Anda di halaman 1dari 53

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini membahas tentang hasil penelitian yaitu meningkatkan

kreativitas anak didik melalui permainan konstruktif balok di KB Riyadussholihin

Keranji Desa Paremas Kecamatan Jerowaru Adapun yang di analisis dan di bahas

adalah siklus I dan siklus II.

A. Deskripsi Hasil Penelitian

1. Pra Tindakan

Langkah pertama sebelum penelitian ini dilaksanakan yaitu melakukan

pengamatan berupa kegiatan pra tindakan untuk mengetahui keadaan awal

kreativitas anak didik dengan menggunakan lembar observasi. Adapun indikator

yang ingin dicapai dalam meningkatkan kreativitas anak didik dengan

menggunakan balok yaitu:

a. Kelancaran (anak didik mampu membuat bentuk bangunan dari balok dengan

berbagai variasi).

b. Keluwesan (anak didik mampu mengemukakan atau menjelaskan hasil

bangunan yang telah dibuat dengan menggunakan bahasanya sendiri).

c. Keaslian (anak didik mampu menyusun balok seperti bentuk sesungguhnya).

d. Elaborasi (anak didik mampu menguraikan ide setelah melihat bangunan dari

balok yang telah dibuat).

e. Perumusan Kembali (anak didik mampu menghasilkan bentuk bangunan dari

balok yang berbeda dengan yang lain).


41
42

Persentase rata-rata kreativitas anak didik kelompok B KB

Riyadussholihin Keranji Desa Paremas Kecamatan Jerowaru yaitu 55% dan

belum mencapai rata- rata yang telah ditentukan yaitu 80%.

Berdasarkan data hasil observasi dan evaluasi, maka peneliti melakukan

tindakan untuk meningkatkan kreativitas anak didik sebagai upaya yang dapat

ditempuh sebagai acuan peneliti bersama pendidik di KB Riyadussholihin Keranji

Desa Paremas Kecamatan Jerowaru

Hasil penelitian yang telah diperoleh dianalisis secara deskriptif kualitatif


dan kuantitatif. Analisis deskriptif kualitatif dan kuantitatif digunakan untuk
menganalisis data tentang meningkatkan kreativitas anak didik yang diperoleh
melalui observasi dan evaluasi selama penelitian berlangsung. Untuk
menggambarkan peningkatan kreativitas anak didik melalui permainan konstruktif
balok pada tahap pratindakan disajikan dalam tabel sebagai berikut.

Tabel 4.1. Hasil observasi kemampuan awal/pra tindakan

No Indikator Persentase Kriteria


(%)
1. Kelancaran, anak didik mampu membuat 11
bentuk bangunan dari balok dengan berbagai
variasi
2. Keluwesan, anak didik mampu 11
mengemukakan atau menjelaskan hasil
bangunan yang telah dibuat dengan
menggunakan bahasanya sendiri
3. Keaslian, anak didik mampu menyusun 11 Kurang
balok seperti bentuk sesungguhnya
4. Elaborasi, anak didik mampu menguraikan 11
ide setelah melihat bangunan dari balok
yang telah dibuat
5. Perumusan kembali, anak didik mampu 11
menghasilkan bentuk bangunan dari balok
yang berbeda dengan yang lain
Jumlah 55
43

Berdasarkan tabel diatas observasi kreativitas anak didik sebelum tindakan

yaitu pada indikator pertama yaitu kelancaran (anak didik mampu membuat

bangunan dari balok dengan berbagai variasi) memperoleh persentase 11%,

indikator kedua yaitu keluwesan (anak didik mampu mengemukakan atau

menjelaskan hasil bangunan yang telah dibuat dengan menggunakan bahasanya

sendiri) memperoleh persentase 11%, indikator ketiga yaitu keaslian (anak didik

mampu menyusun balok seperti bentuk sesungguhnya) memperoleh persentase

11%, indikator keempat yaitu elaborasi (anak didik mampu menguraikan ide

setelah melihat bangunan dari balok yang telah dibuat) memperoleh persentase

11%, indikator kelima yaitu perumusan kembali (anak didik mampu

menghasilkan bentuk bangunan dari balok yang berbeda dengan yang lain)

memperoleh persentase 11%. Persentase hasil observasi pada pra tindakan

disajikan pada gambar sebagai berikut.

60 55%

50

40

30

20

10

Pra tindakan
44

Gambar 4.1 data kumulatif observasi kreativitas anak didik pada Pra tindakan
45

Berdasarkan hasil persentase tersebut dapat diketahui bahwa kreativitas

anak didik masih kurang atau belum meningkat. Hasil presentase pencapaian anak

didik mencapai 55 % dengan kriteria kurang.

2. Tahap Pelaksanaan Tindakan

a. Siklus 1

1) Tahap Perencanaan

Adapun tahap perencanaan pelaksanaan kegiatan siklus 1 sebagai berikut:

a. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH)

dengan tema lingkunganku, Subtema Rumahku. Peneliti dan pendidik

berdiskusi tentang permainan konstruktif balok.

b. Menyiapkan media berupa balok berbagai macam bentuk.

c. Menyiapkan instrumen penilaian berupa lembar observasi. Lembar

observasi digunakan agar peneliti lebih terarah dalam melakukan observasi

sehingga hasil data yang didapatkan mudah diolah. Lembar observasi tersebut

digunakan untuk mengetahui kreativitas anak didik melalui permainan

konstruktif balok

d. Mempersiapkan buku catatan serta kamera untuk mendokumentasikan

berlangsungnya kegiatan peningkatan kreativitas melalui permainan

konstruktif balok.

1) Tahap Pelaksanaan

Pelaksanaan tindakan pada siklus I terdiri dari 3 pertemuan yaitu pertemuan

pertama pada tanggal 23 oktober 2019, pertemuan kedua pada tanggal 24 oktober

2019, pertemuan ketiga pada tanggal 25 oktober 2019 dengan tema lingkungan.
46

a) Pertemuan pertama tanggal 23 oktober 2019

Pada pertemuan pertama hari rabu tanggal 23 oktober 2019 anak didik

kelompok A dan kelompok B digabung untuk berbaris dan bernyanyi di halaman

sekolah. Setelah bernyanyi guru kelompok A dan kelompok B masing-masing

berdiri di depan kelas untuk bersalaman dengan anak didik. Anak didik secara

bergiliran bersalaman dengan guru kemudian masuk ke dalam kelas. Setelah di

dalam kelas, guru memperkenalkan kepada anak didik peneliti yang akan

melakukan penelitian dikelas tersebut yaitu di kelompok B. Setelah itu guru

membuka kegiatan dengan mengucapkan salam, kemudian guru masuk ke

kegiatan awal proses pembelajaran yaitu membaca doa sebelum belajar, membaca

surah surah pendek , dan bercakap cakap tentang tema lingkunganku sub tema

rumahku dan sub-sub tema bagian-bagian rumah.pada kegiatan inti proses

pembelajaran di laksanakan oleh peneliti. Adapun pada kegiatan inti peneliti

memperlihatkan berbagai macam balok yang akan di gunakan anak didik, peneliti

memperlihatkan balok yang berwarna dan anak didik menyebutkan warnanya.

Kemudian peneliti menjelaskan tentang tata cara membuat rumah dari balok dan

menjelaskan aturan bermain. Setelah anak didik paham dengan penjelasan

peneliti maka anak didik di bagi ke dalam 2 kelompok yaitu kelompok yang

menggambar bebas bentuk rumah dan kelompok membuat rumah dari balok.

Kelompok yang membuat rumah dari balok di instruksikan untuk duduk di tempat

yang telah disediakan oleh guru untuk bermain balok. Setelah kedua kelompok

tersebut selesai maka kelompok yang selesai menggambar diinstruksikan untuk

duduk di tempat yang telah di sediakan guru untuk bermain balok begitupun
47

dengan kelompok anak didik yang bermain balok kemudian diinstruksikan untuk

menggambar bentuk rumah. Saat anak didik bermain balok maka peneliti

melakukan penilaian pada anak didik. Setelah selesai anak didik diinstruksikan

untuk merapikan tempat dan alat bermainnya. Kemudian mencuci tangan, berdoa

dan makan. Pada kegiatan penutup proses pembelajaran kembali dilaksanakan

oleh guru, guru melakukan Tanya jawab tentang hari ini, menanyakan perasaan

anak didik dan membaca doa pulang.

b) Pertemuan kedua tanggal 24 oktober 2019

Pada pertemuan kedua hari kamis tanggal 24 oktober 2019 anak didik

kelompok A dan kelompok B digabung untuk berbaris dan bernyanyi di halaman

sekolah. Setelah bernyanyi guru kelompok A dan kelompok B masing-masing

berdiri di depan kelas untuk bersalaman dengan anak didik. Anak didik secara

bergiliran bersalaman dengan guru kemudian masuk ke dalam kelas. Setelah di

dalam kelas, guru membuka proses belajar mengajar dengan mengucapkan salam

kemudian guru masuk ke kegiatan awal proses pembelajaran yaitu membaca doa

sebelum belajar, membaca surah surah pendek , dan bercakap cakap tentang tema

lingkunganku sub tema rumahku dan sub-sub tema perabot rumah. pada kegiatan

inti proses pembelajaran dilaksanakan oleh peneliti. Pertama peneliti menjelaskan

tata cara mengelompokkan gambar perabot rumah, lalu menjelaskan tata cara

menggunting pola gambar lemari, kemudian menjelaskan tata cara menyusun

balok membentuk perabot rumah (kursi, lemari, meja). Setelah anak didik paham

dengan penjelasan peneliti selanjutnya peneliti membagi anak didik kedalam 3

kelompok yaitu kelompok mengelompokkan gambar perabot rumah, kelompok


48

menggunting mengikuti pola gambar lemari, dan kelompok menyusun balok

membentuk perabot rumah(kursi, lemari, meja). Selama anak melakukan proses

menyusun balok maka peneliti melakukan penilaian. Ketiga kegiatan tersebut

dilakukan dengan cara bergiliran. Setelah selesai maka anak didik diinstruksikan

untuk merapikan kembali yang telah di gunakan dan bersiap siap untuk cuci

tangan, berdoa, makan. Pada kegiatan penutup proses pembelajaran kembali di

laksanakan oleh guru, guru melakukan Tanya jawab tentang kegiatan hari ini,

menanyakan perasaan anak didik, baca doa dan pulang.

c) Pertemuan ketiga tanggal 25 oktober 2019

Pada pertemuan ketiga hari jumat tanggal 25 oktober 2019 anak didik

kelompok A dan kelompok B digabung untuk berbaris dan bernyanyi di halaman

sekolah. Setelah bernyanyi guru kelompok A dan kelompok B masing-masing

berdiri di depan kelas untuk bersalaman dengan anak didik. Anak didik secara

bergiliran bersalaman dengan guru kemudian masuk ke dalam kelas. Setelah di

dalam kelas, guru membuka proses belajar mengajar dengan mengucapkan salam

kemudian guru masuk ke kegiatan awal proses pembelajaran yaitu membaca doa

sebelum belajar, membaca surah surah pendek , dan bercakap cakap tentang tema

lingkunganku sub tema rumahku dan sub-sub tema jenis-jenis rumah. pada

kegiatan inti proses pembelajaran dilaksanakan oleh peneliti. Pada kegiatan

pertama peneliti melakukan permainan. Permainannya yaitu bisik berantai.anak

didik diinstruksikan untuk berbaris. Peneliti menggunakan kalimat “aku menjaga

kebersihan rumah” lalu kalimat tersebut di bisikkan ke anak didik yang berada di

barisan paling depan. Kemudian anak didik membisikkan kalimat tersebut ke anak
49

didik yang berada di barisan kedua dan seterusnya sampai ke barisan yang

terakhir. Dan pada anak didik yang terakhir diinstruksikan untuk memberitahukan

kalimat tersebut kepada guru. Setelah selesai dengan kegiatan tersebut maka

peneliti menjelaskan kegiatan pada hari ini. Adapun kegiatannya yaitu mewarnai

gambar masjid, membuat rumah dari kardus bekas, dan membuat rumah/masjid

dari balok. Peneliti kembali membagi anak didik menjadi 3 kelompok yaitu

kelompok mewarnai gambar masjid, kelompok membuat rumah dari kardus

bekas, dan kelompok membuat rumah/masjid dari balok. Kegiatan tersebut

dilaksanakan secara bergiliran. Setelah selesai maka anak didik diinstruksikan

untuk merapikan kembali yang telah di gunakan dan bersiap siap untuk cuci

tangan, berdoa, makan. Pada kegiatan penutup proses pembelajaran kembali di

laksanakan oleh guru, guru melakukan Tanya jawab tentang kegiatan hari ini,

menanyakan perasaan anak didik, baca doa dan pulang.

2) Observasi dan Evaluasi

Observasi dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan pada siklus ini

untuk mengamati kreativitas anak didik. Observasi ini mencatatkan kemampuan

anak didik dalam meningkatkan kreativitas yang terjadi selama penelitian

berlangsung. Kegiatan permainan konstruktif balok yang diamati oleh peneliti

mempunyai 5 indikator yaitu:

1. Kelancaran (anak didik mampu membuat bentuk bangunan dari balok

dengan berbagai variasi).

2. Keluwesan (anak didik mampu mengemukakan atau menjelaskan

hasil bangunan yang telah dibuat dengan menggunakan bahasanya sendiri).


50

3. Keaslian (anak didik mampu menyusun balok seperti bentuk sesungguhnya).

4. Elaborasi (anak didik mampu menguraikan ide setelah melihat

bangunan dari balok yang telah dibuat).

5. Perumusan Kembali (anak didik mampu menghasilkan bentuk

bangunan dari balok yang berbeda dengan yang lain).

Berdasarkan hasil observasi dan evaluasi, adapun persentase kelima

indikator tersebut pada siklus I disajikan dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 4.2. Hasil observasi dan evaluasi indikator pertama yaitu kelancaran (anak

didik mampu membuat bentuk bangunan dari balok dengan berbagai variasi)

No Nama anak didik Skor Kriteria


1 Alya 2 MB
2 Amar 1 BB
3 Atifa 2 MB
4 Khafifah 2 MB
5 dzuljalali 1 BB
6 Lutfi 1 BB
7 Fahmi 1 BB
8 Fikri 2 MB
9 Arka 1 BB
10 Qisya 1 BB
Jumlah 14

Ket :

1) BB : Belum Berkembang

2) MB : Mulai Berkembang

3) BSH : Berkembang Sesuai Harapan

4) BSB : Berkembang Sangat Baik


51

Berdasarkan tabel 4.2 di atas, hasil observasi dan evaluasi kreativitas anak

didik melalui permainan konstruktif balok pada indikator pertama yaitu

kelancaran (anak didik mampu membuat bentuk bangunan dari balok dengan

berbagai variasi). Anak didik yang berada pada kriteria Belum Berkembang

sebanyak 6 orang, kriteria Mulai Berkembang sebanyak 4 orang. Belum ada anak

didik yang berada pada kriteria Berkembang Sesuai Harapan dan kriteria

Berkembang sangat baik.

Tabel 4.3. Hasil observasi dan evaluasi pada indikator kedua yaitu keluwesan

(anak didik mampu mengemukakan atau menjelaskan hasil bangunan yang telah

dibuat dengan menggunakan bahasanya sendiri).

No Nama anak didik Skor Kriteria


1 Alya 2 MB
2 Amar 1 BB
3 Atifa 2 MB
4 Khafifah 2 MB
5 Dzuljalali 1 BB
6 Lutfi 1 BB
7 Fahmi 1 BB
8 Fikri 1 BB
9 Arka 1 BB
10 Qisya 1 BB
Jumlah 13

1) BB : Belum Berkembang

2) MB : Mulai Berkembang

3) BSH : Berkembang Sesuai Harapan

4) BSB : Berkembang Sangat Baik


52
Ket:

1) BB : Belum Berkembang

2) MB : Mulai Berkembang

3) BSH : Berkembang Sesuai Harapan

4) BSB : Berkembang Sangat Baik


53

Berdasarkan tabel 4.3 di atas, hasil observasi dan evaluasi kreativitas anak

didik melalui permainan konstruktif balok pada indikator kedua yaitu keluwesan

(anak didik mampu mengemukakan atau menjelaskan hasil bangunan yang telah

dibuat dengan menggunakan bahasanya sendiri). Anak didik yang berada pada

kriteria Belum Berkembang sebanyak 7 orang, kriteria Mulai Berkembang

sebanyak 3 orang. Belum ada anak didik yang berada pada kriteria Berkembang

Sesuai Harapan dan Berkembang Sangat Baik.

Tabel 4.4 Hasil observasi dan evaluasi pada indikator ketiga yaitu keaslian (anak

didik mampu menyusun balok seperti bentuk sesungguhnya).

No Nama anak didik Skor Kriteria


1 Alya 2 MB
2 Amar 1 BB
3 Atifa 1 BB
4 Khafifah 2 MB
5 Dzuljalali 1 BB
6 Lutfi 1 BB
7 Fahmi 1 BB
8 Fikri 1 BB
9 Arka 1 BB
10 Qisya 1 BB
Jumlah 12

1) BB : Belum Berkembang

2) MB : Mulai Berkembang

3) BSH : Berkembang Sesuai Harapan

4) BSB : Berkembang Sangat Baik


54

Ket:

1) BB : Belum Berkembang

2) MB : Mulai Berkembang

3) BSH : Berkembang Sesuai Harapan

4) BSB : Berkembang Sangat Baik


55

Berdasarkan tabel 4.4 diatas, hasil observasi dan evaluasi kreativitas anak

didik melalui permainan konstruktif balok pada indikator ketiga yaitu keaslian

(anak didik mampu menyusun balok seperti bentuk sesungguhnya). Anak didik

yang berada pada kriteria Belum Berkembang sebanyak 8 orang, kriteria mulai

berkembang sebanyak 2 orang. Belum ada anak didik yang berada pada kriteria

Berkembang Sesuai Harapan dan Berkembang Sangat Baik.

Tabel 4.5 Hasil observasi dan evaluasi pada indikator keempat yaitu elaborasi

(anak didik mampu menguraikan ide setelah melihat bangunan dari balok yang

telah dibuat).

No Nama anak didik Skor Kriteria


1 Alya 2 MB
2 Amar 1 BB
3 Atifa 2 MB
4 Khafifah 2 MB
5 dzuljalali 1 BB
6 Lutfi 1 BB
7 Fahmi 1 BB
8 Fikri 2 MB
9 Arka 1 BB
10 Qisya 1 BB
Jumlah 14

Ket:

1) BB : Belum Berkembang

2) MB : Mulai Berkembang

3) BSH : Berkembang Sesuai Harapan

4) BSB : Berkembang Sangat Baik


56

Berdasarkan tabel 4.5 diatas, hasil observasi dan evaluasi kreativitas anak

didik melalui permainan konstruktif balok pada indikator keempat yaitu elaborasi

(anak didik mampu menguraikan ide setelah melihat bangunan dari balok yang

telah dibuat). Anak didik yang berada pada kriteria Belum Berkembang sebanyak

6 orang, kriteria Mulai Berkembang sebanyak 4 orang. Belum ada anak didik

yang berada pada kriteria Berkembang Sesuai Harapan dan Kriteria Berkembang

Sangat Baik.

Tabel 4.6 Hasil observasi dan evaluasi pada indikator kelima yaitu perumusan

kembali (anak didik mampu menghasilkan bentuk bangunan dari balok yang

berbeda dengan yang lain)


No Nama anak didik Skor Kriteria
1 Alya 1 BB
2 Amar 1 BB
3 Atifa 1 BB
4 Khafifah 2 MB
5 dzuljalali 1 BB
6 Lutfi 1 BB
7 Fahmi 1 BB
8 Fikri 1 BB
9 Arka 1 BB
10 Qisya 2 MB
Jumlah 12

Ket:

1. BB : Belum Berkembang

2. MB : Mulai Berkembang

3. BSH : Berkembang Sesuai Harapan

4. BSB : Berkembang Sangat Baik


57

Berdasarkan tabel 4.6 diatas, hasil observasi dan evaluasi kreativitas anak

didik melalui permainan konstruktif balok pada indikator kelima yaitu perumusan

kembali (anak didik mampu menghasilkan bentuk bangunan dari balok yang

berbeda dengan yang lain). Anak didik yang berada pada kriteria Belum

Berkembang sebanyak 8 orang, kriteria Mulai Berkembang sebanyak 2 orang.

Belum ada anak didik yang berada pada kriteria Berkembang Sesuai Harapan dan

Kriteria Berkembang Sangat Baik. Adapun persentase hasil observasi dan evaluasi

keseluruhan indikator kreativitas anak didik pada siklus I disajikan dalam tabel di

bawah ini:

Tabel 4.7 Hasil observasi dan evaluasi keseluruhan indikator pada siklus I

No Indikator Persentase Kriteria


(%)
1. Kelancaran, anak didik mampu membuat bentuk 14
bangunan dari balok dengan berbagai variasi
2. Keluwesan, anak didik mampu mengemukakan 13
atau menjelaskan hasil bangunan yang telah
dibuat dengan menggunakan bahasanya sendiri
3. Keaslian, anak didik mampu menyusun balok 12
seperti bentuk sesungguhnya
4. Elaborasi, anak didik mampu menguraikan ide 14 Cukup
setelah melihat bangunan dari balok yang telah
dibuat
5. Perumusan kembali, anak didik mampu 12
menhasilkan bentuk bangunan dari balok yang
berbeda dengan yang lain
Jumlah Persentase 65

Berdasarkan tabel 4.7 diatas, hasil observasi dan evaluasi pada indikator

kelancaran (anak didik mampu membuat bentuk bangunan dari balok dengan

berbagai variasi) memperoleh persentase rata-rata 14%, indikator keluwesan


58
(anak didik mampu mengemukakan atau menjelaskan hasil bangunan yang telah
59

dibuat dengan menggunakan bahasanya sendiri) memperoleh persentase rata-rata

13%, indikator keaslian (anak didik mampu menyusun balok seperti bentuk

sesungguhnya) memperoleh persentase rata-rata 12%, indikator elaborasi (anak

didik mampu menguraikan ide setelah melihat bangunan dari balok yang telah

dibuat) memperoleh persentase rata-rata 14%, indikator perumusan kembali (anak

didik mampu menghasilkan bentuk bangunan dari balok yang berbeda dengan

yang lain) memperoleh persentase rata-rata 12%. Peningkatan yang dicapai pada

siklus I yaitu 65% yang berada pada kriteria cukup.

Persentase hasil observasi dan evaluasi keseluruhan indikator kreativitas

anak didik melalui permainan konstruktif balok pada siklus I dapat disajikan

pada
14,5
gambar sebagai14%
berikut.14%
14
13,5 13%
13
12,5 12% 12%
12
11,5
11
Kelancaran Keluwesan Keaslian
Elaborasi Perumusan Kembali

Gambar 4.2 Hasil observasi dan evaluasi keseluruhan indikator kreativitas anak

didik pada siklus I

Berdasarkan gambar diatas, hasil observasi dan evaluasi pelaksanaan

siklus I belum mencapai kriteria yang diharapkan yaitu kriteria baik. Oleh karena

itu perlu dilanjutkan pada siklus II dengan harapan dapat mencapai peningkatan

yang diharapkan dan sesuai dengan indikator keberhasilan.


60

Perbandingan hasil observasi dan evaluasi kreativitas anak didik melalui

permainan konstruktif balok pada pra tindakan dan siklus I dapat di lihat pada

tabel di bawah yaitu:

Tabel 4.8 Perbandingan hasil observasi dan evaluasi kreativitas anak didik pra

tindakan dan siklus I

No Indikator Persentase Persentase


(%)
(%)
pra tindakan siklus I

1. Kelancaran ( anak didik mampu membuat 11 14


bentuk bangunan dari balok dengan
berbagai variasi)
2. Keluwesan (anak didik mampu mengemukakan 11 13
atau menjelaskan hasil bangunan yang telah dibuat
dengan
menggunakan bahasanya sendiri)
3. Keaslian (anak didik mampu menyusun 11 12
balok seperti bentuk sesungguhnya)
4. Elaborasi (anak didik mampu menguraikan 11 14
ide setelah melihat bangunan dari balok
yang telah dibuat)
5. Perumusan Kembali (anak didik mampu 11 12
menghasilkan bentuk bangunan dari balok
yang berbeda dengan yang lain)
Jumlah 55 65
Jumlah rata-rata 10

Berdasarkan tabel diatas, pada pratindakan memperoleh persentase rata-

rata 55% diperoleh dari keseluruhan indikator kreativitas anak didik dan

meningkat pada siklus I dengan persentase rata-rata 65%. Berikut ini merupakan

grafik perbandingan hasil observasi kreativitas anak didik pada pratindakan dan

siklus I.
61

66 65%

64

62

60

58

56 55%

54

52

50 Pra tindakan Siklus I

Gambar 4.3. Perbandingan hasil observasi dan evaluasi kreativitas anak didik

pada pratindakan dan siklus I

Berdasarkan gambar diatas, hasil observasi dan evaluasi kreativitas anak

didik melalui permainan konstrutktif balok pada pratindakan dan siklus 1

mengalami peningkatan. Pada pratindakan (55%) meningkat 10% pada siklus II

menjadi 65%. Namun, belum mencapai kriteria yang diharapkan yaitu kriteria

baik sehingga penelitian akan dilanjutkan pada siklus II.

4) Refleksi

Refleksi dalam penelitian ini adalah evaluasi yang dilakukan terhadap

pelaksanaan kegiatan pada siklus I. Hasil refleksi selanjutnya dijadikan pedoman

untuk pelaksanaan kegiatan permainan konstruktif balok pada siklus II. Hasil

observasi dan evaluasi menunjukkan bahwa kegiatan permainan konstruktif balok

dinilai dapat memberikan stimulasi untuk meningkatkan kreativitas anak didik.


62

Adapun permasalahan-permasalahan yang muncul selama proses kegiatan

permainan konstruktif balok pada siklus I adalah:

1) Pada saat pembelajaran berlangsung pendidik tidak memberikan motivasi dan

semangat kepada anak didik.

2) Pada saat pelaksanaan permainan konsruktif balok, ada beberapa anak didik

yang cepat selesai melaksanakan permainan konstruktif balok dan ada juga anak didik

yang lambat melaksanakan permainan konstruktif balok. sehingga guru dan peneliti

menunggu anak didik yang lambat tersebut yang mengakibatkan waktu proses

pembelajaran habis dan kegiatan lain yang telah direncanakan guru dan peneliti tidak

dapat dilaksanakan.

3) Pada proses pembelajaran masih ada anak didik yang menunjukkan kebosanan.

Dengan adanya kekurangan di atas, guru dan peneliti melakukan diskusi

melalui berbagai pertimbangan, maka solusinya yaitu dilanjutkan ke siklus II

dengan dengan memperbaiki kekurangan pada siklus I. Adapun hal yang perlu

dilakukan oleh guru untuk memperbaiki hal tersebut, sebagai berikut:

1) Peneliti dan guru memberikan motivasi atau reward. Bentuk motivasi

atau reward yang bisa di berikan guru dapat berbentuk sebuah pujian

contohnya mengucapkan “very good” atau bisa berupa isyarat dengan

memberi tanda jempol. Dengan adanya pemberian reward maka anak didik

memiliki motivasi untuk belajar. Selain itu, dengan adanya reward anak didik

akan merasa dihargai.

2) Peneliti dan guru mengelola waktu dengan baik sehingga dengan

adanya penggunaan waktu, guru bisa menentukan lama waktu pelaksanaan


63

permainan konstruktif balok. sehingga pelaksanaan pembelajaran dapat

berjalan lancar dan kegiatan lain yang telah di rencanakan dapat di

laksanakan semua oleh anak didik.

3) Guru dan peneliti lebih berinteraksi dengan anak didik, dan juga

peneliti juga mengajak anak didik bermain tepuk bersama seperti bermain

tepuk”semangat” dan tepuk”menghitung”.

b. Siklus II

1) Tahap Perencanaan

Berdasarkan refleksi siklus I perlu adanya perencanaan siklus II karena

penelitian siklus I belum mencapai indikator keberhasilan. Hal tersebut terjadi

karena kurangnya motivasi atau reward yang diberikan oleh guru, Masih ada anak

didik yang menunjukkan kebosanan karena permainan konstruktif balok yang

dilaksanakan terus menerus, dan penggunaan waktu yang kurang efektif dan

efisien. Sehingga peningkatan kreativitas anak didik kurang memuaskan. Untuk

mengatasi kendala pada siklus I. maka peneliti dan guru merencanakan tindakan

pada siklus II.

Setelah melakukan diskusi, maka peneliti dan guru kelas menyepakati

beberapa hal yang sebaiknya di lakukan dalam meningkatkan kreativitas melalui

permainan konstruktif balok. Adapun hal yang perlu dilakukan oleh guru dan

peneliti untuk memperbaiki kekurangan yang ada pada siklus I yaitu: (1) Peneliti

dan guru memberikan motivasi atau reward. Bentuk motivasi atau reward yang

bisa di berikan guru dapat berbentuk sebuah pujian contohnya mengucapkan

“very good” atau bisa berupa isyarat dengan memberi tanda jempol. Dengan

adanya
64

pemberian reward maka anak didik memiliki motivasi untuk belajar. Selain itu,

dengan adanya reward anak didik akan merasa dihargai. (2) Peneliti dan guru

mengelola waktu dengan baik sehingga dengan adanya penggunaan waktu, guru

bisa menentukan lama waktu pelaksanaan permainan konstruktif balok. sehingga

pelaksanaan pembelajaran dapat berjalan lancar dan kegiatan lain yang telah di

rencanakan dapat di laksanakan semua oleh anak didik. (3) Guru dan peneliti lebih

berinteraksi dengan anak didik, dan juga peneliti juga mengajak anak didik

bermain tepuk bersama seperti bermain tepuk”semangat” dan tepuk”menghitung”.

Tahap perencanaan kegiatan siklus II sebagai berikut:

a) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian(RPPH) dengan tema

lingkunganku sub tema sekolahku. Peneliti dan pendidik berdiskusi tentang

permainan konstruktif balok.

b) Menyiapkan media berupa balok berbagai macam bentuk.

c) Menyiapkan instrumen penilaian berupa lembar observasi. . Lembar

observasi digunakan agar peneliti lebih terarah dalam melakukan observasi

sehingga hasil data yang didapatkan mudah diolah. Lembar observasi tersebut

digunakan untuk mengetahui kreativitas anak didik melalui permainan

konstruktif balok.

d) Mempersiapkan buku catatan serta kamera untuk mendokumentasikan

berlangsungnya kegiatan peningkatan kreativitas melalui permainan

konstruktif balok.
65

2) Tahap Pelaksanaan

Pelaksanaan tindakan pada siklus II terdiri dari 3 pertemuan yaitu

pertemuan pertama pada tanggal 30 oktober 2019, pertemuan kedua tanggal 31

oktober 2019, pertemuan ketiga tanggal 01 november 2019.

a) Pertemuan pertama hari rabu tanggal 30 oktober 2019

Pada pertemuan pertama siklus II hari rabu tanggal 30 oktober 2019, anak

didik kelompok A dan kelompok B digabung untuk berbaris dan bernyanyi di

halaman sekolah. Setelah bernyanyi guru kelompok A dan kelompok B masing-

masing berdiri di depan kelas untuk bersalaman dengan anak didik. Anak didik

secara bergiliran bersalaman dengan guru kemudian masuk ke dalam kelas.

Setelah di dalam kelas, guru membuka proses belajar mengajar dengan

mengucapkan salam kemudian guru masuk ke kegiatan awal proses pembelajaran

yaitu berdoa sebelum belajar, membaca surah-surah pendek, berdiskusi tentang

tema lingkunganku sub tema sekolahku sub-sub tema kegunaan sekolah. Guru

juga mengenalkan kegiatan yang akan dilakukan dan aturan yang di gunakan

bermain. Kemudian pada kegiatan inti proses pembelajaran dilaksanakan oleh

peneliti. Pertama peneliti menjelaskan dulu kegiatan yang akan di laksanakan,

adapun kegiatannya yaitu menggambar bebas, membuat sekolah dari balok, dan

juga mencari jejak menuju sekolah. Sebelum masuk ke kegiatan peneliti

memberikan motivasi kepada anak didik untuk semangat dalam proses

pembelajaran. selain itu peneliti juga mengajak anak didik untuk membuat

tepukan semangat. Kemudian peneliti juga mengatur atau menetapkan waktu,

menggambar bebas 5 menit, membuat sekolah dari balok 5 menit dan mencari
66

jejak menuju sekolah 5 menit. Setelah peneliti menjelaskan maka peneliti

membagi anak didik kedalam 3 kelompok (menggambar bebas, membuat sekolah

dari balok, mencari jejak menuju sekolah). Setelah 5 menit maka kelompok

menggambar bebas di persilahkan untuk membuat sekolah dari balok, begitupun

kelompok membuat sekolah dari balok di persilahkan untuk mencari jejak

menuju sekolah. Begitu seterusnya sampai ketiga kelompok selesai melaksanakan

ketiga kegiatan tersebut. Setelah selesai, peneliti dan guru mengintruksikan

kepada anak didik membereskan alat yang telah di pakainya. Guru juga

memberikan pujian kepada anak didik seperti memberikan tanda jempol atau

mengucapkan kata ”very good”. Kemudian bersiap siap untuk cuci tangan, berdoa

dan makan. Pada kegiatan penutup proses pembelajaran dilaksanakan oleh guru,

guru melakukan Tanya jawab tentang kegiatan yang telah dilaksanakan,

berdiskusi kegiatan apa yang paling di sukai, membaca doa, dan pulang

b) Pertemuan kedua hari kamis tanggal 31 oktober 2019

Pada pertemuan kedua siklus II hari kamis tanggal 31 oktober 2019 , anak

didik kelompok A dan kelompok B digabung untuk berbaris dan bernyanyi di

halaman sekolah. Setelah bernyanyi guru kelompok A dan kelompok B masing-

masing berdiri di depan kelas untuk bersalaman dengan anak didik. Anak didik

secara bergiliran bersalaman dengan guru kemudian masuk ke dalam kelas.

Setelah di dalam kelas, guru membuka proses belajar mengajar dengan

mengucapkan salam kemudian guru masuk ke kegiatan awal proses pembelajaran

yaitu berdoa sebelum belajar, membaca surah-surah pendek, berdiskusi tentang

tema lingkunganku sub tema sekolahku sub-sub tema seragam sekolah. Guru juga
67

mengenalkan kegiatan dan aturan yang digunakan bermain. Pada kegiatan inti

proses pembelajaran dilaksanakan oleh peneliti. Pertama peneliti menjelaskan

dulu kegiatan yang akan di laksanakan, adapun kegiatannya yaitu mewarnai

gambar baju seragam, menghitung gambar dasi/ topi dan menyusun balok sesuai

dengan keinginan. Sebelum masuk ke kegiatan peneliti memberikan motivasi

kepada anak didik untuk semangat dalam proses pembelajaran. selain itu peneliti

juga mengajak anak didik untuk membuat tepukan semangat. Kemudian peneliti

juga mengatur atau menetapkan waktu, mewarnai gambar baju seragam 5 menit,

menghitung gambar dasi/topi 5 menit, menyusun balok sesuai keinginan 5 menit.

Setelah peneliti menjelaskan maka peneliti membagi anak didik kedalam 3

kelompok(mewarnai baju seragam, menghitung gambar dasi/topi, menyusun

balok sesuai keinginan) Setelah 5 menit maka kelompok mewarnai gambar

dipersilahkan untuk menghitung gambar dasi/topi, begitupun dengan kelompok

menghitung gambar dasi/topi dipersilahkan menyusun balok sesuai keinginan.

Begitu seterusnya sampai ketiga kelompok selesai melaksanakan ketiga kegiatan

tersebut. Setelah selesai, peneliti dan guru mengintruksikan kepada anak didik

membereskan alat yang telah di pakainya. Guru juga memberikan pujian kepada

anak didik seperti memberikan tanda jempol atau mengucapkan kata ”very good”.

Kemudian bersiap siap untuk cuci tangan, berdoa dan makan. Pada kegiatan

penutup proses pembelajaran dilaksanakan oleh guru, guru melakukan Tanya

jawab tentang kegiatan yang telah dilaksanakan, berdiskusi kegiatan apa yang

paling di sukai, membaca doa, dan pulang.


68

c) Pertemuan ketiga hari jumat tanggal 01 november 2019

Pada pertemuan ketiga siklus II hari jumat tanggal 01 november 2019,

anak didik kelompok A dan kelompok B digabung untuk berbaris dan bernyanyi

di halaman sekolah. Setelah bernyanyi guru kelompok A dan kelompok B masing-

masing berdiri di depan kelas untuk bersalaman dengan anak didik. Anak didik

secara bergiliran bersalaman dengan guru kemudian masuk ke dalam kelas.

Setelah di dalam kelas, guru membuka proses belajar mengajar dengan

mengucapkan salam kemudian guru masuk ke kegiatan awal proses pembelajaran

yaitu berdoa sebelum belajar, membaca surah-surah pendek, berdiskusi tentang

tema lingkunganku sub tema sekolahku sub-sub tema alat-alat sekolah. Guru juga

mengenalkan kegiatan dan aturan yang digunakan bermain. Pada kegiatan inti

proses pembelajaran dilaksanakan oleh peneliti. Pertama peneliti menjelaskan

dulu kegiatan yang akan di laksanakan, adapun kegiatannya yaitu

mengelompokkan alat-alat untuk sekolah, mencocok gambar buku, dan membuat

sekolah dari balok. Sebelum masuk ke kegiatan peneliti memberikan motivasi

kepada anak didik untuk semangat dalam proses pembelajaran. selain itu peneliti

juga mengajak anak didik untuk membuat tepukan semangat. Kemudian peneliti

juga mengatur atau menetapkan waktu, mengelompokkan alat-alat untuk sekolah

5 menit, mencocok gambar buku 5 menit, dan membuat sekolah dari balok 5

menit. Setelah 5 menit maka kelompok yang mengelompokkan alat-alat sekolah di

persilahkan untuk mencocok gambar buku, dan kelompok mencocok gambar buku

di persilahkan untuk membuat sekolah dari balok. Begitu seterusnya sampai

ketiga kelompok selesai melaksanakan ketiga kegiatan tersebut. Setelah selesai,


69

peneliti dan guru mengintruksikan kepada anak didik membereskan alat yang

telah di pakainya. Guru juga memberikan pujian kepada anak didik seperti

memberikan tanda jempol atau mengucapkan kata ”very good”. Kemudian

bersiap siap untuk cuci tangan, berdoa dan makan. Pada kegiatan penutup proses

pembelajaran dilaksanakan oleh guru, guru melakukan Tanya jawab tentang

kegiatan yang telah dilaksanakan, berdiskusi kegiatan apa yang paling di sukai,

membaca doa, dan pulang.

1) Observasi dan Evaluasi

Observasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan pada siklus ini untuk

mengamati kreativitas anak didik. Observasi ini mencatatkan kreativitas selama

penelitian berlangsung. Kegiatan permainan konstruktif balok yang di amati oleh

peneliti mempunyai 5 indikator yaitu :

1. Kelancaran (anak didik mampu membuat bentuk bangunan dari balok dengan

berbagai variasi).

2. Keluwesan (anak didik mampu mengemukakan atau menjelaskan hasil

bangunan yang telah dibuat dengan menggunakan bahasanya sendiri).

3. Keaslian (anak didik mampu menyusun balok seperti bentuk sesungguhnya).

4. Elaborasi (anak didik mampu menguraikan ide setelah melihat bangunan dari

balok yang telah dibuat).

5. Perumusan Kembali (anak didik mampu menghasilkan bentuk bangunan dari

balok yang berbeda dengan yang lain).

Berdasarkan hasil observasi dan evaluasi, adapun persentase kelima

indikator tersebut pada siklus II disajikan dalam tabel sebagai berikut:


70

Tabel 4.9. Hasil observasi dan evaluasi indikator pertama yaitu kelancaran (anak

didik mampu membuat bentuk bangunan dari balok dengan berbagai variasi)

No Nama anak didik Skor Kriteria


1 Alya 3 BSH
2 Amar 1 BB
3 Atifa 2 MB
4 Khafifah 4 BSB
5 Dzuljalali 2 MB
6 Lutfi 2 MB
7 Fahmi 2 MB
8 Fikri 2 MB
9 Arka 2 MB
10 Qisya 2 MB
Jumlah 22

Ket:

1) BB : Belum Berkembang

2) MB : Mulai Berkembang

3) BSH : Berkembang Sesuai Harapan

1) BSB : Berkembang Sangat Baik

Berdasarkan tabel 4.9 diatas, hasil observasi dan evaluasi kreativitas anak

didik melalui permainan konstruktif balok pada indikator pertama yaitu

kelancaran (anak didik mampu membuat bentuk bangunan dari balok dengan

berbagai variasi). Anak didik yang berada pada kriteria Belum Berkembang

sebanyak 1 orang, kriteria Mulai Berkembang sebanyak 7 orang, kriteria

Berkembang Sesuai Harapan sebanyak 1 orang, dan kriteria Berkembang Sangat

Baik sebanyak 1 orang.


71

Tabel 4.10. Hasil observasi dan evaluasi indikator kedua yaitu keluwesan (anak

didik mampu mengemukakan atau menjelaskan hasil bangunan yang telah dibuat

dengan menggunakan bahasanya sendiri)

No Nama anak didik Skor Kriteria


1 Alya 2 MB
2 Amar 1 BB
3 Atifa 2 MB
4 Khafifah 3 BSH
5 dzuljalali 2 MB
6 Lutfi 2 MB
7 Fahmi 1 BB
8 Fikri 2 MB
9 Arka 1 BB
10 Qisya 2 MB
Jumlah 18

Ket:

1) BB : Belum Berkembang

2) MB : Mulai Berkembang

3) BSH : Berkembang Sesuai Harapan

4) BSB : Berkembang Sangat Baik

Berdasarkan tabel 4.10 diatas, hasil observasi dan evaluasi kreativitas anak

didik melalui permainan konstruktif balok pada indikator kedua yaitu keluwesan

(anak didik mampu mengemukakan atau menjelaskan hasil bangunan yang telah

dibuat dengan menggunakan bahasanya sendiri). Anak didik yang berada pada

kriteria Belum Berkembang sebanyak 3 orang, kriteria Mulai Berkembang

sebanyak 6 orang, kriteria Berkembang Sesuai Harapan 1 orang.


72

Tabel 4.11. Hasil observasi dan evaluasi indikator ketiga yaitu keaslian (anak

didik mampu menyusun balok seperti bentuk sesungguhnya)

No Nama anak didik Skor Kriteria


1 Alya 2 MB
2 Amar 1 BB
3 Atifa 2 MB
4 Khafifah 2 MB
5 dzuljalali 2 MB
6 Lutfi 2 MB
7 Fahmi 1 BB
8 Fikri 2 MB
9 Arka 1 BB
10 Qisya 1 BB
Jumlah 16

Ket :

1) BB : Belum Berkembang

2) MB : Mulai Berkembang

3) BSH : Berkembang Sesuai Harapan

4) BSB : Berkembang Sangat Baik

Berdasarkan tabel 4.11 diatas, hasil observasi dan evaluasi kreativitas anak

didik melalui permainan konstruktif balok pada indikator ketiga yaitu keaslian

(anak didik mampu menyusun balok seperti bentuk sesungguhnya). Anak didik

yang berada pada kriteria Belum Berkembang sebanyak 4 orang, kriteria Mulai

Berkembang sebanyak 6 orang.


73

Tabel 4.12. Hasil observasi dan evaluasi indikator keempat yaitu elaborasi (anak

didik mampu menguraikan ide setelah melihat bangunan dari balok yang telah

dibuat)

No Nama anak didik Skor Kriteria


1 Alya 2 MB
2 Amar 1 BB
3 Atifa 2 MB
4 Khafifah 3 BSH
5 Dzuljalali 2 MB
6 Lutfi 2 MB
7 Fahmi 2 MB
8 Fikri 2 MB
9 Arka 1 BB
10 Qisya 2 MB
Jumlah 19

Ket:

1) BB : Belum Berkembang

2) MB : Mulai Berkembang.

3) BSH : Berkembang Sesuai Harapan.

4) BSB : Berkembang Sangat Baik.

Berdasarkan tabel 4.12 diatas, hasil observasi dan evaluasi kreativitas anak

didik melalui permainan konstruktif balok pada indikator keempat yaitu elaborasi

(anak didik mampu menguraikan ide setelah melihat bangunan dari balok yang

telah dibuat). Anak didik yang berada pada kriteria Belum Berkembang sebanyak

2 orang, kriteria Mulai Berkembang sebanyak 7 orang, dan kriteria Berkembang

Sesuai Harapan sebanyak 1 orang.


74

Tabel 4.13. Hasil observasi dan evaluasi indikator kelima yaitu perumusan

kembali (anak didik mampu menghasilkan bentuk bangunan dari balok yang

berbeda dengan yang lain)

No Nama anak didik Skor Kriteria


1 Alya 2 MB
2 Amar 1 BB
3 Atifa 2 MB
4 Khafifah 3 BSH
5 Dzuljalali 2 MB
6 Lutfi 2 MB
7 Fahmi 2 MB
8 Fikri 2 MB
9 Arka 1 BB
10 Qisya 1 BB
Jumlah 19

Ket:
1) BB : Belum Berkembang.

2) MB : Mulai Berkembang.

3) BSH : Berkembang Sesuai Harapan.

4) BSB : Berkembang Sangat Baik.

Berdasarkan tabel 4.13 diatas, hasil observasi dan evaluasi kreativitas anak

didik melalui permainan konstruktif balok pada indikator kelima yaitu perumusan

kembali (anak didik mampu menghasilkan bentuk bangunan dari balok yang

berbeda dengan yang lain). Anak didik yang berada pada kriteria Belum

Berkembang sebanyak 3 orang, kriteria Mulai Berkembang sebanyak 6 orang,

kriteria Berkembang Sesuai Harapan sebanyak 1 orang.

Adapun persentase hasil observasi dan evaluasi keseluruhan indikator

kreativitas anak didik pada siklus II disajikan dalam tabel di bawah ini.
75

4.14. Hasil observasi dan evaluasi keseluruhan indikator pada siklus II

No Indikator Persentase Kriteria


1. Kelancaran, anak didik mampu membuat bentuk 22%
bangunan dari balok dengan berbagai variasi
2. Keluwesan, anak didik mampu mengemukakan 18%
atau menjelaskan hasil bangunan yang telah
dibuat dengan menggunakan bahasanya sendiri Baik
3. Keaslian, anak didik mampu menyusun balok 16%
seperti bentuk sesungguhnya.
4. Elaborasi, anak didik mampu menguraikan ide 19%
setelah melihat bangunan dari balok yang telah
dibuat
5. Perumusan kembali, anak didik mampu 18%
menghasilkan bentuk bangunan dari balok yang
berbeda dengan yang lain
Jumlah Persentase 93%

Berdasarkan tabel 4.14 diatas, hasil observasi dan evaluasi pada indikator

kelancaran (anak didik mampu membuat bentuk bangunan dari balok dengan

berbagai variasi) memperoleh persentase rata-rata 22%, indikator keluwesan (anak

didik mampu mengemukakan atau menjelaskan hasil bangunan yang telah dibuat

dengan menggunakan bahasanya sendiri) memperoleh persentase rata-rata 18%,

indikator keaslian (anak didik mampu menyusun balok seperti bentuk

sesungguhnya) memperoleh persentase rata-rata 16%, indikator elaborasi (anak

didik mampu menguraikan ide setelah melihat bangunan dari balok yang telah

dibuat) memperoleh persentase rata-rata 19%, indikator perumusan kembali (anak

didik mampu menghasilkan bentuk bangunan dari balok yang berbeda dengan

yang lain) memperoleh persentase rata-rata 18%. Peningkatan yang dicapai pada

siklus II yaitu 93% yang berada pada kriteria baik.


76

Persentase hasil observasi dan evaluasi keseluruhan indikator kreativitas

anak didik melalui permainan konstruktif balok pada siklus II dapat disajikan

pada gambar sebagai berikut.

25 22%
18% 19%18%
16%
20

15

10

Kelancaran Keluwesan Keaslian Elaborasi Perumusan kembali

Gambar 4.4 Hasil observasi dan evaluasi keseluruhan indikator kreativitas


anak didik pada siklus II

Berdasarkan gambar diatas, hasil observasi dan evaluasi pelaksanaan

siklus II sudah mencapai kriteria yang diharapkan yaitu kriteria baik dan sesuai

dengan indikator keberhasilan.

Perbandingan hasil observasi dan evaluasi kreativitas anak didik melalui

permainan konstruktif balok pada siklus I dan siklus II dapat dilihat pada tabel di

bawah yaitu:
77

Tabel 4.15. Perbandingan hasil observasi dan evaluasi kreativitas anak didik pada

siklus I dan siklus II

No Indikator Persentase Persentase


Siklus I Siklus II
1. Kelancaran (anak didik mampu membuat 14% 22%
bentuk bangunan dari balok dengan
berbagai variasi)
2. Keluwesan (anak didik mampu 13% 18%
mengemukakan atau menjelaskan hasil
bangunan yang telah dibuat dengan
menggunakan bahasanya sendiri)
3. Keaslian (anak didik mampu menyusun 12% 16%
balok seperti bentuk sesungguhnya)
4. Elaborasi (anak didik mampu 14% 19%
menguraikan ide setelah melihat
bangunan dari balok yang telah dibuat)
5. Perumusan kembali (anak didik mampu 12% 18%
menghasilkan bentuk bangunan dari
balok yang berbeda dengan yang lain)
Jumlah 65% 93%
Jumlah Rata-rata 28%

Berdasarkan tabel diatas, pada siklus I memperoleh persentase rata-rata

65% diperoleh dari keseluruhan indikator kreativitas anak didik dan meningkat

pada siklus II dengan persentase rata-rata 93%. Berikut ini merupakan grafik

perbandingan hasil observasi kreativitas anak didik pada siklus I dan siklus II.
78

100 93%
90

80 65%

70

60

50

40

30

20

10

Siklus I Siklus II

Gambar 4.5. Perbandingan hasil observasi dan evaluasi kreativitas anak didik

pada siklus I dan siklus II

Berdasarkan gambar diatas, hasil observasi dan evaluasi kreativitas anak

didik melalui permainan konstruktif balok siklus I dan siklus II mengalami

peningkatan. Pada siklus I (65%) meningkat 28% pada siklus II menjadi 93%.

Hasil observasi dan evaluasi pada siklus II telah berada pada kriteria baik dan

sesuai dengan indikator keberhasilan.

4) Refleksi

Pelaksanaan tindakan pada siklus II telah melalui proses perbaikan-

perbaikan berdasarkan hasil observasi pelaksanaan tindakan pada siklus I. Hal ini

menjadi salah satu faktor yang mendukung kelancaran proses permainan


79
konstruktif balok pada siklus II yang dapat berjalan dengan lancar.
80

Perbaikan berupa pemberian motivasi atau reward kepada anak didik

seperti mengucapkan “very good” atau memberikan isyarat tubuh seperti

memberikan tanda jempol ketika anak didik sudah melaksanakan kegiatan

permainan konstruktif balok, guru dan peneliti menetapkan lama waktu untuk

melaksanakan permainan konstruktif balok, dan guru mengajak anak didik untuk

melakukan kegiatan bermain tepuk seperti “tepuk semangat” dan “tepuk

menghitung”, serta guru sering mengajak anak didik untuk berinteraksi.

Berdasarkan perbaikan-perbaikan tersebut, kegiatan permainan konstruktif balok

pada siklus II dapat mengalami peningkatan hasil sesuai dengan indikator

keberhasilan yang telah ditetapkan.

A. Rekapitulasi Siklus I dan Siklus II

Hasil dari pra tindakan, siklus I dan siklus II pelaksanaan kegiatan

pembelajaran terbukti mampu meningkatkan kreativitas anak didik selama

mengikuti kegiatan permainan konstruktif balok di KB Riyadussholihin Keranji

Desa Paremas Kecamatan Jerowaru Berikut ini hasil dari pra tindakan, siklus I,

dan siklus II disajikan dalam tabel sebagai berikut.


81

Tabel 4.16. peningkatan kreativitas anak didik pra tindakan, siklus I dan siklus II

No Indikator Persentase Persentase Persentase


(%) (%) Siklus (%) Siklus
Pra I II
tindakan
1. Kelancaran (anak didik mampu 11 14 22
membuat bentuk dari balok
dengan berbagai variasi
2. Keluwesan (anak didik mampu 11 13 18
mengemukakan atau
menjelaskan hasil bangunan
yang telah dibuat dengan
menggunakan bahasanya
sendiri
3. Keaslian (anak didik mampu 11 12 16
menyusun balok seperti bentuk
sesungguhnya)
4. Elaborasi (anak didik mampu 11 14 19
menguraikan ide setelah
melihat bangunan dari balok
yang telah dibuat
5. Perumusan kembali (anak didik 11 12 18
mampu menghasilkan bentuk
bangunan dari balok yang
berbeda dengan yang lain)
Jumlah 55 65 93

Berdasarkan tabel 4.16. maka perhitungan kreativitas anak didik selama

mengikuti kegiatan permainan konstruktif balok pada saat sebelum tindakan,

siklus I, dan Siklus II. Dapat disajikan berupa grafik peningkatan kreativitas anak

didik sebagai berikut:


82

100 93%
90
80
70
55%
60 65%
50
40
30
20
10
0

Pra tindakan Siklus


I Siklus
II

Gambar 4.6. Hasil rekapitulasi Pra tindakan, siklus I, dan siklus II

Berdasarkan gambar diatas kreativitas anak didik sebelum tindakan

menunjukkan hasil rata-rata 55% menjadi 65% pada siklus I. adapun persentase

kreativitas anak didik meningkat 10%. Pada siklus II meningkat menjadi 93%.

Adapun persentasenya meningkat 28%. Adapun yang dapat dilakukan oleh anak

didik yaitu 5 indikator yaitu pertama kelancaran, dimana anak didik mampu

membuat bentuk bangunan dari balok dengan berbagai variasi. Kedua, keluwesan

dimana anak didik mampu mengemukakan atau menjelaskan hasil bangunan yang

telah dibuat dengan menggunakan bahasanya sendiri. Ketiga, keaslian dimana

anak didik mampu menyusun balok seperti bentuk sesungguhnya. Kempat,

elaborasi dimana anak didik mampu menguraikan ide setelah melihat bangunan

dari balok yang telah dibuat. Kelima, perumusan kembali dimana anak didik

mampu menghasilkan bentuk bangunan dari balok yang berbeda dengan yang

lain.
83

B. Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan secara

kolaboratif oleh peneliti dan guru selama enam pertemuan dalam dua siklus

bahwa kreativitas anak didik kelompok B melalui permainan konstruktif balok

mengalami peningkatan dan keberhasilan dalam penelitian. Kreativitas anak didik

yang di amati peneliti ini memiliki 5 indikator yaitu:

1. Kelancaran (anak didik mampu membuat bentuk bangunan dari balok

dengan berbagai variasi).

2. Keluwesan (anak didik mampu mengemukakan atau menjelaskan

hasil bangunan yang telah dibuat dengan menggunakan bahasanya sendiri).

3. Keaslian (anak didik mampu menyusun balok seperti bentuk sesungguhnya).

4. Elaborasi (anak didik mampu menguraikan ide setelah melihat

bangunan dari balok yang telah dibuat).

5. Perumusan Kembali (anak didik mampu menghasilkan bentuk

bangunan dari balok yang berbeda dengan yang lain).

Pada pelaksanaan Siklus I pendidik belum terlalu paham tentang

permainan konstruktif balok. Pendidik hanya menjelaskan tanpa

mempraktekkannya sehingga anak didik masih bingung dalam melaksanakan

permainan konstruktif balok. Pada siklus I kreativitas anak didik mengalami

peningkatan tetapi belum mencapai indikator sehingga perlu di laksanakan

tindakan siklus II. Hal ini di sebabkan karena pada pelaksanaan siklus I terdapat

beberapa permasalahan yang di hadapi sehingga perlu di adakan perbaikan pada


84

siklus II agar indikator keberhasilan yang di harapkan dapat tercapai.

permasalahan yang di hadapi pada siklus I yaitu:

1. Kurangnya motivasi atau reward dari peneliti dan guru seperti mengucapkan

“very good” atau memberi tanda jempol.

2. penggunaan waktu kurang efektif dan efisien (guru tidak menentukan lama

waktu pelaksanaan permainan konstruktif balok).

3. anak didik menunjukkan kebosanan karena permainan konstruktif balok yang

dilaksanakan terus-menerus.

Pada siklus II sudah menunjukkan peningkatan yang lebih baik. pendidik

sudah lebih memahami tentang permainan konstruktif balok dan anak didik juga

sudah antusias dalam melaksanakan permainan konstruktif balok. hal-hal yang

mendukung peningkatan kreativitas dalam penelitian ini adalah karena pendidik

atau peneliti sudah memberikan motivasi atau reward kepada anak didik.

Motivasi di berikan ketika anak sedang melaksanakan permainan konstruktif

balok dan reward diberikan setelah anak didik selesai melaksanakan permainan

konstruktif balok. Selain itu hal lain yang di lakukan guru atau peneliti adalah

guru menentukan lama waktu pelaksanaan permainan konstruktif balok sehingga

kegiatan lain yang sudah di rencanakan Pendidik dapat dilaksanakan, dan juga

pendidik atau peneliti mengajak anak didik bermain tepuk bersama seperti

bermain tepuk “semangat’ atau tepuk “berhitung”.

Penelitian tentang kreativitas pada anak didik yang diindikasi dari

persentase dari masing-masing indikator. Dari pra tindakan, Siklus I, dan siklus II

menunjukkan adanya peningkatan kreativitas anak didik melalui permainan


85

konstruktif balok. Pada Pra tindakan (55%) sampai siklus I (65%) mengalami

peningkatan sebesar 10% , dan pada siklus I (65%) sampai ke siklus II (93%)

mengalami peningkatan sebesar 28%.

Dalam penelitian ini, anak didik sudah bisa menciptakan bentuk sekolah

dan rumah dari balok. anak didik sudah dapat menuangkan ide dan imajinasinya

menjadi sebuah karya dalam bentuk nyata. Hal ini sesuai dengan teori Piaget

(dalam Ginting Meta B 2018:167) berpendapat bahwa bermain konstruktif balok

dapat membantu mengembangkan keterampilan anak didik dalam rangka

keberhasilan sekolahnya di kemudian hari. Melalui bermain pembangunan, anak

didik dapat mengekspresikan dirinya. Hasil dari penelitian ini kreativitas anak

didik dalam menciptakan bentuk dari balok sudah mengalami peningkatan.

Memberikan variasi pada bentuk yang di ciptakannya. Dalam penelitian

ini pada siklus I belum ada anak didik yang bisa memberikan variasi atau

membuat balok sesuai imajinasinya. Dikarenakan masih kurang bimbingan dan

motivasi dari guru/peneliti, guru tidak menetapkan lama waktu permainan,serta

ada beberapa anak didik yang menunjukkan kebosanan karena permainan

konstruktif balok yang dilaksanakan terus-menerus. Sedangkan pada siklus II

anak didik sudah mendapatkan motivasi dan bimbingan dari guru atau peneliti hal

ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Yudha (2008: 132) yaitu berikan anak

didik anda semangat dan motivasi, yakinkan bahwa mereka bisa melakukan

apapun dan bisa menjadi apa yang mereka mau, serta jangan mencela sehingga

membuat anak didik anda takut sehingga tidak mau mengerjakan tugas-tugas

tersebut.
86

Berdasarkan hasil observasi di kelompok B PAUD Pelangi Kecamatan

sinjai barat kabupaten sinjai saat aktivitas permainan konstruktif balok

berlangsung maupun sesudahnya menunjukkan keberhasilan yang lain, di

antaranya melalui permainan konstruktif balok dapat membawa suasana gembira

pada anak didik, menimbulkan keberanian anak didik untuk berbicara yakni saat

anak didik menceritakan bangunan yang telah di buatnya. Proses kegiatan yang

seperti ini sesuai dengan yang di harapkan oleh peneliti yaitu anak didik mau

melakukan permainan konstruktif balok dengan senang dan tidak terpaksa.

Motivasi dari guru, kalimat atau kata-kata positif dari guru, suasana senang dan

pemberian kebebasan pada anak didik dalam permainan konstruktif balok dapat

meningkatkan kreativitas anak didik.


BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh peneliti

dapat disimpulkan bahwa kreativitas anak didik mengalami peningkatan sesuai

indikator keberhasilan yang telah ditentukan. Hal ini terlihat pada pencapaian

indikator, yakni pada indikator kelancaran (anak didik mampu membuat bentuk

bangunan dari balok dengan berbagai variasi). Indikator keluwesan (anak didik

mampu mengemukakan atau menjelaskan hasil bangunan yang telah dibuat

dengan menggunakan bahasanya sendiri). Indikator keaslian (anak didik mampu

menyusun balok seperti bentuk sesungguhnya). Indikator elaborasi (anak didik

mampu menguraikan ide setelah melihat bangunan yang telah dibuat). Indikator

Perumusan Kembali (anak didik mampu menghasilkan bentuk bangunan dari

balok yang berbeda dengan yang lain). Pada siklus I, pelaksanaan kegiatan

permainan konstruktif balok belum berjalan maksimal sehingga indikator

keberhasilan belum tercapai sebagaimana yang telah ditetapkan. Pada siklus II,

kegiatan permainan konstruktif balok telah terlaksana dengan baik sehingga

indikator keberhasilan dapat dicapai. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

dengan menggunakan permainan konstruktif balok dapat meningkatkan kreativitas

anak didik pada di KB Riyadussholihin Keranji Desa Paremas Kecamatan

Jerowaru
82
83

B. Saran

Berdasarkan hasil dari penelitian, pelaksanaan kegiatan untuk

meningkatkan kreativitas melalui permainan konstruktif balok hendaknya:

1) Sebaiknya jumlah balok yang di gunakan lebih banyak, sehingga anak

didik lebih kreatif lagi dalam mengembangkan ide dan imajinasinya.

2) Sebaiknya balok yang digunakan lebih bervariatif sehingga anak didik

lebih tertarik dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran.

3) Guru hendaknya lebih kreatif lagi dalam menggunakan balok sebagai

kegiatan pembelajaran.

4) Guru hendaknya membimbing dan memotivasi anak didik serta lebih

menggalih pemikiran-pemikiran anak didik dalam mengembangkan ide dan

imajinasi sehingga anak didik dapat mengembangkan kreativitasnya.


DAFTAR PUSTAKA

Devi Fratnya Puspita. 2014. Peningkatan Kreativitas Melalui Kegiatan Kolase


pada Anak Kelompok B2 di TK Aba Keringan Kecamatan Turi
Kabupaten Sleman. Skripsi tidak diterbitkan. Yogyakarta. Universitas
Negeri Yogyakarta (Online https:// www.uny.ac.id di akses tanggal 17 juli
2019)

Fadlillah, M.2017. Buku Ajar Bermain dan Permainan Anak Usia Dini. Jakarta:
Prenadamedia Grup.

Fadlillah, M Dkk.2014. Edutainment Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta:


Prenadamedia Grup.

FKIP Unismuh Makassar. 2014. Pedoman Penulisan Skripsi. Makassar

Ginting Meta B. 2018. Membangun Pengetahuan Anak Usia Dini Melalui


Permainan Konstruktif Berdasarkan Perspektif Teori Piaget. Jurnal
Caksana Pendidikan Anak Usia Dini, (Online), Vol. 1, No. 2,
(Http://trilogi.ac.id/journal/ks/index.php/PAUD/article/new/igo, diakses 02
Juli 2019).
Latief, Mukhtar Dkk. 2013. Orientasi Baru Pendidikan Anak Usia Dini Teori
dan Aplikasinya. Jakarta: Kencana Prenada Media Group

Mini, R & Prianto.2003. Perilaku Anak Usia Dini Kasus dan Pemecahannya,
Yogyakarta: Kanisius.
Nurhasanah. 2012. Penerapan Permainan Konstruktif pada Pembelajaran Anak
Usia Dini di Taman Kanak-kanak Kemala Bhayangkari Watampone. Skripsi
tidak diterbitkan. Makassar: Universitas Negeri Makassar.

Noviyanti Manda Rahma.2012. Peningkatan Kreativitas Anak melalui Media


Plastisin Tepung di TK Negeri Pembina Purwokerto. Skripsi tidak
diterbitkan. Yogyakarta. Universitas Negeri Yogyakarta (Online
http://www.Uny.ac.id di akses tanggal 17 Juli 2019).

Nugraheni, M.2014. Peningkatan Kemampuan Sosial emosional melalui Media


Power Point pada AUD 5-6 Tahun di TK SD Model Sleman. Tidak
diterbitkan. Yogyakarta : Universitas Negeri Terbuka

Paizaluddin & Ermalinda .2016. Penelitian Tindakan Kelas, Bandung: Alfabeta

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 146,


2014.tentang kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Dinas
Pendidikan
84
Rochmah Luluk Iffatur. Tanpa Tahun. Penerapan Permainan Konstruktif
di TK Aisyiah Bushtanul Athfal Sambiroto. Prosiding Seminar
Nasional Pendidikan, Sidoarjo.

Rachmawati, Y & Euis Kurniati.2010. Strategi Pengembangan


Kreativitas pada Anak Usia Taman Kanak-kanak, Jakarta:
Kencana.

Susanto, Ahmad.2011. Perkembangan Anak Usia Dini Pengantar


dalam Berbagai Aspeknya, Jakarta: Kencana

Susanto, Ahmad.2017. Pendidikan Anak Usia Dini (Konsep dan Teori),


Jakarta: Bumi Aksara.

Widiastuti, Selvi. 2013. Meningkatkan Kemampuan Berbicara Anak


melalui Metode Bercerita dengan Media Buku Bergambar di TK
Pertiwi XIII Pussanti Kecamatan Sinjai Barat Kabupaten Sinjai.
Skripsi tidak diterbitkan, Makassar: Universitas Negeri Makassar.

Yudha, A.2008. Kenapa Guru Harus Kreatif. Bandung: Mizan Media


Utama

Anda mungkin juga menyukai