Keranji Desa Paremas Kecamatan Jerowaru Adapun yang di analisis dan di bahas
1. Pra Tindakan
a. Kelancaran (anak didik mampu membuat bentuk bangunan dari balok dengan
berbagai variasi).
d. Elaborasi (anak didik mampu menguraikan ide setelah melihat bangunan dari
tindakan untuk meningkatkan kreativitas anak didik sebagai upaya yang dapat
yaitu pada indikator pertama yaitu kelancaran (anak didik mampu membuat
sendiri) memperoleh persentase 11%, indikator ketiga yaitu keaslian (anak didik
11%, indikator keempat yaitu elaborasi (anak didik mampu menguraikan ide
setelah melihat bangunan dari balok yang telah dibuat) memperoleh persentase
menghasilkan bentuk bangunan dari balok yang berbeda dengan yang lain)
60 55%
50
40
30
20
10
Pra tindakan
44
Gambar 4.1 data kumulatif observasi kreativitas anak didik pada Pra tindakan
45
anak didik masih kurang atau belum meningkat. Hasil presentase pencapaian anak
a. Siklus 1
1) Tahap Perencanaan
sehingga hasil data yang didapatkan mudah diolah. Lembar observasi tersebut
konstruktif balok
konstruktif balok.
1) Tahap Pelaksanaan
pertama pada tanggal 23 oktober 2019, pertemuan kedua pada tanggal 24 oktober
2019, pertemuan ketiga pada tanggal 25 oktober 2019 dengan tema lingkungan.
46
Pada pertemuan pertama hari rabu tanggal 23 oktober 2019 anak didik
berdiri di depan kelas untuk bersalaman dengan anak didik. Anak didik secara
dalam kelas, guru memperkenalkan kepada anak didik peneliti yang akan
kegiatan awal proses pembelajaran yaitu membaca doa sebelum belajar, membaca
surah surah pendek , dan bercakap cakap tentang tema lingkunganku sub tema
memperlihatkan berbagai macam balok yang akan di gunakan anak didik, peneliti
Kemudian peneliti menjelaskan tentang tata cara membuat rumah dari balok dan
peneliti maka anak didik di bagi ke dalam 2 kelompok yaitu kelompok yang
menggambar bebas bentuk rumah dan kelompok membuat rumah dari balok.
Kelompok yang membuat rumah dari balok di instruksikan untuk duduk di tempat
yang telah disediakan oleh guru untuk bermain balok. Setelah kedua kelompok
duduk di tempat yang telah di sediakan guru untuk bermain balok begitupun
47
dengan kelompok anak didik yang bermain balok kemudian diinstruksikan untuk
menggambar bentuk rumah. Saat anak didik bermain balok maka peneliti
melakukan penilaian pada anak didik. Setelah selesai anak didik diinstruksikan
untuk merapikan tempat dan alat bermainnya. Kemudian mencuci tangan, berdoa
oleh guru, guru melakukan Tanya jawab tentang hari ini, menanyakan perasaan
Pada pertemuan kedua hari kamis tanggal 24 oktober 2019 anak didik
berdiri di depan kelas untuk bersalaman dengan anak didik. Anak didik secara
dalam kelas, guru membuka proses belajar mengajar dengan mengucapkan salam
kemudian guru masuk ke kegiatan awal proses pembelajaran yaitu membaca doa
sebelum belajar, membaca surah surah pendek , dan bercakap cakap tentang tema
lingkunganku sub tema rumahku dan sub-sub tema perabot rumah. pada kegiatan
tata cara mengelompokkan gambar perabot rumah, lalu menjelaskan tata cara
balok membentuk perabot rumah (kursi, lemari, meja). Setelah anak didik paham
dilakukan dengan cara bergiliran. Setelah selesai maka anak didik diinstruksikan
untuk merapikan kembali yang telah di gunakan dan bersiap siap untuk cuci
laksanakan oleh guru, guru melakukan Tanya jawab tentang kegiatan hari ini,
Pada pertemuan ketiga hari jumat tanggal 25 oktober 2019 anak didik
berdiri di depan kelas untuk bersalaman dengan anak didik. Anak didik secara
dalam kelas, guru membuka proses belajar mengajar dengan mengucapkan salam
kemudian guru masuk ke kegiatan awal proses pembelajaran yaitu membaca doa
sebelum belajar, membaca surah surah pendek , dan bercakap cakap tentang tema
lingkunganku sub tema rumahku dan sub-sub tema jenis-jenis rumah. pada
kebersihan rumah” lalu kalimat tersebut di bisikkan ke anak didik yang berada di
barisan paling depan. Kemudian anak didik membisikkan kalimat tersebut ke anak
49
didik yang berada di barisan kedua dan seterusnya sampai ke barisan yang
terakhir. Dan pada anak didik yang terakhir diinstruksikan untuk memberitahukan
kalimat tersebut kepada guru. Setelah selesai dengan kegiatan tersebut maka
peneliti menjelaskan kegiatan pada hari ini. Adapun kegiatannya yaitu mewarnai
gambar masjid, membuat rumah dari kardus bekas, dan membuat rumah/masjid
dari balok. Peneliti kembali membagi anak didik menjadi 3 kelompok yaitu
untuk merapikan kembali yang telah di gunakan dan bersiap siap untuk cuci
laksanakan oleh guru, guru melakukan Tanya jawab tentang kegiatan hari ini,
Tabel 4.2. Hasil observasi dan evaluasi indikator pertama yaitu kelancaran (anak
didik mampu membuat bentuk bangunan dari balok dengan berbagai variasi)
Ket :
1) BB : Belum Berkembang
2) MB : Mulai Berkembang
Berdasarkan tabel 4.2 di atas, hasil observasi dan evaluasi kreativitas anak
kelancaran (anak didik mampu membuat bentuk bangunan dari balok dengan
berbagai variasi). Anak didik yang berada pada kriteria Belum Berkembang
sebanyak 6 orang, kriteria Mulai Berkembang sebanyak 4 orang. Belum ada anak
didik yang berada pada kriteria Berkembang Sesuai Harapan dan kriteria
Tabel 4.3. Hasil observasi dan evaluasi pada indikator kedua yaitu keluwesan
(anak didik mampu mengemukakan atau menjelaskan hasil bangunan yang telah
1) BB : Belum Berkembang
2) MB : Mulai Berkembang
1) BB : Belum Berkembang
2) MB : Mulai Berkembang
Berdasarkan tabel 4.3 di atas, hasil observasi dan evaluasi kreativitas anak
didik melalui permainan konstruktif balok pada indikator kedua yaitu keluwesan
(anak didik mampu mengemukakan atau menjelaskan hasil bangunan yang telah
dibuat dengan menggunakan bahasanya sendiri). Anak didik yang berada pada
sebanyak 3 orang. Belum ada anak didik yang berada pada kriteria Berkembang
Tabel 4.4 Hasil observasi dan evaluasi pada indikator ketiga yaitu keaslian (anak
1) BB : Belum Berkembang
2) MB : Mulai Berkembang
Ket:
1) BB : Belum Berkembang
2) MB : Mulai Berkembang
Berdasarkan tabel 4.4 diatas, hasil observasi dan evaluasi kreativitas anak
didik melalui permainan konstruktif balok pada indikator ketiga yaitu keaslian
(anak didik mampu menyusun balok seperti bentuk sesungguhnya). Anak didik
yang berada pada kriteria Belum Berkembang sebanyak 8 orang, kriteria mulai
berkembang sebanyak 2 orang. Belum ada anak didik yang berada pada kriteria
Tabel 4.5 Hasil observasi dan evaluasi pada indikator keempat yaitu elaborasi
(anak didik mampu menguraikan ide setelah melihat bangunan dari balok yang
telah dibuat).
Ket:
1) BB : Belum Berkembang
2) MB : Mulai Berkembang
Berdasarkan tabel 4.5 diatas, hasil observasi dan evaluasi kreativitas anak
didik melalui permainan konstruktif balok pada indikator keempat yaitu elaborasi
(anak didik mampu menguraikan ide setelah melihat bangunan dari balok yang
telah dibuat). Anak didik yang berada pada kriteria Belum Berkembang sebanyak
6 orang, kriteria Mulai Berkembang sebanyak 4 orang. Belum ada anak didik
yang berada pada kriteria Berkembang Sesuai Harapan dan Kriteria Berkembang
Sangat Baik.
Tabel 4.6 Hasil observasi dan evaluasi pada indikator kelima yaitu perumusan
kembali (anak didik mampu menghasilkan bentuk bangunan dari balok yang
Ket:
1. BB : Belum Berkembang
2. MB : Mulai Berkembang
Berdasarkan tabel 4.6 diatas, hasil observasi dan evaluasi kreativitas anak
didik melalui permainan konstruktif balok pada indikator kelima yaitu perumusan
kembali (anak didik mampu menghasilkan bentuk bangunan dari balok yang
berbeda dengan yang lain). Anak didik yang berada pada kriteria Belum
Belum ada anak didik yang berada pada kriteria Berkembang Sesuai Harapan dan
Kriteria Berkembang Sangat Baik. Adapun persentase hasil observasi dan evaluasi
keseluruhan indikator kreativitas anak didik pada siklus I disajikan dalam tabel di
bawah ini:
Tabel 4.7 Hasil observasi dan evaluasi keseluruhan indikator pada siklus I
Berdasarkan tabel 4.7 diatas, hasil observasi dan evaluasi pada indikator
kelancaran (anak didik mampu membuat bentuk bangunan dari balok dengan
13%, indikator keaslian (anak didik mampu menyusun balok seperti bentuk
didik mampu menguraikan ide setelah melihat bangunan dari balok yang telah
didik mampu menghasilkan bentuk bangunan dari balok yang berbeda dengan
yang lain) memperoleh persentase rata-rata 12%. Peningkatan yang dicapai pada
anak didik melalui permainan konstruktif balok pada siklus I dapat disajikan
pada
14,5
gambar sebagai14%
berikut.14%
14
13,5 13%
13
12,5 12% 12%
12
11,5
11
Kelancaran Keluwesan Keaslian
Elaborasi Perumusan Kembali
Gambar 4.2 Hasil observasi dan evaluasi keseluruhan indikator kreativitas anak
siklus I belum mencapai kriteria yang diharapkan yaitu kriteria baik. Oleh karena
itu perlu dilanjutkan pada siklus II dengan harapan dapat mencapai peningkatan
permainan konstruktif balok pada pra tindakan dan siklus I dapat di lihat pada
Tabel 4.8 Perbandingan hasil observasi dan evaluasi kreativitas anak didik pra
rata 55% diperoleh dari keseluruhan indikator kreativitas anak didik dan
meningkat pada siklus I dengan persentase rata-rata 65%. Berikut ini merupakan
grafik perbandingan hasil observasi kreativitas anak didik pada pratindakan dan
siklus I.
61
66 65%
64
62
60
58
56 55%
54
52
Gambar 4.3. Perbandingan hasil observasi dan evaluasi kreativitas anak didik
menjadi 65%. Namun, belum mencapai kriteria yang diharapkan yaitu kriteria
4) Refleksi
untuk pelaksanaan kegiatan permainan konstruktif balok pada siklus II. Hasil
2) Pada saat pelaksanaan permainan konsruktif balok, ada beberapa anak didik
yang cepat selesai melaksanakan permainan konstruktif balok dan ada juga anak didik
yang lambat melaksanakan permainan konstruktif balok. sehingga guru dan peneliti
menunggu anak didik yang lambat tersebut yang mengakibatkan waktu proses
pembelajaran habis dan kegiatan lain yang telah direncanakan guru dan peneliti tidak
dapat dilaksanakan.
3) Pada proses pembelajaran masih ada anak didik yang menunjukkan kebosanan.
dengan dengan memperbaiki kekurangan pada siklus I. Adapun hal yang perlu
atau reward yang bisa di berikan guru dapat berbentuk sebuah pujian
memberi tanda jempol. Dengan adanya pemberian reward maka anak didik
memiliki motivasi untuk belajar. Selain itu, dengan adanya reward anak didik
3) Guru dan peneliti lebih berinteraksi dengan anak didik, dan juga
peneliti juga mengajak anak didik bermain tepuk bersama seperti bermain
b. Siklus II
1) Tahap Perencanaan
karena kurangnya motivasi atau reward yang diberikan oleh guru, Masih ada anak
dilaksanakan terus menerus, dan penggunaan waktu yang kurang efektif dan
mengatasi kendala pada siklus I. maka peneliti dan guru merencanakan tindakan
permainan konstruktif balok. Adapun hal yang perlu dilakukan oleh guru dan
peneliti untuk memperbaiki kekurangan yang ada pada siklus I yaitu: (1) Peneliti
dan guru memberikan motivasi atau reward. Bentuk motivasi atau reward yang
“very good” atau bisa berupa isyarat dengan memberi tanda jempol. Dengan
adanya
64
pemberian reward maka anak didik memiliki motivasi untuk belajar. Selain itu,
dengan adanya reward anak didik akan merasa dihargai. (2) Peneliti dan guru
mengelola waktu dengan baik sehingga dengan adanya penggunaan waktu, guru
pelaksanaan pembelajaran dapat berjalan lancar dan kegiatan lain yang telah di
rencanakan dapat di laksanakan semua oleh anak didik. (3) Guru dan peneliti lebih
berinteraksi dengan anak didik, dan juga peneliti juga mengajak anak didik
sehingga hasil data yang didapatkan mudah diolah. Lembar observasi tersebut
konstruktif balok.
konstruktif balok.
65
2) Tahap Pelaksanaan
Pada pertemuan pertama siklus II hari rabu tanggal 30 oktober 2019, anak
masing berdiri di depan kelas untuk bersalaman dengan anak didik. Anak didik
tema lingkunganku sub tema sekolahku sub-sub tema kegunaan sekolah. Guru
juga mengenalkan kegiatan yang akan dilakukan dan aturan yang di gunakan
adapun kegiatannya yaitu menggambar bebas, membuat sekolah dari balok, dan
pembelajaran. selain itu peneliti juga mengajak anak didik untuk membuat
menggambar bebas 5 menit, membuat sekolah dari balok 5 menit dan mencari
66
dari balok, mencari jejak menuju sekolah). Setelah 5 menit maka kelompok
kepada anak didik membereskan alat yang telah di pakainya. Guru juga
memberikan pujian kepada anak didik seperti memberikan tanda jempol atau
mengucapkan kata ”very good”. Kemudian bersiap siap untuk cuci tangan, berdoa
dan makan. Pada kegiatan penutup proses pembelajaran dilaksanakan oleh guru,
berdiskusi kegiatan apa yang paling di sukai, membaca doa, dan pulang
Pada pertemuan kedua siklus II hari kamis tanggal 31 oktober 2019 , anak
masing berdiri di depan kelas untuk bersalaman dengan anak didik. Anak didik
tema lingkunganku sub tema sekolahku sub-sub tema seragam sekolah. Guru juga
67
mengenalkan kegiatan dan aturan yang digunakan bermain. Pada kegiatan inti
gambar baju seragam, menghitung gambar dasi/ topi dan menyusun balok sesuai
kepada anak didik untuk semangat dalam proses pembelajaran. selain itu peneliti
juga mengajak anak didik untuk membuat tepukan semangat. Kemudian peneliti
juga mengatur atau menetapkan waktu, mewarnai gambar baju seragam 5 menit,
tersebut. Setelah selesai, peneliti dan guru mengintruksikan kepada anak didik
membereskan alat yang telah di pakainya. Guru juga memberikan pujian kepada
anak didik seperti memberikan tanda jempol atau mengucapkan kata ”very good”.
Kemudian bersiap siap untuk cuci tangan, berdoa dan makan. Pada kegiatan
jawab tentang kegiatan yang telah dilaksanakan, berdiskusi kegiatan apa yang
anak didik kelompok A dan kelompok B digabung untuk berbaris dan bernyanyi
masing berdiri di depan kelas untuk bersalaman dengan anak didik. Anak didik
tema lingkunganku sub tema sekolahku sub-sub tema alat-alat sekolah. Guru juga
mengenalkan kegiatan dan aturan yang digunakan bermain. Pada kegiatan inti
kepada anak didik untuk semangat dalam proses pembelajaran. selain itu peneliti
juga mengajak anak didik untuk membuat tepukan semangat. Kemudian peneliti
5 menit, mencocok gambar buku 5 menit, dan membuat sekolah dari balok 5
persilahkan untuk mencocok gambar buku, dan kelompok mencocok gambar buku
peneliti dan guru mengintruksikan kepada anak didik membereskan alat yang
telah di pakainya. Guru juga memberikan pujian kepada anak didik seperti
bersiap siap untuk cuci tangan, berdoa dan makan. Pada kegiatan penutup proses
kegiatan yang telah dilaksanakan, berdiskusi kegiatan apa yang paling di sukai,
1. Kelancaran (anak didik mampu membuat bentuk bangunan dari balok dengan
berbagai variasi).
4. Elaborasi (anak didik mampu menguraikan ide setelah melihat bangunan dari
Tabel 4.9. Hasil observasi dan evaluasi indikator pertama yaitu kelancaran (anak
didik mampu membuat bentuk bangunan dari balok dengan berbagai variasi)
Ket:
1) BB : Belum Berkembang
2) MB : Mulai Berkembang
Berdasarkan tabel 4.9 diatas, hasil observasi dan evaluasi kreativitas anak
kelancaran (anak didik mampu membuat bentuk bangunan dari balok dengan
berbagai variasi). Anak didik yang berada pada kriteria Belum Berkembang
Tabel 4.10. Hasil observasi dan evaluasi indikator kedua yaitu keluwesan (anak
didik mampu mengemukakan atau menjelaskan hasil bangunan yang telah dibuat
Ket:
1) BB : Belum Berkembang
2) MB : Mulai Berkembang
Berdasarkan tabel 4.10 diatas, hasil observasi dan evaluasi kreativitas anak
didik melalui permainan konstruktif balok pada indikator kedua yaitu keluwesan
(anak didik mampu mengemukakan atau menjelaskan hasil bangunan yang telah
dibuat dengan menggunakan bahasanya sendiri). Anak didik yang berada pada
Tabel 4.11. Hasil observasi dan evaluasi indikator ketiga yaitu keaslian (anak
Ket :
1) BB : Belum Berkembang
2) MB : Mulai Berkembang
Berdasarkan tabel 4.11 diatas, hasil observasi dan evaluasi kreativitas anak
didik melalui permainan konstruktif balok pada indikator ketiga yaitu keaslian
(anak didik mampu menyusun balok seperti bentuk sesungguhnya). Anak didik
yang berada pada kriteria Belum Berkembang sebanyak 4 orang, kriteria Mulai
Tabel 4.12. Hasil observasi dan evaluasi indikator keempat yaitu elaborasi (anak
didik mampu menguraikan ide setelah melihat bangunan dari balok yang telah
dibuat)
Ket:
1) BB : Belum Berkembang
2) MB : Mulai Berkembang.
Berdasarkan tabel 4.12 diatas, hasil observasi dan evaluasi kreativitas anak
didik melalui permainan konstruktif balok pada indikator keempat yaitu elaborasi
(anak didik mampu menguraikan ide setelah melihat bangunan dari balok yang
telah dibuat). Anak didik yang berada pada kriteria Belum Berkembang sebanyak
Tabel 4.13. Hasil observasi dan evaluasi indikator kelima yaitu perumusan
kembali (anak didik mampu menghasilkan bentuk bangunan dari balok yang
Ket:
1) BB : Belum Berkembang.
2) MB : Mulai Berkembang.
Berdasarkan tabel 4.13 diatas, hasil observasi dan evaluasi kreativitas anak
didik melalui permainan konstruktif balok pada indikator kelima yaitu perumusan
kembali (anak didik mampu menghasilkan bentuk bangunan dari balok yang
berbeda dengan yang lain). Anak didik yang berada pada kriteria Belum
kreativitas anak didik pada siklus II disajikan dalam tabel di bawah ini.
75
Berdasarkan tabel 4.14 diatas, hasil observasi dan evaluasi pada indikator
kelancaran (anak didik mampu membuat bentuk bangunan dari balok dengan
didik mampu mengemukakan atau menjelaskan hasil bangunan yang telah dibuat
didik mampu menguraikan ide setelah melihat bangunan dari balok yang telah
didik mampu menghasilkan bentuk bangunan dari balok yang berbeda dengan
yang lain) memperoleh persentase rata-rata 18%. Peningkatan yang dicapai pada
anak didik melalui permainan konstruktif balok pada siklus II dapat disajikan
25 22%
18% 19%18%
16%
20
15
10
siklus II sudah mencapai kriteria yang diharapkan yaitu kriteria baik dan sesuai
permainan konstruktif balok pada siklus I dan siklus II dapat dilihat pada tabel di
bawah yaitu:
77
Tabel 4.15. Perbandingan hasil observasi dan evaluasi kreativitas anak didik pada
65% diperoleh dari keseluruhan indikator kreativitas anak didik dan meningkat
pada siklus II dengan persentase rata-rata 93%. Berikut ini merupakan grafik
perbandingan hasil observasi kreativitas anak didik pada siklus I dan siklus II.
78
100 93%
90
80 65%
70
60
50
40
30
20
10
Siklus I Siklus II
Gambar 4.5. Perbandingan hasil observasi dan evaluasi kreativitas anak didik
peningkatan. Pada siklus I (65%) meningkat 28% pada siklus II menjadi 93%.
Hasil observasi dan evaluasi pada siklus II telah berada pada kriteria baik dan
4) Refleksi
perbaikan berdasarkan hasil observasi pelaksanaan tindakan pada siklus I. Hal ini
permainan konstruktif balok, guru dan peneliti menetapkan lama waktu untuk
melaksanakan permainan konstruktif balok, dan guru mengajak anak didik untuk
Desa Paremas Kecamatan Jerowaru Berikut ini hasil dari pra tindakan, siklus I,
Tabel 4.16. peningkatan kreativitas anak didik pra tindakan, siklus I dan siklus II
siklus I, dan Siklus II. Dapat disajikan berupa grafik peningkatan kreativitas anak
100 93%
90
80
70
55%
60 65%
50
40
30
20
10
0
menunjukkan hasil rata-rata 55% menjadi 65% pada siklus I. adapun persentase
kreativitas anak didik meningkat 10%. Pada siklus II meningkat menjadi 93%.
Adapun persentasenya meningkat 28%. Adapun yang dapat dilakukan oleh anak
didik yaitu 5 indikator yaitu pertama kelancaran, dimana anak didik mampu
membuat bentuk bangunan dari balok dengan berbagai variasi. Kedua, keluwesan
dimana anak didik mampu mengemukakan atau menjelaskan hasil bangunan yang
elaborasi dimana anak didik mampu menguraikan ide setelah melihat bangunan
dari balok yang telah dibuat. Kelima, perumusan kembali dimana anak didik
mampu menghasilkan bentuk bangunan dari balok yang berbeda dengan yang
lain.
83
kolaboratif oleh peneliti dan guru selama enam pertemuan dalam dua siklus
tindakan siklus II. Hal ini di sebabkan karena pada pelaksanaan siklus I terdapat
1. Kurangnya motivasi atau reward dari peneliti dan guru seperti mengucapkan
2. penggunaan waktu kurang efektif dan efisien (guru tidak menentukan lama
dilaksanakan terus-menerus.
sudah lebih memahami tentang permainan konstruktif balok dan anak didik juga
atau peneliti sudah memberikan motivasi atau reward kepada anak didik.
balok dan reward diberikan setelah anak didik selesai melaksanakan permainan
konstruktif balok. Selain itu hal lain yang di lakukan guru atau peneliti adalah
kegiatan lain yang sudah di rencanakan Pendidik dapat dilaksanakan, dan juga
pendidik atau peneliti mengajak anak didik bermain tepuk bersama seperti
persentase dari masing-masing indikator. Dari pra tindakan, Siklus I, dan siklus II
konstruktif balok. Pada Pra tindakan (55%) sampai siklus I (65%) mengalami
peningkatan sebesar 10% , dan pada siklus I (65%) sampai ke siklus II (93%)
Dalam penelitian ini, anak didik sudah bisa menciptakan bentuk sekolah
dan rumah dari balok. anak didik sudah dapat menuangkan ide dan imajinasinya
menjadi sebuah karya dalam bentuk nyata. Hal ini sesuai dengan teori Piaget
didik dapat mengekspresikan dirinya. Hasil dari penelitian ini kreativitas anak
ini pada siklus I belum ada anak didik yang bisa memberikan variasi atau
anak didik sudah mendapatkan motivasi dan bimbingan dari guru atau peneliti hal
ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Yudha (2008: 132) yaitu berikan anak
didik anda semangat dan motivasi, yakinkan bahwa mereka bisa melakukan
apapun dan bisa menjadi apa yang mereka mau, serta jangan mencela sehingga
membuat anak didik anda takut sehingga tidak mau mengerjakan tugas-tugas
tersebut.
86
pada anak didik, menimbulkan keberanian anak didik untuk berbicara yakni saat
anak didik menceritakan bangunan yang telah di buatnya. Proses kegiatan yang
seperti ini sesuai dengan yang di harapkan oleh peneliti yaitu anak didik mau
Motivasi dari guru, kalimat atau kata-kata positif dari guru, suasana senang dan
pemberian kebebasan pada anak didik dalam permainan konstruktif balok dapat
A. Simpulan
indikator keberhasilan yang telah ditentukan. Hal ini terlihat pada pencapaian
indikator, yakni pada indikator kelancaran (anak didik mampu membuat bentuk
bangunan dari balok dengan berbagai variasi). Indikator keluwesan (anak didik
mampu menguraikan ide setelah melihat bangunan yang telah dibuat). Indikator
balok yang berbeda dengan yang lain). Pada siklus I, pelaksanaan kegiatan
keberhasilan belum tercapai sebagaimana yang telah ditetapkan. Pada siklus II,
Jerowaru
82
83
B. Saran
kegiatan pembelajaran.
Fadlillah, M.2017. Buku Ajar Bermain dan Permainan Anak Usia Dini. Jakarta:
Prenadamedia Grup.
Mini, R & Prianto.2003. Perilaku Anak Usia Dini Kasus dan Pemecahannya,
Yogyakarta: Kanisius.
Nurhasanah. 2012. Penerapan Permainan Konstruktif pada Pembelajaran Anak
Usia Dini di Taman Kanak-kanak Kemala Bhayangkari Watampone. Skripsi
tidak diterbitkan. Makassar: Universitas Negeri Makassar.