Anda di halaman 1dari 12

Mukjizat Al-Qur'an Terungkap: Ada Kobaran Api di Dasar Laut

Subhanallah! Baru-baru ini muncul sebuah fenomena retakan di dasar lautan yang mengeluarkan
lava, dan lava ini menyebabkan air mendidih hingga suhunya lebih dari seribu derajat Celcius.
Meskipun suhu lava tersebut luar biasa tingginya, ia tidak bisa membuat air laut menguap, dan
walaupun air laut ini berlimpah-luah, ia tidak bisa memadamkan api.
Allah bersumpah dengan fenomena kosmik unik ini. Firman-Nya: "Ada laut yang di dalam
tanahnya ada api" (Qs. Ath-Thur 6).

Nabi SAW bersabda: "Tidak ada yang mengarungi lautan kecuali orang yang berhaji, berumrah atau
orang yang berperang di jalan Allah. Sesungguhnya di bawah lautan terdapat api dan di bawah api
terdapat lautan."

Ulasan Hadits Nabi

Hadits ini sangat sesuai dg sumpah Allah SWT yang dilansir oleh Al-Quran pada permulaan Surah
Ath-Thur, di mana Allah bersumpah (Maha Besar Allah yang tidak membutuhkan sumpah apapun
demi lautan yang di dalam tanahnya ada api "al-bahrul masjur." Sumpahnya:

"Demi bukit, dan kitab yang ditulis; pada lembaran yang terbuka; dan demi Baitul Ma'mur; dan atap
yang ditinggikan (langit), dan laut yang di dalam tanahnya ada api, sesungguhnya azab Tuhanmu
pasti terjadi, tidak seorangpun yang dapat menolaknya." (Qs. Ath-Thur: 1-8)

Bangsa Arab, pada waktu diturunkannya Al-Quran tidak mampu menangkap dan memahami
isyarat sumpah Allah SWT demi lautan yang di dalam tanahnya ada api ini. Karena bangsa Arab
(kala itu) hanya mengenal makna sajara sebagai menyalakan tungku pembakaran hingga
membuatnya panas atau mendidih. Sehingga dalam persepsi mereka, panas dan air adalah sesuatu
yang bertentangan. Air mematikan panas sedangkan panas itu menguapkan air. Lalu bagaimana
mungkin dua hal yang berlawanan dapat hidup berdampingan dalam sebuah ikatan yang kuat tanpa
ada yang rusak salah satunya? tampak jelas bahwa gunung-gunung tengah samudera tersebut
sebagian besar terdiri dari bebatuan berapi (volcanic rocks) yang dapat meledak layaknya ledakan
gunung berapi yang dahsyat...
Persepsi demikian mendorong mereka untuk menisbatkan kejadian ini sebagai peristiwa di akhirat
(bukan di dunia nyata). Apalagi didukung dengan firman Allah SWT: "Dan apabila lautan
dipanaskan" (QS. At-Takwir 6).

Memang, ayat-ayat pada permulaan Surah At-Takwir mengisyaratkan peristiwa-peristiwa futuristik


yang akan terjadi di akhirat kelak, namun sumpah Allah SWT dalam Surah Ath-Thur semuanya
menggunakan sarana-sarana empirik yang benar-benar ada dan dapat ditemukan dalam hidup kita
(di dunia).
Hal inilah yang mendorong sejumlah ahli tafsir untuk meneliti makna dan arti bahasa kata kerja
sajara selain menyalakan sesuatu hingga membuatnya panas. Dan mereka ternyata menemukan
makna dan arti lain dari kata "sajara," yaitu mala'a dan kaffa (memenuhi dan menahan). Mereka
tentu saja sangat gembira dengan penemuan makna dan arti baru ini karena makna baru ini dapat
memecahkan kemusykilan ini dengan pengertian baru bahwa Allah SWT telah memberikan
anugerah kepada semua manusia dengan mengisi dan memenuhi bagian bumi yang rendah dengan
air sambil menahannya agar tidak meluap secara berlebihan ke daratan.

Namun, hadits Rasulullah SAW yang sedang kita bahas ini secara singkat menegaskan bahwa:
Sesungguhnya di bawah lautan ada api dan di bawah api ada lautan.

Setelah Perang Dunia II, para peneliti turun dan menyelam ke dasar laut dan samudera dalam
rangka mencari alternatif berbagai barang tambang yang sudah nyaris habis cadangannya di daratan
akibat konsumerisme budaya materialistik yang dijalani manusia sekarang ini. Mereka dikejutkan
dengan rangkaian gunung berapi (volcanic mountain chain) yang membentang berpuluh-puluh ribu
kilometer di tengah-tengah seluruh samudera bumi yang kemudian mereka sebut sebagai 'gunung-
gunung tengah samudera'.

Dengan mengkaji rangkaian gunung-gunung tengah samudera ini tampak jelas bahwa gunung-
gunung tengah samudera tersebut sebagian besar terdiri dari bebatuan berapi (volcanic rocks) yang
dapat meledak layaknya ledakan gunung berapi yang dahsyat melalui sebuah jaring retak yang
sangat besar. Jaring retak ini dapat merobek lapisan bebatuan bumi dan ia melingkupi bola bumi
kita secara sempurna dari segala arah dan terpusat di dalam dasar samudera dan beberapa lautan.
sedangkan kedalamannya mencapai 65 km. Kedalaman jaring retak ini menembus lapisan bebatuan
bumi secara penuh hingga menyentuh lapisan lunak bumi (lapisan bumi ketiga) yang memiliki
unsur bebatuan yang sangat elastis, semi cair, dan memiliki tingkat kepadatan dan kerekatan tinggi.

Bebatuan lunak ini didorong oleh arus muatan yang panas ke dasar semua samudera dan beberapa
lautan semacam Laut Merah dengan suhu panas yang melebihi 1.000 derajat Celcius. Batuan-batuan
elastis yang beratnya mencapai jutaan ton ini mendorong kedua sisi samudera atau laut ke kanan
dan ke kiri yang kemudian disebut oleh para ilmuwan dengan "fenomena perluasan dasar laut dan
samudera." Dengan terus berlangsungnya proses perluasan ini, maka wilayah-wilayah yang
dihasilkan oleh proses perluasan itupun penuh dengan magma bebatuan yang mampu menimbulkan
pendidihan di dasar samudera dan beberapa dasar laut.
...meskipun sebegitu banyak, air laut atau samudera tetap tidak mampu memadamkan bara api
magma tersebut. Dan magma yang sangat panas pun tidak mampu memanaskan air laut dan
samudera....
Salah satu fenomena yang mencengangkan para ilmuwan saat ini adalah bahwa meskipun sebegitu
banyak, air laut atau samudera tetap tidak mampu memadamkan bara api magma tersebut. Dan
magma yang sangat panas pun tidak mampu memanaskan air laut dan samudera. Keseimbangan dua
hal yang berlawanan: air dan api di atas dasar samudera bumi, termasuk di dalamnya Samudera
Antartika Utara dan Selatan, dan dasar sejumlah lautan seperti Laut Merah merupakan saksi hidup
dan bukti nyata atas kekuasaan Allah SWT yang tiada batas.

Laut Merah misalnya, merupakan laut terbuka yang banyak mengalami guncangan gunung berapi
secara keras sehingga sedimen dasar laut ini pun kaya dengan beragam jenis barang tambang. Atas
dasar pemikiran ini, dilakukanlah proyek bersama antara Pemerintah Kerajaan Saudi Arabia, Sudan,
dan salah satu negara Eropa untuk mengeksploitasi beberapa kekayaan tambang yang menggumpal
di dasar Laut Merah.

Kapal-kapal proyek ini melemparkan stapler barang tambang untuk mengumpulkan sampel tanah
dasar Laut Merah tersebut. Stapler pengeruk sampel tanah itu diangkat dalam batang air yang
ketebalannya mencapai 3.000 m. Dan jika stapler sampai ke permukaan kapal, tidak ada seorang
pun yang berani mendekat karena sangat panasnya. Begitu dibuka, maka keluarlah tanah dan uap air
panas yang suhunya mencapai 3.000 derajat Celcius. Dengan demikian, sudah terbukti nyata di
kalangan ilmuwan kontemporer, bahwa ledakan gunung vulkanik di atas dasar setiap samudera dan
dasar sejumlah laut jauh melebihi ledakan vulkanik serupa yang terjadi di daratan.
...terbukti pula dengan beragam dalil dan bukti bahwa semua air yang ada di bumi dikeluarkan oleh
Allah SWT dari dalam bumi melalui ledakan-ledakan vulkanik dari setiap moncong gunung
berapi...
Kemudian terbukti pula dengan beragam dalil dan bukti bahwa semua air yang ada di bumi
dikeluarkan oleh Allah SWT dari dalam bumi melalui ledakan-ledakan vulkanik dari setiap
moncong gunung berapi. Pecahan-pecahan lapisan berbatu bumi menembus lapisan ini hingga
kedalaman tertentu mampu mencapai lapisan lunak bumi. Di dalam pisan lunak bumi dan lapisan
bawahnya, magma vulkanik menyimpan air yang puluhan kali lipat lebih banyak dibanding debit air
yang ada di permukaan bumi.

Dari sini tampaklah kehebatan hadits Nabi SAW ini yang menetapkan sejumlah fakta-fakta bumi
yang mencengangkan dengan sabda: <p>"Sesungguhnya di bawah lautan ada api dan di bawah api
ada lautan."</p>
Sebab fakta-fakta ini baru terungkap dan baru bisa diketahui oleh umat manusia pada beberapa
tahun terakhir.

Pelansiran fakta-fakta ini secara detail dan sangat ilmiah dalam hadits Rasulullah SAW menjadi
bukti tersendiri akan kenabian dan kerasulan Muhammad SAW, sekaligus membuktikan bahwa ia
selalu terhubung dengan wahyu langit dan diberitahui oleh Allah Sang maha Pencipta langit dan
bumi. Maha benar Allah yang menyatakan:

"Dan tiadalah yang diucapkannya itu (Al Qur'an) menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu
tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya), yang diajarkan kepadanya oleh (Jibril)
yang sangat kuat, Yang mempunyai akal yang cerdas; dan (Jibril itu) menampakkan diri dengan
rupa yang asli, sedang dia berada di ufuk yang tinggi. Kemudian dia mendekat, lalu bertambah
dekat lagi, maka jadilah dia dekat (pada Muhammad sejarak) dua ujung busur panah atau lebih
dekat (lagi). Lalu dia menyampaikan kepada hamba-Nya (Muhammad) apa yang telah Allah
wahyukan (QS. An-Najm 3-10)

Tidak seorang pun di muka bumi ini yang mengetahui fakta-fakta ini kecuali baru pada beberapa
dekade terakhir. Sehingga lontaran fakta ini dalam hadis Rasulullah SAW benar-benar merupakan
kemukjizatan dan saksi yang menegaskan kenabian Muhammad SAW dan kesempurnaan
kerasulannya.
Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam.
Sumber:
Pembuktian Sains dalam Sunnah buku 1, karya Dr. Zaghlul An-Najjar.
Video http://www.facebook.com/home.php?#!/video/video.php?v=370011087607&ref=mf

Api Menyala Dalam Laut, Bukti Mukjizat Al Quran

Apa yang dilakukan pemadam kebakaran saat melihat api besar melahap sebuah bangunan? Mereka
akan mengeluarkan pips penyedot air dan menyemprotkannya ke api yang besar tersebut. Kenapa
harus air, bukan tanah, batu, pasir, semen dan sebagainya? Sebab, air adalah-unsur yang bisa
mengalahkan api. Dengan kata lain, api (sebesar apapun) bisa padam ketika disiram dengan air.
Fakta alam ini telah dijelaskan oleh Nabi saw yang menjelaskan bahwa besi bisa dikalahkan oleh
api, sedangkan api bisa kalah dengan air. Dengan kata lain, unsur alam air jauh lebih kuat
dibandingkan api.
Di samping itu, air memang mudah didapatkan. Hampir tiap rumah memiliki sumber mata air baik
berupa sumur, PAM, atau kran. Bahkan, ada beberapa rumah yang di sampingnya memiliki kolam
atau balong (lubang besar berisi air). Singkatnya, api tidak akan mungkin bisa hidup ketika sudah
disemprotkar/disiram air. Tapi, ini aneh. Kok aneh? Pasalnya, ada api yang justru bisa hidup dan
bertahan di dalam laut yang otomatis merupakan benda cair. Bagaimana bisa api yang besar dan
kuat bisa ada di dalam laut? Inilah rahasia Allah yang Maha Kuasa. Dan ternyata, fakta ini telah
dijelaskan oleh al-Quran dan Nabi-Nya empat belas abad yang lalu. Bayangkan!

Dalam al-Quran, Allah berfirman,


Demi bukit. Dan Kitab yang ditulis. Pada lembaran yang terbuka. Dan Demi Baitul Makinur
(Kabah). Dan demi surga langit yang ditinggikan. Dan Demi laut, yang di dalam tanahnya ada api.
(QS. At-Thur: 1-6).
Nabi saw bersabda:
Tidak ada yang mengarungi lautan kecuali orang yang berhaji, berumrah atau orang yang
berperang di jalan Allah. Sesungguhnya di bawah lautan terdapat api dan di bawah api terdapat
lautan.
Kedua dalil di atas setidaknya menegaskan kepada kita bahwa ada api dalam lautan. Dalam al-
Quran sendiri, api dalam laut tersebut ditulis dengan istilah al-bahrul masjur. Saat ayat al-Quran
tersebut diturunkan, bangsa Arab tidak mampu menangkap dan memahami isyarat sumpah Allah
swt demi lautan yang di dalam tanahnya ada api ini. Karena bangsa Arab (kala itu) hanya mengenal
makna sajara untuk menyalakan tungku pembakaran hingga membuatnya panas atau mendidih.
Sehingga dalam persepsi mereka, panas dan air adalah sesuatu yang bertentangan. Air mematikan
panas sedangkan panas itu menguapkan air.
Tafsir Ibn Kathir mengatakan
dan laut yang di dalam tanahnya ada api. (Ath-Thur: 6)
Ar-Rabi ibnu Anas mengatakan bahwa makna yang dimaksud ialah perairan yang ada di bawah
Arasy, yang darinya Allah Swt. menurunkan hujan yang dapat menghidupkan semua jasad di dalam
kuburnya di hari semua makhluk dikembalikan (kepada-Nya). Jumhur ulama mengatakan bahwa
makna yang dimaksud adalah lautan ini. Dan mengenai makna firman-Nya, Al-Masjur masih
diperselisihkan. Sebagian dari mereka mengatakan bahwa makna yang dimaksud ialah laut itu kelak
di hari kiamat akan dinyalakan menjadi api, seperti pengertian yang terdapat di dalam firman-Nya:
{ }
dan apabila lautan dipanaskan. (At-Takwir: 6) Yakni dinyalakan sehingga menjadi api yang
bergejolak yang meliputi semua ahlul mauqif (orang-orang yang di Padang Mahsyar).
Said ibnul Musayyab telah meriwayatkan hal ini dari Ali ibnu Abu Talib. Hal yang sama telah
diriwayatkan dari Ibnu Abbas, dan pendapat yang sama dikatakan oleh Said ibnu Jubair, Mujahid,
Abdullah ibnu Ubaid ibnu Umair, dan lain-lainnya.
Al-Ala ibnu Badr mengatakan bahwa sesungguhnya laut itu dikatakan al-masjur karena airnya tidak
dapat diminum dan tidak dapat dijadikan sebagai pengairan tetumbuhan; hal yang sama terjadi pada
semua laut kelak di hari kiamat.
Hal yang sama telah diriwayatkan oleh Ibnu Abu Hatim, dari Al-Ala ibnu Badr.
Diriwiyatkan dari Said ibnu Jubair, bahwa makna masjur ialah yang dilepaskan.
Qatadah mengatakan, masjur artinya yang penuh; pendapat inilah yang dipilih oleh Ibnu Jarir,
alasannya ialah karena laut di masa sekarang bukanlah bahan bakar, melainkan makna yang
dimaksud adalah penuh. Menurut pendapat yang lainnya lagi, makna yang dimaksud ialah kosong.
Al-Asmui telah meriwayatkan dari Abu Amr ibnul Ala, dari Zur-Rummah, dari Ibnu Abbas
sehubungan dengan makna firman-Nya: dan laut yang di dalam tanahnya ada api. (Ath-Thur: 6)
Bahwa makna yang dimaksud ialah dan laut yang kosong (kering); suatu umat keluar untuk
mencari air minum, lalu mereka mengatakan, Sesungguhnya telaga itu kini telah kering.
Demikianlah menurut apa yang diriwayatkan oleh Ibnu Murdawaih dalam Masanidusy Syuara.
Menurut pendapat yang lain, yang dimaksud dengan masjur ialah yang terhalang dan tercegah dari
bumi (daratan) agar jangan memenuhinya karena akan menenggelamkan para penghuninya.
Demikianlah menurut Ali ibnu Abu Talhah, dari Ibnu Abbas. Hal yang sama dikatakan oleh As-
Saddi dan lain-lainnya, hal yang semakna ditunjukkan oleh hadis yang diriwayatkan oleh Imam
Ahmad rahimahullah di dalam kitab musnadnya. Ia mengatakan:
:

:




:


telah menceritakan kepada kami Yazid, telah menceritakan kepada kami Al-Awwam, telah
menceritakan kepadaku seorang syekh yang berjaga-jaga di pantai, ia mengatakan bahwa ia pernah
bersua dengan Abu Saleh maula Umar ibnul Khattab. Lalu ia mengatakan bahwa telah menceritakan
kepada kami Umar ibnul Khattab, dari Rasulullah Saw. yang telah bersabda: Tiada suatu malam pun
melainkan laut muncul padanya sebanyak tiga kali meminta izin kepada Allah Swt. untuk
membanjiri mereka (manusia yang ada di daratan), tetapi Allah Swt. mencegahnya.
- - :

:
:
:






: .
Al-Hafiz Abu Bakar Al-Ismaili mengatakan, telah menceritakan kepada kami Al-Hasan ibnu
Sufyan, dari Ishaq ibnu Rahawaih, dari Yazid ibnu Harun, dari Al-Awam ibnu Hausyab, telah
menceritakan kepadaku seorang syekh yang sedang berjaga-jaga, bahwa di suatu malam ia berjaga
di posnya; tiada seorang penjaga pun yang keluar di malam itu selain dirinya. Lalu ia mendatangi
pelabuhan dan menaiki tempat yang tinggi. Maka diilusikan kepadanya bahwa seakan-akan laut
muncul hingga ketinggiannya menyamai puncak-puncak bukit. Hal itu terjadi selama berkali-kali,
padahal aku dalam keadaan berjaga (tidak tidur). Maka ia menemui Abu Saleh (dan menanyakan
kejadian itu kepadanya), lalu Abu Saleh berkata bahwa telah menceritakan kepada kami Umar ibnul
Khattab, bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda: Tiada suatu malam pun melainkan laut
mengalami pasang sebanyak tiga kali meminta izin kepada Allah Swt. untuk membanjiri
(menenggelamkan) mereka, tetapi Allah Swt. mencegahnya.
Di dalam sanad hadis ini terdapat seorang lelaki yang tidak dikenal lagi tidak disebutkan namanya.

Lalu bagaimana mungkin dua hal yang berlawanan dapat hidup berdampingan dalam sebuah ikatan
yang kuat tanpa ada yang rusak salah satunya?
Kini, semuanya telah terungkap bahwa ada api dalam lautan itu bukan peristiwa yang mengada-ada,
tapi fakta yang terjadi sekarang di dunia nyata, yakni di dalam lautan yang kita bisa lihat setiap saat.
semuanya ini bermula dari sebuah penelitian yang dilakukan oleh dua ahli geologi berkebangsaan
Rusia, Anatol Sbagovich dan Yuri Bagdanov bersama rekannya Ilmuwan Amerika Serikat (AS),
Rona Clint, saat bermaksud meneliti tentang kerak bumi dan patahannya di dasar laut.
Para ilmuwan tersebut, menyelam ke dasar laut sedalam 1.750 kilometer di lepas pantai Miami.
Sbagovich bersama kedua rekannya menggunakan kapal selam canggih yang kemudian beristirahat
di batu karang dasar laut. Di dasar laut itulah, mereka dikejutkan dengan fenomena aliran air yang
sangat panas mengalir ke arah retakan batu.
Kemudian aliran air itu disertai dengan semburan lava cair panas menyembur layaknya api di
daratan, dan disertai dengan debu vulkanik layaknya asap kebakaran di daratan. Tidak tanggung-
tanggung panasnya suhu api vulkanis di dalam air tersebut ternyata mencapai 231 derajat celcius.
Bagaimana api bisa bertahan di dalam. Laut ?
Mereka menemukan fakta bahwa fenomena alam itu terjadi akibat aliran lava vulkanis yang terjadi
di dasar laut, layaknya gunung api bila di daratan. Dan kemudian mereka menemukan lebih banyak
lagi gunung api aktif di bawah laut, yang tersebar di seluruh lautan. Gunung-gungung tersebut
sebagian besar terdiri dari bebatuan berapi (volcanic rocks) yang dapat meledak layaknya ledakan
gunung berapi yang dahsyat melalui sebuah jaring retak yang sangat besar. jaring retak ini dapat
merobek lapisan bebatuan bumi dan ia melingkupi bola bumi kita secara sempurna dari segala arah
dan terpusat di dalam dasar samudera dan beberapa lautan. Sedangkan kedalamannya mencapai 65
km. Kedalaman jaring retak ini menembus lapisan bebatuan bumi secara penuh hingga menyentuh
lapisan lunak bumi (lapisan bumi ketiga) yang memiliki unsur bebatuan yang sangat elastic, semi
cair, dan memiliki tingkat kepadatan dan kerekatan tinggi.
Bebatuan lunak ini didorong oleh arus muatan yang panas ke dasar semua samudera dan beberapa
lautan semacam Laut Merah dengan suhu panas yang melebihi 1.000 derajat Celcius. Batuan-batuan
elastic yang beratnya mencapai jutaan ton ini mendorong kedua sisi samudera atau laut ke kanan
dan ke kiri yang kemudian disebut oleh para ilmuwan dengan fenomena perluasan dasar laut dan
samudera. Dengan terus berlangsungnya proses perluasan ini, maka wilayah-wilayah yang
dihasilkan oleh proses perluasan itu pun penuh dengan magma bebatuan yang mampu menimbulkan
pendidihan di dasar samudera dan beberapa dasar laut.
Lapisan magma dalam bumi.Lapisan magma dalam bumi.Lapisan magma dalam bumi.Lapisan
magma dalam bumi.
Lapisan magma dalam bumi.
Namun, salah satu fenomena yang mencengangkan para ilmuwan saat ini adalah bahwa meskipun
sebegitu banyak, air laut atau samudera tetap tidak mampu memadamkan tiara api magma tersebut.
Dan magma yang sangat panas pun tidak mampu memanaskan air laut dan samudera.
Keseimbangan dua hal yang berlawanan: air dan api di atas dasar samudera, bumi, termasuk di
dalamnya Samudera Antartika Utara dan Selatan, dan dasar sejumlah lautan seperti Laut Merah
merupakan saksi hidup dan bukti nyata atas kekuasaan Allah SWT yang tiada batas.
Laut Merah, misalnya, merupakan laut terbuka yang banyak mengalami guncangan gunung berapi
secara keras sehingga sedimen dasar laut ini pun kaya dengan beragam jenis barang tambang. Atas
dasar pemilaran ini, dilakukanlah proyek bersama antara Pemerintah Kerajaan Saudi Arabia, Sudan,
dan salah satu negara Eropa untuk mengeksploitasi beberapa kekayaan tambang yang menggumpal
di dasar Laut Merah.
Kapal-kapal proyek ini melemparkan stapler barang tambang untuk mengumpulkan sampel tanah
dasar Laut Merah tersebut. Stapler pengeruk sampel tanah itu diangkat dalam barang air yang
ketebalannya mencapai 3.000 m. Dan jika stapler sampai ke permukaan kapal, tidak ada seorang
pun yang berapi mendekat karena sangat panasnya. Begitu dibuka, maka keluarlah tanah dan uap air
panas yang suhunya mencapai 3.000 derajat Celcius. Dengan demikian, sudah terbukli nyata di
kalangan ilmuwan kontemporer, bahwa ledakan gunung vulkanik di atas dasar setiap samudera dan
dasar sejumlah laut jauh melebihi ledakan vulkanik serupa yang terjadi di daratan.
Kemudian terbukti pula dengan beragam dalil dan bukti bahwa semua air yang ada di bumi
dikeluarkan oleh Allah swt dari dalam bumi melalui ledakan-ledakan vulkanik dari setiap moncong
gunung berapi. Pecahan-pecahan lapisan berbatu bumi menembus lapisan ini hingga kedalaman
tertentu mampu mencapai lapisan lunak bumi. Di dalam lapisan lunak bumi clan lapisan bawahnya,
magma vulkanik menyimpan air yang puluhan kali lipat lebih banyak dibanding debit air yang ada
di permukaan bumi.
Dari sini tampaklah kehebatan hadits Nabi SAW ini yang menetapkan sejumlah fakta-fakta bumi
yang mencengangkan dengan sabda, Sesungguhnya di bawah lautan ada api dan di bawah api ada
lautan. Dan fakta-fakta ini baru terungkap dan baru bisa diketahui oleh umat manusia pada
beberapa tahun terakhir.
Pelansiran fakta-fakta ini secara detail dan sangat ilmiah dalam hadits Rasulullah saw menjadi bukti
tersendiri akan kenabian dan kerasulan Nabi Muhammad saw, sekaligus membuktikan bahwa ia
selalu terhubung dengan wahyu langit dan diberitahu oleh Allah Sang Maha Pencipta langit dan
bumi. Maha benar Allah yang menyatakan, Dan tiadalah yang diucapkannya itu (Al-Quran)
menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan
(kepadanya). (QS. An-Najm ayat 3-10)
Tidak seorang pun di muka bumi ini yang mengetahui fakta-fakta ini kecuali baru pada beberapa
dekade terakhir. Sehingga lontaran fakta ini dalam hadis Rasulullah saw benar-benar merupakan
kemukjizatan dan saksi yang menegaskan kenabian Muhammad saw dan kesempurnaan
kerasulannya.
Sungai Dasar Laut : Air Tawar Terpisah Dengan Air Asin
Sungai bawah laut menurut Al-quran ialah salah satu bukti dari keajaiban ini berawal dari penelitian
seorang ilmuwan yang mengemukakan adanya air tawar di dalam air payau ketika sedang
melakukan menyelam ke dasar air. Pada awalnya, ilmuwan tersebut sama sekali tak percaya bahwa
Ia sedang menemukan air tawar yang bisa terpisah dengan sendirinya di dalam lautan yang
mempunyai air asin. Tetapi nyatanya hal itu terbukti adanya. Ketika diselami lebih dalam lagi,
nyatanya di dalam laut tersebut tersedia sungai yang mempunyai air tawar.

Meskipun hal ini sukses membuat para ilmuwan takjub bakal keajaibannya, tetapi nyatanya ada
suatu ayat dalam Al-Qur'an yang menjelaskan tentang sungai dalam laut :

Dalam Surat Al-Furqan ayat 53 yang berbunyi,"Dan Dialah yang membiarkan dua laut mengalir
berdampingan, yang ini tawar yang segar & yang lain sangat payau yang pahit; & Dirinya jadikan
antara keduanya dinding yang tidak ditembus.". Dalam ayat tersebut telah lumayan jelas dipaparkan
bahwa sesungguhnya air tawar & air payau bisa terpisah sebab kehendak Allah SWT.

Terbentuk Dinding Yang Tak Tertembus di Dalam Air

Ketika air tawar tersebut tidak tercampur dengan air payau di bawah kedalaman laut, logika
manusia bakal menyatakan bahwa ada dinding yang dibangun di antara kedua sumber air tersebut.
Tetapi nyatanya dinding tersebut tak pernah dibuat oleh manusia. Kenyataannya adalah, ada
semacam dinding alamiah yang nyatanya tak tertembus & membuat air tawar serta air laut itu
menjadi terpisah. Dinding tersebut telah diciptakan oleh Allah & hal itu telah dijelaskan di dalam
Al-Qur'an.

Dalam Surat Ar-rahan ayat 19 - 21, tertulis bahwa,"Dia membiarkan dua laut mengalir yang lalu
keduanya berjumpa di antara kedua batas yang tidak dilampaui masing-masing. Maka nikmat
Tuhanmu yang manakah yang kita dustakan.". Dari penjelasan tersebut maka telah terbukti bahwa
sebelum ada manusia yang sanggup menyelami dasar samudera & juga sebelum ada manusia yang
mempunyai peralatan untuk membuat beberapa penelitian.
Al-Qur'an telah membahas bahwa ada tempat di bumi yang mempunyai pertemuan antara air tawar
& air asin, tetapi telah tersedia suatu dinding alamiah yang tak bisa ditembus oleh apapun juga.
Dengan cara ilmiah, fenomena ini disebut dengan fenomena Hidrogen Sulfida yang berarti adanya
pertemuan antara air payau & air tawar tetapi tidak tercampur. Bahkan fenomena ini juga membuat
air tawar yang berada di bawah laut tersebut mempunyai bentuk yang mengalir layaknya suatu
sungai. Jika dipikir memakai logika manusia biasa, maka tak ada yang sanggup membahasnya.
Tetapi ketika Allah telah berkehendak, maka apapun yang telah tertulis tentu bakal terjadi
contohnya apa yang telah dikehendakinya.

Sungai Air Tawar Yang Ditumbuhi Dedaunan


Sungai dalam laut menurut Al-quran tidak hanya sekedar terpisah dari air payau dengan cara alami,
tetapi ada hal lain yang menakjubkan dari fenomena sungai air tawar yang berada di kedalaman
laut. Tetapi, di kurang lebih tepian sungai air tawar tersebut, nyatanya ditumbuhi beberapa dedaunan
yang berada di sepanjang tepiannya. Contohnya layaknya sungai air tawar yang tersedia di daratan,
beberapa tipe dedaunan tumbuh di sepanjang sungai air tawar tersebut dengan meningkatkan
keindahan sungai air tawar di bawah laut tersebut.
Hal tersebut juga tertulis di dalam Al-Qur'an yang menyatakan bahwa ada pertemuan antara air
tawar & air laut, & hanya Allah SWT lah yang sanggup membuat pembatas antara kedua air
tersebut. Selagi ini, air tawar dengan jumlah yang lumayan tidak banyak itu tak mungkin bisa
dipisahkan dari air payau dalam jumlah yang sangat banyak yang tersedia di kurang lebihnya.

Walau terkesan mustahil, tetapi fenomena menakjubkan ini nyatanya terbukti di dunia ini. Telah
sesuai contohnya apa yang telah tertulis di dalam Al-Qur'an jadi faktakah.com juga tentu bakal
mempercayai hal fenomena tersebut sebagai salah satu keagungan Allah. Sungai di bawah laut telah
dijelaskan dalam Al-Qur'an menjadi salah satu bukti kuat bahwa Allah menciptakan semesta yang
penuh dengan misteri & juga bukti kebesaranNYA tentang keajaiban Alquran sungai bawah laut.

Sains Membuktikan Kebenaran Al-Qur'an Melalui Air Laut Selat Gibraltar Ahmad Dahlan. Selat
Gibraltar adalah sebuah selat yang memisahkan Laut Tengah dan Samudra Atlantik.Selat inidiberi
nama dalam bahasa Arab: , sedangkan orang-orang spanyol menyebutnya dengan sebutan
Estrecho de Gibraltar. Selat dengan posisi yang sangat strategis ini sering dilalui oleh kapal sejak
dahulu hingga hari ini, selain jalur perdagangan ada hal yang sangat unik dari selat yakni ketika
terjadi perang dunia ke II yakni kapal selam jerman selalu terjebak oleh arus laut yang kuat. Namun
jauh sebelum orang belajar sains dengan lengkap mengapa ada fenomena seperti ini terjadi Al-
Qur'an telah memberikan gambaran lengkap mengenai fenomen air di Selar Giblatar.

Pada Selat Gibraltar terdapat sebuah pertemuan dua jenis arus laut yang bersal dari laut yang
berbeda, yakni air laut dari Samudra Atlantik dan air laut dari Laut Mediterranean. Kedua
pertemuan ini ternyata tidak menghasilkan pencampuran air sebagaimana ketika kita
mencampurkan dua dari dua gelas menjadi satu. Perbedaan ini adalah adanya sekat yang sangat
jelas dari kedua air seperti ada pembatas diantara kedua air tersebut.

Air laut dari Samudra Atlantik yang berwarna biru cerah berbatasan dengan air berwarna biru gelap
berasal dari laut tengah. Meskipun keduanya merupakan air yang sama-sama terbentuk dari ikatan
kovalen, namun ternyata kedua air tidak bercampur satu sama lain. Kedua permukaan air terus
menerus menunjukkan seat hingga kedalaman 1000 meter dari permukaan laut. Selat Terluas di
Dunia Satu hal yang unik mengenai selat Giblatar, pada akhir awal abad ke 5, sebuah kitab yang
dianggap oleh sebagian umat tertentu sebagai kitab palsu ternyata telah membahas kejadian di selat
Giblatar, Jauh sebelum para saintis dapat mengetahui bahwa dua buah air ternyata tidak dapat
menyatu, Al-Qur'an telah memberikan gambaran tentang keduanya. Seperti yang dijelaskan dalam
firman Allah SWT yang disampaikan melalui Jibril sampai kepada Nabi Muhammad SAW pada
Surah Ar-Rahman ayat 19-22: Dia (Allah SWT) membiarkan dua
lautan mengalir yang keduanya kemudian bertemu. Antara keduanya ada batas yang tidak dilampaui
masing-masing. (Q.S. Ar-Rahman:19-20)

Air adalah senyawa yang paling banyak menutupi permukaan bumi, Sekitar 70 persen dari berada di
laut sebagai air asin dan sisanya adalah air tawar. Meskipun demikian, kedua air tersebut berasal
dari zat yang sama hanya saja ada yang memiliki siklus yang lebih lama sehingga banyak mineral
yang mengendap di lautan dan membuat air laut menjadi asin. Siklus air dimulai dari proses
penguapan karena adanya panas dari matahari, Laut dan samudra sebagai permukaan air terluas
menyumbang paling banyak awan hujan. Awan hujan kemudian tertiup angin ke daratan kemudian
menumpuk dan ketika terjadi penurunan suhu Uap air menjadi dingin dan turun sebagai air hujan.
Air hujan ini kemudian turun di permukaan bumi sebagai sumber kehidupan sebelum akhirnya
kembali lagi ke laut melalui sungai, pori-pori tanah dan sungai dalam tanah. Sayangnya kitab yang
dianggap palsu ini lagi-lagi menceritakan hal yang benar dan tidak ada keraguan di dalamnya.






Apakah kamu tidak memperhatikan bahwa sesungguhnya Allah menurunkan air dari langit, maka
diatur-Nya menjadi sumber-sumber di bumi kemudian ditumbuhkannya-Nya dengan air itu
tanaman-tanaman yang bermacam-macam warnanya, lalu ia menjadi kering lalu Kami melihatnya
kekuning-kuningan, kemudian dijadikan-Nya hancur berderai-derai.

Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat pelajaran bagi orang-orang yang
berakal. (QS.Az-Zumar,39:21).



Tidaklah

kamu melihat bahwa Allah mengarak awan, kemudian mengumpulkan antara (bagian-bagian)-nya,
kemudian menjadikannya bertindih-tindih. Maka, kelihatanlah olehmu hujan keluar dari celah-
celahnya dan Allah (juga) menurunkan (butiran-butiran) es dari langit, (yaitu) dari (gumpalan-
gumpalan awan, seperti) gunung-gunung.
Maka, ditimpakan-Nya (butiran-butiran) es itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan
dipalingkan-Nya dari siapa yang dikehendaki-Nya. Kilauan kilat awan itu hampir-hampir
menghilangkan penglihatan. (An Nuur 24, ayat 43) Manusia pada abad ke 5 yang memiliki ilmu
sains masih sangat terbatas pasti mengetahui bahwa jika dua air disatukan akan saling bercampur
satu sama lain, namun Al-Quran yang tidak datang dari manusia ternyata menunjukkan sebuah
kebenaran yang baru dapat dibuktikan oleh para ilmuwan sekitar 14 abad setelah diturunkan.
Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan,

Peristiwa yang terjadi pada selat Gibraltar akhirnya dijelaskan dengan ilmu sain dan menggunakan
perlengkapan lebih modern. Meskipun ikatan kovalen pada air harusnya menyatukan dua buah air
yang bercampur, hal ini sedikit berbeda untuk air yang sedang mengalir. Ahli kelautan modernen
menemukan fakta bahwa dua buah air dengan massa jenis yang berbeda yang bergerak akan
cenderung untuk mempertahankan keadaan masing-masing.

Peristiwa air laut di selat Gibraltar disebabkan oleh "Tegangan Permukaan" dari masing-masing air.
Tegangan permukaan mebuat seolah-olah ada sekat sangat tipis di antara kedua permukaan air
sehingga kedua air tidak bercampur sama sekali. Hal ini dijelaskan oleh seorang pakar kelautan
dalam sebuah buku berjudul Principles of Oceanography yang dikarang oleh Richard A Davis. Al-
Qur'an menjelaskan mengenai Sungai Bawah Laut. Selain dari hal yang telah terjadi pada selat
Gibraltar, dijelaskan pula jika air tawar dan air laut bertemu pada sebuah aliran yang sama maka
seharusnya akan ada sekat yang memisahkan antara keduanya. Fenomena yang dimaksud ini
bukanlah yang terjadi pada hilir sungai namun sebuah penemuan yang ditemukan pada awal abad
20 yang sempat menggemparkan dunia adalah adanya sungai bawah laut. Dikatakan sungai bawah
laut karena air tawar mengalir di dalam laut dan sama sekali tidak bercampur satu sama lain.
Dan Dialah yang membiarkan

dua laut yang mengalir (berdampingan); yang ini tawar lagi segar dan yang lain asin lagi pahit; dan
Dia jadikan antara keduanya dinding dan batas yang menghalangi. (QS. Al-Furqaan: 53).

Salah satu ayat yang ada dalam Al-Quran kembali lagi membuktikan kebenaran sains yang sulit
diterima oleh orang-orang ketika al-Qur'an diturunkan, namun jaminan isi yang datang dari Allah
SWT ternyata baru sanggup dibuktikan oleh manusia 14 abad kemudian melalui penemuan Air
Sungai dalam di Meksiko. Kajian ini memberikan jawaban bagi mereka yang meragukan Al-Qur'an
dengan dalil jika kisah Nasrani dan Yahudi di cabut dari Al-Qur'an tidak tersisa apa-apa, maka Allah
SWT memberikan jaminan dari kitab terakhir yang turun dari langit ini memang benar sebagai
petunjuk bagi manusia hingga akhir zaman. Bantahan Terhadap Kaum Non Muslim Terhadap
Keaslian Al-Qur'an Suatu ketika beberapa orang teman non muslim mengelak menganai kebenaran
Al-Qur'an, mereka meminta saya untuk menjelaskan Al-Qur'an tanpa disertai kisah Nasrani dan
Yahudi, teman saya berpendapat bahwa Al-Qur'an adalah kitab yang disalin oleh Muhammad SAW
dari kisah-kisah yang tertulis pada Injil. Saya yang sangat awam dengan Al-Qur'an karena tidak
bergelut dengan Al-Qur'an hampir tidak bisa menjawab apa-apa.
Hampir malu, namun ini adalah teguran yang baik agar saya belajar. Sampai suatu ketika saya
mengikuti kuliah Sejarah Fisika di Universitas Negeri Yogyakarta. Seorang doses memberi tugas
mencari seluruh sejarah mengenai Fluida, Beliau memberikan pengarahan untuk mencari setiap
tulisan dan bukti sejarah mengenai pembahasan Fluida. Ternyata dalam kajian kitab yang sudah
disebarkan pada akhir abad ke lima banyak membahas tentang Fluida dan kitab tersebut adalah Al-
Qur'an dan setelah bercerita dengan teman saya yang kuliah pada Pendidikan Ulama Tarjih
Muhammadiyah, ia memberikan penjelasan bahwa Nabi Muhammad adalah seorang yang buta
huruf, tidak bisa membaca dan menulis. Hal ini sangat luar biasa, bagaimana mungkin seorang yang
buta huruf bisa menyalin kisah lengkap dari Isa AS dan Musa AS yang pada saat itu diceritakan
dalam Injil. Jika memang benar Muhammad SAW butuh huruf bisa jadi ia mendengar cerita dari
teman teman mengingat ia telah berdagang dan menyampaikan ulang kepada orang Arab
menggunakan bahasanya.

Bantahan kebenaran Al-Qur'an melalui kisah Nasrani dan Yahudi mungkin saja dibenarkan
mengingat masih ada peluang Muhammad SAW mendengar kisah dari orang lain, namun hal yang
paling tidak bisa dibantah adalah adanya fakat sains yang pada saat itu tidak satupun kisah yang
menjelaskan tentang terpisahnya dua buah laut yang saling bertemu, sesuai dengan Surah Ar-
Rahman dan Al-Furqon. Meskipun kita sudah mengetahui bahwa Archimedes menemukan massa
jenis 2 abad sebelum masehi, namun tidak satupun yang memberi petunjuk ke arah fenomena laut di
selat Giblatar. Hebatnya lagi, Penemuan sungai dasar luat di Meksiko semakin mendukung
kebenaran Al-Qur'an yang bari ditemukan pada awal abad 20, pertanyaan balik kepada mereka yang
meragukan mungkin "Bagaimana mungkin seorang buta huruf, menyampaikan sesuatu yang belum
ada pada zamannya bahkan jauh setelah zamannya lewat barulah terbukti kebenarannya. Allahu
A'lam.

Sumber: http://www.ahmaddahlan.net/2016/05/kajian-filsafat-air-laut-Selat-Gibraltar-sains-islam-
al-quran.html

Anda mungkin juga menyukai