki Islam diantaranya seperti terurai d bawah ini.
a. Rabbaniyyah
Islam memiliki karakteristik Rabbaniyyah yang secan integral berarti berhubungan dengan
Allah SWT. secara langsung dan dipredikatkan kepada manusia dalam bentuk mengetahui
agama Nya dan mengajarkan Kitab-Nya. Yang dimaksud Rabbaniyyah dalam dua hal yaitu
Rabbaniyyah A, Ghayah wal Wijhah dan Rabbaniyyah Al Mashdar war, Minhaj Rabbaniyyah Al
Ghayah wal Wijhah atau robbaniyal dalam orientasi dan tujuan. Bahwa Islam menjadikan
tujuat akhirnya dan sasaran jangka panjangnya adalah agar terjadi hubungan baik dengan
Rabbnya Robhaniyyatul Mashdar wal Minhaj maksudnya adalah bahwa dalam mencapai
tujuan dan sasarannya, Islam merupakan manhaj (kurikulum) Rabbani yang murni karena
bersumber dari Allah melalui Nabi-Nya yang diturunkan kepada Rasulullah Muhammad SAW
yang tak sedikitpun ada campur tangan dan rekayasa manusia.
b. Insaniyyah
Karakteristik lain yangdimiliki oleh Islam adalah Insaniyah. Maksudnya, adalah islam
memberikan ruang luas kepada manusia dalamberijtihadjugadalamberikhtiarSelain itu Islam
sangat mengajarkan prinsip persamaan hukum di antara manusia. Didalam Al-Qur'an yang
membedakan manusia satu dengan yang lainnya hanyalah ketaqwaannya di hadapan
Rabbnya. Hal lain yang menjadi keistimewaan juga Islam tidak jumud atau stagnan (tetap).
Namun sebaliknya sesuai dengan perkembangan manusia.
c. Syumuliyyah (Menyeluruh)
Islam adalah agama yang tidak terhenti hanya pada satu masa tertentu saja, tetapi Islam
meliputi semua zaman. Tidak seperti jaman terdahulu yang para nabi hanya diutus untuk satu

84

Modul Mentoring Semester 1

umat saja. Namun Muhammad Rasulullah saw. Telah datang penyempurna agama
sebelumnya. "Dan tidaklah Kami mengutus kamu melainkan untuk menjadi rahmat bagi
seluruh alam "(Al Anbiya':107)
Islam juga menyeluruh dalam semua fase kehidupan manusia. Dari mulai fase kehidupan
lahirnya seorang anak hingga masa tua. Tidak diragukan lagi keutuhan petunjuk dalam setiap
aspek kehidupan juga diatur dalam Islam Tidak ada satu aspekpun yang tidak diperhatikan
oleh islam. Komprehensifitas islam telah digambarkan oleh seorang ulama mesir dalam
perkataannya " Islam adalah aqidah dan ibadah, negara dan kewarganegaraan , toleransi dan
kekuatan, perubahan dan perundang-undangan.
d. Wasathiyyah (Pertengahan)
Islam sangat memberikan porsi yang seimbang antara akal, jasad, dan ruhiyyah. Antara akhirat
dan duniawi, antara kebutuhan individu dan jama'ah (social) juga kemuliaan dan penghargaan
yang selalu Allah peruntukkan bagi setiap hambaNya yang muslim. Sekecil apapun kebaikan
yang ia lakukan akan mendapat balasan setimpal juga sebaliknyajika ia melakukan keburukan
meskipun hanya sebesar atom maka akan ada balasannya. Sebagaimana sabda Rasul saw.
"bahwa dalam setiap sendi tulang rusuk anak adam terdapat potensi shodaqoh, senyum
shodaqoh, setiap kalimat tasbih shodaqoh dan menyingkirkan duri dari jalanan shodaqoh.
juga langkah kita menuju sholat dihitung kebaikan". Firman Allah : "Allah menghendaki dari
kalian semua kemudahan dan sebaliknya Allah tidak menghendaki dari kalian kesulitan." (QS
Al Baqoroh: 185).
Tidak sekedar identitas dan label
Banyak dikalangan umat islam kita sendiri yang masih menganggap Islam sebatas rakaatrakaat dalam shalat, ucapan-ucapan kalimat do'a penyembuhan penyakit, atau cukup dengan
sepotong kain yang diikatkan pada leher. Bahkan yang lebih miris lagi banyak sebagian kaum
muslimin yang menjadikan Islam sekedar identitas tanda pengenal saja, sementara ajaran Islam
telah mereka abaikan. Disadari atau tidak bahwa fenomena kejahilan umat Islam terhadap
ajarannya tersebut adalah disebabkan karena gencarnya musuh-musuh Islam mempropaganda
melecehkan Islam sehingga terjadilah paradigma dan stigma miring tentang Islam dan syariatnya.
Sehingga saat umat Islam benar-benar ingin menjalankan ajarannya secara sempurna ia akan
dicap sebagai ekstrimis, fundamentaslis, teroris dan semua yang intinya menjelekkan Islam dan
menjadikan Islam sebagai agama yang asing bagi umat manusia bahkan bagi umat Islam.
Maka sudah selayaknya Islam ada di setiap sendi kehidupan kita. Tidak hanya bersifat
situasional. Ketika ada dalam majelis-majelis pengajian menerapkan Islam, sementara
perpolitikan, perdagangan lepas dari koridor keislaman. Juga Islam harus terpatri dalam seluruh
pemikiran kita tidak berargumen kecuali dengan Islam, tidak beride melainkan dari sumber Islam.
Begitu pula dalam setiap detak jantung kita dan aliran darah kita Islam selalu mengikuti dan tetap
mengikuti.
Betapa mulianya seorang muslim yang telah menyempurnakan dirinya dengan
menjadikan Islam sebagai jalan hidupnya. Sehingga tercatatlah pejuang-pejuang Islam yang
berani menentang pemerintahan yang dzalim dengan menyerahkan jiwa dan ragannya. Sayyid
Qutb adalah salah satunya pejuang Islam yang berani menantang pemerintah Mesir yang dzalim
ketika itu. Ketika ditawari untuk bekerjasama dalam menjalankan pemerintahan atau mati
ditiang gantungan. maka ia dengan tenang dan mantap menjawab "lebih baik saya mati di tiang
gantungan daripada hidup dalam keberpihakan dengan pemerintah yang dzalim." Hingga
Modul Mentoring Semester 1

85

akhirnya eksekusi di tiang gantunganpun diberlakukan dan kalimat terakhir yang terucapdari
lisan beliau adalah senandung ikrar lima semboyan prinsip Islam yang sangat mulia.
Allah Tuhan kami.....
Al Quran pedoman kami......
Rasul tauladan kami.....
Jihad jalan kami.......
Syahid dijalan Allah cita-cita kami tertinggi
Apa yang diinginkan dari keislaman kita
Sebuah cita-cita yang diinginkan dari keislaman seseorang adalah membangun manusia
shalih yang siap mengemban misi sebagai pembimbing dan pemimpin dunia ser ta
memakmurkannya. Kemudian, keislaman seseorang juga membuktikan bahwa ia mengerti akan
hakikat penghambaan kepada Allah SWT. dan akan senantiasa menyeru dijalanNya.
Dari kefahaman akan hakikat penghambaan kepada Allah SWT itulah akan terbentuk
individu yang shalih maka diharapkan akan menjadi pondasi terbentuknya keluarga yang shalih,
masyarakat yang shalih, dan peradaban Islam yang shalih yang dahulu pemah dibangun oleh
Rasul saw. dan para sahabatnya yang menjadi contoh bagi segenap penjuru dunia.
Kisah di awal tadi telah menggambarkan kepada kita tentang betapa proses mengenal
Islam setiap orang berbeda-beda. Ada yang dengan mudah menerima seruan da'wah rasulullah,
namun banyak juga yang melalui pertentangan dan kejahilan Namun ada hal yang menarik dari
sabda Rasul saw. yang berkaitan urgensi mengenal Islam " Orang-orang yang terbaik dari mereka
dijaman jahiliyyah adalah orang-orang yang terbaik pula dari mereka di masa islamnya." Sosok
Abu bakar, Umar bin Khatab, Hamzah bin Abdul Muthalib adalah figur-figur berpengaruh di masa
Jahiliyah yang kemudian berbalik berada dalam barisan da'wah sebagai penyeru setelah melalui
penempaan dan perkenalan dengan Islam yang mereka terima langsung dari Rasul saw.

86

Modul Mentoring Semester 1

Ghazwul Fikri (Perang Pemikiran)


Menangkal Upaya Struktural Perusakan Citra Islam

Sebagai negara berpenduduk muslim terbesar di dunia, tak berlebihan bila banyak tokohtokoh Islam di dunia berharap agar Indonesia menjadi lokomotif dalam menyambut kebangkitan
Islam. Namun, tampaknya harapan itu harus dibarengi dengan kesabaran dan pembinaan yang
berkesinambungan, mengingat umat Islam di Indonesia harus melalui masa-masa sulit yang
penuh ujian.
Sejak Indonesia merdeka, hingga saat ini, umat Islam belum sepenuhnya memperoleh
kebebasan untuk menjalankan ibadah dalam arti luas sesuai dengan syariat Islam. Padahal
sebenarnya sejak Islam masuk ke Indonesia pada abad ke-7, penerapan Syariat Islam sudah
berlangsung di beberapa kerajaan di nusantara, baik dalam kehidupan bermasyarakat maupun
bernegara. Kerajaan-kerajaan seperti Pasai, Gresik, Demak, Gowa, Ternate, Banten, Cirebon,
Kalimantan Selatan, Mataram dan Surakarta sudah menerapkan Syariat Islam dalam sistem
ketatanegaraan mereka.
Masa-masa sulit itu diawali dengan datangnya para penjajah seperti Portugis, Belanda,
Inggris dan Jepang yang menghancurkan institusi-institusi keislamanan warisan kerajaankerajaan Islam dan menggantinya dengan institusi-institusi sekular warisan para penjajah.
Kurikulum pendidikan Islam di madrasah dan pesantren telah dijauhkan dari Al-Qur`an dan
Hadits. Perang pemikiran (ghazwul fikri) digencarkan lewat berbagai media massa (cetak dan
elektronik) untuk membuat citra buruk terhadap Islam.
Sejarah Ghazwul Fikri
Ghazwul Fikri berasal dari kata Al Ghaz dan Fikr, artinya "Perang Pemikiran". Lebih tepat
lagi kalau kita sebut "Perang Peradaban". Kenapa lahir Ghazwul Fikri? Ghazwul Fikri dimulai
ketika Kaum Salib dikalahkan dalam 9 kali peperangan besar, mereka kalah telak oleh kaum
muslimin. Kemenangan kaum muslimin ini sangat spektakuler karena pasukan yang diterjunkan
dalam pertempuran tersebut berjumlah sedikit. Mislanya, pasukan Khalid bin Walid pernah
memimpin perang dengan jumlah tentaranya sekitar 3000 paukan, sedangkan pasukan Romawi
yang dihadapinya berjumlah 100.000 pasukan. Hampir 1 banding 35, dan kaum muslimin
memenangkan pertempuran ini.
Perang-perang yang lain juga demikian. Akhirnya dunia barat berpikir, dan strategi baru
pun digelar. Dibawah pimpinan Raja Louis XI, mereka mengehntikan peperangan. Uniknya,
mereka mulai mengirimkan putera-putera terbaiknya ke kota Mekkah untuk belajar Islam.
Dengan semangat Perang Salibnya, sampailah para pembelajar Islam dari kaum Salib ini pada
tingkat ahli dalam berbagai bidang ilmu keislaman. Tafsir dikuasai, hadis dimengerti , segala
macam tektek bengek khazanah ilmu Islam mereka pelajari. Setelah sampai tahap ahli, para
pembelajar Islam dari kaum Salib ini kembali ke Eropa, dan kemudian membentuk semacam

Modul Mentoring Semester 1

87

Research and Development (R & D) untuk menyusun bagaimana dan apa kelemahan umat Islam
agar dapat mereka kuasai.
Kesungguhan mereka dalam mempelajari Islam memang luar biasa, sampai dalam
sejarah dikisahkan ada seorang pembelajar Islam dari kaum Salib yang rela meninggalkan anak
istrinya hanya untuk berkeliling ke negeri-negeri Islam satu per satu untuk mencari apa
kelemahan dari negeri-negeri Islam ini. Begitu kuat semangatnya, hampir selama 15 tahun ia
tinggalkan anak istrinya. Gelora semangat ini, nampaknya tiada lain karena kebencian mereka
kepada Islam.
Bertambahnya pengetahuan kaum Salib tentang Islam, menjadikan mereka lebih
memahami menghadapi umat Islam. Dimulailah suatu era baru dalam strategi memenangkan
peperangan melawan umat Islam. Itulah Ghazwul Fikri. Hal ini dilatari dari pernyataan mereka
sendiri bahwa, "Percuma kita berperang dengan umat Islam selama mereka berpegang teguh
pada agamanya. Jika mereka (umat Islam) komitmen pada agamanya kuat, maka inilah kerugian
bagi kita (dunia barat). Tugas kita adalah menjauhkan umat Islam dari agamanya. Barulah kita
mudah mengalahkan mereka..."
Jadi, suatu yang percuma memerangi umat Islam ketika umat Islam itu komitmen pada
ajaran agamanya. Bahkan Gleed Stones, mantan perdana menteri Inggris, juga mengatakan hal
yang sama, "Percuma kita memerang umat Islam, dan tidak akan mampu menguasainya selama
di dada pemuda-pemuda Islam ini bertengger Al Qur'an. Tugas kita sekarang ini adalah mencabut
Al Qur'an di hati-hati mereka, baru kita akan menang dan menguasai mereka".
Kaum Salib pun beranggapan bahwa peperangan dengan Umat Islam itu tidak ada
mamfaatnya dan mereka bisa membuktikan hal itu. Chechnya, mislanya, sebuah negeri kecil
mungil, dan berada di sebuah negara yang besar sekelas Rusia, tapi sampai sekarang Rusia belum
bisa menaklukannya. Uni Sovyet yang begitu besar, mengangkangi Afghanistan yang 80%
masyarakatnya buta hurup, juga tidak berdaya. Disinilah mereka berpikir untuk melancarkan
strategi baru, yaitu "Perang Pemikiran" atau lebih tepat lagi "Perang Peradaban".
Praktek-Praktek Ghazwul Fikri
Sebetulnya praktek-praktek ghazwul fikri jelas ada di depan mata kaum muslimin setiap
hari dan hampir di seluruh aspek kehidupan, praktek-praktek tersebut sudah mereka lakukan.
Pola-pola yang mereka gunakan sangat beragam dan semuanya dilakukan secara halus dan
cantik. Sasaran mereka juga menyeluruh dari anak-anak sampai orang dewasa, dari kalangan
awam sampai dengan kalangan intelektual. tujuan mereka seperti yang telah dijelaskan
sebelumnya, tidak lagi untuk memurtadkan ummat Islam secara status, tetapi bagaimana
menjadikan karakter, pola pikir, dan sikap memusuhi Islam itu sendiri. Cara ini lebih srategis
karena korban-korban tersebut secara tidak langsung tidak akan dianggap sebagai musuh Islam.
inilah yang disebut pembusukan dari dalam dan sebetulnya hal ini lebih berbahaya.

Dalam Bidang Pendidikan


1. Mendirikan sekolah-sekolah unggulan yang sekuler.
2. Menciptakan kurikulum-kurikulum Pendidikan sekuler
3. Pertukaran Pelajar
4. Program pengiriman mahasiswa berprestasi ke luar negeri.

Dalam Bidang Sosial

88

Modul Mentoring Semester 1

1. Mendirikan LSM-LSM
2. Pemberian bantuan-bantuan sosial dengan tujuan tertentu.

Dalam bidang budaya.


1. Mode pakaian
2. Musik & Film

Dalam bidang Teknologi Informasi


1. Pengkaburan istilah, menggalang opini publik dengan menguasai media massa

Dalam Bidang ekonomi


1. Membentuk lembaga riba berkedok lembaga bantuan ekonomi dunia atau bank.

Penyebab Ghazwul Fikri


Pada dasarnya, pemicu ghazwul fikri ada pada umat Islam sendiri, yakni berawal dari
kemunduran kaum muslimin. Kemunduran ini disebabkan beberapa hal, yaitu:
1. Jauhnya umat Islam dari kitab Allah dan sunnah Rasulullah Saw. Kasus di atas merupakan
sebuah contoh nyata jauhnya seseorang dari pemahaman Al-Quran. Hingga yang terjadi
adalah salahnya pemahaman terhadap agama dan memahami agama secara parsial.
Kesimpulan yang didapat dari hal seperti itu adalah sebuah kesimpulan yang mengerikan,
seperti buat apa sholat, puasa, haji dan lain-lain yang tidak ada manfaatnya. Inilah salah satu
pintu masuknya ghazwul fikri.
2. Tumbuhnya rasa rendah diri dan ketinggalan zaman pada umat Islam. Fenomena ini muncul
setelah berakhirnya masa kepemimpinan Rasululah Saw. dan para sahabatnya. Umat Islam
menjadi tidak bangga jika memperlihatkan identitas keislamannya. Sebaliknya yang berbau
Amerika, Eropa selalu membuat bangga. Hal ini tidak lain karena kurang yakinnya umat Islam
terhadap ajaran agamanya sendiri. Islam selalu dianggap terbelakang, tidak maju dan lainlain. Secara psikologis, sifat rendah diri seperti ini sangat rentan terhadap penetrasi dari luar.
Padahal konsep dari ghazwul fikri adalah perang pengaruh. Jadi jelas sifat ini sangat
membahayakan.
3. Taqlid buta dalam arti bersikap membebek, mengikuti apapun tanpa mengerti dasarnya. Hal
inilah yang kemudian memunculkan fanatisme golongan, perpecahan umat dan sebagainya.
Hal ini jelas berakibat pada terputusnya tali ukhuwwah, padahal ukhuwwah memiliki
kedudukan yang sangat penting dan strategis. Dalam kontek ghazwul fikri, perpecahan
merupakan celah tersendiri bagi tumbuhnya ghazwul fikri.
Berhenti sampai di sini? Jelas tidak. Musuh-musuh Islam akan terus mengembangkan pola-pola
barunya dalam perang pemikiran ini. Untuk itu, kekritisan, kejelian dan kewaspadaan adalah
sikap yang mutlak kita perlukan untuk memenangkan perang ini.
3 Strategi Ghazwul Fikri
Ada tiga strategi yang dilakukan musuh-musuh Islam dalam melancarkan Ghazwul Fikri ini, yaitu;
1. ibti'adul muslim andinihi, menjauhkan umat Islam dari agamanya.
2. ikhrajul muslim andinihi, mengeluarkan umat Islam dari agamanya.

Modul Mentoring Semester 1

89

3. tamzikul umaha Islamiyah, setelah umat Islam jauh dari agamanya, barulah mereka
mengadakan peperangan massal secara terbuka terhadap umat Islam.
Mereka beranggapan, kini kualitas mereka sudah sama dengan kualitas umat Islam, yang
membedakan adalah kecanggihan senjata.
Setiap fase ini dilakukan musuh-musuh dalam rentang waktu yang cukup panjang, dan
mereka sangat sabar untuk melakukan itu. Diantara yang dilakukan adalah dengan menyebarkan
film-film yang merusak, hiburan-hiburan yang membius, minuman keras yang merajalela, atau
juga kokain yang diperdagangkan dengan murah dan mudah. Wanita-wanita muslimahnya pun
dirusak kehidupannya, tiada lain agar anak-anaknya pun turut rusak. Semua dilakukan dengan
sistematis dan canggih sekali.
Tujuan dari perang ghazwul itu sendiri adalah :
1. menghancurkan doktrin-doktrin,
2. mematahkan gelora semangat di dalam dadanya. Dengan begitu buat mereka tidak ada
bedanya antara pasukan umat Islam dengan pasukan mereka. Tinggal siapa yang paling
canggih senjatanya, begitu saja.
3. Tujuan akhirnya adalah Walan tardhaa ankalyahuudu walannashaaraa hattaa tattabia
milatahum (QS. Al Baqarah [2] : 120). Orang Yahudi tidak akan senang kepada engkau. Jelas
sekali, mereka tidak akan pernah ridha sampai kita murtad. Layazzaluna yuqatilunakum
hattaa rarazukum andinikum layastatha tidak akan pernah berhenti-hentinya mereka
memerangi, sekuat tenaga kalian sampai kalian keluar dari agama kalian, begitu Firman Allah
SWT. Jadi tujuan akhirnya adalah kaum muslimin.
Urgensi Mempelajari Ghazwul Fikri
Apa perlunya kita mempelajari pelajarn, materi, atau kajian tentang Ghazwul Fikri. Ada
beberapa alasan yang perlu kita ketahui tentang perlunya kita mempelajari Ghazwul Fikri ini.
Pertama, agar kaum muslimin mengetahui siapakah musuh-musuh Islam itu. Tentunya,
dengan berbagai macam bentuknya. Materi ini penting sekali karena selama ini kaum muslimin
tidak mengetahui mana yang disebut kawan dan mana yang disebut lawan. Barangkali point
pertama itulah problem utamanya. Sehingga banyak diantara kaum muslimin yang terbalik.
Musuh dirangkul karena tampak permukaannya itu menarik, sementara banyak kawan sendiri
malah dipukul. Diharapkan dengan kita mempelajari Ghazwul Fikri akan memahami betul mana
lawan dan mana kawan. Jangan sampai karena perbedaan shalat. Misalnya, ada yang
menggoyang-goyangkan telunjuk dan ada yang tidak. Lantas keduanya saling memusuhi. Padahal
jelas sekali itu hanya perbedaan yang kecil sekali. Sementara pada orang-orang yang jelas musuh
malah kita rangkul.
Kedua, agar kita mengenal cara dan sarana yang dipakai musuh Islam untuk memusuhi
kita. Dengan mempelajari Ghazwul Fikri kita akan mengetahui cara dan sarananya. Sehingga kita
tahu betul cara-cara dan sarana-sarana yang dilakukan oleh mereka hanyalah tipu daya atau
sihir, yang terkadang kita tidak memahaminya.

90

Modul Mentoring Semester 1

Ketiga, agar kita mengenal subhat-subhat yang ada di sekitar Islam. Apa yang mereka
tebarkan sehingga kita tidak menjadi komitmen kepada Islam. Mereka menyebarkan subhat di
sekitar Islam. Banyak hal yang menjadi keraguan dan pertanyaan dimana tidak seharusnya tidak
dipertanyakan atau diragukan bagi kita. Ini suatu masalah yang harus dipecahkan dengan cepat
dan tepat.
Keempat, agar kaum muslimin mengenal apa itu realitas dunia Islam. Kita adalah muslim,
orang Malaysia, Sudan, Saudi arabia juga muslim, tetapi selama ini kita tidak merasa saudara
dengan mereka. Dan kita anggap mereka adalah orang asing. Akhirnya kaum muslimin diacakacak dan sebagian dibunuh di negeri-negeri lain, sementara kita asyik saja di negeri kita sendiri
karena tidak merasa bahwa mereka juga saudara semuslim. Masih ada pemikiran mereka orang
Irak, Kuwait, Saudi arabia, sementara kita orang Indonesia. Dengan mempelajari ini akan terbuka
subhat tentang persaudaraan. Kita satu tubuh, kita satu saudara, kita sama Islam, kita sama
bersyahadat. Dan selanjutnya kita akan sadar kalau saudara-saudara kita di negeri lain sebagian
ada yang sedang ditindas.
Kelima, agar kita mengetahui kalau dakwah Islam itu harus ditegakkan 'ala ba'tsirah.
Apakah itu 'ala ba'tsirah? Adalah kita berdakwah tidak hanya di atas mimbar atau mengkaji kitabkitab saja. Kalau orang lain membangun rumah sakit lantas berdakwah kepada kita, maka kita
juga harus bisa seperti apa yang mereka lakukan. Kita harus bisa berpikir secara real dalam
menyampaikan dakwah. Bangunan klinik-klinik, rumah-rumah kesehatan, atau bahkan rumah
sakit kalau kita mampu. Kita juga harus dapat mendirikan sekolah-sekolah yang profesional,
bagus, dan berkualitas. Agar anak-anak Islam masuk pada sekolah Islam yang berkualitas. Inilah
yang disebut penegakan dakwah Islam atas dasar bashirah Islamiyah. Supaya kita mengetahui
realitas sebenarnya dan belum belum terpecahkan dengan sungguh-sungguh. Insya Allah.

Modul Mentoring Semester 1

91

Ahwalul Muslim al-Yaum


Telaah Evaluatif Kondisi Umat Muslim Hari Ini

Ummat jahiliyah adalah ummat yang ada di zaman sebelum nabi Muhammad SAW.
Walaupun demikian ciri-ciri jahiliyah ini juga didapati pada masyarakat saat ini. Keadaan
masyarakat jahiliyah adalah keadaan yang menggambarkan kerusakan dan kebodohan. Mereka
secara pendidikan, teknologi, dan kemahiran termasuk tinggi tetapi peradaban, budaya, serta
tingkah laku yang tercermin pada budaya, jauh dari apa yang diajarkan Islam. Memperturutkan
hawa nafsu adalah ciri kehidupan jahiliyah dan inilah yang menjadikannya sama dengan
binatang, serta kehidupan seksual yang dimotivasi oleh faham hedonisme dan sebagainya.
Masyarakat jahiliyah mempunyai berbagai ciri, diantara ciri-cirinya adalah bodoh.
Mereka bodoh karena tidak menerima hidayah. Abu Jahal (Bapak Kebodohan) yang diberi gelar
oleh ummat Islam bukan karena dia bodoh ilmu, tetapi bodoh hidayah, sedangkan ia diberi gelar
oleh kaumnya dengan julukan abu hakam (Bapak Pengadil). Tingkah laku yang mencerminkan
kebodohan tidak menyadari bahwa tingkah lakunya menghancurkan dirinya. Pribadi jahiliyah
tidak menyadari hakikat hidupnya, ia melihat kebaikan padahal merupakan keburukan dan
sebaliknya. Keadaaan jahiliyah akan menghancurkan peradaban dan kebudayaan.
Ummat jahiliyah dengan kebodohannya akan menjadikan dirinya hina. Kehinaan yang
menimpa dirinya adalah karena ia sendiri yang menjadikan dirinya hina. Hina tidak terhormat
karena kebanggaan yang diciptakannya melekat di status, di kereta, di rumah, di jawatan, dan
sebagainya. Kehormatan yang bersifat materi ini sementara dan kebanggaan jahiliyah akan
menjauhkan ia menuju ke derajat yang lebih rendah. Kehinaan terjadi apabila mereka tidak
menghargai dirinya sebagai manusia yang mulia. Tindakan bodoh akan menjadikannya hina,
walaupun tindakan tersebut dihiasi dengan berbagai kebanggaan, tetapi pada hakikatnya
menipu.
Lemah sebagai akibat kejahiliahan. Kelemahan karena masa dihabiskan untuk hawa nafsu
dan kepakaran digunakan untuk sementara dan kerusakan. Kelemahan ini terjadi karena individu
jahiliyah tidak dapat menghargai dirinya sehingga ia tidak boleh mengaktualkan potensinya.
Tidak adanya iman atau jahiliyah menjadikan dirinya tidak ada dukungan dan tidak mempunyai
energi.
Berpecah belah adalah ciri umat jahiliyah dimana pegangan mereka tidak jelas dan
pegangan tersebut hanyalah hawa nafsu. Hawa nafsu tidak mempunyai kekuatan, ia senantiasa
bergerak mengikuti angin dan hawa nafsu pun tidak ada muara sehingga hawa nafsu senantiasa
berubah dan tidak mempunyai arah. Pegangan hawa nafsu akan menjadikan kita tidak
mempunyai panduan yang jelas bahkan akan menyesatkan. Perpecahan muncul karena tidak ada
yang dapat dipegang, kesepakatan atau perjanjian akan mudah berubah sesuai dengan ciri hawa
nafsunya.
Sebagian dari gambaran tersebut pun Nampak pada kondisi kekinian umat muslim di
seluruh penjuru dunia sebagai akibat lemahnya pemahaman umat saat ini. Oleh karena itu,
diperlukan suatu upaya untuk menggambarkan akan keadaan dunia Islam kontemporer (saat ini)

92

Modul Mentoring Semester 1

dengan segala kelebihan dan kekurangan-kekurangannya. Kondisi umat Islam saat ini penuh
dengan kelemahan-kelemahan. Kelemahan-kelemahan itu terkait dengan kapasitas intelektual
(Al-Jahlu) dan problematika moral (Maradun Nafs).
1. Kelemahan dalam kapasitas intelektual (Al-Jahlu)
Kelemahan umat Islam yang terkait dengan kapasitas intelektual meliputi:
Dhofut Tarbiyah (lemah dalam pendidikan)
Kelemahan dalam aspek pendidikan formal dan informal (pengkaderan) sangat dirasakan
oleh umat Islam masa kini. Jika pendidikan juga pembinaan dan pengkaderan lemah maka
akan mustahil melahirkan anasir-anasir dalam nadhatul umat (kebangkitan umat).
Dhofut Tsaqofah (lemah dalam ilmu pengetahuan)
Dewasa ini sedang sangat pesat perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tetapi umat
Islam terasa tertinggal bila dibandingkan umat yang lainnya, ini disebabkan karena wawasan
umat Islam yang sempit dan terbatas juga lemah dalam mengembangkan ilmu pengetahuan
ini disebabkan kemauan umat untuk menuntut ilmu sangat rendah.
Dhofut Takhthith (lemah dalam perencanaan-perencanaan)
Umat Islam sekarang ini tidak memiliki strategi yang jelas. Rencana perjuangannya penuh
dengan misteri. Hal tersebut disebabkan umat Islam tidak diproduk dari pembinaanpembinaan yang baik dan tidak memiliki wawasan ilmu pengetahuan yang memadai.
Dhofut Tandzim (lemah dalam pengorganisasian)
Sekarang ini terjadi gerakan-gerakan yang mengibarkan bendera kebathilan, mereka
membangun pengorganisasian yang solid sementara umat Islam lemah dalam
pengorganisasian sehingga kebathilan akn diatas angin sedangkan umat Islam akan menjadi
pihak yang kalah. Sesuai perkataan khalifah Ali ra Kebenaran tanpa sistem yang baik akan
dikalahkan oleh kebathilan yang terorganisasi dengan baik.
Dhoful Amniyah (lemah dalam keamanan)
Masa kini umat Islam lengah dalam menjaga keamanan diri dan kekayaan baik moril dan
materil sehingga negeri-negeri muslim yang kaya akan sumber daya alam dirampok oleh
negeri-negeri non muslim. Begitu pula dengan Iman, umat lslam tidak lagi menjaganya tidak
ada amniyah pada aqidah dan dibiarkan serbuan-serbuan aqidah datang tanpa ada proteksi
yang memadai.
Dhofut Tanfidz (lemah dalam memobilisasi potensi-potensi diri)
Umat Islam dewasa ini tidak menyadari bahwa begitu banyak nikmat-nikmat yang Allah SWT
berikan dan tidak mensyukurinya. Jika umat Islam mersyukuri segala nikmat Allah dari bentuk
syukur itu akan muncul kuatut tanfidz yaitu kekuatan untuk memobilisir diri dan sekarang
umat Islam lemah sekali dalam memobolisir diri apalagi memobilisir secara kolektifitas.

Modul Mentoring Semester 1

93

2. Kelemahan dalam problematika moral (Maradun Nafs)


Kelemahan-kelemahan dalam problematika moral yang terjadi pada umat Islam sekarang
yaitu:
Adamus Sajaah (hilangnya keberanian)
Umat Islam tidak seperti dahulu yang berprinsip laa marhuba illalah (tiada yang ditakuti
selain Allah) sehingga tidak memiliki keberanian seperti orang-orang terdahulu yakni
Rasulullah dan para sahabatnya yang terkenal pemberani. Sekarang ini umat Islam
mengalami penyakit Al Juban (pengecut). Rasa takut dan berani itu berbanding terbalik
sehingga jika seorang umat Islam takut kepada Allah maka ia akan berani kepada selain Allah
tetapi sebaliknya jika ia takut kepada selain Allah maka ia akan berani menentang aturanaturan Allah SWT.
Adamus Sabat (hilangnya sikap teguh pendirian)
Umat Islam mulai memperlihatkan mudah mengalami penyimpangan-penyimpangan dan
perjalanan hidupnya karena disebabkan oleh :
1. termakan oleh rayuan-rayuan
2. terserang oleh intimidasi atau teror-teror.
Salah satu illutrasi hilangnya sabat (keteguhan) ini adalah prinsif-prinsif hidup kaum muslimin
tidak lagi dipegang hanya sering diucapkan tanpa dipraktekan. Sebagai contoh Islam
mengajarkan kebersihan sebagian dari Iman tetapi di negari-negeri kaum muslim kondisinya
tidak bersih menjadi pemandangan pada umumnya.
Adamut Dzikriyah (hilangnya semangat untuk mengingat Allah)
Dalam Islam lupa diri sebab utamanya ialah karena lupa kepad Allah. Umat Islam dzikirullahnya lemah maka mereka kehilangan identitas mereka sendiri sebagai Al Muslimum.
Sebagaimana Allah berfirman dalam Qs. Al Hasyr ayat 19 Dan janganlah kamu seperti orangorang yang lupa kepada Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada diri mereka sendiri.
Mereka itulah orang-orang yang fasik.
Adamus Sabr (hilangnya kesabaran)
Kesabaran merupakan salah satu pertolongan yang paling pokok bagi keberhasilan seorang
muslim, sesuai firman Allah Qs.2:153 Hai orang-orang beriman mintalah pertolongan
(kepada Allah) dengan sabar dan (mengerjakan) shalat sesungguhnya Allah bersama orangorang yang sabar.
Kesabaran meliputi:
1. Ashabru bithaat (sabar dalam ketaatan)
2. Ashabru indal mushibah (ketaatan ketika tertimpa musibah)
3. Ashabru anil masiat (sabar ketika menghadapi maksiat)
Sebagai umat Islam harus memiliki kesabaran ketiganya.

94

Modul Mentoring Semester 1

Adamul Ikhlas (hilangnya makna ikhlas)


Ikhlas tidak identik dengan tulus. Tulus artinya melakukan sesuatu tanpa perasaan terpaksa
padahal bisa saja orang itu ikhlas walaupun ada perasaan terpaksa. Contohnya pada
seseorang yang melakukan shalat subuh yang baru saja jaga malam sehingga sanat terasa
kantuk tetapi karena shalat adalah suatu kewajiban perintah Allah swt ia tetap
mengerjakannya dsb.
Adamul Iltizam (hilangnya komitmen)
Dewasa ini kaum muslimin kebanyakan tidak istiqomah berkomitmen terhadap Islam bahkan
tidak sepenuhnya sadar bahwa Islam harus menjadi pengikat utama dalam hidupnya
sehingga mereka banyak menggunakan isme-isme yang lain.

Modul Mentoring Semester 1

95

Hamasatu Syabab (Semangat Pemuda)


Menelaah Gerakan Pemuda, Mahasiswa dan Perubahan

Letih takkan pernah sanggup meruntuhkan gelora jiwa muda yang memiliki asa mengangkasa.
Peluh takkan pernah menjadi sandangan saat cita muda terus membuncah membelah langit.
Ragu takkan pernah hadir saat tekad muda berkobar lantang menamparnya.

Perjalanan panjang terus terukir indah mengawal catatan harum para pejuang
kesempurnaan dan keadilan. Mahasaiwa merupakan sebuah simbol anti kemapanan yang terus
menjadi onak dan duri bagi penguasa tiran dan setan ketidakadilan. Dengan cirri khas yang
sedikit naif, mahasiswa rela menjadikan tubuh mudanya sebagai garda depan pengusung
perubahan yang selalu saja meminta tumbal.
Karakteristik dan keunggulan pemuda berupa semangat yang menggelora, fisik yang
paripurna, serta kekuatan moralitas dan intelektualitas menjadikan pemuda sebagai actor
penting dalam membangun peradaban. Setidaknya ada tiga peran besar yang dimiliki oleh
mahasiswa,yakni sebagai agen perubah atau agent of change, cadangan kuat peradaban atau
iron stock, dan juga berfungsi sebagai social control . Agent of change merupakan peran yang
lekat dengan karakteristik pemuda. Hal ini lahir dari perpaduan semangat yang menggelora,
keberanian, serta daya intelektualitas yang mampu mendobrak kejumudan berpikir atau
kemapanan yang menipu. Begitu pula funngsinya sebagai iron stock, mahasiswa dengan segala
potensi yang dimilikinya merupakan asset berharga dalam melanjutkan perjalanan bangsa
nantinya. Karena pemuda hari ini adalah pemimpin hari esok. Oleh karenanya, kondisi pemuda
hari ini adalah cerminan bangsa esok hari. Dan sebagai social control, peran mahasiswa
diwujudkan melalui penyikapan terhadap kebijakan yang sewenang-wenang dan
menyengsarakan rakyat. Diantaranya melaluiaudiensi, kajian, maupun aksi massa. Oleh karena
itu sebagai perwujudan dari peran, mahasiwa juga merupakan sebuah sarana untuk
menyampaikan aspirasi rakyat, maka aksi atau demonstrasi adalah sebagai kebutuhan. Karena
efek yang dihasilkan menjadi lebih besar apabila dibandingkan dengan sebatas doa atau
kecaman.
Sehingga menjadi jelas bahwa begitu dinantikannya kehadiran serta peran mahasiswa
dalam perbaikan negeri ini. Oleh karenanya, buka mata, hati, dan telinga lebar-lebar, lihat dan
dengarkan suara keluhan dan ratapan rakyat sebagai bukti masih adanya kewenang-wenangan
yang mereka terima. Kemudian tunjukkan aksi nyata kita yang tak hanya sekedar kata.
Seseorang pernah berkata dengan sebuah ironi yang amat dahsyat, Kesadaran adalah
siksaan yang paling kejam. Moral dan nurani seorang manusia adalah alat yang paling efektif
untuk menggerakkan tubuhnya hingga melebihi batas kemampuan. Meskipun tubuh sudah
koyak tercabik-cabik dan napas pun sudah sampai pada garis finish, namun kesadaran membuat
manusia tidak mau bahkan tidak bisa menghentikan langkahnya. Bahkan ketika telah jelas
bahwa semua yang dilakukannya hanya akan menjadi pemanis dalam lembaran sejarah, ia tetap
tidak dapat menghentikannya.

96

Modul Mentoring Semester 1

Selama tiga abad lebih Indonesia dijajah oleh bangsa lain, entah sudah berapa juta
manusia didera oleh siksaan semacam ini. Mereka tahu bahwa mereka tidak akan mampu
mengubah nasib bangsa, namun mereka tidak bisa berhenti berjuang. Mereka juga tahu bahwa
mereka tidak akan sempat mengecap manisnya kemerdekaan, tapi toh mereka tidak bisa
mundur. Ada sesuatu yang menghentikan kaki mereka ketika hendak lari menyelamatkan diri.
Kesadaran yang konyol itu berontak dari kedalaman benak mereka, memaksanya untuk lari
menerjang musuh dengan senjata sekedar golok dan bambu runcing. Belum sempat menyentuh
seujung rambut musuh, nyawa sudah habis ditebas belasan timah panas. Mereka sebenarnya
bisa lari dari peluru-peluru itu, tapi mereka tidak bisa lari dari hati nuraninya sendiri.
Akal sehat siapakah yang bisa membenarkan para pemuda gagah berotak brilian di
Palestina yang lari menyongsong syahid, hanya beberapa bulan setelah hari pernikahannya?
Logika macam apakah yang bisa menjustifikasi keberanian mereka yang membungkus dirinya
dengan bahan peledak, kemudian maju dan meledakkan dirinya bersama musuh-musuh Allah
yang jahanam itu? Mereka adalah pemuda-pemuda tampan, masa depan terbentang luas di
hadapannya. Kalau mereka diam di rumah dan menjalani hidupnya baik-baik, mereka akan
beranak-cucu, memiliki rumah yang nyaman, kendaraan yang memadai, pekerjaan yang baik,
dan akhirnya menemui ajal di hari tuanya yang sangat tenang kelak. Mereka pun menginginkan
masa depan seperti itu, namun sesuatu di dalam benaknya menyuruhnya maju dan mengambil
tanggung jawab itu. Kesadaran tersebut tidak mau dibantah, dan tidak pernah bisa dibantah. Ia
akan selalu menemukan jalannya.
Akan selalu saja ada orang-orang yang bertindak di luar akal sehat semacam itu. Ada
saja manusia yang menjadikan dirinya sebagai tameng bagi orang lain, seolah-olah nyawanya
begitu murah untuk digadaikan. Orang-orang semacam ini bahkan tidak kenal siapa yang
dilindunginya, akan tetapi kesadaran di dalam benaknya tidak bisa dibantah oleh alas an apa pun.
Ketika barisan umat bertanya-tanya mengenai apa yang harus dilakukan selanjutnya,
akan selalu saja ada seseorang yang maju dan menawarkan dirinya. Mereka tidak selalu berhasil,
dan perjuangannya tidak pernah mulus, akan tetapi orang-orang semacam ini memang selalu
ada.
Mereka adalah manusia sepenuhnya, mampu merasakan ketakutan dan kesakitan
dengan sempurna. Mereka sangat mengerti arti kenikmatan dunia dan memahami pula makna
kehilangan yang bisa amat dalam menghujam ke dalam dada manusia. Mereka tahu rasanya
(atau setidaknya bisa membayangkan) ditikam pisau belati, dan mereka tahu apa yang akan
terjadi jika peluru-peluru musuh menembus tubuhnya. Akan tetapi, ketika keadaan memaksanya
untuk melangkah maju, tidak ada yang bisa mencegahnya.
Hasan al-Banna telah tewas tertembak. Tidak hanya itu, para penjahat bahkan melarang
siapa pun untuk menolongnya. Musuh-musuh Islam menyaksikannya mati perlahan dan
kemudian bersorak sorai di jalan-jalan merayakan kematiannya. Ikhwanul Muslimin, satusatunya organisasi Islam yang benar-benar sempat membuat para Zionis berkeringat dingin,
dinyatakan sebagai organisasi terlarang. Para anggotanya dilacak, ditangkapi dan dijebloskan ke
dalam penjara-penjara bawah tanah yang tidak kenal rasa kemanusiaan. Siksaan demi siksaan
datang menimpa, tidak terkecuali pada para tahanan akhwat.
Selesaikah sudah? Tentu saja tidak. Akan ada saja di antara umat Islam yang melangkah
maju untuk mengambil tanggung jawab tersebut.
Modul Mentoring Semester 1

97

Hasan al-Hudhaibi maju ke depan barisan, menantang semua bahaya. Umar Tilmisani pun
menyambut gilirannya dengan gagah. Sayyid Quthb menemukan syahid di tiang gantungan.
Apakah perjuangan selesai dengan penuhnya barisan orang-orang yang syahid? Tentu saja tidak.
Semuanya berulang kembali. Nama-nama baru bermunculan, menggantikan mereka yang telah
tuntas melaksanakan tugas di jalan Allah ini.
Selesaikah perjuangan rakyat Aceh setelah Teuku Umar tewas dan Cut Nyak Dhien
dibuang ke pulau yang jauh? Selesaikah perjuangan rakyat Minang setelah Imam Bonjol berhasil
disingkirkan? Habiskah perjuangan rakyat Maluku ketika Pattimura (Ahmad Lussy) digantung?
Tentu saja tidak.
Jaman berganti, tokoh pun bertukar. Mereka yang telah syahid mengharumkan
perjuangan mulia yang diwariskannya pada generasi sesudahnya. Kematian seorang Cut Nyak
Dhien mengkristal dalam dada setiap srikandi Aceh, hingga tiba waktu munculnya perempuanperempuan lain yang sekokoh beliau. Darah seorang syuhada menyirami bumi dan
menumbuhkan seribu tunas baru yang akan menghiasi dunia dengan kepahlawanannya.
Demikianlah kepahlawanan terus diwariskan kepada mereka yang tidak lupa pada masa lalu.
Apakah umat Islam akan habis kiprahnya ketika George W. Bush dengan ringannya
membantai rakyat Afghanistan dan Irak? Apakah umat Islam sudah habis ketika bangsa-bangsa
Arab diam saja menyaksikan kezaliman yang sedemikian rupa yang dilakukan oleh bangsa kafir
kepada saudara-saudaranya? Inikah pertanda awal dari akhir hayat umat Islam?
Secepat peluru-peluru Amerika Serikat membantai warga Irak, secepat itu pulalah Islam
menyebar di negerinya sendiri. Mereka menebar fitnah dengan kencang, namun kebenaran
akhirnya tersebar lebih kencang daripada Badai Katrina. Tony Blair dan antek-anteknya berteriak
sekencang-kencangnya untuk memfitnah Yusuf Qardhawi sebagai teroris, akan tetapi gubernur
London sendiri (Ken Livingstone) yang kemudian pasang badan untuk menyatakan kebenaran,
meskipun ia bukan seorang Muslim. Sedemikian gencarnya warga Inggris menyatakan
kebenciannya pada Islam, namun gelombang mualaf di negeri itu malah lebih gencar lagi. Begitu
cepatnya keadaan berbalik sehingga jumlah umat Kristen di Inggris yang pergi ke gereja sekali
seminggu kalah banyak dengan umat Islam yang pergi ke Masjid pada hari Jumat.
Dalam keadaan yang sangat genting sekalipun, akan ada saja orang-orang yang
melangkah maju dan mengajukan dirinya untuk memikul tanggung jawab. Akan selalu ada
manusia-manusia pilihan Allah yang menjadikan dirinya perisai bagi umat Islam. Selalu ada saja
orang-orang yang merelakan kesenangan pribadinya demi keselamatan saudara-saudara
seimannya. Bagi mereka, harumnya surga sudah bukan rahasia lagi. Keindahan syahid telah
membutakan mata mereka dari hal-hal lain.
Janji-janji Allah hanya menunggu waktunya untuk dibuktikan. Pertanyaannya sekarang :
Siapakah yang mau maju dan menjemputnya? Andakah orang yang melangkah ke depan barisan
dan menjemput tanggung jawab itu? Ataukah Anda termasuk orang-orang yang menunggu di
barisan paling belakang, berdiri mematung tanpa tahu apa yang harus ditunggu? Dengan atau
tanpa Anda, perjuangan ini akan terus berjalan. Akan selalu ada saja manusia-manusia pilihan
yang melangkah maju. Dengan atau tanpamu wahai Pemuda.
Hai orang-orang yang beriman, ruku 'lah kamu, sujudlah kamu, sembahlah tuhanmu, dan
berbuat kebajikanlah supaya kamu mendapatkan kemenangan" (Q.S. Al Hajj: 77)

98

Modul Mentoring Semester 1

"...Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum hingga kaum itu mengubah
keadaannya sendiri..." (QS. Ar Ra'd: 11)
Pemuda di sekitar Rasulullah saw di bagian bumi nun di sana, pada kilaunya pasir yang
bertandang ke gurun pasir, lahirlah seorang anak. la bukan keturunan bangsawan, bukan pula
seorang yang rupawan. Tapi, dia sangat dicinta Rasul dan mendapatan gelar 'Kesayangan, Putra
Kesayangan.
Adakah kemudian terbayang di benak, siapakah dia? Benar, dia adalah Usamah Bin Zaid,
putra pengasuh Rosul, Ummu Aiman. Apakah yang kemudian menjadikannya kecintaan Rosul?
Bukanlah yang berdiam diri orang dicintai Rasul. Dalam usianya yang masih belia, ia telah menjadi
kepercayaan Rasul, menjadi panglima perang. la diutus untuk menghancurkan kaum kufar
Romawi yang terus merongrong umat Islam. Belum genap 17 tahun usianya, dia sudah mendapat
amanah sebagai sebagai panglima. Membawahi Abu Bakar dan Umar Bin Khattab pula. Abu
Bakar dan Umar Bin Khattab? Ya! Abu Bakar adalah tangan kanan Rasul. shahabat setia yang
begitu dicintai. Lalu Umar. dia adalah sahabat yang sangat.teguh dan tegas terhadap kaum kufar,
hingga ia pun menjadi shahabat yang begitu dicintai Rosul.
Dalam usia yang masih belia itu, meski saat ia menunaikan amanah sebagai panglima,
Rasul menggenapkan seluruh amanahnya, kembali ke pangkuan Ilahi, Usamah Bin Zaid tetap
tegar, maju menghadapi musuh. Tak salah jika bangsa Romawi menciut nyalinya menghadapi
panglima muslim yang tetap berkobar semangatnya meski panglima tertinggi. Rasulullah telah
wafat. Bangsa Romawi menyerah kalah sebelum bertarung, mundur dengan nyali luluh.
Di sisi lain, pada masa Rasul juga, lahirlah seorang keturunan bangsawan. Seorang anak
yang begitu dikasihi oleh keluarganya. Menjadi seorang anak yang selalu dipenuhi dan terpenuhi
segala kebutuhannya. Terbiasa menatap pada cermin yang akan memantulkan
keindahan/ketampanan parasnya. Namun kemudian ia lebih memilih untuk meninggalkan
semua itu. Meninggalkan semua kenikmatan dan kemewahan dunia saat sinar keimanan
merasuki dada. Dialah Muslvab Bin Umair, seorang sahabat yang lebih memilih dipanggang
matahari dari pada tinggal di istana yang megah. Lebih menyukai sering kelaparan daripada
hidangan yang lezat dan melimpah. Lebih memilih baju yang tak lagi utuh karena hanya itu yang
melekat di tubuh dari pada busana kebesaran yang tertumpuk di lemarinya. Sungguh, hanya
karena iman telah begitu membiusnya. Kecintaan pada Allah dan Rosullah yang membimbingnya
menggapai Ridho-Nya.
Pada usia yang belum genap 20 tahun, ia telah menjadi duta Islam untuk negeri lain.
Dalam usia yang masih muda, lisannya telah begitu fasih dan lihai menyampaikan ajaran Islam
hingga orang-orang kemudian berbondong-bondong melafalkan kalimat 'Asyhadu allaa ilaaha
illallah wa asyhadu anna Muhammadar Rasulullah.
Kedua tokoh pada kisah di atas memang sahabat Rasul. Mereka hidup pada masa sebaikbaik zaman. Pada saat Rasul masih menjadi pembimbing yang selalu mengawasi dan meluruskan.
Tapi apakah kemudian kita akan membenarkan ucapan; Ah, mereka kan shahabat, kala itu Rasul
masih hidup, kita kan berbeda...Zaman kita tak lagi seperti zaman nabi..."
Kebobrokan zaman kita (kalau boleh dikatakan demikian) memang mungkin sedikit
berbeda (wujudnya) dari zaman Rasul. Tapi pada intinya, zaman Rasul dan zaman kita sama-sama
mengalami kebobrokan. Yang membedakan, kalau dahulu Rasul masih mendampingi, sekarang
beliau sudah meninggalkan kita, bersemayam nun di sana.
Modul Mentoring Semester 1

99

Tapi apakah Rasul tidak memberikan contoh pada kita? Bukankah sering kita membaca
ayat ini. "tetapi Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya, mereka berjihad dengan harta
dan diri mereka. Dan mereka itulah orang-orang yang memperoleh bermacam-macam kebaikan.
Dan mereka itu lah orang-orang yang beruntung. " (QS. At Taubah: 88).
Kisah pengorbanan Usamah Bin Zaid dan Mush'ab Bin Umair adalah contoh bagaimana
seharusnya kita menghadapi sebuah zaman yang penuh dengan kejahilan. Bagaimana
seharusnya mewujudkan rasa cinta kepada Allah dan Rasul-Nya. Mewujudkan kalimat Laa ilaaha
illalahu wa anna Muhammadan Rosulullah.
Kalau kemudian kita tetap membenarkan kalimat "Ah... itu kan..." di atas, tidakkah kita
pemah mendengar dan melihat di televise tentang perjuangan saudara-saudara kita di Palestina
sana? Mereka hidup di zaman kita, tanpa Rasul mendampingi, tapi mereka adalah manusiamanusia yang militan. Manusia-manusia yang tidak akan pernah membiarkan kedzaliman
bertamu di negeri tercinta.
Lihatlah Mohammad Fathi Farhat yang menjadi syahid dalam usia yang masih belia, atau
Al-Durra yang masih anak-anak. Mereka menjadikan cinta pada Allah di atas segalanya,
menjemputnya dengan jalan menjual nyawa kepada Allah dengan senapan dan rudal kaum kufar.
Membingkai mati dengan kata syahid. Menyatakan bahwa inilah jalan vans seharusnya mereka
jalani. Tetap berteriak lantang, tak berhak Yahudi atas tanah-tanah mereka. Tetap akan membela
agama Allah apapun konsekuensinya.
Keadaan umat memang menyeramkan. Kebobrokan umat-umat terdahulu tercermin dan
terangkai dalam satu masa, saat ini! Membuat sebuah perubahan tak semudah membersihkan
lantai. Umat seperti buih dan terkena penyakit wahn, cinta dunia dan takut mati. Tapi siapa lagi
yang akan melakukan perubahan jika bukan kita?
Pemuda, layaknya seperti kita, dikenal sebagai manusia yang berkobar-kobar
semangatnya. Selalu bersemangat mencari dan lantang meneriakkan kebenaran. Lalu, untuk apa
predikat itu jika tidak dibuktikan."Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang
menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar.
Mereka itulah orang-orang yang beruntung. "(QS. Al-Imran: 104). Sebagai seorang yang
beridentitas muslim, perilaku dan sikap yang mencerminkan ajaran Islam sudah seharusnya
tercermin dalam diri. Tidak dipungkiri, zaman sekarang, zaman yang telah diwarnai peradaban
barat, telah menguburkan cerminan pribadi muslim. Islam diisukan sebagai agama yang
menyukai peperangan, budaya terbelakang, dan orangnya bodoh-bodoh dan kejam. Masyarakat
disuguhi berbagai perilaku baru yang menjauhkan mereka dari syariat Islam.
Gaya hidup glamor dan pergaulan bebas sudah menjadi sesuatu yang biasa. Mencoba
mengikis semua itu memang tidak bisa langsung dan saklek. Berupaya mencontohkan kepada
orang lain terlebih dahulu menjadi salah satu pilihan yang bisa dilakukan. Setelah diri sendiri, kita
akan beranjak pada keluarga, setelah keluarga masyarakat lah garapan kita. Disamping itu
merangkai kembali unsur-unsur persatuan, persaudaraan, dan kekuatan Islam untuk
membangun ummatan wahidan merupakan tujuan lain dari da'wah Islam. Sesama muslim adalah
saudara. Bahkan ia digambarkan sebagai sebuah bangunan, satu dengan yang lain saling
menguatkan. "Kau lihat orang-orang mukmin dalam kasih sayang dan saling cintanya di antara
mereka: seperti satu tubuh, jika satu anggota tubuhnya sakit, maka seluruh anggota tubuh yang
lain merasakan panas dan demam (sakit)." (HR. Bukhari-Muslim)

100

Modul Mentoring Semester 1

Membersihkan halaman dari debu sekalipun dengan sebuah lidi menjadi sesuatu yang
sulit, tapi ketika lidi-lidi itu disatukan menjadi sebuah sapu, membersihkan sampah menjadi
sesuatu yang ringan. Perbedaan jenis suku, warna kulit, dan perbedaan lahiriah lainnya, tidak
menjadi penghalang untuk menyatukan langkah mewujudkan masyarakat yang Islami. Pada
waktu Rasul saw. memasuki kota Mekkah di hari pembebasan, beliau didampingi oleh Usamah
Bin Zaid yang berkulit hitam legam dan berhidung pesek. Lalu saat beliau masuk Ka'bah, di
sebelah kanan adalah Bilal yang berkulit hitam pula dan mantan budak, sementara di sebelah kiri
beliau adalah Usamah Bin Zaid. Sungguh. rasul sendiri telah memberi contoh pada umatnya
bahwa tak ada yang membedakan manusia di hadapan Allah selain ketakwaannya.
Banyak pemuda yang takut ketika diajak untuk mendalami Islam. Terlalu saklek, kuno,
bahkan mengikat, itu mungkin jawaban-jawaban mereka. Inilah kondisi yang sedang melanda.
Kedua, ilmu pengetahuan dan hikmah. Adalah sebuah keniscayaan sebagai manusia, kita mencari
ilmu dan mengamalkannya. Jika pemuda yang menjadi bagian dari penyeru lalu tak punya bekal
ilmu, lalu apakah yang akan disampaikan kepada orang lain?
"Setiap kamu adalah pemimpin..., " begitu penggalan ayat Allah. Bumi ini terus berputar,
membawa waktu terus melaju, dan menyusutkan usia. Kita akan menjadi pengganti pendahulupendahulu kita, meneruskan perjuangan mereka. Pada setiap jengkal langkah kita pun,
terkadang kita dituntut untuk menjadi yang di depan. Entah itu hanya sekedar ketua pelaksana,
atau sekedar ketua bidang, atau sekedar koordianator, atau bahkan menjadi diri sendiri
sekalipun, itu semua adalah amanah yang akan kita pertanggungjawabkan. Sebuah proses
pembelajaran, menjadi seorang pemimpin.
Peradaban Islam diawali dengan diutusnya Nabi Muhammad saw. Seorang lelaki
sederhana yang berprofesi sebagai gembala dan pedagang, yang tak pandai membaca dan
menulis. Lahir dari bangsa yang bukan bangsa, yang sama sekali tidak signifikan peradabannya
jika dibandingkan dengan peradaban Persia dan Romawi di kedua sisinya. Dari lembah tandus
yang tidak punya prospek kecuali karena keberadaan sumur Zamzam, dan tidak punya ikatan
dengan hati manusia kalau bukan karena Baitullah yang ditinggikan pondasinya oleh Nabi
Ibrahim as. dan Nabi Ismail as. dahulu.
Gebrakan ekstrem ala Islam terus berlanjut. Rasulullah saw., yang ketika itu baru diakui
sebagai pemimpin di kota Madinah saja, ternyata mempunyai lima puluh hingga enam puluh
orang sekretaris dengan tugas yang berbeda-beda. Bangsa yang tadinya tidak gemar baca-tulis
kini dipaksa untuk melakukan tugas-tugas administrasi dan dokumentasi dengan rapi jali. Segala
hal dicatat rapi, mulai dari wahyu yang baru turun, sampai ke zakat, nama para mujahid,
perjanjian, hutang-piutang, juga korespondensi dengan para pemuka kaum. Bahkan Sang Nabi
yang mantan gembala dan pedagang itu juga mewajibkan sebagian tawanan perang untuk
mengajari anak-anak Muslim caranya membaca sebagai tebusan bagi dirinya sendiri.
Tidak seperti para nabi palsu yang mengutip uang dari orang yang menjadi pengikutnya,
Rasulullah saw. selalu mengutus sahabatsahabatnya untuk menjadi guru di tengah-tengah kaum
yang baru memeluk agama Islam. Masjid-masjid difungsikan sebagai tempat mencari ilmu, dan
setiap pemuda yang mencari ilmu namun kurang mampu dijamin hidupnya di shuffah.
Seperempat abad setelah wafatnya Rasulullah saw., di Madinah sudah ada gudang kertas yang
berhimpitan dengan rumah Utsman ra. Pada tahun 60-an Hijriyah, peradaban Islam sudah
mengenal perpustakaan, dan pada akhir abad pertama Hijriyah kertas sudah dibagi-bagikan oleh
pemerintah pusat kepada para gubernur untuk keperluan administrasi dan sebagainya.
Modul Mentoring Semester 1

101

Demikianlah Islam menjungkirbalikkan keadaan bangsa Arab dari statusnya sebagai bangsa yang
hanya punya sedikit saja tradisi keilmuan menjadi umat yang tergila-gila pada ilmu.
Pertanyaan mengapa Islam di masa kini begitu terpuruk? selalu relevan untuk
dipertanyakan, dan selalu cukup sulit untuk dijawab. Terus terang masalah ini memang selalu
mengundang tanda tanya.
Pada abad keempat Hijriyah, peradaban Islam telah harum dengan nama berbagai
ilmuwan. Salah satunya adalah al-Biruni, yang berasal dari wilayah yang kini menjadi bagian dari
negeri Uzbekistan. Bidang keahlian al-Biruni meliputi fisika, antropologi, psikologi, astronomi,
kimia, sejarah, geografi, geodesi, geologi, matematika, farmasi, filosofi, dan ia juga seorang guru
dan ahli agama. Ia dikenal sebagai kritikus ilmu alkemia dan astrologi, penyusun ensiklopedi,
penjelajah dan seorang ulama pengikut aliran Asyariyah. Pada usia 17 tahun, al-Biruni telah
menghitung ketinggian kota Kath di Khwarazm. Ia juga memecahkan persamaan geodesi yang
rumit untuk menghitung diameter Bumi. Hasil perhitungannya, yaitu 6.339,9 km, hanya meleset
16,8 km dari hasil perhitungan modern, yaitu 6.356,7 km.
Sepanjang hidupnya, al-Biruni telah menulis tidak kurang dari 146 buku (sebagian ahli
bahkan mengatakan bahwa al-Biruni telah menulis 180 buku) yang terdiri dari 35 buku tentang
astronomi, 4 buku tentang astrolab, 23 buku tentang astrologi, 9 buku tentang geografi, 10 buku
tentang geodesi dan teori perpetaan, 15 buku tentang matematika, 2 buku tentang mekanika, 2
buku tentang obat-obatan dan farmakologi, 1 buku tentang meteorologi, 2 buku tentang
mineralogi, 4 buku tentang sejarah, 2 buku tentang India, 3 buku tentang agama dan filsafat, dan
masih banyak lagi.
Pada abad kesepuluh Masehi tersebut, benua Eropa dibanjiri oleh darah akibat perang
yang terus-menerus. Bangsa Viking menduduki bagian utara Perancis, dan orang-orang Bulgaria
meluluh-lantakkan pasukan Bizantium di Pertempuran Anchialus (Battle of Anchialus), yang
dianggap sebagai salah satu pertempuran yang paling kejam di Abad Pertengahan. Sementara
bangsa Eropa bergelimang dalam kebiadabannya, peradaban Islam tengah asyik mengamati
pergerakan bintang-bintang di angkasa, atau menghitung berat jenis berbagai macam logam.
Pada masa hidupnya al-Biruni, peradaban Islam sudah jauh dari predikat ummiy. Al-Biruni
sendiri dikenal sebagai pelopor metode eksperimental dalam penelitian, yang mengharuskan
dilakukannya pencatatan yang seksama dalam setiap fase pengamatan. Tradisi bacatulis menjadi
hal yang sangat umum, dan umat Islam menjadi pelopor pendidikan tinggi di dunia. Sampai tiba
masanya ketika bangsa-bangsa Barat mengirimkan pemuda-pemudanya untuk belajar di
Andalusia (Spanyol) yang ketika itu dikuasai oleh Islam.
Kemakmuran melimpah di tengah-tengah umat Islam. Dinasti Abbasiyah membangun
kota Baghdad menjadi kota metropolitan yang sulit dicari bandingannya. Pembangunannya
menghabiskan biaya jutaan dinar, diawasi oleh ratusan ahli bangunan dan arsitektur, dengan
masterplan yang sangat rapi, bahkan diyakini lebih rapi daripada pembangunan kota Jakarta
sekalipun.
Peradaban Islam memimpin umat manusia pada saat itu. Sistem irigasi dikembangkan
untuk budi daya pertanian yang lebih baik. Para ilmuwan sudah mempelajari ilmu nutrisi dan
memilih bahan pangan yang baik-baik, bahkan para dokter sudah berani membedah tubuh
pasien dengan peralatannya yang lengkap. Jangan bayangkan masyarakat Arab pada masa itu
kumuh dan lusuh, karena umat Islam juga merupakan pelopor dalam pengembangan parfum,

102

Modul Mentoring Semester 1

mencontoh Nabi Muhammad saw yang juga gemar wewangian. Jika orang Indonesia abad ke-21
sudah biasa membicarakan urusan bisnis di kafe-kafe, maka umat Islam berabad-abad yang lalu
sudah mempopulerkan kedai-kedai kopi dimana orang bisa menggelar pembicaraan dengan
santai tentang segala hal.
Harun ar-Rasyid, salah satu khalifah paling terkenal dari Dinasti Abbasiyah, memiliki
kekayaan yang sulit dibayangkan. Ia terbiasa memberikan ribuan dinar sekedar sebagai balas
jasa kepada penyair yang syair-syairnya mampu menghibur hatinya. Dana untuk riset melimpah
ruah, dan praktis dapat dikatakan bahwa ekonomi pada masa itu sangat menopang
perkembangan ilmu pengetahuan.
Namun kemakmuran pula agaknya yang menjadi penyebab timbulnya antiklimaks dalam
peradaban Islam. Cinta dunia dan takut mati memang merupakan dua serangkai yang telah sejak
lama diperingatkan oleh Rasulullah saw. Toh, dengan kekayaan yang melimpah ruah itu, Baghdad
tak mampu bertahan dari gempuran bangsa Mongol. Perlahan tapi pasti, peradaban Islam yang
tadinya superior di hadapan yang lain pun digerogoti. Kenikmatan duniawi telah melenyapkan
semangat jihad, dan semangat mencari ilmu berganti menjadi semangat meraup keuntungan.
Keterpurukan tidak identik dengan kemakmuran duniawi. Meskipun peradaban Islam kini
sedang berusaha bangkit, namun negeri-negeri Islam banyak yang bergelimang harta. Kuwait
sukses menjalin kerja sama eksploitasi minyak bumi dengan negara-negara Barat. Dubai kini
dikenal dengan gedung-gedung tingginya, dan para jutawan Arab kini punya banyak villa, yacht
dan juga klub sepakbola di negara-negara Eropa. Sayang, semua simbol kemakmuran tersebut
tidak membuat harga diri umat semakin tinggi di tengah-tengah masyarakat dunia.
Bumi berputar, waktu berjalan, namun fitrah manusia tetaplah sama. Bangsa yang
tadinya digjaya bisa jatuh terpuruk kalau ruh-nya sudah kosong melompong. Umat Islam telah
menemukan klimaksnya dengan tuntunan agamanya, dan jatuh ke titik terendah akibat cinta
dunia dan takut mati. Kini bangsa-bangsa Barat pun mulai mengalami hal yang kurang lebih sama.
Mereka telah mencapai klimaksnya (meski dengan cara dan alasan yang sangat berbeda dengan
peradaban Islam dahulu), dan kini sedang terjun bebas. Berbagai penyimpangan terjadi di
tengah-tengah masyarakatnya. Institusi keluarga menjadi begitu rapuh, bahkan sudah banyak
yang tidak lagi punya kepercayaan diri untuk membangun keluarga. Syahwat telah
dipertuhankan, dan uang mengontrol segalanya. Segala perbuatan mereka halalkan atas nama
kebebasan. Sains sudah menjadi hal yang begitu membosankan di mata sebagian besar orang.
Kini, pandangan manusia beralih pada segala hal yang mendatangkan uang dan lebih banyak
uang. Banyak ilmu apalah artinya jika prospek kerja tidak pasti.
Umat Islam pernah mencapai klimaksnya dahulu, dan telah pula mengalami proses
antiklimaks yang sangat menyakitkan. From the lowest point, theres only one way : up !
Pemuda adalah azzam dan cita-cita, nurani dan perlawanan, pedang dan
kesabaran hingga panji kejayaan mengangkasa
Katakan hitam adalah hitam, Katakan putih adalah putih
Tuk kebenaran dan keadilan, Menjunjung totalitas perjuangan

Modul Mentoring Semester 1

103

Fiqh Gaul
Rambu-rambu Syari dalam Berakhlak Islami

Tujuan:
Peserta mengetahui etika pergaulan antara laki-Iaki dan perempuan sebagaimana yang
di atur dalam Islam
Pergaulan Lawan Jenis Menurut Islam
Seluruh tubuh wanita adalah aurat. Untuk itu, Islam mengatur sedemikian rupa agar aurat
ini tidak terlihat oleh lawan jenis (laki-laki). Caranya, Islam mengatur hubungan antara laki-laki
dan wanita begitu ketat. Hal ini guna menjaga fitrah manusia sebagai makhluk mulia. Namun
manakala hal ini dilanggar, maka manusia akan mendapat kehinaan di dunia dan akhirat. Aturan
Islam tersebut mencakup;
1. Menundukkan pandangan
Islam mengharuskan baik laki-laki atau wanita untuk menundukkan pandangan agar
terhindar dari fitnah seksual melalui mata. Pandangan mata terhadap lawan jenis secara
psikologis dapat menimbulkan dorongan seksual dan dorongan seksual ini senantiasa
menuntut untuk dipenuhi, sehingga orang yang tak beriman bisa mengambil jalan pintas guna
memuaskan tuntutan seksualnya yang bergejolak. Oleh karena itu perlu ditanamkan
pengertian tentang manfaat menjaga dan bahaya mengumbar pandangan mata. (Akhmad
Azhar Abu Miqdad, 1997:96)
Menjaga pandangan memiliki dua arti, yaitu pertama, pandangan lahir, yaitu melihat dan
menikmati bagian-bagian tubuh yang menarik dan menggairahkan nafsu birahi. Kedua,
pandangan batin, yaitu syahwat yang timbul dalam hati untuk mengadakan hubungan seksual
atau perbuatan-perbuatan lain yang melanggar kesusilaan setelah melihat bentuk lahir dari
lawan jenis yang berlawanan (Akhmad Azhar Abu meqdad, 1997:97)
Rasulullah bersabda: "Hai Ali! Janganlah mengikutkan pandangan yang satu kepada
pandangan yang lain, karena sesungguhnya buatmu adalah yangpertama dan bukan yang
akhir (kedua) " (HR. Ahmad dan Abu dawud)
Dalam hadits lain Rasulullah bersabda: "Pandangan itu adalah anak panah beracun dari
anak-anak panah iblis, siapa saja yang menghindarkannya karena takut kepada Allah, ia akan
dikaruniai oleh Allah keimannan yang terasa manis di dalam hatinya " (HR. Hakim)
2. Larangan bersentuhan kulit
Islam tidak membenarkan laki-laki dan perempuan bersentuhan kulit.
Rasulullah bersabda: "Sesungguhnya salah seorang di antaramu ditikam dari kepalanya
dengan jorum dari besi, adalah lebih baik dari pada menyentuh seorang yang bukan
muhrimnya." (HR. Thabrani)
3. Larangan berduaan dengan yang bukan muhrim (ajnabiyah)
Rasulullah bersabda: "Tidak boleh seorang di antaramu berduaan dengan perempuan
lain (yang bukan muhrimnya)." (HR. Ahmad)
Allah juga berfirman: "Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu suatu
perbuatan yang keji dan jalan yang buruk. " (QS. Al Israa: 32)

104

Modul Mentoring Semester 1

4. Larangan ikhtilat
Ikhtilat yaitu campur-baurnya antara laki-laki dan perempuan yang bukan muhrim baik
dalam pertemuan resmi atau sekedar ngobrol. Islam menghendaki agar pergaulan antar lawan
jenis tidak campur-baur. Kalaupun terjadi dalam kondisi sangat terpaksa hendaknya ada hijab
(penghalang) sebagai pelindung wanita dari pandanagan laki-laki (Akhmad Azhar Abu Miqdad)
Rasulullah bersabda: "Apabila kamu meminta sesuatu keperluan kepada mereka (istriistri Nabi), maka mintalah dari belakang tabir. " (QS. AlAhzab:53)
"Rasul melarang seorang laki-laki berjalan di antara dua or ang perempuan. (HR. Abu
Dawud)
Batasan Aurat Dalam Pergaulan Pria Dan Wanita
1. Antara suami dan istri. Tidak ada aurat, dilarang melakukan "hubungan" waktu haidh/nifas.
2. Antara pria wanita muhrim atau pembantu rumah tangga. Aurat terbatas, dilarang berbuat
sesuatu yang mendekatkan kepada zina/rangsangan birahi.
3. Antara pria wanita bukan suami istri dan bukan muhrim. Berlaku ayat, dilarang sekamar
berdua, pergi jauh berduaan.
Dalam hal ini setiap muslim baik laki-laki maupun perempuan harus menjaga dirinya dari
godaan dan tipu daya syetan yang senantiasa berupaya menjerumuskan manusia dalam lubang
kemaksiatan mclalui hawa nafsu. Syetan akan melakukan segala cara dan tidak pemah berhenti
menggoda manusia untuk menjerumuskannya pada lubang dosa dan nista. Dan sebaliknya,
manusia juga harus melakukan segala cara untuk menghadapi tipu daya syetan ini jangan sampai
kita lengah sedikitpun (memberi peluang sekecil apapun bagi mereka) untuk membobol benteng
pertahanan yang telah kita bangun dalam diri kita.
Adapun langkah-langkah syetan dalam menjerumuskan manusia adalah :
1. Melalui pandangan mata
2. Melalui ucapan
3. Melalui senyuman
4. Melalui kunjungan
5. Dan melalui pemberian hadiah
Bagaimana membangun kekebalan diri?
Di antara cara yang paling utama dalam membangun kekebalan diri dari godaan syetan
tersebut adalah:
1. Penguasaan Islam secara kaffah (menyeluruh), baik dan benar
2. Penguasaan ma'nawai (mentalitas)
3. kekuatan dalam mengaplikasikannya di lapangan (amal nyata)
Evaluasi
1. Apa yang dimaksud dengan aurat ?
2. Apa yang dimaksud dengan ikhtilat ?
3. Tuliskan hadits tentang larangan berduaan dengan yang bukan muhrim !
4. Jelaskan langkah-langkah setan dalam menjerumuskan manusia !
5. Bagaimana cara membangun kekebalan diri ?
Diskusi
Islam sangat menganjurkan setiap umatnya untuk menjaga pandangan baik laki-laki maupun perempuan,
menurut kalian, apa pentingnya dari menajaga pandangan bagi kehidupan seorang muslim?
Modul Mentoring Semester 1

105

Mengenal 10 Sahabat yang Dijamin Masuk Surga


Tafsir Historis Rekam Jejak Sejarah Khoiru Ummah

Tercatat dalam ARRIYADH ANNADHIRAH FI MANAQIBIL ASYARAH dari sahabat Abu


Dzar ra, bahwa Rasulullah masuk kerumah Aisyah ra dan bersabda:
Wahai Aisyah, inginkah engkau mendengar kabar gembira? Aisyah menjawab : Tentu, ya
Rasulullah. Lalu Nabi SAW bersabda, Ada sepuluh orang yang mendapat kabar gembira masuk
surga, yaitu : Ayahmu masuk surga dan kawannya adalah Ibrahim; Umar masuk surga dan
kawannya Nuh; Utsman masuk surga dan kawannya adalah aku; Ali masuk surga dan kawannya
adalah Yahya bin Zakariya; Thalhah masuk surga dan kawannya adalah Daud; Azzubair masuk
surga dan kawannya adalah Ismail; Saad masuk surga dan kawannya adalah Sulaiman; Said bin
Zaid masuk surga dan kawannya adalah Musa bin Imran; Abdurrahman bin Auf masuk surga dan
kawannya adalah Isa bin Maryam; Abu Ubaidah ibnul Jarrah masuk surga dan kawannya adalah
Idris Alaihissalam.
Kesepuluh orang sahabat yang mendapat kabar gembira masuk surga adalah para
pendahulu kita yang patut diteladani keislaman dan kesholehannya. Bagi Rasulullah SAW mereka
adalah kawan daan pendamping setia dalam segala kesulitan dan kesempitan. Dari mereka tak
seorangpun yang pernah absen dalam membela panji islam, dan tak seorangpun yang lupa
bahwa tujuan utama mereka adalah satu yaitu akhirat.
Bukti dari kesholihan mereka adalah, adanya jaminan bahwa mereka akan masuk surga
tidak membuat mereka menjadi ujub dan lengah, tetapi justru membuat mereka semakin
khusyu dan tawadhu kepada Allah.
a. Abu Bakar bin Abi Qohafah (Assiddiq), adalah seorang Quraisy dari kabilah yang sama
dengan Rasulullah, hanya berbeda keluarga. Bila Abu Bakar berasal dari keluarga Tamimi,
maka Rasulullah berasal dari keluarga Hasyimi. Keutamaannya, Abu Bakar adalah seorang
pedagang yang selalu menjaga kehormatan diri. Ia seorang yang kaya, pengaruhnya besar
serta memiliki akhlaq yang mulia. Sebelum datangnya Islam, beliau adalah sahabat
Rasulullah yang memiliki karakter yang mirip dengan Rasulullah.
Belum pernah ada orang yang menyaksikan Abu Bakar minum arak atau pun menyembah
berhala. Dia tidak pernah berdusta. Begitu banyak kemiripan antara beliau dengan
Rasulullah sehingga tak heran kemudian beliau menjadi khalifah pertama setelah
Rasulullah wafat.
Rasulullah selalu mengutamakan Abu Bakar ketimbang para sahabatnya yang lain
sehingga tampak menojol di tengah tengah orang lain. Jika ditimbang keimanan Abu
Bakar dengan keimanan seluruh ummat niscaya akan lebih berat keimanan Abu Bakar.
(HR. Al Baihaqi). Al Quran pun banyak mengisyaratkan sikap dan tindakannya seperti
yang dikatakan dalam firmanNya, QS Al Lail 5-7, 17-21, Fushilat 30, At Taubah 40.
Dalam masa yang singkat sebagai Khalifah, Abu Bakar telah banyak memperbarui
kehidupan kaum muslimin, memerangi nabi palsu, dan kaum muslimin yang tidak mau
membayar zakat. Pada masa pemerintahannya pula lah penulisan AlQuran dalam
lembaran-lembaran dimulai.

106

Modul Mentoring Semester 1

b. b. Umar Ibnul Khattab, ia berasal dari kabilah yang sama dengan Rasulullah SAW dan
masih satu kakek yakni Kaab bin Luai. Umar masuk Islam setelah bertemu dengan
adiknya Fatimah daan suami adiknya Said bin Zaid pada tahun keenam kenabian dan
sebelum Umar telah ada 39 orang lelaki dan 26 wanita yang masuk Islam.
Di kalangan kaumnya Umar dikenal sebagai seorang yang pandai berdiskusi, berdialog,
memecahkan permasalahan serta bertempramen kasar. Setelah Umar masuk Islam,
dawah kemudian dilakukan secara terang-terangan, begitupun di saat hijrah, Umar
adalah segelintir orang yang berhijrah dengan terang-terangan. Ia sengaja berangkat
pada siang hari dan melewati gerombolan Quraisy. Ketika melewati mereka, Umar
berkata, Aku akan meninggalkan Mekah dan menuju Madinah. Siapa yang ingin
menjadikan ibunya kehilangan putranya atau ingin anaknya menjadi yatim, silakan
menghadang aku di belakang lembah ini!
Mendengar perkataan Umar tak seorangpun yang berani membuntuti apalagi mencegah
Umar. Banyak pendapat Umar yang dibenarkan oleh Allah dengan menurunkan
firmanNya seperti saat peristiwa kematian Abdullah bin Ubay (QS 9:84), ataupun saat
penentuan perlakuan terhadap tawanan saat perang Badar, pendapat Umar dibenarkan
Allah dengan turunnya ayat 67 surat Al Anfal.
Sebagai khalifah, Umar adalah seorang yang sangat memperhatikan kesejahteraan
ummatnya, sampai setiap malam ia berkeliling khawatir masih ada yang belum terpenuhi
kebutuhannya, serta kekuasaan Islam pun semakin meluas keluar jazirah Arab.
c. Utsman bin Affan. Sebuah Hadits yang menggambarkan pribadi Utsman :
Orang yang paling kasih sayang diantara ummatku adalah Abu Bakar, dan paling teguh
dalam menjaga ajaran Allah adalah Umar, dan yang paling bersifat pemalu adalah
Utsman. (HR Ahmad, Ibnu Majah, Al Hakim, At Tirmidzi)
Utsman adalah seorang yang sangat dermawan, dalam sebuah persiapan pasukan pernah
Utsman yang membiayainya seorang diri. Setelah kaum muslimin hijrah, saat kesulitan
air, Utsmanlah yang membeli sumur dari seorang Yahudi untuk kepentingan kaum
muslimin. Pada masa kepemimpinannya Utsman merintis penulisan Al Quran dalam
bentuk mushaf, dari lembaran-lembaran yang mulai ditulis pada masa pemerintahan
Khalifah Abu Bakar.
d. Sahabat berikutnya adalah Ali bin Abi Thalib, pemuda pertama yang masuk Islam, ia yang
menggantikan posisi Rasulullah di tempat tidurnya saat beliau hijrah, Ali yang dinikahkan
oleh Rasulullah dengan putri kesayangannya Fatimah, Ali yang sangat sederhana
kehidupannya.
e. Sahabat kelima yang oleh Rasulullah dijamin masuk surga adalah Thalhah bin Ubaidillah
yang pada Uhud terkena lebih dari tujuh puluh tikaman atau panah serta jari tangannya
putus. Namun Thalhah yang berperawakan kekar serta sangat kuat inilah yang
melindungi Rasulullah disaat saat genting, beliau memapah Rasulullah yang tubuhnya
telah berdarah menaiki bukit Uhud yang berada di ujung medan pertempuran saat kaum
musyrikin pergi meninggalkan medan peperangan karena mengira Rasulullah telah wafat.
Saat itu Thalhah berkata kepada Rasulullah, Aku tebus engkau ya Rasulullah dengan ayah
dan ibuku. Nabi tersenyum seraya berkata, Engkau adalah Thalhah kebajikan.
Modul Mentoring Semester 1

107

Sejak itu Beliau mendapat julukan Burung Elang hari Uhud. Rasulullah pernah berkata
kepada para sahabatnya, Orang ini termasuk yang gugur dan barang siapa yang senang
melihat seorang yang syahid berjalan di muka bumi maka lihatlah Thalhah.
f. Azzubair bin Awwam, sahabat yang berikutnya, adalah sahabat karib dari Thalhah. Beliau
muslim pada usia lima belas tahun dan hjrah pada usia delapan belas tahun, dengan
siksaan yang ia terima dari pamannya sendiri.
Kepahlawanan Azzubair ibnul Awwam pertama terlihat dalam Badar saat ia berhadapan
dengan Ubaidah bin Said Ibnul Ash. Azzubair ibnul Awwam berhasil menombak kedua
matanya sehingga akhirnya ia tersungkur tak bergerak lagi, hal ini membuat pasukan
Quraisy ketakutan.
Rasulullah sangat mencintai Azzubair ibnul Awwam beliau pernah bersabda, Setiap nabi
memiliki pengikut pendamping yang setia (hawari), dan hawariku adalah Azzubair ibnul
Awwam.
Azzubair ibnul Awwam adalah suami Asma binti Abu Bakar yang mengantarkan makanan
pada Rasul saat beliau hijrah bersama ayahnya. Pada masa pemerintahan Umar, saat
panglima perang menghadapi tentara Romawi di Mesir Amr bin Ash meminta bala
bantuan pada Amirul Muminin, Umar mengirimkan empat ribu prajurit yang dipimpin
oleh empat orang komandan, dan ia menulis surat yang isinya, Aku mengirim empat ribu
prajurit bala bantuan yang dipimpin empat orang sahabat terkemuka dan masing-masing
bernilai seribu orang. Tahukah anda siapa empat orang komandan itu? Mereka adalah
Ubadah ibnu Assamit, Almiqdaad ibnul Aswad, Maslamah bin Mukhalid, dan Azzubair bin
Awwam.
Demikianlah dengan izin Allah, pasukan kaum muslimin berhasil meraih kemenangan.
g. Adalah Abdurrahman bin Auf, yang disebutkan berikutnya, adalah seorang pedagang
yang sukses, namun saat berhijrah ia meninggalkan semua harta yang telah ia usahakan
sekian lama. Namun saat telah di Madinahpun beliau kembali menjadi seorang yang kaya
raya, dan saat beliau meninggal, wasiat beliau adalah agar setiap peserta perang Badar
yang masih hidup mendapat empat ratus dinar, sedang yang masih hidup saat itu sekitar
seratus orang, termasuk Ali dan Utsman. Beliaupun berwasiat agar sebagian hartanya
diberikan kepada ummahatul muslimin, sehingga Aisyah berdoa:
Semoga Allah memberi minum kepadanya air dari mata air Salsabil di surga.
h. Sahabat yang disebutkan berikutnya adalah Saad bin Abi Waqqash, orang pertama yang
terkena panah fii sabilillah, seorang yang keislamannya sangat dikecam oleh ibunya,
namun tetap tabah, dan kukuh pada keislamannya.
i.

108

Said bin Zaid, adik ipar Umar, adalah orang yang dididik oleh seorang ayah yang beroleh
bihayah Islam tanpa melalui kitab atau nabi mereka seperti halnya Salman Al Farisi, dan
Abu Dzar Al Ghifari. Banyak orang yang lemah berkumpul di rumah mereka untuk
memperoleh ketenteraman dan keamanan, serta penghilang rasa lapar, karena Said
adalah seorang sahabat yang dermawan dan murah tangan.

Modul Mentoring Semester 1

j.

Nama terakhir yang meraih jaminan surga adalah Abu Ubaidah Ibnul Jarrah, yang
akhirnya terpaksa membunuh ayahnya saat Badar, sehingga Allah menurunkan QS Al
Mujadilah : 22. Begitupun dalam perang Uhud, Abu Ubaidahlah yang mencabut besi
tajam yang menempel pada kedua rahang Rasulullah, dan dengan begitu beliau rela
kehilangan giginya. Abu Ubaidah mendapat gelar dari Rasulullah sebagai pemegang
amanat ummat, seperti dalam sabda beliau :
Tiap-tiap ummat ada orang pemegang amanat, dan pemegang amanat ummat ini adalah
Abu Ubaidah Ibnul Jarrah.

Modul Mentoring Semester 1

109

Anda mungkin juga menyukai